HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG JILBAB DENGAN KEDISIPLINAN BERJILBAB (Studi Kasus pada Mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012 )
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: KHOERUL AFIFAH 11108049 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Khoerul Afifah
Nim
: 111 08 049
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:
HUBUNGAN
ANTARA PENGETAHUAN
TENTANG JILBAB DENGAN KEDISIPLINAN BERJILBAB
(STUDI
KASUS
PADA
MAHASISWI STAIN SALATIGA ANGKATAN 2010 TAHUN 2012 ). Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 26 Desember2012 Pembimbing
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. Nip: 19570812 198802 2 001
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG JILBAB DENGAN KEDISIPLINAN BERJILBAB ( STUDI KASUS PADA MAHASISWI PROGDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH STAIN SALATIGA ANGKATAN 2010 TAHUN 2012 ) DISUSUN OLEH KHOERUL AFIFAH 11108049 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 26 Januari 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Katua Penguji
: Drs. Mubasirun, M.Ag
__________________
Sekretaris Penguji
: Dra. Siti Zumrotun, M.Ag
__________________
Penguji I
: Achmad Maimun, M.Ag
__________________
Penguji II
: M. Gufron, M.Ag
__________________
Penguji III
: Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag
__________________
Salatiga, 26 Januari 2013 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Khoerul Afifah
NIM
: 11108049
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 20 Desember 2012 Yang menyatakan,
Khoerul Afifah 11108049
MOTTO
.. …3öN ÍkŦ àÿRr'Î/ $tB (#rçŽÉitóム4Ó®Lym BQ öqs)Î/ $tB çŽÉitóムŸw ©! $#žc
Î)......
“……Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …..” (Q.S. Ar ra’d :11 )
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku H. Suyuti dan Hj. Siti Fadhilah tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. Kalian adalah pahlawan bagiku dan orang nomer satu di dunia ini. 2. Kakakku Ahmad Fahdholi dan Ita Latifatunn’mah serta adikku Badriyatul Muniroh yang selalu memberi perhatian dan motivasi kepadaku. 3. Guru-guru dan Kyai-kyaiku yang telah memeberi nasihat serta bekal ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. 4. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro dan Kawan-kawan santri yang menjadi teman hidup di Pesantren. 5. Semua teman-temanku angkatan 2008 PAI.
KATA PENGATAR Segala puji kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada beliau baginda Nabi Agung Muhammad SAW, semoga kita
semua
termasuk hamba yang mendapatkan syafa’atnya. Amin. Sehubungan dengan kewajiban penulis dalam melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Jurusan Tarbiyah (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah dalam bentuk skiripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG JILBAB DENGAN KEDISIPLINAN BERJILBAB (STUDI KASUS PADA MAHASISWI PROGDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, JURUSAN TARBIYAH STAIN SALATIGA ANGKATAN 2010 TAHUN 2012 )”. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terimakasih setulusnya kepada: 1.
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 3. Pembimbing skripsi, Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saranya sampai terwujud skripsi ini. 4. Segenap dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, yang dengan segaja maupun tidak segaja turut meperlancar proses penyusunan skripsi ini.
5. Segenap guru dan kyaiku, yang senantiasa memberikan penyegaran rohani kepada penulis. 6. Segenap keluarga besar dan sahabat-sahabat yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membentu dalam penulisan ini. Tiada balasan
yang dapat penulis berikan kecuali do’a kepada Allah
SWT. Semoga amal sholeh bapak, ibu, teman-teman dan semua pihak dapat diterima Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang mulia disisih-Nya. Amin. Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Semoga karya ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengambil manfaat darinya. Amin. Salatiga, 20 Desember 2012 Penulis
ABSTRAK Afifah, Khoerul. 2012. Hubungan antara Pengetahuan tentang Jilbab dengan Kedisiplinan Berjilbab (Studi Kasus pada mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 tahun 2012). Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami’atul Islamiyah, M. Ag. Kata kunci: Pengetahuan tentang Jilbab dan Kedisiplinan Berjilbab. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab (studi kasus pada mahasiswi progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 tahun 2012). Penelitian ini mengajukan permasalahan yaitu (1) Bagaimana pengetahuan tentang jilbab mahasiswi? (2) Bagaimana kedisiplinan berjilbab mahasiswi? (3) Adakah hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi STAIN Salatiga? Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan penelitian diantaranya untuk mengetahui pengetahun tentang jilbab mahasiswi, untuk mengetahui kedisiplinan berjilbab mahasiswi dan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi STAIN Salatiga. Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif. Sedangkan metode yang digunakan penulis adalah angket, observasi, wawancara dan metode dokumentasi. Sebagai analisis data penelitian ini, penulis menggunakan analisis data kuantitatif dengan menggunakan tiga tahap yaitu analisis deskriptif menghasilkan bahwa pengetahuan tentang jilbab termasuk katagori tinggi (A) pada prosentase 56%, Sedang (B) pada prosentase 34% dan rendah (C) pada prosentase 9% Sedangkan hasil kedisiplinan berjilbab termasuk pada kategori tinggi (A) pada [prosentase 47%, Sedang (B) pada prosentase 38% dan rendah (C) pada prosentase 16%. Analisis uji hipotesis dengan teknik korelasi Product Moment, tentang hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi di peroleh rxy sebesar 0,195. Analisis lanjut dengan konsultasi pada r tabel product moment dengan N = 32 pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai 0,349, dengan demikian dapat diketahui bahwa taraf signifikan 5% tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab. Hal ini di buktikan dengan hasil perhitungan statistik pada taraf signifikasi 5% menunjukkan bahwa r hitung lebil kecil dari r tabel yaitu 0,195<0,349.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO .............................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN....................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
v
MOTTO .......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
ABSTRAK ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .................................................................
5
D. Hipotesis Penelitian .............................................................
6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
6
F. Definisi Operasional ............................................................
7
G. Metode Penelitian ................................................................
9
H. Sistemaka Penulisan Skripsi ................................................
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengetahuan Tentang Jilbab ..............................................
16
1. Pengertian pengetahuan tentang jilbab ............................
16
2. Pengetahuan tentang jilbab ............................................
19
B. Kedisiplinan Berjilbab .........................................................
31
1. Pengertian kedisiplinan berjilbab ....................................
31
2. Macam-Macam kedisiplinan berjilbab ............................
32
3. Macam- Macam jilbab ....................................................
35
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi dalam kedisiplinan ber jilbab ..............................................................................
36
5. Tujuan berjilbab ............................................................
37
6. Waktu-waktu yang di haruskan memakai jilbab…………
38
7. Kewajiban berjilbab ……………………………………..
38
C. Hubungan
Antara
Pengetahuan
tentang
Jilbab
dengan
Kedisiplinan Berjilbab ……………………………………. .. BAB III
39
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum STAIN Salatiga ......................................
42
1. Identitas Sekolah .........................................................
42
2. Kondisi Obyektif Mahasiswa STAIN Salatiga ..............
42
3. Letak Geografis ...........................................................
44
4. Sejarah Singkat Berdirinya STAIN Salatiga ...............
45
5. Visi dan Misi ...............................................................
46
6. Organisasi STAIN Salatiga ..........................................
47
7. Kurikulum Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga…… 49
BAB IV
8. Tata Tertib STAIN Salatiga ..........................................
51
B. Penyajian Data ....................................................................
52
1.
Daftar Nama Responden ..............................................
53
2.
Hasil Jawaban Angket ..................................................
54
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif……………………………………………
57
1. Analisis tentang Pengetahuan tentang jilbab Mahasiswi STAIN Salatiga Angktan 2010 ...................................................
57
2. Analisis Tentang Kedisiplinan Berjilbab mahasiswi STAIN
BAB V
Salatiga angkatan 2010 ..................................................
64
B. Analisis Uji Hipotesis ..........................................................
70
C. Analisis Lanjut ....................................................................
73
PENUTUP A. Kesimpulan
....................................................................
76
B. Saran-saran
....................................................................
77
C. Penutup
....................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
NO I II III IV V
JUDUL TABEL HALAMAN Daftar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam 49 Daftar Nama Responden 53 Jawaban Item Pengetahuan tentang Jilbab 54 Jawaban Item Kedisiplinan Berjilbab 55 Skor Jawaban Angket tentang Pengetahuan tentang 58 Jilbab VI Hasil Skor Tentang Pengetahuan tentang Jilbab 59 VII Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan tentang 62 Jilbab VIII Prosentase mengenai Pengetahuan tentang Jilbab 63 pada mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan tahun 2010 IX Skor Jawaban Angket tentang Kedisiplinan Berjilbab 65 X Hasil Skor tentang Kedisiplinan Berjilbab 66 XI Distribusi Frekuensi Jawaban Kedisiplinan Jilbab 68 XII Prosentase mengenai Kedisiplinan Berjilbab pada 70 mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan tahun 2010 XIII Tabel Kerja Persiapan Perhitungan Product Moment 70
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama adalah keyakinan yang dianut setiap orang. Apabila seseorang telah memilih suatu Agama, maka orang tersebut juga terikat dengan aturan dari Agama yang dianut. Dalam Agama, biasanya juga terdapat suatu aturan yang berisi perintah dan larangan. Dalam hal ini agama Islam telah mengatur berbagai hal dalam kehidupan manusia yang dianggap sebagai petunjuk jalan hidup. Salah satu dari aturan tersebut adalah tentang berpakaian dan menutup aurat. Sebagaimana telah diterangkan dalam Al-Qur’an surat al-A’raf ayat 26 yang berbunyi serbagai berikut : 4׎öyz y7 Ï9ºsŒ 3“ uqø)G9$# ⨠$t7Ï9ur ($W± „Í‘ur öN ä3 Ï?ºuäöqy™ “ Í‘ºuqム$U™ $t7Ï9 ö/ä3 ø‹n=tæ $uZø9t“Rr& ô‰ s% tPyŠ#uä ûÓÍ_t6»tƒ ÇËÏÈ tb rã©.¤‹ tƒ óO ßg¯=yès9 «! $#ÏM »tƒ#uä ô` ÏB šÏ9ºsŒ Artinya :” Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa. Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudahmudahan mereka selalu ingat.” (Depaq RI, 2009) Ayat di atas, menunjukkan aturan yang jelas tentang berpakaian bagi kaum muslim, khususnya bagi perempuan untuk menutup aurat agar benarbenar menjadi wanita muslimah, baik ketika beribadah ataupun dalam pergaulan sehari-hari.
