1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus L.)
adalah salah satu
tanamanyang tersebar luas di daerah tropis. Tanaman ini pada mulanya berasal dari Madagaskar sehingga dikenal juga dengan namaMadagascar periwinkle. Pada saat sekarang tanaman ini sudah menyebar hampir di seluruh daerahtropis seperti di China, India, Indonesia, Australia, Amerika Utara dan Selatan.
DiIndonesia umumnya
tanaman ini sering dijumpai sebagai tanaman hias yang di tanam dihalaman depan rumah. Tanaman ini berupa perdu menahun dengan tinggi tanaman kurangdari 1m. Tanaman Tapak dara memiliki warna bunga yang indah seperti ungu muda, merah muda atau putih.
Penyebaran tanaman tapak dara yang luas diberbagai daerah,
menyebabkan tanaman ini banyak memiliki nama lokal. Di Indonesia tumbuhan hiaspekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam nama, seperti disebut sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (bahasa Sunda), dan kembang tapak dara (bahasa Jawa). Orang Malaysia mengenalnya sebagai kemunting cina, pokok rumput jalang, pokok kembang sari cina, atau pokok ros pantai. Di Filipina ia dikenal sebagai tsitsirika, di Vietnam sebagai hoa hai dang, di Cina dikenal sebagai chang chunhua, di Inggris sebagai rose periwinkle, dan di Belanda sebagai soldaten bloem (Wikipedia) Di PT East West Seed Indonesia tanaman tapak dara ini disebut dengan tanaman Vinca. Tanaman ini ditanam didalam pot sebagai hiasan yang memiliki keindahan yang dapat menyejukan mata bagi siapa saja yang memandangnya dan vinca ini juga ditanam sebagai unsur soft material taman. Tanaman tapak dara dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi denganketinggian 800 m dari permukaan laut (dpl.). Tanaman ini menyukai tempat
2
yang terbuka,namun juga dapat tumbuh pada tempat yang ternaungi. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji, setek batang, atau akar(Watiniasih, 2012). Di Indonesia tanaman tapak dara belum banyak dibudidayakan, walaupun telah lamadiketahui dapat digunakan sebagai tanaman hias dan obat herbal. Kandungan vincristine dan vinblastine yangakhir-akhir ini telah diketahui sebagai obat kanker sangatlah membuka peluang bagi petaniuntuk membudidayakan tanaman tapak dara ini. Salah satu penyebab kurangbaiknya pertumbuhan tanaman tapak dara adalah kurangnya pengetahuan masyarakat akan syarat tumbuh untuk pertumbuhan tanaman tapak dara yang baik. Kualitas tanaman yang baik ditandai oleh pertumbuhanbunga yang baik, tahan terhadap hama dan penyakit. Upaya untuk membudidayakan tapak dara dengan pertumbuhan yang baik adalah dengan memenuhi syarat tumbuh yang diinginkan, salah satunya adalah
ketinggian tempat yang paling baik untuk
pertumbuhan tanaman ini. Faktor ketinggian tempat akan menunjukan adanya perbedaan iklim pada dataran tertentu yang akan berpengaruh kepada tanaman sepertisuhu.
Suhu
merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman.Pengaruh suhu terhadap tanaman ditunjukan dengan 3 tingkatan suhu yaitu 1. Pengaruh suhu minimum terhadap tanaman 2. Pengaruh suhu optimum terhadap tanaman 3. Pengaruh suhu maksimm terhadap tanaman. Setiap tanaman menginginkan suhu optimum yang berbeda-beda untuk pertumbuhan dan perkembanganya, yang dimaksud dengan suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk tanaman.
3
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis telah melakukan percobaan dengan judul “Adaptasi Tanaman HiasTapak Dara (Catharanthus roseus L.)” Ke Dataran Rendah DI PT. East West Seed Indonesia Purwakarta Jawa Barat. 1.2. Tujuan Tujuan dari penyusunanlaporan ini adalah: Untuk Mengetahuiadaptasi tanaman hias tapak dara ke dataran rendah.
4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi dan Taksonomi Tanaman Tapak Dara
Tapak dara bisa tumbuh baik mulai daratan rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Pohonnya berupa semak tegak dan tingginya bisa mencapai 1 meter. Batangnya mengandung getah berwarna putih susu dan berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan berambut sangat lebat (Academia, 2014). Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Panjang daun sekitar 2 - 6 cm, lebar 1 - 3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek. Bunga tapak dara muncul dari ketiak daun. Bunga berwarna violet, merah rosa, putih (var. albus), putih dengan bintik merah (var. ocellatus), ungu, kuning pucat. Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari tajuk bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya runcing menutup ke kiri. Buah tapak dara berbentuk silindris, ujung lancip, berbulu, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji(Academia, 2014). Menurut Academia (2014), klasifikasi dari tanaman tapak dara adalah sebagai berikut : Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Divisi: Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Sub Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae
5
Ordo: Gentianales Famili: Apocynaceae Genus: Catharanthus Spesies: Catharanthus roseus (Linn) G Don. 2.2. Kandungan Kimia Tanaman Tapak Dara Tapak dara mengandung lebih dari 70 macam alkaloid.Dua jenis alkaloid yang ditemukan pada daunnya, vinblastine dan vincristine, merupakan anti kanker aktif yang dapat digunakan pada kemoterapi. Vinblastine digunakan untuk penderita Hodgkin’s
disease
dan
vincristine
digunakan
untuk
anak-anak
penderita
leukemia.Vincristine, disamping dipakai dalam pengobatan leukemia, juga kanker payudara, dan tumor ganas lainnya,selain itu ada juga kandungan Vindesine yang dipakai dalam pengobatan leukemia pada anak-anak, dan penderita tumor pigmen, dan Vinorelbine yang seringkali digunakan sebagai bahan pengobatan untuk mencegah pembelahan
kelenjar.
