Laporan Kerja Praktek Proses Pembuatan Jig Inspection Pipe Comp R/L Swing Arm Mono Shock Untuk Motor Mega Pro PT. RODA PRIMA LANCAR
Disusun Oleh : NANO INDRIYANO 41308110026
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana
Lembar Pengesahan Laporan Kerja Praktek Proses Pembuatan Alat Bantu Pengecekan Pipe Comp R/L Swing Arm Mono Shock Untuk Motor CBR PT. ABC
Disusun Oleh : NANO INDRIYANO 41308110026
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Indusrti Universitas Mecu Buana Tugas ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Koordinator Kerja Praktek
Dosen Pembimbing Kerja Praktek
( Nanang Ruhyat, ST, MT )
( Nanang Ruhyat, ST, MT )
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Kerja Praktek ini merupakan bagian dari mata kuliah yang harus di tempuh oleh mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Sarjono, selaku Kelapa Bagian Quality Assurance 2. Bapak Zaenal, Selaku Asst. Quality Assurance 3. Bapak. Widodo Koordinator Divisi Kalibrasi Jig Insp 4. Bapak Agus Efendi, pembimbing lapangan selama penulis melaksanakan kerja praktek. 5. Bapak Nanang Ruhyat, ST,MT, selaku Dosen Pembimbing. 6. Bapak Nanang Ruhyat, ST,MT, selaku Koordinator Kerja Praktek.
Dengan keterbatasan wawasan dan waktu, penulis sadar bahwa Laporan Kerja Praktek yang disusun ini jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikyang sekiranya dapat membangun dan memotifasi penulis untuk menghasilkan karya yang lebih baikdan bermanfaat pada kesempatan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap Laporan Kerja Praktek ini bermanfaat tidak hanya bagi penulis sendiri tetapi juga bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya Program Studi Teknik Mesin lainnya sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan bagi pihak perusahaan sebahgai bahan pertimbangan dalam perbaikan proses produksi.`
Jakarta, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang …......................................................................................
1
1.2
Tujuan Penulisan........................................................................................
2
1.3
Pokok Pembahasan....................................................................................
3
1.4
Metode Penulisan.......................................................................................
3
1.5
Sistematika Penulisan................................................................................
3
BAB IISEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN
BAB III
2.1
Sejarah dan Perkembangan......................................................................
5
2.2
Visi dan Misi............................................................................................... 5
2.3
Kebijakan Mutu.........................................................................................
6
2.4
Profil Umum Perusahaan..........................................................................
6
2.5
Struktur Organisasi...................................................................................
8
PROSES PRODUKSI PEMBUATAN KANTONG PLASTIK KRESEK 3.1
Proses Daur Ulang Sampah Plastik............................................
9
3.1.1 Proses Pengumpulan dan Sortil Bahan Baku Sampah Plastik.
9
3.1.2 Proses Daur Ulang..................................................................
10
3.2
Proses Pembuatan Kantong Plastik............................................
13
3.2.1 Proses Persiapan Bahan..........................................................
13
3.2.2 Pencampuran Bahan Material Tahap I....................................
14
3.2.3 Pengeringan Bahan Material...................................................
14
3.2.4 Proses Pencampuran Material Tahap II...................................
15
3.2.5 Proses Pembuatan Tabung Plastik...........................................
16
3.2.6 Proses Pelipatan Tabung dan Penggulungan...........................
17
3.2.7 Proses Seal and Cutting...........................................................
18
3.2.8 Proses Pembuatan Gagang Kantong.......................................
19
3.2.9 Penimbangan dan Pembungkusan..........................................
BAB IV
20
KESIMPULAN DAN SARAN 4.1
Kesimpulan.................................................................................
21
4.2
Saran...........................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA …..............................................................................................
BAB I
24
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Seiring dengan sektor perindustrian berkembang dengan pesat sehingga terjadi persaingan
antar satu perusahaan manufaktur dengan perusahaan lain. Dimana semua perusahaan juga menginginkan suatu keuntungan dalam setiap produk yang dihasilkan. Untuk mendapatkannya, maka suatu perusahaan berupaya melakukan berbagai cara untuk mewujudkannya. Penggunaan alat bantu merupakan salah satu langkah yang dapat digunakan untuk dapat merealisasikan cara-cara diatas. Salah satu jenis alat bantu tersebut adalah jig dan fixture. Dimana alat ini berguna untuk meningkatkan efisiensi produksi. Jig dan Fixture merupakan salah satu “perkakas bantu” yang berfungsi untuk mengarahkan benda kerja sehingga dalam proses manufakturnya, suatu produk bisa di produksi dengan lebih efisien. Selain itu jig dan fixture juga dapat berfungsi untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan, agar kualitasnya sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Dengan bantuan jig dan fixture dapat mereduksi waktu setup dan waktu pengerjaannya, sehingga produk yang dihasilkan kualitasnya akan lebih bagus dan laju produksi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dikerjakan oleh operator tanpa bantuan alat bantu. Dengan demikian, efisiensi proses manufaktur suatu produk dapat ditingkatkan melalui perancangan jig and fixture pada proses manufaktur sekelompok produk. 1.2
Permasalahan. Biaya produksi yang lebih rendah dan kualitas yang terjaga merupakan masalah yang harus
diperhatikan untuk tetap berdaya saing. Dan itu dapat dicapai dengan cara merancang jig and fixture dalam memproduksi sekelompok produk. Untuk dapat melalukan hal tersebut, maka harus diidentifikasi produk produk yang sejenis ditinjau dari proses manufakturnya, kemudian menentukan proses perautan yang akan ditetapkan, selanjutnya perancangan jig and fixture dilakukan. Penetapkan locating elemen, clamping elemen, power device, body, datum
dan bagian
pengikat atau yang lainnya merupakan tahapan penting dalam perancangan jig and fixture, khususnya untuk memproduksi sekelompok produk.
