Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
TUGAS AKHIR PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT PADA MAKANAN RINGAN ROASTED PEANUT PADA PT. XXX
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik Industri Jenjang Pendidikan Strata Satu ( S1 )
Oleh : Nama
:
HERNA RANDAN
NIM
:
4160411-048
Program Studi
:
Teknik Industri
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
Universitas Mercu Buana 1
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Herna Randan
NIM
: 4160411-048
Jurusan
: Teknik Industri
Fakultas
: Teknologi Industri
Judul Skripsi : Pengendalian Kualitas Produk Cacat Pada Makanan Roasted Peanut Di PT. XXX Dengan ini menyatakan bahwa hasil skripsi yang saya buat ini merupakan hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan dan tata tertib di Universitas Mercu Buana Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan. Penulis
( Herna Randan ) NIM :4160411-048
Universitas Mercu Buana 2
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT PADA MAKANAN RINGAN ROASTED PEANUT PT. XXX
Disusun Oleh Nama
: Herna Randan
NIM
: 4160411-048
Program Studi : Teknik Industri Universitas
: Mercu Buana
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Jakarta, 19 September 2008
Mengetahui Pembimbing Tugas Akhir
( Ir. Muhammad Kholil, MT)
Universitas Mercu Buana 3
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
LEMBAR PENGESAHAN
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT PADA MAKANAN RINGAN ROASTED PEANUT DI PT. XXX
Disusun Oleh Nama
: Herna Randan
NIM
: 4160411-048
Program Studi : Teknik Industri
Mengetahui Kordinator TA / KaProdi
( Ir. M Kholil, MT)
Universitas Mercu Buana 4
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
ABSTRAK
PT. XXX merupakan perusahaan manufactur yang bergerak dalam bidang consumer good, Adapun produk yang dihasilkan adalah produk makanan ringan Roasted Peanut. Untuk menghasilkan suatu produk yang baik dalam arti memenuhi standar dan memberikan kepuasan konsumen, perlu diterapkan suatu pengendalian kualitas pada proses produksi dengan cara melakukan system pengawasan mutu , melakukan pembenahan dan perbaikan sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang memiliki keunggulan dan kompetitif. Dalam Penulisan Tugas Akhir ini, penulisan ingin mengetahui akar permasalahan munculnya cacat produk, penyimpangan yang terjadi didalam proses produksi seperti produk cacat dan usaha-usaha dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas produk. Metode pemecahan yang dipakai disini hanya diagram pareto, Peta kendali p dan diagram sebab akibat. Hasil dari pengolahan data tersebut akan menghasilkan suatu solusi pemacahan masalah yang dibuat ddengan metode 5W + 1H. Dari metode inilah daharapkan akan diketahui tindakan yang akan dilakukan untuk menanggulangi masalah cacat yang terjadi. Diharapkan pula data yang diolah akan memberikan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja / system pengendalian kualitas bagi perusahaan dan memberikan kepuasan bagi konsumen Kata Kunci : Kualitas, Proporsi Kesalahan
]
Universitas Mercu Buana 5
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
ABSRACT
PT.XXX is a consumer good company, the main product is sofr snack Roasted Peanut. To get good product accoding to standart and consumer needed, company must have quality control system on production process, do continuous improvement so the product has superiority and competitive. In writing of this Final Duty, write wish know the deviation occur in product. Resolving method weared here is seven tools method but not all method are used only pareto chart, pchart and fishbone diagram. Result of the data processing will yield a trouble-shooting solution to be made with 5W + 1H method. From this method we will know what action to be conducted to overcome the problem of handicap that happened. Expected by data processed will give information which good for improving or performance of quality system operation for give consumer satisfaction. Keywords : Quality, Defect Product
Universitas Mercu Buana 6
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
KATA PENGANTAR
Tiada kata lain yang dapat terucap selain puji syukur yang sebesarbesarnya kepada Tuhan Yesus Kristus, dan atas kasih dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Laporan Tugas Akhir ini, sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh jenjang pendidikan strata -1 ( S1), Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana. Adapun data-data yang terdapat dalam Laporan Tugas Akhir ini diambil data PT. ORANG TUA GROUP, Kaw. Hyundai, Cikarang-Bekasi. Laporan Tugas Akhir ini berjudul “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT PADA MAKANAN RINGAN ROASTED PEANUT DI PT. XXX “. Sebuah judul yang membahas tentang kualitas atau mutu yang diambil dari produk jadi. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
penulis telah banyak
mendapat bantuan dari dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bpk. Muhammad Kholil, ST, MT, selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan saran dan dorongan serta mengarahkan penulis dalam menyusun laporan ini. 2. Bpk. Lauw Han nji, ST, selaku Plan Operasional Manager atas kesediaannya dalam memberi dorongan dan bantuan sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Universitas Mercu Buana 7
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
3. Bpk. Arief yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam membuat Laporan Tugas Akhir ini. 4.
Kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang memberi dukungan dalam doa.
5. Sarlin yang telah banyak mengajarkan, dan menolong penulis hingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 6. Kepada perusahaan yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada PT. XXX. 7. Orang-orang yang berarti dalam hidup penulis yaitu kepada orang tua penulis yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, perhatian, bantuan, dan dukungan doa kepada penulis. 8. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan yang selalumemberikan inspirasi kepada
penulis.
9. Teman-teman kost yang senantiasa selalu menyediakan waktu dan tenaga. Semoga atas pertolongan dan kemurahan hati yang diberikan akan mendapatkan balasan yang lebih dari Tuhan Allah, dan penulis berharap agar Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat sesuai dengan maksud dan tujuannya.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
Universitas Mercu Buana 8
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan
i
Lembar Persetujuan
ii
Lembar Pengesahan
iii
Abstrak
iv
Abstact
v
Kata Pengantar
vi
Daftar Isi
viii
Daftar Gambar
xii
Daftar Tabel
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………...1 1.2 Perumusan Permasalahan……………………………………………………..3 1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………...3 1.4 Pembatasan Masalah………………………………………………….............3 1.5 Metode Penulisan……………………………………………………………..3 1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………………4
BAB II LANDASAN TEORI
5
2.1 Pengetrian Pengendalian Kualitas …….............................................................6
Universitas Mercu Buana 9
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
2.1.1.Definisi dan Konsep Pengendalian Kualitas………………………5 2.1.2.Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan dan Pengawasanya.......14 2.1.3.Biaya Kualitas Dan Nila iKuantitas
………………………..16
2.1.4.Hubungan Kualitas, Produktivitas, Efisiensi dan Penggunaan…..19 2.1.5.Tujuan Pengendalian Mutu……………………………………....20 2.2.Pengendalain Kualitas Terpadu…………………………………………….21 2.2.1.Konsep Total Quality Control……………………………………21 2.3.Pengendalian Kualitas statistic……………………………………………..24 2.3.1.Penendalain Proses Statistik (SPC)……………………………….26 2.3.2.Menentukan Dan Mengukur Prformansi Kualitas………………...27 2.4.Data………………………………………………………………………29 2.5.Peta Kontrol……………………………………………………………..31 2.5.1.Peta Kontrol Untuk Data Varial…………………………………..32 2.5.2.Peta Kontrol Untuk Data Atribut…………………………………..33 2.6.Diagram Pareto……………………………………………………………..37 2.6.1.langkah-langkah Pembuatan Diagram Pareto……………………38 2.7.Diagram Sebab Akibat……………………………………………………...40
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
46
3.1.Sumber Data………………………………………………………………..46 3.2.Kategori cacat dan Jenis cacat Yang Terjadi………………………………47 3.3.Pengumpulan Data…………………………………………………………47 3.5.Analisa Hasil Pngolahan Data……………………………………………...48
Universitas Mercu Buana 10
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
3.6.Pembahasan……………………………………………………………...…48 3.7.Kesimpulan dan Saran……………………………………………………...49
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
51
4.1 Data Umum Perusahaan……………………………………………… 51 4.1.1 Hasil Produksi.……………………………………………. 51 4.1.2 Kegiatan Produksi………………………………………… 51 4.2 Pngumpulan Data…………………………………………………….. 59 4.2.1.Pengolahan Data Untuk Honney Peanut (HRP) pada Bulan Mei-Agustus DenganParetoChart dan Peta Kendali p-Chart……60 4.2.2.Pengolahan Data Untuk Garlic Roasted Peanut (GRP) Pada Bulan Mei-Agustus Dengan Pareti Chart dan Peta Kendali p-Chart…………………………………………………..64
BAB V PEMECAHAN MASALAH
71
5.1 Analisa Hasil Data…………………………………………………………71 5.2 Analisa Diagram Sebab Akibat…………………………………………….73 5.3 Faktor-faktor Penanggulangan Masalah……………………………………77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
78
6.1.Kesimpulan…………………………………………………………………78 6.2.Saran………………………………………………………………………..80 DAFTAR PUSTAKA
82
Universitas Mercu Buana 11
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Dua Perspektif Kualitas Gambar 2.2 Biaya dan Pangsa Pasar Gambar 2.3 Sistem Pengendalian Kualitas Gambar 2.4 Diagram Pareto Gambar 2.5 Diagram Sebab Akibat Gambar 3.1 Tahapan Proses penelitian Gambar 4.1 Flow Chart Pembuatan Premix Sirup Gambar 4.2 Flow Chart Pembuatan Premix Taburan Gambar 4.3 Flow Chart Pembuatan Roasted Peanut Gambar 4.4 Diagram Pareto Produk Cacat Pada Makanan Ringan HRP Gambar 4.5 Peta Kendali p-Chart Seal Rusak Pada Produk HRP Gamcar 4.6 Peta Kendali p_chart Prodk Cacat Makanan Ringan HRP Gambar 4.7 Diagram Pareto Produk Cacat Pada makanan Ringan GRP Gambar 4.8 Peta Kendali p-Chart Seal Rusak Pada Produk Makanan Ringan GRP Gambar 4.9 Peta Kendali p-Chart Produk Cacat Makanan Ringan GRP Gambar 4.10 Revisi I Peta Kendali p-Chart Produk Cacat Makanan Ringan GRP Gambar 4.11 Revisi II Peta Kendali p-Chart Produk makanan Ringan GRP Gambar 4.12 Diagram Sebab Akibat Produk Makanan Ringan HRP Gambar 4.13 Diagram sebab Akibat Produk Makanan Ringan GRP
Universitas Mercu Buana 12
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Kualitas Tabel 4.1 Spesifikasi Standar Makanan Ringan Roasted Peanut Tabel 4.2 Jumlah Data Produk Cacat Pada Makanan Ringan HRP Tabel 4.3 Lembar Perhitungan Proporsi Sael Rusak Pada Makanan Ringan HRP Tabel 4.4 Lembar Perhitungan Proporsi Cacat Pada Makanan Ringan HRP Tabel 4.5 Jumlah Data Produk Cacat Pada Makanan Ringan GRP Tabel 4.6 Lembar Perhitungan Proporsi Sael Rusak Pada Makanan Ringan GRP Tabel 4.7 Lembar Perhitungan Proporsi Semua Jenis Cacat Pada Makanan Ringan GRP Tabel 4.8 Lembar Perhitungan Proporsi Semua Jenis Cacat Pada Makanan Ringan GRP (Revisi I) Tabel 4.9 Lembar Perhitungan Proporsi Cacat Pada Makanan Ringan GRP (Revisi II) Tabel 5.1 Rencana Perbaikan Produk Cacat
Universitas Mercu Buana 13
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri dewasa ini, persaingan semakin ketat, untuk dapat menembus persaingan global yang semakin kompetitif, maka PT. XXX yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman harus siap melakukan pembenahan semua system, termasuk pengawasan kualitas agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dipasaran. Dalam era perdagangan bebas dapat dipastikan bahwa perusahaan yang mampu bersaing adalah perusahaan yang mampu memproduksi dan menghasilkan produk yang berkualitas atau mutu yang baik dengan harga yang terjangkau. Masalah kualitas atas produk yang dihasilkan menjadi produk yang dihasilkan menjadi titik tekanan para manajer perusahaan, karena
Universitas Mercu Buana 14
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
untuk kondisi tertentu, konsumen lebih memilih untuk membeli produk dengan harga yang lebih mahal untuk mendapatkan kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen. Sikap kritis konsumen terhadap kualitas produk mengakibatkan perusahan-perusahan berusaha mengembangkan metode-metode pengendalian kualitas atas produknya, untuk menjamin mutu produk yang baik dan mampu bersaing dipasar qualiti Control adalah suatu system pengendalian kualitas yang saat ini banyak dikembangkan diberbagai perusahaan. Masalah pemahanan kualitas tidak hanya merupakan tanggung jawab QC saja tetapi tanggung jawab seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Tanggung jawab kualitas tersebut bukan hanya tanggung jawab pekarja saja melainkan juga tanggung jawab manajemen perusahaan juga. Dengan kata lain, tanggung jawab akan kualitas merupakan tanggung jawab seluruh bagian organisasi perusahaan yang terlibat. Setiap perusahaan berusaha untuk dapat mencapai tingkat laba yang optimum. Laba optimum ini dapat dicapai setelah perusahaan menggunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Dengan pengendalian mutu yang baik dan memahami apa itu pengendalian kualitas yang baik, maka dapat diharapkan peningkatan keunggulan suatu perusahaan untuk menjamin produknya laku dipasaran local maupun luar yang sesuai dengan pesanan buyer sehingga laba yang optimum dapat dicapai. Perusahaan menyadari bahwa permasalahan dalam kualitas semakin kompleks
masalah
pengendalian
atas
kualitas
suatu
produk
yang
Universitas Mercu Buana 15
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
dihasilkannya. PT. XXX merupakan perusahaan makanan dan minuman yang mengutamakan kualitas. Dengan memperhatikan sisi kualitas ini PT. XXX masih dipercaya oleh konsumen sehingga perusahaan ini masih tetap dikenal oleh konsumen dari tahun 1948 sampai sekarang.
