A. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. Latar Belakang Kegiatan renovasi ini dilakukan dengan dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan ruangan sebagai ruang arsip Pengadilan Pajak yang representatif, serta dalam rangka pemanfaatan aset negara berupa gedung E yang merupakan penggunaan sementara dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Jalan Hayam Wuruk Nomor 7 Jakarta Pusat agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung program kerja dan kegiatan penyelesaian sengketa pajak. 2.
Maksud dan Tujuan a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Pelaksana Pekerjaan Fisik Konstruksi yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas. b. Dengan penugasan ini diharapkan Pelaksana Pekerjaan Fisik Konstruksi dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.
3.
Target dan Sasaran Gedung E selesai direnovasi dan mencapai sasaran yaitu mewujudkan gedung atau bangunan secara fisik-spasial, kualitas-fungsional, kualitaslingkungan dan kualitas visual yang baik dalam rangka menyediakan ruang arsip sekaligus ruang kerja yang berfungsi sebagai Gedung Arsip Pengadilan Pajak yang memenuhi standar sebagai ruang penyimpanan arsip, ruang kerja Bagian APKD serta Masjid.
4.
Sumber dana dan Biaya a. Sumber Dana : DIPA Sekretariat Pengadilan Pajak Tahun Anggaran 2017. b. Total perkiraan biaya pekerjaan fisik Konstruksi renovasi gedung E Sekretariat Pengadilan Pajak tahun anggaran 2017 adalah Rp. 4.462.046.000,00. c. Biaya pekerjaan fisik konstruksi dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual/perjanjian. d. Pembayaran biaya pekerjaan fisik konstruksi adalah berdasarkan prestasi kemajuan pekerjaan.
5.
Lokasi Kegiatan Gedung E Pengadilan Pajak Jalan Hayam Wuruk Nomor 7 Jakarta Pusat.
6.
Dasar Hukum a. Undang-undang No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi b. Undang-Undang Bangunan Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2016 d. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
1
Pelaksanaan Undangundang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung e. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
2
j.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/PRT/M/2015 k. Peraturan dan standar-standar teknis lainnya seperti : PBI,SNI,SKBI dan SKSNI 7.
Akses ke Lokasi Kerja a. Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan dilaksanakan. b. Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka: 1) Penyedia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat pengunaan jalur akses. 2) Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur akses, dan mendapatkan perizinan yang mungkin disyaratkan oleh otoritas terkait untuk penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk. 3) Biaya karena ketidak layakan atau tidak tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh penyedia, harus ditanggung penyedia. 4) PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul akibat penggunaan jalur akse s. c. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul selain penggunaan jalur akses tersebut.
8.
Identifikasi Bahaya dan Tingkat resiko K3 a. Identifikasi bahaya dan tingkat resiko K3 pada pekerjaan yang dapat timbul dalam pelaksanaan harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan pekerjaan Konstruksi b. Evaluasi teknis Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) dilakukan terhadap sasaran dan program K3 untuk pengendalian resiko bahaya K3 c. Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi d. Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan petugas K3 Konstruksi.
9.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) a. Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program K3 pada rapat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
3
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK. b. Program K3 disusun paling sedikit berisi: 1) Kebijakan K3 Proyek; 2) Organisasi K3; 3) Perencanaan K3; 4) Pengendalian dan Program K3; 5) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; 6) Tinjauan Ulang Kinerja K3. c. Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi. 10. Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
4
a. 1 orang Tenaga Project Manager/Site Manager, S1 Teknik Arsitektur/Sipil, berpengalaman 10 tahun, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan-Madya (AS 215), NPWP, Ijazah, KTP, Curiculum Vitae dan Surat Kesanggupan untuk Ditugaskan. b. 1 orang Tenaga Ahli Arsitektur, S1 Teknik Arsitektur, berpengalaman 8 tahun, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya Arsitektur (AA 101), NPWP, Ijazah, KTP, Curiculum Vitae dan Surat Kesanggupan untuk Ditugaskan. c. 1 orang Tenaga Ahli Mekanikal/Elektrikal (ME), S1 Teknik Mesin/Fisika, berpengalaman 8 tahun, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Mekanikal (AM 301), NPWP, Ijazah, KTP, Curiculum Vitae dan Surat Kesanggupan untuk Ditugaskan. d. 1 orang Tenaga Ahli Quality Control (QC), S1 Teknik Arsitektur, berpengalaman 8 tahun, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda Manajement Mutu (AL 604), NPWP, Ijazah, KTP, Curiculum Vitae dan Surat Kesanggupan untuk Ditugaskan. e. 1 orang Tenaga Ahli K3 Konstruksi, S1 Teknik Sipil/Arsitek, berpengalaman 8 tahun, memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda K3 Konstruksi (AL 603), NPWP, Ijazah, KTP, Curiculum Vitae dan Surat Kesanggupan untuk Ditugaskan. f.
1 orang Pelaksana Bangunan Gedung dan Logistik, SMK/SMU, berpengalaman 5 tahun, memiliki Sertifikat Keterampilam (SKT) Pelaksana Bangunan Gedung (TS 051), Ijazah, KTP, Curiculum Vitae dan Surat Kesanggupan untuk Ditugaskan.
g. 1 orang Administrasi Proyek, SMK/SMU, berpengalaman 5 tahun, memiliki Ijazah, KTP, Curiculum Vitae dan Surat Kesanggupan untuk Ditugaskan. 11. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan: a. Scaffolding/perancah: 200 unit; b. Generator minimal 20 KVA: 1 unit; c. Gerinda: 2 unit; d. Ramset: 2 unit e. Mesin Bor: 2 unit f. Alat/mesin potong alumunium: 2 unit; Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
5
g. Alat ukur: 1 set h. Lampu Sorot: 2 unit i. Gerobak dorong/Lori: 5 set Peralatan disertai bukti panjang/jangka pendek
kepemilikan/sewa
jangka
11. Jangka Waktu Pelaksanaan Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan fisik konstruksi diperkirakan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak terbit SPMK atau sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan tanggal serah terima keseluruhan pengadaan. Tanggal penandatanganan kontrak oleh penyedia ditetapkan sebagai tanggal awal perhitungan waktu penyerahan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS (RKS) KETENTUAN UMUM 1. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik Konstruksi Renovasi Gedung E Sekretariat
Pengadilan Pajak di Jalan Hayam Wuruk No. 7 Jakarta Pusat. 2. Pelaksanaan
tersebut akan diberikan kepada Perusahaan/Kontraktor Nasional yang mempunyai kemampuan/pengalaman di Bidang Sipil yang memenangkan pekerjaan pelelangan.
3. Calon penyedia jasa wajib meneliti situasi dan kondisi daerah di sekitar
lokasi pekerjaan Pembangunan Tersebut yaitu, akses jalan yang dilalui, kondisi jalan dan hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan disamping ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis. 4. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan perubahan harga pekerjaan/tuntutan/claim dikemudian hari. 5. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta
penuh dengan tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak. 6.
Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara yang akan dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
7.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturanperaturan pemerintah dan peraturan daerah yang berlaku yang berhubungan dengan pekerjaan ini. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada setiap lokasi tersebut di atas meliputi : 1. Pekerjaan Persiapan - Papan nama proyek - Foto progres dan dokumentasi (0%, 25, 50, 75,100%) - Pembersihan, Pemindahan & Pembuangan Sampah Proyek - Pek. Kantor Direksi Keet Dengan Lantai Plesteran - Pek. Gudang Kerja Dengan Lantai Plesteran - Pengadaan K3 - Pek. Pembuatan Gambar Shop Drawing - Pek. Pembuatan Gambar As Built Drawing 2. Pekerjaan Tanah Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
7
3. 4. 5. 6. 7.
Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Baja Lantai 1 Pekerjaan Baja Lantai 2 Pekerjaan Baja Lantai 3 Pekerjaan Lantai - 1 A. Pekerjaan Bongkaran B. Pekerjaan Pasangan Dan Penutup Dinding C. Pekerjaan Lantai D. Pekerjaan Pintu E. Pekerjaan Plafond (area kerja) F. Pekerjaan Pengecatan G. Pekerjaan Sanitair
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
8
Pekerjaan Lantai - 2 A. Pekerjaan Bongkaran B. Pekerjaan Pasangan Dan Penutup Dinding C. Pekerjaan Lantai (Perbaikan Akibat bongkaran) D. Pekerjaan Pintu E. Pekerjaan Plafon F. Pekerjaan Pengecatan G. Pekerjaan Sanitair 9. Pekerjaan Lantai - 3 A. Pekerjaan Bongkaran B. Pekerjaan Pasangan Dan Penutup Dinding C. Pekerjaan Lantai D. Pekerjaan Pintu E. Pekerjaan Plafon F. Pekerjaan Sanitair 10.Pekerjaan Atap A. Pekerjaan Atap Lt.1 Ruang Kerja B. Pekerjaan Atap Lt.2 (Masjid) C. Pekerjaan Atap Lt.3 11.Pekerjaan Tangga/Jembatan Penghubung Dan Dumbwaiter A. Tangga Belakang Akses Ke Masjid B. Tangga samping dari toilet wanita ke masjid C. Jembatan Penghubung ke Lantai 3 D. Pekerjaan Electric Dumbwaiter 12.Pekerjaan Lain-Lain 13.Pekerjaan Mekanikal Elektrikal A. Pekerjaan Elektrikal Lantai 1 , 2, 3 & Atap 1) Peralatan Telepon Dan Data 2) Peralatan Fire Alarm 3) Peralatan Tata Suara 4) Peralatan CCTV 8.
B. Pekerjaan Mekanikal 1) Instalasi Air Bersih Dan Air Kotor PEKERJAAN PELAKSANAAN Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan : 1. Penyedia jasa harus menyediakan tenaga ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan sesuai dengan kualifikasi yang tertuang di dalam dokumen kontrak. 2. Penyedia jasa harus menyediakan tenaga yang terampil dalam bidang
pekerjaan ini. 3. Alat-alat
pengukur seperti waterpass, penyekat tegak dan alat-
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
9
alat bantu lainnya, diperlukan untuk ketelitian, kerapihan, ketepatan pekerjaan. 4. Bahan yang akan di gunakan harus sudah ada ditempat menjelang
waktu pengerjaan sehingga tidak akan terjadi kelambatan pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan. 5. Pada akhir pekerjaan penyedia jasa harus membuat gambar asbuild
drawing sebanyak 3 set. UKURAN 1. Satuan Ukur Semua ukuran tersebut dalam gambar kerja dinyatakan dalam ukuran matrik, kecuali untuk baut-baut dan sejenisnya dalam inch.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
10
2. Sub-Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran dengan alat-alat penyifat datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-lain peralatan yang diperlukan; - Pengawas Lapangan dan Sub-Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dandituangkan dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol). - Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan dan tetap merujuk pada pergeseran patok awal. - Berdasarkan patok tersebut Sub-Kontraktor menentukan level bangunan dan jarakas bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja. 3. Ukuran Penduga Ukuran penduga ini dinyatakan dengan huruf (P) dibuat oleh Penyedia jasa dibawah pengawasan dan dipelihara selama pelaksanaan. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Papan Nama
Proyek Pekerjaan papan nama proyek dengan ukuran 120 x 240 cm2,dengan bahan kayu kaso uk.5 x 7 cm dan tiang kaso uk.5 x 7 cm, Triplek uk. 4ft x 8ft x 12 mm, Digital Print. Papan nama proyek ini di pasang sesudah SPMK turun. 2. Foto Proyek 5 Phase (0, 25, 50, 75, 100%) Uk. 3R
- Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, penyedia jasa dengan menugaskan kepada tenaga pendukung, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. 3. Pembersihan, Pemindahan & Pembuangan Sampah Proyek
- Meliputi pekerjaan pembongkaran dan pembuangan sampah proyek yang masuk kategori sampah proyek harus dibuang keluar dari lokasi proyek 4. Pekerjaan kantor direksi keet dengan lantai plesteran. 5. Pekerjaan gudang kerja dengan lantai plesteran. 6. Pengadaan K3 7. Pekerjaan Pembuatan Gambar Shop Drawing
- Sebelum mulai Kegiatan Pekerjaan harus dibuat Shop Drawing untuk Acuan Pekerjaan dan diperiksa Team Pengawas. 8. Pekerjaan Pembuatan As Built Drawing
Pada akhir proyek harus dibuat As Built Drawing sesuai lapangan. KETENTUAN TEKNIS DAN
BAHAN URAIAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan a. Penyedia Jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan Sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama-sama dengan penyedia jasa, Perencana, Pengawas teknis dan instansi terkait lainnya.
b.
Beberapa hal yang dibahas dan yang harus disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan adalah : 1) Organisasi kerja. 2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan. 3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan. 4) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil. 5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan. 6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja. 7) Penyusunan program mutu proyek.
2. Penggunaan Program Mutu a. Program mutu harus disusun oleh Penyedia Jasa dan disepakati oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan. b. Program mutu pengadaan jasa paling tidak berisi : 1) Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. 2) Organisasi Proyek kerja penyedia jasa. 3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan. 4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan. 5) Prosedur instruksi kerja. 6) Pelaksana kerja. 3. Pemeriksaan Bersama a. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang bersama-sama dengan penyedia jasa melakukan pemeriksaan bersama. b. Untuk pemeriksaan bersama ini, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat dibentuk panitia peneliti pelaksanaan kontrak. ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN 1. Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan dalam Surat
Perjanjian/Kontrak, Penyedia Jasa harus membuat organisasi pelaksana lapangan, dengan pemberian tugas, fungsi, dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing. 2. Penempatan personil harus profesional dan sesuai dengan keahlian
bidang tugasnya masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi perusahaan Penyedia Jasa yang bersangkutan. 3. Untuk pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa menunjuk penanggung
jawab lapangan (Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan penyedia jasa. 4. Penyedia jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada
wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, di luar pekerjaan yang bersangkutan. 5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli dan wakilnya atau para penanggung
jawab lapangan harus berada di lapangan pekerjaan, kecuali berhalangan/sakit penyedia jasa harus menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan. 6. Jika
ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, maka Pengguna Anggaran atau PPK berhak memerintahkan kepada penyedia jasa supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman
TENAGA KERJA LAPANGAN 1. Penyedia
jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja terampil dan berpengalaman, sesuai keahlian-nya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia
jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
3. Penyedia jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan
tidak mengganggu lingkungan untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara di lokasi pekerjaan/proyek. 4. Penyediaan
tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna jasa dalam bentuk daftar tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja. BAHAN DAN PERALATAN
1. Bahan,
peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia jasa.
Bahan/Material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah : a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, Uraian Spesifikasi Teknis, gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari PPK. d. PPK berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan. 2.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak PPK harus segera disingkirkan dari
lokasi/lapangan proyek, dalam waktu maksimal 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan. 4. Apabila
terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau telah mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, maka penyedia jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila
bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran, maka penyedia jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti minimal yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari PPK.
6. Prosedur
penggantianharus dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.
7. Penggantian
bahan dan peralatan untuk keterlambatan pekerjaan.
tidak
dapat
dengan
ketentuan
dijadikan
alasan
8. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan
proyek, adalah menjadi tanggung jawab penyedia jasa termasuk tempat dan cara penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja di lapangan.
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN Penyedia jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci, yang terdiri dari: a. Time schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot untuk setiap minggunya. 1.
b.
Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva “S”. - Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek yang memiliki tinggi harus dilengkapi dengan network planning.
2. Jangka
dinyatakan
waktu dalam
jadwal pelaksanaan surat perjanjian/kontrak.
sesuai
kompleksitas
dengan
yang
3. Jadwal
pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan realisasinya.
4. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan oleh PPK. 5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama
masa pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruangan rapat proyek. LAPORAN HASIL PEKERJAAN 1. Laporan Harian a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan di lapangan dicatat di dalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian. b.
Buku Harian Lapangan (BHL) berisi : 1. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan. 2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya. 3. Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan. 4. Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan. 5. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan. 6. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
alam
c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan diisi oleh penyedia jasa, dan diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksiinstruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna jasa. d.
Penyedia jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana
proyek, terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan Pengawas Teknis dalam Buku Harian Lapangan (BHL). e. Jika Penyedia jasa tidak dapat menerima/menyetujui pendapat/perintah pengawas harus mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam. f.
Penyedia jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang diperintahkan oleh pengawas teknis maupun PPK.
2. Laporan minggguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan. 3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan. FOTO PROYEK 1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, penyedia jasa dengan menugaskan kepada tenaga pendukung membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. 2. Foto proyek dibuat oleh penyedia jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis, disusun dalam 4 (empat) tahapan dan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut : Tahap I
Bobo t
Pekerjaan persiapan - struktur
Tahap II
0% Bobo t
Pekerjaan struktur - arsitektur
Tahap III
25% Bobot
Tahap IV
50% Bobo t
Pekerjaan ME - Atap Pekerjaan Finishing/Detail/Seluruh Pekerjaan
75% Seles 3. Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan pada saat pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing adalah untuk: a. Satu set untuk PPK. b. Satu set untuk pengelola kegiatan. c. Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis. 4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk Pengawas Teknis atau Pengguna Anggaran. 5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan penempatan dalam album disahkan oleh PPK untuk teknis penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis. 6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3 (tiga) kali. PERBEDAAN
UKURAN 1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka, maka terlebih dahulu penyedia jasa harus mengajukan gambar perubahan(shop drawing) yang di sertai hitunganya.
2. Jika penyedia jasa merasa ragu-ragu tentang ukuran/gambar.terlebih dulu penyedia jasa segera meminta petunjuk dari Pengawas Teknis atau Perencana. SARANA PENUNJANG PROYEK 1.
Kepada penyedia jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti, los kerja bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan. Penyedia jasa juga harus menyediakan perlengkapan ruang kerja PPK dan Pengawas Teknis, dengan jumlah sesuai kebutuhan yang tercantum dalam pekerjaan persiapan yang tertera pada BQ (Bill of Quantity).
2.
Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh penyedia jasa, serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran setelah di terbitkan SPMK.
3.
Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara, pagar pengaman dan perlengkapannya serta pompa kerja, adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4.
Pada prinsipnya penyedia jasa harus menyediakan peralatan kerja pembantu yaitu : air, aliran listrik, pompa air, beton molen, vibrator, alatalat pemadam kebakaran, dll.
5.
Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan dinyatakan dalam peraturan dan Uraian Spesifikasi Teknis maupun dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
6.
Untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan kepada penyedia jasa dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segala kerusakan yang terjadi di atas tanah/halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran/got, tanaman dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan kontraktor pelaksana yang bersangkutan.
7. Setelah penyedia jasa mendapat batas-batas daerah kerja, maka penyedia jasa harus bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya meliputi: a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja maupun tidak disengaja. b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru. c. Kehilangankehilangan. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
11
8. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas penyedia jasa diizinkan untuk mengadakan pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya. 9.
Penyedia jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas-bekas bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis/PPK.
10. Penyedia jasa wajib berkoordinasi dengan owners di dalam melaksanakan dan menyediakan segala sesuatu untuk meminimalisisr resiko di lokasi pekerjaan, akses keluar masuk kendaraan proyek/alat berat, dan di sekitar lokasi pekerjaan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
12
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan peralatan pemasangan bekisting, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan- ketentuan/tambahan dari arsitek dalam uraian spesifikasi teknis pelaksanaannya. 2. Persyaratan Bahan Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : kayu, papan terentang, untuk steger menggunakan dolken, kaso atau scaffoldingLain-lain bahan yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis terlebih dahulu, acuan yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis terentang atau setara, ukuran kayu yang dipergunakan tergantung dari perencanaan struktur dengan tebal multiplek minimum 9 mm. jenis bahan kayu dan multiplek yang di gunakan harus benar – benar mutu yang bagus dan tidak boleh kropos,rusak ataupun cacat/bekas pasangan pekerjaan lain lebih dari 2 kali: a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar. b.
Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
c. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan adukan tidak merembes keluar. d.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar-benar bersih dan tidak ada genangan air dapat digunakan kompressor.
e. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan sejauh mungkin dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Dalam perencanaan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban- beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti tercantum pada “ Recommended Practice For Concrete Formwork “ (ACI.347-68) dan peninjauan terhadap beban angin dll, peraturan harus dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
13
b.
Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaan penyedia jasa harus memberikan gambar-gambar dan perhitungan jika terjadi perubahan gambar perencanaan.acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui oleh Pengawas Teknis. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis, sebelum bekisting dibuat pada bagian itu. d.
Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
14
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Pengawas Teknis. Penyusunan harus sedemikian rupa sehingga pada pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan. f.
Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti potongan- potongan kayu, kawat, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
g.
Acuan harus menghasilkan sebagian konstruksi yang ukuran, kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambargambar konstruksi.
h.
Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran, harus dihindarkan dari kumpulnya air pada sisi bawah.
i.
Cetakkan beton harus dibikin supaya tidak terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus dan tidak bergoyang.
j.
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis baut-baut dan tie rod yang dipergunakan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian rupa sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus berada dalam permukaan beton.
k.
Pada bagian terendah dari bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang di buka untuk inspeksi dan pembersihan.
4. Pekerjaan Pembongkaran a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan peraturan beton Indonesia, dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban- beban pelaksanaannya. b. Cetakan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut: 1. Pada balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari. 2. pada balok,kolom dan plat lantai yang dibebani minimal 21 hari. c. Setiap rencana pembongkaran bekisting harus diajukan dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh Pengawas Teknis. d.
terlebih
Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos.
e. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian beton yang keropos atau cacat, mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka pemborong harus segera memberitahukan kepada Pengawas Teknis meminta persetujuan tertulis. f.
Cara perbaikan pengisian atau pembongkarannya, pemborong tidak diperbolehkan menutupi atau mengisi bagian beton yang keropos tanpa mendapat persetujuan secara tertulis dari Pengawas Teknis.
Semua resiko yang terjadi akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab pemborong. g.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas Teknis mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi yang cacat seperti berikut : 1. Konstruksi yang keropos dapat mengurangi kekuatan konstruksi. 2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar rencana. 3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti yang telah direncanakan.
4. Dan cacat-cacat lainnya yang menurut pendapat Perencana/Pengawas Teknis dapat mengurangi kekuatan konstruksi. 5. Alternatif Acuan / Bekisting Penyedia jasa dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis. Dengan catatan alternaif tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan kelambatan dalam pekerjaan. 1.
PEKERJAAN BETON Syarat-Syarat Umum a) Ketentuan Petunjuk pada persyaratan : 1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2 (selanjut disebut PBI 71) 2. PUBB NI-3, 1970 b) Mutu Beton Beton memakai mutu beton mutu f'c = 14,5 Mpa ( K-150), slump ( 12 ± 2 ) cm, w/c = 0,66 tebal 5/10 cm untuk lantai kerja di bawah pondasi, rabat beton dan mutu Pekerjaan beton mutu f'c = 21,7 Mpa ( K-300 ), slump ( 12 ± 2 ) cm, w/c = 0,56 untuk Pekerjaan Pondasi plat setempat, Pondasi, Sloof, Kolom, Balok dan Plat Beto n. c)
Campuran/adukan beton 1. Macam Adukan. Macam adukan dengan campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 50 kg portland cement dan ukuran nominal agregat kasar/halus menurut tabel sebagai berikut di bawah ini adalah sebagai pedoman. Jenis betonCampuran Agregat halus Agregat kasar Ukuran nominal B1 1:1,5:2,5 0,060 m3 0,100 m3 10 mm B2 1:2:3 0,080 m3 0,120 m3 20 mm B3 1:3:6 0,120 m3 0,240 m3 38 mm Pemborong harus membuat percobaan komposisi campuran (mix design) guna memenuhi karakteristik. 2. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu, dapat dipergunakan concrete admixture. 3. Pengadukan.
Semua jenis pengadukan jenis beton dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya sama. 4. Takaran perbandingan campuran. Semua bahan harus ditakar volume/beratnya. b)
menurut
Pengawasan campuran adukan 1. Komposisi. Semua agregat, semen, air, volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan dalam mutu K225 atau 5 pasir : 1 pc : 3 split adalah adukan minimal. Sebagai pedoman, Penyedia jasa harus tetap mengusahakan mutu dan kekuatan beton. 2. Pengujian (testing). Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.8. termasuk pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan.Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat slump, maka
bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dalam PBI - 1971 2.
BahanBahan a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh "Peraturan BetonBertulang Indonesia" untuk beton kelas I - z 475 atau British Standard No. 121965. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan minimum 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. b.
Agregat (butiran, pasir). Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung bahan- bahanyang berkadar lumpur.
c.
Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d.
Selimut beton. Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran) adalah sebagai berikut : 1. Sloof atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah = 2,5 cm 2. Kolom dan balok beton = 2,5 cm. e. Cetakan (bekisting). 1. Baha n. Bekisting harus dipakai kayu Kayu kelas III (kayu papan Terentang) yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus cukup mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan gaya lain yang diterima tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu Balok kayu kelas II (Borneo). 2. Konstruksi. Cetakan
harus
dibuat
dan
disangga
sedemikian
rupa
sehingga dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukanpenumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. 3. n.
Ukura
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan harus sama. 4. Pelapis cetakan. Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan Minyak pelumas, yang sudah/belum dipakai, tidak boleh digunakan. 12. Lingkup dan macam pekerjaan a. Pekerjaan meliputi tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan.
b. Pekerjaan ini pada Pondasi Plat Setempat, Sloof, Kolom, dan Balok. 13. Syarat-syarat pelaksanaan. a. Lubang dan blok kelos Penyedia jasa harus menentukan tempat dan membuat lobanglobang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-klos, angker dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan jika memang diperintahkan oleh Pemberi Tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. b.
Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1cm, toleransi ini tidak boleh bertambah (cumulative). Ukuran masingmasing bagian harus seksama dalam -0,50 dan +0,50 cm.
c.
Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari pekerjaan, Penyedia jasa harus mendapat persetujuan terlebih dulu dari pengawas teknis.Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka Penyedia jasa dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas perongkosan sendiri.
d.
Pengangkutan adukan. Adukanbeton harus diangkut, dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian- bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2m.
e.
Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor,semua kotoran dan benda-benda harus dibuang dari cetakan.Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
f.
Pengecoran. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika Penyedia jasa mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan.
g.
Pembongkaran cetakan. Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah waktu minimal yang dicantumkan dalam pasal 2 di atas,Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja bebanbeban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Penyedia jasa dan perhatian Pemborong mengenai
pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan.Penyedia jasa harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia jasa lepas dari tanggung jawabnya. h.
Perubahan konstruksi beton Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut : 1. Konstruksi beton yang sangat keropos. 2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar. 3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan. 4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
i.
Campuran dan pengambilan contoh (Example). 1. Untuk mencapai mutu beton sesuai dengan PBI 1971, Penyedia jasa harus melakukan percobaan-percobaan membuat mix design campuran-campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran : 15 x 15 x 15 cm pada umur 28 hari, harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal yang direferensikan PBI 1971, bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat sejumlah maksimal 20 buah dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Referensi pasal 4.6. PBI 1971. 2. Pada setiap akan di lakukan pengecoran terlebih dahulu harus diambil contoh uji (example) minimal 3 tiga buah kubus percobaan. Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan di Lembaga-Lembaga Penelitian Bahan Bangunan resmi yang disetujui oleh Pengawas teknis. Analisa kekuatan berdasarkan pada rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI - 1971, pasal 4.7. ayat 1 s/d 5.
j. Tanggung Jawab Penyedia Jasa Penyedia jasa bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan di atas, sesuai dengan gambar konstruksi yang diberikan. Hadir atau tidaknya Pengawas Teknis selaku wakil Perencana, yang sejauh mungkin tidak melihat / mengawas / menegur, maka Penyedia jasa tetap bertanggung jawab penuh terhadap hasil kualitas pekerjaan. PEKERJAAN PONDASI STRAUSS PILE Strauss pile adalah pekerjaan pondasi dengan cara tanah di bor secara manual ( penggerak mata bor nya adalah tenaga manusia) hingga kedalaman tertentu lalu dimasukkan besi tulangan yang telah diinstall kemudian dituangkan adukan cor hingga penuh. Pondasi strauss pile termasuk kategori pondasi dalam yang masih sejenis dengan pondasi bor pile namun kapasitas diameter dan kedalaman pengeboran terbatas karena tenaga penggerak mata bor nya adalah tenaga manual. Alat bor pile manual sederhana dan ringkas serta tidak bising dalam pelaksanaannya sehingga metode ini banyak di gunakan untuk pekerjaan pondasi rumah / bangunan 2 lantai / 3 lantai, ruko, gudang, pagar dan lainnya. Kekurangan alat ini adalah terbatasnya pilihan diameter yakni jasa strauss pile yang dikerjakan mulai dari 20cm, 25cm, 30cm dan kedalaman pengeboran kurang lebih 6 meter, hal ini dikarenakan tenaga penggeraknya hanya tenaga manual. Berikut ini penjelasan sederhana tentang metode strauss pile : 1.
Persiapan kerja
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
17
METODE KERJA STRAUS PILE Persiapan pekerjaan pondasi bor pile manual sangat sederhana, hanya memerlukan waktu beberapa menit saja untuk men-setting alat berupa mata bor, pipa, setang dan alat pendukung lainnya. strauss pile Alat bor pile manual Pengeboran Tanah di bor dengan besar diameter sesuai perencanaan pondasi tiang strauss (25 cm - 30 cm), mata bor di putar dan di beri beban tekanan sampai dirasa sudah di penuhi tanah lalu diangkat dan di buang tanahnya, kegiatan tersebut dilakukan terus menerus hingga kedalaman pondasi yang diinginkan / sampai tanah keras (-+6 meter). Pengeboran tanah di kerjakan 2 orang untuk 1alat (kadang ada juga yang dikerjakan 3 orang s/d 4 orang). 2.
Pembesian
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
18
Pekerjaan pembesian dengan pembuatan besi spiral (umumnya besi 8mm polos jarak sekang 15cm-20cm) dan pemotongan besi pokok untuk jari jari (umumnya besi 13 ulir isi 5 batang), dilanjutkan dengan perangkaian keduanya hingga menjadi kerangka tulangan. besi strauss pile Pengecoran Pengecoran adalah tahap terakhir dalam pekerjaan pondasi strauss pile, yang jadi perhatian apabila lobang bor dipenuhi air (biasanya daerah bekas rawa) maka pengecoran harus menggunakan pipa paralon (sebagai pipa tremie) sebagai pengantar cor supaya tidak bercampur dengan air lumpur dan hasil beton yang lebih baik, tetapi apabila tanah kering adukan cor bisa langsung di tuangkan. Pengecoran dengan pipa paralon Pondasi strauss pile Tiang strauss Biaya pondasi strauss pile Harga / biaya pondasi strauss pile dihitung dengan satuan per meter kedalaman (M1), cara menghitungnya adalah jumlah titik yang dikerjakan dikali dengan kedalaman dan harga satuannya. Sebagai contoh misalnya dalam sebuah proyek dikerjakan pondasi strauss pile sebanyak 20 titik dengan kedalaman 6 meter, maka dapat dihitung jumlah volumenya adalah 20 x 6 = 120 meter dari volume tersebut tinggal di kalikan dengan harga satuan permeternya.Pondasi strauss pile sering kali digunakan untuk pondasi rumah bertingkat 2 lantai, 3 lantai dan 4 lantai sebagai alternatif apabila lokasi tidak bisa menggunakan pondasi tiang pancang / bor pile mesin, cara membuat pondasi rumah yang cepat, murah dan pondasi kuat menjadikan strauss pile banyak diminati. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 1. Material Seluruh material baja yang digunakan adalah baja dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm² (ASTM-36 atau baja BJ-37). Khusus untuk bolt structural digunakan baja muto tinggi (STM-325) dan untuk bagian lainnya digunakan bolt biasa (ASTM-307). a. Material baja hrus bersih dari karat dan kotoran lainnya. b. Las yang digunakan adalah electrode yang sesuai dengan ASTM-5.1. 2.
