I. 1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Terung ( Solanum Melongena L.) merupakan tanaman asli tropis. Tanaman ini
berasal dari benua Asia, terutama India dan Birma. Terung mulai tumbuh pada abad ke V dan banyak tumbuh di Cina. Dari Cina kemudian dibawa ke Spanyol, dan disebarluaskan ke negara-negara lain dikawasan Eropa. Daerah penyebaran terung pada mulanya terkonsentrasi dibeberapa negara, antara lain di Karibia, Malaysia, Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur, dan Amerika Selatan. Lambat laun tanaman ini menyebar keseluruh dunia, baik negara-negara yang beriklim panas ( tropis ) maupun iklim sedang ( sub tropis ). Terung merupakan sayuran yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia. Ini tidak terlepas dari kebiasaan kita yang mengkonsumsinya baik dalam bentuk sayuran olahan maupun secara mentah. Dengan semakin beragamnya selera masyarakat terhadap terung, bentuknya pun mengalami perkembangan. Namun demikian, secara umum ciri fisik terung tidak jauh berbeda dari karakter seperti : bentuk bulat/lonjong, panjang, berkulit mulus, dengan kaliks (tangkai buah) yang besar sesuai ukuran buahnya. Keberhasilan akan budidaya terung ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain teknik budidaya yang tepat dan penerapan teknologi yang tepat guna bagi pertumbuhan terung. Tanaman terung membutuhkan unsur hara N yang cukup dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur N berguna sebagai pendorong pertumbuhan vegetatif. Menurut Suseno (1974), nitrogen (N) merupakan unsur hara esensial bagi tanaman. Peranannya yang penting adalah pembentuk protein yang menyusun protoplasma tanaman, penyusun klorofil, dan membantu pertumbuhan tanaman khususnya masa vegetatif.
Laporan PUM
1
Program Studi Agribisnis Pertanian
Untuk meningkatkan kesuburan dan memperkaya bahan organik tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk hijau. Penambahan pupuk hijau kedalam tanah dapat memperbaiki kualitas tanah, antara lain menambah ketersediaan unsur hara, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman karena tanah dapat memegang air dan memperbaiki aerasi dan draenase serta merangsang pertumbuhan akar. Lengkapnya lubang-lubang atau pori-pori tanah yang baik akan menjaga tata air dan udara yang seimbang. Menurut Jama (2000), tithonia dapat dijadikan sebagai sumber N dan K bagi tanaman. Tithonia dikenal sebagai bunga matahari meksiko karena awalnya berasal dari Mexico, dan tersebar luas kedaerah tropis di Amerika Tengah dan Selatan, serta Asia dan Afrika. Sedangkan menurut Gacheru (1999) dan Barrios (1998), tithonia dapat melindungi tanaman dari serangan hama dan mengandung bahan kimia yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Menurut Hakim (2001), tithonia banyak ditemukan dipinggir-pinggir jalan hampir di sepanjang jalan Sumatera Barat, dan dapat tumbuh baik mulai dari ketinggian 20-900 mdpl. Daun tithonia kering memiliki 3,5 % unsur N, 0,35 % unsur P, dan 3,5 % unsur K. Pada proyek usaha mandiri ini terung yang akan dibudidayakan adalah terung ungu dengan menggunakan teknologi pemanfaatan tithonia sebagai pupuk hijau untuk meningkatkan produksi terung. Pemanfaatan tithonia pada budidaya terung dapat menekan biaya produksi karena penggunaan pupuk kimia yang mengandung unsur N, P, dan K dapat diperkecil. Perbandingan penggunaan pupuk kimia dengan tithonia adalah 50 : 50.
Laporan PUM
2
Program Studi Agribisnis Pertanian
1.2. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan proyek usaha mandiri (PUM) ini adalah: 1. Melaksanakan / memenuhi mata ajaran proyek usaha mandiri (PUM) 2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk membangun jiwa kewirausahawan. 3. Memahami lebih lanjut tentang pemanfaatan tithonia didalam menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil pada tanaman terung. 4. Mengetahui pengaruh pemanfaatan tithonia sebagai pupuk hijau pada budidaya terung. 5. Merencanakan suatu usaha budidaya terung dari penyusunan proposal sampai pemasarannya. 1.3. Manfaat Ekonomi Terung termasuk salah satu sayuran buah yang banyak digemari oleh berbagai kalangan. Cita rasanya enak dijadikan lalap segar ataupun masak, sayur lodeh, dan juga bisa diolah menjadi terung asinan serta terung manisan. Budidaya terung dengan memanfaatkan tithonia ini mempunyai manfaat ekonomi yang tinggi. Tithonia merupakan sejenis gulma dan pemanfaatan gulma bisa menekan biaya produksi terung. Karena, tithonia mengandung unsur N sehingga penggunaan pupuk kimia lainnya yang mengandung unsur N dapat diperkecil. 1.4. Manfaat Sosial Manfaat sosial dari budidaya terung ini adalah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri.
Laporan PUM
3
Program Studi Agribisnis Pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Tanaman Terung Dalam tata nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan terung dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut : Divisio
: Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae Kelas
: Dycotyledone
Ordo
: Tubiflorae
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum Melongena L
Terung mempunyai aneka bentuk, ukuran, dan warna buah yang bervariasi. Sunarjono (1984) mengklasifikasikan jenis terung berdasarkan bentuk buahnya kedalam empat tipe, yaitu : a. Terung Kopek Buah terung ini bentuknya bulat panjang dengan bagian ujungnya tumpul, berwarna ungu atau hijau keputih-putihan.' b. Terung Craigi Buah berbentuk bulat panjang dan ujungnya runcing, berwarna ungu atau ungu muda. c. Terung Bogor (terung kelapa) Buah berbentuk bulat besar-besar, berwarna putih atau hijau keputih-putihan, rasanya renyah dan sedikit segar.