1.2 Perumusan Masalah Banyak system manajemen kualitas yang telah dikembangkan dan diterapkan di PT. XXX. Tetapi tetap saja belum mampu meningkatkan kualitas yang drastis terhadap produk yang dihasilkan. Untuk itu perusahaan harus mampu menuntukan suatu system mana setiap produk yang dihasilkan merupakan produk yang benar-benar OK sehigga disini dibutuhkan kerja sama antara atasan dan bawahan serta devisi satu dengan yang lain, disamping itu perusahaan juga harus mempunyai suatu standar yang menjadi titik acuan yang sudah memenuhi syarat SNI (Standar Nasional Indonesia) yang sudah diuji pada suatu balai yang telah ditentukan oleh pemerintah. 1.3 Tujuan Penulisan Laporan ini disusun dengan tujuan untuk: 1. Mengetahui jenis-jenis produk yang cacat atau Not Oke 2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecacatan pada produk 3. Dapat diperoleh langkah-langkah perbaikan yang dapat diterapkan untuk mengurangi cacat yang terjadi. 1.4 Pembatasan Masalah
Universitas Mercu Buana 16
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Pembatasan masalah dalam penelitian pengendalian kualitas pada PT. XXX yaitu pada proses pembuatan formulasi dan data penimbagan formulasi tidak perlu dilakukan karena hal ini merupakan rahasia perusahaan dan tertutup untuk umum.
1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah penelitian dan perumusan masalah kemudian menetapkan tujuan dari penelitian, dan mempermudah jalannya penelitian makanya dibuat pembatasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori berkaitan dengan kualitas dan continous improvement yang menunjang dalam memecahkan masalah yang dihadapi. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan langkah-langkah sistematik yang dilakukan dalam penelitian yaitu pengumpulan data, dan analisa serta dilengkapi dengan diagram alir pemecahan masalah. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data yang disusun berdasarkan hasil dari improve yang telah dilakukan. BAB V : ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Universitas Mercu Buana 17
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Bab ini berisikan analisa yang terdiri dari analisa penyebab terjadinya kesalahan yang fatal, serta analisa perbaikan yang telah dilakukan. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang diberikan dari hasil penelitian yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengendalian Kualitas Pengertian pengendalian kualitas merupakan suatu usaha untuk menjamin agar hasil dari pelaksaan suatu kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan semula. Usaha ini merupakan proses yang mengarahkan, menyesuaikan, dan menjaga agar pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan rencana atau tujuan semula, serta sifat-sifat keseluruhan dan ciri-ciri suatu hasil produksi atau suatu kemampuan yang menyangkut kecocokan terhadap persyaratan yang ditentukan. Pengawasan kualitas menentukan komponenkomponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi jangan sampai rusak.
Universitas Mercu Buana 18
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Pengendalian kualitas merupakan suatu usaha untuk mempertahankan mutu dari produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar kualitas produk yang diinginkan sehingga menimbulkan kepuasan bagi si pemakai. Selain itu pengendalian kualitas menjadi alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak. Di dalam pengendalian kualitas ini, semua nilai karakteristik dari produk disebandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dan semua simpangan dianalisa. Hasil analisa dijadikan dasar untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan. Untuk mengurangi kerugian karena kerusakan-kerusakan, pemeriksaan tidak terbatas pada pemeriksaan terakhir saja, sebab pemeriksaan semacam ini sangat negative karena hanya menunjukan barang-barang mana saja yang tidak memenuhi syarat. Barang-barang yang sudah rusak hanya dapat dibuang atau dikerjakan kembali. Oleh kerena itu biasanya perlu diadakan pengerjaan barang yang sedang diproses biasanya dilakukan setelah proses dimana sukar dipertahankan kualitas barang. Pemeriksaan fase ini menentukan komponenkomponen yang buruk dan diusulkan agar diadakan pengerjaan kembali barang-barang yang sudah rusak. Pada dasarnya pengawasan kualitas menentukan ukuran, cara dan persyaratan fungsional lain suatu produk dan menspesifikasikannya untuk maksud-maksud produksi sedang pemeriksaan mengecek apakah barang-
Universitas Mercu Buana 19
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
barang yang diproduksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh bagian pengawasan kualitas. Sementara itu untuk mengaja konsistensi kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (Quality Control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian kualitas dan berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, dan waktu yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan system yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang lagi. Mengenai arti mutu itu dapat berbeda-beda tergantung dari rangkaian perkataan atau kalimat dimana istilah mutu ini dipakai dan orang yang mempergunakan. Dalam perusahaan pabrik istilah mutu diartikan sebagai factor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Kendali mutu terpadu telah memberikan landasan motivasi mutu positif yang mendasar bagi seluruh karyawan dan wakil perusahaan, mulai dari pimpinan puncak sampai karyawan perakitan, karyawan kantor, penyalur dan karyawan pelayanan. Kemampuan kendali mutu terpadu yang hebat merupakan salah satu kekuatan perusahaan yang pokok untuk mencapai peningkatan produktivitas total secara cepat. Pengendalian kualitas atau pengendalian mutu, merupakan suatu system control atau pengawasan kualitas atau mutu suatu produk. Dalam system ini
Universitas Mercu Buana 20
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
terdiri dari langkah-langkah pengawasan seperti pencatatan atau recording, analisa data, masalah yang didapati beserta sumber permasalahan, analisa pemecahan yang mungkin, serta aplikasi pemecahan masalah sekaligus evaluasi hasil pemecahan.
Dalam pengendalian kualitas terdapat tiga bentuk pengendalian (control): 1. Pencegahan Cacat Melakukan tindakan-tindakan yang guna mencegah terjadinya defect maupun defect yang berkepanjangan. Karena pada dasarnya defect tedak dapat dihindari, tetapi bagaimana caranya mengurangi dan mencegah defect tersebut berkepanjangan. 2. Mencari Kerusakan atau Sumber Permasalahan Yang Mengakibatkan Cacat. Suatu proses analisa untuk mencari sumber-sumber penyimpangan terhadap tolak ukur standar yang digunakan 3. Analisa Dan Tindakan Koreksi Melakukan analisa tindakan atau proses yang menjadi penyebab terjadinya ketidak sesuaian, serta melakukan tindakan perbaikan atau koreksi supaya tidak terjadi hal yang serupa dikemudian hari. 2.1.1 Definisi dan Konsep Pengendalian Kualitas
Universitas Mercu Buana 21
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Kualitas memang merupakan topic yang hangat didunia bisnis dan akademik. Factor utama yang mnentukan kinerja suatu perusahaan adalah kuualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Oleh karena itu. Organisasi atau perusahaan perlu mengenal konsumen atau pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan. Adalah banyak sekali defenisi dan pengertian kualitas, yang ebenarnya defenisi atau pengertian yang satu hamoir sama dengan defenisi atau pengertian yang lain. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : Juran (1962)
“ Kualiatas adalah kesesuaian denggan tujuan atau
manfaatnya”. Crosby (1979) meliputi
“Kualitas adalah kesesuain dengan kebutuhan yang
efendibility,
delivery,
reliability,
maintenability,
dan
cos
effectiveness”. Deming (1982)
“Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan
pelenggan sekarang dan masa mendatang””. Feingenbaum (1991)
“Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik
produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan mentenance, dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiaannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan”.
Universitas Mercu Buana 22
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Scherkenbach (1991) “Kualitas ditentukan oleh pelanggan, pelenggan menginginkan produk dan jasa yang esuai kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. Elliot(1993) “Kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan.” Geotch dan Davis(1995) “Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang brkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan”. Perbendaraan istila ISO 8402 dan Standar Nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991), kualitas adalah keseluruhan cirri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya, dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara
jelas
maupun
tersamar.
Istilah
kebutuhan
diartikan sebagai
spesifikasiyang tercantum dalam kontrak maupun criteria;criteria yang harus didefinisikan dahulu, Kualitas memiliki 9 dimensi yang berbeda-beda. Dimensi ini bersifat independent, artinya sebua produk yang baik jika dipandang dari suatu dimensi mungkin buruk jika dilihat dari dimensi yang lain. Kualitas produk dapat ditentukan dengan mengacu pada beberapa dimensi beberapa kualitas saja. Agar kualitas produk dapat memenuhi harapan maka tingkat kebutuhan dari tiap dimensi harus dapat diidentifikasi dengan jelas. Tabel 2.1 Dimensi Kualitas Dimensi
Penjelasan
Universitas Mercu Buana 23
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
Performance
FTI – Teknik Industri
Karakreristik
produk
yang
utama,
contoh : gambar yang jernih pada TV Feature
Karakteristik sekunder atau pelengkap
Conformance
Sesuai
dengan
spesifikasi
yang
diterapkan sebelumnya Reliability
Ketahanan pakai
Durability
Umur
ekonomi
termasuk
setelah
diperbaiki Service
Penanganan masalah dan Complain, kemudian reparasi
Response
Sarana hubungan yang mudah, contoh dealer mobil
Aesthetics
Karakteristik produk yang menarik bagi panca indra, contoh : eksterior mobil
Reputation
Citra
dan
reputasi,
performa
sebelumnya, dan lain-lain yang tidak berwujud Sumber : Besterfield et al, 1995, hal 7 Secara definitive yang dimaksud dengan kualitas atau mutu suatu produk/jasa adalah derajad atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen (fitness for use atau tailor made). Pengertian pengendalian kualitas tidaklah berarti masa dengan kegiatan “inspeksi”. Dengan inspeksi-kegiatan ini sebenarnya justru merupakan bagian dari kegiatan untuk mengendalikan kualitas produk atau proses maka yang dimaksudkan adalah sekedar menentukan apakah produk/proses baik (accept) atau rusak (reject). Sedangkan kegiatan pengendalian kualitas selain
Universitas Mercu Buana 24
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
berkepentingan dengan upaya untuk menumukan kesalahan, kerusakan atau ketidak sesuai suatu produk/proses dalam memenuhi fungsi yang diharapkan juga memcoba menemukan sebab musabab terjadi kesalahan tersebut dan kemudian diberikan alternative penyelesaian masalah yang akan timbul. Istilah kualitas memeng tidak lepas dari manajemen kualitas yang mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan ini produk dan fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain (pemasaran,sember daya manusia, keuangan, dan lain-lain). Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab umum (common cause) yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha. Selain itu kualitas merupakan suatu proses perbaikan yang terus memerus (contiuous improvement process) yang dapat diukur, baik secara individu, organisasi,korporasi, dan tujuan kinerja nasional. Dukungan manajemen, karyawan dan pemerintah untuk perbaikan kualitas adalah penting bagi kemampuan berkompetisi secara efektif dipasar global. Perbaikan kualitas lebih dari strategi usaha, melainkan suatu tanggung jawab pribadi, bagian dari warisan kultura, dan merupakan sumber penting kebanggaan nasional. Komitmen terhadap kulitas adalah suatu sikap yang diformulasikan dan didemontrasikan dalam setiap lingkup kehidupan dan kehidupan, serta mempunyai karakteristik hubungan yang paling dekat dengan anggota masyarakat.
Universitas Mercu Buana 25
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Banyak ahli yang mendefinisikan kualitas yang secara garis besar orentasinya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan ataun organisasi yang berorentasi pada kualitas. Dsri beberapa definisi terdahulu, dapat dikatakan bahwa secara garis besar, kualitas adalah keseluruhan cirri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Apabila diutarakan secara rinci, kualitas memiliki dua persepektif konsumen, yaitu persepektif kondumen, dimana bila kedua sisi tersebut yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen menurut russel (1996), hal ini dapat digambarkan 2.1
Arti Kualitas
Pandangan Produsen
Produksi
Kualitas Kesesuaian • •
Sesuai dengan standar Biaya
Pandangan Konsumen
Kualitas Desain • •
Pemasaran
Karakteristik Kualitas Harga
Universitas Mercu Buana 26
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Fitnes for Consumer Use
Sumber : Russel, 1996
Gambar 2.1 Dua Perspektif Kualitas Apabila diperhatikan, maka kedua perspektif tersebut akan bertemu pada satu kata “ Fitness For Consumer Use “ kesesuaian untuk digunakan tersebut merupakan kesesuaian antar konsumen dengan produsen, sehingga dapat membuat suatu standar yang disepakati bersama dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kedua bela pihak. Kegiatan pengendalian kualitaspun tidak hanya meliputi penetapan standar produk atau proses dari pihak produsen, melainkan standar yang ditetapkan produsen tersebut juga harus sesuai dengan spesifikasi atau toleransi yang ditetapkan oleh pihak konsumen. Demikian konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya. Kualitas produk meliputi bahan baku, dan barang jadi, sedangkan kualitas proses meliputi selama sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses penyediaan jasa atau pelayanan bagi perusahaan jasa. Kualitas harus dibangun sejak awal, dari penerimaan input hingga perusahaan menghasilkan output bagi pelanggannya. Setiap tahapan dalam proses produksi maupun proses penyediaan jasa atau pelayanan juga harus berorientasi pada kualitas tersebut. hal ini disebabkan setiap tahapan proses
Universitas Mercu Buana 27
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
mempunyai pelanggan. Hal ini pelanggan suatu proses adalah proses selanjutnya dan pemasok adalah proses berikutnya. 2.1.2 Perencanaan Stanndar Kualitas, Penentuannya dan Pengawasannya Sebelum perencanaan dimulai, standar kualitas harus ditentukan terlebih dahulu. Langkah yang diperlu diambil adalah : 1. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing. 2. Mempertimbangkan penggunaan terakhir produk 3. Kualitas harus sesuai dengan harga jual. 4. Perlu tim yang terdiri dari mereka yang berkecimpung dalam bidangbidang: •
Penjualan mewakili konsumen
•
Teknik yang mengatur desain dan kualitas teknis
•
Pembelian, yang menentukan kualitas barang
•
Produksi, yang menentukan biaya memproduksikan berbagai kualitas alternative
5. Setelah ditentukan disesuaikan dengan keinginan konsumen dengan kendala teknik produksi, tersedianya bahan, dan sebagainya, maka perlu kualitas ini dipelihara. Ini dilaksanakan oleh staff pengamat produksi. Pemeriksaan hanya mengecek keefektifan pekerja bagaimana produksi dalam memproduksikan barang sesuai dengan kualitas standar. Oleh karena itulah para pekerja perlu disadarkan akan pentingnya pemeliharaan kualitas standar.
