PERTEMUAN 11
Bahan Ajar 11. JENIS KOLEKSI MUSEUM: Studi Kasus Museum Mpu Tantular PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara dengan kebudayaan yang beragam dan tersebar diseluruh penjuru provinsi. Setiap kebudayaan memiliki kekhasan tersendiri, kekhasan yang dimiliki merupakan identitas suatu budaya tersebut. Identitas tersebut terdapat pada benda – benda yang digunakan dalam kegiatan kebudayaan tersebut. Benda yang telah merupakan peninggalan saat ini dapat dipelajari guna memperoleh pengetahun tentang kebudayaan dan identitas Negara Indonesia dulu. Benda peninggalan dapat memberikan informasi – informasi mengenai arti, fungsi dan menggambarkan kebudayaan dan keanekaragaman budaya nusantara. Pentingnya bimbingan edukatif kultural pada generasi dengan mencerdaskan kehidupan bangsanya sebagaimana tercantum dalam Pembukan Undang – Undang Dasar 1945, maka pelestarian adanya benda peninggalan bersejarah tersebut dapat dikenal dengan nama museum. Museum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yangg patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu atau tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasal dari bahasa yunani klasik ―Mouseon‖, yaitu bagunan suci sebagai pemujaan kepada Sembilan dewi seni dan ilmu pengetahuan yunani kuno Sebagai lembaga yang berfungsi sebagai melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau bukan cagar budaya, dan mengkomunikasikan kepada masyarakat ( UU RI No. 11 Tahun 2010 Pasal 18). Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis : 1. Museum Umum, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi. 2. Museum Khusus, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis :
1
1. Museum Nasional, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional. 2. Museum Provinsi, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah provinsi dimana museum berada. 3. Museum Lokal, museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal, mewakili dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya dimana museum tersebut berada. Museum MPU Tantular merupakan museum dengan jenis umum dan museum milik pemerintah berdasarkan provinsinya atau museum provinsi. Museum MPU Tantular yang sekarang berada di Jl. Raya Buduran - Jembatan Layang, Sidoarjo-61252, yang diresmikan pada tanggal 14 Mei 2004 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Jawa Timur, Bapak Dr. H. Rosiyo, Msi. GAMBARAN UMUM Dahulu pada zaman Yunani Kuno pada saat mitos Dewa dan Dewi ada di puncaknya dipercaya ada 9 dewi pemelihara kesenian dan ilmu pengetahuan, puteri dari Dewa Zeus dan Dewi Mnemosyne, antara lain: Calliope Dewi puisi kepahlawanan, Clio Dewi Sejarah, Erato Dewi puisi cinta, Euterpe Dewi musik dan lirik, Melpomene Dewi Tragedi, Polymhymnia Dewi puisi sakral, Terpsichore Dewi tari, Thalia Dewi komedi, Urania Dewi astronomi. Kuil pemujaan untuk para Dewi disebut Museon, yang berasal dari kata Yunani Klasik yang direduplikasi menjadi kata Museum. Museum Mpu Tantular merupakan kelanjutan dari Stedelijk Historisch Museum Surabaya yang didirikan oleh Von Faber, pada tahun 1933. Koleksi pada awalnya hanya berupa pameran biasa kemudian dengan bantuan janda janda bernama Ny. Han Tjiong King, museum dipindahkan ke Jalan Tegalsari yang memiliki bangunan yang lebih luas. Kemudian dipindahkan ke Jalan Pemuda no. 3 Surabaya oleh pemerhati museum pada tanggal 25 Juni 1937. Museum dikelola oleh Yayasan Pendidikan Umum yang didukung oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sepeninggalan Von Faber, Museum dibuka dengan nama Museum Jawa Timur pada tanggal 23 Mei 1972. Tanggal 13 Februari 1974, Museum berubah status menjadi Museum Negeri dan diresmikan pada tanggal 1 November 1974 dengan nama Museum ―Mpu Tantular‖ Provinsi Jawa Timur. Dengan bertambahnya koleksi, membuat gedung di jalan Pemuda no. 3 tidak lagi mencukupi hingga akhirnya pada pertengahan tahun 1975 Museum dipindahkan ke tempat yang lebih luas yaitu di Jalan Taman Mayangkara No. 6 Surabaya, yang diresmikan pada tanggal 12 Agustus 1977 oleh Gubernur Jawa Timur Sunandar Priyosudarmo.
2
Seiring dengan berjalannya waktu, koleksi museum semakin bertambah, demikian juga berbagai kegiatan edukatif kultural yang dilaksanakan di museum, sehingga membutuhkan tempat yang semakin luas, akhirnya pada tanggal 14 Mei 2004 museum kembali menempati lahan baru di Sidoarjo, tepatnya di jalan raya Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Karaterisrik Museum Pengambilan nama Mpu Tantular merupakan nama seorang pujangga dari kerajaan Majapahit yang hidup dalam pertengahan abad XIV dari kerajaaan Majapahit, terkenal dengan Kitab Arjunawijaya dan Sutasoma. Nama Mpu Tantular juga mengandung pengertian, ―Mpu‖ yang berarti Ibu, yaitu titik pusat segala gerak dan pandangan hidup, "Tantular" berarti tak tertulari, tak terpengaruh, tak menyimpang, tak berubah, jadi tetap mengkhusukkan diri, untuk mencapai kehidupan abadi. Dengan Pemberian nama tersebut diharapkan museum dapat mewarisi hakekat dan kemurniannya. Museum Mpu Tantular memiliki karakter sebagai museum sejarah serta museum ilmu pengetahuan. Museum Mpu Tantular memiliki Bangunan Museum terdiri dari duabelas buah bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 3,28 hektar. Bangunan-bangunan tersebut terdiri dari : 1. Gedung Tata Usaha 2. Ruang Kepala Museum 3. Gedung Perpustakaan 4. Gedung Pameran Tetap (Gedung Majapahit) 5. Galeri Von Faber 6. Gedung Pameran Tuna Netra 7. Ruang kerja Koleksi 8. Storage 9. Gedung Preparasi 10. Laboratorium Konservasi 11. Gedung Bimbingan Edukasi 12. Mushola Jam berkunjung di Museum Mpu Tantular : -
Senin : Pameran museum tutup, kantor buka
-
Selasa s/d Kamis : pukul 08.00 – 15.00 WIB
-
Jumat : pukul 08.00 – 14.00 WIB
-
Sabtu : pukul 08.00 – 12.30 WIB
-
Minggu : pukul 08.00 – 13.30 WIB
*Hari libur nasional museum tutup. 3
Tujuan dan Fungsi
Visi
Mewujudkan masyarakat yang cinta dan bangga terhadap budaya sendiri.
