HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Disusun oleh: ADELINA RAHMAWATI F100114002
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh : ADELINA RAHMAWATI F.100 114 002
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU
Disusun oleh : ADELINA RAHMAWATI F. 100 114 002
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pembimbing Utama
Dr. Eny Purwandari, M.Si
Surakarta, 02 Juli 2015
iii
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU
Yang diajukan oleh : ADELINA RAHMAWATI F 100 114 002
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal, 09 Juli 2015 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama Dr. Eny Purwandari, M.Si
________________
Penguji Pendamping I Dr. Taufik, M.Si, P.hD
________________
Penguji Pendamping II Aad Satria Permadi, S.Psi, M.A
________________
Surakarta, 09 Juli 2015 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi Dekan,
Dr. Taufik, M.Si, P.hD
iv
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI BARU Adelina Rahmawati Dr. Eny Purwandari, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan penyesuaian diri santri baru. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 114 orang, yaitu santri baru yang sedang menjalani kelas persiapan belajar di pesantren dan berasal dari sekolah luar non pesantren. Teknik pengambilan sampel menggunakan studi populasi. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment dan analisis komparasi dengan independent sample t-test menggunakan program bantu SPSS 19,0 for windows. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan penyesuaian diri santri baru. Semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki santri baru maka semakin tinggi penyesuaian diri yang dilakukan, begitu juga sebaliknya. Sumbangan efektif (SE) efikasi diri terhadap penyesuaian diri santri baru sebesar 46,9%. Tingkat penyesuaian diri santri baru dan tingkat efikasi diri tergolong sedang. Santriwan memiliki tingkat penyesuaian diri dan efikasi diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan santriwati. Kata Kunci: penyesuaian diri, santri baru, efikasi diri
v
PENDAHULUAN
Assalaam, diketahui bahwa 5-10%
Latar Belakang Masalah
dari santri baru mengalami masalah dalam melakukan proses penyesuaian
Santri baru diharuskan untuk
diri.
tinggal secara mandiri, terpisah dari
Untuk
orang tua dan keluarga. Hidup dan
santri
baru
dibutuhkan
untuk
santri
psikologi, keyakinan diri ini disebut
baru
dengan istilah efikasi diri. Pamardi
membutuhkan waktu yang cukup
dan
lama untuk menyesuaikan diri dengan
terhadap
Penyesuaian diri diperlukan keselarasan
diri
dapat
beban,
tuntutan,
dan
individu. Efikasi diri yang tinggi diharapkan dapat membantu santri
berasal dari dalam diri individu
baru melakukan penyesuaian diri di
maupun yang berasal dari lingkungan Fenomena
efikasi
menyatakan
kewajiban yang harus dijalankan oleh
antara
kebutuhan dan tuntutan, baik yang
sosial.
(2014)
mempengaruhi cara pandang individu
lingkungan pesantren.
terjadi
Widayat
peranan
lingkungan dan kebiasaan baru di
agar
terhadap
aktivitas dengan baik. Dalam ilmu
di lingkungan pesantren. Menurut (2004),
keyakinan
kemampuan diri dalam melakukan
mampu melakukan penyesuaian diri
Irfani
melakukan
penyesuaian diri yang baik, tentu saja
tinggal di lingkungan yang baru mengharuskan
dapat
lingkungan pesantren dengan baik.
pelanggaran
terhadap aturan di pesantren yang
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan oleh santri baru merupakan
Pengertian Penyesuaian Diri
gambaran dari kurangnya keyakinan diri
santri
kemampuanya
baru
Sobur
(2011)
mengartikan
menghadapi
secara luas bahwa proses penyesuaian
persoalan di lingkungan pesantren.
