II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni dan Merak
Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni adalah pelabuhan yang terletak di kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. Pelabuhan Bakauheni menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui via laut. Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni memiliki luas 452.458 m2 (Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementrian Perhubungan, November 2010). Adapun batas-batas fisik kewilayahan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ketapang b. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Sunda c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kalianda d. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda Pelabuhan penyeberangan Merak yang terletak di Provinsi Banten adalah pelabuhan umum yang melayani penyeberangan antara Pulau Jawa dan Sumatera (Andriani, 2011). Pelabuhan Penyebarangan Merak memiliki Luas 150.615 m2. Pelabuhan Penyeberangan Merak memiliki 5 dermaga dan dilengkapi dengan Moveable Bridge.
6
Penyeberangan Bakauheni – Merak ini dilayani oleh kapal feri ro-ro. Setiap harinya, ratusan trip feri melayani arus penumpang dan kendaraan dari dan ke Pulau Sumatra melalui Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni di Lampung. Rata-rata durasi perjalanan yang diperlukan antara Merak Bakauheni atau sebaliknya dengan feri ini adalah sekitar 120 menit.
Gambar 1. Layout Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni B.
Fasilitas Pelabuhan Bakauheni
Untuk mendukung kelancaran pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni ada beberapa fasilitas yang diberikan oleh pihak PT. ASDP Indonesia Ferry selaku pengelola pelabuhan tersebut adalah : 1.
Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang (Triatmojo, 1996). Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan
7
bertambat pada dermaga tersebut (Solossa, 2013). Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni memiliki dermaga dengan tipe Qual Wall, Dolphin dan Jetty. Pelabuhan Penyeberangan Bakuheni pada saat ini memiliki lima dermaga yang beroperasi yaitu dermaga I,II, II, IV dan V yang digunakan untuk bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Dermaga-dermaga tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut: a.
Dermaga I Dermaga I di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni di bangun pada tahun 1981 dan mulai dioperasikan tahun 1987. Mempunyai panjang dermaga 172,8 M dan kedalaman kolam sandar 10 – 12 M Dermaga I di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni merupakan dermaga dengan tipe Quay Wall. Untuk lebih jelasnya dibawah ini adalah spesifiksi dari Dermaga I. Tabel 1. Spesifikasi Dermaga I No Uraian 1 Panjang Dermaga
Spesifikasi 172,8 M L = 50 M 2 Kolam d = 10 - 12 M 3 Dolphin 12 buah L=2M 4 Gang Way P = 14 M Kapasitas = 1 T L = 11,6 M 5 Moveable Bridge P= 16 M Kapasitas = 50 T L= 2,8 M 6 Side Ramp P= 16 M Kapasitas = 20 T 7 Kapasitas Dermaga 6000 GRT 8 Luas Areal Parkir 11237 M2 (Sumber: Profil dan Kinerja Kantor OPP Merak, 2014)
8
b.
Dermaga II Dermaga II di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni di bangun pada tahun 1988 dan mulai dioperasikan tahun 1991. Mempunyai panjang dermaga 134,66 M dan kedalaman kolam sandar 8 – 10 M
Dermaga II di Pelabuhan Penyeberangan
Bakauheni merupakan dermaga dengan tipe Quay Wall. Untuk lebih jelasnya dibawah ini adalah spesifiksi dari Dermaga II. Tabel 2. Spesifikasi Dermaga II No Uraian 1 Panjang Dermaga
Spesifikasi 134,66 M L = 20 M 2 Kolam d = 8 - 10 M 3 Dolphin 12 buah L = 1,5 M 4 Gang Way P = 14 M Kapasitas = 1 T L=9M 5 Moveable Bridge P= 16 M Kapasitas = 50 T L= 3 M 6 Side Ramp P= 17 M Kapasitas = 20 T 7 Kapasitas Dermaga 6000 GRT 8 Luas Areal Parkir 9.594 M2 (Sumber: Profil dan Kinerja Kantor OPP Merak, 2014) c.
