I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apel (Malus sylvestris Mill) adalah tanaman tahunan yang berasal dari daerah subtropis. Apel adalah jenis buah yang kaya akan serat. Menurut Kusumo (1986), orang mulai pertama kali menumbuhkan apel di Asia Tengah, apel dibawa ke Amerika dari Eropa, dan sekarang telah dikenal secara luas diseluruh dunia. Di Indonesia beredar berbagai jenis apel, yaitu apel impor maupun apel lokal.
Apel lokal banyak dibudidayakan di daerah pegunungan beriklim
kering seperti di Malang dan Pasuruan.
Ada empat varietas apel yang
dikembangkan petani, yaitu manalagi, anna, rome beauty dan wangling. Perkembangan produksi Apel lokal tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan produksi Apel lokal pada tahun 2001 - 2005 Tahun
Produksi (Ton)
2001
70.699
2002
89.291
2003
119.038
2004
158.193
2005
138.197
Sumber : BPS, 2005 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa produksi apel dari tahun 2001 - 2004 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2005 mengalami penurunan 12,64% dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh permasalahan yang dihadapi seperti pengelolaan yang masih tradisional, rendahnya penggunaan teknologi, penanganan pascapanen yang kurang baik, dukungan produksi dan pengolahan yang belum sepenuhnya modern dan permasalahan pemasaran (Sumeru, 1995). Sementara tingkat konsumsi buah apel dari tahun 1990 2005 dapat dilihat pada Tabel 2.
2
Tabel 2. Perkembangan konsumsi Apel lokal pada tahun 1990 - 2005 Tahun
Konsumsi (kg/kapita/tahun)
1990
0,42
1993
0,52
1996
2,13
1999
0,26
2002
0,31
2005
1,04
Sumber : BPS, 2005
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa terjadinya peningkatan konsumsi apel sejak 1990 - 1996, sedangkan penurunan hingga tahun 2002 disebabkan daya beli masyarakat yang menurun. Tingkat konsumsi kembali meningkat sekitar tahun 2002 - 2005, karena terjadi kenaikan pendapatan per kapita masyarakat. Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap apel merupakan suatu peluang untuk memanfaatkan apel, baik sebagai buah segar atapun olahan. Pemanfaatkan dan peningkatan nilai ekonomis terhadap apel lokal dapat dilakukan melalui diversifikasi produk, yaitu mengolah apel menjadi produkproduk
bermutu tinggi.
Dalam industri pengolahan apel telah banyak
diproduksi berbagai macam produk olahan apel seperti jenang apel, wingko apel, sirup apel, keripik apel, selai apel, brem apel, sari apel dan juga pie. Dibandingkan dengan industri pengolahan buah-buahan, industri pengolahan apel masih tergolong sedikit, karena sebagian besar apel dikonsumsi sebagai buah segar. Melihat besarnya potensi komoditi apel telah mendorong munculnya industri pengolahan apel sebagai produk pangan, mulai dari usaha besar sampai dengan usaha kecil untuk menghasilkan bentuk bahan baku setengah jadi sampai bentuk produk akhir.
Agroindustri pangan adalah industri yang
mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan seperti, produk makanan pokok, sayur, buah, makanan olahan segar, minyak goreng, tepung-tepungan, makanan dan sebagainya. Salah satu agroindustri pangan adalah agroindustri
3
makanan.
