No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI RIAU TAHUN 2013 DARI USAHA PERTANIAN SEBESAR 41,05 JUTA RUPIAH SETAHUN ATAU 3,42 JUTA RUPIAH PER BULAN Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013), jumlah rumah tangga usaha tanaman padi sebanyak 84,35 ribu rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 17,27 persen atau sekitar 17,61 ribu rumah tangga dibandingkan ST2003. Jumlah rumah tangga usaha tanaman cabai tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 4,35 ribu rumah tangga atau naik 48,69 persen dibandingkan tahun 2003. Jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003 - 2013 meningkat 160,77 ribu rumah tangga atau naik sebesar 8,54 persen tiap tahun. Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 1,82 ribu rumah tangga atau turun 44,39 persen dari tahun 2003. Meskipun demikian, rata-rata penguasaan ayam ras pedaging per rumah tangga naik dari 1,04 ribu ekor per rumah tangga menjadi 3,56 ribu ekor per rumah tangga. Ikan nila, lele, patin, dan gurame merupakan jenis ikan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga yaitu masing-masing sebanyak 5,69 ribu rumah tangga; 5,17 ribu rumah tangga; 3,05 ribu rumah tangga; dan 1,17 ribu rumah tangga. Jumlah tanaman sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 14,03 ribu pohon, menurun 96,17 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian tahun 2013 dari usaha pertanian mencapai 24,56
juta rupiah per tahun atau 2,05 juta rupiah per bulan. Kontribusi pendapatan dari usaha di sektor pertanian sebesar 59,83 persen terhadap pendapatan rumah tangga pertanian.
1. PENDAHULUAN Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Sensus Pertanian setiap 10 tahun sekali. Kegiatan ST2013 merupakan kegiatan sensus yang keenam yang diselenggarakan oleh BPS. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, dimulai dari Pemutakhiran Direktori Perusahaan Pertanian tahun 2012, Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian pada Mei 2013, dan dilanjutkan Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP2013) pada November 2013, serta Survei Rumah Tangga Usaha Subsektor Pertanian tahun 2014.
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
1
Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian 2013 bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang populasi usaha pertanian, jumlah pohon/ternak dan juga distribusi pengusahaan lahan. Hasil pencacahan lengkap ST2013 telah digunakan untuk kerangka sampel dan angka patokan (benchmark) survei-survei di sektor pertanian. Sementara itu, kegiatan SPP2013 bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pendapatan/penerimaan rumah tangga usaha pertanian menurut subsektor serta mendapatkan data mengenai penguasaan, penggunaan, dan alih fungsi lahan dari rumah tangga pertanian. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, informasi yang disajikan merupakan hasil ST2013 menurut subsektor dan hasil SPP2013.
2.
KEGIATAN USAHA PERTANIAN
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di Riau didominasi oleh kegiatan usaha pertanian rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Riau hasil ST2013 tercatat sebanyak 581,52 ribu rumah tangga, meningkat sebesar 7,48 persen dari hasil ST2003 yang sebanyak 541,05 ribu rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 258 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 104 unit. Tabel 1. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Jenis Usaha dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau ST2003 dan ST2013 No.
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
Rumah Tangga Usaha Pertanian (000 rumah tangga) Perubahan
ST2003
ST2013
Absolut
%
(3)
(4)
(5)
(6)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Kep Meranti Pekanbaru
50,17 47,07 94,81 29,31 35,63 74,76 56,24 37,94 57,91 22,79 19,45
47,57 51,13 98,62 35,88 36,62 77,26 68,16 49,49 69,48 22,56 11,32
-2,60 4,06 3,80 6,57 0,99 2,50 11,93 11,55 11,57 -0,23 -8,13
-5,17 8,62 4,01 22,41 2,79 3,35 21,21 30,44 19,97 -1,01 -41,78
72
Dumai
14,98
13,43
-1,55
-10,37
Riau
541,05
581,52
40,47
7,48
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) ST2003
ST2013
(7)
(8)
Perubahan Absolut
%
(9)
(10)
Usaha Pertanian lainnya ST2013 (11)
10 16 13 16 12 22 15 13 7
15 36 10 28 22 33 36 8 14
5 20 -3 12 10 11 21 -5 7
50,00 125,00 -23,08 75,00 83,33 50,00 140,00 -38,46 100,00
5 16 5 13 4 11 28 5 5
53
56
3
5,66
8 4
177
258
81
45,76
104
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Riau naik sebanyak 40,47 ribu rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 11,93 ribu rumah tangga. Hasil ST2013 juga menunjukkan bahwa jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tercatat sebanyak 258 perusahaan dan sebagian besar berada di Indragiri Hulu dan Rokan Hulu (36 perusahaan). Jika dibandingkan dengan hasil ST2003, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 45,76 persen. Peningkatan jumlah perusahaan pertanian ini terbesar terjadi di Kabupaten Rokan Hulu sebesar 140 persen atau bertambah sebanyak 21 perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara itu, dari hasil ST2013 juga diketahui bahwa terdapat 104 unit usaha pertanian lainnya di luar kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan. 2
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
3.
RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN PANGAN
Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa jumlah rumah tangga tanaman padi sebanyak 84,35 ribu rumah tangga. Sebagian besar rumah tangga usaha tanaman padi berada di Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 24,41 ribu rumah tangga dan sekitar 14,61 ribu rumah tangga berada di Kabupaten Kuantan Singingi. Jika dibandingkan hasil ST2003, jumlah rumah tangga usaha tanaman padi pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 17,27 persen atau rumah tangga. Namun demikian di Kabupaten Indragri Hilir dan Kabupaten Siak jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas ini mengalami peningkatan. Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 (ribu)
No
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
1
Kuantan Singingi
2
Indragiri Hulu
3
Indragiri Hilir
4
Pelalawan
5
Siak
6
Padi
Jagung
Perubahan
Kedelai
Perubahan
Perubahan
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
14,61
-12,97
1,65
0,62
-62,55
0,16
0,02
-90,57
6,17
4,53
-26,54
3,42
1,15
-66,44
0,40
0,13
-67,68
19,57
24,41
24,72
5,69
2,05
-63,94
0,76
0,15
-80,40
3,29
2,14
-35,02
1,97
1,41
-28,68
0,12
0,02
-85,00
3,03
3,69
21,76
1,35
0,42
-69,08
0,10
0,01
-86,54
Kampar
12,15
8,11
-33,28
3,23
0,89
-72,50
0,26
0,04
-83,27
7
Rokan Hulu
18,59
7,01
-62,27
1,91
0,54
-71,56
0,40
0,16
-61,15
8
Bengkalis
6,23
5,73
-8,08
0,85
0,30
-64,62
0,05
0,01
-83,33
9
Rokan Hilir
11,39
10,38
-8,92
1,04
0,38
-63,37
0,43
0,14
-66,74
10
Kep Meranti
2,29
2,24
-2,18
0,25
0,21
-15,32
0,01
0,00
-100,00
11
Pekanbaru
0,23
0,05
-78,85
1,32
0,02
-98,56
0,02
0,03
63,16
72
Dumai
2,24
1,46
-34,64
0,16
0,25
53,75
0,02
0,01
-59,09
101,97
84,35
-17,27
22,83
8,23
-63,97
2,72
0,71
-73,82
Riau
16,79
Kondisi yang sama terjadi pada jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung dan kedelai. Jika dibandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang cukup besar pada kedua komoditas tanaman pangan tersebut. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung berkurang hingga 63,97 persen atau sebanyak 14,60 ribu rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung terbesar terjadi di Kota Pekanbaru sebesar 98,56 persen dan terendah terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 15,32 persen Namun demikian, masih ada peningkatan jumlah rumah tangga jagung di Kota Dumai sebesar 53,75 persen. Untuk tanaman kedelai, penurunan jumlah rumah tangga usaha hampir merata di semua wilayah, akan tetapi masih ada peningkatan rumah tangga kedelai di Kota Pekanbaru sebesar 63,16 persen walaupun secara absolut jumlahnya kecil.
