HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, SCREEN TIME DAN KONSUMSI MINUMAN RINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SMA KRISTEN EBEN HAEZAR MANADO Triska Yolanda Worang*, A. Joy. M. Rattu**, Jootje. M. L. Umboh** *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Setelah mengetahui pola perilaku anak-anak remaja terhadap kesehatan, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara aktivitas fisik, screen time dan konsumsi minuman ringan dengan status gizi di Manado terutama pada kelompok umur remaja. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara aktivitas fisik, screen time dan konsumsi minuman ringan dengan status gizi pada siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study yang dilaksanakan pada bulan November 2016 – Januari 2017 di SMA Kristen Eben Heazar Manado. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Kristen Eben Heazer Manado dan sampel berjumlah 75 siswa. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikan uji chi-square aktivitas fisik (0,000) dan screen time (0,035) dan konsumsi minuman ringan (0,000) dengan status gizi pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado. Berdasarkan uji Wald, nilai Wald aktivitas fisik lebih besar dari konsumsi minuman ringan sehingga aktivitas fisik berpengaruh dominan terhadap status gizi. Kesimpulan terdapat hubungan antara aktivitas fisik, screen time dan konsumsi minuman ringan dengan status gizi dan aktivitas fisik berpengaruh dominan terhadap status gizi pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado. Maka disarankan bagi siswa sekolah dasar diharapkan lebih memperhatikan jenis konsumsi yang dikonsumsi yaitu cukup zat gizi (serat, karbohidrat, protein dan lemak). Kata kunci: Aktivitas Fisik, Screen Time, Konsumsi Minuman Ringan, Status Gizi ABSTRACT Nutritional status of influenced by of food consumption and the use of substances nutrition in in the body. After knowledge pattern of behavior teenagers on health, writer feel interested to have a research on the relationship between physical activity, screen time and consumption soft drinks with the status of nutrition in manado especially on the teen age group. This study aims to know the relationship between physical activity, screen time and the consumption of lightly with nutritional status of to their students christian high school eben heazar manado. The research is research analytic with the approach cross sectional study that was held in november 2016 - january 2017 in Christian High School Eben Heazar Manado. Population is all students Class XI Christian High School Eben Heazer Manado and sample were 75 students. Data analysis using analysis univariat, bivariat and multivariate. Result showed that the test significant chi-square physical activity (0,000) and screen time (0,035) and consumption soft drinks (0,000) with status of nutrition in High School Student Christian Eben Heazar Manado. Based on the wald, wald value physical activity larger than the consumption of low so physical activity influential dominant about the status of nutrition. The conclusion is the relationship between physical activity, screen time and consumption soft drinks on nutrition and physical activity influential dominant about the status of nutrition in High School Student Christian Eben Heazar Manado. But advised for primary school student expected to pay more attention to the consumer consumed that is the nutrients (fiber, carbohydrates, proteins and fats). Keywords: Physical Activity, Screen Time, The Consumption Of Light, Nutrition Status
pertumbuhan
PENDAHULUAN Status
gizi
dipengaruhi
oleh
fisik,
perkembangan
otak,
konsumsi
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum
makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi
tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
kurang jika tubuh mengalami kekurangan satu
gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai
atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi
status gizi optimal yang memungkinkan
lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat 68
gizi yang berlebihan sehingga menimbulkan
yaitu 18% (Ryan, 2013), sedangkan di
efek toksik atau membahayakan. (Almatsier,
Indonesia, prevalensinya mencapai 31,7%
2003).
(Anonim, 2013).
Meningkatnya
prevalensi
obesitas
Aktivitas fisik juga memiliki pengaruh
merupakan masalah kesehatan utama diseluruh
yang berarti terhadap kejadian obesitas (Angel
dunia (Park and Kim, 2012). Sekitar 2,8 juta
dkk,
orang dewasa meninggal setiap tahun terkait
mengungkapkan bahwa 50.9% anak obesitas
dengan kelebihan berat badan dan obesitas.
memiliki
Secara keseluruhan lebih dari 10% dari
diantaranya duduk selama belajar di sekolah,
populasi orang dewasa di dunia menderita
sedikit olahraga saat sekolah, terlalu lama
obesitas, dan hampir 300 juta adalah wanita
menonton televisi dan kurangnya waktu
(WHO, 2013). Di Indonesia, angka obesitas
bermain di luar. Aktivitas fisik menyebabkan
terus
terjadinya proses pembakaran energi sehingga
meningkat.