Laporan PUM
4
Program Studi Agribisnis Pertanian
d. Terung Gelatik (terung lalap) Buah berbentuk bulat, ukurannya lebih kecil daripada terung bogor, warna kulit buahnya ungu atau putih keungu-unguan, cita rasanya renyah dan manis. 2.2. Marfologi Tanaman Terung Terung termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu. Batangnya rendah, berkayu, dan bercabang..Permukaan kulit batang, cabang ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus. Daunnya berbentuk bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya sempit. Namun, bagian tengahnya lebar. Letak daun berselang seling dan bertangkai pendek. Bunga terung ungu berwarna putih keungu-unguan, bunga
tidak mekar secara
serempak dan penyerbukan bunga dapat berlangsung secara silang ataupun menyerbuk sendiri. Buah terung ungu bulat panjang dengan kulit buah yang berwarna ungu. Tanaman terung memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang dapat menembus kedalaman tanah sekitar 80-100 cm. 2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Terung 1. Iklim Tanaman terung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.000 mdpl. Selama pertumbuhannya, terung menghendaki keadaan suhu antara 22˚ - 30˚ C, karena pada suhu ini cuacanya panas dan iklimnya kering. Pada cuaca panas akan merangsang dan mempercepat proses pembungaan maupun pembuahan. Namun, bila suhu udara tinggi (diatas 32˚ C), pembungaan dan pembuahan terung akan terganggu yakni bunga dan buah berguguran.
Laporan PUM
5
Program Studi Agribisnis Pertanian
Untuk mendapatkan produksi yang tinggi, tempat penanaman harus terbuka (mendapat sinar matahari ) yang cukup. Di tempat yang terlindung, pertumbuhan terung akan kurus dan kurang produktif. 2. Tanah Terung dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah, tapi keadaan tanah yang paling baik adalah jenis lempung, berpasir, kaya bahan organik, ph antara 6,8 – 7,3. 2.4. Budidaya Terung 2.4.1. Penyiapan benih dan pembibitan. Tanaman terung diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih 150-300 gr. Benih yang digunakan dapat dibeli di toko-toko sarana produksi pertanian, atau memproduksi biji sendiri di kebun. Media yang digunakan untuk persemaian bisa pada lahan atau seed bag. Tiap hari media persemaian disiram pagi dan sore, terutama bila musim kering. Umur 15 hari bibit dipindahkan kedalam polybag kecil ukuran 8 x 10 cm yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang halus, masing-masing polybag diisi satu bibit terung. Bibit yang yang berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai dapat segera dipindah tanamkan ke lahan. 2.4.2. Persiapan Lahan ( pengolahan tanah ) Lahan untuk terung sebaiknya bukan bekas pertanaman solanaceae lainnya (tomat, kentang, dll). Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinana adanya serangan penyakit (patogen) tular tanah. Waktu yang paling baik untuk penyiapan lahan adalah 30 hari sebelum tanam. Tata cara pengolahan tanah untuk bertanam terung adalah lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar (gulma). Tanah diolah dengan cangkul sedalam 30-40 cm hingga
Laporan PUM
6
Program Studi Agribisnis Pertanian
berstruktur gembur. Tanah dikeringanginkan selama beberapa hari agar menjadi matang. Tanah diolah untuk kedua kalinya sambil membentuk bedengan – bedengan selebar 100120 cm, dan jarak antar bedengan ± 40-60 cm, kemudian permukaan bedengan diratakan, dan dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm secara berbaris dan berpasangan Campurkan pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/hektar hingga merata dengan tanah. Bedengan diratakan dan dirapikan kembali, sehingga siap ditanami menurut sistem biasa (non mulsa).
2.4.3. Penanaman Waktu tanam terung yang paling baik adalah pada awal musim kering atau kemarau (maret-april). Dapat pula pada musim hujan (oktober-nopember) asalkan draenasenya baik. Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan pemupukan dasar pada lubang tanam yang disediakan. Pemupukan dasar menggunakan pupuk urea dan tithonia kering dengan perbandingan 50:50. Perbandingan yang digunakan berdasarkan persentase unsur N yang dimiliki urea dengan tithonia.
2.4.4. Pemeliharaan tanaman a. Pengairan Dilakukan rutin tiap hari yaitu pada pagi dan sore hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan keadaan cuaca kering. Jika keadaan cuaca sering hujan maka kegiatan penyiraman tidak perlu dilakukan. Hal terpenting dalam pengairan ini adalah menjaga tanah tidak kekeringan ataupun tidak terlalu basah. Cara pengairannya dapat disiram dengan alat bantu seperti gembor.
Laporan PUM
7
Program Studi Agribisnis Pertanian
b. Penyulaman Tanaman yang pertumbuhannya tidak normal atau terserang hama dan penyakit atau mati, harus segera diganti dengan tanaman (bibit) yang baru. Penyulaman dilakukan maksimal pada umur 15 hari setelah tanam, agar pertumbuhan selanjutnya dapat seragam dan memudahkan pemeliharaan. Cara penyulaman adalah menanam bibit terung yang baru pada lubang tanam bekas tanaman yang mati atau abnormal. c. Pemasangan ajir (turus) Fungsi ajir adalah untuk menopang tanaman terung agar tidak rebah sekaligus memperkokoh batangya sewaktu pembuahan. Ajir terbuat dari bilah bambu setinggi 80100 cm dan lebar 2-4 cm, ditancapkan secara individu dekat batang tanaman terung. Batang atau cabang terung diikatkan pada turus tersebut. d. Penyiangan dan penggemburan tanah. Rumput-rumput liar atau gulma yang tumbuh disekitar tanaman terung harus disiangi, sekaligus dilakukan penggemburan tanahnya. Penyiangan dan penggemburan tanah sebaiknya dilakukan bersama-sama waktunya dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dan membersihkannya dengan alat bantu koret atau cangkul. Ketika melakukan penyiangan dan penggemburan tanah, perakaran tanaman harus dijaga agar tidak rusak atau terluka, karena akan dapat mempermudah serangan penyakit. e. Pemupukan susulan Dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat tanaman berumur 15 hst (hari setelah tanam) dan 60-75 hst. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada setiap kali pemupukan adalah campuran ZA : TSP : KCL dengan perbandingan 1 : 2 :1, sebanyak 10
Laporan PUM
8
Program Studi Agribisnis Pertanian
gram/tanaman, atau dosis per hektarnya terdiri atas 1,5 kuintal ZA, 3 kuintal TSP, dan I,5 kuintal KCL. Pemberian pupuk diletakkan sejauh 20 – 25 cm dari batang tanaman, baik secara larikan ataupun tugal. Setelah itu, pupuk tersebut ditutup dengan tanah dan dilakukan penyiraman. f. Pengendalian hama dan penyakit Hama dan penyakit seringkali mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, bahkan dapat menggagalkan produksi. Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh hewan, sedangkan penyakit tumbuhan disebabkan oleh bakteri dan jamur. Untuk itu, perlindungan tanaman yang dianjurkan adalah pengendalian hama dan penyakit secara terpadu meliputi pengendalian secara fisik dan mekanis, kultur teknis, biologis dan kimiawi. Pengendalian secara fisik dan mekanis dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan dan memusnahkan organisme hama dan penyakit secara langsung, mencabut atau memangkas bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit. Pengendalian secara kultur teknis dilakukan dengan mengatur penanaman secara serempak, rotasi tanaman, pengolahan tanah yang sempurna, penyiangan gulma, pemupukan berimbang, serta perbaikan aerasi dan draenase tanah. Pengendalian secara biologis dilakukan dengan cara memanfaatkan musuh-musuh alami dari hama dan penyakit. Sedangkan secara kimiawi adalah dengan menggunakan pestisida.
