IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI SARANA PRASARANA DI SMPN 5 TANGERANG SELATAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh: Dhiza Namira Fatihany (1110018200045)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
Abstrak
Dhiza Namira Fatihany 1110018200045, Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 5 Tangerang Selatan. Skripsi, Jakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. April 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan. strategi diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Jenis metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, instrumen pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen : observasi awal, dokumentasi serta wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala TU dan beberapa guru Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan belum semuanya terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang ada seperti laboratorium biologi yang disatukan dengan gudang dan ruang guru yang kurang luas sehingga mengakibatkan suasana yang kurang kondusif. Kata Kunci : Strategi, Pengelolaan, Sarana dan Prasarana.
Abstract
Dhiza Namira Fatihany 1110018200045, Implementation Strategy Education Facilities and Infrastructure Management at SMPN 5 South Tangerang. Thesis, Jakarta: Program Management Studies Faculty of Education and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. April 2015 This study aims to determine the planning, procurement and maintenance of facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang. the strategy is defined as a plan to lead an army in order to always win the war. Education means that the equipment is directly used for the educational process, such as tables, rate i, class, and teaching media. Education infrastructure are all basic accessory device that indirectly support the implementation of the educational process at school. This type of method is carried out in this study is a qualitative research, using descriptive analysis approach, using research data collection instruments instruments: initial observation, documentation and interview with the school principal, vice principal fields of infrastructure, head of TU and some teachers The results showed that the planning, procurement and maintenance of facilities and infrastructure at SMPN 5 South Tangerang's not all done well. It can be seen from the state of some facilities of existing infrastructure such as biology laboratory and warehouse space together with teachers who are less extensive, resulting in an atmosphere which is less conducive. Keywords: Strategy, Management, Infrastructures.
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Rencana Strategi Sarana Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan“ penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal yang dapat penulis lakukan. Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga selaku dosen pembimbing kedua, saya sangat berterima kasih kepada beliau, karena beliau selalu memberi arahan kepada penulis dan teman-teman untuk segera menyelesaikan skripsi. 3. Dr. Fathi Ismail MM, dosen pembimbing pertama yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam hidupnya. Amin. 4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Alan Suherlan. S.Pd, MM. Kepala Sekolah SMPN 5 Tangerang Selatan yang dengan ramah dalam menerima dan membantu penulis selama proses penelitian. 6. Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini,
i
khususnya kepada Bapak Fatur Rachman, Ibu Umiyati S.Pd, Ibu Jumariah S.Pd, Bapak Haerudin S.Pd yang telah membantu penulis dalam penelitian. 7.
Buchori Muslim, S.Sos, suami yang baik, yang memberikan dorongan semangat moril maupun materiil. Yang selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarga kecil kami. Terimakasih banyak Ayah. Kamu yang terbaik.
8. H. Dadang Sutrisna, ayah yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dan mendapat gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah. 9. Hj. Sri Mulyati, Amih yang baik, yang selalu membantu mengurus dan menjaga Syaqilla semasa penulis menyelesaikan skripsi. 10. Kedua Kakak, Rizsky Pratama Sutrisna, S.Sos dan Rizsa Mulyawan, ST, serta kedua kakak ipar yaitu Anggraini Puspitasari SE, Robiatul Alawiyah
SE.
Terimakasih
telah
memberikan
semangat
dan
pengalaman kepada penulis. 11. Syaqilla Kanaya Adzra anak cantik yang memberikan senyuman semangat untuk bunda. Terimakasih sayang, kamu anak yang pintar. Bunda sayang Qilla selalu. 12. H. Supandi Mansyur dan Hj. Nuraini bapak dan mama mertua terimakasih sudah mendoakan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi. Untuk mama mertua semoga Allah memberikan mama kesehatan. Amin ya rabbal alamin 13. Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Popy Lukitawati, Ayunda Septiani, Nofita Dian, Ratih Kusumawati, Sity Nurjannah, Titin Khumedah, Nurul Aulia Islamika, makasih geng mecin udah mengajak penulis makan mecin terus dan Ari istiara yang rela mengorbankan
waktunya
untuk
membantu
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi, Lia Dahlia makasih udah jadi teman semasa
ii
bimbingan, serta memberikan motivasi dan mendoakan penulis. Terimakasih teman-teman. 14. Mba Apong Nurhayati. Terimakasih ya mba sudah membantu dalam mengurus rumah dan selalu menanyakan kapan wisuda, sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi. 15. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang.
Jakarta, 28 April 2015 Penulis
DHIZA NAMIRA FATIHANY S.
iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBARAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1 B. Identifikasi Masalah .........................................................................5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................5 D. Perumusan Masalah...........................................................................5 E. Tujuan Penelitian .............................................................................5 F. Manfaat Penelitian.............................................................................6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Pengertian Strategi ............................................................................7 1.
Perumusan Strategi ....................................................................8 a. Strategi Umum ..................................................................10 b. Strategi Operasional ..........................................................11
B. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan .......................... 13 2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................15 3. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................16 a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai ...............................16 b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan .....16 c. Ditinjau dari Hubungan dengan Proses Belajar .................17 4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ............................................18 a. Perencanaan ........................................................................18
iv
b. Pengadaan ..........................................................................20 c. Pemeliharaan ......................................................................24 C. Penelitian yang Relevan ..................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...........................................................30 B. Metode Penelitian ............................................................................30 C. Sumber dan Jenis Data ....................................................................31 1. Sumber Data .............................................................................31 2. Jenis Data ..................................................................................31 D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................31 E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .........................................................32 F. Analisa Data ...................................................................................34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................................35 1. Profil SMPN 5 Tangerang Selatan ............................................35 2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan ....................................................................36 3. Keadaan Siswa ..........................................................................38 4. Prestasi Siswa ...........................................................................39 B. Deskripsi dan Analisa Data .............................................................40 1. Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan ...........…40 2. Formulasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................................................................42 a. Perumusan Strategi .............................................................42 b. Strategi Umum ....................................................................46 c. Strategi Operasional ............................................................49 d. Implementasi
Strategi
Pengelolaan
Sarana
dan
Prasarana .............................................................................52 1) Perencanaan ..................................................................52
v
2) Pengadaan .....................................................................53 3) Pemeliharaan .................................................................56
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................59 B. Saran ...............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
Keterangan
Halaman
3.1
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
32
4.1
Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan
36
4.2
Data Tenaga Kependidikan
37
4.3
Data Siswa 3 Tahun Terakhir
38
4.4
Prestasi Akademik
39
4.5
Prestasi Non Akademik
39
4.6
Tabel Analisis SWOT
44
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
Keterangan
Halaman
3.1
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
41
4.1
Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan
41
4.2
Data Tenaga Kependidikan
41
4.3
Data Siswa 3 Tahun Terakhir
42
4.4
Prestasi Akademik
43
4.5
Prestasi Non Akademik
44
4.6
Tabel Analisis SWOT
49
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang perlu dimiliki setiap orang, untuk investasi di masa depan. Pada hakikatnya, pendidikan di zaman era globalisasi menuntut manusia untuk lebih kreatif. Dengan pendidikan SDM akan mudah atau mampu mengatasi masalah-masalah yang terdapat disebuah organisasi atau sekolah. Memang sesungguhnya bahwa manusia merupakan unsur terpenting dalam organisasi atau sekolah. Mengingat pentingnya unsur manusia itulah mengapa dalam menyusun suatu perencanaan atau program, jenis, jumlah dan kualifikasi para pelaksananya harus tergambar secara jelas.1Sekolah membutuhkan manusia-manusia yang pandai dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2 disebutkan bahwa “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.”2 1
Sondang P. Siagian, Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, 1993,Jakarta: CV. Haji Masagung, h.87 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2
1
2
Dalam konteks ini bahwa Pendidikan nasional harus berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang. Yang diharapkan peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agama, menjadi pribadi yang baik, taat kepada Tuhan yang Maha Esa, menerapkan kebudayaan nasional Indonesia dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Pada era globalisasi hal yang penting dipersiapkan adalah manusia yang berkompeten. Untuk melahirkan manusia tersebut harus melalui jalur pendidikan. Pada saat ini masyarakat semakin menyadari bahwa pendidikan sangat penting untuk menghadapi tantangan dimasa mendatang. Sumber daya manusia yang berkompeten juga dilahirkan untuk mengembangkan IPTEK, agar siap untuk menghadapi tantangan eksternal. Terbukti pada saat ini tekhnologi sudah masuk di dunia pendidikan. Dimana setiap siswa dapat mengakses informasi secara efisien dan efektif.Sekolah mempunyai pihak-pihak terkait mengenai perencanaan program pendidikan di sekolah. Pihak-pihak tersebut sangat dibutuhkan ide, ilmu pengetahuannya dalam merumuskan perencanaan strategis. Perencanaan strategis adalah suatu kegiatan jangka panjang yang dilakukan organisasi dalam menentukan strategi atau rancangan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi ke masa yang akan datang, apa saja yang dikerjakan, siapa yang melakukan, dan sebagainya, demi mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pentingnya perencanaan strategi adalah memberikan kerangka dasar mengenai perencanaan-perencanaan apa saja yang harus dibentuk, perencanaan strategi membantu akan pemahaman akan bentuk-bentuk perencanaan lainnya, perencanaan strategi memberikan konsepsi yang jelas bagi sebuah instansi untuk memformulasikan sasaran serta rencana-rencana yang dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi atau instansi. Perencanaan strategis mengandaikan bahwa sebuah organisasi harus tanggap terhadap lingkungan yang dinamis yang sulit diramal. Perencanaan strategis menekankan pentingnya membuat keputusan-keputusan yang menempatkan organisasi khususnya sekolah untuk berhasil menanggapi perubahan lingkungan. Fokus perencanaan strategis adalah pada pengelolaan
3
strategis, artinya, penerapan pemikiran strategis pada tugas pemimpin sebuah organisasi sekolah guna mencapai tujuan.3Perencanaan strategis memudahkan suatu organisasi untuk menentukan sasaran dan rencana-rencana yang dapat menunjang dalam proses pendidikan. Salah satunya yang dapat memajukan mutu sekolah adalah sarana dan prasarana. Sebagai lembaga pendidikan, dalam melaksanakan pendidikan tentu diperlukan hal-hal yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Proses kegiatan belajar memerlukan tempat yang layak sesuai standarisasi sarana prasarana yang ada, tempat yang nyaman untuk proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan
lancar.
Sarana
prasarana
yang
mengacu
untuk
keberlangsungan proses belajar mengajar setidaknya memiliki tempat yang layak untuk berlangsungnya proses KBM. Karena proses KBM yang baik juga ditunjang dari sarana-prasarana nya. Sarana prasarana yang memadai dapat membantu mencari informasi, membantu menggali informasi, memudahkan guru dalam memberikan materi dengan media-media pembelajaran yang aktif dan unik, sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Sarana prasarana yang baik tentu sesuai dengan standarisasi sarana prasarana. Menurut UU dan Peraturan Pemerintah RI pasal 42 ayat 2 “Bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang atau tempat yang lain diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.”4 Sarana prasarana pendidikan harus sesuai dengan rencana yang sudah dibuat, harus pula sesuai dengan standarisasi yang ada, sehingga ketercapaian tujuan terlaksana dengan baik. Untuk menunjang proses belajar mengajarpun bisa terlaksana dengan baik, dengan sarana prasarana yang memadai. Sekolah yang baik tidak hanya sekolah yang mempunyai guru yang berkompeten, 3
Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, 2005, Jakarta: Media Grafika, h.5 4 Undang-Undang dan Pemerintahan RI tentang Pendidikan. h.178
4
tetapi juga dilihat dari sarana prasarananya menunjang atau tidak. Maka setiap satuan pendidikan harus mengiuti standar yang ada. Sarana prasarana harus tersedia semaksimal mungkin untuk menjadi daya tarik calon peserta didik. Apabila sarana prasarana kurang memadai, maka akan menghambat pada keberlangsungan proses belajar mengajar yang merupakan hal terpenting untuk memberikan penjelasan secara lebih baik kepada peserta didik. Namun, bila pengelolaan sarana dan prasarananya tidak baik, akan terjadi ketidaktepatan dalam proses pengelolaannya, mulai dari cara
pengadaan,
penyimpanannya,
pemeliharaan
perlengkapan,
penginventarisasian, maupun penghapusan. Karena asbab tersebut banyak pengelola yang kurang memahami standarisasi dari sarana dan prasarana yang sebenarnya. Fenomena yang terjadi di sekolah adalah kurang nyamannya tempat belajar mengajar tersebut dikarenakan setiap hujan mengalami banjir, karena didalam sekolah ada sebuah sungai yang menghubungkan ruang kepala sekolah dengan ruang guru dan ruang kelas. Ketika banjir datang, air masuk sampai ke dalam semua ruangan. Yang pada akhirnya kepala sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Sehingga hal tersebut sangat mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung. Karena ketidaknyamanan tersebut, kepala sekolah mengambil sebuah kebijakan dengan mengajukan relokasi lahan agar tidak terjadi dengan hal-hal yang diinginkan kembali, tetapi belum ada respon yang diharapkan dari pihak Pemda. Pengelolaan sarana prasarana disekolah ini belum maksimal karena berbagai masalah yaitu keterbatasan dana yang menghambat proses pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan sapras. Sumber dana yang diterima oleh sekolah ini ada 3 yaitu dana BOS, BOSDA dan lain-lain. Dana yang diterima tidak bisa langsung diterima secara tepat waktu, sehingga dalam proses pengadaan, perbaikan harus menunggu dana cair. Missal, pada perbaikan, mengajukannya pada 2013 mungkin saja bisa terealisasinya pada tahun depan.
