IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.
Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Makro Ileum. Rataan panjang dan diameter ileum itik Cihateup setelah pemberian FOS
disajikan pada Tabel 6 berikut, Tabel 6. Rataan Panjang dan Diameter Ileum Itik Cihateup. Perlakuan K Ulangan
PI
F.A DI
PI
F.B DI
PI
F.C DI
PI
DI
.............................................................(cm)......................................................... 1
37,20
0,48
34,00
0,68
37,80
0,69
36,80
0,72
2
43,00
0,69
31,50
0,68
38,10
0,68
37,90
0,72
3
38,00
0,66
35,00
0,68
39,00
0,77
38,20
0,71
4
39,00
0,77
34,30
0,71
40,10
0,76
38,70
0,73
5
37,10
0,79
33,70
0,69
40,30
0,77
39,30
0,74
6
36,00 38,3 ± 2,47
0,72 0,69 ± 0,11
34,80 33,88 ± 1,26
0,68 0,69 ± 0,01
39,60 39,15 ± 1,04
0,75 0,74 ± 0,04
38,10 38,17 ± 0,84
0,73 0,73 ± 0,01
Rata-rata
Keterangan :
K F.A F.B F.C PI DI
: Kontrol : Pemberian FOS 50 µL : Pemberian FOS 75 µL : Pemberian FOS 100 µL : Panjang Ileum : Diameter Ileum.
Berdasarkan hasil sidik ragam yang terlampir pada Lampiran 2, perlakuan tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap morfometrik makro ileum. Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara panjang dan diameter ileum itik percobaan yang mengalami stres baik tanpa maupun dengan pemberian FOS. Hal ini disebabkan karena itik yang digunakan adalah itik yang berada pada fase grower berumur 14-20 minggu.
24 Pertumbuhan pada hakikatnya merupakan manifestasi dari perubahan volume dan ukuran sel-sel yang menyusun dan membentuk sebuah jaringan. Laju pertumbuhan meningkat sangat pesat ketika ternak berada dalam awal fase grower. Apabila protein dan energi metabolis ransum yang diberikan pada ternak tercukupi, maka pertumbuhan menunjukkan laju sesuai dengan potensi genetiknya. Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor penting terkait pertumbuhan dan performance ternak.
Ao dan Choct (2013) melaporkan dampak cekaman panas terhadap
pertumbuhan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cekaman panas yang masih dapat ditolelir ternak tidak menunjukkan penuruan pertumbuhan meskipun dengan memafaatan FOS.
Hasil penelitian Rhoads dkk. (2013) menunjukkan bahwa
cekaman panas yang diberikan selama beberapa jam tidak menunjukkan penurunan pertumbuhan jaringan. Lebih lanjut dilaporkan bahwa ternak mampu melakukan thermoregulasi yang baik dengan memanfaatkan waktu dimana cekaman panas tidak terjadi untuk memaksimalkan intake pakannya. Terkait dengan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa ternak itik yang terekspos stres masih mampu menanggulanginya dengan memanfaatkan waktu malam hari untuk memaksimalkan konsumsi pakan yang diberikan. Faktor lain yang menjadi penyebab tidak terjadinya perbedaan (P>0,05) ukuran makro ileum adalah umur ternak yang digunakan telah mencapai pertumbuhan jaringan ileum yang sempurna. Qian dkk. (2004) melaporkan bahwa stres panas maupun psikis tidak mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran jaringan yang telah tercapai fase pertumbuhannya. 4.2.
Pengaruh Perlakuan terhadap Morfometrik Mikro Ileum Rataan jumlah, panjang dan lebar vili ileum itik Cihateup setelah pemberian
FOS disajikan pada Tabel 7. berikut :
25 Tabel 7. Rataan Jumlah, Panjang dan Lebar Vili Ileum Itik Cihateup. Perlakuan K
Ulang an JV
F. A
PV
LV
(μm)
JV
F. B
PV
LV
(μm)
PV
JV
F. C LV
(μm)
JV
PV
LV
(μm)
1
7
279
49,7
7
415
55,3
10
355
42,4
8
453
56,4
2
8
258
49,1
7
423
57,4
11
355
44,2
6
422
55,6
3
8
288
47,7
7
402
59,2
11
353
28,6
8
420
59,4
4
7
269
45,5
8
411
52,8
10
339
45
7
427
60,1
5
8
267
43,5
7
415
56,8
11
338
50,2
8
445
56,4
6
8 7,67 ± 0,52
241 267 ± 16,4
45,9 46,9 ± 2,36
8 7,33 ± 0,52
425 415 ± 8,35
56,7 56,4 ± 2,16
11 10,7 ± 0,52
352 349 ± 7,97
51,2 43,6 ± 8,13
6 7,17 ± 0,98
417 430,7 ± 14,79
57,5 57,5 ± 1,81
Ratarata
Keterangan:
K F.A F.B F.C JV PV LV
: Kontrol : Pemberian FOS 50 µL : Pemberian FOS 75 µL : Pemberian FOS 100 µL : Jumlah Vili Ileum (perbesaran 10x10) : Panjang Vili Ileum : Lebar Vili Ileum
