BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Hewan Mammal Koleksi Museum Biologi UGM I. Tujuan A. Mengetahui dan mengenali karakteristik Ordo hewan mammal yang menjadi koleksi Museum Biologi UGM
II. Metode A. Alat dan Bahan Pada penelitian ini, digunakan sampel rangka berbagai hewan mammal, awetan kering ataupun taxidermi yang menjadi koleksi Museum Biologi UGM. Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera telepon genggam untuk menangkap gambar dan alat tulis untuk mencatat koleksi yang tersedia. B. Cara kerja Pengamatan dilakukan di Museum Biologi UGM. Berbagai jenis rangka yang dipamerkan diambil gambarnya menggunakan kamera. Selain itu ditulis pula diatas selembar kertas nama-nama spesies yang menjadi koleksi. III. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di Museum Biologi UGM. Museum ini terletak di Jl. Sultan Agung 22 Yogyakarta. Museum ini diresmikan pada tanggal 20 September 1969 pada peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, merupakan gabungan dari Museum Zoologicum dan Herbarium. Museum ini memiliki koleksi spesimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah serta fossil yang berasal dari Indonesia dan beberapa dari luar negri. Koleksi di museum ini digunakan sebagai sarana studi dosen, mahasiswa, pelajar dan umum. (Fakultas Biologi UGM, 2012) Setelah diamati dan dicatat, maka didapatkan 47 spesies hewan mammal mewakili 13 ordo. Ordo-ordo tersebut adalah Primata, Artiodactyla, Perissodactyla, Carnivora, Marsupialia, Pholidota, Chiroptera, Cetacea, Dermoptera, Rodentia, Sirenia, Proboscidea dan Scandentia. Berikut adalah klasifikasi ilmiah dari hewan mammal dan deskripsi masing ordo dan contoh spesies yang ditemukan di Museum Biologi UGM:
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
Gambar 1: Delphinus delphis
Gambar 3: Macropus sp.
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Gambar 2: Pteropus vampyrus
Gambar 4: Bandicota indica
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Gambar 5: Galeopterus variegatus
Gambar 6: Spilocuscus sp.
Gambar 7: Manis javanica
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
Kingdom
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
: Animlia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Superkelas
: Gnathostomata
Kelas
: Mammalia
1. Primata Ordo
: Primata
Subordo
: Haplorrhini, Strepsirrhini
Primata berarti “yang utama” dalam bahasa latin, adalah hewan yang hidup di daerah tropis. Primata umumnya adalah hewan arboreal, akan tetapi beberapa beradaptasi hidup terrestrial seperti lemur dan babun. Satu-satunya primata yang bipedal sempurna adalah manusia. Kebanyakan primata omnivora, umumnya memakan buah, kuncup dan serangga lunak. Akan tetapi ada yang herbivora seperti gorilla dan insectivora seperti tarsius. Kebanyakan perimata pentadactyl, dengan digiti yang prehensil dan pollex dan(atau) hallux opposable. Akibatnya primata memiliki jari yang cekatan untuk menggenggam dan memanipulasi benda. Terdapat pula kuku di seluruh jari. Umumnya penciuman pada primata kurang berkembang, akan tetapi memiliki pengelihatan yang tajam dengan bidang pandang yang tumpang tindih antara kedua mata mengakibatkan adanya persepsi kedalaman (stereoskopik). (Martin et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen dari 4 familia dan 10 spesies; Nycticebus coucang(Lorisidae), Hylobates moloch(Hylobatidae), Macaca fascicularis(Cercopithecidae), Nasalis larvatus(Cercopithecidae), Symphalangus syndactylus(Hylobatidae), Pongo pygmaeus(Hominidae), Gorilla gorilla(Hominidae), Homo sapiens(Hominidae), Presbytis sp. (Cercopithecidae). dan Macaca sp. (Cercopithecidae). 2. Artiodactyla Ordo
: Artiodactyla
Artiodactyla adalah hewan berteracak genap, terbagi menjadi tiga subordo: Suiformes yang memiliki lambung sederhana dan tidak memamah biak. Tylopoda dengan lambung berruang tiga. Ruminantia dengan lambung ber-ruang 4 dan kebanyakan diantaranya cursorial.
