JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 5 NO. 2, AGUSTUS 2010: 311 – 322 HUBUNGAN ANTARA MULTIPLE INTELLIGENCE DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 MALANG Andreas Teguh Raharjo12 Mahasiswa S-2 Psikologi Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya Abstract This study was to determine the relationship between Multiple Intelligence with Class XI student achievement in SMAN 10 Malang. The sample is 105 student, with Proportional Random Sampling technique. The instrument for collecting data is method of scale. To determine relationship of the variable X (Linguistic Intelligence, Logic-Mathematic Intelligence, Bodily-Kinesthetic Intelligence, naturalistic Intelligence, Musical Intelligence, Interpersonal Intelligence) to variable Y (B.Indonesia, B.Inggris, Mathematics, Physical Education and Health , Biology, Art and Culture, Citizenship) used multiple correlation. Linguistic analysis of test-B.Indonesia obtained r = -0.065 with ρ = 0.516; LinguisticB.Inggris r = -0.049 with ρ = 0.627; LogicMathematic-Mathematics r = 0.014 with ρ = 0.879; Kinethetic-Physical r = -0.011 with ρ = 0.905; naturalistic-r = -0.191 Biology with r2 = 0.036 and ρ = 0.048; Musical Art-r = 0.062 with ρ = 0.536; Interpersonal, Citizenship r = 0.116 with ρ = 0.236. Linguistic Intelligence is not correlate with the subjects of English Language and Indonesia language, Logic-Mathematic Intelligence is not correlate with the subjects of Mathematics, Bodily-Kinesthetic Intelligence is not correlate with the subjects of Physical Education and Health, Musical Intelligence is not correlate with the subjects of Arts and Education Culture, Interpersonal Intelligence is not correlate with the subjects of Citizenship, while naturalistic Intelligence correlate with the subjects of Biology with a negative correlation. This means that the higher score of naturalistic Intelligence so the achievement scores of Biology to be lower. Naturalistic intelligence contributed only 3.6% to the Biology achievement score tets. Keywords : Multiple Intelligence, Academic Achievement
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi:
[email protected]
311
RAHARJO yang
diperkenalkan oleh Howard Gardner pada
berpendapat bahwa untuk meraih prestasi
tahun 1983. Gardner mengatakan bahwa kita
belajar yang tinggi diperlukan Intelegent
cenderung lebih menghargai orang - orang
Quesioner (IQ) yang juga tinggi. Namun,
yang
menurut hasil penelitian terbaru dibidang
(matematika)
dan
psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah
memberikan
perhatian
satu-satunya
mempengaruhi
terhadap orang-orang yang memiliki talenta
prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak
(gift) di dalam kecerdasan yang lainnya
faktor lain yang mempengaruhinya. Memang
seperti artis, arsitek, musikus, ahli alam,
harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ
designer, penari, terapis, entrepreneurs, dan
rendah
keterbelakangan
lain-lain. Sangat disayangkan bahwa saat ini
mental akan mengalami kesulitan, bahkan
banyak anak-anak yang memiliki talenta
mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan
(gift), tidak mendapatkan reinforcement di
formal yang seharusnya sesuai dengan usia
sekolahnya. Banyak sekali anak yang pada
mereka.
kenyataannya dianggap sebagai anak yang
Selama
dan
ini
banyak
faktor
orang
yang
mengalami
ahli di dalam kemampuan logika bahasa.
Kita
yang
harus
seimbang
Fenomena yang terjadi di SMU Negeri
“Learning
Disabled
10 Malang, adalah sering ditemukan siswa
(Attention
Deficit
yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang
Underachiever, pada saat pola pemikiran
setara dengan kemampuan inteligensinya.
mereka yang unik tidak dapat diakomodasi
Ada siswa yang mempunyai kemampuan
oleh sekolah. Dan pihak sekolah juga hanya
inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi
menekankan
belajar yang rendah, namun ada siswa yang
(matematika) dan bahasa siswa. Kecerdasan
walaupun kemampuan inteligensinya rendah,
lainnya seperti
dapat meraih prestasi belajar yang tinggi. Itu
spatial,interpersonal, dan naturalis, cenderung
sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan
lebih dinomorduakan.