1.2
Tujuan Penulisan
Pada umumnya penulisan selalu mempunyai tujuan sebenarnya yang hendak sicapai dari Laporan Kerja Praktek ini yaitu sebagai syarat kelulusan mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kerja Praktek, Penulisan ini juga bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai teori dan praktek yang sudah didapat selama di bangku kuliah, yang kemudian nantinya akan diaplikasikan secara aktual dengan melakuakn kerja praktek yang dilakukan di perusahaan terkait. Selanjutnya bagi mahasiswa diharapkan nantinya dapat menuangkan hasil penngamatan di lapangan dalam bentuk laporan, oleh karena itu bentuk tulisan ini lebih berbentuk pengamatan terhadap objek-objek yang diteliti. Tujuan yang hendak dicapai dalam pemelitian ini diuraikan menjadi beberapa tahapan aktivitas, yang meliputi : 1. Design Jig Inspection 2. Pembuatan dan Proses Manufacture 3. Proses Setting dan Kalibrasi 4. Trial 5. Standart Operasional
1.3
Batasan Permasalahan Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini hanya membatasi masalah pada pembahasan
mengenai proses pembuatan alat bantu check atau jig inspection yang digunakan untuk komponen spare part motor yaitu pipe comp r/l swing arm,dari perancangan sampai trial dilapangan.
1.4
Metode Penulisan Metode penulisan yang digukanan dalam laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Metode observasi lapangan
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan mengikuti kegiatan kerja praktek pada bagian produksi. 2. Metode wawancara Yaitu dengan mendapatkan secara langsung berupa data-data baik pihak teknisi dan pembimbing kerja praktek di lapangan. 3. Metode kepustakaan Yaitu dengan melakukan pencarian data melalui arsip perusahaan.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini antara lain :
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latara belakang , tujuan penulisan, pokok permnasalahan dan sistematika penulisan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan profil dan sejarah perusahaan, serta struktur organisasi.
BAB III
PROSES PEMBUATAN JIG INSPECTION Bab ini menguraikan proses pembuatan jig inspection dari besi kasar kemudian dimachining sampai dikalibrasi agar dapat ditrail dilapangan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya serta saran dan kritik sebagai masukan bagi penulis dan perusahaan terkait.
BAB II
SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1
Sejarah dan Perkembangan Seiring dengan perkembangan dunia otomotif yang begitu pesat, kebutuhan akan komponen
motor semangkin meningkat maka untuk itu PT.RODA PRIMA LANCAR bergerak dibidang metal manufacture yang memproduksi seluruh frame body motor di indonesia. Dengan ditunjang peralatan modern , sumber daya manusia terampil dan berpengalaman, PT.RODA PRIMA LANCAR senantiasa mengikuti perkembangan zaman sehingga kost yang dikeluarkan semangkin murah sehingga memberikan kesejahtaraan bagi karyawannya. Selanjutnya dengan motto ” Menerima barang OK, Membuat barang OK, dan mengirim kecustomer yang OK” Sehingga pengiriman kecustomer harus deffect zero untuk memberikan kepuasaan dan selalu menjalin kerja sama yang erat untuk mem
2.2
Visi dan Misi
2.2.1 Visi Perusahaan
Perusahaan yang mempunyai reputasi baik dalam industri Metal Manufacturing 2.2.2 Misi Perusahaan
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi dengan didukung oleh pelayanan profesional dan mempunyai manajemen yang terbaik disemua bidang.
