Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
IbM Pengelola Koperasi PAUD Kabupaten Malang Uci Yuliati1, Mursidi2, dan Triningsih3
ABSTRACT: Community service program at Kindergarten Cooperation organizer in Malang regency has been funded by DIKTI. The head of community service begin the activity to communicate the program with partners. The aim of this activities is to create and develop cooperation at Kinder Garten. The methods are management and entrepreneurship training and coaching for cooperation organizer. The activities conducted were namely human resource and financial management training, cooperation training and entrepreneurship, outbond and facilitating cupboards (etalase) and many kind of books for administrative. Outbond was conducting for improving working motivation and entrepreneurship. After management training was human resources management and financia coaching. Team also motivated to develop cooperation at Kinder Garthen by giving fund and merchandises (stationary). Team suggested to select various product such as healty snack, story book for children, history and religious story books. In the end of the program, monitoring and evaluating was conducted. It show that training and coaching for cooperation and entrepreneurship for teacher as cooperation organizer was good respond. It was exemplified by the building of place for cooperation activities at Cahya Hati Kinder Garthen. Whereas cooperation at Enggal Permata kinder garthen was developed by selling many various product because the place for selling the product was still at similar location with educational activities and the sales omzet was higher than its target. Product development was conducted by increasing the various menrchadises such as snacks, story book children and improving services for fulfilling the family needs such as mukena, jilbab, shocks, children shirts and uniformity and other ordered products. Cooperation unit business was conducted with education activities process and its administratition was separated. It was supported by using standard operational procedure (SOP). It shows that business unit management has been running as well as educational management. It shows good synergism management. As a whole, all activities conducted have been running well because of good respond from all teachers, pupils, parents and people in the societies around kindergarten. Keywords: Management Training and Coaching, Outbond, Kinder Garten Cooperation. ABSTRAK: Pelaksanaan program pengabdian bagi Pengelola Koperasi PAUD Kabupaten Malang dibiayai DIKTI. Ketua Tim pengabdian memulai kegiatan dengan memantapkan program bagi para mitra. Tujuan kegiatan adalah perintisan dan pengembangan koperasi PAUD. Metode pelaksanaan kegiatan adalah pelatihan dan pendampingan manajemen dan kewirausahaan bagi pengelola koperasi. Hasil kegiatan meliputi pelatihan manajemen SDM dan keuangan, pelatihan koperasi, pelatihan dan pendampingan kewirausahaan, outbond serta pemberian fasilitas berupa etalase dan buku catatan administrasi. Kegiatan outbond dilakukan untuk membangun semangat bekerja sama dan kewirausahaan para guru. Setelah pelatihan manajemen dilanjutkan pendampingan manajemen SDM dan manajemen keuangan. Tim pengabdi memotivasi pendirian koperasi di PAUD, dengan memberikan bantuan modal dan barang-barang dagangan berupa alat tulis kantor. Tim pengabdi juga memberikan pendampingan mengenai jenis barang yang layak dijual di koperasi PAUD berupa makanan kecil yang sehat, buku-buku cerita agama, buku cerita para nabi. Setelah seluruh kegiatan dilaksanakan dilanjutkan evaluasi dan monitoring sebagai tahap akhir. Hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan koperasi dan kewirausahaan pengelola koperasi adalah dibangunnya tempat berjualan baru sebagai rintisan koperasi di PAUD Cahya Hati. Sedangkan koperasi di PAUD Enggal Permata dilakukan pengembangan penjualan produk karena tempat berjualan (etalase) masih satu lokasi dengan ruangan kegiatan belajar dan omzet penjualan yang sudah melebihi 1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (
[email protected]) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang 2
A-1
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658 target. Pengembangan produk dilakukan dengan menambah variasi barang dagangan yang meliputi makanan ringan, buku cerita anak, dan berupaya memenuhi berbagai kebutuhan siswa dan keluarganya seperti mukena, jilbab, kaos kaki, baju anak-anak, baju seragam sekolah serta kebutuhan lain dapat dipesan. Praktek manajemen usaha koperasi dilakukan seiring dengan pengelolaan PAUD dengan administrasi yang terpisah. Hal ini didukung adanya SOP yang mulai dipahami dan dijalankan yang menunjukkan adanya sinergisme manajemen PAUD dan manajemen Usaha Koperasi. Hasil keseluruhan kegiatan pengabdian pada kedua PAUD telah berjalan dengan baik dan memperoleh respon yang positif dari para guru, orang tua siswa bahkan masyarakat sekitarnya. Kata Kunci: Pelatihan dan pendampingan manajemen, Outbond, perintisan koperasi PAUD
Pendahuluan Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai lembaga pendidikan formal tahap pertama sangatlah dibutuhkan oleh warga Dusun Borotretes agar mereka dapat meningkatkan wawasan pengetahuan. Para orang tua sudah mulai memberikan kesempatan mengenyam pendidikan kepada anak-anaknya mulai dari pendidikan pra sekolah. Di Dusun Borotretes sudah ada sekolah „Enggal Permata‟ yang diminati warganya walaupun mereka belum memiliki kemampuan membayar uang sekolah bulanan secara rutin. Bahkan tempat sekolah Dusun Borotretes masih menempati gedung yang masih bergabung dengan tempat tinggal pengelola. Kegiatan sekolah dilakukan diantara waktu setelah subuh sampai sebelum dzuhur. Keberadaan PAUD di Dusun Borotretes dapat dikatakan sangat diminati warga dan dibutuhkan sebagai tempat pendidikan anak-anak. PAUD yang sangat penting tersebut sudah dibantu pengembangan dan kelangsungan operasionalnya melalui kegiatan pengabdian dengan dana internal UMM. Pengelolaan dana yang masih selalu defisit karena adanya sebagian besar orang tua santri yang membayar biaya pendidikan setelah mereka panen dari kegiatan pertaniannya. Tim pengabdian telah membantu merintis kegiatan koperasi sebagai pendukung kegiatan manajemen sekolah. Namun demikian, kegiatan koperasi yang dilakukan belum berjalan optimal karena para pengelola yang masih belum memiliki keterampilan manajerial. Kegiatan koperasi yang dilakukan telah menjadi sarana berkumpul bagi walisantri dan masyarakat sekitar yang tidak/belum menyekolahkan anak-anaknya. Dengan demikian masyarakat saling berkomunikasi dan melakukukan kegiatan ekonomi yang saling menguntungkan. Kegiatan ekonomi produktif dapat dilakukan juga oleh walisantri yaitu secara bergiliran mereka membuat makanan ringan yang lebih sehat dan bergizi dan dijual di koperasi. Kegiatan tersebut dapat melatih kewirausahaan walisantri sekaligus mengendalikan kesehatan anak-anaknya sehingga pendidikan anak-anak dapat berjalan sesuai dengan keinginan walisantri.