5
Sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak mulai dari sarana dan prasarananya, tetapi jumlah dana yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Birokrasi yang tidak udah sehingga masalah yang terjadi pada sarana dan prasarana disekolagh tidak dapat diselesaikan secara tepat waktu. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SMPN 5 kota Tangerang Selatan” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Lokasi gedung sekolah yang tidak strategis. 2. Keterbatasan dana yang menghambat keberlangsungan pencapaian fasilitas secara optimal. 3. Dana yang turun dari pusat tidak tepat waktu. 4. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan. 5. Belum optimalnya strategi pengelolaan yang digunakan 6. Keterbatasan pemahaman tim khusus mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Belum maksimalnya pencapaian strategi perencanaan dalam mengelola sarana prasarana. 2. Ketidaksesuaian antara jumlah dana dan kebutuhan sarana dan prasarana.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka dapat dilakukan perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana implementasi strategi pengelolaansarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan”
6
E. Tujuan Penulisan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui strategipengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 5 Tangerang Selatan. 2. Mengetahui strategi umum dan strategi operasional di SMPN 5 Tangerang Selatan dalam implementasi strategi sarana dan prasarana. 3. Mengetahui proses perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan di SMPN 5 Tangerang Selatan
F. Manfaat Penulisan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan informasi baru yang berguna, khususnya dibidang manajemen pendidikan dalam mengelola sistem pendidikan, terkait dengan program sarana prasarana demi menunjang kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi masukan, ide, gagasan, dan mampu memberikan sumbangan pemikiran pada pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, bahwa mutu pendidikan tidak hanya terukur oleh kualitas tenaga pendidik, tetapi juga dari sarana prasarana pendidikan. 3. Bagi pembaca, penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi bagi sekolah untuk termotivasi dalam mencapai strategi sarana prasarana pendidikan agar menjadi lebih berkualitas.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Strategi Menurut Crown Dirgantoro kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang jelas, dan lain sebagainya.1 Bambang Tri Cahyono menjelaskan strategi diartikan sebagai suatu rencana untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. selain itu beliau juga menjelaskan strategi dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi.2 Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi yang dijelaskan oleh Jain sebagai berikut: a. Sumber daya yang dimiliki terbatas. b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi. 1 2
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, ( Jakarta: PT.Grasindo, 2004) cet.II, h.5 Bambang Tri Cahyono, Manajemen Strategi, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996), h.3
7
8
c. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi. d. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu. e. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.3 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana
untuk menghadapi peperangan, dimana seorang pemimpin yang
memimpin suatu perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga sebuah arahan, tujuan, seni untuk mengimplementasikan dalam sebuah kegiatan yang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Strategi dibutuhkan ketika harus mengelola sumber daya, bagaimana sumberdaya yang terbatas bisa dimanfaatkan secara maksimal. Strategi dibutuhkan ketika ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing, selain itu komitmen sumberdaya tidak dapat diubah lagi maka strategi harus bekerja untuk menjalankan komitmen sehingga komitmen tersebut
dapat
berjalan sesuai
yang
direncanakan. Strategi juga dibutuhkan ketika keputusan-keputusan harus dikoordinasikan
sepanjang
waktu,
karena
sebuah
keputusan
harus
dikoordinasikan kepada karyawan atau bawahan yang bekerja sama dalam menjalankan strategi agar strategi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Biasanya pengendalian inisiatif dapat dilakukan secara berlebih, karena inisiatif datang dari diri manusia dari akal manusia, kesalahankesalahan yang dilakukan manusia bisa diberantas dengan strategi yang baik dan benar. Strategi bisa digunakan untuk mensukseskan rencana-rencana yang telah direncanakan agar tercapainya sebuah rencana yang telah ditentukan. 1. Perumusan Strategi Perumusan strategi yang sukses tidak menjamin implementasi strategi yang sukses. Pada kenyataannya lebih sulit dalam melaksanakan implementasi
daripada
mengatakan
bahwa
sedang
berusaha
melakukannya (perumusan strategi). Meskipun berhubungan, tetapi implementasi dengan perumusan berbeda konsep. Formulasi strategi dan impementasi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal sebagai berikut: 3
Bambang tri cahyono, Manajemen Strategi, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1996), h.3
9
a. Perumusan strategi adalah memosisikan kekuatan sebelum dilakukan tindakan b. Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola semua hal selama tindakan dijalankan c. Perumusan strategi berfokus pada efektivitas d. Implementasi strategi berfokus pada efisiensi e. Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual f. Implementasi strategi terutama adalah proses operasional g. Perumusan strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang baik h. Implementasi strategi membutuhkan motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan i. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi di antara beberapa individu j.
Implementasi strategi membutuhkan koordinasi di antara banyak individu.4 Perumusan strategi tidak selalu menjamin implementasi yang baik.
Karena
pada
hakikatnya
implementasi
lebih
sulit
daripada
perencanaannya, hambatan-hambatan selalu datang dan selalu mencari solusi yang terbaik agar tercapainya implementasi yang maksimal. Perbedaan-perbedaan yang melihatkan bahwa perumusan strategi dengan implementasi strategi sangat berbeda konsep tetapi tetap berhubungan yaitu perumusan strategi lebih kepada perencanaan sebelum dilakukannya tindakan. Perumusan menitikberatkan pada efektivitas atau tepat guna sedangkan implementasi strategi lebih kepada tepat sasaran. Perumusan strategi terutama adalah proses intelektual sedangkan implementasi proses operasional, karena perumusan strategi lebih kepada pemikiran yang matang agar terkonsep dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Sedangkan implementasi lebih kepada proses yang dijalankan. Perumusan 4
339
Fred R. david, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) edisi 10 h.338-
10
strategi membutuhkan keahlian intuitif dan analisa yang baik jadi perumusan strategi harus mmpunyai keahlian evaluasi yang tepat secara cepat dengan analisa yang baik. Implementasi strategi membutuhksn motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan. Pada penerapannya proses implementasi membutuhkan kepemimpinan untuk memonitori target target yang ingin dicapai. Perumusan strategi membutuhkan koordinasi setiap individu karna perumusan strategi dibuat oleh team-team yang bersangkutan, tidak banyak campur tangan tetapi hasil yang memuaskan. Sedangkan implementasi strategi harus dengan persetujuan atau kerjasama oleh banyak individu, karena pada penerapannya lebih sulit daripada perumusannya, jadi membutuhkan banyak orang seperti contoh di sekolah yang dibantu oleh karyawan, guru, dan staf-staf lain.
a. Strategi Umum Para perancang sistem perencanaan sepakat tentang
pentingnya
peran strategi umum. Strategi umum sering disebut dengan strategi induk atau bisnis, memberikan arah bagi tindakan-tindakan strategik. Mereka
merupakan
dasar
bagi
tindakan
terkoordinasi
dan
berkesinambungan yang diarahkan untuk mencapai sasaran bisnis jangka panjang. Strategi umum menetapkan periode waktu untuk mencapai sasaran jangka panjang.
5
Jadi, suatu strategi umum dapat
didefinisikan sebagai rencana induk yang pedoman tindakan-tindakan penting yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan harus mempunyai strategi umum karena merupakan acuan untuk mencapai tujuan. Tujuan strategi umum ada dua: (1) menyajikan, menguraikan, membahas yang perlu dipertimbangkan para manajer strategic dan (2) menyajikan ancangan untuk memilih salah satu strategi umum yang optimal dari alternative-alternatif yang ada. 5
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, (Jakarta: Binarupa Aksara,1997), jilid 1, h. 289.
11
Dari tujuan strategi umum dapat disimpulkan bahwa strategi umum membahas hal-hal yang akan dipertimbangkan sehingga tidak salah langkah dalam mengimplementasikannya. Strategi umum juga menyajikan rencana yang optimal dari alternative yang telah disediakan.
b. Strategi Operasional Rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh menyimpang dari Renstra sehingga antara renstra dan Renop harus terkait dan terdapat benang merah. Renstra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbing oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Berikut langkah-langkah menyusun
rencana
operasional
yaitu
(1)
melakukan
analisis
lingkungan sekolah saat ini, (2) melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini, (3) melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun kedepan, (4) merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu
tahun
kedepan,
(5)
merumuskan
tujuan
tahunan,
(6)
mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya, (7) melakukan analisis SWOT, (8) menyusun langkahlangkah pemecahan persoalan, (9) menyusun rencana program sekolah, (10) menentukan milestone (output apa dan kapan dicapai), (11) menyusun rencana biaya, (12) menyusun rencana pelaksanaan program, (13) menyusun rencana pemantauan dan evaluasi, (14) membuat
jadwal
pelaksanaan
program,
(15)
penanggungjawab program.6
6
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung : PT.Refika Aditama,2009) cet-2, h.104
menentukan
12
Dapat disimpulkan bahwa rencana operasional disusun berdasarkan Renstra dan tidak boleh menyimpang, karena akan menjadi pedoman dalam menjalankan monitoring dan evaluasi terhadap proses disekolah. Terdapat langkah-langkah dalam rencana operasional yaitu melakukan analisis lingkungan sekolah, analisis lingkungan ini menitikberatkan pada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh pada operasional sekolah. Selanjutnya melakukan analisis sekolah saat ini, analisis ini dilakukan dalam menganalisis internal yang ada disekolah yang akan dan mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan. Melakukan analisis satu tahun kedepan dimaksudkan agar sekolah dapat mempunyai potret sekolah yang diharapkan pada satu tahun kedepan, menentukan kesenjangan antara situasi sekolah dan yang akan diharapkan satu tahun kedepan sehingga apa yang diharapkan sekolah dapat dicapai. Merumuskan tujuan atau sasaran merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang lebih rinci terukur dari lima tahunan dalam renstra. Melakukan identifikasi terhadap fungsifungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Melakukan analisis swot untuk mengenali tingkat kesiapan pada sekolah tersebut. Merumuskan alternative pemecahan persoalan yang dimaksudkan agar ketika planning A tidak dapat berjalan atau gagal sekolah juga harus memilki planning B untuk memberikan solusi yang tepat. Pihak terkait seperti kepsek, komite sekolah dll menentukan program-program untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Menentukan tonggaktonggak keberhasilan yaitu apa saja yang menjadi kunci keberhasilan dalam waktu kapan akan dicapai. Menyusun rencana biaya atau yang disebut dengan RAPBS. Didalam RAPBS sudah jelas bahwa setiap program atau kegiatan harus nampak jelas dan terperinci untuk memudahkan dalam menentukan dana yang diperlukan.
13
Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program lebih kepada cara untuk mensukseskan tujuan yang akan dicapai. Menyusus rencana evaluasi yang dimaksudkan agar setiap kegiatan dapat terkontrol dan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Jika program-program telah disusun makan diperlukan alokasi waktu atau membuat jadwal pelaksanaan program. Setiap kegiatan harus menentukan siapa yang menjadi penanggungjawab program agar setiap kegiatan dapat dipertanggungjawabkan. B. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan Guru merupakan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan proses pendidikan. Guru juga harus mampu mengelola proses belajar mengajar secara professional. Namun, bukan berarti bahwa unsur-unsur lain tidak pentiing dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu yang penting pula dalam proses kegiatan pendidikan ialah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pendidikan tentu memiliki peran yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pendidikan dewasa ini menuntut pendidikan untuk terus mengikuti perkembangan zaman, tekhnologi yang dibutuhkan, tidak terlepas oleh pentingnya sarana dan prasarana yang diperlukan dan dibutuhkan oleh murid. Sarana dan prasarana pendidikan sangat menunjang proses kegiatan belajar mengajar untuk menjadikan proses pendidikan lebih baik efektif dan efisien. Sarana prasarana sekolah harus dipelihara dengan baik agar nilai kegunaannya terjaga sehingga proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Berikut definisi sarana dan prasarana pendidikan menurut para ahli.
14
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing terkenal dengan istilah “school plant administration”, yang mencakup lahan, bangunan, perabot, dan perlengkapan pendidikan/sekolah.7 Menurut Sri Minarti, Sarana pendidikan yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran.8 Menurut Ibrahim Bafadal, Sarana pendidikan adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah.9 Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat, baik itu peralatan, bahan maupun perabot yang secara langsung digunakan dalam penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Menurut Ali Imron dan kawan-kawan, Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.10 Menurut Suryadi, prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan.11 Dari definisi menurut para ahli diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sarana dan prasarana pendidikan adalah segala proses kegiatan pendidikan yang direncanakan yang dapat menunjang proses kegiatan pendidikan baik menunjang secara langsung maupun tidak langsung. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar akan mendapat nilai penting demi terciptanya suasana belajar yang baik. Sarana prasarana juga mejadi aspek yang penting karena adanya tempat untuk belajar, media-media untuk menyampaikan materi akan menjadikan guru lebih mudah dalam menjalankan proses kegiatan belajar mengajar. Sarana dan 7
Suryadi., Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.125 8 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 251 9 Ibrahim Bafadal., Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) cet-1, h. 2 10 Ali Imron, dkk, Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1 h.85 11 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.124
15
prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah.
2. Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara umum tujuan sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan layanan pendidikan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah sebagai berikut : a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan saksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien. b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.12 Tujuan daripada sarana prasarana adalah memberikan layanan pendidikan yang baik, memfasilitasi berjalannya proses belajar mengajar demi terciptanya pembelajaran yang nyaman. Sarana prarasara diupayakan baik karena sekolah memerlukan fasilitas untuk dilakukannya pembelajaran. Karena sarana prasarana dapat membantu berjalannya program pemerintah yang tertera pada UUD 1945 yaitu mencerdaskan anak bangsa. Salah satunya melalui sarana dan prasarana yang baik dan berkualitas.
12
Ali Imron, dkk, Manajemen Pendidikan Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1, h.86-87
16
3. Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan Sehubung dengan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungan dengan proses belajar mengajar. a. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. (1) Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative singkat, seperti kapur tulis, sepidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran IPA. (2) Sarana Pendidikan yang Tahan Lama Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relative lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer, dan peralatan olahraga.
b. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan (1) Sarana Pendidikan yang Bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa
digerakan
atau
dipindah
sesuai
dengan
kebutuhan
pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan kemana saja. (2) Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak Sarana pendidikan yang tidak bergerak, yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relative sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta saluran air dari PDAM/ semua yang berkaitan dengan itu seperti
17
pipanya, yang relative tidak mudah untuk dipindahkan ke tempattempat tertentu.
c. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar Dalam hubungannya proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, sepidol, alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang digunakan buru dalam belajar mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip dikantor.13 Macam-macam sarana dan prasarana dapat dibedakan menjadi 3 klasifikasi dari bermacam sudut yaitu habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat digunakan dan hubungan dengan proses belajar. Dilihat dari sudut habis tidaknya dipakai ada dua macam sarana pendidikan yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan yang tahan lama. Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala alat yang digunakan dapat habis dalam waktu yang cepat atau singkat seperti spidol, kapur tulis dan lain-lain. Lalu sarana pendidikan yang tahan lama adalah segala bahan atau fasilitas yang digunakan dapat bertahan lama atau dapat habis dalam waktu yang lama seperti bangku, kursi, meja dan lain-lain. Adapun dari sudut bergerak tidaknya pada saat digunakan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sarana pendidikan yang bergerak dansarana pendidikan yang tidak bergerak. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana atau fasilitas sekolah yang digunakan dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai fungsinya seperti lemari, meja, dan lain-lain.
13
Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011) cet-1 h.254-256
18
Selanjutnya sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak adalah sarana yang tidak dapat digerakkan atau dipindahkan contohnya adalah tanah, gedung dan lain-lain. Dilihat dari sudut yang ketiga yaitu hubungannya dengan proses mengajar adalah sarana yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar seperti buku, ruang kelas, alat pelajaran (alat peraga), LAB dan-lain-lain. Dan sarana yang tidak langsung dalam proses belajar mengajar adalah taman, lapangan upacara dan lain-lain. Tetapi dalam hubungannya semua menjadi satunkesatuan untuk menunjang proses belajar mengajar agar lebih bermutu. 4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Administrasi sarana sering disebut juga sebagai administrasi materiil atau administrasi peralatan adalah segenap proses penataan yang bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.14 Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik. Manajemen yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan dan (8) Penghapusan 15 Dalam pembahasan ini tentu tidak mungkin penulis membahas semua secara keseluruhan dan terperinci. Berikut hanya dibahas tiga hal,yaitu : (1) perencanaan, (2) pengadaan, dan (3) pemeliharaan sarana dan prasarana.
a. Perencanaan Ditinjau dari arti katanya, perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau programprogram 14
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejujuran, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990) h.81 15 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) h.125.