Misi
Tugas dan fungsi museum sebagai tempat wisata budaya secara komunikatif, produktif, inovatif, ekonomis dan nyaman kepada masyarakat umum. Tujuan Museum Mpu Tantular yaitu sebagai melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional untuk memperkuat jiwa kesatuan nasional. Dengan fungsi sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pengumpulan, perawatan, pengawatan dan penyajian benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah 2. Pelaksanaan bimbingan edukatif kultural dan penyajian rekreatif benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah 3. Pelaksanaan publikasi hasil penelitian koleksi benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah 4. Pelaksanaan urusan perpustakaan dan dokumentasi ilmiah Dengan tujuan dan fungsi tersebut Museum Mpu Tantular memiliki tugas memberikan informasi seluas – luasnya mengenai arti, fungsi dan seluk beluk tentang koleksi museum yang mengambarkan keanekaragaman budaya nusantara. Seperti yang tercantum dalam Tugas Museum Mpu Tantular : 1. Mengumpulkan, merawat, mengawetkan, menyajikan dan meneliti benda cagar budaya(BCB). 2. Menerbitkan hasil penelitian BCB. 3. Memberikan bimbingan edukatif kultural dan penyajian rekreatif yang mempunyai nilai budaya dan ilmia kepada masyarakat.
Jenis Informasi
Informasi yang disampaikan oleh Museum Mpu Tantular merupakan pengetahuan dari koleksi yang dihimpun berupa keanekaragaman budaya dan periodisasi budaya tersebut yang tercermin dari benda – benda peninggalan pada masa tersebut. Selain koleksi tentang peninggalan budaya serta peristiwa peristiwa yang terjadi di Indonesia, Museum Mpu Tantular juga memberikan pengetahuan tentang cara kerja benda – benda IPTEK disekitar kita. Koleksi tersebut diperuntuhkan untuk pelajar yang masih berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dan SAINS, karena koleksi tersebut dapat dipraktekkan secara langsung sesuai dengan pengatahuan yang didapatkan di dalam kelas.
Koleksi 4
Koleksi yang terhimpun oleh Museum Mpu Tantular diklasifikasikan berdasarkan 10 jenis menurut klasifikasi Museum itu sendiri yaitu, 1. Koleksi Geologi (01) Koleksi yang merupakan obyek disiplin ilmu geologi meliputi batuan dan mineral. Contohnya : Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan Maetamorf. 2. Koleksi Biologi (02) Koleksi yang merupakan obyek penelitian ilmu biologi meliputi fosil manusia dan binatang. Contohnya : Fosil Gading Gajah Purba, Asal Bojonegora, fosil tengkorak buaya asal sungai Porong, Sidoarjo, fosil penyu asal pacitan, fosil siput asal Sidoarjo dan Duplikat Fosil Tengkorak Manusia Purba mulai dari Aistralopithecus Africanus yang berusia 3,5 juta tahun hingga Homo sampien yang berusia 20.000 tahun. 3. Koleksi Etnografi (03) Koleksi yang menjadi obyek penelitain ilmu Antropologi, meliputi hasil budaya dan menggambarkan identityas suatu etnis. Contohnya, Jodhang (Wadah Hantaran Lamaran), keris dan tombak, topeng dongkrek, dan lain sebagainya. 4. Koleksi Arkeologi (04) Koleksi merupakan hasol budaya masa lampau yang menjadi obyek penelitian arkeologi. Contohnya, prasasti batu dan tembaga masa – masa kerajaan Jawa Timur. 5. Koleksi Histori (05) Koleksi yang mengandung nilai sejarah meliputi kurun waktu sejak masuknya budaya barat samapi sekarang, benda – benda tersebut berhubungan dengan suatu peristiwa. Contohnya, Senapan atau Meriam 6. Koleksi Numismatik dan Heraldika (06) Koleksi yang berupa mata uang atau alat tukar (token) yang sah. Heraldika adalah tanda jasa, lambing dan tanda pangkat resmi. Koleksi Numismatik adalah mata uang Indonesia kuno. 7. Koleksi Filologi (07) Koleksi yang menjadi obyek penelitian berupa naskah kuno yang ditulis dengan tangan mengenai suatu peristiwa. Contohnya, duplikat naskah Negarakertagama dari Majapahit. 8. Koleksi Keramik (08) 5
Koleksi yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Koleksi yang terhimpun merupakan koleksi dari Eropa, Cina dan alat – alat tradisional Indonesia. Contohnya, Mangkok, Guci, Vas, Cobek. 9. Koleksi Seni Rupa (09) Koleksi yang mengekpresikan pengalaman arstistik manusia melalui obyek dua atau tiga dimensi. Contohnya, lukisan dan Thuk – Thuk (Kentongan) 10. Koleksi Teknologi (10) Koleksi yang mengambarkan perkembangan industry berupa peralatan maupun hasil industry atau pabrik. Contohnya, Sepeda uap, Tlephon kuno, Delman dan sepeda kayu. Fokus koleksi pada Museum Mpu Tantular berupa benda-benda peninggalan sejarah khusus daerah Provinsi Jawa Timur. Koleksi museum Mpu Tantular mencakup semua daerah Jawa Timur akan tetapi, koleksinya masih belum lengkap. Struktur Organisasi Museum Mpu Tantular merupakan lembaga pemerintahan yang berkerja sebagai penyalur, penyimpan dan penyebar informasi dalam koleksi benda bersejarah. Lembaga yang dinaungi oleh Mentri Kebudayaan dan Pariwisata ini juga memiliki struktur organisasi guna mempertanggung jawabkan kinerjanya nantinya, yaitu : a. Kepala Museum, mempunyai tugas memimpin , mengkoordinasi, mengawasi, dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi museum diwilayah kerjanya. b.
Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas:
c.
melaksanakan pengelolaan surat menyurat, urusan rumah tangga dan kearsipan; melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan; melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan kantor; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum.
Seksi Koleksi dan Konservasi, mempunyai tugas:
menyusun rencana kegiatan dan program kerja; melaksanakan survei dan pengadaan koleksi; melaksanakan inventerasasi dan katalogisasi koleksi; melaksanakan penyusunan sumber data koleksi; melaksanakan dokumentasi dalam bentuk tulisan, suara, dan visual; melaksanakan penyusunan naskah petunjuk koleksi, penyusunan naskah buku tentang koleksi dan penelitian naskah kuno; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum. melaksanakan konservasi, fumigasi, restorasi, dan reproduksi koleksi; melaksanakan perawatan gedung dan peralatan teknis museum; 6
d. Seksi Preparasi dan Bimbingan Edukasi, mempunyai tugas:
menyusun rencana kegiatan dan program kerja;
melaksanakan penyusunan pedoman materi bimbingan untuk setiap jenjang pendidikan; melaksanakan bimbingan edukatif kultural, kegiatan pelajar, mahasiswa, dan pengunjung; melaksanakan pemutaran film dokumenter; melaksanakan museum keliling; melaksanakan penyusunan scenario video program tentang koleksi; melaksanakan penyusunan narasi slide program dan pembuatan alat peraga; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum. melaksanakan tata pameran dan renovasi pameran tetap; melaksanakan tata pameran khusus dan keliling; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum.
Fasilitas yang berada pada museum Mpu Tantular :
1. Gedung Pameran Pada gedung pameran terdapat koleksi-koleksi tentang prasejarah dan sejarah yang dikelompokkan dalam 10 jenis koleksi yang diurutkan berdasarkan periodisasi dengan membentuk alur cerita. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan dan penelitian koleksi agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk tujuan pendidikan dan rekreasi. Pada gedung pameran terdapat information desk yang berfungsi untuk pengunjung dalam pemberian informasi serta layanan pengunjung. Disana juga merupakan tempat untuk melakukan transaksi sebelum memasuki museum, untuk dewasa dikenai biaya sebesar Rp.2000,00 dan anak-anak Rp. 1.500,00. Gedung pameran memiliki 2 lantai. Lantai 1 berisi tentang koleksi-koleksi bersejarah seperti fosil,batuan, mata uang,patung,dan lain sebagainya. Pada lantai 2 berisi tentang koleksi IPTEK. Selain koleksi teknologi juga dipamerkan koleksi yang berupa alat peraga IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Terdiri dari 45 alat peraga, setiap alat peraga dapat digunakan oleh pengunjung, serta diharapkan pengunjung terutama pelajar bisa langsung mempraktekkan pelajaran yang didapat di sekolah. Koleksi tersebut diantaranya adalah seribu bayangan, miniatur PLTA, hukum bernoli (perbedaan tekanan udara), cermin cekung & cermin cembung, katrol, dan lain sebagainya. 2. Galeri Von Faber Galeri ini merupakan tempat pemutaran dokumentasi beberapa peninggalan kerajaan yang ada di Jawa Timur, khususnya sejarah mengenai candi – candi. Di tempat inilah para pengunjung yang datang dengan rombongan diarahkan awalnya ketempat tersebut sebelum memasuki ke dalam museum. 7
Nama galeri Von Faber di ambil dari pendiri museum yakni Godfried Hariowald Von Faber. Galeri von faber terdapat 2 lantai yang mana lantai 1 ketika Kami sedang observasi sedang terdapat koleksi-koleksi contoh baju pengantin daerah Jawa Timur. Adanya gedung bimbingan edukasi yang mana memiliki tujuan hampir sama seperti information desk yang berada pada gedung pameran untuk memberikan bimbingan tentang koleksi-koleksi yang berada di galeri Von Faber, serta adanya ruang aula dengan kapitas sekitar 50 orang. Pada lantai 2 terdapat koleksi-koleksi yang lebih mengarah hasil budaya, menggambarkan identitas suatu etnis serta tentang miniatur kesenian Jawa Timur seperti gamelan, topeng,dan lain sebagainya. 3. Galeri Pameran Tuna Netra Gedung ini merupakan tempat koleksi yang berfungsi sebagai para tuna netra dalam menambah informasinya mengenai koleksi yang ada di museum Mpu Tantular. Hal ini sebagai bentuk atas kepedulian dari pihak museum dan pemeritah setempat untuk dalam memberikan fasilitas bagi pengunjung yang menderita kebutaan atau tuna netra. Isi dari ruangan ini hampir sama dengan museum utama yang ada di lantai 1 namun terdapat petunjuk berupa tulisan dengan huruf braile. Ada juga petunjuk tentang huruf braile jadi kita sebagai orang normal bisa belajar tentang huruf braile. Koleksi yang ada disini merupakan duplikat dari koleksi-koleksi yang ada di ruang pameran utama. 4. Ruang Kerja Koleksi Ruang kerja koleksi merupakan ruangan yang digunakan untuk mengolah koleksi yang datang ke museum. Ruang kerja ini terletak pada bagian belakang dan agak terpisah dengan ruang utama museum. Pengelolaan berdasarkan ke 10 kategori yang telah dijelaskan pada gambaran umum. Kategori tersebut dibuat sendiri oleh pengelola yang ada di museum. 5. Storage Tempat ini merupakan tempat menyimpan koleksi museum yang tidak dipamerkan didalam museum (hal ini deisebabkan tempat yang tidak mencukupi di dalam museum, hanya saja dipamerkan ketika pada moment-moment tertentu, misalkan adanya pameran di daerah luar Pulau Jawa ataupun adanya festival museum yang diadakan pada setiap bulan November). Dan juga merupakan tempat koleksi museum dengan beberapa benda yang termasuk dalam konservasi. 6. Gedung Preparasi Gedung yang digunakan untuk mempersiapkan koleksi yang nantinya akan dipajang di ruang pemeran.
8
7. Laboratorium Konservasi Ruang yang digunakan untuk merawat koleksi. Perawatannya tergantung dari jenis koleksi. ANALISIS DAN TEMUAN Temuan pada Museum Mpu Tantular Museum Mpu Tantular memiliki 3 bidang yang mnyusun didalamnya yakni Tata Usaha, Koleksi dan Koservasi, serta Bimbingan Edukasi dan Preparasi. 1. Tata Usaha (TU) Bagian yang melaksanakan pengelolaan surat menyurat, urusan rumah tangga dan kearsipan, melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan, melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan kantor, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum. Pada ruang TU kami bertemu dengan Ibu Nina sebagai Kasubbag TU untuk melakukan ijin observasi serta wawancara mengenai gambaran umum, koleksi, dan layanan yang ada pada museum Mpu Tantular. Beliau menjelaskan, museum Mpu Tantular merupakan museum provinsi Jawa Timur yang mana koleksi mewakili Provinsi Jawa Timur dengan meliputi benda, kebudayaan, serta peninggalan. Dari segi pengunjung, setiap hari ada pengunjung dan setiap tahun ada peningkatan dengan jumlah sekitar rata-rata 200-300 pengunjung. Menurut Bu Nina, adanya perbedaan antara gedung pameran lama yang mana terletak di Jalan Taman Mayangkara No.6 Surabaya dengan yang terletak di Jalan Raya Buduran. Perbedaan tersebut yakni :
Indikator
Kapasitas
Fasilitas
Gedung Pameran Lama
Gedung Pameran Baru
(Jalan Taman Mayangkara No.6 (Jalan Raya Buduran Sidoarjo) Surabaya) 1. Koleksi yang dipamerkan 1. koleksi yang dipamerkan sedikit dikarenakan ruangan cukup banyak karena ruang tidak memadai untuk pajang lebih luas sehingga menampung koleksi yang menampung koleksi yang banyak. banya. 2. design ruangan kurang menarik 2. Design ruangan lebih menarik dan ruangannya sempit. karena yakni dengan menggunakan desain yang unik serta memiliki lahan yang luas. 1. Fasilitas kurang memadai seperti contohnya fasilitas parkir bagi pengunjung yang datang. Pengunjung banyak 9
1. Fasilitas memadai seperti contohnya fasilitas parkir yang luas baik khusus roda empat atau roda dua, adanya
Pengunjung
yang mengeluh tentang bau yang kurang sedap akibat dari kotoran hewan.
joglo sebagai tempat untuk beristirahat dan sebagai tempat untuk mengadakan pagelaran seni setiap bulannya.
1. Jumlah pengunjung banyak hal ini dikarenakan tempatnya strategis berdekatan dengan adanya kebun binatang.
1. Jumlah pengunjung banyak hal ini dikarenakan tempatnya luas tetapi lokasinya kurang strategis, tidak terletak di Surabaya. Hal ini terbukti ketika Kami sedang observasi ada rombongan anak TK yang sedang berkunjung museum Mpu Tantular, beberapa siswi SMA, serta pasangan suami istri yang mengantarkan putranya untuk berkunjung museum Mpu Tantular.
Sumber : Wawancara dengan Ibu Nina Kepala TU 2. Koleksi dan Konservasi Bagian yang melaksanakan survei dan pengadaan koleksi, melaksanakan inventerasasi dan katalogisasi koleksi, melaksanakan penyusunan sumber data koleksi, melaksanakan dokumentasi dalam bentuk tulisan, suara, dan visual, melaksanakan penyusunan naskah petunjuk koleksi, penyusunan naskah buku tentang koleksi dan penelitian naskah kuno, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Museum, melaksanakan konservasi, fumigasi, restorasi, dan reproduksi koleksi, melaksanakan perawatan gedung dan peralatan teknis museum. Koleksi yang ada di museum Mpu Tantular berjumlah 14.956 koleksi, koleksi tersebut tidak seluruhnya dipamerkan pada ruang pameran sebagian koleksi tersimpan pada ruangan storage untuk persiapan pameran pada moment tertentu, sebagaian berada pada gedung preparasi untuk mempersiapkan koleksi yang nantinya akan dipajang di ruang pameran secara bergilir, serta berada pada laboratorium konservasi untuk merawat koleksi yang mengalami kerusakan seperti contohnya berkarat. Koleksi – koleksi yang ada pada museum Mpu Tantular diklasifikasikan ke dalam 10 jenis koleksi. Salah satu tugas seksi koleksi dan konservasi yaitu melaksanakan survei dan pengadaan koleksi. Pengadaan merupakan suatu kegiatan pengumpulan (collecting) berbagai benda yang akan dijadikan koleksi museum termasuk yang dilakukan di Museum Negeri Mpu Tantular, baik berupa benda asli (realia) ataupun tidak asli (replika). Pengadaan koleksi memiliki 2 tujuan pokok, yaitu: 1. Penyelamatan warisan sejarah alam dan sejarah budaya seperti contohnya budaya tentang reog ponorogo,karapan sapi,dan lain sebagainya, dan sejarah alam seperti prasasti, bebatuan,dan lain sebagainya.
10
2. Sebagai bahan penyebarluasan informasi mengenai kekayaan warisan sejarah alam dan sejarah budaya dengan melalui pameran museum baik pameran tetap, maupun temporer. Pengadaan koleksi museum dapat dilakukan dengan cara: (1) Hibah (hadiah atau sumbangan) Hibah merupakan pemberian barang langka atau bersejarah oleh seseorang tanpa meminta imbalan kepada museum dengan harapan benda yang diberikan tersebut dapat dirawat dengan baik, dapat membantu pelestarian budaya, dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran untuk generasi penerus bangsa.
(2) Titipan Titipan merupakan kegiatan penitipan benda langka ke museum dalam jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya. Namun di museum negeri Mpu Tantular, kegiatan titipan ini tidak dilakukan. Mengingat benda – benda tersebut butuh perawatan, sedangkan dana yang ada di museum Mpu Tantular juga terbatas. (3) Pinjaman Museum Mpu Tantular dapat melakukan pinjaman koleksi yang memiliki nilai sejarah khususnya tentang kebudayaan Provinsi Jawa Timur dengan membentuk barang tiruananya seperti contohnya koleksi tentang peninggalan kerajaan Majapahit dan koleksi tersebut berada pada museum nasional sehingga museum Mpu Tantular melakukan replika terhadap koleksi tersebut.
(4) Hasil temuan (dari hasil survei, ekskavasi, atau sitaan) Ekskavasi merupakan proses menggali tanah pada kedalaman tertentu dengan tujuan untuk memperoleh benda – benda bersejarah, misalnya fosil ataupun batu yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan masa lalu. Penggalian ini biasanya dilakukan secara rutin oleh BP 3 atau arkeologi. Sitaan merupakan proses pengambilan barang yang mana adanya proses ilegal tanpa adanya ijin untuk mengadakan suatu kegiatan seperti contohnya perdagangan ilegal negara Cina di Indonesia sehingga koleksi-koleksi tersebut dapat menjadi ilegal dan disimpan pada museum seperti halnya mata uang suatu negara. (5) Imbalan jasa (pembelian dari hasil penemuan atau warisan). Jual beli atau imbalan jasa merupakan pengadaan koleksi dengan cara membeli atau memberikan imbalan kepada seseorang yang menyerahkan barang langkanya kepada museum.
11
Koleksi museum dapat disebut cagar budaya minimal memiliki usia 50 tahun atau belum mencapai usia 50 tahun tetapi koleksi tersebut dapat mewakili budaya lama seperti halnya batik dengan mengetahui perkembangan ragam motif, nilai atau peasan dari batik, jenis kain dan lain sebagainya serta ukiran-ukiran. Selain melalui 4 cara pengadaan koleksi yang dilakukan oleh museum Mpu Tantular, pihak koleksi juga dapat mengadakan koleksi dengan cara survey lokasi secara langsung. Dimana cara ini biasa dilakukan bersinambungan dengan program museum dalam mengadakan museum keliling. Museum keliling ini merupakan program rutin dari Musem Mpu Tantular. Setiap tahun museum keliling ini diadakan sebanyak 4 atau 5 kali ke daerah yang berbeda – beda, dan khusus hanya wilayah Jawa Timur saja. Museum keliling ini biasanya diadakan juga melalui permintaan suatu daerah ( misalnya Malang ) untuk mengadakan pameran museum di kotanya selama kurang lebih 2 – 3 hari. Terkadang permintaan ini dibarengi dengan perayaan ulang tahun kota daerah tersebut. Dalam pengadaan koleksi museum Mpu Tantular sendiri tidak dapat dipastikan pengadaannya. Berbeda dengan pengadaan koleksi di perpustakaan yang dapat dipastikan, misalnya setiap 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali atau sesuai dengan kebijakan di perpustakaan. Namun jika pengadaan di museum tidak dapat dipastikan seperti itu, mengingat koleksi yang didapatkan juga tidak diperjualbelikan secara bebas ( seperti, toko buku ). Koleksi yang dipamerkan juga berasal dari tempat – tempat yang khusus ( melalui penggalian ataupun adanya penawaran dari pemilik benda – benda bersejarah ). o
Konservasi adalah Kegiatan yang bertujuan untuk melakukan perlindungan dari bahaya kerusakan yaitu memelihara atau merawat sesuatu ( benda ) dari gangguan, kemusnahan. Kegiatan konservasi koleksi museum dibedakan menjadi :
1. Maintenance part : Menyangkut suatu tindakan yang ditujukan kepada lingkungan tempat menyimpan obyek. karena tempat tersebut mendatangkan bahaya atau kerusakan. Dalam hal ini, si obyek dalam keadaaan sehat atau baik. 2. Treatmen part, Tindakan perawatan yang ditujukan kepada obyek ( benda koleksi ) yang mengalami kerusakan atau kena gangguan suatu penyakit. Dengan melakukan pemeriksaan serta tindakan sehingga obyek bisa baik. Kegiatan konservasi di Museum dikelompokkan sesuai dengan bahannya yaitu : konservasi organik dan konservasi anorganik. Koleksi-koleksi yang sudah di konservasi kemudian disimpan pada ruang storage. Hal ini bertujuan untuk dapat meletakkan benda-benda koleksi yang tidak dipamerkan. Sehingga ditempatkan di Storage. Ruangan yang ada di Museum Mpu Tantular sebagai penyimpanan benda-benda koleksi ada 2 yaitu :
Storage ( 1 ) yang menyimpan benda-benda koleksi yang tidak dipamerkan di Museum Utama Storage ( 2 ) sama halnya storage yang ada di storage 1 hanya saja pada storage ini lebih sering disebut sebagai laboratorium, yang berfungsi sebagai pengkonservsian
12
benda-benda koleksi museum yang berupa keramik, lukisan, dan yang berhubungan dengan zat kimia dalam penanganannya.
