BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Hewan Mammal Koleksi Kebun Binatang Gembira Loka I. Tujuan A. Mengetahui dan mengenali karakteristik anggota Ordo hewan mammal yang menjadi koleksi Kebun Binatang Gembira Loka
II. Metode A. Alat dan Bahan Pada penelitian ini, digunakan sampel hewan yang dikandangkan secara terbuka maupun tertutup yang menjadi koleksi Kebun Binatang Gembira Loka. Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera telepon genggam untuk menangkap gambar dan alat tulis untuk mencatat koleksi yang tersedia. B. Cara kerja Pengamatan dilakukan di Kebun Binatang Gembira Loka. Berbagai ragam koleksi hewan yang dipamerkan diambil gambarnya menggunakan kamera. Selain itu ditulis pula diatas selembar kertas nama-nama spesies yang menjadi koleksi. III. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Binatang Gembira Loka, belokasi di aliran Sungai Winongo di Jl. Kebun Raya No.2 Yogyakarta 55171. Awalnya tempat ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dibantu Ir. Karsten pada 1933 dengan nama Kebun Rojo atas keinginan sultan untuk membuat sebuah tempat hiburan. Pembangunannya sempat terhenti karena Perang Dunia II dan pendudukan jepang. Kemudiang pada 1949 ibukota Indonesia kembali ke Jakarta, tercetus ide untuk memberi kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta sebuah tempat hiburan dari pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismandi dan Hadi ,SH. Hingga tahun 1953 berdiri Yayasan Gembira Loka yang diketuai Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII, membuat pembangunan Kebun Rojo yang tertunda dapat dilanjutkan. Kemudian pada 1959 pembangunan Kebun Binatang Gembira Loka dilanjutkan oleh Tirtowinoto. Pada 1978 kemajuan kebun binatang ini berada pada puncaknya dengan koleksi yang lengkap dan pengunjung yang mencapai 1,5 juta orang. (Gembiraloka zoo) Setelah diamati dan dicatat, maka didapatkan 28 spesies hewan mammal mewakili 7
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
ordo. Ordo-ordo tersebut adalah Primata, Artiodactyla, Perissodactyla, Carnivora, Marsupialia, Rodentia, dan Proboscidea. Berikut adalah klasifikasi ilmiah dari hewan mammal dan deskripsi masing ordo dan contoh spesies yang ditemukan di Kebun Binatang Gembira Loka: Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Superkelas
: Gnathostomata
Kelas
: Mammalia
1. Primata Ordo
: Primata
Subordo
: Haplorrhini, Strepsirrhini
Primata berarti “yang utama” dalam bahasa latin, adalah hewan yang hidup di daerah tropis. Primata umumnya adalah hewan arboreal, akan tetapi beberapa beradaptasi hidup terrestrial seperti lemur dan babun. Satu-satunya primata yang bipedal sempurna adalah manusia. Kebanyakan primata omnivora, umumnya memakan buah, kuncup dan serangga lunak. Akan tetapi ada yang herbivora seperti gorilla dan insectivora seperti tarsius. Kebanyakan perimata pentadactyl, dengan digiti yang prehensil dan pollex dan(atau) hallux opposable. Akibatnya primata memiliki jari yang cekatan untuk menggenggam dan memanipulasi benda. Terdapat pula kuku di seluruh jari. Umumnya penciuman pada primata kurang berkembang, akan tetapi memiliki pengelihatan yang tajam dengan bidang pandang yang tumpang tindih antara kedua