Vinblastine (VLB) dan vincristine (VCR), alkaloid anti kanker lainnya adalah leurosine (VLR), vincadioline, leurosidine, catharanthine, dan lochnerine. Sementara alkaloid berefek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) adalah leurosine, catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline (Wijayakusuma, 2013). 2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tapak Dara Habitat tanaman tapak dara ialah tumbuh di tempat yang berpasir tapi juga dapat tumbuh di pinggir sungai, vegetasi savanna dan tempat kering, serta di hutan. Tapak dara merupakan tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap garam sehingga sebagian besar ditemukan di dekat laut tetapi seringkali ditemukan hingga 1500 m di atas permukaan laut. Tapak dara dapat hidup di lingkungan yang tidak
6
terlalu panas. Suhu udara pada malam hari 18-20 0C sedangkan pada siang hari 24300C. PH yang diinginkan tapak dara adalah 5,4-5,8. 2.4. Deskripsi Tanaman Tapak Dara. Tapak Dara adalah tanaman perdu kecil tahunan, berasal dari Amerika Tengah. Tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat yang terbuka, tapi tak menutup kemungkinan bisa tumbuh di tempat yang agak terlindung pula. Habitus perdu tumbuh menyamping, Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1 meter. Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan,panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek, batang dan daunnya mengandung lateks berwarna putih.Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, ujungnya melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya. Buahnya berbentuk gilig (silinder), ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji. (Wikipedia).
2.5. Ketinggian Tempat. Ketinggian tempat merupakan faktor lingkungan yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Setiap tanaman memiliki syarat tumbuh yang dikehendakinya, salah satu dari syarat tumbuh tersebut adalah ketinggian tempat penanaman atau yang biasa disebut dengan altitude yang dinyatakan dalam meter diatas permukaan laut. Ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya
7
atau udaranya semakin panas. Ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah. Perbedaan regional dalam topografi, geografi dan cuaca menyebabkan terjadinya perbedaan dalam tanaman, pola tanam, metode bercocok tanam dan situasi sosio-ekonomi.Pola tanam dari beberapa tanaman yang ditanam terus menerus serta keadaan iklim yang cocok akan meningkatkan dan kompleksnya serangan hama, peny akit dan gulma.Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah temperatur tempat tersebut,demikian juga intensitas matahari semakin berkurang penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuah yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan dataran ting gi. Faktor lingkungan akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman. Semua proses fisiologi akan dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan tergantung dari cahaya. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh tanaman. kondisi yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan akan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman, demikian pula sebaliknya kondisi yang terlalu rendah. Sedangkan cahaya merupakan sumber tenaga bagi tanaman.Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga, pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih. Tanaman tropis tidak memerlukan keperluan vernalisasi sebelum rangsangan fotoperiode
8
terhadap pembungaan menjadi efektif,tetapi pengaruh suhu terhadap induksi bunga cukup kompleks dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman terhadap fotoperiode yang berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau memperlambat pembungaan dalam beberapa tanaman. Pada daerah beriklim sedang, perbedaan suhu lebih ditentukan dengan derajat lintang (latitude), di daerah tropika, perbedaan ini lebih ditentukan dari tinggi tempat (altitude). Ditinjau dari sudut pertumbuhan tanaman, Junghuhn (1853) membagi daerah pertanaman di pulau Jawa menjadi 4 zona. Budidaya tanaman harus memperhatikan faktor ini agar produksi yang dicapai dapat maksimal. Suhu adalah salah satu unsur iklim yang berperan terhadap pertumbuhan tanaman. (Gotomila, 2009). Suhu secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1. Latitude atau lintang suatu tempat, 2. Musim (khusus di Indonesia), 3. Kejernihan atmosfer (awan, kabut, dan lain-lain), 4. Konstanta matahari (Jarak matahari dengan bumi), 5. Altitude (tinggi tempat dari permukaan laut), 6. Angin.
Suhumerupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan dengan radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman dan kandungan lengas tanah.
Pengaruh suhu
terhadap tanamandipengaruhi dari suhu yang dibagi menjadi 3 yaitu 1. Pengaruh Suhu Minimum Terhadap Tanaman 2. Pengaruh Suhu Optimum Terhadap Tanaman 3. Pengaruh Suhu Maksimum Terhadap Tanaman Pengaruh suhu minimum terhadap tanaman,pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan terhenti, karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu,suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena transpirasi meningkat. Apabila kekurangan air ini terus
9
menerus tanaman akan rusak. Hubungan suhu tanah yang rendah dengan dehidrasi dalam jaringan tanaman adalah apabila suhu tanaman rendah viskositas air naik dalam membran sel, sehingga aktivitas fisiologis sel-sel akar menurun. Suhu tanah yang rendah akan berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba tanah. Laju pertumbuhan populasi mikroba menurun dengan menurunnya suhu sampai di suhu 0ºC, sehingga banyak proses penguraian bahan organik dan mineral esensial dalam tanah yang terhalang. Aktivitas nitrobakteria menurun dengan menurunnya suhu, sehingga proses nitrifikasi berkurang. Pada tanaman tropik memperlihatkan pertumbuhan yang terhambat pada suhu 20ºC, laju pertumbuhan menurun dengan pesat menjelang suhu 10ºC dan mati setelah suhu turun terus dibawah 10ºC. Pada umumnya respirasi menurun dengan menurunnya suhu dan menjadi cepat bila suhu naik. Pada suhu yang amat rendah, respirasi terhenti dan biasanya diikuti pula terhentinya fotosintesa. Kondisi ini dapat diartikan tercapainya suhu vital. Suhu vital berada sedikit diatas titik beku. Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas bunga dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung pada keadaan air, keadaan unsur hara, morfologis dan kondisi fisiologis tanaman. Tanaman yang tumbuh didaerah yang berkecukupan air lebih sensitif daripada tanaman yang biasa hidup dilingkungan kering. Tanaman yang jaringannya kaya unsur kalium biasa lebih tahan terhadap suhu rendah, tetapi jaringan yang banyak mengandung nitrogen pada umumnya lebih rapuh. Lapisan gabus dan lilin pada organ tanaman dapat menaruh pengaruh buruk yang disebabkan oleh suhu rendah. Keadaan ini sangat tergantung pada kondisi fisiologis tanaman.
