HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN
Afifah Miftachul Jannah Dr. Eny Purwandari, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Kecemasan menghadapi ujian ditinjau dari kognitif terjadi karena adanya persepsi negatif tentang kemampuan yang dimiliki. Persepsi akan kemampuan diri disebut sebagai efikasi diri, dimana efikasi diri memiliki implikasi penting pada perilaku yang dimunculkan. Tanpa efikasi diri, orang bahkan enggan mencoba melakukan suatu perilaku. Orang dengan persepsi terhadap efikasi diri yang rendah terancam secara potensial dengan tingginya kebangkitan rasa cemas. Dalam kaitannya dengan kecemasan, efikasi diri dapat membantu untuk menurunkan kecemasan pada diri seseorang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi ujian SBMPTN. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 96 orang, siswa yang mengikuti ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan kriteria siswa lulusan pendidikan menengah (SMA/ MA/ SMK/ MAK) dan sederajat, termasuk Paket C tahun 2013, 2014, dan 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis product moment menggunakan program bantu SPSS 19,0 For Windows Program. Terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi ujian SBMPTN. Sumbangan efektif (SE) efikasi diri terhadap kecemasan dalam menghadapi ujian SBMPTN sebesar 41,4%. Tingkat efikasi diri tergolong tinggi sedangkan tingkat kecemasan tergolong sedang. Berdasarkan hasil analisis paired sample t-test terlihat bahwa terjadi peningkatan kecemasan dua minggu sebelum SBMPTN dilaksanakan dengan satu minggu sebelum SBMPTN dilaksanakan.
Kata Kunci : kecemasan, efikasi diri, SBMPTN
v
menyebutkan bahwa terdapat 81,3%
PENDAHULUAN
peserta
Perguruan tinggi merupakan suatu
lembaga
statistik terdapat 84,2% peserta gagal dalam mengikuti SBMPTN 2014
2004).
(Infosbmptn, 2014). Dari pemaparan
Berdasarkan Peraturan Menteri Riset,
data tersebut akan berdampak pada
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
timbulnya kecemasan pada siswa
Nomor 2 Tahun 2015 ditentukan
yang akan mengikuti SBMPTN,
bahwa penerimaan mahasiswa baru tahun
akademik
dilakukan
2015
dapat
tiga
jalur,
melalui
dimana
peserta
itu dari tahun ke tahun jumlah peserta
jalur mandiri yang diadakan masing(20%).
jumlah
jumlah peserta yang diterima. Selain
(50%), jalur SBMPTN (30%), dan
PTN
kuota
SBMPTN lebih banyak dari pada
diantaranya yaitu jalur SNMPTN
masing
mengikuti
Sedangkan pada tahun 2014 secara
penelitian dan pengabdian kepada (Sudiyono,
dalam
SBMPTN 2013 (Kompas, 2013).
yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi,
masyarakat
gagal
SBMPTN
mengalami
peningkatan, sehingga peluang untuk
SBMPTN
diterima dalam SBMPTN semakin
merupakan nama lain dari SNMPTN
berkurang. Hal ini dinyatakan oleh
yang mulai diberlakukan pada tahun
Dirjen Direktorat Pendidikan Tinggi
2013. SBMPTN sendiri merupakan
(Dikti) Kemendikbud Djoko Santoso,
seleksi masuk PTN melalui jalur tes
bahwa terdapat kenaikan sekitar 13.5%
tulis dan atau keterampilan yang
dari tahun 2013 ke tahun 2014
dilaksanakan secara serentak di 62
(Infosbmptn, 2014).
PTN. SBMPTN ini dilaksanakan untuk memberi kesempatan kepada
Barlow (dalam Cervone &
lulusan SMA/MA/SMK/MAK pada
Pervin, 2012) menambahkan bahwa
3 tahun terakhir untuk mengikuti
menurut teori kognitif sosial, orang
seleksi pada tahun ini.
dengan persepsi terhadap efikasi diri
Dirjen Kementerian Kebudayaan
Pendidikan Pendidikan
yang
Tinggi
rendah
potensial
dan
terancam
dengan
secara tingginya
kebangkitan rasa cemas. Kejadian
(Kemedikbud)
1
tersebut tidak mengancam, tetapi
Sedangkan siswa yang memiliki
perasaan
efikasi
tidak
kemampuan
yakin
dalam
akan
diri
yang
rendah
akan
mengatasinya
memiliki kecemasan tinggi, hal ini
merupakan sumber dalam kecemasan.