Dermaga III Dermaga III di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni di bangun pada tahun 2001 dan mulai dioperasikan tahun 2001. Mempunyai panjang dermaga 166,83 M dan kedalaman kolam sandar 10 – 12 M Dermaga II di Pelabuhan Penyeberangan
9
Bakauheni merupakan dermaga dengan tipe Quay Wall. Untuk lebih jelasnya dibawah ini adalah spesifiksi dari Dermaga III. Tabel 3. Spesifikasi Dermaga III No Uraian 1 Panjang Dermaga
Spesifikasi 166,83 M L = 25 M 2 Kolam d = 10 - 12 M 3 Dolphin 12 buah L = 1,8 M 4 Gang Way P= 16 M Kapasitas = 1,5 T L = 10 M 5 Moveable Bridge P= 16 M Kapasitas = 45 T L= 2.8 M 6 Side Ramp P= 21 M Kapasitas = 2 T 7 Kapasitas Dermaga 12000 GRT 8 Luas Areal Parkir 13.965 M2 (Sumber: Profil dan Kinerja Kantor OPP Merak, 2014) d.
Dermaga IV Dermaga IV di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni dibangun tahun 1998 dan mulai dioperasikan tahun 2001. Mempunyai panjang dermaga 57,69 M dan kedalaman kolam sandar 10 – 12 M
Dermaga IV di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni
merupakan dermaga dengan tipe Dolphin. Dermaga ini adalah dermaga milik swasta yaitu milik KSO. PT. Infinity Indosakti. Untuk lebih jelasnya dibawah ini adalah spesifiksi dari Dermaga IV.
10
Tabel 4. Spesifikasi Dermaga IV No Uraian 1 Panjang Dermaga
Spesifikasi 57,69 M L = 20 M 2 Kolam d = 10 - 12 M 3 Dolphin 3 buah L = 7,9 M 4 Moveable Bridge P= 17,82 M Kapasitas = 60 T 5 Kapasitas Dermaga 6000 GRT 6 Luas Areal Parkir 10.519 M2 7 Mooring Dolphin 2 buah (Sumber: Profil dan Kinerja Kantor OPP Merak, 2014) e. Dermaga V Dermaga V di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni di bangun pada tahun 2009 dan mulai dioperasikan tahun 2012. Mempunyai panjang dermaga 125 M dan kedalaman kolam sandar 10 – 12 M Dermaga II di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni merupakan dermaga dengan tipe Dolphin dan Jetty. Untuk lebih jelasnya dibawah ini adalah spesifiksi dari Dermaga V. Tabel 5. Spesifikasi Dermaga V No Uraian 1 Panjang Dermaga 2
Kolam
3
Dolphin
4
Moveable Bridge
Spesifikasi 125 M L = 20 M d = 10 - 12 M 5 buah L = 7,8 M P= 17,8 M Kapasitas = 80 T
Kapasitas 5 Dermaga 12000 GRT 6 Luas Areal Parkir 13.464 M2 7 Mooring Dolphin 4 buah (Sumber: Profil dan Kinerja Kantor OPP Merak, 2014)
11
2.
Kapal yang beroperasi Jenis kapal yang digunakan untuk menyeberang dari Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni ke Pelabuhan Penyeberangan Merak adalah kapal Ro-Ro (Roll on – Roll off). Kapal Ro-Ro (Roll on – Roll off) adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal. Kapal ini dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga. Kapal Ro-Ro selain digunakan untuk angkutan truk juga digunakan untuk mengangkut mobil penumpang, sepeda motor dan pejalan kaki.