A-2
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Gambar 1:
Gedung Sekolah PAUD Enggal Permata (Sumber Dokumentasi Peneliti)
Pengelola koperasi belum mampu membagi jadwal membuat makanan ringan sesuai dengan keterampilan para wali santri sehingga para wali santri tidak optimal dalam membuat makanan ringan. Selain itu kegiatan parenting masih dikendalikan pengelola sekolah dan masih rendahnya peran walisantri dalam pengembangan kegiatan koperasi. Kondisi PAUD Enggal Permata berdiri sejak tahun 2006 dan saat ini dipimpin ibu Kusmiati, S.Pd., secara terperinci profilnya dapat dilihat tabel 1. Tabel 1: Profil PAUD Enggal Permata (MITRA 1) Karakteristik Uraian Nama Lembaga PAUD Enggal Permata Kepala Sekolah Kusmiati, S.Pd. Nomor Akte No.7 Tgl 24 Mei 2008, Faisal A. Waber S.H. Notaris Ijin Pendirian 400/156/421.102/421.102 420/250/421.101/421.102/2012 Alamat Dusun Boro Tretes RT 50 RW12 Desa Donowarih Karangploso Nomor Tilpun 0341-3166365 Tahun Pendirian Juni 2006 Waktu Belajar 07.00 s/d 12.00 , Hari Senin s/d Sabtu santri Jumlah santri/ 48 anak, jenis kelamin perempuan : 27 dan laki-laki : 21 murid Jumlah Guru 5 orang Kegiatan koperasi pada PAUD diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengelola pendidikan khususnya meningkatkan kewirausahaan baik pengelola PAUD maupun walisantri dalam melakukan kegiatan ekonomi produktif. Selanjutnya para walisantri diharapkan semakin aktif dan memiliki kemampuan dan ketrampilan manajerial dalam kegiatan koperasi. Adapun Susunan Pengurus Koperasi PAUD Enggal Permata tahun ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut:
No 1 2
Tabel 2: Susunan Pengurus Koperasi PAUD Enggal Permata Jabatan Nama Ketua Budi Purnomo Sekretaris Kusmiati, S.Pd.
A-3
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
3
Bendahara
4
Seksi Bidang Logistik
1. 2. 1. 2.
Miftakhud Dzikria Istiqomah Sri Wahyuni Susmiati
Untuk mengembangkan koperasi PAUD diperlukan motivasi yang kuat untuk menggandeng berbagai pihak dalam menjalankan kegiatan. Untuk itu tim pengabdian melakukan penggalian dan diskusi kepada para pengelola PAUD yang berkeinginan mengelola Koperasi PAUD. Dari hasil pengamatan mendalam tim pengabdi bertemu dengan Kepala sekolah TK Cahya Hati. Dengan senang hati dia menceritakan permasalahan pengelolaan PAUD yang masih belum optimal utamanya mengatasi beberapa anak yang memiliki kebutuhan khusus. Penyediaan kebutuhan makanan dan peralatan santri secara keseluruhan belum terpisah dalam koperasi seperti PAUD Enggal Permata. Oleh karena itu Paud Cahya Hati berupaya untuk melakukan perintisan Koperasi PAUD guna mendukung manajemen sekolah. Profil PAUD Cahya Hati yang dipimpin oleh Ibu Faizah Hilmiah Nur, S.Pd. Sejak didirikan tahun 2004 sampai sekarang masih aktif. Secara terperinci profil PAUD Cahya Hati dapat dilihat seperti tabel.3. Tabel 3: Nama Lembaga Kepala Sekolah No Akte Notaris Alamat Nomor Tilpun Tahun Pendirian Waktu Belajar santri Jumlah santri/ murid Jumlah Guru
Profil PAUD Cahya Hati (MITRA 2) PAUD Cahya Hati Faizah Hilmiah Nur, Spd. No.3/ 2004 Jl. Manggar no.7 Sengkaling Kec. Dau, Malang 0341-464304 Juni 2004 07.00 s/d 12.00 , Hari Senin s/d Jumat 47 anak, jenis kelamin perempuan : 34 dan laki-laki : 13 5 orang
Kondisi manajemen PAUD Cahya Hati memiliki keterbatasan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusianya. Pengelola PAUD masih belum memenuhi jumlah yang sesuai, yaitu hanya ada 5 orang guru yang berstatus sebagai pemilik dan pengelola secara teknis. Kelima guru tersebut adalah (1) Ustad Huda, (2) Ustadzah Dian Permana Lestari, (3) Ustadzah Emy Zulaida, (4) Ustadzah Siti Nur Faizah, (5) Ustadzah Nurul Aulia. Secara operasional kelima orang guru tersebut sudah melakukan fungsi manajemen sumberdaya manusia, manajemen operasional sekaligus manajemen keuangan dan pemasaran. Artinya sebagai seorang guru, mereka melakukan pekerjaan administrasi bahkan operasional sekaligus mengajarkan materi pendidikan sekolah PAUD.
A-4
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Gambar 2:
Gedung Sekolah PAUD Cahya Hati (Sumber Dokumentasi Peneliti)
Permasalahan pada kedua PAUD dilihat dari kemampuan keuangannya, dapat dikatakan belum adanya perencanaan keuangan (baca: penggalian modal dan penggunaannya) yang dapat diandalkan. Belum adanya kemampuan membuat laporan keuangan yang dapat menggambarkan biaya-biaya manajerial dan manajemen secara umum. Pemasaran dan jejaring masih sangat terbatas dan masih mencari model dan mitra yang dapat membantu pengembangannya. Seperti yang umum terjadi di lapangan, operasionalisasi PAUD seharusnya menggunakan dana dari uang iuran bulanan para siswanya. Namun sebagian besar mereka tidak memiliki kemampuan membayar secara rutin sehingga keuangan sekolah setiap bulannya dalam kondisi kurang memadai bahkan sampai defisit. Untuk itu pengelola koperasi perlu diupayakan pengembangannya supaya bersinergi antara kegiatan sekolah dengan kegiatan koperasi secara bersama. Harapannya dapat dikembangkan sinergisme kedua kelompok kegiatan dengan operasionalisasi kegiatan yang saling mendukung dan saling melengkapi. Inilah salah satu yang menjadi dasar akan pentingnya pelaksanaan pengabdian di tempat tersebut. Sinergisme antara kegiatan pendidikan PAUD dengan kegiatan koperasi adalah dengan melakukan pengembangan kegiatan koperasi yang tidak hanya simpan pinjam uang dari para anggota baik warga desa maupun wali santri. Salah satu kegiatan anggota koperasi yang mendukung kegiatan sekolah adalah memproduksi makanan ringan yang dapat dijual di Koperasi sekolah PAUD. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan memberdayakan keterampilan ibu-ibu yang memiliki keterampilan membuat makanan ringan. Harapannya produk yang dijual menjadi terjamin kebersihannya. Ibu-ibu sebagai anggota koperasi sekaligus wali murid dapat meminjam uang ke koperasi sebagai modal untuk kegiatan ekonomi produktif menjual makanan ringan atau kue camilan untuk anak. Pada Mitra pertama, secara perlahan kegiatan operasional PAUD sudah didukung oleh adanya kegiatan koperasi yang berhasil dirintis atas kerjasama dengan TIM pengabdian UMM. Koperasi yang didirikan sebagai hasil dari pelaksanaan proram pengabdian pada waktu yang lalu diberi nama Koperasi Enggal Permata. Para pengelola PAUD telah berupaya mendirikan koperasi dengan meminta dukungan dari para wali murid dan warga setempat. Mereka telah mampu mengajak dan mendorong warga
A-5
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
untuk bergabung dalam kegiatan koperasi. Sebagian dari mereka menjadi pengurus dan dan sebagian yang lain menjadi anggota. Koperasi yang didirikan diberi nama yang sama dengan nama PAUD, yaitu koperasi ”Enggal Permata”. Adapun alasan mereka memberi nama yang sama adalah agar memudahkan warga mengingat dan turut serta mengembangkannya.
