Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) TERHADAP PELAKSANAAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DI KOTA PONTIANAK Oleh: YULIANA ZENI RUSIANTI NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berusaha melihat bagaimana pengawasan yang dilakukan DPRD Kota Pontianak terhadap Perda Nomor 04 tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data diperoleh, data tersebut dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Proses pengawasan yang dilakukan DPRD Kota Pontianak terhadap Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dilihat sebagai proses manajerial dan politik. Pengawasan terhadap retribusi dilaksanakan oleh komisi C DPRD Kota Pontianak. Adapun pada tahap perencanaan dilakukan untuk menentukan jadwal rapat kerja atau rapat koordinasi dengan dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kemudian pengorganisasian yaitu pemanfaatan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya non-manusia atau pemanfaatan fasilitas yang ada guna pencapaian pengawasan efektif. Selanjutnya pengendalian, dilaksanakan rapat koordinasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta PDAM Tirta Khatulistiwa dengan periode waktu 3 (tiga) bulan sekali dengan tujuan untuk melihat pencapaian realisasi target retribusi. Pengawassan dilakukan sebagai pengawasan politik dan kebijakan yang bertujuan untuk menjaga akuntabilitas publik dan dilaksanakan oleh DPRD Kota Pontianak sebagai upaya yang dilakukan untuk memastikan implementasi retribusi dan kebersihan Kota Pontianak berjalan dengan baik dan mencapai target yang telah ditetapkan. Kata-kata Kunci : Pengawasan, DPRD, Retribusi, Persampahan/Kebersihan, dan Akuntabilitas Publik.
THE FUNCTION OF LEGISLATIVE’S CONTROL TOWARD IMPLEMENTATION RETRIBUTION OF GARBAGE AND CLEAN SERVICES IN KOTA PONTIANAK Abstract This study tried to see how the control has done by DPRD toward implementation Of Perda Nomor 04 Tahun 2011 About Retibution of Garbage and Clean Services in Kota Pontianak. This study used descriptive-qualitative method. The technique of data collecting by deep interview, observed and documentation technique. Then the collected data, analyzed by data reduction-way, data presenting, and data verification. The process of the supervision was as an implementation process of politic and managements. The control toward The Retribution of Garbage and Clean Services by Division C of DPRD of Kota Pontianak especially in retribution implementation. As for the planning phase was conducted to determine the schedule of work meetings or coordination meetings to Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Then, the organization that is the utilization of existing resources, both human and non-human resources or the utilization of existing facilities in order to achieve effective control. Furthermore control, held a coordination meetings Dinas Ke-bersihan dan Pertamanan and PDAM Tirta Khatulistiwa with a period of 3 (three) months to see the realization of the target of retribution. The supervision had done as a politic supervision and policies aimed to keep the public accountability, especially the institutions related to policies implementation, held as an effort had done to ensure the retribution implementation and cleanliness of Kota Pontianak to success and achieve the targets. Keywords : Control, DPRD, Retribution, Gagbage and Public Accountability.
1 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
maka sudah sepantasnya DPRD dapat
A. PENDAHULUAN
melaksanakan 1.
yang
dimilikinya secara lebih optimal. Salah
Latar Belakang Dianutnya
fungsi-fungsi
sistem
desentralisasi
satunya adalah fungsi pengawasan, fungsi
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
pengawasan DPRD terhadap pemerintah
Negara
didasarkan
pada
prinsip
daerah memiliki peran yang sangat penting
pemencaran kekuasaan yang bertujuan
dalam
untuk
dalam
Indonesia khususnya di daerah, karena
penyelenggaraan pemerintahan dan guna
bagaimanapun juga DPRD adalah lembaga
pengembangan demokrasi dari bawah
perwakilan rakyat yang berada di daerah
(grass-roots
untuk
mencapai
efektivitas
democracy).
Sebagai
pengembangan
menyampaikan
demokrasi
aspirasi
di
dan
konsekuensi
dianutnya
sistem
ini,
sepantasnya rakyat juga ikut serta dalam
dibentuklah
unit-unit
pemerintahan
mengawasi jalannya pemerintahan daerah
setempat yang disebut Daerah Otonom,
yang tercermin dengan pelaksanaan fungsi
yakni
Daerah
berkewajiban
yang untuk
berhak
dan
pengawasan DPRD terhadap pemerintah
mengatur
dan
daerah
mengurus rumah-tangganya sendiri atas
selaku
pelaksana
kebijakan).
dasar kebijaksanaan dan inisiatif yang dilakukan oleh perangkat daerah sendiri.
(eksekutif
Dengan adanya pengawasan yang dilakukan
oleh
DPRD
terhadap
Sejauh ini prinsip otonomi yang
pemerintah daerah tentunya merupakan
luas, nyata dan bertanggung jawab dalam
cerminan terlaksananya mekanisme checks
implementasinya
oleh
and balances dalam pengelolaan tata
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
pemerintahan yang baik (good governace)
Rakyat Daerah (DPRD). Era otonomi
di daerah. Menurut Djojosoekarto, dkk
diberikan kepada daerah sebagai kesatuan
(2006:2) DPRD mempunyai posisi politik
masyarakat hukum, sehingga yang terjadi
lebih
hanyalah pergeseran tempat sentralisasi
pemerintahan, maka beberapa studi telah
yang semula berada di tangan pemerintah
memberikan penekanan kepada aspek
pusat, bergeser ke tangan pemerintah
kelembagaan,
daerah dan DPRD. Melihat eksistensi
mana
lembaga DPRD di era otonomi daerah,
DPRD itu sendiri dalam memberikan daya
didominasi
kuat
dibandingkan
yang
kemampuan
dengan
menyoroti kelembagaan
sejauh dari
2 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dukung dalam melakukan check and
penyelenggaraan
balance pada tatanan pengelolaan sistem
dapat benar-benar berjalan dengan baik
pemerintahan.
dan
Sebagaimana
diketahui
Pemerintahan
efektif
haruslah
Daerah
senantiasa
bahwa kondisi kelembagaan terutama
memperhatikan dan menerapkan berbagai
yang menangani kegiatan pengawasan
asas ataupun fungsi yang terdapat pada
senantiasa
ketidaktetapan
organisasi dan manajemen seperti yang
(fluktuasi) dalam perubahannya, kadang-
disebutkan di atas. Tanpa adanya kemauan
kadang mengalami peningkatan dalam
dan
pertumbuhan,
diharapkan
mengalami
kadang-kadang
juga
mengalami suatu kemunduran. Kondisi
kehidupan
pemerintahan
kelembagaan
terutama
melaksanakan
penyelenggaraan
sulit
otonomi
DPRD Kota Pontianak sebagai lembaga fungsinya
legslatif
yang
dalam
menjalankan
pengawasan
juga
mengawasi pelaksanaan peraturan daerah
perkembangannya
di mana dalam penelitian ini memberikan
berjalan sesuai dengan tuntutan daripada
perhatian terhadap pelaksanaan Perda
berbagai aspek kehidupan masyarakat,
Nomor 04 Tahun 2011 Bab IV tentang
khususnya
retribusi
karena
anggota
di
itu,
bidang
pengawasan
kegiatan
yang
untuk
daerah yang benar-benar baik dan sehat.
