ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA USAHA “BAKMI AYAM GAJAH MUNGKUR”
Ignatius Satriyo Utomo 23210385 3 eb 08
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Setiap perusahaan yang berdiri pasti mempunyai keinginan untuk terus dapat memenuhi kebutuhan financial perusahaan yang dimilikinya (liquiditas) sehingga dapat melanjutkan kelangsungan usahanya atau dapat disebut dengan istilah going concern. Salah satu cara untuk dapat melanjutkan kelangsungan usahanya, pihak perusahaan melakukan suatu perhitungan. Diantara banyak perhitungan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, perhitungan
Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan cara yang paling efektif untuk menekan tingkat harga sekecil mungkin untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan keinginan perusahaan Kesalahan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dapat berakibat fatal. Karena sangat pentingnya perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) untuk menentukan harga produksi dan harga jual produk. maka penulis sangat tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi bahan penulisan ilmiah dengan judul ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA USAHA “BAKMI AYAM GAJAH MUNGKUR”.
Perumusan Masalah 1.
Bagaimana perhitungan dan jumlah Harga Pokok Produksi dengan metode full costing?
2.
Berapakah harga jual bila laba yang diinginkan 40% plus Markup dari total harga pokok produksi? Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui perhitungan dan jumlah harga pokok produksi dengan metode full costing.
2.
Untuk mengetahui harga jual yang akan ditetapkan bila laba yang diinginkan 40% plus Markup dari total harga pokok produksi?
Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Akademis
2.
Manfaat Praktis
Metodologi Penelitian 1. Objek Penelitian (Bakmi Ayam Gajah Mungkur)
2. Data atau Variabel (Data Produksi Bulan Maret 2013) 3. Metode Pengumpulan Data Primer (Wawancara)
4. Alat Analisis • Metode Harga Pokok Produksi full costing
• Metode Harga Jual Cost Plus Pricing
BAB IV PEMBAHASAN • • • • •
Penjualan bulan maret 1650 porsi. Rata-rata pernjualan 55 porsi sehari. Lama berjualan 30 hari . Harga jual (given) dari penjual Rp 10.000 per porsi. Unsur biaya produksi : – Biaya Bahan Baku. – Biaya tenaga kerja Langsung. – Biaya Overhead Pabrik (tetap dan variabel) – Biaya non produksi. • Pembebanan BOP pada satuan produk. • Biaya penyusutan BOP memakai metode garis lurus.
DATA UNSUR PRODUKSI Keterangan (Biaya Bahan Baku)
Jumlah (Rp)
Keterangan (BTKL)
Jumlah (Rp)
Mie
1.000.000
Karyawan 1
1.000.000
Pangsit
500.000
Karyawan 2
1.000.000
Ayam
2.700.000
Total
2.000.000
Sawi dan Daun Bawang
600.000
Bumbu
750.000
Bakso
1.500.000
Saos Botol
450.000
Sambal Cabe
300.000
Minyak Sayur
1.200.000
Total
9.000.000
Keterangan (Biaya Pemasaran)
Jumlah (Rp)
Baner
300.000
Total
300.000
BIAYA OVERHEAD PABRIK TETAP Keterangan
Harga Nilai Perolehan (Rp) Residu (Rp)
Umur Peyusutan Ekonomi per Tahun s (Tahun) (Rp)
Penyusutan per Bulan (Rp)
Gerobak
1.500.000
300.000
5
240.000
20.000
Kompor dan Gas
450.000
0
2
225.000
18.750
Panci Besar untuk Rebu
250.000
0
2
125.000
10.417
Meja
450.000
0
2
225.000
18.750
Kursi
360.000
0
2
180.000
15.000
Alat Pendukung 424.000
0
2
212.000
17.667
Sewa Bangunan -
-
-
-
500.000
Total
600.584
BIAYA OVERHEAD VARIABEL Keterangan
Jumlah (Rp)
Listrik
100.000
Bahan Bakar Gas
450.000
Plastik
15.000
Total
565.000
PERHITUNGAN PEMILIK Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya sewa Biaya Listrik Biaya Bahan Bakar Gas Biaya Plastik
Rp 9.000.000 Rp 2.000.000 Rp Rp Rp Rp
500.000 100.000 450.000 15.000
Harga Pokok Produksi
Rp 12.065.000
Biaya non Produksi
Rp
Total Harga Pokok Produksi
Rp 12.365.000
Harga Pokok Produksi per Porsi (Rp 12.365.000 : 1650)
Rp
7.494
300.000
Dari hasil perhitungan harga pokok produksi, didapat harga jual yang akan dibebankan kepada pembeli adalah sebagai berikut: Harga Pokok Produksi per Porsi Rp 7.494 Harga Jual per Porsi
Rp
10.000
Maka tingkat persentasi laba yang dicapai apabila harga jual diberikan oleh pemilik Rp 10.000 sebagai berikut; Harga jual per porsi
Rp 10.000
Harga Pokok Produksi
Rp 7.494
Laba per porsi menurut pemilik
Rp 2.506
Bila dipersentasekan adalah Rp 2.506 X 100% = 33% Rp 7.494
•
PERHITUNGAN OLEH PENULIS
Harga Pokok Produksi: Biaya Bahan Baku
Rp
9.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp
2.000.000
Rp
600.584
Rp
565.000
Biaya Overhead Pabrik : BOP Tetap Biaya Sewa
Rp 500.000
Biaya Depresiasi gerobak
Rp 20.000
Biaya Depresiasi kompor + gas
Rp 18.750
Biaya Depresiasi panci
Rp 10.417
Biaya Depresiasi meja
Rp 18.750
Biaya Depresiasi kursi
Rp 15.000
Biaya Depresiasi alat pendukung
Rp 17.667
BOP Variabel Biaya Listrik
Rp 100.000
Biaya Bahan Bakar Gas
Rp 450.000
Biaya Bahan Penolong
Rp 15.000
(plastik)
Harga Pokok Produksi
Rp 12.165.584
Biaya non Produksi
Rp
Total Harga Pokok Produksi
Rp 12.465.584
Harga Pokok Produksi per Porsi (Rp 12.465.584 : 1650)
Rp
300.000
7.555
Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dengan metode Full Costing didapat juga perhitungan harga jual FullCosting dengan metode Cost Plus Pricing, sebagai berikut: Harga Pokok Produksi
Rp
7.555
%MarkUp 43 % * Rp 7.555
Rp
3.249
Harga Jual per Porsi
Rp 10.804
Pembulatan
Rp 10.800
Perhitungan MarkUp: Laba yang diharapkan + biaya yang tidak berhubungan langsung dengan volume produksi * 100%
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produk
(40% * Rp 12.465.584) + Rp 300.000 * 100% * = 43%
Rp 12.165.584
Tabel 4.3.1 Laporan L/R Bakmi Ayam Gajah Mungkur per Maret 2013 Keterangan
Perhitungan Pemilik (Rp)
Perhitungan Penulis (Rp)
Penjualan
16.500.000
17.820.000
Harga Pokok Produksi
12.365.000
12.465.584
Laba
4.135.000
5.354.416
BAB V PENUTUP Kesimpulan 1.
Harga Pokok Produksi Rp 12.465.584
2.
Harga Jual berdasarkan laba yang diinginkan 40% plus Markup (43%) Rp 10.804 dengan pembulatan Rp 10.800
Saran: Pemilik seharusnya memakai metode harga pokok produksi full costing untuk menghitung harga pokok produksinya dan pemilik juga disarankan untuk memakai harga jual dengan metode cost plus pricing plus Markup dari total harga pokok produksinya.