BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KALIMANTAN BARATTAHUN 2013 DARI USAHA PERTANIAN SEBESAR 16,54 JUTA RUPIAH SETAHUN ATAU 1,38 JUTA RUPIAH PER BULAN
Hasil Sensus Pertanian 2013(ST2013), jumlah rumah tangga usaha tanaman padi sebanyak 411.315 rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 1,26 persen atau sekitar 5.233 rumah tangga dibandingkan ST2003.
Jumlah rumah tangga usaha tanaman jeruk tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 10.147 rumah tangga atau naik 75,40 persen dibandingkan tahun 2003.
Jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003 - 2013 meningkat 28.357 rumah tangga atau naik sebesar 68,90 persen dalam kurun waktu 10 tahun.
Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 3.505 rumah tangga atau naik 0,52 persen dari tahun 2003.
Ikan nila, lele, ikan mas dan bandeng, merupakan jenis ikan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga yaitu masing-masing sebanyak 6.543 rumah tangga; 2.563rumah tangga; 865rumah tangga; dan 315 rumah tangga.
Jumlah tanaman sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 605.908 pohon, meningkat 522,93 persen dibandingkan dengan tahun 2003.
Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian tahun 2013 dari usaha pertanian mencapai 16,54 juta rupiah per tahun atau 1,38 juta rupiah per bulan. Kontribusi pendapatan dari usaha di sektor pertanian sebesar 53,50 persenterhadap pendapatan rumah tangga pertanian.
1. PENDAHULUAN Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Sensus Pertanian setiap 10 tahun sekali. Kegiatan ST2013 merupakan kegiatan sensus yang keenam yang diselenggarakan oleh BPS. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, dimulai dari Pemutakhiran Direktori Perusahaan Pertanian tahun 2012, Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian pada Mei 2013, dan dilanjutkan Survei Pendapatan Rumah
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
1
Tangga Usaha Pertanian (SPP2013) pada November 2013, serta Survei Rumah Tangga Usaha Subsektor Pertanian tahun 2014. Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian 2013 bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang populasi usaha pertanian, jumlah pohon/ternak dan juga distribusi pengusahaan lahan.Hasil pencacahan lengkap ST2013 telah digunakan untuk kerangka sampel dan angka patokan (benchmark) survei-survei di sektor pertanian.Sementara itu, kegiatan SPP2013 bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pendapatan/penerimaan rumah tangga usaha pertanian menurut subsektor serta mendapatkan data mengenai penguasaan, penggunaan, dan alih fungsi lahan dari rumah tangga pertanian.Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, informasi yang disajikan merupakan hasil ST2013 menurut subsektor dan hasil SPP2013.
2.
KEGIATAN USAHA PERTANIAN
Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di Kalimantan Barat didominasi oleh kegiatan usaha pertanian rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Barat hasil ST2013 tercatat sebanyak 627.638 rumah tangga, meningkat sebesar 2,10persen dari hasil ST2003 yang sebanyak 614.738 rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 287perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 72unit. Tabel 1. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Jenis Usaha ST2003 dan ST2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian (RumahTangga)
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan)
Kabupaten/Kota Pertumbuhan 2003 (1)
2013
Pertumbuhan 2003
Absolut
% (5)
2013 (7)
%
(8)
(9)
(2)
(3)
(4)
SAMBAS
86.211
91.865
5.654
6,56
9
3
-6
-66,67
5
BENGKAYANG
34.068
37.710
3.642
10,69
21
12
-9
-42,86
8
LANDAK
55.018
60.262
5.244
9,53
5
13
8
160,00
1
PONTIANAK
31.016
27.635
-3.381
-10,90
30
10
-20
-66,67
SANGGAU
65.552
70.189
4.637
7,07
25
17
-8
-32,00
4
KETAPANG
66.630
63.697
-2.933
-4,40
13
49
36
276,92
3
SINTANG
63.937
69.121
5.184
8,11
17
38
21
123,53
1
KAPUAS HULU
40.269
41.325
1.056
2,62
4
27
23
575,00
9
SEKADAU
33.688
35.205
1.517
4,50
0
15
20
MELAWI
32.556
32.266
-290
-0,89
0
13
3
KAYONG UTARA
16.089
17.236
1.147
7,13
0
3
1
KUBU RAYA
63.290
64.202
912
1,44
0
36
4
PONTIANAK
12.095
4.133
-7.962
-65,83
41
47
6
14,63
3
SINGKAWANG
14.319
12.792
-1.527
-10,66
3
4
1
33,33
10
KALIMANTAN BARAT
614.738
627.638
12.900
2,10
168
287
119
70,83
72
2
(6)
Absolut
Usaha Pertanian Lainnya 2013 (Unit) (10)
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
Kabupaten Sambas tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar, yaitu sebanyak 91.865 rumah tangga. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Baratnaik sebanyak 12.900 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Sambas5.654 rumah tangga. Hasil ST2013 juga menunjukkan bahwa jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tercatat sebanyak 287perusahaan dan sebagian besar berada di Kabupaten Ketapang(49 perusahaan). Jika dibandingkan dengan hasil ST2003, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 70,83 persen. Peningkatan jumlah perusahaan pertanian ini terbesar terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 575,00 persen atau bertambah sebanyak 23perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara itu, dari hasil ST2013 juga diketahui bahwa terdapat 72unit usaha pertanian lainnya diluar kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan.
