Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancangan.
1.1
Latar belakang Pariwisata di Bali, khususnya Kabupaten Badung sudah sangat
berkembang. Di Kabupaten Badung, pariwisata mayoritas berkembang pada Badung Selatan dengan keindahan pantai, bukit dan tebing, meliputi wilayah Kuta, Seminyak, Nusa Dua, Canggu. Pada wilayah ini, pariwisata yang dikembangkan lebih ke hasil buatan manusia. Jumlah wisatawan yang datang ke Bali tahun 2013 adalah 3.278.598 dan kunjungan wisatawan domestic ke Kabupaten Badung pada tahun 2013 sebanyak 437,778. (Badung Dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Badung) Industri kepariwisataan menjadi unggulan di Badung, terlihat dari besarnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 34, 59% meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 34, 26% (BPS Kab. Badung 2014). Majunya pariwisata memiliki manfaat dan juga kekurangan, manfaat yang
1
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
didapat berupa bertambahnya pemasukan dan lapangan kerja bagi masyarakat (masyarakat bekerja di sektor tersier sebesar 61, 89% pada tahun 2013 (BPS Kab. Badung 2014)), namun seiring perkembangan jaman, potensi alam keberadaan budaya yang notabene tidak dapat diperbarui sering dipertanyakan. Ditambah dengan jumlah hotel yang sudah sangat banyak di Badung sebesar 98 hotel berbintang dan 778 hotel non bintang yang mayoritas di Badung selatan. (BPS Kab. Badung 2014). Karena Badung Selatan sudah mulai sesak dan macet, oleh sebab itu perlu pemerataan pariwisata di Kabupaten Badung, seperti Badung utara dan Badung tengah. adapun daya tarik wisata yang dikembangkan sebaiknya mengusung misi sustainable tourism development (pariwisata berkelanjutan), village tourism (wisata pedesaan), ecotourism (wisata alam).
Seperti yang dikatakan oleh Pemerintah Kabupaten Badung Provinsi Bali, dalam tulisan I Made Bram Sarjana dan Anak Agung Gede Raka Yuda, yang berjudul “Mewujudkan Pariwisata Kerakyatan di Kabupaten Badung Melalui Pengembangan
Pariwisata
Pedesaan”
dikutip
http://dokumen.tips/download/link/pariwisata-pedesaan-di-badung
dari pada
1
Oktober 2015, pariwisata pedesaan sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat lokal. Adapun tulisan beliau adalah sebagai berikut. Pariwisata pedesaan yang dimaksud di sini adalah pengembangan aktivitas kepariwisataan di daerah pedesaan dengan mengelola suasana kehidupan sosial ekonomi pedesaan sebagai daya tarik wisata. Pariwisata pedesaan tidak mengubah wajah desa yang sebenarnya, karena justru “menjual” aktivitas keseharian masyarakat sebagai objek dan daya tarik wisata. Wisatawan yang menikmati atraksi wisata pedesaan mengikuti dan menikmati secara langsung suasana kehidupan di desa setempat. Berbagai potensi dan keunikan yang dimiliki masyarakat desa dikelola dengan suatu manajemen yang jelas, sehingga muncul suatu prasyarat dasar terjadinya suatu aktivitas wisata, yaitu adanya something to see (sesuatu objek keindahan/daya tarik untuk dilihat), something to do (suatu aktivitas yang dilakukan), something to buy (sesuatu untuk dibeli), dan tentu saja something to memorize (suatu pengalaman tak terlupakan untuk dikenang). Dengan demikian, masyarakat desa setempat tidak akan mengubah gaya dan pola hidupnya. Penggiat usaha tani tetap bertani, peternak tetap beternak, perajin menjadi tetap perajin. Demikian pula aktivitas seni budaya dan adat, tetap berjalan seperti biasa. Wisatawan yang datang menjadi pengamat (observer) sekaligus pelaku (participant) aktivitas peri kehidupan masyarakat setempat. Pariwisata tersebut diusulkan dalam bentuk Desa Wisata.
2
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
Sesuai dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 47 Tahun 2010 tentang Penetapan Desa Wisata di Badung, Terdapat 11 Desa yang ditetapkan untuk menjadi Desa Wisata, salah satunya adalah Desa Bongkasa Pertiwi. Bongkasa pertiwi adalah desa yang terletak di Kecamatan Abiansemal, Badung. Desa ini adalah pemekaran dari Desa Bongkasa, yang hanya terdiri dari 3 banjar, yaitu Banjar Karang Dalem I, Banjar Karang Dalem II, dan Banjar Tegal Kuning. Desa Wisata ini telah dikunjungi oleh wisatawan dengan jumlah rata-rata 500 kunjungan per hari pada 3 objek wisata yaitu Rafting, ATV dan Paintball (Observasi Oktober 2015). Mayoritas dari wisatawan mengunjungi wisata arung jeram/rafting yang memanfaatkan arus Sungai Ayung yang sudah ada sebelum desa ini ditetapkan sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Badung. Selain itu wisatawan juga menikmati persawahan dan jalur terjal dengan memanfaatkan keadaan tanah desa yang dinamis dengan wisata ATV (any terrain vehicle). Dari sekian jumlah wisatawan yang datang ke Desa Bongkasa Pertiwi tak satupun yang mengunjungi budaya setempat yang dimiliki oleh desa, padahal desa ini memiliki potensi budaya dan alam lainnya yang belum diketahui oleh wisatawan. Wisatawan hanya diarahkan langsung ke lokasi objek wisata buatan yang dimiliki oleh pihak luar desa. Hal ini tentu bertentangan dengan konsep desa wisata yang seharusnya menonjolkan potensi budaya dan alam setempat. Belum adanya lembaga/badan yang mengatur desa wisata merupakan salah satu faktor dari permasalahan tersebut. Selain itu bertambahnya kunjungan tiap tahunnya sebanding lurus dengan bertambahnya kendaraan yang digunakan oleh wisatawan untuk mencapai lokasi wisata, seperti bus, mobil pribadi dan mobil travel. Hal ini menyebabkan terjadinya kepadatan secara perlahan pada jalan lingkungan desa. Terdapat berbagai potensi budaya yang dimiliki oleh Desa Wisata Bongkasa Pertiwi yang belum diketahui oleh wisatawan. Dikarenakan desa ini merupakan pemekaran dari Desa Bongkasa, maka budaya dan sejarah yang dimiliki mayoritas sama, seperti Tari Beringin, merupakan tari yang bersifat sakral dan dipentaskan pada upacara di Pura Khayangan Tiga. Perang Sambuk (serabut kelapa) pada malam sebelum Nyepi, wayang kulit, Sekaa Gong, Sekaa Angklung, arsitektur setempat yang masih diterapkan pada likungan Jalan Dewi
3
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
Gangga, Banjar Karang Dalem I, dan sebagainya. Masyarakat yang seluruhnya beragama Hindu berpengaruh pada kegiatan adat yang dilaksanakan sehari-hari di desa. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai atraksi langsung/live oleh wisatawan. Dari segi potensi alam, Desa Wisata Bongkasa Pertiwi memiliki Sungai Ayung dengan pemandangan tebing yang indah pada tepiannya. Potensi sungai telah dimanfaatkan sebagai arung jeram/rafting. Sawah yang masih membentang luas yang dikelola dengan sistem Subak, yaitu sistem pengairan di Bali yang diatur dalam awig-awig/peraturan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sistem ini telah digunakan dari dahulu hingga sekarang oleh masyarakat bali dan telah di tetapkan menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO. Objek ini telah dimanfaatkan salah satunya dengan ATV. Dapat juga dikembangkan paket wisata berpetualang mengelilingi desa dan sambil menceritakan budaya setempat dengan trekking ataupun bersepeda/cycling. Dari sumber daya manusia yang dimiliki, pekerjaan masyarakat selain bertani dan buruh, terdapat pula pengrajin perak yang sudah mendistribusikan hasilnya ke Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, yang terkenal dengan toko perak. 26 kelompok pengrajin perak sedang diberikan pelatihan oleh sponsor guna meningkatkan kualitas baik manusianya maupun hasil kerajinannya. Beberapa penduduk juga menggeluti usaha seni lukis dan seni patung Kerajinan tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sovenir. Selain itu masyarakat Desa Wisata Bongkasa Pertiwi mayoritas telah mengenal pariwisata hal ini dikarenakan letak desa ini yang bersebelahan dengan Ubud. Beberapa masyarakat bekerja pada objek wisata buatan di desa yaitu Rafting, Atv dan Paintball. Mayoritas mudamudi di desa ini juga telah menempuh pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan bidang pariwisata.. Hal ini tentu dapat mendukung kegiatan desa wisata kedepannya. Dari pemaparan tersebut, sekian banyak potensi yang dimiliki desa berpeluang untuk dipasarkan ke 500 wisatawan yang datang perharinya. Diperlukan suatu wadah yang menampung dan mengordinir kegiatan pariwisata di Desa Wisata Bongkasa Pertiwi agar wisatawan yang datang mengetahui tentang potensi apa saja yang ada. Penataan sirkulasi dan parkir berupa parkir sentral
4
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
dapat menjadi alternatif untuk mengurangi kepadatan pada jalan lingkungan desa, sehingga suasana desa masih terjaga. Dengan adanya badan pengelola oleh desa, masyarakat desa akan mendapatkan peluang bekerja di desanya sendiri, tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Hal yang menjadi prioritas pada penataan ini adalah menjaga, melestarikan dan mensinkronkan penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi antara yang sudah ada dengan bangunan yang akan ditambahkan. Upaya yang dilakukan dengan tidak memanfaatkan potensi secara bebas, bebas dalam artian tanpa kontrol atau tanpa acuan yang jelas, oleh sebab itu perlu adanya sebuah acuan berupa tata guna lahan. Menjaga keasrian desa dan mempertahankan arsitektur setempat dengan penerapan pada bangunan penunjang pariwisata yang akan dikembangkan, oleh sebab itu diperlukan acuan berupa tata bentuk masa dan bangunan. Penataan juga dilakukan untuk memenuhi syarat sebuah desa wisata menurut regulasi pemerintah dan teori desa wisata yang relevan.