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Keanekaragamannya saat ini jauh melebihi Perissodactyla yang semakin langka. Karena sistem pencernaanya yang kompleks, maka mampu mencerna makanan dengan nutrisi rendah. Memiliki kaki paraxonic, memiliki simetri diantara jari ketiga dan keempat. Memiliki tanduk dengan inti tulang atau ranggah. Memiliki gigi molar bunodont atau selenodont. Artiodactyla terdapat di setiap benua kecuali Australi dan Antarctica. (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen dari 3 familia dan 11 spesies: Sus verrucosus(Suidae), Bubalus depressicornis(Bovidae), Babyrousa babyrousa(Suidae), Sus scrofa(Suidae), Capra sp.(Bovidae), Tragulus sp.(Cervidae), Cervus sp.(Cervidae), Bos indicus(Bovidae), Tragulus javanicus(Cervidae), Muntiacus muntjak(Cervidae), dan Capricornis sp.(Bovidae) 3. Perissodactyla Ordo
: Perissodactyla
Perissodactyla adalah hewan berteracak berjari ganjil, merupakan hewan peramban dan perumput. Memiliki tengkorak yang tebal dan badan yang besar. Herbivora dengan gigi molar besar dan sisi occlusal yang tajam untuk merobek dedaunan. Hidup di daerah tropis dan subtropis Africa, Asia dan Amerika. Memiliki kaki yang bersimetri di jari tengah yang besar. Memiliki tipe gigi hypsodont dan lophodont pada kuda dan brachyodont pada tapir. Karena tumbuhan memiliki sedikit protein dan lemak, maka Perissodactyla memiliki lambung sederhana dan cecum yang besar untuk memfermentasikan selulosa agar dapat dicerna. Selain itu proses fermentasi terjadi pula di usus besar. Berbeda dengan artiodactyla, perissodactyla memenuhi kebutuhannya dengan strategi untuk menjelajah area luas untuk menemukan vegetasi yang lebat dimana artiodactyla berstrategi untuk bertahan hidup di lahan bernutrisi rendah. Pada badak, cula terdiri dari kulit yang mengalami keratinisasi dengan adanya tonjolan bony core. (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen dari 3 familia dan 3 spesies: Tapirus indicus(Tapiridae), Rhinoceros sondaicus(Rhinocerotidae) dan Equus sp.(Equidae) 4. Carnivora Ordo
: Carnivora
Carnivora adalah hewan predator terrestrial atau akuatik yang sebagian besar makanannya adalah hewan lain. Karakteristik dari kelompok ini adalah, adaptasi untuk menemukan, menangkap, membunuh dan memakan mangsangya tanpa terluka. Carnivora
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
memiliki gigi caninus yang besar, terdapat gigi premolar keempat dan molar pertama yang mengalami modifikasi untuk memotong dan merobek(carnassial). Memiliki otot wajah yang kuat dan rahang yang bersengsel. Cranium berat dengan arcus zygomaticu yang besar. Memiliki bagian sagittal crest yang besar. Karena makanannya berupa daging yang mudah dicerna, maka carnivora memiliki sistem pencernaan yang relatif sederhana. (Feldhamer, 2007) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen dari 4 familia dan 8 spesies; Paradoxurus hermaphroditus(Viverridae), Panthera tigris(Felidae), Catopuma temminckii(Felidae), Helarctos malayanus(Ursidae), Prionailurus bengalensis(Felidae), Panthera pardus(Felidae), Canis sp.(Canidae) dan Herpestes javanicus(Herpestidae). 5. Marsupialia Infrakelas
: Metatheria