Universitas Mercu Buana 28
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Suatu produk harus dibuat sedemikian rupa sehingga bisa sesuai (comfrom) dan memenuhi spesifikasi, standar dan kriteria-kriteria standar kerja lainnya yang telah disepakati. Dalam pemakaian nantinya, maka produk tersebut harus pula sesuai dengan fungsi yang telah dirancang sebelumnya. Kualitas kesesuaian ini akan berkaitan dengan tiga macam bentuk pengendalian (kontrol) sebagai berikut : 1. Pencegahan Cacat (Defect Prevention) Yaitu mencegah kerusakan atau cacat sebelum benar-benar terjadi. Contoh dalam hal ini seperti pembuatan standar-standar kualitas,inspecsi terhadap material yang dating, Membuat peta kontrol untuk mencegah penyimpangan dalam proses kerja yang berlangsung. 2. Mencari Kerusakan, Kesalahan, atau Cacat (Defect Finding) Aplikasi dan pemakaian metode-metode yang spesifik untuk proes infeksi, pengujian, dan analisis statistic dan lain-lain. Proses untuk mencari penyimpangan-penyimpangan terhadap tolak ukur atau standar yang telah ditetapkan. 3. Analisa dan Tindakan Koreksi (Defect Analysis dan Correction) Menganalisa kesalahan-kesalahan yang terjadi dan melakukan koreksi-koreksi terhadap penyimpangan tersebut. Kegiatan ini merupakan tanggung jawab dari bagian pengendalian kualitas. Pelaksanaan yang cermat terhadap upaya pengendalian kualitas dan rancangan produk (Quality Of Design) dan kualitas kesesuain (quality of
Universitas Mercu Buana 29
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
comformance) akan memberikan tingkat kualitas performansi dari produk yang dihasilkan (quality of performance). 2.1.3 Biaya Kualitas dan Nilai Kualitas Dengan melaksanakan manajemen kualitas yang sebaik-baiknya, maka banyak keuntungan yang bias diperoleh perusahaan dalam hal ini yaitu antara lain: 1. Menambah tingkat efesiensi dan produktifitas kerja. 2. Mengurangi kehilangan- kehilangan (losses) dalam proses kerja yang dilakukan seperti mengurangi waste product atau menghilangkan waktuwaktu yang tidak produktif 3. Menekan biaya dan save money. 4. Menjaga agar penjualan (sales) akan tetap meningkat sehingga profit tetap diperoleh (meningkatkan potensi daya saing). 5. Menambah reliabilitas produk yang dihasilkan. 6. Memperbaiki moral pekerja tetap tinggi (ingat konsep management by objective). Semakin tinggi kualitas suatu produk akan menyebabkan semakin tinggi pula biaya/beban yang harus dipikul perusahaan. Akan tetapi yang jelas tetap diharapkan mampu dikembalikan dalam bentuk profit yang disebabkan produk yang bersangkutan memiliki daya saing tinggi. Biaya-biaya yang harus dipikul dalam kaitannya dengan program pengendalian kualitas antara lain adalah: 1. Biaya-biaya yang dikeluarkan akibat kesalahan/cacat yang terjadi (failure cost) yang dalam hal ini bisa diklasifikasikan manjadi dua, yaitu:
Universitas Mercu Buana 30
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Internal Failure Cost, yaitu seperti skrap,rework,retest down time,dll. Biaya tidak akan terjadi bila ada defect yang diketemukan dalam produk yang dihasilkan sebelun diterimakan kepelanggan (customer).
•
External Failure Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan akibat defect yang ditemukan
setelah
halnya
dengan
warranty
charges,
returned
material/product,complain, adjustment,dan lain-lain. 2. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan sebelum kesalahan terjadi (preventive cost) seperti pelatihan operator, kelengkapan, peralatan kerja, instruksi kerja, dan lain-lain. 3. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan inspeksi dan evaluasi produk (inspecsion/appraisal cost) seperti biaya untuk incoming material inspection dan test, kalibration peralatan kerja dan pengukuran, material/ produk yang rusak karena kegiatan destructive test, dan lain-lain. Pengertian mengenai biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pengendalian kualitas(quality cost) akan selalu dikaitkan dengan produk-produk cacat (defect), yaitu biaya untuk menemukan, memperbaiki dan menghindari/ mencegah cacat. Dari hasil penelitian yang dilakukan dibeberapa perusahaan Amerika Serikat diperoleh data bahwasanya kesalahan-kesalahan yang terjadi yang mempengaruhi kualitas produk 15% berasal atau merupakan tanggung jawab operator langsung, sedangkan 85% merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan itu sendiri. Selanjutnya, apabila ditinjau kembali biaya kualitas, sebenarnya ada sisi lain yang belum atau jarang ditinjau, yaitu nilai kualitas yang melekat pada
Universitas Mercu Buana 31
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan . Pelanggan yang membayar produk atau jasa yang ditawarkan tentu mengharapkan akan mendapatkan produk atau jasa yang kualitasnya sebanding dengan nilai yang telah mereka wujudkan dalam membayar harga produk atau jasa tersebut . Nilai kualitas dalah indeks penilaian pelanggan, yang merupakan harga yang dibayar pelanggan atas hasil atau manfaat yang dirasakan karena kualitas produk atau proses sesuai dangan harapan (Bester,1999). Setiap pelanggan mempunyai niali indeks yang berbeda-beda, berkaitan dengan kriteria obyektif dan subyektif yang dimilikinya. Dalam praktik, manajemen kualitas harus menyadari bahwa mereka secara nyata mengevaluasi produktivitas dan penjaminan bisnis seperti pada kualitas. Selain itu, biasanya nilai kualitas produk akan ditingkatkan untuk memperbaiki persepsi masyarakat, walaupun pada saat yang sama kualitas seringkali ditekan untuk meningkatkan produktivitas. 2.1.4 Hubungan Kualitas, Produktivitas, Efisiensi dan Penggunaan Sistem produksi bagi perusahaan manufaktur dan jasa dinilai dengan mengukur efektivitas dan kinerjanya. Pengukuran efektivitas meliputi kemudahan perawatan, kesiapan operasional, ketersediaan dan sebagainya. Sementara
itu, pengukuran kinerja
meliputi produktivitas,
efesiensi,
penggunaan dan kualitas (AL-Darrab,2000). Pengukuran umum produktivitas memang sangat erat dengan pengukuran efesiensi dan penggunaan. Namun pengukuran terbaru dalam produktivitas telah melibatkan kualitas dalamnya. Menurut Shaw (1989), perbaikan produktivitas adalah lebih baik dari pada
Universitas Mercu Buana 32
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
sekedar mengadakan pengukuran karyawan, namun produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara mengerjakan lebih banyak dengan sumber daya yang sama, mengerjakan lebih sedikit dengan pengurangan sumber daya yang lebih besar, atau mengerjakan lebih sedikit dengan mengkomsumsi sumber daya yang lebih sedikit (AL-Darrab,2000). Sementara itu, Omachnu dan Beruvides (1998) merumuskan produktivitas sebagai perbandingan output dengan input:
Ouput Produktivitas =
X Faktor Kualitas Input
Dimana : InputI = sumber daya yang digunakan Output = hasil yang dicapai Faktor kualitas adalah skor atau nilai yang berkaitan dengan jaminan kualitas 2.1.5 Tujuan Pengendalian Mutu Secara umum tujuan pengendalian mutu adalah sebagai berikut : 1. Mengusahakan agar produk yang dihasilkan dapat mencapai standar mutu yang ditetapkan . 2. Mengusahakan agar produk- produk yang rusak menjadi sekecil mungkin Hal ini secara tidak langsung akan membantu dalam :
Universitas Mercu Buana 33
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
a. Menekan biaya inspeksi serendah mungkin. b. Mengusahakan pemakaian bahan baku dan penggunaan bahan baku seefisien mungkin. c. Menekan biaya produksi secara keseluruhan. 3. Manentukan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan bila terjadi produk yang dihasilkan tidak memenuhi standar yang ditetapkan. 4. Untuk merencanakan peningkatan mutu dari produk yang dibuat.
2.2. Pengendalian Kualitas Terpadu 2.2.1 Konsep Total Quality Control Setiap orang terlibat dalam masalah-masalah kualitas produk yang dihasilkan. Masalah kualitas produk bukan hanya tanggung jawab operator, mandor atau departemen pengendalian kualitas saja melainkan merukan tanggung jawab semua pihak baik level bawah maupun atas. Dengan mengikuti konsep pengendalian kualitas terpadu (PMT/TQC) dan kemudian mengaplikasikan Gugus Kendali Mutu (GKM/QCC), manajemen kualitas mencoba membawa semua pihak untuk memiliki kesadaran akan kualitas, selalu berorientasi pada upaya menapia segala sesuatu yang terbaik (konsep “Zero Defect”) dan berprinsip bahwa emakin baik kita mencapai kualitas produk maka akan semakin besar profit yang biisa diperoleh.
Universitas Mercu Buana 34
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
TQC yaitu berbagai kegiatan karyawan yang berpartisipataf didalam perusahaan, yang dilaksanakan secara rasional untuk mencapai produk dan teknologi terbaik (optimal) demi kepuasan pelanggan. Tujuan penerapan TQC adalah : 1. Untuk tercapainya komunikasi dan saling pengertian diantara karyawan. 2. Untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi perusahaan serta mutu produk yang dihasilkan 3. Meningkatkan motivasi, kmampuan dan moral karyawan diseluruh tingkatan didalam perusahaan.
2.2.2 Konsep Manajemen Mutu Terpadu Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dapat membantu stategi operasi dalam hal: •
Melalui perberdayaan dan pengendalian mutu, menurunkan waktu pengembangan produk.
•
Perusahaan lebih menfokuskan diri pada konsumen dan menjadi lebih handal dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
•
Penurunan sisa material dan pengerjaan ulang membantu mengurangi biaya dan membuat harga jual menjadi rendah.
Penentuan mutu merupakan hal yang penting dalam membangun dan mengelolah fungsi operasional. Mutu Mempengaruhi seluruh organisasi dan pemasok sampai konsumen dan dari rancangan produk sampai aspek dalam pemeliharaan peralatan.
Universitas Mercu Buana 35
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Persefektif lain dari mutu mencakup : 1. Kemampuan memenuhi pengharapan konsumen 2. wujud produk 3. Kendala 4. Mutu yang diterima Pendekatan mutu itu adalah sebagai berikut : •
Berorentasi pada penggunaannya.
•
Berorentasi pada produknya.
•
Berorentasi pada pengerjaannya.
Mutu itu sangat penting dan mempengaruhi perusahaan dalam empat cara, antara lain adalah sebagai berikut 1. Biaya dan Pasang Pasar
Hasil yang diperoleh dari pasar : 1. Perbaikan reputasi 2. Peningkatan volume 3. peningkatan harga
Peningkatan Laba
Universitas Mercu Buana
Biaya yang dapat ditekan
1. Peningkatan produktivitas 2. Penurunan biaya pengerjaan ulang dan sisa material 3. Penurunan biaya garansi 36
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Gambar 2.2. Biaya dan Pangsa Pasar
2. Repotasi Perusahaan •
Mutu akan muncul bersamaan dengan persepsi mengenai produk baru perusahaan, praktik-praktik penanganan pegawai dan hubungannya dengan pemasok.
•
Mutu tidak dapat diganti oleh promosi perusahaan.
3. Pertanggung jawaban produk 4. Implikasi internasional •
Agar perusahaan dan juga Negara dapat bersaing secara efektif dalam perekonomian global, maka produknya harus memenuhi mutu dan harga yang diinginkan.
•
Mempengaruhi neraca membayaran.
2.3 Pengendalian Kualitas Statistik Pengendalian kualitas statistic (statistical quality control = SQC) berasal dari amerika pada tahun 1930-an yang dirancang oleh DR.W.A Shewhart. Untuk mempertahankan kualitas output, idealnya perusahaan melakukan inspeksi dalam keseluruhan operasi (full-inspection), akan tetapi umumnya tidak semua perusahaan sanggung melaksanakannya. Jika dilihat terdapat dua elemen yang perlu dilakukan pengawasan yaitu input dan proses tranformasi.