Salah satu cara untuk menutup aurat adalah dengan memakai jilbab dimanapun berada baik di rumah maupun di luar rumah. Sehingga dimanapun seorang berada auratnya akan selalu tertutup oleh jilbab yang dipakainya. Sehingga dengan begitu orang tersebut telah mampu mentaati aturan yang ada dalam Agama Islam, yang mengaruskan seorang muslim untuk menutup aurat. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa Islam telah mengatur tata cara dalam menutup aurat baik laki-laki maupun perempuan. Seorang perempuan dalam menutup aurat mengunakan kain penutup kepala yang dalam Al-Qur’an dikenal dengan istilah jilbab. Jilbab adalah
kerudung lebar yang dipakai
wanita muslim untuk menutup kepala, leher dan dada(Poerwardarminto,2006: 490 ). Dari uraian di atas dapat ketahui bahwa yang dinamakan jilbab bukan hanya sekedar digunakan untuk menutup rambut atau kepala saja, tetapi harus diperhatikan pula jilbab yang dipakai mampu menutup aurat sesuai aturan yang ada dalam Agama Islam. Sebagaimana telah diterangkan dalam firman Allah dalam surat anNuur ayat 31 sebagai berikut : $tB žw Î) £` ßgtFt^ƒÎ— šú ÷rr& Æ
ïω ö7ムŸw ur £` ßgy_ rãèù z` ôà xÿøts†ur £` Ïd Ì»|Á ö/r& ô` ÏB z` ôÒ àÒ øótƒ ÏM »uZÏB÷sßJ ù=Ïj9 @ è%ur
ÎgÏFs9qãèç7Ï9 žw Î) £` ßgtFt^ƒÎ— šú
ûÓÍ_t/ ÷rr& £` ÎgÏRºuq÷z Î) ÷rr& Æ ’Í<'ré& ÎŽöxî šú
ïω ö7ムŸw ur (£` ÍkÍ5qãŠã_ 4’n?tã £` Ïd ÌßJ 胿2 tûøóÎŽôØ u‹ø9ur ($yg÷YÏB tygsß
ÎgÏGs9qãèç/ Ïä!$oYö/r& ÷rr& Æ
Îgͬ!$oYö/r& ÷rr& Æ
ÎgÏGs9qãèç/ Ïä!$t/#uä ÷rr& Æ
Îgͬ!$t/#uä
üÏèÎ7»F9$# Írr& £` ßgãZ»yJ ÷ƒr& ôM s3 n=tB $tB ÷rr& £` Îgͬ!$|¡ ÎS ÷rr& £` ÎgÏ?ºuqyz r& ûÓÍ_t/ ÷rr& Æ
ÎgÏRºuq÷z Î)
tûøóÎŽôØ o„ Ÿw ur (Ïä!$|¡ ÏiY9$# ÏN ºu‘öqtã 4’n?tã (#rãygôà tƒ óO s9 šú
ïÏ%©!$# È@ øÿÏeÜ 9$# Írr& ÉA %y` Ìh9$# z` ÏB Ïpt/ö‘M} $#
÷/ä3 ª=yès9 šc
qãZÏB÷sßJ ø9$# tm•ƒr& $·èŠÏHsd «! $# ’n<Î) (#þqç/qè?ur 4£` ÎgÏFt^ƒÎ— ` ÏB tûüÏÿøƒä† $tB zN n=÷èã‹Ï9 £` ÎgÎ=ã_ ö‘r'Î/ ÇÌÊÈ šc
qßs Î=øÿè?
Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman= “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasanya nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudarasaudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Depaq RI, 2009) Ayat di atas menjelaskam bahwa Allah SWT telah mengatur dalam kalam-Nya bagaimana mestinya perilaku wanita muslimah, khususnya dalam memakai jilbab. Bahwa dalam memakai jilbab setidaknya jilbab itu mampu menutup kepala, punggung hingga dada, tetapi setelah zaman modern timbul jilbab yang lebih terlihat trend apabila mengikuti perkembangan model. Model pemakaian jilbab bisa dibuat sedemikian rupa sesuai dengan selera, bentuk kerudung, bentuk wajah dan kadang juga jilbab yang dipakai jauh dari aturan Islam. Berdasarkan pengamatan awal penelitian menunjukkan bahwa jilbab yang biasanya dipakai adalah jilbab yang kecil sehingga lekuk tubuh bawah kelihatan,. Peristiwa semacam ini, terjadi pada mahasiswi STAIN Salatiga meskipun tidak seluruhnya. Padahal seperti yang telah diketahui bahwa STAIN Salatiga adalah sebuah lembaga perguruan tinggi Islam, sebagai
tempat menimba ilmu agama. Sehingga para mahasiswi STAIN Salatiga tentunya sudah tahu bagaimana cara menutup auratnya, terutama dalam memakai jilbab, harus diketahui bahwa seorang yang mempunyai pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah, seperti yang di jelaskan dalam surat mujadalah ayat 11 yang artinya “….niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…”. Mahasiswi STAIN Salatiga seluruhnya memakai jilbab. Pada sasaran emperis di kamus STAIN Salatiga, tentang jilbab mahasiswi mempunyai gambaran yang beraneka ragam dari segi model, intensitas, dan pengetahuan mahasiswi itu sendiri tentang ajaran berjilbab. Keanekaragaman ini mendorong peneliti untuk meneliti, bagaimana hubungan kedisiplinan berjilbab para mahasiswi STAIN Salatiga dengan tingkat pengetahuan mahasiswi tentang ayat yang berkaitan dengan keharusan memakai jilbab. Asumsi awal adalah jika para mahasiswi memahami betul ayat tentang berjilbab, maka logikanya mereka akan disiplin memakai jilbab dimana saja (bukan hanya di kampus). Sekalipun amat dimungkinkan adanya faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan berjilbab. Namun karena objek penelitian ini adalah mahasiswi, maka peneliti menganggap penting mengkorelasikan dimensi intelektual dengan sikap disiplin mereka dalam berjilbab. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti mahasiswi STAIN Salatiga mengenai hubungan pengetahuan tentang jilbab dengan
kedisiplinan
berjilbab. Dengan demikian penulis mengadakan penelitian
dengan judul: “HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG JILBAB DENGAN KEDISIPLINAN BERJILBAB ” (STUDI KASUS PADA MAHASISWI PROGDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, JURUSAN TARBIYAH
STAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2010 TAHUN
2012). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat pengetahuan tentang jilbab mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012 ? 2. Bagaimana kedisiplinan berjilbab mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012? 3. Adakah hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahuai tingkat pengetahuan tentang jilbab mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan berjilbab mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012.
3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab Mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012. D. Hipotesis Penelitian Kata hipotesis adalah dari dua kata, yaitu “hypo” artinya “ di bawah” dan ”thesa” artinya “kebenaran” hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data permasalahan yang terkumpul (Arikunto 1998:67). Sedangkan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab pada mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012. E. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat dua manfaat yang penulis paparkan. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritik a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritik sekurangkurangnya dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang pengetahuan tentang jilbab dan kedisiplinan berjilbab. b. Untuk menganalisa penerapan syari’at Islam yang berkaitan dengan pengetahuan tentang jilbab dan kedisiplinan berjilbab mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 Tahun 2012.
2. Secara praktik Secara praktik penelitian ini dapat mengetahui adanya hubungan atau tidak antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul, maka penulis perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel dalam penelitian ini. 1. Hubungan Yang dimaksud dengan hubungan adalah mempunyai arti pertalian atau mempunyai sangkut paut atau ikatan (Poerwadarminto, 2006: 425) 2. Pengetahuan tentang Jilbab a. Pengetahuan adalah mengetahui sesuatu/ segala sesuatu yang diketahuai /kepandaian (Poerwardaminta, 2006:1181) b. Jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutup kepala, leher, dan dada (poerwardaminta, 2006: 490) Dalam penelitian yang dimaksud dengan pengetahuan tentang jilbab adalah segala sesuatu yang diketahui tentang jilbab yang sesuai aturan atau syarat-syarat yang ada dalam agama Islam. Menurut Glock dan Stark dalam bukunya Abdullah dan Karim yang berjudul “Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar” halaman Sembilan puluh tiga “keberagamaan muncul dalam lima dimensi: ideologis, intelektual, eksperiensial, ritualistik, dan konsekuensial”
Dalam konteks peneliti kajian fokus pada dimensi intelektual mengacu pada pengetahuan agama-apa yang tengah atau harus diketahui orang tentang ajaran-ajaran agamanya. Pada dimensi ini, penelitian dapat diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat melek agama (religious literacy) para pengikut agama yang diteliti; atau tingkat ketertarikan mereka untuk mempelajari agamanya (Abdullah dan Karim, 1989: 93). Jadi yang dimaksud dengan pengetahuan tentang jilbab adalah segala sesuatu yang diketahui tentang jilbab yang sesuai aturan atau syarat-syarat yang ada dalam agama Islam. Dengan demikian indikator-indikator dalam pengetahuan tentang jilbab antara lain adalah: a. Mengetahui ayat dan hadis tentang keharusan berjilbab b. Mengetahui syarat memakai jilbab c. Mengetahui hikmah jilbab (Thalib, 1996: 37-43 ) 3. Kedisiplianan Berjilbab a. Kedisiplinan Menurut Prijodarmito (1994: 25) kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazim.
b. Berjilbab Jilbab mempunyai banyak pengertian, akan tetapi dalam istilah tersebut penulis membatasi arti dari jilbab yakni kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk penutup kepala, leher, dan dada (poerwardaminta, 2006: 490). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kedisiplinan berjilbab adalah kesadaran untuk selalu memakai jilbab dimanapun berada untuk mematuhi dan taat terhadap perintah agama sesuai dengan ajaran agama yang didapat agar selalu menutup aurat. Dengan demikian dapat kita ketahui indikator-indkator kedisiplinan berjilbab antara lain : a. Memakai jilbab sesuai ajaran Islam b. Memakai jilbab tidak hanya di kampus c. Memakai jilbab sejak dewasa (baligh) (‘Izzuddin, 2005: 59-66).
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian dan rancangan penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif korelasional, karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban atas suatu pernyataan yang spesifik sejak awal tentang hubungan dua variabel X dan Y. Variabel X adalah pengetahuan tentang jilbab sedangkan variabel Y adalah kedisiplinan berjilbab.
2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Penelitian
ini diagendakan akan memakan
waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1998: 115). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 yang berjumlah 106. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 1998: 117). Teknik sampling adalah pengambilan sampel, proses pengambilan sampel ini berdasarkan pendapat suharsimi Arikunto, bahwa apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar bisa diambil antar 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto , 1998: 120).
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 30% dari populasi yang berjumlah 106 mahasiswi. Jadi jumlah yang diambil adalah sebanyak 32 mahasiswi. 4. Metode pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu : a. Angket (kuesioner) Angket atau koesioner merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab responden (Wijaya, 2008: 59). Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data tentang pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi. b. Observasi atau Pengamatan Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti ( Wijaya, 2008: 60). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi langsung yang digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi penelitian yaitu di STAIN Salatiga. c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang (bukti) tertulis ( Arikunto, 1996: 115).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data tentang keadaan STAIN Salatiga dan mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010. d. Wawancara Wawancara atau interview digunakan
sebagai cara untuk
memperoleh data dengan jalan mengadakan wawancara dengan nara sumber atau responden (Wijaya, 2008: 61). Disini penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan responden. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara kepada beberapa mahasiswi Progdi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Angkatan 2010 untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. 5. Instrumen Penelitian Instrumen adalah “ alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data”( Arikunto, 1998: 135). Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab. Pedoman dalam pemberian skor diantaranya setiap jawaban alternatif a memperoleh skor 3, b memperoleh skor 2, c memperoleh skor 1. Baru kemudian dari masing-masing responden dihitung skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus statistika yaitu korelasi product moment.
6. Analisis Data a. Analisis Awal Analisis awal ini untuk mengetahui pengetahuan tentang jilbab dengan
kedisiplinan
berjilbab
mahasiswi.
Teknik
analisisnya
menggunakan teknik prosentase sebagai beriku P
=
X 100 %
Keterangan : P
= Prosentase
F
= Frekuensi
N
= jumlah Responden
b. Analisis Lanjutan Sebagai analisis lanjutan adalah mengunakan teknik statistik untuk mencari ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel x dan y. Analisisnya mengunakan product Moment sebagai berikut : ∑
rxy [ ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) ][ ∑
(∑ ) ]
Keterangan : rxy
= nilai koefisien antara x dan y
xy
= product dari x dan y
x
= variabel nilai angket x
y
= variabel nilai angket y
N
= jumlah sampel yang diteliti
Σ
= sigma (jumlah)
H. Sistemaka Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Oprasional G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengetahuan tentang jilbab B. Kedisiplinan berjilbab C. Hubungan pengetahuan tentang jilbab dengan kedisipinan berjilbab
BAB III
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum STAI N Salatiga B. Data Responden C. Data Hasil Angket
BAB IV
ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif B. Analisis Uji Hipotesis C. Analisis Lanjut
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran C. Penutup
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Tentang Jilbab 3. Pengertian Pengetahuan tentang Jilbab a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan kata dasarnya ‘tahu’, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan an, imbuhan ‘pe- an ’ menunjukkan adanya proses, jadi
menurut susunan perkataanya, pengetahuan berarti proses
mengetahui, dan menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan (Suhartono, 2008: 48-49). Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan yang menjadi
apabila sesorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal pengetahuannya selalu terdiri atas unsur yang
mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang diketahuinya itu. Oleh karena itu pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai
hal
ingin diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu (Surajiyo, 2008: 26).
