Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
BAB. IV RENCANA DAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
4.1.
Rencana Pekerjaan Konstruksi Proyek
rangka
Pembangunan Apartemen Grand Dhika dilaksanakan dalam
pengembangan
dan
bisnis.PT.
Adhi
Persada
Properti
adalah
owner/pemilik serta manajemenApartemen GrandDhika City Bekasiyang berlokasi diJl. HM. Djoyomartono, Bekasi. Apartemen Grand Dhika berada didepan pintu Tol Bekasi Timur kota Bekasidengan lingkungan disekitar adalah sungai Kali Malang, jalan tol Jakarta Cikampek dan jalan utama yaitu JL. HM. Djoyomartono, Bekasi. Berhubung pagar-pagar pembatas lahan sudah ada dan masih difungsikan jadi tidak dibuat pagar proyek. Pekerjaan pengukuran di lapangan untuk dilaksanakan menentukan bench mark dan menentukan posisi bangunan penunjang. Benchmark berfungsi sebagai patokan awal dalam melakukan pekerjaan konstruksi. Pada proyek ini, pemasukan material ke lokasi proyek adalah melewati jalan Kali Malang dimana lokasi proyek terletak di jalan yang padat dan ramai. Di sekitar area proyek telah didirikan bangunan-bangunan sementara yang mendukung pekerjaan proyek, seperti: -
Pemagaran area
-
Pemasangan plang proyek
-
Pembuatan jembatan sementara
-
Pembuatan site office untuk kontraktor dan konsultan pengawas
-
Pembuatan gudang material dan peralatan
-
Pembuatan barak pekerja / bedeng
-
Pembuatan toilet/kamar mandi Pekerja
-
Pembuatan pos keamanan
Pada proyek ini bangunan pos keamanan, gudang, toilet pekerja, dan berupa bangunan sementara dibangun dengan menggunakan multipleks,balok,
Chatarina Bima S 41108120041
98
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
kaso, batako dan rangka baja. Bangunan-bangunan tersebut didirikan diarea parkir yang nantinya akan dibongkar setelah proyek mendekati selesai.
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pada sub-bab ini dibahas pelaksanaan konstruksi selama kerja praktek yaitu pengerjaan galian tanah, pengerjaan struktur bawah mencakup Tiang Pancang dan Bored Pile, Tie beam, Pile Cap, Pondasi Tower Crane, dan Struktur Atas mencakup Pelat lantai area basement 2 dan Kolom, pengerjaan penulangan, pengerjaan pengecoran, pengerjaan pengelasan, pengangkuran, perawatan beton (curing).
4.2.1. Pengerjaan Galian Tanah Untuk Pekerjaan galian tanah menggunakan alat excavator Komatsu PC 200 dan Kobelco SK 200 dengan kapasitas 44,42 m³ /jam. Kapasitas ini dapat berkurang bila posisi penggalian tidak mendukung.Dump truck digunakan pada pekerjaan galian untuk mengangkut tanah galian ke tempat penampungan dengan kapasitas angkut normal dump truck adalah 6 m³ dan mampu mengangkut tanah seberat 8 ton. Pekerjaan galian ini menggunakan 2 unit Excavator dan sekitar 6 unit (armada) dump truck.
Gambar 4.1 Pekerjaan Galian Tanah
4.2.2. Pengerjaan Pondasi Tiang. Tahapan pelaksanaan berikutnya adalah pekerjaan pondasi tiang Apartemen Grand Dhika City Bekasi.Konsultan perencana struktur pada Chatarina Bima S 41108120041
99
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
perencanaan awal telah menentukan pondasi tiang pancangyang digunakan. Dengan pertimbangan baru akhirnya menggunakanBore pile dan Tiang Pancangdengan diameter 1000 mm dan 600mm dengan kedalaman bored pile adalah 20m dan dan kedalaman tiang pancang (pracetak) 10 , 11, 12 m.
4.2.2.1.Pelaksanaan Pemancangan Tiang Pancang Tiang beton pracetak( pre-cast piles) yaitu tiang dari beton yang dicetak di suatu tempat dan kemudian diangkut ke lokasi rencana bangunan. Tiang pabrikan pancang (driven pre-cast piles) merupakan jenis tiang yang paling sering dipakai, dapat dibuat dari baja, beton bertulang atau kayu.Tiang ini dipukul masuk kedalam tanah dengan memakai mesin pemukul, ataupun alat sederhana yang terdiri atas tripod dan kabel untuk menaikan beban dan menjatuhkannya pada tiang. Mesin pemukul yang modern memakai mesin uap atau diesel sebagai sumber energi untuk memasukkan tiang.Pada proyek apartemen Grand Dhika City Bekasi menggunakan tiang pracetak beton berbentuk bulat berlubang dengan diameter 600 mm dengan panjang tiang 10, 11 dan 12 m.
1.
Pemetaan Melakukan pengukuran terhadap titik tengah bangunan (as bangunan),
titik-titik kolom dan titik-titik tiang pancang dan titik-titik tiang bor kemudian memberi tanda dengan patok kayu.Pada saat pemetaan menggunakan water pass, theodolite dan dibidik dengan menggunakan prisma.
Gambar 4.2.Pemetaan dengan menggunakan water pass Chatarina Bima S 41108120041
100
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
2.
Persiapan Jalan Untuk Alat-alat Berat Mempersiapkan jalan sementara.Jalan dirapikan dan diurug dengan
bantuan excavator lalu dipadatkan dengan smooth-wheel roller dengan tipe single-axle rollersupaya alat-alat berat bisa masuk kedalam lokasi pemancangan.
Gambar 4.3. Pemadatan dan penambahan tanah dengan excavator untuk mempersiapkan jalan agar alat berat dapat masuk
3.
Pemasangan Pelat Baja Pelat-pelat baja dipasang supaya alat berat tidak ambles ke dalam tanah.
Pelat-pelat dipasang dengan menggunakan crawler crane.
Gambar 4.3. Pelat baja yang dipasang sehingga alat berat bisa masuk ke lokasi
Chatarina Bima S 41108120041
101
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
4. Perakitan Alat Pemancangan Perakitan alat pemancangan dengan menggunakan crawler crane dilakukan dilapangan.
Gambar 4.4. Alat – alat pemancangan sebelum dipasang pada crawler crane
Gambar 4.5. Saat pemasangan alat pemancangan pada crawler crane
Chatarina Bima S 41108120041
102
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.6. Alat pemancang yang sudah terpasang pada crawler crane
5. Countinuos Ouger Sebelum tiang dipancang maka dilakukan pengeboran(wash boring). Pengeboran dengan menggunakan Countinuos Ouger.
Gambar 4.7. Wash boring dengan Countinuos Ouger
Chatarina Bima S 41108120041
103
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
6. Pemancangan
Gambar 4.8. Tiang pancang sedang dipersiapkan untuk diangkat
Gambar 4.9..Tiang pancang diangkat Chatarina Bima S 41108120041
104
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.10. Tiang pancang dipasangkan pada alat pemancangan
Gambar 4.11. Tiang pancang sudah terpasang pada alat pemancangan
Chatarina Bima S 41108120041
105
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.12.Pemancangan dimulai
Gambar 4.13.Pemancangan sampai kedalaman 2 m
Gambar 4.14. Pemancangan sampai kedalaman 3 m
Chatarina Bima S 41108120041
106
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.15.Pemancangan sampai kedalaman 4 m
Gambar 4.16.Pemancangan sampai kedalaman 5 m
Gambar 4.17.Pemancangan sampai kedalaman 7 m
Chatarina Bima S 41108120041
107
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.18.Pemancangan sampai kedalaman 8 m
Gambar 4.19.Pemancangan sampai kedalaman 8.5 m
Gambar 4.20.pemancangan sampai kedalaman 9 m
Chatarina Bima S 41108120041
108
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.21.Pemancangan sampai kedalaman 10 m
4.2.2.2.Pelaksanaan Bored Pile Pada proyek apartemen Grand Dhika City Bekasi membuat Tiang beton cetak ditempat ( cast in situ piles ) dengan diameter 1000 mm dankedalaman 20 m. Tiang beton cetak ditempat
dengan menggunakan tipe tiang yang tidak
berselubung pipa. Pada tiang yang tidak berselubung pipa, pipa baja yang berlubang dipancang lebih dulu ke dalam tanah.Kemudian kedalam lubangnya dimasukkan adukan beton dan pipa ditarik keluar ketika atau sesudah pengecoran. Tahapan – tahapan pelaksanaan : 1. Pemetaan
Gambar 4.22. Pemetaan
Chatarina Bima S 41108120041
109
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek.langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan.ilmu ukur tanah digunakan pada saat ini. Proses ini dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk, karena jika sesudahnyasulit untuk membidiknya. Dari pemetaan diperoleh patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Pemetaan menggunakan alat water pass yang ditunjukkan pada gambar 4.22. a , theodolite yang ditunjukkan pada gambar 4.22.b, dan untuk membidik menggunakan prisma yang ditunjukkan pada gambar 4.22.c.
2. Mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat untuk pengeboran, dan alat berat lain .
Gambar 4.23. Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk.
Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek yaitu excavator, soilmec 40 dan soilmec 60, mobil mixer concreate.Maka dilakukan perkerjaan persiapan agar alat berat dapat masuk ke areal dengan baik. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, alat beratbisa ambles karena daya dukung tanah jelek.
Chatarina Bima S 41108120041
110
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
3. Pemasangan pelat-pelat baja.
Gambar 4.24. Pemasangan pelat baja
Pelat-pelat baja diangkat dengan menggunakan crane ditunjukkan pada gambar 4.24.a, lalu pelat diletakkan pada jalan yang akan dilalui alat bor yang ditunjukkan pada gambar 4.24.b, sehingga alat bor dapat melewati jalan tanpa khawatir amblas yang seperti ditunjukkan pada gambar 4.24.c. Pelat baja tersebut dipasang agar alat- alat berat yang melewati jalan tersebut tidak ambles jika kekuatan tanahnya tidak mendukung. Jika sampai amblas, untuk mengangkat alat berat kembali biayanya lebih besar dibanding biaya yang diperlukan untuk mengadakan pelat- pelat tersebut.
Chatarina Bima S 41108120041
111
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
4. Pembuatan Tulangan Untuk Tiang Bor. Bersamaan dengan pekerjaan persiapan, pembuatan penulangan tiang bor dilakukan. Dilakukan bersamaan agar saat pengeboran selesai tulangan sudah siap.Karena jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak karena hujan atau lainnya sehingga perlu dilakukan cleaning atau pengerjaan bor lagi.
Gambar 4.25.Pekerjaan penulangan dengan roller.
Pemilihan tempat untuk merakit tulangan tidak jauh dari pekerjaan pengeboran, sehingga terjangkau oleh alat- alat berat tetapi diperhatikan juga agar tidak mengganggu kegiatan alat-alat berat.Diameternya 1000 mm dengan kedalaman pondasi 20 m. Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangantulangannya, serta pihak ready mix concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. 5. Melakukan proses pengeboran .
Gambar 4.26. Persiapan Alat Bor Chatarina Bima S 41108120041
112
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.27.Tahapan Awal Pengeboran
Mesin bor saat mulai melakukan pengeboran seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.27.a, pada saat pengeboran mata bor membawa material dari dalam lubang bor yang kemudian dibuang kesamping mesin bor seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.27.b. Pada saat ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter tiang bor menjadi pertimbangan dipilihnya alat-alat bor. Batuan atau material dibawah permukaan tanah perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok, karena mata bor bisa patah atau berhenti (stack) di bawah.
Gambar 4.28. Cleaning bucket
Chatarina Bima S 41108120041
Gambar 4.29. Mata bor auger
113
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Terdapat tiga metode pelaksanaan pembuatan tiang bor: 1. Metode kering. 2. Metode basah. 3. Metode casing.
Pada proyek Apartemen Grand Dhika City Bekasi menggunakan Metode Casing. Metode ini digunakan karena lubang bor sangat mudah longsor, tanah dilokasi adalah pasir dibawah muka air tanah.
6. Pemasangan Pipa Selubung Baja ( Casing) Untuk menahan agar lubang tidak longsor digunakan pipa selubung baja (casing). Pemasangan pipa selubung ke dalam lubang bor dilakukan dengan cara memancang, menggetarkan dan menekan pipa baja sampai kedalaman yang ditentukan. Sebelum sampai menembus muka air tanah, pipa selubung dimasukkan.Tanah didalam pipa selubung dikeluarkan saat penggalian saat pipa selubung sampai kedalaman yang diinginkan.Pipacasing dengan ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor yaitu 1000 mm.
Gambar 4.30. Persiapan Pemasangan casing
Saat pemasangan casing diangkat dan dimasukkan pada lubang bor, kedalaman lubang belum sampai bawah, secukupnya. Tidak menunggu sampai kebawah, karena tanah bisa berguguran. Lubang bisa tertutup lagi. Chatarina Bima S 41108120041
114
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.31.Casing dimasukan ke dalam lubang
Setelah casing terpasang, pengeboran dapat dilanjutkan. 7. Pemberian Bubuk Polimer Dan Larutan Bentonite Larutan bentonite digunakan untuk menahan longsornya dinding lubang karena penggalian sampai di bawah muka air tanah. Pada awal menggunakan larutan polimer kemudian diganti menggunakan larutan bentonite karena larutan bentonite merupakan bahan yang 3 B yaitu singkatan dari Berbahaya, Beresiko dan Beracun maka dilakukan penampungan kemudian dilakukan peguraian limbah.
Gambar 4.32.Pemberian larutan polimer
Gambar 4.33. Larutan bentonite Chatarina Bima S 41108120041
115
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
8. Mengganti Mata Auger Dengan Cleaning Bucket. Mata auger sudah diganti dengan Cleaning Bucket untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang.
Gambar 4.34. Pembersihan lumpur dan sisa-sisa material dari dalam lubang
Setelah pengeboran sampai pada kedalaman yang dikehendaki maka mata bor diganti dengan cleaning bucket seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.34.a kemudian cleaning bucket membawa lumpur dari dalam lubang bor seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.34.b kemudian diangkat ke samping mesin bor dan dibuka sehingga sisa tanah dan lumpur keluar dari cleaning bucket.
9. Mengukur Kedalaman Secara Manual. Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual.
Chatarina Bima S 41108120041
116
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.35. Pemeriksaan kedalaman secara manual
Gambar 4.36.Pemeriksaan kedalaman secara manual pondasi
Gambar 4.37. Pengecekan tanah di tanah hasil pengeboran
Chatarina Bima S 41108120041
117
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Kemudian dilakukan pembersihan lumpur dari dalam lubang seperti yang tampak pada gambar 4.37.a. Tanah hasil pengeboran perlu dicek dengan data hasil penyelidikan terdahulu seperti pada gambar 4.37.b. Untuk mengetahui jenis tanah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Karena sampel tanah pada soil investigation umumnya diambil dari satu atau beberapa tempat yang dianggap mewakili. Dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor.
10. Pemasangan tulangan Jika kedalaman dan lubang bor telah selesai, maka dilanjutkan dengan penempatan tulangan .
Gambar 4.38.Pemasangan tulangan
Jika terlalu dalam, penulangan disambung di lokasi. Diangkat secara bertahap.Baja tulangan yang telah dimasukkan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Apabila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 m dilakukan penyambungan dengan diikat kawat beton dengan panjang overlap 30-40 D atau dengan cara dilas.
Chatarina Bima S 41108120041
118
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.39. Tulangan Pondasi
Kondisi lubang tiang bor yang siap di cor.
Gambar 4.40. Kondisi lubang pondasi yang telah siap di cor
11. Pemasangan Pipa Tremie Karena pembuatan lubang digunakan larutan maka untuk pengecoran digunakan pipa tremie . Pipa tremie mempunyai diameter minimum 150 mm untuk diameter agregat maksimum 20 mm dimana corong penampung adukan harus tahan terhadap bocoran air dan bersih agar adukan beton tidak terhambat mengalir ke bawah. Pipa tremie dimasukkan dalam lubang bor saat akan dimulai pengecoran.
Chatarina Bima S 41108120041
119
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.41. Pipa Tremi untuk pengecoran
Pipa tremie diletakkan dekat dengan pelaksanaan pengeboran seperti terlihat pada gambar 4.41.a. Setelah lubang bor siap untuk pengecoran maka pipa tremie diangkat untuk dimasukkan pada lubang bor seperti terlihat pada gambar 4.41.b. Ujung di bagian bawah agak khusus tidak berlubang biasa tetapi ada detail khusus sehingga lumpur tidak masuk kedalam tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong keluar. Pipa tremie (diameter sekitar 40 cm) dimasukkan kedalam lubang tetapi tidak sampai dasar dimana ujung pipa kira-kira 20 cm dari dari dasar lubang agar adukan beton dapat keluar .