mata mengakibatkan adanya persepsi kedalaman (stereoskopik). (Martin et al, 2011) Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis primata. Terdapat Orangutan Kalimantan atau Pongo pygmaeus (Hominidae), menurut panel informasi hewan ini adalah salah satu dari salah dua “great apes” yang hanya dapat ditemukan di Asia. Rambutnya terlihat kemerahan, gemar bergelantungan diantara pohon buatan di dalam kandangnya dengan tangannya yang panjang dan kaki yang pendek. Ditemukan pula Pan troglodites (Hominidae) atau simpanse. Secara sekilas ukuran hewan ini menyerupai manusia remaja. Ditutupi rambut yang hitam legam, dengan kulit yang
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
hitam kecoklatan. Menurut panel informasi hewan ini berkelompok hingga 40 ekor. Terdapat kesalahan dalam penulisan distribusinya. Hewan ini dituliskan dapat ditemukan di tasmania, yang jelas-jelas tidak ada Hominidae di wawasan Australia. Ditemukan pula bekantan atau Nasalis larvatus (Cercopithecidae) hewan ini terlihat memiliki hidung yang sangat besar dan bagian abdomen yang membuncit dengan rambut yang merah kecoklatan. Menurut panel informasi hewan ini berkoloni 12-24 ekor, mampu melompat dan berenang. Memakan daun dan buah mangga, ketapang dan talok. Habitat di hutan manggrove dan hutan yang berdekatan dengan sumber air dan rawa. Sangat disayangkan terjadi kesalahan penulisan, yang pada informasi bahasa Indonesia masa gestasi 296 hari sedangkan pada bahasa inggris 196 hari. Ditemukan Owa Kalimantan atau Hylobates muelleri (Hylobatidae), hewan ini terlihat layaknya primata arboreal lain dengan tungkai yang panjang. Terlihat jelas ciri unik alis berambut putih dengan ornamentasi rambut seperti surai yang berwarna putih disekitar wajahnya. Menurut panel informasi hewan ini mampu memperingatkan adanya bahaya dengan bersuara keras. Betina menghasilkan 1-3 anak dengan masa bunting 7-8 bulan. Hidup di kalimantan dengan ketinggian 300m diatas permukaan laut, memakan buah-buahan. Ditemukan Lutung Jawa atau Trachypithecus auratus (Cercopithecidae), terlihat hewan ini berekor panjang dengan surai yang lebat. Sangat jelas perbedaan individu yang berambut hitam dan coklat terang. Menurut panel informasi hewan ini berkelompok dan diurnal, memiliki masa kehamilan 7-8 bulan. Memakan daun, buah dan bunga.Tinggal di hutan pulau jawa dengan ketinggian hingga 1200 meter dari permukaan air laut. Ditemukan Siamang atau Symphalangus syndactylus (Hylobatidae), hewan ini terlihat agak kecil, dengan leher membulat besar, tungkai depan sangat panjang dan menampakan perilaku berisik. Menurut panel informasi masa buntingya 8 bulan, memakan daun, bunga, buah, ranting, serangga dan telur unggas. Hidup di daerah Asia tenggara, pada hutan hujan dataran tinggi dan rendah.
2. Artiodactyla Ordo
: Artiodactyla
Subordo
: Suiformes, Tylopoda, Ruminantia
Artiodactyla adalah hewan berteracak genap, terbagi menjadi tiga subordo: Suiformes
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