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwardaminta
(2006: 1181) Pengetahuan adalah mengetahui sesuatu/ segala sesuatu yang diketahuai /kepandaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dapat disimpulkan yang dimaksud dengan pengetahuan tentang jilbab adalah seseorang yang mengetahui tentang segala sesuatu mengenai jilbab. Baik dalam hal hukum atau aturan-aturan yang telah dijelaskan dalam agama Islam tentang jilbab. b. Bentuk-bentuk Pengetahuan tentang Jilbab Pengetahuan tentang jilbab adalah seorang yang mengetahui tentang segala sesuatu mengenai jilbab. Adapun
bentuk-bentuk
pengetahuan tentang jilbab di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui pengertian jilbab 2) Mengetahui Dalil Al- Qur’an dan hadis tentang jilbab 3) Mengetahui Syarat-syarat jilbab 4) Mengetahui Tujuan berjilbab 5) Mengetahui Hikmah berjilbab (Thalib, 1996: 37-43 ) c. Sumber-sumber Pengetahuan tentang Jilbab Menurut Suhartono (2008:52) ada beberapa sumber-sumber pengetahuan di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Kepercayaan berdasarkan tradisi adat dan agama, adalah berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya berbentuk
norma-norma atau kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. 2) Otoritas kesaksian orang lain, kepercayaan.
Pihak-pihak
juga masih mewarnai oleh
pemegang
otoritas
kebenaran
pengetahuan yang dapat dipercayai adalah orang tua, guru, ulama, orang yang dituakan dan sebagainya.
Apapun yang
mereka
katakan benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karena, kebanyakkan orang telah mempercayai mereka sebagai orang-orang yang cukup berpengalaman dan berpengetahuan luas dan benar. 3) Pengalaman indrawi adalah alat vital penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung lidah, dan kulit, orang biasanya menyaksikan langsung kebenaran sutu objek, dan secara langsung pula bisa melakukan kegiatan hidup. Dari uraian di atas jika dikaitkan tentang sumber-sumber pengetahuan tentang jilbab, maka dapat diketahui sumber-sumber pengetahuan tantang jilbab itu bisa didapat antara lain melaui: 1) Pengajian 2) Internet 3) Membaca buku 4) Sekolah atau kuliah dan sebagainya. 4. Pengetahuan tentang Jilbab
a. Pengertian Jilbab Pakaian penutup kepala perempuan Indonesia semula lebih umum dengan kerudung, tetapi permulaan tahun 1980-an lebih populer dengan jilbab. Sekarang istilah jilbab sering disalah artikan sebagai penutup tubuh saja, tanpa memperhatikan pantas atau tidak. Tanpa kita sadari banyak sekali perempuan muslim mengenakan jilbab, namun pakaian yang dikenakannya masih memperlihatkan
lekuk
tubuh mereka. Jilbab seperti ini sering disebut” jilbab gaul”. Jilbab gaul atau jilbab gaya selebritis ini muncul di awal tahun 2000 atau menjelang menilium ketiga mencapai
punjak
di saat media cetak dan elektronik
kejayaan.
Era
ini
memberi
kebebasan
mengekspresikan segala ide yang cenderung kebelabasan ( Ghifari, 2004:13). Jilbab yaitu sesuatu yang dapat menutup aurat baik berupa kain atau yang lainya. Jilbab mempunyai tafsiran kata-kata yang sangat banyak, tetapi memiliki makna satu untuk menutup aurat wanita. Secara etimologi kata ﺟﻠﺒﺎبberasal dari bahasa Arab dan bentuk jamaknya jalabib, kata itu juga tercantum dalam Al-Qur’an surat al-Ahzab : 59. Di dalam
bukunya Deni Sultan Bahtiar yang berjudul ”
Berjilbab dan Trend
Buka Aurat”
halaman delapan puluh lima
disebutkan bahwa Berbagai ahli ( baik itu ahli bahasa, hadis, maupun
Al-Qur’an
)
juga
turut
menyubangkan
pikirannya
dalam
menerjemahkan makna jilbab. Diantaranya adalah 1) Imam Roqhib, Ahli kamus Al-Qur’an yang terkenal, mengartikan jilbab sebagai pakaian longgar yang terdiri atas baju panjang, dan kerudung yang menutup badan kecuali muka dan telapak tangan. 2) Imam Al-Fahyumi, salah satu penyusun kamus Arab mengatakan, bahwa jilbab adalah pakaian yang lebih longgar dari kerudung, tetapi tidak seperti selendang. 3) Ibnu Mansur juga mengatakan jilbab adalah selendang atau pakaian lebar yang dipakai perempuan, untuk menutup kepala, pungung, dan dada. 4) Hassan Ahli Tafsir mengatakan bahwa jilbab adalah pakaian yang menutup segenap badan atau sebagian badan sebelah atas. 5) H.B Jasssin salah satu tokoh intelektual, menuturkan, jilbab adalah baju kurung yang menutup kepala, muka, dan dada. Sedangkan menurut (Poerwardaminta, 2006: 490) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutup kepala, leher, dan dada. Jilbab
juga mempunyai
persamaan arti dengan kata-kata
“pakaian taqwa” yang menutup seluruh badanya, kecuali muka, dan kedua telapak tangan, sebagaimana tersebut dalam surat an-Nuur: ayat 31 ( Thalib,1996: 41).
Kaum wanita yang berpakian tipis, sehingga kulitnya terlihat sekalipun menutup seluruh badannya, tidak disebut pakaian taqwa. Begitu juga dengan wanita berpakaian ketat sehingga tertonjol keluar bentuk dan potongan tubuhnya tidak disebut pakaian taqwa (Thalib, 1996: 42). Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa yang dinamakan jilbab bukan sekedar penutup kepala saja, tetapi yang di namakan jilbab itu seharusnya pakaian yang longgar yang mampu menutup aurat perempuan secara keseluruhan. b. Hukum Berjilbab Hukum memakai jilbab atau memakai kerudung hukumnya wajib bagi wanita mukminat, sebagaiman Allah SWT berfirman dalm surat Al- Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31. c. Dalil Al- Qur’an dan Hadis Tentang Jilbab Perintah yang mewajibkan untuk memakai jilbab disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al- Alhzab ayat 59 yang berbunyi:
` ÏB £` ÍköŽn=tã šú
üÏRô‰ ムtûüÏZÏB÷sßJ ø9$#Ïä!$|¡ ÎSur y7 Ï?$uZt/ur y7 Å_ ºurø—X{ @ è% ÓÉ<¨Z9$#$pkš‰r'¯»tƒ
$VJ ŠÏm §‘ #Y‘qàÿxî ª! $#šc
%x.ur 3tûøïsŒ÷sムŸx sù z` øùt÷èムb r’oT÷Šr&y7 Ï9ºsŒ 4£` ÎgÎ6Î6»n=y_ ÇÎÒÈ
Artinya :” Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Depag RI, 2009)
Di dalam dalil di atas Allah dengan tegas memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar mengatakan pada istri-istrinya, anak perempuannya, dan perempuan mukminat
agar mereka
mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Dan dasar keharusan berjilbab juga dijelaskan dalam firman Allah di dalam surat An-Nur: 31 yang berbunyi:
Ÿw ur £` ßgy_ rãèù z` ôà xÿøts†ur £` Ïd Ì»|Á ö/r& ô` ÏB z` ôÒ àÒ øótƒ ÏM »uZÏB÷sßJ ù=Ïj9 @ è%ur (£` ÍkÍ5qãŠã_ 4’n?tã £` Ïd ÌßJ 胿2 tûøóÎŽôØ u‹ø9ur ($yg÷YÏB tygsß $tB žw Î) £` ßgtFt^ƒÎ— šú Ïä!$t/#uä ÷rr& Æ
Îgͬ!$t/#uä ÷rr& Æ
ûÓÍ_t/ ÷rr& £` ÎgÏRºuq÷z Î) ÷rr& Æ
ÎgÏFs9qãèç7Ï9 žw Î) £` ßgtFt^ƒÎ— šú
ÎgÏGs9qãèç/ Ïä!$oYö/r& ÷rr& Æ
ïω ö7ãƒ
ïω ö7ムŸw ur
Îgͬ!$oYö/r& ÷rr& Æ
ÎgÏGs9qãèç/
Írr& £` ßgãZ»yJ ÷ƒr& ôM s3 n=tB $tB ÷rr& £` Îgͬ!$|¡ ÎS ÷rr& £` ÎgÏ?ºuqyz r& ûÓÍ_t/ ÷rr& Æ
ÎgÏRºuq÷z Î)
óO s9 šú
üÏèÎ7»F9$#
ïÏ%©!$# È@ øÿÏeÜ 9$# Írr& ÉA %y` Ìh9$# z` ÏB Ïpt/ö‘M} $# ’Í<'ré& ÎŽöxî šú
` ÏB tûüÏÿøƒä† $tB zN n=÷èã‹Ï9 £` ÎgÎ=ã_ ö‘r'Î/ tûøóÎŽôØ o„Ÿw ur (Ïä!$|¡ ÏiY9$# ÏN ºu‘öqtã 4’n?tã (#rãygôà tƒ ÇÌÊÈ šc
qßs Î=øÿè? ÷/ä3 ª=yès9 šc
qãZÏB÷sßJ ø9$# tm•ƒr&$·èŠÏHsd «! $#’n<Î)(#þqç/qè?ur 4£` ÎgÏFt^ƒÎ—
Artinya;” Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budakbudak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Depag RI, 2009) Dan masih ada ayat Al-Qur’an yang lain yang menerangkan tentang jilbab serta hadis yang membahasnya. Adapun ayat Al-Qur’an yang lain yang memberi penjelasan tentang jilbab, yaitu dalam Q.S. Al A’raf: 26:
⨠$t7Ï9ur ($W± „Í‘ur öN ä3 Ï?ºuäöqy™ “ Í‘ºuqム$U™ $t7Ï9 ö/ä3 ø‹n=tæ $uZø9t“Rr& ô‰ s% tPyŠ#uä ûÓÍ_t6»tƒ ÇËÏÈ tb rã©.¤‹ tƒ óO ßg¯=yès9 «! $# ÏM »tƒ#uä ô` ÏB šÏ9ºsŒ 4׎öyz y7 Ï9ºsŒ 3“ uqø)G9$# Artinya:” Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Depag RI, 2009) Adapun dalil dari
hadis yang menerangkan tentang jilbab
adalah: Rasulullah SAW bersabda:
َ َإِنﱠ أَﺳْﻤَﺎءَ ﺑِﻨْﺖَ أَﺑِﻲْ ﺑَﻜْﺮٍ دَ ﺧَﻠَﺖْ ﻋَﻠﻰَ رَ ﺳُﻮْلِ اﷲِ وَ ﻋَﻠَﯿْﮭَﺎ ﺛِ َﯿﺎ بٌ رِ ﻗَﺎقٌ ﻓَﺄَﻋْﺮ ض ﻋَﻨْﮭَﺎ وَ ﻗَﺎ لَ ﯾَﺎ أَ ﺳْﻤَﺎءُ إِنﱠ اﻟْﻤَﺮْأَةَ إِذَاﺑَﻠَﻐَﺖِ اﻟْﻤَﺤِﯿْﺾَ ﻟَﻢْ ﯾَﺼِﺢﱠ أَنْ ﯾُﺮ ى ﻣِﻨْﮭَﺎ إﻟِﺎﱠ (ھَﺬَا وَاَﺷَﺎ رَإِﻟﻰَ وَﺟْﮭِﮫ ِوَﻛَﻔْﯿَﮫ ِ)رواه أﺑﻮداود Artinya: “Bahwa Asma’ bin abi bakar masuk kerumah rasul dengan mengenakkan pakaian yang tipis, maka rasulullah (baligh) tidak diperkenankan untuk dilihat daripadanya kecuali ini dan ini, dengan mengisyaratkan wajah dan telapak tangan” (H.R Abu Daud).
