BADAN PUSAT STATISTIK No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI NTT TAHUN 2013 DARI USAHA PERTANIAN SEBESAR 9,03 JUTA RUPIAH SETAHUN ATAU 0,75 JUTA RUPIAH PER BULAN
Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013), jumlah rumah tangga usaha tanaman padi sebanyak 373.686 rumah tangga, mengalami peningkatan sebesar 5,60 persen atau sekitar 19.821 rumah tangga dibandingkan ST2003.
Jumlah rumah tangga usaha tanaman bawang merah tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 9,57 ribu rumah tangga atau turun 52,64 persen dibandingkan tahun 2003.
Jumlah rumah tangga usaha kelapa dalam kurun waktu 2003 - 2013 meningkat 50,78 ribu rumah tangga atau naik sebesar 17,96 persen tiap tahun.
Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 3.136 rumah tangga atau turun 13,51 persen dari tahun 2003. Meskipun demikian, rata-rata penguasaan ayam ras pedaging per rumah tangga naik dari 41 ekor per rumah tangga menjadi 472 ekor per rumah tangga.
Rumput laut dan ikan nila merupakan jenis ikan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga yaitu masing-masing sebanyak 8,98 ribu rumah tangga dan 1,18 ribu rumah tangga.
Jumlah tanaman jati yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 12,38 juta pohon, meningkat 126,92 persen dibandingkan dengan tahun 2003.
Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian tahun 2013 dari sektor pertanian mencapai 9,03 juta rupiah per tahun atau 0,75 juta rupiah per bulan). Kontribusi pendapatan dari usaha di sektor pertanian sebesar 46,99 persen terhadap pendapatan rumah tangga pertanian.
1. PENDAHULUAN Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Sensus Pertanian setiap 10 tahun sekali. Kegiatan ST2013 merupakan kegiatan sensus yang ke enam yang diselenggarakan oleh BPS. Pelaksanaan ST2013 Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
1
dilakukan secara bertahap, dimulai dari Pemutakhiran Direktori Perusahaan Pertanian tahun 2012, Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian pada Mei 2013, dan dilanjutkan Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP2013) pada November 2013, serta Survei Rumah Tangga Usaha Subsektor Pertanian tahun 2014. Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian 2013 bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang populasi usaha pertanian, jumlah pohon/ternak dan juga distribusi pengusahaan lahan. Hasil pencacahan lengkap ST2013 telah digunakan untuk kerangka sampel dan angka patokan (benchmark) survei-survei di sektor pertanian. Sementara itu, kegiatan SPP2013 bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pendapatan/penerimaan rumah tangga usaha pertanian menurut subsektor serta mendapatkan data mengenai penguasaan, penggunaan, dan alih fungsi lahan dari rumah tangga pertanian. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, informasi yang disajikan merupakan hasil ST2013 menurut subsektor dan hasil SPP2013.
2.
KEGIATAN USAHA PERTANIAN
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di NTT didominasi oleh kegiatan usaha pertanian rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di NTT hasil ST2013 tercatat sebanyak 778.854 rumah tangga, meningkat sebesar 6,77 persen dari hasil ST2003 yang sebanyak 729.483 rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 38 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 498 unit. Tabel 1. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Jenis Usaha ST2003 dan ST2013 No .