semacam ini merupakan hal yang alamiah dalam
kemampuan
kelembagaan
pemerintah.
pelayanan
persampahan/
kebersihan yang ada di Pontianak. Karena
Menurut
Kaho
(2010:294)
bagaimanapun
hasil
dari
retribusi
Pengawasan mencakup tiga tahap, yaitu
pelayanan
menentukan
akan menjadi pemasukan (income) bagi
penilaian perbaikan.
alat
dan
ukur,
mengadakan
mengadakan
Supaya
suatu
persampahan/kebersihan
ini
tindakan
pembangunan Kota Pontianak sendiri yang
tindakan
dapat
menjadi
pemasukan
keuangan
pengawasan efektif, maka paling tidak
daerah, baik jika hasil dari retribusi dapat
pengawasan harus dilakukan pada waktu
tercapai dari target yang sudah ditentukan
yang tepat, diikuti oleh adanya sanksi dan
ataupun tidak mencapai tersebut tetap
yang sangat penting, sang pengawas
menjadi
haruslah kompeten dan impartial. Ini
pembangunan daerah itu sendiri.
berarti berkaitan dengan kapasitas moral yang dimiliki seorang pengawas. Agar
permasalahan
utama
bagi
Adanya indikasi bahwa adanya realisasi
pencapaian
target
retribusi 3
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pelayanan persampahan dan kebersihan di
tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/
Kota Pontianak pada akhir tahun 2014
Kebersihan.
tidak
B. TINJAUAN PUSTAKA
mencapai
target
yang
telah
ditentukan, mengingat bahwa keberhasilan implementasi kebijakan di daerah tidak terlepas dari adanya
1.
Pengertian Badan Legislatif
mekanisme checks
Banyak
para
ahli
yang
and balances dalam pengelolaan tata
mengemukakan pendekatan mengenai arti
pemerintahan. Menarik perhatian penulis
dari badan legislatif. Menurut Budiardjo
untuk
(2001:173)
melakukan
pengawasan
penelitian
DPRD
Kota
tentang Pontianak
badan
legislatif
adalah
lembaga yang (legislate) atau membuat
sebagai salah satu unsur dalam melihat
undang-undang.
realisasi
disebut Dewan Perwakilan Rakyat dan
pencapaian
target
retribusi
Badan ini juga biasa
persampahan dan kebersihan di Kota
istilah
lainnya
adalah
Parlemen.
Pontianak.
Sedangkan Nurcholis (2005:117) lebih menekankan pengertian Badan legislatif
2.
dari paradigma kelembagaan yaitu suatu
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat
sistem
norma
yang
dipakai
untuk
ditarik suatu rumusan masalah bagaimana
mencapai tujuan atau aktivitas yang dirasa
pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD
penting, atau kumpulan kebiasaan dan tata
kota Pontianak terhadap Perda Nomor 04
kelakuan yang terorganisir yang terpusat
tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan
dalam kegiatan utama manusia. Pengertian
Persampahan/Kebersihan
badan legislatif di atas masih dibatasi
di
Kota
Pontianak.
pengertian dasar atau sebuah lembaga yang kekuasaannya berasal dari rakyat
3.
sebagai
Tujuan Penelitian Adapun tujuan utama yang hendak
pemberi
dilaksanakan
mandat
secara
yang
terlembaga.
dicapai dalam penelitian ini adalah ingin
Pemahaman antara eksekutif daerah dan
mengetahui
DPRD
pengawasan
pelaksanaan DPRD
Kota
fungsi
terhadap
rencana
strategis
Pontianak
pembangunan daerah, menurut Wasistiono
terhadap Perda Nomor 04 tahun 2011
(2009:42) baik jangka panjang maupun jangka
menengah
akan
memberikan 4
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kesamaan persepsi mengenai bagaimana
Sebagai
Lembaga
yang
seharusnya kinerja pemerintah daerah
mengkhususkan diri untuk mencapai tujuan
menyediakan
terhadap
atau aktivitas pada aspek pelaksanaan
warganya. Dan lebih lanjutnya menurut
kekuasaan, kewenangan, dan pengawasan
Wasistiono
berdasarkan peraturan perundang-undangan,
pelayanan
(2009:139)
hakekatnya
DPRD
merupakan
pemerintahan
di
tingkat
mengemban
harapan
pada organ
lokal
rakyat
yang untuk
DPRD
memiliki
Menurut
Budiardjo
penting adalah:
perumusan agenda kepentingan rakyat
1)
proses
publik
dan
dan
peranan.
(2001:182-183),
di
antara fungsi badan legislatif yang paling
berperan sebagai representasi dan agen
melalui
fungsi
Menentukan policy (kebijakan) dan
perumusan
kebijakan
membuat undang-undang. Untuk itu
pengawasan
terhadap
dewan perwakilan rakyat diberi hak
pemerintah daerah.
inisiatif,
Berdasarkan pendapat diatas maka
hak
amandemen
untuk
mengadakan
terhadap
dapat diketahui bahwa yang dimaksud
undang-undang
dengan badan legislatif sebagai lembaga
pemerintah, dan hak budget.
politik adalah suatu badan atau lembaga
2)
yang
rancangan disusun
oleh
Mengontrol badan eksekutif dalam arti
organisasi yang dipakai untuk mencapai
menjaga
tujuan atau melakukan aktivitas-aktivitas
eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan-
yang berkaitan dengan tuntutan dalam
kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
pemenuhan
luas
Untuk menyelenggarakan tugas ini,
dengan mengkhususkan diri pada pelaksanaa
badan perwakilan rakyat diberi hak-hak
kekuasaan, kewenangan dan pengawasan
kontrol khusus.
yang diatur berdasarkan peraturan atau
DPRD
kebutuhan
perundang-undangan
masyarakat
yang
supaya
tindakan
merupakan
badan
lembaga
berlaku.
perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan
Pelaksanaan kebijakan dari lembaga politik
sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah
harus mempertimbangkan kebaikan bersama
daerah.
dalam suatu wilayah.
(2005:67) menyatakan bahwa fungsi DPRD adalah
2.
Fungsi Badan Legislatif
anggaran
Secara
lebih
melaksanakan dan
khusus
fungsi
pengawasan.
