EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN PADA PT. AJ BRINGIN JIWA SEJAHTERA
Ainun Mardiah, Martin Surya Mulyadi Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530 (021) 53696969, 53696999/ (021) 5300244
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this study is to evaluate the effectiveness and efficiency of internal control procedures of health insurance claims, assessing whether the internal controls that have been implemented so far can prevent unwanted errors, and evaluate and identify weaknesses that occur in running the fund disbursement procedures of insurance claims. The research method used is descriptive method and object of research is the internal control procedures for the payment of health insurance claims. This study analyzes the implementation of internal control in accordance with the internal control components according to COSO and weaknesses contained in the internal controls over the payment of health insurance claims in PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. The conclusion is the overall internal control procedures have been effectively and efficiently in accordance with the components of internal control (COSO), but there are weaknesses in the payment of health insurance claims in PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Keywords: Internal Control, Claim, Insurance
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi prosedur pengendalian internal atas klaim asuransi kesehatan, menilai apakah pengendalian internal yang telah diterapkan selama ini dapat mencegah terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan, dan mengevaluasi serta mengidentifikasi kelemahan yang terjadi dalam prosedur berjalan atas pencairan dana klaim asuransi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan objek penelitian yang digunakan adalah prosedur pengendalian internal terhadap pembayaran klaim asuransi kesehatan. Penelitian ini menganalisis penerapan pengendalian internal sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut COSO serta kelemahan yang terdapat pada pengendalian internal terhadap pembayaran klaim asuransi kesehatan pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Simpulannya adalah secara keseluruhan prosedur pengendalian internal telah dijalankan dengan efektif dan efisien sesuai dengan komponen pengendalian
internal (COSO), namun terdapat kelemahan pada pembayaran klaim asuransi kesehatan pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. (AM) Kata Kunci: Pengendalian Internal, Klaim, Asuransi,
PENDAHULUAN Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan oleh masyarakat banyak, baik perorangan maupun dunia usaha di Indonesia dan sejalan dengan perkembangan jaman, kegiatan masyarakat kini semakin kompleks dan sering dihadapkan pada kemungkinan terjadinya berbagai peristiwa yang tidak diperkirakan sebelumnya. Dengan kata lain manusia berpeluang akan mengalami berbagai risiko atau musibah dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Risiko merupakan suatu ketidakpastian mengenai kerugian, ketidak pastian terjadi karena suatu keadaan sehingga menimbulkan kerugian bagi penderitanya. Risiko yang terjadi itu bisa berupa penyakit, kecelakaan, kebakaran, meninggal dunia dan lain-lain sebagainya yang membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya jasa asuransi. Pengendalian internal adalah unit yang sangat berperan dalam kelangsungan perusahaan asuransi salah satunya dalam aktivitas proses klaim yaitu untuk menentukan apakah suatu klaim harus dibayar segera, ditunda atau ditolak, yang selanjutnya hal ini akan berefek pada citra perusahaan. Pengendalian internal dalam klaim juga berpengaruh dalam menentukan arus kas keuangan perusahaan secara langsung. Pada perusahaan asuransi evaluasi pengendalian internal sangat diperlukan guna mempermudah dan memberikan arahan dalam proses kegiatan perusahaan dimana dalam hal ini adalah dilakukannya proses pengajuan klaim dari peserta asuransi ke perusahaan sampai dengan pencairan atau pembayaran dana atas klaim peserta asuransi yang diterima agar berjalan dengan efektif dan efisien. Dan juga dapat memberikan informasi-informasi yang baik untuk nasabah maupun bagi kinerja perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal yang baik maka dapat dicegah terjadinya kerugian-kerugian yang cukup besar terhadap perusahaan asuransi tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat penelitian yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini, yaitu mengenai pengendalian internal yang dilakukan oleh Lembi Noorvee (2006) dan Nindi Eka Putri (2010). Lembi Noorvee (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Internal Atas Tiga Perusahaan Yang Bergerak Dalam Bidang Industri Perbankan, penelitian ini dilalukan untuk menilai dan membandingkan ketiga perusahaan dalam ruang lingkup struktur kepemilikan modal, gaya manajerial, dan sistem pelaporan keuangan, dan dapat diperoleh kesimpulan bahwa masih terdapat kelemahan dalam penerapan sistem pengendalian internal diketiga perusahaan tersebut beserta perbedaannya. Nindi Eka Putri (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Pengendalian Internal Penjualan Polis Asuransi Terhadap Tingkat Pembayaran Klaim Pada PT AJB Bumiputera 1912, diperoleh kesimpulan bahwa peranan pengendalian internal dalam penjualan polis terhadap tingkat pembayaran klaim mempengaruhi besarnya klaim tahun-tahun sebelumnya pada saat terjadi bencana serta peningkatan penjualan polis yang selalu diikuti dengan kenaikan beban klaim. Berdasarkan isu pokok yang telah dijabarkan diatas, identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat kelemahan dalam aktivitas pembayaran klaim asuransi kesehatan yang ada pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera dan apakah dengan adanya pengendalian internal yang baik dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi prosedur pembayaran klaim asuransi kesehatan pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi prosedur pengendalian internal atas klaim asuransi kesehatan pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, menilai apakah pengendalian internal yang telah diterapkan selama ini dapat mencegah terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan, dan mengevaluasi serta mengidentifikasi kelemahan yang terjadi dalam prosedur berjalan atas pencairan dana klaim asuransi pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera.
METODE PENELITIAN Berdasarkan jenisnya penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif dan berdasarkan kedalaman risetnya penelitian ini kategorikan sebagai penelitian studi kasus karena penelitian ini hanya mengumpulkan data, mencari fakta, kemudian membahas dan dianalisis serta diinterpretasikan berdasarkan landasan teori yang ada. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
1.
Studi lapangan, dimana penelitian dilakukan dengan cara datang langsung ke objek penelitian untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Teknik ini dilakukan dengan cara : a. Observasi, yaitu Pengamatan secara langsung terhadap kegiatan perusahaan khususnya aktivitas yang terkait dalam proses pembayaran klaim asuransi yang terdapat pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. b. Wawancara, yaitu dengan cara tanya jawab langsung dengan pejabat yang berwenang mengenai masalah yang akan dibahas. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari teori-teori literatur, dan tulisan yang berhubungan dengan penelitian.
2.
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan objek penelitian, maka evaluasi pengendalian internal yang akan dibahas adalah pendahuluan survei perusahaan, evaluasi pengendalian internal secara umum pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, evaluasi pengendalian internal atas pembayaran klaim, dan pembahasan.