(2013),
pada
Berdasarkan
laki-laki
Riskesdas
dewasa
2013).
Penelitian
tingkat
Ekowati
aktivitas
(2011)
yang
ringan,
terjadi
semakin banyak beraktivitas, energi yang
peningkatan dari 13,9% pada tahun 2007
keluar akan semakin banyak. Hasil penelitian
menjadi 19,7 % pada tahun 2013, sedangkan
Nadimin (2011) menunjukkan bahwa orang
pada wanita dewasa terjadi kenaikan yang
dengan status gizi normal cenderung memiliki
sangat ekstrim mencapai 18,1 %. Dari 14,8%
aktivitas fisik yang tinggi dan sedang.
pada tahun 2007 menjadi 32,9 % pada tahun
Data NHANES III menunjukkan 26%
2013 (Anonim, 2013).
anak berusia 8 sampai 16 tahun menonton TV
Obesitas memiliki etiologi multifaktorial yang
melibatkan
dari
4
jam
per
hari.
Remaja
metabolisme,
menghabiskan lebih banyak waktu pada screen
budaya, faktor psikososial dan perubahan gaya
media dibandingkan dengan kegiatan lain.
hidup
peningkatan
Kamar tidur anak dilengkapi dengan screen
berkurangnya
media antara lain dua pertiga diantaranya
pengeluaran energi (Fontaine et al., 2003;
memiliki satu set TV, setengah memiliki DVD
Sebastian, 2012) sehingga mengakibatkan
player atau alat untuk permainan video dan
akumulasi kelebihan lemak tubuh. Hampir
sepertiga
37%
di
komputer. Sejak adanya screen media di
oleh
penyakit
kamar tidur terjadi peningkatan lama screen
stroke,
penyakit
time
dan
penyakit
menyebabkan obesitas. Penelitian di Finlandia
kardiovaskular lainnya dimana pada usia ≥ 40
menyimpulkan bahwa lama waktu bermain
tahun, 23 % akan meninggal dalam waktu satu
komputer dengan jaringan internet memiliki
tahun setelah serangan jantung, lebih tinggi
hubungan positif dengan obesitas dan risiko
bila dibandingkan persentase pada laki-laki
overweight sedangkan penggunaan telepon
yang
asupan
genetik,
lebih
mengakibatkan
makanan
penyebab
Amerika
kematian
disebabkan
kardiovaskular jantung
dan
termasuk
koroner
(PJK)
perempuan
69
memiliki
yang
akses
mengubah
internet
perilaku
atau
dan
genggam hanya memiliki korelasi lemah
jumlah siswa per kelas yaitu kelas X 266
dengan IMT.
siswa, kelas XI 297 siswa, kelas XII 267 siswa
Konsumsi minuman ringan telah menjadi
dan total keseluruhan 830 siswa. Berdasarkan
suatu hal yang menarik dibicarakan yang
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
menimbulkan
bidang
terdapat cukup banyak siswa yang obes, dan
kesehatan masyarakat dan isu kebijakan
setelah jam istirahat banyak yang bermain
kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan
game
bahwa
pengamatan, di
kontroversi
minuman
ringan
dalam
turut
memberi
di
handphone
dan
berdasarkan
sekolah terdapat kantin
kontribusi terhadap timbulnya kegemukan dan
dengan jualan berbagai jenis minuman ringan
masalah
Remaja
(soft drink). Wawancara dengan guru sekolah,
merupakan golongan kelompok usia yang
ternyata aktivitas fisik yang dilakukan oleh
relatif bebas, termasuk relatif dalam memilih
siswa di sekolah sesuai kurikulum sekolah
jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.
hanya tersedia mata pelajaran pendidikan
Banyak
jasmani dan kesehatan (Penjaskes) yaitu dua
kesehatan
penelitian
lainnya.
membuktikan
bahwa
perilaku gizi yang salah banyak dijumpai pada
jam dalam satu minggu.
remaja. Umboh dan Rattu, (2016) dalam
Sekolah ini dipilih karena dapat mewakili
laporan penelitian mereka yang berjudul
kelompok umur remaja dan sekolah ini juga
“faktor-faktor
dengan
merupakan sekolah swasta yang diperkirakan
konsumsi minuman ringan pada siswa Sekolah
memiliki tingkat ekonomi keluarga menengah
Menengah Pertama Kristen Eben Haezar 2
ke atas sehingga paparan teknologi media
Manado” menemukan bahwa dari total 88
informasi dan media lainnya diperkirakan
orang responden, sebanyak 36 responden
cukup tinggi.Berdasarkan hal tersebut peneliti
(40,9%) mengkonsumsi minuman ringan <330
ingin meneliti tentang
ml per hari dan yang mengkonsumsi minuman
aktivitas fisik, screen time dan konsumsi
ringan > 330 ml per hari sebesar 52 responden
minuman ringan dengan status gizi pada siswa
(59,1%).