Kabupaten
Rumah Tangga Usaha Pertanian (000 rumah tangga) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut %
(1) (2) 1 SUMBA BARAT 2 SUMBA TIMUR 3 KUPANG 4 TIMOR TENGAH SELATAN 5 TIMOR TENGAH UTARA 6 BELU 7 ALOR 8 LEMBATA 9 FLORES TIMUR 10 SIKKA 11 ENDE 12 NGADA 13 MANGGARAI 14 ROTE NDAO 15 MANGGARAI BARAT 16 SUMBA TENGAH 17 SUMBA BARAT DAYA 18 NAGEKEO 19 MANGGARAI TIMUR 20 SABU RAIJUA 21 KOTA KUPANG
(3) 15.533 32.963 52.156 91.454 43.424 57.204 31.346 20.241 38.716 46.332 40.245 22.468 44.487 21.902 35.082 10.341 37.798 21.130 43.743 14.824 8.094
(4) 16.695 36.955 57.103 101.068 44.986 57.865 31.498 21.618 38.953 46.717 36.278 24.001 48.233 21.577 41.512 11.663 46.346 22.614 49.409 15.840 7.923
(5) 1.162 3.992 4.947 9.614 1.562 661 152 1.377 237 385 -3.967 1.533 3.746 -325 6.430 1.322 8.548 1.484 5.666 1.016 -171
(6) 7,48 12,11 9,49 10,51 3,60 1,16 0,48 6,80 0,61 0,83 -9,86 6,82 8,42 -1,48 18,33 12,78 22,61 7,02 12,95 6,85 -2,11
NTT
729.483
778.854
49.371
6,77
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Perubahan ST2003 ST2013 Absolut % (7) 5 3 2 3 1 1 1 0 2 5 0 2 4 0 0 0 0 0 0 0 6
(8) 1 2 7 0 1 2 1 1 7 4 0 2 0 0 4 0 3 0 0 0 3
(9) -4 -1 5 0 1 0 5 -1 0 -3
(10) -80,00 -33,33 250,00 0,00 100,00 0,00 250,00 -20,00 0,00 -50,00
35
38
3
8,57
Usaha Pertanian lainnya ST2013 (unit) (11) 9 10 23 70 14 12 14 80 16 12 10 18 13 5 85 6 5 36 39 9 12 498
Kabupaten Timor Tengah Selatan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak di tahun 2013, yaitu sejumlah 101.068 rumah tangga. Pada periode yang sama, 2
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
Kabupaten Kupang tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak dan Kabupaten Manggarai Barat tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah usaha pertanian lainnya terbanyak. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Sumba Barat Daya, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 22,61 persen.
3.
RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN PANGAN
Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa jumlah rumah tangga tanaman padi sebanyak 373.686 rumah tangga. Rumah tangga tanaman padi paling banyak berlokasi di Manggarai Timur sebanyak 39.409 rumah tangga (10,55 %), Manggarai Barat sebanyak 33.928 rumah tangga (9,08 %), dan Sumba Barat Daya sebanyak 33.522 rumah tangga (8,97 %). Jika dibandingkan hasil ST2003, jumlah rumah tangga usaha tanaman padi pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 5,60 persen atau 19.821 rumah tangga.
Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 Padi No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 71
Kabupaten (2) SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KUPANG NTT
ST2003
ST2013
(3) 10.994 19.369 23.677 12.954 22.664 10.608 17.244 7.438 18.635 22.124 19.385 9.115 30.281 11.870 28.970 6.035 29.576 11.489 37.408 3.499 530
(4) 10.471 21.703 27.722 9.843 25.622 14.415 14.201 7.632 16.347 20.485 16.987 9.559 31.600 15.260 33.928 7.464 33.522 11.325 39.409 5.046 1.145
353.865
373.686
Perubahan (%)
Jagung ST2003
(5)
ST2013
-4,76 12,05 17,08 -24,02 13,05 35,89 -17,65 2,61 -12,28 -7,41 -12,37 4,87 4,36 28,56 17,11 23,68 13,34 -1,43 5,35 44,21 116,04
(6) 13.645 26.503 45.703 89.852 40.988 52.597 27.161 18.892 27.694 33.651 23.948 18.709 27.171 12.931 19.986 9.350 35.416 14.670 29.804 6.743 4.320
(7) 13.818 27.109 42.640 99.554 42.114 49.188 26.308 19.318 26.368 31.046 14.757 15.097 12.061 5.757 9.410 10.020 43.469 10.626 15.024 6.352 2.576
5,60
579.734
522.612
Kedelai
Perubahan (%)
ST2003
ST2013
(8)
(9)
(10)
Perubahan (%)
1,27 2,29 -6,70 10,80 2,75 -6,48 -3,14 2,25 -4,79 -7,74 -38,38 -19,31 -55,61 -55,48 -52,92 7,17 22,74 -27,57 -49,59 -5,80 -40,37
81 115 312 2.963 158 662 29 24 45 44 434 1.454 453 23 229 253 341 106 122 21 9
23 95 229 1.006 48 101 53 26 201 386 200 9 231 40 82 219 218 14 5
(11) -71,60 -17,39 -26,60 -66,05 -69,62 -84,74 -100,00 120,83 -42,22 -100,00 -53,69 -73,45 -55,85 -60,87 0,87 -84,19 -75,95 106,60 78,69 -33,33 -44,44
-9,85
7.878
3.186
-59,56
Kondisi yang berbeda terjadi pada jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung dan kedelai. Jika dibandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang mengusahakan kedua komoditas tanaman pangan tersebut. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung berkurang hingga 9,85 persen atau sebanyak 57.122 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung terbesar terjadi di Kabupaten Manggarai sebesar 55,61 persen dan terendah terjadi di Kabupaten Alor sebesar 3,14 persen. Demikian pula dengan tanaman kedelai, penurunan jumlah rumah tangga usaha hampir terjadi di semua kabupaten.