19
yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.16 Suatu kegiatan administrasi/manajemen/pengelolaan yang baik dan tidak gegabah (sembrono) tentu diawali dengan suatu perencanaan (planning/programming) yang matang dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. perencanaan yang baik dan diteliti akan berdasarkan analisis kebutuhan, dan
penentuan
skala
prioritas
bagi
kegiatan-kegiatan
untuk
mendapatkan urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan tersedianya dana dan tingkat kepentingannya.17 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal dari kara rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang.18. Perencanaan dapat dilakukan jika sudah dibutuhkan. Untuk kebutuhan alat pelajaran atau media pendidikan yang pengadaannya dapat melalui prosedur sederhana, maka kebutuhan untuk tahun berikutnya segera dapat terpenuhi. Sedangkan jika kebutuhan alat pelajaran/media pendidikan yang prosedurnya sulit (harganya tinggi dan membutuhkan usaha pengumpulan uang), maka kebutuhan itu dapat terpenuhi bila sudah ada uang. Menyesuaikan dengan kebutuhan ini, maka perencanaan tidak boleh mendadak. Semuanya disesuaikan dengan mendesaknya kebutuhan dan tenggang waktu yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan. Selanjutnya perencanaan dilakukan bila ada perubahan kurikulum atau materi pelajaran, maka perencanaan dilakukan sesuai dengan datangnya peraturan baru tersebut dengan 16
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003) cet-1, h.26. 17 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 114 18 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 250
20
pertimbangan waktu dan biaya yang tersedia. Kebutuhan akan sarana prasarana tidak bisa dilakukan mendadak karna mengingat biaya yang harus dikeluarkan harus dipersiapkan. Tetapi juga dapat disortir mana yang lebih penting mana yang tidak, dalam arti mana yang harus diprioritaskan. Kebutuhan sarana prasarana memang penting demi menunjangnya
kegiatan belajar mengajar tetapi harus
adanya
perencanaan pengadaan yang benar, tidak semata-mata yang tidak begitu dipentingkan menjadi penting adanya. Setelah dijelaskan beberapa pengertian mengenai perencanaan selanjutnya akan dibahas prosedur perencanaan yang menurut Boeni Soekarno dapat dibagi menjadi beberapa langkah-langkah, yaitu: 1) Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan setiap unit kerja sekolah 2) Menyusun rencana perlengkapan sekolah untuk periode tertentu. 3) Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya 4) Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang telah tersedia 5) Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan dengan dana atau anggaran yang ada 6) Penetapan rencana akhir.
b. Pengadaan Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.19 Pengadaan adalah semua kegiatan 19
Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 258
21
penyediaan sekolah.
perlengkapan
untuk
menunjang
pelaksanaan
tugas
20
Dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyediakan apa-apa saja yang dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi oprasional pertama
dalam
manajemen
sarana
dan
prasarana
pendidikan
persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.21 Pemilihan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan oleh sekolah, dengan tetap mengacu kepada standard an pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau provinsi dan kabupaten/kota.22 Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1) Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi. 2) Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaanya, kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.
20
Piet A. Sahertian , Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h.
176 21
Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h.259 22 Sri Minarti, Manajemen SekolahMengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) h. 12
22
3) Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan reinventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki dan dipisahkan untuk diserahkan kepada orang yang dapat memperbaikinya. 4) Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi, modifikasi maupun tidak. 5) Mencari dana bila belum ada. Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana baik dari dana rutin maupun non rutin. 6) Menunjuk
seseorang
untuk
melaksanakan
pengadaan
alat.
Penunjukkan ini sebaiknya mengingat beberapa hal yaitu keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya. 23 Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Sejalan dengan pembicaraan didepan maka pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut: 1) Pengadaan tanah Untuk pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara membeli, menerima hibah, hak pakai atau menukar.24 2) Pengadaan bangunan Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilaksanakan dengan membangun/mendirikan
bangunan baru, membeli,
menyewa,
menerima hibah atau menukar (pada prinsipnya sama dengan pengadaan tanah) 3) Pengadaan perabot Yang dimaksud dengan perabot ialah barang-barang rumah tangga
yang
fungsinya
sebagai
tempat
penyimpanan
pengamanan dari alat-alat atau bahan-bahan yang
23
atau
antara lain
Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 259. 24 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 137
23
meliputi: meja tulis, kursi, almari, rak, filling kabine, brankas dan lain-lain. Cara pengadaan perabot dapat dilakukan dengan membeli, membuat sendiri atau menerima bantuan/sumbangan. a) Membeli perabot dapat berwujud barang jadi (readystock) dan membeli dengan pesanan yang sesuai dengan syarat dengan ukuran anatomis, teknis kontruksi dan kualitas bahan. b) Membuat sendiri dapat dimungkinkan dalam rangka praktik serta disesuaikan
dengan biaya dengan kemampuan yang
tersedia. c) Menerima bantuan dan sumbangan dari donator seperti BP3 yang bersifat tidak mengikat, dilaksanakan dengan proses verbal. 4) Pengadaan kendaraan/alat transportasi Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau barang untuk di darat, di air dan di udara. Khusus untuk sekolah hanya kendaraan darat dan air. Dewasa ini pengadaan kendaraan untuk sekolah dilakukan oleh pemerintah pusat. 5) Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor (ATK) Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga, media dan alatalat praktikum), alat-alat kantor (mesin ketik, mesin hitung, alat penyedot debu, sapu dan sebagainya) dan alat tulis kantor (kertas, tinta, map dan sebagainya) dapat diadakan sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu untuk jumlah besar tertentu melalui lelang/tender dengan tekanan. Kekurangan ATK dalam jumlah kecil dapat diadakan/dibeli melalui dana taktis.25
25
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 137-138
24
c. Pemeliharaan Menurut Ary H. Gunawan yang dimaksud dengan pemeliharaan perlengkapan ialah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan atau siap pakai.26 Agar semua sarana prasarana di sekolah dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa menimbulkan gangguan atau hambatan. Maka perlu di adakan pemeliharaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan dari adanya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut. 2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. 3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan teratur. 4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.27 Selain dari tujuan tersebut, pemeliharaan sarana dan prasarana juga bermanfaat dalam proses pembelajaran atau proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan adanya pemeliharaan yang baik, sarana prasana menjadi awet dan tahan lama, sehingga tidak diperlukan pergantian sarana prasarana dalam waktu singkat. Adanya pemeliharaan yang baik juga dapat meminimalisir biaya perbaikan sarana prasana yang berlebihan. Ada beberapa macam pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.
26
Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) h.
195 27
Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 269.
25
1) Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan tersebut cocok untuk perawatan mesin. Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, perbaikan berat. 2) Ditinjau
dari
waktu
pemeliharaannya
ada
dua
macam
pemeliharaan sarana prasarana pendidikan disekolah 3) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu. 4) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok.28 Dalam mengelola sarana prasarana diperlukan pemeliharaan yang terus menerus agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan baik secara berkala. Pemeliharaan dilakukan dalam suatu jangka waktu tertentu. Pelaksanaan pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan orang lain. Pemeliharaan berkala menurut keadaan barang dibedakan menjadi : 1) Pemeliharaan barang habis pakai Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relative singkat.29 Sarana pendidikan yang bisa habis dalam kurun waktu yang singkat bisa sebagai contoh adalah kapur tulis yang sering digunakan oleh guru untuk pembelajaran. 2) Pemeliharaan barang tidak habis pakai/tahan lama Pemeliharaan barang habis pakai merupakan cara penyimpanan atas barang itu sebelum ia pakai. Pemeliharaan tahan lama antara lain:
28
Ali Imron, dkk. Manajemen Pendidikan, (Malang: Penerbit Universitas Negri Malang, 2003) cet-1 h.91 29 Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasiny, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004) cet-II h.2
26
a) Mesin/alat praktek dan kantor (mesin tulis, mesin jahit, mesin pembangkit
tenaga
listrik,
dan
lain-lain),
memerlukan
pemeliharaan sehari-hari dan berkala yang dilakukan oleh pegawai yang bertanggungjawab atas barang tersebut dengan cara
membersihkan
debu,
menutup
kembali
setelah
dipergunakan. Pemeliharaan alat-alat harus sesuai dengan ketentuan pabrik. b) Mebel (perabot) memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan perbaikan jika ada kerusakan. c) Gedung
memerlukan
pemeliharaan
sehari-hari
seperti
pembersihan, pengecatan secara berkala, perbaikan atas kerusakan baik ringan maupun berat. d) Kendaraan, memerlukan pemeliharaan sehari-hari, berkala dan perbaikan kerusakan. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh pengemudi dengan cara pembersihan kendaraan, memeriksa air radiator, membersihkan dan memeriksa air aki, bila terdapat kerusakan segera mengurus perbaikan kendaraan, pemeliharaan berkala misalnya servis, sesuai dengan ketentuan pabrik. e) Buku-buku. Pemeliharaan buku dilakukan setiap hari dan berkala, pembersihan sehari-hari dengan cara membersihkan debu, pemeliharaan berkalanya dengan cara menyemprot buku dengan obat anti hama. f) Alat-alat laboratorium. Pemeliharaan sehari-hari dan sebagian pemeliharaan berkala, alat-alat yang mudah pecah ditempatkan pada kotak-kotak khusus, pemeliharaannya sesuai dengan petunjuk pabrik. g) Tanah.
Pemeliharaannya
hanya
berupa
pemagaran
dan
pembersihan.30
30
Piet A. Sahertian, Dimensi AdministrasiPendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994) cet-1 h. 196-198
27
Agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat berfungsi
dan
digunakan
dengan
lancar
tanpa
banyak
menimbulkan gangguan/hambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan adanya unsure-unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula, disebut pemeliharaan atau perawatan. Kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran
waktu
dan
menurut
ukuran
keadaan
barang.
Pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari (setiap akan/sesudah memakai) dan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), misalnya 2 atau 3 bulan sekali (seperti mesin tulis) atau setelah jarak tempuh (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu (mesin statis). Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barangnya dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai, seperti pemeliharaan terhadap ketras, kapur dan sebagainya dengan penimpanan yang baik (aman, tidak lembab, bebas hama, dan sebagainya), sebelum barang tersebut dipakai seperti mesin tulis, kendaraan dan sebagainya dilakukan servis bila keadaan pemakaiannya ternyata sudah kurang enak atau kurang lancar, secara rutin berkala. Pemeliharaan terhadap tanah dan gedung, dilakukan dengan pembersihan, pengecatan, menyapu, mengepel dan sebagainya.31 Pemeliharaan dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu, bisa satu hari sekali, sebulan sekali bahkan setahun sekali. Pemeliharaan dilakukan agar sarana dan prasarana masih dapat berfungsi dengan baik. Pengecekan terhadap sarana prasarana harus dilakukan rutin dan harus ada laporan-laporan. 31
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 146
28
Misalnya ada barang yang rusak dan harus diganti, sehingga dapat diberikan solusi segera. Pihak-pihak terkait yang dapat melakukan pemeliharaan adalah semua pihak yang ada disekolah, baik kepala sekolah, guru, murid, serta staf-staf yang lain. Pihak-pihak ini harus ikut andil dalam proses pemeliharaan sarana prasarana disekolah. Karena penggunaan pada sarana dan prasarana dilakukan bersama-sama.
C. Penelitian yang Relevan 1. Fakih Mufti (107018203835), Implementasi Standar Sarana & Prasarana Dalam Menunjang Keberhasilan Program Rintisan Sekolah Internasional (Studi Kasus di SMKN 1 Rangkasbitung). Berdasarkan hasil penelitian, implemetasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar umum seperti ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium computer dan ruang laboratorium bahasa dapat dikatakan telah menunjang untuk keberhasilan program RSBI yang ada di SMKN 1 Rangkasbitung, walaupun
masih
ada
beberapa
hal
yang
harus
disempurnakan.
Implementasi standar sarana dan prasarana kelompok ruang belajar khusus atau ruang praktik untuk masing-masing jurusan belum mampu menunjang keberhasilan program RSBI yang dimiliki oleh SMKN 1 Rangkasbitung, dan itu terlihat dari belum adanya beberapa ruang praktik yang harus dimiliki oleh setiap jurusan dalam menunjang proses pembelajaran. Dari 5 jurusan yang ada, hanya Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan saja yang hamper memenuhi jumlah ruang praktik yang harus dimiliki. 2. Moh. Jakfar Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah di SDN Sawah 1 Ciputat, Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data tentang impelentasi sarana dan prasarana sekolah di SDN Sawah 1 Ciputat dengan bentuk pelaksanaan yakni perencanaan kebutuhan, pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan inventarisasi, serta
29
pengawasan. Dari keseluruhan pelaksanaannya sudah mencapai nilai yang cukup efektif, adapun yang menjadi perhatian, yakni dalam bidang pemeliharaan yang memerlukan peningkatan dengan menerapkan 5P, yakni penyadaran, pemahaman, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pembiasaan serta pendataan dalam pelaksanaannya. Berikutnya, dalam bidang penyimpanan yang membutuhkan perluasan ruangan untuk barang yang sudah tak layak pakai.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 5 Tangerang Selatan yang beralamat di Jalan Prima Barat no.59 Komplek Pondok Kacang Prima, Pondok Aren. Penulis memilih sekolah ini sebagai objek penelitian karena letak yang strategis dan sekolah ini merupakan sekolah unggulan di Tangerang Selatan yang memiliki manajemen sekolah yang baik serta memiliki fasilitas belajar yang sudah menunjang. Dari sekolah inilah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan yang dimulai dari Oktober hingga akhir Desember 2014.
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan dari deskripsi ini membantu pembaca mengetahui apa yang terjadi di lingkungan di bawah pengamata, seperti apa pandangan partisipasi dan seperti apa peristiwa dan aktifitas yang terjadi di latar penelitian.1 Alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah untuk mendapatkan penjelasan 1
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) h. 174
30
31
deskriptif dan mengeksplorasi suatu fenomena atau masalah sosial yang sebenarnya dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Dalam hal ini penelitian akan mengadakan observasi untuk mengumpulkan keterangan seluas-luasnya mengenai hal tersebut.
C. Sumber dan Jenis Data 1. Sumber Data Sumber Pengumpulan data ini adalah dari Kepala Sekolah SMPN 5 Tangerang Selatan, Wakil Bidang Sarana Prasarana SMPN 5 Tangerang Selatan, Staff TU SMPN 5 Tangerang Selatan. Penulis juga melakukan studi dokumentasi dan observasi untuk menguatkan hasil penelitian.
2. Jenis Data a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, wakil bidang sarana prasarana, ketua TU dan guru bidang studi untuk memperoleh data implementasi strategi pengelolaan sarana prasarana pendidikan. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari keadaan sekolah dan profil sekolah, dokumen-dokumen atau foto yang berisi sarana prasarana sekolah tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data Adapun instrument yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung kepada pimpinan, wakil bidang sarana prasarana beserta staff TU mengenai sarana prasarana yang ada di SMPN 5 Tangsel. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi
32
langsung dari informan secara lebih jelas tentang sarana prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan. 2. Observasi yaitu mengadakan pengamatan mengenai sarana prasarana yang ada disekolah dan pencatatan hal-hal apa yang terjadi dalam penelitian yang dianggap penting sebagai tambahan memperoleh informasi. 3. Studi Dokumentasi yaitu dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), seperti dokumen, foto, bahan statistic. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya kondisi sarana dan prasarana yang ada di SMPN 5 Tangsel. Selain foto, bahan statistic juga dapat memberikan informasi seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi.
E. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi di SMPN 5 Tangsel. Pada penelitian ini yang dapat dijadikan pedoman sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument wawancara Fokus
Dimensi 1. Perumusan Strategi
Sub Dimensi 1. Strategi umum 2. Strategi operasional
Indikator 1. Kondisi internal dan eksternal sarana prasarana sekolah. 2. Perumusan strategi umum mengenai sapras. 3. Mekanisme
33
pembuatan perencanaan kebutuhan sapras. 4. Solusi dalam penyusunan strategi operasional.
Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana Prasarana
2. Proses
1. Perencanaan
1. Langkah-langkah
Sarana
2. Pengadaan
dalam mengetahui
Prasarana
3. Pemeliharaan
kebutuhan sarana prasarana. 2. Perencanaan anggaran dalam mengalokasikan biaya. 3. Sumber anggaran alternative. 4. Proses pengadaan sarana prasarana. 5. Cara pemeliharaan sarana prasarana. 6. Upaya pemeliharaan terhadap sarana prasarana yang tidak terpakai. 7. Laporan periodik sarana prasarana.
34
F. Analisa Data Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar semua data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti (peneliti), akan tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasi, diolah dan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan. Data-data yang ditemukan dilapangan akan disajikan dan dijelaskan secara terperinci sehingga dapat diciptakan suatu konsep atau penarikan kesimpulan tentang penerapan strategi pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis data dimulai dengan menelaah data yang terfokus kepada penerapan strategi pengelolaan yang diperoleh dari kajian dokumen. Kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari observasi dan hasil wawancara. Analisa data dilakukan selama pengumpulan data dan setelah data terkumpul.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil SMPN 5 Kota Tangerang Selatan SMPN 5 Kota Tangerang Selatan merupakan lembaga pendidikan formal dibawah naungan Kemendikbud yang beralamat di Jalan Prima Barat 59 Kompleks Pondok Kacang Prima, kelurahan Pondok Kacang Timur, kecamatan Pondok Aren 15225 provinsi Banten.Sekolah dengan nomor
statistik/NPSN 20.1.280311.001/20603126.
SMPN
5
Kota
Tengerang Selatan nilai akreditasinya adalah “A” dengan skor 90.62 pada tahun 2012.Adapun Visi SMPN 5 Kota Tangerang Selatan sebagai berikut: Visi Terwujudnya insan cerdas berakhlakul karimah. Penjelasan dari visi yang dimaksud yaitu SMPN 5 Tangerang selatan yang mampu menghasilkan lulusan yang cerdas terdepan dalam bidang akademiknya tetapi juga baik akhlak, rajin beribadah, dan mempunyai pribadi yang baik.
35
36
Misi Dalam menggapai visi yang telat dirumuskan, SMPN 5 Tangerang Selatan memerlukan misi yang harus dijalankan. Adapun misi yang ada di SMPN 5 Tangerang Selatan yaitu: 1. Mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi 2. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keagamaan 3. Mengembangkanproses pembelajaran kontekstual 4. Mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minat 5. Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah
2. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting dalam proses belajar mengajar dengan tersedianya guru, maka proses belajar mengajar dapan belajar dengan lancar. Di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan jumlah keseluruhan tenaga pendidik dan staf berjumlah 65 orang. Yang terdiri dari 53 guru dan 12 tenaga pendukung atau tenaga kependidikan.
37
Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik SMPN 5 Tangerang Selatan
1.
S3
Jumlah dan Status Guru GTT/Guru GT/PNS Bantu L P L P -
2.
S2
4
-
-
-
4
3.
S1/D4
13
26
5
4
48
4.
D3/Sarmud
-
1
-
-
1
5.
D2
-
-
-
-
-
6.
D1
-
-
-
-
-
7.
≤ SMA/sederajat
-
-
-
-
-
17
27
5
4
53
Tingkat Pendidikan
No
Jumlah
Jumlah -
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
Tabel 4.2 Data Tenaga Kependidikan SMPN 5 Tangerang Selatan
No
Tenaga Pendukung
Jumlah Tenaga Pendukung dan Statusnya Jumlah L P L P 1 1 2 4
1
Tata Usaha
2
Perpustakaan
-
-
-
1
1
3
Penjaga Sekolah
-
-
3
1
4
4
Tukang Kebun
-
-
1
-
1
5
Keamanan
-
-
2
-
2
-
1
7
4
12
Jumlah
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa SMPN 5 Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik yang sangat kompeten di bidangnya. Dengan jumlah tenaga pendidikan 53 tenaga pendidik hanya ada 1 guru yang
38
berijazah D3. Sebanyak 48 tenaga pendidik adalah sarjana lulusan strata satu, dan 4 guru yang berijazah strata dua. Masing-masing mata pelajaran diampu oleh guru yang berkompeten dibidangnya, sehingga membuat penyampaian materi dapat berlangsung dengan baik. SMPN 5 Tangerang Selatan juga
memiliki 12 tenaga kependidikan. Tenaga pendukug di
bidang Tata Usaha menurut kualifikasi pendidikannya strata 1 sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 1 orang, D1 sebanyak 1 orang dan SMA sebanyak 1 orang. Di bidang Perpustakaan SMA sebanyak 1 orang. Penjaga sekolah SMP sebanyak 1 orang, SMA 1 orang. Tukang kebun SMP 1 orang, dan keamanan SMP sebanyak 2 orang. Sehingga jumlah total tenaga pendidik dan tenaga kependidikan berjumlah 65 orang. 3. Keadaan Siswa SMPN 5 Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 memiliki siswa yang lebih banyak dibandingkan dari tahun sebelumya yaitu 1085 siswa. Untuk mengetahui data siswa dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4.3 Data Siswa 3 Tahun Terakhir
Kelas VII Tahun Pelajaran
Jml Siswa
L P 2012/2013 167 195
Kelas VIII
Jml RB
Jml Siswa
9
L 139
P 156
2013/2014 186 174
9
165
2014/2015 202 193
10
181
Jumlah (Kls VII + VIII + IX)
Kelas IX
Jml RB
Jml Siswa
8
L 168
P 147
194
9
136
166
9
152
Jml RB
Jml Siswa
Jml RB
9
L 474
P 491
157
9
487
525
27
191
9
535
550
28
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
26
39
Dari table diatas dapat disimpulkan jumlah siswa di SMPN 5 Tangerang Selatan pada tahun 2014/2015 sebanyak 1085 siswa dengan perincian siswa kelas VII memiliki 10 rombel yang terdiri dari 202 lakilaki dan 193 perempuan, sehingga berjumlah 359 siswa. Pada kelas VII memiliki 9 rombel yang terdiri dari 181 laki-laki dan 191 perempuan, sehingga berjumlah 372 siswa. Dan pada kelas IX memiliki 9 rombel yang terdiri 152 laki-laki dan 191 perempuan, sehingga berjumlah 343 siswa. Sehingga jumlah keseluruhan rombongan belajar berjumlah 28 yang terdiri dari 535 laki-laki dan 550 perempuan.
4. Prestasi Siswa Sebagai sebuah sekolah negeri, SMPN 5 Tangerang Selatan sudah memiliki berbagai prestasi, baik ditingkat kabupaten, propinsi, maupun nasional. Pencapaian prestasi ini diperoleh berkat kerja sama yang baik antara tenaga pengajar dengan siswa serta ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh SMPN 5 Tangerang Selatan antara lain adalah :
Tabel 4.4 Prestasi Akademik Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014 Tingkat Tingkat No Nama Lomba Juara Juara ke: Kab/ Prop Nas ke: Kab/ Prop Nas Kota Kota √ 1 Sains/Matematika IV V
√
-
-
-
-
-
-
Sains/IPS
-
-
-
-
I
√
-
-
Sains/TIK
-
-
-
-
I
√
-
-
2
Sains/B. Inggris
3 4
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
40
Tabel 4.5 Prestasi Non Akademik
No
Nama Lomba
1 FLS2N/Vocal Grup
Tahun 2012/2013 Tahun 2013/2014 Tingkat Tingkat Juara Juara ke: Kab/ Prop Nas ke: Kab/ Prop Nas Kota Kota I √ -
2 FLS2N/Menulis Cerpen
II
√
-
-
-
-
-
-
3 Taekwondo
III
√
-
-
-
-
-
-
4 Lomba Cerita (B. Indo)
-
-
-
-
III
√
-
-
5 Futsal
-
-
-
-
I
√
-
-
6 O2SN/Bulutangkis
-
-
-
-
I
√
-
-
7 O2SN/Bulutangkis
-
-
-
-
I
-
√
-
8 O2SN/Bulutangkis
-
-
-
-
IV
-
-
√
Sumber : Dokumen SMPN 5 Tangerang Selatan
Dalam prestasi akademikSMPN 5 Tangerang Selatan mendapat juara empat pada lomba Sains/Matematika tingkat Kabupaten/Kota. Selanjutnya juara 5 pada lomba Sains/B.Inggris tingkat Kabupaten/Kota. Lomba tersebut diadakan pada tahun ajaran 2012/2013. SMPN 5 Tangerang Selatan juga mendapatkan juara 1 pada lomba Sains/IPS, selanjutnya mendapatkan juara 1 kembali pada lomba Sains/TIK keduanya pada tingkat yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diadakan pada tahun 2013/2014. Data selanjutnya yaitu data prestasi non akademik SMPN 5 Tangerang Selatan menjadi juara 1 pada lomba Vocal Grup, Juara 2 pada lomba Menulis Cerpen, juara 3 pada lomba Taekwondo ketiganya pada tingkat yang sama yaitu tingkat Kabupaten/Kota yang diselenggarakan pada tahun 2012/2013. Selanjutnya SMPN 5 Tangerang Selatan mendapatkan juara 3 pada lomba cerita (B.Indo) tingkat Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba Futsal tingkat Kabupaten/Kota, juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat
41
Kabupaten/Kota, Juara 1 pada lomba Bulutangkis tingkat Propinsi dan juara 4 masih pada lomba Bulutangkis tingkat Nasional.
B. Deskripsi dan Analisis Data 1. Sarana dan Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan Sebagai sebuah lembaga pendidikan negeri, SMPN 5 Tangerang Selatan memiliki sarana dan prasarana sekolah yang mampu menunjang proses belajar mengajar. Keberadaan sarana dan prasarana sekolah tersebut ditujukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bagi seluruh siswa, agar merasa nyaman dan konsentrasi dalam mempelajari berbagai mata pelajaran disekolah. Selain itu juga disediakannya sarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler siswa. Selain sarana utama seperti ketersediaan ruang belajar yang sesuai jumlah siswa, SMPN 5 Tangerang Selatan juga didukung dengan keberadaan 3 laboratorium, yaitu laboratorium IPA, computer, dan bahasa. Dengan adanya laboratorium siswa dapat lebih memahami pelajaran tidak hanya teks buku saja melaikan dengan praktik dengan menggunakan sarana yang sudah disediakan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam belajar, SMPN 5 Tangerang Selatan memiliki perpustakaan yang disediakan bagi siswasiswinya dalam menunjang proses belajar. Bagi siswa yang ingin kondultasi dengan masa depannya atau dengan berbagai masalah yang dihadapi baik berkenaan dengan pelajaran maupun rencana masa depan, pihak sekolah menyediakan layanan bimbingan konseling. Fasilitas lain yang terdapat di SMPN 5 Tangerang Selatan adalah tersedianya berbagai sarana olah raga seperti bulu tangkis, basket, futsal, voli, dan tenis meja dengan status milik sendiri. Sarana dan prasarana ini ditujukan untuk memberikan fasilitasbagi siswa-siswi SMPN 5 Tangerang Selatan dalam menyalurkan minat dan bakatnya, baik dibidang keilmuan maupun bidang-bidang lainnya.
42
Pengelolaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan dipimpin oleh Wakasek sarana dan prasarana. Wakasek Sarana dan prasarana ini adalah bapak Fatur. Wakasek sarana dan prasarana mewajibkan setiap ruangan untuk memiliki KIR (Kartu Inventaris Ruangan) untuk memudahkan sarana dan prasarana apa saja yang harus dihapus, diganti atau di perbaiki. Bapak Fatur membuat team khusus untuk mengurus semua keperluan sarana dan prasarana. Team inilah yang membantu bapak Fatur dalam mengontrol setiap ruangan, belanja untuk kebutuhan sarana dan prasarana, serta mengevaluasi dengan mengadakan rapat rutin paling lambat 3 bulan sekali. Dalam rapat tersebut pembahasannya mengenai sarana apa saja yang sudah tidak layak, apakah harus dihapus, diganti atau diperbaiki, dari laporan tersebut diketahuilah bahwa banyak sarana yang perlu diperhatikan. Kemudian dibuat laporan kepada kepala sekolah. Sekolah membuat laporan kepada pemerintah untuk mengajukan pengadaan sarana prasarana yang rusak dan tidak dapat diperbaiki. Pengelolaan mempunyai tanggung jawab yang besar, karena team sarana prasarana harus teliti dalam mengontrol seluruh sarana prasarana yang ada disekolah agar sarana prasarana yang dibutuhkan dapat terpenuhi demi kenyamanan proses belajar mengajar.
2. Formulasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMPN 5 Tangerang Selatan a. Perumusan Strategi Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksud untuk membangun dan menetapkan tujuan strategis serta merancang strategi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Langkah-langkah
yang
dimaksud
adalah
menganalisis
lingkungan internal dan eksternal. Berikut analisis lingkungan internal dan eksternal sarana dan prasarana SMPN 5 Tangerang Selatan.
43
1) Kekuatan (Strength) a) Guru mampu memanfaatkan sarana pembelajaran yang ada untuk KBM b) Adanya rapat rutin mengenai sarana dan prasarana c) Sarana pendukung KBM sudah cukup memadai d) Tersedianya fasilitas yang cukup memadai e) Gedung sekolah yang sudah baik nyaman f) Lahan parkir yang luas g) Tim khusus untuk perawatan sarana dan prasarana h) Memiliki perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pertahun . 2) Kelemahan (Weakness) a) Proses pengadaan sering datang terlambat b) Kebutuhan sarana dan prasarana belum 100% terpenuhi dalam bidang studi tertentu c) Adanya aliran sungai didalam lingkungan sekolah sehingga mengalami banjir ketika hujan. d) Lab biologi belum memadai dan tidak difungsikan dengan semestinya e) Sumber dana sekolah mengandalkan dana BOS dan BOSDA f) Akses menuju sekolah kurang baik karena lokasinya terdapat didalam komplek g) Koneksi internet kerap kali terputus h) Kurangnya kesadaran dari siswa dalam pemeliharaan sarana dan prasarana i) Kurangnya pengawasan dalam mengelola sarana dan prasarana
3) Peluang (Opportunity) a) Paradigma masyarakat mengenai sekolah negeri. b) Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana
44
c) Kesesuaian sarana dan prasarana sekolah dengan tuntutan potensi daerah dan perkembangan IPTEK dan IMTAK d) Adanya standar sarana dan prasarana
4) Ancaman (Threth) a) Kemajuan tekhnologi computer dan informatika yang semakin cepat sementara itu tidak dibarengi dengan perkembangan siswa b) Keterlambatan bantuan dari pemerintah (BOS) c) Keberadaan sekolah elit swasta di sekitar lingkungan sekolah d) Tata letak sekolah yang kurang baik ( terdapat aliran sungai di tengah-tengah sekolah) Setelah dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal sarana dan prasarana maka dapat dibuat strategi-strategi sebagai berikut:
FAKTOR INTERNAL KEKUATAN(S)
KELEMAHAN(W)
FAKTOR EKSTERNAL (SO) 1. Bantuan pemerintah pusat
1. Merencanakan
dan daerah untuk
pengadaan internet
mendukung KBM sehari-
gratis sekolah yang
hari terutama yang
berkualitas dengan
menggunakan sarana
mengajukan proposal
khusus seperti Lab
kepada pemerintah
2. Kondisi lingkungan PELUANG (O)
(WO)
sekolah yang nyaman menambah nilai sekolah
setempat 2. Memanfaatkan sumber dana lain selain dari
45
di mata masyarakat dan
sekolah untuk kegiatan
juga calon siswa baru
seperti pengadaan alat
3. Perawatan secara berkala untuk setiap bantuan yang
kegiatan pemantapan
diberikan oleh
ujian nasional yang
pemerintah sebagai
memerlukan dana yang
berntuk pertanggung
cukup banyak.
jawaban kepada Negara
3. Pembinaan terhadap
4. Perencanaan pengadaan
siswa dalam menjaga
sarana dan prasarana
sarana dan prasarana
sekolah yang di laporkan
sekolah dalam rangka
kepada dinas setempat
peningkatan kualitas
setiap tahunnya.
siswa yang mencakup
5. Dukungan sarana dan prasarana sekolah dalam
kegiatan IMTAK 4. Meminta supervisi dari
bidang IPTEK dan
luar sekolah untuk
IMTAK untuk meraih
kegiatan pengawasan
hasil yang optimal dalam
sarana dan prasarana
KBM
sekolah.