yang memiliki lambung sederhana dan tidak memamah biak. Tylopoda dengan lambung berruang tiga. Ruminantia dengan lambung ber-ruang 4 dan kebanyakan diantaranya cursorial. Keanekaragamannya saat ini jauh melebihi Perissodactyla yang semakin langka. Karena sistem pencernaanya yang kompleks, maka mampu mencerna makanan dengan nutrisi rendah. Memiliki kaki paraxonic, memiliki simetri diantara jari ketiga dan keempat. Memiliki tanduk dengan inti tulang atau ranggah. Memiliki gigi molar bunodont atau selenodont. Artiodactyla terdapat di setiap benua kecuali Australi dan Antarctica. (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis anggota Artiodactyla. Ditemukan Kancil atau Tragulus javanicus (Cervidae), hewan ini terlihat seperti rusa, berambut kecoklatan akan tetapi berukuran sangat kecil sekali. Memiliki tungkai yang sangat tipis. Selalu bersembunyi diantara vegetasi kandang sehingga agak sulit untuk diamati. Menurut panel informasi hewan ini memiliki caninus pada individu jantan, merpakan hewan nokturnal. Memakan dedaunan, buah dan rumput. Hidup di Asia Tenggara pada tepi hutan dengan ketinggian 0-600m. Ditemukan dua jenis Kuda Sungai(Kuda Nil). Kuda Sungai Kerdil atau Choeropsis liberensis (Hippopotamidae). Pada penulisan nama spesies ini terjadi kesalahan penulisan pada nama genus yang seharusnya Choeropsis menjadi Cheropsis. Tubuhnya lebih kehitaman dan sangat kecil dibandingkan Kuda Sungai (Hippopotamus amphibius). Terlihat menghabiskan waktu hidupnya di kolam kandang. Lebih pendiam dibandingkan Kuda Sungai. Menurut panel informasi hewan ini memiliki tungkai yang pendek dengan panjang tubuh 150cm dan massa 100-160kg. Hidup soliter di perairan di Guinea dan Liberia. Masa kehamilan 210 hari, menghasilkan 1 anak. Memakan tetumbuhan. Berikutnya Kuda Sungai atau Hippopotamus amphibius (Hippopotamidae), hewan ini jauh lebih besar dari Kuda Sungai Kerdil. Lebih terbuka dengan pengunjung, untuk menampilkan giginya yang amat besar dan whisker yang pendek dan tebal di moncong. Kulitnya agak kecoklatan mudaan dari Kuda Sungai Kerdil. Menurut panel informasi, hewan ini termasuk megafauna yang teradaptasi untuk hidup semiakuatik. Panjang tubuh 150-175cm, tinggi 100cm dan massa 240 kg. Masa kehamilan 210 hari, dengan 1 anak. Hidup di perairan air tawar seperti sungai dan rawa di benua Afrika. Rusa Tutul atau Axis axis (Cervidae), hewan ini meanmpakan tutul putih di sekitar tubuhnya yang berambut coklat. Ranggahnya tinggi bercabang 3, berekor pendek. Menurut panel informasi hewan ini memiliki massa tubuh 17-45 kg, tinggi 0,6-1m dan panjang1-1,5m pada jantan. Hidup berkelompok dan diurnal. Masa kehamilan 7,5-8 bulan dengan jumlah 1
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
hingga 3 anak. Ditemukan di India, Nepal dan Sri Lanka pada padang rumput dan hutan muda dengan memakan rumput, semak dan sayuran. Ditemukan Unta Punuk Satu atau Camelus dromedarius (Camelidae), terlihat tubuhnya yang tinggi besar dengan rambut yang coklat kekuningan dengan punuh tinggi di bagian median dorsal abdomennya. Menurut panel informasi hewan ini memiliki tinggi 1,8-2m dan massa400-600kg. Teradaptasi untuk hidup di daerah kering. Masa kehamilan 15 bulan, masa pengasuhan 1-2 tahun. Memakan rerumputan, hidup di Timur tengah dan Afrika Utara. Berikutnya Rusa Timor atau Cervus timorensis (Cervidae), hewan ini berukuran sedang, berambut cokelat, ranggahnya nampak lebih pendek dibandingkan rusa tutul. Warna rambutnya lebih cerah dibanding Rusa Tutul akan tetapi tidak ada tutulnya. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang badan 195-210cm, tinggi 91-110cm dan massa tubuh 103-115 kg. Menandai teritorinya dengan menggosokan ranggah pada pohon atau meninggalkan urin. Masa kawin pada bulan Juli-September, masa kehamilan selama 8 bulan. Hidup di kepulauan Indonesia kecuali pulau Kalimantan, Sumatera dan Irian jaya, pada hutan savanna dan padang rumput dengan memakan daun, pucuk dan dahan. Ditemukan Kidjang atau Muntiacus muntjak (Cervidae), hewan ini terlihat berambut cokelat kemerahan, dengan dahi yang menghitam disertai ranggah yang pendek dan bercabang dua. Ukuran tubuhnya relatif lebih kecil. Mengeluarkan suara “hishhh-hishh” saat diganggu. Terlihat memiliki caninus yang besar saat membuka mulutnya. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panajng 89-135cm, tinggi 40-65cm dan massa tubuh 35kg. Betina mampu bereproduksi saat umur 2 tahun dengan masa kehamilan 6-7 bulan. Hidup di hutan tropika India, Indonesia, Indochina dan Taiwan dengan memakan rumput, daun, biji dan kulit pohon. Selanjutnya ditemukan Antilop Nilgai atau Boselaphus tragocamelus (Bovidae), hewan ini terlihat tidak seperti antilop yang dikenal dari gambar-gambar melainkan lebih menyerupai rusa besar atau sapi kecil. Walau begitu penamaan ini wajar mengingat pada percakapan sehari-hari kata antilop sering merujuk pada anggota Bovidae yang bukan Sapi, Domba dan Kambing. Hewan ini sulit diamati karena cenderung berdiri berjauhan dari jalan pengunjung. Individu betina lebih banyak, berwarna coklat dengan tanduk yang pendek. Sedangkan yang jantan lebih kekar, berwarna kehitaman dengan tanduk yang agak panjang. Terihat adanya rambut berbentuk dua garis berwarna putih di dekat teracak. Menurut panel deskripsi hewan in imemiliki tinggi 1,2-1,5 m, panjang 1,8-2m dan massa tubuh 120-240kg. Hewan ini diurnal berkoloni, masa kehamilan 240-258 hari melahirkan 1-2 anak dengan massa 5,9kg. Hewan ini
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
hidup di India tengah dan utara, serta Pakistan timur, terkadang bagian selatan Nepal, pada pegunungan dengan ketinggian 2000 meter dari permukaan laut dengan memakan tumbuhan hutan dan rerumputan. Ditemukan Babi Hutan atau Sus scrofa (Suidae), hewan ini berwarna hitam legam dengan taring yang menonjol keluar. Tubuhnya terlihat berantakan. Menurut panel deskripsi hewan ini memiliki panjang 120-220cm dan massa 150kg. Nostril mengarah kedepan seperti corong. Masa kehamilan 115 hari, dengan jumlah anak 1-4 ekor. Terjadi kesalahan pengetikan, yakni hewan ini ditulis hidup di wilayah Asia tenggara. Padahal dalam kenyataan hewan ini sering diburu di wilayah Eurasia hingga Amerika. Terakhir adalah Sapi Bali, tidak ditemukan adanya panel informasi pada hewan ini. Sehingga diduga hewan yang dimaksud adalah banteng (bukan bull atau ox tetapi banteng) yang memiliki nama spesies Bos javanicus menurut referensi klasifikasi ilmiah yang diacu. Hewan ini terlihat lebih besar dari sapi pada umumnya. Sapi Bali memiliki tanda putih di sekitar posterior tubuhnya. Pada jantan tubuhnya secara signifikan lebih besar dan kekar dengan tanduk yang sangat besar dan meruncing keatas.