10
Pengaruh suhu optimum terhadap tanaman,1) laju pertumbuhan tanaman berjalan pada kecepatan maksimum bila suhu berada pada kondisi optimum, kalau faktor-faktor lain tidak menjadi pembatas,2) dalam selang suhu minimum ke optimum, kecepatan pertumbuhan berbeda tidak nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan pertumbuhan bertambah tinggi bila semakin dekat dengan suhu optimum,3)pada jarak suhu optimum ke suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan pada umumnya menurun, kecuali pada jenis tanaman tertentu pertumbuhan berlangsung cepat. Pada suhu optimumdan tanaman tidak stress air, suhu daun mengikuti suhu udara dan suhu akar akan mengikuti suhu tanah,4) urutan pengaruh suhu terhadap fungsi tanaman adalah sebagai berikut : pertumbuhan, pembelahan sel, fotosintesa, respirasi. Panas memberikan energi untuk beberapa fungsi tanaman agar tanaman dapat melaksanakan proses-proses fisiologisnya,5)suhu juga mempengaruhi fotosintesa dan metabolisme tanaman. Pada suhu rendah tanaman terangsang untuk membentuk polisakarida lebih banyak karena respirasi menurun. Hal ini tentu berkaitan dengan kegiatan fotosintesa sebelumnya. Laju akumulasi karbohidrat akan lebih cepat bila suhu semakin menurun menjelang panen,6) Tanaman di daerah sedang, suhu optimum untuk fotosintesa lebih rendah dibandingkan dengan suhu optimum untuk respirasi. Pernyataan ini akan menjawab kenapa tanaman penghasil karbohidrat memberikan hasil yang lebih tinggi (seperti jagung, kentang) didaerah beriklim sedang dibandingkan dengan hasil tanaman yang dicapai oleh tanaman yang sama ditanam pada daerah yang lebih panas,7)pada tahap perkecambahan, selain untuk pertumbuhan energi juga dibutuhkan untuk menembus kulit biji,8)kebutuhan energi pada tahap pembungaan ditunjukan untuk pertumbuhan vegetatif dan digunakan untuk membentuk sel-sel gamet. Kebutuhan energi yang besar ini dibuktikan suhu optimum
11
untuk tahap perkecambahan dan pembungaan lebih besar dari pada suhu optimum untuk tahap lainnya dalam siklus hidup tanaman. Kalau kebutuhan energi panas tidak terpenuhi, tanaman tidak dapat berkecambah atau berbunga, 9)dalam siklus hidup tanaman kedua tahap ini merupakan fase kritis, fase dimana permintaan tanaman akan suhu dan faktor tumbuh lainnya adalah besar. Tanaman akan muncul lebih cepat ke permukaan tanah, kalau suhu tanah mendekati optimum (21 ºC)(Shaw, 1955). Pengaruh Suhu Maksimum Terhadap Tanaman, 1)jaringan tanaman akan mati apabila suhu mencapai 45ºC sampai 55 ºC selama 2 jam,2)tanaman yang kadar karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu ekstrem tinggi, karena denaturasi karbohidrat lebih tahan dibandingkan protein. Denaturasi portein terjadi pada suhu 45 ºC, sedangkan karbohidrat baru rusak pada suhu diatas 55 ºC, bahkan ada yang sampai 85 ºC, 3)laju respirasi dipengaruhi oleh suhu, respirasi rendah bahkan terhenti pada suhu 0ºC dan maksimal pada suhu 30 ºC-40 ºC. Pada tanaman tropis, respirasi maksimal terjadi pada suhu 40 ºC dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 30 ºC. Suhu tinggi (diatas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus respirasi dan absorpsi air, 4)pada suhu 45 ºC akan mengganggu aktivitas enzim, diantaranya enzim proteinase dan peptidase. Enzim proteinase berfungsi uantuk merombak protein menjadi lipids. Sedangkan enzim peptidase merombak peptids menjadi asam amino. Tidak berkecambahnya biji (terutama kedele dan jagung) pada suhu tinggi karena kegagalan metabolisme biji yang disebabkan oleh kekurangan bahan dasar, yakni asam amino, 5)translokasi asimilat terjadi dengan adanya molekul atau ion melintasi membran dari daun ke jaringan yang merismatik. Pada suhu tinggi translokasi asimilat terhalang akibat terjadinya dehidrasi, karena respirasi meningkat,
12
6) Pada suhu yang terlalu tinggi dan datangnya tiba-tiba akan menyebabkan terjadinya perubahan genetis dalam sel atau disebut juga mutasi. 2.6.