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
3
Gambar 1. Rata-Rata Luas Tanam dalam Setahun yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (ha)
001
000
000 ST 2003
000
000
ST 2013
000
000 000 000 000
000
000
000
000 000 000 000 Padi
Jagung
Kedelai
Sementara itu, rata-rata luas tanam yang diusahakan oleh rumah tangga tanaman padi pada periode Mei 2012 - April 2013 mencapai 0,50 ha, meningkat dibanding tahun 2003 yang hanya 0,46 ha per rumah tangga. Kondisi sebaliknya terjadi pada kegiatan budidaya tanaman jagung, rata-rata luas tanam menurun dari 0,42 ha menjadi 0,37 ha. Rata-rata luas tanam kedelai per rumah tangga pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2003 tidak mengalami perkembangan yang signifikan.
4.
RUMAH TANGGA USAHA HORTIKULTURA
Kegiatan usaha budidaya hortikultura khususnya komoditas bawang merah dan jeruk mengalami penurunan jumlah rumah tangga selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas bawang merah mengalami penurunan sebanyak 9.568 rumah tangga atau turun sebesar 52,64 persen dibandingkan tahun 2003. Penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Rote Ndao yaitu sebanyak 2.901 rumah tangga. Demikian pula untuk tanaman jeruk, selama kurun waktu 2003-2013 jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman jeruk mengalami penurunan sebanyak 46.433 rumah tangga atau turun sebesar 40,33 persen. Penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu sebanyak 11.532 rumah tangga. Sebaliknya, jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman cabai rawit pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 27.395 rumah tangga dengan peningkatan terbesar di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 4.861 rumah tangga.
4
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Menurut Jenis Tanaman, ST2003 dan ST2013 Bawang Merah No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 71
Kabupaten
ST2003 ST2013
(2) SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KUPANG
NTT **) Jeruk Siam/Jeruk Keprok
(3)
(4)
Perubahan (%)
30 1.246 1.214 4.367 630 2.419 591 14 46 162 784 59 287 4.229 7 195 190 102 859 725 20
61 494 1.855 2.155 587 635 91 13 9 52 64 26 47 1.328 12 77 4 45 239 709 105
(5) 103,33 -60,35 52,80 -50,65 -6,83 -73,75 -84,60 -7,14 -80,43 -67,90 -91,84 -55,93 -83,62 -68,60 71,43 -60,51 -97,89 -55,88 -72,18 -2,21 425,00
18.176
8.608
-52,64
Cabai Rawit ST2003 ST2013 (6) 4 56 9 6 13 56 2 0 1 6 176 21 4 13 4 26 17 4 2 67 0 487
(7) 776 1.586 3.070 4.867 1.898 2.157 1.756 111 931 888 1.245 511 43 158 34 3.205 2.993 1.090 25 443 95 27.882
Jeruk
Perubahan (%)
ST2003
(8) 19.300,00 2.732,14 34.011,11 81.016,67 14.500,00 3.751,79 87.700,00 0,00 93.000,00 14.700,00 607,39 2.333,33 975,00 1.115,38 750,00 12.226,92 17.505,88 27.150,00 1.150,00 561,19 0,00 5.625,26
Perubahan ST2013
(%)
(9) 3.035 6.079 4.989 33.770 9.286 10.600 4.681 1.626 2.423 2.115 4.753 2.885 5.357 319 4.252 2.105 9.253 2.707 4.556 302 40
(10) 232 3.667 7.013 22.238 11.589 3.382 4.492 1.270 1.966 1.478 1.512 1.167 1.561 112 1.089 447 1.134 2.063 1.748 489 51
(11) -92,36 -39,68 40,57 -34,15 24,80 -68,09 -4,04 -21,89 -18,86 -30,12 -68,19 -59,55 -70,86 -64,89 -74,39 -78,76 -87,74 -23,79 -61,63 61,92 27,50
115.133
68.700
-40,33
Kelompok tanaman buah-buahan tahunan merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura yaitu sebanyak 396.917 rumah tangga. Kelompok tanaman sayuran semusim dan kelompok tanaman obat-obatan semusin menempati urutan kedua dan ketiga terbesar yang diusahakan rumah tangga usaha hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim sebanyak 92.633 dan jumlah rumah tangga usaha tanaman obat-obatan semusim sebanyak 32.863. Gambar 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kelompok Tanaman, ST2013 396917 Tahunan
400000
Semusim
350000 300000 250000 200000 150000
100000
29686
1252
50000
210
0 Buah-Buahan
Sayuran
Tan. Obat-Obatan Tan. Hias
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
5
5.
RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN
Pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha kelapa dalam kurun waktu 2003-2013 meningkat 50.784 rumah tangga atau rata-rata tumbuh sebesar 1,80 persen per tahun. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha kelapa terbesar terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara sebanyak 10.489 rumah tangga. Jumlah rumah tangga usaha kopi bertambah 8,13 persen dibanding tahun 2003 atau bertambah 12.480 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha kopi terbesar di Kabupaten Kupang sebanyak 4.213 rumah tangga. Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 Kelapa No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kabupaten (2) SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN
TIMOR TENGAH UTARA
BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KUPANG
NTT
ST2003
ST2013
(3) 9.432 14.485 20.534 58.663 13.896 28.588 7.780 8.582 16.819 19.944 14.581 6.190 3.388 7.051 5.131 5.064 23.068 9.740 5.192 3.919 713
(4) 10.788 17.520 29.245 65.005 24.385 23.292 13.409 10.567 19.807 23.789 12.320 8.332 1.841 6.772 4.979 6.981 27.529 13.338 4.803 8.306 536
282.760
333.544
Perubahan (%) (5)
Kemiri ST2003
ST2013
Perubahan (%)
14,38 20,95 42,42 10,81 75,48 -18,53 72,35 23,13 17,77 19,28 -15,51 34,60 -45,66 -3,96 -2,96 37,86 19,34 36,94 -7,49 111,94 -24,82
(6) 3.249 4.887 3.062 33.588 9.696 12.685 13.743 5.002 5.339 10.961 13.841 7.227 13.749 5 12.899 3.805 7.781 6.644 14.722 2 2
(7) 4.493 9.112 7.819 51.498 17.110 11.084 18.200 6.906 7.243 15.500 15.656 10.528 14.290 2 15.527 6.593 11.235 9.327 16.775 14 14
(8) 38,29 86,45 155,36 53,32 76,46 -12,62 32,43 38,06 35,66 41,41 13,11 45,68 3,93 -60,00 20,37 73,27 44,39 40,38 13,95 600,00 600,00
17,96
182.889
248.926
36,11
Kopi ST2003 (9) 2.909 3.550 404 6.367 2.876 2.751 5.514 768 3.856 3.743 11.238 10.815 26.279 11 16.836 3.230 15.245 5.320 31.860 4 3
ST2013 (10) 3.147 6.004 4.617 6.181 5.702 2.278 7.082 1.248 2.642 5.074 8.526 11.057 25.283 24 17.597 5.715 17.200 4.401 32.215 56 10
153.579 166.059
Perubahan (%) (11) 8,18 69,13 1042,82 -2,92 98,26 -17,19 28,44 62,50 -31,48 35,56 -24,13 2,24 -3,79 118,18 4,52 76,93 12,82 -17,27 1,11 1300,00 233,33 8,13
Peningkatan jumlah rumah tangga usaha perkebunan diikuti dengan perkembangan jumlah pohon yang diusahakan. Jumlah pohon kelapa yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 8,77 juta pohon meningkat sebanyak 1,29 juta pohon atau sebesar 17,20 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Pada tahun 2003 jumlah pohon kemiri yang diusahakan sebanyak 6,52 juta pohon, selanjutnya tahun 2013 meningkat menjadi 8,51 juta pohon atau terjadi peningkatan sebesar 30,59 persen. Jumlah pohon kopi yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 30,17 juta pohon atau meningkat sebanyak 1,25 juta pohon dari tahun 2003.