(ST)
(WT)
1. Mencoba menjalin kerja
ANCAMAN (T)
dan bahan kantor,
1. Mengurangi
sama dengan pihak lain
ketergantungan secara
yang bergerak dalam
penuh dari pemerintah
bidang pendidikan
dengan cara
dalam pengadaan sarana
memanfaatkan
dan prasarana sekolah
koperasi sekolah
yang membutuhkan
ataupun dana dari
biaya banyak dengan
pihak lain diluar
cara menyerahkan
sekolah
proposal perencanaan pengadaan sarana dan
2. Membuat program digital agar dapat
46
prasarana sekolah. 2. Meningkatkan fasilitas
diakses oleh seluruh pengguna internet untuk
dan juga pemanfaatan
kegiatan pengenalan
sarana dan prasarana
sekolah agar tidak kalah
sekolah untuk KBM
pamor dengan sekolah
sehingga dapat menyaingi
elit swasta
sarana sekolah swasta sekitar sekolah 3. Membuat pencegahan
3. Memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah untuk kegiatan
bencana yang mumpuni
penyadaran siswa
untuk menanggulangi
mengenai dampak
banjir yang terjadi
kecerobohan dalam
hamper setiap musim
penggunaan sarana dan
hujan.
prasarana sekolah.
4. Membuat tim khusus ketika terjadi bencana yang dapat mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana sekolah.
b. Strategi Umum Sarana dan prasarana pendidikan memang sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Hal ini pun sudah tertera dalam renstra sekolah yang khusus membahas mengenai sarana prasana sekolah yaitu terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan dan terlaksananya program 5K (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, dan Kesehatan).Oleh karena itu dibutuhkan sebuah strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
47
perumusan strategi. Seperti yang telah diungkapkan oleh Bapak Alan bahwa: “Perumusan strategi umum dilakukan dengan memberdayakan sumber daya manusia yang dimikili sekolah serta melibatkan peran aktif dari semua pihak.”1 Berdsarkan hasil wawancara tersebut, pihak sekolah berupaya memberdayakan
sumber
daya
manusia
yang
dimiliki
untuk
merumuskan strategi sarana prasarana sekolah, karena merekalah yang paling mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan sekolah dan kemajuan yang ingin dicapai sesuai apa yang dirumuskan oleh Sisdiknas mengenai sarana dan prasarana pendidikan pada pasal 45 ayat 1 yaitu “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”2 Sarana dan prasarana yang baik adalah sarana yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan guru dan siswa. Dengan diadakannya analisis lingkungan internal dan eksternal akan memudahkan dalam mengetahui strategi apasaja yang dapat membantu nkepala sekolah dalam melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana dalam perencanaan, pengadaan, dan pemeliharaan. Secara umum kondisi internal sarana dan prasarana sudah refresentatif, hal ini karena sekolah lebih memprioritastaskan kebutuhan
terkait
dengan
kegiatan
yang
menunjang
proses
pembelajaran baik guru dan siswa. Namun demikian, masih ada beberapa kekurangan dalam sarana proses pembelajaran yaitu ruangan kelas yang kurang nyaman dan keterbatasan penyediaan infocus.
1 2
Wawancara dengan Kepala Sekolah yaitu Alan Suherlan Undang-undang Sisdiknas (UU RI No. 20 th. 2003) pasal 45 ayat 1,h.30
48
Sementara kondisi eksternal juga masih memiliki kekurangan karena letak sekolah yang kurang strategis dan lingkungan sekitar yang kurang kondusif, lingkungan yang kurang kondusif dikarenakan adanya aliran sungai. Ketika hujan, aliran sungai akan meluap dan masuk kedalam sekolah, sehingga sekolah meniadakan kegiatan belajar mengajar. Walaupun sudah diperbaiki oleh pihak sekolah dengan meninggikan jembatan, tetapi ketika hujan datang, air aliran sungai tersebut tetap meluap dikarenakan aliran sungai pun berada ditengahtengah sekolah diantara ruang belajar dan lapangan upacara. Jika dilihat secara kasat mata, sekolah sudah bisa dikatakan cukup memenuhi standard, tetapi selain kelemahan yang sudah tertera di atas masih ada kekurangan yang terbagi menjadi kekurangan internal dan eksternal. Kemudian sekolah memiliki beberapa kekuatan dan tantangan yang berada dari dalam sekolah (internal) maupun dari luar (eksternal). Sekolah berupaya untuk mengoptimalkan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah untuk membangun sarana dan prasarana yang lebih berkualitas. Bantuan dari pemerintah tersebut digunakan secara optimal untuk perencanaan, pengadaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Penggunaan bantuan ini dimaksudkan agar menimbulkan lingkungan sekolah dengan kondisi yang nyaman untuk belajar serta mendukung kemajuan dalam bidang IPTEK dan juga kemajuan dalam bidang IMTAQ siswa sekolah tersebut. Pemeliharaan secara berkala harus mempunyai laporan yang detail mengenai sarana dan prasarana apa saja yang harus diganti, dihapus atau dibetulkan sehingga sekolah dapat mengelola sarana dan prasarana sebagai bentuk tanggungjawab terhadap bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah. Maka dari itu perlu diadakannya laporan periodic kepada sekolah dan pemerintah. Usaha sekolah untuk meningkatkan
49
fasilitas dan juga pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah untuk KBM sehingga dapat menyaingi sarana sekolah swasta sekitar sekolah. Dari hasil wawancara dan observasi lapangan, peneliti mencoba membuat strategi dan membuat kelemahan menjadi keunggulan dalam sekolah tersebut. Diantaranya jika guru sudah mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan tepat dan baik kemudian pihak sekolah dapat menghadapi tuntutan perkembangan IPTEK serta IMTAQ dengan menyesuaikan pemanfaatan sapras yang tersedia di sekolah. Selanjutnya dengan adanya rapat rutin mengenasi sapras dapat membuat pemerintah mendukung sepenuhnya mengenai pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana di sekolah. Kemudian karena murid yang sekolah di SMPN 5 Tangsel tidak dipungut biaya berdampak pada keterlambatan datangnya pengadaan sapras yang dibutuhkan, hal ini menuntut guru untuk lebih berinovasi dan kreatif demi kelancaran kegiatan belajar mengajar di sekolah.3 Dengan fasilitas yang tersedia di SMPN 5 Tangsel dapat menghadapi perubahan teknologi yang berkembang cepat serta memanfaatkan dana yang dicairkan oleh pemerintah secara efisien karena pihak sekolah terjun langsung untuk survey harga dan kualitas barang.
c. Strategi Operasional Mekanisme dalam perencanaan kebutuhan sarana prasarana sekolah dilakukan melalui rapat koordinasi dengan kepala sekolah dan tim sarana prasarana sekolah yang membahas apa saja yang menjadi kebutuhan sekolah, kendala apa saja dalam pengadaan kegiatan belajar mengajar juga penunjang belajar lainnya, lalu di dalam rapat koordinasi juga dibahas tentang pengevaluasian sekolah mengenai sarana dan prasarana sekolah. Perumusan strategi ini melibatkan kepala sekolah, 3
Wawancara dengan Guru Fisika Umiyati
50
wakasek sarana prasarana, dan pengurus barang atau tim sarana dan prasarana. Sekolah sangat mengusahakan pada kegiatan belajar mengajar agar berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, Merencanakan pengadaan internet gratis merupakan strategi sekolah yang berkualitas dengan mengajukan proposal kepada pemerintah setempat, sekolah melakukan ini agar pembelajaran bisa tepat dalam pemberian materi khususnya pada pembelajaran TIK.4 Dalam pemenuhan sarana dan prasarana sekolah harus memanfaatkan sumber dana lain selain dari sekolah untuk kegiatan yang memerlukan dana yang cukup banyak bisa dari orang tua siswa atau dari pihak lain. Ketika sarana dan prasarana sudah diusahakan oleh pihak sekolah, tentunya sekolah harus mengadakan pembinaan terhadap siswa dalam menjaga sarana dan prasarana sekolah dalam rangka peningkatan kualitas siswa yang mencakup kegiatan IMTAK. Dalam kegiatan pembinaan perlu memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah untuk kegiatan penyadaran siswa mengenai dampak kecerobohan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah. Setiap program kegiatan pasti membutuhkan dukungan bukan hanya dari sumber daya manusia tetapi juga sumber daya penting lainnya yaitu mengenai pembiayaan. Hal ini juga perlu diperhitungkan karena tanpa adanya anggaran suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan efektif sesuai dengan perencanaan. Dengan demikian, sekolah harus mengajukan kebutuhan selama satu tahun melalui RKT (Rencana Kerja Tahunan). Di dalam RKT (Rencana Kerja Tahunan) sekolah mengajukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam kegiatan selama 1 tahun (Januari-Desember).5
4 5
Wawancara dengan Guru TIK Haerudin Wawancara dengan Bidang Sarana Prasarana Fatur Rachman
51
Bantuan pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung KBM sehari-hari terutama yang menggunakan sarana khusus seperti Lab. Bantuan pemerintah sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar, terlebih lagi sekolah harus mempunyai fasilitas pendukung lainnya seperti Lab karena Lab sangat membantu jika fasilitas dan perabotnya sangat memadai. Kondisi lingkungan sekolah yang nyaman menambah nilai sekolah di mata masyarakat dan juga calon siswa baru. Kondisi lingkungan yang baik juga sangat membantu dan menarik calon peserta didik untuk sekolah di SMPN 5 Tangerang Selatan, keadaan sekolah yang bersih dan nyaman membuat masyarakat khususnya orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMPN 5 Tangerang Selatan karena sekolah dengan fasilitas yang memadai tidak cukup tanpa adanya kenyamanan dan kebersihan di lingkungan sekolahnya. Perawatan secara berkala untuk setiap bantuan yang diberikan oleh pemerintah sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada Negara.6 Dalam merumuskan strategi itu tentu menemukan beberapa hambatan, salah satu hambatan ini terkait dengan masalah pembiayaan, karena terkadang pencairan dana dilakukan secara bertahap dan tidak tepat waktu. Untuk mengatasi hal tersebut, selaian dana dari pemerintah
berupa
BOS
dan
BOSDA,
maka
pihak
sekolah
memanfaatkan sumber lain yaitu koperasi. Ketika sumber dana ada dalam hambatan, maka koperasi dapat meminjamkan dana untuk digunakan oleh pihak sekolah. Merujuk dari penjelasan di atas mengenai strategi umum tentang perencanaan pembelajaran guru yang berkaitan dengan penyesuaian perkembangan IPTEK dan IMTAQ maksudnya adalah setiap guru sudah faham betul mengenai isi silabus dan materi ajar yang akan 6
Wawancara dengan Kepala Sekolah Alan Suherlan
52
disampaikan kepada murid, jadi guru dapat menyesuaikan kapan harus menggunakan sapras dan ruangan lab atau hanya memberikan teori saja di ruang kelas. Untuk menunjangpembelajaran tentu perlu adanya sarana dan prasarana yang berkualitas dan berkuantitas, maka perlu adanya rapat koordinasi mengenai sarana dan prasarana apa saja yang menjadi prioritas dan sangat penting untuk berjalannya proses belajar mengajar, dengan adanya rapat koordinasi yang rutin maka pihak pemerintah akan mendukung penuh untuk proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Dalam proses pengadaan sarana dan prasarana tentu mengalami hambatan, karena tidak hanya 1 sekolah saja yang menjadi perhatian pemerintah, maka pemerintah juga penting memilah milih sekolah yang prioritasnya lebih penting dalam menunjang proses belajar mengajar sehingga terjadinya keterlambatan dalam proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah, karena proses pengadaan sarana dan prasarana yang datang tidak tepatwaktu maka SMPN 5 mengambil alternative dalam proses belajar mengajar menuntut guru untuk lebih berinovasi dan kreatif untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Tak jarang guru membawa sarana dari rumahnya sendiri atau menggunakan alternative lain jika terjadi hambatan pada saat penggunaan sarana. Alternative yang digunakan oleh sekolah untuk tercapainya proses pembelajaran berdampak pada semangat guru dan siswa dalam belajar untuk menghadapi tantangan global dalam bidang tekhnologi yang sangat berkembang pesat, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada serta inovasi-inovasi para guru dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar untuk siap menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan.
53
d. Implementasi Strategi Pengelolaan Sarana dan Prasarana 1) Perencanaan Langkah awal dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ialah perencanaan. Dalam perencanaan pada setiap sekolah tentu ada hal-hal yang penting dibahas dan dibutuhkan dalam menunjang proses belajar mengajar. Langkah awal dalam mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana seperti apa yang dikatakan oleh Fatur Rachman adalah sekolah mengadakan rapat koordinasi dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, TU serta mengumpulkan guru bidang studi. Hal ini dilakukan karena guru bidang studi yang paham benar keadaan didalam kelas, apa saja yang menjadi kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.Sekolah juga membentuk Tim khusus untuk mengelola sarana dan prasarana.7 Di dalam rapat koordinasi tersebut, kepala sekolah membahas anggaran dan kebutuhan guru serta siswa. Sekolah mendapatkan sumber dana dari BOS dan BOSDA. Mengalokasikan dana BOS dan BOSDA yang didalamnya sudah diatur alokasi dana untuk sarana dan prasarana. Anggaran pembiayaan antara BOS dan BOSDA tidak boleh tupang tindih. Kebutuhan untuk siswa lebih kepada anggaran BOSDA dan operasional sekolah lebih kepada anggaran BOS. Sarana dan prasarana juga membutuhkan analisis untuk mengetahui sarana apa saja yang dibutuhkan karena harus ada yang diprioritaskan mengingat dana yang turun secara bertahap dan tidak langsung turun 100%. Mengapa demikian, sekolah mengajukan RKT atau Rencana Kerja Tahunan selama 1 tahun (Januari-Desember) didalam RKT sekolah membuat catatan kebutuhan sarana dan prasarana ke Dinas Pendidikan. Apabila pengajuan RKT sudah disetujui, maka dana akan turun secara bertahap dan tidak seluruhnya, maka harus ada yang diprioritaskan terlebih 7
Wawancara dengan Bidang Sarana dan Prasarana yaitu Fatur Rachman
54
dahulu. Ketika sekolah mendapatkan halangan dalam keterlambatan dana yang turun dari Dinas, maka sekolah mempunyai alternative yaitu sekolah memanfaatkan koperasi untuk membantu dalam pengalokasian tersebut. 8 Selain membahas anggaran, di dalam rapat koordinasi tersebut juga membahas kebutuhan guru dan siswa. Kebutuhan guru dan siswa juga disesuaikan oleh apa yang menjadi penunjang dalam kegiatan belajar mengajar contohnya Lab IPA, Lab Komputer, Infocus, papan tulis, dan lain-lain. Selain diadakannya rapat, sekolah juga membuat KIR atau Kartu
Inventaris
Ruangan.
