III. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Relugan GT 50, minyak biji karet dan kulit domba pikel. Relugan GT adalah nama produk BASF yang termasuk ke dalam bahan penyamak aldehida. Minyak biji karet diperoleh dari ekstraksi biji karet yang dibeli dari Ciseeng, Bogor. Kulit domba pikel diperoleh dari pabrik kulit di Ciluar, Bogor. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium karbonat, asam formiat, NaCl dan Eusapon S (sejenis degreaser). Selain itu juga digunakan berbagai bahan kimia yang diperlukan untuk pengujian seperti n-heksan, katalis (CuSO 4 :Na2 SO 4 = 1,2:1), H2 SO 4 pekat, NaOH 50%, HCl 0,002 N, indikator mengsel, NaOH 0,02 N, H2 SO4 0,325 N, NaOH 1,25 N, aseton, akuades, khloroform, larutan Wijs, KI 15%, natrium tiosulfat 0,1 N, indikator pati, alkohol 95%, KOH 0,1 N, KI jenuh, asam asetat glasial, KOH beralkohol 0,5 N, indikator phenolpthalein, dan HCl 0,5 N. 2. Alat Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah hydraulic press, hammer mill, drum pemutar (mesin molen), mesin shaving, mesin buffing, staking, toggle dryer, shaker dan pH meter. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah alat uji suhu pengerutan, uji ketebalan, daya serap air, uji kekuatan tarik dan kekuatan sobek. B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Sepetember 2009 di : 1. Balai Pasca Panen, Bogor. Ekstraksi minyak biji karet dilakukan di balai tersebut. 2. Laboratorium Penyamakan Kulit Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta, IPB.
18
3. Laboratorium Pengawasan Mutu, Laboratorium Dasar Ilmu Terapan, Laboratorium
Bio
Industri
dan
Laboratorium
Pengemasan,
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta, IPB. Laboratoriumlaboratorium tersebut digunakan untuk pengujian kulit samoa.
C. TATA LAKSANA Tahapan proses penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu : penjemuran biji karet, ekstraksi minyak biji karet, karakterisasi minyak biji karet, proses penyamakan kulit, karakterisasi kulit samak yang dihasilkan dan pengolahan data.
D. METODE PENELITIAN 1. Penje muran Biji Karet Penjemuran biji karet dilakukan selama 3 hari berturut-turut, dengan waktu penjemuran selama 5 jam tiap harinya. Tujuan dari penjemuran ini adalah untuk menurunkan kadar air biji serta mengurangi aktivitas enzim dan mikroorganisme, sehingga biji lebih tahan lama jika disimpan. 2. Penelitian Pendahuluan Pada penelitian ini dilakukan penentuan persentase bagianbagian biji karet yaitu persentase kulit biji dan daging biji karet. Kemudian dilakukan juga analisis komposisi kimia daging biji karet yang meliputi penentuan kadar air dan kadar abu. Prosedur analisis disajikan pada Lampiran 19. Setelah
itu
dilakukan
pengeringan
biji
karet
dengan
menggunakan oven. Sebelum dikeringkan, biji karet (masih memiliki tempurung) disortir terlebih dahulu. Tujuan penyortiran ini adalah untuk memisahkan biji karet yang baik dan biji karet yang rusak. Meskipun dengan penyortiran seperti ini belum tentu biji karet yang dari luar kelihatan baik daging bijinya pasti baik. Setelah penyortiran biji karet dipanaskan dalam oven dengan suhu 70 o C selama 1 jam.
19
Tahap selanjutnya adalah menggiling biji karet dengan menggunakan alat penggiling biji (hammer mill). Setelah itu, biji dibungkus dengan kain saring dan selanjutnya diekstraksi dengan menggunakan alat pengempa hidrolik pada suhu 65 + 2 o C selama + 90 menit atau sampai sudah tidak ada lagi minyak yang keluar. Setelah itu dilakukan karakterisasi terhadap minyak biji karet yang dihasilkan. Sifat fisiko-kimia yang dianalisis adalah warna, viskositas, berat jenis, bilangan iod, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan penyabunan dan kadar asam lemak bebas (FFA). Prosedur analisis disajikan pada Lampiran 19. 3. Penelitian Utama Proses Penyamakan Kulit Pada penelitian utama dilakukan proses penyamakan kulit. Secara keseluruhan tahapan proses penyamakan kulit disajikan pada Tabel 4.