3.
RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN PANGAN
Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa jumlah rumah tangga tanaman padi sebanyak 411.315rumah tangga. Jika dibandingkan hasil ST2003, jumlah rumah tangga usaha tanaman padi pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,26 persen atau 5.233 rumah tangga. Namun demikian di Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya, Kota Singkawang dan Kota Pontianak jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas ini mengalami peningkatan.
Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 Padi No
Kabupaten/Kota
(1) (2) 1 Sambas 2 Bengkayang 3 Landak 4 Pontianak 5 Sanggau 6 Ketapang 7 Sintang 8 Kapuas Hulu 9 Sekadau 10 Melawi 11 Kayong Utara 12 Kubu Raya 13 Kota Pontianak 14 Kota Singkawang Kalimantan Barat
ST2003 (3) 68.342 21.324 47.812 14.968 46.936 43.241 47.470 26.492 26.717 23.912 10.810 32.821 484 5.219 416.548
Jagung
Perubahan
ST2013 (4) 70.467 24.334 47.617 15.853 46.615 38.511 41.889 23.011 26.375 18.549 12.099 39.870 577 5.548 411.315
(%) (5) 3,11 14,12 -0,41 5,91 -0,68 -10,94 -11,76 -13,14 -1,28 -22,43 11,92 21,48 19,21 6,30 -1,26
ST2003 (6) 3.760 5.859 17.820 3.016 15.420 8.593 18.405 14.391 10.259 11.534 418 11.850 1.273 636 123.234
Perubahan
ST2013 (7) 1.640 3.383 5.362 484 5.404 4.172 7.420 3.321 2.582 1.512 98 4.460 203 563 40.604
(%) (8) -56,38 -42,26 -69,91 -83,95 -64,95 -51,45 -59,68 -76,92 -74,83 -86,89 -76,56 -62,36 -84,05 -11,48 -67,05
Perubaha n
Kedelai ST2003 (9) 1.100 70 204 344 79 201 477 277 169 48 39 503 12 3.523
ST2013 (10) 1.266 72 8 39 34 29 26 9 19 6 13 59 4 13 1.597
(%) (11) 15,09 2,86 -96,08 -88,66 -56,96 -85,57 -94,55 -96,75 -88,76 -87,50 -66,67 -88,27 8,33 -54,67
Kondisi yang sama terjadi pada jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung dan kedelai. Jika dibandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang cukup besar pada kedua komoditas tanaman pangan tersebut. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung berkurang hingga 67,05persen atau sebanyak 82.630 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung terbesar terjadi di Kabupaten Melawi sebesar 86,89persen dan terendah terjadi di Kota Singkawangsebesar 11,48persen. Demikian pula dengan tanaman kedelai, penurunan jumlah rumah tangga usaha merata di semua wilayah.
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
3
Gambar 1. Rata-Rata Luas Tanam dalam Setahun yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas ST2013 (ha) 001 001 001 001 001
000
001 000
000
000 000 000 000 Padi
Jagung
Kedelai
Sementara itu, rata-rata luas tanam yang diusahakan oleh rumah tangga tanaman padi pada periode Mei 2012 - April 2013 mencapai 0,87ha, pada kegiatan budidaya tanaman jagung, rata-rata luas tanam sebesar 0,36 ha. Sementara rata-rata luas tanam kedelai per rumah tangga pada tahun 2013 sebesar 0,20 ha.
