EVALUASI TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA LAYANAN POSYANDU 2014 LIFTACHUL ILMIYAH 11002159 Subject : Masyarakat, Kepuasan, Posyandu DESCRIPTION Terjadinya penurunan kunjungan posyandu mengindikasikan kecenderungan masyarakat menggunakan layanan kesehatan hanya saat membutuhkan misalnya saat mereka sakit, Tidak mendapatkan layanan monitoring atau meningkatkan pengetahuan kesehatan dan gizi seperti yang diberikan di posyandu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan posyandu di Desa Bakung Pringgondani Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian deskriptif dengan rancang bangun kualitatif research. Variabel penelitian yaitu evaluasi tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan posyandu. Populasi penelitian ini seluruh masyarakat pengguna layanan posyandu di Desa Bakung Pringgondani Sidoarjo sebanyak 261 ibu. Kepuasan diambil dengan teknik accidental sampling sebanyak 86 responden pada tanggal 12 mei s/d 30 mei 2014. Data dikumpulkan dengan instrumen wawancara, kemudian diolah secara editing, coding, scoring, dan tabulating. Hasil penelitian menunjukan hampir setengah responden merasa tidak puas dengan pelayanan posyandu sebanyak 32 responden (37,2%). Berdasarkan dimensi tangible sebanyak 51 responden merasa tidak puas (59,3%), dimensi reability sebanyak 27 responden merasa tidak puas (31,4%). Dimensi responsiveness sebanyak 40 responden merasa tisak puas (46,6%). Dimensi assurance sebanyak 45 responden merasa tidak puas (52,4%). Dimensi emphaty sebanyak 34 responden merasa tidak puas (39,6%). Analisa data yang dilakukan dengan menganalisa tingkat kepuasan yang dimiliki responden dengan menggunakan 5 dimensi kepuasan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden merasa puas dengan pelayanan posyandu. Hal ini terjadi karena responden sudah merasa pelayanan yang diberikan kader posyandu di Desa Bakung Pringgondani cukup baik dan mampu memberikan pelayanan yang bagus. Diharapkan ibu balita selalu meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang bentuk pelayanan yang diterima ibu dan balita sehingga ibu dapat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. ABSTRACT A decline in visit indicates the tendency of society using that health services only when needed. For example when they are sick, didn’t get monitoring service or improving health education and nutrient as given in posyandu. The purpose of this research was to know the evaluation of the community satisfaction level as posyandu service users in bakung pringgondani Balongbendo Sidoarjo. Type of the study was descriptive used qualitative design. The variable is the evaluation of community satisfaction level as posyandu service users. The population all of the posyandu service users in there as many as 261mothers. Sample taken with accidental sampling technique as many as 86 respondents. On may 12 to may 30 2014. Data collected by interview intrument, then processed in the editing, coding, scoring, and tabulating.
Results showed that nearly half of respondents were not satisfied with the posyandu service as many as 32 respondents (37,2%), based on tangible dimension as many as 51 respondents fell dissatisfied (59,3%), reability dimension as many as 27 respondents (31,4%) were dissatisfied, resposivines dimension as many as 40 respondents (46,6%) were dissatisfied, assurance dimension as many as 45 respondents (52,4%) were dissatisfied, emphaty dimension as many as 34 respondents (39,6%) were dissatisfied. Data analysis did by analyzing the level of satisfaction of the respondents using 5 dimensions of satisfaction . The result of this research indicated that most of the respondents were satisfied with the posyandu service. It happened because the respondents felt posyandu service that given by cadre of posyandu in the bakungpringgondani was good enough and able to provide good service. It is expected that children under five mothers always improve the information and education about the form of service that received by mothers and children under five so that the mothers can feel satisfied with the service that given. Keyword : satisfaction, posyandu Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: 1. Ika Yuni Susanti S.ST 2. Fitria Edni Wari S.Keb Bd : 30 Mei 2014 : Laporan Penelitian :: :
LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang pengelolaan dan penyelenggaraangnya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan untuk memberdayakan masyarakat serta memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2011) Masalah yang berkaitan dengan kunjungan posyandu antara lain sarana prasarana dan bahan penyuluhan belum memadai, pengetahuan kader masih rendah dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan serta konseling masih lemah, masih kurangnya pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu serta masih terbatasanya pembinaan kader (Depkes, 2010). Terjadinya p e n u ru n a n kunjungan mengindikasikan kecenderungan masyarakat menggunakan layanan ke se hata n hanya saat membutuhkan misalnya saat mereka sakit, bukan untuk mendapatkan la ya na n monitoring atau meningkatkan pengetahuan kesehatan dan gizi seperti yang diberikan di Posyandu. Pergeseran kebutuhan menjadi penyebab Posyandu makin ditinggalkan. S e m a k in banyak ibu-ibu yang membawa balitanya ke fasilitas kesehatan atau praktik dokter sw a sta untuk imunisasi (Simanjuntak, 2012). Kenyataan yang terjadi pada pelaksanaan posyandu tidak berfungsinya meja 4 dan 5 dimana pada meja ini kader bertugas untuk memberikan pendidikan kesehatan dan pelayanan konseling serta pemeriksaan kesehatan. Jumlah balita di Indonesia sebanyak 10% dari jumlah penduduk, di mana prevalensi (ratarata) gangguan perkembangan bervariasi 12.8% s/d 16% sehingga dianjurkan melakukan observasi/skrining tumbuh kembang pada setiap anak (Bensa, 2011). Sebanyak 367 balita di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengidap gangguan pertumbuhan (stunting) akibat kekurangan gizi secara berulang sejak saat janin hingga berusia dua tahun (Ant, 2012).
Berdasarkan data dan informasi kesehatan diperoleh data cakupan pelayanan kesehatan anak balita di Indonesia tahun 2012 adalah 81% dan provinsi yang melebihi nilai cakupan adalah provinsi jawa barat (93,68%) dan provinsi terendah adalah provinsi Papua (11,42%), sedangkan provinsi jawa timur sebesar 70,24%, sedangkan provinsi jawa timur sebesar 78,2% dan untuk kota Mojokerto (93,83%). Berdasarkan catatan dinas kesehatan Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2011 jumlah posyandu mencapai 1712 posyandu dan menyebar di 353 Desa/kelurahan pada 18 kecamatan yang ada. Namun dari 137.517 sasaran (bayi dan balita) yang aktif untuk datang ke posyandu baru terlaksana 99.122 saaran atau 72,08% dan dikhawatirkan dengan belum maksimalnya kedatangan bayi dan balita ke posyandu ini, angka bawah garis merah yang terbilang rendah yakni sekitar 2,04% akan sulit terpantau (Dinkes, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murwani (2010) di Yogyakarta menunjukkan bahwa rendahnya mutu pelayanan kesehatan menyebabkan ibu balita pengguna posyandu merasa kurang puas.Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa 55% posyandu belum memiliki tempat pelayanan yang layak, 62% peralatan kuarang memadahi dan baru 38% kader terlatih dan 56% ibu balita mengatakan pelayanan kurang menarik. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2014 di Desa Bakung Pringgodani dengan teknik wawancara terhadap 5 responden diperoleh data 3 responden (60%) menyatakan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kader di posyandu baik dari segi keramahan dan ketrampilan serta ketanggapan petugas sedangkan 2 responden (40%) menyatakan bahwa mereka puas dengan adanya keramahan petugas dan informasi yang diberikan saja karena terkadang kader ada yang tidak mempunyai ketrampilan yang baik. Posyandu merupakan salah satu bentuk pendekatan partisipasi masyarakat di bida n g kesehatan yang dikelola kader Posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan p ela tih a n dari Puskesmas. Kader Posyandu mempunyai peran yang penting karena merupakan pe la ya n kesehatan (health provider) yang berada di dekat kegiatan sasaran Posyandu dan m e m ilik i frekuensi tatap muka kader lebih sering daripada petugas kesehatan lainnya. Tugas k a d e r Posyandu dalam kegiatan KIA di Posyandu adalah melakukan pendaftaran, pe n im b a n gan, mencatat pelayanan ibu dan anak dalam buku KIA, menggunakan buku KIA sebagai ba h a n penyuluhan, dan melaporkan penggunaan buku KIA kepada petugas kesehatan (Simanjuntak, 2012). Menurut Uphoff (2010) kunjungan balita ke Posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan balitanya, motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita mempunyai andil besar dalam meningkatkan kesehatan balitanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat ibu datang ke posyandu salah satunya adalah kepuasan ibu (Heriyani, 2012). Kepuasan ibu dalam menggunakan fasilitas posyandu terjadi karena adanya sarana dan prasarana yang kurang memadai, tempat pelaksanaan posyandu yang tidak dapat dijangkau oleh beberapa ibu bayi, pelayanan kader yang kurang ramah dan kurang terampil. Upaya yang dapat dilakukan antara lain lebih meningkatkan pembinaan posyandu dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna semakin meningkat, terutama bidan sebagai tenaga kesehatan adalah meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu dengan cara bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada secara bersama-sama, selain itu diperlukan pemberian pendidikan kesehatan pada ibu balita sehingga mereka lebih memahami tentang pentingnya posyandu diselenggarakan sehingga ibu balita dapat memanfaatkan pelayanan di posyandu secara maksimal dan dapat meningkatkan kepuasan mereka (Murwani, 2011). Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul evaluasi tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan posyandu di Desa Bakung Pringgodani Kecamatan Balongnbendo Kabupaten Sidoarjo.
METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancang bangun kualitatif research. Variabel penelitian yaitu evaluasi tingkat kepuasan masyarakat pengguna layanan posyandu. Populasi penelitian ini seluruh masyarakat pengguna layanan posyandu di Desa Bakung Pringgondani Sidoarjo sebanyak 261 ibu. Kepuasan diambil dengan teknik accidental sampling sebanyak 86 responden pada tanggal 12 Mei s/d 30 Mei 2014. Data dikumpulkan dengan instrumen wawancara, kemudian diolah secara editing, coding, scoring, dan tabulating. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukan hampir setengah responden merasa tidak puas dengan pelayanan posyandu sebanyak 32 responden (37,2%). Berdasarkan dimensi tangible sebanyak 51 responden merasa tidak puas (59,3%), dimensi reability sebanyak 27 responden merasa tidak puas (31,4%). Dimensi responsiveness sebanyak 40 responden merasa tisak puas (46,6%). Dimensi assurance sebanyak 45 responden merasa tidak puas (52,4%). Dimensi emphaty sebanyak 34 responden merasa tidak puas (39,6%). Kepuasan pelanggan/konsumen adalah suatu keadaan ketika kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi malalui produk yang dikonsumsi (Erna. 2008). Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan sesuai dengan harapannya (Supranto, 2006). Dilihat dari dimensi tangible yaitu sebagian besar responden tidak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu menurut dimensi tangible sebanyak 51 responden (59,3%). Menurut Supranto (2006) tangible adalah segala sesuatu yang tampak, seperti penampilan fisik dari fasilitas, peralatan dan personalia yang meliputi : kebersihan dan kenyamanan ruangan, kerapian penampilan karyawan, kelengkapan peralatan. Dimensi tangible menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa puas dengan pelayanan yang dilakukan oleh kader posyandu diantaranya penampilan yang ditunjukkan oleh kader posyandu yang selalu menunjukkan kerapian dalam berpenampilan, ruangan posyandu yang selalu terjaga kerapian dan kebersihan sehingga ibu balita merasa nyaman ketika menunggu di posyandu. Akan tetapi mmeskipun kader tampil rapid an baik , serta bersikap sopan dan ramah, responden merasa belum puas dengan fasilitas yang tersedia di posyandu seperti tempat duduk yang kurang rapi, tempat penimbangan yang sudah tidak berfungis dengan baik. Dilihat dari dimensi reliability bahwa hampir setengahnya responden tidak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu menurut dimensi reability sebanyak 27 responden (31,4%). Menurut Supranto (2006) reliability adalah elemen yang berkaitan dengan kemampuan untuk mewujudkan layanan yang dapat dilaksanakan dan diandalkan oleh pelaksanaan pelayanan kesehatan. Yaitu pelayanan perawatan dan pengobatan yang dilaksanakan dengan baik Dimensi reliability menunjukkan bahwa responden merasa puas dengan keandalan yang dilakukan oleh kader dalam melakukan tindakan diantaranya tanggap dalam menerima keluahan dan ramah dalam memberikan pelayanan pada ibu balita. Dengan semua ketanggapan dan keandalan yang diberikan oleh kader posyandu setiap kali menerima keluhan ibu balita membuat responden merasa cukup puas dengan keadaan tersebut. Dilihat dari dimensi responsiveness bahwa hampir setengah responden merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu menurut dimensi responsiveness sebanyak 40 responden (46,6%)
