I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha serta mengisi dan memperluas pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Produk hortikultura tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat-obatan ditumbuh kembangkan agar mampu mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri termasuk agroindustri Salada hijau merupakan komoditas utama dalam pengembangan sayuran dataran rendah di Indonesia, namun demikian Salada hijau masih dikategorikan sebagai tanaman langka, dengan kata lain baru baru ini dibudidayakan sekaligus juga merupakan salah satu pendapatan petani maupun ekonomi keluarga.
Peningkatan kebutuhan masyarakat akan sayuran terus
meningkat, maka berpeluang bagi tanaman Salada hijau untuk dijadikan komoditas pertanian yang dapat diandalkan. Tanaman Salada daun (Lactuca sativa) adalah sayuran daun yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena warna, tekstur, dan aromanya yang menyegarkan penampilan makanan, sehingga mampu menambah selera makan.Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, termasuk cara memilih bahan makanan, maka dirasakan kebutuhan sayuran selada semakin meningkat. Selain dapat dikonsumsi untuk keluarga juga dapat dipasarkan ke rumah makan sebagai bahan lalapan, sehingga pendapatan untuk keluarga
bertambah,
walaupun
tidak
dipasarkan
secara
besar-besar
(Sutarminingsih, 2003).
1
Tinggi rendahnya nilai EC (Electrical Conductivity) didalam larutanpupuk atau nutrisisangat berpengaruh terhadap produksi tanaman, sedangkan EC tersebut salah satu yang mempengaruhinya adalah jumlah konsentrasi pupuk atau nutrisi didalam larutan tersebut.International Trade Directoridalam Karsono (2013) mengatakan : EC yang rendah akan memberikan hasil panen rendah pula, yang kemudian meningkat sampai batas maksimum, ketika EC nya ditingkatkan. Batas maksimum ini biasanya hanyalah sebuah plateau, bukannya puncak. Peningkatan selanjutnya akan mengarah pada menurunnya hasil panen dan akhirnya pada kegagalan panen. Pemilihan lokasi kegiatan PKPM di Kebun Hidroponik Parung Farm dikarenakan tempat ini selain menyediakan pelatihan budidaya tanaman secara hidroponik bagi umum, juga sebagai salah satu produsen sayuran berdaun yang khusus ditanam secara hidroponik dan organik terbesar di Indonesia.Kebun hidroponik Parung Farm ini menjadi perusahaan yang pertama memperoleh sertifikat organik dari PT. Mutu Agung Lestari. 1.2. Tujuan Pelaksanaan kegiatan PKPM bertujuan untuk : 1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman kegiatan di perusahaan pertanian secara umum. 2. Dapat mengembangkan keterampilan tertentu yang tidak dialami atau yang didapatkan selama kegiatan perkuliahan di kampus. Selanjutnya mampu mengaitkan pengetahuan akademik dengan pengetahuan praktis di lapangan, serta menghimpun data mengenai suatu kajian pokok dalam bidang keahlian untuk penyelesaian laporan Tugas Akhir.
2
3. Mampu meramu pupuk A-B Mix sebagai nutrisi dalam bercocok tanam secara hidroponik. 4. Mampu menganalisa pengaruh tingkat EC tertentu terhadap pertumbuhan tanaman Salada 1.3. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh melalui penyelenggaraan kegiatan PKPM Politeknik Pertanian Universitas Andalas antara lain: 1. Memberikan pengalaman kerja pada kondisi yang sesungguhnya sebagai bekal memasuki dunia kerja. 2. Memberikan pengalaman dari lapangan yang dapat menghubungkan pengetahuan akademik dengan keterampilan serta mampu mengidentifikasi pengalaman yang sesuai atau tidak dengan teori dan praktek yang pernah didapatkan. 3. Meningkatkan kompetensi calon lulusan Politeknik Pertanian Universitas Andalas. 4. Membuka peluang kerja dan menjadi alternatif lokasi penelitian untuk penyelesaian tugas akhir bagi mahasiswa. 5. Menjadi media promosi Politeknik Pertanian Universitas Andalas.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidroponik 2.1.1. Pengertian Hidroponik Hidroponik muncul pertama kali adalah dalam menyiasati keterbatasan lahan, waktu, dan cara pemeliharaan tanaman. Dengan hidroponik, tanaman tumbuh di dalam media tanam, tetapi tanaman tidak mendapatkan apa-apa dari media tanam tersebut.Tanaman hanya menerima apa yang kita berikan, tidak lebih tidak kurang. Dengan hidroponik kita dengan mudah mengontrol pH, nutrisi dan kepekatan dari nutrisi tersebut. Hidroponik berasal dari bahasa Latin yang berarti “Working Water atau Pemberdayaan Air”.Kenyataannya hidroponik adalah menanam tanaman tanpa tanah, atau sering disebut “Dirtless Gardening/ Berkebun Tanpa Kotoran”.Dalam prakteknya, hidroponik berarti menanam tumbuhan dalam air dan larutan nutrisi, tanpa tanah.Hidroponik adalah teknik pengelolaan air yang digunakan untuk memberikan nutrisi, air, dan oksigen yang diperlukan tanaman.Media tanam yang digunakan dapat berupa bahan inorganic dan material organik bahkan media udara. Media tanam hidroponik harus memenuhi persyaratan antara lain harus steril dan inert, memiliki pH yang netral, serta tidak menimbulkan reaksi kimia yang mengganggu pertumbuhan tanaman. (Jones, 2005) Beberapa jenis media tanam hidroponik menurut Blogspot (2011) diantaranya adalah: a)RockWool; b)Perlit; c)Clay Granule; d)Sabut Kelapa; e)Vermikulit; f)Pellet; g)Spons; h)Kerikil/Batu Split.