6
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
Gambar 3. Jumlah Tanaman yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (juta pohon) 030 Kopi 029
009
ST2013
Kemiri 007
ST2003
009 Kelapa 007 000
6.
005
010
015
020
025
030
035
RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN Jumlah rumah tangga usaha sapi potong tahun 2013 sebanyak 207.539 rumah tangga naik sebesar
50,89 persen dari tahun 2003. Jumlah rumah tangga usaha babi tahun 2013 sebanyak 431.984 rumah tangga turun 13,69 persen dari tahun 2003. Penurunan juga terjadi pada jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging yang semula 3.626 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 3.136 rumah tangga pada tahun 2013 atau turun 13,51 persen. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha sapi potong hampir terjadi di seluruh kabupaten di NTT. Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 Sapi Potong No
Kabupaten
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN
TIMOR TENGAH UTARA
BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KUPANG
NTT
ST2003
ST2013
Perubahan (%)
(3)
(4)
(5)
Babi ST2003
ST2013
Perubahan (%)
(6)
(7)
(8)
Ayam Ras Pedaging ST2003
ST2013
(1)
(2)
Perubahan (%) ST2003 (3)
437 7.241 23.648 37.937 19.858 19.325 399 599 419 2.145 4.305 5.297 3.139 2.285 1.299 922 1.064 3.970 1.936 133 1.189
412 9.248 29.039 50.290 25.374 27.574 1.066 1.253 729 5.094 11.562 9.461 10.955 5.181 3.527 1.161 784 8.148 4.732 854 1.095
-5,72 27,72 22,80 32,56 27,78 42,69 167,17 109,18 73,99 137,48 168,57 78,61 249,00 126,74 171,52 25,92 -26,32 105,24 144,42 542,11 -7,91
13.166 25.317 34.186 73.051 31.612 37.411 19.144 12.547 27.081 32.964 23.697 19.225 23.408 15.467 15.997 8.339 30.495 17.730 26.649 9.571 3.467
11.905 25.601 29.461 65.265 30.812 33.776 15.554 5.170 20.017 22.914 14.359 17.286 20.059 10.655 17.835 6.868 24.532 18.204 27.122 10.091 4.498
-9,58 1,12 -13,82 -10,66 -2,53 -9,72 -18,75 -58,79 -26,08 -30,49 -39,41 -10,09 -14,31 -31,11 11,49 -17,64 -19,55 2,67 1,77 5,43 29,74
109 134 284 660 192 175 157 91 143 217 196 102 164 114 100 55 113 96 167 130 227
32 57 471 109 88 131 70 128 213 140 127 43 542 66 100 25 45 66 128 24 531
-70,64 -57,46 65,85 -83,48 -54,17 -25,14 -55,41 40,66 48,95 -35,48 -35,20 -57,84 230,49 -42,11 0,00 -54,55 -60,18 -31,25 -23,35 -81,54 133,92
137.547
207.539
50,89
500.524
431.984
-13,69
3.626
3.136
-13,51
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
7
Rata-rata sapi potong yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003 sebanyak 4 ekor sedangkan pada tahun 2013 juga sebanyak 4 ekor. Hal yang sama juga terjadi pada rumah tangga usaha babi, dimana rata-rata babi yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003 dan tahun 2013 tidak ada perubahan yaitu sebanyak 3 ekor per rumah tangga. Walaupun terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging, namun rata-rata ayam ras pedaging yang diusahakan oleh rumah tangga pada tahun 2013 meningkat menjadi 472 ekor per rumah tangga. Tabel 6. Rata-rata Jumlah Ternak yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Jenis Komoditas ST2003 dan ST2013*) Sapi Potong No
Kabupaten
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
(2) SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN
TIMOR TENGAH UTARA
BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KUPANG
NTT
ST2003
ST2013
(3)
(4)
Perubahan (%)
2 5 5 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 10 3 4 3 3 3 4 5
3 5 5 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 8 4 4 3 3 3 4 4
(5) 19,40 11,42 6,75 -3,96 28,68 14,61 -28,73 5,41 -16,06 5,17 7,34 -10,58 -16,17 -14,36 1,57 19,36 -4,63 -2,12 -12,44 -0,12 -12,30
4
4
2,61
Babi ST2003
ST2013
(6)
(7)
Perubahan (%)
3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2
3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 2 3 6
(8) -5,45 -10,28 -12,44 -20,96 -5,25 7,78 -12,17 25,22 18,35 0,16 -2,95 -23,39 -19,54 11,61 -13,86 -24,98 -0,08 -1,67 -16,98 20,76 125,38
3
3
-6,16
Ayam Ras Pedaging ST2003
ST2013
(1) 6 98 50 7 10 37 11 13 47 23 23 23 16 17 52 16 11 20 11 9 302
(2) 183 1.052 572 186 471 585 350 166 173 505 118 395 134 359 341 166 614 797 83 95 1.117
Perubahan (%) ST2003 (3) 2.950,00 973,47 1.044,00 2.557,14 4.610,00 1.481,08 3.081,82 1.176,92 268,09 2.095,65 413,04 1.617,39 737,50 2.011,76 555,77 937,50 5.481,82 3.885,00 654,55 955,56 269,87
41
472
1.051,22
*) Rata-rata jumlah ternak dalam bilangan bulat **) Ayam ras pedaging dihitung pada kondisi siklus terakhir.