Hama dan Penyakit Tanaman Tapak Dara
A. Hama a. Ulat Tanah Agrotis ipsillon Seperti jenis tanaman lainya tapak dara juga tidak luput dari serangan hama. Ulat ini berukuran kecil panjangnya kurang dari 1 cm, berwarna hitam, dan aktif pada malam hari. Pada siang hari ulat ini bersembunyi didalam tanah atau dibalik daun. Ulat ini dari golongan Spodoptera sp sering menyerang tanaman yang ditanam dengan media bahan organik atau kompos yang belum matang ulat tanah ini menyerang bibit muda dengan cara mematahkan batang dan memakan seluruh bagian tanaman. b. Trips Trips termasuk hama yang menyerang hampir seluruh tanaman. Hama ini menusuk dan menghisap jaringan tanaman baik daun maupun bunga sehingga meninggalkan bekas tusukan yang ditandai oleh perubahan warna daun menjadi pucat mengeriting, sementara itu serangan pada kuncup bunga menunjukan gejala adanya titik hitam atau kecoklatan dibekas tusukanya. Jika serangan cukup parah mahkota pada kuncup yang akan mekar menjadi mengecil ( books google.co.id ). B. Penyakit a. Cucumber mosaik virus (CMV) Gejala yang tampak pada tanaman tapak dara yang terinfeksi CMV bervariasi tergantung berat atau lemahnya jenis virus yang menyerang. Pada tanaman tapak dara yang bergejala berat daun-daun tampak mosaik hijau, karena distribusi perkembangan
13
hijau daun yang tidak merata yang disebabkan oleh perkembangan virus. Kadangkadang terjadi malformasi dengan bentuk daun yang tumbuh tidak normal atau bentuknya seperti menggulung. Lebih parah lagi jika bentuk dan warna bunga tidak normal. Pada tanaman tapak dara yang bergejala ringan atau lemah daun-daun tampak mosaik hijau lemah dan bentuk bunga masih normal. Pada tanaman tapak dara yang terinfeksi CMV dengan gejala pada daun tampak mosaik berat, seolah-olah memang memperlihatkan keindahan, padahal CMV akan menghambat pertumbuhan tanaman, umur tanaman menjadi relatif pendek, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menjadi sumber inokulum CMV untuk menyebar ke tanaman lain. Pada tanaman yang dibudidayakan khususnya tanaman tapak dara, virus sering sukar untuk dideteksi. Virus menginfeksi inang tanpa menghasilkan gejala yang jelas. Yang lain menghasilkan gejala yang mirip gangguan fisiologi (seperti defisiensi unsur hara) atau kelainan genetik. Dengan demikian jika tanaman tapak dara yang menampakkan gejala pada daun mosaik hijau, maka perlu dicurigai bahwa tanaman terinfeksi virus.
Penularan Penularan CMV kemungkinan besar dilakukan oleh serangga yang berperan sebagai vektor (pembawa). Serangga merupakan kelompok terbesar dari vektor-vektor virus tanaman, terutama vektor-vektor virus tanaman yang menyebabkan infeksi tanaman yang secara ekonomis cukup berarti. Kebanyakan serangga vektor virus tanaman adalah bangsa Hemiptera (Heteroptera dan terutama Homoptera). Serangga ini mempunyai alat mulut penusuk dan pengisap. Jenis serangga yang dapat menjadi vektor yang sangat efisien, yaitu kutudaun (Aphids) dan wereng daun (leafhopper), wereng batang (planthopper), wereng pohon (treehopper), dan juga Bemisia spp.
14
(whiteflies) Species kumbang (Coleoptera), Thrips spp. dengan alat mulut tipe pemarut dan pengisap merupakan vector virus. Disamping serangga, kelompok Acarina (tungau) dari dua famili yaitu Tetranichydae dan Eryophyidae juga dapat menjadi vektor virus. (Nurainun siregar).
15
III.
METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat Percobaan ini dimulai dari tanggal 23Maret 2015 sampai tanggal 12Juni 2015. Tempat pelaksanaan di PT East West Seed Indonesia Desa Benteng Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian tempat 300 meter dari permukaan laut. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: bibit tapak dara, Polybag, tanah, sekam bakar, cocopeat, pupuk kandang, air, pupuk NPK, Mola Prebiotik, Mola Probiotik, Growmore, Pupuk cair AB mix, Antracol, Dithane, Daconil, Previcure, Demolish, Rampage dan Decis. Alat yang digunakan antara lain cangkul, knapsack sprayer, Hand sprayer, meteran,pena, buku tulis, pipa irigasi tetes, Gembor, Selang, Shower, dan Kored. 3.3. Perlakuan Perlakuan
pada
percobaan
ini
adalahdengan
melihat
perbandingan
pertumbuhan tanaman tapak darayang di tanam pada dataran rendah di Purwakarta dengan deskripsi tanaman tapak dara. 3.4.Prosedur Pelaksanaan 3.4.1. Penyemaian benih Sebelum penyemaian benih,media tanam dipersiapkan terlebih dahulu. Media semai berupa kombinasi tanah, sekam bakar, pupuk kandangdan cocopeat dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. Media semai tanah dan pupuk kandang terlebih dahulu di steaming (dioven) agar steril dari bibit penyakit. Setelah itu, keempat komposisi media dicampur sampai merata dan dimasukan ke dalam seeding tray.