Hadis di atas
menjelaskan tentang perempuan mulai
diwajibkan untuk memakai jilbab, yaitu sejak mereka sudah baligh, dan salah satu tanda baligh seorang perempuan adalah ketika mereka sudah mengalami haid yang pertama. Diriwaratkan dari Aisyah ra. tuturnya:
ﻟَﻤَﺎ,ِ ﯾَﺮْ ﺣَﻢُ اﷲُ ﻧِﺴَﺎءَ اﻟْﻤُﮭَﺎﺟِﺮَاتِ اﻟْﺄُوَل: ْﻋَﻦْ ﻋَﺎ ﺋِﺸَﺔَ رَﺿِﻲَ اﷲَ ﻋَﻨْﮭَﺎ ﻗَﺎ ﻟَﺖ أَﻧْﺰَلَ اﷲُ )وَﻟْﯿَﻀْﺮِ ﺑْﻦَ ﺑِﺨُﻤُﺮِھِﻦﱠ ﻋَﻠﻰَ ﺟُﯿُﻮْﺑِﮭِﻦﱠ ( ﺷَﻘَﻔْﻦَ ﻣُﺮُوْﻃَﮭُﻦﱠ ﻓَﺎ ﺧْﺘَﻤِﺮْنَ ﺑِﮭَﺎ Artinya: Dari Aisyah R.A. bahwa dia berkata: Semoga Allah mengasihi kaum wanita Muhajirin generasi pertama. Tatkala Allah menurunkan ayat ‘Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya’, mereka langsung merobek pakaian-pakaian bulunya, Lalu digunakan sebagai kerudung (tutup kepala) (Abi Daud,1993 : 520). Diriwatkan dari jabir ra, tuturnya:
.ْإِذَا ﺧَﻄَﺐَ أَﺣَﺪُﻛُﻢُ اﻟْﻤَﺮْأَةَ ﻓَﺈِنِ اﺳﺘَﻄَﺎعَ أَنْ ﯾَﻨْﻈُﺮَ إِﻟﻰَ ﻣَﺎ ﯾَﺪْﻋُﻮْهُ إِﻟﻰَ ﻧِﻜَﺎ ﺣِﮭَﺎ ﻓَﻠْﯿَﻔْﻌَﻞ ﻗَﺎلَ ﻓَﺨَﻄَﺒْﺖُ ﺟَﺎ رِﯾَﺔً ﻓَﻜُﻨْﺖُ أ ﺗَﺨَﺒﱠﺄُ ﻟَﮭَﺎ ﺣَﺘﻰﱠ رَأَ ﯾْﺖ ﻣِﻨْﮭَﺎ ﻣَﺎ دَﻋَﺎﻧِﻲْ إِﻟﻰَ ﻧِﻜَﺎ ﺣِﮭَﺎ .وَ ﺗَﺰْوِﺟِﮭَﺎ ﻓَﺘَﺰَ وﱠ ﺟْﺘُﮭَﺎ Artinya: Apabila salah seorang dari kalian meminang perempuan, maka bila ia mampu melihat sebagian apa yang bisa mendorongnya untuk menikahinya, maka lakukanlah. Jabir berkata: kemudian aku meminang budak wanita (jariyah).saat itu aku bersembunyi untuk melihatnya hingga aku melihat apa yang mendorongku menikahi dan mengawininya. Kemudian aku mengawininya. Hadis di atas merupakan dalil disyari’atkan wanita untuk berhijab dari laki-laki nonmahram, dan bahwasanya wanita harus menutupi diri agar sekiranya tidak bisa dilihat oleh laki-laki kecuali dengan trik atau langkah tertentu, atau jika mereka diperkenankan untuk dilihat (Al Muqtadir, 2007: 8- 9).
Dari ayat Al-Qur’an dan hadis di atas kita dapat mengetahui bahwa hukum berjilbab adalah wajib bagi kaum muslimat, bukan hanya untuk para istri-istri Nabi saja, perintahnya memang seolah-olah khusus untuk mereka sebagai penghargaan bagi mereka dan isyarat mereka bahwa mereka seharusnya menjadi pelopor ketaatan yang paling dulu mengindahkan ajaran itu. Dalam surat An-Nur: 31 di atas dinyatakan dengan tegas, bahwa dandanan yang biasa dilakukan kaum wanita Arab pada zaman jahiliyah kini sudah dinyatakan sebagai perbuatan terlarang dan haram. memperlihatkan perhiasannya
Mereka diperintah supaya tidak
dan anggota tubuhnya di depan orang
asing, kecuali yang sudah biasa terlihat dan sulit untuk ditutupi. Karena
penting dan seriusnya bahwa seorang harus menutup aurat
terhadap orang asing, sehingga disebutkan satu persatu jenis keluarga dan orang asing yang boleh melihat auratnya. Oleh karena itulah para ulama kaum muslimin semuanya sepakat tidak ada yang berselisih paham, wajib menutup seluruh tubuh wanita, selain wajah dan telapak tanganya, dengan catatan wajah dan telapak tangan itu tidak diberi perhiasan yang dapat menarik perhatian lelaki. Allah SWT, memerintahkan kepada wanita muslimah untuk menutupi selain yang biasa terlihat, termasuk leher, bagian di atas dada,
rambut dan lain-lain dengan nash yang tegas dan jelas
(Ramadhan,1993: 33). Sehingga
seorang muslim yang taat kita
harusnya dapat
melaksanakan semua perintah Allah dan menjahui
semua larangan-NYA. d. Aurat –aurat perempuan Aurat berasal dari bahasa Arab yang secara literal berarti celah, kekurangan, sesuatu yang memalukan, atau sesuatu yang dipandang buruk dari anggota tubuh manusia dan membuat malu bila dipandang, dalam Al-Qur’an, lafal aurat disebut empat kali, kali dalam bentuk tunggal (mufrod) dan dua kali dalam bentuk plural (jama). Bentuk tunggal
lafal aurat disebutkan dalam Q.S al-Ahzab :13,
sedangkan bentuk pluralnya disebut dalam Q.S an-Anuur: 31 dan 58. Aurat dalam Q.S an-Nuur: 31 dan 58 diartikan sebagai “sesuatu dari anggota tubuh manusia yang membuat malu bila dipandang, atau dipandang buruk untuk diperlihatkan ”(Muhammad, 2007: 67-68) Menurut pandangan Islam aurat adalah sesuatu yang haram ditampakkan
dan batasan aurat perempuan adalah seluruh tubuh
kecuali muka dan telapak tangan dengan catatan tidak diberi perhiasan yang dapat menarik laki-laki. Dalam hal ini telah dijelaskan dalam surat an-nur :31 seperti uraian di atas. e. Syarat-syarat jilbab Kreteria jilbab bukanlah berdasarkan kepantasan/mode yang lagi trend, melainkan berdasarkan Al-Quran dan As-Sunah. Jika kedua sumber hukum Islam ini telah memutuskan suatu hukum, maka seorang
muslim
atau
muslimah
terlarang
membantahnya
.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 36 sebagai berikut:
ãN ßgs9 tb qä3 tƒ b r& #·øBr& ÿ¼ã&è!qß™ u‘ur ª! $# Ó|Ó s% #sŒÎ) >puZÏB÷sãB Ÿw ur 9` ÏB÷sßJ Ï9 tb %x. $tBur $YZÎ7•B Wx »n=|Ê ¨@ |Ê ô‰ s)sù ¼ã&s!qß™ u‘ur ©! $# ÄÈ ÷ètƒ ` tBur 3öN Ïd ÌøBr& ô` ÏB äouŽzσø:$# ÇÌÏÈ Artinya:”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Depag RI, 2009) Syeikh Muhammad nashirudin Al-Abani dalam bukunya “ jilbab wanita muslimah” mengharusakan jilbab itu memenuhi delapan syarat, yaitu: 1) Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan Syarat ini terdapat dalam firman Allah dalam surah AlAhzab ayat 59 sebagai berikut:
šú
üÏRô‰ ムtûüÏZÏB÷sßJ ø9$# Ïä!$|¡ ÎSur y7 Ï?$uZt/ur y7 Å_ ºurø—X{ @ è% ÓÉ<¨Z9$# $pkš‰r'¯»tƒ
ª! $# šc
%x.ur 3tûøïsŒ÷sムŸx sù z` øùt÷èムb r& #’oT÷Šr& y7 Ï9ºsŒ 4£` ÎgÎ6Î6»n=y_ ` ÏB £` ÍköŽn=tã ÇÎÒÈ $VJ ŠÏm §‘ #Y‘qàÿxî
Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayan.” (Depag RI, 2009) Surat An-Nuur ayat 31 sebagaimana penulis kutip pada poin di atas dengan tegas menyatakan bahwa jilbab itu harus menutup seluruh anggota badan kecuali yang biasa tampak yaitu muka dan telapak tangan. Menutup seluruh anggota badan dimaksudkan pula menutup seluruh perhiasan yang melekat pada tempat-tempat tertentu pada tubuh wanita. Menurut Imam
Al-Qurthuby, zinnah atau perhiasan itu
terbagi dua bagian: Pertama, zinnah khalqiyah, yaitu perhiasan yang sudah melekat pada dirinya seperti raut wajah, kulit, bibir dan sebagainya. Kedua, zinnah muktasabah, yaitu perhiasan yang dipakai wanita untuk memperindah atau menutupi jasmaninya, seperti busana, cincin, celak mata, pewarna, dan sejenisnya . (Al-Ghifari, 2005: 217-218). 2) Bukan berfungsi sebagai perhiasan Syarat ini berdasarkan firman Allah SWT
…………………… وَﻻَﯾُﺒْﺪِ ﯾْﻦَ زِﯾْﻨَﺘَﮭُﻦ Artinya :“…..Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka…..” (Q.S. An-Nur: 31) Secara umum kandungan ayat di atas
juga mencakup
pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu yang menyebabkan kaum laki-laki melirikkan pandangan kepadanya. Hal ini dikuatkan oleh
firman Allah SWT di dalam surat Al-Ahzab ayat 33 yang berbunyi sebagai berikut:
z(4’n
ô_ §Žy9s? Ÿw ur £` ä3 Ï?qã‹ç/ ’Îûtb ös%ur
Artinya : ” Dan hendaklah kamu tetap dirumah dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang pertama.” (Depag RI, 2009) Pakaian jilbab sebagaimana disebutkan dalam surat AlAhzab ayat 59 berfungsi sebagai pelindung wanita dari godaan laki-laki. Hal ini berarti pakaian muslimah (jilbab ) tidak boleh berlebihan atau mengikuti trend mode tertentu karena jilbab bukan perhiasan (Al-Ghifari, 2005:223). 3) Kain harus tebal dan tidak tipis Sebagai pelindung wanita, secara otomatis jilbab harus tebal atau tidak transparan atau membayang (tipis) karena jika demikian akan semakin memancing fitnah (godaan) dari pihak laki-laki. Adapun fenomena kudung gaul yang kini sedang trend di kalangan anak-anak muda dengan pakaian yang tipis serba ketat, hal ini jelas merupakan pelanggaran berat terhadap syarat jilbab yang diharuskan (Al-Ghifari, 2005:224) 4) Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak mengambarkan sesuatu dari tubuhnya
Diantara maksud diwajibkanya jilbab adalah agar tidak timbul fitnah (godaan) dari pihak laki-laki. Dan itu tidak mungkin terwujud jika pakaian yang dikenakan tidak ketat membentuk lekuk-lekuk tubuhnya. Untuk itu jilbab harus longgar dan tidak ketat. 5) Tidak diberi wewangian atau parfum Syarat ini berdasarkan larangan terhadap kaum wanita untuk memakai wewangian bila mereka keluar rumah. Rasulullah SAW. Bersabda :
(إِذَاﺧَﺮَﺟَﺖْ اِﺣْﺪَاﻛُﻦﱠ إِﻟﻰَ اﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﻼَ ﺗَﻘْﺮَ ﺑَﻦﱠ ﻃِﯿْﺒَﺎ )رواه ﻣﺴﻠﻢ Artinya : “Jika salah seorang diantra kalian(kaum wanita)keluar menuju masjid, maka janganlah sekali-kali mendekatinya dengan memakai wewangi-an ”(H.R. Muslim) 6) Tidak menyerupai laki-laki 7) Tidak menyerupai pakaian wanita kafir 8) Bukan libas syuhrah (pakaian popularitas) Libas syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas (gengsi) ditengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan gaun dan perhiasannya, maupun yang bernilai rendah yang dipakai seseorang untuk menampakkan kedzuhudanya dan dengan tujuan riya (Al- Ghifari, 2005: 232)
f. Hikmah mengunakan jilbab Sesuai dengan ayat-ayat yang telah disebutkan di atas tentang kuwajiban menggunakan jilbab. Hikmah yang kita bisa ambil dari ayat-ayat tersebut Menurut (Thalib, 1996: 43) yaitu : 1) Menjauhkan wanita dari gangguan laki-laki jahil 2) Membedakan wanita yang berakhlak mulia dengan wanita yang berakhlak kurang mulia 3) Mencegah timbulnya fitnah birahi pada kaum laki-laki 4) Memelihara kesucian agamawanita yang bersangkutan.
