Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa - Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak – Bakauheni Oleh : Muhammad Fathoni1 dan Sigit Priyanto2 1 Staf Pengajar D III LLASDP, STTD, e-mail :
[email protected] 2 Staf Pengajar MSTT, UGM ABSTRACT The density of traffic for both passenger and vehicle between Java and Sumatra through Merak – Bakauheni ferry line is considered high. Unfortunately, it has not been supported by a proper transport management. This can be seen from the fact that there has not been a research on transport characteristics especially on the existing passenger movement characteristic, e.g. origin and destination matrix estimation. In addition, the OD matrix is very essential to support decision making process related to transport management. This research was carried out to develop the OD matrix estimation for passenger movement with public transport between Java and Sumatra islands through Merak - Bakauheni ferry line. This research applied Maximum Entropy Maximum Estimation (ME2) model based on traffic counting data using Saturn 9.2 for the analysis because it was considered as the most sophisticated method beside its economic advantage. This research resulted OD matrix estimation with ME2 model and gravity model based on tariff and distance deterrence functions as a comparison to ME2 model. The validation process has been carried out based on statistic approachs by comparing those three matrices to National Passenger OD Matrix Estimation 2001 for land transport and it shown that the resulted matrices were satisfactory. The result showed that passenger movement was dominated by short-distance travel such as between Lampung and DKI Jakarta vice versa which was 29% from total movements. The resulted OD matrix with ME2 model would be an crucial foundation for some related stakeholders such as for Indonesian Ferry Company in order to provide a particular service for short-distance travellers and for public transport company to estimate the exact required fleet number. Moreover, it also could be used by the government to elaborate a more comprehensive transport planning. Keywords : Trans Java – Sumatra passenger OD matrix, Maximum Entropy Matrix Estimation (ME2), SATURN, gravity model 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Sumatera dan Pulau Jawa merupakan dua buah pulau di antara belasan ribu pulau di Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat Indonesia. Karena letak kedua pulau yang berdekatan yang hanya dipisahkan oleh Selat Sunda, interaksi kegiatan antar kedua pulau melalui lintas penyeberangan Merak – Bakauheni itu pun menjadi sangat tinggi dibanding dengan pulau lainnya. Saat ini, lalulintas angkutan di lintas penyeberangan ini bahkan terbilang sebagai jalur penyeberangan terpadat di Indonesia karena jumlah pergerakan yang sangat tinggi serta karena cukup tingginya tarif angkutan udara sehingga angkutan darat masih cukup dominan.
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
Fathoni & Priyanto “Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa - Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak – Bakauheni
2
1.2. Permasalahan Meskipun aktivitas transportasi antara Pulau Jawa dan Sumatera yang melalui jalan darat dan tentunya akan menggunakan angkutan penyeberangan di lintas Merak – Bakauheni amat tinggi, saat ini upaya pengelolaan maupun penanganan angkutan dirasakan cenderung belum memadai. Salah satu hal di antaranya adalah belum dilakukannya penelitian mengenai karakteristik pergerakan angkutan, terutama pergerakan penumpang yang ada yang antara lain adalah pembuatan matriks asal tujuan (MAT) perjalanan penumpang antara kedua pulau tersebut secara intensif. Dengan mengambil analogi yang terjadi pada aktivitas transportasi di jalan, keberadaan matriks asal tujuan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan dalam kegiatan perencanaan dan permodelan transportasi maupun untuk berbagai kepentingan lain. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut : 1. membuat matriks asal tujuan perjalanan penumpang angkutan umum Trans Jawa - Sumatera yang melalui lintasan penyeberangan Merak – Bakauheni; 2. mengeksplorasi manfaat MAT perjalanan penumpang angkutan umum Trans Jawa - Sumatera yang melalui lintasan penyeberangan Merak – Bakauheni; 3. memberikan masukan bagi pihak yang terkait mengenai fenomena asal dan tujuan perjalanan penumpang angkutan umum Trans Jawa - Sumatra. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ini dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut : 1. hanya membuat matriks asal perjalanan penumpang angkutan umum Trans Jawa - Sumatera yang menggunakan kapal penyeberangan jenis feri ro-ro maupun kapal cepat pada hari normal (non hari raya dan hari besar); 2. hanya menganalisis dalam tahap sebaran perjalanan (trip distribution) dan tidak membahas tahap perencanaan transportasi lainnya seperti bangkitan dan tarikan perjalanan (trip generation) dan tahap pemilihan moda (modal split); 3. tidak membahas perjalanan antar zona dalam pulau Jawa dan Sumatra; 4. melakukan survei hanya pada ruas penghubung Jawa-Sumatra yaitu Pelabuhan Penyeberangan Merak dan Bakauheni. 1.5. Metodologi Survei dilakukan di Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni selama 3 hari yaitu Kamis hingga Minggu (1 - 3 September 2005) sehingga semua jenis hari pelayanan (normal kerja, semi libur dan libur) telah dicakup. Survei dilakukan selama 24 jam dengan cara wawancara secara acak dan penghitungan penumpang tiap jamnya. Data arus penumpang juga diambil dengan menghitung jumlah penumpang dalam bus trans Jawa – Sumatra. Survei ini dilakukan di pintu masuk tiap pelabuhan dengan mencatat trayek bus dan perkiraan jumlah penumpangnya. Diasumsikan bahwa 50% dari penumpang melakukan perjalanan sesuai dengan trayek bus tersebut yaitu naik di titik asal dan turun di titik akhir trayek. Sementara itu, data sekunder yang dikumpulkan berasal dari berbagai pihak terkait seperti P.T. ASDP Cabang Pelabuhan Merak dan Cabang Pelabuhan Bakauheni serta Direktorat Jenderal Perhubungan.
