III. BAHAN DAN METODE 3.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pelet kering berbasis sumber protein nabati yang berjenis tenggelam dengan campuran crude enzim dari rumen domba. Pakan uji yang diberikan adalah sebagai berikut : 1. Pakan A
: Pakan dengan campuran enzim 000 ml/kg
2. Pakan B
: Pakan dengan campuran enzim 200 ml/kg
3. Pakan C
: Pakan dengan campuran enzim 400 ml/kg
4. Pakan D
: Pakan dengan campuran enzim 600 ml/kg
5. Pakan E
: Pakan komersil dengan merek laju
Sebelum pakan uji dibuat terlebih dahulu dilakukan isolasi dan produksi enzim dari rumen domba. Cairan rumen yang diambil diusahakan selalu dalam kondisi dingin. Selanjutnya cairan rumen disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 20 menit pada suhu 4 C, kemudian cairan (supernatan) yang terbentuk dapat diambil sebagai sumber crude enzim. Nilai aktivitas enzim cairan rumen domba disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai aktivitas enzim cairan rumen domba Aktivitas Enzim
Total Enzim (IU/ml.menit)
Protease
0,0067
Amilase
0,0436
Lipase
1,6295
Sellulase
0,8516
Bahan penyusun pakan dicampurkan dan dicetak dalam bentuk pelet dengan ukuran diameter 2 mm. Komposisi dari pakan perlakuan disajikan pada Tabel 3 dan hasil analisa proksimat pakan pada Tabel 4. Pakan penelitian ini dibuat dengan mencampurkan seluruh bahan-bahan pakan sesuai dengan komposisi pakan di Tabel 3. Setelah itu, ditambahkan cairan rumen dengan dosis sesuai dengan perlakuan masing-masing. Bahan pakan yang telah dicampurkan tersebut didiamkan selama 24 jam untuk melihat kinerja dari pemberian rumen tersebut. Setelah 24 jam, bahan pakan tersebut dicetak kemudian dioven. Pakan yang telah dibuat kemudian dianalisis kembali untuk mengetahui pemenuhan target protein, energi protein rasio, maupun jumlah energi pakan yang ada.
13
Tabel 3. Komposisi pakan perlakuan Bahan Baku
Perlakuan
Hewani : poultry by product meal (PBM) Nabati : a. Distiller Dried Grains with Soluble (DDGS) b. Tepung Bungkil Kelapa Sawit c. Tepung Bungkil Kedelai d. Pollard Minyak Ikan dan Jagung Vitamin dan Mineral Mix Feed Additive Carboxy Methyl Cellulose TOTAL (%) GE(kkal/100g pakan)* C/P (kkal/100g)** Ekstrak Crude Enzim (ml/kg)
A (0)
B (200)
C (400)
D (600)
8 88.7
8 88.7
8 88.7
8 88.7
E (komersil) -
1 0.3 1.5 0.5 100 404.74 14.62 0
1 0.3 1.5 0.5 100 404.74 14.62 200
1 0.3 1.5 0.5 100 404.74 14.62 400
1 0.3 1.5 0.5 100 404.74 14.62 600
-
Keterangan : BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. *GE = Gross Energy. 1 gram protein = 5,6 kkal GE 1 gram karbohidrat/BETN = 4,1 kkal GE 1 gram lemak = 9,4 kkal GE (Watanabe, 1988). ** C = energi ; P = protein.
Tabel 4. Komposisi proksimat pakan perlakuan Perlakuan enzim(ml/kg pakan)
Komposisi Proksimat Protein kering Lemak kering Abu Serat kasar BETN GE(kkal/100g pakan)* C/P (kkal/100g)** Kadar Air
A (0)
B (200)
C (400)
D (600)
E (komersil)
27.89 10.36 8.29 10.88 36.98 405.19 14.52 5.60
28.92 10.46 7.95 9.84 37.75 415.06 14.35 5.08
28.84 10.56 7.83 9.57 36.31 405.58 14.06 6.89
34.24 10.62 8.25 9.45 29.19 405.88 11.85 8.25
26.51 7.91 10.61 6.18 42.63 397.58 14.99 6.16
Keterangan : BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. *GE = Gross Energy. 1 gram protein 1 gram karbohidrat/BETN 1 gram lemak ** C = energi ; P = protein.
= 5,6 kkal GE = 4,1 kkal GE = 9,4 kkal GE (Watanabe, 1988).
3.2 Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data Hewan uji yang digunakan adalah Ikan Nila Oreochromis niloticus yang berasal dari Sempur, Bogor dengan bobot rata-rata awal 6,10 ± 0,49 gram. Sebelum digunakan ikan diadaptasikan terlebih dahulu dalam akuarium pemeliharaan selama 14 hari. Perlakuan pakan uji dimulai pada tanggal 28 Agustus – 21 Oktober 2009. Ikan yang dipelihara dalam akuarium adaptasi, diambil secara acak dengan mempertimbangkan keseragaman bobot individu.