3. Bimbingan Edukasi dan Preparasi Bagian melaksanakan penyusunan pedoman materi bimbingan untuk setiap jenjang pendidikan, melaksanakan bimbingan edukatif kultural, kegiatan pelajar, mahasiswa, dan pengunjung, melaksanakan pemutaran film dokumenter, melaksanakan museum keliling, melaksanakan penyusunan scenario video program tentang koleksi, melaksanakan penyusunan narasi slide program dan pembuatan alat peraga, melaksanakan tata pameran dan renovasi pameran tetap, melaksanakan tata pameran khusus dan keliling. o
Bagian preparasi merupakan proses pengaturan tempat koleksi-koleksi yang dimiliki oleh sebuah museum perlu dipamerkan untuk diinformasikan kepada umum. Agar pameran ini dapat menarik perhatian pengunjung, perlu dilakukan penataan yang baik. Koleksi yang tidak dipamerkan harus disimpan dengan baik di ruangan penyimpanan (storage). Agar tidak terjadi kebosanan terhadap pengunjung perlu diadakan pergantian koleksi yang dipamerkan dengan yang disimpan. Koleksi yang berada baik di ruang pameran maupun di ruang simpan harus cukup terlindung dari api, coretan dan bencana alam. Perlu ditetapkan prosedur penanganan dalam keadaan darurat. Kondisi Gedung Museum mempunyai peran yang tidak sedikit dalam kaitan dengan pengamanan Benda Cagar Budaya.
Kami dapat menyimpulkan bahwa adanya perbedaan antara konservasi dengan preparasi pada koleksi benda dan tata ruang bangunan serta pameran.
Konservasi : fokus pada penanganan perawatan dan pelestarian benda koleksi. Preparasi : fokus pada penangan peletakan, perawatan dan pengaturan dan pelestarian pada bangunan museum, seperti halnya tata ruang pameran, gedung Tuna netra (museum)
Pada bangunan Gedung Tuna Netra disetiap sudut bangunan yang terbentuk memiliki maksud tertentu yakni, yang disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki oleh seseorang yang menderita cacat pada mata (kebutaan). Misalkan : segala informasi yang berbentuk tulisan menggunakan huruf Braille, jalan yang melandai yang fungsinya untuk memudahkan pengunjung tuna netra untuk dapat berjalan menuju gedung tersebut, benda-benda koleksi didalamnya merupakan replica karena fungsinya agar dapat diraba dan dipegang. Pada gedung pameran terdapat koleksi-koleksi tentang prasejarah dan sejarah yang dikelompokkan dalam 10 jenis koleksi yang diurutkan berdasarkan periodisasi dengan membentuk alur cerita. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan dan penelitian koleksi agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk tujuan pendidikan dan rekreasi. Pencahayaan pada bangunan museum pada umumnya sama dengan bangunan lainnya kecuali pada areal pameran . Pada areal pameran , pada umumnya pencahayaan terdistribusi secara tidak merata . Pada umumnya pencahayaan menggunakan pencampuran antara cahaya buatan dan cahaya matahari. Akan tetapi pada museum Mpu Tantular hanya menggunakan 13
pencahayaan buatan. Hal ini dikarenakan pencahayaan buatan dapat lebih memberikan efek yang lebih bagus pada benda yang dipamerkan dibandingkan pencahayaan alami. Akan tetapi, seorang manusia pada umumnya lebih memilih keberadaan cahaya alami walaupun sedikit. Hal ini dikarenakan efek cahaya matahari yang berkesan hidup dibandingkan cahaya buatan yang berkesan mati atau redup. Pencahayaan ruangan diharapkan tidak melebihi terangnya pencahayaaan terhadap objek. Akan tetapi pencahayaan ruangan juga tidak diharapkan terlalu gelap sehingga objek yang dipamerkan terlalu kontrast. Seksi Bimbingan Edukasi Kultural di museum, merupakan salah satu seksi yang berhunbungan langsung dengan masyarakat luas untuk mempromosikan berbagai kegiatan museum serta menjalin kerja sama dengan berbagai instansi lain. Kegiatan Edukatif Kultural merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan museum dan koleksinya pada pengunjung dengan sistem dan metode yang bersifat edukatif. Penyampaian berbagai kegiatan edukatif kultural ditujukan untuk menanamkan dan meningkatkan apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini tentunya menitik beratkan pada pengembangan apresiasi dan pengetahuan siswa dan pengunjung lainnya. Berbagai kegiatan Edukatif Kultural yang telah dilakukan oleh Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur sebagai upaya untuk mempromosikan dan memasyarakatkan museum antara lain sebagai berikut : 1. Berbagai lomba seperti lomba mewarnai atau melukis, lomba rally sepeda kuno, dan lomba madding. 