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
3
Fathoni & Priyanto,
2. PEMBAHASAN 2.1. Tinjauan Teori a. Matriks Asal Tujuan Tamin (1997) menjelaskan bahwa Matriks Asal Tujuan (MAT) adalah sebuah matriks berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besarnya pergerakan antar lokasi (zona) di dalam suatu daerah tertentu. Baris menyatakan zona asal dan kolom menyatakan zona tujuan sehingga sel matriksnya menyatakan besarnya arus dari zona asal ke zona tujuan. Metode untuk mendapatkan MAT dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama yaitu metode konvensional seperti dengan survei wawancara tepi jalan, metode analogi (detroit, fratar dan lainnya) dan metode sintesis (gravity model dan lainnya); dan metode tidak konvensional yang berdasarkan arus lalulintas seperti dengan estimasi matriks dengan entropi maksimum (EMEM). b. Estimasi MAT Model EMEM Metode untuk membuat estimasi Matriks Asal dan Tujuan (MAT) berdasarkan informasi arus banyak mendapatkan perhatian para peneliti pada beberapa tahun belakangan ini, karena keuntungannya secara ekonomi. Keuntungan tersebut bisa didapat karena metode ini hanya membutuhkan data arus lalulintas (kendaraan, barang dan orang) yang sangat murah dan mudah didapat. Sementara itu, pelaksanaan survei lain akan membutuhkan waktu cukup lama, tenaga kerja yang banyak dan tarif yang tinggi. Estimasi MAT berdasarkan informasi arus lalulintas dapat dilakukan dengan pendekatan entropi maksimum yang diperkenalkan oleh Willumsen pada tahun 1978 dengan nama model Estimasi Matriks Entropi Maksimum (EMEM). Model EMEM ini dikembangkan dari hukum fisika yang menyatakan bahwa dalam suatu sistem tertutup unsur yang ada cenderung memiliki aturan yang mempunyai ketidakteraturan yang paling besar yang dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yang sesuai dengan sistem batasan yang tersedia. Bila dipandang dari model sebaran perjalanan, dapat dikatakan bahwa pergerakan yang terjadi dianggap sebagai molekul gas yang dapat bergerak bebas. Unsur dari molekul gas yang ada cenderung mempunyai ketidakteraturan yang besar sehingga akan menghasilkan sebaran maksimum atau distribusi merata. MAT dengan metode EMEM dapat ditetapkan dengan matriks awal atau tanpa matriks awal. Mengingat telah adanya penelitian sebelumnya yaitu Estimasi OD Nasional 2001 khusus untuk angkutan jalan maka EMEM akan diproses dengan matriks awal. Total arus Vl pada ruas jalan tertentu merupakan penjumlahan setiap pergerakan antar zona di dalam daerah kajian yang menggunakan ruas jalan tersebut. Secara matematis hal tersebut dapat dinyatakan sebagai:
Vl Tid . Pidl i
(1)
d
dengan Vl adalah volume lalu lintas yang ada pada ruas jalan l, Tid adalah total pergerakan dari zona i ke zona d, dan Pidl adalah proporsi pergerakan dari zona i ke d yang melalui ruas jalan l. Dengan kata lain, arus pada setiap ruas jaringan jalan adalah merupakan hasil dari : a. Pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d atau kombinasi berbagai jenis pergerakan yang bergerak antar zona di dalam daerah kajian (= Tid). b. Proporsi pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d yang menggunakan ruas jalan l yang didefinisikan sebagai Pidl (0 Pidl 1). Nilai Pidl dapat ditentukan melalui pemilihan rute yang dilakukan oleh setiap pengguna jalan. Hal ini dapat diperkirakan dengan menggunakan teknik pembebanan rute yang sesuai seperti teknik
Fathoni & Priyanto “Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa - Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak – Bakauheni
4
sederhana all-or-nothing ataupun teknik yang lebih kompleks seperti teknik pembebanan keseimbangan (equilibrium). Adapun rumus entropi adalah sebagai berikut :