Tabel 6. Daftar Kapal Ro-Ro Lintas Bakauheni-Merak
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Kapal KMP. Jatra I KMP. Jatra II KMP. Jatra III KMP. Portlink KMP. Portlink 3 KMP. Portlink 5 KMP. Sebuku KMP. Legundi KMP. Batu Mandi KMP. Menggala KMP. Duta Banten KMP. Jagantara KMP. Rajakarta KMP. Virgo 18 KMP. Mufidah KMP. Titian Murni KMP. Nusa Dharma KMP. Nusa Bahagia KMP. Nusa Mulia KMP. Nusa Agung KMP. Nusa Jaya KMP. Nusa Setia
Perusahaan
PT. ASDP Indonesia Ferry
PT. JL Ferry
PT. Putera Master Sarana Penyeberangan
Tahun
GRT
1980 1980 1985 1979 1986 2011 2012 2012 2012 1987 1979 1984 1989 1990 1973 1982 1973 1979 1979 1986 1987 1988
3,871 3,902 3,123 12,517 15,351 4,028 5,330 5,330 5,330 4,330 8,011 9,956 8,886 9,989 5,584 3,614 3,282 3,555 5,873 5,730 4,564 4,678
Kapasitas Kendaraan ≥ roda 4 70 70 70 172 262 68 202 202 202 138 162 212 227 252 94 100 58 68 132 127 148 140
12
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
KMP. Prima Nusantara KMP. Panorama Nusantara KMP. Mitra Nusantara KMP. Royal Nusantara KMP. Farina Nusantara KMP. Safira Nusantara KMP. Mustika Kencana KMP. Dharma Kencana IX KMP. Dharma Rucitra 1 KMP. Kirana II KMP. Windu Karsa Pratama KMP. Windu Karsa Dwitya KMP. SMS Kartanegara KMP. SMS Mulawarman KMP. SMS Sagita
38 39
KMP. HM Baruna I KMP. Rajabasa 1
40 41
KMP. Tribuana 1 KMP. Bahuga Pratama KMP. Mutiara Persada 1 KMP. Mutiara Persada 2 KMP. Shalem KMP. Salvatore KMP. Caitlyn KMP. Munic 1 KMP. Elysia KMP. Rosmala KMP. Suki 2
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
KMP. Trimas Laila
52
KMP. Raputra Jaya 888
53
KMP. BSP 1
PT. Jembatan Nusantara PT. Prima Eksekutif
PT. Dharma Lautan Utama
PT. Windu Karsa
PT. Sekawan Maju Sekawan PT. Hasta Mitra Baruna PT. GMP PT. Tribuana Antar Nusa PT. Atosim Lampung Pelayaran PT. Surya Timur Line PT. Munic Line PT. BPR PT. Trisakti Lautan Mas PT. Raputra Jaya PT. Tri Sumaja Lines
1990
2,773
46
1995 1994 1992 1994 1995 1992
8,915 5,813 6,034 5,002 6,345 4,183
172 118 112 88 122 88
1988
2,627
46
1990 1989
11,479 6,370
247 152
1985
3,123
88
1997
2,553
83
1975
4,449
76
1988 1988
3,388 5,373
56 180
1985 1987
4,432 4,611
103 93
1984 1993
6,186 3,531
182 63
1996
9,081
187
1994 1989 1996 1986 1987 1986 1990 1993
3,965 3,964 9,131 2,905 2,640 4,823 4,377 4,330
46 66 182 83 46 103 48 128
1994
3,006
96
2013
5,110
156
1973
5,057
115
13
54 KMP. BSP 2 55 KMP. BSP 3 56 KMP. Victorius 57 KMP. Sakura (Sumber : PT. ASDP , 2015)
PT. Budi Samudera Perkasa PT. BMNL
1983 1973 1990 1989
5,227 12,498 4,280 3,681
Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni memiliki
120 210 115 50
57 kapal yang
tersedia dilintasan Bakauheni – Merak dengan kapal yang beroperasi setiap harinya sebanyak 24 kapal. Kapal – kapal yang beroperasi di lintasan Bakauheni – Merak telah memiliki jadwal operasi dan formasi kapal yan bersandar pada masing-masing dermaga yang ada di Pelabuhan Bakauheni. 3.
Lapangan Parkir Lapangan parker berfungsi sebagai tempat kendaraan yang menunggu untuk
dapat
dilayani
masuk
kedalam
kapal.
Di
Pelabuhan
Penyeberangan Bakauheni terdapat lapangan parkir untuk mendukung kelancaran arus bongkar muat penumpang dan kendaraan bermotor dari dan ke dalam kapal sebagai berikut : Dermaga I : 1. Parkir A
= 360 Bus dan Pribadi
2. Parkir B
= 360 Bus dan Pribadi
Dermaga II : 1. Parkir C
= 260 Bus dan Pribadi
2. Parkir D
= 380 Bus dan Pribadi
Dermaga III : 1. Parkir E, F, dan G
= 1200 Bus dan Pribadi
14
Dermaga IV dan V :
4.