Ordo : Dasyuromorphia, Didelphimorphia, Diprotodontia, Mcrobiotheria, Notoryctemorphia, Paucituberculata, Peramelemorphia Hewan berkantung atau Marsupialia pada klasifikasi ilmiah berada pada tingkat Infrakelas. Hewan ini hanya terdapat di Australia dan daerah Neotropis, dimana mereka terisolasi dari mammal berplasenta. Dalam bahasa latin marsupium berarti hewan berkantung, akan tetapi beberapa anggotanya ada yang tidak memiliki, dan beberapa ada yang memiliki plasenta primitif(Bandicoot). Tengkorak marsupial cenderung tipis, dengan rongga otak yang kecil, Memiliki gigi incisivus yang tidak pernah sama antara rahang atas dan bawah(kec: Vombatidae) dengan gigi premolar 3/3 dan molar 4/4. Penggantian gigi tidak sempurna, hanya pada gigi molar ketiga. Marsupial memiliki kaki yang terspesialisasi berdasarkan lokomosinya, dengan jari pertama yang opposable dan jari keempat yang besar pada tungkai belakang. Memiliki tulang epipubis seperti pada monotremata. (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen dari 2 spesies dan 2 familia Spilocuscus sp.(Phalangeridae) dan Macropus sp.(Macropodidae) 6. Pholidota Ordo
: Pholidota
Pholidota yang dalam bahasa lain “berisisik” merupakan hewan darat yang memakan semut dan rayap, melalui adaptasi dengan cranium yang memanjang dan mengkerucut serta lidah vermiform yang lengket. Lidah ini melekat pada xiphoid process pada sternum. Hidup
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
terrestrial dan beberapa lainnya arboreal dengan ekor yang semiprehensil. Sama sekali tidak memiliki gigi, dengan cakar yang besar dan melengkung untuk merusak sarang semut. Memiliki sisik dari epidermis yang terkeratisinisasi mentupi seluruh tubuh kecuali bagian ventral, wajah dan bagian dalam tungkai. (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen tunggal Manis javanica(Manidae). 7. Chiroptera Ordo
: Chiroptera
Subordo
: Megachiroptera, Microchiroptera
Chiroptera dalam bahasa latin berarti “sayap-tangan”, adalah satu-satunya kelompok hewan mammal yang dapat terbang dengan sempurna. Umumnya kelelawar adalah hewan insectivora, akan tetapi ada pula yang memakan buah, nektar, pollen, ikan dan darah. Kebanyakan kelelawar adalah hewan nokturnal, bernavigasi di daerah gelap enggunakan echolokasi menggunakan suara ultrasonik melalui hidung atau mulut kemudian ditangkap lagi dengan kuping. Tungkai depan termodifikasi menjadi sayap, terdapat selaput kulit yang membantu dalam terbang bernama Patagium mulai dari pundak ke pergelangan tangan, antara jari, dari jari ke tungkai belakang dan antara tungkai belakang ke ekor bila ada. Pada microchiroptera pada pinggir dalam terdapat pemanjangan lobus daging di pinna bernama tragus. Sedangkan pada isi luar terdapat antitragus bagi microchiroptera yang tidak memiliki tragus. Pada microchiroptera daun hidung cenderung berornamentasi membentuk struktur kompleks. (Martin et al, 2011); Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen dari 1 familia dan 2 spesies; Pteropus sp.(Pteropodidae) dan Pteropus vampyrus.(Pteropodidae) 8. Cetacea Ordo
: Cetacea
Subordo
: Mysticeti, Odontoceti
Cetacea sangat khas dibandingkan dengan kelompok lain karena hidupnya yang full akuatik. Tersebar di seluruh lautan di dunia dan beberapa danau dan sungai. Cetacea terbagi menjadi: Odontoceti, berigi dan tengkorak asimetri, memiliki satu blowhole(lubang hidung). Mysticeti, tidak bergigi, memiliki baleen, tengkorak simetris dan memiliki dua blowhole.