Sunarno
legislasi, Fungsi
pengawasan menunjukan proses mereview 5 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dan bila perlu berusaha merubah tindakan-
politik dan kebijakan untuk menjaga dan
tindakan yang tidak berpihak kepada yang
memelihara akuntabilitas publik.
diwakili. Berdasarkan fungsi tersebut secara
Selanjutnya DPRD memiliki tugas
lebih lanjut Sunarno (2005:67) DPRD
dan fungsi: (a) Mengusulkan pengangkatan
memiliki
(a)
dan pemberhentian kepala daerah/wakil
Membentuk Perda yang dibahas dengan
kepala daerah kepada presiden melalui
kepala daerah untuk mendapat persetujuan
Menteri Dalam negeri bagi DPRD Provinsi,
bersama; (b) Membahas dan menyetujui
dan kepada Menteri Dalam Negeri, melalui
rancangan Perda tentang APBD bersama
Gubernur bagi DPRD Kabupaten/Kota; (b)
dengan kepala daerah; (c) Melaksanakan
Memilih wakil kepala daerah dalam hal
pengawasan terhadap pelaksanaan Perda,
terjadi kekosongan jabatan wakil kepala
dan peraturan perundang-undangan lainnya,
daerah; (c) Memberikan pendapat dan
peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan
pertimbangan kepada pemerintah daerah
pemerintah daerah dalam melaksanakan
terhadap rencana perjanjian internasional di
program
daerah;dan (d) Memberikan persetujuan
tugas
dan
wewenang:
pembangunan
daerah,
dan
kerjasama internasional di daerah.
terhadap rencana kerja sama internasional
Sedangkan secara lebih khusus Wasistiono
dan
Wiyoso
yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
(2009:143)
Kemudian: (a) Meminta laporan
menyimpulkan konsep dasar pengawasan
keterangan
pertanggungjawaban
DPRD
daerah
dalam
merupakan
salah
satu
fungsi
penyelenggaraan
manajemen yang meliputi perencanaan,
pemerintahan
pengorganisasian,
dan
panitia pengawas pemilihan kepala daerah;
Organizing,
(c) Melakukan pengawasan dan meminta
pengawasan Actuating, menjamin
pelaksanaan,
(Planning, dan
Controlling),
pelaksanaan
kegiatan
untuk
laporan
sesuai
pemilihan
daerah;
kepala
KPUD
dalam
kepala
(b)
Membentuk
penyelenggaraan daerah;dan
(d)
dengan kebijakan dan rencana yang telah
Memberikan persetujuan terhadap rencana
ditetapkan serta memastikan tujuan dapat
kerja sama antar daerah dan dengan pihak
tercapai
ketiga yang membebani masyarakat dan
secara
efektif
dan
efisien.
Pengawasan dalam konteks manajemen dilakukan
DPRD
sebagai
pengawasan
daerah. Untuk melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang DPRD mempunyai hak yang 6
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
diatur dalam pasal 43 UU No. 32 Tahun
menyelenggarakan
2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu:
yang menjadi kewenangannya berhak untuk
a) Hak interpelasi adalah hak DPRD untuk
membuat kebijakan baik dalam rangka
meminta
keterangan
kepada
kepala
peningkatan
urusan
pelayanan
pemerintahan
maupun
dalam
daerah mengenai kebijakan pemerintah
rangka meningkatan peran serta masyarakat
daerah yang penting dan strategis yang
dalam pembangunan daerah. Salah satu
berdampak
unsur penting dalam implementasi proses
luas
pada
kehidupan
masyarakat, daerah dan Negara;
tersebut
b) Hak angket adalah pelaksanaan fungsi
adalah
melalui
pembentukan
peraturan daerah. Peraturan Daerah atau
pengawasan DPRD untuk melakukan
yang
penyelidikan terhadap suatu kebijakan
merupakan instrumen yang strategis dalam
tentang kepala daerah yang penting dan
mencapai tujuan desentralisasi. Adapun
strategis serta berdampak luas pada
pembentukan Perda berdasaran UU No. 32
kehidupan
Tahun 2004 tertera pada Bab VI pasal 136:
masyarakat,
daerah
dan
Negara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; dan c) Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD
untuk
menyatakan
pendapat
sering
disingkat
setelah mendapat persetujuan bersama DPRD. b) Perda
dibentuk
dalam
rangka
otonomi
daerah
penyelenggaraan
mengenai kejadian luar biasa yang terjadi
provinsi/kabupaten/kota
di daerah disertai dengan rekomendasi
pembantuan.
atau
sebagai
Perda
a) Perda ditetapkan oleh kepala daerah
terhadap kebijaka kepala daerah atau
penyelesaiannya
dengan
dan
tugas
tindak
c) Perda sebagaimana dimaksud ayat (1)
lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari
hak angket.
peraturan
perundang-undangan
yang
lebih tinggi dengan memperhatikan ciri 3.
khas masing-masing daerah.
Pengertian Peraturan Daerah Dalam rangka menjalankan otonomi
daerah,
pemerintah
kewenangan mengatur
dan
urusan
Masing-masing
daerah
memiliki
kemandirian
dalam
pemerintahan
daerah.
daerah
d) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilarang
bertentangan
dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
dalam 7
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
e) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat
Menurut Wasistiono dan Wiyoso
(1), berlaku setelah diundangkan dalam
(2009:149) pengawasan DPRD dilakukan
lembaran daerah.
dengan cara dengar pendapat, kunjungan
Selanjutnya menurut Djojosoekarto (2006:70)
Perda
instrumen
pembentukan panitia kerja yang dibentuk
hukum kebijakan publik daerah. Melalui
sesuai dengan peraturan tata tertib DPRD.
Perda, pemerintah menetapkan program
Untuk menjalankan
pembangunan daerah, kemudian program
tersebut,
pembangunan tersebut menjadi acuan bagi
tugasnya berhak meminta pejabat negara,
program legislasi (pembentukan) perda.
pejabat pemerintah daerah, atau warga
Perda
kontrak
masyarakat untuk memberikan keterangan
pemerintah terhadap upaya menciptakan
tentang suatu hal yang perlu ditangani demi
kesejahteraan rakyat di daerahnya masing-
kepentingan Daerah, Pemerintahan, dan
masing. Sebagai instrumen kebijakan publik,
Pembangunan.
juga
merupakan
kerja, pembentukan panitia khusus dan
menjadi
bentuk
maka perda merupakan bentuk formal dan
DPRD
Agar
fungsi dalam
proses
pengawasan melaksanakan
pengawasan
perda
mengikat program yang akan dilaksanakan.
terlaksana dengan efektif dan efisien, lebih
Sedangkan menurut Wasistiono (2009:151)
lanjut Wasistiono dan Wiyoso (2009:149)
proses
masyarakat
menyatakan pengawasan DPRD seyogyanya
berhak memberikan masukan secara lisan
memiliki Rencana atau Agenda Pengawasan
atau tertulis dalam rangka menyiapkan atau
meliputi apa, siapa yang akan diawasi,
membahas Raperda. Dengan rambu-rambu
mengapa harus diawasi serta kapan dan
tersebut diharapkan DPRD dan Pemerintah
bagaimana pengawasan tersebut dilakukan.