Universitas Mercu Buana 37
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Pengendalian kualitas statistic merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistic. Pengendalian kualitas statistic (statistical quality control) sering disebut sebagai
pengendalian
proses
statistic
(statistical
process
control).
Pengendalian kualitas statistic dan pengendalian prosess statistic memang merupakan dua istilah yang saling dipertukaran, yang apabila dilakukan bersama-sama maka pemakaian akan melihat gambaran kinerja proses maka kini dan masa yang akan datang Dalam system pengendalian mutu statistic yang mentolerir adanya kesalahan atau cacat produk kegiatan pengendalian mutu dilakukan oleh departemen pengendalian mutu yang ada pada penerimaan bahan baku, selama proses dan pengujian produk akhir. Apabila digambar adalah sperti gambar dibawah ini :
Pemasok
Buang Tolak
Pengerjaan Ulang
Penerima QC Dept
Input
Proses produks
Produk Akhir
Output
Proses QC Dept
Universitas Mercu Buana 38
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Manajemen Mutu
Gambar 2.3. Sistem Pengendalian Kualitas Dari gambar 2.3. Tersebut tampak bahwa perubahan mengadakan inspeksi dapat terjadi pada saat bahan baku atau penerimaan bahan baku, proses dan produk akhir. Inspeksi tersebut dapat dilaksanakan dibeberapa waktu antara lain : 1. Pada waktu bahan baku masih ada ditangan pemasok 2. Pada waktu bahan baku sampai ditangan perusahaan tersebut 3. Sebelum proses dimulai 4. Selama proses produksi berlangsung 5. setelah proses produksi 6. Sebelum dikirim kepada pelanggan 7. Dan sebagai 2.3.1 Pengendalian Proses Statistik (SPC) Pengendalian Process Statistik (Statistical Process Control = SPC) adalah suatu terminoligi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan
teknik-teknik
(statistical techniques)
dalam
memantau dan meningkatkan performansi proses menghasilkan produk berkualitas. Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik manajemen, melalui bagaimana kita mengukur karakterikstik kualitas dari output (barang dan jasa),
Universitas Mercu Buana 39
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performansi actual dan standar. Pengendalian kualitas proses statistic juga merupakan aktivitas teknik manajemen, melalui bagaimana kita mengukur karakterisrik kualitas dari output (barang dan jasa), kemudian membandingkan hasil pengukuran itu dengan spesifikasi output yang diinginkan pelanggan, serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara performansi actual dan standar. Pengendalian kualitas proses statistic juga merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendalian, penganalisa, pengelola, dan memperbaiki proses menggunakan metode-metode statistik. 2.3.2 Menetukan dan Mengukur Performansi Kualitas Pada dasarnya performansi kualitas dapat ditentukan dan diukur berdasarkan karakteristik kualitas yang terdiri dari beberapa sifat atau dimensi atau dimensi berikut : 1. Fisik : panjang, berat, diameter, visual dan lain-lain. 2. Sensory (Berkaitan dengan panca indera) : rasa, penampilan, warna, bentuk, model dan lain-lain. 3. Orientasi
waktu
:
kendala
(reliability),
kemampuan
pelayanan
(serviceability), kemudahan pemeliharaan (maintainability), ketepatan waktu penyerahan produk dan lain-lain.
Universitas Mercu Buana 40
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
4. Oreintasi Biaya : Berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayar oleh konsumen. Suatu pengukuran performansi kualitas yang akan dilakukan seharusnya mempertimbangkan persyaratan-persyaratan kondisional dalam pengukuran kualitas itu. Karena hasil dari pengukuran kualitas akan menjadi landasan dalam membuat kebijaksanaan perbaikan kualitas secara keseluruhan dalam proses bisnis, maka kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan sangat diperlukan untuk mendukung penukuran kualitas yang sahih(valid). Beberapa kondisi itu adalah : 1. Pengukuran harus dimulai pada permulaan program. 2. Pengukuran kualitas dilakukan pada system secara keseluruhan. 3. Pengukuran kualitas seharusnya melibatkan semua individu yang terlibat dalam proses itu. 4. Pengukuran seharusnya dapat memunculkan data. 5. Pengukuran kualitas yang menghasilkan informasi-informasi utama seharusnya dicatat tanpa distori, yang berarti harus akurat. 6. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh untuk pengukuran performansi kualitas dan perbaikannya. 7. Program-program pengukuran dan perbaikan kualitas seharusnya dapat dipecah-pecah. Pada dasarnya suatu pengurukan perfoemansi kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu: 1. Pengukuran pada tingkat proses.
Universitas Mercu Buana 41
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
2. Pengukuran pada tingkat output. 3. Pengukuran pada tingkat outcome Bagaimanapun, pengukuran performansi kualitas yang akan dilakukan seharusnya mempertimbangkan setiap aspek dari proses operasional yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang nilai kualitas. Melalui suatu suevei pendahuluan yang bersifat ekploratif dapat diidentifikasikan semua atribut dan variable dari produk yang menentukan kepuasan pelanggan dan persepsi pelanggan tentang nilai kualitas dari produk itu.
2.4 Data Menurut Webster New World Dictionary, data berarti sesuatu yang diketahui dan dianggap. Dengan demikan berarti bahwa data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Suatu perusahaan, baik yang memproduksi barang atau jasa supaya dapat diketahui maju mundurnya perusahaan harus mengumpulkan data, misalnya data produksi, data penjualan , data keuangan, dan sebagainya. Dalam
pengendalian proses statistical untuk meningkatkan kualitas,
pengumpulan data bertujuan untuk : 1. Memantau dan mengendalikan proses. 2. Menganalisis hal-hal yang tidak sesuai (non-conformance). 3. Inspeksi Dalam pengendalian data perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Universitas Mercu Buana 42
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
1. Definisikan tujuan pendumpulan data secara jelas. 2. Idntifikasikan jenis data (variable atau atribut) yang akan dikumpulkan. 3. Gunakan alur ukur yang dapat diandalkan untuk menjamin keandalan untuk menjamin keandalan pengukuran. 4. Tentukan cara yang tepat untuk mencatat data. Data asli harus dicacat secara jelas, misalnya : waktu pencatatan, asal data, nama pencacat data, dan lain-lain. 5. Buat formulir, pencatatan data yang memudahkan untuk penggunaan selanjutnya. Dikaitan dengan persoalan manajemen, maka data dapat dipergunakan untuk : a. Dasar suatu perencanaan, agar perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada, sehingga dapat dicegah terjadinya suatu perencanaan yang ambisius sengga susah dilaksanakan. b. Alat control terhadap pelaksanaan atau implementasi dari pada perencanaan tersebut agar bisa diketahui dengan segera kesalahankesalahan atau penyimpangan yang terjadi untuk segara dilakukan tindakan perbaikan. c. Dasar evaluasi dari pada hasil kerja akhir. Apakah hasil kerja akhir tercapai sesuai yang telah ditargetkan. Kalau target tidak terdapai factorfactor apa saja yang menyebabkannya. Untuk itu semua diperlukan data. Menurut sifatnya, data dapat dibagi menjadi 2 sebagai berikut : a. Data kualitatif Yaitu data yang tidak berbentuk angka, misalnya harga beras sangat mahal.
Universitas Mercu Buana 43
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
b. Data kuantitatif Yaitu data berupa angka, misalnya produksi padi naik 10%, harga beras naik rata-rata Rp. 5000,- dan sebagainya. Dalam konteks pengendalian kualitas proses statistic dikenel 2 jenis data, yaitu : 1. Data atribut, yaitu data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut karakterisrik kualitas adalah ketiadaan label pada kesaman produk, kesalahan proses administasi buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk, dan lain-lain. Data atribut biasanya diperolah dalam bentuk unit-unit nonkonformans atau ketidak sesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan 2. Data Variabel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis.Contoh dari data variable karakteristik kualitas adalah diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, benyaknya kertas setiap rim, konsentrasi elektrolit dalam persen, dan lain-lain. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebarr, tinggi, diameter, volume biasanya merupakan data variable. 2.5 Peta Kontrol Peta control pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus dari variasi yang disebabkan oleh penyebab umum. Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun
Universitas Mercu Buana 44
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
manajemen harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya disebabkan oleh variasi penyebab umum. Peta control merupakan alat ampuh mengendalikan proses, asal penggunaanya dipahami benar. Pada dasarnya peta-peta control dipergunakan untuk : 1. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistical? Dengan demikian peta-peta control digunakan untuk mencapai suatu keadaan terkendali secara statistical, dimana semua nilai rata-rata dan range dar sub-sub grup berasa dalam batas-batas pengendalian. 2. Memantau semua proses terus-menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil secara statistical dan hanya mengandung variasi penyebab umum. 3. Menentukan kemampuan proses. Setelah proses berada dalam pngendalian statistical, batas-batas dari variasi proses dapat ditentukan. Pada dasarnya setiap control memiliki : a. Garis Tengah (Central Line) b. Sepanjang Batas Control (Control Limits), dimana suatu batas kontrol ditempatkan diatas garis tengah yang dikenal sebagai batas control atas (Upper Control Limit) biasa dinotasikan dengan UCL, dan yang satu lagi ditempatkan dibawah Garis Tengah (Lower Control Limit), biasa dinotasikan dengan LCL. c. Tebaran nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses. Jika semua nilai-nilai yang ditebarkan pada peta tersebut didalam
Universitas Mercu Buana 45
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
batas control tanpa memperlihatkan kecenderungan tertentu, maka proses dianggap berada dalam pengendalian statistical. 2.5.1
Peta Kontrol Untuk Data Variabel
1. Peta Kontrol X-Bar dan R Peta control X-Bar (rata-rata) dan R (Range) digunakan untuk memantau proses yang mempunyai kaakterisrik berdimensi kontinu, sehingga peta control X-Bar dan R sering disebut sebagai peta control untuk data varial. Peta control X-Bar menjelaskan kepada kita tentang apakah perubahanperubahan telah terjadi dalam ukuran titik pusat atau rata-rata dari suatu proses. Hal ini mengkin disebabkan oleh factor-faktor seperti : peralatan yang digunakan , peningkatan temperature secara gradual, perbedaan metoda yang digunakan dalam shift, dan lain-lain. Sedang peta control R menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah terjadi dalam ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. 2. Peta Control Induvidual X dan MR Dalam banyak kasus, ukuran contoh yang digunakan untuk pengendalian proses adalah hanya satu (n = 1). Hal ini sering terjadi apabila pemeriksaan dilakukan secara otomatis dan juga terjadi pada tingkat produksi yang sangat lambat, sehingga sukar untuk mengambil ukuran contoh (n) lebih besar dari satu. Kasus semacam ini banyak dijumpai dalam industri-industri kimia. Demikian pula dalam kasus dimana pengukuran menjadi sangat mahal, misalnya uji-uji yang bersifat kimia dan mikro biologi. Pembuatan peta
Universitas Mercu Buana 46
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
control individual X dan MR diterapkan pada proses yang menghasilkan output relative homogen, misalnya kandungan mineral dari air, makanan dan lain-lain. 2.5.2
Peta kontrol untuk data atribut Pada umumnya data atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan
dengan YA atau TIDAK, seperti : sesuai atau tidak sesuai, berhasil atau gagal, lulus atau tidak lulus dan lain-lain. Data ini dapat dihitung untuk keperluan pencatatan dan analisis. Peta-peta control untuk data atribut adalah penting untuk beberapa alasan sebagai berikut : •
Situasi-situasi yang berkaitan dengan data atribut ada dalam teknikal atau administrative. Kesulitan paling nyata dalam pengendalian kualitas adalah pengembangan definisi operasional secara tepat tentang apa itu ketidak sesuaian, sehingga suatu produk yang merupakan output dari proses perlu diperhatikan.
•
Data atribut telah tersedia dalam banyak situasi termasuk dalam aktivitas inspeksi material, proses perbaikan, atau inspeksi akhir. Dalam kaitan ini data yang telah tersedia itu hanya sedikit membutuhkan usaha untuk mengkonversinya kedalam bentuk peta control untuk data atribut itu.
•
Apabila data baru harus dikumpulkan, informasi atribut pada umumnya mudah diperoleh dan tidak mahal, serta tidak membutuhkan keterampilan khusus untuk mengumpulkan data atribut tersebut.
Universitas Mercu Buana 47
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Kebanyakan data yang dikumpulkan untuk laporan manajemen adalah dalam nebtuk atribut dan akan menjadi lebih bermanfaat apabila dilakukan analisis peta control untuk data atribut.