4
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik.Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman. 2.1.2. Kelebihan Dan Kekurangan Hidroponik Menurut Jansen dalam Jones (2005)beberapa kelebihan dan kekurangan budidaya tanaman dengan secara hidroponik antara lain adalah : Kelebihan sistem hidroponik : a) Pertanian dapat dilakukan walaupun tidak terdapat tanah yang subur atau tanah yang terkontaminasi penyakit; b) Pekerjaan untuk pengelolaan tanah, penyiraman manual, dan pekerjaan secara tradisional lainnya tidak perlu dilakukan; c) Potensi maksimal lahan dapat dimanfaatkan karena memungkinkan untuk budidaya dengan kerapatan tinggi; d) Konservasi air dan nutrisi. Hidroponik dapat mereduksi polusi tanah dan sungai karena nutrisi yang diberikan dalam system tertutup; e) Keadaan lingkungan lebih dapat dikontrol seperti lingkungan akar, waktu pemberian nutrisi, tipe operasi greenhouse, cahaya, temperatur, kelembaban, dan komposisi udara dapat dimanipulasi Sedangkan kekurangan sistem hidroponikadalah : a)Biaya kontruksi atau pembuatan yang cukup tinggi; b)Diperlukan tenaga propesional dan terlatih dalam proses budidaya. Pengetahuan tentang pertumbuhan dan prinsip nutrisi yang diberikan sangat penting untuk diketahui; c)Penyebaran seed born disease dan nematode dapat berkembang dengan cepat dalam satu bedengan dengan sumber
5
nutrisi yang sama dalam system tertutup; d)Diperlukan pengamatan lingkungan tumbuh dan tanaman setiap hari. 2.2. Nutrisi Hidroponik Dalam sistem hidroponik pemberian nutrisi sangat penting karena dalam medianya tidak terkandung zat hara yang dibutuhkan tanaman.Berbeda dengan penanaman padi disawah, tanah sendiri talah mengandung zat hara sehingga pemupukan hanya bersifat tambahan.Pemberian nutrisi untuk hidroponik harus sesuai jumblahnya dan macamnya sesuai dengan kebutuhan tanaman serta diberikan secara kontinyu.(Prihmantoro dan Indriani, 2001) 2.2.1. Unsur Makro dan Mikro Menurut Lingga (2001), nutrisi yang diberikan dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu, nutrisi yang mengandung unsur hara makro dan yang mengandung unsur hara mikro. Unsur hara makro yaitu nutrisi yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang cukup banyak seperti N, P, K, S, Ca, dan Mg.Unsur hara mikro merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, seperti Mn, Cu, Mo, Zn, dan Fe.Walaupun dalam jumblah sedikit, unsur mikro ini harus tetap ada. Pemberian larutan hara yang teratur sangat penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air ke akar tanaman tersebut. Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan mempunyai ikatan kimia yang lemah.Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya
6
dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones dalam Blogspot 2011) Prihmantoro dan Indriani (2001) mengatakan unsur unsur tersebut dibutuhkan tanaman karena mempunyai fungsi sendiri sendiri dalam membantu kelangsungan hidup tanaman.
Fungsi tersebut adalah sebagai berikut : a)
Nitrogen (N), memacu pertumbuhan daun dan batang serta membantu pembentukan akar; b) Fosfor (P), membantu pembentukan bunga dan buah serta mendorong pertumbuhan akar muda; c) Kalium (K), membantu pembentukan bunga dan buah serta menguatkan tanaman; d) Kalsium (Ca), membantu pertumbuhan ujung ujung akar serta bulu bulu akar; e) Magnesium (Mg), ikut dalam membantu zat hijau daun dan menyebarkan unsur fosfor ke seluruh tanaman; f) Sulfur (S), bersama unsur fosfor dapat mempertinggi kerja unsur lain dan memproduksi energy; g) Besi (Fe), ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan menghasilkan klorofil serta membantu pembantukan enzim pernafasan; h) Mangan (Mn), ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan membantu penyerapan nitrogen; i) Borium (Bo), membantu pertumbuhan meristem; j) Seng (Zn), ikut dalam pembentukan auksin (hormon tumbuh); k) Molibdenum (Mo), berperan dalam mengikat Nitrogen sehingga penting untuk sayur-sayuran. 2.2.2. Pupuk A-B Mix Vegetatif Nutrisi atau pupuk racikan adalah larutan yang dibuat dari bahan bahan kimia yang diberikan melalui media tanam, yang berfungsi sebagai nutrisi
7
tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Nutrisi atau pupuk racikan mengandung unsur makro dan mikro yang dikombinasikan sedemikian rupa sebagai nutrisi (Karsono, Sudarmodjo dan Sutioso. 2002) Nutrisi hidroponikatau pupuk A-B Mix diformulasikan secara khusus sesuai dengan jenis tanaman seperti tanaman buah(Paprika, Tomat, Melon) dan Sayuran Daun ( Selada, Pakchoy, Caisim, Bayam, Horenzo dsb) , Stroberi, Mawar, Krisan dan lain-lain. Unsur-unsur yang dipakai atau digunakan dalam meramu atau meracik pupuk A-B Mix vegetative dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah: 1. Tabel 1. Campuran-campuran yang digunakan dalam membuat larutan nutrisi A-B Mix di PT. Parung Farm Elemen-elemen yang diperlukan Kalsium dan Nitrogen Kalium dan Nitrogen Magnesium dan Sulfur Kalium dan Fosfor Besi Boron Mangan Seng Tembaga Molibdenum
Campuran garam yang digunakan Kalsium Nitrat Kalium Nitrat Magnesium Sulfat Kalium Fosfat EDTA Asam Boron Mangan Sulfat Seng Sulfat Tembaga Sulfat Asam Molibdat
Sumber : Smith dalam Karsono. 2013 Dalam pemilihan komposisi campuran-campuran dalam membuat larutan nutrisi A-B Mix, harus dipilih garam-garam mineral yang larut dalam air secara sempurna sehingga tidak ada sedimentasi yang menyebabkan drip irigasi tetes tersumbat (jika menggunakan drip irigasi/irigasi tetes).
Satu set Nutrisi
Hidroponik terdiri dari dua bagian yaitu bagian A untuk membuat Larutan pekatan A dan bagian B untuk membuat Larutan pekatan B
8
Setelah pupuk A-B Mix selasai dibuat atau diramu, lebih baik diadakan pengukuran pH.Dianjurkan untuk menggunakan kisaran pH 5,5 hingga 6,5, dengan optimal pH adalah 6,0.Jika pH nya tinggi, diturunkan dengan menggunakan asam kuat (asam nitrat, asam sulfat, asam fosfat).Sedangkan untuk menaikkan pH gunakan alkali kuat (KOH). Pekatan A dan B tidak dapat dicampur karena bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion sulfat dalam pekatan B akan terjadi endapan kalsium sulfat sehingga unsur Ca dan S tidak dapat diserap oleh akar. Tanaman pun menunjukkan gajala defisiensi Ca dan S. Begitu pula bila kation Ca dalam pekatan A bertemu dengan anion fosfat dalam pekatan B akan terjadi endapan ferri fosfat sehingga unsur Ca dan Fe tidak dapat diserap oleh akar. (Ardon, 2013) 2.3. Konduktifitas Listrik ( EC ) Dalam Hidroponik Konduktifitas listrik (EC-Electrical Conductivity), yang juga dikenal sebagai factor konduktifitas (CF-Coductivity Factor), adalah pengukur dari kadar garam dalam larutan hidroponik.
Nilai EC memberi indikasi pada petani
mengenai nutrisi yang terkandung pada larutan dan yang diserap akar oleh tanaman.EC dan CF dapat menunjukkan angka yang akurat dan mudah digunakan oleh semua petani, hanya dengan menggunakan meteran listrik yang dirancang khusus untuk hidroponik. Pengetahuan mengenai apa yang membentuk EC, dan bagaimana tanaman berkembang, juga pengaruh dari formula larutan terhadap tanaman , sangatlah menguntungkan bagi semua petani hidroponik. (Morgan dalam Karsono, 2013) Konduktifitas adalah ukuran dari larutan dialiri listrik kecil.