dikarenakan tidak adanya keyakinan atas
Bandura
(dalam
Nurlaila,
meningkatkan
tidak yakin akan kemampuannya,
kekebalan
tidak mempunyai target nilai dalam
terhadap cemas, stress dan depresi serta
mengaktifkan
perubahan
yang
mempengaruhi
berbagai
aspek
fungsi
dari
Penelitian
ujian nasional tersebut dan tidak
perubahan-
biokemis
sehingga
mereka tidak merasa percaya diri,
2011) menyatakan bahwa efikasi diri akan
kemampuannya
yakin akan kemampuannya yang dia
dapat
miliki.
ancaman kekebalan.
menunjukkan
Bandura
bahwa
Rathus,
&
(dalam
Nevid,
Greene,
2005)
efikasi diri memiliki peran dalam
menyatakan bahwa apabila seseorang
hubungannya dengan cemas dan
percaya
stress
kemampuan untuk menanggulangi
yang
melibatkan
bahwa
ia
tidak
punya
immunosuppression dan perubahan
tantangan-tantangan
fisiologis
yang dihadapi dalam hidupnya, maka
seperti
tekanan
darah,
detak jantung, dan hormone stress.
menghadapi oleh
Rini
yang rendah (kurang keyakinan pada kemampuan yang ada pada dirinya
memiliki efikasi diri yang tinggi memiliki
kecemasan
untuk
yang
tugas-tugas
berfokus pada ketidak ada kekuatan
tersebut memiliki kepercayaan diri, akan
melaksakan
dengan sukses) cenderung untuk
rendah, hal ini dikarenakan siswa
keyakinan
tantangan-tantangan
tersebut. Orang dengan efikasi diri
(2013)
menunjukkan bahwa siswa yang
akan
stres
ia akan merasa semakin cemas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
penuh
yang dipersepsikannya.
kemampuannya,
keyakinan mencapai target yang
Freud
(dalam
Safaria
&
sudah ditetapkan, dan keyakinan
Saputra, 2009) berpendapat bahwa
akan
kecemasan adalah reaksi terhadap
kemampuan
kognitifnya. 2
ancaman dari rasa sakit maupun
tubuh terhadap sumber ketakutan
dunia
siap
dan kekhawatiran. Reaksi ini
berfungsi
berkaitan dengan sistem syaraf
luar
yang
ditanggulangi
tidak
dan
memperingatkan
individu
akan
yang
adanya bahaya.
&
timbul
Saputra,
dalam
bentuk
nafas bergerak lebih cepat, dan tekanan darah meningkat.
yang terbagi dalam tiga reaksi, yaitu
Bandura (dalam Safaria &
a. Reaksi emosional
Saputra, 2009) menyebutkan bahwa
Reaksi emosional adalah komponen
kecemasan
berkaitan
dengan
persepsi
terhadap
pengaruh
psikologis
reaksi
jantung berdetak lebih keras,
2009)
menjabarkan aspek-aspek kecemasan
individu
berbagai
otot dan kelenjar tubuh sehingga
Calhoun dan Acocella (dalam Safaria
mengendalikan
faktor-faktor
yang
yang
berpengaruh
dalam kecemasan antara lain ialah a. Efikasi Diri
dari
kecemasan,
perasaan
keprihatinan,
sebagai suatu perkiraan individu
ketegangan, sedih, mencela diri
terhadap kemampuannya sendiri
sendiri atau orang lain.
dalam mengatasi situasi.
seperti
Efikasi
b. Reaksi kognitif
diri
adalah
b. Outcome expectancy
Reaksi
kognitif
adalah
Outcome
expectancy
ketakutan dan kekhawatiran yang
adalah suatu perkiraan individu
berpengaruh
terhadap kemungkinan terjadinya
kemampuan sehingga
terhadap berpikir
jernih
akibat-akibat
menganggu
dalam
mungkin
memecahkan
masalah
dan
tertentu
yang
berpengaruh
dalam
menekan kecemasan.
mengatasi tuntutan lingkungan
Bandura
sekitarnya.