2.2.3 Kebijakan Mutu
PT. Roda Prima Lancar berkomitmen untuk selalu memberi jaminan kepuasan kepada pelanggan dengan berpedoman pada : 3.1. Melakukan perbaikan berkesinambungan
dan
meningkatkan
mutu
proses
yang
3.2. Pengiriman ke Pelanggan tepat jumlah dan waktu 3.3. Membudayakan 5K2S Semua itu dapat dicapai dengan menempatkan karyawan yang berkualitas dan
memberikan bekal pelatihan beserta informasi dan berusahan meningkatkan perbaikan ini secara berkesinambungan
2.3
Profil Umum Perusahaan PT. RODA PRIMA LANCAR adalah sebuah perusahan yang bergerak dibidang metal
manufacture yang berdiri pada tahun 1986 di Tangerang. Dimana diperusahan tersebut terbagi dalam beberapa divisi yaitu Quality Assurance Dept, Forming Dept,Weld Dept, Zink plating Dept, Painting Dept, Ware House Dept, Dies Shop, Engineering Dept, Proses Engineering Depr. R & D Dept, Procurement Dept, EHS Dept, Quality Support Dept,PPC,Assembling Dept,Purchasing Dept, Marketing Dept. PT. RODA PRIMA LANCAR memproduksi segala komponen maupun spare part motor yang ada di Indonesia, baik dari Frame Body sampai dalam komponen block mesin motor, kini peusahan yang berdiri semenjak 1986 telah mempunyai ribuan karyawan dan mempunyai beberapa anak perusahan yang tersebar dikawasam indutri tangerang. Selain memproduksi komponen spare part motor perusahan ini juga mempunyai ruangan lab yang telah terakreditasi oleh lembaga terpercaya,didalam lab tersebut bisa melakukan beberapa pengujian yaitu test spectro, SST & Thickness Test, Tensile Strength Test, Rougness Test, Hardness Test, FotoMicro dan lain – lain.
2.4
Struktur Organisasi
Presidnet Direktur
Direktur operasional
Direktur keuangan
Finance & accounting
Pembelian
Penjualan
HRD
Head of accounting
Finance/ Bank
Sales
Security
accounting
Kolektor
Sales Admin
General Affair
Account, receivable, Payable, Sales, stock
kasir
Management Represenatative
Tax
Manager Pabrik
Produksi 1
Produksi 2
Produksi 3
logistik
PPIC
Technical & Engineering
Pengumpulan Bahan Baku
Weld
Assembling
Weight station
Planning, scheduling,
Engineering
Penimbagan
Forming
Packing
Warehouse admin
Inventory control
R & D dept.
Production admin
Quality Assuramce
Painting
Zink Plating
Proses Engineering
Machining
Procument
Quality Support
( sumber : manajemen perusahaan PT. RODA PRIMA LANCAR )
BAB III PROSES PEMBUATAN JIG INSPECTION 3.1
PROSES DESIGN JIG INSPECTION DAN PENGORDERAN 3.1.1
DESIGN JIG INSPECTION
Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seseorang untuk menyatakan ide atau gagasan dalam membuat design jig inspection, oleh karna itu gambar sering juga disebut sebagai “ bahasa maupun komunikasi antara dua manusia tanpa berhubungan secara langsung, keterangan – keterangan didalam gambar yang tidak bisa dinyatakan dengan bahasa harus diberikan secukupnya sebagai lambang – lambang. Oleh karna itu berapa banyak dan berapa tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan dalam gambar, tergantung dari bakat seorang design. Pada mulanya industri perencana dan pembuat merupakan orang yang yang sama.Dalam hal demikian gambar hanya berarti sebagai alat berfikir, dan gambar hanya merupakan konsep. Oleh karena itu aturan – aturan gambar tidak diperlukan. Bilamana perencana dan pembuat tidak lagi merupakan satu orang yang sama, tetapi mempunyai hubungan satu sama lain, maka pada fungsi gambar ditambah dengan informasi dan kesepatan bersama memegang peranan cukup dalam peraturan – peraturan gambar, sebuah gambar susunan atau gambar sistem dari suatu grup dipakai, disana tidak diperlukan indikasi atau catatan yang tepat, Dalam semua pabrik kecil perancang akan meminta pada sipembuat untuk membuat sebuah benda kerja. Permintaan tersebut disampaikan melalui sebuah gambar, dengan demikian fungsi gambar menjadi “ cara berfikir “ dan penyampaian informasi “ .gambar – gambar yang dipergunakan adalah gambar sistem dari satu grup atau gambar sistem individual. Standart gambar harus dipersiapkan sebagai standart perusahaan yang berlaku umum dalam perusahan.Terahadap susunan bagian – bagian,petunjuk – petunjuknya harus lebih cermat dan seringkali menjadi pegangan bagi para pekerja.
Perencana
Perancang Proses ProseProses
Pembeli Bahan Pembuat Cetakan Perancang Mesin perkakas Perancang Jig dan alat - alat
Pekerja Pembuat Cetakan Perancang Mesin perkakas Perancang Jig dan alat - alat
Pembuat
Peneliti
Perakit Produk dari pabrik sendiri Produk dari luar
( Alur Pemakai Gambar ) Dengan meningkatnya ukuran indutri banyak perusahan yang menggunakan gambar, seperti alur diatas . gambar – gambar yang dipergunakan dengan sendirinya Standart gambarnya dapat diperoleh oleh perusahan -perusahn lain, seperti sub kontraktor dalam maupun luar negeri, isi gambar harus dipilih sedimikan rupa, sehingga semua persyaratan dari berbagai – bagai orang yang bersangkutan dapat dipenuhi sebagai fungsi gambar, “ cara berfikir “ dan cara penyampaian informasi tentunya diperlukan. Pada design jig inspection ini sendiri dibuat berdasarkan fungsi dan cara pemakaian seorang man power dalam menjaga kualitas suatu barang, dengan melihat segala masalah dan pengalaman sebelumnya, maka pembuatan design jig inspection harus mencangkup segala unsur yaitu : Design yang lebih praktis dan mudah dioperasionalkan Biaya seefesien mungkin dalam pembuatan jig inspection Sistem assy lebih praktis dan mudah direpair ketika ada problema Spare part yang mencukupi dan terdapat didalam negeri. Jig Inspection pipe comp swing arm adalah sebuah perwakilan pengecekan secara dimensi tanpa menggunakan alt ukur , jig inspection sendiri berfungsi untuk mendeteksi segala penyimpangan dimensi yang dipersyaratan oleh customer.