3.1 Pendahuluan Survei Perusahaan Tahapan survei pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan beberapa informasi mengenai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas pembayaran klaim asuransi pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
5.
Proses pembayaran klaim kepada nasabah dilakukan maksimal 10-14 hari berdasarkan persetujuan klaim yang diterima. Bagian Klaim mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 25 orang dimana setiap cabang mempunyai 1 (satu) orang bagian klaim. Selalu dilakukan survei langsung ke tempat investigasi untuk dapat memproses data klaim secara akurat. Masing-masing Kantor Cabang mempunyai limit klaim yaitu untuk klaim dibawah 1 juta kantor cabang dapat mengeluarkan dana talangan untuk dapat langsung membayar tagihan klaim kepada tertanggung, jika klaim yang diajukan berada diatas limit Kantor Cabang atau dengan nilai klaim diatas 1 juta maka akan diajukan ke Kantor Pusat. Dokumen yang digunakan prosedur dari mulai pengajuan sampai dengan pembayaran klaim adalah sebagai berikut: a. Formulir pengajuan klaim dari tertanggung Formulir dari tertanggung ini adalah surat permohonan klaim yang diajukan tertanggung yang sedang mengalami musibah, dokumen disertakan dengan dokumen pendukung lainnya seperti fotokopi polis asuransi beserta perubahannya (Adendum Polis), fotokopi KTP atau jati diri pemegang polis yang masih berlaku, formulir rawat inap yang diisi oleh dokter yang merawat, catatan medis atau resume medis tertanggung (apabila diminta oleh penanggung), fotokopi seluruh hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi, asli kuitansi biaya rawat inap beserta rinciannya, hasil pemeriksaan penunjang (Laboratorium, X-ray, CT-Scan, USG, dan pemeriksaan lain-lain) yang dilakukan oleh nasabah selama perawatan, serta dokumen lainnya yang di anggap perlu oleh penanggung. b. Surat Persetujuan Klaim Surat Persetujuan Klaim ini di buat oleh Bagian klaim yang dikirimkan kepada pihak tertanggung untuk memberikan informasi atas klaim yang akan dibayarkan. c. Surat Keterangan Dokter Formulir yang ditujukan kepada dokter yang merawat tertanggung untuk mengetahui riwayat perawatan sesuai dengan catatan rekam medis pasien. d. Kuitansi Pembayaran Klaim Kuitansi pembayaran klaim yang berisi total biaya yang sudah dikeluarkan selama perawatan beserta perincian biaya dari Rumah Sakit yang diberikan kepada bagian klaim untuk segera dibayarkan.
e.
Claim Note Bagian klaim memeriksa kuitansi pembayaran klaim, dan perincian biaya Rumah Sakit sebagai dasar untuk mencetak claim note untuk mengajukan persetujuan dan pembayaran klaim. Setelah disetujui oleh Kepala Cabang maka bagian klaim memilah daftar pembayaran (Disbursment) yang disetujui dari kuitansi tersebut. Disbursment dibuat rangkap tiga untuk Bagian Klaim, Kasir dan Pembukuan.
3.2 Evaluasi Pengendalian Internal Secara Umum pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera 1.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian merupakan fondasi untuk keempat komponen pengendalian yang lain didalam perusahaan. Pengendalian ini terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan bagaimana sikap manajemen puncak, direksi, dan pemilik entitas mengenai pengendalian internal dan pentingnya bagi entitas. 1) Integritas dan niai etika Penerapan integritas dan nilai-nilai etika sudah bisa dilakukan oleh seluruh jajaran manajemen PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Hal ini ditunjukkan dengan pelayanan, penanganan, dan prioritas oleh divisi pelayanan/SCO (Service Center Officer) kepada seluruh tertanggung yang mengharapkan pelayanan terbaik dari perusahaan asuransi tempat mereka berinvestasi untuk mengurangi kemungkinan risiko terjadi. Hal ini juga diikuti oleh divisi administrasi dan akuntansi yang senantiasa taat terhadap peraturan dan komitmen akan integritas kerja. Dari evaluasi yang peneliti lakukan, dapat terlihat integritas dan nilai etika yang ditanamkan oleh manajemen perusahaan dimana semangat bekerja para karyawan yang terlihat sangat baik. Hal ini juga diikuti dengan komunikasi yang terbuka dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran dan etika bermasyarakat yang baik. 2) Komitmen terhadap kompetensi PT. Telkom memiliki standar kompetensi masing-masing untuk setiap bagian pekerjaannya. Guna mendukung proses pengelolaan pengetahuan tersebut, setiap karyawan yang diterima adalah karyawan yang lulus tes yang diberikan oleh PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Dalam hal menerima karyawan baru, PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera memperhatikan kepribadian, tingkat pendidikan, dan keahlian para karyawannya. Perusahaan juga menyelenggarakan sistem percobaan selama 3 (tiga) bulan bagi setiap karyawan baru yang diterima dan dibekali dengan product knowladge yang matang serta karyawan wajib lulus dalam ujian lisensi untuk bisa menjual produk asuransi dari Bringin Life. 3) Filosofi dan gaya operasi manajemen PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera mempunyai filosofi sendiri yang membedakan dari perusahaan lain. Filosofinya yaitu menjadi perusahaan asuransi jiwa yang terkemuka di Indonesia. Orientasi kegiatan usaha yang berfokus pada perlindungan terhadap kepentingan nasabah dilandasi dengan semangat memberikan pelayanan yang terbaik. Pengelolaan usaha yang sehat, efisien, transparan serta mampu memberikan hasil yang menguntungkan bagi nasabah. Memiliki sumber daya manusia yang handal melalui proses pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan. PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera konsisten dalam pemahaman kebutuhan nasabah melalui berbagai ragam layanan yang berkualitas. Tersedianya produk asuransi jiwa yang inovatif dan kompetitif sesuai kebutuhan nasabah guna mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten. Manajemen PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera juga terbuka atas saran dari bawahan, memberikan penekanan akan pentingnya pengendalian internal, melakukan pengarahan-pengarahan secara periodik untuk memperjelas arah operasional perusahaan dan meningkatkan performa perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi para nasabah dan pihak lain yang berkepentingan. 4) Dewan Komisaris dan Komite Audit Dewan Komisaris telah melaksanakan fungsinya mengawasi pelaksanaan tugas-tugas Direksi dalam mengelola jalannya perusahaan. Komite Audit berada dibawah Dewan Komisaris, Komite Audit menjalankan tugas berdasarkan mandat yang ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris. Komite Audit perusahaan juga ikut serta dalam layanan konsultasi internal, yang lebih merupakan solusi pencegahan untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi. 5) Struktur organisasi
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera adalah struktur organisasi berbentuk bagan garis dan formal, yang menginformasikan dengan jelas tingkat jabatan, wewenang, dan tanggung jawab dalam perusahaan serta hubungan antara fungsifungsi yang ada. 6) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab Sesuai job descriptions PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, secara keseluruhan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada setiap karyawan sudah dijalankan dengan baik. Kerjasama tim yang baik selalu membantu penyelesaian fungsi masing-masing divisi disamping integritas masing-masing karyawan terhadap manajemen perusahaan. Diantaranya terdapat kesesuaian prosedur menurut pengendalian internal yang sudah dilakukan oleh manajemen yaitu : a. Fungsi dan wewenang yang jelas pada setiap pos-pos jabatan yang ada pada struktur organisasi. Setiap pos-pos jabatan yang ada pada stuktur organisasi PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera memiliki fungsinya masing-masing yang senantiasa membantu kinerja perusahaan dalam memberikan kontribusi terbaik kepada para pihak-pihak yang berkepentingan sehingga dapat menjaga kualitas pelayanan maksimal yang pada akhirnya diberikan kepada para nasabahnya. b. Pemisahan wewenang divisi pelayanan klaim, pelayanan umum (SCO) dan akuntansi. Pada hal ini PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera memiliki kelebihan yang sangat membantu kinerja perusahaan terkait dengan siklus klaim, dimana divisi yang mengurus klaim tidak dicampuri dengan kegiatan pelayanan umum (SCO) ataupun akuntansi, SCO hanya akan mengirimkan rekapitulasi berita acara investigasi klaim yang masuk. c. Pemisahan wewenang dalam pengurusan klaim yang bersifat provider dan bersifat reimbursment. d. Dewan Komisaris senantiasa mengawasi kinerja setiap Pimpinan Cabang PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Dari kelebihan-kelebihan yang peneliti dapatkan pada pendelegasian wewenang dan tanggung jawab pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera masih kelemahan-kelemahan yang tentunya akan menghambat operasional perusahaan, yaitu : Kondisi : Perangkapan wewenang pada jabatan tertentu yang dianggap dapat mengakomodir fungsifungsi tersebut. Dalam pemberian wewenang pada suatu fungsi jabatan, tentunya diikuti oleh pemberian tanggung jawab yang sama besarnya. Sebaiknya fungsi-fungsi jabatan sudah memenuhi semua hal yang dibutuhkan oleh perusahaan. Oleh karena itu setiap fungsi harus bekerja secara profesional tidak lebih dan tidak kurang pada fungsinya saja karena dapat menyebabkan terjadinya ketidakefektifan dan ketidakefisienan operasional jika pekerjaan dirangkap oleh satu orang, karena dikhawatirkan akan mengganggu pekerjaan yang sebenarnya dan dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan atas pencatatan data yang seharusnya ada menjadi tidak ada atau sebaliknya. 7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Secara umum karyawan di PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera adalah orang-orang yang berkompetensi pada bidangnya. Tindakan perekrutan dan penyeleksian karyawan pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera dilakukan dengan tahapan-tahapan sesuai standar terkini yang tentunya dibutuhkan oleh manajemen. Selain itu bagi karyawan yang telah bekerja akan melalui tahap penilaian untuk mencapai tujuan dan nilai-nilai yang diterapkan oleh manajemen. PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera juga memberikan pelatihan-pelatihan yang spesifik terkait dengan bidangnya agar lebih advance dalam mengerjakan fungsi-fungsinya. Dari evaluasi yang telah peneliti lakukan dengan cara wawancara dan menilai langsung, dapat ditemukan kelemahan yang mungkin harus jadi perhatian bagi manajemen perusahaan yang antara lain adalah bahwa : Kondisi : Divisi klaim PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera mengalami kekurangan sumber daya manusia. yang cukup memegang peranan penting dalam siklus klaim. Jumlah karyawan pada bagian klaim yang ada dirasa masih kurang memadai mengingat tugas yang diemban cukup banyak dan menyebabkan keterlambatan pembayaran klaim. Oleh karena itu pengisian kekosongan fungis-fungsi penting dalam struktur organisasi harus mendapat perhatian yang cepat oleh manajemen guna memberikan kinerja terbaik.
2.
Penilaian Risiko (Risk Assessment) Penilaian risiko mempertimbangkan kejadian ekstern dan intern yang mungkin timbul dan secara tidak baik mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencatat, mengolah, mengihktisarkan, dan melaporkan data keuangan. Beberapa risiko intern yang muncul dan dihadapi perusahaan diantaranya sebagai berikut : 1) Asuransi Risiko asuransi adalah risiko yang timbul karena tertanggung mengajukan tuntutan klaim atas kerugian yang diderita akibat peristiwa yang dijamin polis dan apabila frekuensi dan jumlah klaim cukup besar maka dapat meningkatkan biaya klaim itu sendiri, seperti klaim gempa bumi, banjir, dan risiko-risiko lainnya. Selain itu juga diakibatkan turunnya tarif premi asuransi akibat persaingan. 2) Karyawan baru Perekrutan karyawan baru pastinya sudah melalui tahapan-tahapan seleksi untuk mencapai standar akademis dan psikologi yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi hal ini belum cukup memenuhi seluruh kriteria bagi karyawan yang memasuki lingkungan kerja baru. Oleh karena itu manajemen memberlakukan masa percobaan kerja bagi karyawan baru sebelum diangkat menjadi karyawan tetap. Dengan tahapan ini dapat terlihat komitmen karyawan kepada pekerjaannya. 3) Teknologi dan Informasi Teknologi dan informasi yang semakin lama semakin berkembang harus diikuti oleh setiap perusahaan yang ingin berkembang, dalam hal ini PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera juga sudah cukup menanggulangi hadirnya teknologi-teknologi yang harus diterapkan dalam perusahaan.
3.
