I.
PENDAHULUAN
Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada bagian-bagian berikut ini.
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman teknologi yang semakin berkembang seperti sekarang menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang memiliki kualitas tinggi baik secara kemampuan kognitif, afektif hingga psikomotor. Sumber Daya Manusia yang memiliki kapasitas tinggi tentunya akan semakin mengembangkan suatu peradaban bangsa. Hal ini dapat dilihat dari semakin majunya negara-negara di Eropa yang mengembangkan peradaban nya melalui tekonogi yang terus ditingkatkan terutamanya pengembangan sumber daya manusia sebagai “bahan bakar” yang tidak pernah habis.
Pendidikan adalah sarana yang sangat tepat dalam menghadapi persoalan diatas. Kegiatan pendidikan , yang terlaksana melalui hubungan atau interaksi pendidikan antara peserta didik dan pendidik, merupakan peristiwa dan sekaligus upaya yang istimewa dan unik. Istimewa karena dengan pendidikan
2
itulah (individu-individu) manusia dipersiapkan untuk menjalani kehidupannya, dan diarahkan serta dimungkinkan untuk mencapai tujuan kehidupannya. Unik karena mengandung ciri-ciri khas yang tidak terdapat pada kegiatan-kegiatan lainnya. Ciri-ciri khas itu terutama ditandai dengan adanya sejumlah kandungan pokok yang terdapat pada kegiatan pendidikan, yaitu adanya peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan, yang ketiganya terintegrasi melalui proses pembelajaran yang terjadi pada suatu pada kondisi yang disebut situasi pendidikan yang merupakan proses dalam menjalankan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya tidak lain adalah arah yang hendak dicapai demi terwujudnya tujuan hidup manusia, yaitu hidup sesuai harkat martabat manusia, dengan segenap kandungannya, yaitu berkembangnya secara optimal hakikat manusia, dimensi kemanusiaan dan pancadaya.
Menurut Amri dan Ahmadi ( 2011 : 1 ) “ Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah proses perubahan kepribadian meliputi kecakapan, sikap , kebiasaan dan kepandaian. Perubahan itu bersifat menetap dalam tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pembelajaran juga hakikatnya adalah proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran akan bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan nyaman dan aman. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual. Dengan demikian penting bagi guru mempelajari dan menambah wawasan pembelajaran. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep atau fakta belaka, tetapi lebih merupakan kegiatan internalisasi antar konsep guna menghasilkan pemahaman yang utuh“.
Adapun proses pengembangan dan peningkatan kapasitas yang selanjutnya disebut pendidikan harus lah terdapat sebuah lembaga yang menjadi unsur utamanya yang selanjutnya disebut sekolah. Dengan adanya lembaga tersebut
3
maka pendidikan yang diselenggarakan dapat dipusatkan dan dapat di bentuk sistem sedemikian rupa sehingga aktivitas nya dapat di evaluasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman. Lembaga pendidikan merupakan komunitas terpelajar yang didalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar. Lembaga pendidikan merupakan wadah pembentukan kepribadian, pembangunan wawasan , dan tempat untuk mengeksplor potensi peserta didik.
Perjalanan proses kegiatannya lembaga pendidikan memiliki target dan tujuan. Target tersebut adalah menjadikan insan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan tujuan belajar.
Hal diatas senada dengan Amri dan Ahmadi (2011 : 1) “tujuan pendidikan merupakan terusan dari tujuan pembelajaran yaitu proses perubahan kepribadian meliputi kecakapan , sikap , kebiasaan dan kepandaian. Perubahan itu bersifat menetap dalam tingkah laku sebagai hasil latihan atau pengalaman”. Tujuan pendidikan pada intinya adalah proses pembentukan kepribadian individu menjadi manusia yang paripurna (sempurna) yang telah memenuhi segenap unsur dalam dirinya. Tujuan diatas merupakan landasan pengelolaan lembaga pendidikan.
Lembaga Pendidikan atau Sekolah-sekolah di Indonesia sudah berdiri berdasarkan kebutuhan usia dan tahapan (jenjang) perkembangan peserta didik. Menurut UU No.20 Tahun 2003 Departemen Pendidikan Nasional jenjang pendidikan yaitu.