Gambar 3.1 Gambar Jig Inspection Pipe Comp R/L Swing Arm ( Sumber : hasil Design sendiri )
3.1.1
PERSETUJUAN ATAU APPROVAL Ketika design suatu peracangan selesai maka untuk merelasikan selanjutnya kedalam benda
jadi, maka gambar tersebut harus mendapatkan persetujuan dari beberapa pihak karena ide tau perancangan seorang designer mungkin selalu tidak sama terhadap keinginan setiap orang, maka seorang perancang selalu meminta saran – saran kepada orang lain untuk memenuhi kualitas yang dicapai terhadap toleransi yang ditetepkan oleh pihak customer, pada perancangan jig inspection ini sendiri selain mendapatkan pertujuan dari orang – orang inplant juga harus mendapatkan persetujuan dari pihak customer agar korelasi antara dua pihak mendapatkan kesepakatan yang baik,setelah mendapatkan persetujuan dari pihak inplant dan customer kemudian jig inspection distribusikan kepada pihak dies shop yaitu sebuah departement yang melayani serta membuat peralatan – peralatan komponen proses, dies, maupun jig inspection dan lain – lain.
3.2 PROSES PEMBUATAN JIG INSPECTION 3.2.1 PROSES PEMBUBUTAN
3.2.1.1 Pengertian Mesin Bubut Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
3.2.1.2 Komponen Utama Mesin Bubut Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama antara lain: meja mesin, a headstock, a tailstock, a compound slide, across slide, a toolpost, dan leadscrew dan lain-lain. Pada gambar 2.2 berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut:
Gambar 2. Komponen Utama Mesin Bubut
Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang berseberangan dengan Chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut. Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai. Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang. Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan. Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang pahat. Headstock , yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada proses pembubutan. 3.2.1.3 Dimensi dan Jenis-Jenis Mesin Bubut Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja. Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut otomatis. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine
sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut:
3.2.1.4 Jenis Pengerjaan Pada Mesin Bubut Antara Lain:
* membubut lurus Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah melintang. * membubut tirus Dapat dilakukan dengan 3 cara : 1. dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang 2. denganmenggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat) 3. dengan memasang perkakas pembentuk * membubut eksentris Bila garis hati dari dua / lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas. * membubut alur untuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut pengalur dan jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan / ke kiri.
* memotong benda kerja Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang di jepit diantara senter-senter tidak boleh putus karena dapat melentur dan menghimpit pahat. * mengebor pada mesin bubut pembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara, yakni benda kerja yang berputar dan senter yang berputar * membubut dalam Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam, caranya tidak jauh berbeda dengan membubut lurus. Pahatnya punya bentuk tersendiri * membubut profil Untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut tidak terlalu tebal sehingga umur pemakaiannya pendek. * mengkartel Adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang tersedia. Kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukannya harus setinggi senter. Kerja kartel ini adalah menekan benda kerja bukan menyayat seperti pahat bubut. * membubut ulir sekrup Untuk membuat ulir sekrap dengan mesin bubut digunakan pahat khusus yang berbentuk seperti : pahat ulir, segitiga, segi empat, trapesium, bulat dan jenis khusus lainnya. Untuk memeriksa pahat ulir,digunakan mal ulir. 3.2.2 PROSES MESIN FRAIS 3.2.2.1 Pengertian Mesin Frais Mesin frais adalah alat untuk mengerjakan suatu benda degan mempergunakan pisau frais di lihat dari cara kerjanya,mesin frais termasuk mesin peralatan yg mempuyai gerak utama
berputar,dalam melakukan pekerjaan harus di perhatikan aturan pengoperasian yg berlaku untuk alat bersangkutan,sesuai dengan petujuk
Mesin frais adalah sejenis mesin perkakas untuk mengerjakan peralatan mesin dari logam dengan gerakan utama alat potongnya berputar. Jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan mesin frais adalah: 1. Permukaan rata dan datar 2. Permukaan siku dan sejajar 3. Permukaan bersudut 4. Beralur dan berbentuk 5. Roda gigi 6. Benda-benda persegi 3.2.2.2 Jenis-jenis Mesin Frais
Penggolongan mesin frais menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin frais dalam dunia manufacturing antara lain:
1.
Mesin Frais Horizontal
Gambar1. Mesin frais horisontal Mesin frais jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.