(dalam
Mukhid,
2009) mendefinisikan efikasi diri
c. Reaksi fisiologis
sebagai penilaian seseorang atas
Reaksi fisiologis adalah
kemampuannya untuk merencanakan
reaksi yang ditampilkan oleh
3
dan melaksanakan tindakan yang
lingkungan
mengarah pada pencapaian tujuan
tujuan yang diharapkan. Asumsi
tertentu.
yang timbul pada proses seleksi
Menurut
Bandura
mencapai
ini yaitu ketidakmampuan orang
(1994)
dalam melakukan seleksi tingkah
aspek-aspek efikasi diri diantaranya
laku membuat tidak percaya diri,
yaitu
bingung dan mudah menyerah
a. Proses kognitif
ketika menghadapi sesuatu yang
Seseorang diri
dapat
sendiri
tindakan
memotivasi
dan
yang
sulit.
merancang
akan
Menurut
diambil
Bandura
(dalam
Feist & Feist, 2011) menyatakan
dalam mencapai suatu tujuan
bahwa
yang diharapkan dengan cara
memengaruhi efikasi diri adalah
melatih proses kognitif yang ada
a. Pengalaman menguasai sesuatu
dalam dirinya.
dapat
Secara umum, performa
Proses motivasi adalah seseorang
memotivasi
yang berhasil akan meningkatkan
dalam
diri
ekspektasi mengenai kemampuan,
dan
merencanakan
tindakan
untuk
mempersiapkan
diri
dengan
membentuk
yang
(mastery experiences)
b. Proses motivasi
usaha
hal-hal
keyakinan
kegagalan
akan
menurunkan hal tersebut. b. Modeling sosial
pada
Vicarious
tindakan yang akan dilakukan.
bahwa
c. Proses afeksi Kemampuan
cenderung
efikasi
meningkat
experiences diri saat
akan kita
mengatasi
mengobservasi pencapaian orang
emosi yang timbul pada diri
lain yang mempunyai kompetensi
sendiri dalam mencapai tujuan
yang
yang diharapkan.
berkurang saat kita melihat rekan
d. Proses seleksi Kemampuan
setara,
sebaya kita gagal. dalam
menyeleksi tingkah laku dan
4
namun
akan
c. Persuasi sosial
Metode
Persuasi meyakinkan
seseorang
pengumpulan
dapat
menggunakan skala kecemasan dan
untuk
efikasi diri. Teknik analisis data
berusaha dalam suatu kegiatan
menggunakan
dan
moment.
apabila
dilakukan pencapaian
performa
yang
sukses,
baik
tersebut
penghargaan
data
Berdasarkan hasil penelitian
yang
mengikutinya
product
HASIL DAN PEMBAHASAN
maupun
verbal
korelasi
menggunakan
akan
teknik
Moment
analisis
meningkatkan efikasi di masa
Product
diketahui
nilai
depan.
koefisien korelasi (rxy) = -0,643 dengan sig = 0,000; (p < 0,01) yang
d. Kondisi fisik dan emosional Emosi yang kuat biasanya
berarti terdapat hubungan negatif
akan mengurangi performa. Saat
yang sangat signifikan antara efikasi
seseorang mengalami ketakutan
diri dengan kecemasan pada siswa
yang kuat, kecemasan akut, atau
yang
tingkat
tinggi,
SBMPTN. Artinya semakin tinggi
kemungkinan akan mempunyai
efikasi diri maka semakin rendah
ekspektasi efikasi yang rendah.
tingkat kecemasan pada siswa yang
stres
yang
siswa
ujian
begitupun sebaliknya. Hal ini dapat
Subjek yang diambil dalam adalah
menghadapi
sedang menghadapi ujian SBMPTN,
METODE PENELITIAN
penelitian
sedang
diartikan
yang
bahwa
efikasi
diri
mengikuti ujian Seleksi Bersama
mempengaruhi kecemasan pada pada
Masuk Perguruan Tinggi Negeri
siswa yang sedang menghadapi ujian
(SBMPTN) dengan kriteria siswa
SBMPTN. Tingkat efikasi diri siswa
lulusan pendidikan menengah (SMA/
dalam penelitian ini termasuk dalam
MA/ SMK/ MAK) dan sederajat,
kategori tinggi sedangkan tingkat
termasuk Paket C tahun 2013, 2014,
kecemasan pada siswa yang sedang
dan
menghadapi ujian SBMPTN dalam
2015
sebanyak
96
orang.