Daerah mempunyai alat ukur yang jelas
Kegiatan pengawasan harus dilihat sebagai
dalam penyusunan dan penetapan satu
proses
Raperda. Adapun satu Raperda dapat dapat
memerlukan langkah-langkah perencanaan,
berasal dari inisiatif DPRD dan Kepala
pengorganisasian,
Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota).
pengendalian.
penyusunan
Perda,
manajerial
Dalam 4.
Pengawasan
DPRD
terhadap
Peraturan Daerah
proses
dan
politik
pelaksanaan
pengawasan
yang
dan
perda
Inosentius Samsul (2006:75) mengatakan bahwa ada beberapa mekanisme yang dapat
8 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dilaksanakan
DPRD
dalam
melakukan
tentang pemungutan retribusi pelayanan
pengawasan, yaitu:
persampahan
a) Mekanisme rapat kerja komisi dengan
Pontianak. Pada penelitian kualitatif, peneliti
pemerintah. b) Kegiatan
dan
kebersihan
di
kota
sendiri merupakan instrumen pengumpul kunjungan
kerja,
yang
biasanya dilakukan pada saat masa reses. c) Mekanisme
yang
meliputi
pengamatan,
wawancara dan penelaahan dokumen. Data-
dilakukan dengan cara rapat dengar
data yang diperoleh akan dikumpulkan dan
pendapat umum (public hearing).
diolah sesuai kebutuhan peneliti. Metode
juga
juga
penelitian
dapat
d) Pengawasan
pengawasan
data utama dengan menggunakan metode
dapat
dilakukan
dengan cara mekanisme pengaduan.
penelitian kualitatif mengutamakan manusia sebagai instrumen penelitian.
Selanjutnya dalam pelaksanaan perda,
Dalam
penelitian
ini,
penulis
ada beberapa faktor atau potensi yang akan
melakukan beberapa hal sebagai bentuk
mungkin terjadi dan dilihat sebagai faktor
langkah-langkah dalam penelitian. Langkah-
penghambat dalam melaksanakan perda.
langkah tersebut meliputi sebagai berikut:
Adapun
a.
indikatornya
menurut
Hantoro
Pengkajian atau penelitian kepustakaan
(2006:78) adalah: (1) Permasalahan yuridis;
(berkaitan
(2)
konsep, metode penelitian dan lain
Permasalahan
Sosiologis;
(3)
Permasalahan teknis; dan (4) Permasalahan Anggaran.
dengan
teori-teori
dan
sebagainya). b.
Mempersiapkan
surat-surat
untuk
penelitian seperti surat tugas maupun surat izin yang terkait dengan instansi serta
C. METODE PENELITIAN
mempersiapkan
alat
yang
digunakan untuk penelitian dilapangan. Penelitian penelitian
ini
deskriptif
merupakan dengan
jenis metode
c.
Mempersiapkan
sarana
penunjang
ketika di lapangan seperti pedoman
kualitatif. Jenis penelitian deskriptif yaitu
wawancara,
jenis penelitian yang bermaksud untuk
untuk dokumentasi data-data berupa
mendeskripsikan
menggambarkan
soft file, arsip instansi dan membuat
bagaimana pengawasan DPRD terhadap
daftar nama informan yang akan dituju
peraturan daerah nomor 04 tahun 2011
sebagai sumber iinformasi.
atau
alat-alat
penyimpanan
9 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
d.
e.
Melakukan pengolahan dan penyusunan
Teknik analisis data yang digunakan
data yang diperoleh dari hasil survey
dalam penelitian ini adalah analisis dengan
maupun pengamatan di lapangan, serta
model
melakukan analisis data sesuai dengan
Menurut Milles dan Huberman (dalam
pendekatan dan metodelogi penelitian.
Sugiyono 2005:91) aktivitas dalam analisis
Penyusunan
penelitian
data kualitatif dilakukan secara interaktif
yang didapat di
dan berlangsung secara terus menerus
laporan
berdasarkan data lapangan.
interaktif
(interactive
model).
sampai tuntas, sehingga datanya sudah
Dalam penelitian ini yang menjadi
jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu:
subjek penelitian adalah ketua komisi C
a. Mereduksi data berarti merangkum,
DPRD Kota Pontianak, Kepala Dinas
memilih hal-hal pokok, memfokuskan
Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak,
pada hal-hal yang penting, dicari tema
Pimpinan
dan polanya.
PDAM
Tirta
Khatulistiwa.
Sedangkan objek penelitian ini adalah fungsi pengawasan DPRD. Teknik
b. Penyajian
data,
dalam
penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
pengumpulan
data
dalam
dalam bentuk uraian singkat, bagan,
penelitian ini adalah:
hubungan antar kategori, flowchart dan
1)
sejenisnya.
Observasi, yaitu penulis berada di antara
2)
objek
penelitian
untuk
c. Verifikasi
mengetahui secara langsung tentang
penelitian
permasalahan yang akan diteliti.
berupa deskripsi atau gambaran suatu
Wawancara, mengadakan wawancara
objek yang sebelumnya masih remang-
secara
subjek
remang atau gelap sehingga setelah
menggunakan
diteliti menjadi jelas, dapat berupa
mendalam
penelitian
kepada
dengan
panduan wawancara. 3)
Dokumentasi,
yaitu
mengumpulkan
data-data
hubungan dengan yang
data,
kesimpulan
kualitatif
kausal
adalah
dalam temuan
atau
interaktif,
untuk
menguji
hipotesis atau teori. Selanjutnya
berkaitan dengan permasalahan yang
kredibilitas data pada penelitian ini peneliti
diteliti seperti data sekunder, arsip-
lebih memfokuskan pada tringulasi sumber
arsip, catatan-catatan resmi dan bahan-
yaitu melakukan pengecekan data yang
bahan literatur pendukungnya.
diperoleh melalui beberapa sumber dan dari 10
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
hasil wawancara dengan beberapa informan untuk memastikan validitas data yang diperoleh.
D. KEGIATAN PENGAWASAN DPRD DILIHAT
SEBAGAI
PROSES
“.......pengawasan yang kami lakukan di komisi C berdasarkan kaplingan kami, kami melakukan pengawasan langsung dan tidak langsung. Metode langsung ini dilakukan misalnya jika ada laporan dari masyarakat tentang ketidaksesuaian pelayanan yang terjadi dan tidak langsung ini dilaksanakan berdasarkan agenda yang telah ditentukan dalam internal kami…....” Informasi lain juga diungkapkan oleh (ND) staf komisi C yang memberikan
MANAJERIAL
pandangan bahwa pengawasan terhadap 1.
pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
pelayanan
yang
persampahan dan kebersihan dilaksanakan
dilakukan oleh DPRD Kota Pontianak
berdasarkan mekanisme peraturan di DPRD,
dilaksanakan oleh komisi-komisi yang ada
adapun pernyataan yang disampaikan adalah
dan dilakukan berdasarkan bidang komisi
sebagai berikut:
masing-masing.