2. Mesin Frais Vertikal
Gambar 2. Mesin frais vertikal
Kebalikan dengan mesin frais horizontal, pada mesin frais ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin frais jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
3. Mesin Frais Universal
Gambar 3. Mesin frais universal
Mesin frais ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti : a. Frais muka b. Frais spiral c. Frais datar d. Pemotongan roda gigi e. Pengeboran
f. Reaming g. Boring h. Pembuatan celah 3.2.2.3 Prinsip Gerakan Mesin Frais Gerakan pemotongan terjadi saat alat potong berputar yang diikuti dengan gerakan pemakanan dan gerakan pengikat benda kerja. Gerakan berputar disebut juga dengan gerakan utama yaitu gerakan berputar alat potong sambil memotong benda kerja. Gerakan pemakanan adalah gerakan alat potong sepanjang daerah pemotongan. Gerakan pemakanan berbentuk lurus dan melingkar. Gerakan pengikatan adalah gerakan menekan benda kerja dan alat potong yang memungkinkan sisi potong dapat dengan mudah memotong benda kerja. 3.2.2.3 Teknik Pengefraisan Teknik pengefraisan tergantung dari jenis mesin frais dan posisi alat potong (pisau frais terhadap bidang kerja). Berdasarkan hal tersebut ada dua macam teknik pengefraisan, yaitu: 1. Pengefraisan Sisi Sisi mata potong sejajar dengan permukaan bidang benda kerja. Teknik pengefraisan ini menggunakan mesin frais datar. 1. Pengefraisan Muka Sisi mata potong tegak lurus terhadap bidang permukaan benda kerja. Pisau frais mempunyai mata potong sisi dan muka yang keduanya dapat melakukan pemotongan secara bersamaan. Pengefraisan ini menggunakan mesin frais tegak. 3.2.2.4 Arah Gerakan Pemotongan Arah gerakan pemotongan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu arah pemotongan searah dengan gerakan maju benda kerja dan arah gerakan pemotongan berlawanan dengan arah gerakan maju benda kerja. Jika putaran pisau frais searah dengan gerakan benda kerja, metoda pengefraisan ini disebut juga dengan pengefraisan pemotongan searah. Tiap-tiap mata potong memotong mulai dari permukaan luar menyayat ke dalam dan berakhir pada batas kedalaman pemotongan. Gaya
pemotongan cenderung menarik benda searah dengan arah gerakan pisau frais. Akibatnya laju gerakan meja tidak teratur akibat adanya gaya tarikan gaya pemotongan pisau frais.Gaya pemotongan terbesar terjadi pada saat awal pemotongan. Pengefraisan dengan metoda pemotongan berlawanan arah adalah gerakan pemotongan pisau berlawanan dengan arah gerakan pemotongan benda kerja. Setiap mata potong memotong permukaan benda kerja dimulai dari permukaan terendah sampai ke permukaan yang tertinggi. Gaya pemotongan kecil terjadi pada sat awal melakukan pemotongan dan bertambah besar sampai akhir pemotongan. Akibat lain dari cara pemotongan ini adalah kemungkinan benda kerja akan terangkat akibat gaya tarik mata potong. Pengefraisan dengan menggunakan pisau frais muka (face andmill cutter) gaya dan arah pemotongan merupakan gabungan dari metode pemotongan searah dan metode pemotongan berlawanan arah. Untuk pisau frais yang mempunyai diameter sama dengan benda kerja, gaya pemotongannya dimulai dari dengan metoda pemotongan berlawanan arah pada akhir pemotongan akan terjadi metoda pemotongan searah. 3.2.2.5 Kecepatan Potong dan Pemakanan Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan. Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V). Maka: Tabel 6. Harga Kecepata Potong Bahan Baja Karbon
HSS
Bahan Pisau Frais HSS Super Stelit
Tantalum Karbit
Tngsten Karbid
Alumunium
83 – 66
166 – 332
20 – 34
267 – 498
50 – 84
332 – 664
Kuningan
13 – 26
24 – 58
14 – 24
50 – 64
44 – 64
116 – 200
Perunggu
10 – 20
21 – 44
10 – 16
34 – 54
34 – 50
64 – 142
Besi Tuang
10 – 14
10 – 16
26 – 42
16 – 24
42 – 64
Besi Tempa
12 – 16
16 – 26
24 – 34
30 – 44
84 – 108
Baja Karbon
10 – 15
10 – 16
20 – 30
20 – 30
50 – 64
Lunak
10 – 14
24 – 34
14 – 24
14 – 20
94 – 164
38 – 50
84 – 124
Sedang
20 – 30
Tinggi
16 – 26 10 – 16
Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais. Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses pemotongan. Besarnya pemakanan di hitung dengan rumus : Dimana : f
= Besarnya pemakanan per menit
F
= Besarnya pemakanan per mata pisau
T
= Jumlah mata potong pisau
n
= Jumlah putaran pisau per menit
Tabel 7. Harga Pemakanan Menurut Jenis Bahan dan Pisau Frais (per mata potong mm) Jenis Pisau Jenis Bahan Benda Frais Alumunium Kuningan Perunggu Baja Baja Baja Besi Sedang Keras Campuran Tuang Muka 0,55 0,55 0,45 0,23 0,20 0,18 0,33 Spiral
0,43
0,43
0,35
0,18
0,15
0,13
0,25
Sisi dan Muka
0,33
0,33
0,28
0,15
0,13
0,10
0,20
Jari
0,28
0,28
0,23
0,13
0,10
0,10
0,15
Bentuk
0,15
0,15
0,13
0,07
0,07
0,05
0,10
Gergaji
0,15
0,13
0,10
0,07
0,05
0,05
0,07
Selama pemotongan, pisau frais bergerak sepanjang bidang pemotongan. 3.2.3 PROSES PENYEKRAPAN Mesin sekrap atau shaping machine adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, menyudut, dan alur. Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Mesin sekrap yang ada di workshop produksi pemesinan jurusan Teknik Mesin FT – UNP, adalah tipe ONAK L - 350.
