i
EVALUASI KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN PADA ILYAS AFIF FARM DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR
KARYADI NUGROHO
PROGRAM AGRIBISNIS ALIH JENIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Ferbruari 2015
Karyadi Nugroho NIM H34124042
* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
i
ABSTRAK KARYADI NUGROHO. Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh RACHMAT PAMBUDY Evaluasi kelayakan usaha pembenihan ikan patin Ilyas Afif Farm merupakan dasar untuk menilai apakah biaya investasi yang telah dikeluarkan layak untuk dijalankan atau tidak, memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar kemungkinan manfaat dari usaha tersebut. Analisis aspek non finansial menunjukan bahwa pembenihan ikan patin ini layak untuk dijalankan baik dari aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan aspek sosial lingkungan karena sudah memenuhi kriteria kelayakan usaha. Analisis aspek finansial menunjukan bahwa Ilyas Afif Farm ini layak untuk dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp 275 705 773, nilai IRR 35%, nilai Net B/C 2.69 dan nilai Payback Period 4 tahun 4 bulan. Berdasarkan analisis switching value ditemukan bahwa besarnya toleransi maksimal terhadap komponen kenaikan harga pakan cacing sutera sebesar 107.69% dan penurunan jumlah produksi sebesar 16.67%. Kata kunci: kelayakan usaha, IRR, NPV, Net B/C, switching value
ABSTRACT KARYADI NUGROHO. Evaluation of Feasibility catfish hatcheries In Ilyas Afif Farm District of Dramaga Bogor Regency. Giuded by Rachmat Pambudy Feasibility analysis catfish hatcheries of Ilyas Afif Farm is the basis for assessing whether the cost of the investments made feasible run or not, gives an overview of the business prospect and how likely benefit from these efforts. The analysis shows that non-financial aspects of catfish hatcheries is feasible both from the aspect of the market, management, legal, and social aspect of the environment because it has occupy the criteria of feasibility. The analysis shows that the financial aspect of Ilyas Afif Farm is feasible with NPV value of 275 705 773 IDR, IRR 35%, the value of the Net B/C is 2.69 and value of payback periode 4 years and 4 moths. Based on the analysis of switching value is found that the magnitude of the maximum tolerance of the components of silk worms feed price increase by 107.69% and the decrease is in amount of 16.67%. Keywords: business feasibility, IRR, NPV, Net B/C, switching value
ii
iii
EVALUASI KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN PADA ILYAS AFIF FARM DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR
KARYADI NUGROHO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
PROGRAM AGRIBISNIS ALIH JENIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
iv
v
Judul Skripsi :Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Nama :Karyadi Nugroho NIM :H34124042
Disetujui oleh
Dr. Ir. Rachmat Pambudy, Ms Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
vi
vii
PRAKATA Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2014 sampai dengan Februari 2015 ini adalah kelayakan usaha, dengan judul Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Ilyas Afif Farm Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tertulis sebagai bentuk penghargaan kepada Bapak Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran memberi bimbingan dan arahannya kepada penulis, Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan banyak saran, Bapak Dr. Ir. Suharno, M.ADev selaku dosen penguji utama dan Dr. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen komdik yang telah banyak memberikan saran dan kritik . Kedua orang tua Penulis, serta sahabat yang telah memberikan motivasi doa dan materi. Disamping itu, penghargaan Penulis sampaikan untuk pemilik usaha pembenihan ikan patin, yaitu Bapak Ilyas Afif yang telah membantu selama pengumpulan data, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2015
Karyadi Nugroho
viii
ix
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Komoditi Ikan Patin Budidaya Pembenihan Ikan Patin Penelitian Terdahulu Analisis Kelayakan KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Aspek Non Finansial Aspek Finansial Analisis Senstitvitas dan Nilai Pengganti (Switching Value) Umur Usaha Konsep Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) Teori Biaya dan Manfaat Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Aspek Pasar Analisis Aspek Teknis Analisis Aspek Manajemen Analisis Aspek Hukum Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan Analisis Aspek Finansial Analisis Switching Value Asumsi Dasar Penelitian GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi Tempat Usaha Sejarah Ilyas Afif Farm HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non finansial Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Hukum
ix x x x 1 1 3 5 5 5 6 6 6 7 8 8 8 11 12 12 13 13 14 16 16 16 17 17 17 18 18 18 18 19 21 21 22 22 22 23 23 23 24 30 31
x
Aspek Sosial dan Lingkungan Analisis Aspek Finansial Arus Manfaat (Inflow) Arus Biaya (Outflow) Analisis Laba Rugi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Swithcing Value SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
31 31 31 32 34 35 36 37 37 38 38 40 53
DAFTAR TABEL 1 Data produksi dan kebutuhan benih di beberapa daerah sentra tahun 2014 2 Perkembangan produksi pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor tahun 2010-2012 3 Jumlah perkiraan panen Ilyas Afif Farm bulan September 2013Desember 2014 4 Kisaran kualitas air pembenihan ikan patin siam 5 Jenis dan sumber data 6 Penerimaan penjualan benih ikan Patin ukuran 3/4 inci Ilyas Afif Farm 7 Biaya investasi Ilyas Afif Farm 8 Biaya variabel Ilyas Afif Farm per tahun 9 Biaya tetap Ilyas Afif Farm per tahun 10 Biaya penyusutan Ilyas Afif Farm per tahun 11 Hasil analisis kelayakan usaha Ilyas Afif Farm 12 Hasil analisis switching value kenaikan harga pakan cacing 13 Hasil analisis switching value penurunan produksi
2 3 4 7 16 31 32 33 34 34 36 36 37
DAFTAR GAMBAR 1 Target dan capaian produksi ikan patin di Indonesia tahun 2010-2013 2 Kerangka pemikiran operasional 3 Layout perusahaan Ilyas Afif Farm 4 Induk ikan patin 5 Kolam indukan 6 Ruang hatchery 7 Blower 8 Tabung oksigen 9. Genset 10 Wadah pemberokan 11 Bak tandon
1 15 24 25 25 25 26 26 27 27 27
xi
12 Suhu air 29-30 °C 13 Pemanenan benih ikan patin 14 Struktur organisasi perusahaan Ilyas Afif Farm
29 30 30
DAFTAR LAMPIRAN 1 Target dan capaian volume produksi perikanan budidaya 2 Rincian biaya penyusutan investasi 3 Rincian proyeksi laba rugi Ilyas Afif Farm 4 Rincian arus kas Ilyas Afif Farm 5 Rincian arus kas switching value kenaikan harga cacing Ilyas Afif Farm 6 Rincian arus kas switching value penurunan produksi Ilyas Afif Farm
41 42 43 44 47 50
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Program Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 20102014 mencanangkan suatu visi yang membuat Indonesia sebagai penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar pada tahun 2015. Peningkatan produksi ikan tersebut akan diperoleh melalui peningkatan kegiatan usaha dari sektor penangkapan dan budidaya ikan. Peningkatan produksi perikanan budidaya merupakan andalan untuk dapat mewujudkan visi tersebut, mengingat sektor penangkapan yang mulai banyak hambatan mulai dari gelombang besar, over fishing, illegal fishing dan naiknya harga BBM serta rusaknya habitat terumbu karang (Hikmayani et al, 2012). Komoditas perikanan budidaya yang diutamakan menjadi target dari peningkatan produksi ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) komoditas yang meliputi: udang windu, udang vaname, rumput laut, kakap, bandeng, kerapu, bandeng, nila, patin dan lele (Hikmayani et al, 2012). Komoditas ikan patin apabila dilihat dari target dan capaian volume produksi perikanan budidaya memiliki nilai kenaikan rata-rata terbesar dari tahun 2010-2013 sebesar 95.57% (Lampiran 1). Namun demikian produksi pada tahun 2010-2012 ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan (Gambar 1), belum tercapainya produksi ikan patin pada tahun tersebut disebabkan dengan berbagai macam hal diantaranya penurunan harga ikan patin dan tingginya harga pakan (KKP, 2014), sehingga menurunkan minat masyarakat untuk melakukan proses pembesaran ikan patin.