Pekerjaan persiapan a. Material baja yang ke lokasi harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kontak langsung antara baja dan tanah. b. Sebelum dipasang material baja yang mengalami deformasi harus dibetulkan terlebih dahulu dengan cara yang tidak merusak bahan. Bila perbaikan dilakukan dengan pemanasan, temperature tidak boleh lebih 650°.
3.
Pemotongan, tekuk dan pelubangan a. Pemotongan material baja dilakukan dengan cara mekanik yaitu gergaji, grinding, atau pemotongan otomatis dengan gas. Deformasi dan kerusakan akibat pemotongan harus dibetulkan dan dihaluskan. b.
Pekerjaan tekuk untuk material baja dilakukan dengan pemanasan
dibawah 650° C. c.
Pekerjaan pelubangan untuk bolt dilakukan
dengan bor atau dengan pons. Kotoran disekitar lubang bolt harus dibersihkan. Letak lubang bolt harus akurat dan berhubungan satu dengan lain pada titik pertemuan batang. Toleransi ketelitian lubang bolt diijinkan sampai 1mm. 4. Bolt, Mur dan Ring a. Sebelum Pelaksanaan, bidang kontak pada sambungan harus bersih dari karat, debu, minyak, pernis atau lapisan lain. b. Bila permukaan kepala bolt atau mur membentuk kemiringan dengan baja antara 1/20 atau lebih diputar dengan persetujuan pemberi kerja/pengawas lapangan. c. Pengencangan dilakukan dengan memutar mur. Hanya jika tidak bias dihindarii kepala bolt boleh diputar dengan persetujuan pemberi kerja/pengawas lapangan.
d.
Bolt pada sambungan yang dikombinasikan dengan dikencangkan terlebih dahulu sebelum pengelasan dilakukan.
las
5. Pengelasan a. Pengelasan hanya boleh dilakukan oleh tukang las yang berpengalaman yang memiliki sertifikat pengelasan. b. Pengelasan tidak boleh dilakukan bila kondisi cuaca hujan, berangin kencang dan permukaan kotor. c. Ukuran dan panjang las tidak boleh kurang atau lebih dari yang ditentukan dalam gambar tanpa persetujuan pemberi kerja/pengawasangan. d. Base metal dengan tebal kurang dari 3mm tidak boleh digunakan untuk pengelasan yang bersifat structural. e. Permukaan yang akan dilas harus rata dan bebas dari kotoran, material lepas dan lain-lain. f. Semua bahan las (filler metal) yang telah diambil dari tempat aslinya harus dilindungi dan disimpan dengan baik sehingga sifat-sifat yang berhubungan dengan pengelasan tidak berubah. Elektroda dalam keadaan basah dan tidak dibenarkan untuk digunakan. Elektrode type low hydrogen harus dikeringkan terlebih dahulu menurut petunjuk dari pabrik sebelum digunakan. g. Bagian las yang cacat harus dihilangkan tanpa merusak base metal. Penambahan las untuk mengganti yang dibuang harus dilakukan dengan menggunakan elektroda dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan elektroda yang digunakan untuk pengelasan utama dan tidak boleh berdiameter lebih dari 4mm. Cacat base metal atau las lemah harus dibetulkan dengan membuang dan mengganti seluruh las atau dengan petunjuk sebagai berikut: Overlap atau cembung yang berlebihan yaitu dengan membuang weld metal yang berlebihan. Las terlalu cekung, under seize atau under cutting yaitu dengan menambah las. Las keropos, kemasukan kotoran, pencampuran base dan weld metal yang tak sempurna yaitu dengan membuang dan melakukan las ulang. Retak las atau base metal yaitu dengan membuang retak dan perkuat dengan metal 50mm pada ujung-ujung retak dan lakukan pengelasan ulang.
1. an
Bah
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING BATA
a. Pekerjaan urugan tanah padat tb. 5 cm. b. Pasir Dasar untuk lantai (termasuk juga lantai kerja beton) harus terdiri dari pasir urug dengan ketebalan 5 cm cm dan ketebalan 5 cm di bawah pondasi dan lantai beton dengan ketebalan 5 cm ad.1 pc : 3 psr : 5 split dengan mutu beton K150. c. Pekerjaan pasangan penutup lantai ini meliputi area Lantai Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
19
Pasangan Lantai Homogenous Tile Granito 60X60 cm ( Un Polish ) Pasangan Dinding Keramik 60x30 pola Mozaik ex roman (Toilet) Pasangan Keramik KM/WC Unpolished ex. Roman 30X30 cm. d. Pek. Waterproofing Coating + Fiber Mesh Lantai Toilet dan Dak Beton. 2.
Macam dan lingkup pekerjaan Pekerjaan lantai dan dinding meliputi pemasangan lantai keramik, pasangan dinding keramik dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Pengawas teknis terlebih dahulu.
3.
Cara pelaksanaan Lantai keramik, dinding Keramik dan border/plin keramik. 1. Pasangan lantai, dinding keramik, dan border/plin keramik dipasang diatas pasangan semen M1 (floor). Bilapemasangan keramik dilakukan diatas dinding, sampai diperoleh
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
20
dinding yang lurus dan vertikal. 2.
Pemasangan keramik dan border keramik harus dengan adukan M1 setebal minimum 1,5 cm,dalam pemasangan bagian bawah dari keramik harus terisi padat dengan semen portland supaya tidak keropos.
3.
Untuk pola pemasanganya harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada gambar rencana. jika terjadi perubahan pola sebaikya penyedia jasa terlebih dahulu mengajukan shopdrawing/gambar perubahan kepada pengawas teknis, ppk, dan perencana.
4.
Jarak antara keramik (naat) 2 mm atau bila ditentukan lain pada gambar. Untuk mengisi naat keramik digunakan pasta semen (semen campur dengan air sampai diperoleh bahan plastis). Untuk keperluan khusus dapat dipergunakan bahan kimia tertentu sebagai isian naat, misalnya agar naat tahan asam, tahan air dan sebagainya.
5.
Pengisian/pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang, sewaktu mengecor naat, border keramik sudah benarbenar melekat dengan kuat pada dinding/lantai, celah-celah antara keramik yang satu dengan yang lain harus bersih dari debu dan kotoran.
6. Kotoran semen dan lainnya yang menempel pada permukaan keramik, atau border keramik khusus pada waktu pengecoran naat harus dibersihkan sebelum menjadi keras/ kering. 7.
Bila pada keseluruhannya pemasangan keramik telah selesai, maka dinding / lantai tersebut harus dilap / disapu sampai bersih, kemudian dilakukan penelitian, apakah seluruh keramik tersebut telah terpasang dengan rapih dan baik (tidak miring, tidak lepas dan lain-lain).
8.
Bila pekerjaan pemasangan rapih dan teliti, begitu selesai saat pemasangan tidak perlu lagi dibersihkan, tetapi bila masih diperlukan keramik dapat dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran. (misalnya : air dicampur dengan 15 % cuka). Bila sangat terpaksa, untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja (untuk menyikatnya) atau bahan pembersih spesial disesuaikan dengan jenis kotorannya.
9.
Pasangan keramik diberi kemiringan/level untuk daerah service ( kamar mandi ) dan ram tangga yang telah di sesuaikan pada gambar rencana.
1. Bahan a.
b.
PEKERJAAN DINDING, PLESTER& ACIAN Semen Portland / PC Semen untuk pekerjaan batu bata merah dan bata merah, plesteran, acian sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton. Pasir Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Dan Pasir harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3. c.
Air Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan beton (yang tertera pada pasal sebelumnya).
d.
Batu bata Batu bata yang dipakai adalah batu bata uk. 5 x 11 x 22 cm tebal 1/2 bata ad. 1 pc : 5 ppdengan batu bata standard mutu setaraf ex. Jatiwangi. Bata merah tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI – 10 dan PUBB 1970 (NI-3).
2.
Macam Pekerjaan A. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macammacam ukuran perbandingan campuran tersebut di bawah ini:
Macam M1
Perbandinga 1 Pc : 3 Ps
M3
1 Pc : 5 Ps
gedung ini. B.
Pengguna 1. Untuk pasangan keramik lantai,dinding,batu pasangan border templek dan keramik. 1. Untuk adukan pasangan pondasi batu belah,pasangan dinding batu bata tebal ½ bata. 2. Untuk adukan plesteran dinding bata merah pada gedung dan seluruh pekerjaan yang mencakup pada
Pasangan batu bata merah/Hebel Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk. Tempat adukantidak boleh langsung di atas tanah tapi harus pakai alas (kayu dan lain-lain).
C. Plesteran dinding dan skonengan / plester sudut Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air.Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran dengan tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis / acian. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk. Pengadukan harus di atas alas dari papan dan lain-lain. Dinding yang akan dicat tembok harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semen skonengan harus digunakan campuran M3, rata, siku dan tajam pada sudutnya. a.
b.
Mengorek sambungan Semua sambungan harus dikorek paling sedikit penyelesaian dinding dapat melekat dengan baik.
0,5
cm
agar
Perlindungan Pada waktu hujan dinding yang tidak terlindung harus diberi perlindungan dengan menutupi bagian atas temboknya supaya pasangan yang belum kering tidak rusak bila terkena air. PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA
1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan kusen pintu, jendela, bouvenlight lengkap seperti tercantum dalam gambar kerja. Pekerjaan ini meliputi seluruh area lantai 1, 2 dan 3.
2.
Persyaratan Bahan a. Kusen : Rangka Kusen Kayu Kusen kayu kamper oven 5x10 warna sesuai permintaan Owner. b. Aksesoris Pintu dan Jendela : Floor Hinges Dekkson FH 84 SSS, Engsel pintu Dekkson 4x3x2 MM 2BB SSS, Handle Pintu Lever Handle, Plat Stainless stell lubang ( 1,22 x 2,44 tb. 3 mm ). Kusen alluminium yang digunakan : a. Bahan : Dari alluminimum powder coating b. Bentuk profil : Sesuai dengan shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas c. Warna profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
d. Warna profil : 4 inc (10,2 cmx 4,4cm (sesuai yang ditunjuk dalam gambar) e. Tebal profil : 1,2 mm f. Nilai deformasi : yang diijinkan maksimal 2 mm - Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam gambar detail termasuk bentuk dan ukurannya. - Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum 100 kg/m2, ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hari dan terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai dengan hasil test. - Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang dipersyaratkan. - Accesoris yang dipakai adalah sekrup dari stainiessteel galvanized tertanam, weather strp dari Vinyl, penggantung yang dihubungkan dengan alluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkurangkur untuk rangka / kusen alluminium terbuat dari steel plate tebal 2 3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser. - Bahan finishing treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plaster dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatmerit dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish. c. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas. 3.
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan aluminium profil beserta kaca harus dilaksanakan oleh ahlinya.
kusen
Penyedia jasa harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Konsultan Pengawas seandainya permukaan - permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan - pembetulan.
Penyedia jasa harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawing, harus dikoreksi / diselesaikan bersama dengan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan kepastian.
Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratan, kesikuan kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan secara maximal dengan mesin potong, mesin, punc, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
22
Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel tengah tengah dengan hati - hati sampai kerenggangan ( fabricato ) yang sama.
Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan sehingga tidak menggangu pekerjaan perekatan.
Kaca di identifisir dengan tanda - tanda peringatan dengan tape atau cara lain yang tidak membekas pada kacasetelah dibersihkan.
Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh - pengaruh pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles atau percikan las.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
23
4.
Pemasangan kaca sebaiknya dari untuk memudahkan penggantian.
arah
dalam
bangunan,
Prosedur Umum Sebelum pelaksanaan dimulai, penyedia jasa wajib meneliti gambar kerja, melakukan pengukuran lapangan, dan memperhatikan persyaratan pelaksanaan pekerjaan alumunium.
Type pintu yang terpasang harus sesuai degan daftar tipe yg tertera dalam gambar kerja dengan memperhatikan ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
Rangka daun harus dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, atau goresan pada permukaan yang tampak, baik selama fabrikasi maupun pemasangan.Apabila ditemui kerusakan, cacat, atau salah pemasangan karena penyedia jasa kurang cermat dan teliti, penyedia jasa harus mengganti atas biaya sendiri tanpa dianggap sebagai pekerjaan tambah. PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM, & PENGGANTUNG RANGKA HOLLOW
1. Batasan dan Lingkup Pekerjaan Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Plafond ini meliputi : Pasangan rangka plafond hollow 40/40 mm Pasangan rangka plafond hollow 20/40 mm Pasangan plafond gypsum t = 9 mm Pekerjaan Plafond Kalsiboard ling 6 Pekerjaan Cat Plafond ex. Mowilex, Jotun Cornice Gypsum 2. Material/Bahan a. Material Untuk Langitlangit Material/ bahan yang dimaksud untuk pekerjaan langit-langit adalah dari bahan Gypsum 9 mm dan plafond grc 6 mm seperti yang tertera dalam Gambar Rencana. Bahan yang digunakan harus yang berkualitas baik,mempunyai suatu bidang datar yang halus, seragam ukurannya, sisi tepinya lurus dan tidak cacat, tidak melengkung dan cukup keras. Rangka Plafond memakai Besi Hollow ukuran 4 x 4 cm dan 2 x 4 cm. penyedia jasa harus menunjukan contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas. b.