Gambar 4.42. Pengangkatan corong beton
Yang diangkat pada gambar diatas adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas pipa tremi, tempat memasukkan beton segar.
Chatarina Bima S 41108120041
120
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.43. Corong beton pipa tremi siap dimasukkan dalam lubang bor
Posisi sama seperti yang diatas, yaitu corong pipa tremi siap dimasukkan dalam lobang bor.
12. Pengecoran beton Setelah proses pemasangan pipatremie selanjutnya adalah pengecoran beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pondasi tersebut secara keseluruhan. Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air atau tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.
Gambar 4.44. Tahap pengecoran Chatarina Bima S 41108120041
121
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh.Corong beton dipasang.Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap.Truk readymix siap mendekat.
Gambar 4.45.Truck mixer mendekat siap melakukan pengecoran
Pengecoran dimulai dengan menuangkan air hingga kotoran kental tipis di bawah terangkat.Jika konstribusi kapasitas dukung oleh tahanan ujung signifikan, kotoran kental harus dibersihkan dengan pompa sebelum pengecoran. Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymix dapat menuangkan langsung ke corong pipa tremi .
Chatarina Bima S 41108120041
122
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.46. Proses pengecoran
Pipa tremie setelah pengecoran pertama ditunjukkan pada gambar 4.46.a kemudian pipa tremie 1 diangkat lalu dilepas dari rangkaian ditunjukkan pada gambar 4.46.b.lalu dilanjutkan pengecoran ke 2 ditunjukkan pada gambar 4.46.c . Pipa tremie ditarik lagi untuk dilepas terlihat pada gambar 4.46.c.
13. Pengangkatan Pipa Tremie. Adukan beton dimasukkan lewat pipa tremie sambil pipa tremie ditarik keatas namun untuk menjaga agar air tidak masuk pipa ujung pipa harus selalu sedikit tenggelam di permukaan adukan beton karena pipa tremie tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak maka mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremie dan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu terjadi di dalam lobang, tidak kelihatan. Pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran sangat penting.
Chatarina Bima S 41108120041
123
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.47.Pipa tremie diangkat
Aba-aba mengangkat tangan ke atas secara tepat saat pengangkatan pipa tremi, perlu pengalaman.
Gambar 4.48.Pengangkatan pipa tremie
Terlihat pada gambar 4.48.a air dan lumpur keluar karena ada tekanan beton dari bawah terlihat pengawas/operator mengangkat tangan memberi aba-aba kemudian pipa tremie diangkat keatas seperti tampak pada gambar 4.48.b Jika beton yang dicor sudah semakin ke atas menandakan volumenya semakin banyak maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ (berat jenis) beton lebih besar dari BJ( berat jenis ) lumpur maka beton Chatarina Bima S 41108120041
124
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
makin lama-makin kuat untuk mendesak air naik ke atas. Gambar foto di atas menunjukkan air/lumpur mulai terdorong ke atas, lubang mulai digantikan dengan beton segar tadi. Proses pengecoran memerlukan supply beton yang berkelanjutan, tidak diijinkan keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut.Sedangkan kalau tergesagesa dicabut maka tiang beton bisa tidak berlanjut.
Gambar 4.49.Beton muncul dari kedalaman lubang
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan tremie mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan pipa tremie tersebut harus selalu tertanam pada beton segar. Kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau tercampur dengan lumpur.
Gambar 4.50.Saat penarikan casing Chatarina Bima S 41108120041
125
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.51. Casing sudah dicabut
Setelah diperkirakan casing bisa ditarik maka casing ditarik seperti digambar 4.51.a kemuadian casing dipindahkan seperti pada gambar 4.51.b untuk dipakai pada titik bor yang lain.
Gambar 4.52. Untuk mempertahankan temperatur beton dibasahi air
Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.
Chatarina Bima S 41108120041
126
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
4.2.3. Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam Setelah pekerjaan bor pile dan tiang pancang yang meliputi pemancangan, pengeboran dan pemotongan tiang pancang dan bored pile, maka dilakukan penulangan untuk membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 80mm dan lebar yang berbedabeda tergantung dari jumlah tiang yang digabung/diikat. Fungsi dari pile cap adalah untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan dan memindahkan beban kolom kepada tiang. Pile cap menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dan bored pile dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Jarak tiang mempengaruhi ukuran pile cap. Jarak tiang pada kelompok tiang biasanya diambil 2.5 D – 3 D, dimana D adalah diameter tiang.Bentuk dari pile cap bervariasi dengan bentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang.Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu. Pada proyek apartemen Grand Dhika City Bekasi ada beberapa macam bentuk yaitu pile cap (P1), pile cap (P2), pile cap (P3), pile cap (P7), pile cap (P14), pile cap ( P15), pile cap (P18), pile cap (P20), pile cap (P20 A), pile cap (P32), pile cap (P37), pile cap (P68). Pelat penutup tiang (pile cap) berfungsi untuk menyebarkan beban dari kolom ke tiang- tiang.Jumlah minimum tiang dalam satu pelat penutup tiang
Chatarina Bima S 41108120041
127
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
umumnya 3 tiang. Bila tiang hanya berjumlah 2 tiang dalam 1 kolom, maka pelat harus dihubungkan dengan balok sloof yang dihubungkan dengan kolom lain. Balok sloof dibuat yang melewati pusat berat tiang-tiang ke arah tegak lurus deretan tiang (tegak lurus pelat penutup tiang). Demikian pula, bila pelat penutup tiang hanya melayani 1 tiang, maka dibutuhkan balok sloof yang menghubungkan ke kolom-kolom yang lain. Bila kolom dilayani hanya 1 tiang yang besar, maka bisa tidak digunakan pelat penutup tiang.Tebal pelat penutup tiang dipengaruhi oleh tegangan geser ijin beton.Tegangan geser harus dihitung pada potongan terkritis. Momen lentur pada pelat penutup tiang harus dihitung dengan menganggap momen tersebut bekerja pada pusat tiang ke permukaan kolom terdekat.Bila kondisi memungkinkan guna menanggulangi tegangan pada pelat penutup tiang yang terlalu besar, tiang- tiang sebaiknya dipasang dengan bentuk geometri yang baik.Bila beban sentris, tiang-tiang didalam kelompoknya akan mendukung beban aksial yang sama. Dalam hitungan, tanah dibawah pelat penutup tiang dianggap tidak mendukung beban sama sekali. Perancangan pelat penutup tiang dilakukan dengan anggapan sebagai berikut: 1. Pelat penutup tiang sangat kaku 2. Ujung atas tiang menggantung pada pelat penutup tiang ( pile cap). Karena itu, tidak ada momen lentur yang diakibatkan oleh pelat penutup ke tiang. 3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis. Karena itu, distribusi tegangan dan deformasi membentuk bidang rata.
Chatarina Bima S 41108120041
128
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Tahapan pelaksanaanpile cap, yaitu : 1.
Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan tiang pancang dan bored pile sesuai elevasi pile cap yang diinginkan.
Gambar 4.53.Penggalian tanah
Gambar 4.54.Pemotongan tiang
2.
Tanah disekeliling tiang pancang dan bored pile digali sesuai dengan bentuk pile cap yang telah direncanakan.
Gambar 4.55. Tanah digali sesuai dengan pile cap yang direncanakan Chatarina Bima S 41108120041
129
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
3.
Pada tiang pancang dan bored pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi ± 10cm diatas dasar pile cap saja.
Gambar 4.56.Pembobokan bored pile
4.
Memasang stop cor pada lubang tiang pancang. Pada setiap lubang tiang pancang berisi 8sengkang spiral dengan kedalaman 1 m dengan tulangan D 19 Ulir. Pada proyek apartemen grand Dhika City Bekasi menggunakan 2 jenis tiang yaitu tiang precast dan tiang bor.
Gambar 4.57.Tulangan stop cor Chatarina Bima S 41108120041
130
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.58.Stop cor didalam tiang pancang
Gambar 4.59.Stop cor yang sudah dicor
5.
Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah tiang pancang dan bored pile. Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.
Chatarina Bima S 41108120041
131
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.60. Pemasangan bekisting pile cap
6.
Menyiram atau menyemprot anti rayap pada dasar galian pile cap.
7.
Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 5cm dan dibawah lantai kerja terlebih dahulu diurug pasir tebal 10cm. Pada saat pengurugan pasir dilakukan penyiraman dengan air agar pasir yang diurug tersebut menjadi lebih padat.
