PERTEMUAN 10 Bahan Ajar 10. Metode penanganan koleksi permuseuman) A. Pendahuluan Mengelola atau penanganan museum adalah tugas pokok seorang kepala museum. Dari uraian modul-modul terdahulu, kita sudah memahami, bahwa dari segi luas koleksi dan ruang lingkup kegiatannya, museum-museum yang ada menunjukkan pelbagai jenis dan mempunyai ukuran gedung dan koleksi yang besar sekali, maka cara penyelenggaraan dan pengelolaan berbeda dalam ruang lingkup dan jaringan komunikasinya. Seorang kepala museum, sebagai pengelola museum mempunyai tanggungjawab yang tidak sedikit. Lebih-lebih di zaman sekarang, setelah museum itu melebarkan sayap tugas-tugas kewajiban sebagai sarana ilmiah dan edukatif kultural (Agus, 1997/1998: 35). Menangani koleksi, mengatur kegiatan penelitian dan penerbitan laporan penelitian koleksi, mungkin dapat dianggap tugas rutin yang ringan. Akan tetapi, menyiapkan dan mengatur kegiatan penyajian koleksi dengan tujuan pelayanan masyarakat luas merupakan tugas yang ringan. Seorang kepala museum untuk dapat berhasil dalam usahanya mengelola museum yang dipercayakan kepadanya, dengan sendirinya harus mempunyai pengetahuan tentang semua keperluan museum, sarana, fasilitas, tenaga dan dananya. Dalam Pelaksanaannya, poses pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi perkelompok kemudian ditindaklanjuti dengan presentasi sehingga terjadi proses komunikasi dua arah antara mahasiswa dan dosen sebagai fasilitator. Adapun materi yang dijadikan bahan diskusi adalah artikel bertemakan “Metode Penanganan Koleksi Permuseuman” yang bersumber dari referensi online dari internet dan beberapa buku. Adapun kompetensi atau kemampuan akhir yang diharapkan adalah peserta mata kuliah dapat menjelaskan bagaimana metode penanganan koleksi permuseuman. Sedangkan yang menjadi kriteria penilaian atau 1
indikator pembelajaran yaitu, kemampuan peserta mata kuliah dalam menyampaikan pendapat, kemampuan wawasan, bicara di depan forum, serta kemampuan dalam menjelaskan materi tersebut. B. Uraian Bahan Pembelajaran Bahan pembelajaran ini disajikan dalam format powerpoint yang kemudian dipergunakan sebagai media pembelajaran pada saat tatap muka di kelas. Adapun materi yaitu tentang “Metode Penanganan Koleksi Museum” yang mencakup tentang bagaimana menangani keloksi-koleksi yang ada di museum, diantaranya : pendokumentasian, konservasi koleksi museum, perawatan koleksi museum, penelitian ilmiah, dan pameran. Khusus materi tentang pameran akan dibahas lebih lanjut pada modul berikutnya. 1.
Materi . Metode penanganan koleksi permuseuman Untuk menetapkan apakah suatu benda itu patut dijadikan benda koleksi museum,
ditentukan oleh suatu sistem penilaian, sistem kaidah dan aturan permainan yang kesemuanya itu dituangkan dalam suatu kebijakan pengadaan koleksi. Apabila tidak ada sistem dan kebijakan yang mengatur pengadaan koleksi, maka kerjanya tidak sistematis. Oleh karena itu perlu ada penanganan khusus tentang benda-benda koleksi yang ada di museum. Adapun metode penanganan koleksi permuseuman yaitu : pendokumentasian konservasi koleksi museum perawatan koleksi museum penelitian ilmiah a.