20
Tabel 4. Tahapan proses penyamakan Proses Pencucian
Bahan kimia
Jumlah
Durasi
NaCl
8 -10% kulit
20 menit
Air
200% kulit
Pencucian ke 2
NaCl air
8-10% kulit 100% kulit
10 menit
Pretanning
Relugan GT 50
1,5% ; 3,0% ; 4,5%
3x15 + 30 menit
Air
300% Relugan GT 50
Natrium formiat Air
1% 1000% air
4x10 + 20 menit
Natrium Karbonat Air
2% kulit
3x15 menit
10% kulit
1 jam
Air Natrium Karbonat Air
200% kulit shaving 05%
3x10 menit 10 menit
100%
10 menit
Minyak biji karet
10% ; 20%; 30%
Natrium karbonat Air
0,5%
Catatan Ukur min. 8 o Be, jika kurang dari 8 tambahkan NaCl Ukur min. 8 o Be, < 8, tambahkan garam Cek pH min. 3, >3, tambahkan asam formiat
Melarutkan Relugan GT 50 Melarutkan Relugan GT 50
Cek pH, min 8
Shaving Pencucian
Horse up Penyamakan minyak
± 12 jam
300% Natrium karbonat
Setting out Pencucian II
Melarutkan Natrium karbonat 1 jam 10 hari
Oksidasi Pencucian I
Cek pH, baik = 8-9
Air
300%
Natrium karbonat Eusapon S Air
4% 2% 1000%
15 menit
Air
1000%
60 menit
Natrium karbonat Eusapon S Air
2% 1% 1000%
Putar di molen Bentangkan di toggle
60 menit
15 menit
Setting out Pengeringan Staking Buffing
2 x 24 jam Melenturkan kulit Ketebalan 0,3-1,2 cm (SNI 06-1752-1990)
21
Analisis Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Setelah proses penyamakan dilakukan dan kulit samoa didapatkan, selanjutnya dilakukan pengujian sifat fisik, kimia dan organoleptik. Pengujian sifat fisik meliputi uji ketebalan, uji kekuatan tarik, uji kemuluran putus, uji kekuatan sobek dan uji daya serap air. Pengujian sifat kimia meliputi pH, kadar minyak dan kadar abu. Pengujian sifat organoleptik meliputi kehalusan, bau dan warna kulit samoa. Prosedur pengujian sifat fisik dan kimia disajikan pada Lampiran 19. Rancangan pe rcobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan menggunakan dua faktor, dimana faktor pertama dan faktor kedua masing- masing terdiri dari tiga taraf. Pada setiap perlakuan dilakukan dua kali ulangan. Faktor pertama adalah persentase Relugan GT 50 yang terdiri dari tiga taraf yaitu 1,5% (A1 ), 3,0% (A2 ), dan 4,5% (A3 ). Faktor kedua adalah persentase minyak (faktor B) yang terdiri dari tiga taraf yaitu 10% (B1 ), 20% (B2 ), dan 30% (B3 ). Dari 9 kombinasi perlakuan dengan dua kali ulangan tiap kombinasi perlakuan diperoleh 18 satuan percobaan. Model matematika yang digunakan adalah (Mattjik, 2002) : Yijk = µ + Ai + Bj + ABij +
ijk
dimana: i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3 k = 1, 2 Yijk
= Respon dari pengaruh faktor A ke-i, faktor B ke-j, dan ulangan ke-k
µ
= Nilai rata-rata umum
Ai
= Pengaruh faktor A (petak utama) ke- i
Bj
= Pengaruh faktor B (anak petak) ke-j
ABij
= Pengaruh interaksi faktor A ke-i dan faktor B ke-j
22
= Galat dari faktor A ke- i, faktor B ke-j, dan ulangan ke-k
ijk
Pengolahan Data Setelah data sifat fisik, kimia dan organoleptik diperoleh maka selanjutnya dilakukan analisis statistik untuk mengetahui pengaruh dari berbagai perlakuan yang digunakan. Analisis statistik dilakukan dengan software
SAS (Statistic Analysis System). Jika hasilnya
berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan. Uji wilayah ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh tiap faktor maupun kombinasi perlakuan. .
23