FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI FISIK DI KABUPATEN JEMBER Hernu Suyoso1), Agoes Soehardjono2), As’ad Munawir3) 1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember E-mail :
[email protected] Jl. Kalimantan N0. 37 – Kampus tegalboto kotak Pos 159 Jember 68121 2,3) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 121, malang 651
ABSTRAK Pemilik proyek membutuhkan jasa kontraktor sebagai pemegang implementasi fisik yang benar-benar mampu, dalam arti memiliki kecakapan dan sarana untuk melaksanakan proyek tersebut dengan cara yang efisien dan ekonomis tanpa adanya kesulitan yang berarti, melalui sebuah proses pemilihan kontraktor. Proses pemilihan kontraktor adalah serangkaian kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperluan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket lelang, melakukan lelang sampai penandatanganan kontrak untuk menangani implementasi fisik proyek. Panitia pengadaan mempunyai peran yang besar dalam menentukan calon pelaksana pekerjaan (pemborong) yang benar-benar mampu secara administratif, teknis, dan keuangan untuk melaksanakan pekerjaan dengan harga penawaran paling rendah tetapi wajar. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial dari faktor-faktor personalia, penyusunan jadual dan cara pengadaan, penyusunan HPS, penyiapan dokumen pengadaan, evaluasi kualifikasi, evaluasi penawaran, dan sertifikat keahlian terhadap kinerja panitia pengadaan dan 2) Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara acak (random). Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (r) dan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode alpha Cronbach. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Di samping itu juga dilakukan uji asumsi klasik: asumsi multikolinearitas, asumsi heterokedastisitas, dan asumsi autokorelasi; dan uji signifikan hipotesis yang meliputi uji F (simultan) dan uji t (parsial). Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa variabel personalia, penyusunan jadual dan cara pengadaan, penyusunan HPS, penyiapan dokumen pengadaan, evaluasi kualifikasi, evaluasi penawaran, dan sertifikasi keahlian akan berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan baik secara simultan maupun parsial. Di antara variabel-variabel bebas tersebut, variabel personalia merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja panitia pengadaan. Kata Kunci : Faktor Kinerja, Panitia Pengadaan, Kontraktor, Regresi Linier
PENDAHULUAN Jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan Pembangunan Nasional (UUJK, 1999). Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses
yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Di samping itu di dalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan berkaitan. Hubungan kerja unsur unsur pelaksana pembangunan ditunjukkan pada Gambar 1.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
81
Gambar 1.
Hubungan Kerja Unsur-unsur Pelaksana Pembangunan
Sumber: Ervianto, 2005
Pemilik proyek membutuhkan jasa kontraktor sebagai pemegang implementasi fisik yang benar-benar mampu melalui sebuah proses pemilihan kontraktor. Proses pemilihan kontraktor adalah serangkaian kegiatan mulai dari mengidentifikasi keperluan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket lelang, melakukan lelang sampai penandatangan-an kontrak untuk menangani implementasi fisik proyek. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa. Panitia pengadaan wajib dibentuk untuk semua pengadaan dengan nilai di atas Rp. 50 juta, sedangkan untuk pengadaan sampai dengan nilai Rp. 50 juta dapat dilaksanakan oleh panitia atau pejabat pengadaan. Setelah tahap desain diselesaikan oleh perencana maka akan dilanjutkan dengan tahap pengadaan pelaksana konstruksi. Proses ini disebut procurement. Salah satu cara untuk mencari penyedia jasa adalah dengan pelelangan, yakni serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang
setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik (Ervianto, 2005). Panitia pengadaan mempunyai peran yang besar dalam menentukan calon pelaksana pekerjaan (pemborong) yang benar-benar mampu secara administratif, teknis, dan keuangan untuk melaksanakan pekerjaan dengan harga penawaran paling rendah tetapi wajar. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab panitia pengadaan meliputi diantaranya: menyusun jadwal dan cara pengadaan, menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri, menyiapkan dokumen pengadaan, mengumumkan pengadaan barang/jasa, menilai kualifikasi penyedia, melakukan evaluasi penawaran dan mengusulkan calon pemenang. Salah satu penyebab kegagalan dalam pemilihan kontraktor adalah minimnya informasi mengenai kemampuan kontraktor yang dapat dikumpulkan oleh pemilik proyek. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi terhadap kontraktor dibutuhkan pengetahuan mendalam dan pengalaman yang cukup untuk dapat memastikan bahwa kontraktor terpilih mempunyai kemampuan dari segi teknik, pengalaman, keuangan, serta manajemen dan organisasi, untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan persyaratanpersyaratan yang ditentukan oleh pemilik proyek tersebut (Suprapto dan Sri, 2006). Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini. Apabila deviasi kinerja dapat diukur, dapat diperbaiki (Wibowo, 2008). Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
82
Indonesia menunjukkan bahwa panitia lelang belum sepenuhnya memahami dan mematuhi ketentuan yang berlaku. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan secara parsial faktorfaktor personalia, penyusunan jadual dan cara pengadaan, pe-nyusunan HPS, penyiapan dokumen pengadaan, evaluasi kualifikasi, evaluasi penawaran, dan sertifikat keahlian terhadap kinerja panitia pengadaan. 2. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan. METODE PENELITIAN Pekerjaan Konstruksi Fisik
Penyedia Jasa
Pengguna Anggaran
Panitia Pengadaan
Pejabat Pembuat Komitmen
Konsultan Perencana/ Pengawas
Kontraktor
Pemilihan Penyedia Jasa Personalia Faktor-faktor yang Berpengaruh
Penyusunan Jadual dan cara pengadaan Penyusunan HPS Penyiapan Dokumen Pengadaan
Kinerja Panitia
Evaluasi Kualifikasi Evaluasi Penawaran Sertifikat Keahlian
Gambar
2.
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat disampaikan seperti pada Gambar 2.
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember dan sebagai objek penelitian adalah Panitia Pengadaan yang menangani pekerjaan pelaksanaan konstruksi dengan metode pelelangan. Di samping itu juga akan dipakai responden dari para kontraktor yang pernah mengikuti proses pelelangan di Kabupaten Jember. Metode Pengumpulan Data Sumber data penelitian yaitu data primer, bersumber dari responden yaitu personil panitia pengadaan dan kontraktor peserta pelelangan di Kabupaten Jember, dan data sekunder yang bersumber dari panitia pengadaan barang/jasa. Data-data ini berkisar pada profil peserta pelelangan yang berguna bagi deskripsi kondisi peserta pelelangan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode a) Kuisioner; b) Wawancara; dan c) Dokumentasi. Variabel Penelitian Variabel independen diambil berdasarkan tugas panitia pengadaan sesuai ketentuan dan persyaratan yang tercantum di dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 yaitu tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota panitia pengadaan dan keseluruhan kontraktor yang pernah ikut dalam proses pelelangan di Kabupaten Jember. Jumlah populasi terdiri dari personel panitia pengadaan 60 orang dan kontraktor 298 perusahaan. Sugiyono (2009) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara acak (random) dengan rumus: (Bungin, 2006)
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
83
Tabel 1. Variabel Penelitian Variabel Personalia (X1) Penyusunan jadual dan cara pengadaan (X2) Penyusunan HPS (X3) Penyiapan Dokumen Pengadaan (X4)
Evaluasi Kualifikasi (X5)
1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.
Evaluasi Penawaran (X6)
Sertifikat Keahlian (X7) Kinerja Panitia Pengadaan (Y)
n
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 1. 2. 3.