1.2
Rumusan Masalah 1. Apa potensi dari Desa Bongkasa Pertiwi dan fasilitas apa saja yang perlu ditata? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penataan pariwisata di Bongkasa Pertiwi ? 3. Bagaimana konsep penataan desa wisata Bongkasa Pertiwi?
1.3
Tujuan 1. Menata Desa Wisata Bongkasa Pertiwi agar memenuhi standar sebuah daya tarik wisata. 2. Memaksimalkan potensi alam dan budaya setempat untuk dijadikan atraksi dan penunjang kegiatan kepariwisataan. 3. Menata Desa Bongkasa Pertiwi agar nyaman dinikmati wisatawan dan lebih memiliki estetika.
5
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
1.4
Metode Penelitian Metode penelitian merujuk pada literatur dari Sangadji dan Sopiah (2010)
yang berjudul Metode Penelitian : Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Untuk lebih jelasnya dijabarkan sebagai berikut. 1.4.1
Konsep Penelitian Alur pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1
Berdasarkan Gambar 1.1, judul diambil dari banyaknya hal yang melatar belakangi perlunya penatan di Desa Wisata Bongkasa Pertiwi ini. Selanjutnya dari latar belakang tersebut, dilakukan tinjauan dari potensi dan juga permasalahan yang dimiliki oleh Desa Wisata Bongkasa Pertiwi. Tinjauan ini berfungsi agar penataan yang dilakukan tepat sasaran dan mampu memaksimalkan potensi desa.
Program Kebutuhan Ruang
Pemahaman Teori / Literatur/ Perda
Latar Belakang
Spesifikasi Umum
Potensi dan permasalahan Desa Wisata
Tema
Konsep
Spesifikasi Khusus Studi Banding
Program Penataan kawasan
Gambar 1. 1 Alur Pemikiran
Selanjutnya dilakukan tinjauan literatur, Perda Badung dan Provinsi Bali untuk lebih memahami tentang sebuah desa wisata dan standar-standar yang harus dipenuhi. Selain itu dilakukan pula stud banding pada desa wisata yang memiliki kelebihan pada aspek-aspek pendukung dari desa wisata. Dari data dan pemahaman yang diperoleh, selanjutnya dirumuskan spesifikasi umum tentang
6
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
penataan yang akan dilakukan. Spesifikasi khusus merupakan penjabaran lebih rinci tentang apa yang akan ditata. Dari spesifikasi khusus, beranjak ke tahap pemrograman tema. Tema yang digunakan adalah untuk memberikan warna pada penataan yang akan dilakukan. Seanjutnya dilakukan pemrograman dari aktivitas dan kebutuhan ruang yang akan diwadahi. Setelah itu pemrograman tentang penataan tapak yang akan dilakukan yaitu dengan strategi mulai dari tata guna lahan hingga ke tata bangunan dan sebagainya. Setelah melalui langkah yang telah dijabarkan, maka selanjutnya adalah perumusan konsep penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi mulai dari yang makro hingga ke hal yang mikro. Konsep ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana penataan yang akan dilakukan dengan visualisasi berupa gambar sketsa. Konsep yang akan dibahas adalah konsep tata guna lahan, tata bangunan, tata hijau dan ruang terbuka, sirkulasi dan sebagainya. 1.4.2
Sumber Data Sangadji dan Sopiah (2010:170) menyatakan terdapat dua jenis sumber
data dalam penelitian yaitu data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1.
Sumber data primer Data yang dikumpulkan langsung dari sumber aslinya. Data primer ini
diperoleh melalui : a. Wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan pihak yang terkait, antara lain: Kepala Desa Bongkasa Pertiwi, dan kepala desa atau pokdarwis atau pengelola desa wisata yang dijadikan studi banding. b. Observasi langsung ke Desa Bongkasa Pertiwi untuk melihat langsung permasalahan dan potensi desa. Begitu pula observasi ke desa yang dijadikan studi banding untuk mendapatkan data. 2.
Sumber Data Sekunder Data yang dikumpulkan oleh pihak lain, kemudian digunakan sebagai teori
pendukung. Data tersebut berupa literatur berupa buku cetak, buku elektronik (ebook), jurnal dan sumber internet.
7
Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal - Badung
1.4.3
Analisis Data Analisis
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
analisis
komparasional, yaitu membandingkan perbedaan variabel data-data yang telah dikumpulkan (Sangadji dan Sopiah, 2010:210). Dalam hal ini penulis membandingkan objek studi fasilitas sejenis untuk mendukung penataan di Desa Wisata Bongkasa Pertiwi 1.4.4
Penarikan Kesimpulan Data yang telah dikumpulkan kemudian di simpulkan dengan memilih
poin-poin penting yang dapat menambah bobot penataan yang akan dilakukan.
8