T! ; i dan d = 1, 2, …, banyaknya zona (2) Tid i d dengan W(T ) adalah jumlah cara tiap individu untuk mengatur dirinya sehingga dihasilkan matrik jk ( T ) jk ; j dan k nilainya adalah 1, 2, dan seterusnya yang menyatakan jumlah zona. Nilai maksimum diperoleh dengan menggunakan fungsi Lagrange (Lagrange function), W (T )
jk
=
sehingga persamaan akan menjadi :
L = - ( T ln T T 1 ) + (V T . p l id ) . id id id l l id i d l id
(3)
dengan l adalah pengali Lagrange yang memenuhi batasan data arus lalu lintas hasil pengamatan. Akan diperoleh Tid = X l l
pl id
;
dengan X
l
exp ( ) . l
(4)
Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek utama adalah arus pergerakan penumpang angkutan umum yang secara umum memiliki karakteristik yang amat berbeda dengan pergerakan kendaraan. Penumpang angkutan umum melakukan pergerakan sesuai dengan pergerakan kendaraan yang dipergunakannya dan tidak memiliki kebebasan pilihan untuk menggunakan rute mana yang diinginkannya, namun lebih menekankan pada perpindahan ke zona tujuan seefisien mungkin. Terlebih lagi, penumpang angkutan umum amat berbeda dengan penumpang angkutan pribadi. Secara umum, penumpang angkutan pribadi akan mempergunakan kendaraan pribadi sehingga dapat mempengaruhi pengemudi untuk memilih rute yang diinginkan. Perbedaan lainnya adalah dalam penyusunan jaringan pergerakan akan amat berbeda dengan jaringan jalan biasa. Yang lebih ditekankan di sini adalah sistem jaringan yang digunakan oleh pergerakan penumpang sehingga kapasitas ruas, kecepatan bebas, maupun karakteristik jaringan lainnya tentunya harus menyesuaikan dengan karakteristik pergerakan penumpang. c. Estimasi MAT Model gravitasi Model gravitasi dalam hal ini digunakan untuk membandingkan proporsi perjalanan tiap zona untuk dibandingkan dengan model EMEM sehingga besarnya tarikan dan bangkitan pada model gravitasi ini diasumsikan sama dengan model EMEM. Persamaan yang digunakan adalah : Tid Oi .Dd Ai Bd f (Cid ) dengan f (Cid ) exp .( .Cid ) (5) dengan Tid adalah jumlah pergerakan dari zona i ke d, Oi adalah besarnya bangkitan pergerakan zona asal i, Dd adalah besarnya tarikan pergerakan ke zona d, Ai dan Bd sebagai konstanta yang menjadi faktor penyeimbang untuk setiap tujuan perjalanan bagi setiap zona asal i dan zona tujuan d serta f (Cid) sebagai fungsi hambatan atau biaya yang dapat dinyatakan dalam bentuk jarak, waktu dan tarif perjalanan dari i ke d.
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
Fathoni & Priyanto,
5
2.2. Pengolahan Data Proses estimasi Matriks Asal Tujuan (MAT) penumpang berdasarkan informasi arus menggunakan perangkat lunak Saturn 9.2 dan proses estimasi Matriks Asal Tujuan (MAT) penumpang berdasarkan model gravitasi menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2000 sementara validasi dilakukan dengan indikator statistik dengan perangkat lunak SPSS versi 10.0. 2.3. Hasil Permodelan EMEM dan Gravitasi Matriks Asal Tujuan (MAT) menggambarkan pola pergerakan penumpang dari suatu zona asal menuju zona tujuan. MAT didapatkan dengan metode penaksiran dengan menggunakan konsep model Estimasi Matriks Entropi Maksimum (EMEM). Pola pergerakan yang dihasilkan oleh proses Estimasi Matriks Entropi Maksimum (EMEM) ditampilkan dengan matriks asal dan tujuan yang tergambar pada Tabel 2. Untuk mengetahui apakah hasil estimasi MAT dengan metode EMEM terbilang cukup baik atau tidak dibandingkan dengan metode estimasi lain, akan dipergunakan metode gravitasi dengan pertimbangan kemudahan pemakaiannya dan terbatasnya data dengan hasil pada Tabel 3. Kedua model MAT ini akan divalidasi terhadap MAT Nasional 2001 (Tabel 1).