4.
RUMAH TANGGA USAHA HORTIKULTURA
Kegiatan usaha budidaya hortikultura khususnya komoditas kunyit dan jeruk mengalami peningkatan jumlah rumah tangga selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas kunyitmengalami peningkatan sebanyak 1.776 rumah tangga atau naik sebesar 65,32persen dibandingkan tahun 2003. Peningkatan terbesar terjadi di Kabupaten Ketapang yaitu sebanyak 576 rumah tangga. Demikian pula untuk tanaman jeruk, selama kurun waktu 2003-2013 jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman jeruk mengalami peningkatan sebanyak 10.147 rumah tangga atau naik sebesar 75,40persen. Peningkatan terbesar terjadi di Kabupaten Sambas yaitu sebanyak 10.743 rumah tangga atau naik sebesar 181,53persen. Untuk jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman cabai pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 1.745 rumah tangga atau sebesar 11,56persen dibanding tahun 2003.
4
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Menurut Jenis Tanaman, ST2003 dan ST2013 Perubaha n
Kunyit No
Kabupaten/Kota
(1) (2) 1 Sambas 2 Bengkayang 3 Landak 4 Pontianak 5 Sanggau 6 Ketapang 7 Sintang 8 Kapuas Hulu 9 Sekadau 10 Melawi 11 Kayong Utara 12 Kubu Raya 13 Kota Pontianak 14 Kota Singkawang
ST2003
ST2013
(3)
(4) 147 13 345 225 182 132 360 180 101 198 20 164 647 5
2.719
Kalimantan Barat
177 190 598 46 609 708 471 425 211 183 139 616 101 21 4.495
(%) (5) 20,41 1361,54 73,33 -79,56 234,62 436,36 30,83 136,11 108,91 -7,58 595,00 275,61 -84,39 320,00
Cabai * ST2003
ST2013
(6)
(7)
1.159 591 1.637 446 960 1.488 2.216 641 282 2.537 233 2.268 229 404 15.091
65,32
(%)
1.110 981 788 511 1.203 2.896 2.359 1.115 258 1.649 723 2.278 90 875 16.836
Perubaha n
Jeruk **
Perubahan
ST2003
(8) -4,23 65,99 -51,86 14,57 25,31 94,62 6,45 73,95 -8,51 -35,00 210,30 0,44 -60,70 116,58
(9) 5.918 898 625 551 386 1.856 673 352 183 321 129 1.138 82 345
11,56
13.457
ST2013 (10) 16.661 1.217 395 506 684 707 361 100 129 118 310 1.224 79 1.113 23.604
(%) (11) 181,53 35,52 -36,80 -8,17 77,20 -61,91 -46,36 -71,59 -29,51 -63,24 140,31 7,56 -3,66 222,61 75,40
*) Cabai Merah, Cabai Hijau dan Cabai Rawit **)Jeruk Siam/Jeruk Keprok
Kelompok tanaman buah-buahan tahunan merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura yaitu sebanyak 104.368 rumah tangga. Kelompok tanaman sayuran semusim dan kelompok tanaman sayuran tahunan menempati urutan kedua dan ketiga terbesar yang diusahakan rumah tangga usaha hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim sebanyak 33.849 dan jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan sebanyak 12.618. Jumlah rumah tangga kelompok tanaman obat-obatan semusim sebanyak 8.195 dan kelompok tanaman lainnya seperti buah-buahan semusim, tanaman obat-obatan tahunan, dan tanaman hias baik tahunan maupun semusim sebanyak 5.018 rumah tangga. Gambar 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kelompok Tanaman, ST2013
120 000
Tahunan
104 368
Semusim
100 000 80 000 60 000 33 849 40 000 12 618 20 000
3 906
760
8 195
83
269
0 Buah-Buahan
Sayuran
Tan. Obat-Obatan
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
Tan. Hias
5
5.
RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN
Pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003-2013 meningkat 28.357 rumah tangga atau meningkat sebesar 68,90persen dalam 10 tahun. Peningkatan jumlah rumah tangga terbesar kegiatan usaha budidaya kelapa sawit ini terjadi di Kabupaten Sanggau, Landak, dan Sambas. Jumlah rumah tangga usaha karet bertambah 37,81persen dibanding tahun 2003 atau bertambah 115.035 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha karet terbesar di Kabupaten Sintang sebanyak 21.058 rumah tangga. Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (ribu) Kelapa Sawit No (1)
(2)
ST2003
ST2013
(%)
(3)
(4)
(5)
1 Sambas
2.030
2 Bengkayang
1.034
3 Landak
2.932 34
4 Pontianak
Karet
Perubahan
Kabupaten/Kota
ST2003 (6)
259,11
23.545
4.475
332,79
16.708
8.680
196,04
46.288
428
1.158,82
5.358
7.290
Kakao
Perubahan
Perubaha n
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
69,78
1.873
614
-67,22
25.705
53,85
2.159
1.183
-45,21
54.006
16,67
4.000
836
-79,10
7.552
40,95
1.340
367
-72,61
39.974
5 Sanggau
11.108
22.063
98,62
44.646
58.044
30,01
6.848
1.611
-76,47
6 Ketapang
11.448
9.708
-15,20
30.672
39.123
27,55
35
184
425,71
7 Sintang
3.265
4.952
51,67
43.963
65.021
47,90
99
128
29,29
8 Kapuas Hulu
1.070
433
-59,53
24.979
35.873
43,61
238
485
103,78
9 Sekadau
5.654
6.667
17,92
24.911
31.600
26,85
107
397
271,03
10 Melawi
2.388
1.716
-28,14
23.466
30.135
28,42
3
10
233,33
34
192
464,71
2.521
7.064
180,21
4
8
100,00
11 Kayong Utara 12 Kubu Raya
106
2.538
2.294,34
14.763
21.957
48,73
22
79
259,09
37
93
151,35
357
89
-75,07
18
0
-100,00
14 Kota Singkawang
16
2.053
622
68,90
37,81
17.368
1.225 7.121
96,95
304.230
3.122 419.265
52,07
41.156
278 69.513
1.637,50
Kalimantan Barat
13 Kota Pontianak
-58,96
Peningkatan jumlah rumah tangga usaha perkebunan tidak diikuti dengan perkembangan jumlah pohon yang diusahakan. Jumlah pohon karet yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 458,64 juta pohon meningkat sebanyak 164,59 juta pohon atau sebesar 55,97persen dibandingkan dengan tahun 2003. Pada tahun 2003 jumlah pohon kelapa sawit yang diusahakan sebanyak 21,19juta pohon, selanjutnya tahun 2013 meningkatmenjadi 30,47juta pohon atau terjadi peningkatan sebesar 43,79persen.
6
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
Gambar 3. Jumlah Tanamanyang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (juta pohon)
2
Kakao
3
458
Karet
ST2003
30
Kelapa Sawit
21 0
6.
ST2013
294
100
200
300
400
500
RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN
Jumlah rumah tangga usaha ayam lokal tahun 2013 sebanyak 92.284 rumah tangga turun sebesar 54,25persen dari tahun 2003. Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 3.505 rumah tangga naik 0,52persen dari tahun 2003. Penurunan juga terjadi pada jumlah rumah tangga usaha ayam ras petelur yang semula 421 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 146 rumah tangga pada tahun 2013 atau turun 65,32 persen.Penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam lokal dan ayam ras petelur merata di semua kabupaten/kota. Kenaikan jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging terbesar di Kabupaten Sambas dan Kubu Raya. Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 Ayam Lokal *) No
Perubahan
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
Ayam Ras Pedaging
Perubahan
Ayam Ras Petelur
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Perubaha n