Menggunakan teknik pengambilan
penelitian
sampel Cluster Random Sampling.
sedang.
5
ini
termasuk
kategori
Siswa
yang
sedang
kegigihan, dan ketahanan yang lebih
menghadapi ujian SBMPTN yang
besar. Sedangkan efikasi diri rendah
memiliki efikasi diri yang tinggi,
berfungsi sebagai penghalang yang
akan
mendorong menghindari suatu tujuan.
memiliki
kecemasan
yang
rendah. Hal ini disebabkan karena efikasi
diri
akan
Berdasarkan
hasil
analisis
meningkatkan
paired sample t-test diperoleh hasil
kekebalan terhadap cemas, stress dan
skor kecemasan dua minggu sebelum
depresi
SBMPTN
serta
mengaktifkan
dilaksanakan
perubahan-perubahan biokemis yang
65,98
dapat
kecemasan satu minggu sebelum
mempengaruhi
berbagai
sedangkan
rata-rata
hasil
ancaman aspek dari fungsi kekebalan.
SBMPTN
Penelitian
73,63. Data tersebut menunjukkan
menunjukkan
bahwa
dilaksanakan
skor
rata-rata
efikasi diri memiliki peran dalam
bahwa terjadi kenaikan sebesar 21,7%
hubungannya dengan cemas dan
dibuktikan dengan nilai
stress
(21,7%).
yang
melibatkan
Dalam
= 0,217
penelitian
ini
immunosuppression dan perubahan
kecemasan
fisiologis
darah,
menghadapi ujian SBMPTN masuk
detak jantung, dan hormone stress
dalam jenis kecemasan state anxiety.
Bandura (dalam Nurlaila, 2011).
Kecemasan sebagai suatu keadaan
seperti
Efikasi
yang
yang
sedang
tinggi
(state anxiety) yaitu keadaan dan
membantu membuat perasaan tenang
kondisi emosional sementara pada
dalam mendekati tugas dan kegiatan
diri seseorang yang ditandai dengan
yang sulit. Sebaliknya, orang yang
perasaan tegang dan khawatir yang
meragukan
dirinya,
dirasakan dengan sadar serta bersifat
mereka bisa percaya bahwa sesuatu
subjektif dan meningginya aktivitas
itu
system syaraf otonom, sebagai suatu
lebih
diri
tekanan
siswa
kemampuan
sulit
daripada
yang
sesungguhnya (Mukhid, 2009).
keadaan yang berhubungan dengan
Selanjutnya Seiferd ( dalam
situasi-situasi
Mukhid, 2009) menyatakan bahwa
(Spilberger
perasaan efikasi diri yang lebih
Saputra,
tinggi, akan berdampak pada usaha,
menjelaskan
6
lingkungan dalam
2009).
khusus
Safariaa Hal
bahwa
&
tersebut semakin
mendekati waktu ujian SBMPTN,
menunjukkan bahwa prosentase dari
maka
jumlah terbanyak berada pada posisi
kecemasan
siswa
akan
meningkat.
tinggi. Hal tersebut dapat diartikan
Sumbangan variabel
efikasi
efektif diri
(SE)
bahwa
siswa
yang
sedang
terhadap
menghadapi ujian SBMPTN sudah
kecemasan siswa dalam menghadapi
memenuhi aspek-aspek efikasi diri,
ujian
seperti
SBMPTN
ditunjukkan
sebesar oleh
determinasi (
41,4%
dikemukakan
oleh
koefisien
Bandura (1994) yaitu proses kognitif,
) sebesar 0,414.
proses motivasi, proses afeksi dan proses seleksi.