List Profil
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
24
Gypsum Material/ bahan yang dimaksud untuk List Profil Gypsum adalah dari Profil Gypsum 10 cm seperti yang tertera dalam Gambar Rencana. 3. Pelaksanaan Penyedia jasa harus membuat Shop Drawing untuk persetujuan perencanaan yang dibuat berdasarkan Gambar Rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail hubungan- hubungan dan sambungan-sambungan, pengangkeran konsruksi dan pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya.Pekerjaan Langit-langit : a. Pekerjaan Rangka langit-langit Rangka untuk plafond semua digunakan rangka dari bahan besi hollow 4/4 cm dan 2/4 cm, digantung dengan root ke rangka atap/dak beton (sesuai kondisi lapangan). Dimensi untuk rangka utama sesuai dengan spesiikasi bahan dari pabrikan dengan pola bermodul Sesuai dengan Gambar Rencana dan petunjuk Pengawas. Rangka plafond yang menempel pada dinding harus memakai alur/sponimg agar sebelum dilakukan pemasangan terlebih dahulu supaya dibuat sponing dengan ukuran sesuai dengan Gambar Rencana atau petunjuk Pengawas. Setelah rangka tepi plafond/ rangka yang menempel pada dinding atau rangka
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
25
utama sudah terpasang seluruhnya, tentunya kedudukan dan elevasi disesuaikan dengan Gambar Rencana dan disetujui Pengawas, selanjutnya dilakukan pembagian untuk pemasangan rangka pembagi dengan modul as ke as 60 cm (sesuai dengan Gambar Rencana). b. Penyelesaian Langit-langit dengan Gypsum Pemasangan plafond Gypsum hanya dapat dilakukan bilamana rangka plafond telah selesai dan sesuai dengan Gambar Rencana serta telah disetujui Pengawas. Lembaran Gypsum dan dipergunakan untuk plafond adalah dengan ukuran tebal 9 mm dan 4 mm atau disesuakan dengan Gambar Rencana dan petunjuk Pengawas. Pemotongan Gypsum harus dilakukan dengan gergaji halus atau alat lainnya yang disetujui Pengawas serta diampelas yang terlalu kasar pada bekas pemotongannya sehingga halus dan rata. Pemasangan plafond Gypsum dapat dilakukan dengan cara dibaut dan disetujui Pengawas. Setelah pemasangan plafond keseluruhannya sesuai dan diterima/ disetujui Pengawas, yang selanjutnya dilakukan pekerjaan finishing dengan material yang telah ditentukan. c. Penyelesaian Langit-langit dengan Kalsiboard Ling 6mm adalah papan untuk aplikasi ruangan dalam dan plafon luar dengan ketebalan 6 mm. Kalsiboard ling 6 diaplikasikan dengan menyekerupkan ke sistem rangka atau menggunakan sistem "T-Grid". Untuk aplikasi ruangan dalam, sambungan antara papan harus diaplikasikan dengan dan untuk menghasilkan sambungan tertutup. Untuk aplikasi plafon luar, sambungan antara papan diaplikasikan dengan sistem sambungan terbuka atau diisi dengan sealant khusus yang tahan terhadap cuaca dan pergerakan (tahan terhadap sinar UV, dan memungkinkan dapat di cat). ukuran standar : Panjang 2440 mm. Lebar 1220 mm, Tebal 6mm Berat 26 Kg/lbr PEKERJAAN PENGECATAN 1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pengecatan ini mencakup pekerjaan seluruh gedung lantai 1 sebagai berikut: - Pengecatan dinding dalam & luar gedung dengan cat setara ICI (1 lapis plamir, 1 lapis cat dasar, 3 cat penutup). 2.
Persyaratan Bahan a. Cat Permukaan (Dinding, Plafond Triplex, dan 1) Interior ~ produk : Mowilex, Jotun Menyesuaikan ~ warna : ditentukan kemudian 2) Eksterior ~ Produk : Mowilex, Jotun Menyesuaikan ~ warna : ditentukan kemudian b. Pekerjaan Cat Dinding dan Plafond • Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran, atau Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
24
noda laindalam kondisi kering. • Langkah kerja cat emulsi adalah ~ lapisan pertama : ± ±± ± 50% air ~ lapisan kedua : ± ±± ± 25% air ~ lapisan ketiga : ± ±± ± 25% air. 3.
Syarat-syarat pelaksanaan a. Tebal minimum tiap lapisan jadi sama dengan spesifikasi pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda sapuan, roller, atau semprotan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
24
b. Apabila cat yang dipakai mengandung bahan dasar beracun, penyedia jasa harus menyediakan peralatan pelindung seperti masker, sarung tangan, dan lainnya yang harus dipakai pada pelaksanaan pekerjaan ini. c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan angin berdebu bertiup. Di dalam keadaan tertentu, misalnya ruangan tertutup, penyedia jasa harus menyediakan kipas angin untuk memperlancar pergantian aliran udara. d.
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, vacuum cleaner, semprotan, dan lainnya harus tersedia dengan kualitas/mutu terbaik dan jumlah yang cukup.
e. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya dilakukan bila disetujui konsultan pengawas. f.
Pengecatan cat dasar untuk komponen bahan material logam harus dilakukan sebelum komponen tersebut dipasang.
g. Penyedia jasa harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh konsultan pengawas. Biaya ditanggung penyedia jasa tanpa diklaim sebagai pekerjaan tambah. PEKERJAAN KACA 1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini meliputi pemasangan kaca clear tb. 5 mm dan 8 mm sesuai dengan gambar kerja pada jendela bagian yang meliputi seluruh pekerjaan pada seluruh gedung ini. 2. Persyaratan Bahan 1) Semua kaca yang dipakai dari produk standar dengan memenuhi SII, 2) Kaca polos lembaran (clear glass float); tebal 5 mm dan 8 mm untuk jendela, dan Bouvenlight 3) Semua kaca harus bebas dari noda dan cat, bebas sulfida atau bercak-bercak lain. 4) Semua kaca yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas teknis terlebih dahulu sebelum di lakukan pekerjaan. 3. Persyaratan Umum Data teknis dan contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada pengawas lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai untuk dapat diuji kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan. 4. Persyaratan Pelaksanaan 1. Kaca yang akan dipasang harus merupakan kaca bening dari jenis “Asahimas” yang mempunyai permukaan rata dan tidak bergelombang dengan ketebalan 5mm. semua kaca harus disimpan pada tempat yang bersih dan tidak lembab. 25 Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
2. Penyelenggaraan Pekerjaan 3. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan kaca, pelaksana harus memeriksa semua sponingan pada kaca yang akan dipasang, untuk meyakinkan kelurusannya, kesikuannya, dan kerataannya. Sponingan juga hurus bebas dari tonjlan yang dapat mengganggu pemasangan. 4. Semua ukuran kaca harus diambil dari ukuran yang terdapat dilapangan, pada mana kaca akan dipasang. Pelaksana bertanggung jawab ketepatan kaca yang dipasang. 5. Ukuran kaca harus sedemikian rupa sehingga terdapat celah yang cukup untuk memungkinkan kaca bergerak tanpa refraksi dari sponing yang ada. 6. Kaca yang dipasang tidak boleh bergetar 7. Umum a. Ukuran-ukuran kaca yang tertera dalam gambar kerja adalah ukuran yang mendekati sepenuhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur di tempat oleh Penyedia jasa berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari pengawas lapangan bila dikehendaki lain.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
26
b.
Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan kaca, dan kualitas kaca. Merek-merek tersebut boleh dilepas setelah mendapat persetujuan pengawas lapangan. c. Semua bahan harus dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli di bidangnya 8. Pemasangan kaca Sebelum kaca dipasang, daun-daun jendela dan bagian lain yang akan diberi kaca harus dalam keadaan dapat bergerak dengan baik. Kaca dan tempat kaca harus dibersihkan dari debu, bahan kimia, dan kotoran sebelum kaca dipasang. 9. Penggantian dan pembersihan Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus dalam keadaan bersih, tidak ada lagi merek-merek perusahaan, dan kotoran-kotoran dalam bentuk apa pun. Semua kaca yang retak, pecah, atau kurang baik harus diganti oleh penyedia jasa tanpa tambahan biaya. 5. Persiapan 1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela aluminium. a. Approval material yang akan digunakan. b. Persiapan lahan kerja. c. Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll. d. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll. e. Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium. 2. Pengukuran Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akandipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum. 3. Fabrikasi kusen alumunium Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan. Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis. Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan. 4. Pemasangan kusen alumunium dan frame Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher S8. Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama. Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone sealant.
Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen. Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya. Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Kusen dan Jendela Alumunium. 5. Proteksi Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.
PEKERJAAN DUMBWAITERS 1.
Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pemasangan dumbwaiter meliputi : 1) Pengadaan rumah dumbwaiter yang terdiri dari
Pembuatan/pasang Pondasi, kolom dan balok struktur pendukung rumah dumbwaiter. Pemasangan dinding bata penutup rumah dumbwaiter Pemasangan struktur baja dudukan plate, angle bracket, guide-rail brackets Metal Fabrications untuk pit ladder dan aksesoris lain termasuk hoistway Penyediaan Elektrikal
Denah Rumah Dumbwaiter Dumbwaiter Ukuran . Shaft 1300x1600
Potongan Rumah
2) Pengadaan Mesin Dumbwaiter dengan spesifikasi : Load 300kg Sistim operasi Send and call Jumlah lantai 1,3 Electric suplay 380 volt/3phase/50Hz Kecepatan 24 mpm PIT 750 mm - 800 mm Drive system Traction machine Pintu Dumb waiter Manual Bi-Parting Finishing Hairline stainless steel Indikator floor include in HOP Ruang mesin Diatas Hoistway Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
27
Ukuran Shaft Ukuran Car Opening car door Plafond, lantai & Panel control
1600mm x 1300mm 1000 x 1000 x1200 1000x1200 Hairline stainless steel Full collective relay
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
28
2.
Material dan komponen dumbwaiter Material dan komponen Dumbwaiter yang terdiri dari :
a.
Sistem dan spesifikasi mesin:
b.
c.
Tipe Driving Machine : Traction. Self-Supporting Structure : Unit rangka baja yang berdiri sendiri berfungsi sebagai rangka pendukung hoistway . Brackets : Peralatan tambahan/pelengkap untuk ikatan ke guide railing bracket atau komponen dumbwaiter yang lain, ke kerangka struktur baja rumah dumbwaiter Lokasi mesin : didalam shaft diatas hoistway.
Sistim kontrol :
Sistim otomatis, call and send microprosesor control system yang merespon saat penekanan tombol di setiap lantai .
Konstruksi Car (Car Construction).
Bentuk, perkuatan sambungan baja dengan sambungan las Penerangan : standard recessed incandescent light fixture Sistim bukaan Pintu Dumbwaiter : Vertical-biparting counterbalanced doors Car Doors : Menggunakan daya listrik, terkoneksi langsung dengan pengoperasian hoistway door disetiap lantai , finish material stainless steel hairline
d. Peralatan sinyal (Signal Equipment ) :
Peralatan sinyal (standar pabrik) layanan disetiap lantai, antara lain : tombol panggil dan kirim (Call and send button), Tombol stop( emergency stop button), komunikasi tiap lantai (floor to floor intercom), penerangan pada tanda lampu penunjuk “Car-in-use” yang berkedip saat Car tiba di lantai yg dituju sampai pintu terbuka. Bell (buzzer) Tanda panah (directional arrow) Petunjuk lantai digital ( digital elektronik position
3.
Jaminan Kualitas (Quality Assurance) dan Layanan pemeliharaan. 1) Pihak Penyedia jasa berkewajiban dan bertanggung jawab terkait pengujian dan pemeriksaan semua komponen dumbwaiter, memastikan semua standar sesuai standar pabrikan. Door and frame assemblies memenuhi standar NFPA 80 atau sudah terdaftar dan berlabel sesuai hasil tes dan pemeriksaan oleh instansi yang berwenang/ pemerintah dalam pengujian terhadap tingkat proteksi kebakaran/ ketahanan terhadap api
Komponen Electrikal, perangkat dan aksessoris : memenuhi standar NFPA 70, Article 100, atau sesuai hasil tes dan pemeriksaan oleh instansi yang berwenang/ pemerintah terkait dengan penggunaaan yang dimaksud.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
29
2) Pihak Penyedia jasa berkewajiban Menyediakan satu tahun penuh layanan pemeliharaan dumbwaiter yang dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam instalasi dumbwaiter. Termasuk didalamnya pengechekan secara berkala (bulanan), perbaikan dan penggantian komponen yang cacat, aus, pelumasan, pembersihan, dan penyetelan kembali jika terjadi ke tidak sesuaian dengan kecepatan dan capacity sesuai standar yang dipersyaratkan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
30
4.
Pelaksanaan. 1) Instalasi Proses Instalasi sesuai Petunjuk/instruksi dari pihak Pabrik Dumbwaiter. Penyelarasan posisi pintu hoistway dengan pergerakan dumbwaiter, posisi Car dan jarak minimum yang diijinkan antara pintu hoistway, kosen dan rangka pintu di setiap landing Penyetelan pemberhentian Car untuk mengukur tingkat akurasi di setiap landing sesuai batas toleransi yang dipersyaratkan. Pelumasan komponen/spare part dumbwaiter termasuk tali kawat (wire ropes), guide rail, door track dan perangkat keras lainnya. 2) Pemeriksaan (Examination )
Pemeriksaan saat pemasangan harus memenuhi persyaratan pemasangan hoistway dan pemeriksaan kondisi lain yang mempengaruhi kinerja dumb waiter 3) Testing.
Pengujian Dumbwaiter Setelah proses instalasi terkait dengan :
Akurasi berhenti dumbwaiter (Accuracy of stops). Pengoperasian hoistway door locks . Pengoperasian final terminal switches. Pengoperasian tombol tekan dan key switches. Capacity load test. Pengoperasian dumbwaiter untuk periode 20 menit dengan capacity load. Menjalankan dumbwaiter dari lantai teratas ke lantai bawah dalam 1 menit dimulai dari setiap pemberhentian KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL 1. PERSYARATAN UMUM 1.1 Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatur listrik yang telah mempunyai surat pengakuan (PAS) dari PLN setempat dan SIPP dari Pemerintah setempat. 1.2 Gambar, Spesifikasi, Risalah rapat / Presentasi Perencana merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan yang baik dengan Pemberi Tugas / Owner dalam pekerjaan ini, sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadual dan spesifikasi yang ditentukan. 1.3 Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan Instalasi Listrik ini, disamping Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, berlaku : AVE, VOE, PUIL, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
29
LMK. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No : 023/PRT/78 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No : 024/PRT/78 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL) Peraturan/persyaratan dan Ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah setempat. Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin, peralatan dan material tersebut dibuat. Peraturan/persyaratan lainnya yang berlaku sah di Indonesia. Menjaga Estetika (keindahan) dan kerapian pemasangan instalasi. 1.4 Ijin dan Pemeriksaan. Kontraktor wajib melengkapi segala sesuatu yang diperlukan guna terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari Badan/Jawatan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
29
Pemerintah tersebut. Kontraktor wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan memenuhi syarat sesuai standard yang diisyaratkan dalam spesifikasi maupun peraturan Pemerintah. 1.5. Koordinasi Dengan Pekerjaan Lain Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib cross cheking dan gambar-gambar yang diterima, dengan gambar-gambar/spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan satu dengan lainnya agar didapat mutu pekerjaan yang baik. Bila terdapat kelainan dari gambar-gambar maupun spesifikasi dengan pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada Pemberi Tugas / Owner. 2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan box panel MCB, kabel dan tenaga, pengujian dari semua peralatan/material/mesin yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dari peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan akan tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh system instalasi listrik yang baik dimana setelah diuji, dicoba dan disetel dengan teliti siap untuk dipakai. Hal mana didalamnya adalah sbb : a. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan instalasi stop kontak didalam bangunan maupun diluar bangunan lengkap dengan fixturenya. b. Pengadaan dan pemasangan instalasi tenaga termasuk stop kontak. 3. PERALATAN, BAHAN-BAHAN DAN PELAKSANAAN INSTALASI LISTRIK I. PERALATAN LISTRIK 1. KABEL PENERANGAN DAN CONDUIT. 1.1. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan adalah type 'NYM,NYY, NYMHY, penampang kabel minimum yang dapat dipakai pada system penerangan adalah 2 x 2,5 mm2, dan untuk distribusi kabel dan stop kontak menggunakan type 'NYM,NYY, NYMHY dengan ukuran 3 x 2.5 mm2. 1.2.
Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos, tee doos dari PVC. Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai sekrup. Sedang untuk penyambungan didalam beton harus memakai terminal box metal.
1.3. Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus diklem/diikat kawat pada rak-rak kabel (trunking) dan pada prinsipnya kabel- kabel tidak diperkenankan diklem pada konstruksi bangunan. 1.4.
Kabel-kabel yang terpasang didalam dak, kolom beton, dinding beton harus menggunakan pipa conduit. Pemasangan pipa conduit pada daerah-daerah tersebut harus disertai dengan
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
30
klem. 1.5.
Penyambungan kabel-kabel penerangan, stop kontak didalam doos harus memakai las/dop yang terbuat dari bak elit berwarna. (buatan Panasonic atau equivalent yang dapat disetujui Pemberi Tugas / Owner).