7.
RUMAH TANGGA USAHA PERIKANAN
Kegiatan usaha perikanan mencakup kegiatan budidaya ikan (bukan ikan hias maupun ikan hias) dan penangkapan ikan. Pada kegiatan budidaya bukan ikan hias terdiri dari budidaya ikan di laut, di tambak, di kolam, di sawah dan di perairan umum. Sementara untuk kegiatan penangkapan ikan dibedakan menjadi penangkapan ikan di laut dan di perairan umum. Rumah tangga yang melakukan usaha penangkapan ikan di laut merupakan rumah tangga yang terbanyak pada subsektor perikanan yaitu sejumlah 30.618 rumah tangga. Rumah tangga usaha budidaya ikan di laut dan budidaya ikan di kolam merupakan rumah tangga yang terbanyak berikutnya masing-masing sejumlah 9.088 dan 2.552 rumah tangga.
8
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
Gambar 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Jenis Kegiatan, Tahun 2013 9088
Budidaya di laut 457
Budidaya di tambak
2552
Budidaya di kolam 299
Budidaya di sawah
6
Budidaya di perairan umum
33
Budidaya ikan hias
30618
Penangkapan di laut 324
Penangkapan di perairan umum
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
Jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan adalah rumput laut dan nila masing-masing sebanyak 8.985 rumah tangga dan 1.194 rumah tangga. Budidaya rumput laut paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Rote Ndao yaitu sebanyak 2.301 rumah tangga. Sementara budidaya ikan nila paling banyak diusahakan oleh rumah tangga di Kabupaten Timor Tengah Utara yaitu sebanyak 203 rumah tangga. Tabel 7. Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Jenis Ikan Utama, ST2013 Jenis Ikan No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kabupaten (2) SUMBA BARAT SUMBA TIMUR KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN TIMOR TENGAH UTARA BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KUPANG NTT
211 111 62 145 203 65 17 0 0 6 29 64 83 2 22 98 24 4 39 1 8
26 31 70 58 81 73 21 0 0 10 6 16 3 2 1 7 11 2 0 1 88
7 10 34 88 13 3 6 1 1 1 53 1 107 1 56 13 1 2 70 1 0
12 1 8 2 72 168 3 1 1 11 11 0 9 1 13 0 0 120 2 3 1
Rumput Laut (7) 42 885 1.302 0 0 0 1.298 824 225 12 6 0 51 2.301 371 0 34 0 0 1.623 11
1.194
507
469
439
8.985
Nila
Lele
(3)
Mas
(4)
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
Bandeng
(5)
(6)
9
8.
