Lampiran-2
Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016 I.
Air Limbah a. Identifikasi isu – isu strategis
NO ELEMEN INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) Sudah ada dinas yang menangani air 1 limbah domestic (Dinas Ciptaru) Tersedianya dana penunjang dan 2 pendamping dari APBD Kabupaten KSM dalam pengelolaan IPAL komunal 3 sudah berjalan dengan baik Adanya program Sanimas dalam 4 pembangunan IPAL komunal 5 Adanya program STBM Tersedianya lahan oleh Masyarakat dalam 6 pembangunan IPAL Komunal dan MCK KELEMAHAN (WEAKNESS) 1 2 3
Fungsi IPLT tidak maksimal Master Plan pengelolaan air limbah tidak dipakai secara maksimal Kualitas SDM kurang
Dukungan pendanaan dari swasta sangat minim Pertumbuhan penduduk yang cepat mengakibatkan meningkatnya volume air 5 limbah Masih banyaknya pengunaan cubluk/tangki 6 septik individual belum aman EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) Banyaknya perusahaan yang dapat 1 memberikan CSR untuk pembangunan sanitasi 2 Adanya jasa penyedotan tinja swasta 3 Adanya program 100 - 0 - 100 4
NO 4 5
ELEMEN Adanya DAK untuk pengelolaan air limbah domestik Adanya KSM pengelola IPAL komunal
ANCAMAN (THREATH) Masih terdapat masyarakat yang memiliki 1 akses terhadap jamban yang tidak sehat Belum tertariknya sektor swasta untuk 2 melakukan investasi disektor air limbah Belum optimalnya penggalian potensi 3 pendanaan dari masyarakat Masih rendahnya kesadaran masyarakat 4 dalam pengelolaan air limbah rumah tangga Sumber : FGD Pokja Sanitasi 2016 b. Pembobotan
Pembobotan Kekuatan
Pembobotan Kelemahan
Pembobotan Peluang
Pembobotan Ancaman
c. Pembuatan matrik IFAS dan EFAS
NO
ELEMEN
BOBOT
TINGKAT PENGAR UH
PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH
26.40%
4
1.056
10.70%
4
0.428
23.70%
3
0.711
9.40%
3
0.282
13.30%
3
0.399
16.40%
3
0.492
INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH)
1 2 3 4 5 6
Sudah ada dinas yang menangani air limbah domestic (Dinas Ciptaru) Tersedianya dana penunjang dan pendamping dari APBD Kabupaten KSM dalam pengelolaan IPAL komunal sudah berjalan dengan baik Adanya program Sanimas dalam pembangunan IPAL komunal Adanya program STBM Tersedianya lahan oleh Masyarakat dalam pembangunan IPAL Komunal dan MCK Total
100%
3.368
KET
NO
ELEMEN
BOBOT
TINGKAT PENGAR UH
PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH
50.50%
4
2.020
11.90%
3
0.357
6.90%
3
0.207
2.20%
2
0.044
4.20%
3
0.126
24.30%
4
0.972
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1 2 3 4 5
6
Fungsi IPLT tidak maksimal Master Plan pengelolaan air limbah tidak dipakai secara maksimal Kualitas SDM kurang Dukungan pendanaan dari swasta sangat minim Pertumbuhan penduduk yang cepat mengakibatkan meningkatnya volume air limbah Masih banyaknya pengunaan cubluk/tangki septik individual belum aman Total
100%
3.726 -0.358
Selisih Kekuatan dan Kelemahan EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY)
1 2 3 4 5
Banyaknya perusahaan yang dapat memberikan CSR untuk pembangunan sanitasi Adanya jasa penyedotan tinja swasta Adanya program 100 - 0 - 100 Adanya DAK untuk pengelolaan air limbah domestik Adanya KSM pengelola IPAL komunal Total
11.30%
3
0.339
2.50%
2
0.050
25.70%
4
1.028
54.70%
4
2.188
5.70%
2
0.114
100%
3.719
ANCAMAN (THREATH)
1
Masih terdapat masyarakat yang memiliki akses terhadap jamban yang tidak sehat
24.60%
4
0.984
2
Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi disektor air limbah
3.30%
3
0.099
3
Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat
8.90%
2
0.178
4
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah rumah tangga
63.20%
2
1.264
Total Selisih Peluang dan Ancaman
100%
2.525 1.194
KET
d. Membuat kuadran posisi pengelolan sub sektor Air Limbah
e. Matrik strategi SWOT Berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi pengelolaan air limbah domestik masuk di kuadran 3, sehingga strategi yang direkomendasikan adalah strategi Kelemahan (Weakness) dan Peluang (opportunity) atau dikenal dengan strategi WO, yaitu gunakan peluang untuk mengatasi kelemahan.