Karena
dari
KIR
tersebut
dapat
memudahkan pengurus barang untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan disetiap ruangan.
2) Pengadaan Setelah membahas perencanaan pada proses sarana dan prasarana juga adanya pengadaan barang. Pengadaan barang sangat penting diperhatikan karena harus melihat kualitas, kuantitas barang-barang yang akan dibeli oleh sekolah. Sekolah juga harus melihat barang apa saja yang dibutuhkan dalam proses pengadaan sarana dan prasarana tidak lupa juga haru sesuai dana yang telah direncanakan. Dalam kegiatan pengadaan barang guru sangat berperan dalam proses tersebut. Karena guru sangat mengetahui kebutuhan apa saja yang menunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selain kebutuhan yang diajukan oleh guru juga kebutuhan ruangan masing-masing yang digunakan di SMPN 5 Tangerang Selatan. Usulan tersebut disampaikan kepada kepala sekolah. Tetap kepala sekolah lah yang memutuskan sarana dan prasarana apa saja yang harus diutamakan pengadaannya. Apabila disetujui oleh kepala sekolah, 8
Wawancara dengan Kepala Sekolah yaitu Alan Suherlan
55
kepala sekolah mengadakan rapat koordinasi untuk mengakumulasikan jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk berbelanja kebutuhan sarana dan prasarana serta menyesuaikan dengan anggaran yang telah disediakan oleh sekolah. Setiap sekolah mempunyai rencana dalam pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Seperti apa yang dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana Fatur Rachman yaitu pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan terkadang sesuai dengan rencana terkadang tidak. Dapat dijelaskan bahwa pengadaan tersebut menunggu pencairan dana oleh pihak Dinas Pendidikan. ketika disetujui pengajuan terhadap pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dana yang cair akan turun secara bertahap, ini yang menjadikan pengadaan harus yang terpenting yang didahulukan. Tetapi terkadang sesuai dengan rencana jika pemenuhan kebutuhan dapat terpenuhi dengan maksimal.9 Seperti yang dikatakan oleh Haerudin selaku guru TIK, beliau menjelaskan bahwa sarana dan prasarana sudah menunjang dalam proses belajar mengajarnya, Lab computer sudah ada dan dapat digunakan dengan baik. Selain Lab computer juga yang menunjang dalam kegiatan pembelajaran TIK adalah perpustakaan yang sangat membantu siswa dalam mencari informasi. Tetapi dalam proses belajar juga ditemukan kendala ketika signal wi-fi terganggu maka kegiatan pembelajaran menjadi terhambat. Tetapi dapat ditanggulangi dengan membawa laptop dan mobile dalam kegiatan belajar berlangsung.10 Dalam proses pengadaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan dilakukan dengan survey langsung ke lapangan, karna kebutuhan sarana dan prasarana setiap tahunnya akan berubah
9
Wawancara dengan Kepala Sekolah Alan Suherlan Wawancara dengan Guru TIK Haerudin
10
56
atau tidak sama. Seperti yang dijelaskan pada tahap perencanaan bahwa sekolah mengajukan
RKT selama 1 tahun. Dalam kegiatan
pengadaannya juga diperhatikan kualitas, kuantitas, kegunaan barangbarang yang akan dibeli oleh sekolah. Sekolah survey langsung kepada distributor untuk melihat barang-barang yang berkualitas tetapi juga sesuai dengan dana yang disiapkan oleh pihak sekolah. Dari survey tersebut sekolah dapat memutuskan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh sekolah dengan harga terjangkau juga berkualitas. Seperti apa yang dikatakan oleh Ibu Umiyati bahwa pada pelajaran IPA guru harus berinovasi dalam pelajaran, karena penggunaan Lab IPA hanya 60% tetapi kenyataannya Lab IPA di SMPN 5 Tangerang Selatan masih kurang memadai karena ruangannya dipakai untuk penyimpanan barang lain sehingga ketika menggunakan Lab IPA menjadi tidak kondusif.11 Begitu juga apa yang dikatakan oleh guru Bahasa Indonesia Ibu Jumariah bahwa pengadaan barang terhadap sarana Lab masih belum memadai karena itu menuntut guru untuk berinovasi agar ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terlaksana. Pada pelajaran bahasa Indonesia ibu jumariah juga memanfaatkan fasilitas yang ada seperti Perpustakaan. Perpustakaan sangat membantu karena buku yang ada di perpustakaan dapat membantu siswa dalam menggali informasi.12 Berhubungan dengan apa yang dipaparkan oleh Ibu Umiyati maka dari itu sekolah melakukan pencatatan terhadap barang apa yang harus dipenuhi pada pelajaran IPA. Setelah melakukan pembelian pihak tim sarana dan prasarana melakukan pencatatan kembali terhadap barang yang telah dibeli untuk dilaporkan kepada pihak sekolah dan Dinas terkait.
11 12
Wawancara dengan Guru Fisika yaitu Umiyati, Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia Jumariah
57
SMPN 5 Tangerang selatan tidak berdiri sendiri, tetapi SMPN 5 Tangerang Selatan mempunyai rekanan kerja atau kerja sama dengan pihak luar dalam hal pengadaan barang, ini dilakukan agar memudahkan pihak sekolah dalam proses pengadaan sarana dan prasarana. Yang menjadi rekanan kerja SMPN 5 Tangerang Selatan adalah Dinas Pendidikan dan Distributor. Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMPN 5 Tangerang Selatan yang menjadi tanggungjawab ialah Wakil Bidang Sarana dan Prasarana yang dibantu oleh tim sarana dan prasarana. Dalam kegiatan pengadaan sarana dan prasarana masih belum maksimal dikarenakan masih adanya hambatanhambatan yang terjadi salah satunya pencairan dana yang diberikan oleh pemerintah.
3) Pemeliharaan Perencanaan sarana dan prasarana telah dilaksanakan dengan adanya rapat koordinasi begitu juga pengadaan sarana dan prasarana dengan dilakukannya survey barang yang berkualitas selanjutnya diadakan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana. Kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk pengecekan barang-barang yang ada diruangan masih dalam keadaan baik atau tidak. Jika tidak dalam keadaan baik akan diadakan penghapusan. Cara pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak SMPN 5 Tangerang Selatan adalah dengan pengontrolan secara rutin selama 3 bulan sekali. Pada pengontrolan ini tim sarana dan prasarana mengecek barang-barang yang masih baik atau sudah tidak dalam keadaan baik. Dalam pengontrolan juga harus diadakan pencatatan yang dimaksud untuk memudahkan tim sarana dan prasarana mengetahui keadaan sarana dan prasarana yang tersedia di SMPN 5 Tangerang Selatan.
58
Ketika pencatatan sudah dilakukan kemudian ditemukan sarana dan prasarana yang tidak layak pakai maka upaya yang dilakukan oleh pihak tim sarana dan prasarana adalah sarana dan prasarana akan diperbaiki sesuai fungsinya kemudian sarana dan prasarana yang sudah rusak total dan tidak bisa diperbaiki maka akan diadakan penghapusan selanjutnya akan diganti dengan unit baru.13 Pengecekan juga bukan hanya terhadap sarana dalam proses belajar mengajar tetapi juga pada prasarana nya, seperti menyapu halaman setiap harinya yang dimaksud agar ruangan dan halaman terlihat selalu bersih dan nyaman. Karena kenyamanan
dan
kebersihan
juga
membantu
siswa
dalam
berkonsentrasi pada pelajarannya. Pemeliharaan
sarana
dan
prasarana
pendidikan
menjadi
tanggungjawab semua warga SMPN 5 Tangerang Selatan. Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah, guru, staff dan murid harus ikut andil dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. karena pemeliharaan bukan hanya tanggungjawab satu orang atau bidang sarana dan prasarana saja tetapi warga sekolah juga harus turut dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah menjadi kerjasama yang baik. Contoh kecilnya adalah warga sekolah harus membuang sampah pada tempatnya, disediakannya tempat sampah disetiap ruangan agar mudah dalam membuang sampah. Pemeliharaan sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang selatan juga harus dibentuk laporan. Laporan tersebut dilakukan rutin selama 6 bulan sekali. Yang dimaksud untuk memudahkan dalam proses pengadaan selanjutnya. Karna dari pemeliharaan inilah sekolah mengetahui barang apa saja yang sudah rusak untuk diganti atau diperbaiki.
13
Wawancara dengan Kepala Sekolah yaitu Alan Suherlan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian sebagai berikut: 1. Melalui strategi umum dengan memanfaatkan bantuan yang diberikan pemerintah pusat dan daerah. Sehingga dapat terpenuhinya perencanaan kebutuhan sesuai standar sarana dan prasarana. 2. Dalam penyusunan rencana operasional biaya yang menjadi hambatan dalam proses dan pelaksanaannya. Maka solusinya yaitu ketika dana tidak turun secara full sekolah merangkul pihak ketiga yaitu koperasi a. Langkah-langkah untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana yaitu dengan rapat koordinasi dengan Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah, bendahara, dan guru bidang studi. Dalam rapat tersebut diberikannya
usulan-usulan
mengenai
sarana
apa
saja
yang
dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. b. Tim khusus pengelola sarana dan prasarana mengadakan survey barang yang menjadi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah dalam kegiatan belajar mengajar dengan memperhatikan mutu dan kualitas
59
60
barang untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah dengan memanfaatkan dana yang disediakan oleh sekolah dan pemerintah pusat/daerah. c. Sekolah memberikan tugas kepada tim khusus pengelolaan sarana dan prasarana untuk melakukan observasi langsung secara berkala dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan memberikan laporan periodik kepada kepala sekolah. Pemeliharaan sudah terlaksana namun masih terdapat sarana dan prasarana yang tidak dapat dipelihara karena keterbatasan anggaran.
B. Saran 1. Kepala sekolah harus lebih memperhatikan pengelolaan sarana dan prasarana terutama SDM yang ditunjuk untuk menguru kepentingan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana. 2. SDM harus diberikan pelatihan mengenai perencanaan pengelolaan sarana dan prasarana agar lebih baik dalam mengimplementasikan sarana dan prasarananya. 3. Sekolah harus lebih memperhatikan pengelolaan sarana dan prasarana agar dapat tercapai semua rencana yang telah dibuat. 4. Sekolah harus lebih cermat dalam penggunaan strategi agar pencapaian rencana dan pencapaian kualitas sarana dan prasarana dapat berjalan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Alfin, Jauharoti dkk. Bahasa Indonesia 1. Surabaya: Learning Assistance Program For Islamic Schools PGMI, 2008. Arifin, Bustanul, dkk. Menyimak. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007. Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Cahyani, Isah. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012. Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI Press, 2007. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Fachrurazi, A. Penerapan Metode Bercerita dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa dan Karakter Peserta Didik Usia Dini. Jurnal pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Suarabaya, 2009. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. III, 2011. Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Kusuma, Wijayah dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks, 2010. Majid, Abdul Aziz Abdul. Memdidik dengan Cerita. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002. Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisisus Anggota IKAPI, 1992. Resmini, Novi dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press, 2007. Saddhono, Kundharu dan St. Y Slamet. Meningkatkan keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati, 2012. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Sihabudin, dkk. Bahasa Indonesia 2 Edisi Pertama. Jakarta: Learning Assistance Program for Islamic Schools PGMI, 2009.
71
72
Subana, dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia, 2011. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Sudiyono, dkk. Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi. Malang: UIN Malang Press, 2006. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet.V, 2010. Tarigan, Djago. Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa 1-12, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. XVII. 2005. Tarigan, Henry Guntur. Menyimak Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1986. Uno, Hamzah B. Perencanaan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Lampiran Foto
Ruang TU
Dapur
Lapangan Sekolah
Tangga
Gedung Sekolah
Taman
Mushola
Ruang Guru
Koperasi
Parkir Motor
Parkir Sepeda
WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
PERENCANAAN STRATEGI Strategi Umum 1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal sarana prasarana di SMPN 5 Tangsel? 2. Berdasarkan kedua kondisi tersebut, bagaimana perumusan strategi umum mengenenai sapras tersebut? 3. Bagaimana visi Kepala sekolah terkait sarana dan prasarana sekolah? 4. Bagaimana keterlibatan wakasek sarana terkait sapras di SMPN 5 Tangsel?
Strategi Operasional 1. Bagaimana mekanisme dalam pembuatan perencanaan kebutuhan sarana dan perasarana sekolah? 2. Siapa saja yang terlibat dalam perumusan rencana strategi tersebut? 3. Adakah hambatan dalam penyusunan strategi operasional tersebut? Jika ada, bagaimana cara mengatasinya?
RENSTRA 1. Bagaimanakan penyusunan renstra sarana dan parasarana sekolah baik dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang? 2. Apakah renstra sudah dipahami oleh seluruh pihak sekolah. Jika belum, bagaimana upaya Bapak agar semua guru dapat memahami renstra tersebut?
PENGELOLAAN SARANA PRASARANA Perencanaan 1. Apa langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui kebutuhan sarana dan sekolah? 2. Bagaimana perencanaan anggaran dana dalam mengalokasikan biaya pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? 3. Adakah alternative lain yang digunakan jika sumber anggaran tidak datang tepat waktu?
Pengadaan 1. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah? 2. Adakah kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak lain dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana prasarana sekolah?
Pemeliharaan 1. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMPN 5 Tangsel? 2. Upaya apa saja yang dilakukan terhadap sarana prasarana yang rusak/tidak terpakai lagi? 3. Adakah laporan periodic yang disampaikan kepada kepala sekolah terkait dengan pengelolaan sarana prasarana sekolah dan bagaimana bentuk laporan tersebut?
WAWANCARA TU
Perencanaan 1. Apa langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui kebutuhan sarana dan sekolah? 2. Adakah rapat khusus mengenai pembuatan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jika ada, apa saja yang menjadi pembahasan dalam perencanaan kebutuhan sarana prasarana di sekolah SMPN 5 Tangsel? 3. Bagaimana perencanaan anggaran dana dalam mengalokasikan biaya pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? 4. Darimana sumber pembiayaan yang diperoleh untuk mendukung pengimplementasian renstra sarana prasarana? 5. Adakah alternative lain yang digunakan jika sumber anggaran tidak datang tepat waktu? Pengadaan 1. Apakah pengadaan sarana prasarana sudah sesuai dengan perencanaan awalnya? 2. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Apakah dalam kegiatan pengadaan kebutuhan sekolah diperhatikan kegunaan, kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli sekolah, seperti apakah prosesnya? 4. Adakah kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak lain dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? 5. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana prasarana sekolah?