•
Pengunaan peta-peta control untuk data atribut yang berkaitan dengan ukuran kunci kualitas secara keseluruhan sering kali memberikan petunjuk tentang area proses spesifik yang membutuhkan pengujian-pengujian lanjutan. Jenis peta control untuk data atribut adalah :
1. P-Chart P-chart digunakan untuk menguji apakah banyaknya cacat per unit pengukuran terkendali dimana proporsi ketidak sesuaian (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi dapat ditukar. Analisis kapabilitas proses dapat disiapkan baik dengan data atribut atau data kontinu jika dan hanya jika proses ada dalam control statistic, dan telah ada untuk periode yang masuk akal. Jika tidak, maka perkiraan yang dihasilkan tidak dapat diandalkan dan tidak dapat diterima. P-chart terdiri dari •
Poin yang diplot merepresentasikan banyak cacat perbacht
•
Garis tengah yang merepresentasikan jumlah rata-rata cacat per bacht dari semua sample yang diukur. Secara manual dapat dihitung dengan rumus : CL = ∑ np / ∑ n
•
Batas pengendali yang terletak 3σ diatas dan dibawah garis tengah atau garis rata-rata, yang merupakan sarana visual untuk menentukan apakah proses berada dalam keadaan terkendali atau tidak. Rumus perhitungannya UCL = p + 3
Universitas Mercu Buana 48
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Batas kendali untuk tiap plot berbeda-bea dan harus ditentukan masingmasing karena ukuran sample dalam tiap grup bervariasi. N adalah nilai yang sekarang besarnya untuk tiap jumlah sample dalam sub grup telah ditentukan.
2. Peta Kontrol np Pada dasarnya peta control np serupa dengan peta control p, kecuali bahwa peta control np terjadi perubahan skala pengukuran. Peta control np menggunakan ukuran banyaknya item yang tidak memenuhi spesifikasi atau banyak item yang tidak sesuai (cacat) dalam suatu pemeriksaan. Peta control p dan not cocok untuk situasi dasar yang sama, sehingga pilihan penggunaan peta control np apabila hal-hal berikut berlaku : •
Data banyaknya item yang tidak sesuai adalah lebih bermanfaat dan mudah diinterpretasikan dalam pemnuatan laporan dibandingkan data proporsi.
•
Ukuran contoh (n) bersifat konstan dari waktu kewaktu.
3 Peta Kontrol c Suatu item yang tidak memenuhi syarat atau yang cacat dalam proses pengendalian kualitas didefinisikan untuk item itu. Bila ada “ titik spesifikasi “ yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan, maka item tersebut digolongkan menjadi cacat atau tidak memenuhi syarat. Konsekuensinya setiap item yang tidak memenuhi akan mengandung paling sedikit satu titik spesifikasi yang tidak memenuhi syarat.
Universitas Mercu Buana 49
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Penggolongan produk yang cacat berdasarkan criteria diatas kadangkadang untuk jenis produk tertentu dianggap kurang representative, karena bisa saja suatu produk masih dapat berfungsi dengan baik meskipun mengundang satu atau lebih titik spesifikasi yang tidak memenuhi spesifikasi. Contohnya dalam perakitan computer,
setiap unit computer dapat saja
mengandung satu atau lebih titik lemah, namun kelemahan itu mempengaruhi operasional computer, oleh karena itu dapat digolongkan sebagai tidak cacat atau masih layak diterima. Toleransi atas kelemahan satu atau beberapa titik spesifik yang tidak memenuhi syarat sepanjang tidak mempengaruhi fungsi dari item yang diperiksa, maka peta control yang sesuai adalah peta control c. Peta control c membutuhkan ukuran contoh konstan atau banyaknya item yang diperiksa bersifat konstan untuk setipe periode pengamatan. 4
Peta Kontrol u Peta control u mengukur banyaknya ketidak sesuaian (titik spesifikasi) per unit laporan inspeksi dalam periode pengamatan, yang mungkin memiliki ukuran contoh (banyaknya item yang diperiksa). Peta control u serupa dengan peta control c, kecuali bahwa banyaknya ketidak sesuaian dinyatakan dalam dasar perunit item. Peta control u dan c sesuai untuk beberapa kondisi. Peta control u dapat digunakan apabila ukuran contoh lebih dari satu unit dan mungkin bervariasi dari waktu ke waktu.
2.6
Diagram Pareto Diagram pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo pareto (1848 – 1923). Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukan masah
Universitas Mercu Buana 50
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan disisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang paling penting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai masalah yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Diagram pareto juga dapat mengedentifikasi masalah yang paling penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah. Pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interprestasi untuk : •
Menentukan frekuensi relative dan urutan pentingnya masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada.
•
Memfokuska perhatian pad isu-isu kritis dan penting melalui pembuatan ranking terhadap masalah-masalah atau penyebeb dari masalah tersebut dalam bentuk yang signifikan.
2.6.1
Langkah-langkah Pembuatan Diagram Pareto
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan diagram pareto : 1. Menentukan masalah apa yang akan diteliti, mengidentifikasi kategorikategori atau penyebab-penyebab dari masalah yang akan dibandingkan. Setelah itu rencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.
Universitas Mercu Buana 51
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Menentukan masalah yang akan diteliti. Contoh masalah : keterlambatan pengiriman barang, keterlambatan pelayanan, item yang rusak/cacat.
•
Menentukan
data
apa
yang
diperlukan
dan
bagaimana
mengklasifikasikan atau mengkategorikan data itu. Contoh : klasifikasi berdasarkan penyebab keterlambatan, jenis kerusakan, lokasi, proses dan lain-lain. •
Menentukan metode dan periode pengumpulan data. Termasuk dalam hal ini adalah menentukan unit pengukuran dan periode waktu yang dikaji.
2. Membuat suatu ringkasan daftar atau table yang mencatat frekuensi kejadian dari masalah yang telah diteliti dengan menggunakan formulir pengumpulan data atau lembar periksa. 3. Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai terendah, serta menghitung frekuensi kumulatif, presentasi dari total kejadian, dan presentase dari total kejadian secara kumulatif. 4. Mengambar 2 buah garis vertical dan 2 buah garis horizontal •
Garis Vertikal :
a. Garis vertical sebelah kiri : buatkan pada garis ini, skala dari nol sampai total keseluruhan dari kerusakan (dalam kasus diatas, skalanya adalah 0 sampai 62).
Universitas Mercu Buana 52
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
b. Garis vertical sebelah kanan : buatlah pada garis ini, skala dari 0% sampai 100%. •
Garis Horizontal :
a. Bagilah garis ini kedalamnya interval sesuai dengan banyaknya item masalah yang diklasifikasikan. 5. Buatlah Histogram pada Diagram Pareto 6. Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan nilia-nilai kumulatif ( total kumulatif atau persen kulumatif ) disebelah kanan atas dari interval setiap iten masalah. 7. Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab utama dari masalah yang sedang terjadi. Untuk mengetahui akar penyebab dari suatu masalah, kita dapat menggunakan diagram sebab akibat.
Universitas Mercu Buana 53
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Jumlah Cacat
Persentase
100
84.19
62.66
1200 1000
30.6
800 600 400 0 Seal
Peckaging
Kode
Berat tdk
Rusak
Bocor
Produksi
Standar
Tidak Jelas
Jenis Cacat
Gambar 2.4 diagram pareto 2.7 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Diagram sebab akibat didesain untuk mempersentasikan hubungan yang sangat berarti antara sebuah efek (akibat) dan penyebab-penyebabnya. Diagram ini pertama kali dikembangjan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 sehingga diagram ini sering disebut juga dengan diagram ishikawa atau diagram tulang ikan (Fishbone Diagram). Diagram sebab akibat digunakan untuk mengidentifikasi penyebabpenyebab dari suatu akibat yang buruk sehingga dapat ditentukan tindakan yang diperlukan untuk melakukan perbaikan, atau penyebab dari efek yang baik untuk dipelajari. Efek diletakkan disebelah kanan pada bagian “kepala ikan” , dan factor-faktor penyebabnya disebelah kiri pada bagian “tulang-tulang ikan”. Penyebab mayor tersebut kemudian dibagi lagi menjadi beberapa penyebab
Universitas Mercu Buana 54
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
minor. Untuk menentukan semua penyebab minor dibutuhkan branstorming dari berbagai pihak yang terlibat. Salah satu kelebihan yang dimiliki diagram ini adalah partisipasi dan kontribusi dari berbagai pihak. Aplikasi diagram ini dalam dunia industri sangat luas. •
Langkah membuat diagram sebab akibat Adapun langkah-langkah mambuat diagram sebab akibat antara lain : 1. Tentukan karakteristik mutu, misalnya gerakan tidak tetap selama putaran mesin. Karakteristik inilah yang akan kita perbaiki dan kendaliakn. Dalam kasus ini kita temukan bahwa kebanyakan cacat pabrik disebabkan gerakan tidak tetap selama putaran mesin. Untuk itu harus ditentukan penyebabnya. 2. Tulislah karakretistik mutu pada sisi kanan. Gambarlah panah besar dari sisi kiri kekanan. 3. Tulislah factor utama yang mungkin menyebabkan gerakan tidak tetap, mengarahkan panah cabang ke panah utama. Disarankan untuk mengelompokan factor penyebab yang mempunyai kemungkinan besar terhadap disperse ke dalam item-item seperti bahan mentah ( material), mesin, metode, dan manusia. 4. Pada setiap item cabang, tulis kedalam factor rinci yang dapat dianggap sebagai penyebab, yang akan menyerupai ranting. 5. Periksa untuk memastikan bahwa semua item yang mungkin menjadi penyebab telah masuk kedalam diagram
Universitas Mercu Buana 55
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
Lingkungan
FTI – Teknik Industri
Metode
Manusia
Seal Bocor Kode Produksi salah Berat tidak masuk standar
Mesin
Material/Bahan
Gambar 2.5 Diagram Sebab Akibat Sikap Kerja 5S Jepang 5S berarti membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, mengambil keputusan yang tegas, dan menerapkan manajemen stratifikasi untuk membuang yang tidak diperlukan itu. Yang diutamakan disini adalah manajemen stratifikasi dan mencari penyebab–penyebabnya untuk menghilangkan yang tidak diperlukan serta menghilangkan penyebab itu sebelum menimbulkan masalah. i.
Seiri (Pemilahan) Seiri adalah proses pemilahan barang-barang yang tidak diperlukan kembali untuk dibuang dan menyimpan barang yang masih diperlukan disuatu tempat yang mudah dijangkau dan ditemukan pada saat diperlukan. Manajemen
stratifikasi
mencakup
memutuskan
pentingnya
barang,
mengurangi persediaan barang yang tidak diperlukan, sekaligus memastikan bahwa barang yang diperlukan disimpan dalam jarak dekat supaya lebih
Universitas Mercu Buana 56
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
efesien. Maka kunci pokok manajemen stratifikasi yang baik adalah kemampuan untuk membuat suatu keputusan tentang frekuensi pemakaian yang merupakan cara lain untuk tingkat kepentingannya. ii.
Seiton (Penataan) Seiton berarti menyimpan barang dengan memperhatikan efesiensi, mutu, dan keamanan serta mencari cara penyimpanan optimal. Prosedur dasar untuk penataan adalah analisis status quo, tentukan tempat yang tepat, tentukan harusnya penyimpanan barang, dan ajarka setiap orang untuk mentaati aturan penyimpanannya. Penataan pengkajian efesiensi, pengkajian itu berupa pertanyaan seberapa cepat anda dapat menemukan barang yang diperlukan dan seberapa cepat dapat menyimpannya kembali.
iii.
Seiso (Pembersihan) Seiso adalah lebih dari sekedar membuat barang bersih, akan tetapi merupakan tanggung jawab atas segala aspek barang yang digunakan dan untuk memastikan semua barang selalu dalam kondisi prima. Seiso harus dipandang sebagai suatu bentuk pemeriksaan, cara untuk menghilangkan penyebab masalah satu demi satu dan harus dilakukan dengan makna ini. Ada empat langkah prosedur yang dilkukan dalam proses pembersihan. •
Bagi daerah menjadi beberapa bagian dan alokasikan tanggung jawab tiap bagian.
•
Tentukan apa yang harus dibersikan, urutannya, dan kemudian kerjakan. Selain itu setiap orang memahami pentingnya pembersihan sehingga sumber masalahnya dapat dianalisa.
Universitas Mercu Buana 57
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Revisi cara melakukan pembersihan dan alat yang digunakan sehingga tempat yang sukar dibersihkan akan mudah dibersihkan.
•
Tentukan aturan yang harus ditaati supaya barang tampak seperti apa yang dikehendaki.
iv.
Seiketsu (Pemantapan) Pemantapan dianggap sebagai pengulangan kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu pemilahan, penataan dan pembersihan serta sebagai kedasaran dan aktivitas tetap untuk memastikan bahwa keadaan tidak normal tampak, dan melatih keterampilan untuk menciptakan dan memelihara control visual. 5S mudah bila dilakukan sekali saja, yang sulit adalah melakukannya berulangulang. Tetapi pengurangan yang terus menerus ini penting dan merupakan satu-satunya alternative supaya tidak mundur. Itulah sebabnya mengapa manajemen visual sangat penting, supaya setiap orang mengetahui dengan segera jika ada masalah dan dapat menyimpan setiap barang secara benar.
v.
Shitsuke (Pembiasaan) Umumnya istilah ini berarti pelatihan dan kemampuan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan meskipun itu sulit dilakukan. Dalam istilah 5S, ini berarti menanamkan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar. Ini merupakan cara mengubah kebiasaan buruk dan menciptakan kebiasaan baik. 5S tidak akan berhasil tanpa pembiasaan. Jika ingin melakukan membiasaan secara efesien tanpa kesalahan, maka harus melakukannya setiap hari, harus memperhatikan hal-hal kecil, bekerja keras dan dengan sabar, dengan mengembangkan kebiasaan yang baik. Kita harus
Universitas Mercu Buana 58
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
memiliki tempat kerja yang teratur dimana setiap orang mengetahui apa yang diharapkan dan segera melaksanakannya. Pembentukan Kebiasaan : •
Biasakan (sistimatisasi) prilakuk jika menginginkan hasil yang baik.