SMA Kristen Eben Heazar Manado?
yang
berhubungan
hubungan antara
Setelah mengetahui pola perilaku anakanak remaja terhadap kesehatan, penulis
METODE PENELITIAN
merasa tertarik untuk melakukan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
mengenai hubungan antara aktivitas
fisik,
dengan pendekatan cross sectional study yang
screen time dan konsumsi minuman ringan
dilaksanakan pada bulan November 2016 –
dengan status gizi di Manado terutama pada
Januari 2017 di SMA Kristen Eben Heazar
kelompok umur remaja.
Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah
Lokasi penelitian yang dipilih yaitu SMA
seluruh siswa kelas XI SMA Kristen Eben
Kristen Eben Haezar Manado yang berlokasi
Heazer Manado dan sampel berjumlah 75
di Jl. 14 Februari Teling Atas Manado dengan
siswa. 70
dengan
metode
simple
random
sampling. Analisis data menggunakan analisis
univariat, bivariat dan multivariat
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado Tabel 1 Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado Aktivitas Fisik
Status Gizi Kurang Baik n % Kurang Baik 42 64,6 Baik 4 6,2 Total 46 70,8 Ket: p = 0,000 (continuity correction)
Nilai p Baik n 4 15 19
% 6,2 23,1 29,2
Total n 46 19 65
% 70,8 29,2 100
0,000
OR
39,375
Wiraida (2014) meneliti “Perbedaan
Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara aktivitas fisik dengan status gizi,
Tingkat Konsumsi Energi, Aktivitas
diperoleh data bahwa jumlah responden yang
Dan Pengeluaran Uang Jajan Pada Anak
memiliki aktivitas fisik yang kurang baik
Sekolah
sebanyak 46 orang (70,8%) dengan rincian
Overweight Di Wilayah Puskesmas Banjarejo,
yang
Kecamatan
memiliki
status
gizi
kurang
baik
Dasar
Overweight
Taman
Kota
Dan
Fisik
Non
Madiun”.
sebanyak 42 orang (64,6%) dan baik sebanyak
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik
4 orang (6,2%); sedangkan jumlah responden
Independent
yang memiliki aktivitas fisik baik sebanyak 19
perbedaan yang bermakna terhadap aktivitas
orang (29,2%) dengan rincian yang memiliki
fisik
status gizi kurang baik sebanyak 4 orang
overweight maupun siswa SD yang non
(6,2%) dan yang baik sebanyak 15 orang
overweight dengan nilai p=0.009 (p<0.05).
antara
t-test
kelompok
menunjukkan
siswa
SD
ada
yang
(23,1%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-
Hasil penelitian yang dilakukan selama
Square didapatkan hasil dengan nilai p = 0,000
weekday untuk aktivitas fisik menunjukkan
< 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan
bahwa tidak ada perbedaan kegiatan dan
yang bermakna antara aktivitas fisik dengan
variasi kegiatan yang dilakukan oleh anak
status gizi.
sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena
Aktivitas
fisik
merupakan
setiap
aktivitas
anak sekolah dasar hampir 25%
gerakan tubuh yang dapat meningkatkan
digunakan untuk belajar di sekolah selama
pengeluaran tenaga, energi dan pembakaran
hampir 7 jam setiap harinya, yaitu kegiatan
kalori (Starkey, 2011). Aktivitas fisik berat,
berupa duduk dan mengikuti kegiatan belajar
sedang maupun ringan tergantung pada jenis
(Swaminathan et al, 2011). Pada (weekend)
kegiatan, intensitas dalam sehari, durasi dan
hari minggu anak-anak banyak menghabiskan
frekuensi kegiatan.
untuk melakukan olahraga dan kegiatan rumah 71
tangga (menyapu, mengepel rumah) (Sawello
aktivitas fisik yang bervariasi setiap harinya
dkk,
(ringan-sedang-berat)
2012).