1.6.
Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel buatan Kabel Metal dan Kabelindo atau Supreme.
2. MATERIAL UNTUK INSTALASI 2.1. Pada prinsipnya stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan adalah merk Panasonic, MK, Broco, Clipsal yang dapat disetujui oleh PPK. 2.2. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush mounting).
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
31
II.
2.3.
Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, stop kontak dinding harus dipakai dari jenis bahan PVC.
2.4.
Stop kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dan diruangan-ruangan yang basah/lembab harus jenis waterproof (WP), sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai.
FIXTURES DAN ARMATURE 1. LAMPU/STOP KONTAK 1.1. Lampu Flourescent/ TL/RMI 2x38 Watt standar 1.1.1. Lampu Inderect LED T5 25W, Philips 1.1.2. Lampu DL LED 8W, Philips 1.1.3. Saklar Ganda, Broco, Panasonic 1.1.4. Saklar Tunggal, Broco, Panasonic 1.1.5. Stop Kontak, Broco , Panasonic
III. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 1. SPESIFIKASI TEKNIS 1.1. Kabel dan kawat tembaga 1.1.1. Seluruh instalasi didalam bangunan dan kabel-kabel utama digunakan 2 x 2,5 mm2, 3 x 2,5 mm2 dengan jumlah inti disesuaikan dengan gambar.
1.2.
1.1.2.
Tidak diperkenankan mengganti type/jenis kabel tersebut.
1.1.3.
Merk kabel yang digunakan harus telah mendapat ijin dari PLN, antara lain Eterna, Tranka atau kabel kabelindo, Supreme.
Konduit : 1.2.1. Kabel yang turun menuju saklar dan stop kontak didalam tembok dan Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC/EGA/CLIPSAL. 1.2.2. Ukuran konduit yang digunakan minimum ukuran Diameter 5/8”. 1.2.3. Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dalam dokumen gambar.
1.3.
Instalasi penerangan : 1.3.1. Instalasi penerangan dimaksud adalah titik lampu dan stop kontak, Instalasi exhaust fan, dan ceiling fan sesuai petunjuk gambar. 1.3.2.
Letak pasti dari lampu-lampu tersebut disesuaikan dengan keadaan lapangan.
1.3.3.
Pada pemasangan diatas plafond, kabel-kabel tidak diperkenankan diklem kerangka plafond, tetapi harus diklem ke lantai beton, kecuali diatas plafond tidak ada lantai beton. 32
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
1.3.4. Pada setiap pencabangan titik lampu harus diberi doos/junction box. 1.3.5.
Sambungan didalam junction box menggunakan isolasi PVC kemudian ditutup dengan lasdop.
1.3.6.
Sambungan kabel untuk titik penerangan hanya diperkenankan pada junction box/doos tersebut.
1.3.7.
Kabel-kabel harus diklem setiap 30 cm, jalan-jalan kabel harus diatur dengan baik dan rapi.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
33
1.4.
Peralatan instalasi : 1.4.1. Seluruh klem-klem harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat sendiri. 1.4.2.
Semua kabel yang terlihat mata (exposed) harus diberi penahan dengan klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
1.4.3.
Doos/junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan dibuat dari PVC dari jenis baik.
2. PERSYARATAN TEKNIS PENUNJANG INSTALASI 1. Rigid Conduit. a. Rigid conduit yang dipasang secara exposed menggunakan conduit jenis PVC high impac dengan ketebalan minimum 2 mm juga termasuk conduit yang ditanam di dalam tembok/beton. b.
Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar 3/4". Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus re- konfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
c. Ujung ujung conduit bahan steel/GSP yang dikondisikan untuk pelindung kabel luar bangunan harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak isolasi kabel. d.
Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda sebagai berikut : ƒ Instalasi listrik : warna hitam ƒ Instalasi fire alarm : warna merah ƒ Instalasi tata suara : warna putih ƒ Instalasi telepon : warna kuning
e. Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya, instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan Finishing Arsitektur atas koordinasi PENGAWAS. f.
Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan dengan penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm, sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mem-pengaruhi/mengganggu.
g.
Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar rancangan diper-kirakan tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan,maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
34
h.
Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara klem.
i.
Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain.
j.
Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cM dari pipa air panas.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
35
k.
Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya.
2. Flexible Conduit. a. Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel : ƒ Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing. ƒ Yang ke luar dari conduit ke titik titik lampu. ƒ Yang ke luar dari conduit ke mesin mesin atau beban-beban yang lainnya. ƒ Pembelokan instalasi. ƒ Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam Gambar Perencanaan. b. Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus dilakukan di dalam doos penyambungan. c. d.
Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total diameter luar kabel yang dilindunginya. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.
e. Khusus flexible conduit yang dipergunakan untuk pelindung instalasi pompa – pompa atau peralatan yang disimpan di luar bangunan yang kemungkinan akan mendapatkan gangguan mekanis harus menggunakan flexible dengan bahan metal tahan karat. 3. Rak Kabel. a. Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel instalasi daya, penerangan serta kabel instalasi arus lemah.Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mM yang dilapisi Hot DippedGalvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan dengan standart BS729 (dalam shaft). b. Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel, jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cM. c. Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan- gangguan mekanis. d. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang terbuat dari bahan besi. e. Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus dipisahkan untuk menghindari kemungkinan adanya induksi yang akan mengganggu fungsi system operasi. Jarak rak kabel arus kuat dan arus lemah adalah 1 meter yang dipasang sejajar, sedangkan yang bersilangan 30 cM. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
36
4. Persyaratan Teknis Fixture Penerangan. 5. Armature Lampu. a. Armatur-armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan penampilan sesuai dengan Gambar rancangan. Dan kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus menyerahkan contoh armature setiap type yang akan dipasang lengkap dengan komponennya untuk dimintakan persetujuan dari Pemberi Tugas melalui PENGAWAS.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
37
b. Armatur-armatur lampu menggunakan produk lokal dengan standard kualitas yang baik dan mempunyai workshop untuk pabrikasi pekerjaan terkait. c. Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja, dicat dasar dengan meni tahan karat dan finish cat bakar. d. Pemilihan warna cat ditentukan oleh Perencana Arsitektur/ Interior/ atas permintaanPemberi Tugas melalui sepengetahuan PENGAWAS. e. Armatur lampu untuk lampu TL, PL/PLC, SL harus dilengkapi dengan komponen-komponen lampu berupa ballast jenis low loss, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik. f.
Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
6. Lampu Penerangan Buatan. a. Jenis-jenis lampu harus sesuai dengan Gambar rancangan. b. Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas terbaik. c. Semua lampu yang digunakan harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut : ƒ Tegangan kerja : 210 Volt - 240 Volt ƒ Konsumsi daya : Sesuai dengan gambar perencanaan ƒ Frekuensi : 50 Hertz 3.PEKERJAAN SISTEM TELEPON 3.1. Lingkup Pekerjaan 3.1.1. ngkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan tenaga kerja dan lainnya untuk pemasangan, test commissioning untuk seluruh sistem komunikasi telepon seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar rancangan. Di dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon. 3.1.2.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
34
pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Instalasi Telepon ƒ Pengadaan kabel instalasi yang menghubungkan antara Terminal Box Telepon (TBT)satu dengan TBT yang terpasang di setiap lantai, kabel instalasi yang menghubungkan TBT dengan outlet telepon termasuk outlet telepon, metal doos serta conduit/sparing pelindung kabel instalasi yang menuju setiap kios. ƒ Pemasangan kabel instalasi disesuaikan dengan pemakaian antara instalasi luar bangunan (type OTC) dengan dalam bangunan (Type ITC). Dan untuk OTC harus dilengkapi dengan conduit GSP Medium agar tahap terhadap gangguan mekanis. ƒ kabel instalasi harus mampu menyalurkan komunikasi telepon, dan fungsi intercom dengan baik.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
34
b. Boxes Panel Pengadaan TBT sesuai gambar rancangan, kualitas dan material TBT harus sama dengan panel listrik, untuk itu diharapkan agar pengadaan TBT diambil dari merk yang sama atauatas persetujuan PENGAWAS. c. Peralatan Bantu, Pengadaan dan pemasangan peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secarajelas atau terinci di dalam gambar rancangan dan Persyaratan Teknis. d. Sistem Pembumian Pengaman ƒ Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. ƒ Instalasi pembumian harus terpisah dengan pembumian arus kuat. ƒ Pekerjaan titik pembumian arus kuat dan arus lemah tidak boleh digabung, kedua titik pembumian tersebut dibuat terpisah dengan jarak minimal 6 meter. e. PABX (existing) Kontraktor harus menghubungkan jaringan instalasi dari TBT utama yang terpasang dalam bangunan ke unit PABX existing sehingga dapat berfungsi sesuai gambar rancangan dan Kontraktor membantu Pemberi Tugas dalam memprogram ulang sistem PABX sesuai fungsi yang tergambar dalam rancangan dan spesifikasi teknis. f. Test Commissioning Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai berikut: Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai dari sub TBT sampai titik outlet yang berada pada tiap kios untuk tahanan isolasi (merger) dan fungsi jaringan sesuai gambar rancangan. Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari MTBT ke PABX existing dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
35
g. Setiap langkah pengecekan harus sepengetahuan/diketahui PENGAWAS. 3.2. Kemampuan Operasi 3.2.1 Sistem Komunikasi Pemasangan jaringan instalasi, yang menuju kios terhubung secara langsung dari MDPT ke outlet telepon yang berada di setiap kios, sedangkan untuk manajemen bangunan/Developer jaringan telepon tersmabung melalui PABX exsisting seperti ditunjukan dalam gambarperencanaan. 3.2.2
3.2.3
Komunikasi dari luar ke dalam Komunikasi dari luar ke dalam harus terhubung langsung, sedangkan yang melalui PABX harus dapat diprogram untuk dapat dihubungi langsung atau tidak dapat dihubungi langsung dari luar kecuali melalui operator. Penomoran pesawat cabang
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
36
Penomoran outlet pesawat telepon menjadi beban tanggungjawab telkom, sedangkan kontraktor pelaksana harus menyediakan/ membantu Telkom yang berhubungan dengan fungsi system yang dipersyaratkan oleh Telkom, sehingga system dapat berfungsi sesuai dengan perencanaan. 3.3. Terminal Box Telepon (TBT) 3.3.1 Terminal Box Telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mM, konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish. Dalam pabrikasi harus mempunyai kesamaan dengan pabrikasi panel listrik. 3.3.2
Kontraktor harus menkonsultasikan dengan perencana arsitektur/ interior atau atas persetujuanPemberi Tugas melalui PENGAWAS dalam penentuan warna cat.
3.3.3 Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan. 3.3.4 dilengkapi dengan pintu, handle, kunci (harus dilengkapi dengan master key) dan dipasang flush mounting pada dinding.TBT. 3.3.5 Penyambungan kabel instalasi telepon dalam TBT dilakukan dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis sambungan jepit'. 3.4 Kabel Instalasi 3.4.1 Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 4 x 0,6 m2 sesuai gambar rancangan dengan merk sesuai standard yang telah diakui/lolos uji dari lembaga yang terkait.
3.5
3.4.2
Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem pada rak kabel atau ditanam didalam dinding serta di bawah lantai (didalam saluran penghubung under floor duct system).
3.4.3
Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan tembaga yang dilapisi perak dan pelindung induksi medan magnit.
3.4.4
Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa- pipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat finish berwarna hijau atas persetujuan PENGAWAS
3.4.5
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan.
Outlet Telepon
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
37
3.5.1
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan ketinggian pemasangan 30 cM dari permukaan lantai atau mengikuti ketentuan dalam gambar rancangan. Jika dalam gambar dan spesifikasi teknis terdapat informasi yang bertentangan Kontraktor agar menghubungi PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan dan solusi pemasangan.
3.5.3
Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box dan outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data computer.
3.5.4
Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh gangguan mekanis walaupun dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis tidak menjelaskan secara rinci. Sedangkan cara
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
38
pemasangannya disesuaikan dengan produk yang dipilih. 3.6
rekomendasi
dari
Sistem Pembumian Untuk Pengaman Sistem pembumian untuk system telepon harus mengikuti ketentuan yang dijelaskan dalam uraian pembumian pekerjaan system tata suara, dan system instalasi pembumiannya saling terhubung dengan system tata suara.
4. PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM KEBAKARAN 4.0 Lingkup Pekerjaan 4.0.1 Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran seperti dipersyarat-kan di dalam buku ini dan ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari pembuat peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak mungkin disebut-kan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran secara keseluruhan. 4.0.2 Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk meng-ganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.Lingkup pekerjaan yang dimaksud: a. Pusat Control Pekerjaan ini meliputi pekerjaan central processing unit fire alarm (FACP) semi adresable, dan peralatanperalatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan system atau ditentukan lain sesuai keinginan Pemberi Tugas. b. Initiating Device Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan jaringan instalasi dengan kelengkapan/type titik– tittik deteksi, yang berupa Ionization Smoke Detector, Rate of Rise and Fixed Temperature Detector, Fixed Temperature Detector, Gas Detector dan kelengkapan pendukung lainnya untuk kelengkapan system. c. Alarm Device Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices (lampu indikator beserta lampu exit) dan Audible Alarm Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
39
Device (bell). d. Kelengkapan Tambahan (Accessories) Kontraktor harus melengkapi peralatan yang harus dipasang bila secara system diperlukan walaupun dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis tidak terindikasi. Termasuk kelengkapan yang harus disediakan adalah batere cadangan dengan charger-nya (NiCad) yang kapasitasnya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan dan harusmampu bekerja dalam waktu 12 jam. e. Test Commisioning Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai berikut, ƒ Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai dari sub TBF (Terminal Box Fire) sampai titik instalasi detector yang berada
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
40
pada tiap ruangan untuk tahanan isolasi (merger ≥ 400 kΩ) dan fungsi jaringan sesuai gambar rancangan. ƒ Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan dari M-TBT ke peralatan utamaFACP dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas. ƒ Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara lengkap untuk kepentingan operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis ini. Setiap tahapan pengecekan sepengetahuan/diketahui PENGAWAS.
harus
4.1 Instalasi Sistem 4.1.1 Pekerjaan ini meliputi jaringan instalasi lengkap dengan conduit, sparing, doos terminal untuk fixture unit, pencabangan dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya. 4.1.2 Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam gambar rancangan dan Persyaratan Teknis. 4.1.3
4.2
Sistem Pembumian Pengaman Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
Penjelasan Sistem 4.2.1 Pusat Kontrol Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring, alerting/signalling dan controlling baik secara otomatis dan atau manual. Operasi otomatis dilakukan berdasarkan suatu program tertentu yang telah ditentukan sebelumnya sedangkan operasi manual berdasarkan suatu prosedur operasi tertentu melalui input unit. Pusat kontrol tersebut harus dapat memonitor dan mengontrol a. Pendeteksi kebakaran dan tanda (alarm) kebakaran. b. Peralatan bantu evakuasi yang terdiri dari lampu exit, lampu emergency, voice communication, prezzurized fan dan pintu darurat. c.Sinyal trigger untuk memfungsikan sistem perlawanan kebakaran yang terdiri dari sistem sprinkler dan hidrand. d. Lampu lampu penerangan, dan e. Pemutusan aliran listrik.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
38
4.2.2
Peralatan sentral fire alarm (FACP) dan Anunciator Panel harus diletakkan pada area yang mudah dapat dilihat oleh Petugasatau Manajemen Bangunan sesuai aturan/persyaratan/ketentuan yang harus dipenuhi dalam hal penempatan peralatan system perlawanan kebakaran.
4.2.3
Kontraktor harus berkonsultasi dengan DIREKSI PENGAWAS/MK dan PerencanaArsitektur/Interior dalam hal penempatan unit FACP atau sesuai keinginan Pemberi Tugas.