Aktivitas Pengendalian (Control Activity) Aktivitas Pengendalian adalah bentuk realisasi yang sudah dilaksanakan dalam penanggulangan resiko yang dihadapi oleh perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari evaluasi yang dilakukan peneliti dapat menyimpulkan aktivitas pengendalian yang sudah dilakukan oleh PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera: 1) Review terhadap kinerja Kinerja yang dilakukan oleh manajemen merupakan tim yang terbentuk dari beberapa karyawan. Untuk menilai dan menjaga kinerja yang dilakukan dari tiap-tiap karyawan maka perusahaan selalu menerapkan pencantuman identitas karyawan dan tanda tangannya pada setiap fungsi-fungsi yang dijalankan, hal ini dilakukan dalam rangka menjaga profesionalisme dan tanggung jawab kerja setiap karyawan. Dengan penerapan ini diharapkan akan mengurangi peluang-peluang kecurangan yang mungkin saja terjadi. 2) Prosedur khusus Adapun prosedur yang dijalankan oleh tiap-tiap polis kesehatan selama menerima dari nasabah baru, tahap pengajuan klaim hingga pembayaran klaim kepada nasabah sudah melalui tahap-tahap yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan ini dilakukan agar nasabah yang datang untuk melakukan asuransi mendapatkan pelayanan terbaik yang diberikan oleh pihak perusahaan. Selain itu sistem yang digunakan dapat menunjang sarana dan prasarana yang ada didalam perusahaan. Sehingga kinerja para pegawai dapat lebih optimal dalam melayani nasabah dan nasabah pun merasa nyaman mendapatkan pelayanan asuransi terbaik dan lancarnya administrasi klaim kepada nasabah. 3) Pembatasan akses kedalam sistem. Pada sistem yang dimiliki PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera orang yang tidak berkepentingan tidak dapat mengakses sistem ini, karena sistem telah menggunakan password yang hanya dimiliki oleh operator yang terkait. Sehingga, semua karyawan kecuali operatornya tidak dapat menggunakan sistem tersebut. 4) Audit Internal. Kelebihan lain yang dimiliki PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera dalam pengendalian internal adalah adanya Audit Internal yang dilaksanakan secara berkala dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya ketidaksesuaian prosedur yang ditetapkan. 5) Pengendalian Fisik
Pengendalian terhadap harta perusahaan dilakukan dengan menggunakan jasa bank, sedangkan pengendalian pada arsip data yang berbentuk hardcopy dan softcopy dilakukan oleh pihak internal perusahaan dengan menggunakan sistem yang terintegrasi dengan password oleh pihak-pihak tertentu. 4.
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Pengendalian internal sistem informasi dan komunikasi yang terjalin di PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera dilakukan dengan media rapat secara periodik antar pihak-pihak yang berkepentingan yang didalamnya terdapat direktur utama, kepala bagian akuntansi dan verifikasi, kepala bagian pelayanan, dan dewan pengawas secara internal. Hal ini bertujuan untuk menjalin komunikasi antar divisi yang berkepentingan untuk menyampaikan risiko-risiko dan keluhan yang mungkin timbul selama jalannya siklus penjualan, pendapatan dan pengeluaran di dalam perusahaan. Selain itu seluruh karyawan juga dapat menyampaikan informasi penting lainnya terkait kinerja perusahaan dengan tahapan-tahapan prosedur penyampaian informasi yang harus dilalui. Kemudian keluhan-keluhan yang terkumpul ini akan disampaikan pada media rapat oleh KepalaKepala Bagian dalam struktur organisasi.
5.
Pemantauan (Monitoring) Pemantauan terhadap kinerja karyawan dilakukan dari tingkatan supervisor sampai kepala bagian dari masing-masing divisi ataupun tindakan audit internal yang dilakukan oleh auditor internal yang dimiliki oleh manajemen perusahaan. Selain itu pengawasan Direktur Utama dilakukan oleh pihak Dewan Direksi yang berwenang menilai kinerja Direktur Utama dalam memimpin manajemen perusahaan.
3.3 Evaluasi Pengendalian Internal Terhadap Pembayaran Klaim pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera 1.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera merupakan perusahaan asuransi terbaik yang mana penilaian pelayanannya akan sangat menjadi perhatian dan menjadi standar bagi perusahaan asuransi lain pada umumnya. Sistem pembayaran yang diberikan kepada nasabahnya dapat dibiayai dengan provider ataupun reimbursment. Dalam hal ini PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera telah memiliki prosedur pembayaran klaim bagi nasabah yang ingin mengajukan klaim dengan 2 (dua) sistem pembayaran klaim yaitu provider dan reimbursment. Pembayaran ini terlebih dahulu harus dilakukan konfirmasi kepada pihak underwriter atas validitas data-data mengenai riwayat kesehatan tertanggung yang dapat digantikan kerugian finansialnya oleh perusahaan. Tetapi seluruh rangkaian fungsi ini tetap berdasarkan nilai-nilai yang diterapkan perusahaan bahwa kepentingan nasabah adalah prioritas utama. Kondisi : Pembuatan pelaporan survei atas klaim yang lama. Untuk melihat klaim valid atau tidak, terkadang perusahaan khususnya di bagian klaim melakukan survei sendiri, untuk melakukan survei kendala yang biasa terjadi adalah lokasi survei jauh, data tertanggung terkadang tidak cocok dengan perusahaan. Dan perusahaan kekurangan sumber daya di bagian underwriter sehingga survei atas klaim akan memakan waktu yang cukup lama jika banyaknya klaim yang masuk di perusahaan. Perusahaan mengharapkan dengan adanya surveyor maka pelaporan survei tidak perlu dilakukan bagian klaim kembali, namun dalam prakteknya, survei pun harus dapat dinyatakan valid sehingga data yang diberikan berdasarkan kejadian yang harusnya terjadi. Seharusnya perusahaan menyadari akan kurangnya personel yang mengurusi klaim, sehingga tidak terjadi keterlambatan dari proses penanganan klaim. Karena hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakefektifan dan ketidakefisienan operasional jika proses yang seharusnya dapat dilakukan dengan cepat tidak dilakukan dengan maksimal. Maka dari itu, data yang akan didapatkan tidak maksimal dan bisa tidak valid dan hanya karangan dari tertanggung saja yang dapat merugikan perusahaan.
2.