Hasil
penelitian
ini
juga
Nuralliyah
sekolah dasar kelompok overweight maupun
perbedaan aktivitas fisik dipacu oleh siswa
non overweight memiliki aktivitas ringan.
yang overweight malas bergerak karena
Aktivitas
merasa cepat lelah
ringan
pada
kelompok
overweight 20% lebih tinggi dibandingan
Rattu
dengan kelompok non overweight.
dan
yang
2013).
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
fisik
(2013)
(Angel,
Umboh
menyebutkan
(2016)
dalam
penelitian mereka di SMP Kristen Eben
Pramadhan (2016) menganalisis screen
Haezar Manado menemukan bahwa anak
times, aktivitas fisik, asupan zat gizi dan
sekolah memiliki kebiasaan jajan di sekolah
hubungannya
dan
maupun di rumah, dari hasil penelitian mereka
kecukupan energi. Penelitian ini menggunakan
didapatkan bahwa hampir seluruh responden
desain
metode
menggunakan uang saku setiap harinya.
wawancara dan pengisian kuesioner secara
Pengeluaran uang saku yang digunakan untuk
mandiri yang dilakukan di Sekolah Dasar (SD)
membeli jajan lebih tinggi dibandingkan yang
03
digunakan untuk membeli bahan non pangan.
terhadap
cross
Gadog
status
sectional
Desa
gizi
dengan
Sukajadi,
Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor. Asupan zat gizi
Chen dkk (2016) meneliti Hubungan
dan aktivitas fisik berkorelasi signifikan
Screentime Dengan Status Obesitas Pada
(p<0.05) dengan Tingkat Kecukupan Energi
Remaja Di Kotamadya Medanpenelitian cross
(TKE). Screen time, aktivitas fisik, dan asupan
sectional dilakukan pada Maret sampai Juni
zat gizi yang baik berpengaruh signifikan
2014 di sekolah swasta Mulia, Pencawan,
(p<0.05) dengan TKE yang baik. Aktivitas
dan Immanuel
fisik
remaja
dan
asupan
zat
gizi
yang
baik
berpengaruh signifikan (p<0.05) terhadap
TKE yang kurang berpengaruh signifikan (IMT/U) terhadap status gizi yang baik. Anak sekolah yang tidak memiliki di
menghabiskan
luar waktu
rumah di
cenderung
rumah
berusia
dikumpulkan secara
status gizi (IMT/U) yang baik. Sementara itu
kegiatan
di kotamadya Medan. 255
dengan
bermain gadget atau menonton televisi dengan durasi yang lama. Lebih lanjut Angel (2013) menjelaskankan bahwa anak sekolah dengan aktivitas fisik setiap hari yang tergolong ringan memiliki risiko 3 kali untuk menjadi obesitas dibandingan dengan yang memiliki 72
12
sampai
17
tahun
Hubungan Antara Screen Time Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado Tabel 2 Hubungan Antara Screen Time Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado Screen Time
Status Gizi Kurang Baik n % Kurang Baik 46 70,8 Baik 0 0 Total 46 70,8 Ket: p = 0,035 (continuity correction)
Nilai p Baik n 16 3 19
OR
Total % 24,6 4,6 29,2
n 62 3 65
% 95,4 4,6 100
0,035
-
Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan
dan aktivitas fisik berkorelasi signifikan
antara
gizi,
(p<0.05) dengan Tingkat Kecukupan Energi
diperoleh data bahwa jumlah responden yang
(TKE). Screen time, aktivitas fisik, dan asupan
memiliki aktivitas fisik yang kurang baik
zat gizi yang baik berpengaruh signifikan
sebanyak 62 orang (95,4%) dengan rincian
(p<0.05) dengan TKE yang baik. Aktivitas
yang
fisik
screen
time
memiliki
dengan
status
gizi
status
kurang
baik
dan
asupan
zat
gizi
yang
baik
sebanyak 46 orang (70,8%) dan baik sebanyak
berpengaruh signifikan (p<0.05) terhadap
16
jumlah
status gizi (IMT/U) yang baik, sementara itu
responden yang memiliki aktivitas fisik baik
TKE yang kurang berpengaruh signifikan
sebanyak 3 orang (4,6%) dengan rincian yang
(IMT/U) terhadap status gizi yang baik.
orang
(24,6%);
sedangkan
memiliki status gizi kurang baik sebanyak 0
Vandewater et al (2014) meneliti hubungan
orang (0%) dan yang baik sebanyak 3 orang
antara
(4,6%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-
televisi dan video.