Bila
konsentrasi nutrisinya tinggi , aliran listrik bergerak cepat. Ketika konsentrasi
9
larutan rendah, aliran listrik bergerak lambat. (Hydroponicsonlinedalam Karsono, 2013) Untuk menentukan seberapa kuat atau lemah konsentrasinya dalam sebuah larutan nutrisi, dapat digunakan alat EC Meter atau TDS Meter.EC Meter biasanya memberikan data dalam micromhos per sentimeter (µMho/cm) atau microsiemens per sentimeter (µS/cm).TDS Meter biasanya memberikan data dalam milligram per liter (mg/l) atau part per million (ppm).(Hydroponicsonline dalam Karsono, 2013) EC biasanya diukur pada suhu 250 C. Bila suhu larutan dinaikkan, EC akan memberikan angka yang tinggi pula, walaupun tidak ada nutrisi yang ditambahkan. Bila suhu dibawah 250 C, EC akan menurun. Dengan demikian , sangat penting untuk selalu mengukur EC dan TDS baik untuk suhu yang berbeda beda (Hydroponicsonline dalam Karsono, 2013). Beberapa tuntunan umum untuk tingkatan EC pada tanaman dapat dilihat pada Tabel 2dibawah : Tabel 2. Tuntunan umum untuk tingkatan EC pada tanaman Tanaman yang berbuah (seperti tomat, timun) Pertumbuhan awal/Initial Growth Kisaran EC Saat berbuah Kondisi cahaya rendah (musim dingin) Kondisi cahaya tinggi (musim panas)
1600 - 1800 mMho/cm 1120 - 1260 ppm 2500 mMhos/cm 1750 ppm 2400 - 2600 mMhos/cm 1680 - 1820 ppm 2800 - 3000 mMhos/cm 2000 ppm 2200 - 2400 mMhos/cm 1700 ppm
Tanaman berdaun (seperti bayam, kangkung, lettuce) 1400 - 1600 mMho/cm 980 - 1120 ppm 1800 mMhos/cm 1260 ppm 2000 mMHos/cm 1320 ppm 1600 mMhos/cm 1120 ppm
Sumber :Hydroponicsonline dalam Karsono, 2013
10
Pada kondisi cahaya rendah (musim dingin), seorang petani harus menambah kosentrasi nutrisi pada larutan.Pada kondisi cahaya tinggi (musim panas), seorang petani hidroponik harus mengurangi konsentrasi nutrisi pada larutan. Untuk formula atau pupuk A-B Mix yang siap pakai, rekomendasi EC sering kali sudah disediakan.
Hal ini biasanya ditulis pada kemasan pupuk
tersebut, dimana dalam beberapa mili liter larutan yang diencerkan kedalam sejumlah air tertentu akan menghasilkan EC tertentu pula. 2.4. Tanaman Salada 2.4.1. Jenis Tanaman Salada
Gambar 1. Tanaman Salada Dalam ilmu tumbuhan,
menurut Hydrofarm (2012) tanaman selada
diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyte (tanaman berbiji)
Subdivisi
: Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas
: Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)
Ordo (bangsa) :Asterales
11
Famili (suku) : Asteraceae (Compositae) Genus (marga) :Lactuca Spesies (jenis) :Lactuca sativa Ada tiga kelompok jenis Salada menurutAdawiah(2012) : 1. Capitata, selada kepala renyah (Crisphead, Iceberg) dan kepala mentega (Butterhead). a) Selada Kepala Renyah. Setelah perkembangan riset awal, selada (Lactuca Sativa) selanjutnya mulai tumbuh bertumpang tindih, dan memerangkap daun yang baru terbentuk.Terus berkembangnya daun yang terperangkap meningkat kepadatan kepala; kepala biasanya berbentuk hampir bulat.Kepala dapat menjadi sangat keras, dan dengan makin besar, kepala ini dapat pecah.Daun selada yang terlalu matang menjadi berasa pahit.Daun-daun bagian dalam yang terlipat ketat menjadi kasar (Rugose), getas dan renyah.Daun terluar biasanya berwarna hijau tua, makin kedalam warnanya makin muda.Ketika dipanen, tanaman dilapangan biasanya berbobot antara 700 dan 1000 gram. b) Selada Kepala Mentega.
Kultivar kepala mentega, kadang-kadang
disebut selada kubis, lebih banyak ditanam. Kultivar ini lebih disukai konsumen karena aroma dan daunnya yang lembut. Tanaman kultivar ini lebih kecil, agak lebih gepeng dan menghasilkan kepala yang kurang padat ketimbang tipe kepala renyah. Daunnya lebar, berlipat dan lembut, dengan tekstur berminyak lunak.Ada dua tipe utama utama kultivar ini yang diproduksi, tipe hari-netral dengan kepala agak
dan
tipe
hari-pendek,
dan
umumnya
ditanam
dalam
naungan
pelindung.Kedua tipe ini mudah tergores sehingga karakteristik keterangkutan dan daya simpannya tidak baik. Kultiver tipe batavia memiliki sifat pertengahan antara
12
tanaman kepala renyah dan kepala mentega. Kultivar ini ditanam baik dilapangan maupun dalam bangunan pelindung. 2. Longifolia, selada cos (Romaine). Kultiver cos juga disebut Romaine, memiliki daun memanjang, kasar, dan bertekstur renyah, dengan tulang daun tengah lebar dan jelas. Daun panjangnya agak sempit cenderung tumbuh tegak dan secara longgar bertumpang tindih datu sama lain, serta tidak membentuk kepala. Sifat pascapanenya sama dengan tipe kepala renyah. 3. Crispa, selada daun longgar. Kultivar daun longgar sangat beragam ukuran, sembir, warna, dan tekstur daunnya. Setiap kultivar memiliki daun yang berkembang dan kelompok proset yang ketat. Sebagian memiliki daun lembut dan renyah, sebagian berdaun halus, sementara yang lainnya diantara keduanya. Penanganan pascapanen selada jenis ini harus lebih hati-hati karena kelembutan daunnya, umur simpannya agakpendek, walaupun lebih baik daripada tipe kepala mentega, bahkan dengan pendinginan dan penanganan yang baik sekalipun. Jenis yang banyak diusahakan di dataran rendah ialah selada daun. Jenis ini begitu toleran terhadap dataran rendah sampai di daerah yang panas dan rendah pun masih subur dan bagus pertumbuhannya. Selada daun memiliki daun yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak dimakan mentah. Varietas selada daun yang baik antara lain new york, imperial, great lakes, dan pennlake. 2.4.2. Manfaat Tanaman Salada Selada (Lactuca sativa) memiliki penampilan yang menarik. Ada yang berwama hijau segar dan ada juga yang berwama merah. Selain sebagai sayuran, daun selada yang agak keriting ini sering dijadikan penghias hidangan.