Pemeliharaan 1. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMPN 5 Tangsel? 2. Upaya apa saja yang dilakukan terhadap sarana prasarana yang rusak/tidak terpakai lagi? 3. Siapa yang bertanggungjawab dalam proses pemeliharaan dan apakah seluruh warga disekolah ini turut ikut andil dalam pemeliharaan sarana dan prasarana? 4. Adakah laporan periodic yang disampaikan kepada kepala sekolah terkait dengan pengelolaan sarana prasarana sekolah dan bagaimana bentuk laporan tersebut?
WAWANCARA DENGAN WAKASEK SARANA PRASARANA
Perencanaan 1. Apa langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui kebutuhan sarana dan sekolah? 2. Adakah rapat khusus mengenai pembuatan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jika ada, apa saja yang menjadi pembahasan dalam perencanaan kebutuhan sarana prasarana di sekolah SMPN 5 Tangsel? 3. Bagaimana perencanaan anggaran dana dalam mengalokasikan biaya pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? 4. Darimana sumber pembiayaan yang diperoleh untuk mendukung pengimplementasian renstra sarana prasarana? 5. Adakah alternative lain yang digunakan jika sumber anggaran tidak datang tepat waktu? Pengadaan 1. Apakah pengadaan sarana prasarana sudah sesuai dengan perencanaan awalnya? 2. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah? 3. Apakah dalam kegiatan pengadaan kebutuhan sekolah diperhatikan kegunaan, kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli sekolah, seperti apakah prosesnya? 4. Adakah kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak lain dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah? 5. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana prasarana sekolah?
Pemeliharaan 1. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMPN 5 Tangsel? 2. Upaya apa saja yang dilakukan terhadap sarana prasarana yang rusak/tidak terpakai lagi? 3. Siapa yang bertanggungjawab dalam proses pemeliharaan dan apakah seluruh warga disekolah ini turut ikut andil dalam pemeliharaan sarana dan prasarana? 4. Adakah laporan periodic yang disampaikan kepada kepala sekolah terkait dengan pengelolaan sarana prasarana sekolah dan bagaimana bentuk laporan tersebut?
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDY
1. Bagaimana anda melakukan pemilihan sarana (hal-hal yang perlu diperhatikan) untuk kegiatan belajar mengajar agar tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran? 2. Bagaimana anda memanfaatkan sarana dalam kegiatan belajar mengajar? 3. Dengan penggunaan sarana dan prasarana, apakah dapat mendukung proses pembelajaran? 4. Apakah fasilitas yang di sediakan oleh sekolah sudah mencukupi dalam kegiatan belajar mengajar? 5. Dalam kegiatan pengadaan sarana dan prasarana, hal apa yang paling menunjang dalam kegiatan belajar mengajar? 6. Uapaya apa yang dilakukan oleh guru, jika sarana dan prasarana kurang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar?
PEDOMAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH DI SMPN 5 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Wawancara 1. Ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan diwawancarai 2. Perkenalkan diri dan jelaskan topic wawancara serta tujuan wawancara dilakukan 3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topic wawancara 4. Catat seluruh pembicaraan 5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu
Nama
: Alan Suherlan S.Pd M.M
Jabatan
: Kepala Sekolah
Hari /tanggal : Rabu, 22 Oktober 2014 Jam
: 10.15 WIB
Tempat
: SMPN 5 Tangerang Selatan
1. Bagaimana kondisi internal dan eksternal sarana prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan? Jawab : kondisi internal di sekolah dalam pemenuhan kebutuhan penunjang kegiatan belajar mengajar yang diperlukan oleh guru serta siswa sudah diprioritaskan, dalam hal ini sekolah sedang mengupayakan pengadaan fasilitas yang dapat digunakan sebagai mana fungsinya. Sedangkan kondisi eksternalnya, masih ada kekurangan karena lingkungan sekitar sekolah berada di dalam perumahan sehingga akses menuju sekolah agak sulit.
2. Berdasarkan kedua kondisi tersebut, bagaimana perumusan strategi umum mengenai sarana dan prasarana tersebut? Jawab : dengan mengembangkan SDM yang ada di sekolah kemudian aktif berperan serta dan melibatkan semua pihak untuk bekerja sama merunuskan strategi umum dalam pemeliharaan sarana prasarana dalam komdisi internal dan kondisi ekstrenalnya.
3. Bagaimana visi kepala sekolah terkait sarana dan prasarana sekolah? Jawab : dengan mengusahakan pengadaan sarana dan prasarana kemudian mempergunakannya sesuai dengan kegunaannya dan memeilharanya agar tidak cepat rusak.
4. Bagaimana keterlibatan wakil kepala sekolah sarana terkait sarana dan prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan ? Jawab : kepala sekolah mengadakan monitoring atau kontroling secara berkala kemudian mengevaluasi jika masih terdapat kekurangan setelah itu mengambil kebijakan untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada.
5. Bagaimana mekanisme dalam pembuatan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawab : tim sarana prasarana mengadakan rapat koordinasi dengan kepala sekolah untuk membahas apa saja yang harus diproritaskan dalam pengadaan fasilitas sekolah.
6. Adakah hambatan dalam penyusunan strategi operasional tersebut? Jika ada, bagaimana cara mengatasinya ? Jawab : yang menjadi hambatan dalam penyusunan strategi operasional tersebut adalah biaya. Kemudian meminta bantuan dari pemerintah (hibah) selain itu juga sekolah merangkul pihak ketiga (koperasi) untuk memenuhi kebutuhan biaya yang kekurangan.
7. Apa langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasaran sekolah? Jawab : langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah dengan mengumpulkan data dari guru-guru bidang studi yang terjun langsung ke dalam kelas kemudian mencatat apa saja yang dibutuhkan dalam proses penunjang kegiatan belajar mengajar di kelas lalu diadakan rapat dengan seluruh pihak yang bersangkutan untuk menentukan unit apa yang diprioritaskan.
8. Bagaimana perencanaan anggaran dalam mengalokasikan biaya pengadaan sarana dan prasarana sekolah ? Jawab : alokasi dana bersumber dari BOS dan BOSDA yang didalamnya sudah terperinci untuk pengadaan sarana dan prasarana. Dalam mengalokasikan dana, perlu diadakan rapat dengan kepala sekolah untuk laporan arus masuk dan keluarnya dana.
9. Adakah alternative lain yang digunakan jika sumber anggaran tidak datang tepat waktu ? Jawab : pihak sekolah menggunakan dana dari pihak ketiga (koperasi) kemudian menggantinya setelah dana dari pemerintah turun.
10. Bagaimana proses pangadaan saran dan prasana sekolah ? Jawab : setelah mengadakan survey langsung ke lapangan, tim sapras memilih keperluan yang intidential yang diutamakan
11. Adakah kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak lain dalam pengadaan saran dan prasarana sekolah ? Jawab : ada, pihak sekolah mengadakan kerjasama dengan dinas pendidikan dan distributor yang bersangkutan
12. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah ? Jawab : yang bertanggung jawab dalam pengadaan sapras adalah wakasek sapras dan tim pengurus pengadaan barang.
13. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMPN 5 Tangerang Selatan ? Jawab : barang pakai habis disediakan setiap bulannya. Untuk barang non kapitalisasi diadakan pemeriksaan secara berkala setiap 3 bulan sekali/
14. Upaya apa saja yang dilakukan terhadap saran prasarana yang rusak atau tidak terpakai lagi ? Jawab : memperbaiki barang yang bisa diperbaiki kemudian jika sudah rusak parah akan diganti dengan unit baru.
15. Adakah laporan periodic yang disampaikan kepada kepala sekolah terkait dengan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah dan bagaimana bentuk laporan tersebut ? Jawab : selalu ada laporan per tiga bulan baik ke kepala sekolah ataupun ke dinas yang terkait.
PEDOMAN HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA TATA USAHA DI SMPN 5 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Wawancara 1. Ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan diwawancarai 2. Perkenalkan diri dan jelaskan topic wawancara serta tujuan wawancara dilakukan 3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topic wawancara 4. Catat seluruh pembicaraan 5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu Nama Jabatan Hari /tanggal Jam Tempat
: Umi Badriyah S.Pd : Kepala Tata Usaha : Rabu, 22 Oktober 2014 : 12.15 WIB : SMPN 5 Tangerang Selatan
1. Apa langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawab: langkah yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam perencanaan adalah terjun langsung kelapangan, apa saja yang harus dibeli dan dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Setelah itu diadakannya rapat koordinasi untuk lebih matang dalam proses perencanaan sarana dan prasarana. 2. Adakah rapat khusus mengenai pembuatan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jika ada, apa saja yang menjadi pembahasan dalam perencanaan kebutuhan sarana prasarana di sekolah SMPN 5 Tangsel? Jawab : Ada, rapat yang dilakukan lebih kepada kebutuhan guru serta siswa, guruguru diminta untuk mengusulkan apa saja yang menjadi kepentingan dalam kegiatan belajar mengajar. Karena guru yang lebih mengetahui keadaan di dalam kelas.
3. Bagaimana perencanaan anggaran dana dalam mengalokasikan biaya pengadaan sarana dan prasarana di sekolah? Jawab: sekolah mendapatkan sumber pembiayaan dari BOS dan BOSDA. Yang didalamnya sudah diatur untuk alokasi sarana dan prasarana. Memilah milih prioritas sarana yang lebih penting.
4. Dari
mana
sumber
pembiayaan
yang
diperoleh
untuk
mendukung
pengimplementasian renstra sarana prasarana? Jawab: Sekolah mendapatkan dana dari BOS dan BOSDA.
5. Adakah alternative lain yang digunakan jika sumber anggaran tidak datang tepat waktu? Jawab: alternative yang digunakan sekolah ketika terjadi hambatan dalam pencairan dana ialah pihak ketiga yaitu koperasi.
6. Apakah pengadaan sarana prasarana sudah sesuai dengan perencanaan awalnya? Jawab: terkadang sesuai terkadang tidak sesuai, karena sekolah menunggu pencairan dana dari pemerintah yang kemudian dapat dikelola untuk yang lebih prioritas.
7. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawab : sekolah mengajukan kebutuhan selama satu tahun atau dengan mengajukan rencana kerja tahunan ke dinas pendidikan, apabila di setujui pemerintah akan mencairkan dana secara bertahap.
8. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana prasarana sekolah? Jawab : wakasek sapras dan tim sapras
9. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMPN 5 Tangsel? Jawab : sekolah mengadakan kontroling secara berkala, minimal 3 bulan sekali.
10. Upaya apa saja yang dilakukan terhadap sarana prasarana yang rusak/tidak terpakai lagi? Jawab : upaya yang dilakukan terhadap sarana yang tidak dipakai lagi atau sudah rusak segera diganti yang baru. Tetapi kalau rusak tidak terlalu parah sekolah mengupayakan untuk membetulkan sarana yang rusak tersebut. Contohnya seperti bangku-bangku di kelas. Kaki-kaki pada bangku sering sekali rusak. Jadi harus cepat dibetulkan agar bisa dipakai kembali.
11. Siapa yang bertanggungjawab dalam proses pemeliharaan dan apakah seluruh warga disekolah ini turut ikut andil dalam pemeliharaan sarana dan prasarana? Jawab : Seluruh warga sekolah ikut berpartisipasi dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, agar tetap terjaga kenyamanan dan kualitasnya.
12. Adakah laporan periodic yang disampaikan kepada kepala sekolah terkait dengan pengelolaan sarana prasarana sekolah dan bagaimana bentuk laporan tersebut? Jawab : Laporan yang dibuat untuk kepala sekolah rutin selama 6 bulan sekali.
Tangerang Selatan, 22 Oktober 2014 Pukul : 12.15 WIB
PEDOMAN HASIL WAWANCARA DENGAN WAKIL SARANA PRASARANA DI SMPN 5 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Wawancara 1. Ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan diwawancarai 2. Perkenalkan diri dan jelaskan topic wawancara serta tujuan wawancara dilakukan 3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topic wawancara 4. Catat seluruh pembicaraan 5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu Nama Jabatan Hari /tanggal Jam Tempat
: Fatur Rachman : Wakil Kepala Sekolah : Rabu, 22 Oktober 2014 : 11.10 WIB : SMPN 5 Tangerang Selatan
1. Apa langkah pertama yang dilakukan pihak sekolah untuk mengetahui kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jawab: Langkah pertama untuk mengetahui sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan sekolah adalah mengadakan rapat, dalam rapat tersebut membahas anggaran untuk kebutuhan sarana prasarana, lalu rapat tersebut membahas apa saja yang dibutuhkan. Sekolah membuat KIR (Kartu Inventaris Ruangan), dari KIR tersebut, dapat diketahui kebutuhan apa saja dari ruangan tersebut. 2. Adakah rapat khusus mengenai pembuatan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah? Jika ada, apa saja yang menjadi pembahasan dalam perencanaan kebutuhan sarana prasarana di sekolah SMPN 5 Tangsel? Jawab : Ada, terutama untuk kebutuhan guru dan siswa. Yang menjadi pembahasan dalam perencanaan kebutuhan sarana prasarana yaitu KBM. KBM disini kebutuhannya mencakup infocus untuk menjelaskan materi, model pembelajara, globe dan lain-lain. Selain itu ada penunjang lainnya yaitu Lab computer, Lab Ipa, Multimedia, dan lain-lain.
3. Bagaimana perencanaan anggaran dana dalam mengalokasikan biaya pengadaan sarana dan prasarana di sekolah?
Jawab: Dalam anggaran, sekolah mendapatkan bantuan dari BOS dan BOSDA yang tidak boleh ditumpang tindih karena sudah diatur alokasi dana untuk sarana dan prasarana. Dana BOS pengalokasiannya lebih kepada keperluan operasional sekolah, dan dana BOSDA lebih kepada siswa.
4. Dari mana sumber pembiayaan yang diperoleh untuk mendukung pengimplementasian renstra sarana prasarana? Jawab: Sekolah mendapatkan dana dari BOS dan BOSDA.
5. Adakah alternative lain yang digunakan jika sumber anggaran tidak datang tepat waktu? Jawab: alternative lain yang digunakan oleh sekolah ketika ada hambatan dalam penurunan anggaran yaitu dengan memanfaatkan pihak ketiga (koperasi). Sekolah menggunakan dana dari koperasi dalam memenuhi keperluan sarana dan prasarana untuk sementara. Jika dana sudah turun dari pemerintah dana kemudian akan dialokasikan kepada koperasi sekolah.
6. Apakah pengadaan sarana prasarana sudah sesuai dengan perencanaan awalnya? Jawab: Disesuakan dengan kebutuhan. Jika ada sarana atau prasarana yang lebih penting maka akan diprioritaskan. Karena dari pihak pemerintah juga melihat keperluan yang lebih diprioritaskan, kemudian baru mengeluarkan dana sesuai dengan yang penting terlebih dahulu
7. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana sekolah? Jawab : sekolah mengajukan kebutuhan selama satu tahun atau dengan mengajukan rencana kerja tahunan ke dinas pendidikan, apabila di setujui pemerintah akan mencairkan dana secara bertahap.