Square didapatkan hasil dengan nilai p = 0,035
dalam sampel anak-anak (N=2831) usia 1-12
< 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan
mewakili anak-anak nasional dengan menilai
yang bermakna antara sreen time dengan
Indeks Massa Tubuh (BMI). Hasil penelitian
status gizi.
menunjukkan bahwa penggunaan televisi tidak
Pramadhan (2016) menganalisis screen
obesitas,
partisipasi
kegiatan
dan
Penggunaan permainan
berhubungan dengan status berat badan anak-
times, aktivitas fisik, asupan zat gizi dan
anak
hubungannya
dan
berhubungan. Anak-anak dengan status berat
kecukupan energi. Penelitian ini menggunakan
badan yang lebih tinggi ditemukan pada anak-
desain
metode
anak yang bermain elektronik pada tingkat
wawancara dan pengisian kuesioner secara
sedang, sementara anak-anak dengan status
mandiri yang dilakukan di Sekolah Dasar (SD)
berat badan rendah sangat sedikit atau tidak
03
menggunakan permainan elektronik.
cross
Gadog
terhadap
sectional
Desa
status
gizi
dengan
Sukajadi,
Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor. Asupan zat gizi 73
tetapi
penggunaan
video
game
Kenny and Gortamker (2016) meneliti
penelitian Hougton et al.(2015). Perbedaan
“Screen Time and Obesity in High School
hasil penelitian ini diduga disebabkan oleh
Students” yang melibatkan hampir 25.000
perbedaan waktu dan wilayah penelitian
siswa SMA. menemukan bahwa tingginya
sehingga terdapat perbedaan gaya hidup dan
penggunaan smartphone, tablet, komputer, dan
pola asuh terhadap anak yang mengakibatkan
video game terkait dengan risiko obesitas.
perbedaan rata-rata Screen Times contoh.
Peserta yang dilaporkan sendiri penggunaan
Rata-rata durasi Screen Time contoh pada hari
TV dan perangkat layar lainnya (smartphone,
libur sebesar 261±131 menit lebih tinggi
tablet, komputer, dan video game). Mereka
daripada rata-rata durasi Screen Time pada
juga diungkapkan asupan minuman manis dan
hari sekolah (188±100 menit). Uji beda
tingkat aktivitas fisik, ditemukan 20% dari
terhadap durasi Screen Time contoh pada hari
peserta menggunakan perangkat layar lain
libur dan hari sekolah berbeda nyata, diketahui
untuk ≥5 jam setiap hari. Siswa yang
dari hasil uji beda (Paired T-test) p<0.05.
menonton TV ≥5 jam sehari hampir 3 kali
Menurut peneliti, perbedaan tersebut diduga
lebih mungkin untuk mengonsumsi minuman
karena pada hari libur kegiatan yang dapat
manis setiap hari, dan hampir dua kali lebih
dilakukan contoh lebih banyak tidak terbatas
mungkin untuk menjadi gemuk. Siswa yang
karena
digunakan perangkat layar lainnya ≥5 jam
menghabiskan waktu lebih lama di depan layar
sehari hampir dua kali lebih mungkin untuk
televisi. Sebagian besar contoh menghabiskan
mengonsumsi minuman manis, kurang jumlah
durasi Screen Time hanya dengan menonton
yang
televisi terkait dengan terbatasnya akses untuk
cukup
aktivitas
fisik,
dan
untuk
mendapatkan tidur yang tidak memadai.
harus
bersekolah sehingga
dapat
penggunaan komputer dan telepon genggam
Pramadhan (2016) dalam penelitiannya
pada lokasi penelitian.