Gambar 3:
Etalase Koperasi PAUD (ATK) Enggal Permata (Sumber Dokumentasi Peneliti)
Dari gambaran di atas dapat dikembangkan model atau gaya manajemen sekolah PAUD bersinergi dengan Koperasi sehingga keduanya dapat berjalan seiring dengan pencapaian kesejahteraan anggota koperasi dan peningkatan pendidikan anakanak. Kegiatan PAUD yang dapat dikembangkan bersama dengan kegiatan koperasi baik koperasi simpan pinjam maupun kantin sekolah dan Warung ATK. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama kemitraan dengan Perguruan Tinggi khususnya Fakultas Ekonomi UMM. Apabila dilihat potensi dan sikap masyarakat yang memiliki semangat maju maka kerjasama dapat dibangun dengan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan manajemen serta berbagai program yang disesuaikan dengan harapan masyarakat khususnya sinergisme antara kegiatan pendidikan PAUD dan koperasi. Adapun judul kegiatan pengabdian adalah ”IbM Pengelola Koperasi PAUD di Kabupaten Malang”.Adapun yang menjadi tujuan program pengabdian ini adalah : 1. Meningkatkan jumlah siswa yang sekolah seiring dengan kualitas pengelola PAUD tentang manajemen pendidikan. 2. Meningkatkan jumlah anggota koperasi seiring dengan peningkatan motivasi orang tua siswa yang terlibat dalam kegiatan Koperasi sebagai tulang punggung kegiatan PAUD secara khusus dan pekonomian desa secara umum. 3. Meningkatkan jumlah wirausaha rumah tangga yang melakukan pengolahan makanan ringan yang bergisi bagi anak-anak dan dititipkan dijual di Koperasi. Sedangkan manfaat adanya pengabdian antara lain adalah: 1. Terlaksananya program Tri Dharma Perguruan tinggi melalui kerja sama pendampingan manajemen Koperasi PAUD dalam program pengabdian. 2. Meningkatkan kerjasama yang baik dan sinergis dalam upaya meningkatkan pendidikan dan pendapatan masyarakat.
A-6
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
3. Membantu pemerintah daerah dalam peningkatan pendidikan masyarakat melalui pendampingan manajemen Koperasi PAUD sekaligus pemberdayaan manajemen pendidikan PAUD. Permasalahan Mitra Pengelola PAUD belum optimal dalam melaksanaan manajemen sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan dan operasional pada manajemen PAUD. Selanjutnya manajemen PAUD belum bersinergi dengan manajemen bisnis koperasi. Pada Mitra 1 sudah memiliki koperasi yang mengelola simpan pinjam, warung ATK dan Kantin. Namun demikian sinergitas manajemen PAUD dengan koperasi belum optimal karena masih rendahnya keterlibatan para orang tua atau walisantri. Pada Mitra 2 masih merintis koperasi sehingga sangat membutuhkan pendampingan manajemen koperasi guna menyediakan berbagai fasilitas bagi anak santri berkebutuhan khusus. Selanjutnya mitra 2 dapat bekerja sama dengan mitra 1 guna merintis koperasi dengan pendampingan tim pengabdian. Dengan meningkatnya jumlah santri pada kedua mitra, menjadikan sumberdaya yang ada masih dianggap kurang optimal. Pendampingan manajemen masih sangat diperlukan bagi pihak pengelola mengingat adanya masalah yang sedang dihadapi yaitu belum optimalnya sinergitas manajemen antara pengelola koperasi yang sekaligus pengelola PAUD. Khalayak Sasaran Sasaran kegiatan adalah para pengelola koperasi PAUD yang juga menjadi guru di PAUD Enggal Permata dan Cahya Hati. Selain itu juga melibatkan para orang tua dalam pengelolaan koperasi. Kegiatan tersebut dilakukan atas kerjasama antar Tim Pengabdian dari Universitas Muhammadiyah Malang dengan dana DIKTI tahun 2014. Adapun kualifikasi tim pengabdi dapat dilihat pada tabel berikut. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Materi yang diberikan pada penyuluhan dan pelatihan manajemen dan koperasi serta pelatihan dan pendampingan kewirausahaan dapat dilihat pada tabel berikut: Metode kegiatan pengabdian ada tiga yaitu pelatihan dan pendampingan. Pelatihan koperasi dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang koperasi kepada para guru sehingga mereka dapat melakukan perintisan koperasi. Pelatihan kewirausahaan dilakukan dengan cara memberikan pemahaman tentang kewirausahaan supaya para guru memahami jiwa kewirausahaan dan dapat meningkatkan daya kreativitas dan inovatifnya sehingga memunculkan keinginan untuk berwirausaha baik sebagai guru maupun sebagai anggota masyarakat. Pendampingan koperasi dilakukan dengan cara memberikan pengarahan dalam melakukan kegiatan perintisan koperasi di sekolah dimulai dan dijalankan sehingga terwujud adanya kegiatan ekonomi, menjual dan membeli barang. Pendampingan kewirausahaan dilakukan dengan memotivasi para guru supaya segera dapat melakukan apa yang diinginkannya dengan kemampuan keterampilannya. Bagi guru yang memiliki keterampilan membuat kue dapat mencoba membuat kue untuk dijual di sekolah.
A-7
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Kerangka Pemecahan Masalah Untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan memecahkan masalah dapat dilihat pada gambar 4.