Fathoni & Priyanto “Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa - Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak – Bakauheni
6
Tabel 1 Estimasi MAT Nasional 2001 Angkutan Jalan Trans Jawa Sumatra Yang Dimodifikasi (dalam satuan orang per tahun) D O NAD 101 SUMUT 102 SMBAR 103 RIAU 104 KEPRI 105 JAMBI 106 SMSEL 107 BENGK 108 LAMPG 109 BABEL 110 DKI 201 JABAR 202 JTENG 203 DIY 204 JATIM 205 BNTEN 206 TOTAL
NAD 101
SUMUT 102
SMBAR 103
RIAU 104
KEPRI 105
JAMBI 106
SMSEL 107
BENGK 108
LAMPG 109
BABEL 110
DKI 201
JABAR 202
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JTENG 203
DIY 204
JATIM 205
BNTEN 206
-
301.752
1.084.308
469.655
68.493
465.169
39.044
2.428.421
-
-
944.705
689.404
69.813
7.784
59.947
181.561
1.953.213
-
-
-
1.350.384
677.270
117.743
63.785
76.173
63.110
2.348.464
-
-
-
-
7.861
103.369
47.269
13.592
28.617
0
200.708
-
-
-
-
98.358
189.330
142.439
14.705
40.637
2.517
487.986
-
-
-
-
-
436.186
401.710
394.071
11.600
37.551
5.927
1.287.045
-
-
-
-
-
-
1.069.227
1.575.301
1.008.920
196.905
214.800
216.970
4.282.123
-
-
-
-
-
-
-
754.667
771.885
622.060
259.556
323.865
212.073
2.944.105
-
-
-
-
-
-
-
-
2.514.290
2.611.073
3.454.613
616.591
876.810
1.894.331
11.967.709
-
-
-
-
-
-
-
-
7.265
45.849
45.223
5.689
7.383
1.478
112.887
TOTAL
107.541
677.270
628.129
104.458
162.809
1.513.088
1.118.631
11.416.726
-
-
-
-
-
-
15.728.652
328.772
513.962
380.267
107.784
34.738
144.254
1.275.062
249.074
1.251.698
33.250
-
-
-
-
-
-
4.318.861
103.309
658.318
51.967
264.637
13.514
631.995
1.559.899
494.401
3.704.899
39.365
-
-
-
-
-
-
7.522.305
102.112
102.510
34.578
30.208
21.010
107.899
286.627
115.367
144.700
4.174
-
-
-
-
-
-
949.187
161.115
149.394
57.649
316.568
950
85.773
941.982
62.021
1.066.322
4.174
-
-
-
-
-
-
2.845.947
23.971
128.185
203.100
37.275
42.676
1.132.440
1.835.048
22.256.816
0
-
-
-
-
-
-
25.659.510
826.820
2.229.639
1.355.690
860.930
1.175.405
6.709.100
3.874.542
39.841.161
0
0 70.212
0
80.963
7.484.695
8.149.499
6.371.806
1.258.699
2.130.952
2.617.012
85.037.125
Sumber : Ditjen Hubdat,2001 (dimodifikasi)
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
Fathoni & Priyanto, 7
Tabel 2 MAT Angkutan Penumpang Darat Trans Jawa Sumatra Hasil Model EMEM (dalam satuan orang penumpang per tahun) D O NAD 101 SUMUT 102 SMBAR 103 RIAU 104 KEPRI 105 JAMBI 106 SMSEL 107 BENGK 108 LAMPG 109 BABEL 110 DKI 201 JABAR 202 JTENG 203 DIY 204 JATIM 205 BNTEN 206 TOTAL
NAD 101
SUMUT 102
SMBAR 103
RIAU 104
KEPRI 105
JAMBI 106
SMSEL 107
BENGK 108
LAMPG 109
BABEL 110
DKI 201
JABAR 202
JTENG 203
DIY 204
JATIM 205
BNTEN 206
TOTAL
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
75.114
427
15.577
541
245
6.871
98.775
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
613.446
54.524
29.431
17.635
15.506
321
730.863
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
231.217
63.284
1.223
1.219
124
17.150
314.217
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
53.513
545
234
17.508
30.649
126
102.576
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.204
1.303
325
326
455
1.328
5.941
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
176.747
654
16.147
225
5.454
245
199.472
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
646.760
134.635
63.529
88.322
58.932
5.785
997.961
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13.371
50.666
55.684
13.877
124
236
133.959
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.055.103
453.870
390.273
262.333
206.060
83.780
3.451.418
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.306
3.102
6.654
81.886
365
1.751
97.063
34.910
168.719
371.320
74.276
1.078
98.965
609.075
184.161
673.008
1.953
-
-
-
-
-
-
2.217.464
11.978
47.744
54.091
29.760
252
13.430
135.998
29.564
32.911
653
-
-
-
-
-
-
356.380
262
63.848
553
35.171
546
24.603
12.934
1.466
5.837
122
-
-
-
-
-
-
145.342
20.130
34.330
2.555
12.575
2.444
6.545
25.999
11.292
12.241
1.238
-
-
-
-
-
-
129.349
53.245
46.006
15.825
61.724
548
23.312
545
556
23.920
356
-
-
-
-
-
-
226.038
255
7.997
14.569
44
235
665
43.748
446
101.586
154
-
-
-
-
-
-
169.699
120.780
368.644
458.913
213.550
5.103
167.520
828.300
227.485
849.503
4.476
3.870.781
