LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
workshop dan seminar dalam rangka 3R dan Pengelolaan Sampah melalui Pilot Project. 4)
PAKLIM Jerman, kerjasama dengan Pemerintah Jerman terkait dengan adaptasi dan mitgasi perubahan iklim di perkotaan, yaitu menyiapkan kabupaten/kota dalam menghadapi perubahan iklim. Kab/kota yang terlibat dalam Paklim yaitu Pekalong, DI Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Salatiga, Kab Batang, Kab Pekalongan, Kota Mojokerto, Probolinggo, Malang, Pasuruan, Blitar, Batu, Kab Malang, dan Kab Probolinggo.
5)
Symbio-city merupakan project kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Swedia terkait dengan Sustainable Urban Development. Kerjasama tersebut dimotori oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup (Asdep Pengelolaan Sampah) sebagai anggota steering committee. Kerjasama tersebut melibatkan 2 kota di Indonesia yaitu kota Palu dan Kota Probolinggo yang menjalin kerjasama dengan kota di Swedia yaitu kota Boras. Kota Palu telah membangun sistem pengelolaan sampah terpadu di TPA. Kedudukan Indonesia sangat strategis dalam kerja sama internasional ini. Untuk tahun 2014 Indonesia menjadi tuan rumah the Fifth Regional 3R Forum in Asia and the Pacific, serta High Level Seminar Envirenmental Sustainabe City.
f.
Timbulan limbah B3 yang terkelola Capaian taget tentang jumlah limbah B3 yang dikelola didukung oleh faktor
eksternal, yaitu meningkatnya kesadaran penghasil limbah B3 untuk mengelola limbah B3 yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan PUU, sehingga pada tahun 2014 jumlah limbah B3 yang dikelola melebihi target yang telah ditentukan, yaitu target yang ditetapkan sebanyak 10.005.500 ton, dan realisasinya sebanyak 19.089.566,53 ton, sehingga capaian kinerjanya sebesar 190,8%. Hasil analisa data pengelolaan limbah B3 selama periode kegiatan tahun 2014, limbah B3 yang terkelola dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemanfaatan, disampaikan kepada pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut, disimpan di TPS, ditimbun serta dimanfaatkan kembali (daur ulang).
52
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Gambar 3.13. Perbaikan Kinerja Pengelolaan Limbah B3
Dalam hal pengelolaan limbah B3, sesuai dengan hirarki pengelolaan limbah B3
bahwa
prioritas
pengelolaan
limbah
B3
secara
berturut-turut
adalah
pencegahan/minimisasi timbulan limbah B3 yang dimulai dari proses seperti penggantian bahan baku menjadi bahan yang ramah lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan pemanfaatan limbah B3 (3R), pengolahan limbah B3 dengan menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan/atau beracun limbah B3, dan sebagai prioritas terakhir adalah penimbunan limbah B3. Pada hakekatnya, penghasil limbah B3 berkewajiban untuk mengelola limbah B3 yang dihasilkannya. Namun Peraturan Pemerintah pengelolaan limbah B3 juga membuka kesempatan adanya kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh pihak-pihak lain. Pihak-pihak dimaksud wajib memenuhi persyaratan tertentu, termasuk memiliki perijinan yang diperlukan. Pengelola limbah B3 dapat berupa layanan pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan (landfill). Untuk pelaksanaan pengiriman limbah B3 dari penghasil ke fasilitas pengelolaan limbah B3 dapat digunakan jasa pengangkutan. Jasa pengangkutan limbah B3 juga harus memenuhi persyaratan teknis dan administratif tertentu, serta melaksanakan kegiatan pengiriman limbah dengan memenuhi prosedur yang telah ditetapkan dalam peraturan seperti penggunaan manifest dalam pengangkutan limbah B3. Indikator kinerja menunjukkan capaian kinerja dalam menurunkan beban pencemaran melalui jumlah terkelolanya limbah B3 dari kegiatan inventarisasi timbulan limbah B3 melalui rekapitulasi pelaporan manifest limbah B3 industri. Pencapaian indikator ini adalah 190,8%, dimana dari target 10.005.500 ton limbah B3 terkelola oleh industri, terkelola sebanyak 19.089.566,53 ton. 53
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Selama periode tahun 2012 – 2014 telah terkelola timbulan limbah B3 sebesar 74,6 juta ton. Jumlah ini telah melebihi target RPJMN sebesar 50 juta ton selama kurun waktu 2010-2014. Grafik dibawah ini menjelaskan gambaran pengelolaan limbah B3 selama tahun 2014 hingga 2014.