Lu ara n
Pro ses
Pen da mpi nga n
SOP Manajemen SDM SOP Manajemen Keuangan SOP Manajemen Pemasaran SOP Manajemen Operasional
Membua t SOP Manajem en
Membuat Susunan Pengurus Menyusun AD-ART Menyusun Laporan Keuangan Membuat Makanan Ringan Mengelola Toko ATK Mencatat Simpan pinjam Administrasi
ManajemenKeuanga n, Operasional, SDM, Keuangan Koperasi Kewirausahaan orang tua/ Walisantri
Pel atih an
PAUD Enggal Permata (Mitra 1)
Gambar 4:
A-8
Manajeme n Pendidikan PAUD
Pergurua n Tinggi / DPPM UMM
Koperasi PAUD
Inp ut
Sinergitas Koperasi PAUD dan Manajemen Pendidikan PAUD
PAUD Cahya Hati (Mitra 2)
Prosedur Kerja dan Solusi Yang Ditawarkan
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658 Hasil Dan Pembahasan Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian meliputi pelatihan manajemen SDM dan keuangan, pelatihan koperasi dan outbond serta pelatihan dan pendampingan kewirausahaan. Pelatihan Manajemen SDM dan Keuangan
Pelatihan manajemen sumberdaya manusia dilakukan pada bulan Juni 2014 dan telah memberikan kesadaran pentingnya manajemen SDM bagi sekolah PAUD. Materi yang diberikan meliputi bagaimana pengelolaan SDM pada PAUD terutama dalam menghadapi anak-anak siswa yang masih belia dan para orang tua yang memiliki tuntutan beragam. Pelaksanaan pelatihan manajemen keuangan sudah memberikan kesadaran akan pentingnya pencatatan keuangan secara baik dan benar pada kegiatan operasional PAUD dan kegiatan usaha koperasinya. Hal ini mengajarkan supaya kegiatan pencatatan keuangan harus dipisahkan antara keuangan PAUD dan Koperasi PAUD. Selanjutnya ditetapkan SDM yang diberi peran untuk melaksanakan kegiatan tersebut, sehingga manajemen PAUD dan Koperasi dapat berjalan seiring dengan pendidikan dan pengajaran yang dilakukan setiap hari. Adapun respon peserta pada pelatihan manajemen SDM dan Keuangan adalah sebagai berikut. Manajemen SDM dan keuangan penting bagi PAUD dan Koperasi direspon baik yang ditunjukkan atas jawaban setuju 14,3% dan sangat setuju 85,7 % oleh 14 peserta. Beberapa peserta tidak memberikan respon karena ada kegiatan lain saat pelaksanaan kegiatan sehingga tidak sampai selesai mengikutinya. Dalam manajemen keuangan terdapat kegiatan melakukan pencatatan data keuangan. Pada PAUD sudah ada koperasi dan keuangan perlu dicatat. Hal ini direspon baik oleh peserta dengan ditunjukkan oleh jawaban setuju 42,9 % dan sangat setuju 57,1 %. Respon terhadap pertanyaan pencatatan tidak penting ditunjukkan oleh jawaban sangat tidak setuju 71,4 % dan tidak setuju 21,4 %. Keuangan lembaga biasanya menjadi rahasia lembaga tersebut. Hal ini sesuai dengan respon peserta bahwa karyawan tidak perlu mengetahui keuangan perusahaan. Sebanyak 14,3 % merespon tidak setuju dan 85, 7 % merespon setuju. Artinya keuangan koperasi boleh diketahui oleh para pengelola saja. Alasannya supaya para pengelola turut bertanggung jawab atas kondisi keuangan lembaga. Laporan penting dibuat secara berkala direspon baik peserta. Artinya para pengelola koperasi juga perlu memiliki keahlian dalam membuat laporan. Sebanyak 6 orang (42,9%) menjawab setuju dan 8 orang (57,1%) menjawab sangat setuju. Dalam membuat laporan keuangan para pengelola saja yang dilibatkan dan direspon baik dengan jawaban setuju 35,7 % dan sangat setuju 64,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa peserta yang sebagai guru siap dilibatkan dalam membuat laporan keuangan apabila mereka dilibatkan untuk mengelola koperasi. Keterlibatan pihak luar dalam membuat laporan keuangan direspon tidak setuju 35,7 %, setuju 57,1 % dan sangat setuju 7,1 %. Hal ini berarti bahwa sebagaian besar peserta masih membutuhkan bantuan pihak luar dalam membuat laporan keuangan. Hal ini adalah wajar mengingat peserta masih baru dalam mengenal keuangan suatu usaha bahkan lembaga PAUD sendiri yang keuangannnya masih bercampur antara keuangan pribadi pengelola dan keuangan PAUD. Adanya pelatihan manajemen keuangan dan SDM menjadikan para peserta lebih menyadari akan pencatatan keuangan harian terkait dengan usaha koperasinya. Hal ini direspon setuju 57,1 % dan sangat setuju 42,9 %. Keadaan ini tentu sangat
A-9
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
menggembirakan mengingat mereka masih belajar, dan apabila tidak dilakukan setiap hari ternyata mengalami kesulitan. Adanya semangat belajar dan respon baik atas kesadaran pencatatan keuangan menjadikan kegiatan mencatat adalah sebagai kebutuhan yang harus dikerjakan. Hal ini direspon setuju 57,1 % dan sangat setuju 35,1 % dan tidak setuju hanya 7,1 %. Artinya yang merespon setuju lebih banyak karena peserta sudah menyadari pentingnya mencatat secara periodik harian. Namun demikian para peserta dalam mencatat keuangan masih mengalami kesulitan. Hal ini ditunjukkan respon setuju (28,6%) adanya kesulitan dalam mencatat keuangan dan sangat setuju 21,4%. Hanya 50 % yang sudah memahami dalam mencatat keuangan. Dalam usaha koperasi diharapkan dapat memperoleh keuntungan. Banyaknya keuntungan dapat diketahui apabila dilakukan pencatatan secara rutin sehingga dapat diketahui perubahannya secara periodik. Dengan demikian pencatatan keuntungan menjadi hal yang penting dan direspon setuju 64,3 % dan sangat setuju 35,7 %. Artinya semua peserta memahami bahwa keuntungan perlu dicatat. Hal ini juga sebagai wujud adanya tanggung jawab keuangan yang melakukannya. Artinya kegiatan usaha harus diketahui seberapa besarnya keberhasilannya dengan mencatat keuntungan. Pencatatan keuntungan direspon baik oleh peserta. Selain itu peserta setuju bahwa pencatatan merupakan kebutuhan setiap hari (92,8%). Hal ini karena peserta juga setuju bahwa keuangan dapat menjadi ukuran keberhasilan usaha (100%). Namun demikian mereka menyadari bahwa keuangan merupakan hal yang rumit (85,7%). Selain rumit mencatat keuangan bagi peserta masih dirasakan merepotkan (78,5%). Hal inilah yang mendorong tim pengabdian untuk memberikan pendampingan dalam mencatat keuangan PAUD baik keuangan pendidikan maupun keuangan usaha koperasinya. Pelatihan Koperasi Pelatihan Koperasi dilaksanakan sekitar bulan Juni 2014 dan telah direspon dengan baik oleh peserta yang terdiri dari guru dan pemilik yayasan. Pelatihan koperasi bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pendirian koperasi di PAUD khususnya Cahya Hati yang memulainya. Sedangkan PAUD Enggal Permata sudah memiliki unit usaha koperasi yang dikelola sejak tahun 2009 dan bekerja sama dengan TIM pengabdian dengan biaya internal DPPM-UMM. Pelatihan koperasi telah diikuti peserta dengan karakteritik ber tempat tinggal disekitar PAUD dan ada 3 orang yang berdomisili di luar daerah sekitar mitra, pendidikan, usia, jumlah anak dan lama bekerja sebagai berikut Tingkat pendidikan peserta yang berjumlah 18 orang ternyata sebagian besar adalah sarjana (44,4%) dan SMU (44,4%). Hanya 2 orang (14,2%) memiliki pendidikan SMP. Tingginya tingkat pendidikan menjadikan kedua PAUD memiliki kemampuan dalam melanjutkan kerjasama pengabdian khususnya melakukan manajemen pendidikan dan manajemen usaha koperasi serta mensinergikannya. Pengelola koperasi yang juga sebagai guru PAUD sebagian besar berusia produktif antara 26 tahun sampai 35 tahun sebanyak 10 orang (55,6%). Terdapat 6 orang (33,3%) yang berusia kurang dari 25 tahun. Dua orang atau 14,2 % berusia lebih dari 40 tahun. Hal itu menunjukkan bahwa pengelola Koperasi PAUD memiliki potensi bagus untuk dikembangkan.