satu-satunya
faktor
yang
menentukan
pada
(LD)”
atau
Disorder),
kemampuan
kinetis, musical,
ADD atau
logika visual-
Teori Multiple Intelligences didasarkan
keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain
pada
yang mempengaruhi.
intelektual yang diukur melalui tes IQ
Kecerdasan intelektual
tidak hanya
pemikiran
bahwa
kemampuan
sangatlah terbatas karena tes IQ hanya
mencakup aspek linguistic dan matematis
menekan
saja, tetapi juga harus dilihat dari aspek
(matematika) dan bahasa (Gardner, 2003).
kinetis, musical, visual-spatial, interpersonal,
Padahal setiap orang mempunyai cara yang
intrapersonal,
unik untuk menyelesaikan persoalan yang
kecerdasan dengan
dan
naturalis.
intelektual Multiple
JURNAL PSIKOLOGI
Jenis-jenis
tersebut Intelligence
dikenal yang
pada
kemampuan
logika
dihadapinya. Kecerdasan bukan hanya dilihat dari
nilai
yang
diperoleh
seseorang. 312
MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PRESTASI BELAJAR Kecerdasan merupakan kemampuan yang
notasi musik, simbol matematika (Gardner,
dimiliki oleh seseorang untuk melihat suatu
1993). Hampir semua aktivitas dalam bidang
masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau membuat sesuatu yang dapat berguna
kehidupan
bagi orang lain.
kecerdasan. Untuk menjadi pemain biola yang
Kecerdasan menurut Howard Gardner adalah
potensi
biopsikologi.
memerlukan
kombinasi
handal, seseorang harus memiliki Musical
Kecerdasan
Intelligence, Bodily-Kinesthetic Intelligence
(inteligensi) berbeda dengan bidang pekerjaan
dan Interpersonal Intelligence yang tinggi.
dan bidang ilmu yang dikenal masyarakat
Demikian
seperti seni, pertanian atau kedokteran.
arsitektur, seseorang perlu memiliki Spatial
Kecerdasan
Intelligence,
adalah
kemampuan
untuk
juga
untuk
menjadi
Logical-
seorang
Mathematic
menyelesaikan masalah atau produk yang
Intelligence, Bodily-Kinesthetic Intelligence,
dibuat dalam satu atau beberapa budaya
dan
(Gardner,
tinggi.(Gardner, 1993). Multiple Intelligence
1993).
Secara
terperinci,
Interpersonal
Intelligence
yang
kecerdasan dapat didefinisikan sebagai:
memiliki karakteristik konsep sebagai berikut:
1. Kemampuan
menyelesaikan
1. Semua kecerdasan itu berbeda-beda, tetapi
masalah yang terjadi dalam kehidupan
semuanya sederajat. Dalam pengertian ini,
nyata;
tidak ada kecerdasan yang lebih baik atau
untuk
2. Kemampuan
untuk
menghasilkan
persoalan-persoalan
baru
untuk
diselesaikan; 3.
lebih penting dari kecerdasan yang lain (Armstrong, 2003). 2. Semua
kecerdasan
dimiliki
manusia
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu
dalam kadar yang tidak persis sama.
yang akan menimbulkan penghargaan
Semua kecerdasan dapat dieksplorasi,
dalam budaya seseorang.
ditumbuhkan dan dikembangkan secara
Setiap potensi
kecerdasan didasarkan biologis,
yang
pada
kemudian
optimal; 3. Terdapat banyak indikator kecerdasan
diekspresikan sebagai hasil dari faktor-faktor
dalam
genetik
latihan, seseorang dapat
dan
lingkungan
mempengaruhi. normal
mampu
beberapa
Secara
yang
saling
umum,
individu
menunjukkan
bauran
Dengan
membangun
kekuatan kecerdasan yang dimiliki dan menipiskan kelemahan-kelemahan; 4. Semua kecerdasan yang berbeda-beda
bentuk
murni.
tersebut bekerja sama untuk mewujudkan
tertanam
dalam
aktivitas yang diperbuat manusia. Satu
bentuk simbol, seperti bahasa, gambar, peta,
kegiatan mungkin memerlukan lebih dari
dijumpai
Sebaliknya,
Kecerdasan
kecerdasan.
tidak
pernah
kecerdasan.
tiap-tiap
dalam
kecerdasan
satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat 313
JURNAL PSIKOLOGI
RAHARJO digunakan
dalam
berbagai
bidang
dunia ini (Gardner dalam Armstrong, 2002).