berjudul Keterkaitan Screen Time, Aktivitas
Chen dkk (2016) meneliti Hubungan
Fisik, Asupan Zat Gizi Dengan Status Gizi
Screen time Dengan Status Obesitas Pada
Dan Tingkat Kecukupan Energi Pada Siswa
Remaja Di Kotamadya Medan. Sebanyak 255
SD Gadog 03 Bogor menemukan sebagian
remaja
besar responden (87.50%) dalam penelitian ini
dikumpulkan secara simple random sampling
memiliki waktu Screen Time yang tidak sesuai
dan dikategorikan sebagai obesitas dan non-
anjuran (≥120 menit) dalam sehari. Pada hari
obesitas menurut Indeks Massa Tubuh (IMT)
sekolah lebih banyak anak yang sesuai anjuran
sesuai usia. Hasil menunjukkan bahwa total
screen times. Rata-rata durasi Screen Time
screentime, serta paparan televise/ video, game
dalam penelitian ini juga lebih tinggi dari
di
penelitian Nasution (2014) yang menunjukkan
berhubungan dengan kejadian obesitas (p =
rata rata Screen Time anak SD di kota Bogor
0,0001).
sebesar 168 menit dan juga lebih tinggi dari 74
berusia
komputer,
12
dan
sampai
telepon
17
tahun
genggam
Hubungan Antara Konsumsi Minuman Ringan Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado Tabel 3 Hubungan Antara Konsumsi Minuman Ringan Dengan Status Gizi Pada Siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado Konsumsi Minuman Status Gizi Ringan Kurang Baik n % Kurang Baik 34 52,3 Baik 12 18,5 Total 46 70,8 Ket: p = 0,000 (continuity correction)
Nilai p Baik n 3 16 19
OR
Total % 4,6 24,6 29,2
n
% 56,9 43,1 100
37 28 65
0,000
18,525
Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan
penelitian ini karakteristik kesukaan pada jenis
antara konsumsi minuman ringan dengan
makanan tertentu seperti bakso, es sirup,
status gizi, diperoleh data bahwa jumlah
permen dan roti selai, dimana makanan
responden yang konsumsi minuman ringan
tersebut kaya akan karbohidrat dan lemak.
kurang baik sebanyak 37 orang (56,9%)
Selain konsumsi makanan yang berlebih,
dengan rincian yang memiliki status gizi
responden juga tidak ada penyeimbang, yaitu
kurang baik sebanyak 34 orang (52,3%) dan
aktivitas fisik. Sebaliknya pada anak dengan
baik sebanyak 3 orang (4,6%); sedangkan
status
jumlah responden yang konsumsi minuman
konsumsi dan kegiatan yang beragam. Hal ini
ringan baik sebanyak 28 orang (43,1%)
sesuai dengan penelitian Suryaputra (2012)
dengan rincian yang memiliki status gizi
yang
kurang baik sebanyak 12 orang (18,5%) dan
terhadap
yang baik sebanyak 16 orang (24,6%).
overweight dan non overweight. Moehyi
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square
(2003) menjelaskan bahwa tingkat konsumsi
didapatkan hasil dengan nilai p = 0,000 < 0,05
zat gizi pada anak dipengaruhi oleh pola
yang menunjukkan terdapat hubungan yang
makan.
non
overweight
menunjukkan tingkat
memiliki
perbedaan
konsumsi
tingkat
signifikan
energi
siswa
bermakna antara konsumsi minuman ringan dengan status gizi.
Analisis Multivariat
Kontribusi makanan jajanan yang memiliki
Analisis
multivariat
dilakukan
dengan
kandungan karbohidrat dan lemak inilah yang
menggunakan uji regresi logistik. Tahap
meningkatkan
Penelitian
sebelum dilakukan uji regresi logistik adalah
Angel, dkk (2013) juga menemukan data
menentukan variabel bebas yang mempunyai p
bahwa siswa SD overweight memiliki tingkat
≤ 0,05 dalam uji hubungan dengan variabel
konsumsi di atas rata-rata dibandingkan
terikat (uji Chi Square) dalam uji bivariat
dengan anak yang tidak overweight. Pada
tersebut di atas. Berdasarkan
jumlah
energi.
75
uji
bivariate
ketiga variabel bebas (aktivitas fisik, screen
siswa diharapkan memilih kegiatan yang
time, dan konsumsi minuman ringan) memiliki
bisa membuat tubuh bergerak dan dapat
nilai p ≤ 0,05 sehingga ketiga variabel tersebut
2. Bagi sekolah
dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
regresi aktivitas
Agar pihak sekolah lebih memperhatikan logistik
fisik
masalah gizi siswa terutama masalah
dan
overweight
dengan
cara
memberikan
konsumsi
minuman
ringan
berpengaruh
penyuluhan dan edukasi. Sekolah juga
signifikan
terhadap
status
gizi,
yang
berupaya melarang penjualan minuman
ditunjukkan oleh nilai signifikansi kedua
soft drink di kantin sekolah. Pihak sekolah
variabel tersebut < 0,05. Berdasarkan uji
menggiatlkan
Wald, nilai Wald aktivitas fisik lebih besar
dengan kegiatan aktivitas fisik
dari konsumsi minuman ringan sehingga
kegiatan
ekstrakurikuler
3. Bagi orang tua
aktivitas fisik berpengaruh dominan terhadap
Agar menganjurlkan kepada anak untuk
status gizi.