Gambar 4.61.Lantai kerja pile cap
Chatarina Bima S 41108120041
132
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
8.
Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
Gambar 4.62. Pemasangan tulangan bawah
Gambar 4.63.Pemasangan tulangan atas pile cap
Chatarina Bima S 41108120041
133
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.64. Tulangan atas yang sudah terpasang
Gambar 4.65. Pemasangantulangan tie beam
Gambar 4.66.Pemasangan stek pile cap sebagai penghubung kolom
Chatarina Bima S 41108120041
134
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
9.
Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
10.
Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap
Gambar 4.67.Tulangan pile cap yang siap di cor
Gambar 4.68.Pengecoran pile capdengan long boom
Chatarina Bima S 41108120041
135
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.69.Pada saat pengecoran digunakan concreate vibrator
Gambar 4.70.Concreate vibrator
Gambar 4.71.Pile cap yang sudah jadi
Chatarina Bima S 41108120041
136
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Dalam proyek ini pile capletaknya selevel dengan tie beam. Tie beam adalah balok yang terletak atau tertumpu dipermukaan tanah.Tie Beam berfungsi sebagai penghubung antara pile cap yang satu dengan yang lainnya. Tie beam juga berfungsi sebagai penopang slab atau pelat lantai yang berhubungan dengan permukaan tanah. Tahapan pelaksanaannya hampir sama dengan pile cap.
Tahapan-tahapan pengerjaan tie beam: 1.
Melakukan penggalian tanah.
Penggalian dilakukan untuk mempersiapkan tulangan tie beam dan pile cap (P2).
Gambar 4.72.Penggalian tanah
2.
Melakukan pemasangan bekisting tie beamdenganmenggunakan batako
untuk memberi bentuk pile cap dan memisahkan beton dari tanah. Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.
Gambar 4.73.Pemasangan batako Chatarina Bima S 41108120041
137
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
3.
Sebagai landasan tie beam, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan
ketebalan 5cm dan dibawah lantai kerja terlebih dahulu diurug pasir tebal 10cm.
Gambar 4.74.Tie beam diurugan pasir
Gambar 4.75. Lantai kerja dari tie beam
4.
Melakukan pemasangan tulangan-tulangan tie beam persiapan stek
pondasi, beton decking dan pemasangan stek pile cap.Merangkai tulangan tie beam dan slab menjadi satu kesatuan. Tie beam berfungsi sebagai penghubung antar pile cap.
Chatarina Bima S 41108120041
138
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.76.Tulangan tie beamdengan beton decking
Gambar 4.77.Tulangan tie beam, pile cap dan slab menjadi satu kesatuan
Gambar 4.78.Penulangan tie beam Chatarina Bima S 41108120041
139
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.79. Tulangan tie beam yang menghubungan pile cap
5.
Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun
kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula. Pekerjaan pengurugan kembali bekas galian untuk pekerjaan tie beam harus mengunakan tanah yang bersih dan terbebas dari kotoran organik yang mudah lapuk. Kadar air dari material tanah urug harus selalu diperhatikan jangan terlalu basah dan jangan terlalu kering sehingga memungkinkan tercapainya kepadatan yang diinginkan. Pengurukan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan 85 % gama dry standar proctor.Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemadatan. Alat pemadat harus menggunakan stamper, dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan terhadap konstruksi yang telah selesai.
Gambar 4.80.Pengurugan bekas galian tanah disekitar bekisting tie beam dan pile cap Chatarina Bima S 41108120041
140
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
6.
Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada tie beam
Gambar 4.81. Penulangan Pile Cap, Tie Beam dan pelat lantai
6.2.4
Pondasi Tower Crane Pemasangan pondasi tower crane pada apartemen Grand Dhika City
Bekasi direncanakan akan dibuat 2 Tower Crane. Tahap – tahap pengerjaan tower crane 1. Penggalian tanah Penggalian tanah dilakukan pada zone 2 sebagai persiapan pelaksanaan pembangunan pondasi TC 1. Pondasi TC 1 terletak pada zone 2
Gambar 4.82. Penggalian untuk persiapan pondasi TC
Chatarina Bima S 41108120041
141
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
2. Pemasangan Bekisting Batako dipasang pada area pondasi TC .
Gambar 4.83.Pemasangan batako untuk bekisting pondasi TC
3. Pemasangan Tulangan Pondasi TC Tulangan dipasang dan diberi beton decking.Penulangan bawah mulai dikerjakan.
Gambar 4.84. Penulangan kolom yang menyatu dengan pondasi TC
Chatarina Bima S 41108120041
142
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.85. Tulangan bawah pondasi TC
Setelah penulangan bawah selesai maka penulangan atas disiapkan.
Gambar 4.86.Penulangan pondasi TC
Penulangan permukaan mendatar untuk tempat empat kaki crane pada block footing disiapkan.
Chatarina Bima S 41108120041
143
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.87.Penulangan permukaan mendatar untuk empat kaki crane
4. Pemasangan Angkur Karena jangkauan ketinggian yang cukup jauh maka pada saat pemasangan tower crane harus dilakukan secara bertahap dengan menggunakan mobile crane seperti telescoping crane/ crane telescopic.Yang harus menjadi perhatian adalah apakah pada tahapan perencanaan sudah diperhitungkan tambahan pondasi bagi tower crane serta tenaga listrik untuk pengoperasian tower crane. Tahapan pemasangan adalah menempatkan keempat kaki angkur pada permukaan mendatar block footing tepat ditengah-tengah.
Gambar 4.88. Angkur diangkat dengan crane telescopic
Chatarina Bima S 41108120041
144
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.89.Angkur ( kaki crane) sudah diletakkan
5. Dilakukan pemasangan kemudian dilanjutkan pengelasan agar lebih kuat
Gambar 4.90.Pengelasan angkur
6.
Kemudian dilakukan pengecoran block footing. Kaki-kaki
tersebut
dicor
supaya
menjadi
satu
dengan
block
footing.Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian ( lebih dari 2 m) yang akan menyebabkan pengendapan agregat. Chatarina Bima S 41108120041
145
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.91.Angkur sudah terpasang dan siap di cor
Gambar 4.92. Pondasi TC sudah di cor tahap 1
Gambar 4.93. Pondasi TC di cor tahap1
Chatarina Bima S 41108120041
146
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
7.
Setelah pengecoran tahap 1 selesai maka dilakukan pekerjaan penulangan atas pondasi TC
Gambar 4.94. Pondasi TC yg sudah selesai di cor tahap 2
8.
Pemasangan bekistingpada penulangan atas pondasi TC untuk pengecoran tahap 2 pondasi TC
Gambar 4.95.Pemasangan bekisting pondasi (block footing) TC untuk pengecoran tahap 2
9. Pengecorantahap 2 pondasi TC Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai agregat kasar tampak kemudian disiram calbon. Chatarina Bima S 41108120041
147
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Pada saat pengecoran beton segardigetarkan dengan concrete vibrator agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak berongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos.
Gambar 4.96. Pengecoran pondasi TC
Gambar 4.97.Pengecoran block footing selesai
10. Bekisting (acuan)dilepas .
Gambar 4.98.Block footing (pondasi) TC yang sudah selesai Chatarina Bima S 41108120041
148
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
11. Pengecatan Pengecatan dilakukan pada angkur tujuannya agar baja tersebut tidak mengalami korosi yang dapat mengakibatkan penurunan kekuatan baja.
Gambar 4.99.Pengecatan anti karat angkur TC
12.
Langkah selanjutnya adalah pemasangan mast atau tiang yang harus benar-benar tegak lurus. Pada saat pemasangan mast juga dipasangkan climbing device sebagai alat penambah ketinggian tiang.
Gambar 4.100. Pemasangan mast atau tiang
13.
Setelah itu slewing dipasang di atas mast yang dilanjutkan dengan pemasangan operator cabin lalu counter jib.
Chatarina Bima S 41108120041
149
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.101.Pemasangan sampai operator cabin
14.
Tahap selanjutnya pemasangan counterweight, jib beserta trolley dan hook.
Gambar 4.102. Pemasangan Counterweight
Gambar 4.103. Pemasangan Beban Chatarina Bima S 41108120041
150
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.104. Counter Weight
Sebelum pemasangan dilakukansemua bagian disiapkan ditempat.Jib dipasang dan diangkat secara mandiri dan dibantu dengan crane lain.