Gambar 3.14. Limbah B3 yang Terkelola dari Industri Tahun 2012 - 2014
Pada tahun 2012 terlihat jumlah limbah B3 yang dikelola menurun, hal ini dikarenakan limbah B3 berupa tailing tidak didata pada periode tersebut. Dokumentasi pengawasan limbah B3 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.15. Kegiatan-kegiatan Pengawasan Limbah B3
54
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Pengawasan dan pemantauan pengelolaan limbah B3 secara berkala dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama ini salah satu kegiatan pengawasan langsung secara berkala dilakukan melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) dan Non PROPER terhadap sejumlah perusahaan dari sektor Pertambangan, Energi dan Migas, Manufaktur, Agroindustri dan Industri Jasa. g.
Luas lahan yang terkontaminasi limbah B3 yang terpulihkan Kewajiban untuk melakukan pengelolaan limbah B3 merupakan upaya untuk
mengurangi terjadinya kemungkinan resiko terhadap lingkungan hidup yang berupa pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup mengingat limbah B3 mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan dampak negatif. Limbah B3 memberikan potensi yang cukup besar terhadap pencemaran, sehingga memerlukan pemantauan secara berkala untuk melihat seberapa jauh dilakukan pengelolaannya.
Kegiatan Pemulihan Lahan terkontaminasi Limbah B3 dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut : 1)
Perencanaan Kegiatan perencanaan meliputi, perencana pelaksanaan pemulihan lahan
terkontaminasi limbah B3 dan rencana pengolahan tanah terkontaminasi limbah B3 2)
Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan meliputi:
3)
•
Survai lahan terkontaminasi limbah B3
•
Penetapan lokasi titik sampling lahan terkontaminasi limbah B3
•
Kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3
Evaluasi Kegiatan evaluasi yaitu mengevaluasi tingkat keberhasilan pemulihan lahan
terkontaminasi limbah B3, sehingga dapat dinyatakan lahan terkontaminasi telah bersih dari limbah B3. Dalam menentukan suatu lahan terkontaminasi dinyatakan bersih atau tidaknya dari limbah B3 diperlukan suatu kulaitas tanah sebagai pembanding atau acuan. Standart yang dapat dipergunakan sebagai acuan tingkat
55
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
keberhasilan dalam penanganan lahan tercemar memenuhi salah satu dan atau gabungan sebagai berikut: •
Titik referensi
•
Pendekatan standart penggunaan lahan
•
Tingkat kajian dasar resiko (risk based screening level)
Setelah berdasarkan hasil evaluasi dan dinyatakan bersih maka Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menerbitkan surat SSPLT (Surat Status Penyelesaian Lahan Terkontaminasi). Menteri dapat mendelegasikan kewenangan penerbitan SSPLT kepada Deputi yang membidangi pengelolaan limbah B3 4)
Pemantauan Untuk memastikan keberhasilan pembersihan lahan terkontamiansi limbah B3
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pemantauan selama 1 tahun terhadap sampel air tanah di lokasi limbah B3 sesuai dengan dokumen laporan
penanganan
pemulihan
lahan
terkontaminasi.
