I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perawatan ortodontik semakin berkembang seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penampilan fisik yang menarik (Alexander, 2001). Perawatan tersebut bertujuan untuk memperbaiki abnormalitas susunan gigi dan hubungan rahang sehingga tercapai oklusi, efesiensi fungsi, dan kesesuaian estetik wajah, yang akan meningkatkan kesehatan psikososial pasien. Hasil perawatan ortodontik yang baik akan didapatkan, apabila diagnosis dilakukan secara tepat dan diikuti dengan: (1) perencanaan perawatan, (2) kemampuan dokter gigi yang melakukan perawatan, dan (3) pemilihan alat ortodontik yang digunakan (Graber dan Swain, 1985). Alat yang digunakan dalam perawatan ortodontik dapat digolongkan menjadi alat ortodontik lepasan (removable appliance) dan alat ortodontik cekat (fixed appliance). Komponen pasif alat ortodontik cekat terdiri dari: braket (bracket) , cincin (band), buccal tube, lingual attachment, lock pins, dan ligatur wire. Braket berfungsi untuk menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kawat busur dan atau auxiliaries ke gigi (Bhalajhi, 2004). Braket mempunyai sayap (wings) untuk mengikat kawat busur dengan pengikat (ligature wire atau elastic ligature) (Bhalajhi, 2004). Braket Edgewise standar memiliki ukuran slot tanpa pengaturan sudut sedangkan braket preadjusted memiliki spesifikasi torque, toe in, toe out dan sudut tip (Graber dkk, 2010). Berdasarkan ukuran slot, braket dibedakan menjadi dua, yaitu: braket
1
dengan ukuran slot 0,018” dan 0,022”. Slot yang lebih besar menghasilkan gaya yang lebih ringan karena kawat busur bergerak lebih bebas. Secara umum braket yang lebih banyak digunakan adalah braket dengan slot 0,022”. Keuntungan braket slot 0,022” adalah mengurangi beban gaya yang diterima gigi di awal perawatan, dan dapat menggunakan kawat busur rectangular ukuran 0,019” x 0,025” untuk menghasilkan mekanika pergeseran dan kontrol overbite yang baik (Bennet dan McLaughlin, 1993). Maijer dan Smith (1986) mengatakan ada beberapa macam bahan penyusun braket, yaitu: (1) plastik (polycarbonate), (2) plastik yang diperkuat logam, (3) keramik, dan (4) logam. Keuntungan penggunaan braket bahan logam antara lain: (1) dapat didaur ulang, (2) dapat disterilisasi, (3) tahan terhadap deformasi dan fraktur, (4) sedikit terjadi gaya gesek antar permukaan kawat dan braket, dan (5) harganya murah (Bhalajhi, 2004). Pelekatan braket pada permukaan gigi didapatkan dengan dua cara, yaitu dengan pemakaian cincin ortodontik (banding) dan tanpa cincin ortodontik (bonding). Pelekatan braket dengan sistem bonding adalah pelekatan antara gigi dan braket secara langsung pada email dengan bantuan bahan bonding dan adesif (Thurow, 1982). Pelekatan braket sistem bonding lebih banyak digunakan karena dinilai lebih estetis dan praktis. Pelekatan braket sistem bonding tidak sekuat pelekatan braket banding sehingga braket lebih mudah lepas dari permukaan gigi (Proffit dkk., 2000). Terlepasnya braket dari permukaan gigi selama proses perawatan ortodontik terjadi karena tekanan kunyah dan sikat gigi atau sengaja
2
dilepas untuk keperluan reposisi (Proffit dkk., 2000; Chetan dan Muralidhar, 2011). Braket yang lepas menyebabkan ortodontis harus merekatkan kembali pada permukaan gigi (rebonding). Prosedur rebonding memerlukan proses daur ulang braket yang bertujuan untuk menghilangkan sisa bahan adesif pada mesh braket tanpa merusak braket sehingga braket tersebut dapat digunakan kembali (TsuiHsien dkk., 2011; Chetan dan Muralidhar, 2011). Maschia dan Chen (1982) mengatakan bahwa daur ulang braket menguntungkan karena dapat menekan biaya. Keuntungan lain dari proses daur ulang selain ekonomis juga ramah lingkungan (Buchman, 1980). Daur ulang dapat dilakukan oleh perusahaan atau operator sendiri. Beberapa metode yang sering digunakan secara langsung oleh operator adalah membersihkan sisa bahan adesif dengan menggunakan green stone bur, membakar sisa bahan adesif baik dengan atau tanpa diikuti dengan pembersihan ultrasonik, dan sandblasting (Chetan dan Muralidhar, 2011). Chetan dan Muralidhar (2011) menggunakan mini torch selama 5 detik untuk membakar sisa bahan adesif pada mesh braket, sedangkan Quick dkk. (2005) membakar sisa adesif selama 10 detik. Suhu nyala api yang dihasilkan mini torch dipengaruhi oleh jenis bahan gas yang digunakan serta perbandingan antara gas dan udara pada proses pembakaran (Renfroe, 1975; Anusavice, 2003). Pembakaran pada daerah ujung merupakan area yang aman (Renfroe, 1975) Proses pembakaran, tekanan mastikasi dan proses debonding merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerusakan braket (Coley-Smith dan Rock, 1999).
3
Proses daur ulang braket dengan pembakaran akan menyebabkan perubahan struktur mikro braket. Presipitasi khrom karbida yang menyebabkan disintegrasi parsial alloy terjadi pada sebagian besar braket ortodontik dari stainless steel tipe austenitik ketika dibakar pada suhu 300o-900o C. Disintegrasi parsial alloy menyebabkan lemahnya struktur alloy (Anusavice, 2003). Braket daur ulang menjadi lebih rentan mengalami deformasi (Matasa, 1998). Deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran akibat adanya gaya. Pada perawatan ortodontik beberapa macam gaya diaplikasikan untuk mendapatkan pergerakan gigi. Deformasi braket akan mempengaruhi gaya yang diaplikasikan pada gigi (Lacoursiere, 2010). Gaya ortodontik tidak dapat disalurkan dengan baik sehingga memperlama perawatan karena pergerakan gigi terhambat (KeunTaek dkk., 2005). Pergerakkan gigi dalam perawatan ortodontik meliputi gerak tipping, translasi, rotasi dan torque. Torque adalah perubahan inklinasi labio atau bukopalatal mahkota atau akar gigi. Gaya torque yang dibutuhkan untuk menggerakkan gigi incisivusus sentral atas sebesar 50-200 gram/cm2 . Braket Edgewise standar gaya torque diperoleh dengan cara wire rectanguler dipuntir 300 sedangkan braket predjusted wire rectanguler tidak dipuntir. Lacoursiere (2010) menyatakan bahwa, deformasi slot braket merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam mengurangi ekspresi torque. Ekspresi torque yang dihasilkan dipengaruhi oleh besar puntiran kawat, ukuran dan jenis kawat, komposisi kawat, play (selisih slot dan kawat) yang dibentuk antara kawat dan slot braket, inklinasi gigi,
dan
resistensi deformasi slot braket ( Profit, 2000, Lacousiere, 2010).
4
Kawat merupakan salah satu komponen aktif alat ortodontik cekat yang berfungsi untuk menyimpan gaya yang akan diberikan melalui braket untuk pergerakan gigi. Bahan material kawat harus memiliki sifat mekanis yang baik, kawat Stainless steel yang memiliki kekuatan dan kelenturan lebih baik serta tahan korosi (Proffit dan Fields 2000).
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan: Apakah ada pengaruh pengulangan pembakaran terhadap deformasi slot braket akibat gaya torque C. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh pengulangan pembakaran terhadap deformasi slot braket setelah diberikan gaya torque.
D. Keaslian Penelitian Kapur (1999) meneliti perbandingan load transmisi dan deformasi braket titanium dan stainless steel. Hasil yang diperoleh adalah deformasi elastis yang terjadi dapat mengurangi besar gaya torque yang akan dihantarkan ke gigi dan jaringan pendukungnya dan deformasi plastis juga terjadi pada beberapa merek braket Stainless steel yang diteliti. Atika (2013) meneliti deformasi slot braket lima produk braket stainless steel akibat gaya torque kawat stainless steel. Hasil
5
yang diperoleh adalah deformasi slot permanen secara stastisik dan klinis terdapat pada braket Biom dan Shinye terhadap merk braket lainnya. Sepengetahuan penulis belum ada penelitian mengenai pengaruh pengulangan pembakaran pada deformasi slot braket Edgewise akibat gaya torque.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk : 1. Mengetahui pengaruh pengulangan pembakaran terhadap deformasi slot braket akibat gaya torque 2. Sebagai bahan pertimbangan klinis pemakaian braket daur ulang dengan pembakaran dalam perawatan ortodontik jika akan menggunakan kekuatan torque.
6