3.2.3.1 Prinsip Kerja Mesin Skrap Mesin sekrap dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai sepanjang 800 mm, berpegang pada prinsip gerakkan mendatar. Pada langkah pemakanan akan menghasilkan beram (tatal logam) dari benda kerja, panjang langkah diatur dengan mengubah jalan keliling pasak engkol pada roda gigi penggerak, karenanya menambah atau mengurangi ayunan engkol, pemindahan ini diatur dengan memutar poros pengatur langkah yang akan memutar roda gigi kerucut dan menggerakan batang berulir yang mengatur penggerak blok engkol.
3.2.3.2 Fungsi dan Cara Kerja Masing – Masing Pada Mesin Sk Rangka Menurut fungsinya, maka rangka ini merupakan panyangga dari seluruh bagian dalam mesin sekrap, oleh karenanya konstruksinya pun dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menampung bagian-bagian lainnya. Rangka ini terbuat dari baja. Seperti gambar.
Mekanik Penjalan Umumnya mesin-mesin sekrap dijalankan oleh motor yang ditempatkan dibagian belakang, melalui belt berbentuk V ke pully atau ke lemari roda - roda gigi. Dari roda-roda gigi melalui eksentrik ke alur engkol yang berayun dan dihubungkan ke lengan. Alur engkol yang berayun terdiri dari sebuah cakra engkol dengan tap yang dapat diatur, sebuah blok tirus, tuas alur, dan batang penggerak. Untuk mengatur sesuai dengan yang dikehendaki dari langkah lengan, dapat distel dengan memindah-mindahkan tap pengatur. Seperti gambar dibawah ini:
dimana : M = Titik putar alur engkol T = Tap alur engkol yang dapat distel D = diameter lingkaran engkol h = Panjang langkah gerak lengan
Lengan dan eretan pahat Bagian ini merupakan gabungan antara lengan dengan eretan pahat, dimana eretan pahat tersebut diikatkan langsung pada lengan. Bersama-bersama melakukan gerak langkah, lengan yang diikat pada alur engkol melaksanakan perubahan gerak dari gerak putar menjadi gerak lurus, yang diteruskan ke pahat melalui eretan pahat dan pemegang pahat. Seperti gambar dibawah ini:
Ereatan pahat ini juga digunakan untuk mengatur naik turunnya pahat dalam penyayatannya. Untuk menyayat bidang-bidang tegak yang bersudut, eretan pahat dapat diatur kedudukannya sesuai dengan sudut yang diinginkan.
Meja sekrap Meja gunanya untuk menyangga ragum pengikat benda kerja dan juga mempunyai gerak penjalan vertikal dan gerak penjalan lintang secara otomatis, dapat mengatur rendahnya benda kerja dan teraturnya penyayatan, Dengan demikian memberikan posisi mendatar kepada benda kerja pada waktu menyekrap. Seperti gambar dibawah ini:
3.2.3.3 Dasar Pekerjaan Menyekrap Mesin sekrap menghasilkan permukaan-permukaan yang datar hal ini dicapai oleh pahat yang bergerak horizontal kedepan dengan benda kerja dibawahnya tegak lurus padanya, Benda kerja tetap diam pada waktu pahat menyayat dan berpindah pada langkah balik pahat. Sedangkan penyelesaian akhir tergantung pada bentuk pahat, kecepatan pahat (tergantung pada jenis logam yang disekrap) dan penerapan cairan pendingin yang tepat Beberapa cara pengerjaan sekrap antara lain adalah: a. Sekrap datar
Yang dimaksud dengan menyekrap datar adalah bahwa gerak menyayatnya kearah mendatar dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut tergantung pada posisi pahat atau dari bentuk sudut-sudut bebasnya, jika pahat tersebut berbentuk pahat kanan maka penyayatannya dimulai dari sebelah kanan ke kiri dan sebaliknya. b. Sekrap Tegak Dalam menyekrap tegak maka gerak penyayatannya pahat berlangsung dari atas ke arah bawah secara tegak lurus, dalam hal ini pergerakkan sayatan pahat dilakukan dengan memutar eretan pahat dengan tangan. Tebal pemakanan hendaknya tipis saja ± 0,5 mm c. Sekrap Sudut Jika menyekrap bagian yang menyudut maka gerak penyayatannya di lakukan dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut sesuai dengan besarnya sudut yang di sekrap. d. Sekrap Alur Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam, alur buntu dan alur tembus. 3.2.4 PROSES WIRE CUT Proses permesinan wire cut merupakan proses permesinan dengan menggunakan proses erosi yang dihasilkan dari perbedaan potensial lewat sebuah kawat. Elektrodanya adalah sebuah kawat gulungan yang terus berputar dan berganti selama proses permesinan berlangsung. Selama proses erosi, kawat selalu berganti dan berputar agar pada setiap erosi kawat yang digunakan selalu baru dan tidak putus. Kawat yang digunakan bisa terbuat dari tembaga , brass, zink,dll.