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Seluruh bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan jasa asuransi ini akan mengecek dan mengkonfirmasi ulang dari seluruh tahapan-tahapan siklus klaim yang dimulai dari nasabah yang datang hingga pembayaran klaim kepada nasabah dan terbentuknya laporan keuangan oleh bagian akuntansi. Hal-hal yang dikonfirmasi ulang disini adalah seperti dokumen-dokumen yang dikeluarkan apakah sudah sesuai dengan pencatatan yang dilakukan oleh pihak terkait. Bagian kasir akan melakukan konfirmasi kepada pihak asuransi terkait validitas pertanggungan atas klaim yang diajukan oleh nasabah. Hal-hal yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut : 1) Masa berlaku premi asuransi yang telah habis Apabila setelah dilakukan konfirmasi kepada pihak asuransi ditemukan bahwa klaim yang diajukan sudah habis masa berlakunya karena penggunaan premi yang sudah dibayarkan oleh nasabah sudah jatuh tempo dan tidak dibayarkan lagi oleh nasabah dan untuk mendapatkan klaim atas biaya rumah sakit akan ditolak oleh perusahaan. 2) Biaya tanggungan tidak mencukupi Apabila setelah konfirmasi yang dilakukan menyatakan data yang diberikan oleh nasabah adalah valid, maka proses pembiayaan akan dilanjutkan sesuai dengan biaya pertanggungan. Jika total biaya pertanggungan atas klaim dari catatan Rumah Sakit yang diajukan nasabah melebihi jumlah pertanggungan yang disiapkan oleh Kantor Cabang yaitu melebihi 1 juta maka Kantor Cabang membebankan biaya ini kepada Kantor Pusat untuk melakukan pembayaran klaim kepada nasabah. 3.
Aktivitas Pengendalian (Control Activity) Aktivitas pengendalian yang akan dibahas adalah pengendalian yang dilakukan terhadap siklus klaim yang dimiliki PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Aktivitas pengendalian pada pembayaran klaim pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera sudah cukup memadai untuk menunjang aktivitas pembayaran klaim yang baik. Hal ini dapat terlihat dari kesesuian prosedur yang dilakukan berikut ini : 1) Pemisahan Tugas Fungsi penjualan yang dimiliki PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera terpisah secara keseluruhan oleh bagian akuntansi dan verifikasi. Fungsi penjualan atau pelayanan adalah segala proses yang terkait dengan konsumen dimana fungsi terjauh dari bagian ini kepada manajemen adalah kasir atau mobilisasi dana. Dengan pemisahan fungsi ini tentunya akan membuat setiap divisi dapat bekerja secara profesional sesuai fungsinya tanpa harus dicampuri tugas lain yang bukan merupakan wewenangnya. 2) Terdapat otorisasi pada dokumen-dokumen yang digunakan Dalam sekali menjalankan prosedur pelayanan kesehatan, PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera menggunakan 4 dokumen yang saling terkait satu sama lain dan memiliki fungsinya masingmasing. Setiap dokumen yang ada ini harus melalui tahap otorisasi oleh bagian-bagian terkait sebagai bukti keabsahan dari isi dokumen tersebut, dan berikut ini adalah dokumendokumen yang digunakan dalam menjalankan prosedur pelayanan : a. Surat Pernyataan Kesehatan. b. Rincian Biaya Kesehatan. c. Kuitansi. 3) Penetapan dua prosedur pembayaran klaim kepada nasabah dan memberikan pemisahan atas pelayanan yang diberikan. Prosedur pelayanan kesehatan tentunya diawali dengan kegiatan pendaftaran oleh calon tertanggung, atau prosedur penerimaan tertanggung oleh perusahaan. Setelah itu akan dilanjutkan dengan tindakan kerja yang diminta oleh tertanggung hingga pelunasan pembayaran pada saat tertanggung mengajukan klaim atas kerugian. Pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera sendiri prosedur penerimaan pasien telah dipisahkan menjadi dua jenis : 1. Provider System 2. Reimbursment System Meski demikian sistem dan prosedur yang telah dirancang sedemikian rupa untuk menjaga jalannya operasional perusahaan dengan baik dalam siklus klaim, terdapat juga kelemahankelemahan yang mengakibatkan keterlambatan atau kesalahan prosedur yang seharusnya tidak dilakukan oleh manajemen perusahaan. Kondisi : Keterlambatan pembayaran klaim. Keterlambatan ini disebabkan karena bagian klaim dalam memutuskan dan menyetorkan pengeluaran uang kas kepada tertanggung sudah melewati
batas yang ditentukan. Sehingga, pengklasifikasian data untuk pembukuan yang akan dilakukan oleh bagian keuangan dan akuntansi mengalami keterlambatan pencatatan. Hal ini terjadi karena kurangnya atau tidak adanya penjadwalan atau deadline dari penyerahan laporan klaim yang sudah dibayarkan. Pencatatan transaksi keuangan hendaknya tidak ditunda ataupun dilepas tanggung jawab, maka dari itu harus ada penjadwalan atau ketentuan khusus yang membatasi kebebasan dari pelaporan transaksi harian yang dilakukan oleh manajemen. 4.
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Perusahaan telah mempunyai sistem informasi yang cukup memadai dengan adanya prosedur-prosedur secara tertulis melalui flowchart dalam setiap bagian yang memperhatikan bagaiman transaksi dicatat, diklasifikasikan kemudian dilaporkan. 1) Perusahaan telah memiliki sistem informasi yang baik. Sistem informasi yang baik digambarkan dengan adanya proses yang tergambar oleh sistem informasi dari proses registrasi klaim sampai dengan pembayaran kepada tertanggung dengan baik dan jelas. Prosedur atau yang dinamakan standar operasional prosedur pada bagian klaim dibuat sebagai dasar bagi perusahaan untuk menjalankan sebuah proses pelayanan yang baik kepada tertanggung maupun aktivitas atau operasional di dalam perusahaan menjadi teratur. Hal ini dapat dipandang baik oleh peneliti karena prosedur yang ditetapkan manajemen untuk semua pegawainya dapat diaplikasikan dengan baik oleh pegawai dan penulis menyimpulkan bahwa apa yang diharapkan manajemen telah mendapatkan hasil yang baik. 2) Formulir pengajuan klaim oleh tertanggung yang mengalami musibah Formulir itu sendiri berisi seperti pertanyaan akan tertanggung dapat menceritakan secara rinci atas kejadian yang dialami, agar bagian administrasi mudah mencatat atas kejadian klaim dan tertanggung tidak bertanya-tanya dalam pembuatan surat pengajuan klaim. 