Gambar 1 Target dan capaian produksi ikan patin di Indonesia tahun 2010-2013 Sumber : Laporan Kementrian Kelautan dan Perikanan (2014)
Meskipun produksi pada tahun 2010-2012 masih jauh dari target yang telah ditetapkan, namun capaian produksi di tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 129.70% dari target yang ditetapkan, hal tersebut dikarenakan Kementrian Kelautan dan Perikanan melakukan berbagai macam upaya, diantaranya penciptaan peluang pasar yang luas, pengembangan input yang efektif dan efisien, pengembangan kawasan budidaya ikan patin secara terintegrasi serta peningkatan nilai tambah ikan melalui pengembangan diversifikasi olahan ikan patin (KKP, 2014). Secara keseluruhan industri perikanan budidaya ikan patin ini sangat berpotensial dan sangat bergairah, bergairah nya industri ikan patin diawali semenjak Kementrian Kelautan dan Perikanan melakukan pembatasan impor produk fillet ikan patin pada tahun 2011, sehingga kebutuhan fillet ikan patin sebanyak 100 ton per bulan tidak bergantung
2
lagi pada ikan patin impor1. Namun permasalahan yang masih dihadapi dalam pengembangan ikan patin ini diantaranya, ketersediaan benih ikan patin yang masih terbatas2, karena selama ini produksi benih ikan patin belum banyak dikuasai oleh para petani mengingat dalam kegiatan produksi harus membutuhkan keterampilan dan alat bantu tersendiri3. Daerah penghasil benih ikan patin tersebar di beberapa daerah seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat. Berikut adalah data produksi benih dan kebutuhan benih tahun 2014 di beberapa daerah. Tabel 1 Data produksi dan kebutuhan benih di beberapa daerah sentra tahun 2014 No
Daerah
Produksi
Kebutuhan
1 2 3 4 5 6 7
Riau Jambi Sumatera Selatan Lampung Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Jawa Barat
65 061 000 92 475 000 72 567 000 72 730 000 6 104 000 55 974 000 359 293 000
114 791 000 206 024 000 860 250 000 63 285 000 91 047 000 96 743 000 50 324 000
Sumber: Direktorat Perbenihan (2014)4
Dilihat dari Tabel 1, Jawa Barat adalah daerah penghasil benih ikan patin terbesar dari beberapa daerah lainnya. Jawa Barat telah banyak memasok benih ikan patin ke daerah lain mengingat kebutuhan benih ikan patin di Jawa Barat memiliki angka terkecil dibandingkan daerah-daerah lain. Di dalam Provinsi Jawa Barat, daerah penghasil benih patin salah satunya adalah Bogor, dari tahun 1990 Bogor dikenal sebagai pemegang peranan penting untuk kegiatan pembenihan ikan patin5. Hal tersebut didukung juga oleh Azam B. Zaidy (Sekjen Catfish Club Indonesia) pada tahun 2009 Bogor memasok benih ikan patin ke Jambi sekitar 10%-20%, Riau 40%, Palembang 60%-70% dan hampir 100% kebutuhan benih patin di Kalimantan dipasok dari Bogor (Hadie et al, 2011). Kegiatan perikanan budidaya air tawar di daerah Kabupaten Bogor relatif lebih banyak dibandingkan di daerah Kota Bogor, pada tahun 2013 Kabupaten Bogor memiliki jumlah rumah tangga perikanan (RTP) sebanyak 8.022, sedangkan untuk Kota Bogor hanya memiliki RTP sebanyak 1.555 6. Kegiatan pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor pada awalnya dilakukan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam pembesaran ikan, namun akibat banyaknya permintaan akan benih patin dari luar pulau Jawa tinggi maka dewasa 1
www.ph2hp.kkp.go.id/artikel-740-kkp-dukung-industrialisasi-ikan-patin-di-propinsi-jambi-tahun2013.html [30 Januari 2015] 2 www.wpi.kkp.go.id/index.php/berita/117-industrialisasi-catfish-yang-berdaya-saing-untukmewujudkan-ketahanan-pangan-dan-gizi-serta-perekonomian-nasional [30 Januari 2015] 3 www.ahmadheryawan.com/lintas-kabupaten-kota/priangan-timur/kota-banjar/1676-prioritaskanbudidaya-ikan-bawal-dan-patin 4 www.djpb.kkp.go.id/benih/peta_sebaran.php?komo=04 5 http://psp3.ipb.ac.id/journal/index.php/artikel/article/view/164/327 [28 September 2014] 6 http://simpatik.kotabogor.go.id/index.php?page=kota_bogor&id_jenis_data=333&view=kota&kd _kota=all&kd_kecamatan=&kd_kelurahan=&kd_parent=5703&tahun=2013 [28 September 2014]
3
ini banyak para petani yang hanya memfokuskan di segmen pembenihan saja. Berikut adalah data perkembangan produksi pembenihan ikan patin Kabupaten Bogor. Tabel 2 Perkembangan produksi pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor tahun 2010-2012 Kenaikan Produksi tahun (ekor) rata-rata No Jenis tahun (%) ikan 2010 2011 2012 2013 2010-2013 1 Patin 32 047 000 30 460 000 35 301 000 47 291 000 14.97 Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, 2014 (diolah)
Perkembangan produksi pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor berdasarkan Tabel 2, di tahun 2011 mengalami penurunan produksi sebesar 1 587 000 namun di tahun 2012 meningkat kembali hingga tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan industri pembenihan ikan patin mengalami kenaikan positif, kenaikan rata-rata tahun 2010-2013 sebesar 14.97%. Kecamatan Dramaga merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bogor dimana masyarakatnya cukup banyak yang melakukan kegiatan usaha pembenihan ikan patin. Ilyas Afif Farm (IAF) salah satu pelaku usaha pembenihan ikan patin. Ilyas Afif Farm telah melakukan kegiatan investasi yang cukup besar dalam kegiatan produksi pembenihan ikan patin. Melihat besarnya jumlah investasi yang telah dilakukan, maka penelitian tentang kelayakan usaha perlu dilakukan. Selain itu usaha perikanan khususnya pembenihan sangatlah sensitif terhadap perubahan lingkungan. Perubahan tersebut dapat berasal lingkungan ekstenal maupun internal seperti kenaikan biaya produksi, penurunan harga jual output, adanya gangguan penyakit, dan lain sebagainya. Perubahan tersebut diduga akan mempengaruhi kelangsungan hidup usaha yang sedang dijalankan. Perumusan Masalah Ilyas Afif Farm merupakan salah satu unit pembenihan rakyat (UPR) ikan patin yang berlokasi di daerah Kabupaten Bogor. Usaha ini didirikan oleh Bapak Ilyas Afif pada awal tahun 2013, sedangkan perusahaan baru bisa berproduksi pada bulan Agustus 2013. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, usaha ini menghasilkan benih patin berukuran ¾ inci. Benih patin diperoleh dengan cara melakukan pemijahan buatan sendiri dengan bantuan hormon Ovaprim dan Hcg. Pada kegiatan produksi dengan kapasitas 72 akuarium dibutuhkan kurang lebih 1 juta ekor larva, kebutuhan larva tersebut didapatkan dari pemijahan induk betina sebanyak 5 ekor dan 2 ekor induk jantan pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau pemilik memijahkan sebanyak 10 ekor induk betina dan 5 ekor induk jantan. Setiap satu periode siklus produksi dilakukan selama kurang lebih 30 hari, sedangkan dalam satu tahun Ilyas Afif dapat melakukan 10 kali periode siklus produksi. Data penerimaan benih ikan patin ukuran ¾ inci Ilyas Afif Farm per periode dapat dilihat pada Tabel 3.
4
Tabel 3 Jumlah perkiraan panen Ilyas Afif Farm bulan September 2013-Desember 2014 Jumlah Jumlah No Tahun Bulan Perkiraan Perkiraan Larva Panen 1 2013 September 1 000 000 533 500 2 2013 Oktober 1 000 000 511 100 3 2013 November 1 000 000 518 050 4 2013 Desember 1 000 000 345 200 5 2014 Januari 1 000 000 355 500 6 2014 Februari 1 000 000 550 000 7 2014 Maret 1 000 000 512 500 8 2014 April 1 000 000 700 500 9 2014 Mei 1 000 000 699 350 10 2014 Juni 1 000 000 573 300 11 2014 September 1 000 000 532 500 12 2014 Oktober 1 000 000 512 650 13 2014 November 1 000 000 533 300 14 2014 Desember 1 000 000 523 200 Sumber: Hasil wawancara kepada pihak Ilyas Afif Farm
Dalam beberapa siklus produksi Ilyas Afif Farm sering dihadapi permasalahan yaitu fluktuasi harga pakan cacing dan penurunan produksi, menurut Ilyas Afif Farm peningkatan harga pakan cacing sutera, dikarenakan pedagang cacing sutera masih mengandalkan tangkapan alam. Kenaikan harga pakan cacing sutera terjadi pada saat musim hujan karena ketersediaan cacing sutera di alam mengalami penurunan akibat debit sungai yang meningkat. Selain itu penurunan produksi juga sering terjadi, karena proses produksi tidak dapat dipastikan dan sangat tergantung kualitas air dan kondisi alam sekitar. Mengingat perusahaan ini belum cukup lama berdiri maka perlu dilakukan evaluasi kelayakannya, karena perusahaan sudah mengeluarkan biaya investasi yang cukup besar seperti pembelian lahan, pembelian induk ikan patin, pendirian hatchery, pembelian akuarium, pembuatan kolam induk, genset serta peralatan lain yang mendukung proses produksi benih ikan patin. Evaluasi kelayakan adalah salah satu alat untuk menilai apakah biaya investasi yang telah dikeluarkan pemilik perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam beberapa tahun kedepan atau justru mendatangkan kerugian. Setelah itu perlu dilakukan kajian terhadap faktor-faktor ketidakpastian seperti kenaikan harga pakan cacing sutera dan jumlah produksi, karena faktorfaktor tersebut bisa mempengaruhi kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis switching value untuk melihat seberapa besar perubahan-perubahan pada variabel input dan output produksi, terutama pada harga pakan cacing sutera dan penurunan jumlah produksi yang dapat terjadi agar perusahaan Ilyas Afif Farm masih tetap layak untuk dijalankan. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
5
1. Bagaimana kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm jika dianalisis dari aspek non finansial, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan? 2. Bagaimana kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm jika dianalisis dari aspek finansial? 3. Seberapa besar perubahan maksimum yang dapat terjadi pada variabel kenaikan harga pakan cacing sutera dan penurunan jumlah produksi per periode agar Ilyas Afif Farm tetap layak untuk dijalankan? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm ditinjau dari aspek non finansial. 2. Menganalisis kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm ditinjau dari aspek finansial. 3. Menganalisis besarnya nilai switching value yaitu batas yang masih dapat ditoleransi oleh perusahaan Ilyas Afif Farm terhadap variabel kenaikan harga pakan cacing sutera dan penurunan jumlah produksi. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi para pembaca, menjadi bahan referensi dan bahan bacaan yang memberikan manfaat ilmu. 2. Bagi Ilyas Afif Farm menjadi bahan masukan sebagai referensi bisnis dan pertimbangan untuk bahan evaluasi bagi kelangsungan usaha. 3. Bagi pihak lain hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau bahan rujukan bagi pembaca dalam melakukan penelitian lebih lanjut. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini hanya meneliti kelayakan usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm dengan aspek non finansial yang dibahas adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Aspek finansial yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kriteria kelayakan investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan analisis switching value.