13
Selada (Lactuca Sativa) bermanfaat dalam pengobatan insomnia karena mengandung zat yang merangsang tidur, yang disebut „lectucarium'.Zat ini merupakan jenis alkoloid, dan komponen utamanya adalah lactucerin, lactucin, dan lactucicacid.Didalam zat tersebut ada efek penghilang rasa sakit kepala pada daun selada, dan apabila dikomsumsi dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan kantuk. Jus dari tanaman ini telah disamakan dengan kegunaan obat penenang dari opium yang tidak disertai kegembiraan yang menyertainya. Sehingga untuk mengatasi penyakit insomnia tersebut maka pemanfaatan daun Selada (Lactuca Sativa) sangat dibutuhkan. (Adawiah, 2012) Kandungan yang bermanfaat bagi tubuh dari daun selada (Lactuca Sativa) : a) Mineral; b) Vitamin; c) Antioksidan; d) Potassium; e) Zat Besi; f) Folat; g) Karoten; h) Vitamin C; i) Vitamin E. (Adawiah, 2012) Kandungan nilai gizi untuk tanaman Salada Hijau yang di budidayakan di Parung Farm berdasarkan analisa dari Unit Teknologi Koperasi Pegawai P3tir – BATAN “ISORA” dapatdilihat pada Tabel 3 dibawah :
14
Tabel 3.Kandungan nilai gizi Salada Hijau Parung Farm No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kadar (Berat Basah) Air Protein Lemak Karbohidrat Serat Kasar Abu Energi Vitamin C Mineral -Na -K -Mg -Ca -Mn -Cu -Zn -Fe
Kadar 95.85 1.63 Td 1.32 11.72 1.2 15.06 76
Satuan % % % % % % g kalori mg/100 g
25 3521 259 425.5 7.77 0.91 20.44 38.14
mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Keterangan : Td = tidak terdapat Sumber :Unit Teknologi Koperasi Pegawai P3tir 2.4.3. Syarat Tumbuh Tanaman Salada Selada yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat berbunga dan berbiji.Suhu optimal bagi pertumbuhan selada ialah antara 15-25°C.Jenis tanah yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus.Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk organik yang memadai.Sebaiknya tanah tersebut bereaksi netral.Jika tanah asam, daun selada menjadi kuning.Oleh karena itu, untuk tanah yang asam sebaiknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman. (Pertanian, 2013)
15
III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari tanggal 25 Maret 2013 sampai dengan tanggal 22 Juni 2013 di PT. Kebun Sayur Segar Hidroponik dan Anggrek Parung Farm, yang berlokasi di Jl. Raya Parung No. 546 Kampung Jati, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Alat yang digunakan seperti yang ada pada Tabel 4dibawah : Tabel 4.Alat-alat yang dipakai, kebutuhan dan fungsinya dalam pengamatan Salada Hijau dengan tingkat EC yang berbeda No Alat 1 Pompa air P 2600, head 1,8 m 2 EC Meter 3 pH Meter 4 5 6 7 8
Rol/Meteran Kamera Alat tulis Timer Seperangkat alat hidroponik Ebb and Flow
9
Cutter
10 11 12
Ember Gelas ukur Gelas air minum kemasan 250 ml
Kebutuhan Fungsi 3 Menaikkan air 1 Mengukur EC 1 Mungukur pH Mengukur tinggi 1 tanaman 1 Dokumentasi Mencatat data 1 Mengatur waktu 3 set Tempat praktek tanaman 1 Melobangi gelas aqua 1 Menampung air 1 Menakar air 50 Tempat peletakan media tanam
16
3.2.2. Bahan Bahan yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 5dibawah : Tabel 5.Bahan yang dipakai, kebutuhan dan fungsinya dalam pengamatan Salada Hijau dengan tingkat EC yang berbeda No 1 2 3 4 5 6
Bahan Bibit Salada Arang sekam Air Pupuk A-B Mix Asam Sulfat/Air Accu Tenaga listrik
Kebutuhan 50 batang 1/4 karung 30 kg 150 liter 3 liter A, 3 liter B 1 botol 220 V
Fungsi Untuk pengamatan Media tanam Untuk irigasi Larutan nutrisi Menurunkan pH Menggerakkan pompa
3.3. Metode Kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan PKPM ini metoda yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan dan data yang diperlukan adalah dengan cara: 3.3.1. Mengikuti Pelatihan dan Diskusi Mahasiswa mengikuti kegiatan pelatihan, dimana pelatihan ini meliputi pemberian materi tentang dasar – dasar hidroponik, meramu pupuk A – B mix hidroponik, dan pembuatan alat pengatur system irigasi otomatis. Pemberian materi dilakukan oleh pembimbing lapangan, serta konsultan ahli bidang nutrisi hidroponik.Dalam kegiatan ini mahasiswa dapat berdiskusi untuk menanyakan hal – hal yang belum dimengerti serta hal – hal baru yang menarik, sehingga dapat menambah pengatuan dan keterampilan mahasiswa. 3.3.2. Bekerja Di Lapangan Atau Kebun Mahasiswa diikutkan dalam kegiatan produksi di kebun hidroponik, kegiatan ini meliputi kegiatan produksi yang dimulai dari persemaian benih,
17
persiapan media, penanaman, perawatan tanaman dan media, pemanenan dan pasca panen. 3.3.3. Praktek Pembuatan Alat Di Bengkel Dalam praktek pembuatan alat dibengkel Parung Farm, dimana mahasiswa pertama disuruh membuka KIT yang telah jadi dan menghitung jumlah bahan dan mengukur panjang pipa yang dipakai. Setelah itu baru praktek membuat KIT bentuk piramida dengan 3 tingkat 3.3.4. Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini adalah mencari di internet dan mengambil dari berbagai buku yang ada diperpustakaan IPB Bogor. 3.4. Pelaksanaan Tata cara pelaksanaan kegiatan PKPM di PT. Parung Farm, Bogor, Jawa Barat ini dibagi dalam beberapa tahap atau bagian, yaitu sebagai berikut : 3.4.1. Pemberian Materi tentang Unsur Hara Makro dan Mikro Serta Pelatihan Pembuatan Nutrisi A-B Mix Untuk Hidroponik Kegiatan pemberian materi dan pelatihan meramu A-B Mix di PT. Parung Farm ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Mendengarkanpenjelasandarinarasumber (Yos Sutiyoso) b. Catathal yang dirasapentingdanperlu c. Tanya jawabdengannarasumber d. Perhitunganpupuk A – B mix untukhidroponik e. Latihan pengisian Form A – B Mix
18
3.4.2. PersiapanSistemEbb And Flow Langkah-langkah dalam persiapan media tanam adalah seperti berikut : a. Siapkan alat dan bahan b. Siram media Ebb and Flow dengan air kran yang ada c. Gosok media tanam tersebut sampai bersih dari lumut dan kotoran yang menempel dengan kain penggosok mulai dari bak penampung air atau ember, pralon atau pipa, bak kaca, pompa air dan sebagainya d. Siram kembali dengan air sampai bersih 3.4.3. Persiapan Larutan Nutrisi Dengan EC 1, 2, dan 3 mS/cm a. Isi ketiga bak air atau ember dengan dengan air sampai penuh ( 75 Liter ) b. Tambahkan pupuk A-B Mix kedalam bak air 1 sebanyak 289 ml sehingga EC nya 1 mS, bak air 2 sebanyak 577 ml sehinggaEC nya 2 mS dan bak air 3 sebanyak 866 ml sehingga EC nya 3 mS. Penentuan EC nya menggunakan EC Meter c. Ukur pH larutan dalam bak air tersebut dengan pH meter. Jika pH lebih dari 6.5, maka tambahkan beberapa tetes air Accu (H2SO4) d. Catat volume air yang dimasukkan kedalam bak air dan pH air setelah ditambahkan A-B Mix. 3.4.4. Penanaman Tanaman Salada Hijau Penanaman Salada Hijauini bibit yang digunakan adalah bibit yang telah ada dilahan, dimana berumur 10 hari. Prosedurnya adalah sebagai berikut : a. Siapkan alat dan bahan b. Rendam arang sekam didalam baskom atau ember