763.011
579.078
483.872
317.913
117.592
9.376.520
Sumber : Hasil Analisis, 2005
Tabel 3 MAT Angkutan Penumpang Darat Trans Jawa Sumatra Hasil Model Gravitasi dengan Batasan Jarak (dalam satuan orang per tahun) D O NAD 101 SUMUT 102 SMBAR 103 RIAU 104 KEPRI 105 JAMBI 106 SMSEL 107 BENGK 108 LAMPG 109 BABEL 110 DKI 201 JABAR 202 JTENG 203 DIY 204 JATIM 205 BNTEN 206 TOTAL
NAD 101
SUMUT 102
SMBAR 103
RIAU 104
KEPRI 105
JAMBI 106
SMSEL 107
BENGK 108
LAMPG 109
BABEL 110
DKI 201
JABAR 202
JTENG 203
DIY 204
JATIM 205
BNTEN 206
TOTAL
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
63.141
13.115
8.478
7.166
4.957
1.918
98.775
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
465.123
89.071
66.794
58.215
37.530
14.130
730.864
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
198.991
38.956
27.230
23.225
19.770
6.045
314.216
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
66.035
12.412
8.758
8.114
5.251
2.006
102.576
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.825
719
507
470
304
116
5.941
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
122.590
30.313
17.674
14.877
10.294
3.724
199.472
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
631.913
122.913
88.770
82.496
52.673
19.197
997.961
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
84.166
17.388
12.106
10.592
7.150
2.557
133.959
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.174.653
425.865
340.366
270.884
173.588
66.065
3.451.420
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
61.461
11.955
8.634
8.024
5.123
1.867
97.063
82.629
253.367
311.649
147.481
3.524
111.107
566.604
156.168
581.874
3.062
-
-
-
-
-
-
2.217.465
13.914
39.338
49.464
22.474
537
22.274
89.353
26.157
92.385
483
-
-
-
-
-
-
356.379
5.044
16.540
19.386
8.891
212
7.282
36.182
10.211
41.399
196
-
-
-
-
-
-
145.343
4.395
14.862
17.047
8.493
203
6.319
34.666
9.211
33.968
187
-
-
-
-
-
-
129.349
7.865
24.787
37.541
14.220
340
11.312
57.263
16.086
56.315
309
-
-
-
-
-
-
226.038
6.413
19.665
24.188
11.446
274
8.623
43.976
9.715
45.161
238
-
-
-
-
-
-
169.699
120.260
368.558
459.275
213.004
5.090
166.917
828.044
227.548
851.102
4.474
3.871.896
762.705
579.316
484.064
316.640
117.626
23.326.770
Sumber : Hasil Analisis, 2005
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
Tabel 4 MAT Angkutan Penumpang Darat Trans Jawa Sumatra MAT Model Gravitasi dengan Batasan Tarif (dalam satuan orang per tahun) D O NAD 101 SUMUT 102 SMBAR 103 RIAU 104 KEPRI 105 JAMBI 106 SMSEL 107 BENGK 108 LAMPG 109 BABEL 110 DKI 201 JABAR 202 JTENG 203 DIY 204 JATIM 205 BNTEN 206 TOTAL
NAD 101
SUMUT 102
SMBAR 103
RIAU 104
KEPRI 105
JAMBI 106
SMSEL 107
BENGK 108
LAMPG 109
BABEL 110
DKI 201
JABAR 202
JTENG 203
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
81.200
250.061
12.132
42.082
5.877
DIY 204
JATIM 205
BNTEN 206
-
61.101
11.098
10.662
8.785
5.272
1.856
98.775
-
456.626
93.415
72.215
56.886
37.849
13.872
730.863
-
-
196.718
38.966
33.389
27.147
12.023
5.976
314.219
-
-
-
62.891
13.223
11.176
8.049
5.325
1.911
102.575
-
-
-
3.643
766
647
466
308
111
5.941
-
-
-
-
129.794
18.261
20.408
16.917
10.149
3.943
199.473
-
-
-
-
-
627.718
125.518
102.526
73.518
49.612
19.070
997.962
-
-
-
-
-
-
85.233
15.603
13.448
10.533
6.551
2.589
133.959
-
-
-
-
-
-
2.187.983
433.187
305.037
274.490
184.249
66.470
3.451.416
-
-
-
-
-
-
-
61.053
12.208
9.972
7.150
4.825
1.855
97.064
316.388
142.517
3.406
117.703
565.736
154.625
582.773
3.057
-
-
-
-
-
-
2.217.466
51.553
24.649
589
13.622
93.056
23.285
94.911
503
-
-
-
-
-
-
356.381
16.404
22.274
10.504
251
7.676
38.327
10.120
33.700
207
-
-
-
-
-
-
145.341
5.406
14.425
20.218
8.446
202
7.104
30.681
8.848
33.854
166
-
-
-
-
-
-
129.349
9.074
26.842
25.041
15.628
373
11.918
57.904
15.391
63.553
313
-
-
-
-
-
-
226.038
6.053
18.639
23.583
10.623
254
8.774
42.170
15.937
43.440
228
-
-
-
-
-
-
169.700
119.742
368.453
459.057
212.367
5.075
166.797
827.873
228.206
852.231
4.473
3.872.760
762.247
579.481
483.942
316.165
117.652
23.326.770
TOTAL
Sumber : Hasil Analisis, 2005
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
Fathoni & Priyanto “Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak – Bakauheni
10
a.