Agroindustri makanan, diantaranya makanan kudapan (snack),
makanan cepat saji (fast food) dan minuman kemasan. Pembangunan nasional yang diselenggarakan di Indonesia saat ini diprioritaskan pada sektor industri, baik industri besar, industri menengah, maupun industri kecil. Keberadaan industri kecil yang tersebar di masyarakat Indonesia telah memberikan andil yang besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Industri kecil di Indonesia merupakan bagian penting dari
sistem perekonomian nasional, karena berperan untuk mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa, serta memperkokoh struktur industri nasional (Hubeis, 1997). Pie adalah sejenis bakery yang pada awalnya hanya populer di mancanegara, khususnya di Eropa dan Amerika. Pembuatan pie di luar negeri terkait dengan tradisi jenis pie tertentu untuk disajikan pada perayaan hari-hari besar tertentu (Purdy, 1984). Pada saat ini pie merupakan jenis makanan yang sudah cukup populer di Indonesia dan tingkat konsumsinya mengalami perkembangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak unit usaha Pia Apple Pie, Bogor, sebelum tahun 1999, pie masih belum populer di Bogor. Namun setelah berdirinya toko bakery yang khusus memproduksi pie, yaitu unit usaha Pia Apple Pie pada tahun 1999, maka makanan kudapan ini semakin digemari masyarakat dan semakin banyak dikonsumsi. Pia Apple Pie adalah salah satu unit usaha dari Apple Pie Group yang bergerak di bidang bakery, yaitu pie. Adapun jenis apel yang digunakan oleh unit usaha Pia Apple Pie adalah apel jenis Room Beauty, karena teksturnya mengandung banyak serat, sehingga tidak mudah hancur dan memberikan tampilan yang diinginkan sebagai isi pie tersebut. Setiap tahunnya, konsumsi bakery selalu mengalami peningkatan. Hal ini didukung dengan berkembangnya usaha-usaha bakery yang telah ada dan munculnya usaha baru yang ikut bergabung. Di kota Bogor, terdapat sejumlah usaha bakery yang telah lama berdiri maupun yang baru bermunculan. Dalam
4
kurun waktu tahun 1989 - 2006 telah berdiri sebanyak 16 unit usaha bakery. Di kota Bogor, rataan setiap tahun berdiri sebanyak satu unit usaha bakery (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, 2006).
Peningkatan
jumlah usaha bakery tersebut menunjukkan semakin berkembangnya usaha bakery.
Data perusahaan-perusahaan bakery yang terdapat di kota Bogor
tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Usaha Bakery di Kota Bogor pada tahun 2006 Nama Perusahaan Tahun Berdiri Investasi (Juta No Rupiah) 1989 135 1. Yun Yen 1989 168 2. Barkah 1989 160 3. Mahkota Bakery 1989 130 4. Tan Ek Tjoan 1989 135 5. Singapore Bakery 1990 150 6. Modern Bakery 1993 165 7. Meredian Bakery 1995 120 8. Venus 1996 450 9. Bogor Permai 1997 345 10. Lautan Bakery 1998 200 11. Evie Boy 1999 100 12. Apple Pie 2000 225 13. Libra Cake 14. The Paris 2001 165 15. Batutulis Cake 2002 140 16. Holland Bakery 2004 155 Sumber : Disperindag Kota Bogor, 2006 Saat ini sebagian besar usaha bakery tidak hanya memproduksi, tetapi juga
memasarkan
produknya
langsung
kepada
konsumen.
Untuk
mengembangkan usaha ini, produsen perlu mempelajari preferensi konsumen terhadap produknya. Diharapkan dengan mempelajari preferensi konsumen dan proses pengambilan keputusannya, maka produsen dapat menentukan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi perusahaan.
5
B. Perumusan Masalah: 1. Bagaimana pengaruh preferensi konsumen Pie dalam pemasaran dan pengembangan unit usaha ? 2. Bentuk–bentuk upaya apa yang dapat dilakukan unit usaha Pia Apple Pie di Bogor dalam mengembangkan usahanya, terutama dari aspek bisnis ? 3. Bagaimana prospek ke depan dari pengembangan usaha kecil Apple Pie Group yang dilakukan oleh unit usaha Pia Apple Pie di Bogor ? C. Tujuan 1. Mengetahui pengaruh preferensi konsumen Pie dalam pemasaran dan pengembangan unit usaha. 2. Menghasilkan bentuk-bentuk pengembangan unit usaha Pia Apple Pie, dari aspek bisnis. 3. Mengetahui prospek ke depan pengembangan usaha kecil Apple Pie Group yang dilakukan oleh unit usaha Pia Apple Pie di Bogor, melalui penyusunan strategi pengembangan usaha.