Terdapat 5 fungsi gerakan pada mesin wire cut, yaitu : 1. Fungsi central control Fungsi ini mengatur komunikasi antara operator dengan mesin serta berbagai macam elemen pada mesin/cabinet. Fungsi ini terdiri dari : *Central unit *Central memori *Disk drive *Keyboard dan screen *Pilihan komunikasi *Power supplay mesin
*Remote penggerak axis 2. Fungsi dielektrikum Yaitu sebagai media terjadinya proses lompatan listrik akibat perbedaan potensial. 3. Fungsi posisi Fungsi ini mengatur pergerakan mesin baik secara manual maupun otomatis. Terdapat 5 axis, yaitu : X, Y, Z, U, dan V. 4. Fungsi pergerakan kawat Fungsi ini berhubungan dengan gerakan kawat pada saat proses machining. 5. Fungsi erosi Fungsi erosi adalah fungsi primer dari mesin Wire Cut. Fungsi ini memberikan lompatan bunga api yang diperlukan proses machining. Secara visual terdiri dari : *Panel yang mengontrol generator *Kabel pensuplai arus pada kawat *Kabel head yang terletak pada kabinet *Kabel ground *Upper and Lower Contact
3.2.4 EDM (Electric Discharge Machine) EDM adalah proses erosi demgan menggunakan elektroda yang berprofil, yang diinginkan umumnya adalah bentukan benda kerja sesuai dengan bentukan elektrodanya, walaupun berbeda halnya jika diterapkan dengan system planetar. Elektroda yang digunakan bermacammacam, bisa dari tembaga dan juga dari grafit. Proses permesinannya, elektroda bergerak seakanakan masuk atau menekan kedalam benda kerja. Dalam proses EDM dikenal juga proses roughing dan finishing serta elektrodanya. Karena dalam kenyataannya, setiap pemakanan yang terjadi akan mengurangi benda kerja itu sendiri, begitu juga
dengan elektrodanya juga akan ikut berkurang. Ukuran elektroda yang digunakan lebih kecil dari yang diinginkan. Misalnya, untuk Ø 5, digunakan elektroda yang ø 4,8.kemudian dimasukkan kedalam parameter. Keuntungan EDM • Baja yang sudah dikeraskan tidak dapat dikerjakan dengan pekerjaan biasa, dapat dikerjakan dengan mesin EDM. • Jika parameter-parameter ditentukan dengan tepat, ratio pengambilan material pada benda kerja mencapai 99,5%, sedangkan keausanelektroda hanya 0,5%. Dielektrikum Pada mesin EDM, dielektrikumnya adalah oli encer, karena tingkat erosi dan perbedaan potensialnya jauh lebih tinggi dari pada mesin wire cut. Dielektrikum pada EDM hendaknya memenuhi beberapa syarat : *Aman terhadap operator, tidak merusak kulit, tidak menghasilkan asap, ataupun bau. *Tidak mengganggu kineerja mesin *Mendukung pemakanan material banyak, dan tingkat keausan elektroda kecil *Dapat disaring *Awet (mutunya tidak mudah turun) Produk yang dianjurkan oleh Dieter-Hansen adalah Dielektrikum IM-E 82 dari Firma Oelheld, Stuttgart; karena memenuhi semua persyaratan yang dituntut diatas. Sejumlah dielektrikum akan menguap, namun uap tersebut bersifat netral. Mereka tidak menjamin optimalisasi kinerja proses jika tidak menggunakan dielektrikum tersebut. Erosi Planetar EDM, keuntungannya : *Kontur elektroda menjadi sederhana *Penghematan elektroda *Ada kemungkinan koreksi jika elektroda tidak tepat ukurannya *Pembersihan celah buna api dapat dilakukan dengan lebih baik
*Memungkinkan pembuatan ulir dan undercut dalam *Memungkinkan erosi linear 3 dimensi
3.3
PROSES ASSY JIG INSPECTION Pada tahap ini semua komponen yang telah dikerjakan semua oleh mesin bubut,mesin
skrap,mesin frais,mesin wire cut maupun mesin edm, akan tetapi setelah pengerjaan machining sudah selesai dirakit sesuai dengan gambar, sering ada ketidak cocokan antara kompenen satu dengan komponen yang lain, permasalahan ini bisa terjadi dari beberapa faktor yaitu dari segi pembacaan dari seorang pembuat komponen terhadap gambar yang ditetapkan,cara dan penggunaan alat ukur yang salah,maupun mesin yang dipakai ada penyimpangan terhadap standard. Sehingga seorang assy jig insp harus benar – benar teliti dalam menetapkan segala proses yang ada karena salah proses dan fungsi suatu jig maka jig tersebut tidak akan bisa terpakai, agar jig inspection bisa tepakai maka seorang designer selalu berkoordinasi dengan seorang assy jig agar segala kesalahan dapat.