1. Parkir H
= 440 Bus dan Pribadi
Total keseluruhan
= 2940 Kendaraan Campuran
Fasilitas Loket Penumpang dan Fasilitas Terminal Bus Di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni ini ada dua jenis loket, yaitu loket untuk penumpang dan loket untuk kendaraan. Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni mempunyai 9 loket untuk penumpang (tanpa kendaraan). Pada loket penumpang yang menggunakan kendaraan terdapat 8 loket yaitu terdiri dari satu loket untuk sepeda motor, tiga loket untuk kendaraan pribadi dan pick-up, satu loket untuk bus dan tiga loket untuk truk. Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni juga memiliki terminal bus untuk penumpang pejalan kaki. Sebagian besar bus - bus yang ada di terminal tersebut merupakan angkutan dalam propinsi dimana berfungsi untuk membawa penumpang pejalan kaki yang akan menuju Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni
maupun
yang
akan
meninggalkan
Pelabuhan
Penyeberangan Bakauheni. 5.
Fasilitas Penunjang lainnya Fasilitas penunjang lainnya yang ada di Pelabuhan Penyebrerangan Bakauheni yaitu ruang tunggu penumpang, CCTV di sebagian titik pelabuhan, dan toilet. Dalam pelayanannya, Pelabuhan Bakauheni Penyeberangan merupakan pelabuhan yang beroperasi 24 jam dalam sehari.
15
C.
Klasifikasi Rute Penyeberangan Pelabuhan
Klasifikasi rute penyeberangan dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria (Nasution, 2003 ) yaitu : 1.
Berdasarkan Karakter Fungsional a. National route National route adalah rute yang menghubungkan dua ibu kota provinsi. b. Regional trunk route Regional trunk route adalah rute yang menghubungkan dua tempat dimana salah satunya ibu kota provinsi. c. Regional route Regional route adalah rute yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan ibu kota provinsi. Berdasarkan karakter fungsional Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni termasuk kedalam National Route.
2.
Berdasarkan Karakter Geografi a. Inter-regional route Inter-regional rute adalah rute yang menghubungkan dua ibu kota provinsi. b. Inter-islan route Inter-islan rute adalah rute yang menghubungkan pulau-pulau dalam satu region.
16
c. Island route Island route adalah rute yang menghubungkan lokasi-lokasi di dalam suatu daratan, misalnya : penyeberangan danau dan penyeberangan sungai. d. Short-cut-route Short-cut-route adalah rute yang merupakan perpendekan dari angkutan jalan raya. Berdasarkan
karakter
geografi
Pelabuhan
Penyeberangan
Bakauheni termasuk kedalam Inter-regional route. 3.
Berdasarkan Besarnya Demand a. High demand route High demand route adalah rute dengan 6 trips/hari dalam satuan kapal 300-500 GRT. b. Medium demand route Medium demand route adalah rute yang 2-6 trip/hari dalam satuan kapal 300-500 GRT. c. Law demand route Law demand route adalah rute lebih kecil dari dua trip/hari dalam satuan kapal 300-500 GRT.
4.
Berdasarkan Jarak Perjalanan a. Sangat pendek : < 10 mil b. Pendek : 11 – 50 mil c. Jauh : 51 – 100 mil d. Sangat jauh : > 100 mil
17
Berdasarkan Jarak Perjalanan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni termasuk kedalam jarak pendek.
D.
Sistem Angkutan Penyeberangan dan Rencana Operasi
1.
Sistem Angkutan Penyeberangan Sistem angkutan penyeberangan meliputi alur pelayaran, ukuran dan tipe kapal, jadwal waktu pelayaran, dan dampak lingkungan. a. Alur Penyeberangan Ditentukan berdasarkan kondisi perairannya, orientasi permintaan, penyebaran permintaan, jarak dan waktu tempuh. b. Ukuran dan tipe kapal Untuk menentukan ukuran kapal yang dibutuhkan didekati dengan dua besaran. Pertama, berdasarkan tuntutan keselamatan dan keamanan pelayaran yang merupakan fungsi dari kondisi perairan sepanjang alur pelayaran. Tipe kapal didekati dari karakter permintaan (penumpang dan barang) yang akan dilayani. c. Jadwal dan pelayaran Untuk menentukan jadwal pelayaran didasarkan pola distribusi waktu dan justifikasi konsultan. Justifikasi ini berdasarkan pada kebutuhan pokok, serta kegiatan bahari. Dari sisi bahan pokok, maka dengan kondisi geografis yang dibatasi oleh perairan, harus dapat dijamin ketersediaan bahan pokok tersebut setiap waktunya.