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
3
Gambar 1. Rata-Rata Luas Tanam dalam Setahun yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 (ha)
1.22
1.40
ST 2003
ST 2013
1.20 1.00 0.80
0.68
0.74 0.59
0.60
0.34
0.39
0.40 0.20 0.00 Padi
Jagung
Kedelai
Sementara itu, rata-rata luas tanam yang diusahakan oleh rumah tangga tanaman padi pada periode Mei 2012 - April 2013 mencapai 0,74 ha, meningkat dibanding tahun 2003 yang hanya 0,68 ha per rumah tangga. Kondisi yang serupa juga terjadi pada kegiatan budidaya tanaman jagung, rata-rata luas tanam meningkat dari 0,34 ha menjadi 1,22 ha. Demikian juga dengan rata-rata luas tanam kedelai per rumah tangga mengalami peningkatan dari 0,39 ha pada tahun 2003 menjadi 0,59 ha pada tahun 2013.
4.
RUMAH TANGGA USAHA HORTIKULTURA
Kegiatan usaha budidaya hortikultura khususnya komoditas bawang merah dan jeruk mengalami penurunan jumlah rumah tangga selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas bawang merah mengalami penurunan sebanyak 238 rumah tangga atau turun sebesar 94,44 persen dibandingkan tahun 2003. Penurunan merata terjadi di semua kabupaten/kota. Demikian pula untuk tanaman jeruk, selama kurun waktu 2003-2013 jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman jeruk mengalami penurunan sebanyak 19,74 ribu rumah tangga atau turun sebesar 88,12 persen. Penurunan juga terjadi merata di seluruh kabupaten/kota, namun penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Rokan Hulu yaitu sebanyak 6,17 ribu rumah tangga atau turun sebesar 96,89 persen. Sebaliknya, jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman cabai pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 4,35 ribu rumah tangga atau sebesar 48,69 persen dibanding tahun 2003. Peningkatan terbesar di Kabupaten Pelalawan sebesar 921 rumah tangga.
4
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Menurut Jenis Tanaman dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 (ribu) Bawang Merah
Perubahan
Cabai*
Perubahan
Jeruk**
Perubahan
No.
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
1
Kuantan Singingi
17
2
-88,24
645
662
2,64
2 979
354
-88,12
2
Indragiri Hulu
43
0
-100,00
1 435
1 557
8,50
1 849
231
-87,51
3
Indragiri Hilir
19
0
-100,00
1 093
1 582
44,74
1 895
302
-84,06
4
Pelalawan
40
5
-87,50
596
1 517
154,53
1 032
66
-93,60
5
Siak
26
2
-92,31
742
1 280
72,51
680
226
-66,76
6
Kampar
25
5
-80,00
1 081
1 353
25,16
5 362
677
-87,37
7
Rokan Hulu
43
0
-100,00
1 157
1 203
3,98
6 368
198
-96,89
8
Bengkalis
16
0
-100,00
810
1 004
23,95
738
153
-79,27
9
Rokan Hilir
11
0
-100,00
474
1 098
131,65
894
174
-80,54
10
Kep Meranti
1
0
-100,00
216
532
146,30
272
141
-48,16
11
Pekanbaru
3
0
-100,00
437
1 021
133,64
193
103
-46,63
72
Dumai
8
0
-100,00
256
487
90,23
138
36
-73,91
Riau
252
14
-94,44
8 942
13 296
48,69
22 400
2 661
-88,12
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
*) Cabai Merah, Cabai Hijau dan Cabai Rawit **) Jeruk Siam/Jeruk Keprok
Berdasarkan hasil ST2013, kelompok tanaman buah-buahan tahunan merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura yaitu sebanyak 67,96 ribu rumah tangga. Kelompok tanaman sayuran semusim dan kelompok tanaman sayuran tahunan menempati urutan kedua dan ketiga terbesar yang diusahakan rumah tangga usaha hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim sebanyak 24,98 ribu dan jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan sebanyak 5,09 ribu. Jumlah rumah tangga kelompok tanaman obat-obatan semusim sebanyak 4,64 ribu dan kelompok tanaman lainnya seperti buah-buahan semusim, tanaman obat-obatan tahunan, dan tanaman hias baik tahunan maupun semusim masing-masing sebanyak 1,49 ribu, 1,84 ribu, 0,20 ribu dan 0,45 ribu rumah tangga. Gambar 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kelompok Tanaman di Provinsi Riau, ST2013 (ribu)
67.96 70.00
Tahunan
Semusim
60.00 50.00 40.00 24.98 30.00 20.00 10.00
5.09 1.84
1.49
4.64
0.20
0.45
0.00
Buah-Buahan
Sayuran
Tan. Obat-Obatan
Tan. Hias
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
5
5.
RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN
Pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003-2013 meningkat 160,77 ribu rumah tangga atau rata-rata tumbuh sebesar 8,54 persen per tahun. Perkembangan kegiatan usaha budidaya kelapa sawit ini terjadi merata di semua kabupaten/kota di Riau, namun yang terbesar ada di Kabupaten Indragiri Hilir dan Bengkalis dengan pertumbuhan rumah tangga kelapa sawitnya masingmasing sebesar 21,14 persen dan 17,13 persen per tahun. Jumlah rumah tangga usaha karet bertambah 35,78 persen dibanding tahun 2003 atau bertambah 50,36 ribu rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha karet terbesar di Kabupaten Kampar sebanyak 13,34 ribu rumah tangga. Sementara untuk jumlah rumah tangga usaha kelapa terjadi penurunan sebesar 29,94 persen atau menurun 49,08 ribu rumah tangga. Penurunan ini kemungkinan terjadi karena alih komoditas ke komoditas kelapa sawit. Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas dan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 (ribu)
No.
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Kep Meranti Pekanbaru
72
Kelapa Sawit
Perubahan
Karet
Perubahan
Kelapa
Perubahan
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
7,75 11,81 4,54 11,18 15,10 26,38 28,70 6,16 29,68 0,29 1,26
15,35 31,35 25,49 23,35 29,32 40,80 48,24 25,58 55,38 0,37 3,15
98,08 165,48 461,95 108,95 94,09 54,63 68,07 315,11 86,56 24,49 149,76
30,83 21,54 1,54 7,09 5,06 23,20 22,44 11,73 8,90 6,78 0,46
31,60 25,91 2,74 12,62 6,56 36,54 27,26 22,64 8,98 13,74 0,82
2,49 20,26 77,50 78,02 29,48 57,48 21,46 92,98 0,98 102,49 78,87
12,09 9,37 75,60 5,92 6,23 13,03 8,91 9,96 7,36 10,20 1,99
3,25 3,97 68,99 4,55 2,76 7,62 4,51 4,60 3,91 8,06 1,20
-73,12 -57,64 -8,74 -23,23 -55,76 -41,54 -49,34 -53,87 -46,90 -20,97 -39,61
Dumai
4,46
9,72
118,03
1,15
1,70
47,44
3,29
1,46
-55,52
Riau
147,32
308,09
109,13
140,74
191,10
35,78
163,95
114,87
-29,94
Peningkatan jumlah rumah tangga usaha perkebunan diikuti dengan perkembangan jumlah pohon yang diusahakan. Jumlah pohon karet yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 152,66 juta pohon meningkat sebanyak 39,71 juta pohon atau sebesar 35,16 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Pada tahun 2003 jumlah pohon kelapa sawit yang diusahakan sebanyak 56,25 juta pohon, selanjutnya tahun 2013 meningkat menjadi 119,88 juta pohon atau terjadi peningkatan sebesar 113,12 persen. Pertambahan jumlah pohon kelapa sawit merata berasal dari perkembangan perkebunan kelapa sawit di semua kabupaten/kota di Riau.
6
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
Gambar 3. Jumlah Tanaman yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 (juta pohon)
39.80 Kelapa 43.47 152.66 Karet 112.94 119.88 Kelapa Sawit 56.25 0.00
6.