Validasi Model Untuk membandingkan apakah model MAT yang dihasilkan telah cukup baik maka model ini perlu dibandingkan dengan estimasi MAT 2001 yang diasumsikan sesuai dengan kondisi lapangan. Tabel 5 Indikator Statistik Validasi Model Estimasi MAT No
Indikator Statistik
1 Koefisien determinasi (R2) 2 Chi Squared Pearson Sumber : Hasil Analisis, 2005
Model EMEM 0,91 151,22
Nilai Model Gravitasi Batasan Jarak Batasan Biaya 0,874 0,867 140,264 130,874
Dalam hal ini, jika nilai kai kuadrat hitung, yang akan diperoleh dengan bantuan perangkat lunak pengolah data statistik SPSS, adalah lebih besar maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara MAT model dengan MAT 2001 yang mencerminkan kondisi sebenarnya. Adapun karena dari hasil keluaran SPSS didapat hasil signifikansi kai kuadrat Pearson tiap model adalah lebih besar dari kai kuadrat tabel dengan α = 5 % adalah 125 maka antara hasil model estimasi MAT dan MAT 2001 terdapat suatu hubungan. Demikian juga dengan melihat nilai korelasi yang nilainya mendekati 1,00 sehingga dapat dianggap bahwa estimasi MAT telah cukup realistis. Mengingat MAT model EMEM memiliki nilai validasi yang lebih baik dibandingkan dengan MAT model gravitasi, baik dengan batasan tarif dan jarak, maka MAT model EMEM dianggap lebih mewakili kondisi yang sebenarnya. b. Karakteristik Perjalanan Penumpang Berdasarkan hasil estimasi MAT dengan model EMEM, yang dianggap lebih mewakili kondisi yang sebenarnya, terlihat proporsi perjalanan pada Tabel 12. Dari proporsi estimasi MAT perjalanan penumpang angkutan umum dengan model EMEM di atas terlihat bahwa perjalanan didominasi oleh perjalanan jarak dekat. Fakta ini ditunjukkan oleh perjalanan antar zona DKI Jakarta dan Lampung yaitu sebesar 29,0951 % atau sekitar 30 % dengan jumlah perjalanan sebanyak 2.728.111 orang penumpang per tahun diikuti dengan perjalanan antar zona Sumsel dan DKI Jakarta sebesar 13,394 % dengan jumlah perjalanan sebanyak 1.255.835 orang penumpang per tahun. Selain perjalanan jarak dekat, proporsi perjalanan juga tampak cukup dominan pada beberapa zona lain, khususnya zona Sumut dan DKI Jakarta yaitu sebesar 8,34 % dengan jumlah perjalanan sebanyak 782.165 orang penumpang per tahun serta zona Sumbar dan DKI Jakarta yaitu sebesar 6,426 % dengan jumlah perjalanan sebanyak 602.537 orang penumpang per tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya aktivitas ekonomi di zona Sumut dengan Medan sebagai kota terbesar di Sumatra serta kondisi masyarakat di zona Sumbar yang terkenal dengan tradisi merantau. Kondisi ini tergambar pada Gambar 1 berikut :
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
11
Fathoni & Priyanto,
dki-lpg 29%
zo na lain 39%
dki-lpg dki-smsl
dki-smsl 13% lpg-jabar 5%
dki-sumut dki-sumbar lpg-jabar
dki-sumbar 6%
dki-sumut 8%
zona lain
Gambar 1 Proporsi Pergerakan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa Sumatra
c. Manfaat MAT MAT yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti : a. Bahan pertimbangan untuk pengelola pelabuhan penyeberangan Merak – Bakauheni untuk menangani dan melayani penumpang yang berbeda karakteristiknya antara perjalanan jarak dekat dan jauh karena angkutan penumpang didominasi oleh perjalanan jarak dekat sehingga perlu dilakukan penanganan khusus. Hal ini juga didasarkan atas pertimbangan bahwa penumpang yang melakukan perjalanan jarak dekat cenderung lebih mengutamakan nilai waktu. Untuk itu, diperlukan beberapa fasilitas khusus untuk penumpang jarak dekat tersebut yang berupa sarana maupun sarana. seperti adanya dermaga khusus, penyediaan angkutan lanjutan b. Bahan pertimbangan pemerintah bahwa estimasi MAT dengan metode arus lalulintas di pelabuhan penyeberangan dapat menjadi salah satu dasar pembanding estimasi MAT nasional untuk angkutan penumpang maupun perencanaan bangunan terminal penumpang kapal cepat di pelabuhan yang tentunya akan banyak dipergunakan untuk penumpang dengan perjalanan jarak dekat. Kapasitas yang dibutuhkan dapat diasumsikan dari jumlah perjalanan pada MAT ini. c. Bahan pertimbangan untuk pengusaha angkutan penumpang dan pengelola angkutan antar kota Trans Jawa–Sumatra seperti dalam penentuan jumah armada dan lainnya. 3. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Dari hasil survai di lapangan dan setelah dilakukan pengolahan data dan pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. MAT dengan metode EMEM maupun metode model gravitasi dengan batasan jarak dan tarif secara statistik dinilai telah cukup sesuai dengan kondisi lapangan. Meskipun demikian, estimasi MAT dengan model EMEM dianggap yang lebih mencerminkan kondisi sebenarnya. 2. Estimasi MAT dengan model EMEM ini tidaklah dapat disimpulkan sebagai MAT yang sangat sesuai dengan kondisi lapangan karena MAT ini masih memiliki banyak kelemahan seperti perlunya modifikasi atribut agar penerapan konsep entropi maksimum dapat lebih sesuai dengan karakteristik perjalanan penumpang angkutan umum. 3. Secara umum, MAT didominasi oleh perjalanan penumpang jarak pendek terutama Lampung – Jakarta yang berjumlah sekitar 30% dan perjalanan jarak jauh relatif kecil sehingga perlu penanganan khusus pada angkutan penumpang perjalanan jarak dekat 4.2. Saran Untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya, direkomendasikan beberapa saran : 1. Perlu dilakukan penelitian dengan memperhitungkan semua biaya perjalanan seperti akomodasi lain, biaya kenyamanan, tarif berdasarkan kelas dan lain sebagainya agar model
Fathoni & Priyanto “Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak – Bakauheni
12
lebih sesuai dengan kondisi aslinya dengan melibatkan banyak tenaga surveyor agar dapat diperoleh data yang lebih realistis agar diperoleh MAT yang lebih akurat. 2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih terperinci untuk menyesuaikan penerapan konsep entropi maksimum untuk perjalanan penumpang dengan angkutan umum. 3. Diperlukan penelitian yang juga mencakup perjalanan penumpang dengan angkutan pribadi sehingga dapat lebih mencerminkan kondisi yang sebenarnya. 4. Diperlukan penelitian yang lebih menyeluruh dengan waktu yang lebih lama sehingga dapat diperoleh MAT regional dengan zona tingkat kabupaten/kota.
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
13
Fathoni & Priyanto,
Tabel 6 Proporsi Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Dari Estimasi MAT Model EMEM (dalam satuan %) D O NAD 101 SUMUT 102 SMBAR 103 RIAU 104 KEPRI 105 JAMBI 106 SMSEL 107 BENGK 108 LAMPG 109 BABEL 110 DKI 201 JABAR 202 JTENG 203 DIY 204 JATIM 205 BNTEN 206 TOTAL
NAD 101
SUMUT 102
SMBAR 103
RIAU 104
KEPRI 105
JAMBI 106
SMSEL 107
BENGK 108
LAMPG 109
BABEL 110
DKI 201
JABAR 202
JTENG 203
DIY 204
JATIM 205
BNTEN 206
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,8011
0,0046
0,1661
0,0058
0,0026
0,0733
1,0534
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,5424
0,5815
0,3139
0,1881
0,1654
0,0034
7,7946
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,4659
0,6749
0,0130
0,0130
0,0013
0,1829
3,3511
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,5707
0,0058
0,0025
0,1867
0,3269
0,0013
1,0940
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,0235
0,0139
0,0035
0,0035
0,0049
0,0142
0,0634
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,8850
0,0070
0,1722
0,0024
0,0582
0,0026
2,1274
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,8977
1,4359
0,6775
0,9419
0,6285
0,0617
10,6432
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,1426
0,5404
0,5939
0,1480
0,0013
0,0025
1,4287
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21,9175
4,8405
4,1622
2,7978
2,1976
0,8935
36,8092
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,0353
0,0331
0,0710
0,8733
0,0039
0,0187
1,0352
TOTAL
0,3723
1,7994
3,9601
0,7921
0,0115
1,0555
6,4957
1,9641
7,1776
0,0208
-