14
Selanjutnya ikan-ikan tersebut ditebar dalam akuarium pemeliharaan dengan kepadatan 8 ekor/akuarium. Pemeliharaan ikan selama penelitian dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan. Wadah yang digunakan yaitu akuarium berukuran 35x40x50 cm dengan ketinggian air
30 cm. Setiap akuarium
perlakuan sebelumnya disterilisasi menggunakan kaporit 30 ppm. Sisa kaporit dihilangkan dengan pemberian tiosulfat 10 ppm dan diaerasi kuat selama 4 hari. Ikan uji dimasukkan ke dalam 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. Tiap ulangan diwakili dalam satu buah akuarium dengan padat penebaran 8 ekor/akuarium. Akuarium diset membentuk suatu sistem resirkulasi yang dilengkapi dengan filter fisik berupa zeolit dan kapas sedangkan filter biologi berupa bioball dan 1 buah bak fiber sebagai tandon. Akuarium diaerasi selama 24 jam. Pemasangan jaring di atas akuarium dilakukan untuk mencegah ikan loncat keluar akuarium. Sehari sebelum dilakukan penebaran untuk diberi pakan perlakuan, ikan dipuasakan terlebih dahulu. Pemuasaan dilakukan untuk menghindari ikan stress ketika dilakukan penimbangan dan pengukuran bobot. Selain itu, pemuasaan ikan juga bertujuan untuk menyeragamkan kondisi ikan, yaitu lambung yang kosong sehingga ketika dilakukan penimbangan berat yang didapatkan benarbenar merupakan berat bobot tubuh ikan, bukan karena pakan yang masih terdapat di dalam lambung ikan. Ikan dipelihara selama 54 hari dan dilakukan sampling bobot biomass awal dan akhir. Pakan diberikan secara at satiation dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari yakni pukul 08.00 WIB, pukul 12.00 WIB dan pukul 16.00 WIB. Jumlah konsumsi pakan (JKP) didapat dengan menghitung jumlah pakan yang dimakan setiap hari. Skema dan tata letak akuarium terdapat dalam gambar 1. Pengamatan harian yang dilakukan meliputi pencatatan pemberian pakan dan penimbangan ikan yang mati. Pengukuran bobot ikan uji dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan. A3
C2
E1
D3
C1 E2
B2
E3
D2
B1
A2
D1
C3
B3
Gambar 1. Tata Letak Akuarium Penelitian. Keterangan : A, B, C, D, E = Label Pakan Perlakuan T = Tandon.
1, 2, 3 = Ulangan Perlakuan
A1
T
15
3.3 Analisis Kimia Analisa proksimat yang dilakukan meliputi analisa protein, lemak, kadar air, kadar abu, dan serat kasar. Analisa proksimat dilakukan terhadap bahan penyusun pakan, pakan uji, tubuh awal dan akhir ikan. Analisa protein dilakukan dengan metode Kjehldahl, analisa lemak pakan menggunakan metode ekstraksi dengan alat Soxhlet, sedangkan analisa lemak ikan menggunakan metode Folch, kadar air dengan metode pengeringan dalam oven pada suhu 110±1oC, kadar abu dengan pemanasan dalam tanur bersuhu 600oC, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat. Analisis proksimat ini dilakukan
dengan
metode
Takeuchi
(1988).
Analisis
proksimat
secara
keseluruhan terdapat pada Lampiran 3. 3.4 Analisis Biologi 3.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan (JKP) Jumlah konsumsi pakan ditentukan dengan menimbang pakan yang diberikan pada ikan uji setiap hari selama percobaan dilakukan. Pada akhir percobaan, pakan yang telah diberikan dijumlahkan dan dikurangi sisa pakan yang telah dikeringkan menjadi data konsumsi pakan. 3.4.2 Laju Sintasan Laju sintasan dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan Huisman (1987), yaitu
SR
Nt x100% No
Keterangan : Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor) No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor). 3.4.3 Laju Pertumbuhan Spesifik Laju pertumbuhan spesifik ikan uji dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Huisman (1987), yaitu: t
Wt Wo
1 x 100%
Keterangan: Wt Wo T
= Laju pertumbuhan spesifik (%) = Rata-rata bobot individu pada waktu akhir pemeliharaan (g) = Rata-rata bobot individu pada waktu awal pemeliharaan (g) = Lama waktu pemeliharaan (hari).
16
3.4.4. Efisiensi Pakan (EP) Efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: EP = {[(Wt + D) – Wo]/ F} x 100% Keterangan: EP = Efisiensi pakan (%) F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan (gram) Wt = Biomassa ikan pada waktu akhir pemeliharaan (gram) Wo = Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (gram) D = Bobot ikan yang mati selama pemeliharaan (gram). 3.4.5 Retensi Lemak Nilai retensi lemak dihitung berdasarkan persamaan Takeuchi (1988) : RL
= [(F-I)/L] x 100%
Keterangan: RL = Retensi lemak (%) F = Jumlah lemak tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (gram) I = Jumah lemak tubuh ikan pada awal pemeliharaan (gram) L = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan (gram). 3.4.6 Retensi Protein Nilai retensi protein dihitung berdasarkan persamaan Takeuchi (1988) : RP
= [(F-I)/P] x 100%
Keterangan: RP = Retensi protein (%) F = Jumlah protein tubuh ikan pada akhir pemeliharaan (gram) I = Jumah protein tubuh ikan pada awal pemeliharaan (gram) P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan (gram). 3.5 Analisa Statistik Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0. Analisis ragam dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95 %. Sedangkan untuk melihat perbedaan perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan.