HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SAMPAH DENGAN KREATIVITASNYA MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN (Studi Pada Guru di Lingkungan Sekolah Dasar Gugus 1 Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya) Oleh Lilis Karmanah * H. Rudi Priyadi ** Purwati Kuswarini ** *Alumni Program Studi PKLH Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya ** Staf Pengajar Program Studi PKLH Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya The purpose of this research was to know relationship between the knowledge obout garbage with the teacher behavior look after environmental hygiene. This research use method deskriftive with quantitative approach. The population were all is quantitative. The population entire/all teacher elementary school in branch 1 Manonjaya was 64 people. Sampel taken Total Sampling so that sum up sampel 64 people, technique of data collecting use test of the knowledge obout garbage, and the teacher creativity to used garbage. The Instrumen have calculated of validity and reliability o. Technique analyse data use linear analysis regresi and duplicate constructively program SPSS Version 16. Based to research result, founded that there were relationship between the knowledge obout garbage with the teacher creativity to used garbage with correlation coefficient equal to 0,427 which the middle of category and give contribution equal to 18,2%, Key Word : the knowledge obout garbage, the teacher creativity to used garbage ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang sampah dengan kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran Penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Populasinya seluruh guru SD yang ada d Gugus I Manonjaya yang berjumlah 64 orang. Sampel diambil dengan Total Sampling sehingga jumlah sampel 64 orang, teknik pengumpulan data menggunakan tes pengetahuan tentang sampah, angket dan angket kreativitas guru dalam memanfatakan sampah. Instrumen tersebut telah diujicobakan validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang sampah dengan perilaku guru memelihara Membuat Media Pembelajaran dengan koefisien korelasi sebesar 0,427 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 18,2%, Kata Kunci : Pembelajaran
pengetahuan tentang sampah,
1
kreativitas guru dalam Membuat Media
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan yang dihadapi sekarang ini adalah penanganan masalah persampahan. Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Sekolah merupakan tempat berkerja guru dan tempat belajar siswa. Agar guru bisa bekerja dan siswa bisa belajar baik, maka mutu lingkungan sekolah harus baik, yaitu lingkungan yang dapat membuat guru dan siswa melakukan aktivitas secara kondusif. Hal ini berarti pengelolaan sekolah harus dilaksanakan dengan baik Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhannya itu akan menghasilkan sampah. Jumlah sampah akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Sampah memungkinkan menimbulkan dampak positif dan negatif pula. Suatu keadaan lingkungan yang kotor antara lain disebabkan oleh semakin meningkatnya produksi sampah,
sering
dijumpai
bahwa
sebagai
masyarakat
masih
membuang
sampah
disembarangan tempat umum, selokan serta di jalan, termasuk juga kebiasaan siswa membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah merupakan suatu sistem yang bereksistensi sebagai suatu kekuatan yang di dalamnya terdiri dari bagian-bagian yang satu sama yang lain saling berkaitan. Apabila terdapat kekurangan pada bagian tertentu, maka bagian lain akan terganggu sehingga akan menghambat pencapaian tujuan pendidikan. Di sisi lain, sekolah dipandang sebagai suatu warga sekolah yang utuh dan bulat serta memiliki kepribadian sendiri, menjadi tempat untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Sekolah
berperan
untuk
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dalam
arti
menumbuhkan, memotivasi, dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang mencangkup etika, logika, estetika, dan praktika sehingga tercipta manusia Indonesia yang utuh dan berakar pada budaya bangsa. Sekolah merupakan suatu kesatuan yang memilki tata kehidupan budaya. Sekolah tidak hidup menyendiri melepaskan diri dari tatanan warga sekolah, melainkan merupakan suatu sistem atau subsistem dari kehidupan berbangsa, bernegara, dan berwarga sekolah.
2
Dari berbagai permasalahannya di atas, diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi warga sekolah termasuk guru terhadap kebersihan lingkungan, diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan warga sekolah akan pentingnya kebersihan lingkungan, menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung terhadap kebersihan, serta yang paling penting kegiatan tersebut harus terprogram dan terencana. Masalah kebersihan lingkungan merupakan hal penting karena dapat mempengaruhi kenyamanan hidup. Begitu juga pada lingkungan Sekolah Dasar (SD) yang berada di Gugus I Manonjaya, kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran masih kurang, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sampah di lingkungan sekolah yang tidak dimanfaatkan oleh guru, guru cenderung menggunakan alat peraga pembelajaran yang ada saja tidak membuat alat peraga pembelajaran baru dari hasil pemanfatan sampah di lingkungan sekolah. Pengetahuan merupakan komponen kognitif yang merupakan salah satu komponen pembentuk perilaku untuk berkreativitas, sehingga pengetahuan akan turut mewarnai perilaku seseorang. Begitu juga dengan pengetahuan guru tentang pengelolaan sampah akan turut mewarnai perilaku guru dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah juga mempengaruhi kreativitas guru dalam memanfaatkan sampah di lingkungan sekolah. Selanjutnya selain pengetahuan, faktor yang berpengaruh terhadap kreativitas adalah sikap. Sikap merupakan komponen afektif yang termasuk komponen perilaku sehingga sikap merupakan predisposisi dari perilaku. Dari uraian tersebut di atas penulis terdorong untuk meneliti dan mengkaji Hubungan Pengetahuan tentang Sampah dan Sikap Guru terhadap Pemanfaatan Sampah dengan Kreativitas Guru dalam Membuat Media Pembelajaran di Lingkungan Sekolah (Studi pada Guru SD di Gugus I Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagi berikut : “ adakah hubungan antara pengetahuan tentang sampah dengan kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran?” 1.2 Tujuan Penelitian Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan tentang sampah dengan
kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran
3
2. Kajian Literatur
2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Pengetahuan Tentang Sampah Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendengaraan dan penglihatan. Notoatmodjo (Wawan 2010 :11) Menurut Wawan (2010 :11), “Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu”. menurut Suriasumantri (1987 : 135 ) bahwa pengetahuan adalah segenap apa yang diketahui manusia mengenai suatu obyek tertentu yang memperkaya khasanah mentalnya dan diperoleh melalui rasional dan pengalaman termasuk ilmu. 2.1.2 Kreativitas Guru dalam Membuat Media Pembelajaran 2.1.2.1 Pengertian Kreativitas Pengertian kreativitas
menurut Semiawan, Conny (1984:8) sebagai kemampuan
untuk mencipta suatu produk baru. Ciptaan ini tidak harus semuanya baru, mungkin saja gabungan atau kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya telah ada sebelumnya. Kreativitas bisa timbul dalam berbagai kegiatan tidak terbatas dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, teknologi atau tidak terbatas juga pada usia, jenis kelamin, suku bangsa, ataupun kebudayaan tertentu. Ada beberapa perumusan yang merupakan kesimpulan para ahli mengenai kreativitas . Pertama, kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kedua, kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Ketiga secara operasional kreativitas
dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan. 3.Metode Penelitian 3.1 Sampel dan Sumber Data
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini guru SD di Gugus I Manonjaya yang berjumlah 64 orang, dan kepala sekolah sebanyak 8 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Total Sampling yaitu kesemua anggota 4
populasi dijadikan sampel penelitian, yang mana jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 64 orang dan kepala sekolah sebanyak 8 orang. 3.2 Variabel Dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat): Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang sampah (X) sedangkan variabel terikatnya adalah kreativitasnya dalam Membuat Media Pembelajaran(Y). 3.2.1 Instrumen Penelitian dan Analisis Data 3.2. 1.1 Instrumen 1.
Angket Pengetahuan Tentang Sampah
Pengetahuan tentang penanganan sampah adalah kemampuan seseorang dalam mengetahui dan memahami tentang penanganan sampah, yang di antaranya : 1) Pengertian sampah, (2) Macam-macam sampah, 3) Penyakit yang ditimbulkan sampah Tes pengetahuan berjumlah 40 pertanyaan setiap pertanyaan terdiri dari 5 alternatif jawaban yang harus dipilih, dengan skor jawaban yang benar diberi nilai 1 dan skor jawaban yang salah diberi nilai 0. 2.
Angket Sikap Terhadap Pemanfaatan Sampah (X2) Salah satu aspek yang sangat penting dalam memahami sikap adalah pengungkapan
dan pengukuran sikap. Sikap merupakan respon evaluatif terhadap suatu objek yang dapat berbentuk sikap positif dan sikap negatif. Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan dan ketidaksetujuan. Orang yang setuju terhadap suatu objek berarti orang tersebut bersikap positif terhadap objek tadi sedangkan orang yang tidak setuju berarti orang tersebut memiliki sikap negatif terhadap suatu objek . Konsep pengukuran sikap terdiri atas tiga komponen yaitu komponen kognisi, afeksi dan konasi. Sedangkan materi sebagai objek sikapnya adalah. Sikap guru terhadap pemanfaatan sampah. (1) komponen kognitif dari guru terhadap upaya pemilahan sampah, (2) komponen afektif guru terhadap pemanfaatan kembali sampah (reuse), dan (3) komponen konatif dari guru yang berupa kecenderungan perilaku guru dalam Membuat Media Pembelajaran dengan melakukan pengolahan atau daur ulang.
5
3. Angket Kreatifitas Guru dalam Membuat Media Pembelajaran (Y) Kisi-kisi Angket Kreatifitas Guru dalam Membuat Media Pembelajaran No Indikator Nama Guru A 1
Originalitas/Keaslian
2
Sesuai dengan tujuan
3
Manfaat
4
Kerapihan
5
Bentuk
B
C
D
dst
dengan rubrik penilaian : Untuk No 1 Skor 1 = tidak asli Skor 2 = ada sedikit modifikasi Skor 3 = modifikasi 50 % Skor 4 = modifikasi banyak Skor 5 = dari pemikiran sendiri
Untuk No 2 Skor 1 = tidak sesuai dengan tujuan Skor 2 = kurang sesuai dengan tujuan Skor 3 = agak sesuai dengan tujuan Skor 4 = sesuai dengan tujuan Skor 5 = sangat sesuai dengan tujuan
Untuk No 3 Skor 1 = tidak bermanfaat Skor 2 = kurang bermanfaat Skor 3 = agak bermanfaat Skor 4 = bermanfaat Skor 5 = sangat bermanfaat
Untuk No 4 Skor 1 = tidak rapih Skor 2 = kurang rapih Skor 3 = agak rapih Skor 4 = rapih Skor 5 = Sangat rapih
Untuk No 5 Skor 1 = tidak menarik Skor 2 = kurang menarik Skor 3 = menarik Skor 4 = lebih menarik Skor 5 = sangat menarik
Penilaian dilakukan oleh kepala sekolah
6
3.2. 1.2 Uji Coba Instrumen Penelitian Kuesioner ini diuji cobakan pada responden yang bukan anggota sampel penelitian yaitu Gugus II Manonjaya tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan anggota sampel yang akan diteliti sebenarnya. Syarat minimal untuk dapat dianggap valid adalah rhitung lebih besar daripada rtabel. Instrument penelitian ini sebelumnya diuji kelayakan dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. 1) Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk menghitung korelasi dari tiap pertanyaan, teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil uji coba tes pengetahuan tentang sampah kepada 30 responden yang terdiri dari 40 butir pernyataan, pertanyaan terdapat 2 pernyataan yang tidak valid, yaitu nomor 18 dan 31 karena harga rxy < 0,374. Selanjutnya untuk 38 pernyataan yang lain memiliki harga rxy > r tabel = 0,374 untuk α = 5% dengan n = 30 digunakan sebagai instrumen penelitian . Dengan demikian 38 butir pernyataan tersebut dikatakan valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. 2) Reliabilitas Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:170) reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian
Perhitungan reliabilitas bertujuan untuk melihat ketetapan atau keajegan alat ukur yang digunakan. Dalam penelitian ini reliabilitas untuk sikap dan perilaku dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Semua perhitungan uji instrumen menggunakan program statistik (SPSS) for windows, dengan peluang kesalahan sebesar 5%. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh nilai reliabilitas untuk tes pengetahuan tentang sampah sebesar 0,969; keduanya termasuk memiliki nilai sangat reliabel. 3.1.2.3 Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu: untuk pengujian normalitas dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (Sujianto , Agus Eko 2009:80). Oleh Sujianto, Agus Eko (2009:109) pedoman pengambilan keputusan normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS 16.0 adalah jika nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi data adalah tidak normal dan jika nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah normal. Pengujian persyaratan analisis kedua adalah uji linieritas regresi. Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. Uji linieritas 7
regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan ANOVA satu jalur. Dengan kaidah: Jika Asymp. Sig. lebih kecil dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp. Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi tidak linier. Sedangkan dalam analisis kuantitatif ini digunakan model analisis regresi.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.1 Pengetahuan Tentang Sampah Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 64 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 5 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 38. Dengan rata-rata (mean) 24,74 dengan standar deviasi 9,87 dan nilai tengahnya sebesar 27,5 Tabel 1.1 Pengkategorian Dan Frekuensi Data Pengetahuan Tentang Sampah No Rentang Skor Kategori Harga 1 2 3 4
Sangat Baik Baik Sedang Rendah
>skor min + 4 SD > skor min + 3 SD > skor min + 2 SD skor min + 2SD
> 44,48 34,61 > 24,74 ≤ 24,74
Berdasarkan data dalam Tabel 1.1 diketahui bahwa pengetahuan tentang sampah termasuk kategori rendah, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 24,73 < nilai skor min + 2 SD sebesar 24,74. Gambaran skor dapat dilihat pada histogram pengetahuan tentang sampah berikut:
Gambar 1.1
Histogram Pengetahuan Tentang Sampah 8
4.1.2
Kreativitas Guru Dalam Membuat Media Pembelajaran
Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 64 orang. Diperoleh skor minimum sebesar 8 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 25. Dengan rata-rata (mean) 17,33 dengan standar deviasi 4,44 dan nilai tengah sebesar 17. Tabel 1.2 Pengkategorian Dan Frekuensi Data Kreativitas Guru Dalam Membuat Media Pembelajaran No Rentang Skor Kategori Harga 1 2 3 4
Sangat Baik Baik Sedang Rendah
>skor min + 4 SD > skor min + 3 SD > skor min + 2 SD skor min + 2SD
> 25,78 21,32 > 16,88 ≤ 16,88
Berdasarkan data dalam Tabel 1.2 diketahui bahwa nilai kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran dapat dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan nilai rata-rata (mean) 17,33 > nilai skor min + 2 SD sebesar 16,88.
KREATIVITAS GURU DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN
KREATIVITAS GURU DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN
Gambar 1.2 Histogram Kreativitas Guru Dalam Membuat Media Pembelajaran
4.4 Pengujian Hipotesis Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Sampah (X) Dengan Kreativitas Guru Dalam Membuat Media Pembelajaran (Y) Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pengetahuan tentang sampah dengan kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya
dinyatakan
dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil
analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta 9
a sebesar
12,578 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,192. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 12,578 + 0,192 X1 Kekuatan hubungan antara pengetahuan tentang sampah (X1) dengan kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran lingkungan (Y) pada model persamaan Y = 12,578 + 0,192 X1 dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2) adalah 18,2% Ini berarti pengetahuan tentang sampah memberikan konstribusi sebesar 18,2% terhadap kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan. Untuk lebih memperjelas gambaran mengenai hubungan linier antara variabel pengetahuan tentang sampah dengan kreativitasguru dalam Membuat Media Pembelajaran, berikut ini disajikan dalam diagram linieritas antara kedua variabel tersebut:
Y Y = 12,578 + 0,192 X1
35 30 25 20 15 ( r = 0,427) 10 5 0 10 20 30 X1 Gambar 1.3 Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Sampah Dengan Kreativitas Guru Dalam Membuat Media Pembelajaran Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,427 yang termasuk kategori keeratan sedang. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara pengetahuan tentang sampah dengan kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran lingkungan.
10
5.Simpulan dan Saran 5.1
1.
Simpulan
Ada hubungan antara pengetahuan tentang
sampah dengan kreativitas guru dalam
Membuat Media Pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,427 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R2) sebesar 18,2%, artinya bahwa pengetahuan tentang sampah memberikan kontribusi sebesar 18,2% terhadap kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran. Semakin baik pengetahuan tentang
sampah maka akan semakin baik
kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran. 5.2
Saran
Dalam upaya meningkatkan kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi antara kepala sekolah, guru, staf TU, baik yang berupa kegiatan–kegiatan bersama, penghargaan-penghargaan yang bisa memotivasi para guru dalam kreativitas guru dalam Membuat Media Pembelajaran.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, (1998).” Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta, Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2012). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Semiawan,Conny (1984) Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia Sugiyono (2003) Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alpfabeta.
Wawan. (2010) Teori dan Pengukuran Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika
11
Pengetahuan,
Sikap
dan
Perilaku