“.......jadi komisi C ini dalam melaksanakan proses pengawasan tahap awalnya adalah dengan melakukan rapat internal di komisi C, Kemudian hasilnya dibawa ke badan musyawarah, dalam badan musyawarah kita merumuskan rapat kerja atau rapat koordinasi dengan dinas yang bersangkutan…....” Proses perencanaan yang dilakukan
retribusi
pengawasan
retribusi
Pengawasan
pelayanan
di
bidang
kebersihan
dan
persampahan Kota Pontianak sepenuhnya dilakukan oleh Komisi C DPRD yang membidangi
Keuangan
dan
Kekayaan
Daerah, Pendapatan Daerah, Perpajakan, Retribusi, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Perbankan, Perusahaan Daerah (BMUD), Dunia
usaha
dan
investasi,
dan
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha
Kecil
Menengah.
Kegiatan
pengawasan tentang retribusi pelayanan persampahan dan kebersihan yang dilakukan oleh Komisi C berdasarkan hasil wawancara dengan (HA) ketua Komisi C DPRD Kota Pontianak adalah sebagai berikut:
oleh Komisi C DPRD Kota Pontianak dalam mengawasi retribusi
realisasi pelayanan
pencapaian kebersihan
target dan
persampahan adalah dengan mengadakan rapat kerja. Adapun tujuan dari rapat kerja yang
dilaksanakan
yaitu
menentukan
agenda, jadwal dan waktu untuk meninjau pelaksanaan
kebijakan
termasuk
pengagendaan tentang pemungutan retribusi pelayanan kebersihan dan persampahan. Pengawasan mengenai realisasi pencapaian 11
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
target retribusi pelayanan kebersihan dan
berdasarkan informasi yang diutarakan (HA)
persampahan dilaksanakan karena ada dasar
ketua komisi C. Adapun informasi yang
untuk dilakukan pengawasan. Adapun dasar
disampaikan adalah sebagai berikut:
pelaksanaannya
“.......pengawasan dilakukan setiap triwulan atau tiga (3) bulan pertama dan seterusnya, agar dapat lebih mudah melihat pencapaian hasil yang diperoleh sebagai bahan pertimbangan dalam keberlanjutan pengawasan.......” Dalam proses pemungutan retribusi
Komisi
C
menurut
yang
(HA)
membidangi
Ketua retribusi
adalah: “…...dasar pengawasan DPRD sendiri tentang retribusi kebersihan ini yaitu target berdasarkan data yang ditetapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak itu sendiri dan ditinjau oleh kami dalam internal Komisi C sesuai dengan kaplingan kami tadi yang salah satunya mengawasi retribusi tersebut.....” Fungsi pengawasan DPRD dapat dilakukan mulai dari perencanaan dan selanjutnya menentukan kapan akan di adakan
pengawasan
terhadap
retribusi
pelayanan kebersihan dan persampahan Kota Pontianak. Seperti yang telah di sampaikan oleh (HA) Ketua Komisi C DPRD Kota Pontianak, bahwa: “ .....dalam rapat kerja kami menentukan agenda dan jadwal untuk membahas mengenai waktu secara khusus dalam melihat realisasi pencapaian target retribusi yang telah ditentukan dinas terkait, selanjutnya kami menentukan jadwal khusus untuk mengadakan pertemuan dengan dinas……” Dalam proses perencanaan dan penentuan agenda pengawasan, selanjutnya agar
mempermudah
pengawasan
dan
pencapaian
realisasi
ditentukan
metode
pelaksanaan
evaluasi target
terhadap yang
yang
telah
dilakukan
pelayanan persampahan dan kebersiahan, informasi lain juga disampaikan oleh (RD) sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota
Pontianak
pelaksanaannya
bahwa
dilakukan
dalam koordinasi
dengan PDAM sebagai mitra kerjasama Dinas dalam melakukan penarikan retribusi pelayanan kebersihan dan persampahan. Adapun informasi yang dikemukakan adalah sebagai berikut: “…....kami dalam melakukan penarikan retribusi pelayanan persampahan dan kebersihan, melakukan rapat koordinasi terlebih dahulu dengan PDAM Tirta Khatulistiwa, rapat koordinasi yang dilakukan berisikan masalah evaluasi penetapan retribusi, dan masalah kinerja serta sarana dan prasarana.......” Selanjutnya dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota
Pontianak
dalam
mempermudah teknis pemungutan retribusi pelayanan Khusus
kebersihan dan
Staf
membentuk Penyuluhan
Tim yang
ditugaskan di PDAM Tirta Khatulistiwa agar dapat membantu mengawasi teknis pemungutan yang dilakukan di Kantor 12
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PDAM Tirta Khatulistiwa. Pembentukan
Pengorganisasian
(Organizing)
Tim khusus tersesebut dinamakan tim
adalah suatu langkah untuk menetapkan,
reklarifikasi yang dibentuk oleh Kepala
menggolongkan dan mengatur berbagai
dinas. Adapun tujuan dari pembentukan tim
macam kegiatan dan fungsi dalam suatu
reklarifikasi ini menurut (RD) sekretaris
lembaga.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
pengorganisasian sama pentingnya dengan
Pontianak adalah:
fungsi
“…...kami membentuk tim reklarifikasi untuk di tugaskan mengawasi di kantor PDAM Tirta Khatulistiwa, jika terjadi hal yang dirasakan berat oleh masyarakat dalam penarikan retribusi yang telah menjadi satu (1) dalam struk pembayaran PDAM, tim reklarifikasi ini yang akan mengatasinya…...” Merencanakan suatu kegiatan
pengorganisasian seluruh sumber daya baik
pengawasan oleh lembaga DPRD Kota Pontianak
berkaitan
dengan
retribusi
pelayanan kebersihan dan persampahan berarti
juga
adanya
kepedulian dalam
melihat proses implementasi kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan yang bekerjasama
dengan
PDAM
Tirta
Khatulistiwa. Proses perencanaan dalam mengawasi juga berarti memberikan peranan dalam melihat sejauhmana kinerja yang dilakukan dinas terkait dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan kebersihan dan
persampahan.
perencanaan
berarti
Tujuan
adanya
keinginan
lembaga
DPRD Kota Pontianak sebagai wujud dalam menjalankan fungsinya.