(Gardner, 1993). 5. Semua
jenis
ditemukan
kecerdasan
di
kebudayaan
seluruh
di
tersebut
Untuk memperoleh kejelasan konsep
lintas
kecerdasan dalam teori Multiple Intelligence,
atau
seluruh
dunia
dan
kelompok usia (Armstrong, 2004) 6. Tahap-tahap
terbatas untuk mengaktualisasikan diri di
istilah
kecerdasan
dengan keterbakatan, keahlian dan kreativitas. Menurut Gardner, kecerdasan adalah potensi
dimulai dengan kemampuan membuat
biopsikologi yang berlaku pada sesuai umur.
pola dasar. Musik misalnya, ditandai
Keterbakatan
dengan kemampuan membedakan tinggi
biopsikologi yang berkembang dengan cepat
rendahnya
spasial
dalam bidang pemikiran apa pun. Seorang
dimulai dengan kemampuan pengaturan
anak yang dengan cepat menguasai tugas
tiga dimensi.
suatu bidang dikatakan berbakat. Seorang
nada.
dari
membedakan
kecerdasan
7. Saat
alami
Gardner
Sementara
seseorang
tanda
potensi
kecerdasan
anak mungkin berbakat di bidang tari, di
diekspresikan melalui rentang pencapaian
bidang seni suara atau bidang arsitektur,
profesi
kecerdasan
dan
intelligence
dewasa,
adalah
hobi. yang
Logic-matematic dimulai
sebagai
kemampuan pola pada masa balita dan berkembang
menjadi
tidak
terikat
pada
bidang
pekerjaan tertentu, sedangkan keterbakatan berada dalam wilayah bidang tertentu.
penguasaan
Sebaliknya, keahlian dapat dibangkitkan
simbolik pada masa anak-anak, misalnya,
setelah
akhirnya mencapai kematangan ekspresi
tertentu dalam suatu bidang. Pada waktu itu
dalam wujud profesi sebagai akuntan, ahli
seseorang
matematika dan ilmuwan.
keterampilan
seseorang
bekerja
pasti dan
dalam waktu
sudah
menguasai
pengetahuan
yang
8. Ada kemungkinan seorang anak berada
mensyaratkan prestasi di bidang itu. Keahlian
pada kondisi “beresiko”. Mereka akan
dipandang sebagai suatu jenis kesempurnaan
mengalami kegagalan dalam tugas-tugas
teknis. Di lain pihak, kreativitas adalah suatu
tertentu
kecerdasan
penilaian yang baru dalam bidang terntetu
memperoleh
yang akhirnya diakui. Penilaian keaslian
yang
melibatkan
tersebut
apabila
bantuan
khusus
tidak dari
orang
dewasa
(Gardner, 1993). Esensi menurut
teori
hanya dapat dibuat oleh orang yang mengerti bidang itu, walaupun bukan ahli. (Gardner,
Multiple
Intelligence
adalah
menghargai
Gardner
1993) Kecerdasan yang dimiliki seseorang
keunikan setiap orang, berbagai variasi cara
dapat
belajar, mewujudkan sejumlah model untuk
kemampuan yang disebut mumpuni. Pada
menilai mereka dan cara yang hampir tak
tingkat ini, kemampuan seseorang di bidang
JURNAL PSIKOLOGI
berkembang
sampai
tingkat
314
MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PRESTASI BELAJAR tertentu, yang berkaitan dengan kecerdasan
adalah dua proses kunci dalam perkembangan
itu, akan terlihat sangat menonjol. Menurut
kecerdasan. Pengalaman yang mengkristal
Armstrong (2004) berkembang tidaknya suatu
adalah pengalaman yang diperoleh pada
kecerdasan bergantung pada tiga faktor
waktu
penting berikut:
mengesankan sehingga mampu menjadi api
1. Faktor biologis (biological endowment),
yang menghidupkan kecerdasan seseorang
tertentu
yang
memulai
sangat
luat
perkembangannya
dan
termasuk di dalamnya faktor keturunan
dan
menuju
atau genetis dan luka atau cedera otak
puncak kematangan. Seringkali pengalaman
sebelum, selama dan setelah kelahiran.
tersebut terjadi pada masa kanak-kanak. di
Pengalaman yang dimiliki Einstein pada usia
dalamnya adalah pengalaman-pengalaman
empat tahun, mempengaruhi minatnya untuk
(bersosialisasi dan hidup) dengan orang
memecahkan misteri alam semesta.