3. Perissodactyla Ordo
: Perissodactyla
Perissodactyla adalah hewan berteracak berjari ganjil, merupakan hewan peramban dan perumput. Memiliki tengkorak yang tebal dan badan yang besar. Herbivora dengan gigi molar besar dan sisi occlusal yang tajam untuk merobek dedaunan. Hidup di daerah tropis dan subtropis Africa, Asia dan Amerika. Memiliki kaki yang bersimetri di jari tengah yang besar. Memiliki tipe gigi hypsodont dan lophodont pada kuda dan brachyodont pada tapir. Karena tumbuhan memiliki sedikit protein dan lemak, maka Perissodactyla memiliki lambung sederhana dan cecum yang besar untuk memfermentasikan selulosa agar dapat dicerna. Selain itu proses fermentasi terjadi pula di usus besar. Berbeda dengan artiodactyla, perissodactyla memenuhi kebutuhannya dengan strategi untuk menjelajah area luas untuk menemukan vegetasi yang lebat dimana artiodactyla berstrategi untuk bertahan hidup di lahan bernutrisi rendah. Pada badak, cula terdiri dari kulit yang mengalami keratinisasi dengan adanya tonjolan bony core. (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis anggota
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Perissodactyla, diantaranya Kuda atau Equus caballus (Equidae), hewan ini terlihat layaknya kuda pada umumnya. Tubuh besar tinggi, tungkai panjang dan rambut panjang di dorsal leher dan caudal. Menurut panel informasi hewan ini dirunal dengan masa kehamilan 335-340 hari dan menghasilkan 1 anak. Hidup di seluruh dunia kecuali daerah kutub pada hutan dan hutan savanna, utamanya memakan rerumputan. Berikutnya ditemukan Tapir Asia atau Tapirus indicus (Tapiridae), hewan ini terlihat berbadan pendek dan kekar. Berwarna hitam dan putih pada bagian abdomen. Memiliki hidung seperti belalai pendek. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang 1,8-2,4 m, tinggi 90-17 cm dan massa tubuh 250-320kg. Hidup nokturnal soliter, masa kawin pada bulan April-Mei dengan masa kehamilan 390 hari dengan anakan memiliki massa 9-10kg. Dapat ditemukan di hutan dataran rendah Asia Tenggara dengan memakan rumput, daun dan ranting. Terakhir Tapir Brazil atau Tapirus terrestris (Tapiridae), hewan ini berwarna lebih kecoklatan dari spesies asia. Secara kenampakan luar, bentuknya tidak jauh berbeda dari spesies asia. Menurut panel informasi hewan ini memiliki massa tubuh 150-250kg, tinggi 77108cm dan panjang 104-220cm. Hewan soliter nokturnal, masa kehamilan 380 hari menghasilkan satu anak. Dapat ditemukan di lingkungan teduh dekat sumber air ketinggian 04500 meter dari permukaan laut di daerah Amerika Selatan memakan buah, daun dan rumput. 4. Carnivora Ordo
: Carnivora
Carnivora adalah hewan predator terrestrial atau akuatik yang sebagian besar makanannya adalah hewan lain. Karakteristik dari kelompok ini adalah, adaptasi untuk menemukan, menangkap, membunuh dan memakan mangsangya tanpa terluka. Carnivora memiliki gigi caninus yang besar, terdapat gigi premolar keempat dan molar pertama yang mengalami modifikasi untuk memotong dan merobek (carnassial). Memiliki otot wajah yang kuat dan rahang yang bersengsel. Cranium berat dengan arcus zygomaticum yang besar. Memiliki bagian sagittal crest yang besar. Karena makanannya berupa daging yang mudah dicerna, maka carnivora memiliki sistem pencernaan yang relatif sederhana. (Feldhamer, 2007) Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat beberapa jenis hewan anggota Carnivora, diantaranya Binturong atau Arctictis binturong (Viverridae), terlihat sepeti musang
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