Laporan PUM
9
Program Studi Agribisnis Pertanian
2.4.5. Panen dan Pasca Panen a. Panen Terung Produksi utama dari usaha bertanam terung adalah menghasilkan "buah muda" untuk bahan sayur, lalap, aneka olahan. Buah pertama dapat dipetik bila tanaman telah berumur 3-4 bulan dari sejak tanam. Ciri-ciri buah terung siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda. Pemetikan buah yang terlambat dapat menurunkan kualitas, karena strukturnya menjadi liat dan cita rasanya kurang enak. Waktu yang paling tepat untuk memanen buah terung adalah pagi atau sore hari pada keadaan cuaca cerah. Panen pada cuaca rintik-rintik hujan akan memudahkan munculnya serangan penyakit pada bekas luka panen. Sedangkan pemanenan disiang hari yang terik dapat mempercepat proses penguapan dan dapat menurunkan bobot buah. Cara panennya adalah dengan dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat bantu pisau yang tajam. Panen dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah memenuhi kriteria panen, tiap tanaman terung dapat dipanen hingga 1315 kali atau lebih, bahkan bila pemeliharannya baik dapat tumbuh terus menahun. b. Pasca panen 1. Pewadahan Buah terung hasil petikan di kebun langsung ditampung dalam karung goni atau wadah lain yang praktis dibawa kemana-mana. 2. Pengumpulan Hasil panen dari lahan segera dikumpulkan disuatu tempat yang strategis sebagai sarana penampungan (pengumpulan) sementara.
Laporan PUM
10
Program Studi Agribisnis Pertanian
3. Sortasi Sortasi dilakukan di tempat pengumpulan hasil dan dilakukan pemisahan buah-buah yang busuk, cacat, abnormal atau terkena serangan hama dan penyakit. 4. Pengemasan Untuk sasaran pasar lokal, pengemasan buah terung disusun rapi dalam karung goni atau wadah elastis. Tiap karung goni biasanya mencapai bobot antara 30-50 kg. 5. Penyimpanan Buah terung yang sudah dikemas rapi langsung diangkut kepasar. Sebelum sampai ke konsumen, penyimpanan buah terung sebaiknya dilakukan pada tempat atau ruangan yang teduh, dingin, dan kering, agar kesegarannya dapat lebih tahan lama.
Laporan PUM
11
Program Studi Agribisnis Pertanian
III. METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini, dilaksanakan dilahan Politeknik Pertanian Universitas Andalas Payakumbuh. Kegiatan ini dilakukan mulai dari pengolahan lahan sampai pemasaran produk. Pelaksanaan dimulai dari Oktober 2010 sampai akhir bulan Januari 2011. Lahan yang digunakan adalah seluas 300 m². 3.2. Data dan Sumber Data Dalam membuat laporan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini, sumber data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan survey langsung ke lapangan dan data sekunder didapat dari hasil yang didapatkan dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Lima Puluh Kota, dan bersumber dari buku atau literatur yang terdapat di perpustakaan. 3.3. Variabel yang diukur Dalam kegiatan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini terdapat beberapa variabel yang diukur yaitu : a. Pendapatan Pendapatan adalah memproyeksikan jumlah pendapatan yang akan diperoleh untuk suatu periode dengan melihat volume produksi dan harga dari produk. Pendapatan = Harga x Jumlah Produksi b. R/C Ratio R/C ratio adalah variable yang digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya suatu usaha dengan membandingkan antara jumlah pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. R/C Ratio = Pendapatan / Biaya
Laporan PUM
12
Program Studi Agribisnis Pertanian
c. Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual . Harga Pokok Penjualan = Total biaya / Jumlah produk d. Keuntungan Keuntungan diperoleh dari selisih antara hasil penjualan atau pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Keuntungan = Pendapatan – Total biaya.
