FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
JURNAL
YOLA MARDILA NPM. 10060157
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA N 13 PADANG
Oleh: Yola Mardila
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK The background of this research was the students showed the bad attitude in learning process, got the low mark, do not learn about the material that gave by teacher before, the students do not past in do the exercise, the students is often disturb their friend in learning process, and showed the bad behavior such as to play truant, go home early. The purpose of this research describes: 1) The internal factors cause difficulty in learning process by students. 2) The external factors cause difficulty in learning process by students. This research is descriptive quantitative. Population is students of class X that have difficulty in learning process which do not get the target in Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), amounting 119 students. Sample is using total sampling, population is as sample. The total of the sample in this research is 119 students. The sources of the data is Primer data and Sekunder data. Instruments that used by researcher was questionnaire. Technique to analysis was Mean Hipotetic. The result of this research found that: 1) The internal factors cause difficulty in learning process by students in high category. 2) The external factors cause difficulty in learning process by students in category high enough. Based on this result of research, it found that factors internal and external were factors that make students were difficulty in learning process. Researcher suggest to students and all community in the school to comprehend about the factor of difficulty in learning process that students’ have Key Word : Factors cause, difficulty in learning, student Pendahuluan Peningkatan sumber daya manusia merupakan suatu syarat mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi dalam mencapai perwujudan manusia seutuhnya. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dalam dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pembangunan dalam bidang pendidikan adalah bagian dari pembangunan nasional, salah satu cara untuk mencapai pembangunan di bidang pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu melalui pembaharuan dan perbaikan setiap komponen yang memberikan pengaruh nyata dalam pendidikan seperti tenaga pendidik yang profesional, kurikulum, sarana dan prasarana serta dukungan masyarakat. Pendidik yang profesional dalam pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat terpisahkan dalam peningkatan sumber daya manusia yang diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal sehingga tercipta sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, pendidik atau guru mata pelajaran tentunya mengharapkan peserta didik bisa menguasai ilmu yang disampaikan. Peserta didik tidak hanya menguasai ilmu tersebut tetapi juga bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini juga bertujuan agar peserta didik saat ujian bisa percaya diri menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dalam lembaran jawaban. Jika hal tersebut sudah terlaksana, maka peserta didik bisa memperoleh nilai sesuai dengan apa yang diharapkan dan guru mata pelajaran pun akan dengan mudah mengukur tingkat kemampuan peserta didik dalam mengusai materi pelajaran saat proses belajar mengajar berlangsung. Setiap peserta didik pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa peserta didik itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang peserta didik dengan peserta didik lainnya. Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada umumnya hanya ditujukan kepada para peserta didik yang berkemampuan rata-rata, sehingga peserta didik yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang menjadi terabaikan. Dengan demikian, peserta didik yang kurang berkategori di luar rata-rata itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbulah apa yang disebut kesulitan belajar yang tidak hanya menimpa peserta didik yang berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh peserta didik yang berkemampuan tinggi. Menurut Djamarah (2002:199) prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap anak didik jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Namun, sayangnya ancaman, hambatan, dan gangguan dialami oleh anak didik tertentu. Sehingga, mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada
tingkat tertentu memang ada anak didik yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, karena anak didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh anak didik. Menurut Mulyadi (2010:6) pada umumya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatanhambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatanhambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Selanjutnya menurut Mulyadi (2010:7) Kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan kedalamannya termasuk pengertianpengertian seperti: 1. Learning Disorder (Ketergangguan Belajar) Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. 2. Learning Disabilities (Ketidakmampuan Belajar) Ketidakmampuan seorang peserta didik yang mengacu kepada gejala di mana peserta didik tidak mampu belajar. 3. Learning Disfunction (Ketidakfungsian Belajar) Menunjukkan gejala di mana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tandatanda subnormalitas mental. 4. Under Achiever (Pencapaian Rendah) Mengacu kepada peserta didik yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. 5. Slow Learner (Lambat Belajar) Peserta didik yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan peserta didik yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Selanjutnya Mulyadi (2010:8) Kesulitan belajar mempunyai pengertian lebih luas dari pada pengertian-pengertian “Learning disorder, learning disabilities, learning disfunction, under achiever dan slow learner”. Mereka yang tergolong seperti di atas, akan mengalami kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam proses belajar. Menurut Syah (2012:184), secara garis besar faktor penyebab kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu: 1. Faktor intern peserta didik, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri peserta didik sendiri. 2. Faktor ekstern, yaitu hal-hal atau keadaankeadaan yang datang dari luar diri peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap peserta didik pada hari Selasa 17 September 2014 dan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru wali kelas dan guru mata pelajaran pada hari Rabu 25 September 2014 di tempat peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan Sekolah di SMA N 13 Padang, hasilnya yaitu adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Seperti adanya peserta didik yang menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti masa bodoh dengan proses belajar dan pembelajaran, mendapatkan hasil belajar rendah di bawah rata-rata kelasnya, tidak mengulang kembali materi yang diberikan oleh guru pada pelajaran sebelumnya, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, cenderung mengganggu teman saat belajar, menunjukkan prilaku yang menyimpang dari norma misalnya membolos dan pulang sebelum waktunya. Apabila kesulitan belajar peserta didik tidak segera dilakukan pengentasannya maka peserta didik akan mendapatkan nilai yang kurang baik dan akan banyak peserta didik yang tinggal kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang: 1. Faktor intern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik 2. Faktor ekstern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik
Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat dengan populasi seluruh peserta didik kelas X SMA N 13 Padang yang berjumlah 119 orang dan penarikan sampel menggunakan teknik total sampling. Jenis datanya yaitu data interval, sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan menggunakan angket dan dianalisis dengan rumus Mean Hipotetik yang dikemukakan oleh Irianto (2010:22). Selanjutnya data diolah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010:43) Hasil dan Pembahasan Penelitian Analisis hasil penelitian ditujukan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik di kelas X SMA N 13 Padang. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari penyebaran angket kepada sampel di lapangan, diperoleh gambaran hasil pengolahan data berdasarkan sub variabel dan indikator adalah sebagai berikut. 1. Faktor intern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik, dilihat dari afektif dan psikomotor yaitu berada pada kategori banyak dengan rata-rata skor yang diperoleh responden yaitu 87,14. Artinya bahwa faktor intern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik terkait dengan afektif dan psikomotor yaitu banyak. Dapat disimpulkan semakin banyak faktor intern penyebab kesulitan belajar maka semakin banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut, menurut Syah (2012:184) Faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa salah satunya adalah faktor intern. Faktor intern yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi gangguan atau kekurang mampuan psiko-fisik siswa. Faktor intern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik adalah afektif (ranah rasa) antara lain seperti labilnya sikap. Kelemahan ini disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang salah.