19
c. Isi gelas air minum kemasan dengan arang sekam yang telah direndam atau dibasahi sampai penuh d. Lobangi ditengah arang sekam tersebut dengan ranting kayu, yang bertujuan untuk menanam bibit Salada e. Cabut bibit salada dengan sangat hati hati dari persemaian f. Tanam bibit Salada tersebut kedalam lobang yang telah ada pada arang sekam didalam gelas air minum kemasan g. Letakkan gelas air minum kemasan yang telah ditanami tersebut kedalam bak Ebb and Flow yang telah dibersihkan 3.4.5. Perawatan dan Pengamatan Tanaman Perawatan dan pengamatan tanaman pengamatan dilakukan selama 27 hari, dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Periksa keadaan tanaman setiap hari b. Jika terdapat pertumbuhan alga atau lumut dibak kaca Ebb And Flow segera bersihkan dengan tangan c. Ukur tinggi tanaman dan daun sekali 2 hari setelah bibit ditanam d. Setiap pengamatan tanaman juga di ukur EC serta pH dengan alat yang ada e. Jika terjadi penurunan ketinggian muka air yang cukup banyak didalam bak atau ember segera lakukan penambahan air sampai batas semula f. Jika EC kurang dari yang telah ditetapkan maka lakukan penambahan A-B Mix sampai EC nya kembali kepada keadaan semula g. Ambil dokumentasi jika kegiatan dirasakan penting
20
3.4.6. Panen Panen dari pengamatan tanaman Salada Hijau ini, langkah langkahnya adalah : a. Ambil air dengan ember b. Masukkan tanaman yang masih didalam botol aqua kedalam ember tersebut. Hal ini bertujuan untuk memudahkan mencabut atau memisahkan arang sekam yang ada didalam gelas dengan akar tanaman c. Setelah akar tanaman tercabut dengan sempurna dan arang sekamnya sudah bersih, lalu tiriskan d. Setelah itu ukur panjang akar tanaman dengan penggaris e. Lalu timbang tanaman tersebut dengan timbangan analitik f. Setiap data berat dan panjang akar tanaman harus dicatat pada buku g. Ambil dokumentasi bila diperlukan 3.5.Pengamatan 3.5.1. Nutrisi Dalam pembuatan nutrisi A-B Mix yang diamati adalah : a. Langkah kerja pembuatan atau meramu A-B Mix Vegetatif b. Unsur yang terkandung dalam pekatan A dan pekatan B 3.5.2. Kehilangan Air Pada Sistem Ebb And Flow Yang diamati dalam kehilangan air ini adalah : a. Pengurangan tinggi muka air didalam bak air penampung atau ember b. EC dan pH larutan sekali 2 hari c. Penambahan air nya sekali 2 hari
21
3.5.3. Tanaman Pada tanaman ini yang diamati adalah : a. Tinggi tanaman sekali 2 hari b. Jumlah daun sekali 2 hari c. Produksi atau bobot basah tanaman setelah panen d. Panjang akar tanaman
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.1.Letak Geografis Perusahaan PT. Parung Farm berlokasi di Jalan Raya Parung-Bogor No. 546, Kampung Jati, Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Adapun batas kebun hidroponik Parung Farm yaitu: o Sebelah Utara
:
Desa Jabon
o Sebelah Selatan
:
Desa Gunung Sindur
o Sebelah Barat
:
Desa Waru Jaya
o Sebelah Timur
:
Kota Depok
Lokasi kebun Parung secara geografis berada pada 6° 26‟ LS dan 106° 44‟ BT dan terletak pada ketinggian 100 mdpl (Nurmega, 2013). Kebun Parung memiliki iklim tropis yang sesuai untuk jenis sayuran yang diproduksi sehingga sayuran dapat tumbuh dengan baik.Daerah ini memiliki musim hujan pada bulan Oktober-Maret dan musim kemarau pada bulan AprilSeptember. Lokasi ini memiliki suhu 26°C – 35°C, kelembaban udara 70%, serta curah hujan rata-rata 2.774 mm/tahun. (Nurmega, 2013) 4.1.1.2.Sejarah Perusahaan Kebun Hidroponik Parung Farm didirikan pada November 1998 oleh Subagyo Karsono dan Sudibyo Karsono. Pada tanggal 1 Januari 2001 Kebun Hidroponik berubah nama menjadi Parung Farm. Awalnya Kebun Hidroponik
23
Parung didirikan untuk menyalurkan hobi pemiliknya akan budidaya hortikultura yang kemudian dikembangkan untuk produksi tanaman dan pelatihan hidroponik. Parung Farm terdiri atas dua perusahaan yaitu PT. Kebun Sayur Segar dan CV. Kebun Anggrek.PT. Kebun Sayur Segar didirikan pada bulan Juni 2003 yang merupakan salah satu unit usahanya di bidang komersial.Parung Farm memiliki tiga kebun yaitu kebun Parung, Bintang Delapan, dan Cugenang. Parung Farm memiliki kebun seluas 9,8 yang terdiri dari tiga kebun, yaitu di Parung seluas 3,8 Ha, di Sukabumi seluas 4 Ha dan di Cianjur seluas 2 Ha. Parung Farm merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang agribisnis sayuran. Parung farm mengawali usaha dengan melakukan pelatihan budidaya hidroponik, budidaya anggrek dan kultur jaringan anggrek. Namun tidak hanya mengkhususkan usaha pada pendidikan dan pelatihan tetapi mulai mencoba bidang komersial, yaitu produksi dan penjualan sayuran yang ditanam secara hidroponik.Parung Farm sebagai lembaga pelatihan menyediakan program pelatihan mengenai hidroponik bagi masyarakat.Sistem hidroponik yang digunakan sebagai sarana penunjang pelatihan yaitu aeroponik, Nutrient Film Technique (NFT), Deep Flow Technique (DFT), Top Feeding, dan Ebb and Flow. 4.1.1.3.Sarana dan Prasarana Perusahaan Kebun hidroponik parung farm memiliki lahan seluas 3,8 Ha, adapun sarana dan pra sarana yang dimiliki yaitu: a. Green house (Kebun Produksi) Parung farm memiliki 7 greenhouse terdiri dari 6 greenhouse produksi dan 1 greenhouse percobaan. Tiap greenhouse terdiri atas bed (bedengan) yang terbuat dari beton dan bambu untuk penanaman dengan jarak antar bed 50 cm. Ukuran
24
bed adalah 2 m x 8 m, dengan jumlah bed pada masing-masing greenhouse tidak sama. Adapun tanaman sayur yang dibudidayakan yaitu selada merah, selada hijau, romaine, bayam hijau, bayam merah, caisim, siomak, pakchoy dan kangkung.
Gambar 2. GreenhousePT. Parung Farm b. Pendopo Pendopo merupakan tempat untuk pembekalan dan mengadakan pelatihan hidroponik.Pendopo berada di tengah-tengah kebun Parung.Luas bangunan ini sekitar ±150 m².Sarana pendukung yang terdapat di pendopo adalah white board, microphone dan alat peraga hidroponik.
Gambar 3.PendopoPT. Parung Farm
25
c. Kantor Kantor terdiri atas dua bagian, yaitu kantor administrasi dan kantor diklat. Letak kedua kantor ini bersebelahan dengan luas total sekitar 150 m². Kantor administrasi digunakan untuk menangani produksi dan pemasaran, sedangkan kantor diklat digunakan untuk pelatihan.Selain itu juga terdapat ruang meeting yang berdekatan dengan tempat parkir motor dan cold storage.