3) Tidak pernah terjadi perbedaan status polis yang dilakukan oleh perusahaan, namun dalam kasusnya disebabkan perbedaan oleh tertanggung. Dengan adanya pelayanan terhadap polis yang satu pintu ini sangat bisa dipastikan bahwa tidak akan terjadi perbedaan status polis. Analisa komponen informasi dan komunikasi PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera akan dijabarkan kedalam setiap sub komponen, sebagai berikut : 1) Kebutuhan Informasi Informasi baik yang bersifat finansial maupun non finansial diidentifikasikan, dikumpulkan, dan digunakan disemua level perusahaan untuk mendukung pencapaian sasaran pelaporan keuangan. Alur informasi dari atas ke bawah dan sebaliknya telah berjalan di PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. Sistem informasi telah dibangun, namun desain atas alur komunimasi masih lemah. Hal ini disebabkan karena setiap departemen belum memiliki SOP yang baku yang sesuai dengan kebutuhan manajemen. Dampaknya, alur komunikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat. 2) Pengendalian Informasi Pengendalian atas informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan diidentifikasikan, dikumpulkan, diproses dan didistribusikan dalam lingkup parameter yang ditetapkan dengan proses pengendalian perusahaan untuk mendukung pencapaian sasaran pelaporan keuangan. Misalnya, prosedur yang seharusnya ada di siklus klaim dibuat standar dalam bentuk SOP. Di PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, prosedur ini tidak didokumentasikan secara baku, flowchart yang menggambarkan keseluruhan proses dalam siklus klaim tidak dibuat. Hal ini mengindikasikan tidak adanya pengendalian atas siklus klaim dalam bentuk yang standar, dengan kata lain tidak ada pedoman yang dapat digunakan sebagai alat kendali apakah proses yang terjadi telah sesuai dengan siklus yang seharusnya terjadi atau belum. Siklus klaim akan berjalan dengan baik bila didukung dengan kelancaran informasi dan komunikasi yang dapat dipertanggung jawabkan antar karyawan sesuai fungsi masing-masing, dan berikut ini adalah kesesuian prosedur yang telah dilakukan oleh PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera yang dapat disimpulkan bahwa adanya pembatasan akses kedalam sistem dimana divisi klaim PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera secara keseluruhan telah menggunakan sistem yang saling berhubungan dan terkomputerisasi, sehingga memudahkan input data yang dilakukan oleh petugas. Namun input data tersebut tidak bisa diakses oleh siapapun kecuali petugas berwenang yang diberikan kepercayaan memegang fungsi tersebut dan
3)
4)
5)
6)
5.
memiliki password untuk masuk kedalam sistem. Dengan sistem seperti ini keamanan akses input data kedalam sistem cukup terjaga. Selain itu ada beberapa kekurangan yang peneliti temukan dalam pengolahan dokumen yang harus jadi perhatian pihak manajemen yaitu : Kondisi : Pencatatan jurnal yang masih menggunakan sistem manual. Hal ini semakin lama akan sangat menghambat kinerja perusahaan karena dirasa kurang efektif dan efisien. Menajemen juga telah mengeluhkan hal ini agar dapat segera terealisasi. Sehingga kedepan nanti pencatatan jurnal dapat dilakukan melalui sistem yang terkomputerisasi agar dapat memudahkan kegiatan operasional manajemen khususnya bagian akuntansi dan verifikasi. Dengan perkembangan teknologi dan informasi seharusnya setiap perusahaan harus mengikuti perkembangan yang ada untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Kondisi : Keterlambatan Penerimaan Premi dari Nasabah. Hal ini terjadi karena adanya human error yang mengakibatkan tidak tertagihnya piutang usaha yang seharusnya menjadi pendapatan perusahaan seperti premi yang diberikan nasabah setelah transaksi nasabah yang terdaftar sebagai anggota asuransi tetapi melewati masa jatuh tempo pembayaran preminya. Hal ini sepenuhnya adalah tanggung jawab dari divisi administrasi, karena pada saat laporan premi yang sudah dibayarkan nasabah telah diterima oleh bagian keuangan, maka transaksi tersebut sudah dinyatakan benar dan boleh untuk dicatat oleh bagian akuntansi. Komunikasi Manajemen Komunikasi manajemen harus terarah kepada semua personel, terutama mereka yang berperan dalam pelaporan keuangan, menerima pesan dari top management bahwa pengendalian internal atas pelaporan keuangan maupun tanggung jawab pengendalian individu, keduanya harus dilakukan. Upstream Communication Tiap individu dalam perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggung jawaban. Dalam struktur organisasi, kebijakan perusahaan, maupun penjelasan atas tugas masing-masing departemen telah diatur alur pertanggungjawabannya. Kendali dalam bentuk ini tidak menggambarkan proses secara keseluruhan. Perusahaan tidak membuat SOP yang seharusnya ada untuk menggambarkan bentuk pertanggung jawaban dari atas ke bawah. Board Communication Komunikasi terjadi antara manajemen dengan direksi sehingga keduanya memiliki informasi yang relevan untuk memenuhi peran mereka. Komunikasi antara direksi dengan manajemen juga perlu digambarkan secara jelas, namun komponen ini tidak berjalan dengan baik. Tidak berjalannya komponen ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara direksi dengan manajemen yang dapat menimbulkan risiko konflik yang terjadi antara manajemen dengan direksi. Komunikasi dengan Pihak Luar Berbagai hal yang mempengaruhi pencapaian sasaran pelaporan keuangan dikomunikasikan dengan pihak luar. Manajemen PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera memiliki tanggung jawab, baik secara legal maupun profesional dalam menyajikan laporan keuangan yang andal dan wajar sesuai dengan pedoman yang berlaku sehingga dapat digunakan oleh pihak ketiga.