4
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Usia 3 Tahun, Taman Kanak (TK) Usia 4-5 Tahun, Sekolah Dasar (SD) Usia 6-12 Tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Usia 13-15 Tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) Usia 16-18 Tahun, Perguruan Tinggi (PT) Usia 18 ke-atas.
Jenjang pendidikan di atas sudah dibentuk danterbentuk berdasarkan kurikulum dan kebutuhan psikologi perkembangan peserta didik. Menurut Prayitno ( 2009 : 279 ) Kurikulum dibentuk dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yaitu. 1. Berdasarkan dan terkait dengan unsur-unsur hakikat manusia, dimensi kemanusiaan, dan pancadaya, 2. Memungkinkan peserta didik berhubungan dengan alam sekitarnya secara harmonis, dinamis, dan bermanfaat, 3. Membentuk dan meningkatkan kekuatan pada diri peserta didik untuk mampu menjalani kehidupan, 4. Menekankan diterapkan dan diikuti kaidah-kaidah kebenaran hakiki dan kebenaran relatif dalam berperilaku dan berkehidupan, 5. Mengembangkan sikap dan komitmen untuk bertanggung jawab atas semua perilaku dan kehidupan yang dijalaninya.
Pada jenjang pendidikan ke-1-5, proses pendidikan lebih menekankan aspek kognitif sehingga aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik terbatas, hal ini dikarenakan seluruh kegiatan aktivitas pembelajaran masih diawasi dengan ketat oleh guru disekolah. Namun pada jenjang ke-6 pada tahap Perguruan Tinggi peserta didik (mahasiswa) diberi kebebasan dalam menjalani kegiatan pembelajaran.Kebebasan yang dimaksud adalah mahasiswa diberi kebebasan untuk menetukan berapa lama masa studi nya diperkuliahan , berapa mata kuliah yang diambil dalam semesternya, dan lain-lain. Perguruan Tinggi merupakan jenjang tertinggi dalam proses pendidikan yang peserta didiknya disebut Mahasiswa. Menurut Kusumah (2007 : 1) “
5
mahasiswa adalah bagian kelompok pemuda yang memiliki kekhasan tersendiri.” Perguruan Tinggi merupakan tempat yang efektif untuk membangun kepribadian, wawasan , dan intelektual. Hal ini dikarenakan didalam aktivitas perkuliahan yang dikembangkan bukan hanya aspek kognitif melainkan juga aspek afektif dan psikomotor keseluruhannya dibentuk atas dasar kebebasan mahasiswa dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencapai aspek diatas adalah dengan meningkatkan indeks prestasi mahasiswa yang hasilnya dapat dilihat dari proses belajarnya. Indeks Prestasi yang dicapai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) mahasiswa. Hasil belajar mahasiswa memiliki tingkatan yang berbeda –beda , jika hasil belajar mahasiswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar, sebaliknya jika hasil belajar mahasiswa rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai. Tentunya dalam mendapatkan Indeks Prestasi mahasiswa tidak hanya menyelesaikan aktivitas formal berdasarkan hasil belajar yang instan, melainkan juga melakukan aktivitas non-formal dengan tujuan untuk terus mendorong mahasiswa meningkatkan Indeks Prestasi dengan salah satu cara nya adalah berorganisasi.
Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam ( UKM FPPI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang berada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila). Visi dan
6
Misi yang dibangun oleh UKM FPPI FKIP Unila selalu mengacu kepada visi dan misi FKIP Unila sehingga dalam pelakasanaan program kerja pola yang di bangun berfungsi agar membantu mahasiswa mengembangkan “ soft skil “ yang dimilikinya dengan tetap memperhatikan perkuliahan. Hal ini bertujuan tidak lain adalah untuk membantu mahasiswa dalam menigkatkan indeks prestasi.