diri itu terbentuk sesuai dengan
Menurut
hubungan
hasil
dalam
terhadap
penelitian
yang
individu
dengan
dilakukan oleh Yuniar, Abidin, dan
lingkungan sosialnya, yang dituntut
Astuti (2005) mengenai gambaran
dari individu, tdak hanya mengubah
penyesuaian santri baru di PPMI
kelakuannya
1
dalam
menghadapi
kebutuhan-kebutuhan
dirinya
dari
Pengertian Efikasi Diri
dalam dan keadaan di luar, dalam
Bandura (dalam Feist & Feist,
lingkungan tempat ia hidup, tetapi ia
2009) menyatakan bahwa keyakinan
juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
adanya
macam-macam
orang
lain
kegiatan
seseorang terhadap kemampuan yang
dan
dimiliki untuk mengontrol fungsi diri
mereka.
dan lingkungannya dinamakan efikasi
Willis (2008) menyatakan pandangan
diri.
yang senada dengan Sobur (2011), Willis
(2008)
menunjukkan perilaku tertentu, sekuat apa
secara wajar terhadap lingkungannya, puas
dan
mempengaruhi
dan kematangan, keadaan psikologis, lingkungan,
dan
penyesuaian
diri
mengatasi
stress
gambaran
diri
baik,
dan
merupakan
keyakinan
diri
tentang
dirinya
dalam
ini tidak bekaitan dengan kemampuan yang
sebenarnya,
melainkan
berhubungan dengan keyakinan yang
positif,
dimiliki individu atas kemampuan
kemampuan mengekspresikan emosi dengan
efikasi
mencapai hasil tertentu. Efikasi diri
kecemasan,
yang
bahwa
suatu tindakan yang diperlukan dalam
kemampuan
dan
atau
mengerjakan tugas atau melakukan
menurut
2013) antara lain yaitu; persepsi realitas,
kesuksesan
menyatakan
kemampuan
Ruyon dan Haber (Artha & Supriyadi,
terhadap
bagaimana
sejauhmana individu memperkirakan
tingkat
religiusitas serta kebudayaan. Aspekaspek
saat
depan. Bandura (dalam Yulia, 2010)
diri
adalah: keadaan fisik, perkembangan
keadaan
bertahan
mempengaruhi perilaku kita di masa
yang
penyesuaian
dapat
kegagalan dalam suatu tugas tertentu
Menurut Schneiders (dalam Wijaya, faktor-faktor
kita
menghadapi kesulitan atau kegagalan,
terhadap
dirinya dan terhadap lingkungannya.
2007)
(dalam
diri menentukan apakah kita akan
seseorang untuk hidup dan bergaul
merasa
Bandura,
Friedman & Schustack, 2006) efikasi
menyatakan
penyesuaian diri ialah kemampuan
sehingga
Menurut
dirinya. Efikasi diri pada seseorang
hubungan
akan berbeda antara satu dengan yang
interpersonal yang baik.
lainnya berdasarkan dari tiga dimensi
2
berikut, yaitu: dimensi tingkat (level),
mempengaruhi
luas bidang perilaku (generality), dan
berhasil dalam mencapai kebutuhan
tingkat kekuatan (strength).
dan
Hubungan
antara
Efikasi
keselarasan.
untuk
Melainkan
juga
diri, berupa keyakinan dalam diri santri
Bandura (dalam Rasit, 2015) mengenai
baru
terdapat faktor internal yaitu efikasi
Diri
dengan Penyesuaian Diri
menjelaskan
santri
baru
untuk
melakukan
penyesuaian diri terhadap lingkungan
konsep
pesantren.
Bandura
meletakan
reciprocal determinism. Reciprocal
penekanan tertentu pada peran yang
determinism
dimainkan
oleh
mengenai perilaku santri baru dalam
kepercayaan
mengenai
bentuk
personal
dapat
timbal
menerus
menjelaskan
balik
antara
yang
faktor
terus
efikasi
seseorang.
diri,
kapabilitas Efikasi
diri
kognitif,
mendasari keyakinan seseorang akan
perilaku, dan lingkungan. Santri baru
kemampuan mereka untuk melakukan
dapat
perilaku tertentu atau memberikan
menentukan
dengan
perilakunya
mengontrol
lingkungan,
tetapi
kekuatan juga
hasil
dapat
yang diharapkan (Feldman,
2012).