•
Perbaiki komunikasi dan pelatihan untuk memperoleh mutu yang terjamin
•
Atur supaya setiap orang mengambil bagian dan setiap orang melakukan sesuatu, kemudian mengimplementasikannya.
•
Atur segala sesuatu sehingga setiap orang merasa bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan.
•
Setiap orang bekerja sama memperkuat tim dan memperkuat perusahaan.
Universitas Mercu Buana 59
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data Sebagai sumber data dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara : a. Metode Observasi, yaitu dengan cara pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek yang diteliti. 2. Data Sekunder Yaitu data yang bersumber dari hasil penelitian sebelumnya dan mempunyai kaitan denga obyek yang diteliti, untuk memperoleh data sekunder
dapat
dilakukan
dengan
riset
perpustakaan
atau
metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil bahan-bahan dari
Universitas Mercu Buana 60
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
buku-buku / literature / dokumen dari perusahaan serta keterangan lain yang ada hubungannya dengan objek yang akan diteliti. Karena dalam penelitian ini menitik beratkan pada pengendalian kualitas pada proses produksi, maka mengenai biaya / cost baik itu harga bahan baku, biaya produksi dan biaya tenaga kerja tidak disinggung dalam penulisan ini. 3.2 Kategori cacat dan jenis cacat yang terjadi Pada PT. Orang Tua Group ini ada tiga macam kategori tingkat produ cacat yang dibedakan. Ketiga tingkat kategori tersebut dibedakan untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan perlu diperbaiki ataukah dibuang. Ketiga macam kategori tersebut adalah : •
A-Grade adalah cacat ringan, yang mana hasil produksi yang dihasilkan masih masuk standar minimum, dan tidak perlu diperbaiki ulang.
•
B-Grade aadalah cacat sedang, dimana produk yang dihasilkan terdapat cacat yang masih bisa diperbaiki kembali, contohnya seal yang kurang rapi, ukuran kemasan yang tidak sesuai sensor.
•
C-Grade adalah cacat berat, dimana produk yang dihasilkan terdapat cacat yang tidak bisa diperbaiki lagi kembali sehingga harus dibuang, contohnya berat produk kurang dari standar minimum, kemasan bocor, kacang hasil proses pengovenan gosong atau mentah, kadar air kacang diatas standar.
3.3 Pengumpulan Data Untuk mengidentifikasi masalah maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk pemecahan masalah, adapun data yang
Universitas Mercu Buana 61
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
dikumpulkan data proporsi cacat pada produk makanan ringan. Sumber data yang berasal dari hasil pengukuran pada perusahaan yang bersangkutan. Cara pengambilan data dari pembuatan makanan ringan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan data diambil dari setiap produk yang telah diproses. 2. Melakukan pemeriksaan terhadap produk tersebut apakah mempunyai cacat atau tidak. 3. Setiap hasil pengujian atau pemeriksaan dicacat dalam laporan, kemudian laporan tersebut diserahkan pada supervisor produksi untuk dihitung berapa persentasi produk cacatnya. 4. Kemudian hasil dari perhitungan tersebut akan disimpan sebagai acuan untuk hasil produksi yang lebih baik kedepannya. 5. Mengumpulkan factor-faktor yang mempengaruhi timbulnya cacat atau kegagalan. 3.5 Analisa Hasil Penolahan Data Setelah penulis mengumpulkan data, maka selanjutnya data tersebut dikelompokan sehingga diperoleh data yang sesuai dengan kriterianya, Data tersebut adalah data cacat (defect) pada produk akhir, setelah itu, penulis mengolah data dengan mengunakan pareto diagram, peta kendali dan Fishbone diagram. 3.6 Pembahasan Pada tahap ini, dilakukan analisa pembahasan berdasarkan data dari pengamatan dan perhitungan pengendalian produk dikaitkan dengan factor-
Universitas Mercu Buana 62
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
faktor yang menyebabkan produk mengalami ketidak sesuaian dalam produk akhir, dan sekaligus memberikan suatu pemecahan sehingga dapat menjelaskan permasalahan sebenarnya yang terdapat dalam perusahaan. 3.7 Kesimpulan dan Saran Merupakan bagian penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil pengolahan dan pembahasan data. Pada bagian ini juga dilengkapi saran-saran untuk perusahan dalam upaya untuk meminimalisasikan penyimpangan pada produk selama proses produksi berlangsung.
Universitas Mercu Buana 63
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri Mulai
Tinjauan Pustaka
Observasi
Tujuan Penelitian 1. Menganalisa jenis kacang yang cacat 2. Menganalisa factor-faktor yang menyebabkan kecacatan 3. Memberikan masukan untuk mengurangi produk yang cacat pada kacang
Pengumpulan Data 1. Data Primer 2. Data sekunder
Pengolahan Data dengan Peta kendali, agar dapat diketahui proses berada dalam batas kendali atau tidak
Melakukan analisa dengan membuat diagram pareto dan fishbone diagram untuk meningkatkan kualitas produksi
Kesimpulan dan Saran
Selesai Gambar 3.1 Tahapan Proses Penelitian
Universitas Mercu Buana 64
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Umum Perusahaan Data umum perusahaan disini merupakan data yang secara langsung berhubungan dengan pokok permasalahan yang dihadapi dalam obyek penelitian. 4.1.1 Hasil Produksi Sedikit memberikan gambaran mengenai produk kami adalah sebagai berikut, HRP adalah termasuk makanan ringan, yang mengandung madu alami dan kadar gula, adapun bagian-bagian dari pada produk ini antara lain terdiri dari : 1. Produk
: Makanan ringan Roasted Peanut
2. Kemasan : Pet 12 µ / Print / PE 15 µ / ALU 7 / PE 15 / LLDPE 60µ Karena objek penelitian ini menitikberatkan pada produk cacat pada produk akhir maka untuk kemasan tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai hal ini. Adapun produk makanan ringan Roasted Peanut mempunyai spesifikasi standar sebagai berikut :
Universitas Mercu Buana 65
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Tabel 4.1 Spesifikasi Standar Makanan Ringan Roasted Peanut
Jenis Pemeriksaan
Makanan Ringan
Parameter Yang Diperiksa
Spesifikasi Standar
- Organoleptik
Roasted Peanut
Warna
Coklat susu
Aroma
Madu dan Garlic
Rasa
Manis madu
Struktur
Berserat, bulat
Berat
80 gram + 2 gram
4.1.2 Kegiatan Produksi Perusahan PT. Orang Tua Group adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman, namun dalam skripsi ini penulis hanya membahas untuk produk makanan ringan Roasted Peanut saja, dimana produk ini berasal dari bahan baku (row material) dan bahan pengemas (packaging material) yang daperoleh oleh pemasok (supplier). A. Bahan Baku Bahan baku (ingredient) yang digunakan dalam pembuatan minuman ringan Roasted Peanut ini adalah sebagai berikut: Untuk Rasa Honney Kacang tanah, gula pasir, gula halus, madu, garam. Untuk Rasa Garlic Kacang tanah, gula pasir, gula halus, bawang putih, garam.
Universitas Mercu Buana 66
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
B. Proses Produksi Adapun proses pembuatan makanan Roasted Peanut terdiri dari beberapa tahapan proses, antaran lain sebagai berikut : 1. Tahap Proses I : Incoming Material (Raw Material dan Packaging Material) Pada tahap ini, bahan baku diterima dan di uji kualitasnya oleh QC, yang mana barang yang harus diterima harus sesuai dengan spesifikasi standar yang sudah ditentukan oleh kedua bela pihak antara costumer dan supplier. Adapun yang dianalisa adalah analisa secara kuantitatif dan disesuaikan dengan Sertifikat Of Analisa (COA) yang ada. 2. Tahap Proses II : Preparasi Bahan Baku Pada tahap ini, bahan baku yang sudah diterima oleh bagian Quality Control kemudian dilakukan preparasi bahan sebelum bahan-bahan tersebut masuk kedalam proses produksi, didalam preparasi bahan ini penimbangan harus tepat sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan oleh R&D perbatch-nya. 3. Tahap Proses III : Proses Produksi Setelah melakukan preparasi bahan, maka bahan-bahan tersebut ditransfer ke produksi untuk dilakukan proses pembuatan makanan ringan Roasted Peanut terdiri dari beberapa proses : •
Proses Pemisahan dan Penyortiran Kacang Mentah Kacang tanah yang telah di uji oleh QC, dilakukan proses pemisahan antara kacang yang berukuran 7 mm, 8 mm, dan 9 mm. Kacang tanah yang berukuran 7 mm, tidak diproses, kacang tanah yang berukuran 8 mm dan 9 mm disortir untuk mengeluarkan kotoran yang tercampur dengan kacang.
Universitas Mercu Buana 67
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Proses Sangrai dan Sortir Kacang tanah yang telah dipilih dan disortir kemudian di sangrai, dengan suhu 100 C selama 60 menit sesuai dengan standar QC (warna, aroma dan rasa).
•
Proses Pengelupasan Kulit Ari dan Sortir Kacang yang telah disangrai kemudian di piling, untuk mengeluarkan kulit ari dan disortir lagi untuk memastikan kulit ari sudah tidak lengket lagi.
•
Proses Pemasakan Premix
Premix yang telah disediakan ada 2 macam yaitu : 1. Premix Sirup 2. Premix Taburan Premix tersebut diatas ditimbang sesuai dengan formula perbatch-nya, untuk premix sirup dilakukan pemasakan terlebih dahulu sampai mendidih + 15 menit sampai 20 menit dengan suhu 100 C. •
Proses Coating Kacang yang telah disangrai kemudian ditimbang, penimbangan dilakukan sesuai dengan formula perbatch-nya, kemudian kacang tersebut dimasukan kedalam mesin coating lalu mesin coating di nyalakan, premix sirup yang telah dimasak ikut dicoating bersama kacang, proses coating dilakukan selama kira-kira10 menit lalu premix taburan dimasukan pula perlahan-lahan sambil diayak untuk menghindari bahan yang gumpal, lalu proses coating dilanjutkan selama 15 menit sampai 20 menit (sampai pulen/muncul serat dan premix tercampur rata).
Universitas Mercu Buana 68
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Proses Pengovenan Kacang yang telah dicoating, dioven selama 45 menit, kemudian didinginkan selama 15 menit, lalu kacang siap untuk dipacking.
•
Proses Pengemasan Kacang yang telah dingin dikemas, produk yang telah dikemas kemudian dimasukkan kedalam karton box yang kemudian di lem secara manual dan disusun di dalam gudang barang jadi
secara manual, Satu karton box
berisikan 40 pcs makanan ringan Roasted Peanut. Barang jadi yang telah dipacking akan direlease oleh QC , dan apabila produk jadi OK, maka akan dikirim ke distributor. Dari semau rangkaian tahapan-tahapan proses tersebut diatas semua dalam tahapan pengawasan bagian Quality Control, hal ini dilakukan untuk menghindari cacat produk yang bisa saja terjadi di proses produksi dan menjaga agar kualitas produk terjamin dengan baik ke tangan konsumen.
Universitas Mercu Buana 69
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
FLOW CHART PROSES PEMBUATAN MAKANAN RINGAN RTD A. Flow Chart Pembuatan Premix Sirup Pembuatan Sirup dimulai
Air Dimasukkan ke dalam panci Bahan-bahan Diaduk sampai mendidih
Tidak
Mendidih?
Ya Matikan Kompor
Larutan Sirup
Diadukan-adu sampai mendidih
Tidak Rata?
Ya Pembuatan Sirup Selesai
Gambar 4.1 Flow Chart Pembuatan Premix Sirup
Universitas Mercu Buana 70
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
B. Flow Chart Pembuatan Premix Taburan
Pembuatan Taburan dimulai
Gula Halus
Garam Halus
Semua Bahan diaduk sampai rata
Tidak
Rata
Pembuatan taburan selesai
Gambar 4.2 Flow Chart Pembuatan Premix Taburan
Universitas Mercu Buana 71
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
C. Flow Chart Proses Pembuatan Roasted Peanut
Kacang Mentah yang sudah disortir
Proses Sangrai
Sortir Kulit ari
Proses Coating Premix Sirup
Premix Taburan Tidak
Rata
Proses Oven
Tidak Kacang Matang
Kacang Siap dipacking
Gambar 4.3 Flow Chart Pembuatan Roasted Peanut
Universitas Mercu Buana 72
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
4.2
FTI – Teknik Industri
Pengumpulan Data Untuk keperluan penulisan ini, prosedur yang ditempuh guna mendapatkan
data atau informasi dari perusahaan adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atau yang berwenang dalam pengendalian kualitas yaitu : •
Departement Quality Control
•
Departement Produksi
2.
Melakukan pengamatan langsung terhadap abjek-objek yang bisa memberikan informasi seperti : •
Memeriksa data harian produksi
•
Memperhatikan metode kerja yang digunakan, apakah sudah berjalan sesuai dengan SOP (standard operational procedure) dan WI (work instruction) yang ada diperusahaan.
Sebagai gambaran dalam pengambilan data, Quantity output yang dihasilkan dalam satu prosse pembuatan makanan ringan Roasted Peanut sebanyak 40kg/bacth-nya. Penulis melakukan pengamatan selama 3 bulan.