6
TINJAUAN PUSTAKA Komoditi Ikan Patin Perkembangan budidaya ikan patin di masyarakat mulai meningkat sejak keberhasilan teknik produksi benih secara buatan. Perkembangan budidaya berkembang pada tahun 1990 terutama di daerah Jawa Barat dan Sumatera Bagian Selatan seperti di Lampung, Palembang, Jambi, Riau, Bengkulu dan sebagian Kalimantan. Budidaya ikan patin di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur kurang berkembang cukup baik. Hal ini diduga disebabkan karena masyarakat sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur lebih memilih membudidayakan ikan lele, nila baik merah maupun hitam, tawes dan gurame sebagai ikan konsumsi dibandingkan dengan ikan patin (Ariyanto et al, 2007). Perkembangan budidaya yang cukup pesat di daerah seperti Lampung Palembang, Jambi, Jambi, Riau, Bengkulu dan Kalimantan menuntut adanya pasokan benih yang semakin meningkat. Pasokan benih ikan patin banyak disuplay oleh para pembenih berskala kecil sampai sedang (biasa disebut hatchery skala rumah tangga / HSRT) yang banyak tersebar didaerah sekitar Jakarta, Bogor, Subang, dan Sukabumi, sedangkan pembenih skala besar masih relatif jarang ditemukan (Tahapari E, 2010). Selain itu industri pengolahan ikan patin juga berkembang pesat di enam lokasi, yaitu Jambi, Kampar-Riau, Karawang, Banjar, Tulungagung dan Purwakarta. Hal tersebut memperlihatkan bawah komoditi ikan patin ini berkembang dari subsistem hulu hingga subsistem hilir (Roesfitawati, 2013). Budidaya Pembenihan Ikan Patin Ikan patin adalah salah satu ikan yang sulit dipijahkan, pemijahan harus dilakukan secara buatan di dalam ruangan dengan menggunakan sistem resirkulasi secara terkontrol dalam ruangan (Nugroho dan Hari, 2013). Secara garis besar bahwa kegiatan pembenihan ikan patin menurut Saparinto dan Susiana (2013) meliputi tahapan kegiatan diantarany, pemilihan calon induk siap pijah, Persiapan hormon perangsang yaitu ovaprim, kawin suntik, pengurutan (striping), penetasan telur, perawatan Benih dan pemanenan. Di dalam melakukan kegiatan produksi pembenihan ikan patin, padat penebaran ikan di dalam akuarium harus diperhatikan, Ikan dapat ditebar sedemikan padat sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun demikan, ketika kepadatan meningkat maka kualitas air dan jangkauan pakan menurun (Schmittou et al, 1997a di dalam Irliyandi F, 2008). Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Irliyandi F (2008) pada peningkatan padat penebaran benih tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan asalkan kualitas air dan pemberian pakan masih cukup optimal bagi pertumbuhan ikan. Selain itu kualitas air juga harus diperhatikan, karena kualitas air merupakan syarat mutlak yang harus diperhatikan didalam kegiatan budidaya Beberapa variabel kunci dalam kualitas air diantaranya adalah suhu, oksigen terlarut, pH dan amonia (Schmittou et al., 2004a di dalam Irliyandi F, 2008).
7
Menurut Badan Standar nasional kualitas air yang dibutuhkan untuk pembenihan ikan patin dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kisaran kualitas air pembenihan ikan patin siam No Parameter Kualitas Air Satuan o 1 Suhu C 2 pH 3 Oksigen Terlarut Mg/l
Nilai 27-30 6.5-8 >3
Sumber : Badan Standar Nasional (2000)
Pengaturan kualitas air menurut penelitian Irliyandi F (2008) dapat diatur dengan menggunakan pemakaian filter, pemberian aerasi dan pemanas ruangan. Pemakaian filter dan pemberian aerasi berfungsi untuk meningkatkan oksigen yang terlarut didalam air sedangkan pemanas ruangan dapat digunakan untuk mengatur suhu agar tetap stabil. Penelitian Terdahulu Analisis Kelayakan Metode pemilihan lokasi penelitian analisis kelayakan yang dilakukan oleh Athemalem (2001), Dwirosyadha (2008), Bukit (2007), Rahmawati (2011) dan Armayuni (2011) adalah secara sengaja (purposive). Semua peneliti tersebut menganalisis kelayakan usaha pembenihan ikan patin. Segmentasi ukuran benih patin yang diteliti dari ke lima peneliti tersebut berbeda-beda, tetapi ke empatnya menganalisis investasi usaha pembenihan patin dengan menggunakan data primer dan sekunder. Penelitian mengenai analisis kelayakan pada umumnya menggunakan tiga metode analisis, yakni analisis non finansial, analisis finansial, dan analisis sensitivitas. Hal tersebut dilakukan oleh Armayuni (2011), namun ada juga yang tidak menggunakan analisis sensitivitas, seperti yang dilakukan oleh Dwirosyadha (2008), Bukit (2007), Rahmawati (2011) dan Taufik M et al (2013) menggunakan analisis switching value. Metode analisis non finansial yang dikaji diantaranya aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dilakukan oleh Dwirosyadha (2008), Bukit (2007), Rahmawati (2011) dan Armayuni (2011). Sedangkan hasil penelitian Athemalem (2001), Taufik M et al (2013) dan Witoko et al (2013) untuk pengkajian aspek non finansial tidak dilakukan. Metode analisis finansial biasanya menggunakan kriteria investasi. Penelitian sebelumnya juga menunjukan variabel yang digunakan dalam analisis finansial seperti: Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP), hal tersebut sesuai dengan penelitian Dwirosyadha (2008), Bukit (2007), Rahmawati (2011) dan Armayuni (2011). Hasil penelitian analisis finansial ada juga yang menggunakan variabel Break Event Point, seperti yang dilakukan oleh Athemalem (2001) dan Rahmawati (2011) dan Witoko et al (2013) . Dari ke lima penelitian yang sudah dipaparkan diatas, walaupun dengan segmen usaha dan permasalahan yang berbeda cenderung menunjukan hasil yang menyatakan usaha pembenihan ikan patin layak untuk dijalankan.