pendokumentasian Koleksi hasil pelbagai ekspedisi menjadi modal pameran tetap yang dipajang sesuai
dengan nilai-nilai intelektual dan sangat berguna bagi penyebaran informasi disiplin ilmu 2
yang berkaitan dengan koleksi itu.. Tetapi tidak jarang bahwa metode pencatatan pada saat pengumpulan koleksi terbatas pada identifikasi dan klasifikasi dari benda-benda calon koleksi itu saja. Pencatatan verbal untuk kepentingan dokumentasi benda koleksi saja pada saat sekarang dirasa kurang memadai. Oleh karena itu seorang petugas riset lapangan juga dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan metode dokumentasi visual. Hal ini sangat memudahkan nantinya apabila kurator koleksi akan melakukan katalogisasi. Ia juga mempunyai bahan referensi visual, bagi petugas preparasi dan presentasi, kelengkapan dokumentasi visual itu dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan metode presentasi yang kontekstual.
b. konservasi koleksi museum Dalam
konservasi
koleksi
museum,
hal-hal
yang
sangat
penting
untuk
diperhatikan, ialah : jenis bahan koleksi, jenis penyakit dan bentuk kerusakan koleksi, faktorfaktor penyebab kerusakan koleksi, administrasi konservasi, dan teknik konservasi. Di bawah ini, akan dijelaskan mengenai perawatan dan pengawetan benda-benda koleksi museum. Lebih jelasnya konservasi benda-benda koleksi museum. Karena tanpa perawatan dan pengawetan terhadap benda koleksi tersebut, niscaya akan mengalami kehancuran. Sehingga perlu beberapa pengaturan terhadap kondisi ruangan dan bendanya. Untuk hal tersebut di atas, diperlukan beberapa fasilitas, yaitu : fasilitas untuk konservasi, dan kondisi museum. Sebagai contoh untuk ruangan museum yang terlalu lembab akan menyebabkan antara lain: (a)
mempercepat tumbuhnya lumut, jamur (RH : 65% naik)
(b)
timbul perubahan warna pada lukisan dan barang-barang lain
(c)
korosi terhadap logam
3
(d)
larutan garam dapat diserap oleh keramik yang mempunyai kondisi porous (tidak padat) Dapat disimpulkan bahwa, kondisi museum harus dijaga untuk menghindari
kerusakan-kerusakan phisis dan biologis. Kondisi museum yang baik apabila mempunyai kelembaban 50-60% dan temperature 18-22 derajat celcius (Agus, 1997/1998). Sedangkan untuk sistem penyinaran di dalam museum adalah penting, untuk memperjelas penglihatan pengunjung, akan tetapi untuk sinar yang terlalu kuat akan menimbulkan photoreaksi terhadap benda-benda koleksi yang dapat berubah bahan organik. Kekuatan sinar yang baik adalah 50 lux, dengan sendirinya diperhitungkan dengan macam benda yang dipamerkan. c. perawatan koleksi museum Perawatan koleksi museum dalam prakteknya, dilaksanakan oleh para konservator yang mempunyai keahlian di bidang ilmu kimia, fisika, biologi dan ilmu pengetahuan bahan. Ada beberapa faktor yang dapat merubah kondisi atau yang dapat merupakan gangguan, bahkan kerusakan pada benda koleksi museum, yaitu : faktor iklim dan lingkungan, cahaya, serangga, mikro-organisme, pencemaran atmosterik, penanganan koleksi, bahaya api. Bagi koleksi yang terdapat debu, kotoran, polutan, kristal garam, noda, deposit dan patina, dapat dihilangkan secara mekanik, secara kimiawi, dengan cara desaltifikasi, atau dengan menggunakan berbagai alat perlengkapan laboratorium serta bahan khemikalia yang direkomendasikan. Bagi koleksi yang retak, rapuh, pecah, patah, gopal, terkikis, hilang sebagian; dapat dilakukan rekonstruksi, penguatan, pengisian, penambalan, pewarnaan, konsolidasi.
4
Bahan Bacaan Alam, Sayamsir. 1989/1990. ”Inventarisasi koleksi”, dalam Museografi jilid XIX. No.2. Jakarta: Depdikbud Anonim. 1989/1990. Museum Di Indonesia. Jakarta: Depdikbud Pramono, Arifin. 1989/1990. ’Manajemen koleksi”, dalam Museografi jilid XIX No.2. Jakarta : Depdikbud Sutaarga, Mohammad Amir. 1989/1990. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta : Depdikbud
5