dikontrol oleh kekuatan lingkungan. Faktor
kognisi
berperan
METODE PENELITIAN
dalam
menentukan tingkat efikasi diri dan
Metode
penelitian
yang
bentuk perilaku santri baru dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah
mengendalikan lingkungan pesantren.
metode penelitian kuantitatif. Subjek
Demikian pula dengan lingkungan
yang diambil dalam penelitian ini
pesantren
adalah
yang
juga
memiliki
santri
baru
Madrasah
pengaruh pada pembentukan perilaku
Takhassusiyah yang sedang menjalani
penyesuaian
kelas persiapan belajar di pesantren
diri
santri
baru
di
lingkungan pesantren.
dan berasal dari sekolah luar non pesantren
Dalam proses penyesuaian diri
saja
yang
114
santri.
Menggunakan teknik pengambilan
pada santri baru tidak hanya faktor eksternal
berjumlah
sampel
dapat
studi
pengumpulan
3
populasi. data
Metode
menggunakan
skala penyesuaian diri dan skala
Tingkat
keyakinan
efikasi diri. Teknik analisis data
terhadap
menggunakan uji korelasi product
melakukan suatu tindakan atau efikasi
moment
diri yang tinggi dipersepsikan akan
dan
uji
komparasi
independent sample t-test .
kemampuan
diri dalam
mampu memberikan motivasi pada santri baru secara kognitif untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
bertindak lebih terarah dan dapat mengontrol
lingkungan
analisis product moment diperoleh
sehingga
dapat
nilai koefisien korelasi rxy = 0,685; p
perilaku-perilaku tertentu sesuai yang
= 0,000 (p< 0,05) yang artinya ada
diharapkan yaitu mampu menjalani
hubungan
sangat
kegiatan di pesantren dengan baik dan
signifikan antara efikasi diri dengan
nyaman. Menurut Bandura (dalam
penyesuaian diri. Semakin tinggi
Yulia,
efikasi diri maka semakin tinggi pula
efikasi diri merupakan keyakinan
penyesuaian
tentang
Berdasarkan hasil perhitungan
positif
yang
diri,
begitu
juga
2010)
sekitarnya
menampilkan
menyatakan
sejauhmana
bahwa
individu
sebaliknya semakin rendah efikasi
memperkirakan kemampuan dirinya
diri
dalam
maka
semakin
rendah
pula
mengerjakan
atau
tindakan
yang
penyesuaian diri. Hasil tersebut sesuai
melakukan
dengan pendapat yang dikemukakan
diperlukan dalam mencapai hasil
oleh Schneiders (dalam Wijaya, 2007)
tertentu.
bahwa
salah
satu
memberikan penyesuaian psikologis
faktor
yang
pengaruh
pada
adalah
keadaan
diri yaitu
keyakinan
Santri baru di PPMI Assalaam memiliki kewajiban untuk mengikuti berbagai macam aktivitas yang telah
diri
ditentukan
(efikasi diri). Kondisi psikologis yang
respon
yang
penelitian
selaras
Madrasah
terhadap tuntutan dari dalam diri individu
maupun
tuntutan
oleh
pesantren,
baik akan mendorong individu untuk memberikan
suatu
tugas
pihak
khususnya ini
yaitu
pada
Takhassusiyah
pondok dalam santri (TKs).
Perubahan yang terjadi pada diri dan
dari
lingkungan sosial seperti: jadwal
lingkungan luar.
4
kegiatan yang padat 24 jam di
hipotetik
lingkungan
pondok
pesantren,
sedang. Sebagian besar santri baru
kurikulum
pelajaran
dengan
memiliki kemampuan penyesuaian
menggunakan
bahasa
Arab,
dan
(RH)
yang
tergolong
diri yang tergolong tinggi yaitu
perbedaan budaya dari asal daerah
sebesar
66,7%.
santri dengan budaya di pesantren
bahwa
santri
menuntut
kemampuan penyesuaian diri di atas
santri
melakukan
baru
untuk
penyesuaian
diri.
rata-rata.