2. Sejarah
hidup
pribadi,
termasuk
Pengalaman
tua, guru, teman sebaya atau orang lain,
yang
mematikan,
baik yang membangkitkan maupun yang
merupakan pengalaman yang buruk dan
menghambat perkembangan kecerdasan.
menghambat
3. Latar belakang kultural dan historis,
perkembangan
kecerdasan
seseorang. Bentakan, hinaan, cercaan yang
termasuk waktu dan tempat seseorang
diterima
dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan
menyanyi misalnya, dapat menghilangkan
kondisi
perkembangan
keinginan
kultural
di
tempat
historis yang
atau
berbeda
Pengalaman
seorang
menyanyinya yang
anak
sedang
seumur
mematikan
hidup.
seringkali
dipenuhi perasaan malu, rasa bersalah, takut,
(Musfiroh, 2008). Sinergi
ketika
ketiga
faktor
tersebut
memungkinkan seseorang seperti Mozart,
kemarahan dan emosi negatif lain (Miller dalam Armstrong, 2004).
tampil sebagai seorang komposer kelas dunia.
Seorang anak akan berkembang dalam
Tidak diragukan bahwa Mozart dilahirkan
kecerdasan tertentu apabila ia memperoleh
dengan
yang
cukup fasilitas, cukup dukungan spiritual dan
mengagumkan. Ia juga dilahirkan di sebuah
material, memperoleh dukungan alam, tidak
keluarga musik yang mendukung kariernya.
terlibat konflik keinginan dan memperoleh
Selain itu Mozart dilahirkan di Eropa ketika
cukup kesempatan untuk mempergunakan
seni
kata,
kecerdasan tersebut dalam praktik oleh karena
kegeniusan Mozart lahir dari pengaruh faktor-
itu Multiple Intelligence merekomendasikan
faktor biologis, pribadi dan historis/kultural.
program yang memungkinkan anak belajar
bakat
sedang
biologis
berkembang.
Pengalaman
yang
(musik)
Pendek
mengkristal
(cristallizing experiences) dan pengalaman
dengan kekuatan masing-masing (Beckman, 2003).
yang melumpuhkan (paralyzing experiences) 315
JURNAL PSIKOLOGI
RAHARJO Prestasi belajar adalah hasil yang
adalah segala sesuatu yang diperoleh dari
dicapai oleh seorang siswa dalam usaha
belajar yang dibantu sepanjang kegiatan
belajarnya sebagaimana dicantumkan dalam
pengajaran dan kegiatan pendidikan (Gage,
nilai raportnya (Yapsir, 1990). Prestasi belajar
1999).
Metode Subyek Penelitian
XI yang berjumlah 222 siswa, sebanyak 7
Dalam penelitian ini subyek penelitian
kelas.
adalah siswa SMA Negeri 10 Malang kelas Tabel 1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Malang Tahun Ajaran 2008/2009 NO
Kelas
Jumlah siswa (orang)
1
XI IPA 1
34
2
XI IPA 2
33
3
XI IPA 3
34
4
XI IPS 1
32
5
XI IPS 2
29
6
XI IPS 3
32
7
XI IPS 4
28
Jumlah
222 mengetahui sejauh mana hasil belajar yang
Sampel dan Tehnik Sampling Sampel dalam penelitian ini berjumlah
telah dicapai oleh siswa selama mengikuti
105 siswa, dimana sampel ini diambil dengan
kegiatan
pendidikan,
yang
dinilai
pada
tehnik proportional random sampling yaitu
periode waktu tertentu (6 bulan). Prestasi
pengambilan sampel yang dilakukan secara
belajar yang digunakan adalah nilai raport
seimbang, dari 15 siswa diambil secara
siswa kelas X SMAN 10 Malang semester
undian.
ganjil 2007/2008, yang didapat dari Daftar Kumpulan Nilai (DKN) Semester Ganjil
Variabel Penelitian
2007/2008.