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Bentuk tubuh seperti torpedo, tungkai depan termodifikasi menjadi flipper, tidak ada tungkai belakang dan umumnya terdapat sirip dorsal. Cetacea tidak memiliki rambut kecuali saat pada fase embrionik, beberapa anggota mysticeti memiliki rambut sensoris disekitar mulut. Cetacea tidak memiliki kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Memiliki lapisan lemak dibawah kulit untuk regulasi panas, bahkan tulangnya pun diisi oleh lemak. Memiliki mata untuk melihat dibawah air, memiliki indra penciuman yang buruk akan tetapi memiliki pendengaran yang baik berguna dalam komunikasinya. (Nowak, 1999) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen tunggal Delphinus delphis. (Delphinidae) 9. Dermoptera Ordo
: Dermoptera
Dermoptera atau sering disebut kubung dalam bahasa Indonesia, adalah mammal yang mampu meluncur diantara pepohonan dalam jarak yang jauh. Persebarannya sangat terbatas hanya di daerah indochina selatan dan asia tenggara. Kubung adalah hewan crepuscular dan nokturnal, tinggal di lubang pada pohon saat siang hari. Kubung bergerak lambat dan lemah di permukaan tanah, akan tetapi baik dalam memanjat. Menggunakan selaput ptagium dari leher ke jari, kemudiang tungkai dan dari tungkai belakang ke ekor dalam peluncurannya. Kubung memakan daun, kuncup, bunga, buah dan getah dari pohon dengan lidah yang besar dan incisivus bawah yang terspesialisasi melebar seperti sisir. Sedangkan incisivus atas seperti caninus, dengan caninus yang memilipi akar ganda. Memiliki wajah seperti lemur dan mata yang besar. Permukaan dorsal tubuhnya hampir menyerupai permukaan pohon. (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen tunggal Galeopterus variegatus(Cynocephalidae). 10. Rodentia Ordo Subordo Hystricomorpha
: Rodentia : Siuromorpha, Castorimorpha, Myomorpha, Anomaluromorpha,
Rodentia adalah kelompok hewan mammal yang paling beragam, sekitar 42% jenis hewan mammal adalah rodentia. Terdiri dari 5 subordo: Sciuromorpha, termasuk didalamnya bajing. Castorimorpha, termasuk di dalamnya berang-berang dan tikus kangguru.
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
Myomorpha, termasuk didalamnya jerboa dan wirok. Anomaluromorpha, termasuk didalamnya bajing luncur. Terakhir, Hystricomorpha termasuk di dalamnya landak liar. Hidup anggota rodentia beragam dari arboreal, fossorial dan beberapa hidup akuatik. Kebanyakan rodent adalah herbivora, namun beberapa omnivora. Sistem sosial pada rodent beragam dari soliter hingga membentuk sistem sosial yang kompleks. Memiliki sepasang incisivus atas dan bawah yang membesar, tajam dan tumbuh terus menerus. Memiliki diastema antara incisivus dan premolar. Enamel incisivus hanya ada pada permukaan anterior. Terdapat bukaan orbital pada dorsal gigi molar dan premolar. Os pterygoid berkembang dengan baik, biasanya memiliki clavicle, (Vaughan et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen dari 2 familia dan 5 spesies; Callosciurus notatus(Sciuridae), Bandicota indica(Muridae), Rattus sp.(Muridae), Rattus tiomanicus(Muridae) dan Rattus exulans(Muridae). 11. Sirenia Ordo
: Sirenia