A-10
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Sebagian besar pengelola koperasi PAUD sudah berkeluarga dan memiliki anak. Namun ada yang belum memiliki anak sebanyak 9 orang (50%) dan 6 orang (33,3%) sudah memiliki satu anak. Hanya tiga orang saja (16,7%) yang sudah memiliki dua anak. Jumlah anak yang mereka miliki sebagian besar masih sekolah di PAUD dan Sekolah Dasar. Anak-anak yang dimiliki pengelola dan masih kecil bersekolah di PAUD dimana mereka bekerja. Hal ini sebagai fungsi pengasuhan yang lebih dekat dengan para ibu. Lama bekerja para peserta yang paling lama adalah 12 tahun dan paling pendek enam bulan. Secara keseluruhan lama bekerja yang kurang dari 5 tahun sebanyak 9 orang (50%) dan 6 sampai 10 tahun sebanyak 7 orang atau (38,9%). Terdapat dua orang yang bekerja lebih dari 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai guru PAUD kurang diminati sehingga mereka bekerja sebentar saja dan jika ada pekerjaan lain maka mereka ada yang keluar dan pindah. Respon peserta Pelatihan Koperasi Karakteristik peserta pelatihan koperasi yang telah mengikuti pelatihan koperasi dengan baik dan memberikan respon yang baik dan positif ditunjukkan dengan jawaban setuju dan sangat setuju pada item-item pertanyaan. Peserta pelatihan koperasi sebagian menyatakan bahwa koperasi penting dengan jawaban setuju 38,9 % dan sangat setuju 61,1 %. Dengan demikian pelatihan koperasi layak diberikan pada peserta yang berstatus guru sekaligus pengelola koperasi. Koperasi yang dirintis pada PAUD bertujuan menjual kebutuhan siswa selama belajar dan fasilitas sekolah maupun makanan ringan. Respon terhadap koperasi dapat menjual makanan sehat yang disediakan bagi siswa menunjukkan setuju 61,1 % dan sangat setuju 38,9%. Dengan demikian antinya koperasi harus diupayakan menjual makanan bergizi sehingga sehat dikonsumsi oleh para siswa. Respon peserta terhadap kegiatan koperasi yang menjual ATK menunjukkan bahwa sangat setuju 94,7 % dan setuju 5,6%. Artinya peserta memiliki kesanggupan untuk menyediakan kebutuhan ATK bagi para siswanya. Kegiatan koperasi yang lain adalah memotivasi para anggotanya untuk membayar simpanan pokok, wajib dan manasuka. Simpanan manasuka dapat menjadi tabungan. Respon peserta setuju dan sangat setuju masing-masing 50%. Koperasi sebagai tempat berlatih berwirausaha direspon baik oleh para peserta. Hal ini ditunjukkan oleh jawaban setuju 27,8% dan sangat setuju 72,2 %. Respon peserta atas pertanyaan koperasi sebagai tempat berjualan jajan buatan orang tua siswa baik yang ditunjukkan jawaban setuju 66,7% dan sangat setuju 33.3%. Seluruh peserta menyatakan bahwa para orang tua siswa dapat dilibatkan dalam kegiatan berjualan. Respon baik peserta terhadap koperasi sebagai tempat melatih kreativitas dilihat jawaban setuju 22,2% dan sangat setuju 77,8%. Artinya semua merespon setuju bahwa koperasi sebagai kegiatan melatih kreativitas. Hal ini terbukti dari barang dagangan yang dijual adalah barang-barang yang dibutuhkan para siswa dan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Dengan demikian koperasi melatih para pengelola kreatif dalam memenuhi permintaan konsumen. Keanggotaan koperasi sekolah PAUD adalah guru, namun jumlah guru yang sedikit perlu ditambah dengan para orang tua. Hal ini direspon baik oleh para peserta pelatihan koperasi dengan jawaban setuju 44,4 % dan sangat setuju 38,9%. Namun demikian terdapat respon tidak setuju 16,7%. Alasan yang tidak setuju karena orang tua siswa berdomisili tidak di sekitar sekolah, ada yang jauh dari sekolah. Hal itulah yang
A-11
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
diprediksi dapat menghambat komunikasi dan ketelibatannya dalam memenuhi aturan yang disepakati. Manfaat koperasi selain sebagai unit kegiatan ekonomi ternyata dapat mendidik siswa mengenal kegiatan ekonomi. Hal ini direspon setuju dan sangat setuju masingmasing 50%. Dengan adanya kegiatan berjualan secara otomatis para siswa mengenal cara melakukan pembelian dan mengenal uang sebagai alat pembayaran. Koperasi PAUD telah menjual berbagai makanan yang sehat bagi anak-anak. Dengan demikian dapat mengarahkan siswa membeli dan memilih makanan yang sehat sehingga tanpa diawasi orang tua mereka sudah dilatih secara praktis. Respon ditunjukan dengan jawaban setuju 27,8% dan sangat setuju 72,2%. Guru sebagai pengelola koperasi ternyata masih perlu bantuan dari pihak lain salah satunya tim pengabdian. Hal ini ditunjukkan dari respon setuju 38,9% dan sangat setuju 61,1% seperti table berikut. Selain batuan dari tim pengabdian juga dari para orang tua siswa atau warga masyarakat sekitar sekolah PAUD yang berkenan dengan sukarela. Dengan demikian koperasi PAUD memiliki keinginan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan. Selama ini pengelola koperasi adalah para guru dan direspon baik oleh peserta. Hal ini karena koperasi yang dirintis masih bersifat pra-koperasi atau cikal bakal koperasi. Apabila dilihat dari jumlah anggota masih belum memenuhi ketentuan yang berlaku, demikian juga modal yang dimilikinya. Oleh karena itu pendampingan koperasi masih penting dilanjutkan. Respon tersebut dinyatakan jawaban setuju 61,1% dan sangat