PENGENDALIAN HAMA
F. Pengendalian Kimiawi • Yaitu penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama agar hama tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman yang diusahakan. • Kelebihannya : 1. Cepat menurunkan populasi hama 2. Mudah penggunaanya Kelemahannya : 1. Merugikan kesehatan & kelestarian lingkungan 2. Munculnya resistensi, resurjensi hama dan letusan hama kedua.
RESURJENSI HAMA : Peristiwa peningkatan populasi hama sasaran yang mencolok sehingga jauh melampaui AE segera setelah diadakan tindakan pengendalian dengan pestisida tertentu. LETUSAN HAMA SEKUNDER : Berubahnya status hama potensial yang semula bukan hama sasaran menjadi hama yang penting. Resurjensi & letusan hama sekunder > karena terbunuhnya MA hama sasaran atau MA hama sekunder, contoh : serangan wereng coklat (1970)
• Beberapa bentuk keracunan kronik : 1. Karsinogenik (pembentukan jaringan kanker) 2. Mutagenik (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang) 3. Teratogenik (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan)
Nama & Formulasi Pestisida • PESTISIDA = PESTICIDA dari kata PEST : hama & CIDA : pembunuh jadi Pestisida yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama. • Pengelompokan Pestisida berdasarkan jenis jasad sasaran : 1. Insektisida : mengendalikan serangga 2. Rodentisida : mengendalikan tikus 3. Nematisida : mengendalikan nematoda 4. Fungisida : mengendalikan jamur 5. Herbisida : mengendalikan gulma dan lain-lain
Penamaan Pestisida Pestisida ditandai dengan 3 cara penamaan : • 1. Nama umum : nama yang diusulkan oleh organisasi profesi, seperti ESA dan disetujui oleh lembaga Internasional seperti IOS. • 2. Nama dagang : ditetapkan oleh produsen atau formulator insektisida. • 3. Nama kimia : nama yang digunakan oleh ahli kimia dalam menjelaskan suatu senyawa kimia sesuai dengan rumus bangun senyawa pestisida tersebut.
Contoh penamaan pestisida : • Suatu insektisida yang digunakan untuk pengendalian penggerek batang padi di Indonesia. • Nama umum : karbofuran • Nama dagang : Furadan, Currater, Indofur, Dharmafur, dll. • Nama kimia : 2,3-dihidro 2,2,-dimetil-7-benzoil metilkarbamat * Rumus bangun :
Klasifikasi Insektisida A. Berdasarkan Cara Masuk : 1. Racun perut › racun sistemik 2. Racun kontak 3. Fumigan (racun pernafasan) B. Berdasarkan Sifat Kimia : 1. Insektisida Anorganik a. Senyawa-senyawa arsenik b. Senyawa fluorin c. Senyawa lain : fosfor, talium sulfat, dll.
Insektisida anorganik Calsium arsenat (1930)
Arsenat lead
B. Insektisida Organik 1. Insektisida organik dari hewan 2. Insektisida organik dari tumbuhan (Insektisida botanik) 3. Senyawa organik sintetik : a. Organoklorin (OC) b. Orgafosfat (OP) c. Karbamat d. Piretroid sintetik (PS)
Formulasi Insektisida • Bahan aktif insektisida : bahan penyusun terpenting. • Bahan aktif teknis : bahan aktif murni + bahan antara • Formulasi insektisida yang dipasarkan : bahan aktif teknis + bahan penguat (sinergis) & bahan pembantu (ajuvan). • Bahan tambahan yang tidak bersifat insektisida tersebut disebut inert ingredient yang bersifat insektisidal disebut active ingredient. • Sinergis : bahan yang tidak beracun namun bila dicampurkan insektisida bisa memperkuat toksisitas. • Ajuvan : solvent, diluent, stiker, surfaktan, deodoran, dll.
Active ingredient + Inert ingredient = Formulasi
Macam-Macam Formulasi Insektisida :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Emulsifiable Concentrate (EC) Wettable Powders (WP) Flowable Powder (F) Suspension Concentrate (SC) Soluble Powder (SP) Solutions (S) Dust (D) Granules (G) Aerosol (A) Poisonous Baits (B) Slow-release Formulations (SR)
Beberapa formulasi insektisida
• EC
• WP
• F
• SC
Fogging Solution
Bug Candle
Poisonous Bait
Slow-release Formulation
Formulasi Aerosol
ULV (Ultra Low Volume)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Syarat Pestisida Ideal
Toksisitas oral yang rendah Toksisitas dermal yang rendah Tidak persisten Tidak meninggalkan residu Tidak berakumulasi Efektif terhadap organisme sasaran Mempunyai spektrum sempit Tidak mematikan organisme bukan sasaran Non fitotoksis Tidak menimbulkan resistensi jasad sasaran Mudah didapat dan murah Tidak mudah terbakar Dapat disimpan lama
14. Tidak merusak alat
G. Pengendalian Hama Terpadu
• Dalam konsep PHT dikenal 4 unsur dasar dan 6 komponen penyusun PHT. • Unsur dasar PHT : 1. Pengendalian alami 2. Metode pengambilan sampel 3. Aras ekonomi 4. Biologi dan ekologi serangga • Komponen PHT : 1. Pengendalian kultur teknis 2. Pengendalian hayati 3. Pengendalian kimiawi 4. Pengendalian dengan varietas tahan 5. Pengendalian fisik & mekanik 6. Pengendalian dengan peraturan
SELESAI