Gambar 4. Kantor PT. Parung Farm d. Tempat Pengemasan Tempat pengemasan terletak di bagian depan, hal ini ditujukan agar produk sayuran yang telah dikemas mudah diangkut ke mobil pengangkut. Luas tempat pengemasan sekitar 50 m².Yang terdiri dari tempat penyortiran sayur, pencucian, penimbangan dan pengemasan.
26
Gambar 5. Tempat atau ruang pengemasanPT. Parung Farm e. Kebun Anggrek Luas kebun anggrek sekitar 400 m².Lokasi ini digunakan untuk budidaya anggrek dan tanaman hias lain. Jenis anggrek yang dibudidayakan yaitu Dendrobium, Vanda, Oncidium, dan Phalaenopsis.Selain anggrek, parung farm pun menyediakan aneka tanaman buah seperti jambu batu, jambu air, jeruk, sawo, nangka, durian dan sebagainya.
Gambar 6. Kebun anggrekPT. Parung Farm
f. Asrama Asrama terletak di bagian belakang kebun.Luas asrama sekitar 160 m².Asrama diperuntukkan bagi karyawan, terutama karyawan tetap yang sudah lama bekerja di Parung Farm.
27
Gambar 7. Asrama PT. Parung Farm g. Bengkel Bengkel merupakan tempat untuk merakit rangkaian hidroponik dan memperbaiki jika ada peralatan hidroponik yang rusak.Luas bengkel sekitar 50 m² dan letaknya berhadapan dengan kolam ikan.
Gambar 8. BengkelPT. Parung Farm
h. Kolam Ikan Luas kolam ikan sekitar 300 m².Kolam tersebut digunakan untuk memelihara berbagai jenis ikan, seperti ikan bawal, mas, dan mujaer.Kolam ikan
28
pun berfungsi sebagai daerah resapan.Kolam pancing ini juga bisa dimanfaatkan oleh para pancing mania. Harga ikan/kg nya adalah Rp 15.000,-
Gambar 9. Kolam ikanPT. Parung Farm i. Tempat Pembenihan dan Penyemaian (Nursery)
Gambar 10. Tempat pembenihan dan persemaianPT. Parung Farm Tempat pembenihan berfungsi untuk memasukkan benih ke dalam rockwool dan pembungkusan bibit tanaman dengan rockwool.Selain itu di tempat ini juga terdapat kolam yang digunakan untuk pencucian kangkung hasil panen.
Tempat penyemaian terdiri dari dua tempat yaitu tempat penyemaian dengan media rockwool dan media kerikil.Tempat penyemaian dengan media rockwool hanya terdiri dari beberapa sayuran saja seperti caisim, pakchoy dan petsay. Sedangkan untuk media kerikil hampir semua sayuran seperti selada
29
merah, selada hijau, romaine, endive, bayam hijau, bayam merah, caisim, siomak, pakchoy. j. Transportasi Untuk menunjang kegiatan transportasi lapangan, ada dua alat angkutan yang digunakan yaitu dua buah gerobak untuk kegiatan produksi dan mobil box berpendingin yang digunakan untuk mengangkut sayuran ke supermarketsupermarket.
Gambar 11. Sarana transportasi (Mobil box)PT. Parung Farm k. Ruang Pendingin (Cold Storage) Ruangan ini digunakan untuk menyimpan sayuran yang telah dikemas sebelum proses pengiriman. Hal ini dilakukan agar kualitas sayuran tetap terjaga.
30
Gambar 12. Ruang pendinginPT. Parung Farm l. Gudang Gudang digunakan untuk menyimpan rockwool, nutrisi dan styrofoam. Yang terletak di sebelah ruang pengemasan.
Gambar 13. GudangPT. Parung Farm
m. Ruang Distributor Ruangan ini digunakan sebagai tempat yang mengatur pemasukan dan pengeluaran produk yang dihasilkan Parung Farm.
31
Gambar 14. Ruang distributorPT. Parung Farm n. Ruang Genset Di dalam ruangan ini terdapat genset yang digunakan untuk mengatur kebutuhan arus listrik digunakan di Parung Farm. o. Mess Mess terletak di sebalah utara pendopo. Dimana disini terdapat 2 buah mes dengan ukuran masing-masingnya 5 x 10 meter. Mess berfungsi untuk penginapan para tamu atau peserta pelatihan dari luar daerah
Gambar 15. Mess PT. Parung Farm
32
p. Mushalla Terletak bersebalahan dengan Mess.Berfungsi sebagai tempat sholat para tamu dan kariawan PT. Parung Farm. 4.1.1.4.Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan Parung Farm merupakan perusahaan milik pribadi sehingga dipimpin oleh pemiliknya, yang juga berstatus sebagai direktur perusahaan.Direktur bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan. Struktur organisasi Parung Farm terdiri atas direktur utama Kebun Sayur Segar (KSS), direktur utama Kebun Anggrek Parung (KAP), serta direktur utama Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (BANGDIKLAT). Kebun Sayur Segar (KSS) dipimpin oleh direktur utama yang membawahi manajer produksi, manajer pemasaran, bagian administrasi dan keuangan.Manajer produksi bertugas untuk mengawasi dan menangani produksi sayuran, manajer pamasaran bertugas menangani pendistribusian sayuran ke supermarketsupermarket.Bagian administrasi dan keuangan bertugas untuk menangani keuangan perusahaan dan pemberian gaji karyawan. Untuk divisi Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan memiliki tugas untuk memberikan pengetahuan tentang hidroponik dan sekaligus mengadakan pelatihan hidroponik untuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.Dibawah ini adalah skema struktur organisasi PT. Parung Farm.