1. Variabel Terikat: Prestasi Belajar
2. Variabel Bebas: Multiple Intelligence
Prestasi belajar adalah penilaian yang diberikan oleh guru kepada siswa JURNAL PSIKOLOGI
Inventori
untuk 316
MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PRESTASI BELAJAR Multiple
Intelligence
Inventori
Dalam penelitian ini penulis mengadakan
disusun oleh Thomas Armstrong, pada tahun
try out ulang untuk memastikan Validitas dan
2001, dengan jumlah item 80 item. Alat ini
Reabilitas
kemudian diadaptasi oleh Teguh Raharjo pada
Inventori digunakan dalam penelitian ini.
tahun 2002, dengan jumlah item 80 item. Dan
Prosedurnya yaitu menggunakan 117 siswa,
diujicobakan pertama kali di SMU Kristen I
yang didapat dari jumlah siswa kelas XI
Salatiga pada tanggal 18 Juli 2002, dengan
seluruhnya dikurangi 105 siswa yang dipakai
jumlah siswa 40 orang dan menghasilkan
untuk sampel.
sebelum
Multiple
Intelligence
Validitas 0,123 ─ 0,586, jumlah item yang sahih adalah 80 item atau tidak ada yang
Validitas Multiple Intelligence Inventori
gugur. Reliabiltas alat tes sebesar 0,9135.
Untuk menghitung validitas butir pada Multiple Intelligence Inventori digunakan
Multiple Intelligence Inventori
tehnik korelasi Product Moment dengan
Muliple Intelligence Inventori terdiri dari 8
bantuan komputasi Seri Program Statistik
kecerdasan yaitu:
(SPS-2000), Program Analisis Kesahihan
1. Linguistic Intelligence
Butir
2. Logical-Mathematic Intelligence
Pamardiningsih, Universitas Gajah Mada
3. Spatial Intelligence
Yogyakarta Versi IBM/IN.
Edisi
Setelah
4. Bodily-Kinesthetic Intelligence
Sutrisno
Hadi
dilakukan
dan
uji
Yuni
validitas
5. Musical Intelligence
terhadap 80 item, terdapat 73 item yang
6. Interpersonal Intelligence
dinyatakan sahih dan 7 item yang dinyatakan
7. Intrapersonal Intelligence
gugur (42, 46, 51, 54, 57, 66, 72), dimana
8. Naturalistic Intelligence
item yang sahih memiliki nilai rbt yang berkisar antara 0,151 ─ 0,574.
Try Out Multiple Intelligence Inventori Reliabilitas Multiple Intelligence Inventori
Gajah
Mada
Versi
IBM/IN
dengan
Pengukuran reliabilitas atau keandalan
menggunakan Uji Keandalan Tehnik Hoyt.
alat ukur menggunakan bantuan komputasi
Uji realibilitas hanya dilakukan pada item-
Seri Program Statistik (SPS-2000) Sutrisno
item yang sahih saja. Hasil uji reliabilitas
Hadi dan Yuni Pamardiningsih Unversitas
selengkapnya disajikan dalam tabel 3 berikut:
317
JURNAL PSIKOLOGI
RAHARJO Tabel 3 Hasil Perhitungan Reliabilitas Multiple Inteligence Inventori No
Aspek
R tt
ρ
Status
1
Linguistic Intelligence
0,650
0,000
Andal
2
Logical-Mathematic Intelligence
0,675
0,000
Andal
3
Spatial Intelligence
0,597
0,000
Andal
4
Bodily-Kinesthetic Intelligence
0,721
0,000
Andal
5
Musical Intelligence
0,695
0,000
Andal
6
Interpersonal Intelligence
0,707
0,000
Andal
7
Intrapersonal Intelligence
0,721
0,000
Andal
8
Naturalistic Intelligence
0,656
0,000
Andal
Dari hasil uji reliabilitas Multiple
Analisis Data
Intelligence Inventori diperoleh koefisien
Dalam
realibilitas rtt yang berkisar antara 0,597 ─
menggunakan
0,721
dengan ρ = 0,000 yang berarti sangat
Tangkar Pearson Analisis Dwivariat dengan
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
bantuan komputasi Seri Program Statistik
Multiple Intelligence Inventori sangat reliabel
(SPS-2000)
dan handal untuk digunakan dalam penelitian
Pamardiningsih Unversitas Gajah Mada Versi
ini.