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN
Jumlah rumah tangga usaha ayam lokal tahun 2013 sebanyak 56,76 ribu rumah tangga turun sebesar 65,82 persen dari tahun 2003. Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 1,82 rumah tangga turun 44,39 persen dari tahun 2003. Penurunan juga terjadi pada jumlah rumah tangga usaha itik yang semula rumah tangga pada tahun 2003 sebesar 15,85 ribu menjadi 8,90 ribu rumah tangga pada tahun 2013 atau turun 43,84 persen. Penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam lokal merata di semua kabupaten/kota. Penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging dan itik hampir merata di seluruh kabupaten/kota, namun masih ada yang terjadi peningkatan, seperti di Kabupaten Indragiri Hulu sebesar 9,04 persen dan Kota Pekanbaru, terjadi peningkatan jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging sebesar 2,74 persen. Untuk ternak itik secara umum terjadi penurunan, namun demikian, masih ada peningkatan jumlah rumah tangga usaha itik di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai, masing-masing sebesar 50,41 persen dan 25,94 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Komoditas dan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 (ribu) Ayam Lokal*)
No.
Kabupaten/Kota ST2013
(3)
(4)
(5)
Ayam Ras Pedaging ST2003
ST2013
(6)
(7)
Perubahan (%) (8)
Itik ST2003
ST2013
(9)
(10)
Perubahan (%) (11)
(1)
(2)
1
Kuantan Singingi
19,63
4,04
-79,40
0,24
0,12
-49,79
1,62
1,13
-30,15
2
Indragiri Hulu
18,99
5,69
-70,02
0,35
0,11
-67,24
1,35
0,74
-44,80
3
Indragiri Hilir
25,61
9,31
-63,65
0,29
0,06
-79,79
3,10
0,81
-73,91
4
Pelalawan
7,68
3,82
-50,27
0,18
0,19
9,04
0,67
0,32
-51,94
5
Siak
11,10
4,02
-63,80
0,26
0,07
-73,38
1,47
0,89
-39,54
6
Kampar
24,25
5,16
-78,74
0,65
0,39
-40,83
1,44
0,66
-54,42
7
Rokan Hulu
14,06
4,22
-69,95
0,19
0,07
-61,50
1,75
0,81
-53,46
8
Bengkalis
12,73
5,25
-58,74
0,34
0,23
-34,01
1,23
0,64
-47,92
9
Rokan Hilir
14,50
8,90
-38,63
0,17
0,06
-62,35
2,03
1,74
-14,00
10
Kep Meranti
8,65
1,98
-77,08
0,22
0,17
-19,91
0,44
0,10
-76,31
11
Pekanbaru
4,90
2,03
-58,55
0,22
0,23
2,74
0,37
0,55
50,41
72
Dumai
3,94
2,33
-40,92
0,16
0,12
-29,01
0,40
0,50
25,94
166,03
56,76
-65,82
3,27
1,82
-44,39
15,85
8,90
-43,84
Riau *)
ST2003
Perubahan (%)
Ayam Kampung dan Ayam Lokal Lainnya
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
7
Rata-rata ayam lokal yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003 sebanyak 30 ekor sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 21 ekor atau turun 30,00 persen. Berbeda dengan ayam lokal, jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging dan itik mengalami peningkatan, yaitu ratarata unggas yang diusahakan oleh rumah tangga mengalami kenaikan. Rata-rata ayam ras pedaging yang diusahakan pada tahun 2003 sebanyak 1,04 ribu ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 3,56 ribu ekor atau naik 243,02 persen. Rata-rata itik yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian tahun 2003 sebanyak 21 ekor sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 ekor atau naik 4,76 persen. Tabel 6. Rata-rata Jumlah Ternak yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Jenis Komoditas dan Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013*) (ekor/rumah tangga) No
Wilayah
Ayam Lokal ST2003
ST2013
(3)
(4)
Ayam Ras Pedaging
Perubahan (%)
ST2003
(5)
(6)
Itik
ST2013
Perubahan (%)
ST2003
ST2013
(7)
(8)
(9)
(10)
Perubahan (%)
(1)
(2)
1
Kuantan Singingi
24
16
-33,33
318
2.071
551,26
14
18
28,57
(11)
2
Indragiri Hulu
27
18
-33,33
1.057
5.064
379,09
17
19
11,76
3
Indragiri Hilir
27
19
-29,63
185
255
37,84
15
20
33,33
4
Pelalawan
40
21
-47,50
1.741
6.067
248,48
24
31
29,17
5
Siak
38
19
-50,00
380
4.890
1186,84
23
15
-34,78
6
Kampar
33
27
-18,18
2.967
4.904
65,28
24
36
50,00
7
Rokan Hulu
30
20
-33,33
350
1.703
386,57
21
19
-9,52
8
Bengkalis
27
24
-11,11
347
786
126,51
27
24
-11,11
9
Rokan Hilir
32
21
-34,38
148
962
550,00
24
19
-20,83
10
Kep Meranti
27
17
-37,04
91
385
323,08
21
23
9,52
11
Pekanbaru
42
35
-16,67
995
5.801
483,02
47
37
-21,28
72
Dumai
34
26
-23,53
639
4.322
576,37
24
22
-8,33
30
21
-30,00
1.039
3.564
243,02
21
22
4,76
Riau
*) Ayam lokal dan itik dihitung berdasarkan kondisi 1 Mei 2013, sedangkan ayam ras pedaging pada kondisi siklus terakhir.