B. Kedisiplinan Berjilbab 1. Pengertian Kedisiplinan Berjilbab Menurut Prijodarmito (1994: 25) kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang menceminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung, oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kuwajiban dalam rangka pencapaian tujuan ( Ekosiswoyo dan Rachman, 2007 : 97).
Dari paparan pengertian kedisplinan di atas dapat kesimpulan yang dimaksud kedisiplinan berjilbab adalah
kita ambil harus selalu
memakai jilbab sesuai aturan dan syarat-syarat yang telah ditentukan, Allah memerintahkan kepada hambanya untuk selalu berdisiplin memakai jilbab secara konsisten pada waktu yang telah ditentukan. 2. Macam-macam Kedisiplinan Berjilbab Menurut Asnawi (2009: 94-95) macam-macam disiplin antara lain : a. Disiplin waktu Disiplin waktu dalam hal ini yang dimaksudkan adalah seorang muslimah seharusnya tahu kapan saat dia harus memakai jilbab dan kapan diperbolehkan untuk tidak memakai jilbab,
jika seorang
muslimah berjilbab saat akan berpergian saja maka itu tidak dikatagorikan sebagai muslimah yang disiplin dalam berjilbab, jika berjilbab saat keluar rumah saja juga belum dikatakan disiplin, jika muslimah selalu berjilbab sesuai aturan agama maka barulah seorang itu dikatagorikan sebagai muslimah yang disiplin dalam berjilbab. b. Disiplin menegakkan aturan Disiplin menegakkan aturan disini maksudnya bahwa seorang muslimah seharusnya berani untuk
mengingatkan atau mengajak
apabila saudara kita belum melakukan ajaran agama, misalnya dalam pemakaian jilbab. c. Disiplin sikap
Disiplin sikap yang dimaksud adalah muslimah mampu mengkontrol diri sendiri menajdi starting point untuk menata prilaku orang lain, misalnya: kita juga harus disiplin dalam memakai jilbab sesuai ajaran agama, tidak bertindak semena-mena, menjaga prilaku, selalu berintropeksi diri, apakah kita sudah mejalankan sesuai aturan yang ada.
Disiplin dalam sikap ini membutuhkan latihan dan
perjuagan, karena setiap saat banyak hal yang dapat menggoda kita untuk melanggarnya. Sehingga dalam melaksanakan disiplin sikap ini, kita tidak boleh mudah tersinggung, dan cepat menghakimi seseorang hanya karena masalah sepele. Selain itu, kita juga harus mempunyai keyakinan kuat bahwa tidak ada yang bisa menjatuhkan diri kita kecuali kita. Kalau kita disiplin memegang prinsip dan prilaku dalam kehidupan ini , niscaya kesuksesan akan menghampiri kita. d. Disiplin dalam beribadah Disiplin dalam beribadah disini maksudnya adalah bahwa seorang muslimah harus selalu menjalankan ajaran agama, misalnya muslimah harus memakai jilbab sesuai syarat-syarat atau aturan yang telah di tetapkan. Kalau muslimah menyepelekan masalah agama, maka orang lain juga akan meniru, bahkan lebih dari itu, menganggap bahwa memakai jilbab itu tidak penting. Oleh karena itu, kedisiplinan muslimah dalam menjalankan agama akan berpengaruh terhadap pemahaman dan pengalaman seseorang terhadap agamanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui kedisiplinan itu banyak macamnya, bukan hanya kedisiplinan dalam hal waktu, aturan, tapi juga seorang harus disiplin dalam hal ibadah, sikap. Sehingga dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa macam-
macam kedisiplinan berjilbab adalah seorang yang selalu mempunyai sikap dalam dirinya diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Disiplin dalam hal aturan atau model. Yang dimaksud dengan berjilbab sesuai aturan atau model adalah menutup kepala leher, dan dada. Akan tetapi setelah zaman modern timbul jilbab yang lebih terlihat trend apabila mengikuti perkembangan
modern. Model pemakian jilbab bisa dibuat
sedemikian rupa sesuai dengan seler , bentuk kerudung , bentuk wajah. Sehingga yang dimaksud berdisiplin berjilbab sesuai aturan atau model disini
adalah selalu menggunakan bentuk atau model
kerudung yang sesuai dengan kreteria ajaran agama Islam. 2) Disiplin selalu memakai jilbab dimana saja Dalam hal ini yang akan penulis bahas dan yang penulis maksudkan pada volume pemakaian jilbab yakni volume pemakian jilbab. Dalam pemakian jilbab agama mewajibkan pada perempuan dewasa untuk menutup aurat terutama bila sedang berpergian ataupun berada di luar rumah namun pada kenyataannya tidak setiap wanita menggunakan jilbab pada tiap event yang bersifat public. Sehingga seorang
yang mempunyai kedisiplinan berjilbab dalam hal ini
maksudnya adalah seorang yang selalu memakai jilbab baik di rumah atau di luar rumah. Sesuai syari’at agama yaitu boleh saja seorang tidak memakai jilbab selama tidak bersama dengan orang asing atau dengan yang diperkenankan melihat auratnya, sesuai yang tercantum dalam
surat
An-Nur : ayat 31. 3) Disiplin sejak diwajibkan memakai jilbab Disiplin sejak diwajibkan adalah seorang muslimah harus selalu berkerudung
sejak mereka sudah baligh atau sudah haid.
Dengan dasar taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya 3. Macam- Macam Jilbab Menurut Hadi (2006: 82-88) macam jilbab yang yang sekarang ini sangat
digandrugi dan telah menjadi trend remaja putri Islam di era
sekarang, antara lain: a. Jilbab mini: kecil ukuranya mungil modelnya, dipakai pun akan menimbulkan banyak penampakkan rambut masih banyak tergerai, leher dan dada masih kelihatan. b. Jilbab seksi: semilir angin pun tak mampu menebus apalagi memberi kesejukkan, kegerahan dan kepanasanlah yang dirasakan, jilbab ketat, jilbab yang selalu menjadi penghalang masuknya udara ke kepala. c. Jilbab funky: rambut depan sedikit terurai keluar hingga menutup sebagian kening ditata rapi, selembar kain kerudung di atas kepala
ujungnya diikat di antara leher dan dagu agar tidak goyah ketika angin menerpa atau agar tidak melorot ketika pemakainya melakukan banyak gerakan, tanpa ada sebatang pun peniti hanya ujung lembaran kain itu yang dijadikan tali. Itulah sedikit gambaran kalau seseorang gemar memakai jilbab yang dikarenakan hanya untuk keren-kerenan dan mencari perhatian atau bahkan untuk pamer kecantikan. d. Jilbab topi: hanya sebatas rambut yang tertutup, telinga, leher dan dada pun dibiarkan terbuka. jilbab model topi mempunyai dua fungsi: pertama sebagai penutup rambut agar tidak kelihatan dari pandangan orang, kedua sebagai penutup kepala agar tak terkena terik matahari. 4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi dalam Kedisiplinan Berjilbab Menurut Hasan Basri (2004: 74) faktor yang mempengaruhi kedisiplinana yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal yaitu kesadaran yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
b. Faktor external Faktor external adalah faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang yang berasal dari luar diri sesorang itu sendiri. Menurut
‘Izzuddin
(2005:66-67)
Faktor-faktor
yang
menyebabkan orang berjilbab antara lain: 1) karena didasari oleh ilmu, iman,
taqwanya, yakni karena
kesadaran dan kepahaman agamanya sekaligus sebagai kuwajiban yang mesti ditunaikan. 2) Berjilbab karena hendak menonjolkan eksistensi dan perbedaan dirinya dengan orang lain dengan maksud riya. 3) Karena ditimpa suatu peristiwa yang menyentuh hati. Misalnya karena musibah, membaca kisah atau mendapat kemurahan dari Allah. lalu ia tersadar dan mendapat hidayah Allah, kemudian selalu berkomitmen untuk senantiasa mengenakan jilbab. 4) Karena faktor lingkungan, kebudayaan, dan pendidikan, misalnya di pesantren atau di sekolah. 5) Berjilbab karena pengaruh atau tekanan dari pihak tertentu 5. Tujuan berjilbab Tujuan jilbab adalah untuk menjaga masyarakat dari fitnah dan memberikan rasa aman bagi wanita; ia tidak perlu khawatir suaminya keluar rumah lalu tidak kembali karena tergoda oleh wanita lain (sya’rawi, 2006:40).
6. Waktu-Waktu yang diharuskan memakai berjilbab Waktu pemakian jilbab.
Dalam
pemakaian
jilbab agama
mewajibkan pada perempuan dewasa untuk menutup aurat terutama bila sedang berpergian atau pun berada di luar rumah.
Karena wanita
muslimah jika hendak keluar dari rumahnya wajib mengenakan jilbab, baik siang maupun malam, ketika menerima kehadiran seorang laki-laki di rumahnya, maka baginya wajib mengenakan jilbab, tatkala berada ditempat umum, dipakai disetiap saat selain yang disebutkan untuk kuwajiban jilbab. Seorang muslimah boleh melepas jilbabnya
ketika
berada di rumahnya dan tidak ada orang lain yang haram memandangnya (Izzuddin, 2005:65-66). Di atas adalah merupakan waktu-waktu yang harus diperhatikan untuk semua Perempuan. Agar seorang perempuan mampu melaksanakan perintah Allah
dengan benar sesuai aturan syari’at
Islam
untuk
mengenakan jilbab. 7. Kewajiban berjilbab Dalam pemakaian jilbab agama mewajibkan pada wanita yang sudah dewasa ( baligh) untuk menutup aurat terutama bila sedang berpergian ataupun saat berada di luar rumah. Penjelasan di atas sesuai hadis Nabi yang artinya sebagai berikut: Rasulullah berkata:”wahai Asma’, sesungguhanya wanita yang telah haid (baligh) tidak diperkenankan untuk dilihat daripadanya kecuali ini dan ini, dengan mengisyaratkan wajah dan telapak tangan” (H.R Abu Daud)
Dari cuplikan arti hadis di atas bisa kita ketahui bahwa seorang wanita yang sudah dewasa (baligh) harus selalu menutup auratnya kecuali muka dan telapak tangan, karena seorang wanita yang sudah dewasa (baligh) tidak diperkenankan untuk memperlihatkan auratnya terutama saat berada di luar rumah. Walaupun pada kenyataanya
masih ada
sebagian wanita muslimah yang sudah memakai jilbab tetapi ada juga yang belum memakai jilbab.