16
Biji tapak dara di rendam terlebih dahulu dengan air hangat selama 2 jam untuk membasmi hama dan penyakit yang ada pada benih. Disamping itu juga untuk melunakan kulit biji, selanjutnyabiji tapak dara ditanam diatas media kurang lebih dengan kedalaman 0,5 cm, biji disemai sebanyak satu biji per lubang tanam. Biji tapak dara yang telah disemai ditutup dengan tanah tipis dan disiram dengan sprayer halus untuk melembabkan media kemudian seeding tray diletakan ditempat yang teduh dan dilakukan perawatan berupa penyiraman pagi dan sore hari. Biji tapak dara akan tumbuh 7 hari setelah disemai dan ketika pada umur 14 hari setelah semai tapak daraakan tumbuh dan memiliki 4 helai daun maka bibit sudah bisa dipindahkan, dan dilakukan pembumbungan dengan cara memindahkan bibit dari tray ke polybag. Perawatan bibit yang telah dibumbung yaitu melakukan penyiraman dua kali sehari, penyiangan dan pemupukan serta pengendalian OPT. Bibit yang telah berumur 1.5 sampai 2 bulan bibit sudah dapat ditanam ke lapangan. 3.4.2. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul yaitu mencangkul tanah dengan kedalaman 20-30 cm. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk membalik bagian tanah yang berada di lapisan dalam tanah agar terkena sinar matahari yang dapat membunuh organisme pengganggu tumbuhan dan mengeluarkan zat-zat beracun yang tersimpan dalam tanah, kemudian tanah digemburkan, diratakan dan diberi pupuk kandang. Selain pemberian pupuk dasar dilakukan juga pemberian pupuk hayati yaitu dengan pemberian pupuk mola prebiotik dan probiotik pupuk ini adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup yang dapat menyuburkan tanah. Cara pemberian pupuk ini yaitu pupuk mola prebiotik dan probiotik di campur air dengan dosis 1 ml/liter air.
17
3.4.3. Penentuan Jarak Tanam Dan Pembuatan Lubang Tanam Jarak tanam yang digunakan pada penanaman tapak dara ini adalah 20 x 20 cm. Setelah menentukan jarak tanam, kemudian membuat lubang tanam dengan cara menyangkul sedalam 20-30 cm. Pengukuruan jarak tanam ini dengan menggunakan tali rapia yang terlebih dahulu diukur dengan menggunakan meteran.
3.4.4. Penanaman Penanaman bibit tapak dara dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam, dengan cara bibit dikeluarkan dari polybag kemudian ditanam pada lubang tanam yang telah dibuat.Setelah bibit ditanam maka lubang tanam ditutup kembali dengan tanah, dan tanah disekitar pangkal tanaman di padatkan.Tanaman tapak dara yang telah ditanam dilakukan penyiraman. 3.5. Pemeliharaan 3.5.1. Penyulaman Penyulaman tanaman tapak dara dilakukan pada saat 14 hari setelah ditanam ke lapangan. Tanaman tapak dara yang diserang oleh hama dan penyakit, dan yang tumbuhnya tidak normal dicabut kemudian dibuang dari lahan. Lubang tanam dibuat kembali dengan menggunakan kored, selanjutnya bibit tapak dara ditanam dengan cara membuka polybag setelah itu diletakan pada lubang tanam, dan bekas lubang disekeliling perakaran bibit, diisi dengan media tanam dan dipadatkan.
.
18
3.5.2. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam, dengan cara meninggikan tanah pada pangkal batang tanaman agar tidak tumbang.Tujuan dari pembumbunan adalah agar tanaman tidak rebah, menguatkan tumbuhnya tanaman dan memperbaiki struktur tanah. 3.5.2. Penyiraman Tanaman tapak dara yang telah tumbuh membutuhkan air untuk proses pertumbuhannya sehingga perlu dilakukan penyiraman. Kegiatan penyiraman pada tanaman tapak dara ini dilakukan saat pagi dan sore hari dimana penguapan tidak terlalu besar. Penyiraman pada dataran rendah ini lebih banyak karena di dataran rendah penyinaran matahari lebih tinggi yang mengakibatkan epavotranspirasi menjadi tinggi maka tanaman lebih banyak membutuhkan air. Penyiraman ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air yang diperlukan tanaman tapak dara untuk proses pertumbuhanya baik pertumbuhan vegetatif maupun generatif, dengan melakukan penyiraman maka tanaman akan tumbuh dengan baik. Menurut Idris (2013),tujuan dari penyiraman adalah: a. Menambah kebutuhan air dalam tanah untuk menjaga kelembapan tanah, pertumbuhan tanaman yang optimal dan hasil produksi yang tinggi. b. Air adalah media pembawa nutrisi yang dapat diserap oleh akar-akar tanaman dan ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman. 3.5.3. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk memberikan tambahan unsur hara bagi tanaman agar tanaman tapak dara dapat tumbuh dan berbunga, karena hara yang tersedia di dalam tanah tidak cukup untuk tanaman. Kekurangan hara ini dapat disebabkan karena
19
terangkut oleh air hujan, evaporasi bahkan terangkut saat panen. Apabila keadaan tersebut dibiarkan terus menerus tanpa adanya perbaikan, maka persediaan hara dalam tanah makin berkurang sehingga tanaman tumbuhnya tidak baik. Untuk mencukupi kebutuhan hara tersebut, perlu diberi tambahan hara dari luar melalui pemupukan. Pada pemupukan tapak dara ini yang diberikan berupa pupuk anorganik NPK Mutiara dengan dosis 1 gram per tanaman,Growmore dengan dosis 1 gram per liter air, pupuk cair AB Mix dengan dosis 1 ml per liter air, dan pupuk hayati Mola probiotik dan prebiotik dengan dosis 1 ml per liter air.