setengah kucing yang berrambut hitam dan panjang. Membuat hewan ini terlihat liar, namun dari pengamatan hewan ini justru cenderung tenang berjalan diantara dahan pohon. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang tubuh hingga 95cm, ekornya 50-90cn, massa tubuh 20kg. Hidup nokturnal dan bergerak lamban. Melahirkan 2-6 anak dengan masa kehamilan 91 hari. Hidup di dataran tinggi Sikkim hingga ke Tiongkok Selatan, Burma, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Palawan dengan memakan buah, daun, telur dan hewan kecil. Ditemukan Harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae (Felidae), hewan ini terlihat sangat indah. Tubuhnya besar berotot, dibalut kulit dengan rambut oranye terang dengan loreng hitam dan rambut putih di bagian ventral dan alis. Hewan ini kelihatan ganas saat diberi makan, terlihat mengejar ayam dan dipukul hingga mati berdarah-berdarah. Menurut panel informasi, hewan ini adalah subspesies terkecil dari harimau. Tingginya 75cm, pangan tubuh 250cm dan massa tubuh 250kg. Hidupnya soliter, namun berpasangan saat berburu pada malam dan sore hari. Masa bunting 104-106 hari, dengan jumlah anak 3-5 ekor. Dapat ditemukan hutan hujan tropis, padang alang-alang dan semak belukar barat daya dan utara pulau sumatra dengan memakan hewan seperti babi dan rusa atau hewan kecil seperti monyet, butung dan reptilia. Ditemukan Macan Dahan atau Neofelis diardi (Felidae), hewan ini terlihat sepeti macan tutul akan tetapi dengan tubuh yang lebih kecil kekar dan moncong yang panjang. Tutulnya berwarna hitam dan kecil di bagian wajah akan tetapi besar pada tubuh dengan sisi tengah yang lebih terang warnanya. Ekornya sangat panjang dan tebal. Saat diamati hewan ini kondisinya cukup memprihatinkan karena sarana kandang yang minim dan sempit. Menurut panel informasi hewan ini memiliki massa tubuh 12-25 kg, panjang 123-200cm. Hewan ini memiliki kaki pendek dengan telapak yang besar dan ekor yang panjang. Masa kehamilan 85109 hari menghasilkan 1-5 ekor anak. Dapat ditemukan di Kalimantan dan Sumatra, pada hutan sekunder, hutan bakau, padang rumput, hutan terbuka dan hutan hujan tropis dengan memakan monyet, kijang, rusa, reptil dan burung. Ditemukan pula Macan Tutul Jawa atau Panthera pardus melas (Felidae), hewan ini terlihat lebih kecil dari Harimau akan tetapi lebih besar dari Macan Dahan. Memiliki tutul berwarna hitam diseluruh tubuhnya. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang tubuh 90-110 cm, tinggi 80-93 cm dan massa tubuh 80-90 kg. Hewan ini nokturnal dengan masa kehamilan 118 hari menghasilkan 2-6 ekor anak. Dapat ditemukan di hutan hujan tropis dan pegunungan di pulau Jawa dengan memakan kijang, babi hutan dan kancil.
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Kemudian ditemukan Beruang Madu atau Helarctos malayanus (Ursidae), hewan ini terlihat cukup besar. Rambutnya hitam dengan moncong coklat dan rambut yang kekuningan membentuk kalung yang putus ditengahnya pada bagian leher. Menurut panel informasi hewan ini panjang tubuhnya mencapai 140 cm, tinggi 70 cm dan massa tubuh 50-65kg. Merupakan hewan nokturnal dan soliter kecuali pada individu induk betina dengan anaknya. Dapat ditemukan di hutan hujan primer dan sekunder dan lahan pertanian di Kalimantan, Sumatra, Indochina, Tiongkok Selata, Burma dan semenanjung Malaya dengan memakan buah-buahan, tumbuhan, serangga, madu, burung dan hewan kecil. Terakhir, adalah makhluk yang sedikit kontroversial. Penulisan namanya sungguh membingungkan dan fatal. Pada peta dan penunjuk jalan hewan ini dituliskan 'berang-berang' yang merupakan hewan pengerat dari eropa dan amerika. Namun, saat didatangi ternyata hewan yang ditemukan adalah Aonyx cinerea atau Memerang(Otter) dan jelas bukan Linsang\Berang-berang seperti yang dituliskan panel informasi. Hewan ini nampak berrambut tebal kecoklatan dengan tubuh yang panjang, rambut ventral berwarna putih. Teramati berenang di kolam kandang atau dibawah batu. Karena keabsahan nama yang dipertanyakan maka informasi yang tertera di panel informasi sebaiknya tidak diinfokan karena sangat berpotensi melenceng.