RUMAH TANGGA USAHA KEHUTANAN Pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha tanaman jati sebanyak 241,39 ribu rumah tangga
atau meningkat sebanyak 114,60 ribu rumah tangga dibanding tahun 2003. Jumlah pohon jati yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 12,38 juta pohon meningkat 6,93 juta pohon atau 126,92 persen dibanding tahun 2003. Sementara itu, jumlah rumah tangga usaha tanaman mahoni meningkat sebanyak 182,43 rumah tangga atau sebesar 262,55 persen. Jumlah pohon mahoni yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 11,60 juta pohon meningkat 8,82 juta pohon atau 317,46 persen dibanding tahun 2003. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha tanaman bambu sebanyak 99,50 ribu rumah tangga dengan jumlah rumpun sebanyak 711.100 rumpun. Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Kehutanan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (ribu) 099
Bambu
091
252
Mahoni
ST2013
069
ST2003 241
Jati
127 000
050
100
150
200
250
300
Tabel 8. Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 Jati No.
ST2003 1
(1) SUMBA BARAT
2
SUMBA TIMUR
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
KUPANG TIMOR TENGAH SELATAN
TIMOR TENGAH UTARA
BELU ALOR LEMBATA FLORES TIMUR SIKKA ENDE NGADA MANGGARAI ROTE NDAO MANGGARAI BARAT SUMBA TENGAH SUMBA BARAT DAYA NAGEKEO MANGGARAI TIMUR SABU RAIJUA KUPANG NTT
10
(2) 54.530 18.988
Mahoni
ST2013
Perubahan (%)
(3) 531.636
(4) 874,94
(5) 194.904
(6) 911.782
(7) 367,81
Kabupaten
ST2003
ST2013
Perubahan (%)
Bambu ST2013
Perubahan (%)
(8) 53.727
(9) 72.934
(10) 35,75
ST2003
240.838
1.168,37
36.607
865.073
2.263,14
72.014
49.372
-31,44
741.141 817.182 605.122 1.656.600 232.966 37.751 40.881 13.210 8.307 156.158 50.209 189.059 340.438 24.521 240.124 79.047 97.853 20.774 32.758
1.331.290 1.246.271 1.652.026 2.494.708 519.458 514.285 406.301 176.683 128.940 281.014 180.952 220.799 1.045.073 156.783 556.991 230.889 292.572 144.870 31.822
79,63 52,51 173,01 50,59 122,98 1.262,31 893,86 1.237,49 1.452,18 79,95 260,40 16,79 206,98 539,38 131,96 192,09 198,99 597,36 -2,86
72.617 762.411 124.578 145.883 7.069 14.800 49.563 38.722 30.936 81.551 115.139 1.115 235.574 202.201 435.939 78.493 146.847 238 2.889
233.241 1.005.318 901.105 397.621 165.099 97.382 409.604 293.632 312.804 873.980 677.503 11.526 1.101.145 876.559 1.218.728 465.701 754.082 16.063 9.277
221,19 31,86 623,33 172,56 2.235,54 557,99 726,43 658,31 911,13 971,70 488,42 933,72 367,43 333,51 179,56 493,30 413,52 6.649,16 221,11
14.097 59.485 7.836 15.397 66.704 13.112 27.624 88.227 65.198 165.017 53.252 1.194 48.687 59.201 152.572 63.507 89.538 427 1.201
18.999 27.973 12.787 10.363 30.763 12.627 19.743 55.196 28.748 119.267 8.998 1.715 14.245 41.384 103.366 49.263 32.573 625 159
34,77 -52,97 63,18 -32,69 -53,88 -3,70 -28,53 -37,44 -55,91 -27,72 -83,10 43,63 -70,74 -30,10 -32,25 -22,43 -63,62 46,37 -86,76
5.457.619
12.384.201
126,92
2.778.076
11.597.225
317,46
1.118.017
711.100
-36,40
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
9.
PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN Rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari usaha pertanian di NTT tahun 2013 sebesar
9,03 juta rupiah per tahun atau 0,75 juta rupiah per bulan yang berkontribusi sebesar 46,99 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian. Pada tahun 2004 rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari usaha pertanian sebesar 4,18 juta rupiah per tahun atau sebesar 0,35 juta rupiah per bulan, yang berkontribusi sebesar 56,72 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian. Hal yang menarik dari struktur pendapatan rumah tangga pertanian baik tahun 2004 maupun 2013 adalah besarnya porsi pendapatan yang berasal dari buruh di luar sektor pertanian yakni sebesar 18,38 persen pada tahun 2013 sedangkan tahun 2004 sebesar 14,06 persen. Demikian juga usaha di luar sektor pertanian sebesar 8,41 persen pada tahun 2013 dan 9,75 persen pada tahun 2004. Gambar 5. Perbandingan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu SPP 2004 dan SPP 2013 SPP 2004
Buruh Pertanian 1,98074
SPP 2013
Buruh di Luar Pertanian 14,05508
Buruh di Luar Pertanian 18,38193
Pendapatan/ Penerimaan Lainnya & Transfer 17,48745
Usaha di Luar Sektor Pertanian 9,75444
Buruh Pertanian 1,86017
Usaha di Sektor Pertanian 56,72229
Pendapatan/ Penerimaan Lainnya & Transfer 24,35249
Usaha di Sektor Pertanian 46,99135
Usaha di Luar Sektor Pertanian 8,41405
Pada tahun 2013, subsektor peternakan paling banyak memberikan kontribusi pada pendapatan rumah tangga pertanian sebesar 25,19 persen dari total pendapatan yang berasal dari kegiatan usaha pertanian, sedangkan tahun 2004 sebesar 26,98 persen. Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar pada pendapatan rumah tangga pertanian pada tahun 2013 adalah subsektor perkebunan dan subsektor padi yang masing-masing sebesar 19,80 persen dan 17,43 persen. Tahun 2004, subsektor perkebunan memberikan kontribusi sebesar 21,31 persen dan subsektor ketiga yaitu palawija sebesar 18,70 persen. Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
11
Gambar 6. Perbandingan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Dari Kegiatan Usaha Pertanian Menurut Subsektor SPP 2004 dan SPP2013 SPP2004 Penangkapan Ikan 003
Lainnya 007
SPP2013 Penangkapan Ikan 009
Padi 015
Lainnya 006
Padi 017
Palawija 019
Peternakan 027
Hortikultura 008 Perkebunan 021
Palawija 017
Peternakan 025
Hortikultura 006 Perkebunan 020
Rumah tangga dengan pendapatan utama dari budidaya ikan di tambak dan penangkapan ikan di laut mempunyai rata-rata pendapatan yang paling tinggi masing-masing sebesar 41,86 juta rupiah per tahun dan 37,44 juta rupiah per tahun. Sebaliknya, rumah tangga dengan pendapatan utama dari budidaya tanaman padi dan palawija serta pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar mempunyai rata-rata pendapatan yang paling rendah masing-masing sebesar 8,38 juta rupiah per tahun dan 8,57 juta rupiah per tahun. TABEL 9.
Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Pertanian per Tahun Menurut Sumber Pendapatan Utama di Sektor Pertanian (000 Rp) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 12
Sumber Pendapatan Utama
Rata-Rata Pendapatan per Tahun (000 Rp)
(2)
(3)
Tanaman Padi dan Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Ternak/ Unggas Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/ air Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di sawah Budidaya ikan di perairan umum Budidaya ikan hias Penangkapan ikan di laut Penangkapan ikan di perairan umum Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman
8.377,02 11.213,41 8.792,73 12.157,81 8.686,71 41.857,00 18.980,00 37.443,45 28.925,00 15.072,73 8.568,44 10.106,22
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
11.
KONSEP DAN DEFINISI Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana
setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Di samping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha Pertanian Lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Lahan Sawah adalahlahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014
13
dimana diperoleh/status lahan tersebut, termasuk juga lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija. Lahan Pertanian adalah lahan yang terdiri dari lahan yang diusahakan dan sementara tidak diusahakan (lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (selama 1 sampai 2 tahun tidak dikelola/diusahakan) untuk pertanian. Lahan Pertanian Bukan Sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya.Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari : huma, lading, tegalan/kebun, kolam/tebat/empang, tambak air payau, lahan perkebunan, lahan hutan Negara, lahan untuk pengembalaan/padang rumput dan lainnya (kandang atau untuk tanaman hias). Lahan Bukan Pertanian adalah semua lahan selain lahan sawah dan lahan bukan sawah yang meliputi lahan rumah dan pekarangan, lahan untuk bangunan dan lainnya (saluran air, lapangan olahraga, lahan tandus dan juga lahan pertanian yang sudah tidak digunakan lebih dari 2 tahun). Alih Fungsi Lahan adalah perubahan mengenai penggunaan lahan (konversi) menurut kenyataan pada periode waktu tertentu.
14
Berita Resmi Statistik No. 13/07/53/Th. XVII, 1 Juli 2014