(%) (11)
1 Sambas
24.284
5.408
-77,73
303
589
94,39
116
21
-81,90
2 Bengkayang
11.338
6.286
-44,56
74
120
62,16
50
2
-96,00
3 Landak
28.951
17.808
-38,49
171
87
-49,12
22
5
-77,27
4 Pontianak
10.588
2.850
-73,08
189
241
27,51
17
12
-29,41
5 Sanggau
13.407
7.397
-44,83
191
234
22,51
1
3
200,00
6 Ketapang
24.095
6.851
-71,57
706
414
-41,36
32
11
-65,63
7 Sintang
19.628
10.458
-46,72
480
296
-38,33
9
1
-88,89
8 Kapuas Hulu
11.916
2.392
-79,93
257
184
-28,40
42
9
-78,57
9 Sekadau
12.435
5.844
-53,00
75
67
-10,67
4
2
-50,00
10 Melawi
9.178
5.302
-77,73
263
262
-0,38
5
5
0,00
11 Kayong Utara
5.769
3.538
-38,67
103
121
17,48
7
3
-57,14
21.660
16.004
-26,11
404
667
65,10
71
22
-69,01
91
-48,88
17
5
-70,59
132 3.505
41,94
28
60,71
0,52
421
45 146
12 Kubu Raya 13 Kota Pontianak
3.174
533
-83,21
178
14 Kota Singkawang
5.278
-69,44
93
Kalimantan Barat
201.701
1.613 92.284
-54,25
3.487
*)
-65,32
Ayam Kampung dan Ayam Lokal Lainnya
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
7
Populasi ayam lokal yang diusahakanoleh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003 sebanyak 5.436.270 ekor sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 1.623.971ekor atau turun 70,13 persen.Berbeda dengan ayam lokal, walaupun jumlah rumah tangga usaha ayam ras petelur mengalami penurunan tetapi populasi unggas yang diusahakanoleh rumah tangga mengalami kenaikan. populasi ayam ras petelur yang diusahakan pada tahun 2003 sebanyak 106.270ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 713.814ekor atau naik 571,70persen. Populasi ayam ras pedaging yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian tahun 2003 sebanyak 2.210.699ekorsedangkan pada tahun 2013 sebanyak 20.319.787ekor atau naik 819,16persen. Tabel 6. PopulasiTernak yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Jenis Komoditas ST2003 dan ST2013*) Ayam Lokal *) No
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
Perubahan
Ayam Ras Pedaging
Perubahan
Ayam Ras Petelur
Perubaha n
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
ST2003
ST2013
(%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1 Sambas
617.104
2 Bengkayang
244.644
3 Landak
542.404
4 Pontianak
246.401
5 Sanggau
436.615
6 Ketapang
702.167
7 Sintang
633.947
8 Kapuas Hulu
347.040
9 Sekadau
323.349
10 Melawi
255.073
11 Kayong Utara
155.006
12 Kubu Raya
628.545
13 Kota Pontianak
139.971
14 Kota Singkawang
164.004
Kalimantan Barat
5.436.270
146.628 95.624 228.857 55.265 100.323 141.223 183.904 46.047 86.808 92.082 77.431 310.413 21.385 37.981 1.623.971
-76,24
119.118
2.851.847
2.294,14
6.996
99.616 1.323,90
-60,91
19.283
284.864
1.377,28
10.300
11.300
9,71
-57,81
115.586
449.004
288,46
372
858
130,65
-77,57
526.547
2.292.597
335,40
2.606
5.746
120,49
-77,02
69.616
970.515
1.294,10
739
2.254
205,01
-79,89
230.607
3.432.698
1.388,55
883
-70,99
261.629
710.056
171,40
262
10
-96,18
-86,73
71.502
314.402
339,71
1.419
3.150
121,99
-73,15
24.908
402.292
1.515,11
121
104
-14,05
-63,90
98.228
990.070
907,93
200
484
142,00
-50,05
18.343
280.778
1.430,71
124
-50,61
319.519
4.665.888
1.360,28
10.985
13.864
26,21
-84,72
198.103
896.516
352,55
3.672
3.780
2,94
-76,84
137.710
1.778.260
1.191,31
67.591
543.490
704,09
-70,13
2.210.699
20.319.787
819,16
106.270
713.814
571,70
27.758 3.043,60
1.400 1.029,03
*) Ayam lokal dan ayam ras petelur dihitung berdasarkan kondisi 1 Mei 2013, sedangkan ayam ras pedaging pada kondisi siklus terakhir.
7.