Masih terdapat 58,6% faktor lain yang
yang
mempengaruhi
Variabel
kecemasan
kecemasan
selain efikasi diri, diantaranya adalah
minggu
keadaan pribadi individu, tingkat
dilaksanakan
pendidikan,
tidak
empirik (RE) sebesar 65,98 dan
menyenangkan dan dukungan sosial
rerata hipotetik (RH) sebesar 80 yang
(Sari & Kuncoro, 2006). Hasil
berarti
penelitian ini menunjukkan bahwa
tergolong
efikasi diri dengan segala aspek yang
kategori
terkandung
minggu
pengalaman
di
dalamnya
cukup
sebelum
dua
SBMPTN
mempunyai
kecemasan rendah. skala
rerata
pada
subjek
Berdasarkan
kecemasan
sebelum
dua
SBMPTN
terhadap
dilaksanakan menunjukkan bahwa
kecemasan pada siswa yang sedang
prosentase dari jumlah terbanyak
menghapi ujian SBMPTN, meskipun
berada pada posisi sedang.
efikasi diri tidak hanya dipengaruhi
Selanjutnya
memberikan
kontribusi
pada
variabel
kecemasan satu minggu sebelum
oleh variabel tersebut. Hasil analisis variabel efikasi
SBMPTN dilaksanakan mempunyai
diri diketahui bahwa memiliki rerata
rerata empirik (RE) sebesar 73,63
empirik (RE) sebesar 83,10 dan
dan rerata hipotetik (RH) sebesar 80
rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5
yang berarti kecemasan pada subjek
yang berarti efikasi diri pada subjek
tergolong
tergolong
kategori
kategori
tinggi. skala
Berdasarkan efikasi
minggu
diri
7
sedang. skala
Berdasarkan
kecemasan
sebelum
satu
SBMPTN
dilaksanakan menunjukkan bahwa
berbeda-beda
prosentase jumlah terbanyak berada
psikologis
pada posisi sedang. Hal tersebut
berbeda-beda, seperti ada subjek
dapat diartikan bahwa siswa yang
yang sedang santai namun ada pula
sedang menghadapi ujian SBMPTN
yang sedang mengerjakan hal lain
belum
kemudian mengerjakan skala yang
begitu
cukup
memenuhi
sehingga
yang
keadaan
dialami
subjek
aspek-aspek kecemasan, seperti yang
diberikan peneliti.
dikemukakan
KESIMPULAN DAN SARAN
oleh
Calhoun
dan
Acocella (dalam Safaria & Saputra,
a. Kesimpulan
2009) yaitu reaksi emosional, reaksi
1) Ada hubungan negatif yang
kognitif, dan reaksi fisiologis. Hasil
penelitian
ini
sangat
signifikan
antara
efikasi
diri
dengan
menunjukkan bahwa efikasi diri
kecemasan
mempunyai
menghadapi ujian SBMPTN.
pengaruh
terhadap
kecemasan pada siswa yang sedang menghadapi
ujian
2) Sumbangan
SBMPTN,
siswa
dalam
efektif
atau
peranan efikasi diri terhadap
meskipun kecemasan tidak hanya
kecemasan
dipengaruhi oleh variabel tersebut.
menghadapi ujian SBMPTN
Namun ada beberapa keterbatasan
sebesar 41,4%, maka masih
dalam penelitian ini, antara lain yaitu
ada
alat ukur atau alat pengumpulan data
dipengaruhi
yang digunakan hanya menggunakan
faktor lain yang berpengaruh
skala
mampu
terhadap kecemasan di luar
aspek-aspek
faktor efikasi diri, seperti
sehingga
mengungkapkan karakteristik
belum
kepribadian
secara
dukungan
siswa
58,6% oleh
dalam
lainnya faktor-
sosial,
keadaan
individu,
tingkat
mendalam. Oleh karena itu, untuk
pribadi
peneliti selanjutnya perlu melengkapi
pendidikan, pengalaman tidak
teknik pengumpulan data lain. Selain
menyenangkan serta faktor
itu, selama pengambilan data tidak
genetik.
dilakukan
dalam
suatu
ruangan
khusus, namun dalam situasi yang
8
3) Subjek penelitian memiliki
teratur dan membantu anak
efikasi diri yang tergolong
dalam
tinggi.
langkah-langkah yang akan
4) Subjek penelitian memiliki tingkat
kecemasan
merencanakan
diambil
dua
dalam
mempersiapkan
minggu sebelum mendekati
diri
menghadapi ujian SBMPTN,
ujian SBMPTN mengalami
3) Bagi
pusat
lembaga
kecemasan tingkat rendah,
bimbingan belajar, dalam
sedangkan
minggu
mempertahankan efikasi diri
ujian
siswa dengan memperbaiki
sebelum
satu mendekati
SBMPTN
mengalami
aspek
kecemasan tingkat sedang.