4.2.4
Peralatan Pendeteksi Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi disesuaikan dengan jenis dan kerja dari peralatannya. Peralatan pendeteksian disesuaikan berdasarkan kondisi area/ruang/tempat, yaitu terdiri:
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
39
a. Rate of rise and fixed temperature detector, fixed temperature detector, ionization smoke detector, gas detector dan manual station untuk mendeteksi kebakaran dalam ruangan. b. Water level kontrol untuk mendeteksi kondisi air dalam ground reservoir dan bahan bakar dalam tanki bahan bakar. c. 4.3
Flow switch untuk mendeteksi adanya aliran air dalam pipa, system sprinkler.
Kemampuan Operasi 4.3.1 Ketentuan Umum 4.3.1.1 Sistem harus mampu melakukan fungsi monitoring: a. kejadian atau kondisi ruang/tempat yang dilengkapi dengan peralatan deteksi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya, b. Kondisi operasi peralatan yang disupervisi. 4.3.1.2
Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling yaitu bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan memberikan tanda tanda tertentu.
4.3.1.3
Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling yaitu meng - operasikan semua sistem yang dikontrolnya. Pengoperasian tersebut harus dapat dilaksanakan dengan cara: a. Secara otomatis berdasarkan kejadian artinya apabila sistem mendeteksi adanya ketidak wajaran maka secara otomatis sistem menjalankan fungsi pengontrolan sebagai contohapabila sistem mendeteksi adanya asap pada suatu ruangan, maka sistem akan otomatismemberikan tanda alarm. b. Secara manual melalui pusat kontrol.
4.3.1.4
Pengoperasian seperti dijelaskan diatas harus dapat diprogram sesuai kebutuhan.
4.3.1.5
Fire Detection dan Signaling a. Dari Pusat Kontrol, harus dapat diprogram (maupun dikerjakan secara manual) perintah pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan bekerjanya Control Point pada masing masing zone, dapat dimonitor/direkam oleh Fire Alarm Control Panel dan ditandai dengan adanya indicator cahaya maupun alarm bunyi. b. Dari pusat kontrol harus dapat dimonitor adanya 'ketidak wajaran operasi sistem' baik pada bagian-bagian instalasi, power supply, monitor point, batere maupun pusat kontrol sendiri.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
40
c.
Setelah pusat kontrol menerima Signal dari Initiating Devices, maka harus mampu (secara otomatis) memberikan perintah Tripping kepada Circuit Breaker di Panel setiap lantai yang memberikan indikasi signal kebakaran, perintah pengoperasian fire hydrant pump, perintah pengoperasian smoke vestibule ventilator dan firedamper extract fan dan lain-lain.
d. Di pusat kontrol harus disediakan fasilitas pesawat telepon khusus yang secara otomatis langsung akan terhubung dengan Fire Brigade Tata Kota (jika keadaan memungkinkan) apabila terjadi indikasi bahaya kebakaran.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
41
e.
Pada lantai yang dianggap perlu sesuai permintaan Pemberi Tugas/sesuai gambar rancangan disediakan Annunciator Panel yang menunjukkan lokasi/zone terjadinya bahaya kebakaran.
f.
Dari pusat kontrol harus dapat diprogram secara otomatis atau secara manual untuk malakukan general alarm ke seluruh ruangan/ lantai/ gedung/zone pengindera kebakaran.
4.3.2 Pemutusan Aliran Listrik 4.3.2.1Pada saat terjadi indikasi bahaya kebakaran, maka dari pusat kontrol harus dapat dikirim sinyal kontrol untuk pemutusan aliran listrik terhadap zone yang memberikan indikasi kebakaran. 4.3.2.2 Pemutusan aliran listrik ini dilaksanakan melalui fasilitas 'Motorized Unit' yang dipasang pada sisi incoming panel pada jaringan Sistem Distribusi Listrik. 4.3.2.3 Pengontrolan Peralatan Bantu Evakuasi a. Pengontrolan Pintu Darurat Pintu darurat harus dilengkapi dengan electric strike dan sensor unit sehingga dari pusat kontrol dapat dimonitor kondisi pintu tersebut, sedangkan pada saat terjadi kebakaran, pintu tersebut dapat dibuka secara remote dari pusat kontrol. b. Pengontrolan Voice Communication Sistem dilengkapi dengan peralatan Telepon Emergency. Pada keadaan normal, alat komuunikasi tersebut tidak bekerja; sedangkan pada saat terjadi kebakaran, pusat kontrol akan mengaktifkan alat komunikasi tersebut. (Peralatan ini digunakan untuk memberi petunjuk kepada Sentral Fire Alarm tentang kondisi kebakaran melalui sarana telephone emergency. c. Pengontrolan Lift Kebakaran Pada keadaan kebakaran, sistem akan mengontrol semua lift untuk turun ke lantai yang paling bawah dan pintunya membuka. Setelah beberapa menit, sistem dapat mengontrol lift kebakaran untuk dapat dioperasikan kembali. d. Monitor Kondisi Air pada Ground Reservoir Dari pusat kontrol harus dapat dimonitor kondisi air dalam ground reservoir. Pelaksanaan monitoring ini dilakukan dengan pemasangan water level control di ground reservoir. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
40
4.4
Pusat Kontrol 4.4.1 Ketentuan Dasar 4.4.1.1 Pusat kontrol dan annunciator panel yang digunakan adalah Multi Zone Solid State Micro Processor dengan Presignal type yang bekerja pada sistem tegangan rendah (24 Volt DC) dan tetap berope-rasi dengan normal pada operating temperature 0 - 40 oC. 4.4.1.2 Digunakan peralatan-peralatan dengan sistem module (standard) yang ditempatkan di dalamEnclosure/Box. Kabel untuk merangkai module harus Factory Made dan hubungannya secara'solderless'. 4.4.1.3 Pusat Kontrol dan bekerja secara 'silenceable' maupun Signal Output dan Trouble Signal Output.
annuniator
panel
dapat
'non silenceable' untuk Alarm
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
40
4.4.1.4 Wiring ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices dan Releasing Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris, untuk melihat adanya troubles yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Trouble yang perlu dideteksi yaitu Short Circuit, Open Circuit dan Ground Fault. 4.4.1.5 Pusat Kontrol harus dilengkapi dengan switchswitch kontrol untuk reset silence switch, alarm lamp test switch, AC power failure switch, batere equalizer normal switch dan beberapa switch kontrol yang tidak disebutkan di sini (sesuai dengan produk terpilih). 4.4.2 Power Supply 4.4.2.1 Catu Daya Primer menggunakan sistem tegangan 220V AC, 50 Hz, 1 phasa, sistem 3 kawat dan dilengkapi dengan 'Electronics Voltage Stabilizer' sehingga fluktuasi tegangan sumber berada pada batas kerja Pusat Kontrol dan interface unit. 4.4.2.2 Pusat Kontrol dan interface unit dilengkapi dengan standby battery unit (24V-DC) jenis SealedAcid Battery, rechargeable yang dilengkapi dengan Chargernya. 4.4.2.3 Jika Primary Supply mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani olehStand by Battery. 4.4.2.4 Stand by Battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam Normal Operation dan ditambah 30 menit dalam keadaan alarm (terjadi bahaya kebakaran). 4.4.3 Peralatan Indikasi Alarm 4.4.3.1FACP harus mempunyai lampu-lampu indikator untuk memberitahukan kepada Operator tentang apa yang terjadi. 4.4.3.2 Indikator True Alarm a. Lampu indikator berwarna merah ƒ Menandakan adanya initiating device yang aktif. Dari lampu indikator yang menyala, juga dapat diketahui initiating device dari zone mana yang sedang aktif. ƒ Menandakan bahwa alarm devices pada zone yang sedang aktif tersebut juga telah berbunyi/menyala. ƒ Menandakan bahwa pemutusan daya listrik telah beroperasi. ƒ Menandakan bahwa Smoke Vestibule Ventilator telah bekerja. ƒ Menandakan bahwa fire hydrant pump telah bekerja. ƒ Indikasi False Alarm. b. Lampu indikator berwarna kuning ƒ Menandakan adanya trouble seperti: short circuit, open circuit dan lain-lain. Dalam kondisi seperti ini juga harus dapat diketahui mengenai wiring pada Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
41
bagian mana yang mengalami trouble. ƒ Menandakan tegangan stand by battery lebih rendah dari harga yang diijinkan. ƒ Menandakan catu daya primer mengalami kegagalan. 4.4.3.3 Indikasi Power Supply On Lampu indikator berwarna hijau, menandakan bahwa catu daya primer dalam keadaan normal. 4.4.4 Konstruksi Enclosure 4.4.4.1Enclosure harus merupakan Factory made dimana pintu enclosure dilengkapi dengan kunci.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
42
4.4.4.2 Khusus untuk switch-switch kontrol diberi pintu khusus yang di lengkapi dengan kunci, sehingga jika akan dilakukan pengontrolan dari switch control tersebut tidak perlu membuka seluruh pintu enclosure. 4.4.4.3 Enclosure harus dilapisi dengan cat dasar dan diberi cat akhir dengan warna merah enamel. 4.4.4.4Pemasangan enclosure secara wall mounting dengan tata letak/ penyusunan disesuaikan atau dikoordinasikan dengan modul ruang kontrol dan peralatan lain yang ada di ruangan tersebut. 4.4.5 Kelengkapan Tambahan Sistem a. Peralatan Recording yang terdiri dari Dot Matrik Printer. b. Peralatan Monitoring yang terdiri dari LCD Display. c. Peralatan hand set telephone emergency sebanyak 5 buah. d. Peralatan lain sesuai dengan fungsi sistem seperti dalam gambar rancangan, dan bila dipersyaratkan adanya peralatan tambahan yang harus dilengkapi sesuai merk yang telah ditentukan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk melengkapi tanpa adanya biaya tambahan. 4.5 Peralatan Pendeteksi (Iniating Devices) 4.5.1 Ketentuan Dasar 4.5.1.1 Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Automatic Initiating Devices dan Manual InitiatingDevices dimana Automatic Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Ionization Smoke Detector, Combination Rate of Rise and Fixed Temperature Detector dan Fixed TemperatureDetector dan Gas detector. 4.5.1.2 Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Break glass dan Pre- Signal Alarm. 4.5.1.3 Rangkaian Initiating Devices yang digunakan jenis surface mounting. 4.5.1.4 Rangkaian Initiating Devices harus menggunakan End of Line Resis-tance (EOLR) yang ditempatkan dalam Electrical Box (metal doos) atau sesuai dengan Rekomendasi dari pabrik pembuat. 4.5.1.5 Detektor Asap a. Ionization Smoke Detector digunakan harus jenis Completely Solid State, pengionisasiannya menggunakan bahan radioaktif berkadar rendah dengan sistem 2 ruang ionisasi (two ionization chamber) sehingga sensitivity deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
43
b. Ionization Smoke Detector harus mempunyai switch untuk mengatur tingkat sensitivitas(2 posisi) dan mempunyai indikator alarm (LED) yang menyala jika kondisi alarm. c. Ionization Smoke Detector harus mampu mendeteksi daerah kebakaran (detector coverage area) minimal seluas 80 M2 pada ketinggian ceiling 4,5 M. d. Ionization Smoke Detector bekerja pada tegangan nominal sebesar 24 Volt dan tetap bekerja normal pada tegangan kerja + 25% di atas nominal.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
44
e.
Ionization Smoke Detector harus mampu bekerja dengan normal pada kondisi temperatur kerja 0 - 60 0 C, Air Velocity 90 M/menit dan Relative Humidity 95 %.
f. Kontraktor harus mengatur posisi pemasangan Ionization Smoke Detector sehingga sistem pendeteksi kebakaran bekerja dengan tepat dan LED Alarm terlihat dengan jelas dari arah pintu masuk. 4.5.1.6 Detektor Manual a. Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang digunakan jenis Pre SignalAlarm dimana Manual Initiating ini juga dilengkapi dengan kunci untuk General Alarm. b. Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Pulling Handle dengan Break glass Cover atau jenis lain sesuai dengan merk yang dipilih. c.
Kontraktor harus menyediakan Glass Cover sebanyak 20% dari jumlah Manual InitiatingDevices yang terpasang untuk spare.
d. Manual Initiating Devices harus tetap dapat dioperasikan dengan baik pada temperatur operasi 0 – 60 oC dan pada Relative Humidity 95%. e. Manual Initiating Devices dari bahan metal difinish dengan cat merah enamel, dipasang pada dinding secara inbow dengan menggunakan doos (sesuai dengan Rekomendasi dari pabrik). Sedangkan yang dipasang pada kolom-kolom beton menggunakan Surface Mounting Box menggunakan box khusus untuk Manual Initiating Devices sesuai dengan merk yang dipilih. 4.5.1.7 Detektor Panas a. Rate of Rise and Fixed Temperature Detector yang digunakan mempunyai Rate of RiseSetting sebesar 8 oC/menit dan fixed temperature setting 56 oC. b.
Rate of Rise and Fixed Temperature Detector harus mampu men deteksi di dalam suatu ruangan minimal seluas 40M2 pada ketinggian ceiling 4,5 M.
4.5.1.8 Persyaratan Pemasangan a. Pemasangan Initiating Devices harus menggunakan doos sesuai petunjuk pabrik pembuat dan lokasinya disesuaikan dengan lokasi boks hidrand seperti gambar rancangan. b. Heat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
43
Detector Pemasangan Heat Detector setiap 40 M, minimum 1 (satu) buat detector dan jarak maximum dari dinding 4,4 M. Pemasangan Heat Detector langsung menempel pada plafond/beton. c. Smoke Detector Pemasangan Smoke Detector setiap 80 M, minimum 1 (satu) detector dan jarak maximum ke dinding 6,7 M. Jarak pemasangan Smoke Detector ke plafond minimal 30 mM dan maksimal 200 mM.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
44
4.6 Peralatan Tanda Alarm 4.6.1 Ketentuan Dasar 4.6.1.1 Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Audible Alarm Devices dan Visual Alarm Devices. 4.6.1.2 Audible Alarm Devices yang digunakan terdiri dari Bell (buzzer) sedang Visual Alarm Devices digunakan Flashlight Lamp. 4.6.1.3
Semua rangkaian Alarm Devices harus menggunakan/dipasang EOLR walaupun di dalam Gambar rancangan tidak ditunjukkan dengan nyata dan EOLR harus ditempatkan di dalam doos terminal.
4.6.2 Alarm Suara (Audible Alarm) 4.6.2.1 Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24V DC atau 220V AC.
4.6.3
4.6.2.2
Bell mempunyai Sound Level kira-kira 115 dB pada jarak 1 M pada tegangan kerja masingmasing/minimum dapat didengar oleh manusia pada titik terjauh.
4.6.2.3
Bell harus dapat bekerja pada tegangan nominal dan harus tetap dapat bekerja pada tegangan + 25% di atas nominal.
4.6.2.4
Boks Alarm Bell harus dibuat Corrosion Proof dicat warna enamel dan didisain untuk pemasangan di dalam ruangan menyatu dengan boks hydrand seperti ditunjukan dalam gambar rancangan.
4.6.2.5
Dilengkapi kabel tahan api (Flexible Fire Resistance) untuk sumber daya listriknya.
Alarm Cahaya ( Visual Alarm ) 4.6.3.1 Visual Alarm Devices yang digunakan dari jenis High Intensity Flash Lighting dengan nyala lampu berwarna merah. 4.6.3.2
Visual Alarm jenis Electronic Flashing dengan menggunakan kapasi-tor sebagai penyimpan muatan listrik.