Pentingnya
perencanaan
fungsi
karena
dalam
berupa manusia maupun yang nonmanusia harus diatur dan dipadukan sedemikian rupa untuk berjalannya suatu organisasi dalam rangkaian pencapaian tujuan. Kedudukan DPRD Kota Pontianak sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan di daerah memiliki alat kelengkapan sebagai suatu kesatuan
unsur
dalam
fungsinya.
Beberapa
alat
menjalankan kelengkapan
tersebut (Alat kelengkapan tetap DPRD: Pimpinan
DPRD,
Badan
Musyawarah,
Komisi-Komisi, Badan Kehormatan, dan Badan Anggaran. Kelengkapan Tidak Tetap DPRD: yaitu alat kelengkapan lain yang diperlukan,
seperti
Panitia
Khusus)
merupakan sumber daya yang ada dalam melakukan salah satu fungsinya yaitu di bidang pengawasan kebijakan dan peraturan daerah. Dalam pengorganisasian
konteks merupakan
pengawasan, hal
yang
sangat krusial dalam fungsinya. Sumber 2.
Pengorganisasian
daya yang ada di DPRD Kota Pontianak 13
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
merupakan
sarana
penunjang
dalam
PDAM
sebagai
mitra
kerja
dalam
kinerjanya sebagai control kebijakan di
melaksanakan
pemungutan
daerah Kota Pontianak. Berkaitan dengan
Pertemuan
sengaja
pengawasan mengenai implementasi target
melakukan koordiansi
retribusi
dan
bersama tentang sejauh mana hasil yang
persampahan di Kota Pontianak, Komisi C
diperoleh dalam menjalankan pemungutan
yang membidangi bagian tersebut memiliki
retribusi.
tanggungjawab penuh dalam melihat dan
diungkapkan oleh (HA) ketua Komisi C
meninjau pelaksanaan kebijakan tersebut
yaitu:
yang
“…..kami melakukan koreksi retribusi dengan melihat persentase pencapaian target, baik melalui PDAM, maupun kerjasama langsung dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan…..” Untuk itu, DPRD Kota Pontianak
pelayanan
dilakukan
kebersihan
oleh
Dinas
terkait.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari (HA) ketua Komisi C berkenaan dengan kondisi Komisi C, menyatakan: “.......kegiatan pengawasan yang kami lakukan ini dengan cara langsung maupun dengan cara tidak langsung, dengan jumlah internal kami yaitu mencapai 10 orang kami selalu mengadakan pertemuan dalam periode tertentu secara khusus membahas evaluasi target retribusi ini......” Berkaitan dengan pertemuan dan rapat kerja komisi juga dinyatakan oleh (ND) staf
DPRD Kota Pontianak dalam
“......agenda pertemuan membahas tentang retribusi kebersihan ini sudah diatur jadwal dan pelaksanaanya, nanti agenda rapat pada tahun ini sampai akhir tahun 2015 dapat dilihat......” Hal yang dilakukan dalam pembahasan juga dinyatakan oleh Ketua Komisi C bahwa selain rapat internal dalam tertentu
juga
akan
diadakan
pertemuan dengan pihak terkait seperti
diatur
untuk
dan pembahasan
Adapun
informasi
yang
selaku lembaga yang memang memiliki posisi yang strategis dalam melakukan fungsi pengawasan memiliki peranan yang lebih
dalam
kebijakan.
mengevaluasi
Walaupun
pelaksanaan
tidak
melakukan
kunjungan langsung ke dinas terkait, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Devisi Penyuluhan
wawancara yang dilakukan:
waktu
ini
retribusi.
dan
Kemitraan
Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak, Namun inisiatif untuk melakukan pertemuan secara bersama dalam rangka pembahasan hasil
kinerja
lembaga
oleh
DPRD
merupakan langkah yang sangat baik dalam konteks pengawasan pelaksanaan kebijakan. Berikut pernyataan (IR) Kasi Penyuluhan dan Kemitraan Dinas
Kebersihan dan
Pertamanan Kota Pontianak:
Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan 14 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
“…...semenjak saya bekerja di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak, DPRD belum pernah berkunjung langsung ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak, namun ketika ada undangan dari DPRD kita dari Dinas menanggap undangan tersebut dan membahas agenda yang telah ditentukan…...” Dengan demikian organizing oleh komisi C merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan
dengan
wujud
pemanfaatan
sumberdaya selain internal komisi juga bekerjasama langsung dengan dinas terkait. Teknis kerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak dilakukan dengan undangan untuk membahas tentang retribusi
pelayanan
kebersihan
dan
persampahan. Pentingnya pengorganisasian dalam menjalankian fungsi pengawasan agar peninjauan tentang realisasi target retribusi pelayanan
kebersihan
ini
terorganisir
sehingga dapat lebih mudah bagi DPRD sendiri dalam melihat tingkat keberhasilan yang dicapai.
untuk melihat hasil retribusi pelayanan juga diakui oleh PDAM dalam kerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta pihak
peraturan
suatu ini.
kebijakan Seperti
melalui
pernyataan
diungkapkan oleh (YF) bagian keuangan PDAM Tirta Khatulistiwa: “…...rapat kerja yang dilakukan dapat melihat hasil kerja dirasakan dapat memberikan suatu dampak yang positif, dilakukannya pertemuan satu meja dengan DPRD juga sebagai wujud transparasi dari perusahaan dan saling keterbukaan mengenai berdasarkan perjanjian kerjasama yang telah disepakati…...” Adanya komunikasi yang baik dalam melakukan koordinasi yang dilakukan oleh 3 (tiga) unsur lembaga ini, memberikan gambaran bahwa keterbukaan dan saling membantu dalam proses pelaksanaan dan evaluasi realisasi retribusi ini merupakan suatu langkah yang baik. Tentunya sebagai bahan
pertimbangan
lembaga
agar
lebih
masing-masing mampu
melihat
kelemahan dan kelebihan masing-masing lembaga
sebagai
menyelenggarkan
bahan tugas
acuan dan
dalam
fungsinya
masing-masing. Sehingga munculnya suatu
Adanya kerjasama dalam evaluasi
dengan
menjalankan
DPRD
Kota
Pontianak.
pengharapan agar realisasi target terutama berkenaan
dengan
proses
pemungutan
retribusi persampahan dankebersihan Kota Pontianak dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Kota Pontianak.
Bentuk kerjasama yang dilakukan sebagai wujud evaluasi hasil kerja ini dinyatakan PDAM sebagai langkah strategis dalam melihat kinerja seluruh instansi dalam
3.