8
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan dari teori-teori yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian kelayakan usaha di perusahaan Ilyas Afif Farm. Teori konsep kelayakan usaha yang meliputi aspek-aspek kelayakan usaha yang meliputi aspek non finansial dan aspek finansial dimana suatu usaha dikatakan layak jika kedua aspek tersebut memenuhi kriteria layak. Aspek Non Finansial Aspek non finansial pada umumnya dianalisis secara kualitatif dan tidak terkait dengan biaya dan manfaat yang bersifat kuantitatif. Terdapat lima aspek non finansial yang akan dibahas pada penelitian ini. 1. Aspek Pasar Menurut Kasmir dan Jakfar (2013), aspek pasar adalah meneliti seberapa besar pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menguasainya serta bagaimana strategi yang akan dijalankan nantinya. Sebelum melaksanakan usaha, analisis tehadap aspek pasar potensial perlu diketahui agar produk yang dihasilkan perusahaan mampu menempatkan diri dalam pasar potensial yang akan dimasuki. Dalam suatu usaha, pasar merupakan aspek terpenting dalam menentukan layak atau tidaknya suatu usaha. Pasar merupakan tempat dimana suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijual sehingga mengahasilkan uang untuk biaya operasional perusahaan selanjutnya. Jika suatu produk tidak diterima pasar atau kalah bersaing dengan produk pesaing maka dapat dikatakan usaha tersebut tidak layak dijalankan. Pengkajian terhadap aspek ini penting dilakukan, karena tidak ada usaha atau usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang dan jasa yang dihasilkan. Aspek pasar dan pemasaran secara keseluruhan mencoba mempelajari tentang permintaan, penawaran, harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan (Nurmalina et al, 2010). 2. Aspek Teknis Aspek teknis atau sering dikenal dengan aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya dikemudian hari. Analisis ini mengidentifikasi perbedaan yang terdapat dalam informasi yang terus menerus memastikan bahwa pekerjaan secara teknis tersebut berjalan dengan lancar dan tepat. Studi teknis akan mengungkapkan kebutuhan yang diperlukan dan secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kapasitas produksi, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi dan tata letak usaha yang paling menguntungkan (Umar, 2005). Selain itu menurut Nurmalina et al (2010) aspek teknis juga membahas tentang lokasi usaha, luas produksi, proses produksi, layout, pemilihan jenis teknologi dan equipment.
9
2.1. Lokasi Usaha Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi usaha dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama. Penggolongan ke dalam kedua kelompok tersebut tidak mengandung kekakuan, artinya dimungkinkan untuk berubah golongan sesuai dengan ciri utama output dan usaha yang bersangkutan. Variabel utama antara lain ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan varibel bukan utama yaitu hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, sikap dari masyarakat setempat, dan rencana masa depan perusahaan (Nurmalina et al, 2010). 2.2. Luas Produksi Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin-mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen perusahaan, kemampuan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang (Nurmalina et al, 2010). 2.3. Proses Produksi Proses produksi adalah tahapan-tahapan kegiatan produksi dalam menghasilkan suatu output yang siap jual atau dipasarkan. Proses produksi dikenal adanya 3 jenis proses yaitu proses produksi yang terputus-putus (intermiten), kontinu dan kombinasi. Dalam hal ini sistem kontinu akan lebih baik digunakan karena lebih mampu menekan resiko kerugian akibat fluktuasi harga dan efektivitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan sistem terputus. Kecuali untuk kegiatan budidaya tanaman semusim yang umumnya mengacu kepada proses produksi yang terputusputus (Nurmalina et al, 2010). 2.4. Layout Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Kriteria yang dapat digunakan untuk evaluasi layout khususnya pabrik antara lain adanya konsentrasi dengan teknologi produksi, adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses satu ke proses yang lain, penggunaan ruangan yang optimal, kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi, minimisasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja (Nurmalina et al, 2010). 2.5. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria - kriteria yang lain sperti ketepatan jenis teknologi, keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-ciri yang mendekati lokasi dengan lokasi usaha, kemampuan pengetahuan penduduk (masyarakat) setempat dan kemungkinan pengembangannya, pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan. Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan teknologi yang tepat baik dalam penggunaan potensi ekonomi
10
lokal dan kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat. Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali. Apabila pengadaan teknologi tidak terpisah dari mesin yang ditawarkan, maka praktis jenis teknologi, mesin dan peralatan yang akan dipergunakan telah menjadi satu (Nurmalina et al, 2010). 3. Aspek Manajemen Aspek Manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan usaha, hal yang dipelajari adalah siapa pelaksana usaha tersebut, bagaimana jadwal penyelesaian usaha tersebut, dan siapa yang melakukan studi masingmasing aspek kelayakan usaha. Sedangkan manajemen dalam operasi, hal yang perlu dipelajari adalah bagaimana bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaimana deskripsi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti (Nurmalina et al, 2010). 4. Aspek Hukum Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat dan izin. Aspek hukum dari suatu usaha diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha pada saat menjalin jaringan kerjasama (networking) dengan pihak lain (Nurmalina et al, 2010). Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja yeng terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan (Umar, 2005). Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin-izin sampai dokumen lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2013). 5. Aspek Sosial dan Lingkungan Dalam aspek sosial, ekonomi dan budaya yang akan dinilai adalah seberapa besar usaha mempunyai dampak sosial, ekonomi dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, serta adanya pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh usaha terhadap lingkungan sekitar lokasi usaha. Dari aspek ekonomi, suatu usaha dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Suatu usaha tidak akan ditolak oleh masyarakat sekitar bila secara sosial budaya diterima dan secara ekonomi memberikan kesejahteraan (Nurmalina et al, 2010). Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting diperhatikan sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung memengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian dimasa yang akan datang (Kasmir dan Jakfar, 2013). Aspek lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh usaha tersebut terhadap lingkungan. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu usaha justru akan menunjang kelangsungan suatu usaha itu