Indikator Integritas moral Disiplin Tanggung jawab Jenis/macam kegiatan Jangka waktu Jenis dan cara pengadaan Komponen biaya Standar biaya dan harga satuan Macam kegiatan pekerjaan Isi dokumen pengadaan Prosedur kualifikasi Syarat kualifikasi Prosedur pemilihan Jenis pemilihan Prosedur evaluasi kualifikasi Syarat-syarat administrasi untuk kualifikasi Syarat-syarat teknis untuk kualifikasi Syarat-syarat keuangan untuk kualifikasi Prosedur penawaran Metode penawaran Prosedur evaluasi penawaran Syarat administrasi Syarat teknis Syarat harga Kegunaan pelatihan Peningkatan kemampuan Kuantitas output Kualitas output Jangka waktu output
N
Nd2 1
Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Nilai presisi (diambil 0,1) Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang Metode Analisis Data Tujuan analisis data antara lain: 1) memecahkan masalah-masalah penelitian; 2) memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian; 3) memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian; dan 4) bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi dan saransaran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya (Hasan, 2008). Teknik statistik inferensial yang digunakan yaitu analisis Regresi Linier
Berganda. Adapun persamaan analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7 X7+e Dimana: Y = Kinerja Panitia Pengadaan a = Konstanta b1-b7 = Koefisien regresi X1 = Faktor Personalia X2 = Faktor Penyusunan Jadual dan Cara Pengadaan X3 = Faktor Penyusunan HPS X4 = Faktor Penyiapan Dokumen Pengadaan X5 = Faktor Evaluasi Kualifikasi X6 = Faktor Evaluasi Penawaran X7 = Faktor Sertifikat Keahlian e = Kesalahan pengganggu Hipotesis Penelitian Diduga faktor-faktor personalia, penyusunan jadual dan cara pengadaan, penyusunan HPS, penyiapan dokumen pengadaan, evaluasi kualifikasi, evaluasi penawaran, dan sertifikat keahlian berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan baik secara simultan maupun parsial. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas 7 variabel dengan distribusi skor masing-masing variabel sebagai berikut: a) Personalia (X1) mean 4,38; b) penyusunan jadual dan cara pengadaan (X2) mean 4,29; c) penyusunan HPS (X3) mean 4,28; d) penyiapan dokumen pengadaan (X4) mean 4,25; e) evaluasi kualifikasi (X5) mean 4,26; f) evaluasi penawaran (X6) mean 4,32; dan sertifikasi keahlian (X7) mean 4,33.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
84
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Dilakukan dengan mengkorelasikan tiap pertanyaan dengan skor total, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dengan taraf kesalahan 5% dan n=30, maka nilai r tabel=0,361 Apabila r hitung > r tabel maka pertanyaan dalam kuisioner tersebut valid.
Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No. Variabel Bebas (X) 1 X1
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Korelasi
r hitung
r tabel
Keterangan
X1.1 X1.2 X1.3 X2.1 X2.2 X2.3 X3.1 X3.2 X3.3 X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X6.1 X6.2 X6.3 X6.4 X6.5 X6.5 X7.1 X7.2 Y1.1 Y1.2 Y1.3
0,929 0,960 0,940 0,884 0,869 0,707 0,815 0,877 0,942 0,685 0,765 0,738 0,778 0,689 0,737 0,927 0,766 0,924 0,855 0,824 0,722 0,933 0,964 0,794 0,853 0,772 0,747 0,899 0,792
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reliabilitas Dilakukan dengan mencari nilai dari hasil perhitungan alpha cronbach, selanjutnya membandingkan nilai tersebut dengan angka kritis reliabilitas pada tabel nilai hasil alpha cronbach. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan ≥0,6 (Arikunto, 2006). Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No 1 2 3 4 5 6 7 8
Variabel X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y
Nilai Alpha Cronbach 0,875 0,835 0,855 0,787 0,827 0,808 0,841 0,829
Kriteria Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Koefisien Regresi 0,435
2
X2
3
X3
4
X4
5
X5
6
X6
Konstanta : 0,062 R Square : 2 0,096 Adjusted R square (R ) : Standart Error : 0,028 Fhitung : 0,087 Ftabel : : 0,098 Sig. F