menggunakan uang saku dengan bijak.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik
Angel, D., N. Mayulu, dan F. Onibala. 2013.
dengan status gizi pada siswa SMA Kristen
Hubungan
Eben Heazar Manado.
Kota
dengan status gizi pada siswa SMA Kristen
dengan
Manado.
Jurnal
Penelitian
Keperawatan Volume 1. Nomor 1.
Eben Heazar Manado. hubungan
Fisik
Kejadian Obesitas pada Anak SD di
2. Terdapat hubungan antara screen time
3. Terdapat
Aktivitas
Universitas Sam Ratulangi. antara
konsumsi
Almatsier. S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
minuman ringan dengan status gizi pada
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
siswa SMA Kristen Eben Heazar Manado.
Anonim.
4. Aktivitas fisik merupakan faktor yang
2013.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan.
paling dominan berhubungan dengan status
Anonim.
gizi pada siswa SMA Kristen Eben Heazar
2007.
Australian
Compensation
Manado.
Safety
Council
and
(ASCC).
Overweight and obesity: Implications
SARAN
For Workplace Health And Safety And
1. Bagi siswa
Workers’
jenis
konsumsi
–
Scoping
Paper. Australian Government.
Bagi siswa sekolah dasar diharapkan lebih memperhatikan
Compensation
Anonim.
yang
2013.
About
Cardiovascular
dikonsumsi yaitu cukup zat gizi (serat,
diseases. World Health Organization.
karbohidrat, protein dan lemak), Bagi
Geneva. Cited July 15th 2016. Available from 76
URL:http
:
//
www.who.int/cardiovascular_diseases/a
Vandewater, E. A., S. Mi-suk., A. G.
bout_cvd/en/accessed on. Anonim.
2013.
Riset
(Riskesdas).
Caplovitz. 2004. Linking Obesity and
Kesehatan
Badan
Activity
Dasar
Penelitian
dan
Level
Television
Pengembangan Kesehatan Kementerian
and
With Video
Children’s Game
Use.
Journal of Adolescene
RI tahun 2013. Diakses: 19 Oktober
Wiraida
2016
E.A.
2014.
Perbedaan
Tingkat
Konsumsi Energi, Aktivitas Fisik Dan
Chen, R. G. S. Sofyani, dan Hakimi. 2016.
Pengeluaran Uang Jajan Pada Anak
Hubungan Screentime Dengan Status
Sekolah Dasar Overweight Dan Non
Obesitas Pada Remaja Di Kotamadya
Overweight
Medan. Departemen Ilmu Kesehatan
Banjarejo, Kecamatan Taman Kota
Anak, Fakultas Kedokteran Universitas
Madiun. Program Studi S1 Gizi Fakultas
Sumatera Utara, Rumah Sakit Umum
Ilmu
Haji Adam Malik, Medan, Indonesia
Muhammadiyah Surakarta.
Diunggah
dari
repository.usu.ac.id/bitstream/.../57908/ 6/Abstract.pdf Kenny, E., and S. Gortmaker. 2016. United States
Adolescents'
Computer,
Television,
Videogame,
Smartphone,
And Tablet Use: Associations With Sugary Drinks, Sleep, Physical Activity, And Obesity. [Published Online Ahead Of Print December 14, 2016]. J Pediatr. Pramadhan, Y. 2016. Keterkaitan Screen Time, Aktivitas Fisik, Asupan Zat Gizi Dengan
Status
Gizi
Dan
Tingkat
Kecukupan Energi Pada Siswa Sd Gadog 03 Bogor Umboh, J. M. L. dan R. B. Ch. Rattu. 2016. Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Konsumsi Soft Drink Siswa SMP Kristen Eben
Haezar
Manado.
Proceeding
Kongres Nasional IAKMI, Makasar 4-6 Nopember 2016.
77
Di
Wilayah Puskesmas
Kesehatan
Universitas