Pemantauan (Monitoring) Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan pengambilan tindakan korektif serta untuk menilai efektivitas kegiatan penjualan yang berlangsung. Proses ini dilakukan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus, evaluasi yang terpisah, atau dengan kombinasi diantara keduanya. Aktivitas ini juga mencakup penggunaan informasi dan komunikasi pihak luar seperti keluhan pelanggan dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Pemantauan yang telah dilakukan oleh PT. AJ Bringin Jiawa Sejahtera adalah sebagai berikut:
1)
Pembuatan laporan dari bagian klaim dilakukan setelah klaim ditangani dan selesai diproses sehingga ada yang disebut summary claim. Seluruh aktivitas klaim tercatat lengkap untuk dapat dilihat oleh direksi berupa rangkuman kejadian klaim dari proses awal sampai dengan pembayaran klaim. 2) Setiap ada permasalahan selalu dibuatkan laporan, dicatat, untuk menjadi dasar evaluasi. Namun untuk masalah dalam bobot yang kecil dan masih bisa ditangani tidak dibuatkan laporan untuk dilaporkan ke Kantor Pusat atau Direksi, setiap klaim yang telah diproses dibuat summary claim untuk merincikan semua proses, tidak selalu dibuatkan laporan permasalahan jika masih dalam bobot yang masih dapat ditangani oleh Kantor Cabang dan Kantor Cabang hanya membuat report berupa summary claim. 3) Adanya rapat umum per akhir periode yang dilakukan manajemen untuk seluruh bagian atau divisi di dalam perusahaan dengan membahas, apa yang telah dilakukan dalam satu tahun ke belakang, tujuan (goals) yang telah diraih perusahaan, dan apa yang harus perusahaan lakukan dengan pencapaian tujuan perusahaan. 4) Direktur yang rutin memeriksa laporan keuangan setiap bulannya dan atas summary claim yang diberikan secara rutin setelah proses klaim dilakukan oleh bagian klaim dengan urutan no.polis, nama polis, penyebab terjadinya klaim, dan jumlah klaim yang diberikan. Serta direktur memeriksa dengan teliti bagaimana prospek perusahaan kedepannya dengan melihat risiko dalam investasi perusahaan dan sudah mengantisipasi risiko tersebut dengan strategi yang dibuat manajemen. 5) Kepala cabang yang sesekali terjun langsung dalam penanganan proses klaim adalah untuk memantau bagaimana kepuasan tertanggung atas pelayanan yang diberikan oleh bagian klaim sekaligus memantau bagaimana kinerja pegawainya. Kepala cabang mengawasi bagian klaim setiap akhir bulan dan melakukan evaluasi terhadap kinerja dengan melakukan rapat kepada semua bagian klaim membahas mengenai progress dan kendala dari penanganan klaim. Mengecek klaim mana saja yang masih belum terselesaikan dan klaim mana saja yang telah selesai. 6) Perusahaan mempunyai unit audit internal sehingga aktivitas audit internal perusahaan dilaksanakan oleh unit audit internal. Dengan adanya unit audit internal ini dapat mendukung tugas direksi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab unit audit internal adalah: a. Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal berdasarkan prioritas risiko. b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko perusahaan. c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya. d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. e. Memantau, menganalisa dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang disarankan. Laporan audit internal ini ditujukan untuk Presiden Direktur dan kepada dewan komisaris melalui komite audit. Laporan audit Internal yang diberikan ke Dewan Direksi akan di evaluasi kembali oleh Direksi dengan mengadakan rapat, apa penyebabnya hal itu bisa terjadi, dengan menanyakan kepada para manajer pada saat rapat evaluasi besar tahunan.
3.4 Pembahasan Evaluasi-evaluasi yang telah peneliti lakukan dengan menggunakan asas pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) sebagai dasar penilaiannya dapat menunjukkan kualitas sistem yang diterapkan oleh PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera secara teori dan praktek. Secara keseluruhan penerapan prosedur pengendalian internal pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera sudah dilakukan dengan baik. Sebagian besar kelemahan-kelemahan yang terjadi adalah atas kurangnya kesadaran dari manajemen pada hal-hal yang tidak terlalu signifikan namun dalam jangka panjang akan dapat menghambat seluruh kinerja karyawan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan bahasan terhadap evaluasi pengendalian internal atas pembayaran klaim asuransi kesehatan pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, Perusahaan telah mengoperasikan manajemen dengan baik antar sesama karyawan, struktur organisasi yang baik, dan peran dari atasan kepegawai sangatlah baik. Perusahaan telah mempelajari dengan baik risiko-risiko beserta strategi untuk mengendalikan risiko tersebut agar tidak merugikan perusahaan. Dalam hal aktivitas pengendalian perusahaan telah melakukan pengendalian yang efektif, dokumen yang tercatat sesuai dengan otoritas dan pembagian kepada pihak yang berkepentingan, dan perusahaan selalu melakukan evaluasi baik antar divisi. Namun peneliti dapat menyimpulkan terdapat beberapa adanya kelemahan dan kelebihan dalam aktivitas pengendalian internal perusahaan. Adapun kelemahan yang terdapat pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera seperti: 1. Perangkapan wewenang pada jabatan tertentu yang dianggap dapat mengakomodir fungsi-fungsi tersebut. 2. Divisi klaim kekurangan sumber daya manusia. 3. Pembuatan pelaporan survei atas klaim yang lama 4. Keterlambatan pembayaran klaim. 5. Arsip dokumen pendukung untuk pembayaran klaim berada di dua tempat 6. Pencatatan jurnal yang masih menggunakan sistem manual. 7. Keterlambatan Penerimaan Premi dari Nasabah. Selain kelemahan-kelemahan atas kesesuaian prosedur yang dimiliki PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, peneliti juga menemukan kelebihan-kelebihan dalam pengendalian internal yang terdapat pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, diantaranya seperti: 1. Personalia yang kompeten, dapat dipercaya dan beretika. 2. Pertanggung jawaban tugas yang disesuaikan dengan pekerjaannya dan dipaparkan jelas dalam struktur organisasi. 3. Pemberian kuasa yang tepat 4. Pemisahan tugas yang jelas antara operasional dengan akuntansi 5. Pengendalian atas catatan dan dokumen yang tepat 6. Selalu memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabah 7. Ketepatan waktu kerja 8. Menerapkan ketaatan terhadap integritas dan nilai etika kepada seluruh jajaran karayawan 9. Tidak pernah terjadi perbedaan status polis yang dilakukan oleh perusahaan 10. Perusahaan telah memiliki sistem informasi yang baik 11. Fungsi dan wewenang yang jelas pada setiap pos-pos jabatan yang ada pada struktur organisasi. 12. Penggunaan password pada akses sistem sehingga memberikan batasan bagi orang-orang yang tidak berwenang 13. Pemisahan wewenang yang jelas antara divisi pelayanan klaim, pelayanan umum (SCO) dan akuntansi. 14. Audit internal secara periodik 15. Dewan Pengawas senantiasa mengawasi kinerja setiap Pimpinan Cabang PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera. 16. Website PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera telah memuat informasi penting mengenai seputar perusahaan dan produk-produk yang ditawarkan secara jelas