8. Apakah dalam kegiatan pengadaan kebutuhan sekolah diperhatikan kegunaan, kualitas dan kuantitas barang-barang yang akan dibeli sekolah, seperti apakah prosesnya? Jawab : Ya, dengan survey harga, survey barang, dan kualitas. Sekolah memilih barang dengan kualitas terbaik dan harga yang paling ekonomis.
9. Adakah kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak lain dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah?
Jawab : ada, kerja sama dengan suku dinas (sudin), distributor, dan pihak penunjang lainnya.
10. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pengadaan sarana prasarana sekolah? Jawab : wakasek sapras dan tim sapras
11. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMPN 5 Tangsel? Jawab : sekolah membuat tim pengawas untuk mengadakan kontroling secara berkala, minimal 3 bulan sekali agar sarana prasarana yang ada tetap sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
12. Upaya apa saja yang dilakukan terhadap sarana prasarana yang rusak/tidak terpakai lagi? Jawab : setelah melakukan pengawasan kemudian ditemukan sarana dan prasarana yang tidak layak pakai maka akan diperbaiki sesuai fungsinya kemudian sarana dan prasarana yang sudah rusak total dan tidak bisa diperbaiki maka akan diadakan penghapusan selanjutnya akan diganti dengan unit baru.
13. Siapa yang bertanggungjawab dalam proses pemeliharaan dan apakah seluruh warga disekolah ini turut ikut andil dalam pemeliharaan sarana dan prasarana? Jawab : pengurus barang. Seluruh warga sekolah ikut andil dalam pemeliharaan sarana dan prasarana, 14. Adakah laporan periodic yang disampaikan kepada kepala sekolah terkait dengan pengelolaan sarana prasarana sekolah dan bagaimana bentuk laporan tersebut? Jawab : Laporan dibuat setiap 6 bulan sekali dalam bentuk table secara tertulis.
PEDOMAN HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI DI SMPN 5 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Wawancara 1. Ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan diwawancarai 2. Perkenalkan diri dan jelaskan topic wawancara serta tujuan wawancara dilakukan 3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topic wawancara 4. Catat seluruh pembicaraan 5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu
Nama
: Umiyati S.Pd
Jabatan
: Guru Fisika
Hari /tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014 Jam
: 11.30 WIB
Tempat
: SMPN 5 Tangerang Selatan
1. Bagaimana anda melakukan pemilihan sarana (hal-hal yang perlu diperhatikan) untuk kegiatan belajar mengajar agar tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran? Jawab: Disesuaikan dengan materi pembelajarannya dengan alat dan bahan yang ada yang bisa dicerna oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagaimana anda memanfaatkan sarana dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab : dalam pembelajaran fisika (IPA) saya menggunakan Lab 60%. Penggunaan ruangan ketika pembelajaran harus dalam bentuk teori atau tekstual. Selain itu kebun dan area yang dapat memungkinkan berjalannya proses belajar mengajar akan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
3. Dengan penggunaan sarana dan prasarana, apakah dapat mendukung proses pembelajaran? Jawab : kurang mendukung, tetapi secara kasat mata sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana yang baik. tetapi pembelajaran saat ini lebih banyak dikelas dikarenakan adanya perabot-perabot yang masih menyatu dengan Lab IPA atau perabot-perabot yang tidak pada tempatnya.
4. Dalam kegiatan pengadaan sarana dan prasarana, hal apa yang paling menunjang dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab : alat peraga, seperti kerangka manusia, globe, gambar tata surya, fasilitas yang lain masih belum optimal.
5. Upaya apa yang dilakukan oleh guru, jika sarana dan prasarana kurang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab : memanfaatkan yang ada, ketika Lab tidak bisa dipergunakan, maka belajar di ruangan dengan alat dan bahan yang ada atau perpustakaan dan tempat lain yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar.
Tangerang Selatan, 15 Oktober 2014 Pukul : 11.30 WIB
Interviewee Guru Bidang Studi
Umiyati, S.Pd
Interviewer
Dhiza Namira Fatihany
PEDOMAN HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI DI SMPN 5 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Wawancara 1. Ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan diwawancarai 2. Perkenalkan diri dan jelaskan topic wawancara serta tujuan wawancara dilakukan 3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topic wawancara 4. Catat seluruh pembicaraan 5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu Nama
: Jumariah S.Pd
Jabatan
: Guru Bahasa Indonesia
Hari /tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014 Jam
: 13.10 WIB
Tempat
: SMPN 5 Tangerang Selatan
1. Bagaimana anda melakukan pemilihan sarana (hal-hal yang perlu diperhatikan) untuk kegiatan belajar mengajar agar tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran? Jawab: pertama-tama melakukan tujuan pembelajaran yang tertera pada RPP sehingga guru dapat melakukan pemilihan sarana apa yang harus diperhatikan pada pembelajaran.
2. Bagaimana anda memanfaatkan sarana dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab : sesuai dengan kebutuhan siswa, tetapi Lab masih minim untuk digunakan karena Lab bahasa masih belum memadai.
3. Dengan penggunaan sarana dan prasarana, apakah dapat mendukung proses pembelajaran? Jawab: mendukung mulai dari perpus buku-buku yang diperlukan siswa dapat menggali dari perpustakaan, CD/kaset/ radio yang diperlukan dalam belajar sudah memadai, tetapi ketika pembelajaran kurang alat dan bahan diupayakan pembelajaran untuk tetap berjalan.
4. Apakah fasilitas yang di sediakan oleh sekolah sudah mencukupi dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab: fasilitas yang disediakan sudah memadai dan akan penambahan jumlahnya.
5. Upaya apa yang dilakukan oleh guru, jika sarana dan prasarana kurang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab: guru meminta siswa untuk membawa peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, guru juga harus inovatif juga membawa alat yang diperlukan dalam pembelajaran dari rumah.
Tangerang Selatan, 15 Oktober 2014 Pukul : 13.10 WIB
Interviewee Guru Bidang Studi
Jumariah, S.Pd
Interviewer
Dhiza Namira Fatihany
PEDOMAN HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI DI SMPN 5 TANGERANG SELATAN
Petunjuk Wawancara 1. Ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan diwawancarai 2. Perkenalkan diri dan jelaskan topic wawancara serta tujuan wawancara dilakukan 3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat pengalaman, harapan, atau saran yang berkaitan dengan topic wawancara 4. Catat seluruh pembicaraan 5. Mintalah waktu lain jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas saat itu
Nama
: Haerudin, S.Pd
Jabatan
: Guru TIK
Hari /tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014 Jam
: 11.15 WIB
Tempat
: SMPN 5 Tangerang Selatan
1. Bagaimana anda melakukan pemilihan sarana (hal-hal yang perlu diperhatikan) untuk kegiatan belajar mengajar agar tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran? Jawab : Disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan setelah itu mempersiapkan sarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran. Contohnya materi pembuatan blog disiapkan unit computer dengan 1 komputer untuk 1 siswa, kemudian mempersiapkan jaringan internet agar bisa terkoneksi.
2. Bagaimana anda memanfaatkan sarana dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab : Memanfaatkan dengan optimal sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran, contoh ketika harus menggunakan Lab maka Lab computer akan dipergunakan dengan sebaik mungkin.
3. Dengan penggunaan sarana dan prasarana, apakah dapat mendukung proses pembelajaran? Jawab : sangat mendukung, tetapi terkadang ada hambatan ketika pembelajaran berlangsung jaringan internet mati sehingga kegiatan belajar mengajar terganggu.
4. Apakah fasilitas yang di sediakan oleh sekolah sudah mencukupi dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab : iya, sudah mendukung Lab computer sudah ada, jaringan internet juga sudah ada.
5. Upaya apa yang dilakukan oleh guru, jika sarana dan prasarana kurang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab : contoh ketika menggunakan wifi atau nirkabel koneksinya terputus, maka murid akan diberikan PR kemudian setiap murid harus memiliki email yang aktif dan dianjurkan membawa laptop dan gadget sehingga dapat menggunakan laptop dan gadget pribadi.
Tangerang Selatan, 15 Oktober 2014 Pukul : 11.15 WIB
Interviewee
Interviewer
Guru Bidang Studi
Haerudin, S.Pd
Dhiza Namira Fatihany
LAPORAN HASIL OBSERVASI
Data Ruang Belajar (Kelas)
Kondisi
Baik Rusak Ringan Rusak sedang Rusak Berat Rusak Total
Jumlah ruang Jumlah ruang yang lainnya yang Jumlah dan ukuran digunakan untuk digunakan untuk ruang kelas ruang kelas Ukuran 7 x 9 m2 (a) 21 6
1
28
-
Data Ruang Belajar Lainnya Jenis Ruangan Perpustakaan Lab. IPA Keterampilan Multimedia Kesenian
Jumlah 1 1 1 1
Ukuran ( p x l) 7x9 7x9 7x9 3x7
Data Ruang Kantor Jenis Ruangan Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Tamu Ruang BK
Data Ruang Fenunjang (di isi dalam angka) Jenis Ruangan Jumlah Ukuran (p x l) Gudang 1 3x7 Dapur 1 3x7 Reproduksi KM/WC Guru 4 2x2
Kondisi*) Baik Baik Baik Baik
Jumlah 1 1 1 1 1
Jenis Ruangan Lab. Bahasa Lab. Komputer Pend. Tek. Dasar Serbaguna/Aula Lainnya
Jumlah 1 1 -
Ukuran (p x l) 7x9 3x7 10 x 12 7x9 3x7
Kondisi
Jenis Ruangan
Baik Baik Baik
Ibadah Ganti Koperasi Hall/lobi
Ukuran (p x l) 7 x9 7x9 -
Kondisi Baik Baik -
Kondisi*) Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Jumlah 1 1 -
Ukuran (p x l) 9x7 4x7 -
Kondisi Baik Baik -
KM/WC Siswa BK
20 1
2x1 3x7
Baik Baik
UKS
1
3x7
PMR/Pramuka
1
3x7
OSIS
1
3x7
Studio Musik
1
3x7
Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Ringan Baik
Lapangan Olahraga dan Upacara Lapangan 1. Lapangan Olahraga a. Bulu Tangkis b. Bola Basket c. Footsal d. Bola Volley e. Tenis Meja 2. Lapangan Upacara
Jumlah
Kantin Rumah Pompa/ Menara Air Bangsal Kendaraan Rumah Penjaga
6 3
3x2 3x2
Baik Baik
1
4 x 10
Baik
1
3 x 10
Baik
Pos Jaga
1
2x2
Baik
-
-
-
Ukuran (p x l)
1 1 1
Kondisi
15 x 8 2,5 x 1,5 40 x 50
Keterangan Lapangan olahraga (basket, footsal dan volley) merangkap dengan lapangan upacara
Rusak Baik Baik
Perabot (furniture) utama a. Perabot ruang kelas (belajar)
Jumlah
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
Jumlah
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
Jumlah
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
Baik
Papan tulis
Rusak Berat
27
Almari + rak buku/alat
Rusak ringan
1
Jml dan kondisi meja siswa Jumlah
Jumlah No. Ruang Kelas
Perabot Jml dan kondisi kursi siswa
46
-
1099
1049
50
-
13
13
-
-
27
21
6
-
573 527
b. Perabot ruang belajar lainnya Perabot Meja Rusak ringan
Rusak Berat
Jumlah
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
Jumlah
Baik
Rusak ringan Rusak Berat Jumlah
Baik
Rusak ringan
1.
Perpustakaan
8
8
-
-
8
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.
Lab.IPA
6
1
5
-
-
-
-
-
6
6
-
-
-
-
-
-
3.
Keterampilan
Rusak Berat
Baik
Ruang
Lainnya
Jumlah
No.
Almari + rak buku/alat
Kursi
4.
Multimedia
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Lab. Bahasa Lab. Komputer Serbaguna. Kesenian PTD Lainnya:
19 21 21
-
-
19 41
41
-
-
1
1
c. Perabot Ruang Kantor Perabot
Baik
18 3 56 8
-
-
8 2 7 9
8 2 7 9
Rusak Berat
Jumlah
18 3 56 8
Rusak ringan
Rusak Berat
-
Baik
Rusak ringan
-
Jumlah
Baik
11 3 61 8
Rusak Berat
Jumlah
11 3 61 8
Lainnya
Rusak ringan
Rusak Berat
Kepala Sekolah Wk Kepala Sekolah Guru Tata Usaha Tamu Lainnya:
Rusak ringan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ruang
Baik
No.
Almari + rak buku/alat
Kursi
Jumlah
Meja
-
-
2 1
2 1
-
-
d. Perabot Ruang penunjang
-
-
8
8
2.
UKS
-
-
-
-
2
2
3.
PM R/Pramuka
4.
OSIS
5.
Gudang
1
1
-
-
3
-
6.
-
4
2
Ibadah
2
2
7.
Koperasi
2
2
8.
Hall/lobi
9.
Kantin
10.
Pos jaga
11.
Reproduksi
12.
Lainnya: .....
-
-
-
-
-
-
-
4
4
-
3
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
Baik Rusak ringan Rusak Berat
5
Jumlah
5
Lainnya
Baik Rusak ringan Rusak Berat
BK
Jumlah
1.
Baik Rusak ringan Rusak Berat
Kursi
Jumlah
Ruang
Baik Rusak ringan Rusak Berat
No.
Jumlah
Meja
Perabot Almari + rak buku/alat
1
1
-
-
2
2
-
-
-
-
-
-
6
6
-
-
1
-
1
-
Fasilitas Penunjang Perpustakaan No. Jenis 1 Komputer 2. Ruang baca 4. TV 5. LCD 6. VCD/DVD player 7. Lainnya:
Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi 2 unit / 1 ruang / 56 m2 1 (42”) -
Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia (di isi dalam angka) No. Alat/bahan Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*) Jumlah Kualitas Kondisi 25%- 50%- 75%< 25% Kuran Sangat Rusak Rusak 50% dr 75% dr 100% Cukup Baik Baik dr keb. g baik berat Ringan keb keb. dr keb. 1. Lab. IPA V V' v 2. Lab. bahasa v v v 3. Lab. komputer V V 4. Ketrampilan 5. PTD 6. Kesenian 7. Multimedia V V V
Keterangan kondisi: Baik Rusak Ringan Rusak sedang Rusak berat Rusak total
Kerusakan < 15% 15% - < 30% 30% - < 45% 45%-65% >65%
BIOGRAFI PENULIS Dhiza Namira Fatihanny, lahir di Jakarta, 21 Juli 1993. Merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan H. Dadang Sutrisna dan Hj. Sri Mulyati S.Pd, yang beralamatkan di Pondok Kacang Prima Blok K8/3 RT 16/08, Pondok Aren. Penulis memulai Pendidikan di SDN Pd Aren 01 pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke MTs AlIslamiyah
Cileduk.
Selanjutnya
penulis
melanjutkan pendidikannya ke SMAN 108 Jakarta dan lulus tepat waktu pada tahun 2010. Tamat dari MAN penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2010, penulis berhasil lulus masuk di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan. Allah selalu melihat. Allah selalu melihat dan membantu apa yang kita keluhkan. Melalui skripsi yang berjudul “Implementasi Rencana Strategi Sarana Prasarana di SMPN 5 Tangerang Selatan” di bawah bimbingan Bapak Fathi Ismail, MM dan Bapak Hasyim Asy’ari M.Pd.