Tabel 4.2 Matrik strategi pengelolaan air limbah domestik No 1
Strategi Dinas Ciptaru merupakan SKPD yang menangani Air Limbah sehingga program 100-0100 dan STBM dapat berjalan dengan baik
2
Tersedianya dana dari APBD dan DAK untuk pengelolaan air limbah domestik
3
KSM dalam pengelolaan IPAL komunal sudah berjalan dengan baik
4
Adanya program Sanimas dalam pembangunan IPAL komunal
5
Tersedianya lahan oleh Masyarakat dalam pembangunan IPAL Komunal dan MCK
6
Banyaknya perusahaan yang dapat memberikan CSR untuk pembangunan sanitasi dan penggunaan jasa penyedotan tinja
Sumber : FGD Pokja Sanitasi Kab Grobogan, 2016
II.
Persampahan a. Identifikasi isu – isu strategis b. Tabel 4.3 Isu – Isu Strategis Pengelolaan Persampahan NO
ELEMEN
INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) 1 Sudah Memiliki TPA 2 Sudah ada Perda pengelolaan sampah 3 Sudah ada retribusi/ jasa umum mengenai sampah 4 Sudah ada SKPD yang mengelola sampah 5 Tersedianya dana APBD untuk pengelolaan sampah 6 Ada KSM pengelola sampah Total
NO
2 3
ELEMEN KELEMAHAN (WEAKNESS) Belum ada TPA yang memadai dan memenuhi syarat sesuai UU no. 18/2008 Kurangnya kapasitas TPA Tidak ada penyediaan TPS 3 R oleh SKPD
4
Masyarakat belum melakukan pemilahan sampah
1
EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) 1 Adanya dana DAK dalam pengelolaan sampah 2 Adanya usaha sampah (rosok) 3 Pengelolaan sampah secara swadaya oleh masyarakat 4 Lomba kota Adipura Total ANCAMAN (THREATH) Kesadaran untuk pemilahan sampah rumah tangga 1 masih rendah Masih banyak sampah yang dibakar sehingga 2 menyebabkan polusi Masih banyak warga yang membuang sampah di 3 sungai 4 Pengelolaan 3R belum optimal Masih rendahnya investasi dunia usaha ataupun pihak 5 swasta Sumber : FGD Pokja Sanitasi Kab Grobogan 2016
c. Pembobotan
Pembobotan Kekuatan
Pembobotan Kelemahan
Pembobotan Peluang
Pembobotan Ancaman
d. Pembuatan matrik IFAS dan EFAS
NO
ELEMEN
BOBOT
TINGKAT PENGARUH
PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH
INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) 1
Sudah Memiliki TPA
27.60%
4
1.104
2
Sudah ada Perda pengelolaan sampah
41.30%
4
1.652
3
Sudah ada retribusi/ jasa umum mengenai sampah
4.10%
3
0.123
4
Sudah ada SKPD yang mengelola sampah
7.70%
3
0.231
5
Tersedianya dana APBD untuk pengelolaan sampah
17.00%
3
0.510
6
Ada KSM pengelola sampah
2.40%
2
0.048
Total KELEMAHAN (WEAKNESS)
100%
3.668
KET
NO
ELEMEN
BOBOT
TINGKAT PENGARUH
PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH
1
Belum ada TPA yang memadai dan memenuhi syarat sesuai UU no. 18/2008
21.10%
4
0.844
3.90%
3
0.117
10.50%
3
0.315
64.50%
4
2.580
2 3 4
Kurangnya kapasitas TPA Tidak ada penyediaan TPS 3 R oleh SKPD Masyarakat belum melakukan pemilahan sampah Total
100%
3.856 -0.188
Selisih Kekuatan dan Kelemahan EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) 1
Adanya dana DAK dalam pengelolaan sampah
64.50%
3
1.935
2
Adanya usaha sampah (rosok)
8.50%
3
0.255
23.00%
4
0.920
4.00%
2
0.080
3 4
Pengelolaan sampah secara swadaya oleh masyarakat Lomba kota Adipura Total
100%
3.190
ANCAMAN (THREATH) 1
Kesadaran untuk pemilahan sampah rumah tangga masih rendah
10.90%
3
0.327
2
Masih banyak sampah yang dibakar sehingga menyebabkan polusi
5.20%
3
0.156
60.50%
4
2.420
20.60%
3
0.618
2.90%
2
0.058
3 4 5
Masih banyak warga yang membuang sampah di sungai Pengelolaan 3R belum optimal Masih rendahnya investasi dunia usaha ataupun pihak swasta Total Selisih Peluang dan Ancaman
100%
3.579 -0.389
KET
e. Membuat kuadran posisi pengelolan sub sektor Persampahan
f. Matrik strategi SWOT Berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi pengelolaan persampahan masuk di kuadran IV, sehingga strategi yang direkomendasikan adalah strategi Kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threat) atau dikenal dengan strategi WT, yaitu bertahan dalam menghadapi kelemahan dan ancaman. Tabel Matrik strategi pengelolaan persampahan No
Strategi
1
Agar warga tidak membuang sampah di sungai ataupun dibakar maka tetap menggunakan TPA ada. Mengoptimalkan 3R (pemilahan) agar sampah yg masuk ke TPA dapat di kurangi
2 3 4
Mempromosikan masterplan persampahan agar menarik pihak swasta Mengajukan TPS 3 R oleh SKPD agar kesadaran masyarakat untuk pemilahan sampah rumah tangga muncul
III.