Pelaksanaan dan Pengendalian Proses
pelaksanaan
dan
pengendalian yang dilakukan oleh DPRD 15
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kota pontianak pencapaian
terkait dengan realisasi
target
retribusi
dan
kebersihan
masyarakat. Hal-hal seperti ini juga perlu
pelayanan
dilihat ungkap Pimpinan Komisi C. Jadi,
di
Kota
kegiatan pengawasan dilakukan agar mampu
dalam
mengajak seluruh lapisan masyarakat agar
perlu
sadar tentang pentingnya untuk secara
ditindaklanjuti. Pengendalian ini dilakukan
bersama-sama membangun Kota Pontianak
jika standar pada pencapaian target realisasi
dengan cara taat dalam pembayaran retribusi
retribusi ini terdapat indikasi gagal dalam
yang telah ditentukan melalui perda Kota
pelaksanaan, adanya penyimpangan, dan
Pontianak.
persampahan Pontianak
ini
pelaksanaannya
dilakukan
jika
ada
yang
suatu
mungkin hasil yang diperoleh melampaui
Pengawasan
yang
baik
selalu
target yang telah ditentukan dinas terkait.
merupakan langkah pencegahan yang efektif
Berdasarkan informasi yang dikemukakan
terhadap
(HA) ketua Komisi C DPRD Kota Pontianak
penyelenggaraan pemerintah, dan jika masih
yang mengatakan bahwa:
ada hal yang dirasa belum puas, maka
“…...pada prinsipnya pengawasan yang dilakukan oleh kami mengenai retribusi ini karena memang retribusi ini merupakan kaplingan kami, ya kita memang ingin melihat apakah pencapaian target dari retribusi dianggap berhasil, adanya penyelewengan dari kinerja dinas terkait, atau bahkan gagal. Tapi berdasarkan data bahwa sejauh ini pemungutan retribusi adanya peningkatan hasil yang kami lihat dari tahun ke tahun…...” Dengan demikian bahwa fungsi
diperlukan pembinaan yang lebih intensif.
pengawasan yang dilakukan menurut Ketua Komisi
C
pembinaan
adalah yang
berkenaan sifatnya
dengan persuasif.
Pembinaan ini dilaksanakan bagi instansi penyelenggara
kebijakan
maupun
masyarakat. Karena menurut Ketua Komisi C, dalam perubahan cara pembayaran retribusi pelayanan persampahan ini juga harus
dilakukan
sosialisai
penyimpangan
dalam
proses
Menurut (HA) Ketua Komisi C dalam wawancara yang dilakukan, mekanisme DPRD dalam meninjaui atau melakukan pengawasan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan, dinyatakan bahwa: ”.....jika memang perlu untuk dilakukan peninjauan lebih mendalam, Komisi mengadakan rapat untuk menentukan rapat bersama Badan Musyawarah (Bamus) DPRD, selanjutnya kami membuat jadwal khusus untuk melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait…..” Sedangkan bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Pontianak dalam melakukan
pelayanan
kebersihan
dan
persampahan ada kendala yang dirasakan yaitu terletak pada sumber daya manusia yang ada, seperti yang di sampaikan oleh
kepada 16
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
(RD) sekretaris Dinas Kebersihan dan
pertamanan Kota Pontianak dan Perusahaan
Pertamanan Kota Pontianak, yaitu:
PDAM Tirta Khatulistiwa sebagai mitra
“.......kendala kita di sini sebenarnya terbatasnya kendaraan dan sumber daya manusia serta cuaca juga menjadi kendala kami dalam pengiriman data, karena data setiap harinya harus di update......” Pengawasan memiliki arti penting
kerja dinas Kebersihan dan pertamananan.
bagi pemerintah di daerah, karena akan memberi umpan balik untuk perbaikan pengelolaan pembangunan, sehingga tidak keluar dari jalur/tahapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Sementara bagi pelaksana, pengawasan merupakan aktivitas
untuk
memberikan
proses
kontribusi
dalam
pembangunan agar aktivitas pengelolaan dapat mencapai tujuan dan sasaran secara
Sistem akuntabilitas di daerah akan menjadi lebih efektif, karena proses dan hasil pengawasan yang dilakukan DPRD akan memungkinkan koreksi intensif atas realisasi target retribusi persampahan dan kebersihan yang telah ditentukan. Pertanggungjawaban DPRD
dalam
sebagai
menjalankan
representasi
masyarakat
yang
fungsinya
dari
terwakili.
kalangan Mekanisme
pengawasan yang dilakukan DPRD Kota Pontianak berdasarkan wawancara dengan Pimpinan Komisi C DPRD Kota Pontianak dilakukan dengan melakukan pengendalian
efektif dan efisien.
dengan
melihat
hasil
yang
dicapai.
Pengendalian yang dimaksud adalah dengan E. PENGAWASAN
POLITIK
DAN
KEBIJAKAN UNTUK MENJAGA
koordinasi dengan dinas terkait, kegiatan pengendalian
dilakukan
dengan
setiap
triwulan sekali atau selama 3 (tiga) bulan
AKUNTABILITAS PUBLIK
sekali akan diadakan evaluasi oleh DPRD Kemudian
pengawasan
yang
dilakukan DPRD Kota Pontianak terhadap pelaksanaan
retribusi
pelayanan
persampahan dan kebersihan dilakukan sebagai pengawasan politik dan kebijakan yang bertujuan untuk menjaga akuntabilitas publik, terutama lembaga-lembaga yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kebijakan seperti dinas kebersihan dan
Kota Pontianak terhadap realisasi kerja yang dilakukan. Apabila memungkinkan adanya persoalan
yang
mengarah
pada
penyimpangan yang dilakukan lembaga pelaksana kebijakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Komisi C, maka DPRD melakukan pemanggilan untuk melakukan cek
atau
dilakukan
peringatan evaluasi
dini kinerja.
selanjutnya Kegiatan 17
YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
evaluasi terhadap implementasi kebijakan
adalah pemanfaatan sumber daya yang
terutama dalam melihat realisasi target
ada, baik sumber daya manusia maupun
retribusi persampahan dan kebersihan di
sumber
Kota Pontianak dilakukan sebagai upaya
pemanfaatan fasilitas yang ada. Di dalam
untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan.
agenda penjadwalan rapat koordinasi
Dengan
dengan
tujuan
agar
dalam
proses
daya
non-manusia
lembaga
terkait,
atau
DPRD
pelaksanaannya pencapaian target retribusi
menentukan penjadwalan setiap 3 (tiga)
pelayanan persampahan dan kebersihan
bulan atau diadakan pertemuan setiap 3
dapat mencapai target yang telah ditentukan.