33
PIMPINAN
Unit Kebun Anggrek Parung (KAP)
BagianAdministrasi dan Keuangan
Kebun Parung
Unit Kebun Sayur Segar (KSS)
BagianProduksi
Kebun Cugenang
BANGDIKLAT
Bagian Pemasaran
Kebun Bintang Delapan
Gambar 16. Struktur Organisasi Parung Farm (Sumber : Nurmega, 2013) Tenaga kerja Parung Farm terdiri atas karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.Karyawan tetap terbagi menjadi dua, yaitu karyawan tetap harian dan bulanan.Karyawan tetap harian menerima gaji setiap minggu berdasarkan kehadiran setiap harinya, sedangkan karyawan tetap bulanan menerima gaji setiap akhir bulan tanpa memperhitungkan kehadiran.Karyawan tetap harian bekerja di bagian penanaman, dan karyawan tetap bulanan bekerja di bagian administrasi, produksi, pemasaran, sopir, dan keamanan. Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang bekerja di bagian pasca panen.Tenaga kerja tidak tetap digaji setiap hari dengan memperhitungkan kehadiran.Selain itu terdapat pula karyawan borongan, yaitu karyawan yang bekerja secara borongan dengan waktu kerja jika ada panggilan pekerjaan.Jam kerja karyawan pada bagian produksi yaitu jam 07.00-15.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 11.00-13.00 WIB, sedangkan jam kerja karyawan bagian administrasi yaitu dari pukul 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul
34
12.00-13.00 WIB. Seluruh karyawan memiliki enam hari kerja dalam satu minggu.Penerimaan gaji karyawan antara satu dan yang lain tidak sama, tergantung dari jenis pekerjaan, ketrampilan, prestasi dan lamanya pekerjaan. Gaji karyawan di bagian produksi yaitu Rp 500 000 – Rp 800 000 per bulan. 4.1.2. Meramu Pupuk A-B Mix Vegetatif (Untuk Sayuran Daun) Dalam membuat pupuk A-B Mix, bahan yang diperlukan ada pada Tabel 6 dibawah : Tabel 6.Bahan yang diperlukan dalam meramu A-B Mix Vegetatif yang dikerjakan Bahan Yang Diperlukan Kalcium Ammonium Nitrat Kalium Nitrat Librel BMX (EDTA) Kalium di-hidro Fosfat Ammonium Sulfat Kalium Sulfat Magnesium Sulfat
Rumus Kimia 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O KNO3 Fe KH2PO4 (NH4)2SO4 K2SO4 MgSO4.7H2O
Nutrisi atau pupuk A-B Mix vegetatif yang telah diramu, didalam nya terdapat kandungan unsur : 1. Pekatan A a. 860 g Kalcium Ammonium Nitrat. b. 400 g Kalium Nitrat. c. 40 g Librel BMX. d. Air 5 liter. 2. Pekatan B a. 270 g Kalium di-hydro Fosfat. b. 100 g Ammonium Sulfat.
35
c. 200 g Kalium Sulfat. d. 730 g Magnesium Sulfat. e. Air 5 liter. 4.1.3. Budidaya Tanaman Salada Hijau Hasil yang diperoleh selama pengamatan tanaman percobaan di PT. Parung Farm dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini : Tabel 7.Pertumbuhan Tanaman Salada Hijau dengan tingkat EC yang berbeda
Umur (Hari) 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
EC 1 mS/cm Rata rata Tinggi Jumlah Tanaman Daun (cm) (helai) 5.1 3.7 5.4 3.3 5.9 3.3 6.1 3.4 6.4 3.7 7.0 3.6 7.9 4.3 9.1 4.4 9.7 4.8 10.7 4.8 11.9 5.6 12.8 5.7 13.6 5.5 14.2 5.7
EC 2 mS/cm Rata rata Tinggi Jumlah Tanaman Daun (cm) (helai) 5.6 3.7 5.8 3.2 6.3 3.1 6.7 3.1 6.9 3.6 7.3 3.7 7.9 4.4 9.0 4.6 9.6 5.1 10.4 5.2 11.0 5.4 12.0 6.1 13.2 6.5 14.4 7.2
EC 3 mS/cm Rata rata Tinggi Jumlah Tanaman Daun (cm) (helai) 5.4 3.9 5.7 3.3 6.1 3.1 6.7 2.9 6.9 3.3 7.3 3.9 8.5 4.8 9.6 4.9 10.3 5.5 11.1 5.9 12.2 6.3 13.4 7.0 14.4 7.3 15.3 8.5
36
16.0
EC 1 mS/cm EC 2 mS/cm EC 3 mS/cm
Ket :
T 14.0 i n g 12.0 g i 10.0 (cm) 8.0 6.0 4.0 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
Umur Tanaman (hari)
21
23
25
27
Gambar 17.Grafik tinggi tanaman Salada Hijau pada berbagai nilai EC Untuk berat tanaman dan panjang akar setelah tanaman Salada Hijau dipanen dapat dilihat pada Tabel 8dibawah : Tabel 8.Data Panen tanaman Salada Hijau Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Rata rata
Berat Tanaman (gram) EC 1 EC 2 EC 3 9.62 19.63 11.86 2.73 12.1 7.21 2.21 31.48 33.92 8.74 20.26 9.94 8.05 51.64 4.14 13.66 19.52 17.3 25.95 39.16 15.91 23.37 34.27 2.22 21.96 19.66 0.69 36.49 4.69 10.15 18.59 19.05 7.51 17.29 27.39 44.53 1.92 6.2 15.16 30.96 9.8 18.4 26.7
Panjang Akar (cm) EC 1 EC 2 EC 3 15 12.1 16.1 13.2 9.8 11.4 5.1 13.1 11.7 8.5 12.7 13.3 10.3 14.8 12.6 15.4 5.7 19.6 14.3 18.1 16.6 13.2 14.7 9.7 12.5 10.2 3.7 18.8 6.7 6 14.2 9.4 13.8 12.5 11.7 12.7 8.2 10.5 13.5 13.9 11.5 12.0 13.0
37
30.0
Ket :
berat tanaman (gram) Panjang akar (cm)
25.0
20.0 15.0 10.0
26.7
18.4
9.8
13.0
12.0
11.5
5.0 0.0 1
2
EC (mS/cm)
3
Gambar 18.Grafik berat (gram) dan panjang akar (cm) tanaman Salada Hijau pada berbagai nilaiEC 4.2. Pembahasan 1. Dalam meramu pupuk A-B Mix Vegetatif yang dikerjakan, EC dan pH pekatan A dan B tidak bisa diukur secara langsung karena angkanya sangat tinggi dimana menyebabkan error nya pembacaan alat ukur. Dengan angka yang tinggi tersebut maka pekatan A dan B tersebut harus diencerkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada tanaman. Untuk mendapatkan EC 1 mS/cm maka dalam 1liter air diberikan pekatan A dan Bmasing-masingnya sebanyak 3.8 ml,EC 2 mS/cm dalam 1liter air diberikan pekatan A dan B masingmasingnya sebanyak 7.7 ml, dan EC 3 mS/cm dalam 1liter air diberikan pekatan A dan B masing-masingnya sebanyak 11,5 ml. 2. Tabel 7 menggambarkan pengaruh tingkat EC pada pertumbuhan tanaman Salada Hijau cukup terlihat .Hal ini sesuai dengan literatur dimana semakin tinggi
EC,
maka
produksi
juga
meningkat
(International
Trade
Directoridalam Karsono, 2013)
38
3. Pada gambar 17 terlihat bahwa pertumbuhan tanaman Salada Hijau pada saat berumur 1-10 hari tidak terlalu signifikan, pertumbuhan baru mulai melonjak tinggi pada saat tanaman berumur 11 hari sampai panen. Hal ini disebabkan karena tanaman Salada Hijau tersebut pada saat berumur dibawah 10 hari masih beradaptasi terhadap lingkungan barunya setelah dari persemaian. Jadi setelah tanaman berumur 11 hari sampai panen, akar tanaman sudah mulai menyerap unsur hara dengan baik sehingga pertumbuhan lebih tinggi. 4. Gambar 17 juga menggambarkan perbedaan tinggi tanaman pada EC 1, 2 dan 3 tidak terlalu mencolok. Tetapi perbedaan terlihat sangat jauh pada kondisi fisik tanaman, seperti warna, lebar daun dan tinggi batang tanaman. Dimana untuk EC 1 warna tanaman berwarna hijau pucat dan batang tanaman lebih tinggi dibandingkan EC 2 dan 3. Sedangkan untuk EC 3 warna tanaman hujaunya lebih segar dan batangnya lebih rendah, bahkan daunnya lebih lebar. Hal ini bisa dilihat seperti gambar dibawah :
b
a
c
Gambar 19. Perbedaan kondisi tanaman Salada Hijau antara EC 1, 2 Dan 3 mS/cm Keterangan : a = Tanaman EC 1 b = Tanaman EC 2 c = Tanaman EC 3 5. Pada beberapa tanaman Salada Hijau dimana pertumbuhan tanaman dalam satu minggu pertaman ada yang sangat kurangbahkan ada tanaman yang mati, setelah dipanen ternyata akar tanaman tersebut mengalami busuk sebagian, hal
39
ini disebabkan oleh arang sekam sebagai media tanam yang digunakan sebagian dicampur dengan yang bekas pakai. Jadi arang sekam yang dipakai sudah tidak steril lagi, sehingga menyebabkan busuknya sebagian akar tanaman tersebut.