Drainase a. Identifikasi isu – isu strategis
NO
ELEMEN
INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) 1 Drainase sudah ditangani oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 2 Tersedianya dana anggaran APBD 3 Sudah ada jaringan primer dan sekunder 4 Sudah ada SDM bidang drainase 5 Adanya dokumen RPJMD sektor drainase KELEMAHAN (WEAKNESS) 1 2
Saluran air belum ideal sehingga terjadi sedimentasi diselokan Pada umumnya, sitem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga (grey water)
3
Kurangnya sosialisasi dan kampanye tentang pengelolaan drainase
4
Area cakupan yang luas terbentur dengan SDM yang ada di Dinas Cipkataru
5
Informasi mengenai saluran yang rusak belum optimal
6 7
1 2 3 4 5
Kualitas SDM kurang Anggaran masih rendah EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) Adanya swadaya masyarakat membangun drainase Adanya program 100 - 0 - 100 Bantuan Sarpras dari swasta Partisipasi masyarakat dalam perawatan drainase Adanya dana APBD untuk drainase
1 2
ANCAMAN (THREATH) Masyarakat membuang sampah di saluran drainase Banjir dan genangan yang terjadi setiap tahun
3
Kepedulian masyarakat dalam memelihara saluran drainase kurang
4
Bangunan diatas drainase
5
Daya dukung drainase dengan air yg masuk tidak memadai
6 Pemukiman tidak memiliki saluran drainase Sumber : FGD Pokja Sanitasi/AMPL 2016
b. Pembobotan
Pembobotan Kekuatan
Pembobotan Kelemahan
Pembobotan Peluang
Pembobotan Ancaman
c. Pembuatan matrik IFAS dan EFAS
NO
ELEMEN
BOBOT
PERKALIAN BOBOT TINGKAT DAN KETERANGAN PENGARUH TINGKAT PENGARUH
INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) 1
Drainase sudah ditangani oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
13.30%
4
0.532
2
Tersedianya dana anggaran APBD
54.10%
4
2.164
3 4
Sudah ada jaringan primer dan sekunder Sudah ada SDM bidang drainase
2.70% 6.20%
3 3
0.081 0.186
5
Adanya dokumen RPJMD sektor drainase
23.70%
3
0.711
Total KELEMAHAN (WEAKNESS)
100%
3.674
1
Saluran air belum ideal sehingga terjadi sedimentasi diselokan
8.40%
3
0.252
2
Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dan saluran limbah rumah tangga (grey water)
28.80%
2
0.576
3
Kurangnya sosialisasi dan kampanye tentang pengelolaan drainase
1.90%
2
0.038
4
Area cakupan yang luas terbentur dengan SDM yang ada di Dinas Cipkataru
25.20%
3
0.756
5
Informasi mengenai saluran yang rusak belum optimal
3.20%
2
0.064
4.50% 28.00%
3 4
0.135 1.120
6 7
Kualitas SDM kurang Anggaran masih rendah Total
100%
2.941 0.733
Selisih Kekuatan dan Kelemahan EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) 1
Adanya swadaya masyarakat membangun drainase
16.50%
4
0.660
2 3
Adanya program 100 - 0 - 100 Bantuan Sarpras dari swasta
21.60% 2.20%
3 3
0.648 0.066
4
Partisipasi masyarakat dalam perawatan drainase
16.40%
4
0.656
5
Adanya dana APBD untuk drainase
43.30%
4
1.732
Total
100%
3.762
NO
ELEMEN
BOBOT
PERKALIAN BOBOT TINGKAT DAN KETERANGAN PENGARUH TINGKAT PENGARUH
ANCAMAN (THREATH) 1
Masyarakat membuang sampah di saluran drainase
54.70%
4
2.188
2
Banjir dan genangan yang terjadi setiap tahun
2.50%
3
0.075
3
Kepedulian masyarakat dalam memelihara saluran drainase kurang
7.30%
2
0.146
4
Bangunan diatas drainase
11.80%
2
0.236
5
Daya dukung drainase dengan air yg masuk tidak memadai
3.70%
4
0.148
6
Pemukiman tidak memiliki saluran drainase
20.00%
4
0.800
Total
100%
Selisih Peluang dan Ancaman
d. Membuat kuadran posisi pengelolan sub sektor Drainase
3.593 0.169
e. Matrik strategi SWOT Berdasarkan hasil analisis SWOT, posisi pengelolaan drainase masuk di kuadran I, sehingga strategi yang direkomendasikan adalah strategi kekuatan (strength) dan Peluang (Oportunity) atau dikenal dengan strategi SO, yaitu gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Tabel Matrik strategi pengelolaan drainase No
Strategi
1
Drainase sudah ditangani oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sehingga program 100-0-100 dapat terlaksana Tersedianya dana anggaran APBD untuk memperbaiki jaringan drainase primer maupun sekunder Sudah ada SDM bidang drainase sehingga dapat melakukan perawatan drainase Adanya dokumen RPJMD sektor drainase Adanya swadaya masyarakat dan bantuan dari swasta guna membangun drainase
2 3 4 5