Laporan PUM
13
Program Studi Agribisnis Pertanian
IV. ASPEK PASAR 4.1. Gambaran Umum Pasar 4.1.1. Jenis Produk yang Dipasarkan Jenis produk yang dipasarkan adalah terung ungu yang siap panen dan masih muda, karena buah yang muda digunakan untuk sayur, lalap, dan aneka olahan lainnya. Jenis terung yang akan dipasarkan adalah terung ungu yang berbentuk bulat panjang dan memiliki ujung yang tumpul. 4.1.2. Wilayah Pemasaran Wilayah pemasaran terung yang telah dipanen adalah dipasar Payakumbuh, tepatnya di pasar Ibuah, karena pasar tersebut merupakan pasar sayuran. 4.2. Peluang Pasar 4.2.1. Permintaan Pasar Potensi pemintaan dapat diketahui dari besarnya kebutuhan konsumen terhadap suatu produk. Data dapat diketahui dari hasil survei pasar. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2002-2008 Tahun
Peningkatan jumlah penduduk ( % )
2002 2003
Jumlah Penduduk (jiwa) 315.677 322.271
2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah Rata-rata
325.157 327.625 330.536 331.674 333.929 1.955.195 279.313,6
0,09 0,77 0,89 0,34 0,68 2,79 0,39
0,02
Sumber : BPS Limapuluh kota 2008
Laporan PUM
14
Program Studi Agribisnis Pertanian
Rumus Peningkatan Jumlah Penduduk Tahun 2003 = Jumlah penduduk tahun 2003 – Jumlah penduduk tahun 2002 x 100 % jumlah penduduk tahun 2002 Berdasarkan jumlah penduduk dan persentase peningkatan jumlah penduduk di kabupaten Lima Puluh Kota, maka dapat diproyeksikan jumlah penduduk tahun 2009 – 2015 Tabel 2. Proyeksi jumlah penduduk kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2009-2015 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Penduduk 335.231 336.538 337.850 339.167 340.490 341.818 343.151
Rumus : = jmlah penduduk tahun 2008 + ( jumlah penduduk tahun 2008 x rata² peningkatan penduduk ) 100
Setelah mengetahui jumlah penduduk beserta persentase peningkatan dan proyeksinya, kita bisa mengetahui besarnya jumlah permintaan dan memproyeksikan permintaan tersebut untuk beberapa tahun kedepan.
Laporan PUM
15
Program Studi Agribisnis Pertanian
Tabel 3.
Hasil survey rumah tangga terhadap permintaan terung di kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010 Komponen Survei
Jumlah
Jumlah sample keluarga Rata-rata jumlah anggota keluarga
10 kk 4 orang
Rata-rata kebutuhan perminggu Rata-rata kebutuhan perbulan
350 garm/kk 1400 gram/kk
Rata-rata kebutuhan pertahun Rata-rata konsumsi (kg/jiwa/tahun)
16,8 kg/kk 4,2 kg
Berdasarkan hasil survey diperoleh data bahwa kebutuhan rata-rata konsumsi terung pertahun adalah 4,2 kg/jiwa/tahun. Tabel 4. Proyeksi permintaan terung dikabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010-2015 Tahun Proyeksi Jumlah Penduduk
Rata² konsumsi (kg/jiwa/tahun)
2010
336.538
4.2
Proyeksi permintaan (kg/tahun) 1.413.459,6
2011 2012
337.850 339.167
4.2 4.2
1.418.970,0 1.424.501,4
2013 2014
340.490 341.818
4.2 4.2
1.430.058,0 1.435.635,6
2015
343.151
4.2
1.441.234,2
Rumus Proyeksi Permintaan Tahun 2010 = Proyeksi jumlah penduduk x rata-rata konsumsi
Laporan PUM
16
Program Studi Agribisnis Pertanian
4.2.2. Penawaran Produk Penawaran adalah jumlah komoditi yang tersedia dipasar untuk dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Besarnya penawaran dapat kita ketahui dengan mengetahui jumlah produksi terung di kabupaten Lima Puluh Kota yang terdapat pada tabel berikut : Tabel 5. Produksi terung di kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2004-2008 Tahun
Produksi (kg/ha)
2004
210.800
Peningkatan Prooduksi (%) -
2005 2006
210.820 6.780
0,09 -68,92
2007 2008
6.880 10.670
1,47 55,08
Jumlah Rata-rata
67.950 13.590
-11,47 -2,867
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Limapuluh kota
Rumus Peningkatan Produksi Tahun 2005 = Produksi tahun 2005- Produksi tahun 2004 x 100 % Produksi tahun 2004 Berdasarkan tabel diatas peningkatan produksi mendapatkan nilai min (-), hal ini disebabkan karena produksi terung terus mengalami penurunan dari tahun ketahun.
Laporan PUM
17
Program Studi Agribisnis Pertanian
Tabel 6. Proyeksi penawaran terung di kabupaten Lima Puluh Kota tahun 20092015 Tahun
Proyeksi Penawaran (kg/thn)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rumus :
10.364,09 10.066,95 9.778,33 9.497,98 9.225,67 8.961,17 8.704,25
Thn 2011 = Jumlah produksi tahun 2010 + (jumlah produksi 2010 x rata² peningkatan produksi) 100
4.2.3. Peluang Pasar Tabel 7. Peluang pasar terung di kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2011-2015 Tahun
Permintaan (kg/thn)
Proyeksi penawaran (kg/thn) 9.778,33
Peluang pasar (kg/thn) 1.409.191,67
2011
1.418.970
2012 2013
1.424.501,4 1.430.058
9.497,98 9.225,67
1.415.003,42 1.420.832,33
2014 2015
1.435.635,6 1.441.234,2
8.961,17 8.704,25
1.426.674,43 1.432.529,95
Rumus Peluang Pasar = Permintaan – Penawaran Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peluang pasar terung sangat besar. Hal ini disebabkan karena permintaan yang tinggi sedangkan produksi terung yang dihasilkan masih rendah.
Laporan PUM
18
Program Studi Agribisnis Pertanian
4.3. Penjualan dan Pangsa Pasar Rencana penjualan dan pangsa pasar berisikan tentang volume penjualan dan besarnya kemampuan produk dari proyek yang akan diusahakan untuk merebut bagian dari peluang pasar yang ada dipasaran saat ini. Luas lahan untuk pelaksanaan PUM ini adalah 300 m² dengan jarak tanam 60 x 60 cm. Sistem penanaman yang dilakukan adalah segitiga. Dalam luas lahan 300 m² terdapat 11 buah bedengan dengan panjang bedengan masing-masing 8,5 m. Jumlah tanaman setiap bedengan adalah 28 buah. Sehingga jumlah tanaman seluruhnya adalah 308 batang dan panen yang diperoleh dalam luas lahan 300 m² adalah 308 kg. Asumsi : tiap batang menghasilkan 1 kg terung. Pangsa pasar adalah persentase nilai jual atau nilai beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar bersangkutan dan tahun yang bersangkutan. Tabel 8. Penjualan dan pangsa pasar terung di kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2011- 2015 Tahun
Peluang pasar (kg/thn)
2011 2012 2013 2014 2015
1.409.191,67 1.415.003,42 1.420.832,33 1.426.674,43 1.432.529,95
Rencana Penjualan (kg) 924 924 924 924 924
Pangsa pasar (%) 0,0655 0,0653 0,0650 0,0647 0,0645
Rumus : Rencana Penjualan = produksi / periode x banyak periode Pangsa Pasar = Rencana penjualan x 100 % Peluang pasar
Laporan PUM
19
Program Studi Agribisnis Pertanian
4.4. Strategi Pemasaran 4.4.1. Strategi Produk Produk yang akan dipasarkan adalah terung ungu yang bisa dijadikan sayur, lalap, dan aneka olahan lainnya. Terung yang dipasarkan adalah terung ungu yang penampakannya bagus dan tidak terserang hama dan penyakit. 4.4.2. Strategi Harga Harga yang ditawarkan adalah sesuai harga yang berlaku dipasaran. Dilakukan dengan pembayaran langsung oleh pedagang pengumpul yang membeli. 4.4.3. Strategi Distribusi Jalur pemasaran terung yang dilakukan adalah dari petani produsen langsung menjual kepedagang pengecer atau konsumen. Sehingga rantai pemasaran bisa diperpendek dan menambah keuntungan.