setuju 38,9%. Koperasi yang selama ini dijalankan selama ini ternyata tidak membuat para guru kerepotan. Kegiatan penjualan berbagai barang kebutuhan sekolah dan kebutuhan keluarga siswa yang terkait sekolah dijalankan seiring mereka memberikan pelayanan terhadap para siswanya. Respon terhadap pernyataan bahwa kegiatan koperasi merepotkan guru ditunjukkan sangat tidak setuju 38,9% dan tidak setuju 55,6%. Artinya para guru tidak setuju bahwa koperasi merepotkannya. Respon terhadap pernyataan bahwa koperasi mengganggu mutu pendidikan ditunjukkan jawaban sangat tidak setuju 38,9% dang tidak setuju 61,1%. Artinya menurut para guru sebagai peserta pelatihan koperasi menyatakan bahwa koperasi PAUD tidak mengganggu mutu pendidikan. Hal ini tentu menjadi pendorong tim pengabdian untuk selalu bekerjasama dan mengembangkan perintisan koperasi di berbagai sekolah PAUD. Pendampingan Koperasi Pendampingan koperasi dilakukan dengan memberikan pengarahan bagaimana memulai membentuk kepengurusan dan menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART). Pada PAUD Cahya Hati, penyusunan AD-ART dan pembahasan lain tentang koperasi selanjutnya diselenggarakan oleh para pimpinan yayasannya. Dengan demikian hasilnya adalah dibangunnya tempat kegiatan koperasi dan meletakkan etalase sebagai wadah barang-barang yang dijual. Adapun barang dagangan yang dijual terdiri dari kebutuhan sekolah para siswa dan kebutuhan yang dipesan oleh para orang tua. Tempat operasional koperasi adalah rumah yang dibangun dengan bahan dasar bambu dan kayu. Dengan demikian suasana koperasi menunjukkan adanya nuansa alami. Gedung tempat berjualan terbuat dari bahan kayu dan lantai kayu yang dilapisi plastik. Sebagai kegiatan awal, penjualan barang dagangan meliputi ATK dan makanan
A-12
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
kecil menjadi rencana kegiatan yang sudah ditetapkan pengurus yayasan PAUD Cahya Hati. Berdasarkan pada respon peserta terhadap kegiatan koperasi pada mitra satu dan pra koperasi pada mitra dua mendorong tim pengabdian memberikan pendamping. Pendampingan yang dilakukan meliputi: a. Mendampingi pengelola koperasi dalam memilih jenis barang dagangan. b. Mendampingi pengelola koperasi dalam mencatat jenis barang dagangan yang dibeli ke buku persediaan barang c. Mendampingi pengelola koperasi dalam menentukan harga barang. d. Mendampingi pengelola koperasi dalam menata barang dagangan di etalase. e. Mendampingi pengelola koperasi dalam mencatat aliran kas masuk dan keluar. f. Mendampingi pengelola koperasi dalam membuat laporan keuangan. g. Mendampingi pengelola koperasi dalam menghitung keuntungan. h. Mengarahkan pengelola koperasi dalam membuat keputusan manajerial. i. Mengarahkan pengelola koperasi dalam membuat makanan jajanan anak-anak yang lebih menyehatkan. j. Mendampingi pengelola koperasi menjual barang dagangan ke tempat lain yang memiliki prospek. Hal ini dilakukan karena pengelola koperasi ada yang memiliki keterampilan membuat berbagai macam makanan olahan dengan bahan baku pisang dan singkong, yaitu kripik pisang dan kripik singkong. Pada mitra dua, pengelola memiliki keterampilan membuat minuman jamu beras kencur. Selain minuman beras kencur dijual untuk minuman anak-anak, juga menerima pesanan dari berbagai pihak. Tim pengelola membantu memasarkan ke koperasi karyawan ”Melati” di Universitas Muhammadiyah Malang. Pelatihan dan Pendampingan Kewirausahaan Pelatihan kewirausahaan diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan berwirausaha dan kreativitas dalam membuat berbagai macam makanan sehat bagi anak-anak. Keterampilan berwirausaha dipraktekkan dengan menyediakan berbagai kebutuhan anak-anak sekolah PAUD seperti buku bacaan, pensil warna dan buku gambar serta kebutuhan sekolah lainnya. Sedangkan untuk meningkatkan kreativitas dilakukan dengan memberikan cara mengolah berbagai makanan yang disukai anak-anak dan menyehatkan. Untuk itu didasarkan pada kebutuhan barang dagangan yang dijual terutama membuat makanan jajan untuk anak-anak seperti kripik pisang, kripik singkong dan kentucky jamur tiram putih. Modul untuk pelatihan kewirausahaan pada dasarnya memberikan dasar-dasar untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan para pengelola. Selain itu juga berisi bagaimana cara bekerjasama dan membangun motivasi diri guna meningkatkan keterampilan berwirausaha serta menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian akan muncul sikap dan perilaku berwirausaha yang dipraktekkan dalam kegiatan koperasi yang menjual berbagaia kebutuhan siswa dan para orang tua siswa. Selain pelatihan kewirausahan, tim pengabdian juga melakukan pendampingan kewirausahaan dengan memberikan cara-cara dalam berkreasi dalam membuat dan menyediakan produk yang dijual di koperasi disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan keluarganya. Selain itu juga memberikan cara membuat makanan olahan sehat berbahan baku jamur dan ketela pohon. Hal ini karena masyarakat sekitar PAUD Enggal Permata banyak memiliki lahan yang ditanami ketela pohon. Sedangkan jamur tiram putih dapat dibeli dari laboratorium pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.