Frekuensi
pengujian
dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali selama 1 (satu) tahun terhitung sejak dikeluarkannya SSPLT dan analisa air tanah dilakukan oleh laboratorium yang telah terakreditasi. Berdasarkan data hasil pemantauan lahan terkontaminasi limbah B3 di 20 provinsi maka diketahui bahwa masih terdapat limbah B3 yang belum dikelola sesuai peraturan yang ada. Limbah B3 yang belum dikelola ini akan memberikan potensi pencemaran lingkungan yang salah satunya mengakibatkan terjadinya lahan terkontaminasi limbah B3 yang kedepannya harus segera dipulihkan. Sesuai dengan tupoksinya KLH telah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap proses pemulihan yang dilakukan oleh kegiatan usaha yang telah mencemari lingkungan. Indikator kinerja menunjukkan capaian kinerja yang telah dicapai dalam menurunkan beban pencemaran melalui jumlah terkelolanya limbah B3 yang terkelola dari kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3. Capaian indikator kinerja ini pada tahun 2014 adalah 1.744 %, dimana dari target 62.400 (enam puluh dua ribu empat ratus) ton limbah B3 di media yang diharapkan terkelola dari kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi, terealisasi sebanyak 1.088.411,3 (satu juta delapan puluh delapan ribu empat ratus sebelas koma tiga) 56
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
ton telah terkelola dari kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3. Kegiatan rinci dapat diuraikan sebagai berikut: 1)
Pelaksanaan aplikasi web base pelaporan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3;
2)
Pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 terhadap industri pada sektor: a)
Manufaktur
b)
Agroindustri
c)
Pertambangan, Energi, Minyak dan Gas
d)
Jasa dan Non Institusi
Capaian kinerja yang meningkat secara signifikan dari target kinerja yang ditetapkan didapat karena adanya lokasi lahan terkontaminasi limbah B3 yang baru teridentifikasi dan telah dilakukan penyelesaian pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 secara cepat melalui peran serta aktif perusahaan dalam melakukan kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 dan kinerja pengawasan yang baik. Hasil Kegiatan Pelaksanaan Pemulihan Lahan Terkontaminasi limbah B3 adalah sebagai berikut : 1)
BIDANG PEM (Pertambangan, Energi dan Migas) Kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi Limbah B3 bidang Pertambangan,
Energi dan Migas pada tahun 2014 bertambah dalam jumlah yang cukup signifikan dari yang dilakukan pada tahun 2013, mengingat bahwa pada tahun 2014 terdapat beberapa tambahan laporan adanya lahan terkontaminasi yang baru teridentifikasi. Sehingga kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 bidang PEM tahun 2014 merupakan kombinasi antara kelanjutan pekerjaan pemulihan pada tahun 2013 dengan beberapa tindak lanjut awal terhadap temuan lahan terkontaminasi baru. Secara ringkas, kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi bidang PEM pada tahun 2014 dilakukan pada 14 penanggung jawab (12 kegiatan migas dan 1 tambang).
57
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 PT. Pertamina RU V Balikpapan
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 Conoco Philips
Gambar 3.16 Kegiatan Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 pada Industri Sektor Pertambangan, Energi dan Minyak dan Gas
Pada tahun 2014, telah dilakukan berbagai kegiatan terkait dengan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 dari sektor Pertambangan, Energi dan Migas, yang dapat diklasifikasikan berdasarkan status tindak lanjutnya yaitu sebagai berikut. Tabel 3.8. Status Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
NO.
STATUS TINDAK LANJUT
JUMLAH PERUSAHAAN 4 Perusahaan (5 SSPLT untuk 5 lokasi)
1
Telah diterbitkan SSPLT
2
Penanggung jawab masih melakukan pekerjaan lapangan
7 Perusahaan
3
Ditindaklanjuti dengan penegakan hukum melalui deputi v
3 Perusahaan
4
Dilakukan klarifikasi tertulis kepada penanggung jawab yang tidak menyampaikan laporan kemajuan pekerjaan pemulihan
1 Perusahaan
5
Menunggu jadwal pembahasan
2 Perusahaan
TOTAL 2)
17 Perusahaan
Bidang Agroindustri Kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 pada sektor agroindustri
selama tahun 2014 dilakukan sebanyak 4 kegiatan. Rincian kegiatan tercantum dalam tabel dibawah ini.
58
Tabel 3.9. Kegiatan Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 pada Sektor Agroind
No.
Penanggungjawab/ Nama
1.
Tidak ada penanggung- jawab, pelaku pencemaran adalah pelebur timbal dari aki bekas tanpa izin (penduduk setempat: Desa Cinangka).
2
Perusahaan
Periode penanganan: 11 Okt 2013 - 19 Mar 2014. PT. Fermentech Indonesia. Periode penanganan: 23 Okt 2012 - 29 Okt 2014.
Lokasi Lahan Terkontaminasi LB3 Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Luas Lahan Terkontaminasi LB3 2
2.850 m (Dua ribu delapan
ratus meter persegi), terbagi menjadi 5 (lima) tempat.
ratus lima puluh meter kubik) atau sama dengan 15.726 ton (Lima belas ribu tujuh ratus dua puluh enam ton).
2
3.
PT. Riau Andalan Pulp and Paper Berlokasi di lahan tempat 3,4 Ha (Tiga koma empat (RAPP). penimbunan LB3 PT. Riau hektar). Andalan Pulp and Paper, Periode penanganan: Kec. Pangkalan Kerinci, Kab. 31 Agt 2012 - 14 Nov 2014. Pelalawan, Prov. Riau.