Mola prebiotik adalah pupuk yang
didalamnya mengandung nutrisi untuk mikroorganisme, sedangkan mola probiotik adalah pupuk yang didalamnya mengandung mikroorganisme yang menguntungkan untuk kesuburan tanah dan juga untuk pertumbuhan tanaman. Jadi aplikasi pupuk mola ini bersamaan antara mola prebiotik dan mola probiotik. 3.5.4. Pengendalian Hama Dan Penyakit. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tapak dara dilakukan dua kali dalam seminggu, penyemprotan pestisida ini dengan menggunakan knapsack sprayer dilakukan pada saat sore hari ketika intensitas sinar matahari mulai berkurang. Pestisida yang digunakan adalah Fungisida Antracol, Dithane M 45, Daconil, dengan dosis 1 gram per liter air, Insektisida Demolish, Rampage dan Decis dengan dosis 1 ml per liter air.
Penggunaan pestisida ini tidak semuanya diberikan melainkan
penggunaanya bergantian dengan pestisida yang lain atau rotasi. Hal ini dilakukan agar hama serta penyakit tidak kebal (resisten) terhadap pestisida.
20
3.5.5. Pengamatan. Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap tanaman sampel yang diambil sebanyak 5 tanaman, sedangkan parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah bunga. Waktu pengamatan dilakukan seminggu sekali. 1. Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman di ukur mulai dari permukaan tanah sampai ke ujung titik tumbuh pada setiap tanaman sampel mulai umur 2 bulan sampai 3 bulan setelah semai. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 5 tanaman sampel kemudian hasil pengamatan di rata-ratakan. 2. Jumlah daun (helai) Jumlah daun dihitung pada setiap tanaman sampel, daun yang dihitung adalah seluruh daun yang telah membuka sempurna setiap tanaman sampel mulai umur 2 bulan sampai 3 bulan setelah semai. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 5 tanaman sampel kemudian hasil pengamatan di rataratakan. 3. Jumlah bunga (buah) Jumlah bunga dihitung pada setiap ujung cabang daun, bunga ini dihitung pada setiap tanaman sampel mulai umur 2 bulan sampai 3 bulan setelah semai. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 5 tanaman sampel kemudian hasil pengamatan di rata-ratakan.
21
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Data hasil pengamatan terhadap tanaman sampel yang telah dirata-ratakan dari 5 sampel tanaman dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Tinggi, Jumlah daun,dan Jumlah bunga Tanaman Tapak Dara Umur 2 Sampai 3 Bulan Setelah Semai. Pengamatan minggu ke Parameter Pengamatan 9
10
11
12
Tinggi Tanaman (Cm)
30,2
36,2
42,6
50
Jumlah Daun (Helai)
302
370
450
501
Jumlah Bunga (Buah)
20,2
32
38
42
Untuk melihat laju pertumbuhan tanaman tapak dara dari umur dua sampai tiga bulan setelah semai seperti terlihat pada grafik gambar 1, 2, dan 3 berikut.
Tinggi tanaman 60 50 (Centimeter)
40 30
Tinggi tanaman (Cm)
20 10 0 9
10
11
12
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Tapak Dara Dari Umur Dua Sampai Tiga Bulan Setelah Semai.
22
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa tanaman tapak dara yang dibudidayakan di dataran rendah Purwakarta memiliki tinggi yaitu sampai 50 cm sedangkan pada deskripsi tanaman tapak dara bisa mencapai tinggi 1 meter.Pada minggu ke sembilan sampai minggu sebelas rata-rata tinggi tapak dara bertambah 6 cm sedangkan dari minggu sebelas sampai minggu duabelas tinggi bertambah menjadi 8 cm.
Jumlah Daun 600 500
(Helai)
400 300
Jumlah Daun
200 100 0 9
10
11
12
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Tapak Dara Dari Umur Dua Sampai Tiga Bulan Setelah Semai.
Dari gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tapak dara yang dibudidayakan di dataran rendah Purwakarta meningkat dari minggu ke sembilan dan terhenti pada minggu ke duabelas.
23
Jumlah Bunga 50
(Buah)
40 30 Jumlah Bunga
20 10 0 9
10
11
12
Gambar 3. Grafik Jumlah Bunga Tanaman Tapak DaraDari Umur Dua Sampai Tiga Bulan Setelah Semai.