Laporan PUM
20
Program Studi Agribisnis Pertanian
V. ASPEK PRODUKSI 5.1. Produk 5.1.1. Ciri-ciri Produk Terung yang dibudidayakan adalah terung ungu, digunakan sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Terung yang dipasarkan adalah terung muda yang bisa dijadikan sayuran, lalap, dan olahan lainnya. 5.1.2. Kegunaan Utama Produk Terung muda yang dipasarkan digunakan sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Laporan PUM
21
Program Studi Agribisnis Pertanian
5.2. Proses Produksi Pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam Pengairan dan penyiraman Penanaman
Penyulaman
Pemasangan ajir Pemeliharaan tanaman Penyiangan dan pembumbunan Panen Pemupukan susulan
Pasca panen
Perlindungan tanaman
Pemasaran
Laporan PUM
22
Program Studi Agribisnis Pertanian
1. Pengolahan tanah, pembuatan lubang tanam Pengolahan tanah dilakukan hanya satu kali, karena lahan yang diperoleh sudah memiliki bedengan sehingga pembuatan bedengan tidak perlu dilakukan lagi. Pengolahan tanah ini dilakukan untuk membersihkan lahan dari gulma. Pengolahan tanah ini dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul sehingga struktur tanah mejadi gembur. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan jarak 60 x 60 cm dengan sistem segitiga. Campurkan pupuk kandang sebanyak 600 kg/300 m² karena dosis pupuk kandang untuk 1 ha adalah 20 ton. Pemberian pupuk kandang langsung dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan dosis / lubang tanam adalah 1.94 kg. 2. Penanaman Bibit terung yang siap ditanam di areal produksi merupakan bibit yang telah mempunyai 5 helai daun atau berumur 1,5 bulan. Pada umur ini bibit sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Sebelum bibit ditanam sebaiknya bibit maupun lubang tanam disiapkan dalam keadaan lembab. Cara menanam bibit cukup mudah, bibit dicabut dari bumbungan, kemudian bibit terung ditanam dengan cara membenamkan bibit bersama media semainya sampai sebatas leher akar. Setelah itu, bagian kanan dan kiri bibit ditekan sedikit agar media semai bibit dengan media baru dapat menyatu. Pada pelaksanaan PUM ini, bibit diperoleh dengan membeli kepada pedagang yang ada di pasar. Harga bibit adalah Rp. 200 / batang.
Laporan PUM
23
Program Studi Agribisnis Pertanian
3. Pemeliharaan a. Pengairan dan penyiraman Kegiatan pengairan dilakukan untuk memperbaiki saluran draenase, jika tanah tergenang oleh air struktur tanah menjadi becek sedangkan tanaman terung menginginkan struktur tanah yang kering. Kegiatan pengairan dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah, sedangkan penyiraman yang dilakukan selama kegiatan PUM adalah sebanyak 7 kali yaitu pada saat bibit baru ditanam sampai bibit berumur satu minggu. Hal ini dilakukan karena pada saat penanaman cuaca sangat panas dan tanah sangat kering. b. Penyulaman Tanaman yang pertumbuhannya tidak normal atau terserang hama dan penyakit, atau mati, harus segera diganti dengan tanaman (bibit) yang baru. Penyulaman dilakukan maksimal pada umur 15 hari setelah tanam, agar pertumbuhan selanjutnya dapat seragam dan memudahkan pemeliharaan. Cara penyulaman adalah menanm bibit terung yang baru pada lubang tanam bekas tanaman yang mati atau abnormal. Pada pelaksanaan PUM ini, jumlah bibit yang di sulam adalah sebanyak 15 batang dengan tingkat persentase kematian tanaman adalah 4,8 %. Persentase kematian = jumlah bibit yang mati
x 100 %
Jumlah bibit seluruhnya c. Pemasangan ajir (turus) Fungsi ajir adalah untuk menopang tanaman terung agar tidak rebah sekaligus memperkokoh batangya sewaktu pembuahan. Pemasangan ajir dilakukan ketika bibit berumur 3 minggu setelah tanam agar tidak mengganggu sistem perakaran terung. Ajir terbuat dari bilah bambu setinggi 100 cm dan lebar 4 cm, ditancapkan secara individu
Laporan PUM
24
Program Studi Agribisnis Pertanian
dekat batang tanaman terung. Batang atau cabang terung di ikatkan pada turus tersebut. Ajir diperoleh dengan membeli kepada petani dengan harga Rp. 100/ buah. d. Penyiangan dan penggemburan tanah. Rumput-rumput liar atau gulma yang tumbuh disekitar tanaman terung harus disiangi, sekaligus dilakukan penggemburan tanahnya. Penyiangan dan penggemburan tanah sebaiknya dilakukan bersama-sama waktunya dengan kegiatan pemupukan susulan. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dan membersihkannya dengan alat bantu koret atau cangkul, ketika melakukan penyiangan dan penggemburan tanah, perakaran tanaman harus dijaga agar tidak rusak atau terluka, karena akan dapat mempermudah serangan penyakit. Kegiatan penyiangan yang dilakukan pada pelaksanaan PUM ini adalah sebanyak 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 15 hst dan penyiangan kedua ketika tanaman berumur 60-75 hst. e. Pemupukan susulan Bersamaan waktunya dengan kegiatan penyiangan dan pembumbunan. Dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat tanaman berumur 15 hst dan 60-75 hst. Pupuk yang diberikan adalah pupuk KCl, ZA, SP 18. Dosis pemberian pupuknya adalah : - KCl
: 2,25 kg
- ZA
: 2,25 kg
- SP 18 : 9 kg. Penggunaan pupuk KCl dan ZA hanya digunakan setengah dari kebutuhan yang sebenarnya, karena penggunaan pupuk yang setengahnya lagi diganti dengan menggunakan tithonia.
