Kegiatan 3
Peserta Didik sebagai Faktor Pendidikan A. PENGANTAR Perkembangan zaman ternyata banyak mempengaruhi istilahistilah yang digunakan untuk menyebutkan nama sasaran pendidikan, namun demikian semuanya mengarah pada maksud yang sama. Berarti dalam bagian ini tidak mengganggu makna yang melekat dalam istilah itu. Peserta didik adalah satu diantara faktor pendidikan yang paling kompleks dibahas dalam ilmu pendidikan , maka dalam kegiatan 3 ini berisikan empat pokok bahasan, yaitu (A) Pengertian peserta didik, (B) Karakter manusia sebagai peserta didik, (c) Batas awal dan akhir pendidikan. Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat 1. Pengertian peserta didik, 2. Karakter manusia sebagai peserta didik, 3. Batas awal dan akhir pendidikan. B. URAIAN 1. Pengertian Peserta Didik Dulu, semua orang yang belajar di sekolah disebut pelajar, siswa, murid. Selain itu dikenal juga sebutan santri, warga belajar dan mahasiswa, setelah keluar Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional semua panggilan itu distandarkan menjadi peserta didik, yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur (pendidikan formal dan informal), jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Baik untuk pendidikan formal maupun non formal. Perubahan istilah ini sebenarnya tidak mempengaruhi makna yang melekat pada istilah yang telah melidah itu. Di dalam bahasa Inggris istilah peserta didik disepadankan dengan student. Kata student secara etimologis diperoleh melalui Bahasa Inggris, yang diambil dari bahasa Latin pada abad pertengahan yaitu studere konjugasi kata kerja, yang berarti "to langsung semangat seseorang at"; sehingga student dapat digambarkan sebagai "orang yang mengarahkan semangat pada subjek". Ini berarti bahwa penggunaan yang paling luas, student (peserta didik) digunakan untuk siapa saja yang belajar. Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
1
Sebutan Santri adalah peserta didik belajar pada jalur pendidikan non formal, khususnya pesantren atau sekolah-sekolah salafiyah, sementara warga belajar adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), baik Paket-A, Paket-B, Paket-C. Sebutan mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi. Khusus dalam modul ini hanya dibahas peserta didik dalam kontek pendidikan formal, khususnya persekolahan. Di Indonesia, jenjang pendidikan persekolahan terdiri atas pendidikan dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah, selanjutnya pendidikan menengah, yaitu jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejurusan (SMK)/ Madrasah Aliah (MA)/Madrasah Aliah Kejuruan (MAK). Dalam Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional 2003 disebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Sedangkan setiap peserta didik berkewajiban: a. Memenjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan; b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
2
2. Karakter Manusia Sebagai Peserta Didik Dalam kegiatan 1 sudah banyak dibahas tentang hakekat manusia sebagai subjek pendidikan secara sempit, maka dalam bagian ini akan dibahas lebih luas. Peserta didik sebagai manusia pada umumnya terikat oleh manusia itu sebagai mahluk Tuhan yang memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik manusia dapat dilihat dari berbagai sudut, seperti secara agama, filsafat, dan llmu. Dalam modul ini tidak semua pandangan diuraikan, tetapi hanya sebatas pada manusia sebagai subjek pendidikan. Siapa sebenarnya manusia yang disebut perserta didik itu? Jawabannya sangat bermakna bagi seorang calon dan tenaga kependidikan agar memiliki pandangan yang khas, apa yang dikerjakannnya di sekolah tidak mengalami banyak hambatan sehingga dapat memepermudah pencapaian tujuan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia memiliki ciri khas – yang secara prinsip berbeda dari hewan. Ciri – ciri manusia yang membedakanya dari hewan adalah: terbentuk dari gumpalan yang terpadu (integrated) dari apa yang disebut hakekat manusai. Alasan kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas, karena dengan adanya perkembangan yang sangat pesat