Ini
menunjukkan
baru
Kondisi
memiliki
ini
dapat
bahwa
dalam
Penyesuaian diri menurut Semiun
diinterpretasikan
(2006) merupakan suatu proses yang
penelitian ini santri baru Madrasah
melibatkan respon-respon mental dan
Takhassusiyah atau subjek penelitian
tingkah
menyebabkan
memiliki penyesuaian diri yang cukup
menanggulangi
baik. Santri baru cukup mampu dalam
kebutuhan, frustasi, dan konflik batin
memenuhi semua kebutuhan dan
yang dialami serta menyelaraskan
kewajiban yang diberikan kepadanya,
tuntutan-tuntutan
individu
serta dapat menyelaraskan antara
dengan tuntutan-tuntutan lingkungan
tuntutan yang berasal dari diri santri
yang dikenakan kepadanya. Pada
baru dan lingkungan pesantren.
laku
individu
yang
berusaha
batin
santri baru yang tinggal di lingkungan pondok
pesantren,
Berdasarkan
kemampuan
diketahui
personal sangatlah penting untuk dapat
menyesuaikan
diri,
besar santri baru memiliki skor efikasi diri yang tergolong sedang sebesar
dapat melakukan penyesuaian diri
45,6% dan yang tergolong tinggi
pondok
sebesar 46,5%. Kondisi ini dapat
pesantren dengan baik.
rerata
empirik
diri
(RE)
diinterpretasikan memiliki dan
diri
yang tergolong sedang. Sebagian
perilaku dan lingkungan sehingga
Penyesuaian
efikasi
rerata hipotetik (RH) pada subjek
kemampuan diri dalam mengontrol
lingkungan
analisis
memiliki rerata empirik (RE) dan
salah
satunya yaitu keyakinan terhadap
terhadap
variabel
hasil
bahwa
dalam
penelitian ini, santri baru atau subjek
rerata
penelitian memiliki efikasi diri yang
5
cukup baik terhadap kemampuan
antara santriwan dan santriwati ini
dirinya
dalam
melakukan
suatu
dapat dijelaskan melalui keterangan
yang
bertujuan
untuk
yang dinyatakan oleh Hadiyono dan
tindakan
mencapai tujuan yang dikehendaki.
Kahn (dalam Safura & Supriyantini, 2006)
Sumbangan efektif efikasi diri
perempuan, dimana anak perempuan
bahwa sebagian besar penyesuaian
memiliki unsur-unsur yang kurang
diri dapat dipengaruhi oleh efikasi
mendukung
diri. Meskipun efikasi diri memiliki cukup
menyesuaikan
pendidikan
untuk mengatasi masalah, sedangkan
kematangan,
dan
perempuan membutuhkan waktu yang
tingkat
lebih lama untuk menyesuaikan diri
kebudayaan
disebabkan oleh faktor emosi yang
(Schneiders, dalam Wijaya, 2007). Berdasarkan komparasi
yang
hasil telah
melekat pada mereka.
analisis
Perbedaan efikasi diri antara
dilakukan,
santriwan dan santriwati, dimana
diperoleh hasil yang menunjukkan
efikasi diri santriwan lebih tinggi
bahwa terdapat perbedaan tingkat
dibandingkan efikasi diri santriwati
penyesuaian diri dan efikasi diri yang
sesuai dengan pendapat Zimmerman
signifikan antara santriwan dengan santriwati,
dimana
(Woolfolk, 2004) mengatakan bahwa
santriwan
terdapat
memiliki tingkat penyesuaian diri dan efikasi
diri
dibandingkan
yang dengan
lebih
dikarenakan
dengan jiwa petualang lebih mudah
luar efikasi diri seperti keadaan fisik,
lingkungan,
diri
memiliki jiwa petualang. Laki-laki
dapat mempengaruhi penyesuaian di
keadaan
dirinya.