Lama kepengurusan yang dijalankan di UKM FPPI FKIP Unila adalah satu periode dimana satu periode tersebut adalah satu tahun (12 bulan). Lamanya tersebut telah di atur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang menjadi landasan gerak. Ada banyak aktivitas yang dijalankan oleh para pengurus UKM FPPI FKIP Unila. Mulai dari skala fakultas, skala universitas, skala regional hingga bahkan skala nasional yang menjadi tugas pengurus. Dan waktu pelaksanaannya pun tentatif , ada yang rutin agenda mingguan, agenda bulanan, agenda tahunan dan semua telah tersusun diawal kepengurusan.
Namun pada perjalannanya sebagian besar pengurus UKMF FPPI FKIP Unila justru terganggu aktivitas belajarnya karena melaksanakan tugas yang ada di kepengurusan. Hal ini tidak di hindari karena merupakan konsekuensi atas sumpah dan janji untuk aktif dan komitmen menjadi pengurus. Berdasarkan satu periode ke periode lain permasalahan yang dihadapi tetap saja sama meskipun kepengurusan telah berganti orang. Permasalahan itu antara lain.
7
1. Permasalahan organisasi. a. Program kerja yang belum berjalan optimal. b. Banyak nya pengurus yang juga menjabat pada organisasi lain. c. Kesibukan yang melupakan tugas organisasi. 2. Permasalahan kader. a. Hilangnya komitmen pengurus untuk tetap aktif. b. Kurang pandai nya pengurus dalam memanajemen waktu. c. Penyelesaian tugas yang tidak seimbang. Berdasarkan permasalahan yang ada efek yang sangat besar adalah terganggunya perkuliahan para pengurus, antara lain. 1. Pengurus tidak fokus pada tugas kuliah. 2. Waktu belajar yang kurang. 3. Masa “ mukim “ yang bertambah di kampus. Dilihat dari kesemua nya yang sangat sering terjadi adalah masa “ mukim” mahasiswa pengurus yang semakin bertambah. Seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel 1. Data Pengurus Yang Lulus Lebih Dari 4 Tahun Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Pembinaan Dan Pengkajian Islam FKIP Universitas Lampung
No.
Periode Kepengurusan
Pengurus yang lulus > 4 tahun
1.
2009-2010
41,6 %
2.
2010-2011
37,5 %
3.
2011-2012
29,1%
Sumber Data : Bidang Akademik UKM FPPI FKIP UNILA
8
Dari tabel masih banyak pengurus ukm ffpi fkip unila yang lulus diatas 4 tahun meskipun trend angka nya menunjukan trend positif artinya dari ke 3 periode tersebut angkanya semakin menurun namun angka yang tertera masih diatas 10% berarti masih cukup banyak para pengurus yang lulus diatas empat tahun. Seharusnya dengan jangka waktu empat tahun harus sudah lulus , dikarenakan fokus menangani amanah demi mempersembahkan karya yang terbaik, akhirnya perkuliahan terganggu dan akhirnya membuat semakin lama untuk lulus. Hal ini sudah menjadi budaya laten sebagian besar pengurus ukmf fppi fkip Unila.
Seharusnya aktivitas berorganisasi tidak menggangu aktivitas belajar. Karena aktivitas belajar yang terganggu akan mengganggu pula terhadap hasil belajar dan tentunya menurunkan indeks prestasi yang didapatkan. Aktivitas berorganisasi seharusnya semakin mendukung aktivitas belajar karena dalam berorganisasi mengembangkan pola berpikir kritis dan aktif bertanya dimana pola tersebut di gunakan untuk meningkat kan aktivitas otak kanan agar menunjang mahasiswa dalam menganalisis dan memanajemen masalah. Uraian tersebut menunjukkan adanya kebutuhan aktivis mahasiswa yaitu kemampuan manajemen . Seperti menurut Saebani (2012 : 79) “ proses manajemen berkaitan dengan proses perencanaan , pengorganisasian , kepemimpinan , dan pengendalian “. Artinya mahasiswa yang aktif berorganisasi dituntut untuk mampu memanajemen diri nya agar mampu melakukan perencanaan dengan baik dalam setiap urusan, agar mampu mengorganisasikan (membagi) waktu dengan baik, agar mampu menjadi
9
pemimpin yang tentunya memimipin dirinya untuk meningkat kapasitas diri dan agar mampu mengendalikan setiap potensi dan kemampuan yang dimilikinya dalam meningkatkan kemampuan belajar untuk mendapatkan Indeks Prestasi yang terbaik.