4.6.3.3 Visual Alarm harus dapat bekerja pada kondisi tegangan sebesar + 25% di atas tegangan nominalnya. 4.6.3.4 Daya Flash Light 15 W dengan kecepatan 60 flash/menit. 4.6.4 Paralel Lampu Indikasi 4.6.4.1 Dalam keadaan
normal
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
lampu
indikator
TAHUN 2017
tidak
45
menyala dan harus secara otomatis dapat menyala pada saat terjadi indikasi kebakaran. 4.6.4.2
Lampu indikator dilengkapi 'push button' untuk pengetesan lampu.
4.6.4.3 Kontraktor sebelum melaksanakan pemasangan harus menyerahkan contoh material tersebut untukmendapatkan persetujuan dari DIREKSI PENGAWAS/MK, karena dalam penempatannya terkait dengan pekerjaan lain yaitu pekerjaan Arsitektur/Interior. 4.6.5
Persyaratan Pemasangan
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
46
4.6.5.1
Dalam pemasangan, Visual Alarm, Audible Alarm Devices (Horn) dimasukan dalam boks hydrand atau ditentukan lain berdasarkan persetujuan dari Pemberi Tugas melalui PENGAWAS.
4.6.5.2
Pemasangan Alarm Devices harus sesuai dengan persyaratan pemasangan yang telah ditetapkan atau berdasarkan petunjuk pemasangan yang dikeluarkan oleh merk yang telah disetujui.
4.6.5.3
Ukuran 119 x 119 x 54 (mM) atau ukuran lain sesuai dengan produk yang dipilih.
4.7 Kabel Instalasi 4.7.1 Persyaratan Pengerjaan 4.7.1.1 Kabel untuk keperluan Emergency Call (Voice Communication) semua wiring (kabel) instalasi baik yang ada di dalam FACP maupun di luar panel kontrol harus menggunakan kabel jenis NYAFHY sesuai gambar rancangan. 4.7.1.2 Kecuali instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency, electric strike, fire damper, extrac fan dan semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel jenis isolasi PVC dengan ukuran luas penampang kabel minimal 1,5 mM2 atau sesuai rekomendasi dari produk terpilih. 4.7.1.3 Instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency, electric strike, fire damper, extract fan menggunakan jenis kabel tahan api (Flexible Mineral Insulated) dengan ukuran luas penampang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat alat. 4.7.1.4 Semua kabel instalasi, kecuali untuk kabel jenis tahan api harus dimasukkan dalam conduitHigh Impact atau RSC thickwall untuk instalasi expose yang sesuai (minimal 3/4"). 4.7.1.5 Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi instalasi sistem pengindera kebakaran kelas A., sehingga Kontraktor harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi sesuai standard yang telah ditetapkan. 4.7.1.6 Instalasi Penunjang Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik. 4.8 Sistem Pembumian Untuk Pengaman Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
45
4.8.1 Ketentuan umum 4.8.1.1 Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badan- badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan. 4.8.1.2 Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
46
4.8.1.3 Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini. 4.8.1.4 Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia. 4.8.2 Konstruksi 4.8.2.1 Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. 4.8.2.2 Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan. 4.8.2.3 Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan. 4.8.2.4 Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 45 Volt. 4.8.3 Pemasangan 4.8.3.1 Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm. 4.8.3.2 Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang ter- tutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan. 4.8.3.3 Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahangangguan mekanis. 4.8.3.4 Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus menggu-nakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar rancangan. 4.8.3.5 Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan 47 Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
di dalam bak kontrol. 4.8.3.6 Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar rancangan. 4.9 Dumb Waiter Dumbwaiter atau lebih dikenal dengan lift berkas dokumen adalah jenis lift yang dimensinya kecil dan mempunyai kapasitas 300 kg. Safety dumbwaiter bila salah satu daun pintu terbuka di lantai lain maka secara otomatis lift akan berhenti berjalan dengan desain yang mini dan berbahan sainless steel sangat cocok untuk mengantar berkas dokumen. Spesifikasi dumb waiter yang diperlukan berdimensi car 1000 x 1000 x1200 mm, kapasitas 300 kg, dengan kecepatan 0,4 m/s dan bukaan pintu 1000 x 1200 mm
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
48
5. PENGUJIAN SISTEM DAN KEGAGALAN UJI 5.1. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan. 5.2.
Penggantian atas bagian instalasi, material atau bahan yang rusak tersebut harus dengan bahan yang baru. Penambahan dalam (caulking) dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
6. MASA PEMELIHARAAN 6.1. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi yang dipasang adalah selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini, segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung jawab penuh dari Kontraktor yang bersangkutan. 6.2. Selama masa pemeliharaan, segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul, Kontraktor wajib memperbaiki dimana biaya tenaga kerja dan transport menjadi tanggung jawab Kontraktor dan suku cadang (spare part) yang diperlukan akan dibayar oleh petugas. KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL A. Pekerjaan Plumbing I. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan lain-lain, pengiriman ke site, pemasangan pengujian atau pengetesan (commissioning) dan pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti disyaratkan dalam : a. Gambar Perencanaan b. Bill of Quantity c. Spesifikasi Teknis d. Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar Perencanaan dan Bill of Quantity merupakan satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan. Apabila terdapat hal-hal yang tidak termuat didalam spesifikasi teknis, namun ada pada gambar Perencanaan atau ada pada Bill of Quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti gambar Perencanaan atau bill of quantity, demikian pula sebaliknya sehingga diperoleh suatu Perencanaan yang sempurna. e. Berita Acara Aanwijzing f. Addendum g. Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan Pekerjaan Plumbing/Sanitasi yang tidak mungkin disebutkan secara terinci, tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi Promising/ sanitasi. h. Klasifikasi Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
49
Teknis i. Klasifikasi Teknis perlu dilakukan sebelurn ditetapkan pemenang lelang terhadap penawaran-penawaran yang menjadi calon pemenang lelang untuk masalah-masalah yang secara teknis belum dapat dimengerti atau perlu dijelaskan oleh penawar/peserta lelang dihadapan Panitia Lelang (Pemberi Tugas, Perencana, dan Pengawas Lapangan) 1.1. Sistem Instalasi Air Bersih a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa series kelengkapannya dari di luar rumah ke tangki Roop. b.
Pengadaan pipa distribusi dan instalasi air bersih kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain), pemasangan dan pengujian instalasinya di dalam dan termasuk juga instalasi air lengkap dengan nozle-nozle sesuai dengan gambar dokumen dan spesifikasi.
c. Pengadaan dan pemasangan pressure reducing valve pada pipa utama ke system distribusi tiap kamar mandi dengan tekanan air yang normal pada kran-kran.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
50
d.
Pengujian pompa air bersih termasuk valve, switch control (control pengaman) dan lain-lain di pabrik pembuatnya maupun setelah terpasang di lapangan.
e. Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengarnatan sampai sistem itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai dengan perencangan). f.
Pengadaan tenaga kerja yang plumbing beserta kelengkapannya.
berpengalaman
dalam
g. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor 1.2. Sistem Instalasi Air Buangan / Air Kotor a. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada dalam gedung mulai dari WC, washtafel, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak). b. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh sistem jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya. c.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air buangan dan kelengkapannya.
d. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor. 1.3. Kemampuan Operasi A. Sistem Instalasi Air Bersih 1. Instalasi Pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari sumber ke Torn/tangki dan langsung pendistribusian. 2.
Torn sebesar 1000 liter yang dapat mendistribusi air ke seluruh bagian kamar mandi, dapur dan lainnya.
B. Sistern Instalasi Air Buangan (Air Motor dan Air Bekas) 1. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan buangan dari WC, Washtafel, Floor Drain, Clean Out dan lainlain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak) yang selanjutnya dialirkan ke Septic Tank. 2.
Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak untuk pipa air buangan lengkap denggan peralatannya yang berada di dalarn gedung
1.4. Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan A. Sistem Instalasi Air Bersih 1. Pipa a. Pipa saluran air bersih dan dari torn/ tangki. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
51
Distribusi air bersih pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan PVC Wavin D atau rucika dengan diameter 1 dan ½ inchi. b. Pipa di dalarn Rumah Distribusi air bersih dalam kamar mandi dan pipa cabang terbuat dari bahan dari bahan PVC Wavin D atau rucika dengan diameter ½ inchi. 2.
Accessories Untuk PVC Wavin D pada knee atau gate valve. terbuat dari material yang sama.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
Fitting harus
TAHUN 2017
52
Merk Sesuai dengan daftar merk. Standard BS, ANSI dan IIIS. Valve palm fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan Alloy yang anti karat, khusus dibuat untuk fixture-fixture unit tersebut, tampak harus mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless steel. Valve harus mempunyai diameter yang sama besarnya dan sesuai dengan merk pipanya. B. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan Air Bekas) 1. Pipa Semua pipa dan air buangan harus ada pipa vent yang terdapat di dalam septictank demikian pula dengan pipa dan bak kontrol terbuat dari bahan PVC class D dengan diameter 3 dan 4 inchi sesuai dengan daftar merk. 2. Accessories a. Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu PVC Class AW. b.
Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainless steel sesuai dengan daftar merk.
1.5. Cara Pemasangan A. U m u m 1. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua detail dan peletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui bila tidak terdapat lagi kesalahan. 2.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
3.
Instalasi a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan alat potong pipa yang sesungguhnya seperti Hack Saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan Perubahan diameter pipa. b. Pipa-pipa boleh disambung antara satu dengan lainnya setelah "Chip dan Scraps" hasil pemotongan dibersihkan. c. Ulir mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Treads BS. 21. atau ANSI B2.1, kecuali bila ditentukan pada pasal-pasal selanjutnya, dan diplomat dengan khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red dan Linceed Oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
Pipe lain alat load
d. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
53
berikut : Nominal (MM) 15 20 25 32 50 65 80 100 125 150
Diameter (inch) 0.5 0.75 1 1.5 2 2.5 3 4 5 6
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
Panjang Ujung Berulir (mm) 15 17 19 22 26 30 34 40 44 48
TAHUN 2017
54
e. Sambungan dengan fitting berulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis. f.
Pada sambungan dengan flens (flange), harus menggunakan packing flange dengan tebal minimum 3 mm yang dicat pada kedua sisinya dengan campuran minyak nabati dan red lead atau graphite, kemudian sambungan dipasang dan diikat dengan murbaut pengikat secara kencang.
g.
Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau sejenisnya.
4.
Peralatan Pendukung / Alat Bantu a. Pemipaan peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan lainnya harus ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani unit mesin/peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai pereda getaran. b.
Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan union atau flange pada setiap cabang dan pada setiap pipa masuk dan pipa keluar dari unit mesin/peralatan seperti pompa, tangki, traps, katup otomatis dan lainnya, dengan tujuan untuk mengisolasi peralatan/unit mesin tersebut atau cabang pemipaan tersebut pada saat terjadi kerusakan atau untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
c. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain) berikut pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada setiap titik terendah dan setiap cabang pemipaan yang dilengkapi dengan katup isolasi. d.
Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
e. Harus menyediakan dan memasang 'Relief Vent' serta penampungan pada tempat yang memungkinkan terjadi pengumpulan udara. Harus dilaksanakan dengan menggunakan reducing/ increasing fitting dengan ketentuan sebagai berikut : - Bahan dari : Injection moulded PVC. B. Sistem Mekanikal (Plumbing dan Sanitasi) a. Instalasi plumbing / air bersih dan air kotor. b. Pembuatan Ground Reservoir 3.5x1.4x2m (Plat lantai beton t=20cm, dinding beton t=15 cm, plat penutup beton t=15 cm lapis water proofing). 1.1 Instalasi Plumbing/ Sanitasi. C. Umum a. Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor/ pemborong harus baru (New product) dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
50
c. Kontraktor/ pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujuikarena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya tambahan/ extra cost dari pemilik. d. Komponen-komponendari material yang mungkin seringa diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di pasaran bebas. D. Lingkup pekerjaan a. Pengadaan dan pemasangan instalasi air bersih, air buangan, air bekas dan instalasi air kotor.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
51
b. Bahan/ material yang produk/ merek Wavin,Rucika kelas AW.
dipakai
/
digunakan
adalah
c. Pengadaan bahan dan pemasangan seluruh sanitair dan aksesoris serta tenaga kerja komplit beserta alat-alat pendukungya. d. Kontraktor/ pemborong wajib membuat shop drawing untuk instalasi plumbing dan harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. E. Ajuan Pengajuan contoh warna sanitair yang akan dipakai sesuai dengan tipe yang telahditentukan oleh Konsultan pengawas pada detail gambar perencanaan. F. Pengiriman, penyimpanan dan penanganan barang a. Semua barang yang dikirim harus dalam keadaan baik, bebas dari cacat pabrik yang diakibatkan yang diakibatkan waktu pembuatan maupun cacat lain seperti robek, kotor atau menunjukkan noda lainnya. b. Semua barang yang dikirim harus dibungkus dengan rapi, komplit dengan label atau keterangan lainnya termasuk dengan segel asli dari pabrik. c. Penyimpanan barang/ bahan harus ditempatkan oada tempat khusus tidak tercampur dengan barang-barang lain yang dapat mengakibatkan kerusakan seperti cat, minyak kayu, besi, atau barang cair/ padat lainnya. d. Kondisi tempat penyimpanan harus dalam keadaan bersih dan kering. G. Bahan/ material a. Tipe lihat gambar detail perencanaan. b. Bahan yang dipakai ex. TOTO warna standard White (lihat gambar detail perencanaan). c. Bahan perekat sesuai dengan yang direkomenasikan dari pabrik. H. Pelaksanaan a. Kontrol/ pemeriksaan. b.
Pemerikasaan lokasi/ bidang yang akan dipasang harus dilakukan oleh kontraktor sebelum pekerjaan pemasangan dilakukan.
c.
Bila dalm pemeriksaan diketemukan bidang yang tidak memenuhi syarat untuk dipasang, Kntraktor dapat memperbaiki sendir atau melaporkan kepada Konsultan Pengawas.
I.Pemasangan a. Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan harus lebih bersih dan terhindar dari debu yang berlebihan. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
52
b.
Pemasangan sanitair dan aksesoris harus sesuai dengan ketentuan pabrik dan harus dihindari kebocoran pada lantai dan dinding yang dapat mengakibatkan rembesan air kelantai di bawahnya.
c. Setelah selesai terpasang maka kontraktor/ pemborong wajib mencoba beberapa waktu/ periode dan memastikan peralatan yang terpasang tersebutberfungsi dengan baik.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
53
J. Kebersihan a. Kontraktor/ pemborong harus selalu menjaga kebersihan lokasi pemasangan dari sisa hasil pemasangan. b. Sisa sampah bekas pemasangan harus dibuang sendiri setiap hari oleh kontraktor/ pemborong atas biaya sendiri. K. Perlindungan Perlindungan harus diberikan pada sanitair dan aksesoris yang sudah terpasang dengan baik. Kerusakan yang diakibatkan karena kontraktor/ pemborong menjadi tanggungan kontraktor/ pemborong atas biaya sendiri. L. Perbaikan/ garansi/ Masa pemeliharaan a. Kontraktor/ pemborong diharuskan mengadakan perbaikan jika ada kerusakan/kebocoran yang diakibatkan dari kelalaian dalam pemasangan/ kerusakan lain atas biaya sendiri. b. Selama pemeliharaan dimulai sesuai dengan perjanjian dengan pemberi tugas. c. Selama itu pula kontraktor/ pemborong berkewajiban untuk merawat dan memperbaiki kerusakan dengan biaya sendiri. B. PEKERJAAN INSTALASI AC dan EXHAUST b.1. Pekerjaan Relokasi Air Condition (AC) diffuser dan Exhaust fan. Lingkup pekerjaan a. Pembongkaran, relokasi dan perapihan kembali supply diffuser AC. b. Penambahan flexible duct yang disesuaikan dengan ukuran existing. b.2. Syarat pelaksanaan dan material a. Sebelum melakukan pekerjaan kontaktor harus membuat gambar shopdrawing yang disesuaikan dengan gambar desain dan kondisi lapangan. b. Ducting utama tidak dirubah sehingga perubahan posisi supply diffuser harus diikuti dengan penambahan flexible duct. c. Flexible duct harus dilapisi insulasi dan aluminium foil. d. Ukuran flexible duct yang dugunakan disesuaikan dengan kondisi existing. e.