Gambar 4.105. Jib dipasang
Gambar 4.106.Tower Crane yang sudah terpasang Chatarina Bima S 41108120041
151
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Pekerjaan pemasangan dan pembongkaran crane mempunyai tingkat resiko kecelakaan pada pekerja sangat tinggi sehingga diperlukan pekerja yang benar-benar menguasai alat dan tidak takut akan ketinggian.
6.2.5
Pelat lantai basement 2
Tahap- tahap pengerjaan Slab atau pelat lantai basement 2 :
1. Pemasangan tulangan pelat lantai basement 2
Gambar 4.107. Pemasangan tulangan pelat lantai basement 2
2. Pemasangan bekisting pelat lantai basement 2 Bekisting dibuat menggunakan multiplek dengan ketebalan minimum 9 mm dengan ditumpu kaso-kaso.
Chatarina Bima S 41108120041
152
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.108. Pemasangan bekisting pelat lantai
Gambar 4.109.Pemasangan bekisting pelat lantai sudah selesai
3. Pemasangan besi untuk dudukan relat Gunanya relat adalah untuk leveling lantai.Ukuran standar cidar 4 x 8 panjang 3 m berbahan alumunium sedang ukuran antar relat lebar 2.5 m dengan panjang 4 m dimana tulangan diikat bendrat 2 lapis .
Chatarina Bima S 41108120041
153
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.110. Dudukan relat
Gambar 4.111.Relat yang telah dipasang
4. Pengecoran pelat lantai Sebelum pengecoran maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran misalnya potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain kemudian dilakukan pengaplikasian calbon untuk menyambung beton basah dan beton kering. Menggunakan juga integral water stop dicampur ke mixer . Chatarina Bima S 41108120041
154
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.112. Pengecoran
Concrete vibrator yang digunakan pada saat pengecoran dengan
menggetarkan
beton segarsehingga tidak ada rongga-rongga udara ditunjukkan pada gambar 4.112.a setelah itu dilakukan pemasangan pipa-pipa untuk pengecoran seperti ditunjukkan pada gambar 4.112.b.
Gambar 4.113. Pengecoran pelat lantai
Calbon diberikan sebelum pengecoran ditunjukkan pada gambar 4.113.c , setelah rata diberikan calbon yng diaplikasikan ke beton pile cap seperti yang Chatarina Bima S 41108120041
155
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
ditunjukkan pada gambar 4.113.d maka pengecoran dimulai seperti ditunjukkan pada gambar 4.113.e. setelah dilakukan leveling lantai maka relat (besi siku) ditarik seperti pada gambar 4.113.f.
5. Penarikan relat Relat ditarik setelah leveling beton dilakukan dengan dikira-kira untuk kedalaman agak keras.
Gambar 4.114.Relat ditarik
6. Memberikan floor hardener Pada proyek apartemen Grand Dhika City Bekasi menggunakan floor hardener Sika Chapdur.Digunakan untuk penguatan permukaan pelat lantai beton.Untuk pegaplikasian floor hardener dengan trowel dan mesin trowel.
Gambar 4.115.Pengaplikasian floor hardener dengan trowel Chatarina Bima S 41108120041
156
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.116.Pengaplikasian floorhardener dengantrowel danmesin trowel
7.
Menggunakan Triplekukuran 3mm untuk memprotek hardener agar tidak tergores.
Gambar 4.117.Memprotek hardener dengan triplek
8. Pekerjaan pelat lantai selesai
Gambar 4.118.Pelat lantai sudah selesai
Chatarina Bima S 41108120041
157
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Acuan dapat dilepaskan dari beton apabila pembongkarannya dapat dipastikan tidak mengakibatkan kerusakan beton dan acuan tersebut sudah mudah dilepaskan dari beton. Waktu untuk melepas acuan dan perancah tergantung dari cuaca, metoda pemeliharaan
beton,
kekuatan
beton,
tipe
dari
struktur
dan
beban
rencana.Pembongkaran bekisting untuk pelat tidak kurang dari 7 hari.
4.2.5 Pelaksanaan kolom Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Pada proyek Apartemen Grand Dhika City Bekasi pada basement 2 mempunyai beberapa ukuran kolom yaitu kolom K1A berukuran 60 cm x 90 cm, kolom K1 berukuran 60 cm x 90 cm, kolom K2 berukuran 60 cm x 90 cm, kolom K3 berukuran 40 cm x 50 cm, kolom K4 berukuran 40 cm x 70 cm, kolom K5 berukuran 40 cm x 40cm, kolom K6 berukuran40 cm x 25 cm, kolom K7 berukuran25 cm x 25 cm, kolom K8 berukuran 50 cm x 90 cm.Pengecoran kolom menggunakan mutu beton K-350 fc’29,05 mpa. Tahap – tahap pengerjaan kolom: 1.
Setting Bekisting Kolom
Gambar 4.119. Lokasi tempat setting bekisting kolom
Chatarina Bima S 41108120041
158
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
2.
Pemasangan Tulangan Kolom Sengkang adalah besi bulat atau besi pelat yang dipakai sebagai pengikat
beberapa batang besi atau baja menjadi satu.Besi tulangan kolom beton ditambat dengan sengkang-sengkang kokoh-kokoh pada tempatnya.
Gambar 4.120.Menggunakan scapolding untuk memasangsengkang
Gambar 4.121.Pemasangan sengkang pada tulangan utama kolom
Chatarina Bima S 41108120041
159
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.122. Penulangan kolom
3.
Pengukuran Untuk Persiapan Bekisting Kolom ( Marking Kolom)
Gambar 4.123. Pengukuran untuk bekisting kolom
Chatarina Bima S 41108120041
160
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
4. Pemasangan Sepatu Kolom.
Gambar 4.124.Sepatu kolom
5.
Pemberian beton decking pada tulangan kolom dan cek tulang sebelum ditutup dengan bekisting.
Gambar 4.125.Beton decking yang sudah dipasang
Chatarina Bima S 41108120041
161
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
6. Pemasangan Bekisting Kolom a. Pemasangan tie rod untuk mengikat horizontal waller dan kuatkan dengan wing nut. b. Pemasangan push pull prop RSS1 ( pengatur ketegakan bagian atas) dan kickers brace AV 1 ( pengatur kelurusan bekisting dengan marking pada bagian bawah) yang dibautkan pada wedge hed piece dan base plate pada masing-masing ujungnya dan kuatkan, c. Cek vertikalitas bekisting dengan alat unting-unting dan benang atau dengan theodolite. Pemasangan unting-unting ini ditempatkan pada kedua sisi bekisting.
Gambar 4.126. Unting-unting
d. Apabila posisi bekisting ternyata kurang vertical maka push pull prop RSS1 dikencangkan atau dikendorkan dengan cara memutar sehingga diperoleh posisi vertical kolom yang benar.
Chatarina Bima S 41108120041
162
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.127. Bekisting Kolom
Pada gambar 4.127.a. bekisting dilihat dari panjang, pada gambar 4.127.b bekisting dilihat dari sisi lebar dan pada gambar 4.127.c 7.
Pengecoran a. Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru sebelum dicor diberi calbond ( super bonding agent) dengan cara disiram.
Chatarina Bima S 41108120041
163
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
b. Siapkan alat distribusi pengangkutan material beton dengan menggunakan concrete bucket yang diangkat menggunakan tower crane untuk pengecoran. Beton dimasukkan kedalam bucket melalui bagian atas bucket. Dibagian bawah bucket terdapat pintu untuk mengeluarkan beton ke dalam cetakan. Pada pengecorankolom saat itu menggunakan 3 bucket beton untuk mengecor 2 kolom. c. Alat pengetesan silinder benda uji dan tes slumpdengan kerucut Abrams disiapkan. d. Setelah memenuhi syarat 12-14 cm. concrete mixer truck dituang ke dalam concrete bucket. e. Kemudian concrete bucket tersebut diangkat dengan tower crane menuju lokasi pengecoran. Pada saat pemindahan concrete bucket ditutup/dikunci agar tidak tumpah.
Gambar 4.128.Bucket beton
Chatarina Bima S 41108120041
164
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
f. Dilokasi pengecoran tutup concrete bucket dibuka lalu beton dituang kedalam bekisting melalui pipa tremie. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan yang telah ditentukan (1.50 m) usahakan sedekat mungkin antara pipa tremie dengan permukaan beton lama hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar terlepas dari adukan beton. Proses pengecoran dilakukan tiap layer / tahap. Tahap pertama adalah setinggi ± 1.5 m setelah itu dilanjutkan ketahap kedua setinggi elevasi yang telah ditentukan. g. Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator pada saat proses pemadatan concrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan bekisting dan tulangan.
Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan persatu lantai kolom hal ini dilakukan karena adanya pengecoran slab setelah pengecoran kolom per satu lantai.
8. Pembongkaran Bekisting Kolom Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap mengeras. Metode kerja pembongkaran bekisting kolom:
a.
Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 8 jam dari pengecoran terakhir dengan tenaga
orangmenggunakan beton
segar dari Adhimix pada saat pengecoran kolom basement 2 saat penulis melakukan kerja praktek ( berbeda-beda tergantung pada setting time beton, setiap mix design yang dibuat juga berbeda tergantung dari bahan admixture yang digunakan. Pada proyek Apartemen Grand Dhika menggunakan produk beton dari Adhimix, Jayamix dan Pioner. Jika Adhimix perlu waktu8 jam, Jaya mix perlu waktu 5-6 jam dan Pioner perlu waktu 14 jam) jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton Chatarina Bima S 41108120041
165
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
menjadi sempurna(kurang dari setting time yang disyaratkan) maka akan terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut. Upaya dalam mencegah kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time yang disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu. Karena beton kolom yang digunakan tidak langsung menerima beban besar (momen akibat beban sendiri termasuk kecil), maka pembongkaran bekistingnya lebih cepat dibandingkan pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai. b.
Hal pertama yang dilakukan yaitu mengendorkan semua baut dan wing nut, kemudian melepas tie rod yang terdapat pada horizontal waller.
c.
Kemudian mengendorkan dan melepas push pull prop RSS1 dan kickers brace AV 1 pada wedge head piece.
d.
Langkah selanjutnya adalah melepas push pull prop RSS1 dan kickers brace AV 1 dari base plate yang secara bersamaan bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya dari permukaan beton
e.
Kemudian bekisting tersebut diangkat dan dipindahkan ke tempat yang telah disediakan dengan bantuan alat tower crane, untuk dilakukan pembersihan dan pengolesan oil form.
9. Perawatan beton kolom Pada saat pembongkaran bekisting selesai maka langsung dilakukan dengan perawatan beton (curing) yaitu dengan menggunakan curing compound caranya yaitu dengan membasahi permukaan kolom dengan menggunakan roll secara merata (naik turun). Proses ini dilakukan sebanyak 4 kali.
Chatarina Bima S 41108120041
166
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
9.2.6
Pekerjaan Penulangan
Gambar 4.129. Tempat pabrikasi baja tulangan
Baja tulangan yang didatangkan ke proyek diletakkan di area yang luas dekat dengan tempat pabrikasi untuk lebih mempermudah para pekerja dan untuk tempat penyimpanan baja tulangan dan proses pabrikasi baja tulangan. Selain itu lokasi tersebut mudah untuk proses supply dan distribusi ke seluruh area proyek setelah baja tulangan tersebut dipabrikasi. Pada gambar diatasterlihat bahwa baja tulangan disimpan ditempat yang terbuka dekat dengan tempat pabrikasi tulangan baja. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengangkutan baja tulangan dari truk pengangkutan dan baja tulangan yang telah dipabrikasi ke lokasi pekerjaan Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar
(terlampir)
dan
sudah
diperhitungkan
terhadap
toleransi
penurunannya. Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton yaitu beton decking sesuai dengan gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam Chatarina Bima S 41108120041
167
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
gambar atau dalam spesifikasi maka digunakan ketentuan sesuai tabel dibawah ini : Tabel 4.1.Pemasangan dengan pelindung beton.
lokasi
Selimut beton minimum
Beton yang berhubungan dengan tanah
7.5 cm
tanpa acuan Beton yang berhubungan dengan tanah
5 cm
dengan acuan Kolom : Tulangan utama
4 cm
Sengkang
2.5 cm
Dinding
2.5 cm > diameter tulangan
Balok : Tulangan utama
2.5 cm
Sengkang
1.5 cm
Pelat : Tulangan utama
1.5 cm
Tulangan pembagi
1.0 cm
Pada pengakiran tulangan
2.5 cm > 2 x diameter
Tetapi penyimpanan baja tulangan ditempat yang terbuka dapat menyebabkan terjadinya proses oksidasi antara baja tulangan dengan udara luar, sehingga dapat menyebabkan terjadinya proses perkaratan pada baja tulangan dan mempengaruhi daya lekat baja tulangan terhadap beton. Karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya daya lekat baja tulangan dengan beton.Hal tersebut dapat menyebabkan kerugian untuk struktur bangunan. Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari PBI 1971.Pembengkokan itu dilakukan oleh tenaga yang ahli dan dengan
Chatarina Bima S 41108120041
168
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya. Pembengkokan kembali besi ulir tidak diperkenankan apabila baja polos yang sudah dicor beton, jari-jari pembengkokan minimal harus 2 kali diameter dari tulangan tersebut. Semua pemotongan, pembengkokan dan toleransi pembengkokan harus sesuai dengan PBI (Peraturan Beton bertulang Indonesia) 1971. Semua tulangan harus diikat dengan baik dengan kawat beton sehingga tidak mengalami perubahan posisi saat pengecoran beton.Akhir dari tulangan harus dibengkokkan kearah dalam dan tidak diperkenankan untuk ditembuskan keselimut beton. Tulangan yang telah terpasangtetapi belum dicor harus dilindungi sepenuhnya terhadap korosi.
Gambar 4.130. Tempat Penyimpanan dan Pabrikasi Baja Tulangan
Dalam pelaksanaannya tulangan dibuat dengan menggunakan bar bender dan bar cutter seperti ditunjukkan pada gambar 4.130.a kemudian siap didistribusikan setelah dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar seperti ditunjukkan pada gambar 4.130.b Baja tulangan juga harus dilindungi dari kontak dengan cuaca sekitar yang dapat menyebabkan timbulnya noda karat pada permukaan baja tulangan.Hujan merupakan suatu kondisi cuaca yang dapat menyebabkan pekerjaan konstruksi Chatarina Bima S 41108120041
169
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
terhenti untuk sementara. Selain itu air hujan yang bersifat asam dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi baja tulangan, sehingga menimbulkan bintik karat pada permukaan baja tulangan. Penulangan dilakukan berdasarkan gambar kerja dengan menggunakan kawat baja (bendrat) sebagai pengikat pertemuan antar tulangan.
4.2.3.1.Pengangkuran a. Fungsi angkur Fungsi angkur pada pile cap
adalah Pemegang Struktur atas
(Kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang yang sebenarnya/tepat. Penempatan dan pemasangan angkur : As-as kolom, cara menentukan adalah ; * Buat Bouwplank setempat. * Mal pengangkuran dari multiplex t = 10 mm dan diberi as * Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal. * Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku * Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass. * Begesting kolom dipasang. * Kolom dicor * Mal angkur dilepas
Gambar 4.131. Pemasangan Angkur Pada pondasi T
Untuk pelat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan tebal pelat atau angkur dicheck vertikalnya satu persatu. Berdasarkan tumpuannya : Chatarina Bima S 41108120041
170
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
1. Tumpuan pada kolom pedestal. Fungsi : Jepit - sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur. 2. Tumpuan pada kolom atas. Fungsi :
Jepit - Jepit Sendi - Sendi Sendi - Rol
Pemasangan angkur baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi masalah pada saat erection oleh divisi baja.
4.2.3.2.Pengelasan Pengelasan tulangan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan konsultan Manajemen Konstruksi.Apabila pengelasan diijinkan, pencegahan terhadap kebakaran harus sebaik mungkin dengan mempersiapkan file extinguisher sedekat mungkin dengan lokasi pengelasan.
Gambar 4.132. Pengelasan
Pengelasan konstruksi baja untuk pabrikasi dilaksanakan diworkshop dan jika terpaksa dilaksanakan di site itu hanya bersifat modifikasi atau penyesuaian saja, adapun peralatan yang diperlukan dalam pengerjaan pengelasan adalah : 1. Generator/Genset 2. Tabung gas 3.
Onvomer/Trafo las
4. Kabel las + dan – Chatarina Bima S 41108120041
171
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
5. Stang las (handle) 6. Topeng las 7. Kawat las Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis : 1. Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, 2. Diameter 3,2 mm untuk plat baja yang lebih tebal 3. Diameter 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Type Kawatada 2 yaitu a. RD 460 b. RD 260 Yang biasa dipakai adalah type RD 460. Energi/daya yang digunakan harus terpenuhi untuk pengelasan yang sempurna : a. Untuk kawat diameter 2,6 mm -----> 3.000 Watt - 8.000 Watt b. Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm ------> 5.000 Watt - 12000 Watt Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya keruntuhan.