bahwa anak laki-laki lebih mampu
masih terdapat variabel lain yang
dan
penyesuaian
Tangkudung (2014) menggambarkan
besar
terhadap penyesuaian diri santri baru,
perkembangan
laki-laki
lebih baik dibandingkan dengan anak
yaitu sebesar 46,9%. Ini menunjukkan
yang
anak
mempunyai penyesuaian diri yang
terhadap penyesuaian diri cukup besar
sumbangan
bahwa
perbedaan
perkembangan
tinggi
kompetensi
santriwati.
kemampuan
antara
laki-laki
pada dan dan
perempuan. Laki-laki berusaha untuk
Perbedaan tingkat penyesuaian diri
6
membanggakan kemampuan dirinya
semakin rendah efikasi diri
dan
kali
maka akan semakin rendah
meremehkan kemampuannya. Selain
penyesuaian diri santri baru.
itu,
Berdasarkan
perempuan
peran
memberikan
sering
orang
tua
stereotype
dalam mengenai
diperoleh,
perbedaan kemampuan antara laki-
bahwa
yang
maka
hipotesis
yang diajukan diterima.
laki dan perempuan, dimana orang tua menganggap
hasil
2. Tingkat efikasi diri pada santri
perempuan
baru tergolong sedang. Ini
memiliki kemampuan lebih rendah
membuktikan bahwa rata-rata
daripada laki-laki dapat membuat
santri
perempuan
keyakinan diri yang cukup
memiliki
keyakinan
baru
memiliki
terhadap kemampuan dirinya menjadi
baik
terhadap
kemampuan
semakin rendah. Sehingga keyakinan
dalam
diri (efikasi diri) pada perempuan
tindakan yang bertujuan untuk
lebih rendah dibandingkan dengan
mencapai
laki-laki.
dikehendaki.
melakukan
tujuan
suatu
yang
3. Tingkat penyesuaian diri pada KESIMPULAN DAN SARAN
santri baru tergolong sedang.
a. Kesimpulan
Ini
membuktikan
bahwa
Berdasarkan hasil penelitian
kemampuan santri baru dalam
dan pembahasan yang telah diuraikan
memenuhi semua kebutuhan-
sebelumnya,
kebutuhan
dapat
diambil
dan
mendapatkan
kesimpulan bahwa:
signifikan
antara
efikasi
diri
dengan
keselarasan
antara tuntutan dari dalam diri
1. Ada hubungan positif yang sangat
untuk
individu dengan tuntutan dari lingkungan
pesantren
tergolong cukup baik.
penyesuaian diri santri baru. Artinya semakin tinggi efikasi
4. Efikasi diri memiliki peranan
diri maka akan semakin tinggi
atau sumbangan efektif yang
tingkat penyesuaian dirinya,
cukup
begitu
penyesuaian diri santri baru.
pula
sebaliknya
7
besar
terhadap
5. Santriwan memiliki tingkat
dalam
melakukan
kegiatan.
penyesuaian diri dan efikasi
Keyakinan
diri
tinggi
dioptimalkan dengan mengenali
dengan
potensi atau kemampuan dan
yang
lebih
dibandingkan santriwati.