3.3
PROSES KALIBRASI
Kalibrasi adalah sebuah proses membandingkan kesesuaian antara master tehadap barang yang akan diukur, pada kalibrasi jig inspection ini sendiri bermaksud untuk menyetting atau menyamakan sebuah alat dengan gambar yang ditetapkan. Dengan kalibrasi ini diharapkan alat untuk pengecekan dapat mengwakili standart yang telah ditetapkan sehingga dengan prosuksi yamg massal pipe comp r/l swing arm mempunyai ukuran yang sama baik secara bentuk maupun secara dimensional. Untuk kalibrasi jig insp pipe comp r/l swing arm ini sendiri menggunakan alat ukur dengan kepresisian yang tinggi yaitu CMM ( Coordinate Measure Machine ) yaitu sebuah alat ukur yang mempunyai gerak tiga axis baik pergerakannya secara otomatis maupun secara manual. Dengan alat ini kesalahan dan penyimpangan tidak akan terjadi karena keadaan selalu stabil.
BAB IV KESIMPULAN Proses pembuatan jig inspection pipe comp r/l swing arm melibatkan beberapa orang yang mempunyai fungsi dan keahlian masing – masing baik dari segi perancangan,pembuatan sampai proses kalibrasi semua itu akan tercapai jika setiap orang selalu support terhadap satu sama lain, karena pembuatan jig inspection ini setiap orang tidak bisa berdiri sendiri,
KEUNTUNGAN
Menciptakan produk dengan harga yang lebih murah.
Membantu melestarikan alam dengan cara mendaur ulang sampah plastik.
Menjadi suatu sumber penghasilan dan lapangan pekerjaan bagi para pemulung dan pengepul barang bekas.
KERUGIAN
Masih banyak para pedagang yang menggunakan kantong plastik kresek dengan berbahan dasar campuran dari hasil daur ulang ini sebagai pembungkus makanan secara langsung, seperti pedagang bakso, pedagang mie ayam, pedagang bubur, pedagang gorengan, dll. Hal ini dikarenakan harganya yang lebih murah dibandingkan kantong plastik yang khusus buat makanan.
5.1 Saran
Cermatilah hal-hal berikut bagi para pedagang makanan , yaitu ;
Pilihlah kantong plastik yang terbuat dari bahan material biji plastik murni ( orisinil ), biasanya berwarna putih transparan walaupun harganya lebih mahal. Karena hal ini secara tidak langsung dapat menjaga kepuasan pelanggan.
Pikirkan konsekuensi dari resiko kerugian dan penyakit yang di timbulkan.
Belilah produk yang benar-benar berkualitas dan jangan terkecoh dengan harga yang murah karena belum tentu terjamin kualitasnya.
Cermatilah hal-hal berikut bagi para konsumen makanan, yaitu ;
Jangan menggunakan kantong plastik yang berbahan dasar campuran hasil daur ulang untuk membungkus makanan secara langsung apalagi makanan panas.
Pikirkan konsekuensi dari resiko kerugian dan penyakit yang di timbulkan.
Jangan membeli makanan yang pedagangnya menggunakan kantong plastik berbahan dasar campuran hasil daur ulang, biasanya plastik yang berwarna dan berbau yang pekat.
5.2 Masukan Bagi Perusahaan
Kiranya perusahaan memberikan informasi larangan penggunaan kantong plastik kresek yang berbahan campuran hasil dari proses daur ulang dari sampah atau limbah plastik ini dengan cara memberikan logo larangan supaya tidak diperuntukan secara langsung membungkus makanan, memberikan informasi seperti tulissn pada bungkus atau kemasannya, dan bisa membedakan keperuntukan kantong plastik kresek tersebut dengan cara membedakan warna bungkus atau kemasannya sehingga lambat laun para pedagang dan para pembelipun akan mengerti akan bahaya yang ditimbulakannya.
DAFTAR PUSTAKA
1 ). Crompton.T.R, Introduction to Polymer Analysis, Ismithers Rapra, USA, 2009.
2 ). en.wikipedia.org/wiki/Plastic_recycling 3 ). Karian, Harutun G.,Polypropylene and Polypropylene Composites , Marcel Dekker , USA, 1999.
4 ). La Mantia, Francesco, Plastics Recycling, Ismithers Rapra, USA, 2002.
5 ). www. plasticbagrecycling.com.