motivasi,
dengan cara di sela-sela
b. Saran
dalam proses belajar, mentor
1) Bagi siswa yang mengikuti ujian
proses
SBMPTN,
mempertahankan
bisa
memberi
masukan-
dengan
masukan
kepada
tingkat
berupa semangat
siswa pantang
efikasi diri dan menurunkan
menyerah dan selalu optimis
tingkat
dalam
kecemasan
dalam
menghadapi
menghadapi ujian SBMPTN
SBMPTN, memberikan jam
dengan memperbaiki aspek
khusus
reaksi fisiologis, dengan cara
anak dalam tanya jawab
mengatur pernasafan, tidur
memilih perguruan tinggi
yang cukup, dan berolahraga.
sesuai dengan kemampuan
2) Bagi orang tua siswa yang sedang
mengikuti
SBMPTN,
dan
konsultasi
bakat
si
untuk
anak,
ujian
menggunakan
metode
dalam
pembelajaran
yang
mempertahankan efikasi diri
bervariasi
yang
dapat
siswa dengan memperbaiki
membantu
dalam
proses
aspek
proses
motivasi,
belajar dan mengajar, dan
dengan
cara
memberikan
memberikan pujian untuk
semangat kepada anak secara
siswa
9
yang
berhasil
menjawab dengan
pertanyaan, pujian
diharapkan
akan
faktor eksternal yang turut
siswa
mempengaruhi
lebih
seperti
termotivasi dalam belajar.
kecemasan
dukungan
sosial,
lingkungan, dan lain-lain.
4) Bagi peneliti lain disarankan dapat
menjadikan
hasil
DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini sebagai kajian
Bandura, A. (1994). Self Efficacy. Encyclopedia of human behavior , 4, 71-81.
dalam pengembangan ilmu pengetahuan psikologi
di
bidang
dan
memberi
Cervone, D., & Pervin, L. A. (2012). Kepribadian Teori dan Penelitian Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
kontribusi teoritis khususnya mengenai hubungan antara efikasi
diri
kecemasan
dengan
siswa
Damanik, C. (2013, Juli 8). Cek Hasil SBMPTN 2013 di "Kompas.com", Yuk! Retrieved Maret 4, 2015, from Harian Kompas: http://edukasi.kompas.com/re ad/2013/07/08/1930029/Cek. Hasil.SBMPTN.2013.di.Kom pas.com.Yuk.
dalam
menghadapi ujian SBMPTN. Bagi
peneliti
selanjutnya
yang berkaitan dengan efikasi diri
dengan
kecemasan
menghadapi ujian SBMPTN, disarankan
melibatkan
variabel-variabel yang belum diungkap
antara
dukungan pribadi
Feist, J., & Feist, G. J. (2011). Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
lain:
sosial,
keadaan
individu,
tingkat
InfoSBMPTN. (2014, Oktober 19). Siap Menghadapi SBMPTN 2015. Retrieved Februari 8, 2015, from Info SBMPTN: http://infosbmptn.com/2014/1 0/19/siap-menghadapisbmptn-2015/
pendidikan, pengalaman tidak menyenangkan serta faktor genetik. Memperbaiki skala efikasi diri dan kecemasan dalam
menghadapi
SBMPTN
dan
ujian
Mukhid, A. (2009). Self Efficacy (Perspektif Teori Kognitif Sosial dan Implikasinya
hendaknya
mempertimbangkan
faktor-
10
terhadap Pendidikan). Tadris , 4 (1), 108-119. Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Nurlaila, S. (2011). Pelatihan Efikasi Diri untuk Menurunkan Kecemasan pada Siswa-Siswi yang akan Menghadapi Ujian Akhir Nasional. Guidena , 1 (1), 4-15. Rini, H. P. (2013). Self Efficacy dengan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional. Jurnal Online Psikologi , 1 (1), 36-38. Safaria, T., & Saputra, N. E. (2009). Manajemen Emosi Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sari, E. D., & Kuncoro, J. (2006). Kecemasan dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau dari Dukungan Sosial pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Jurnal Psikologi Proyeksi , 1 (1), 3839. Sudiyono. (2004). Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
11