7
X7
0,131
-0,480 0,967 0,964 0,270 435,144 2,09 0,000
Sehingga didapat persamaan regresi sebagai berikut: Y = -0,480+ 0,435X1+ 0,062X2+ 0,096X3+0,028X4+0,087X5+0,098 X6+0,131X7+e Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Digunakan untuk mengetahui adanya korelasi variabel-variabel bebas di antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Untuk mendeteksi gejala multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF<10 maka dalam model regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Multikolinearitas No 1 2 3 4 5 6 7
Variabel X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
Nilai VIF Multikolinearitas 6,005 10 3,291 10 4,569 10 3,373 10 5,385 10 6,857 10 4,474 10
Keterangan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
b. Uji Heterokedastisitas Dilakukan guna mengetahui apakah dalam model regresi terjadi atau tidak terjadi ketidaksamaan varian variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila nilai signifikan lebih
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
85
besar dari level of significance (α)=5% maka model regresi tersebut tidak terjadi heterokedastisitas. Tabel 6.Rekapitulasi Hasil Uji Heterokedastisitas No
Variabel
1 2 3 4 5 6 7
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
Nilai signifikan 0,512 0,948 0,225 0,597 0,791 0,433 0,581
level of significance (α) 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Analisis Hasil Uji F Uji F (Uji Serentak) digunakan untuk menguji apakah secara bersamasama seluruh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Keterangan Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas
Tabel 8.Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Uji F Variabel Terikat Y
Variabel Bebas X1, X2, X3, X4,
R2
Fhitung
0,967 435,144
Ftabel
Sig. F
2,09
0,000
Keputusan terhadap H1 Diterima
X5, X6, X7
c. Uji Autokorelasi Dilakukan guna mengetahui apakah ada korelasi di antara data pengamatan, di mana suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan DurbinWatson Test. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 7.
Analisis Hasil Uji t Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis thitung dan tsig dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 9. Perbandingan thitung Berdasarkan Analisis Regresi
R Model
1
.983a
R Square
.967
Adjusted R Square
.964
Std. Error of the Estimate .270
Durbin Watson
1.983
Gambar 3. Kurva Durbin Watson
No
Variabel Bebas
thitung
ttabel
Sig
Kesimpulan
1
X1
9,326
1,980
0,000
H1 diterima
2
X2
2,191
1,980
0,036
H1 diterima
3
X3
2,463
1,980
0,015
H1 diterima
4
X4
2,120
1,980
0,040
H1 diterima
5
X5
3,509
1,980
0,001
H1 diterima
6
X6
4,302
1,980
0,000
H1 diterima
7
X7
2,404
1,980
0,018
H1 diterima
Analisis Hasil Koefisien Determinasi Berganda (R2) Digunakan untuk mengetahui besarnya proporsi/sumbangan variasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Dari analisis diperoleh nilai R2 sebesar 0,967, yang berarti bahwa proporsi sumbangan yang diberikan oleh variasi peubah dari variabel-variabel terhadap variasi peubah variabel dependen secara simultan sebesar 96,7%. Sedangkan sisanya sebesar 3,3%
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
86
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti. Analisis Hasil Koefisien Determinasi Parsial (r2) Digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan yang didapat dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Tabel 10. Analisis Koefisien Determinasi Parsial No. 1 2 3 4 5 6 7
Variabel Personalia (X1) Penyusunan Jadual dan Cara Pengadaan (X2) Penyusunan HPS (X3) Penyiapan Dokumen Pengadaan (X4) Evaluasi Kualifikasi (X5) Evaluasi Penawaran (X6) Sertifikasi Keahlian (X7)
Koefisien (r2) 0,673 0,181
Keterangan Kuat Sangat rendah
0,234 0,166 0,324 0,387 0,228
Rendah Sangat rendah Rendah Rendah Rendah