4.
PT. Pfizer Indonesia. Periode penanganan: 28 Okt 2013 - 4 Nov 2014.
3
6.500 m (Enam ribu lima
10.956 m (Sepuluh ribu Berlokasi di tempat penimbunan LB3 PT. sembilan ratus lima puluh Fermentech Indonesia, enam meter persegi). Desa Gunung Pasir Jaya, Kec. Sekampung Udik, Kab. Lampung Timur, Prov. Lampung.
Berlokasi di dalam areal wilayah PT. Pfizer Indonesia, Jl. Raya Bogor Km. 35,8 Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
Jumlah LB3 dan Tanah Terkontaminasi LB3 Dikelola
2
830 m (Delapan ratus tiga puluh meter persegi).
Total LB3 dan Tanah Terkontaminasi LB3 Dikelola Tahun 2014
3
39.896 m (Tiga puluh sembilan ribu delapan ratus sembilan puluh enam meter persegi) atau sama dengan + 59.844 ton (Lima puluh sembilan ribu delapan ratus empat puluh empat ton). 3
401.937 m (Empat ratus satu ribu sembilan ratus tiga puluh tujuh meter kubik) tidak terpadatkan/non compacted atau + 361.048 ton (Tiga ratus enam puluh satu ribu empat puluh delapan ton). 681,84 ton (Enam ratus delapan puluh satu koma delapan puluh empat ton)
437.299,84 ton.
Pengangkat selanjutan L sarana yang enkapsulas dan HDPE 1
Pengangkat terkontami terkontami penyimpan memiliki izi terkontami dalam lokasi lahan Pengangkat terkont sementara Selanjutnya dikelola den yang a dipulihkan Pengangkat tanah terko terkontami yang memi Kec. Cileung diangkut da kategori I.
59
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Berikut beberapa dokumentasi kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 pada sektor agroindustri.
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 PT. Fermentech Indonesia PT. Sinar Alam Permai
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 PT. Pfizer Indonesia PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 di Desa Cinangka
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 PT. RAPP
Gambar 3.17. Kegiatan Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 pada Industri Sektor Agroindustri dan Abandon Land
60
2) Bidang Manufaktur Kegiatan dan status pemulihan lahan terkontaminasi tersaji dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.10. Status Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 Sektor Manufaktur
VOLUME NO
SEKTOR DAN
LOKASI
JENIS LIMBAH SUMBER
PERUSAHAAN
LUAS
TONASE TANAH TANAH TERKONTA TERKONTAMINASI
LAHAN TERKONTA
KONTAMINASI
PENANGGUNG JAWAB MASIH
TERBIT
MELAKUKAN
YANG DIKELOLA 2
MINASI (m )
SUDAH
MINASI 3 (m )
(ton)
SSPLT
PEKERJAAN
LAPANGAN
255.17
PROSES
95,171.00
95,171.00
-
√
13,770.00
13,770.00
-
√
25,092.00
250,960.00
326,248.00
-
√
1
SOCIMAS
120.00
2
INALUM
7.50
3
EBARA
4
PT. South Pacific
5
PT. Dactex
Viscose (SPV)
SSPLT
61
2,000.00
1,000.00
Belum dihitung
-
√
6
Indonesia PT. Indo Bharat Rayon
belum ada data
belum ada data
belum ada data
-
-
7
Kali Surabaya
belum ada
belum ada
data
data
belum ada data
-
-
8
PT. Petrokimia
belum ada
belum ada
data
data
belum ada data
-
-
9
PT. Kualimas
belum ada
belum ada
data
data
belum ada data
-
-
belum ada
belum ada
data
data
belum ada data
-
-
10
Gresik Aditama PT. Toyogiri Iron
Steel
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Dokumentasi kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 pada sektor Manufaktur disajikan dalam gambar berikut.
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 PT. Toyogiri Iron Steel PT. Kuali Mas
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 PT. South Pacific Viscose PT. Inalum
Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 Pemulihan lahan terkontamiansi limbah B3 PT. Ebara Indonesia PT. Soci Mas Gambar 3.18 Kegiatan Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 pada Industri Sektor Manufaktur
62
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
3)
Bidang Jasa Selain sektor-sektor diatas, berikut beberapa dokumentasi dalam kegiatan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 pada sektor Industri Jasa. Selain itu juga, terdapat lahan terkontaminasi yang tidak bertuan (abandon land). Untuk itu kegiatan pemulihan dilakukan oleh pemerintah.