7.
RUMAH TANGGA USAHA PERIKANAN
Kegiatan usaha perikanan mencakup kegiatan budidaya ikan (bukan ikan hias maupun ikan hias) dan penangkapan ikan. Pada kegiatan budidaya bukan ikan hias terdiri dari budidaya ikan di laut, di tambak, di kolam, di sawah dan di perairan umum. Sementara untuk kegiatan penangkapan ikan dibedakan menjadi penangkapan ikan di laut dan di perairan umum. Jumlah rumah tangga usaha budidaya hasil pendataan tahun 2013, yaitu, budidaya ikan di kolam ada sebanyak 15,61 ribu rumah tangga. Sementara kegiatan budidaya ikan di perairan umum 1,66 ribu rumah tangga, budidaya ikan di tambak/ air payau sebanyak 125 rumah tangga dan budidaya ikan di laut ada sebanyak 127 rumah tangga.
8
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
Gambar 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Jenis Kegiatan, Di Provinsi Riau, ST2013 Budidaya di laut
127
Budidaya di tambak
125
2013
15614
Budidaya di kolam 1657
Budidaya di perairan umum 90
Budidaya ikan hias
9201
Penangkapan di laut
17297
Penangkapan di perairan umum
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
*) Pengumpulan data budidaya ikan hias pada ST2003 masih bergabung dalam budidaya bukan ikan hias.
Jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan adalah nila, lele, patin, dan gurame masing-masing sebanyak 5,69 ribu rumah tangga; 5,17 ribu rumah tangga; 3,05 ribu rumah tangga dan 1,17 ribu rumah tangga. Rumah tangga usaha budidaya ikan nila, lele, dan patin sebagian besar dibudidayakan di Kabupaten Kampar. Budidaya udang terbesar ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Jenis Ikan Utama dan Kabupaten/Kota, di Provinsi Riau, ST2013 Jenis Ikan Utama No.
Wilayah
(1)
(2)
Nila
Lele
Mas
Gurame
Bandeng
Patin
Kakap
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Udang* (10)
1
Kuantan Singingi
703
277
5
28
0
88
0
2
Indragiri Hulu
631
500
23
162
0
343
0
0 0
3
Indragiri Hilir
161
167
-
14
31
190
0
11
4
Pelalawan
366
234
10
78
0
240
0
0
5
Siak
6
Kampar
7
528
501
34
148
0
135
1
0
1 196
1 178
89
247
0
1 251
0
0
Rokan Hulu
773
547
72
40
0
130
0
0
8
Bengkalis
369
500
13
71
0
98
1
2
9
Rokan Hilir
421
351
18
70
2
223
0
0
10
Kep Meranti
12
80
-
1
1
2
8
1
11
Pekanbaru
389
496
20
259
1
301
0
0
72
Dumai
139
340
1
56
9
48
0
1
5 688
5 171
285
1 174
44
3 049
10
15
Riau
*) Udang Vaname dan Udang Windu
8.