IBM/IN.
menganalisis Tehnik
data
Korelasi
Sutrisno
Hadi
dan
peneliti Momen
Yuni
Hasil
Kelas XI di SMA Negeri 10 Malang,
Dari hasil analisis didapat bahwa:
ditolak.
1. Korelasi antara Linguistic Intelligence
2. Korelasi
antara
Logic-Mathematic
dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia
Intelligence
adalah r = – 0,065 dengan ρ = 0,516, dan
Matematika adalah r = 0,014 dengan ρ =
prestasi belajar B.Inggris r = - 0,049
0,978 dinyatakan tidak signifikan, artinya
dengan ρ = 0,627 dinyatakan tidak
tidak ada hubungan yang signifikan antara
signifikan, artinya tidak ada hubungan
Logic-Mathematic
yang
signifikan
Intelligence
dengan
antara
Linguistic
prestasi
belajar
dengan
prestasi
Intelligence
belajar
dengan
prestasi belajar Matematika. Sehingga hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan
Bahasa Indonesia dan prestasi belajar
antara
B.Inggris.
yang
dengan prestasi belajar matematika Siswa
berbunyi “Ada hubungan antara Linguistic
Kelas XI di SMA Negeri 10 Malang,
Intelligence
ditolak
Sehingga
hipotesis
dengan prestasi belajar
Logic-Mathematic
Intelligence
Bahasa Indonesia dan B.Inggris Siswa JURNAL PSIKOLOGI
318
MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PRESTASI BELAJAR 3. Korelasi
antara
Intelligence
Bodily-Kinesthetic
dengan
belajar
dinyatakan tidak signifikan, artinya tidak
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah
ada hubungan yang signifikan antara
r = - 0,011 dengan ρ = 0,905 dinyatakan
Musical
tidak
belajar
signifikan,
prestasi
0,062 dengan ρ = 0,536
adalah r =
artinya
tidak
ada
Intelligence Seni
dan
dengan Budaya.
prestasi Sehingga
hubungan yang signifikan antara Bodily-
hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan
Kinesthetic Intelligence dengan prestasi
antara
belajar
Pendidikan
Kesehatan.
Sehingga
Musical
Intelligence
dengan
Jasmani
dan
prestasi belajar Seni dan Kebudayaan
hipotesis
yang
kelas XI di SMA Negeri 10 Malang,
berbunyi “Ada hubungan antara Bodily-
ditolak.
Kinesthetic Intelligence dengan prestasi
6. Korelasi antara Interpersonal Intelligence
belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
dengan prestasi belajar Kewarganegaraan
Siswa kelas XI di SMA Negeri 10
adalah r =
Malang, ditolak.
dinyakan tidak signifikan, artinya tidak
0,116 dengan ρ = 0,236
4. Korelasi antara Naturalistic Intelligence
ada hubungan yang signifikan antara
dengan prestasi belajar Biologi adalah r
Interpersonal Intelligence dengan prestasi
2
= – 0,191 dengan r = 0,036 dan ρ = 0,048
belajar
dinyatakan
ada
hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan
hubungan yang signifikan dengan arah
antara Interpersonal Intelligence dengan
Naturalistic
prestasi belajar Kewarganegaraan kelas
yang
signifikan,
negatif,
Intelligence
artinya
antara
dengan
prestasi
belajar
Kewarganegaraan.
Sehingga
XI di SMA Negeri 10 Malang, ditolak.
Biologi, yang berarti semakin tinggi nilai Naturalistic Intelligence seorang siswa maka semakin kecil nilai prestasi belajar
Hasil penelitian terhadap siswa-siswa
Biologi siswa tersebut atau semakin
SMA Negeri 10 Malang diperoleh Linguistic
rendah
Intelligence
nilai
Naturalistic
Intelligence
dengan
prestasi
belajar
seorang siswa maka semakin tinggi nilai
B.Indonesia, dan prestasi belajar B.Inggris,
prestasi belajar Biologi siswa tersebut.
Logic-Mathematic
Sehingga hipotesis yang berbunyi “Ada
prestasi
hubungan antara Naturalistic Intelligence
Intelligence
dengan prestasi belajar Biologi Siswa
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Musical
kelas XI di SMA Negeri 10 Malang,
Intelligence dengan prestasi belajar Seni dan
diterima.