Yang perlu diperhatikan pada saat pengelasan adalah
keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan. Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).
Gambar 4.133.Pengelasan kaki untuk angkur Tower Crane
Chatarina Bima S 41108120041
172
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
9.2.7
Pengecoran
Sebelum dilakukan pengecoran, harus mengadakan trial test atau mixed
design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan tercapai. Campuran beton yang akan dipakai harus dilakukan uji slump dan pengambilan sampel untuk uji kuat tekan karakteristik beton tersebut terlihat
pada gambar dibawah.
Tabel 4.2.Minimum dan maksimum slump Type struktur
Slump minimum
Maksimum
Struktur bawah tanah
2.5
10.0
Pelat, kolom, balok
7.5
14.0
Gambar 4.134. Pengujian slump
Chatarina Bima S 41108120041
173
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Pada gambar 4.134.a terlihat adukan dalam corong ditusuk-tusuk dengan tongkat baja bagian ujung bulat sebanyak 25 kali kemudian setelah didiamkan selama 60 detik ditarik corong lurus keatas dan diperhatikan penurunan dan diukur bagian atas adukan betonnya seperti terlihat pada gambar 4.134.b. Besarnya penurunan adukan beton tersebut disebut nilai ‘slump’ Kemudian diambil juga adukan beton selama pelaksanaan pekerjaan pembetonan untuk dibandingkan dengan yang diambil dilapangan dengan cara bor inti (core drill). Kemudian mencetak juga silinder beton seperti terlihat pada gambar 4.134.c .Silinder beton sedang dicetak ditunjukkan pada gambar 4.134.d. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi.Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi air semen.Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian (lebih dari 2 m) yang akan menyebabkan pengendapan agregat. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika MK menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.Pengecoran dilakukan secara terus menerus.Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan dipakai lagi. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen (calbon).Pada bagian struktur yang memiliki kedalaman yang cukup besar (dinding/kolom) pengecoran beton harus bertahap sesuai ketentuan PBI 1971.Metoda pentahapan dari pengecoran beton harus disetujui oleh konsultan Manajemen Konstruksi. Beton tidak diperkenankan dicor dalam keadaan hujan.Kontraktor harus menyediakan pelindung atau metoda pelaksanaan lain pada saat
Chatarina Bima S 41108120041
hujan.
174
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami initial set atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena getaran. Metoda pelaksanaan pengecoran 1. Campuran beton dimasukkan ke dalam concrete mixer truck atau concrete pumpuntuk mengalirkan campuran beton ke pile cap, tie beam, pelat lantai, kolom tertentu dimana akan dicor. 2. Kemudian mesin concrete mixer truck atau concrete pump dinyalakan dan mulai mengalirkan campuran beton. 3. Campuran beton yang keluar dari mulut pipa akan mengisi bekisting pile cap, tie beam, kolom, balok dan pelat. 4. Saat campuran beton mengisi bekisting, digunakan concrete vibrator yang dimasukkan kedalam bekisting pile cap, tie beam, kolom, balok dan pelat yang memberi getaran padacampuran beton yang mengisi bekisting agar pile cap, tie beam, kolom, balok dan pelat terisi padat. Pada proses ini alat penggetar beton tidak boleh mengenai tulangan karena dikhawatirkan akan dapat mengubah letak tulangan yang telah terpasang. 5. Setelah campuran beton dituangkan kemudian diratakan sesuai gambar kerja.
9.2.8
Pemeliharaan / Perawatan Beton (Curing) Perawatan beton ialah suatu tahap akhir pekerjaan pembetonan yaitu sejak
pekerjaan menjaga agar permukaan beton segar selalu lembab, sejak dipadatkan sampai proses hidrasi cukup sempurna kira-kira 28 hari. Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga agar air didalam beton
segar tidak keluar. Hal ini
menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan air) berlangsung dengan sempurna. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut. Chatarina Bima S 41108120041
175
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Selain menggunakan air, apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat dilakukan dengan campuran kimia untuk pemeliharaan beton.Campuran kimia ini harus benar-benar telah dibersihkan pada saat pekerjaan finishing dimulai. Perawatan pada beton dilakukan dengan membasahi permukaan beton dengan air yang berfungsi untuk mengurangi panas berlebih yang akan mempercepat proses penguapan air dalam campuran beton, mempertahankan jumlah air dalam beton selama proses pengerasan awal, mengurangi kehilangan air pada permukaan beton, dan mencapai perkembangan kuat tekan karakteristik beton yang dicapai pada umur 28 hari. Secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 bab 6.6 dan ACI 301-72/75, ACI 301, ACI308. Apabila beton berukuran kecil misalnya silinder beton atau genteng beton, balok beton kecil maka perawatan beton dapat dilakukan dengan cara : 1. Menaruh beton segar di dalam ruangan yang lembab. 2. Menaruh beton segar di atas genangan air. 3. Menaruh beton segar di dalam air. Apabila beton berukuran besar misalnya kolom beton atau pelat lantai beton, balok beton maka perawatan beton dapat dilakukan dengan cara : 1. Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah. 2. Menggenangi permukaan beton dengan air (khusus pelat lantai beton). 3. Menyirami permukaan beton setiap saat secara terus-menerus. Pada pedoman kerja, segera setelah pengecoran beton harus dicuring dan berlangsung terus menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain dan suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 35oC. Pada cuaca panas, waktu temperatur udara 32oC atau lebih, curing dilakukan sehari atau 24 jam pertama melakukan perawatan dengan air (dibasahi), kemudian dipasang bahan campuran perawatan (curing compound). Permukaan-permukaan beton yang akan berhubungan dengan beton lain atau bahan cementitious, atau yang diindikasikanakan menerima bahan perkerasan (hardener) dan dust proofer treatment, atau diindikasikan menerima membran waterproofing untuk dak atap dan area kamar mandi, harus dirawat dengan air dan dilindungi dengan kertas perawatan seperti yang diisyaratkan, atau Chatarina Bima S 41108120041
176
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
bahan lain yang disetujui, dijaga selalu pada tempatnya selama masa perawatan. Bahan campuran perawatan yang akan menjaga perlekatan dari lantai pegas
(resilient flooring) terhadap beton tidak boleh digunakan. Jangan memakai bahan campuran perawatan pada permukaan yang akan menerima bahan perkerasan dan dust proofer treatment, atau membran
waterproofing. Dalam udara panas, bahan-bahan beton didinginkan (memakai es sampai air dingin) sebelum dicampur, agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang diisyaratkan dan tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah campuran air.
8.2.9. Pengujian Yang Dilakukan Pada Saat Penulis Melakukan Kerja Praktek
1.
Pengujian Slump Test
Gambar 4.135.Pengujian slump test
Chatarina Bima S 41108120041
177
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Cara pengujian slump ialah salah satu cara untuk mengukur kelecakan beton segar, yang dipakai pula untuk memperkirakan tingkat kemudahan dalam pengerjaannya. Percobaan ini menggunakan alat-alat sebagai berikut : 1. Corong baja yang berbentuk kerucut (konus) berlubang pada kedua ujungnya.Bagian bawah berdiameter 200 mm, bagian atas berdiameter 100 mm, dan tinggi 300 mm. 2. Tongkat baja dengan diameter 16 mm dan panjang 600 mm. bagian ujung baja ini dibulatkan. Cara pelaksanaan : 1. Mula-mula corong baja ditaruh di atas tempat yang rata dan tidak menghisap air dengan diameter yang besar dibawah dan diameter kecil diatas. 2. Adukan beton dimasukkan ke dalam corong tersebut dengan hati-hati dan corong dipegang erat agar tidak bergerak. Jumlah adukan beton yang dimasukkan kira-kira sebanyak sepertiga volume corong. 3. Lalu adukan dalam corong ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat baja seperti pada gambar 4.135.a. 4. Kemudian adukan kedua yang kira-kira volumenya sama dengan yang pertama dimasukkan dan ditusuk-tusuk juga seperti adukan pertama. Penusukan jangan sampai menusuk lapisan pertama. 5. Bila lapisan kedua sudah ditusuk, lalu adukan ketiga dimasukkan dan ditusuk=tusuk juga seperti lapisan kedua. 6. Setelah adukan ketiga telah selesai ditusuk lalu permukaan beton diratakan sama rata dengan permukaan corong. 7. Diamkan selama 60 detik. 8. Kemudian tarik corong lurus ke atas dan perhatikan penurunan bagian atas adukan betonnya. 9. Lalu ukur dan catatlah penurunan permukaan atas beton segar tersebutseperti tampak pada gambar 4.135.b. Besar penurunan adukan beton tersebut disebut nilai ‘slump’. Chatarina Bima S 41108120041
178
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
2. Pengujian Tulangan Baja Pengujian dilakukan untuk mengetahui kemampuannya terhadap tarik dan momen. Dimana baja yang digunakan adalah baja ulir dengan tegangan leleh baja 3900 kg / cm² dan baja polos dengan tegangan leleh baja 2400 kg / cm ².