A-13
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Pendampingan kewirausahaan pada PAUD Enggal Permata dilakukan dengan memberikan pengarahan terhadap pengelola koperasi khususnya dalam memenuhi kebutuhan para anggota koperasi yang terdiri dari para orang tua siswa, para ibu-ibu pengajian yang anak-anaknya dahulu disekolahkan di PAUD Enggal permata. Selain itu juga mendampingi pengelola koperasi dalam membuat laporan keuangan yang dimulai dari melakukan pencatatan transaksi harian, memilah aliran kas masuk dan keluar serta mencatat seluruh barang dagangan yang akan dan sudah dibeli yang harus disesuaikan dengan ketersediaan dana. Pelaksanaan Outbond Pelaksanaan outbond bagi guru dan pengelola koperasi bertujuan meningkatkan kerjasama tim kerja dan semangat kerja. Kegiatan ini dilaksanakan sekitar bulan september 2014 yang semula direncanakan sebelum lebaran. Pelaksanaan outbond telah direspon dengan baik oleh para peserta yang ditunjukkan adanya respon mereka yang selalu ingin bekerjasama dan semangat kerja. Respon peserta ditunjukkan dengan menjawab item-item pertanyaan pada daftar pertanyaan yang diberikan setelah mengikuti kegiatan outbond. Jumlah peserta yang mengikuti outbond sebanyak 20 orang guru dan tim pengabdian serta pemilik yayasan. Kegiatan outbond meliputi permainan kecepatan berpikir, olah kata, kecerdasan emosi, ketangkasan dan keterampilan kerjasama dan permainan peran serta tubing. Dari 20 peserta hanya terdapat 11 guru telah memberikan respon terhadap pelaksanaan outbond. Adapun respon beberapa peserta outbond antara lain diuraikan sebagai berikut. Pelaksanaan outbond direspon baik oleh seluruh peserta. Hal ini dapat ditunjukkan oleh jawabab setuju 18,2% dan sangat setuju 81,8%. Menurut peserta ternyata outbond dapat meningkatkan kebersamaan. Hal ini ditunjukkan adanya jawaban setuju 27,3% dan sangat setuju 72,7%. Selain outbond dapat meningkatkan kebersamaan ternyata juga dapat meningkatkan kerjasama. Hal ini ditunjukkan adanya jawaban setuju 36,4% dan sangat setuju 63,6%. Permainan yang dapat meningkatkan kebersaman adalah memindahkan bola dari satu sisi suangai ke seberang sungai dengan pipa. Pelaksanaan outbond bagi pengelola koperasi direspon baik dapat meningkatkan semangat kerja. Ini dapat dilihat jawaban setuju 36,4% dan sangat setuju 63,6%. Pelaksanaan outbond dapat meningkatkan mental positif direspon 45,5% setuju dan 54,5% sangat setuju. Artinya bagi pengelola koperasi outbond dapat meningkatkan mental positif. Selain dapat meningkatkan mental positif ternyata outbond juga meningkatkan keberanian yang ditunjukan jawaban setuju 36,4% dan sangat setuju 63,6%. Respon outbond dapat meningkatkan kreativitas dapat dilihat pada table 4.31 yang menunjukkan jawaban setuju 36,4% dan sangat setuju 63,6%. Hal itu menunjukkan bahwa peserta outbond dapat meningkatkan kreativitasnya, terutama pada permainan tantangan ide-ide baru agar dapat menyampaikan berita penting dengan melewati rintangan derasnya air sungai. Para peserta harus berpikir dan bertindak kreatif supaya berita penting yang dibawa dalam bola tidak jatuh dalam sungai. Banyaknya permainan peran ternyata tidak membuat peserta outbond ketakutan. Hal ini ditunjukkan adanya respon jawaban sangat tidak setuju 63,6% dan tidak setuju 27,3% pada pernyataan ”outbond meningkatkan ketakutan”. Hanya satu orang yang menjawab sangat setuju karena dia memiliki trauma pada ketinggian. Bagi pengelola koperasi ternyata outbond tidak meningkatkan stres kerja karena mereka bermain merasa senang. Hal ini ditunjukkan pada respon sangat tidak setuju 63,6% dan tidak
A-14
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
setuju 36,4%. Artinya mereka dapat menjadi lebih bergembira ketika melakukan berbagai permainan. Peserta sangat menikmatinya karena sebagian besar baru pertama kali mengikuti kegiatan outbond. Setelah mengikuti outbond ternyata pengelola koperasi tidak mengalami konflik dalam bekerja. Hal ini karena mereka semakin memiliki rasa kebersamaan dan toleransi yang tinggi dalam bekerja. Para pengelola koperasi menjadi lebih saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan. Bagi pengelola koperasi ternyata outbond tidak meningkatkan kejenuhan kerja. Artinya setelah outbond mereka merasakan kesegaran dalam berpikir menyelesaikan pekerjaannya. Respon tersebut dapat dilihat pada jawaban sangat tidak setuju 54.5% dan tidak setuju 45,5% terhadap pernyataan outbond meningkatkan kejenuhan kerja. Setelah outbond ternyata masih ada pengelola yang tidak mengalami rasa senang yang ditunjukkan jawaban tidak setuju 27,3% pada pernyataan “outbond meningkatkan rasa senang”. Namun demikian lebih banyak pengelola koperasi yang merasakan rasa senang dalam bekerja setelah outbond. Hal ini dapat dilihat dari respon setuju 27,3% dan sangat setuju 45,5% pada pernyataan bahwa outbond meningkatkan rasa senang bekerja. Bagi pengelola koperasi outbond dapat meningkat tanggung jawab dengan jawaban setuju dan sangat setuju masing-masing 45,5%. Artinya sebagian besar peserta outbond telah mengalami peningkatan tanggung jawab setelah mengikuti outbond. Hanya ada seorang (9,1%) yang tidak mengalami peningkatan tanggung jawab karena dia sebagai karyawan yang masih baru. Selain outbond meningkatkan tanggung jawab ternyata juga meningkatkan kesadaran diri karyawan. Hal ini terbukti dari respon peserta terhadap pernyataan bahwa outbond meningkatkan kesadaran diri karyawan. Respon tersebut dapat dilihat dari jawaban setuju 63,6% dan sangat setuju 27,3% . Manfaat khusus pelaksanaan kegiatan pengabdian di PAUD antara lain: a. Meningkatkan pendidikan tentang koperasi dan kewirausahaan. b. Meningkatkan ketrampilan guru dan masyarakat c. Membantu masyarakat meningkatkan kegiatan ekonomi Penyempurnaan Kegiatan Kegiatan yang sudah direspon dengan baik nampaknya belum sempurna seratus persen. Hal ini sangat wajar karena adanya keterbatasan dari para peserta maupun tim pengabdian. Keterbatasan yang dimiliki para peserta pengabdian yang bekerja sebagai guru ternyata bertempat tinggal yang tidak dekat dengan tempat pengabdian. Artinya kedua mitra saling berjauhan dimana mitra satu di kecamatan Karang Ploso dan mitra dua di kecamatan Dau. Namun demikian mereka telah aktif mengikuti kegiatan dan sangat antusias dalam berupaya memohon ketempatan pengabdian. Terdapat respon tidak setuju terhadap beberapa item pertanyaan tentang koperasi namun hanya satu orang saja sehingga tidak mempengaruhi pada keseluruhan jawaban. Respon tidak setuju atas pertanyaan koperasi menjual alat tulis kantor, alasannya yang membeli sebagian besar anak-anak TK, jadi menurutnya kurang pembelinya. Respon tidak setuju lainnya pada pertanyaan tentang koperasi dapat sebagai tempat menjual jajanan buatan wali murid. Hal ini karena peserta tidak setuju jika orangtua murid dilibatkan dalam kegiatan koperasi karena mereka hanya menjadi siswa hanya dua tahun saja. Padahal apabila orangtua menjadi anggota koperasi atau pengelola koperasi harapannya selama koperasi beriri dan aktif menjalankan kegiatannya.