Menurut Supranto (2006) responsiveness adalah elemen yang berkaitan dengan kesediaan dalam membantu dan memberikan layanan yang terbaik bagi klien yang meliputi cepat dan tanggap terhadap informasi yang jelas, dapat melaksanakan pelayanan yang cepat dan bermakna serta mampu menyelesaikannya dengan baik. Dimensi responsiveness menunjukkan bahwa responden merasa puas dengan kesediaan yang diberikan oleh kader posyandu dalam memberikan pelayanan seperti kader bersedia membantu ibu balita dalam menimbang bayinya dan menyediakan fasilitas yang diperlukan oleh responden. Dilihat dari dimensi assurance hampir setengah responden merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu menurut dimensi assurance sebanyak 41 responden (47,6%). Menurut Supranto (2006) assurance adalah elemen yang berhubungan dengan kemampuan untuk merebut kepercayaan dan keyakinan klien yang didasari oleh pengetahuan, kesopanan dan keramahan. Dimensi assurance menunjukkan bahwa responden merasa puas dengan bentuk jaminan yang diberikan oleh kader posyandu dalam melakukan atau memberikan tindakan sesuai dengan prosedur yang diberikan seperti penimbangan balita dan juga pemberian nutrisi yang harus diberikan pada balita dan juga pelayanan tindakan yang telah diberikan. Hal ini didsarkan pada pengetahuan dan keramahan yang dimiliki oleh petugas dalam memberikan pelayanan di posyandu. Diantaranya bentuk kepercayaan atau jaminan yang diberikan kader posyandu terhadap ibu balita yaitu kader selalu cekatan dalam memberikan tindakan dan selau tanggap dengan keluhan yang disampaikan oleh ibu balita. Dilihat dari dimensi emphaty bahwa hampir setengah responden merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kader posyandu menurut dimensi emphaty sebanyak 34 responden (39,6%). Menurut Supranto (2006) emphaty adalah elemen yang berkaitan dengan kepedulian dan perhatian secara individu dari keyakinan kepada klien yaitu memberikan perhatian terhadap kebutuhan khusus klien tanpa memandang status klien. Dimensi empaty menunjukkan bahwa kader posyandu sangat peduli dengan keadaan ibu dan balita yang berkunjung dan selain itu kader selalu memberikan pelayanan dengan baik dan selalu ramah dan tersenyum dalam melakukan pelayanan. Diantaranya bentuk kepedulian yang dilakuakn kader yaitu mereka menggendong balita dengan hati , jarang membentk ibu dan balita saat melakukan penimbangan, selalu tersenyum ketika menghadapi ibu dan balita. SIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Bakung pringodani diperoleh data hampir setengahnya responden merasa tidak puas dengan pelayanan posyandu sebanyak 32 responden (37,2%). REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Berikutnya Diharapkan bagi peneliti berikutnya dapat menggunakan metode atau desain yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat lebih membantu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan 2. Bagi Responden Diharapkan bagi responden dapat mengetahui bentuk ketramilan yang seharusnya dilakukan oleh kader posyandu, ketanggapan kader dalam mendengar keluhan dan memberikan tindakan, keramahan yang diberikan petugas, serta fasilitas yang dapat diterima oleh ibu balita, dan juga sikap empati yang ditunjukkan oleh kader
sehingga ibu dapat memberikan kritik pada kader jika terdapat kekurangan dalam pelayanan yang diberikan dan dapat meningkatkan pelayanan kader posyandu semakin baik. 3. Bagi tenaga kesehatan (kader posyandu) Diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan yang dimiliki dalam memberikan pelayanan pada ibu dan balita sehingga pelayanan yang diberikan dapat lebih memuaskan pada ibu dan balita. 4. Bagi Instansi Pendidikan Diharapkan dapat lebih meningkatkan materi pembelajaran pada mahasiswa tentang bentuk pelayanan prima yang dapat diberikan pada ibu dan balita diposyandu sehingga mahasiswa dapat menerapkan teori yang diterima ketika melakukan pelayanan di posyandu. 5. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Diharapkan pemerintah khususnya dinas kesehatan melakukan pembinaan dan pelatihan pada kader posyandu sehingga kemampuan dan ketrampilan kader dapat lebih ditingkatkan dan pelayanan yang diberikan akan semakin baik. ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No Telp : 085645440882 Alamat : Mojokerto