dewasa ini dan masa datang akan datang. Perlu diningat bahwa semua uraian terdahulu mengarahkan kita bahwa manusia sangat membutuhan pendidikan, dengan cacatan para ahli jangan dianggap sebagai sebuah botol kosong yang harus diisi semaunya atau orang dewasa dalam ukuran kecil, yang harus tuntuk dengan hukum formal, karena pada masa sekolah peserta didik adalah anak manusia yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu untuk memahami manusia sebagai peserta didik harus memakai kajian ilmu pengeyahuan, yaitu Psikologi – yang akan memberikan gambaran bahwa manusia itu hidup melalui proses yang relatif sama – antara satu dengan yang lain. Atas dasar itu maka proses pendidikan berjenjang berdasarkan fase-fase pertumbuhan dan perkembangan itu. Apa makna pertumbuhan dan perkembangan itu berbeda atau sama? Ternyata kedua istilah ibarat dua sisi mata uang. Kalau perkembangan menggunakan padanan development, maka pertumbuhan adalah growth. Kata growth atau pertumbuhan juga mengandung arti sebagai pola perubahan yang dialami oleh individu, namun titik berat mungkin yang berbeda. Secara umum sulit membedakannya, tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan kita akan menemukannya. Istilah pertumbuhan adalah growth menurut Wetherington dan Hurlock (dalam Wahab dan Soelehuddin, 1998) adalah suatu proses
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
3
perubahan dalam aspek jasmaniah (fisik), seperti struktur tulang, tinggi dan berat badan, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syarat dan sejenisnya. Coba Anda ingat apakah ada contoh lain selain yang disebutkan? Ya, termasuk gigi, kumis, ya apa lagi? Dengan kata lain pengertian pertumbuhan itu lebih bersifat kuantitatif (ukuran dan jumlah) dan terbatas pada pola perubahan fisik yang dialami seseorang sebagai suatu hasil dari proses pematangan. Dalam arti yang lain, para ahli mengatakan bahwa pertumbuhan dapat pula mencakup perubahan secara psikis kalau perubahan tersebut munculnya sesuatu fungsi yang baru! Apa pula ini? Misalnya muncul kemampuan berfikir simbolik, berfikir abstrak bukan saja berarti bertambah besarnya otak tetapi juga bagaimana kemampuan itu setiap waktu direorganisir sehingga tampil lebih beda, misalnya mulamula adik Anda belum bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, maka secara pelan-pelan ia mulai paham. Terjadi pula perubahan dalam aktivitas yang secara inheren lainnya yang memunculkan keterampilan bergerak, reaksi emosional dan perubahan sejenis lainnya. Selain itu akan munculnya perasan berahi terhadap lawan jenis adalah akibat pertumbuhan kelenjar Adrenal yang menghasilkan hormon Androgen pada anak laki-laki dan pertumbuhan kelenjar Testes yang menghasilkan hormon Testoteron pada anak wanita. Nanti dulu, mari Anda mengingat kembali apa yang pernah Anda alami masa-masa anak-anak dulu? Misalnya bagi laki-laki yang mimpi pertama mengeluarkan sperma dan anak wanita yang mengeluarkan darah kotor/ darah haid. Tahukan Anda tanda-tanda apa itu? Ya, benar itu berarti hormon Tiroksin dan Testoteron telah berfungsi. Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat yang diturunkan. Hasil penelitian beberapa penelitian menunjukkan pada kembar identik memperlihatkan bahwa haid pertama yang dialami kembar identik perempuan terjadi pada usia yang sama. Demikian pula pada perempuan kakak beradik, tetapi tidak pada anak perempuan yang tidak sekeluarga. Penelitian mengenai pertumbuhan gigi-geligi maupun ossifikasi tulang juga memperlihatkan pola yang sama, hal mana menunjukkan bahwa saat terjadinya suatu pertumbuhan secara umum dipengaruhi oleh faktor keturunan yang bersifat khas. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
4