Pemulihan lahan terkontaminasi PT. Patra Niaga
Pemulihan lahan terkontaminasi di Kabupaten Tegal Gambar 3.19 Kegiatan Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 pada Industri Sektor Jasa dan Abandon Land
63
64
Berikut adalah kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2014 pada sektor Jasa dan Non I
Tabel 3.11 Status Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 Sektor Jasa dan Non In
NO
SEKTOR DAN PERUSAHAAN
LOKASI
JENIS LIMBAH SUMBER KONTAMINASI
LUAS LAHAN TERKONTA MINASI 2
(m )
1
PT. PATRA NIAGA
2,250.00
2
KAWASAN
7,225.00
3
PT. TOCHU SILIKA
INDUSTRI DUMAI INDONESIA
VOLUME TONASE TANAH TANAH TERKONTA TERKONTAMINASI YANG DIKELOLA MINASI 3 (ton) (m )
2,441.00
SUDAH TERBIT SSPLT
PENANGGUNG JAWAB MASIH MELAKUKAN PEKERJAAN LAPANGAN
23,800.00
-
√
28,264.17
-
√
600.00
180.00
216.00
-
√
13,459.00
57,500.00
20,305.00
-
-
EKS SMELTER
4
ILEGAL KABUPATEN TEGAL
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
Gambaran upaya pemulihan lahan terkontaminasi yang dilakukan dari tahun 2012 hingga tahun 2014, dimana terjadi peningkatan jumlah lahan yang terpulihkan sebagaimana dapat dijelaskan dalam grafik berikut:
Gambar 3.20 Grafik Peningkatan Jumlah Lahan yang Terpulihkan Tahun 2012 - 2014
Meningkatnya Usaha Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup Berbagai persoalan kerusakan lingkungan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, meliputi kerusakan hutan dan lahan, kemerosotan keanekaragaman hayati dan keamanan hayati, kebakaran lahan dan hutan, kerusakan ekosistem gambut, kerusakan ekosistem daerah aliran sungai (DAS), kerusakan ekosistem danau, dan kerusakan lingkungan kawasan pesisir dan laut. Pemerintah Indonesia telah meyampaikan komitmen untuk menangani persoalan kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2009-2014 telah menetapkan prioritas pembangunan pengelolaan lingkungan hidup yang diarahkan pada “Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung pertumbuhan ekonomi dan 65
LAPORAN KINERJA KLHK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014
kesejahteraan yang berkelanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan resiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim”. Pelaksanaan kegiatan tahun 2014 diarahkan pada upaya untuk mewujudkan perbaikan fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam. Sasaran strategis yang ingin dicapai adalah terkendalinya kerusakan lingkungan sungai, danau,
gambut,
pesisir
dan laut,
terlindunginya
kelestarian fungsi
lahan,
keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan; serta meningkatnya pengendalian perubahan iklim melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Indikator kinerja, target dan realisasinya pada tahun 2014 digambarkan pada Tabel 3.8 sebagai berikut: Tabel 3.12. Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 : “Meningkatnya Usaha Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup”
NO a.
b.
c.
d.
a.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Jumlah kabupaten yang meningkatkan dan atau mempertahankan tutupan vegetasi di wilayahnya (profil kabupaten hijau) Jumlah provinsi yang menerapkan pengelolaan gambut berkelanjutan Jumlah sungai prioritas yang disepakati kelas airnya dengan pendekatan ekoregion Jumlah danau prioritas yang telah dilakukan penyusunan rencana aksi penyelamatan danau (Germadan)
TARGET
REALISASI
%
2
3
4
200
Kabupaten
316
Kabupaten
158
3
Provinsi
3
Provinsi
100
13
Sungai
13
Sungai
100
5
Danau
5
Danau
100
%
%
%
%
Kabupaten yang meningkatkan dan atau mempertahankan tutupan vegetasi di wilayahnya (profil kabupaten hijau)” Program Menuju Indonesia Hijau (MIH) merupakan salah satu program
Kementerian Lingkungan Hidup yang bertujuan mendorong Pemerintah Kabupaten untuk mempertahankan dan menambah tutupan vegetasi di kawasan berfungsi lindung (kawasan dengan kelerengan >40%, sempadan sungai, sempadan pantai, 66