Budaya, Interpersonal Intelligence dengan
5. Korelasi
antara
Musical
Intelligence
dengan prestasi belajar Seni dan Budaya 319
Pembahasan
prestasi
belajar
Intelligence Matematika,
dengan
belajar
dengan Kinesthetic
prestasi
Kewarganegaraan
belajar
tidak
berkorelasi. Naturalistic Intelligence dan JURNAL PSIKOLOGI
RAHARJO prestasi
mata
pelajaran
Biologi
yang
penelitian ini adalah nilai mean class (rata-
berkorelasi, dengan arah negatif. Artinya
rata
semakin tinggi nilai Naturalistic Intelligence
Intelligence dalam penelitian ini adalah skor
seorang siswa maka semakin rendah nilai
murni. Menurut Sugiyono, mean merupakan
prestasi mata pelajaran Biologi siswa tersebut,
tehnik penjelasan kelompok yang didasarkan
Naturalistic
atas nilai rata-rata kelompok tersebut. Mean
atau
semakin
rendah
nilai
kelas),
sedangkan
dengan
nilai
Multiple
Intelligence seorang siswa maka semakin
didapatkan
tinggi nilai prestasi mata pelajaran Biologi
seluruh
siswa tersebut. Hal ini dikarenakan nilai
kemudian dibagi dengan jumlah individu
individu
menjumlahkan dalam
kelompok
data itu,
prestasi belajar yang dikorelasikan dalam yang ada pada kelompok tersebut (Sugiyono,
macam cara. Siswa mungkin belajar melalui
2006). Nilai mean class (rata-rata kelas) yaitu
kata-kata,
nilai yang didapatkan dengan menjumlahkan
gambar dan warna, nada-nada suara, interaksi
nilai seluruh nilai siswa dalam suatu kelas,
dengan orang lain, melalui diri sendiri dan
kemudian dibagi dengan jumlah siswa yang
alam.
ada dalam kelas tersebut. Dalam bukunya
umumnya belajar melalui kombinasi dari
Syaifudin Azwar mengatakan
performansi
berbagai cara (Armstrong, 1996). Setiap siswa
individu, yang diungkap oleh suatu skala
juga memiliki berbagai cara untuk menjadi
pengukuran
cerdas,
atau
tes
psikologis,
yang
melalui
Meskipun
untuk
angka-angka,
demikian,
belajar
melalui
siswa
bahasa
pada
misalnya
dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut
mungkin mereka mempergunakan elemen
skor (scores). Skor sesungguhnya merupakan
bunyi, huruf, cerita, berbicara, mendengarkan,
angka performansi yang benar dan murni dan
menulis atau mungkin bermain kata-kata.
tidak pernah dapat kita ketahui besarnya oleh
Artinya
karena tidak dapat diungkap secara langsung
bahasa, siswa menempuh cara yang paling
oleh tes (Azwar, 2005). Dalam penelitiannya
sesuai untuk dirinya, yang mungkin sekali
Teguh Raharjo mengatakan bahwa nilai raport
berbeda dengan siswa yang lain. Setiap siswa
tidak dapat dipakai untuk penelitian karena
adalah unik, mereka memiliki cara belajar
nilai raport adalah nilai rata-rata kelas dan ada
yang tidak selalu sama. Kegiatan belajar pun
unsur penilaian dari guru yang bersangkutan,
dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas,
jadi bukanlah nilai murni akademik siswa
suatu materi pembelajaran dapat dipahami
(Teguh Raharjo, 2002).
dari berbagai cara. Maka suatu materi ajar
untuk
memperoleh
kemampuan
Selain itu cara penyampaian materi
seyogyanya memberikan kemerdekaan bagi
oleh guru di kelas ikut mempengaruhi hasil
siswa untuk melakukan aktivitas yang paling
prestasi
Armstrong
sesuai dan paling diminatinya. Oleh karena
mengatakan, siswa belajar melalui berbagai
siswa memiliki cara yang berbeda dalam
belajar
JURNAL PSIKOLOGI
siswa.