psikologis, demikian juga sebaliknya faktor psikologis dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik. Manusia akan mengalami perubahan terus menerus sampai akhir hanyatnya, hal inilah yang disebut dengan perkembangan, namun tidak setiap perubahan adalah perkembangan, karena perubahan yang dimakud dengan perkembangan harus memenuhi syarat-syarat, yaitu terpola, teratur, terorganisir dan dapat diprediksi. Perubahan dalam arti perkembangan terjadi bertahap dan dalam jangka waktu relatif lama dan berlangsung seumur hidup. Perubahan dalam arti perkembangan tidak mencakup proses pertumbuhan, pematangan, dan penyempurnaan, melainkan mencakup proses penurunan dan perusakan. Perkembangan seseorang tidak selalu stabil/ sama dengan perkembangan kawan sekelompoknya. Hal ini sering disebut dengan kestabilan dan ketidakstabilan posisi seseorang terhadap kelompok. Kestabilan tidak pula bersifat absolut (tetap), di mana seseorang dapat kembali pada posisinya, hal inilah yang disebut dengan ketidakstabilan. Konsep kestabilan dan ketidak stabilan ini harus dipadukan dengan konsep kesinambungan dan ketidaksibambungan. Proses yang menentukan perkembangan seseorang, ini berkesinambungan tidak selalu mengandung makna k e s t a b i l a n , d a n ketidakkesinambungan tidak selalu berarti ketidakstabilan. Pertumbuhan fisik yang merupakan bagian perkembangan manusia sangat penting dibicarakan, karena proses pertumbuhan memegang peranan dalam memahami perilaku manusia. Peranan pertumbuhan sebagai lingkungan pembatas bagi kemampuan seseorang, kapasitas (kemampuan) fisik akan membatasi apa yan dapat dilakukan oleh seorang anak. Keterbatasan pengalaman juga akan membatasi perkembangan kognitif dan sosial anak. Percepatan pertumbuhan fisik akan mempercepat pertumbuhan mental pula. Pertumbuhan fisik akan mempengaruhi penampilan seseorang dan juga akan mempengaruhi pendapat orang lain terhadap seseorang. Anak-anak yang gendut di taman kanak-kanak dinilai sebagai anak yang agresif dan berani oleh gurunya. Pertumbuhan fisik akan mempengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri. Pertumbuhan tinggi badan ternyata memiliki berbagai pola. Ternyata pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan sejak lahir hingga dewasa berbeda.
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
5
Pertumbuhan yang amat cepat pada masa remaja ini terjadi lebih dahulu pada remaja perempuan dibandingkan pada remaja laki-laki. Tulang-tulang akan tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan baik dalam keadaan jumlah, ukuran dan kekerasannya. Pertumbuhan tulang yang paling mencolok adalah tulang-tulang panjang, terutama di pergelangan dan tungkai. Tulang-tulang ini akan terus tumbuh sampai masa remaja. Pada waktu lahir, beberapa tulang berbentuk tulang rawan yang relatif lunak yang akan menegeras nantinya melalui proses penulangan atau ossifikasi. Otot-otot pada tubuh seseorang bayi yang baru lahir sudah lengkap serabut-serabutnya. Dalam proses pertumbuhan, otot pun mengalami perubahan. Pertumbuhan ini juga akan mengalami lonjakan pada masa remaja. Sebelum masa remaja, antara otot anak laki-laki dengan perempuan sudah tampak perbedaan. Pertumbuhan sistem syaraf belum selesai pada waktu bayi dilahirkan. Alat-alat tubuh yang lain seperti paru-paru dan sistem peredaran darah sudah bekerja penuh walaupun belum sempurna benar, sementara sistem syaraf jelas masih rendah taraf pertumbuhannya. Hormon mengatur pertumbuhan dan perubahan tubuh melalui berbagai cara. Hormon ,yang paling penting bagi perkembangan ialah yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa yang terletak ditengah-tengah massa otak. Ia merupakan pelatuk. Pertumbuhan fisik dipengaruhi juga oleh faktor-faktor kematangan, faktor keturunan, dan faktor-faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pertumbuhan fisik seseorang seperti kondisi sebelum, sewaktu dan sesudah lahir, nutrisi, penyakit dan faktor psikologis. Para ahli memperingatkan bahwa pertumbuhan otak anak paling pesat terjadi pada usia 0-2 tahun, dimana volume otak akan mencapai 80 %. Akan tetapi tidak berarti bahwa perkembangan otak berhenti hanya sampai disitu saja. Volume otak anak terus berjalan hingga usia 12 tahun. Hal ini membuat pemberian nutrisi dan stimulasi bagi perkembangan otak masih tetap sangat dibutuhkan, bahkan setelah usia 12 tahun. Perlu pro aktif orang tua dalam membentuk perkembangan otak kiri dan kanan secara seimbang. Untuk kecerdasan yang optimal sehingga menjadi kuat untuk sekolah. Menurut Dryden dan Jeannette (2000) bahwa otak manusia dapat terus belajar sejak lahir sampai akhir hayat. Otak memiliki satu