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh perlakuan (P>0,05) terhadap jumlah vili ileum itik Cihateup, namun terdapat pengaruh nyata pada (P<0,05) terhadap panjang dan lebar vili ileum. Jumlah vili ileum terkait dengan ukuran makro ileum. Seperti dikemukakan pada sub pembahasan sebelumnya yang menunjukkan bahwa semua kelompok itik percobaan baik yang medapat maupun tidak mendapat perlakuan, tidak menunjukkan perbedaan panjang maupun diameter ileum. Faktor ini menjadi penyebab secara mikroskopik, jumlah vili tidak berbeda nyata. Berbeda halnya dengan panjang dan lebar vili ileum itik percobaan menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan berbagai level FOS maupun tanpa pemberian FOS. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan rataan panjang dan
26 lebar vili ileum itik Cihateup dilakukan pengujian Contrast Orthogonal untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8. dan 9. Tabel 8. Signifikansi Pengaruh Pemberian FOS terhadap Panjang Vili Ileum. Perlakuan
Signifikansi*
K
Rata-rata 267,00±16,41
F.B
348,67±7,97
b
F.A
415,17±8,35
c
F.C
430,67±14,79
d
a
Keterangan : K : Kontrol F.A : Pemberian FOS 50 µL F.B : Pemberian FOS 75 µL F.C : Pemberian FOS 100 µL *Huruf yang berbeda (a, b, c, dan d) pada kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,05). Tabel 9. Signifikansi Pengaruh Pemberian FOS terhadap Lebar Vili Ileum Perlakuan
Signifikansi*
FB
Rata-rata 43,60 ± 8,13
K
46,90 ± 2,36
b
FA
56,37 ± 2,16
c
FC
57,57 ± 1, 81
d
a
Keterangan : K : Kontrol F.A : Pemberian FOS 50 µL F.B : Pemberian FOS 75 µL F.C : Pemberian FOS 100 µL *Abjad yang berbeda (a, b, c, dan d) pada kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p<0,05). Berdasarkan hasil uji Contrast Orthogonal baik panjang ataupun lebar vili ileum menunjukkan bahwa panjang dan lebar vili ileum berbeda nyata (p<0,05)
27 setelah pemberian FOS. Perbedaan paling signifikan terdapat pada level pemberian sebanyak 100 µL. Terdapat kecenderungan semakin tinggi level pemberian FOS menyebabkan pertambahan ukuran (panjang dan lebar) vili ileum itik percobaan. Mikroskopik ukuran vili dapat dilihat pada Lampiran 6. Morfologi mukosa usus halus terdiri dari vili yang berfungsi memperluas area penyerapan zat nutrien.
Pada permukaan vili terdapat mikrovili sebagai
penjuluran sitoplasma yang dapat menigkatkan efisiensi penyerapan sari-sari makanan. Semakin luas permukaan vili maka semakin besar persen absorpsi pada saluran cerna (Silva dkk., 2007). Anderson, (1996) menyatakan bahwa proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan dalam lumen usus memerlukan cairan yang disebut dengan mucus. Mucus merupakan cairan kental atau encer terdiri atas makromolekul glikoprotein bersulfat yang dihasilkan oleh sel-sel goblet yang berada di sebelah atas atau lateral dari lamina basalis lumen usus. FOS merupakan penyedia energi dan substrat metabolisme. Sekitar 90-95% SCFA diabsorbsi di sekum dan kolon ascenden. Salah satu komponen SCFA, yaitu butirat digunakan sebagai sumber energi utama bagi kolonosit, sedangkan propionat, laktat, dan asetat masuk ke dalam vena porta menuju ke hati untuk mengalami metabolisme lebih lanjut (Cho dkk., 1999). Sebagai prebiotik FOS berfungsi melalui penurunan pH di dalam kolon yang bermanfaat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, terutama Escherichia coli, Clostridium spp, dan Bacteroides, serta dapat meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan bakteri di kolon (Roberfroid dkk., 1998). Supply energi yang diberikan oleh mikroba non patogen mampu menjadi bahan pembentukan jaringan yang menghasilkan panjang dan lebar vili yang jauh
28 berbeda dari yang tidak diberikan.
Pemanfaatan FOS oleh mikroba mampu
menghasilkan fosfolipid yang merupakan pembentuk membran sel. Asam laktat yang dihasilkan membantu proses penyerapan zat makanan seperti mineral Mg yang merupakan kofaktor dalam sintesis protein di inti sel.
Mineral lain yang
diserap seperti Ca (mineral transduksi) juga dapat meningkatkan sintesis glikoprotein.
Kedua mineral ini akan membantu tumbuhnya sel goblet yang
merupakan penyusun vili usus. Hasil penelitian Kaume dkk. (2011) menunjukkan bahwa pemberian FOS, meningkatkan kadar insulin.
Diketahui bahwa insulin merupakan kelompok
hormon anabolisme, ini berarti bahwa pemberian FOS secara terus menerus mampu mempertahankan kadar insulin dalam level yang tinggi sehingga pertumbuhan jaringan lebih tinggi, termasuk vili-vili ileum.
29