(tiga) bulan sekali. 3. Pengendalian
dan
evaluasi
yang
dilakukan DPRD terkait pengawasan F.
tentang
KESIMPULAN
realisasi
target
retribusi
pelayanan adalah peninjauan secara 1. Pada tahap perencanaan yang dilakukan
langsung
terhadap
penyelenggara
oleh Komisi C DPRD Kota Pontianak
kebijakan atau Dinas terkait, jika DPRD
dalam mengawasi realisasi pencapaian
menerima
target retribusi pelayanan kebersihan dan
berkenaan
dengan
ketidakpuasan
persampahan
pelayanan,
adanya
penyimpangan-
adalah
dengan
laporan
masyarakat
mengadakan rapat internal di dalam
penyimpangan
komisi, kemudian hasilnya dibawa ke
diterima serta jika adanya indikasi-
badan
badan
indikasi yang merugikan masyarakat
musyawarah dirumuskan jadwal rapat
dalam realisasi pelayanan kebersihan
kerja atau rapat koordinasi dengan dinas
dan persampahan di Kota Pontianak.
yang
musyawarah,
bersangkutan
dalam
dan
dari
dari
laporan
yang
membahas
4. Pengawasan politik dan kebijakan yang
agenda evaluasi realisasi target retribusi
bertujuan untuk menjaga akuntabilitas
pelayanan kebersihan dan persampahan
publik, terutama lembaga-lembaga yang
yang telah ditetapkan oleh Dinas terkait.
berkaitan langsung dengan pelaksanaan
2. Pengorganisasian yang dilakukan oleh
kebijakan seperti dinas kebersihan dan
DPRD Kota Pontianank dalam rangka
pertamanan
mengawasi
retribusi
Perusahaan PDAM Tirta Khatulistiwa
pelayanan kebersihan dan persampahan
sebagai mitra kerja dinas Kebersihan dan
realisasi
target
Kota
Pontianak
dan
18 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pertamananan. Sistem akuntabilitas di
DPRD terutama Komisi yang menangani
daerah akan menjadi lebih efektif,
tentang
karena proses dan hasil pengawasan
langsung aktivitas yang dilakukan oleh
yang
akan
Dinas terkait berkenaan dengan proses
memungkinkan koreksi intensif atas
pelayanan dan juga melihat secara
realisasi target retribusi persampahan
langsung bagaimana sumber daya pada
dan kebersihan yang telah ditentukan.
lembaga seperti PDAM yang melakukan
dilakukan
DPRD
retribusi
dapat
meninjau
pemungutan retribusi langsung.
G. SARAN H. REFERENSI 1. Dalam melakukan fungsi pengawasan, semestinya
DPRD sebagai
perwakilan
lembaga
rakyat
1.
Sumber Buku:
dapat
mengoptimalkan seluruh potensi sumber
Budiardjo, Miriam. 2001. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
daya yang tersedia, baik sumber daya internal maupun eksternal, misalnya bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat dan media massa baik media cetak maupun elektronik. Tujuan dari pengoptimalan sumber daya yang ada diharapkan mampu untuk menampung segala
keluhan-keluhan
yang dilaksanakan Dinas terkait sebagai penyelenggara kebijakan daerah. pelaksanaannya,
fungsi
pengawasan terhadap retribusi pelayanan persampahan dan kebersihan dirasakan masih
belum
optimal
Djojosoekarto, dkk. 2006.Menjadi Wakil Rakyat dalam Tata Demokrasi Baru. Buku pertama. Sekretariat Nasional Adeksi: Subur Printing.
masyarakat
terkait pelayanan maupun realisasi kerja
2. Dalam
Cipto, Bambang. 1995. DPR Dalam Era Pemerintahan Modern Industri. Jakarta: Raja Grafika Persada.
jika
hanya
______. 2006.Meningkatkan Kinerja Fungsi Legislasi DPRD. Buku kedua. Sekretariat Nasional Adeksi: Subur Printing. Gaffar, Affan. 2002. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Harrison, L. 2009. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Prenada Grup.
melakukan rapat koordinasi. Semestinya 19 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kaho, Josef Riwu. 2010. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesi: Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Mulia, Wan Mansor Andi, Ahmad Tohardi. 2005. Panduan Praktis Menulis Skripsi.Pontianak: Badan penerbit Universitas Tanjungpura. Murkanto, Jhon. 2008. Implementasi fungsi pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan pemerintah daerah di kabupaten melawi. Pontianak: Universiatas Tanjungpura. Makmur, 2011. Efektifitas Kelembagaan Pengawasan. Refika aditama.
Kebijakan Bandung:
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. ______. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ______. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunarno, Siswanto. 2005. Hukum pemerintahan Daerah di Indonesia. Jakarta: Sinar grafika. Wasistiono dkk, 2009. Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Bandung: Fokus media. 2.
Moelong, J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. ______. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Nasir. M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Graha Idonesia.
Dokumen Negara
Perda Kota Pontianak nomor 4 Tahun 2011 Bab IV tentang Pelayanan Persampahan dan Kebersihan. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang No. 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktik: Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Grasindo. Samsul, Hantoro Novianto Murti. 2006. Meningkatkan Kinerja Fungsi Legislasi DPRD: Perda Sebagai Dasar Penganggaran dan Pengawasan DPRD. Jakarta: Subur Printing.
20 YULIANA ZENI RUSIANTI, NIM. E02110033 Program Studi Ilmu Politik FISIP Untan
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
I
PENGELOLA JURNAL MAHASISW A Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafIs.untan.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARY A ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nrona Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan Program Studi E-mail addresl HP
: Y.~~\M\A
ttt\.\~gL~~\\'L.:
: .tq.:f..J.tQQ.~?;.. .!.m
.
.
: ·~~····M.~~~····~~~··························"!f······· : ISIP I .1~~.... u.~.).
:lL~
lm~~:~:~J. ..
~.9~m~
.
:~\4~~~~ . ,.,~.~.~~':.':".:.-:.~~ ...I.Q.Pb174Sl<;"OGIj
,
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (Sl), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa .. ~r.'0 *) pada Program Studi l.~I:"}).!\ 1?R\J~~k Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) :
l~~.c:;..cr.~T~.~.~~~ p.~~~
..........T~tI.~A:f ?~t.':?(':~~ ~Th..~~A.\ ............Q.~ ~.t!r: if.?N~~~.~
~v:-0.~~.~~~ ~~.~~} S~:?Sf.1'j.~~)~ Q~
?~~~~ (J.~X).
.
}?Ef7.~~t\~.~\
.
.
beserta perangkat yang diperIukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain):
CJ Secarafulltex
csz:J
content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perIu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segal a bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di Pada tanggal
:' Pontianak : J.(:-.... f.lY.r.:L.. ...~).~
...
~'
..... ..Sj~~; ..~:Wo( ..~. ~\ .-....;;;;;:t!t!:5::::~~
.t.\ %.g_.2...9.?~1.z.1.o.Q::h...
YuL \tlNA '6~ \~~
\~f
I
NiM:·tiji.i\~~j:i::::::::..::::::.
Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (publika/GovernanceIAspirasiISociodevISosio[ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus ill scan dalam format PDP dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)