A-15
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Respon tidak setuju pada pelatihan kewirausahaan pada item pertanyaan tentang pentingnya kewirausahaan diajarkan pada TK. Alasannya karena murid sekolah TK adalah anak-anak yang masih kecil sehingga masih perlu bimbingan yang lebih banyak. Hal ini wajar saja karena ada sebagian wali murid yang masih sangat protektif pada anaknya walaupun sudah di sekolah. Artinya masih ada wali murid yang menunggu di sekolah ketika anaknya mengikuti kegiatan sekolah Keberlanjutan Kegiatan Keberlanjutan kegiatan pengabdian telah dilakukan dengan baik oleh mitra dan adanya upaya untuk saling memotivasi diantara para peserta. Hal ini yang menjadikan tim pengabdian lebih optimis untuk melanjutkan program pada waktu lain dengan sumber pendanaan yang lain. Selain itu, peserta pelatihan yang berasal dari luar antara lain TK ABA 02, 03 dan TK ABA 04, juga menginginkan adanya program pengabdian untuk mengembangkan koperasi dan kewirausahaan. Untuk itu, ketua tim pengabdian memberikan informasi kepada para dosen yang memiliki kompetensi melakukan program pengabdian di beberapa TK ABA lainnya. Selain itu pelaksanaan program pengabdian bagi kedua mitra sudah merealisasikan perintisan koperasi. Melalui kegiatan usaha koperasi inilah dapat melanjutkan program pengembangan kewirausahaan para guru, siswa maupun para wali murid atau orang tua. Hal Khusus Yang Menarik Hal menarik yang diharapkan para peserta antara lain adalah keinginannya para guru segera mendirikan koperasi PAUD. Artinya perintisan koperasi yang masih berupa koperasi konsumsi diharapkan berkembang dengan membangun kerjasama dengan berbagai pihak. Harapan yang lain : 1) Adanya kerjasama dengan Dinas Koperasi 2) Pelatihan koperasi melibatkan para orang tua siswa 3) Pelatihan diharapkan memberikan kreativitas yang dikerjakan di rumah 4) Pelatihan kewirausahaan sudah melibatkan pihak lain diluat tim pengabdian. Pelatihan Kewirausahaan oleh Dwi Eko Waluyo, S.E.,MSi dan Ir.Irwan Chandra Abdullah Toha, MT. Mereka berdua adalah pelatih kewirausahaan pada berbagai UKM dan sebagai motivator para pebisnis dan mahasiswa. Tujuan pelatihan kewirausahaan bagi guru PAUD diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola koperasi yang sudah dirintisnya dengan pendampingan Tim Pengabdian UMM. Keterampilan yang dapat dikreasikan antara lain adalah keterampilan membuat mukena dan jilbab bagi anak-anak. Selain itu juga keterampilan membuat aneka kue sehat yang berbahan baku jamur dan ketela, seperti Kentucky jamur, tela-tela kress keju, pudding tela, bolu tela, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan. Pelaksanaan outbond yang dikelola oleh EO Al-Kaunak yang berlokasi di Lawang dengan pemandu utama adalah Ir.Irwan Chandra Abdullah Toha, MT. EO outbond tersebut sudah berpengalaman memberikan pelatihan dan motivasi pada berbagai kalangan seperti pegawai berbagai lembaga pemerintah, universitas, mahasiswa dan masyarakat secara umum.
A-16
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Simpulan Pelaksanaan Program pelatihan dan pendampingan pada para pengelola koperasi PAUD di Kabupaten Malang dapat disimpulkan bahwa pelatihan koperasi dan pelatihan kewirausahaan telah memotivasi para guru untuk melakukan kegiatan ekonomi, perintisan koperasi pada mitra dua dan pada mitra satu pengembangan koperasi “Enggal Permata” yang menjual ATK dan makanan kecil sesuai kebutuhan sekolah dan memenuhi permintaan wali murid bahkan keluarganya. Pelatihan manajemen SDM dan Keuangan telah direspon dengan baik oleh para peserta dan dapat dilanjutkan dengan pendampingan mencatat keuangan rutin sampai membuat laporan keuangan. Pelatihan kewirausahaan telah meningkatkan pemahaman dan ketrampilan para guru dalam berwirausaha terutama keterampilan membuat kue dan motivasi mengembangan usaha yang dilanjutkan dengan kreativitas membuat aneka olahan dengan bahan baku lokal. Manajemen pendidikan PAUD dapat disinergikan dengan manajemen usaha dan kewirausahaan serta memiliki standar operasional prosedur sebagai dasar pelakukan kegiatan manajemen dan berwirausaha. Kegiatan outbond sangat direspon baik dan positif karena dapat meningkatkan kerjasama dalam kebersamaan dan mengurangi stress kerja dan konflik. Setelah dilakukan program pengabdian pada PAUD Enggal Permata dan PAUD Cahya Hati diharapkan adanya keberlanjutan program yang semakin sinergis dengan kegiatan manajemen pendidikan TK. Para guru dan wali murid diharapkan semakin semangat dan termotivasi dengan adanya unit usaha sebagai praktek berwirausaha. Daftar Pustaka Alma, Buchari. (2000). Kewirausahaan. Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Hastuti, E.L. (2004). Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan Lokal Dalam Perspektif Gender, Working paper, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Longenecker, G., Justin. (2001). Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil (Buku satu). Jakarta: Salemba Empat. Longenecker, G., Justin. (2001). Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil (Buku dua). Jakarta: Salemba Empat. Mereth, G.Geoffery. (1992). Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Mubyarto, (1998). Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. Yogyakarta: BPFE. Soetrisno, Noer. (2009). Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM. Kantor Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Suryana. (2003). Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Winardi. (2003). Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Pranada Media.
A-17