Aktivitas yang terjadwal dan memang telah menjadi rutinitas akan senantiasa menuntut kemampuan pengurus untuk mampu membagi waktu. Adapun rutinitas aktivitas yang dilakukan oleh bidang-bidang di ukmf fppi di antaranya seperti tabel di bawah ini.
Tabel 2. Program Kerja Terlaksana Bidang-Bidang UKMF FPPI FKIP Unila Jadwal Program Kerja No.
Bidang
Mingguan
Bulanan
1.
Presidium
1 kegiatan
1 kegiatan
2.
Kaderisasi
3 kegiatan
1 kegiatan
3.
Kajian Islam
1 kegiatan
1 kegiatan
4.
Sosmas
1 kegiatan
2 kegiatan
5.
Keputrian
1 kegiatan
1 kegiatan
6.
Akademik
1 kegiatan
1 kegiatan
7.
Dana Usaha
2 kegiatan
2 kegiatan
8.
Penerbitan
1 kegiatan
1 kegiatan
9.
RTP
1 kegiatan
1 kegiatan
10.
BBQ
3 kegiatan
2 kegiatan
Sumber : Laporan Pertanggung Jawaban Tahunan UKMF FPPI FKIP Unila
Tabel yang di atas menunjukkan rutinitas kegiatan yang dilakukan oleh pengurus ukmf fppi. Jika di hitung kembali setidaknya ada 15 kegiatan bersifat mingguan. Artinya jika di bagi kedalam 7 hari setidaknya ada 1 atau
10
maksimal 2 kegiatan yang dilakukan setiap hari oleh pengurus ukmf fppi. Hal ini tentunya akan menyita waktu dan dikhawatiran mengganggu siklus belajar para pengurus. Aktivitas tersebut tidak dapat dihindari karena keterlaksanaannya telah dirapatkan dan di sepakati bersama. Dengan demikian maka tidak ada alasan untuk tidak ikut dan bergabung melaksanakan program tersebut. Efek yang terlihat bila mahasiswa tidak mampu memanajemen waktunya adalah semakin turunya indeks prestasi. Sesuai dengan data berikut ini.
Tabel 3. Nilai Indeks Prestasi Mahasiswa Pengurus Ukm Fppi Fkip Unila Semester Ganjil Periode 2013/2014
No.
Asal Jurusan
Jumlah pengurus di
IP < 3.00
Persentase
FPPI 1.
Pendidikan IPS 32 Mahasiswa
12
11,42%
2.
Pendidikan
62 Mahasiswa
22
20,95%
MIPA 3.
Pendidikan BS
5 Mahasiswa
3
2,85%
4.
Pendidikan IP
6 Mahasiswa
0
0%
105 mahasiswa
37
35,22%
Total
Sumber Data : Bidang Akademik ukm fppi fkip unila
Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, ini dapat dilihat dari perilaku masing-masing individu tersebut.Salah satu faktor yang penting yang diduga menyebabkan menurunnya indeks prestasi mahasiswa pengurus ukm fppi fkip Unila terutama pada periode 2013/2014 adalah disiplin belajar.
11
Disiplin belajar merupakan usaha yang harus dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan indeks prestasi . Dengan disiplin yang tinggi mahasiswa akan dapat mengatur waktunya dengan optimal , terutama bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi , disiplin merupakan aspek yang harus diperhatikan dengan serius. Karena dengan kedisiplinan mahasiswa dapat menjalankan aktivitas berorganisasi dan perkuliahan dengan seimbang. Bila disiplin yang dimiliki rendah maka aktivitas berorganisasi akan terganggu atau aktivitas belajar terganggu atau bahkan keduanya. Disinilah mahasiswa dituntut untuk mengoptimalkan ilmu yang didapatkan nya dari organisasi .