Kontraktor/pemborong harus membersihkan pekerjaan dan material sisa di lapangan.
kembali
bekas
b.3. I j i n. a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
54
tanggungan dan biaya Kontraktor. b.
Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
c. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur). b.4 Korelasi Pekerjaan. a. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal/
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
55
Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan. b.
Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.
c.
Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
d.
Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.
b.5 Sub Kontraktor. a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga akhli khusus karena tenagatenaga pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas. b.
Kontraktor masih harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-subkontrak-kan).
C. PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI 1. Umum Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini. 2. Lingkup Pekerjaan Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan Ini, sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
56
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing/ sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/ peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen. Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut : 2.1. Instalasi Air Bersih a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
57
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya. c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor. d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman. e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site. 2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan a. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor/ air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya. b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan septictank. c. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan ventout dan filternya. d. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali. e. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis. f. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan. 3. Teknis Pelaksanaan 3.1. Pengecatan. a. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan masing- masing. b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium. c. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi dengan warna sebagai berikut : - pipa air bersih : biru - pipa drain / waste : hitam - gantungan / support : hitam - panah pengarah : putih d. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya dengan cat. Sebelumnya 54
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Konsultan Pengawas. 3.2. P ralatan e Kontraktor harus menyediakan dan memasang a. pengumpul kotoran pada tempat tempat rendah tertutup. b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pipe fitting untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting. c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta simetris.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
55
d.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat - tempat tertentu untuk menunjukan arah aliran dengan cat.
e. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve beserta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara. 3.3. Ukuran (dimensi). Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harus ditaati oleh Kontraktor. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan. 4. Pembersihan a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran. b.
Semua bagian yang terlapis Chronium atau nickel harus digosok bersih hingga mengkilat, setelah selesai pemasangan instalasi pipa.
c. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya yang ikut masuk kedalam. d.
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran bagian bangunan, atau finishing arsitektur yang menimbulkan kerusakan karena kelalaian Kontraktor, karena tidak membersihkan sistem pemipaan maka semua perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5. Cara Pengetesan A. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran 1. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolik sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan/penurunan tekanan. 2. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor. 3.
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, dan melaporkan hasil pengujian secara tertulis ke Konsultan Manajemen Konstruksi dan Perencana atau yang dikuasakan untuk itu.
4.
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
5.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan demi bagian dari panjang maksimum 100 meter.
6.
Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor termasuk biaya pemakaian air dan listrik.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
cara
TAHUN 2017
bagian
56
7.
Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, termasuk juga pompa dan switch boardnya, maka Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap sistem kerja (Thai Run) dari seluruh instalasi air bersih yang disaksikan oleh Pengawas Lapangan, Perencana atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
57
B.
Pengujian Pompa Sebelum pompa-pompa tiba di site maka harus dilakukan pengujian pompa di pabrik pembuat sesuai karakteristik pabrik pembuat pompa. Setelah semua di site serta selesai terpasang, semuanya dilakukan pengujian secara keseluruhan sehingga bekerja baik. Pengujian pompa di pabrik dan site harus disaksikan oleh Pengawas Lapangan dan Perencana serta Kontraktor harus membuat laporan pengujian secara lengkap dan tertulis.
6. Penyerahan, Pemeliharaan Jaminan Dan Training A. Petunjuk Operasi, Perneliharaan dan Pendidikan: 1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali Kontraktor harus menyerahkan: a. Gambar-gambar jadi (shop drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk micro film sebanyak 1 (satu) set. b. Katalog spare-part. c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia. d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam bahasa Indonesia.Data-data tersebut harus diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada Konsultan Manajemen konstruksi 2 (dua) set, bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan 100%. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan perawatan kepada petugas petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemilik/Pengelola Proyek secara cuma-cuma sampai cukup menjalankan tugasnya, minimal 3 orang selama 3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan sesudah penyerahan pertama proyek ini dilakukan. Kontraktor harus mengajukan rencana sistem pendidikan ini terlebih dahulu kepada Pengelola Proyek/ Pengawas Lapangan dan segala biaya selama masa pendidikan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2.
B.
Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi clan perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemilik, clan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu Panacea berbingkai dan ditempatkan pemasangan pipa di luar gedung/pipa peresapan pada dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Pengelola Proyek/ Pengawas Lapangan.
Service dan Garansi. 1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya penggantian perawatan selama masa garansi merupakan tanggung jawab Kontraktor. 2.
Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply dan juga terhadap sistem minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah terima kedua.
3.
Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala kerusakan untuk selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
56
kedua. 4.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan garansi dengan memperhitungkan kedalam harga satuan sebagai resiko keterlambatan dalam menyelesaikan pembangunan.
5.
Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang- barang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengadaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah poyek ini diserahkan terimakan untuk pertama kali.
6. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari Kerja untuk mengoperasikan/merawat peralatan plambing dan mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan balancing selama masa pemeliharaan.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
57
7.
C.
Kontraktor harus memberikan service secara cuma - cuma untuk seluruh sistem plambing selama 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserahkan terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah terima kedua.
Perijinan 1. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor. 2.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biayabiaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
3.
Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi yang diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pengelola Proyek/Konsultan Manajemen Konstruksi atau Pihak ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan. 4. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pengelola Proyek/ Konsultan Manajemen Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja Lembur). 5. Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak, pernerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor. 6.
Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
7. Pengadaan pemasangan seluruh instalasi plambing sesuai dengan persyaratan dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak. 8.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut kepada Pengelola Proyek/ Pengawas Lapangan. Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugiankerugian yang mungkin terjadi.
9.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Plambing harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknis, serta addendum lainnya.
10. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/point-point yang ditulis/ disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya. 11. Semua
peralatan
mesin-mesin
harus
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
melalui
factory
TAHUN 2017
test
58
sebelum dikirim serta harus menyerahkan sertifikat factory test lengkap dengan merk/ produk yang digunakan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas Lapangan sebanyak 3 (tiga) rangkap/copy. 12. Pengetesan harus disaksikan oleh pemilik, Pengelola Proyek lapangan dan perancang masing-masing 1 (satu) orang. Segala biaya yang diperlukan (transport, akomodasi, exit permit dll) menjadi tanggung jawab Kontraktor. Sistem pengujian dan schedulenya harus disampaikan secara tertulis selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima SPMK.
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
TAHUN 2017
59
1. m
2.
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas/Perencana.
Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya extra.
Komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus dipilih dan mudah diperoleh dipasaran bebas.
Daftar Material
NO. I.
PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
Umu
SPESIFIKASI TEKNIS
JENIS PEKERJAAN
URAIAN
MEREK/PABRIKAN
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN
A. PASANGAN BATA Autoclave Aerated Concrete Block (Light Concrete Block) dengan ukuran 10 x 16 x 60 cm standard
1 Bata Hebel
Celcon Indonesia
B. PLESTERAN 1 Semen
-Plesteran
Semen Putih, dengan tebal aplikasi 10 mm, daya sebar 2,4 m² per sak 40 kg / 10 mm,MU-
Semen PC Tiga Roda
-Acian
Semen PC Tiga Roda dengan tebal aplikasi 1,5 mm dan daya sebar ± 20 m²/ 50 kg
Semen PC Tiga Roda
C. ACIAN 1
II.
PEKERJAAN FINISHING
A. LANTAI 1 Keramik
Keramik 30/30,30x60 KW1-Roman ( atau sesuai informasi dalam gambar)
2 Perekat Keramik
MU-450, MU-460 untuk daerah basah
3 Grouting
MU 408
4 Homogeneous tile
Homogenous tile 60/60,
5 Perekat Homogeneous tile
MU-450, MU-460 untuk daerah basah
Mortar Utama
6 Grouting
MU 408
Mortar Utama
7 Slip Nosing Homogenous
tile 10/60 potong di tempat dengan diberi alur/ takik
Roman Mortar Utama Mortar Utama, Sika Sandimas
Sandimas
B. DINDING
2 Partisi Gypsum Board (kedap suara)
Acrylic emulsion fungus resistant untuk interior,lapisan satu kali primer, 2 kali finishing Gypsum Board tebal 12 mm lapis wallpaper
3 Plint Skirting
Skirting/Plint Kayu Solid Jati
1 Cat dinding & Plafond
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
Mowilex Jayaboard Kayu Solid Jati
TAHUN 2017
58
4 Keramik Dinding
Keramik 30/60 atau sesuai ukuran gambar
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
Roman
TAHUN 2017
58
5 Partisi Kaca,kosen pintu/jendela
-Bahan
Kaca partisi jenis clear tempered 12 mm,
-Rangka
Alluminium shop front 4"x1 3/4" x 1,35 mm finish powder coating
-Daun pintu
Plywood Rangka Kayu finish HPL
-Pintu Kaca
clear tebal 12 mm tempered
6 HPL (High Pressure Laminated)
Warna/tipe:ditentukan kemudian
Asahimas Alexindo
Asahimas Grasmerino
C. PLAFOND 1 Gypsum Board -Finish -Ukuran -Tebal -Fire rating
2 Kalsiboard ling 6
cat jenis acrylic emulsion sesuai gambar 9 mm
Jayaboard
30 menit
-Rangka
System Metal Furring Standard Manufactured/hollow galvanis
-Ukuran
120 x 240 mm atau sesuai gambar
-Tebal
6 mm
-Rangka
Hollow 20x40, 40x40
Calsiboard
-Sistem Pemasangan Uniflot D. ATAP Atap zincalume kliplok lysaght
Atap Genteng Metal
Uk. Lebar 406 mm Gelombang
3
Bahan dasar
Baja Hi-ten G550
Lapis lindung
Zinc alumunium
Ketebalan
0.45 mm Tct
Ukuran
Uk. Lebar 710 mm ,Panjang 410mm
Berat per lembar
1.5 kg
zincalume kliplok lysaght
Rainbow Roof
E. PENGANTUNG & PENGUNCI
1 Handle
-Finish
Satin Finish
-Material
solid Stainless steel
-Spesifikasi
sesuai door schedule
-Garansi
minimal 5 tahun
-Pintu Kaca
Bars Stainless Steel 38 x 1600 mm
Dekkson, dorma
-Pintu Plywood
Bars Stainless Steel 38 x 1600 mm
Dekkson, dorma
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
59
TAHUN 2017
2 Lockset
-Pintu Kaca
Stainless Steel,zink alloy
-Pintu Plywood
Stainless Steel,zink alloy
3 Floor Hinges
-Pintu Kaca
Butt Hinges 4", Stainless Steel 2 mm
4 Engsel
-Pintu Plywood
Stainless Steel
5 Door Closer
-Pintu Plywood
Stainless Steel
Dekkson, kend, dorma Dekkson, kend, dorma Dekkson, kend, dorma
6 Track.hanger,bracket -Pintu Geser kayu
Dekkson, kend, dorma Dekkson, kend, dorma Henderson
Rel Henderson Track 290 Pintu Geser Kayu
F. PEKERJAAN KACA & CERMIN 1 Pekerjaan Kaca dan Cermin
Standar ASAHIMAS
Asahimas
G. LAIN-LAIN type white public utilities "heavy duty"Lihat
1 Sanitair 2 Wallpaper
Spesifikasi tipe Sanitair -Material
3 Electric Dumbwaiter tipe floor
TOTO Excelent, starwall
kapasitas 300kg
Fujita, Louser
Electric suplay 380 volt/3phase/50Hz Speed 24 mpm PIT 750 mm-800 mm Drive system Traction machine Door type Manual Bi-Parting Finishing Hairline stain.l Machine Room Above Hoistway Shaft dimention 1600 x 1300 Car dimention 1000 x 1000 x1200 H. PLUMBING 1 Air Bersih
2 Air Kotor
3 Air Buangan/vent
-Ukuran
20,25,32,40,50,63,75
-Type
PPR PN 10
-Ukuran
3" & 4"
-Type
PVC class AW
-Ukuran
2" & 3"
-Type
PVC class AW
I AC
wall mounted, ceiling cassette
I EF
wall,ceiling
SD, Wavin, Toro
Wavin, Vinilon, Rucika,
Wavin, Vinilon, Rucika,
daikin, panasonic kruger, panasonic
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
60
TAHUN 2017
NO.
SPESIFIKASI TEKNIS
JENIS PEKERJAAN
URAIAN
MEREK/PABRIKAN
I. ELEKTRIKAL 1 Lampu
-Rangka
Allumunium
-Housing
Stainless Steel
-Reflektor
Satin Finishes
2 Kabel 3 Armature
NYM,NYY, -Saklar
Seri & Tunggal
-Stop Kontak
1 Phase 16 A
Philips, osram
Supreme, Kabel metal, Kabelindo
Panasonic, MK,Broco, Clipsal
4 Panel
Buatan Pabrik ( Dukungan Pabrik & Bergaransi) CFP704-4 LPCB APPROVED ( Dukungan Pabrik &
5 Fire Alarm
Bergaransi)
Simetri, Indusprima, Bima Sakti Esser, Demco, Mircom
6 CCTV
Samsung,Avtech,Sony,panasonic
7 Sound System
Bosch, Toa, Eurocom, Poneer
8 Telepon
ITC 2x2x0,6Pr
Supreme, AMP, Belden, Panasonic
9 Data
UTP Cat 6
Nexans, Belden, AMP
-Ukuran
1/2", 3/4", 1", 1 1/4", 1 1/2", 2"
WAVIN, TORO, SD
-Type
PPR PN 10
-Ukuran
1/2", 3/4", 1", 1 1/4", 1 1/2", 2, 3", 4"
-Type
PVC class AW
-Ukuran
1/2", 3/4", 1", 1 1/4", 1 1/2", 2, 3", 4"
-Type
PVC class AW
J. MEKANIKAL 1 Air Bersih
2 Air Kotor
3 Air Buangan/vent
WAVIN, RUCIKA, VINILON
WAVIN, RUCIKA, VINILON
4 pompa
centrifugal
panasonic, simizu, waser
5 AC
wall mounted, Ceiling Casette ( Dukungan Pabrik & daikin,york,panasonic Bergaransi)
6 EF
wall FAN, Ceiling Fan
kruger, panasonic
7 STP
1800Ltr
Bestindo, Biotech Int., Biosys
8 APAR
ABC Powder 3,5 kg
Yamato,Servo, Bouguard
9 Tanki
3000 liter
penguin, profil tank, excel
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi
61
TAHUN 2017
PENUTU P Penyedia jasa harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada Dokumen PERENCANAAN RENOVASI GEDUNG E SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK Jalan Hayam Wuruk no. 7 Jakarta Pusat, yaitu Rencana Kerja dan Syarat Teknis, BQ dan Gambar Perencanaan yang saling mendukung dan melengkapi. Kekurangan dan permasalahanpermasalahan pada dokumen tersebut, baik yang terjadi di dalamnya maupun ketidakcocokan antar dokumen atau dengan peraturan-peraturan yang terkait, harus diselesaikan pada rapat monitoring yang dihadiri oleh Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pelaksana ( Penyedia jasa ) yang bertempat di Direksi Keet dengan saling mendukung untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, ttd Abdul Azis Hady NIP 197102251992011002
Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (RPP) –Pekerjaan Fisik Konstruksi 2017
62
TAHUN