C. Hubungan antara Pengetahuan tentang Jilbab dengan Kedisiplinan Berjilbab Ragam
teori baik mengenai pengetahuan tentang
jilbab maupun
tentang kedisiplinan dalam berjilbab, sebagaimana diuraikan di atas mengisyaratkan bahwa eratnya hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisplinan berjilbab. Adapun hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi adalah dengan memiliki pengetahuan tentang jilbab yang baik, maka akan terbentuk suatu kedisiplinan yang baik pula. Sebagaimana
telah kita ketahui, pengetahuan adalah suatu istilah yang
dipergunakan untuk menuturkan apabila sesorang mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang diketahuinya itu. Oleh karena itu pengetahuan selalu menuntut adanya subyek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang
merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,
atau
segala perbuatan manusia untuk memehami suatu objek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu (Surajiyo, 2008: 26). Sedangkan Menurut Prijodarmito (1994: 25) kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya
bilamana ia tidak berbuat
sebagaimana lazimnya. Sebagaimana telah disebutkan pada penjelasan di atas, bahwa kedisiplinan seorang dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang yang berasal dari dalam diri sesorang itu sendiri dan faktor
eksternal yaitu yang mempengaruhi kepribadian
seseorang yang berasal dari luar diri sesorang (Bisri, 2004: 74). Sehingga dari uraian di atas dapat digambarkan bahwa kedisiplinan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal, di antara faktor internal yaitu kesadaran yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri sendiri, Maka dapat disimpulkan bahwa seorang
yang mendapatkan
pendidikan atau mempunyai pengetahuan tentang jilbab akan membentuk kedisplinan berjilbab dengan baik, karena sebagaimana telah diuraikan di atas
salah satu
penyebab seorang berjilbab adalah karena ilmunya,
dan
ketaqwaannya, sehingga jika seorang itu benar-benar tahu tentang sesuatu, semestinya mampu menjalankan atau mengamalkan apa yang diperoleh, baik seorang itu memperolehnya melalui membaca buku,
mendengarkan
pengajian, internet dan lain-lainya. Apalagi seorang mahasiswa yang sudah tidak anak kecil lagi dan dapat dikatakan kaum intelektual, semestinya mempunyai kesadaran diri untuk melakukan apa yang sudah diketahui agar bisa menjadi teladan yang baik bagi masyarakat nantinya, sebagai mahasiswa biasanya sering mencari sumber pengetahuan, baik melalui membaca buku, dari proses belajar mengajar dalam ruang kuliah, internet, dan dari sumbersumber lainnya. Karena hal seperti di atas adalah suatu usaha yang dilakukan seorang mahasiswa untuk menambah pengetahuan mereka.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum STAIN Salatiga 1. Identitas Sekolah Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai Tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri IAIN Walisongo Salatiga beralih Status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukan sebagai Perguruan Tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia. yang menyelenggarakan pendidikan akademik atau profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya. (Tim redaksi STAIN, 2012: 1). 2. Kondisi Objektif Mahasiswa STAIN Salatiga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia dan Departemen Pendidikan Nasional. Sebagai salah satu perguruan tinggi agama Islam, maka STAIN Salatiga menyelenggarakan beberapa program pendidikan untuk sarjana
Strata Satu (S-1), sarjana Strata Dua (S-2) dan Diploma Tiga (D.III) yang bercorak keislaman. Mayoritas mahasiswa STAIN Salatiga datang dari daerah-daerah sekitar kota Salatiga, namun ada juga yang datang dari luar propinsi dan luar Jawa. Mereka datang dengan berbagai latar belakang pendidikan dan ekonomi yang berbeda. Namun demikian kebanyakan dari mereka adalah lulusan pesantren dan dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang berasal dari kampung atau dusun-dusun terpencil. a. Keberadaan STAIN Salatiga mempunyai fungsi: 1) Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan program. 2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. 3) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. 4) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. 5) Melaksanakan pembinaan kemahasiswaan. 6) Melaksanakan kegiatan civitas akademika dan hubungan dengan lingkungannya. 7) Melaksanakan kerja dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembagalembaga lain. 8) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan kegiatan.
9) Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. b. Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan STAIN Salatiga adalah: 1) Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat
yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. 2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman dan/atau teknologi serta seni yang bernafaskan Islam dan mengupayakan
penggunaannya
untuk
meningkatkan
taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional (Tim redaksi STAIN, 2012: 13). 3. Letak Geografis STAIN Salatiga berlokasi di jalan tentara pelajar
Nomor 2
Salatiga, Jawa Tengah. Letak STAIN Salatiga sangat strategis
yaitu
terletak di sebelah barat alun-alun, polres, dan kantor pemda Salatiga. Disamping dekat dengan sentral pemerintahan,
STAIN Salatiga juga
dekat dengan lapangan olahraga dan rumah sakit, disamping itu juga mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya Solo – Semarang. Disamping itu STAIN Salatiga juga mempunyai kampus 2 yang terletak dekat dengan Sekolah Internasional yaitu di Kembang Arum, Kampus ini juga mudah dijangkau karena angkotan Nomor 9 sampai di depan Kampus.
4. Sejarah Singkat Berdirinya STAIN Salatiga Pendirian Lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga
untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu
didirikanlah fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), instiut keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP)”Nahdhotul
Ulama”
di
Salatiga,
Lembaga
ini
menempati gedung milik Yayasan “Pesantren Luhur”, yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (Tim redaksi STAIN, 2012: 2). Dalam rentang waktu kurang dari setahun, lembaga ini diubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinegerikan
bersamaan dengan persiapan
berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai Dekannya. Dalam
perkembanganya
seiring
dengan
berjalanya
waktu,
berdasarkan Surat Mentri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969. Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970 (Tim redaksi STAIN, 2012: 3). Pada tanggal 21 maret 1997Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga . hal ini sesuai dengan keputusan presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997. 5. Visi dan Misi Visi lembaga STAIN Salatiga adalah: “Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam mewujudkan keseimbangan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual”. Dengan Visi tersebut, maka misi yang diemban lembaga dapat diuraikan sebagai berikut: a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan. b. Memberikan layanan kepada civitas akademika dan masyarakat dalam menggali ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. c. Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui kinerja intelektual dan eksternal. d. Mengembangkan college based management dengan melibatkan stake holder dan masyarakat. e. Mewujudkan tempat rujukan dalam keteladanan nilai-nilai Islam dan budaya bangsa (Tim Redaksi STAIN, 2012: 14).
6. Organisasi STAIN Salatiga Organisasi STAIN Salatiga terdiri dari : a. Unsur pimpinan
yaitu :
Ketua, Pembantu Ketua, dan Kabag
Administrasi b. Senat STAIN Salatiga c. Unsur Pelaksana Akademik:
Jurusan dan Program Studi, Puasat
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Unit Pelayanan Bahasa, Unit Pengembnagan Sumber Belajar, Unit Penjaminan Mutu Akademik, Pusat Ilmiah dan Penerbitan, Pusat Sistem Informasi Manajemen, Pusat Pengembangan Praktikum, dan Kelompok Dosen. d. Unsur Pelaksana Administratif:
Bagian Administratif, Sub Bagian
Akademik dan Kemahasiswaan, Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan, dan Sub Bagian Umum. e. Unsur Penunjang: Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan, Komputer, dan Laboratorium f. Unsur
Badan
Non-Struktural:
Persatuan
Orang
Tua
mahasiswa(POM), jurnal, pusat studi, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Exexutive Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). (Tim redaksi STAIN, 2012: 17).
1) Daftar Nama Pimpinan STAIN Salatiga Ketua Pembantu
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag Ketua
I : Dr. H.Rahmat Hariyadi, M.Pd
Pembantu Ketua II : Drs. H. Miftahuddin, M.Ag Pembantu Ketua III
: H. Agus Waluyo, M.Ag
Kabag Administrasi
: Tirmizi Agus, S.Ag.
2) Daftar Nama Anggota Senat STAIN Salatiga Unsur Pimpinan STAIN
: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag 2. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd 3. Drs. H. Miftahuddin, M.Ag 4. H. Agus Waluyo, M.Ag
Unsur Jurusan
: 1. Suwardi, M.Pd 2. Drs. H. Mubasirun, M.Ag
Unsur Guru Besar
: 1. Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA 2. Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag 3. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag
Unsur Dosen
: 1. Drs. Badwan, M.Ag 2. Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag 3. Dra. Hj. Woro Retnaningsih, M.Pd 4. Drs. Kastolani, M.Ag
Jurusan Tarbiyah Ketua
: Suwardi, M.Pd.
Sekretaris
: Benny Ridwan, M.Hum.
Ketua Program Studi Pendidikan : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Agama Islam (PAI)
7. Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga Dalam buku pedoman
penyelenggaraan
pendidikan STAIN
Salatiga halaman 37-38, disebutkan Kurikulum STAIN Salatiga meliputi Matakuliah pengembangan kepribadian (MPK), Matakuliah keilmuan dan Ketrampilan (MKK), Matakuliah keahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Prilaku Berkarya (MPB), Dan Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Tabel I Daftar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam NO
KELOMPOK
MATA KULIAH
SKS
1
MKK
STUDI KEISLAMAN l
2
2
MKK
STUDI KEISLAMAN ll
2
3
MPB
ETIKA PROFESI KEGURUAN
2
4
MKK
PSIKOLOGI UMUM
2
5
MKK
PSIKOLOGI AGAMA
2
6
MKK
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
2
7
MPK
SIRAH NABAWIYAH
2
8
MKK
TAFSIR TARBAWI
2
9
MKK
HADIS TARBAWI
2
10
MKK
SEJARAH PERADABAN ISLAM
2
11
MKK
MASAILUL FIQIYAH
2
12
MKK
PERBANDINGAN AGAMA
2
13
MKK
PERBANDINGAN MADZHAB
2
14
MKK
KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN
2
ISLAM 15
MKB
TELAAH KURIKULUM PAI
2
16
MKB
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
2
17
MKB
METODOLOGI PAI
2
18
MKB
EVALUASI PEMBELAJRAN PAI
2
19
MKB
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI
2
20
MBB
RETORIKA DAKWAH
2
21
MKK
ULUMUL QURAN
2
22
MKK
ULUMUL HADIS
2
23
MPK
AL QUR’AN l
2
24
MKK
FIQIH LL
2
25
MPK
AKHLAQ TASAWUF ll
2
26
MKK
HADIS ll
2
27
MKK
HADIS lll
2
28
MKK
TAUHID
2
29
MKK
USUL FIQIH l
2
30
MPK
USUL FIQIH ll
2
31
MKK
TARIKH TASYRIK
2
32
MPK
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
2
33
MKK
SEJARAH ISLAM INDONESIA
2
34
MKK
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
2
INDONESIA 35
MBB
ETIKA DAN BUDAYA JAWA
2
36
MPB
KEWIRAUSAHAAN
2
37
MKB
PENDIDIKAN ANAK KEBUTUHAN
2
KHUSUS 38
MKK
QOWA’IDUL IMLA’
2
39
MKB
METODOLOGI PENELITIAN
2
40
MKB
METODOLOGI PENELITIAN PAI
2
41
MKB
PENULISAN KARYA ILMIAH
2
42
MKB
SKRIPSI
2
JUMLAH
88
8. Tata Tertib STAIN Salatiga Tata tertib di STAIN salatiga yang berkaitan dengan kuwajiban mahasiswa adalah sebagai berikut:
a. Menjunjung tinggi dan mengamalkan ajaran Islam dan akhlak mulia b. Memelihara sarana dan prasarana serta menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan kampus. c. Menjaga kewibawaan dan nama baik almamater. d. Menghormati sesama mahasiswa dan bersikap sopan terhadap pimpinan, dosen, dan karyawan. e. Memelihara hubungan sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat di dalam dan di luar kampus. f. Berpakaian sopan, rapi, bersih, dan menutup aurat pada saat kuliah, ujian, dan ketika berurusan dengan dosen, karyawan maupun pimpinan. Khusus mahasiswi wajib berbusana muslim sesuai dengan syariat Islam (Tim redaksi STAIN, 2012: 135).