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
6
trilium sel, termasuk 100 miliar syaraf aktif atau neuron dan 900 milyar sel lain yang merekat padanya. Setiap 100 milyar neoron dapat berkembang hingga 20.000. Otak kiri bersifat akademis dan otak kanan bersifat kreatif. Dengan berfungsinya otak maka manusia dapat berjalan t e g a k , m a m p u menutupkan jempol dan telunjuk, mampu menulis dan berbicara, mampu memahami pembicaraan dan mampu membaca. Maka apabila satu diantara fungsi isi otak rusak maka akan ada manusia kehilangan satu diantara kemampuan itu. Paham yang paling tua tentang pentahapan perkembangan manusia dari sudut biologi adalah dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filosof Yunani (384-322) yang membagi pentahapan perkembangan manusia dalam tiga tahap, yang masing- masing lamanya tujuh tahun: Tahap I Tahap II
: :
Tahap III
:
dari 0;0 sampai 7;0 : masa anak kecil atau masa bermain. dari 7:0 sampai 14;0 masa anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah. dari 14;0 sampai 21;0 : masa remaja atau pubertas; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa
Para ahli yang lain menyebutkan bahwa pada anak perempuan sekitar kelas 6 SD, sudah mencapai puncak lonjakan tinggi badan pada umur (10,5 13,5) tahun dan sudah mulai menstruasi umur (10,5 15,5) tahun. Sementara itu pada anak laki laki puncak lonjakan tinggi badan tercapai (12,515,5) tahun serta mereka juga sudah dewasa pada alat reproduksinya pada umur (12 16) tahun yaitu dengan ditandainya penyemburan pertama air mani. Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-cintanya. Dengan demikian, penentuan tujuan belajar itu sebenarnya harus dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik itu sendiri.
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
7
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik peserta didik yaitu: 1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau Prerequisite skills, seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berfikir,mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor dan lainnya; 2. Karakteristik yang berhungan dengan latar belakang dan status sosial (socioculture); 3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain. Pengetahuan mengenai karakteristik peserta didik ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik peserta didik senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaranyang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajarbagi setiap peserta didik. Adapun karakteristik peserta didik yang mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik antara lain: a) kondidi fisik, b) latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan, c) gaya belajar; d) usia, e) Tingkat kematangan, f) ruang lingkup minat dan bakat, g) lingkungan sosial ekonomi dan budaya, h) faktor emosional, i) faktor komunikasi, k) intelegensia, l) keselaran dan attitude, m) prestasi belajar, n) motivasi dan lain-lain. Teori Piaget, mengatakan ada empat tingkat perkembangan kognitif, anak, yaitu (1) Sensori motor (usia 0 - 2 tahun), (2) Pra operasional (usia 2 - 7 tahun), (3) Operasional kongkrit (usia 7 - 11 tahun), (4) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa). Secara rinci pandangan Piaget ini adalah 1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun) Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'. Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
2. Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
Pra-operasional (usia 2-7 tahun) 8
3.
4.
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6 -7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun) Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis. Namun dalam menyampaikan berita Injil harus diperhatikan penggunaan bahasa. Misalnya: Analogi 'hidup kekal' - diangkat menjadi anak-anak Tuhan dengan konsep keluarga yang mampu mereka pahami. Operasional Formal (usia 11 ta hun ke atas) Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.