Berdasarkan hasil uji F (secara simultan) diperoleh hasil bahwa variabelvariabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yang ditunjukkan oleh nilai F hitung>F tabel (435,144>2,09). Besarnya pengaruh ditunjukkan oleh koefisien R2 sebesar 0,967. Variabel personalia memiliki koefisien r2 sebesar 0,673. Ini berarti variabel personalia mempunyai pengaruh sebesar 67,3% terhadap kinerja panitia pengadaan. Variabel penyusunan jadual dan cara pengadaan berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pengadaan dengan koefisien r2=0,181. Artinya, pengaruh variabel ini terhadap kinerja panitia pengadaan sebesar 18,1%. Variabel penyusunan HPS berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pengadaan dengan koefisien r2=0,234. Artinya, pengaruh variabel ini terhadap kinerja panitia pengadaan sebesar 23,4%. Variabel penyiapan dokumen pengadaan berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pengadaan dengan koefisien r2=0,166. Artinya, pengaruh
variabel ini terhadap kinerja panitia pengadaan sebesar 16,6%. Variabel evaluasi kualifikasi berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pengadaan dengan koefisien r2=0,324. Artinya, pengaruh variabel ini terhadap kinerja panitia pengadaan sebesar 32,4%. Variabel evaluasi penawaran berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pengadaan dengan koefisien r2=0,387. Artinya, pengaruh variabel ini terhadap kinerja panitia pengadaan sebesar 38,7%. Variabel sertifikasi keahlian berpengaruh positif terhadap kinerja panitia pengadaan dengan koefisien r2=0,228. Artinya, pengaruh variabel ini terhadap kinerja panitia pengadaan sebesar 22,8%. Variabel personalia merupakan variabel paling berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gomes (2001) bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Variabel personalia, penyusunan jadual dan cara pengadaan, penyusunan HPS, penyiapan dokumen pengadaan, evaluasi kualifikasi, evaluasi penawaran, dan sertifikasi keahlian secara simultan berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan sebesar 96,7%;. dan sisanya 3,3% dipengaruh oleh variabel lain diluar model yang diteliti. 2. Secara parsial sumbangan variasi pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah sebagai berikut:
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
87
a) Variabel personalia (X1) sebesar 67,3%. b) Variabel penyusunan jadual dan cara pengadaan (X2) sebesar 18,1%. c) Variabel penyusunan HPS (X3) sebesar 23,4%. d) Variabel penyiapan dokumen pengadaan (X4) sebesar 16,6%. e) Variabel evaluasi kualifikasi (X5) sebesar 32,4%. f) Variabel evaluasi penawaran (X6) sebesar 38,7%. g) Variabel sertifikasi keahlian (X7) sebesar 22,8%. 3. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja panitia pengadaan adalah faktor personalia, dengan pengaruh sebesar 67,3 %. Saran 1. Para pengambil keputusan dalam menyusun personalia panitia pengadaan di instansinya hendaknya benar-benar memperhatikan integritas moral, disiplin dan tanggung jawab orang yang ditempatkan dalam kepanitiaan, disamping kemampuan untuk melaksanakan tugas pengadaan. 2. Penelitian ini baru pada tahapan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja panitia pengadaan, sehingga peneliti berikutnya dapat melanjutkan,
misalnya tentang bagaimana kinerja panitia pengadaan yang ada saat ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pemeriksa Keuangan. 2006. “Hasil Pemeriksaan Atas Pengadaan Barang dan Jasa Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Kantor Pusat Jakarta, Kantor Wilayah/Cabang di Daerah”. http://www. bpk.go.id, 22 Mei 2009. Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Edisi revisi. Yogyakarta: Andi Offset. Gomes, Faustino Cardoso. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Citra Umbara. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suprapto, Heri dan Sri Wulandari. 2006. “Decision Support System (DSS) dalam Prakualifikasi Kontraktor”. Makalah disampaikan dalam International Civil Engineering Conference Towards Sustainable Civil Engineering Practice di Surabaya tanggal 25-26 Agustus. Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.1 – 2014 ISSN 1978 - 5658
88