Dari gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah bunga tapak dara yang dibudidayakan di dataran rendah Purwakarta bertambah banyak pada setiap minggunya. Gambar pertumbuhan tanaman tapak dara di Purwakarta seperti terlihat pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4. Tapak Dara yang Tanam di Purwakarta
24
4.2. Pembahasan Dari hasil pengamatan tanaman tapak dara yang di tanam di dataran rendah Purwakarta memiliki tinggi rata-rata 50 cm, jumlah daun 500 dan jumlah bunga sebanyak 42 buah. Data ini menunjukan bahwa tapak dara yang ditanam pada dataran rendah memiliki pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor yang mempengaruhi adalah iklim salah satunya yaitu suhu yang akan berpengaruh terhadap tanaman tapak dara. Menurut Giyanto(2014), suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting yaitu: membuka menutupnya stomata, transpirasi, penyerapan unsur hara, fotosintesis, respirasi, kinerja enzim, cita rasa dan pembentukan primordia bunga. Peningkatan suhu sampai titik suhu optimum akan diikuti oleh peningkatan proses-proses tersebut dan setelah melewati titik optimum proses tersebut mulai di hambat baik secara fisik maupun kimia. Suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikenal sebagai suhu kerdinal yaitu meliputi suhu optimum, suhu minimum dan suhu maximum. Suhu kerdinal yang dibutuhkan oleh tanaman adalah berbeda-beda tergantung pada jenis tanamanya dimana suhu yang berada dibawah batas maximum atau diatas optimum ini tidak baik untuk tanaman. Keadaan tersebut sering disebut dengan suhu extrim. Pengaruh faktor suhu pada tanaman menimbulkan gangguan-gangguan pada tanaman baik secara morfologi maupun fisiologisnya. Pada
tanaman
Hortikultura,
suhu
merupakan
faktor
penting
dalam
pembentukan bunga dimana dalam pembentukan bunga tanaman dibutuhkan suhu optimal yaitu suhu yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pembentukan bunga. Dari
25
hasil pengamatan tapak dara yang ditanam di Purwakarta memiliki jumlah bunga yang banyak, dikarenakan suhu optimal untuk proses pembungaan tapak dara terpenuhi karena pada daerah dataran rendah lama penyinaran lebih lama. Hal ini yang menyebabkan bunga lebih banyak karena proses fotosintesis akan berjalan lebih optimal, sehingga pasokan asimilat hasil fotosintesis lebih sempurna untuk proses pembungaan. Beberapa faktor lain yang mempengaruhinya menurut Fahmi (2013), Faktor tersebut meliputi 1. Faktor Tanah Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan tanaman karena tanah merupakan salah satu media tanaman untuk tumbuh, bahkan menurut Rexford R Doubenmire (1976), tanah merupakan faktor terpenting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tanah memiliki unsur- unsur penting yang dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Jenis tanah di Purwakarta yaitu
lempung berpasir sehingga jenis tanah ini sesuai dengan deskripsi tanaman tapak dara, selain itu untuk menambah unsur hara di dalam tanah pada budidaya tanaman ini dilakukan pemupukan satu minggu sekali agar pertumbuhan dapat optimal. 2. Faktor Air Air merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan tanaman, secara fisiologis tumbuhan yang hidup di daerah kering yang kurang mendapat suplai air akan mengembangkan jaringan spons dibatangnya untuk menyimpan air yang ada. Maka dari itu budidaya tapak dara di datarn rendah ini harus melakukan penyiraman yang cukup yaitu pada pagi dan sore hari.
26
3. Intensitas Cahaya Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan fotosintesis.
Cahaya di dapatkan oleh tumbuhan apabila radiasi cahaya matahari
tersebut sampai diwilayah tumbuhan tersebut tumbuh setiap wilayah memiliki intensitas penyinaran yang berbeda- beda, tergantung letak lintangnya, di dataran rendah intensitas cahaya cukup tinggi yang akan menyebabkan proses fotosintesis lebih sempurna.
27
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tanaman tapak dara yang ditanam pada dataran rendah di daerah Purwakarta dengan ketinggian tempat 300 mdpl memiliki pertumbuhan yang cukup baik dengan melakukan kegiatan budidaya yang sesuai untuk pertumbuhan tapak dara seperti penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama & penyakit. 5.2. Saran Budidaya tanaman tapak dara sebaiknya harus memperhatikan ketinggian tempat agar pertumbuhan tanaman tapak dara baik dan dapat berbunga dengan bagus.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahli Pengobatan, http.// www.tanaman obat.com/tapak-dara-ciri-ciri-tanaman-sertakhasiat-dan-manfaatnya.html diakses pada tanggal 15 Mei 2015. Pukul 19.00 wib. Academia.
2014. Morfologi dan klasifikasi tanaman tapak dara- www.tanaman
obat.com diakses pada tanggal 27 April 2015. pukul 21.00 wib. Fahmi. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi tumbuhan.blog pendidikan. http// id.Wikipedia.org/wiki/tapak-dara. Diakses pada tanggal 10 agustus 2015 jam 15.00 wib Idris. 2013. Tujuan Penyiraman Pada Tanaman. http www.ilmupertanian.com di akses pada tanggal 30 Mei 2015 pukul 07.00 wib. Giyanto. 2014. Makalah Agroklimatologi Pengaruh Faktor Suhu Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Program Studi Agroekoteknologi. Universitas Sriwijaya. Palembang. Sastroamidjojo. S. 2001. Obat Asli Indonesia. PT. Dian Rakyat. Jakarta Watiniasih. 2012. Praktek Baik Budidaya Tanaman Tapak Dara (Chatranthus roseus linn). Books google. Universitas Udayana. Bali. Wijaya kusuma. 2002. H.H.M. Manfaat Tanaman Tapak Dara. http//www.wiki pedia.com. diakses pada tanggal 15 Mei 2015. Pukul 20.00 wib.
29
Lampiran 1. Gambaran Umum Perusahaan.
1. Lokasi Perusahaan PT East West Seed Indonesia merupakan perusahaan benih Hortikultura terpadu
pertama
di
Indonesia
yang
berkomitmen
untuk
mengembangkan,
menghasilkan, serta menjual benih hortikultura bermutu tinggi di Indonesia. Perusahaan ini berkantor pusat di desa Benteng Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Tempat ini sekaligus berfungsi sebagai unit pengolahan benih dan pusat penelitian dan pengembangan tanaman dataran rendah. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman dataran menengah terdapat di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dan penelitian dan pengembangan tanaman dataran tinggi terdapat di Cisarua Lembang. 2.