Laporan PUM
25
Program Studi Agribisnis Pertanian
f. Pengendalian hama dan penyakit (perlindungan tanaman) Hama
dan
penyakit
seringkali
mengakibatkan
pertumbuhan
tanaman
terganggu,bahkan dapat menggagalkan terwujudnya pdoduksi. Hama yang merusak tanaman bisa disebabkan oleh binatang seperti ulat tanah, ulat buah, kumbang daun, dll.. Sedangkan penyakit tumbuhan disebabkan oleh bakteri dan jamur. Untuk itu,perlindungan tanaman yang dianjurkan adalah pengendalian hama dan penyakit secara terpadu meliputi pengendalian secara fisik dan mekanis, kultur teknis, biologis dan kimiawi. 4. Panen dan Pasca Panen a. Panen Terung Panen dilakukan jika terung sudah siap panen yaitu saat berumur 3-4 bulan. Pemetikan buah yang terlambat dapat menurunkan kualitas, karena strukturnya menjadi liat dan cita rasanya kurang enak. Kriteria terung yang siap untuk dipanen adalah warnanya mengkilat, daging buah tidak terlalu keras, belum berwarna kecoklatan, dan warna daging masih putih bersih jika di belah. b. Pasca panen 1. Perwadahan Pada saat panen, wadah yang digunakan adalah ember besar dan sebagian menggunakan karung. 2. Pengumpulan Hasil panen dari lahan segera dikumpulkan disuatu tempat yang strategis sebagai sarana penampungan (pengumpulan) sementara.
Laporan PUM
26
Program Studi Agribisnis Pertanian
3. Sortasi Ditempat pengumpulan hasil, dilakukan pemisahan buah-buah yang busuk, cacat, abnormal atau terkena serangan hama dan penyakit. 4. Pengemasan Untuk sasaran pasar local, pengemasan buah terung disusun rapi dalam karung goni atau wadah elastis. Tiap karung goni biasanya mencapai bobot antara 30-50 kg. 5. Penyimpanan Buah terung yang sudah dikemas rapi dapat langsung diangkut kepasar. Sebelum sampai kekonsumen, penyimpanan buah terung sebaiknya dilakukan pada tempat atau ruangan yang teduh, dingin, dan kering. Agar kesegarannya dapat lebih tahan lama.
5.3. Teknologi Produksi Teknologi yang digunakan didalam budidaya terung ungu ini adalah pemanfaatan hijauan tumbuhan gulma tithonia sebagai pupuk hijau. Karena, untuk meningkatkan kesuburan dan memperkaya bahan organik tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk hijau. Penambahan pupuk hijau ke dalam tanah sangat banyak memperbaiki kualitas tanah antara lain menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman karena tanah dapat memegang air dan memperbaiki aerasi dan draenase serta merangsang pertumbuhan akar. Tithonia mengandung unsur N, P, dan K, dalam pelaksanaan PUM ini, penggunaan pupuk kimia dengan tithonia dilahan, dilihat dari kandungan unsur N, P, dan K yang
Laporan PUM
27
Program Studi Agribisnis Pertanian
dimilikinya dengan perbandingan 50 : 50. Penggunaan masing-masing pupuk dapat dilihat pada keterangan dibawah ini : a. Urea Pupuk urea diberikan pada saat pemupukan awal. Dosis pupuk urea/ ha adalah 150 kg, untuk lahan 300 m² pupuk urea yang digunakan adalah = 300m² x 150 kg = 4,5 kg. 10.000 m² Penggunaan urea di lapangan hanya setengah saja yaitu sebanyak 2,25 kg, karena penggunaan urea yang setengah lagi digantikan dengan penggunaan tithonia sebanyak 33 kg. a. SP 18 Pupuk SP 18 diberikan pada saat pemupukan susulan. Dosis pupuk/ha adalah 300 kg, maka untuk luasan 300 m² pupuk yang diperlukan adalah 9 kg. Penggunaan pupuk di lapangan sepenuhnya diberikan tanpa diganti dengan tithonia, karena tithonia mengandung unsur P yang sangat sedikit yaitu sebesar 0,35%. b. KCl Pupuk Kcl diberikan pada saat pemupukan susulan. Dosis pupuk/ha adalah 150 kg, maka untuk luasan 300 m² pupuk yang diperlukan adalah 4,5 kg. Penggunaan Kcl di lapangan hanya setengah saja yakni sebesar 2,25 kg dan setengah lagi digantikan oleh tithonia sebanyak 32 kg. c. ZA Pupuk ZA diberikan pada saat pemupukan susulan. Dosis pupuk/ha adalah 150 kg, maka untuk luasan 300 m² pupuk yang diperlukan adalah 2,25 kg dan setengah lagi digantikan oleh tithonia sebanyak 13.5 kg.