RUMAH TANGGA USAHA KEHUTANAN
Pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha budidaya tanaman sengon sebanyak 271 rumah tangga atau menurun sebanyak 1,36 ribu rumah tangga dibanding tahun 2003. Jumlah pohon sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 14,03 ribu pohon menurun 352,49 ribu pohon atau 96,17 persen dibanding tahun 2003. Sementara itu, jumlah rumah tangga usaha tanaman jati juga menurun sebanyak 0,98 ribu rumah tangga atau sebesar 70,39 persen. Jumlah pohon jati yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 54,64 ribu pohon menurun 181,84 ribu pohon atau 76,90 persen dibanding tahun 2003. Pada
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
9
tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha tanaman akasia sebanyak 117 rumah tangga dengan jumlah pohon sebanyak 26,48 ribu pohon.
Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Kehutanan Menurut Jenis Komoditas, Di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 271
Sengon
1627 411
Jati
ST2013 1388
ST2003
117
Akasia
1405 0
1000
2000
3000
Tabel 7. Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Jenis Komoditas dan Kabupaten/Kota, Di Provinsi Riau, ST2003 dan ST2013 (pohon) Sengon No.
Perubahan
Jati
Perubahan
Akasia
Perubahan
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
ST2003
ST2013
(3)
(4)
(%) (5)
ST2003
ST2013
(6)
(7)
(%) (8)
1
Kuantan Singingi
15 218
293
-98,07
32 734
863
2
Indragiri Hulu
30 440
1 124
-96,31
5 505
3
Indragiri Hilir
32 298
349
-98,92
586
4
Pelalawan
5 233
6 052
15,65
5
Siak
17 631
60
-99,66
6
Kampar
47 944
575
7
Rokan Hulu
8
Bengkalis
9
Rokan Hilir
10
Kep Meranti
11
Pekanbaru
72
Dumai Riau
ST2003*
ST2013
(9)
(10)
(%) (11)
-97,36
103 866
79
-99,92
1 166
-78,82
3 853
399
-89,64
2 152
267,24
4 753
524
-88,98
31 902
110
-99,66
354 670
6 818
-98,08
7 068
1 566
-77,84
119 159
110
-99,91
-98,80
19 840
1 857
-90,64
12 222
249
-97,96
65 203
3 264
-94,99
23 566
19 027
-19,26
2 686
5 107
90,13
126 648
110
-99,91
548
440
-19,71
15 597
2
-99,99
3 437
10
-99,71
22 702
2 648
-88,34
1 268
2
-99,84
7 394
80
-98,92
60
12
-80,00
1 235
4 953
301,05
13 368
2 110
-84,22
84 173
24 748
-70,60
4 452
8 204
84,28
1 701
0
-100,00
7 800
50
-99,36
263
0
-100,00
366 515
14 027
-96,17
236 484
54 639
-76,90
624 024
26 447
-95,76
*) Pengumpulan data tanaman Jabon pada ST2003 belum tersedia
9.
PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN Rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari usaha pertanian di Riau tahun 2013 sebesar
24,56 juta rupiah per tahun atau 2,05 juta rupiah per bulan yang berkontribusi sebesar 59,83 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian. Sedangkan pada tahun 2004 rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari usaha pertanian sebesar 11,22 juta rupiah per tahun atau sebesar 0,935 juta rupiah per bulan, yang berkontribusi sebesar 60,50 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian. Hal yang menarik dari struktur pendapatan rumah tangga pertanian baik tahun 2004 maupun
10
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
2013 adalah besarnya porsi pendapatan yang berasal dari buruh di luar sektor pertanian yakni sebesar 14,88 persen pada tahun 2013 sedangkan tahun 2004 sebesar 12,64 persen. Demikian juga usaha di luar sektor pertanian sebesar 11,39 persen pada tahun 2013 dan 8,70 persen pada tahun 2004. Gambar 5. Perbandingan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu di Provinsi Riau, SPP 2004 dan SPP 2013 SPP 2004
SPP 2013
Buruh di luar sektor pertanian 12.64% Buruh pertanian 8.10%
Buruh di luar sektor Buruh pertanian pertanian 14.88% 9.96% Pendapatan/ penerimaan lainnya 3.93%
Pendapatan/ penerimaan lainnya 10.06% Usaha di luar sektor pertanian 8.70%
Usaha di sektor Pertanian 60.50%
Usaha di luar sektor pertanian 11.39%