5. Marsupialia Infrakelas
: Metatheria
Ordo : Dasyuromorphia, Didelphimorphia, Diprotodontia, Mcrobiotheria, Notoryctemorphia, Paucituberculata, Peramelemorphia Hewan berkantung atau Marsupialia pada klasifikasi ilmiah berada pada tingkat Infrakelas. Hewan ini hanya terdapat di Australia dan daerah Neotropis, dimana mereka terisolasi dari mammal berplasenta. Dalam bahasa latin marsupium berarti hewan berkantung, akan tetapi beberapa anggotanya ada yang tidak memiliki, dan beberapa ada yang memiliki plasenta primitif(Bandicoot). Tengkorak marsupial cenderung tipis, dengan rongga otak yang kecil, Memiliki gigi incisivus yang tidak pernah sama antara rahang atas dan bawah(kec: Vombatidae) dengan gigi premolar 3/3 dan molar 4/4. Penggantian gigi tidak sempurna, hanya pada gigi molar ketiga. Marsupial memiliki kaki yang terspesialisasi berdasarkan lokomosinya, dengan jari pertama yang opposable dan jari keempat yang besar pada tungkai belakang. Memiliki tulang epipubis seperti pada monotremata. (Vaughan et al, 2011)
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat satu jenis hewan anggota Marsupialia, yaitu Wallaby atau Macropus agilis (Macropodidae), hewan ini nampak seperti kangguru kecil. Memiliki rambut coklat muda, berjalan dengan melompat-lompat. Menurut panel informasi hewan ini memiiki panjang tubuh 60 cm dan massa 6 kg. Hidup diurnal berkelompok, masa kehamilan 29-38 hari menghasilkan 1 anak disimpan dalam kantung. Dapat ditemukan di Australia, Papua dan kepulauan Aru di daerah hutan, semak belukar dan padang rumput dengan memakan rumput tunas dan daun. 6. Rodentia Ordo Subordo Hystricomorpha
: Rodentia : Siuromorpha, Castorimorpha, Myomorpha, Anomaluromorpha,
Rodentia adalah kelompok hewan mammal yang paling beragam, sekitar 42% jenis hewan mammal adalah rodentia. Terdiri dari 5 subordo: Sciuromorpha, termasuk didalamnya bajing. Castorimorpha, termasuk di dalamnya berang-berang dan tikus kangguru. Myomorpha, termasuk didalamnya jerboa dan wirok. Anomaluromorpha, termasuk didalamnya bajing luncur. Terakhir, Hystricomorpha termasuk di dalamnya landak liar. Hidup anggota rodentia beragam dari arboreal, fossorial dan beberapa hidup akuatik. Kebanyakan rodent adalah herbivora, namun beberapa omnivora. Sistem sosial pada rodent beragam dari soliter hingga membentuk sistem sosial yang kompleks. Memiliki sepasang incisivus atas dan bawah yang membesar, tajam dan tumbuh terus menerus. Memiliki diastema antara incisivus dan premolar. Enamel incisivus hanya ada pada permukaan anterior. Terdapat bukaan orbital pada dorsal gigi molar dan premolar. Os pterygoid berkembang dengan baik, biasanya memiliki clavicle, (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat dua jenis hewan Rodentia, yaitu Landak Jawa atau Hystrix javanica (Hystricidae), nampak tubuhnya seperti tikus seukuran terwelu besar. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan dengan duri besar dan panjang mengarah ke posterior berwarna putih. Terdapat varian normal dan albino pada kebun binatang ini. Menurut panel informasi, hewan ini memiliki panjang 37-47 cm, panjang ekor 23-36 cm dan massa tubuh 15-37 kg. Rambut duri digunakan untuk memepertahankan diri. Masa kehamilan 5 minggu, menghasilkan 2-4 ekor anak. Ditemukan di Jawa dan Madura di hutan tropika, perkebunan dan perkampungan dengan memakan akar, umbi, dahan, biji dan buah.
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Berikutnya ditemukan pula Capibara atau Hydrochoerus hydrochaeris (Caviidae), nampak seperti marmut atau wirok yang berukuran amat besar. Berambut coklat tua, dan lebat. Menurut panel informasi hewan ini memiliki panjang 100-130cm, tinggi 80cm dan massa tubuh hingga 50 kg. Mampu berenang dengan sangat baik dengan bagian dorsal tetap di permukaan air. Aktivitas kawin berlangsung di air, masa kehamilan 4-5 bulan dengan jumlah anak 2-8 ekor. Ditemukan di amerika selatan pada daerah hutan tropika basah, rawa-rawa, dan padang tumput tepian sungai dengan memakan tanaman air dan umbi-umbian.