Laporan PUM
28
Program Studi Agribisnis Pertanian
VI. ASPEK FINANSIAL 6.1. Biaya budidaya tanaman terung dengan luas lahan 300 m² selama satu periode (4 bulan). 6.1.1. Biaya Peralatan Tabel 9. Biaya peralatan pada budidaya terung dengan luas lahan 300 m² selama Satu periode (4 bulan) No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Jumlah Harga/unit Total UE Nilai Depresiasi Depresiasi alat (buah) (Rp) (Rp) sisa /thn /periode Cangkul 1 75,000 75,000 2 3,750 35,625 11,875 Koret 1 15,000 15,000 2 750 7,125 2,375 Meteran 1 40,000 40,000 2 2,000 19,000 6,333 Gembor 1 47,500 47,500 2 2,375 22,563 7,521 Parang 1 30,000 30,000 2 1,500 14,250 4,750 Ember 1 16,000 16,000 1 800 15,200 5,067 Ajir 308 100 30,800 1 1,540 14,630 4,876 Jumlah 42,797
Keterangan : - Nilai sisa
:5%
- Depresiasi/tahun
: Nilai beli – nilai sisa Umur ekonomis alat
- Depresiasi/periode : Depresiasi / tahun Periode
Laporan PUM
29
Program Studi Agribisnis Pertanian
6.1.3. Biaya Bahan Tabel 10. Biaya bahan budidaya terung pada luas lahan 300 m² selama satu periode (4 bulan)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Bahan Bibit terung Pupuk kandang Pupuk urea Pupuk Tsp Pupuk Kcl Pupuk ZA Tithonia Karung Tali rapia
Satuan Jumlah Batang 323 Kg 600 Kg 2.25 Kg 9 Kg 2.25 Kg 2.25 Kg 79 Buah 10 Buah 1 Jumlah
Harga/satuan (Rp) 250 125 2,000 3,000 6,000 2,000 100 2,000 2,500
Total biaya (Rp) 80,750 75,000 4,500 27,000 13,500 4,500 7,900 20,000 2,500 235,650
6.1.4.Biaya Tenaga Kerja Tabel 11. Biaya tenaga kerja budidaya terung pada luas lahan 300 m² selama satu periode (4 bulan) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis kegiatan
Satuan
Pembersihan lahan HKP Pembuatan lubang tanam HKP Pengambilan tithonia HKP Pemupukan dasar HKW Penanaman HKW Penyiraman HKW Penyiangan dan penyulaman HKP Pemupukan susulan HKW Panen HKW Pasca panen HKW Jumlah
Laporan PUM
30
Jumlah hari kerja 1 0.57 0.28 0.57 1 0.57 1 0.57 0.28 0.14
Upah/satuan (Rp)
Total upah (Rp)
40,000 40,000 40,000 40,000 40,000 40,000 40,000 40,000 40,000 40,000
40,000 22,800 11,200 22,800 40,000 22,800 40,000 22,800 11,200 5,600 239,200
Program Studi Agribisnis Pertanian
6.1.5. Biaya Lain-lain Tabel 12. Biaya lain-lain budidaya terung pada lahan 300 m² selama satu periode (4 bulan) No Jenis biaya 1 Sewa lahan 2 Transportasi
Perhitungan 300m² x Rp.100/m / 3 80,000 Jumlah
Total biaya (Rp) 10,000 80,000 90,000
6.1.6. Rekapitulasi Biaya Tabel 13. Rekapitulasi biaya budidaya terung pada luas lahan 300m² selama satu periode (4 bulan) No Jenis pembiayaan (Rp) 1 Biaya tetap Depresiasi alat Biaya lain-lain 2 Biaya variabel Biaya saprodi Biaya tenaga kerja Jumlah
Jumlah (Rp) 42,797 90,000 235,650 239,200 607,647
6.2. Produksi dan Pendapatan Tabel 14. Produksi dan pendapatan budidaya terung No Produksi 1 Terung siap panen (muda)
Jumlah (kg) 532
Harga / kg 1,700
Pendapatan 904,400
6.3. Analisa Biaya dan Pendapatan 6.3.1. Laporan laba rugi Tabel 15. Laporan laba rugi budidaya terung pada luas lahan 300 m² selama satu periode (4 bulan). No 1 2 3 4 5
Keterangan Pendapatan Biaya variabel Laba kontribusi Biaya tetap Laba bersih
Laporan PUM
Jumlah (Rp) 904,400 ( 474,850 ) 429,550 ( 132,797 ) 296,753 31
Program Studi Agribisnis Pertanian
6.4. Analisis Finansial 6.4.1. BEP Produksi = Total Biaya Harga jual/kg = 607.647 1.700 = 357 kg.
6.4.2. BEP Harga = Total Biaya Jumlah Produksi = Rp 607.647 532 kg = Rp 1.142 kg
6.4.3. R/C Ratio = Total pendapatan Total Biaya = 904.400 607.647 = 1.48
Laporan PUM
32
Program Studi Agribisnis Pertanian
VII. PEMBAHASAN 7.1. Aspek Pasar Wilayah pemasaran terung adalah daerah Tanjung pati dan pasar Ibuah, Payakumbuh. Penjualan dilakukan dengan cara langsung menjual kepada konsumen dan pedagang yang terdapat di pasar. Harga penjualan baik kepada konsumen langsung maupun pedagang yang terdapat di pasar sesuai dengan harga yang berlaku di pasaran yaitu Rp. 1700 / kg. Penjualan secara langsung kepada konsumen disini yakni menjual kepada masyarakat sekitar dan anak-anak kos. Permintaan terung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiirng dengan peningkatan jumlah penduduk karena terung mempunyai cita rasa yang enak untuk dijadikan bahan masakan serta terung mengandung nilai gizi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. 7.2. Aspek Produksi Pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri dengan penggunaan Tithonia sebagai pupuk hijau untuk meningkatkan pendapatan pada budidaya terung dilakukan di lahan Politeknik Pertanian Universitas Andalas dengan luas lahan 300 m². Penerapan dari teknologi ini adalah dengan memanfaatkan gulma yang tidak terpakai dan dapat menggantikan unsur N, P, dan K yang terdapat dalam pupuk buatan. Hasil produksi terung dalam pelaksanaan PUM ini adalah 532 kg. Panen terung dilakukan saat terung berumur 2 bulan setelah tanam dengan memperhatikan kriteria panen yakni buah tidak terlalu tua karena akan mengurangi cita rasa terung, kulit buah masih mengkilat, dan tidak terkena penyakit.