Usaha di sektor Pertanian 59.83%
Pada tahun 2013, subsektor perkebunan paling banyak memberikan kontribusi pada pendapatan rumah tangga pertanian sebesar 85,93 persen dari total pendapatan yang berasal dari kegiatan usaha pertanian, sedangkan tahun 2004 sebesar 77,81 persen. Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar pada pendapatan rumah tangga pertanian pada tahun 2013 adalah subsektor peternakan, subsektor tanaman padi dan subsektor hortikultura yang masing-masing sebesar 3,60 persen; 2,71 persen dan 1,98 persen. Sementara untuk tahun 2004, subsektor tanaman padi, hortikultura dan peternakan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 3,63 persen; 3,03 persen dan 1,70 persen. Gambar 6. Perbandingan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Dari Kegiatan Usaha Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Riau, SPP 2004 dan SPP2013 SPP2004
Tanaman Perkebunan 77.81%
SPP2013 Ternak/ Unggas 1.70% Penangkapa n Ikan 8.82% Lainnya 4.15% Tanaman Padi Tanaman 3.63% Palawija 0.86% Tanaman Hortikultura 3.03%
Ternak/ Unggas 3.60% Penangkapa n Ikan 2.52%
Tanaman Perkebunan 85.93%
Lainnya 2.78% Tanaman Palawija 0.49%
Tanaman Padi 2.71%
Tanaman Hortikultura 1.98%
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
11
Rumah tangga dengan pendapatan utama tahun 2013 dari budidaya ikan di kolam air tawar dan perkebunan mempunyai rata-rata pendapatan yang paling tinggi masing-masing sebesar 49,05 juta rupiah per tahun dan 28,53 juta rupiah per tahun. Sebaliknya, rumah tangga dengan pendapatan utama dari budidaya tanaman padi dan palawija mempunyai rata-rata pendapatan yang paling rendah masing-masing sebesar 9,55 juta rupiah per tahun. Tabel 8. Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Pertanian per Tahun Menurut Sumber Pendapatan Utama di Sektor Pertanian di Provinsi Riau (000 Rp) No.
Sumber Pendapatan Utama
Rata-rata Pendapatan per Tahun (000 Rp)
(2)
(3)
(1) 1
Tanaman Padi dan Palawija
9.546,87
2
Tanaman Hortikultura
21.466,78
3
Tanaman Perkebunan
28.532,93
4
Peternakan
24.654,71
5
Budidaya ikan di kolam air tawar
49.050,37
6
Budidaya ikan di perairan umum
12.961,50
7
Penangkapan ikan di laut
22.483,49
8
Penangkapan ikan di perairan umum
22.825,15
9
Tanaman Kehutanan
14.083,10
10
Pemungutan hasil hutan/ Penang-kapan satwa liar
19.050,09
11
Jasa Pertanian dan pembibitan tanaman
13.521,24
11.
KONSEP DAN DEFINISI Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana
setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). 12
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha Pertanian Lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Lahan Sawah adalahlahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dimana diperoleh/status lahan tersebut, termasuk juga lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija. Lahan Pertanian adalah lahan yang terdiri dari lahan yang diusahakan dan sementara tidak diusahakan (lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (selama 1 sampai 2 tahun tidak dikelola/diusahakan) untuk pertanian. Lahan Pertanian Bukan Sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya.Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari : huma, lading, tegalan/kebun, kolam/tebat/empang, tambak air payau, lahan perkebunan, lahan hutan Negara, lahan untuk pengembalaan/padang rumput dan lainnya (kandang atau untuk tanaman hias). Lahan Bukan Pertanian adalah semua lahan selain lahan sawah dan lahan bukan sawah yang meliputi lahan rumah dan pekarangan, lahan untuk bangunan dan lainnya (saluran air, lapangan olahraga, lahan tandus dan juga lahan pertanian yang sudah tidak digunakan lebih dari 2 tahun). Alih Fungsi Lahan adalah perubahan mengenai penggunaan lahan (konversi) menurut kenyataan pada periode waktu tertentu.
Berita Resmi Statistik No. 35/07/14/Th.XV, 1 Juli 2014
13