diri
dapat
kekurangan yang ada dalam diri, menerima dirinya apa adanya dengan
b. Saran
tidak
membandingkan
dirinya dengan kemampuan yang Berdasarkan hasil penelitian
dimiliki orang lain, melakukan
dan kesimpulan yang diperoleh, maka
tindakan yang berguna untuk
penulis memberikan sumbangan saran
orang lain, seperti bersikap ramah
yang diharapkan dapat bermanfaat,
dengan
yaitu:
teman
pondok 1. Bagi santri
diri
mempertahankan
penyesuaian
diri
membagikan
pesantren. 2. Bagi pendidik Pendidik di lingkungan
pengalaman-pengalaman dirinya
pondok
dengan santri baru yang lain
baru
santri
dan
terhadap
kemampuan
baru
pondok
salah satunya adalah dengan keyakinan
adalah
memberikan
mengenai
tips
menjalani kegiatan di lingkungan
meningkatkan penyesuaian diri
meningkatkan
meningkatkan
pendidikan dan pelatihan pada
untuk
mempertahankan
dalam
ditempuh
dirinya sedang dan rendah. Cara dipakai
diharapkan
penyesuaian diri. Cara yang dapat
santri baru yang penyesuaian
dapat
pesantren
mampu untuk membantu santri
membantu
meningkatkan penyesuaian diri
yang
saling
kesulitan menjalani kegiatan di
mampu
sehingga
pesantren,
di
teman yang sedang mengalami
tinggi
diharapkan
dan
guru
menyapa, dan saling membantu
Santri baru yang memiliki penyesuaian
dan
pesantren,
serta
memberikan pendampingan dan
diri
konsultasi pada santri baru yang
dirinya
mengalami
8
permasalahan
Feldman,
penyesuaian diri dan keyakinan diri di pondok pesantren. 3. Bagi peneliti selanjutnya
Robert S. (2012). Pengantar Psikologi: Understanding Psychology. Jakarta: Salemba Humanika
Bagi peneliti yang tertarik melakukan
penelitian
Friedman, Howards S., & Schustack, M. (2006). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga
dengan
topik yang sama, diharapkan dapat
lebih
penelitian
ini
melibatkan yang
memperkaya dengan
faktor-faktor
berpengaruh
cara:
Irfani, Rahmat. (2004). Penyesuaian Diri Santri Di Pondok Pesantren Terhadap Kegiatan Pesantren Studi Kasus di Pondok Pesantren Darunnajah. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
lain
terhadap
penyesuaian diri santri baru di asrama,
memperluas
populasi
atau ruang lingkup penelitian sehingga
generalisasi
menjadi
lebih luas, dan melengkapi alat ukur
yang
akan
Pamardi, Hanindra Bangkit., Widayat. (2014). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Penyesuaian Diri Pada Taruna Akademi Angkatan Laut. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan. Vol. 3, No. 1, April 2014, 42-29
digunakan
sehingga variabel dapat diukur secara lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Artha, Ni Made Wahyu Indrayani,. Supriyadi. (2013). Hubungan Antara Kecerasan Emosi dan Self Efficacy Dalam Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal. Jurnal Psikologi Udayana. Vol, 1. No. 1, 190-202 Feist,
Rasit,
& Feist. (2009). Teori Kepribadian Jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika
Rosmawati Mohd., dkk. (2015). Educating Film Audience Through Social Cognitive Theory Reciprocal Model. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 174, 1234-1241
Safura, Laily & Supriyantini. (2006). Hubungan Antara Penyesuaian Diri Di Sekolah Dengan Prestasi 9
Belajar. Jurnal Psikologia. Vol. 2, No. 1, Juni 2006, 27-32
Willis, Sofyan. S. (2008). Remaja & Masalahnya. Bandung: Alfabeta
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Jogjakarta: Kanisius
Woolfolk, Anita.(2004). Educational Psychology 9th Edition. Boston: Allyn and Bacon
Sobur,
Yulia,
Alex. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
Tangkudung, Joanne P.M. (2014). Proses Adaptasi Menurut Jenis Kelamin Dalam Menunjang Studi Mahasiswa Fisip Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Acta Diurna. Vol. 3, No. 4, Juni 2014, 1-11 Wijaya,
Novikarisma. (2004). Hubungan Antara Keyakinan Diri Akademik Dengan Penyesuaian Diri Siswa Tahun Pertama Sekolah Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Yuyun Vina. (2010). Efektivitas Pelatihan AMT (Achievement Motivation Training) Dengan Pendekatan Spiritual Terhadap Peningkatan Efikasi Diri Mahasiswa Tingkat Awal Dalam Penyesuaian Akademik. Skripsi. Jogjakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jogjakarta
Yuniar, M., Abidin, Z. & Astuti, T.P.(2005). Penyesuaian Diri Santri Putri Terhadap Kehidupan Pesantren: Studi Kasus Kualitatif Pada Madrasah Takhasusiah Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. Jurnal Psikologi Undip. Vol. 2, No. 1, Juni 2005, 10-17
10