Chatarina Bima S 41108120041
179
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.136. Pengujian Baja
3.
Loading Test Pada proyek apartemen Grand Dhika City Bekasi beban awal ditahan
hingga 10 menit sebelum dibiarkan melonggar karena beban besar dengan design load 300 ton maksimum test load 600 ton dimana kapasitas dari Hidrolik Jack
Force Produes 1000 ton
Chatarina Bima S 41108120041
180
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.137. (a,b,c,d, dan e). Test Uji Beban
4.
Pengujian PDA test
Tujuan pengujian tiang dengan Pile Driving Analyzer (PDA) adalah untuk mendapatkan data tentang :
a. Daya dukung aksial Penentuan daya dukung aksial tiang didasarkan pada karakteristik dari pantulan gelombang yang diberikan oleh reaksi tanah (lengketan dan tahanan ujung). Korelasi yang baik antara daya dukung tiang yang diberikan dari
hasil ‘PDA’ dengan cara statis yang konvensional telah diakui, yang membawa
pada pengakuan ‘PDA’ sebagai metode yang sah dalam
ASTM D-4945-1996. Meski demikian, harus dicatat korelasi yang ditujukan dalam grafik
didasar-kan pada hasil pengujian jika daya dukung batas ( ultimate ) dicapai baik dengan ‘PDA’ maupun dengan pengujian statis yang
konvensional. b. Keutuhan / integritas tiang Kerusakan pada fondasi tiang dapat terjadi karena beberapa hal antara lain pada saat pengangkatan pengangkatan tiang atau selama pemancangan tiang. Untuk tiang bor, pengecilan penampang dan longsornya tanah Chatarina Bima S 41108120041
181
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
adalah kerusakan yang paling umum dijumpai. Kerusakan ini dapat dideteksi dengan ‘PDA’. Berdasarkan ‘F’ ( gaya ) dan ‘V’ ( kecepatan ) yang terekam dari gelombang
selama
perambatannya
sepanjang
tiang,
lokasi
dari
kerusakan dapat dideteksi dan luas penampang sisa dari tiang dapat diperkirakan. Jika hanya keutuhan tiang saja yang dibutuhkan, sebuah sub-sistem dari ‘PDA’ yang disebut ‘ Pile Integrity Tester ‘ lebih ekonomis untuk digunakan dari pada ‘PDA’. c. Efisiensi energy yang ditransfer. ‘PDA’ mengukur enerji pemancangan actual yang ditranfer selama pengujian. Karena berat palu pancang dan tinggi jatuh palu pancang dapat
diketahui, maka
efisiensi
enerji
yang
ditransfer
dapat
dihitung.Jenis pondasi tiang yang dapat diuji dengan PDA tidak terbatas pada tiang pancang saja.PDA juga dapat digunakan untuk tiang yang dicor ditempat seperti tiang bor, tiang franki, dan jenis pondasi tiang lainnya.
Prosedur Pengujian Test PDA Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi yang terjadi ketika tiang dipukul oleh palu.Regangan dan percepatan selama
pemancangan
diukur
menggunakan
strain transducer
dan
accelerometer. Dua buah strain transducer dan dua buah accelerometer dipasang pada bagian atas dari tiang yang diuji ( kira-kira 1,5- x diameter dari kepala tiang ). Pemasangan kedua instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk menjamin hasil rekaman yang baik dan pengukuran tambahan
jika
salah satu instrument tidak bekerja dengan baik. Pengukuran direkam oleh ‘PDA’ dan dianalisis dengan ‘ Case Method’ yang sudah umum dikenal, berdasarkan teori gelombang satu dimensi. Latar belakang teoristis pengujian dinamis tiang dapat dibaca pada
Chatarina Bima S 41108120041
182
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
lampiran A.Pengujian dinamis dilaksanakan untuk memperkirakan daya dukung aksial tiang. Persiapan Pengujian PDA TEST 1.
Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala tiangsama rata permukaan tanah.
2.
Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan accelerometer.
Gambar 4.138. Pengeboran Tiang
3.
Pemasangan instrument. Pemasangan instrument dilakukan sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur selama pengujian dapat dihilangkan sebanyak mungkin. Untuk itu harus dilakukan adalah : 1. Strain transducer harus dipasang pada garis netral dan accelerometer pada lokasi berlawanan secara diametral. 2. Posisi dari palu pancang harus tegak lurus terhadap garis strain transducer.
Chatarina Bima S 41108120041
183
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Chatarina Bima S 41108120041
184
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Gambar 4.139. Pelaksanaan Test PDA Chatarina Bima S 41108120041
185
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Informasi yang diperlukan dalam PDA test.
1. Gambar yang menunjukan lokasi dan identifikasi tiang. 2. Tanggal pemancangan. 3. Panjang tiang dan luas penampang tiang. 4. Panjang tiang tertanam.
pedoman pengujian Pengujian ‘PDA’ dilaksanakan berdasarkan prosedur yang tercantum dalam ASTMD-4945-1996.
Waktu Pengujian PDA test Pengujian ‘PDA’ dapat dilakukan selama pemancangan untuk memonitori perkembangan daya dukung tiang sejalan dengan tiang masuk
makin
dalam, kenerja
dari
sistem
pemancangan
atau
memonitor tegangan pada saat pemancangan yang ekstrim. Tetapi umumnya ‘PDA’ digunakan untuk menentukan daya dukung jangka panjang tiang fondasi. Untuk tujuan ini, pengujian ‘PDA’ sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah pemancangan, setelah gaya lengketan tanah mulai bekerja.
5. Pengujian lateral Uji beban lateral (horizontal) biasanya digunakan untuk mengetahui kelakuan defleksi tiang pada waktu beban telah bekerja. Dimana beban lateral yang diijinkan dapat ditentukan dari nilai beban pada defleksi tiang tertentu ( misalnya 0,25 inchi) yang dibagi dengan factor aman (McNulty, 1956). Pengujian lateral pada apartemen Grand Dhika City Bekasi dilakukan dengan menekan satu tiang seperti tampak pada gambar 4.140.a. Defleksi tiang diukur dengan arloji pengukur.Beberapa alat pengukur regangan (strain gauge) dipasang pada tubuh tiang yang tertanam didalam tanah untuk mengukur momen lentur tiang yang terjadi.
Chatarina Bima S 41108120041
186
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Cara pengujian dengan beban ditambahkan berangsur-angsur sampai kecepatan gerakan yang disyaratkan tercapai.Pada apartemen Grand Dhika City
Bekasi pengujian dihitung setiap 10 menit selama 24 jam.Data terlampir pada lampiran.
Gambar4.140. (a,b,c,d, dan e). Test lateral
Chatarina Bima S 41108120041
187
Laporan Kerja Praktek Apartemen Grand Dhika City Bekasi
Uji
beban
lateral
(horisontal)
biasanya
digunakan
untuk
mengetahui kelakuan defleksi tiang pada waktu beban telah bekerja. Beban lateral yang diijinkan dapat ditentukan dari nilai beban pada defleksi tiang tertentu (misalnya 0,25 inchi) yang dibagi dengan faktor aman. Pengujian beban lateral yang dilakukan dengan menekan satu atau sepasang tiang seperti pada gambar diatas. Defleksi tiang diukur dengan arloji pengukur.Beberapa alat pengukur regangan (strain gauge) dipasang pada tubuh tiang yang tertanam didalam tanah untuk mengukur momen lentur tiang yang terjadi. Cara pengujian bisa bervariasi.Umumnya, beban ditambahkan berangsur-angsur
sampai
kecepatan
gerakan
yang
disyaratkan
tercapai.Pada apartemen Grand Dhika City Bekasi pengujian dihitung setiap 10 menit selama 24 jam.
Chatarina Bima S 41108120041
188