Sirenia termasuk di dalamnya dugong, manatee dan sapi laut adalah kelompok hewan mammal akuatik yang hidup di perairan pesisir, terkadang masuk ke perarian air tawar. Tubuhnya masif, berbentuk fusiform dengan tungkai depan seperti dayung tanpa adanya tungkai belakang ataupun sirip dorsal. Tengkoraknya berat dan padat. Hanya memiliki gigi molar dan terkadang incisivus, tidak ada caninus kecuali pada jenis fossil. Kulitnya tebal, kuat dan hanya memiliki rambut sensoris di dekat bibir. Kepalanya membulat, mulut kecil dan moncong datar. Glandula mammae berada di bagian pectoral, testes abdominal. Nostril berkatup, mata dapat melihat di bawah air. Sirenian hidup soliter, berpasangan ataupun berkelompok kecil. Mereka memakan vegetasi air yang bermacam-macam yang hidup di pinggir perairan dangkal. (Nowak, 1999) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen tunggal Dugong dugon(Dugongidae). 12. Proboscidea Ordo
: Proboscidea
Proboscidea saat ini hanya tersisa satu famili saja, Elephantidae. Hewan ini memiliki karakter yang mencolok yaitu dengan adanya belalai yang fleksibel dan berototHorsfield. Belalai ini sebenarnya adalah pemanjangan dari hidung, berguna untuk mengambil benda
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
kecil. Kepalanya besar dan kupingnya luas dan berbentuk seperti kipas, lehernya pendenk dan tubuhnya panjang dan masif. Tungkainya besar dan seperti tiang. Kulitnya sangat sedikit berambut, tidak memiliki kelenjar sebasea. Memiliki rumus gigi 1/0 0/0 3/3 3/3 = 26. Incisivus atas tumbuh sepanjang hidupnya menjadi sepasang gading yang besar. Memiliki gigi molar lophodont. Tengkoraknya tebal, pendek dan besar, dengan tulang nasal yang sangat pendek. Anggota proboscidea hidup di hutan, savannah dan lembah sungai. Hewan ini memakan vegetasi dengan konsumsi 225kg per hari. (Nowak, 1999) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen tunggal Elephas maximus(Elephantidae). 13. Scandentia Ordo
: Scandentia
Familia
: Tupaiidae
Dalam bahasa lating berarti “pemanjat”, adalah hewan mammal yang arboreal, semiarboreal dan terrestrial. Hidup di lingkungan berhutan lebat dan tebing berbatu. Tergantung spesiesnya, biasanya hidup dalam lubang di bebatuan atau akar. Seluruh anggotanya adalah diurnal kecuali Ptilocercus lowii. Merupakan hewan omnivora yang memakan serangga dan buah-buahan. Bertubuh kecil, aktif dan cekatan dengan hidung yang pangang dan mata yang besar. Memiliki vibrisae yang pendek dan daun telinga pendek dan membulat. Memiliki rumus gigi 2/3 1/1 3/3 3/3 = 38. Incisivus seperi caninus, sendangkan caninus kecil menyerupai premolar. Molar atas dilambdodont. (Martin et al, 2011) Pada koleksi Museum Biologi UGM terdapat spesimen tunggal Tupaia javanica(Tupaiidae).
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM MAMMALOGI LABORATORIUM SISTEMATIKA HEWAN
No. Dokumen Berlaku sejak
FO-UGM-BI-07-13 03 juni 2008
Revisi
00
Halaman
V. Daftar Pustaka Fakultas Biologi UGM. 2012. Universitas Gadjah Mada » Museum Biologi. Diakses di http://biologi.ugm.ac.id/?page_id=1886 pada tanggal 19 April 2015 Feldhamer, George A. Lee C Drickamer. Stephen H Vessey. Joseph F Merritt. Carey Krajewski. 2007. Mammalogy: Adaptation, Diversity, Ecology 3rd Ed.. Jhons Hopkins University Press: Baltimore Martin, Robert E. Ronald H Pine. Anthony F DeBlase. 2011. A Manual of Mammalogy: With Keys to Families of the World 3rd Ed. Waveland Press: Illinois Nowak, Ronald M. 1999. Walker's Mammals of the World: Volume II 6th Ed.. Jhons Hopkins University Press: Baltimore Vaughan, Terry. James Ryan. Nicholas Czaplewski. 2011. Mammalogy 5th Ed.. Jones and Bartlett Publisher: Sudbury
Sumber Klasifikasi Ilmiah
University of Michigan. 2014. ADW: Mammals: Classification. Diakses di http://animaldiversity.org/ pada tanggal 19 April 2015