Sementara Erick Erickson dari Psikososial membagi 8 (delapan) tahap perkembangan psikososial, yaitu: * Trust vs mistrust ( 0 - 1 tahun ) * autonomy vs shame and doubt ( 1 - 3 tahun ) * Initiative vs guilty ( 3 -5 tahun / pra sekolah ) * industry vs inferiority ( 6 - 11 tahun / masa sekolah ) * Identity vs identity confusion ( 12 - 18 / masa remaja ) * Intimacy vs isolation ( 18 - 40 / masa dewasa dini ) * generativity vs stagnan ( 40 - 60 tahun / masa dewasa madya ) * Ego integrity vs despair ( > 60 th / dewasa lanjut )
1.
Lebih rincin Erick Erickson menjelaskan demikian: Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun) Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
9
2.
Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun) Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari di sekolah. Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya. 3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun) Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi. Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan ceramah. 4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun) Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah – termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian. Berdasarkan pemikiran di atas, maka karakteristik peserta didik dibagi berjenjang berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan dimaksud, atau dengan kata lain setiap jenjang pendidikan harus sesuai dengan karateristik peserta didik dalam hal pertumbuhan dan perkembangan mereka, sehingga jelas batas awal dan akhir seseorang yang bersekolah.
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
10
3. Batas Awal dan Akhir Pendidikan Dalam konsep yang umum sebenarnya tidak ada batas awal dan akhir sesesorang dalam menerima pendidikan, karena pada prinsipnya pendidikan berlangsung seumur hidup, namun kalau sudah kita berbicara persekolahan, maka akan terikat oleh waktu dan tempat seseorang itu untuk menempuh pendidikan. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini, dengan rincian Infant (0-1 tahun), Toddler (2-3 tahun), Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun), dan Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun). Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (SD dan SMP sederajat). Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak. Pendidikan dasar menjadi dasar bagi jenjang pendidikan menengah. Periode pendidikan dasar ini adalah selama 6 tahun. Di akhir masa pendidikan dasar, para siswa diharuskan mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN). Kelulusan UN menjadi syarat untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTs). Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
11
bentuk lain yang sederajat. Ketentuan mengenai pendidikan menengah. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) atau madrasah aliyah kejuruan (MAK). Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha, ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program kejuruan yang terkait dengan upaya-upaya pelestarian warisan budaya. Pendidikan menengah kejuruan terdiri atas 3 (tiga) tingkat, dapat juga terdiri atas 4 (empat) tingkat sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan atau vokasi. C. RANGKUMAN 1. Pada mulannya semua orang yang belajar di sekolah disebut pelajar, siswa, murid. Selain itu dikenal juiga sebutan santri, warga belajar dan mahasiswa, setelah keluar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional semua panggilan itu distandarkan menjadi peserta didik. 2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur (pendidikan formal dan informal), jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Baik untuk pendidikan formal maupun non formal. 3. Di dalam bahasa Inggris istilah peserta didik disepadankan dengan student. Kata student secara etimologis diperoleh melalui Bahasa Inggris, yang diambil dari bahasa Latin pada abad pertengahan uyaitu studere konjugasi kata kerja, yang berarti "to langsung semangat seseorang at"; sehingga student Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
12
3. 4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. 13.
14. 15.