Laporan PUM
33
Program Studi Agribisnis Pertanian
Cara pemanenan dilakukan dengan memetik tangkai buah dengan menggunakan tangan maupun dengan menggunakan pisau, kemudian buah yang sudah di panen di sortasi dan dibersihkan, selanjutnya pemasaran/penjualan. Tabel 16. Perbandingan pendapatan terung dengan pemakaian tithonia dan tanpa pemakaian tithonia. No A B C 1
2
Keterangan Produksi ( kg ) Pendapatan ( Rp ) Biaya Biaya Tetap Biaya Depresiasi alat Biaya lain-lain Total Biaya Tetap Laba Kontribusi Biaya Variabel Biaya Bahan Biaya tenaga kerja Total Biaya Variabel Laba Bersih
Dengan Tithonia 532 904,400
Tanpa Tithonia 462 785,400
42,797 90,000 132,797 771,603
42,797 90,000 132,797 652,603
235,650 239,200 472,350 296,753
244,250 228,000 472,250 180,353
Untuk produksi terung tanpa menggunakan tithonia, data diperoleh dari hasil produksi rata-rata terung dalam luasan 1 Ha yaitu antara 35 – 40 ton / ha, dan data yang diambil adalah nilai tengah dari hasil tersebut yaitu 38 ton / ha, sehingga hasil produksi terung dalam satu batang adalah 1.5 kg. Pada kegiatan PUM ini banyak tanaman adalah 308 batang, sehingga total produksi adalah 462 kg.
Laporan PUM
34
Program Studi Agribisnis Pertanian
7.3. Aspek Finansial Biaya yang dikeluarkan dalam budidaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya depresiasi alat dan biaya lain-lain, sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya saprodi dan biaya tenaga kerja. Keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan PUM ini adalah Rp.296.753 dengan jumlah pendapatan adalah Rp.904.400. R/C ratio yang diperoleh adalah sebesar 1,48 yang berarti usaha ini layak untuk dijalankan.
Laporan PUM
35
Program Studi Agribisnis Pertanian
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Dari pembahasan diatas diperoleh beberapa kesimpulan yaitu : a) Produksi yang diperoleh dengan menggunakan tithonia meningkat dari 462 kg menjadi 532 kg. b) Pendapatan yang diperoleh dengan menggunakan tithonia meningkat
dari
Rp.180.353 menjadi Rp. 296.753 8.2. Saran Terung merupakan salah satu tanaman yang menginginkan tanah yang kering untuk tempat tumbuhnya, karena jika keadaan tanah terlalu basah maka akan mengakibatkan akar tanaman menjadi busuk. Untuk itu, waktu penanaman yang baik untuk melaksanakan budidaya terung ini adalah pada saat awal musim kemarau ( Maretapril). Untuk mendapatkan produksi yang optimal, tempat penanaman harus terbuka atau mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Laporan PUM
36
Program Studi Agribisnis Pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 2005. “ Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka”. Kabupaten Lima Puluh Kota. Payakumbuh.
BPS
Hakim, Nurhayati. 2001. Kemungkinan Penggunaan Tithonia Diversifolia sebagai Sumber Bahan Organik dan Nitrogen. Laporan Penelitian Pusat Pemanfaatan IPTEK Nuklir ( P3IN ). Unand Padang. http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/09/tanaman-terung/html http://wongtaniku.wordpress.com/2007/05/04/kandungan-pupuk-organik-nasa/yudi prabowo Jama, B. A ; C. A Palm ; R. J. Buresh, A. I. Niang. C. Gachego, G. Nziquheba and B. Amalado. 2000. Tithonia Diversifolia as a green manure for improvement of soil fertility in western Kenya. A. Review. Agroforestry System. Jama, B. A ; C. A Palm ; R. J. Buresh. 1999. Using tithonia and fertilizer on Maize in western Kenya. Masena Agroforestry Research Centre Newsletter ICRAF. Narobi. Kenya. Miti ni Maendeleo. Nazaruddin.2000. “Sayuran Dataran Rendah”.Penerbit Penebar Swadaya.Jakarta Rukmana, Rahmat. 1993. Bertanam Terung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Suseno, H. 1974. Tumbuhan Metabolisme Dasar dan Beberapa Aspeknya. Departemen Botani Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Laporan PUM
37
Program Studi Agribisnis Pertanian
Lampiran 1. PEMILIHAN MINAT JENIS USAHA PROYEK USAHA MANDIRI
Nama
: Rany Windari
No. BP
: 0801162053
Alamat
: Komplek SMA 1 Harau, Tanjung pati, Kec. Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Pemilihan jenis usaha yang diminati adalah budidaya tanaman terung ( Solanum Melongena L. ).
Payakumbuh, Februari 2011 Mahasiswa
Rany Windari 0801162053
Laporan PUM
38
Program Studi Agribisnis Pertanian
Lampiran 2. Agenda Kegiatan Proyek Usaha Mandiri Nama
: Rany Windari
Bp
: 0801162053
Program Studi
: Agribisnis Pertanian
Jenis Komoditi
: Terung ( Solanum Melongena L.)
Luas Lahan
: 300 m²
Lama Usaha
: 4 bulan
Judul PUM
: Pemanfaatan Tithonia sebagai Pupuk Hijau untuk Meningkatkan Pendapatan Pada Budidaya Tanaman Terung ( Solanum melongena L.)
No
Kegiatan
Tanggal
Lama Waktu (jam)
1
Pengambilan tithonia
01 oktober 2010
2
2
Pembersihan lahan
02 oktober 2010
7
3
Pembuatan lubang tanam
03 oktober 2010
4
4
Pemupukan dasar dan pemberian tithonia
04 oktober 2010
4
5
Penanaman
10 oktober 2010
7
6
Penyiraman
10 – 16 oktober 2010
4
7
Penyiangan dan penyulaman
24 oktober 2010
7
8
Pemupukan susulan
24 oktober dan 10 desember 2010
4
9
Panen dan pasca panen
05 desember 2010 – 30 januari 2011
3
Laporan PUM
Program Studi 1 Agribisnis Pertanian
Lampiran 3. Distribusi jadwal kegiatan Proyek Usaha Mandiri Bulan No
Kegiatan 1
1 2
Pengambilan tithonia Pembersihan lahan
3 4 5 6 7 8 9
Pembuatan lubang tanam Pemupukan dasar Penanaman Penyiraman Penyiangan dan penyulaman Pemupukan susulan Panen dan pasca panen
Laporan PUM
Oktober 2 3
4
November 1 2 3 4
Desember 1 2 3 4
Program Studi 2 Agribisnis Pertanian
1
Januari 2 3
4