18
Dengan demikian, dari pendekatan kapasitas penumpukan dan pendistribusian dapat diketahui jadwal pengirimannya. d. Dampak lingkungan Dampak lingkungan yang umumnya terjadi pada pengembangan pelabuhan adalah dampak sosial, pada umumnya adalah dampak sosial, pada saat proses pembebasan tanah, dan karena terjadinya perubahan fungsi kawasan. 2.
Rencana Pola Operasi Pola operasi adalah penetapan jumlah kapal dan jumlah frekuensi yang diperlukan pada tiap lintasan sesuai dengan jenis kapal dan jarak lintasan. Untuk menghitung jumlah kapal yang diperlukan pada suatu lintasan digunakan formula sebagai berikut : JK
=
Tc / Hw
JK
=
jumlah kapal
Tc
=
waktu sirkulasi ( cycle time)
Hw
=
Head way
(1)
Untuk menghitung waktu siklus kapal, dapat digunakan rumus (2) perhitungan terhadap waktu siklus kapal berikut : Tc
=
2 ( Ts + Tm + Tp )
Tc
=
waktu siklus kapal ( cycle time )
Tp
=
waktu berlabuh ( port time )
Tm
=
waktu manuver kapal (manuver time)
(2) Dimana :
19
Ts
=
waktu berlayar (sailing time)
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung waktu berlabuh kapal (port time) atau Tp dapat digunakan dengan rumus (3) perhitungan waktu berlabuh kapal berikut : Tp
=
tb + tm
(3)
=
waktu bersandar kapal yang terdiri dari waktu
Dimana Tp
bongkar muat (tm) kendaraan dalam satuan menit. tb
=
rata-rata waktu menurunkan kendaraan (menit/kendaraan)
tm
=
rata-rata waktu menaikkan kendaraan (menit/kendaraan)
untuk menghitung rata-rata waktu manuver kapal dapat menggunakan rumus (4) berikut : Tm
=
∑X
(4)
N Dimana : Tm
=
waktu manuver kapal ( manuver time )
X
=
waktu pengamatan masing masing manuver kapal
N
=
jumlah pengamatan
Untuk menghitung rata-rata
waktu menaikkan barang dapat
menggunakan rumusan 5 berikut : tm
=
∑ tm N
(5)
20
Dimana : tm
=
rata-rata waktu menaikkan kendaraan
∑tm
=
total waktu menaikkan kendaraan dari masing masing kapal
N
=
jumlah kendaraan
Untuk menghitung rata-rata waktu menurunkan barang dapat menggunakan rumusan 6 berikut : tb
=
∑ tb
(6)
N tb
=
rata-rata waktu menurunkan kendaraan
∑ tb
=
total waktu menurunkan kendaraan dari masingmasing kapal
N
=
jumlah kendaraan
Kapal akan beroperasi dengan headway waktu keberangkatan yang merata, untuk menghitung headway masing-masing dermaga dapat menggunakan persamaan 7 berikut : Hw
= tb + tm + Tm
(7)
Dimana : Hw
=
headway keberangkatan kapal
tb
=
rata –rata waktu menurunkan kendaraan
tm
=
rata-rata waktu menaikkan kendaraan
TP
=
waktu bersandar (berlabuh) kapal
Frekuensi
pelayaran
yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan
permintaan penumpang dan barang. Untuk kepentingan perencanaan
21
digunakan frekuensi pelayanan yang terbesar di antara dua metode. Metode perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan jumlah permintaan barang b. Berdasarkan Sistem Penyediaan Dermaga
E.
Strategi Penyediaan Dermaga
Untuk meningkatkan
sistem angkutan antar pulau
perlu dilakukan
pengembangan sistem transportasi laut yang telah ada. Pengembangan transportasi laut
yang dilakukan dapat berupa penambahan jalur
pelayaran/penyeberangan baru pada daerah yang dianggap berpotensi untuk dikembangkan dan penambahan atau peningkatan sarana angkut (kapal) yang sesuai untuk melayani suatu rute. Penambahan jumlah kapal tidak berarti harus menambah jumlah dermaga, namun bisa juga menggunakan dermaga yang ada atau yang telah tersedia. Untuk pembangunan dermaga baru ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu sebagai berikut :
Tidak tersedia dermaga di daerah rencana lokasi.