dapat digambarkan sebagai "orang yang mengarahkan semangat pada subjek". Santri adalah peserta didik belajar pada jalur pendidikan non formal, khususnya pesantren atau sekolah-sekolah salafiyah. Rarga belajar adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan nonformal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), baik Paket-A, Paket-B, Paket-C. Sebutan mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi. Peserta didik sebagai manusia pada umumnya terikat oleh manusia itu sebagai mahluk Tuhan yang memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik manusia dapat dilihat dari berbagai sudut, seperti secara agama, filsafat, dan llmu, peserta didik sebagai manusia memiliki ciri khas – yang secara prinsip berbeda dari hewan. Ciri – ciri manusia yang membedakanya dari hewan Manusia sangat membutuhan pendidikan, tetapi jangan dianggap sebagai sebuah botol kosong yang harus diisi semaunya atau orang dewasa dalam ukuran kecil, yang harus tuntuk dengan hukum formal, karena pada masa sekolah peserta didik adalah anak manusia yang masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Psikologi menyebutkan bahwa manusia itu hidup melalui proses yang relatif sama – antara satu dengan yang lain. Atas dasar itu maka proses pendidikan berjenjang berdasarkan fase-fase pertumbuhan dan perkembangan Pengertian pertumbuhan itu lebih bersifat kuantitatif (ukuran dan jumlah) dan terbatas pada pola perubahan fisik yang dialami seseorang sebagai suatu hasil dari proses pematangan. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologis, demikian juga sebaliknya faktor psikologis dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik, dan akan mengalamai perubahan terus menerus sampai akhir hanyatnya, hal inilah yang disebut dengan perkembangan. Tidak setiap perubahan adalah perkembangan, karena perubahan yang dimakud dengan perkembangan harus memenuhi syarat-syarat, yaitu terpola, teratur, terorganisir dan dapat diprediksi. Perubahan dalam arti perkembangan terjadi bertahap dan dalam jangka waktu relatif lama dan berlangsung seumur hidup. Perkembangan seseorang tidak selalu stabil/ sama dengan perkembangan kawan sekelompoknya. Hal ini sering disebut dengan kestabilan dan ketidakstabilan. Pertumbuhan otak anak paling pesat terjadi pada usia 0-2 tahun, dimana volume otak akan mencapai 80 %. Paham yang paling tua tentang pentahapan perkembangan manusia dari sudut biologi adalah dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filosof Yunani (384-322) yang membagi
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
13
16. 17.
18. 19.
20.
21. 22.
23.
24.
pentahapan perkembangan manusia dalam tiga tahap, yang masing- masing lamanya tujuh, sedangkan ieori Piaget, mengatakan ada empat tingkat perkembangan kognitif, dan Erick Erickson dari Psikososial membagi 8 (delapan) tahap perkembangan psikososial, Karakteristik peserta didik dibagi berjenjang berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan dimaksud, Dalam konsep yang umum sebenarnya tidak ada batas awal dan akhir sesesorang dalam menerima pendidikan, karena pada prinsipnya pendidikan berlangsung seumur hidup. Batas usia pendidikan akan digunakan apabila sudah berkaitan dengan sistem pendidikan formal atau persekolahan. Rentangan anak usia dini sejak usia 0-8 tahun, dengan rincian Infant (0-1 tahun), Toddler (2-3 tahun), Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun), dan Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun). Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Anak yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (SD dan SMP sederajat). Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak. Pendidikan dasar menjadi dasar bagi jenjang pendidikan menengah. Periode pendidikan dasar ini adalah selama 6 tahun. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
D. TUGAS 1. Sebutkan masing-masing lima ciri-ciri anak usia anak-anak; 2. Sebutkan masing-masing lima ciri-ciri anak usia Tanak Kanak_kanak 3 Sebutkan masing-masing lima ciri-ciri anak usia SD. 4. Sebutkan masing-masing lima ciri-ciri anak usia SMP 5. Sebutkan masing-masing lima ciri-ciri anak usia SMA.
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
khas yang dijumpai pada khas yang dijumpai pada khas yang dijumpai pada khas yang dijumpai pada khas yang dijumpai pada
14
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu dan Nur Uhbiyati. (1991). Ilmu Pendidikan. Semarang: Renika Cipta. Dryden dan Jeannete. (2000).Revolusi Cara Belajar. Jakarta: Mizan Media Utama. Hasbullah. (1999). Dasar-Dasar Imu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GRapindo Persada. http://en.wikipedia.org/wiki/Student). Zadam, Saputa http://one.indoskripsi.com http://dikdas.blogspot.com/2008/09/hakekat-manusia.html by zulfikar chaniago, http:// zoel. web.id/2009/ 11/ makalah- peserta- didik Rachmat, Wahab dan M. Solehuddin. 1998/1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
15
DAFTAR ISI
Kegiatan 3
Peserta Didik sebagai Faktor Pendidikan . . . . . . A. PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. URAIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1. Pengertian Peserta Didik . . . . . . . . . . . 2. Karakter Manusia Sebagai Peserta Didik 3. Batas Awal dan Akhir Pendidikan . . . . . C. RANGKUMAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . D. TUGAS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Said Suhil Achmad, Pengantar Pendidikan, Kegiatan 3.
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
1 1 1 1 3 11 12 14 15