B. Penyajian Data Setelah melalui penyebaran angket , pengumpulan data melalui observasi, interview dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan bentuk data guna mempelancar langkah suatu penelitian. Untuk memperoleh data tentang hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi STAIN Salatiga Angkatan 2010, menggunakan angket yang berisi indikator tentang pengetahuan tentang jilbab berjumlah 9 pertanyaan dan kedisiplinan berjilbab sebanyak 9 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, kepada Mahasiswi STAIN Salatiga sebanyak 32 orang.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dan hasil penelitian di STAIN Salatiga 2012: 1. Daftar Nama Responden Table 2 Daftar Nama Responden No
Nama Responden
Jenis Kelamin
1
A
P
2
B
P
3
C
P
4
D
P
5
E
P
6
F
P
7
G
P
8
H
P
9
I
P
10
J
P
11
K
P
12
L
P
13
M
P
14
N
P
15
O
P
16
P
P
17
Q
P
18
R
P
19
S
P
20
T
P
21
U
P
22
V
P
23
W
P
No
Nama Responden
Jenis Kelamin
24
X
P
25
Y
P
26
Z
P
27
AA
P
28
AB
P
29
AC
P
30
AD
P
31
AE
P
32
AF
P
2. Hasil Jawaban Angket Table 3 Jawaban Item “Pengetahuan tentang Jilbab” No.
Item
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
A
A
B
C
A
A
A
B
A
2
A
B
B
A
A
A
B
C
A
3
C
A
B
A
A
A
A
A
A
4
A
B
B
A
A
A
B
A
A
5
A
C
B
A
A
A
B
A
A
6
A
A
A
A
A
A
A
B
A
7
A
A
A
A
A
A
B
A
A
8
A
B
B
A
A
A
A
A
A
9
A
B
B
A
A
A
A
A
A
10
A
A
A
A
A
A
A
A
A
11
A
A
B
A
A
A
A
A
A
12
A
A
A
A
A
A
A
A
A
13
A
A
B
A
A
A
B
A
A
14
A
C
B
A
A
A
B
A
A
No.
Item
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
15
A
B
B
A
A
A
A
A
A
16
B
C
C
A
A
A
B
B
A
17
C
C
C
A
A
A
B
B
A
18
A
B
B
B
A
A
C
B
A
19
A
A
A
A
A
A
A
A
A
20
A
A
A
A
A
A
A
A
A
21
A
A
C
A
A
A
C
B
A
22
C
A
C
B
A
A
A
C
A
23
A
A
B
A
A
A
A
A
A
24
C
B
B
A
A
A
A
B
A
25
C
B
A
A
A
A
A
A
A
26
A
A
B
A
A
A
A
B
A
27
A
A
A
A
A
A
A
A
A
28
A
A
B
A
A
A
B
A
A
29
A
A
B
A
A
A
B
B
A
30
C
A
B
A
A
A
B
B
A
31
B
A
C
A
A
A
A
A
A
32
A
A
B
A
A
B
A
A
A
Tabel 4 Jawaban Item Tentang “ Kedisiplinan Berjilbab ” No.
Item
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
A
A
A
A
A
B
B
A
A
2
B
A
A
B
A
B
B
A
A
3
B
A
A
B
A
A
A
A
A
4
B
A
A
B
A
B
B
A
A
5
B
A
A
B
A
B
B
A
A
No.
Item
Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
6
A
A
A
A
A
A
A
A
C
7
B
B
A
B
A
A
A
A
A
8
B
B
A
B
A
A
A
A
A
9
A
A
A
A
A
A
A
A
C
10
B
A
A
B
A
A
B
A
A
11
B
A
A
B
A
A
A
A
C
12
A
A
A
A
A
A
A
A
A
13
B
A
A
B
A
A
A
A
A
14
B
B
A
B
A
A
B
A
A
15
B
A
A
B
A
B
B
A
A
16
B
B
A
B
A
B
B
A
A
17
B
B
A
B
A
B
B
A
A
18
B
A
A
B
A
A
B
A
A
19
B
A
A
B
A
A
A
A
A
20
B
A
A
B
A
A
A
A
A
21
B
A
A
B
A
A
B
A
A
22
A
A
A
A
A
A
A
A
A
23
A
A
A
A
A
A
A
A
A
24
A
A
A
A
A
B
A
A
A
25
B
A
A
B
A
A
A
A
A
26
A
A
A
A
A
A
A
A
A
27
B
C
A
B
A
B
B
A
A
28
B
A
A
B
A
B
B
A
A
29
B
A
A
B
A
A
A
A
A
30
B
A
A
B
B
B
B
A
A
31
B
A
A
A
A
A
A
A
A
32
A
B
A
B
A
B
B
A
A
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui ada tidaknya atau seberapa besar hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010, maka peneliti mengadakan analisa dari data-data yang diperoleh dan langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan statistik dan analisa kuantitatif. Analisa data ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana tingkat hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab. A.
Analisis Deskriptif Pada bagian ini, penulis menyajikan analisis yang mendeskripsikan tentang hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010, melalui data yang diperoleh dari responden. Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Analisis tentang Pengetahuan tentang jilbab Mahasiswi STAIN Salatiga Angktan 2010 Untuk mengetahui tentang pengetahuan tentang jilbab mahasiswi STAIN Salatiga maka peneliti mengadakan penskoran data yang diperoleh, untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk dihitung interval kelas dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 9 item
pertanyaan dengan kriteria jawaban dimana setiap soal terdapat 3 item jawaban, yaitu: a. Jika jawaban A, nilai yang diberikan 3 b. Jika jawaban B, nilai yang diberikan 2 c. Jika jawaban C, nilai yang diberikan 1
Tabel 5 Skor Jawaban Angket tentang Pengetahuan tentang jilbab No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3
2 3 2 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 1 1 2 1 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 3 1 1 2 2 3 2 3 2
4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 1
8 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 1 3 2 3 2 3 2
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
x 23 22 24 24 23 26 26 25 25 27 26 27 23 23 25 18 19 21 27 27 22 20 26 22 24 23 27 23
No Responden 29 30 31 32
1 3 1 2 3
2 3 3 3 2
3 2 2 1 2
4 3 3 3 3
5 3 3 3 3
6 3 3 3 2
7 2 2 3 3
8 2 2 3 3
9 3 3 3 3
x 24 22 24 24
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap responden berdasarkan jawaban yang telah diberikan. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel berikut:
Tabel 6 Hasil skor tentang Pengetahuan tentang Jilbab
Item Jawaban
No. Resp
Skor Jawaban
Skor Total
A
B
C
3
2
1
1
6
2
1
18
4
1
23
2
5
3
1
15
6
1
22
3
7
1
1
21
2
1
24
4
6
3
-
18
6
-
24
5
6
2
1
18
4
1
23
6
8
1
-
24
2
-
26
7
8
1
-
24
2
-
26
8
7
2
-
21
4
-
25
9
7
2
-
21
4
-
25
10
9
-
-
27
-
-
27
11
8
1
-
24
2
-
26
12
9
-
-
27
-
-
27
13
6
2
1
18
4
1
23
Item Jawaban
No. Resp
Skor Jawaban
Skor Total
A
B
C
3
2
1
14
6
2
1
18
4
1
23
15
7
2
-
21
4
-
25
16
4
1
4
12
2
4
18
17
4
2
3
12
4
3
19
18
4
4
1
12
8
1
21
19
9
-
-
27
-
-
27
20
9
-
-
27
-
-
27
21
6
1
2
18
2
2
22
22
5
1
3
15
2
3
20
23
8
1
-
24
2
-
26
24
5
3
1
15
6
1
22
25
7
1
1
21
2
1
24
26
6
2
1
18
4
1
23
27
9
-
-
27
-
-
27
28
6
2
1
18
4
1
23
29
6
3
-
18
6
-
24
30
5
3
1
15
6
1
22
31
7
1
1
21
2
1
24
32
6
3
-
18
6
-
24
Untuk menentukan interval penulis mengunakan rumus : –
i= Keterangan : i
= interval
xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah xi = kelas interval Dari rumus tersebut dapat diperoleh :
i=
(
)
i= i= i = 3,333 i=3 Dengan interval kelas 3 maka diperoleh penggolongan pengetahuan tentang jilbab sebagai berikut : 24 - 27 termasuk kategori tinggi yang diberi lambang A 21 - 23 termasuk kategori sedang yang diberi lambang B 18 - 20 termasuk kategori rendah yang diberi lambang C
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan tentang Jilbab No 1 2 3
Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah
Interval 24 – 27 21 – 23 18 – 20
Frekuensi 18 11 3
Untuk mengetahui dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus sebagai berikut : P
:
X 100 %
Keterangan : P
= angka prosentase
F
= frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N
= jumlah siswa
100 %
= bilangan konstanta
a.
Untuk kategori tinggi mengenai pengetahuan tentang jilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010 adalah 18 responden. P=
× 100 %
P = 0,5625 × 100 % P = 56,25% P = 56% b.
Untuk kategori sedang mengenai pengetahuan tentang jilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Agama Pendidikan Islam Angkatan Tahun 2010 adalah 11 responden. P=
× 100 %
P = 0,34375 × 100 % P = 34,375% P = 34% c.
Untuk kategori rendah mengenai pengetahuan tentang jilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Agama Pendidikan Islam Angkatan Tahun 2010 adalah 3 responden. × 100 %
P=
P = 0,09375X 100 % P = 9,375% P = 9%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai pengetahuan tentang jilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan
Pendidikan
Agama Islam Angkatan
Tahun 2010. Tabel 8 Prosentase mengenai Pengetahuan tentang Jilbab pada mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010 No 1 2 3
Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah
Interval 24 – 27 21 – 23 18 – 20
Frekuensi 18 11 3
Prosentase 56% 34% 9%
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang jilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan
Tahun 2010 adalah pengetahuan tentang jilbab 56 % tinggi, pengetahuan tentang jilbab 34% sedang, dan pengetahuan tentang jilbab 9% rendah 2. Analisis Tentang Kedisiplinan Berjilbab mahasiswi STAIN Salatiga angkatan 2010 Untuk mengetahui tentang kedisiplinan berjilbab mahasiswi
STAIN
Salatiga maka peneliti mengadakan penskoran data yang diperoleh untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk dihitung interval kelas dari data yang terkumpul melalui angket yang terdiri dari 9 item pertanyaan dengan kriteria jawaban dimana setiap soal terdapat 3 item jawaban, yaitu: a. Jika jawaban A, nilai yang diberikan 3 b. Jika jawaban B, nilai yang diberikan 2 c. Jika jawaban C, nilai yang diberikan 1
Tabel 9 Skor Jawaban Angket tentang Kedisiplinan Berjilbab No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Y 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2
2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
6 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2
7 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 23 25 23 23 25 24 24 25 24 23 27 25 23 23 22 22 24 25 25 24 27 27 26 25 27 21 23 25 22 26 22
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor total yang diperoleh oleh setiap responden berdasarkan jawaban yang telah diberikan. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel berikut
Tabel 10 Hasil skor tentang Kedisiplinan Berjilbab
Item Jawaban
Skor Jawaban
Skor
A
B
C
3
2
1
Total
1
7
2
-
21
4
-
25
2
5
4
-
15
8
-
23
3
7
2
-
21
4
-
25
4.
5
4
-
15
8
-
23
5
5
4
-
15
8
-
23
6
8
-
1
24
-
1
25
7
6
3
-
18
6
-
24
8
6
3
-
18
6
-
24
9
8
-
1
24
-
1
25
10
6
3
-
18
6
-
24
11.
6
2
1
18
4
1
23
12.