-
-
-
-
-
23,6491
0,1277
0,5092
0,5769
0,3174
0,0027
0,1432
1,4504
0,3153
0,3510
0,0070
-
-
-
-
-
-
3,8008
0,0028
0,6809
0,0059
0,3751
0,0058
0,2624
0,1379
0,0156
0,0623
0,0013
-
-
-
-
-
-
1,5501
0,2147
0,3661
0,0272
0,1341
0,0261
0,0698
0,2773
0,1204
0,1305
0,0132
-
-
-
-
-
-
1,3795
0,5679
0,4907
0,1688
0,6583
0,0058
0,2486
0,0058
0,0059
0,2551
0,0038
-
-
-
-
-
-
2,4107
0,0027
0,0853
0,1554
0,0005
0,0025
0,0071
0,4666
0,0048
1,0834
0,0016
-
1,2881
3,9316
4,8943
2,2775
0,0544
1,7866
8,8338
2,4261
9,0599
0,0477
41,2816
Sumber : Hasil analisis, 2005
8,1375
6,1758
5,1605
3,3905
1,2541
1,8098 100,0000
Fathoni & Priyanto “Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa - Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak – Bakauheni
14
DAFTAR PUSTAKA Amelia Kusuma Indriastuti, Ofyar Z. Tamin, Hedi Hidayat, 2001, Estimasi Parameter Dengan Metode Entropi Maksimum Pada Model gravitasi-Opportunity Dari DataData Arus Lalu Lintas, Jurnal Simposium Ke-4 FSTPT Bali Aloysius Tjan dan Heny Setiani, 2000, Analisis Pengaruh Jumlah Data Volume dan Pertumbuhan Yang Tidak Seragam Pada Akurasi Matriks Asal Tujuan Berdasarkan Metode Entropi Maksimum, Jurnal Simposium Ke-3 FSTPT Medan Faisal, 2002, Dampak Pembangunan Pelabuhan Terpadu Ulee Lheue Terhadap Lalu Lintas Kota Banda Aceh, Tesis S-2, Departemen Teknik Planologi, Institut Teknologi Bandung, Bandung Firdian, 2001, Permodelan Perubahan Matriks Asal Tujuan, Jurnal Simposium Ke-4 Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi (FSTPT) Bali Hendri Rahmat, 2002, “Estimasi Matrik Asal dan Tujuan Untuk Penumpang Pesawat Udara, Tesis S-2, Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Ianno, D., Postorino, Maria Nadia, 2002, Origin/Destination Trip Matrix Estimation With Generation Constraints, Jurnal Mediterranean, University of Reggio Calabria, Italia Leo Bambang Budi Prasetyo dan Ofyar Z. Tamin, 1999, Pengembangan Model Alternatif Pada Analisis Asal-Tujuan Transportasi Nasional, Tesis S-2, Fakultas Teknik Sipil, Institut Teknologi dan Sains Bandung Lukman Hakim Sutomo, Ofyar Z. Tamin dan Ade Sjarfuddin, 2001, Studi Lanjut Dampak Agregasi
Sistem Zona dan Sistem Jaringan Terhadap Tingkat Akurasi Matriks Asal Tujuan Menggunakan Data Arus lalu Lintas, Jurnal Simposium Ke-4 FSTPT Bali
Medina, A. et. al, 2002, Traffic Matrix Estimation: Existing Techniques and New Directions, Jurnal SIGCOMM’02, Agustus 19-23, 2002, Pittsburgh, Pennsylvania, USA Ortuzar, J de D., 1992, Simplified Transport Demand Modelling, PTRC Education and Research Services Ltd.. London Roughan, Matthew et. al, 2002, An Information-Theoretic Approach to Traffic Matrix Estimation, Jurnal SIGCOMM’02, Agustus 19-23, 2002, Pittsburgh, Pennsylvania, USA Ofyar Z. Tamin, 2001, Perencanaan dan Permodelan Transportasi (edisi kedua), Penerbit ITB, Bandung Ofyar Z. Tamin, 1998, Dynamic Origin Destination Matrices Estimation From Real Time Traffic Count Information, Laboratorium Teknik Lalulintas, Fakultas Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung Wiradat Anindito, 2000, Pengaruh Model Pemilihan Rute Terhadap Akurasi Matriks Asal Tujuan Yang Diperoleh Dari Informasi Data Arus Lalu Lintas, Tesis S-2, Sistem dan Teknik Jalan Raya, Fakultas Teknik Sipil, Institut Teknologi dan Sains Bandung
Makalah Konferensi Forum Studi Transportasi Antara Perguruan Tinggi (FSTPT) VIII, FSTPT, Palembang, December 1st 2005
Fathoni & Priyanto, 15
BIODATA PENULIS Nama
:
Muhammad Fathoni, S.T, M.T
TTL
:
Palembang, 18 April 1979
Pekerjaan
:
Staf Pengajar Program D III LLASDP, STTD & Staf BPP APPD Palembang
Pendidikan
:
Magister Sistem & Teknik Transportasi, UGM, Jogjakarta Sarjana Teknik Sipil, Unsri, Palembang Diploma III LLASDP, STTD, Palembang
Alamat
:
Jl. Sapta Marga No 63 RT 11 RW 3 Bukit Sangkal, Palembang 30114
E-mail
:
[email protected]
Telp/HP
:
0812 7865 715 ; Rumah 0711 820449 ;
Fax
:
0711 312339
Kantor : 0711 7084320