Universitas Mercu Buana 73
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
4.2.1 Pengolahan Data Untuk Honney Roasted Peanut (HRP) Pada Bulan Mei – Agustus Dengan Pareto Chart dan Peta Kendali p (p-Chart) Tabel 4.2 Jumlah Data Produk Cacat Pada Makanan Ringan HRP No 1 2 3 Total
Jenis Cacat Seal Rusak Kemasan Bocor kasalahan Coding
Jumlah 1699 540
Komulatif 540 2239
Persentase 56.93699732 18.09651475
Komulatif 56.936997 75.033512
745 2984
2984
24.96648794 100
100
100
1800 75 1600 1400
56.9
1200 1000 800 600 400 200 Seal rusakKesalahan Kemasan coding bocor
Gambar 4.4 Diagram Pareto Produk Cacat Pada Makanan Ringan HRP
Universitas Mercu Buana 74
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Tabel 4.3 Lembar Perhitungan Proporsi Seal Rusak Pada Makanan Ringan HRP Data Ke
Jumlah Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
128000 100234 93450 130876 79880 100237 97200 114231 84000 111300 80040 79600 100000 99040 104000 1502088
Jumlah Produk Cacat 125 121 118 129 96 114 110 119 107 119 102 99 118 105 117 1699
Proporsi Produk Cacat 0.0009766 0.0012072 0.0012627 0.0009857 0.0012018 0.0011373 0.0011317 0.0010417 0.0012738 0.0010692 0.0012744 0.0012437 0.00118 0.0010602 0.001125 0.0171709
Persentase BKA Produk (UCL) Cacat % 0.0976563 0.138 0.1207175 0.142 0.1262707 0.143 0.0985666 0.138 0.1201803 0.146 0.1137305 0.142 0.1131687 0.142 0.1041749 0.14 0.127381 0.145 0.1069182 0.14 0.1274363 0.145 0.1243719 0.146 0.118 0.142 0.1060178 0.142 0.1125 0.141 1.7170905 2.132
CL
0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11
BKB (LCL) % 0.082 0.078 0.077 0.082 0.079 0.078 0.078 0.08 0.075 0.08 0.075 0.074 0.078 0.078 0.077 1.171
Perhitungan : 1699 * CL p = p =
= 0,00113 = 0.11 % 1.502.088
*Data ke-1 : UCL
= 0.2 % + 3 √ 0,0011 (1- 0,0011) X 100% = 0.138 128000
= 0.2 % - 3 √ 0,0011 (1- 0,0011) X 100% = 0.082 128000 * Dan seterusnya sampai data ke-15 LCL
Universitas Mercu Buana 75
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Peta Kendali P-Chart
0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0
Persentase Produk Cacat BKA (UCL) % CL BKB (LCL) % 1
3
5
7
9
11
13
15
Gambar 4.5 Peta kendali P( p-chart) seal rusak pada produk HRP Adapun table untuk produk Honney Roasted Peanut pada semua jenis cacat adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Lembar Perhitungan Proporsi Cacat Pada Makanan Ringan HRP Data Ke
Jumlah Produksi
1
128000
Jumlah Produk Cacat 230
Proporsi Persentase Produk Produk Cacat Cacat 0.0017969 0.1796875
BKA (UCL) % 0.237
CL
0.2
BKB (LCL) % 0.163
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
100234 93450 130876 79880 100237 97200 114231 84000 111300 80040 79600 100000 99040 104000
210 158 235 145 154 215 213 200 200 189 153 234 190 258
0.0020951 0.0016907 0.0017956 0.0018152 0.0015364 0.0022119 0.0018646 0.002381 0.0017969 0.0023613 0.0019221 0.00234 0.0019184 0.0024808
0.20950975 0.16907437 0.17955928 0.18152228 0.15363588 0.22119342 0.18646427 0.23809524 0.17969452 0.23613193 0.19221106 0.234 0.19184168 0.24807692
0.242 0.244 0.237 0.247 0.242 0.243 0.239 0.246 0.24 0.247 0.247 0.242 0.242 0.2421
0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.21
0.158 0.156 0.163 0.153 0.158 0.157 0.161 0.154 0.16 0.153 0.153 0.158 0.158 0.159
Total
1502088
2984
0.030007
3.0006981
3.6371
2.364
Universitas Mercu Buana 76
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Perhitungan : 2984 * CL p = p =
= 0,00198 = 0.2 % 1.502.088
* Data ke-1 : UCL
= 0.2 % + 3 √ 0,00198 (1- 0,00198) X 100% = 0.237 128000
= 0.2 % - 3 √ 0,00198 (1- 0,00198) X 100% = 0.168 128000 * Dan seterusnya sampai data ke-15 LCL
Adapun Peta kendali p (P-Chart) dari hasil table diatas untuk Honney Roasted Peanut adalah sebagai berikut : Peta kendali P- Chart
0.3 0.25
% Cacat % UCL % CL % LCL
0.2 0.15 0.1 0.05 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gambar 4.5 Peta Kendali p (p-Chart) Produk Cacat Makanan Ringan HRP
Universitas Mercu Buana 77
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
4.2.2 Pengolahan Data Untuk Garlic Roasted Peanut (GRP) Pada Bulan Mei – Agustus Dengan Pareto Chart dan Peta Kendali p (p-Chart) Tabel 4.5 Jumlah Data Produk Cacat Pada Makanan Ringan GRP No 1 2 3 Total
Jenis Cacat Seal Rusak Kemasan Bocor Kesalahan Coding
Jumlah 2675 911 1285 4871
Komulatif 911 3586 4871
Persentase 54.91685486 18.70252515 26.38062 100
Komulatif 54.91685486 73.61938 100
100 2800 2600 2400 2200 2000 1800 74 1600 1400
54.9
1200 1000 800 600 400 200 Seal rusak
Kesalahan coding
Kemasan bocor
Gambar 4.7 Diagram Pareto Produk Cacat Pada Makanan Ringan GRP
Universitas Mercu Buana 78
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Tabel 4.6 Lembar Perhitungan Proporsi Seal Rusak Pada Makanan Ringan GRP Data Ke
Jumlah Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
145000 162342 90234 100321 128769 123500 87650 115648 128760 100456 122564 68999 152310 132456 123890 162340 83452 100980 2129671
Jumlah Produk Cacat 167 184 128 140 154 150 115 148 158 144 158 87 177 161 155 188 121 140 2675
Proporsi Produk Cacat 0.00115172 0.00113341 0.00141853 0.00139552 0.00119594 0.00121457 0.00131204 0.00127975 0.00122709 0.00143346 0.00128912 0.00126089 0.0011621 0.0012155 0.00125111 0.00115806 0.00144994 0.00138641 0.02293517
Persentase BKA Produk (UCL) Cacat % 0.1151724 0.154 0.113341 0.154 0.1418534 0.161 0.139552 0.159 0.119594 0.156 0.1214575 0.162 0.1312037 0.156 0.1279745 0.156 0.1227089 0.155 0.1433463 0.159 0.1289122 0.156 0.1260888 0.166 0.1162104 0.153 0.1215498 0.155 0.125111 0.156 0.1158063 0.152 0.1449935 0.163 0.1386413 0.159 2.2935171 2.832
CL % 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126 0.126
BKB (LCL) % 0.098 0.098 0.091 0.093 0.096 0.09 0.096 0.096 0.097 0.093 0.096 0.086 0.099 0.097 0.096 0.1 0.089 0.093 1.704
Perhitungan : 2675 * CL p = p =
= 0,00126 = 0.126 % 2129671
* Data ke-1 : UCL
= 0.126 % + 3 √ 0,00126 (1- 0,00126) X 100% = 0.154 % 145000
= 0.126 % - 3 √ 0,00126 (1- 0,00126) X 100% = 0.098% 145000 * Dan seterusnya sampai data ke-18 LCL
Universitas Mercu Buana 79
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Peta kendali P-Chart 0.2 % cacat
0.15
% UCL
0.1
% CL
0.05
% LCL
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Gambar 4.8 Peta Kendali p (p-Chart) Seal Rusak pada Produk Makanan Ringan GRP Tabel 4.7 Lembar Perhitungan Proporsi Semua Jenis Cacat Pada Makanan Ringan GRP Data Ke
Jumlah Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
145000 162342 90234 100321 128769 123500 87650 115648 128760 100456 122564 68999 152310 132456 123890 162340 83452 100980 2129671
Jumlah Produk Cacat 264 321 213 290 210 254 235 243 256 278 345 238 256 260 342 319 267 280 4871
Proporsi Produk Cacat 0.00182069 0.001977307 0.002360529 0.002890721 0.001630827 0.00205668 0.002681118 0.002101204 0.001988195 0.002767381 0.002814856 0.003449325 0.001680783 0.001962916 0.002760513 0.001965012 0.003199444 0.002772826 0.042880327
Persentase BKA Produk (UCL) Cacat % 0.182069 0.267 0.1977307 0.265 0.2360529 0.277 0.2890721 0.275 0.1630827 0.27 0.205668 0.271 0.2681118 0.278 0.2101204 0.272 0.1988195 0.27 0.2767381 0.275 0.2814856 0.27 0.3449325 0.284 0.1680783 0.266 0.1962916 0.269 0.2760513 0.27 0.1965012 0.265 0.3199444 0.279 0.2772826 0.275 4.2880327 4.898
CL % 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23
BKB (LCL) % 0.193 0.195 0.182 0.185 0.19 0.189 0.182 0.188 0.19 0.185 0.189 0.176 0.193 0.191 0.189 0.195 0.181 0.185 3.378
Universitas Mercu Buana 80
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Perhitungan : 4871 * CL p = p =
= 0,00229 = 0.23 % 2.129671
*Data ke-1 : UCL
= 0.23 % + 3 √ 0,00229 (1- 0,00229) X 100% = 0.267 145000
LCL
= 0.23 % - 3 √ 0,00229 (1- 0,00229) X 100% = 0.193 145000
* Dan seterusnya sampai data ke-18 Adapun Peta kendali p (p-Chart) dari hasil table diatas untuk Honney Roasted Peanut adalah sebagai berikut : Peta kendali P-Chart 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0
Persentase Produk Cacat BKA (UCL) % CL % BKB (LCL) %
1
3
5
7
9
11
13
15
17
Gambar 4.9 Peta Kendali p (p-Chart) Produk Cacat Makanan Ringan GRP Dari peta kendali p diatas, dapat dilihat bahwa pada data ke 4, 10, 11, 16, dan 18 titik tersebut berada diluar batas control atas (UCL). Analisa tersebut menunjukan bahwa kondisi ini disebabkan karena karyawan kurang terampil dalam menyelesaikan pekerjaan dan terlalu terburu-buru, serta suhu yang disetting terlalu panas sehingga menyebabkan proses seal dan coding banyak yang rejeck,
Universitas Mercu Buana 81
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
begitu pula pada proses uji bocor karyawan tidak melakukan proses ini sehingga banyak kemasan yang bocor terpakai. Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu dilakukan revisi dengan mengeluarkan nilai pada pada data ke 4, 10, 11, 16, dan 18 kemudian melakukan perhitungan ulang, dimana perhitungan ulang tersebut dirangkum dalam table 4.7 dibawah ini. Tabel 4.8 Lembar Perhitungan Proporsi Semua Jenis Cacat Pada Makanan Ringan GRP (Revisi I) Data Ke
Jumlah Produksi
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
145000 162342 90234 128769 123500 87650 115648 128760 152310 132456 162340 1429009
Jumlah Produk Cacat 264 321 213 210 254 235 243 256 256 260 319 2831
Proporsi Produk Cacat 0.0018207 0.0019773 0.0023605 0.0016308 0.0020567 0.0026811 0.0021012 0.0019882 0.0016808 0.0019629 0.001965 0.0222253
Persentase BKA Produk (UCL) Cacat % 0.182069 0.235 0.1977307 0.233 0.2360529 0.244 0.1630827 0.237 0.205668 0.238 0.2681118 0.245 0.2101204 0.239 0.1988195 0.237 0.1680783 0.234 0.1962916 0.236 0.1965012 0.233 2.2225261 2.611
CL % 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
BKB (LCL) % 0.165 0.167 0.156 0.163 0.162 0.155 0.161 0.163 0.166 0.164 0.167 1.789
Universitas Mercu Buana 82
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Peta Kendali p-Chart
Peta kendali P-Chart 0.3
0.25 % cacat % % UCL % CL % LCL
0.2 0.15 0.1 0.05 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
Gambar 4.10 Revisi I Peta Kendali p (p-Chart) Produk Cacat Makanan Ringan GRP Setelah dilakukan revisi ternyata masih ada data yang masih berada diluar batas control atas (UCL), anlisa tersebut menyebabkan terlalu banyaknya rejeck pada proses seal, Agar proses tersebut tetap dalam pengendalian control, maka perlu dilakukan revisi lagi dengan mengeluarkan nilai pada data ke 7, kemudian dilakukan perhitungan ulang lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perhutingan tersebut darangkum pada table 4.9
Universitas Mercu Buana 83
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Tabel 4.9 Lembar Perhitungan Proporsi Cacat Pada Makanan Ringan GRP (Revisi II) Data Ke
Jumlah Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
145000 162342 90234 128769 123500 115648 128760 152310 132456 162340 1341359
Jumlah Produk Cacat 264 321 213 210 254 243 256 256 260 319 2596
Proporsi Produk Cacat 0.0018207 0.0019773 0.0023605 0.0016308 0.0020567 0.0021012 0.0019882 0.0016808 0.0019629 0.001965 0.0195441
Persentase BKA Produk (UCL) Cacat 0.182069 0.229 0.1977307 0.227 0.2360529 0.238 0.1630827 0.23 0.205668 0.23 0.2101204 0.233 0.1988195 0.231 0.1680783 0.228 0.1962916 0.23 0.1965012 0.228 1.9544143 2.304
CL
0.194 0.194 0.194 0.194 0.194 0.194 0.194 0.194 0.194 0.194
BKB (LCL) 0.16 0.16 0.15 0.157 0.157 0.155 0.157 0.16 0.158 0.161 1.575
Peta kendali p-Chart 0.25 0.2
% cacat % UCL
0.15
% CL % LCL
0.1 0.05 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 4.11 Peta Kendali p (p-Chart) Produk Cacat Makanan Ringan GRP (Revisi II)
Universitas Mercu Buana 84
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pengolahan data telah diperoleh bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Untuk itu hasil akhir data yang telah diproses adalah sebagai berikut : 1. Makanan Ringan Honney Roasted Peanut sebelum revisi •
Garis Pusat
= 0,2 %
•
Rata-Rata Proporsi Produk Cacat
= 0,002
•
Rata-Rata Persentase Produk Cacat