Seterusnya mengenai hasil penelitian tersebut, sesuai dengan pendapat Mulyadi (2010:30) mengungkapkan bahwa Indera terpenting untuk belajar di sekolah adalah penglihatan dan pendengaran. Apabila mekanisme mata atau telinga kurang berfungsi, maka kesan yang diperoleh seorang anak dari guru akan menyimpang atau bahkan tidak memperolehnya. Jadi, setelah guru menyajikan pelajaran, terdapat murid yang gagal mempelajari, penyebabnya mungkin mata atau telinga murid tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Faktor ekstern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik, dilihat dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah dan psikomotor yaitu berada pada kategori cukup banyak dengan rata-rata skor yang diperoleh responden yaitu 72,40. Artinya bahwa faktor ekstern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik terkait dengan lingkungan keluarg, masyarakat, dan sekolah yaitu cukup banyak. Dapat disimpulkan semakin cukup banyak faktor ekstern penyebab kesulitan belajar peserta didik maka semakin cukup banyak kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, menurut Syah (2012:184) “Faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa salah satunya adalah faktor ekstern. Faktor ekstern yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa sendiri yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa Selanjutnya Abdurrahman (Mulyadi, 2010:30) faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik salah satunya adalah faktor eksternal, yaitu berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak cepat Selanjutnya, Ahmadi (2002:287) faktor ekstern penyebab kesulitan belajar peserta didik yaitu: 1) Lingkungan keluarga, terutama orang tua merupakan merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar anak. Orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara memberikan pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang tiidak mengindahkan pendidikan anaknya, acuh tak acuh tentu tidak akan berhasil dalam belajarnya. 2) Lingkungan masyarakat, merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemajuan belajar, contohnya teman bergaul yang memberikan pengaruh yang tidak baik maka kegiatan belajar juga akan terganggu. 3) Lingkungan sekolah, merupakan faktor yang sangat besar juga pengaruhnya dalam belajar, contohnya hubungan guru yang tidak baik dengan siswa, cara penyajian pelajaran yang kurang baik, semua itu akan mempengaruhi kemajuan belajar seseorang. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan mengenai faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik di kelas X SMA N 13 Padang sebagai berikut: 1. Faktor intern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik secara umum berada pada ketegori banyak dengan rata-rata skor yang diperoleh responden yaitu 87,14. Terlihat dari segi afektif dan psikomotor. 2. Faktor ekstern yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik secara umum berada pada kategori cukup banyak dengan ratarata skor yang diperoleh responden yaitu 69,74. Terlihat dari segi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran kepada. 1. Guru BK, agar guru BK di sekolah agar bisa melaksanakan diagnosis kesulitan belajar dan dapat merencanakan suatu program layanan BK guna menangani permasalahan peserta didik yang berkenaan dengan faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik. Peserta didik, agar mampu mengontrol diri sendiri dalam belajar, jangan mudah terpengaruh oleh teman ketika teman
2.
3.
4.
5.
6.
mengajak mengobrol ketika belajar, lebih memahami penyebab kesulitan belajar baik kesulitan belajar yang berasal dari faktor intern maupun yang berasal dari faktor ekstern. Orang tua, agar orang tua menghindari tindakan-tindakan yang bisa menimbulkan kesulitan belajar pada anak. Guru Mata Pelajaran, diharapkan supaya guru mengusahakan dalam proses belajar mengajar peserta didik termotivasi dan merasa nyaman dalam belajar. Contohnya dalam proses belajar menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami agar semua siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam belajar. Sekolah, agar seluruh pihak sekolah bisa melakukan usaha yang optimal dalam menangani permasalahan tentang faktor penyebab kesulitan belajar. Program Studi Bimbingan dan Konseling, agar menjadikan penelitian tentang faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik ini sebagai bahan kajian lanjutan kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang akan melaksanakan pelatihan di lapangan nantinya, dan lebih meningkatkan lagi cara mengajar mengenai mata kuliah diagnosis kesulitan belajar. Peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini bisa bermanfaat untuk peneliti selanjutnya sebagai bahan acuan dan urgensi.
Kepustakaan
Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Irianto, Agus. 2010. Statistik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar StatistikbPendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.