Saran Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada PT. AJ Bringin Jiwa Sejahtera, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat digunakan dan berguna bagi perusahaan terkait dengan adanya kelemahan dalam prosedur pembayaran klaim asuransi kesehatan kepada tertanggung. Beberapa saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut: 1. Adanya perangkapan wewenang pada jabatan tertentu yang dianggap dapat mengakomodir fungsi-fungsi tersebut. Sebaiknya manajemen melakukan perekrutan karyawan baru untuk menambah staf akuntan yang mempunyai keahlian yang memadai yang akan membantu kinerja tim divisi akuntansi agar dapat membuat pembukuan dan menghasilkan laporan terbaik. Hal ini juga untuk menghindari kesalahan informasi yang diterima oleh pihak-
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pihak lain sehingga secara profesional karyawan dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dan benar. Divisi klaim kekurangan sumber daya manusia. Sebaiknya manajer HRD harus segera melakukan perekrutan karyawan baru yang berkompentensi untuk mengisi kekosongan ataupun penambahan personil dalam posisi yang sama demi memenuhi tujuan kerja yang maksimal. Terutama pada staf klaim karena disaat banyaknya klaim yang masuk tidak sebanding dengan jumlah pegawai di divisi klaim, serta harus menambah claim analyst yang benar-benar ahli dalam memberikan keputusan dari hasil investigasi klaim secara lebih lanjut sehingga tidak lagi ada penundaan atau penolakan klaim. Pembuatan pelaporan survei atas klaim yang lama. Sebaiknya perusahaan memperbanyak karyawan yang ahli dalam bidang underwriter dan claim analyst yang benar-benar memahami prosedur investigasi klaim sehingga jika banyak klaim yang masuk mudah bagi perusahaan untuk mendapat data yang valid dari investigasi klaim yang dilakukan oleh para field underwriter dan claim analyst. Keterlambatan pembayaran klaim. Sebaiknya bagian akuntansi dan verifikasi harus membuat ketentuan khusus seperti pembatasan waktu penyerahan laporan pembayaran klaim yang sudah disetujui dengan konsekuensi tertentu kepada bagian keuangan sehingga laporan transaksi pembayaran klaim dapat dilaporkan secara tepat waktu guna mencapai efektivitas dan efisiensi kerja. Arsip dokumen pendukung untuk pembayaran klaim berada di dua tempat. Sebaiknya manajemen perusahaan membuat kebijakan terkait dengan pengarsipan dokumen pendukung klaim. Pencatatan jurnal yang masih menggunakan sistem manual. Sebaiknya pihak dewan pengawas segera merealisasi terbentuknya jaringan sistem yang terkomputerisasi dengan software pada bagian akuntansi sehingga kinerja yang dilakukan dapat lebih efisien dan efektif. Kesalahan informasi merupakan tindakan fatal yang dapat berpengaruh besar pada hasil laporan keuangan yang dibuat. Keterlambatan Penerimaan Premi dari Nasabah. Sebaiknya setiap transaksi piutang seharusnya sudah dicatat pada saat premi diterima, hal ini sebagai bukti transaksi yang ada jika suatu saat piutang ini hendak ditagihkan kepada pihak nasabah jika belum ada pembayaran dari nasabah.
REFERENSI Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S. (2010). Auditing and Assurance Services. New Jersey: Pearson Education. Azwar, Azrul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara. Baidaie, M.Chatim, 2005. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Edisi Revisi. Yayasan Pendidikan Internal Audit, Institut Pendidikan dan Pelatihan Audit dan Manajemen, Jakarta. Darmawi, Herman. (2004). Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara. Djuhaeni, Henni. (2007). Asuransi Kesehatan dan Managed Care Modul Belajar Mengajar. Bandung. Fuad, H. Noor, H. Iskandar, Kasir. Sendra, Ketut. Wirasadi, Faustinus. (2010). Dasar-dasar Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan. Jakarta: Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia. Greene, Mark R., et All. (1992). Risk Insurance. Cincinati Ohio: South Western Publishing Co. Harrington, Scott E. and Gregory R. Niehaus (2004). Risk Management and Insurance (2nd Edition). Singapore: The-McGraw-Hill Company. Hasbullah, Thabrany. (2005). Pendanaan Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana Kesehatan di Indonesia.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. (2008). Standar Akuntansi Keuangan tentang Pengendalian Internal. Jakarta. Ilyas, Yaslis. (2006). Asuransi Kesehatan: Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Fraud (Kecurangan Asuransi Kesehatan).Jakarta: FKM UI. Krimiaji. (2010). Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Noorvee L. (2006). Evaluation of The Effectiveness of Internal Control Over Financial Reporting.M.A Thesis, University of Tartu. Moeller, Robert R. (2009). Sarbanes- Brink's Modern Internal Auditing: A Common Body of Knowledge. New Jersey: John Willey&Sons. Murti, Bhisma (2003). Prinsip dan metode riset epidemiologi. Edisi Kedua. Jilid Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Pratiwi Eka, Nindi. (2010). Evaluasi Sistem Pembayaran Klaim Dalam Menilai Efektivitas Pengendalian Internal Pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Kumpulan. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Jakarta. Puspitawati, L., & Anggadini, S. D. (2011). Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta: Graha Ilmu. Ratcliffe, T. A. Landes, C. E. (2009). Understanding Internal Control and Internal Control Service.Journal of Accountancy. Salim, Abbas. (2007). Asuransi dan Manajemen Risiko.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Savedoff, W., and P. Gotrett. (2008). Governing Mandatory Health Insurance: Learn From Experience. Washington, DC: World Bank. Sawyer, L.B., Dittenhofer, M.A.. (2003). Sawyer's Internal Auditing, The Practice of Modern Internal Auditing, 5th ed. The Institute of Internal Auditing. Sensi, W. Ludovicus. (2006). Memahami Akuntansi Asuransi Kerugian.Jakarta: Prima Mitra Edukarya. Syahsono, F. E. (2010). Pengenalan Asuransi. Paper dipresentasikan pada Seminar Business process of insurance. Thabrany, H., A. Gani, Pujianto, L. Mayanda, Mahlil, and B.S. Budi. (2003). "Social Health Insurance in Indonesia : Current Status and The Plan for National Health Insurance". Working Paper Presented at Social Health Insurance Workshop. New Delhi: WHO-SEARO. Theodore J. Mock, Lili Sun, Rajendra P.S. dan Miklos Vasarhelyi (2008). An Evidential Reasoning Approach to Sarbanex-Oxley Mandated Internal Control Risk. International Journal of Accounting Information System. Widiastuti, T.C. (2004). Evaluasi System Pengendalian Internal Atas Prosedur Klaim dan Pembayaran Klaim Asuransi Property All Risk Pada PT. China Insuransce Indonesia. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Widjaja Tunggal, Amin. Drs, (2013). Pokok-pokok COSO-BASED AUDITING. Jakarta: Harvarindo.
RIWAYAT PENULIS Ainun Mardiah lahir di kota Jakrta pada 6 Oktober 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.