= 0,2 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,242 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/ LCL)
= 0,158 %
Makanan Ringan Honney Roasted Peanut sesudah revisi •
Garis Pusat
= 0,195 %
•
Rata-Rata Proporsi Produk Cacat
= 0,00197
•
Rata-Rata Persentase Produk Cacat
= 0,197 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,237 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/ LCL)
= 0,153 %
Universitas Mercu Buana 85
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
2. Makanan Ringan Honney Roasted Peanut versi Seal Rusak •
Garis Pusat
= 0,11 %
•
Rata-Rata Proporsi Produk Cacat
= 0,0172
•
Rata-Rata Persentase Produk Cacat
= 1,72 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 2,13 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/ LCL)
= 1,17
3. Makanan Ringan Garlic Roasted Peanut sebelum revisi •
Garis Pusat
= 0,23 %
•
Rata-Rata Proporsi Produk Cacat
= 0,00238
•
Rata-Rata Persentase Produk Cacat
= 0,238 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,272 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/ LCL)
= 0,188 %
Makanan Ringan Garlic Roasted Peanut sesudah revisi I •
Garis Pusat
= 0,2 %
•
Rata-Rata Proporsi Produk Cacat
= 0,00185
•
Rata-Rata Persentase Produk Cacat
= 0,185 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,22 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/ LCL)
= 0,150 %
Makanan Ringan Garlic Roasted Peanut sesudah revisi II •
Garis Pusat
= 0,194 %
•
Rata-Rata Proporsi Produk Cacat
= 0,00195
•
Rata-Rata Persentase Produk Cacat
= 0,195 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 0,230 %
Universitas Mercu Buana 86
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/ LCL)
= 0,157 %
Makanan Ringan Garlic Roasted Peanut versi Seal Rusak •
Garis Pusat
= 0,126%
•
Rata-Rata Proporsi Produk Cacat
= 0,0229
•
Rata-Rata Persentase Produk Cacat
= 2,29 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Atas (BKA/UCL)
= 2,83 %
•
Rata-Rata Batas Kendali Bawah (BKB/ LCL)
= 1,70 %
Dari hasil data yang diperoleh dari pengolahan data pada proses pembuatan makanan ringan Honney Roasted Peanut, Garlic Roasted Peanut, sebelum revisi data dalam keadaan tidak terkendali, ini dikarenakan kurangnya pengetahuan karyawan tentang mesin dan masalah–masalah yang ada, serta tidak adanya pelatihan untuk karyawan tentang mesin dan pemecahan masalah, maka agar data tetap berada dalam pengendalian control maka dilakukan revisi dan perhitungan ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 5.2 Analisa Diagram Sebab Akibat •
Seal Rusak
Kecacatan karena seal rusak yang disebabkan oleh mesin sealer yang digunakan terlalu panas dan operator kurang terampil dalam menggunakan mesin tersebut, serta terlalu terburu-buru dalam melakukan proses seal sehingga tidak memperhatikan kualitas yang dihasilkan melainkan hanya mengejar kuantitas saja. Untuk perbaikan maka karyawan harus diberi pengertian tentang pentingnya kualitas dan kuantitas, sehingga kualitas dan kuantitas harus berjalan seimbang.
Universitas Mercu Buana 87
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
•
FTI – Teknik Industri
Kesalahan Coding
Disebabkan oleh operator yang tidak konsentrasi dalam melakukan proses ini dan terlalu terburu-buru sehingga tidak memperhatikan kualitas yang dihasilkan melainkan hanya mengejar kuantitas saja, sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal. •
Kebocoran Pada Kemasan
Disebabkan karena operator dan QC tidak melakukan test uji bocor pada saat memulai aktifitas produksi, sehingga kemasan yang bocor terpakai dan menyebabkan BS produksi menjadi besar. Setelah melakukan pengamatan dilapangan serta wawancara secara langsung, telah diketahui factor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya produk cacat. Dengan menggunakan diagram fishbone atau diagram sebab akibat kita dapat mengetahui dalam penelusuran tersebut •
Makanan Ringan Honney Roasted Peanut Jenis cacat yang paling banyak terjadi adalah Seal Rusak
Adapun diagram Fishbone-nya adalah sebagai berikut :
Universitas Mercu Buana 88
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
LINGKUNGAN
METODA
MANUSIA
Sempit Daerah kerja yang Tidak nyaman
WI kurang jelas
Kurang terampil mengutamakan Kuantitas
Tidak test uji bocor Tidak konsentrasi
Panas Seal rusak
Mesin sealer Terlalu panas Kemasan tipis
MESIN
MATERIAL/BAHAN
Gambar 4.11 Diagram Sebab Akibat Pada Produk HRP •
Makanan Ringan Garlic Roasted Peanut Jenis cacat yang paling banyak terjadi adalah Seal Rusak
Adapun diagram Fhishbone-nya adalah sebagai berikut : LINGKUNGAN
METODA
MANUSIA
Sempit Daerah kerja yang Tidak nyaman
WI kurang jelas
Kurang terampil mengutamakan Kuantitas
Tidak test uji bocor Tidak konsentrasi
Panas Seal rusak
Mesin sealer Terlalu panas Kemasan tipis
MESIN
MATERIAL/BAHAN Gambar 4.12 Diagram Sebab Akibat Produk GRP
Universitas Mercu Buana 89
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Dari kedua diagram Fishbone diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : •
Faktor Manusia (Operator)
Manusia / operator yang kurang mengerti tentang pemakaian mesin sealer yang digunakan dan terlalu terburu-buru dalam mengerjakan tugasnya, hanya mementingkan kuantitas saja dan tidak memperhatikan kualitas yang seharusnya di capai sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal. •
Material / Bahan
Material yang digunakan mempunyai lapisan yang terlalu tipis sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan seal pada kemasan dikarenakan settingan suhu yang mungkin terlalu tinggi sehingga merusak material / bahan yang digunakan. •
Metode
Metode yang diberikan tidak dijalankan dengan semestinya dikarenakan metode tersebut tidak cukup jelas sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan metode yang dilakukan oleh pekerja. •
Mesin
Mesin yang digunakan harus disetting ulang, karena dengan suhu yang semula dipakai dapat merusak kemasan dikarenakan suhu yang terlalu tinggi dan lapisan kemasan yang tidak tahan terhadap suhu mesin tersebut. •
Lingkungan
Kondisi lingkungan yang terlalu sempit dan panas sehingga menyebabkan operator tidak bekerja dengan nyaman dan maksimal.
Universitas Mercu Buana 90
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
5.3 Faktor-faktor Penanggulangan Masalah Setelah mengetahui factor-faktor apa saja yang menjadi penyebab cacat produk, maka tindakan selanjutnya adalah mencari bagaimana cara untuk menanggulangi masalah yang terjadi itu berupa langkah-langkah atau tindakantindakan untuk memperkecil terjadinya produk cacat ataupun kerugian. Berikut adalah rencana perbaikan untuk terjadinya produk cacat : Tabel 5.1 Rencana Perbaikan Produck Cacat Penyebeb Dominan Seal Rusak
What Kemasan
Why -
-
-
-
-
-
Mesin seal yang digunakan terlalu panas Operator hanya mementingkan kuantitas saja dan tidak mengerti kualitas Oprator tidak mengerti mesin sealer yang digunakan Kemasan yang digunakan tipis sehingga tidak tahan panas WI yang ada tidak digunakan dengan semestinya Ruangan kerja yang terlalu sempit dan panas sehingga menyebabkan karwan tidak bekerj dengan maksimal
Who
Where
When
How
Operator dan Mesin Sealer
PT. Orang Tua Group
Mei – Agus 2008
Operator harus mengerti mesin seal yang digunakan dan mengerti tentang pentingnya kualitas dan kuantitas
Universitas Mercu Buana 91
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisa data yang diperoleh, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari diagram Fishbone diatas dapat diketahui yang menjadi penyebab utama produk cacat adalah sebagai berikut : Untuk makanan ringan HRP, cacat utama disebabkan oleh kerusakan seal, hal ini disebabkan oleh factor utama yaitu : -
Faktor Manusia yaitu dimana operator tidak mengerti tentang mesin sealer yang diigunakan
-
Faktor Bahan/material yaitu disebabkan karena bahan yang masih kurang tebal sehingga kurang tahan panas.
-
Faktor mesin yang digunakan dimana suhu yang disetting diterlalu tinggi sehingga bahan yang digunakan tidak tahan terhadap panas yang dikeluarkan oleh mesin.
Universitas Mercu Buana 92
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Untuk makanan ringan GRP , cacat utama disebabkan oleh kerusakan Seal, hal ini juga disebabkan oleh : -
Faktor Manusia yaitu dimana operator tidak mengerti tentang mesin sealer yang diigunakan
-
Faktor Bahan/material yaitu disebabkan karena bahan yang masih kurang tebal sehingga kurang tahan panas.
-
Faktor mesin yang digunakan dimana suhu yang disetting diterlalu tinggi sehingga bahan yang digunakan tidak tahan terhadap panas yang dikeluarkan oleh mesin
2. Untuk itulah dibuat rencana tindakan untuk perbaikan factor penyebab produk cacat dengan metoda 5W + 1H. Perbaikan yang dilakukan oleh PT. Orang Tua Group untuk menanggulangi penyebab terjadi produck cacat diantaranya : -
Untuk factor manusia yaitu dengan melakukan pelatihan atau training ulang kepada para karyawan agar lebih terampil dan lebih teliti, serta memberi pengertian tentang pentingnya kualitas dan kuantitas.
-
Untuk
factor
bahan baku
(material)
yaitu
dengan
pemeriksaan kualitas pada setiap material yang datang dari supplier dan yang akan digunakan dengan teliti dengan cara sampling dan mencocokkan dengan COA ( Certificate Of Analysis )yang ada.
Universitas Mercu Buana 93
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
-
Untuk factor mesin yaitu dengan mengatur suhu yang pas untuk
bahan
material
yang
digunakan
tanpa
mengesampingkan kekuatan dan kebocoran kemasan. -
Faktor lingkungan yaitu dengan mengatur letak peralatan se-efisien mungkin dan menambah jumlah pendingin diruangan kerja.
-
Faktor metode yaitu dengan membuat WI dan SOP dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh karyawan
6.2 Saran Setelah penulis mempelajari program pengendalian kualitas (QC) di PT. Orang Tau Group, maka penulis akan mencoba untuk memberi saran-saran yang sekiranya dapat bermanfaat untuk perusahaan dan lainnya. Saran-saran tersebut diantaranya adalah : 1. Melakukan perbaikan-perbaikan kerja pada pekerjaan dengan cara memberikan pelatihan/training,
dan
memberikan
pengertian
tentang pentingnya kualitas dan kuantitas dimana keduanya harus berjalan seimbang serta menerangkan secara jelas tentang metodemetode kerja yang benar. 2. Selain itu para pekerja harus lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam melakukan tugas masing-masing karyawan agar tercipta hasil yang maksimal. 3. Karyawan benar-benar mengikuti WI dan SOP yang telah ditentukan.
Universitas Mercu Buana 94
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
4. Melakukan perbaikan-perbaikan atau perawatan yang baik dan benar terhadap mesin dan alat-alat yang digunakan oleh karyawan 5. Memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya agar dapat digunakan untuk kepentingan brsama. 6. Sebaiknya perusahaan memberi penghargaan kepada karyawan yang mempunyai jasa terhadap perusahaan, hal ini bertujuan untuk memotivasi karyawan yang lain agar lebih berpartisipasi. 7. Hendaknya PT. Orang Tua Group menggunakan metode statistic dalam penerapan Quality Control agar standar Kualitas yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.
Universitas Mercu Buana 95
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
DAFTAR PUSTAKA Dorothea Wahyu Ariani. 2003. Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif. Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta. Dorothea Wahyu Ariani. 2004. Pengndalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kualitatif dalam Manajemen Kualitas). Penerbit ANDI Yogyakarta. Vincent Gaspersz. 1997. Manajemen kualitas penerapan Konsep-konsep Kualitas dalam manajemen Bisnis Total. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Nurul Diena Novita. 2007. Modul Pengendalian Kualitas Tugas Akhir Maria Indriana. 2008. Pengendalian Kualitas Produk Cacat Pada Minuman RDT.
Universitas Mercu Buana 96
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tugas Akhir
FTI – Teknik Industri
Universitas Mercu Buana 97
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com