RUMAH TANGGA USAHA PERIKANAN
Kegiatan usaha perikanan mencakup kegiatan budidaya ikan (bukan ikan hias maupun ikan hias) dan penangkapan ikan. Pada kegiatan budidaya bukan ikan hias terdiri dari budidaya ikan di laut, di tambak, di kolam, di sawah dan di perairan umum. Sementara untuk kegiatan penangkapan ikan dibedakan menjadi penangkapan ikan di laut dan di perairan umum. Jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan pada tahun 2013 sebanyak 19.626 rumah tangga, mengalami peningkatan sebanyak 9.967 rumah tangga dibanding pada tahun 2003 atau meningkat 103,19persen dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara kegiatan usaha penangkapan ikan pada tahun 2013 menunjukan penurunan jumlah rumah tangga dibandingkan tahun 2003 sebesar 41.614 rumah tangga.
8
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
Gambar 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Jenis Kegiatan, ST2003 dan ST2013 2013
2003
29265,0 Penangkapan Ikan 70879,0
19626,0 Budidaya Ikan 9659,0
-
10000,0
20000,0
30000,0
40000,0
50000,0
60000,0
70000,0
80000,0
Jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan adalah nila, lele, dan mas, masing-masing sebanyak 6.543 rumah tangga; 2.563 rumah tangga; dan 865 rumah tangga yang sebagian besar dibudidayakan di Kabupaten Sintang.
Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Jenis Ikan Utama, ST2013 Jenis Ikan Utama No. Kabupaten/Kota (1)
(2)
Nila
Lele
Mas
Lainnya
(3)
(4)
(5)
(6)
1 Sambas
257
2 Bengkayang
302
3 Landak
516
4 Pontianak
245
5 Sanggau 6 Ketapang 7 Sintang
2
180
48
41
16
134
203
13
66
132
10
883
318
114
31
762
255
29
158
834
628
69
38
8 Kapuas Hulu
991
31
45
281
9 Sekadau
286
78
74
10
10 Melawi
681
220
120
15
11 Kayong Utara
89
37
33
1
6
12 Kubu Raya
527
335
11
79
13 Kota Pontianak
114
206
16
11
14 Kota Singkawang
108
122
8
12
6.543
2.563
865
860
Kalimantan Barat
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
9
8.
RUMAH TANGGA USAHA KEHUTANAN Pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha tanaman sengon sebanyak 1.903 rumah tangga
atau meningkat sebanyak 1.108 rumah tangga dibanding tahun 2003. Jumlah pohon sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 605.908 pohon meningkat 508.640 pohon atau 522,93persen dibanding tahun 2003. Sementara itu, jumlah rumah tangga usaha tanaman jati menurun sebanyak 1.086 rumah tangga atau sebesar 72,54persen. Jumlah pohon jati yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 47.681 pohon menurun488.278 pohon atau 91,10persen dibanding tahun 2003. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha tanaman akasia sebanyak 547 rumah tangga dengan jumlah pohon sebanyak 273.801 pohon. Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Kehutanan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 1903,0
Sengon
795,0 411,0
Jati
ST2013 ST2003
1497,0 547,0
Akasia
1765,0 -
1000,0
2000,0
3000,0
Tabel 7. Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (pohon) Sengon No (1)
(2)
Jati
Perubahan
Kabupaten/Kota
(%)
ST2003
ST2013
(3)
(4)
(5)
Akasia
Perubahan
ST2003
ST2013
(6)
(7)
(%) (8)
Perubahan
ST2003
ST2013
(9)
(10)
(%) (11)
1 Sambas
17.974
270.667
1.405,88
93.379
6.588
-92,94
18.062
31.890
76,56
2 Bengkayang
22.901
20.352
-11,13
14.428
14.753
2,25
273
69
-74,73
3.505
23.445
568,90
4.392
28
-99,36
3.462
5.561
60,63
456,96
1.458
25
-98,29
-58,95
819.609
66.198
-91,92
-98,44
4.572
32.010
600,13
-97,05
638.156
344
-99,95
3 Landak 4 Pontianak
2
5 Sanggau
8.259
6 Ketapang
1.385
7 Sintang
11.290
31.773
546
1.146
-86,12
10.104
3.975,23
127.248
-90,07
148.007
56.442 1.121
3.041 4.148 1.990 4.362
8 Kapuas Hulu
512
757
47,85
124.054
5.706
-95,40
400
11
-97,25
9 Sekadau
147
63
-57,14
785
510
-35,03
474.789
200
-99,96
213
705
230,99
1.631
1.997
22,44
146
16
-89,04
2,37
45
-100,00
981
3.106
216,62
562,33
4.978
-25,73
54.459
129.869
138,47
-100,00
1.961
0
-100,00
4.502
534,98
273.801
-86,44
10 Melawi 11 Kayong Utara 12 Kubu Raya 13 Kota Pontianak
5.617 25.451
168.569
0 3.697
18.080
36
14 Kota Singkawang
12
7.038
58.550,00
6.326
861
-86,39
709
Kalimantan Barat
97.268
605.908
522,93
535.959
47.681
-91,10
2.019.037
10
-
5.750
0
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
9.
PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN Rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari usaha pertanian di Kalimantan Barat tahun
2013 sebesar 16,54juta rupiah per tahun atau 1,38 juta rupiah per bulan yang berkontribusi sebesar 53,50persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian.
Gambar 5. Perbandingan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu SPP 2013
Buruh diluar Pertanian 16,20% Buruh Pertanian 8,78%
Usaha disektor Pertanian 53,50%
Pendapatan/Peneri maan Lain 12,98% Usaha diluas Sektor Pertanian 8,27%
Rumah tangga dengan pendapatan utama dari pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liardan budidaya ikan diperairan umum mempunyai rata-rata pendapatan yang paling tinggi masingmasing sebesar 35,8 juta rupiah per tahun dan 26,87juta rupiah per tahun. Sebaliknya, rumah tangga dengan pendapatan utama dari budidaya ikan di laut dan palawija serta budidaya ikan di kolam air tawar mempunyai rata-rata pendapatan yang paling rendah masing-masing sebesar2,45juta rupiah per tahun dan 6,52juta rupiah per tahun.
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
11
TABEL8.
Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Pertanian per Tahun Menurut Sumber PendapatanUtama di Sektor Pertanian (000 Rp) No
Sumber Pendapatan Utama
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
(2)
11.
Tanaman Padi dan Palawija Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Ternak/ Unggas Budidaya ikan di laut Budidaya ikan di tambak/ air Budidaya ikan di kolam air tawar Budidaya ikan di perairan umum Budidaya ikan hias Penangkapan ikan di laut Penangkapan ikan di perairan umum Tanaman Kehutanan Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman
Rata-Rata Pendapatan per Tahun (000 Rp) (3) 8.595,84 17.165,96 20.799,33 23.841,17 2.455,00 19.355,60 6.522,65 26.879,74 21.979,74 24.998,11 22.128,58 9.012,68 10.880,00 35.829,36 13.106,22
KONSEP DAN DEFINISI Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana
setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
12
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Usaha Pertanian Lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Lahan Sawah adalahlahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dimana diperoleh/status lahan tersebut, termasuk juga lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija. Lahan Pertanian adalah lahan yang terdiri dari lahan yang diusahakan dan sementara tidak diusahakan (lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (selama 1 sampai 2 tahun tidak dikelola/diusahakan) untuk pertanian. Lahan Pertanian Bukan Sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya.Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari : huma, lading, tegalan/kebun, kolam/tebat/empang, tambak air payau, lahan perkebunan, lahan hutan Negara, lahan untuk pengembalaan/padang rumput dan lainnya (kandang atau untuk tanaman hias). Lahan Bukan Pertanian adalah semua lahan selain lahan sawah dan lahan bukan sawah yang meliputi lahan rumah dan pekarangan, lahan untuk bangunan dan lainnya (saluran air, lapangan olahraga, lahan tandus dan juga lahan pertanian yang sudah tidak digunakan lebih dari 2 tahun). Alih Fungsi Lahan adalah perubahan mengenai penggunaan lahan (konversi) menurut kenyataan pada periode waktu tertentu.
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014
13
VISI BPS : Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT Informasi Informasi lebih lebih lanjut lanjut hubungi: hubungi: Edi Rahman Asmara,SE SSi, MM Sari Mariani, Kepala Bidang Statistik Kepala Bidang Statistik Distribusi Produksi Telepon: 0561-735345 Telepon: 0561-735345 E-mail :: distribusi
[email protected] E-mail
[email protected] Website Website :: http://kalbar.bps.go.id http://kalbar.bps.go.id
14
Berita Resmi Statistik No. 39/07/Th. XVII, 1 Juli 2014