2. Berbagai pameran seperti pameran museum masuk sekolah, dan pameran keliling serta pameran bersama ( regional ). 3. Berbagai peragaan koleksi museum seperti peragaan membuat patung, peragaan memainkan wayang dan alat musik tradisioanal jawa (gamelan). 4. Berbagai ceramah seperti ceramah tentang koleksi museum, tentang permuseuman dan lain-lain. 5. Pembuatan CD interaktif yang membuat tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan koleksi museum. Dengan berbagai kegiatan yang ditampilkan, maka museum berharap dapat merubah image masyarakat bahwa museum tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda budaya saja, akan tetapi sekaligus sebagai sumber komunikasi, media belajar serta sumber informasi data budaya daerah atau bangsa. Kegiatan lomba merupakan kegiatan museum untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan tentang museum ( termasuk koleksi ), baik terhadap generasi muda maupun terhadap masyarakat lainnya. Adapun kegiatan selanjutnya yang dlakukan oleh kelompok yaitu melakukan pembelajaran dalam penyampaian informasi pada pengguna, dengan kata lain trik ketika menjadi tour guide, antara lain :
Memiliki tingkat kesabaran yang cukup Memiliki daya persuasive pada pengunjung dengan cara mengatur tata body language ketika menyampaikan informasi tersebut. Harus dapat mengetahui karakteristik pengunjung, mengingat pengunjung museum adalah berasal dari kalangan anak-anak TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, Umum (Nenek Kakek, dsb.) 14
Pengetahuan mengenai benda-benda koleksi yang dipamerkan, hal ini merupakan tergolong kategori penting. Mempunyai soft skill yang baik Bersikap ramah tamah dan komunikatif. Mengenakan pakaian rapi dan bersepatu.
Analisis Museum Mpu Tantular Tinjauan terhadap museum Mpu Tantular terdapat beberapa kriteria perancangan yakni : a. Berdasarkan Materi Koleksi 1. Museum Sejarah Materi yang dikoleksi dan dipamerkan adalah berdasarkan perkembangan sejarah. 2. Museum Ilmu Pengetahuan Tujuan adalah untuk mengkomunikasikan pemikiran-pemikiran dalam ilmu pengetahuan, dalam bentuk tiga dimensi, menambah rasa ingin tahu pengunjung tentang ilmu pengetahuan dan memberi informasi tentang penelitian-penelitian yang sedang dilakukan.
Museum Mpu Tantular memiliki koleksi yang berupa keanekaragaman budaya khususnya Jawa Timur serta adanya koleksi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dalam pembagian jenis koleksi terbagi menjadi 10 jenis. Koleksi museum Mpu Tantular sudah tepat hal ini dikarenakan adanya keberagaman koleksi dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Akan tetapi, koleksi museum Mpu Tantular belum fokus pada salah satu bidang, semisal untuk cagar budaya saja dikarenakan jenis koleksi dari museum masih beranekaragam. Selain ada benda cagar budaya di museum juga terdapat koleksi berupa perkembangan IPTEK. b. Berdasarkan Arsitektur 1. Museum dalam bentuk Istana/Kuil 2. Museum yang berasal dari Monumen 3. Museum baru yaitu museum yang memang direncanakan dan dirancang sebagai museum. Museum Mpu Tantular berdasarkan arsitektur merupakan museum baru. Hal ini dikarenakan gedung-gedung yang berada museum Mpu Tantular direncanakan dan dirancang sebagai museum yakni museum Provinsi Jawa Timur. Adanya gedung pameran, gedung TU, gedung preparasi, gedung bimbingan edukasi,dan lain sebagainya.