Sejarah perusahaaan PT. East West Seed Indonesia adalah perusahaan benih sayuran terpadu
pertama di Indonesia yang menghasilkan benih unggul sayuran melalui kegiatan pemuliaan tanaman (Plant Breeding). PT. East West Seed Indonesia Didirikan pada tanggal 6 Juni 1990 tepatnya di Desa Benteng, Kecamatan Campaka – Purwakarta, Jawa barat. Dan setahun kemudian tepatnya pada tanggal 6 Juni 1991,PT. East West Seed Indonesia di resmikan oleh Menteri Pertanian Indonesia yang pada saat itu di jabat Ir.Wardoyo. PT. East West Seed Indonesia mempunyai tujuan utama dalam pengembangan industri benih lokal yang canggih untuk menghasilkan benih sayuran yang berkualitas tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menjadi produsen dan penyedia utama benih-benih sayuran berkualitas tinggi dan
memuaskan petani Indonesia.
30
Dalam pengembangan benih, PT. East West Seed Indonesia menempatkan beberapa tenaga ahli professional dari dalam dan luar negeri yang telah berpengalaman di bidang pemuliaan tanaman dan perbenihan. Hasil penelitian dan pengembangan benih sayuran ini diproduksi, diproses dan dikemas serta dipasarkan untuk petani Indonesia dengan merek dagang CAP PANAH MERAH Lebih dari satu decade. PT. East West Seed Indonesia selalu menyediakan benih yang sehat, produk yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya kecambah yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan menjadi kunci sukses petani Indonesia.
permintaan konsumen dan
Sesuai dengan misinya untuk selalu
menghasilkan benih sayuran yang bermutu tinggi untuk petani Indonesia, PT. East West Seed Indonesia terus membenahi system mutunya. Mulai dari proses penelitian dan pengembangan
varietas unggul baru, produksi benih, pengolahan benih,
penyimpanan, pengemasan, penanganan order pelanggan, dan distribusi benih diawasi secara ketat sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh ISO 9001:2000. PT. East West Seed Indonesia telah sukses meraih serifikat Quality Management System ISO 34 9001:2000 dan LSSM-BTPH Sertifikasi ISO 9001:2000 dan LSSM-BTPH ini merupakan pengakuan bahwa system manajemen mutu PT. East West Seed telah diakui.
31
3.
Sruktur Organisasi.
PT EWSI merupakan perusahaan swasta yang menggunakan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA).
Perusahaan ini dipegang oleh Managing Director yang
berkedudukan di Belanda. Managing Director ini membawahi seluruh kegiatan baik produksi maupun manajemennya. Managing Director ini dibantu 5 divisi yang terdiri dari Research and Development, Finance, Seed Operation, sales and Marketing, dan HRD. Berikut ini adalah struktur organisasi di PT EWSI.
Managing Director
R and D Director
Finance Director
Deputi Managing Director
Farm Manager
Crop Breeding Manager
Finance Asistant Manager
Acounting Asistant Manager
Farm Coordinator
Plant Breeding Group
Head Cashier
Acc Recivable Sales & Budgeting
HRD Manager
Seed Operation Director
Sales & Marketing Director
HRD Coordinator
Production Manager
Area Sales Manager
HRD Staf
Production Coordinator
Marketing Representative
32
4.
Visi, Misi dan fungsi
Visi : Kami percaya pada benih berkualitas tinggi untuk hidup yang lebih baik. Misi : Menyediakan benih berkualitas tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani dan memperbesar konsumsi sayuran Sahabat Petani Yang Paling Baik Selalu dekat dengan petani untuk membimbing, mendorong agar menjadi petani sukses dan memecahkan segala permasalahan bersama-sama. Bersedia mengunjungi mereka dengan ikhlas, apapun kondisinya. Karyawan Yang Bahagia Karyawan yang antusias dan menikmati menjadi bagian dari perusahaan, selalu mengembangkan kapasitas dan kompetensi diri. Tidak ada beban dalam bekerja keras, bekerja sama dengan latar belakang ilmu yang berbeda untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif. Inovatif Secara terus menerus mencari teknologi baru, mendengarkan dengan seksama apa yang menjadi keinginan pelanggan. Dengan menggunakan semua kemampuan yang ada, setiap orang selalu berusaha menemukan cara yang terbaik dalam menyediakan benih berkualitas tinggi untuk petani
33
Lampiran 2. Foto Dokumentasi.
Pembuatan Media Tanam
Pemasangan Pipa Sumisansui untuk Penyiraman otomatis
Pembumbungan
Pembibitan Tapak Dara
Pipa Sumisansui yang telah di pasang
Penanaman
34
Penyulaman
Pemupukan Dengan Larutan AB Mix
Penimbangan pestisida
Penyiraman
Penyiangan
Pengendalian Hama Dan Penyakit
35
Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Tapak Dara Nama Indonesia yang lazim di pakai = latin - Indonesia Yang lain Tapak Doro
Jenis, Bentuk, Tempat tumbuhnya, dan lain-lain
Perdu: pokoknya terletak diatas tanah kemudian = Selaginela plana berdiri tegak, sampai 1.20 m. Hieron tingginya 750 m diatas laut, = S. d’ urvilet A. Br. pada tepi sungai dan jurang= Muscus fructixens jurang dengan tanah teduh femina rumph. dan lembab. - Rutu-rutu - Paku rane - Cakar ayam - Tai lantuan - Sindapor
Penggunaan
Untuk menutupi luka, setelah dikunyah (rumphulus burman) selanjutny sebagai stypticum dan stomachyum.
Keterangan
Dalam florida Indica halaman 238