7. Proboscidea Ordo
: Proboscidea
Proboscidea saat ini hanya tersisa satu famili saja, Elephantidae. Hewan ini memiliki karakter yang mencolok yaitu dengan adanya belalai yang fleksibel dan berotot. Belalai ini sebenarnya adalah pemanjangan dari hidung, berguna untuk mengambil benda kecil. Kepalanya besar dan kupingnya luas dan berbentuk seperti kipas, lehernya pendek dan tubuhnya panjang dan masif. Tungkainya besar dan seperti tiang. Kulitnya hanya memiliki sedikit rambut, tidak memiliki kelenjar sebasea. Memiliki rumus gigi 1/0 0/0 3/3 3/3 = 26. Incisivus atas tumbuh sepanjang hidupnya menjadi sepasang gading yang besar. Memiliki gigi molar lophodont. Tengkoraknya tebal, pendek dan besar, dengan tulang nasal yang sangat pendek. Anggota proboscidea hidup di hutan, savannah dan lembah sungai. Hewan ini memakan vegetasi dengan konsumsi 225kg per hari. (Nowak, 1999) Pada koleksi Kebun Binatang Gembira Loka terdapat Elephas maximus sumatranus (Elephantidae). Hewan ini selain digunakan sebagai pameran, digunakan pula sebagai gajah tunggang untuk para pengunjung. Menurut panel informasi, hewan ini memiliki masah tubuh hingga 6 ton. Dapat kawin saat berumur 9 tahun, masa kehamilan 18-22 bulan menghasilkan anak dengan masa 1 kuintal. Hidup berkelompok, dipimpin betina paling tua. Di lingkungan aslinya memakan kulit, ranting daun, bunga dan buah dari pohon. Juga tanaman perdu dan rumput.
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
V. Daftar Pustaka Feldhamer, George A. Lee C Drickamer. Stephen H Vessey. Joseph F Merritt. Carey Krajewski. 2007. Mammalogy: Adaptation, Diversity, Ecology 3rd Ed.. Jhons Hopkins University Press: Baltimore Gembira Loka Zoo. Sejarah Gembira Loka Zoo. Diakses di http://gembiralokazoo.com/page/sejarah.html pada tanggal 26 April 2015 Martin, Robert E. Ronald H Pine. Anthony F DeBlase. 2011. A Manual of Mammalogy: With Keys to Families of the World 3rd Ed. Waveland Press: Illinois Nowak, Ronald M. 1999. Walker's Mammals of the World: Volume II 6th Ed.. Jhons Hopkins University Press: Baltimore Vaughan, Terry. James Ryan. Nicholas Czaplewski. 2011. Mammalogy 5th Ed.. Jones and Bartlett Publisher: Sudbury
Sumber Klasifikasi Ilmiah
University of Michigan. 2014. ADW: Mammals: Classification. Diakses di http://animaldiversity.org/ pada tanggal 26 April 2015
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Lampiran Gambar
Gambar 2: Elephas maximus sumatranus Gambar 1: Pongo pygmaeus
Gambar 3: Macropus agilis
Gambar 4: Choeropsis liberensis
Gambar 6: Arctictis binturong Gambar 5: Tragulus javanicus
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
Gambar 8: Panthera tigris sumatrae
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Gambar 7: Symphalangus syndactylus
Gambar 10: Nasalis larvatus Gambar 9: Trachypithecus auratus
Gambar 12: Axis axis
Gambar 11: Camelus dromedarius
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Gambar 14: Cervus timorensis
Gambar 13: Muntiacus muntjak
Gambar 15: Boselaphus tragocamelus Gambar 16: Bos javanicus
Gambar 17: Hippopotamus amphibius