Terutamanya disiplin belajar , karena yang sering kali terjadi ketika mahasiswa aktif berorganisasi ia seolah menemukan “dunia baru” yang sesuai dengan minat dan bakatnya sehingga mengakibatkan disiplin belajarnya berkurang. Tentang disiplin belajar dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data Mahasiswa Pengurus Ukm Fppi Fkip Unila periode 2013/2014 Yang Pernah Tidak Masuk Kuliah
No. Asal Jurusan 1. Pendidikan IPS 2. Pendidikan MIPA 3. Pendidikan BS 4. Pendidikan IP Hasil observasi
Jumlah pengurus di FPPI 32 Mahasiswa 62 Mahasiswa 5 Mahasiswa 6 Mahasiswa
Pernah tidak masuk kuliah > 3 kali 28 Mahasiswa 10 Mahasiswa 4 Mahasiswa 0
Dapat dilihat dalam data diatas masih banyak pengurus yang memang tidak masuk kuliah dengan beragam alasan pastinya. Disiplin belajar merupakan suatu keharusan yang harus dimiliki mahasiswa. Disiplin belajar memunyai
12
fungsi untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar dalam mencapai prestasi belajar. Jika mahasiswa memiliki disiplin belajar yang baik, maka diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar dalam mencapai indeks prestasi yang maksimal begitupun sebaliknya. Seperti data yang didapatkan penulis dari hasil observasi penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Aktivitas Mahasiswa Dalam Berorganisasi Dan Disiplin Belajar Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa Semester Ganjil Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Pembinaan Dan Pengkajian Islam Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Tahun Periode 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Terlalu padatnya kegiatan organisasi yang ada selama satu periode. 2. Kurangnya disiplin belajar mahasiswa. 3. Kesulitan dalam mengatur jadwal organisasi dan kuliah. 4. Seringnya tidak masuk kuliah karena kegiatan organisasi. 5. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh mahasiswa pengurus ukm fppi fkip unila.
13
C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah diatas maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah yang dikaji pada penelitian ini dibatas pada aspek aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi (X1), disiplin belajar (X2), dan indeks prestasi (Y). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi dengan indeks prestasi mahasiswa semester ganjil pada ukm fppi fkip unila tahun periode 2013/2014? 2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar dengan indeks prestasi mahasiswa semester ganjil pada ukm fppi fkip unila tahun periode 2013/2014? 3. Apakah ada pengaruh aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi dan disiplin belajar dengan indeks prestasi mahasiswa semester ganjil pada ukm fppi fkip unila tahun periode 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 3 hal pokok yang berupa sebagai berikut.
14
1. Pengaruh aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi dengan indeks prestasi mahasiswa semester ganjil pada ukm fppi fkip unila tahun periode 2013/2014? 2. Pengaruh disiplin belajar dengan indeks prestasi mahasiswa semester ganjil pada ukm fppi fkip unila tahun periode 2013/2014? 3. Pengaruh aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi dan disiplin belajar dengan indeks prestasi mahasiswa semester ganjil pada ukm fppi fkip unila tahun periode 2013/2014? F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1.
Kegunaan Teoritis a. Sumbangan pemikiran bagi mahasiswa pengurus ukm fppi fkip unila dalam berorganisasi namun tetap mempertimbangkan waktu perkuliahan. b. Menambah wawasan dan pengetahun penulis mengenai masalah yang diteliti.
2.
Kegunaan Praktis a. Bagi mahasiswa agar dapat mengatur waktu organisasi dan kuliah setelah mengetahui kebaikan dan keburukan berorganisasi. b. Sumbangan kepada Pembina ukm fppi agar dapat lebih mengawasi dan menegur pengurus yang memiliki indeks prestasi rendah. c. Bahan pertimbangan mahasiswa untuk dapat menentukan skala prioritas tugas.
15
d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian Objek Penelitian adalah aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi (X1), disiplin belajar (X2), dan indeks prestasi (Y). 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pengurus pada ukm fppi fkip unila periode 2013/2104 semester ganjil. 3. Tempat Penelitian Tempat Pemelitian ini adalah UKM FPPI FKIP Unila. 4. Waktu Penelitian Waktu Penelitian ini adalah Tahun Periode 2013/2014.