15
c. Berdasarkan Cara Penyajian 1. Presentasi Estetis Materi koleksi biasanya benda-benda seni dengan konsep dasar penyajian adalah isolasi objek dari pengamat. 2. Presentasi Historis Biasanya pada museum sejarah, antropologi, etnologi dan arkeologi di mana tujuannya adalah untuk menghidupkan kebudayaan lampau. 3. Presentasi Ekologis Biasanya untuk museum yang memamerkan koleksi dalam bentuk natural science. Museum Mpu Tantular berdasarkan cara penyajian menggunakan presentasi historis. Dalam display koleksinya, museum Mpu Tantular adanya pergantian sesuai dengan jenis kelompok periodisasinya. Penataan di museum Mpu Tantular juga masih belum sesuai kebermanfaatannya terbukti masih banyak patung-patung yang hanya digeletakkan di antara gedung pameran dan gedung Von Faber padahal patung-patung tersebut mempunyai nilai guna untuk pelestarian. Jika hal tersebut tetap terjadi maka koleksi-koleksi patung tersebut akan rusak dikarenakan kurang perawatan dan cara peletakaan yang kurang sesuai. Pada halaman depan museum, ada beberapa tanaman-tanaman yang dilestarikan, tetapi informasi yang menempel tentang tanaman tersebut kurang jelas karena lapuk oleh usia, terkena sinar matahari sehingga pengunjung kurang mengerti apa maksud dari informasi tersebut. d. Layanan Dalam pemberian layanan, museum Mpu Tantular lebih berorientasi pada pengunjung. Hal ini terbukti dengan adanya salah satu layanan yaitu gedung tuna netra. Dengan adanya gedung tuna netra juga memberikan kesempatan bagi pengunjung yang berkebutuhan khusus untuk memperoleh informasi tentang kebudayaan Jawa Timur. Jika pengunjung datang berkelompok dengan membawa surat ijin dari instansi asal pengunjung, petugas museum akan memberikan pelayanan dengan baik. Namum jika pengunjung datang secara perorangan, petugas akan membiarkan pengunjung tersebut berputar sendiri di daerah museum. Padahal seharusnya petugas tetap memberikan pelayanan yang sama meskipun pengunjung datang secara perorangan, tidak harus selalu menemani berputar-putar di daerah museum tetapi petugas harus ada yang menjaga di setiap sudut museum sehingga jika sewaktu-waktu pengguna membutuhkan bantuan, petugas bisa segera memberikan penjelasan kepada pengunjung.
16
PENUTUP Museum merupakan suatu badan tetap yang bersifat edukatif-kultural dan rekreatif. Museum terbuka untuk umum dan kehadiran serta fungsi-fungsinya adalah untuk kepentingan masyarakat dan kemajuan. Adapun pemeliharaan dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum adalah untuk melestarikan dan memanfaatkannya dalam rangka menunjang pengembangan kebudayaan nasional, yang dilakukan melalui upaya penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan.
Penyimpanan : Dalam upaya penyimpanan disebutkan ― Bahwa Benda Cagar Budaya yang disimpan di museum dapat diperoleh dari hasil penemuan, hibah, imbalan jasa, titipan, atau hasil dari kegiatan lain sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku‖. Pengamanan : Benda cagar budaya di museum ditujukan terhadap keaslian, keutuhan dan kelengkapan benda cagar budaya di museum dari gangguan atau kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam dan ulah manusia. Pemanfaatan : Benda cagar budaya di museum dilakukan dengan memperhatikan fungsi sosial dan upaya pelestariannya.
Penyajian benda cagar budaya di museum kepada masyarakat pada dasarnya dimaksudkan sebagai sumber informasi, sarana pendidikan dan rekreasi, dengan tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya. Dengan adanya beberapa faktor dalam fungsi museum sehingga diperlukannya manajemen organisasi informasi yang tepat. Seperti halnya pengadaan koleksi, administrasi, konservasi, bimbingan edukasi dan preparasi. Saran 1. Dengan adanya pembangunan gedung tuna netra di museum Mpu Tantular seharusnya mempunyai guide dari pihak museum untuk dapat memandu pengunjung yang tidak berkebutuhan khusus yang ingin mengetahui tentang gedung tuna netra. 2. Dengan adanya lokasi yang baru terletak di jalan Jembatan Layang Sidoarjo, museum Mpu Tantular mempunyai lokasi yang luas diharapkan mampu mendesign ruang yang menarik tanpa menghilangkan unsur edukasi seperti contohnya sekitar halaman depan museum Mpu Tantular terdapat patung
Bahan Bacaan
Ambrose, Timothy dan Crispin Paine (2006). Museum Basics. Edisi II. London dan New York: Routledge. Ataladjar, Thomas. B (2003). Toko Merah. Saksi Kejayaan Batavia Lama di Tepian Muara Ciliwung. Jakarta: Dinas Kebudayaan dan Permuseuman. Black, Graham (2005) The Engaging Museum: Developing museums for visitor involvement. London dan New York: Routledge. 17
Bradford, Hugh (1994). ―A New Framework for Museum Marketing‖, dalam K. Moore (ed), Museum Management. Routledge. Hlm. 41 – 51. Burcaw, G. Ellis (1975). Introduction to Museum Work. Nashville: The American Association for State and Local History. Cole, Denis (2008). ―Museum marketing as a tool for survival and creativity: the mining museum perspective‖, dalam Museum Management and Curatorship. Vol.23, No. 2 (Juni 2008). Hlm. 177 – 192. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2006). Pedoman Pengelolaan Museum. Direktorat Museum Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Gilmore, Audrey and Ruth Rentschler (2002). ―Change in museum management, a custodial or marketing emphasis?‖. Journal of Management Development. Goodlad, Sinclair and Stephanie McIvor (1998). Museum Volunteers. London: Routledge. Hein, George. E (1998). Learning in the Museum. London : Routledge. Heuken, Adolf (1982). Historcal Sites of Jakarta. Jakarta: Cipta Loka Caraka. Hooper-Greenhill, Eilean (1994). The Educational Role of the Museum. 2nd edition. London : Routledge. ——– (1996). Museums and Their Visitors. London dan New York: Routledge. ——– (2006).―Studying Visitor‖, dalam S. McDonald (ed), A Companion to Museum Studies. Blackwell Publishing. Hudson, Kenneth (1987). Museums of Influence. Cambridge University Press. Komatsuka, Carol M. (2007). ―Expanding the Museum Audience through visitor research‖. dalam R. Sandell and R.R. Janes (ed), Museum Management and Marketing. London dan New York: Routlegde. Kotler, Neil and Phillip (1998). Museum Strategy and Marketing: designing missions, building audiences, generating revenue and resources. San Fransisco: Jossey Bass.
18