320
MULTIPLE INTELLIGENCE DAN PRESTASI BELAJAR belajar, maka siswa pun cenderung belajar
kesulitan memecahkan masalah angka (2 x 2
sesuatu yang disukainya. Siswa menunjukkan
=?),
minat yang berbeda dalam setiap kegiatan.
permasalahan dibuat dalam bentuk cerita.
tetapi
dapat
memahami
jika
Belajar terjadi jika siswa melakukan kegiatan-
Penyebab lain yang menyebabkan
kegiatan yang sesuai minat sehingga siswa
penelitian tidak menghasilkan hasil yang
melakukan interaksi positif dengan materi dan
signifikan adalah ada siswa yang tidak serius
kecenderungannya.
ketika
Tuntutan
agar
guru
menjawab Multiple Intelligence
mengkombinasikan berbagai metode, mulai
Inventori, sehingga hasil yang didapat tidak
dari metode bahasa ke metode spasial, lalu ke
maksimal.
metode
berupa,
musik,
menunjukkan
keyakinan,
Ketidakseriusan asal
menjawab
siswa tanpa
dapat melihat
bahwa metode belajar harus disesuaikan
pertanyaan yang ada, asal menjawab tanpa
dengan kebutuhan siswa. Artinya, siswa
melihat
belajar sesuai kebutuhannya, yang terkait
memahami pilihan jawaban yang tersedia,
dengan
yang
saling menyontek jawaban dan menjawab
Logic-Mathematic
cepat-cepat sehingga ada pertanyaan yang
Intelligence mungkin mengalami kesulitan
dilewati. Sehingga hasil yang diperoleh tidak
jika dihadapkan pada rangkaian huruf, tetapi
maksimal.
kecerdasan-kecerdasan
dimilikinya.
Siswa
jawaban
yang
tersedia,
tidak
mudah terlibat angka dan senang berhitung. Siswa ini belajar melalui angka dan berfikir logis,
mereka
mengkategorikan,
belajar
melalui
mengelompokkan,
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu & Widodo Priyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
menandai persamaan dan perbedaan bendabenda di sekeliling mereka. Mereka belajar dengan mencermati dan menandai ciri-ciri sesuatu itu. Selain itu cara penyampaian materi Biologi di kelas mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan
siswa.
Siswa
Naturalistic
Intelligence akan cepat belajar jika sesuatu dikaitkan dengan alam, seperti buah, daun, biji dan bunga. Anak Linguistic Intelligence dapat dengan mudah belajar melalui cerita atau ceramah guru tentang apa itu alam, bagaimana gejalanya dan apa ciri yang melekat pada alam itu. Ia mungkin mengalami 321
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Armstrong, T. 2002. 7 Kinds of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. (terj. T Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ___________. 2002. Setiap anak Cerdas:Panduan Membantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Kecerdasan Multiple Intelligence-nya. (terj Rina Buntaran). Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. ___________. 2004. Sekolah Para Juara. Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan. (terj. Yudhi Murtanto). Bandung: Mizan Pustaka. JURNAL PSIKOLOGI
RAHARJO ___________. 2004. Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang Kamu Duga. (terj. Arvin Saputra). Batam: Interaksa. Beckman, Marian. 2003. “Multiple Ways of Knowing: Howard Gardner’s Theory of Multiple Intelligences Extend and Enhance Student Learning”. http://www.earlychildhood.com Campbell, B., Campbell, L., dan Dickinson, D. 2002. Multiple Intelligences. Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press. Crow & Crow. 1999. Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Musfiroh, T. 2008. Cerdas Melalui Bermain. (Cara Mengasah Multiple Intelligence pada Anak Usia Dini). Jakarta: Grasindo. Suardiman. 1990. Ilmu Pendidikan. Bandung: Raja Kayu. Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara
Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences : The Theory In Practice. New York: Basics Book.
Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
_________. 1999. Intelligences reframed: Multiple Intelligences for 21st Century. New York: Basics Book.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
_________. 2003. Kecerdasan Majemuk: Teori Dalam Praktek. (terj. Sindoro. A). Batam: Interaksara.
Teguh Raharjo, Andreas. 2002. Hubungan Antara Kecerdasan Majemuk Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Di SMA Katolik Yos Sudarso, Batu– Malang. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga:Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana.
Hine, Connie. 2003. “Developing Multiple Intelligences in Young Learners”. http://www.earlychildhood.com Indra-Supit, Milly C,.dkk. 2003. Multiple Intelligences: Mengenali dan Merangsang Potensi Kecerdasan Anak. Jakarta: Ayahbunda.
JURNAL PSIKOLOGI
Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Grasindo. Yusuf,
Syamsu H. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
322