Gambar 20. Akar tanaman Salada Hijau yang sebagiannya busuk atau rusak 6. Gambar 18 menunjukkan bahwa EC 3 berat tanamannya yang paling tinggi dibandingkan dengan EC 1 dan 2. Dimana peningkatan berat tanaman untuk setiap EC nya sangat besar. 7. Panjang akar tanaman untuk setiap tingkat EC tidak terlalu jauh, tetapi yang berbeda pada akarnya adalah kerimbunan akar tersebut. 8. Perhitungan kebutuhan air pada percobaan ini tidak dapat dilakukan karena atap bangunan tempat percobaan tersebut mengalami kebocoran saat hujan. Apabila hari hujan maka terjadi penambahan air yang cukup besar pada bak penampung, bahkan kadang sampai tumpah.
40
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari uraian diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Diantaranya adalah : 1. Dengan adanya kegiatan PKPM di PT. Parung Farm, dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang bercocok tanam secara hidroponik di perusahaan tersebut 2. Kegiatan PKPM ini juga untuk mendapatkan keterampilan dalam pembuatan sistem hidroponik DFT (KIT), pembuatan alat pengatur waktu otomatis (timer) 3. Nutrisi atau pupuk A-B Mix vegetatif yang diramu, didalam pekatan A terdapat kandungan: 860 g Kalsium Amonium Nitrat; 400 Kalium Nitrat; 40 g Librel BMX; air 5 liter. Sedangkan untuk pekatan B terkandung : 270 g Kalium Dihidro Fosfat; 100 g Kalium Sulfat; 730 g Magnesium Sulfat; air 5 liter. 4. Perlakuan pemberian pupuk A-B Mix pada tanaman Salada Hijau dengan tingkat EC 1,2 dan 3 menyebabkan perbedaan tinggi tanaman, panjang akar dan jumlah daun yang tidak terlalu besar. Tetapi perbedaan terlihat pada lebar daun, warna tanaman dan bobot basah tanaman setelah panen. Dimana yang paling baik ditunjukkan pada pemberian pupuk A-B Mix dengan EC 3.
41
5.2. Saran Dalam pengamatan Aplikasi A-B Mix ini, yang dapat disarankan penulis adalah 1. EC Meter dan pH meter harus selalu dalam keadaan baik, serta dikalibrasi secara berkala dan teratur. 2. Dalam pengamatan hindari kebocoran atap tempat pengamatan, karena hal ini akan mengakibatkan terganggunya perhitungan kebutuhan air tanaman. 3. Arang sekam yang dijadikan sebagai media tanam harus dalam keadaan steril dan bersih, gunakan arang sekam yang baru.
Hal ini bertujuan untuk
mengurangi tanaman terserang virus dan penyakit yang disebabkan oleh media tanam. 4. Jangan menanam bibit yang belum cukup umur, karena akan meningkatkan resiko matinya tanaman pada saat budidaya dilapangan.
42
DAFTAR PUSTAKA Adawiah, R. 2012. Karya ilmiah tentang daun Salada.http://rabiatuladawiah51. blogspot.com/2012/11/karya-ilmiah-tentang-daun-selada.html. Di unduh 27 April 2013 Ardon. 2013. Nutrisi hidroponik AB Mix. http://www.kaskus.co.id/post/51531653 e574b4ec6d000003. Di unduh 27 April 2013 Blogspot. 2011. Faktor-faktor penting dalam budidaya hidroponik. http://hidroponik-tanaman.blogspot.com/2011/12/faktor-faktor-pentingdalam-budidaya.html. Di unduh 27 April 2013 Hydrofarm, P. Jenis-jenis Salada. http://indoagrow.wordpress.com/2012/02/12/ jenis-jenis-selada/. Di unduh 27 April 2013 Jones, J.B. 2005.Hidroponics a partical guide for the soilless grower.Secont edition.CRC Press. Washington, D.C Karsono, S. 2013. Hidroponik. Parung Farm. Bogor Karsono, S. 2013. Terjemahan kumpulan artikel hidroponik dari berbagai laman di internet. Parung Farm. Bogor Karsono, S. Sudarmodjo. Sutioso, Y. 2002. Hidroponik skala rumah tangga. Agromedia Pustaka. Jakarta Lingga, P. Marsono. 2001. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta Nurmega, T. 2013. Laporan Kuliah Kerja Profesi, Proses budidaya dan pasca panen tanaman Bayam Merah (Amuranthucca gangeticus) secara hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar (Parung Farm) Bogor-Jawa Barat. Universitas Ageng Tirtayasa. Serang Pertanian. 2013. Cara budidaya Salada. http://www.problogger.web.id/2013/01/ cara-budidaya-selada.html. Di unduh 27 April 2013 Prihmantoro, H. Indriyani,Y.H. 2001. Hidroponik sayuran semusim untuk bisnis dan hobi. Penebar Swadaya. Jakarta Putri, M. 2012. Pembuatan larutan nutrisi hidroponik.http://agronomilicious.blog spot.com/2012/12/pembuatan-larutan-nutrisi-hidroponik.html. Di unduh 27 April 2013 Sutarminingsih, L. 2003. Vertikultur Kanisius.Yogyakarta.
Pola
Bertanam
Secara
Vertikal.
Sutioso, Y. 2002. Meramu pupuk tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias. Penebar Swadaya. Bogor
43
Lampiran 1.Dokumentasi penelitian tanaman
a. Pupuk A-B Mix yang digunakan untuk pengamatan tanaman
b. Pengukuran EC dan pH larutan yang digunakan
44
c. Pengisian arang sekam kedalam gelas air minum kemasan
d. Bibit Salada Hijau berumur 10 hari
45
e. Tiga buah sistem Ebb And Flow yang digunakan dalam pengamatan
46
Lampiran 2.Perbedaan tanaman Salada Hijau antara EC 1, 2 dan 3 mS/cm setelah panen
a. Tanaman EC 3 mS/cm
b. Tanaman EC 2 mS/cm
c. Tanaman EC 1 mS/cm
47
Lampiran 3. Perbedaan warna larutan nutrisi antara EC 1, 2 dan 3 mS/cm
a
b
c
Keterangan: a. Larutan nutrisi dengan EC 1 mS/cm b. Larutan nutrisi dengan EC 2 mS/cm c. Larutan nutrisi dengan EC 3 mS/cm
48