9
-
-
27
-
-
27
13
7
2
-
21
4
-
25
14
5
4
-
15
8
-
23
15
5
4
-
15
8
-
23
16
4
5
-
12
10
-
22
17
4
5
-
12
10
-
22
No. Resp
Item Jawaban
Skor Jawaban
Skor
A
B
C
3
2
1
Total
18
6
3
-
18
6
-
24
19
7
2
-
21
4
-
25
20
7
2
-
21
4
-
25
21
6
3
-
18
6
-
24
22
9
-
-
27
-
-
27
23
9
-
-
27
-
-
27
24
8
1
-
24
2
-
26
25
7
2
-
21
4
-
25
26
9
-
-
27
-
-
27
27
4
4
1
12
8
1
21
28
5
4
-
15
8
-
23
29
7
2
-
21
4
-
25
30
4
5
-
12
10
-
22
31
8
1
-
24
2
-
26
32
4
5
-
12
10
-
22
No. Resp
Untuk menentukan interval penulis mengunakan rumus : i=
–
Keterangan : i
= interval
xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah
xi = kelas interval Dari rumus tersebut dapat diperoleh :
i=
(
)
i= i= i = 2,333 i=2
Dengan interval kelas 3 maka diperoleh penggolongan kedisiplinan berjilbab sebagai berikut : 25 – 27 termasuk kategori tinggi yang diberi lambang A 23 – 24 termasuk kategori sedang yang diberi lambang B 21 – 22 termasuk kategori rendah yang diberi lambang C
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Jawaban Kedisiplinan Berjilbab No 1 2 3
Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah
Untuk
mengetahui
Interval 25– 27 23– 24 21– 22
dari
menggunakan rumus sebagai berikut : P Keterangan :
:
X 100 %
masing-masing
Frekuensi 15 12 5
variabel
penulis
P
= angka prosentase
F
= frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N
= jumlah siswa
100 % = bilangan konstanta a.
Untuk kategori tinggi mengenai kedisiplinan berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010 adalah 15 responden. P=
× 100 %
P = 0,46875× 100 % P = 46,875 % P =47% b.
Untuk kategori sedang mengenai kedisiplinan berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010 adalah 12 responden. P=
× 100 %
P = 37,5% P = 38% c.
Untuk kategori rendah mengenai kedisiplinan berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan Tahun 2010 adalah 5 responden. P=
× 100 %
P = 15, 625% P = 16%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi mengenai kedisiplinan berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010. Tabel 12 Prosentase mengenai Kedisiplinan Berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010 No 1 2 3
Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah
Interval 25– 27 23 – 24 21 – 22
Frekuensi 15 12 5
Prosentase 47% 38% 16%
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan berjilbab pada Mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010 adalah 47% tinggi, kedisiplinan berjilbab 38% sedang, dan kedisiplinan berjilbab 16% rendah.
B.
Analisis Uji Hipotesis Sebelum diadakan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, data-data yang telah diberikan skor seperti dijelaskan pada tahap analisis pendahuluan yaitu ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑ X2 dan ∑Y2, terlebih dahulu dimasukan dalam tabel kerja berikut: Tabel 13 Tabel Kerja Persiapan Penghitungan Product Moment NO.
1 2
X
Y
23
25
22
23
XY
X²
575
529
506
484
Y²
625 529
NO.
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
X
Y
24
25
24
23
23
23
26
25
26
24
25
24
25
25
27
24
26
23
27
27
23
25
23
23
25
23
18
22
19
22
21
24
27
25
27
25
22
24
20
27
26
27
22
26
24
25
XY
X²
600
576
552
576
529
529
650
676
624
676
600
625
625
625
648
729
598
676
729
729
575
529
529
529
575
625
396
324
418
361
504
441
675
729
675
729
528
484
540
400
702
676
572
484
600
576
Y²
625 529 529 625 576 576 625 576 529 729 625 529 529 484 484 576 625 625 576 729 729 676 625
NO.
26 27 28 29 30 31 32 ∑
X
Y
23
27
27
21
23
23
24
25
22
22
24
26
24
22
762
775
XY
X²
621
529
567
729
529
529
600
576
484
484
624
576
528
576
18478
18316
Y²
729 441 529 625 484 676 484 18853
Untuk mencari koefisiensi korelasi antara variabel X dan Variabel Y, maka hasil penghitungan di atas dimasukan ke dalam rumus product moment sebagai berikut: ∑X
= 762
∑Y
= 775
∑XY
= 18478
∑X2
= 18316
∑Y2
= 18853 Berdasarkan data di atas, kemudian dilakukan penghitungan dengan
menggunakan rumus product moment sebagai berikut: ∑
rxy = [ ∑
=
(∑ )(∑ )
(∑ ) ][ ∑
(∑ ) ]
(32 x 18478) − (762 x 775) [32 x 18316 −(762) ][32 x 18853 − (775) ]
=
=
=
=
591296 − 590550 [586112 − 580644][603296 − 600625] 746 [5468][2671] 746 √14605028 746 3821,7
= 0,19520 1088 = 0,195
Berdasarkan hasil penghitungan data-data di atas, maka diperoleh harga rxy = 0, 195
C.
Analisis Lanjut Setelah diperoleh nilai perhitungan tersebut, langkah selanjutnya adalah mengadakan konsultasi hasil perhitungan (rxy). Untuk N (responden) 32, r tabel taraf signifikasi 5% untun N = 32 adalah 0,349 dari hasil penelitian diketahui nilai rxy (r hitung) adalah 0, 195. Bilamana nilai rxy (r hitung) lebih kecil dari nilai kritik r tabel, maka nilai rxy (r hitung) yang diperoleh adalah tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel X (pengetahuan tentang jilbab) dan variabel Y (kedisiplinan berjilbab) tidak ada korelasi yang positif.
Berdasarkan data hasil perhitungan di atas nilai rxy (r hitung) lebih kecil dari nilai r tabel pada taraf signifikasi 5% (0,195 < 0,349). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara
pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab pada mahasiswi STAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan Tahun 2010. Dengan kata lain tingginya pengetahuan tentang jilbab tidak berkorelasi dengan kedisiplinan berjilbab. Penulis menyimpulkan ada faktor-faktor yang mempengaruhi ditolaknya hipotesis dari hasil wawancara penulis kepada beberapa responden yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Faktor internal a. Belum siap untuk selalu berdisiplin berjilbab karena merasa prilakunya belum baik. b. Masih sulit untuk mengamalkan atau membiasakan memakai jilbab dalam kehidupan sehari-hari. 2. Faktor eksternal a. Lingkungan 1) Keluarga Kurangnya bimbingan dan pengarahan dari pihak keluarga terkait tentang pemakaian jilbab. 2) Pergaulan Pergaulan tidak mendukung, banyaknya teman yang tidak berdisiplin berjilbab.
3) Masyarakat Kurangnya dukungan dari masyarakat, yang terkadang masih ada masyarakat atau orang
yang sering menge-cap atau
mencemooh orang yang berjilbab. b. Gaya Hidup Munculnya mode tren jilbab pada saat sekarang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Untuk pokok permasalahan yang pertama tentang pengetahuan tentang jilbab tergolong katagori tinggi, hal ini dapat dibuktikan melalui angket yang di jawab 32 responden. Dari 32 responden yang berada pada tingkat tinggi sebanyak 18 responden atau 56%, sedangkan pada tingkat sedang sebanyak 11 responden atau 34%, dan yang berada pada tingkat rendah sebanyak 3 responden atau 9%. 2. Untuk permasalahan yang kedua tentang kedisiplinan berjilbab mahasiswi, tergolong dalam katagori tinggi. Hal ini dapat dibuktikan melalui angket yang dijawab 32 responden, yang berada pada tingkat tinggi sebanyak 15 responden atau 47%
sedangkan
pada tingkat
sedang sebanyak 12
responden atau 38%, dan yang berada pada tingkat rendah sebanyak 5 reponden atau 16%. 3. Dari penelitian yang dianalisis
secara statistik
diperoleh hasil yang
menjadi kesimpulan bahwa “ tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang jilbab dengan kedisiplinan berjilbab mahasiswi STAIN Salatiga angkatan 2010 tahun 2012”. Hal ini terbukti dengan hasil rxy hitung
sebesar 0,195 sedangkan rxy tabel 0, 349 product moment pada taraf signifikan 5% dengan N= 32. Dengan demikian hipotesis di tolak .
B. Saran-saran 1. Pengetahuan tentang jilbab mahasiswi cukup baik, hal ini perlu ditingkatkan dan dipertahankan. 2. Kepada pihak STAIN untuk memberi penegasan terhadap peraturan tata tertib yang ada di STAIN, terutama yang berkaitan dengan pemakaian jilbab atau busana muslim yang sesuai ajaran Agama dan STAIN menambah kuota Ma’had mahasiswa dan berkerjasama dengan ma’hadma’had lain disekitar Salatiga dalam hal penerimaan santri mahasiswa. 3. Untuk mahasiswi hendaknya jangan hanya memiliki pengetahuan tentang jilbab saja. Tapi setidaknya mampu untuk mengamalkan sesuai pengetahuan yang dimiliki.
C. Penutup Syukur Alhamdulillah yang tiada terkira kepada Allah SWT yang begitu banyak memberikan
rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis.
Sehingga penulisan tugas skripsi ini dapat selesai. Walaupun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian agar skripsi ini mendekati kesempurnaan.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian yang lebih lanjut dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan M. Rusli Karim. 1989. Metodologi Penelitian Agama. Yogja. PT. Tiara Wacana Al Ghifari, Abu. 2005. Jilbab Seksi. Bandung: Media Qolbu. Al Ghifari, Abu. 2004. Kudung Gaul Berjilbab Tapi Telanjang. Bandung: Mujahid Grafis. Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Tips Menjadi Guru: Inspiratif , Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta: diva press. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek . Edisi Revisi .III. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek .Jakarta: PT. Rineka Cipta. Al Muqtadir, Abd. 2007. Wanita Berjilbab Vs Wanita Pesolek. Jakarta: Amzah. Al Bani, Muhammad Nasirudin. 2002. Jilbab Wanita Muslimah. Jogjakarta: Media Hidayah. Basri, Hasan. 2004. Remaja Berkualitas: Problematika Remaja Dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Bahtiar, Deni Sutan. 2009. Berjilbab Dan Tren Buka Aurat. Yogyakarta: Mitra Pustaka Depag. 2009.Alqur’an Dan Terjemahnya. Bandung: SYGMA Daud, Sunan Abi. 1993. Al Hadits terjemah jilid v. Semarang. Cv. Asy syifa . Ekosiswoyo, R., dan Rachman, M. 2000. Menejemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press. Hartono, 2004. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: LSFK2P. Hari Wijaya, M. 2008. Cara Mudah Menyusun Proposal Skripsi, Tesih, dan Disertas. Yogyakarta: pararaton publishing. Hadi, Sholihul. 2006. Jilbab Funky Tapi Syar’i. Yogyakarta: Diwan. Izzuddin, Sholihin Abu. 2005. Pesona Wanita Pilihan. Solo: SMART Media. Muhammad, Husein. 2007. Fiqih Perempuan: Refleksi Kiai Atas Wacana Agama dan Gender. Yogyakarta: LKis Yogyakarta.
Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin: Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradya Paramita. Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rahmadhan, Muhammad Said. 1993. Kemana Pergi Wanita Mukminah. Jakarta: Gema Press. Surajiyo. 2008. Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia: Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Sya’rawi, Muhammad Mutawwali. 2006. Fiqih Wanita. Jakarta: Pena Pundi Aksara. Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Persoalan Eksistensi dan Hakikat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Thalib, M. 1996. Analisis Wanita Dalam Bimbingan Islam. Surabaya: AL Ikhlas. Tim Redaksi STAIN Press. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga. Salatiga. STAIN Salatiga Press.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI Nama
: Khoerul Afifah
Tempat Tanggal Lahir
: Demak, 10 Nopember 1988
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Kunir, Rt 02/1 Dempet, Demak 59573
B. PENDIDIKAN 1. MI RIYADHOTUL ULUM Kunir, lulus tahun 2000 2. MTS RIYADHOTUL ULUM Kunir, lulus tahun 2003 3. MA FUTUHIYYAH- 2 Mranggen , lulus tahun
2007
4. STAIN Salatiga jurusan Tarbiyah, masuk tahun
2008