Dermaga yang tidak cocok (tidak sesuai) dengan kapal yang akan dioperasikan. Misalnya, pelabuhan untuk kapal jenis non-RO-RO tidak dapat dipergunakan secara optimal oleh kapal jenis RO-RO.
Dermaga yang sudah ada tidak mencukupi kebutuhan bongkar muat arus barang dan penumpang.
Dermaga yang sudah ada rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi atau membahayakan kapal yang sandar di dermaga.
22
Hal yang diperhatikan dalam pembangunan suatu dermaga adalah :
F.
1.
Kemampuan Dermaga
2.
Analisis Keterpaduan
3.
Kriteria Desain Dermaga
4.
Fasilitas Sandar Dermaga
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni
Pelabuhan penyeberangan Bakauheni merupakan pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Pelabuhan ini ramai dilalui kendaraan angkutan penumpang dan angkutan barang yang menuju kota yang ada di Pulau Sumatera, karena Pelabuhan Bakauheni merupakan pintu gerbang utama bagi kendaraan yang akan menuju Pulau Sumatera. Seiring dengan meningkatnya kegiatan penyeberangan membuat Pelabuhan Bakauheni memiliki 5 dermaga dan dilengkapi dengan moveable bridge. Waktu tempuh normal kapal yang akan menyeberang dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa saat ini adalah sekitar 120 menit.
Perkembangan pada saat ini menunjukan peningkatan perjalanan sehingga di masa yang akan datang dibutuhkan peningkatan pelayanan di Pelabuhan Bakauheni. Peningkatan pelayanan yang ada dapat berupa peningkatan inftastrukur pelabuhan dan penambahan jumlah kapal yang beroperasi. Kemungkinan-kemungkinan pengembangan dan review terkait rencana induk yang ada perlu dilakukan agar pembangunan fasilitas pelabuhan penyeberangan di masa yang akan datang dapat dilakukan secara sistematis dan terencana.
23
Pedoman
Teknis
Masterplan
Pelabuhan
Penyeberangan
Bakauheni
merupakan suatu arahan nasional terkait pembangunan pelabuhan penyeberangan dengan jangkauan penggunaan jangka panjang (10-20 tahun) dan dapat ditinjau ulang stiap 5 tahun. Pedoman Teknis Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni ini, nantinya akan digunakan untuk mengetahui pola pengembangan pelabuhan, arah pengembangan pelabuhan, kebutuhan dan penyediaan kapasitas pelabuhan penyeberangan serta sebagai dasar krbijakan strategi dan tahapan implementasi pembangunan pelabuhan penyeberangan bakauheni. 1.
Kondisi Eksisting Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni Kondisi Eksisting Pelabuhan Penyeberangan bakauheni dapat dilihat dari kinerja Pelabuhan bakauheni pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 jumlah kendaraan yang melintasi Pelabuhan Bakauheni sebanyak 1.898.938 kendaraan. Arus puncak terjadi pada hari raya idul fitri dengan jumlah kendaraan yang melintasi Pelabuhan Bakauheni sebanyak 110.086 kendaraan campuran.
Gambar 2. Kondisi Eksisting Pelabuhan Penyeberangan Merak dan Bakauheni
24
G.
Penelitian Terdahulu
Tumangger (2013), telah melakukan penelitian di Pelabuhan Bakauheni – Merak. Penelitian tersebut dilakukan untuk memberi optimalisasi yang dilakukan untuk memberi gambaran optimalisasi yang dilakukan guna meningkatkan kinerja Pelabuhan Bakauheni - Merak. Optimalisasi yang dilakukan dengan menganalisis kinerja Pelabuhan Bakauheni kondisi sekarang, menganalisis kinerja pelabuhan Bakauheni apabila dermaga VI dibangun dan apabila kapal yang beroperasi menggunakan kecepatan 15 knot. Hasil yang didapat yaitu kinerja Pelabuhan Bakauheni – Merak dengan menambah dermaga VI akan mampu melayani 23.923 kendaraan campuran perhari dan kinerja Pelabuhan Bakauheni – Merak apabila menambah kecepatan kapal yang beroperasi 15 knot akan mampu melayani 34.560 campuran perhari.