11
sendiri, sebab tidak ada usaha yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt, et al, 1987 diacu dalam Nurmalina et al, 2010). Aspek Finansial Aspek finansial menghitung berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Dana untuk membangun usaha disebut dana modal tetap, sedangkan dana yang dibutuhkan untuk memutar roda operasi bisnis setelah selesai dibangun disebut dana modal kerja (Nurmalina et al. 2010). Menurut Kasmir dan Jakfar (2013) secara keseluruhan penilaian dalam aspek finansial meliputi hal-hal seperti sumbersumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan biaya investasi, estimasi pendapatan, biaya investasi, proyeksi neraca dan laporan laba rugi dan kriteria investasi. 1. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu, laporan laba rugi merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan yaitu pendapatan dari penjualan produk barang dan jasa, beban produksi untuk mendapatkan barang atau jasa, beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk serta beban keuangan dalam menjalankan bisnis (Nurmalina et al, 2010). 2. Cash flow Cash flow disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikkan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan pengunaan-penggunaanya (Nurmalina et al, 2010). Untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu usaha, perlu dihitung benefit dan biaya yang diperlukan sepanjang umur usaha. Suatu usaha dianjurkan untuk dilaksanakan atau tidak, maka perlu diukur dengan menggunakan kriteria investasi sebagai berikut : 2.1. Net Present Value (NPV) Suatu usaha dapat dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan. Selisih antara manfaat dan biaya disebut dengan manfaat bersih atau arus kas bersih. Suatu usaha dinyatakan layak jika NPV lebih besar dari 0 yang artinya usaha menguntungkan atau memberikan manfaat. Dengan demikian jika suatu usaha mempunyai NPV lebih kecil dari 0 maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. 2.2. Internal Rate of Return (IRR) Kelayakan usaha juga dinilai dari beberapa pengambilan usaha terhadap investasi yang ditanamkan, salah satunya dapat ditunjukkan dengan mengukur besar Internal Rate Of Return (IRR). IRR adalah tingkat discont rate (DR) yang menghasilkan NPV = 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase. Sebuah usaha dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportinty cost of capital-nya (DR). 2.3. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C) Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Manfaat bersih yang
12
menguntungkan usaha yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari usaha tersebut. 2.4. Payback Period (PP) Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Usaha yang payback period-nya singkat atau cepat pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih. Metode payback period merupakan metode pelengkap penilaian investasi. Analisis Senstitvitas dan Nilai Pengganti (Switching Value) Suatu investasi memiliki resiko akibat dari ketidakpastian kondisi yang berlangsung. Resiko dan ketidakpastian menjabarkan suatu keadaan yang memungkinkan adanya berbagai macam hasil atau berbagai akibat dari usaha tertentu. Perubahan-perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tingkat kelayakan suatu investasi, hal ini untuk melihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan tersebut (Nurmalina et al, 2010). Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau usaha apabila terjadi perubahan didalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis ini menilai apakah suatu kegiatan investasi atau usaha yang di analisis peka terhadap perubahan yang terjadi. Menurut Kadariah (1986) di dalam Nurmalina et al. (2010), analisis senstitvitas perlu dilakukan karena dalam analisis kelayakan suatu usaha ataupun usaha perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Serta merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisis usaha jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya dan manfaat. Dengan kata lain, analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Menurut Nurmalina et al. (2010), perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan usaha umumnya disebabkan oleh perubahan harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya (Cost Over Run), dan ketidaktepatan dan perkiraan hasil produksi. Analisis switching value merupakan perhitungan untuk mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar usaha masih tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (Nurmalina et al, 2010). Umur Usaha Menurut Nurmalina et al. (2010) ada beberapa cara dalam menentukan umur usaha, diantaranya : 1. Umur ekonomis suatu usaha ditetapkan berdasarkan jangka waktu (periode) yang kira-kira sama dengan umur ekonomis dari aset terbesar yang ada di usaha. Yaitu jumlah tahun selama pemakaian aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunan (masih menguntungkan jika dipakai) 2. Umur teknis. Untuk usaha besar bergerak (diberbagai bidang) lebih mudah menggunakan umur teknis dari unsur-unsur investasi. Umur teknis umumnya
13
lebih panjang dari umur ekonomis, tapi hal ini tidak berlaku apabila adanya keusangan teknologi (absolence) dengan ditemukannya teknologi baru. 3. Untuk usaha yang berumur teknis/ekonomis lebih dari 25 tahun, dapat menggunakan umur usaha yakni 25 tahun, karena nilai-nilai sesudah 25 tahun jika di discount rate dengan tingkat suku bunga lebih besar dari 10% maka present value-nya akan kecil sekali karena nilai discount factor-nya kecil atau mendekati nol. Konsep Time Value of Money (Nilai Waktu Uang) Konsep nilai waktu uang (time value of money) memberikan landasan yang mendasar tentang keuangan yang didasarkan atas perhitungan bahwa nilai uang yang diterima saat ini lebih berharga daripada diterima di masa yang akan datang karena nilai uang yang diterima saat ini memiliki kesempatan lebih besar untuk diinvestasikan. Konsep nilai waktu uang ini berimplikasi terhadap adanya masalah bunga (interst). Sehubungan dengan nilai uang, dikenal dua istilah penting yaitu discounting (diskonto) dan compounding (pemajemukan atau pertumbuhan). Kedua istilah ini memiliki keterkaitan terhadap perhitungan nilai uang, baik yang bersifat present value maupun future value. Metoda discount faktor digunakan untuk menghitung sejumlah uang disaat sekarang (present value), dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun didiskonto dengan discount factor (DF) yang besarnya mengikuti rumus:
Dengan (i) adalah discount rate (DR) atau tingkat diskonto yang ditentukan dan (t) adalah tahun saat biaya dikeluarkan atau manfaat diterima, sedangkan metoda compounding digunakan untuk menghitung nilai di waktu yang akan datang (future value) dimana seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun dimajemukan dengan compounding factor (CF) yang besarnya mengikuti rumus : Adanya pengaruh waktu akan menyebabkan perbedaan nilai uang, karena secara ekonomi dipengaruhi oleh adanya inflasi, kesempatan konsumsi yang berbeda dan produktivitas yang dihasilkan pada waktu yang berbeda (Nurmalina et al, 2010). Teori Biaya dan Manfaat Menurut Nurmalina et al. (2010) biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan usaha sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Secara ringkas, dapat disebut sebagai suatu metode yang membandingkan komponen-komponen biaya dan manfaat dari suatu usaha, setiap periode waktu analisis yang direncanakan seringkali ditetapkan dalam satuan waktu yang panjang, sehingga mengakibatkan arus biaya maupun manfaat tidak terjadi secara bersamaan pada waktu yang sama melainkan sepanjang umur usaha. Komponen-komponen biaya pada dasarnya terdiri dari barang-barang fisik, tenaga kerja, tanah, biaya tak terduga (contingency allowance) dan sunk cost. Manfaat terdiri dari tiga macam bentuk manfaat antara lain, manfaat yang dapat diukur (tangible benefit), manfaat yang didapat diluar usaha itu sendiri (indirect or secondary benefit), dan manfaat yang secara nyata ada tapi sulit diukur (intangible benefit). Manfaat yang digunakan dalam melakukan kriteria
14
kelayakan usaha biasanya menggunakan manfaat yang bersifat tangible benefit (dapat diukur dengan uang) sedangkan manfaat yang bersifat intangible benefit (tidak dapat diukur dengan uang) hanya digunakan sebagai masukan tambahan pada saat pertimbangan keputusan dilakukan. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm. Selama ini Ilyas Afif Farm memiliki pasar yang merespon dengan positif, hal ini diindikasikan oleh hasil output nya selalu terjual tanpa adanya sisa hasil output. Ilyas Afif Farm menjual hasil output biasanya kepada para-para supplier benih ikan patin yang nantinya akan di jual ke daerahdaerah sentra seperti Palembang dan Lampung. Dalam menjalankan usahanya Ilyas Afif Farm sudah mengeluarkan biaya investasi yang cukup besar maka analisis kelayakan usaha perlu dilakukan. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan perusahaan Ilyas Afif Farm baik dari aspek non finansial maupun finansial. Aspek non finansial yang dianalisis adalah aspek teknis (teknis budidaya), aspek pasar, aspek hukum, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan aspek finansial dinilai berdasarkan kriteria kelayakan investasi bisnis yang meliputi Net Present Value (NPV), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR) dan payback Period (PP). Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kelayakan aspek finansial dan aspek non finansial bagi perusahaan Ilyas Afif Farm. Setelah diketahui kelayakan usaha, kemudian dilakukan analisis nilai pengganti (switching value) yang digunakan untuk mengukur perubahan maksimum dari inflow atau outflow yang masih dapat ditoleransi oleh perusahaan Ilyas Afif Farm. Perubahan komponen inflow yang dianalisis yaitu penurunan produksi sedangkan perubahan pada komponen outflow yang dianalisis adalah peningkatan biaya produksi yaitu peningkatan harga pakan cacing yang masih dapat ditoleransi agar perusahaan Ilyas Afif Farm masih tetap layak untuk dijalankan. Hasil dari seluruh analisis kelayakan usaha, yang meliputi analisis aspek non finansial dan aspek finansial menghasilkan sebuah rekomendasi terhadap pemilik mengenai kelayakan dari kegiatan usaha yang telah dilakukan. Hal tersebut dapat dijadikan sebuah pertimbangan mengenai apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Ketika bisnis dikatakan layak secara finansial dan non finansial maka bisnis dapat dilanjutkan, sebaliknya ketika bisnis dikatakan tidak layak maka perlu dilakukan evaluasi atau tinjau ulang dan dilakukan perbaikan pada kegiatan yang tidak efisien. Kerangka pemikiran mengenai kelayakan usaha pada Ilyas Afif Farm ditunjukan pada Gambar 2.
15
Ada potensi pasar yang merespon positif produksi pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm
Besarnya investasi yang telah dikeluarkan Ilyas Afif Farm untuk melakukan usaha pembenihan ikan patin
Evaluasi Usaha
Analisis Kelayakan Usaha
Analisis Non finansial 1. Aspek Pasar 2. Aspek Teknis 3. Aspek Manajemen 4. Aspek Hukum 5. Aspek Sosial ekonomi, lingkungan
Layak Lanjutkan
Analisis Finansial 1. NPV 2. Net B/C 3. IRR 4. Payback period
Swiching Value
Tidak Layak Tinjau Ulang dan Diperbaiki Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional
16
METODE PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada usaha pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian merupakan daerah yang cukup banyak terdapat usaha pembenihan ikan patin. Sedangkan pemilihan responden pada perusahaan Ilyas Afif Farm karena dengan pertimbangan bahwa perusahaan baru saja didirikan, serta perusahaan mudah diakses oleh peneliti sehingga mempermudah pengumpulan data penelitian. Kegiatan pengambilan dan analisis data akan dilakukan pada bulan September 2014 – Januari 2015. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian, dengan mewawancarai langsung pemilik usaha Ilyas Afif Farm dan pihak-pihak lainnya yang terkait. Data primer yang akan diambil diantaranya jumlah penjualan benih ikan patin ukuran ¾ inci, harga jual benih ikan patin ukuran ¾ inci, komponen investasi, umur ekonomis dan biaya investasi (ruang hatchery, akuarium, dan peralatan kegiatan produksi), data input (larva, pakan, obat-obatan ikan patin, dan bahan penunjang kegiatan pembenihan ikan patin), data output (jumlah benih ikan patin yang diproduksi dalam satu siklus). Data sekunder merupakan data yang diolah lebih lanjut atau digunakan untuk penelitian dan diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, internet, literatur yang relevan seperti jurnal, skripsi, buku teks, dan hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan bahan rujukan yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun rincian data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis dan sumber data Data – Data yang dibutuhkan Jumlah dan harga input yang digunakan Peralatan Produksi kegiatan pembenihan ikan patin Proses Produksi pembenihan ikan patin ¾ inci Jumlah produksi benih ikan patin Harga jual benih patin ukuran ¾ inci
Jenis Data
Sumber Data
Data Primer
Pihak Ilyas Afif Farm
Data Primer
Pihak Ilyas Afif Farm
Data Primer
Pihak Ilyas Afif Farm
Data Primer
Pihak Ilyas Afif Farm
Data Primer
Pihak Ilyas Afif Farm
17
Data – Data yang dibutuhkan Luas areal produksi dan jumlah akuarium Investasi usaha Produksi pembesaran ikan patin di Indonesia Produksi pembenihan ikan patin di Kabupaten Bogor Teori terkait pembenihan ikan patin dan Studi Kelayakan Bisnis
Jenis Data Data Primer Data Primer Data Sekunder Data Sekunder
Data Sekunder
Sumber Data Pihak Ilyas Afif Farm Pihak Ilyas Afif Farm Kementrian Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor Badan Standarisasi Nasional dan teks book, dan literatur (jurnal, skripsi)
Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara langsung dan observasi. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan kuisioner dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan langsung dengan pihak Ilyas Afif Farm. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi budidaya untuk memperoleh informasi dan data sebagai pelengkap dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara studi literatur dan browsing internet. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang sudah diperoleh akan diolah dengan bantuan komputer melalui program Excel Windows dan kalkulator. Setelah itu dikelompokan dan disajikan dalam bentuk tabel (tabulasi) kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mempermudah proses analisis data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm secara deskriptif atau dengan cara diinterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan usaha ini yang tergabung dalam aspek non finansial. Aspek non finansial tersebut antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek hukum. Analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap aspek finansial dengan menggunakan dasar perhitungan kelayakan dari periode September 2013 hingga Desember 2014. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Payback Period serta analisis switching value. Analisis Aspek Pasar Analisis data yang digunakan untuk melakukan analisis aspek pasar dan pemasaran di Ilyas Afif Farm adalah analisis kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi pasar yang dijalankan oleh Ilyas Afif Farm. Analisis aspek pasar dan pemasaran mengkaji permintaan, penawaran dan pemasaran yang diusahakan oleh Ilyas Afif Farm. Indikator dari layak atau tidaknya usaha secara
18
aspek pasar dapat dilihat dari ada atau tidaknya permintaan benih ikan patin pada Ilyas Afif Farm ini, sehingga output yang dihasilkan yaitu benih ikan patin dapat terserap oleh pasar dengan baik. Analisis Aspek Teknis Aspek teknis dilakukan dengan menganalisis lokasi usaha pembenihan ikan patin, layout perusahaan, sumber air, fasilitas produksi, peralatan yang digunakan, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, serta proses produksi yang dilakukan. Apabila Ilyas Afif Farm melakukan kegiatan produksi sesuai kriteria budidaya pembenihan ikan patin yang baik seperti jarak antara lokasi usaha dengan lokasi pakan dan pasar relatif terjangkau, lokasi usaha mudah di akses, tata letak layout usaha sudah efektif, serta proses kegiatan budidaya yang baik, maka usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm aspek teknis layak untuk dijalankan. Analisis Aspek Manajemen Analisis aspek manajemen digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan yang tidak perlu, koordinasi diantara aktivitas yang ada, efisiensi manajemen dan operasi, kesesuaian struktur organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab. Apabila Ilyas Afif Farm dapat melakukan pengelolaan dan pembagian kerja pada kegiatan usahanya maka usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm pada aspek organisasi dan manajemen layak untuk dijalankan dilihat dari aspek manajemen. Analisis Aspek Hukum Aspek hukum berkaitan dengan prosedur yang berkaitan dengan keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian yang meliputi badan hukum, izin-izin usaha atau berbagai persyaratan yang harus terlebih dahulu terpenuhi yang mendukung kegiatan usaha tersebut. Aspek hukum ini meliputi badan hukum, izin-izin yang dimiliki (Izin Lokasi, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), izin gangguan, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm. Jika persyaratan hukum seperti izin usaha dan kepemilikan dokumen-dokumen yang menunjang kelangsungan hidup perusahaan sudah dipenuhi, maka usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm layak untuk dijalankan dilihat dari aspek hukum. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan Aspek sosial dan lingkungan dilakukan dengan menganalisis dampak yang ditimbulkan perusahaan terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat disekitar usaha Ilyas Afif Farm. Analisis dilakukan untuk menilai apakah usaha pembenihan ikan patin di Ilyas Afif Farm memiliki dampak positif atau negatif, baik untuk pihak Ilyas Afif Farm sendiri maupun masyarakat luas. Aspek ini menunjang keberlangsungan suatu usaha apabila dalam pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik dan mampu memberikan dampak positif, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan dilihat pada aspek sosial dan lingkungan.
19
Analisis Aspek Finansial Aspek finansial memegang peranan penting dalam evaluasi kelayakan usaha Ilyas Afif Farm. Hal ini dilakukan sebagai bahan kajian pertimbangan bagi pemilik Ilyas Afif Farm dalam mengambil langkah strategi terhadap usaha yang sedang berlangsung. Terdapat beberapa metode digunakan dalam menilai kelayakan usaha, yaitu : 1. Laporan Laba Rugi Menurut Nurmalina et al (2010) laporan laba rugi merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam usaha. Pada prinsipnya, perhitungan laba rugi memperlihatkan aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow). Adapun komponen perhitungan rugi laba meliputi : 1.1. Total Penerimaan (Total Revenue) Bila perusahaan menjual seluruh komoditas yang dihasilkannya, seluruh pendapatan yang diterima perusahaan dinamakan hasil penjualan total penjualan (Total Revenue). Komponen penerimaan tersebut dihitung berdasarkan rumus berikut : TR = Py . y Keterangan : TR :Penerimaan total pembenihan patin Y :Jumlah benih patin yang diproduksi Py :Harga benih patin 1.2. Total Biaya (Total Cost) Biaya merupakan sejumlah nilai atau pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan usaha. Secara umum, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan suatu usaha terdiri dari biaya biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah dan tidak terpengaruhi oleh jumlah produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang muncul sebagai akibat dari penggunaan input variabel. Total Biaya Variabel akan bervariasi sesuai dengan perubahan output yang dihasilkan. Komponen biaya dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TC = Px . x Keterangan : TC : Total Biaya pembenihan patin x : Input pembenihan patin Px : Harga Input pembenihan patin 1.3. Laba/Rugi Bersih Laba bersih dapat diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total pengeluaran yang telah dikurangi dengan pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam UU No. 36/2008 mengenai pajak penghasilan badan usaha. Apabila selisih antara total penerimaan (TR) dengan total pengeluaran (TC) negatif maka usaha tersebut mengalami kerugian dan tidak dikenakan pajak. Sementara apabila positif maka usaha tersebut memperoleh keuntungan dan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) badan usaha sesuai UU perpajakan.
20
2. Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pada usaha Ilyas Afif Farm. Pada umumnya ada empat metode yang bisa dipakai untuk penilaian kas dari suatu investasi yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Periode (PP). 2.1. Analisis Net Present Value (NPV) Net Present Value atau nilai bersih merupakan selisih antara Present Value (PV) manfaat dengan Present Value (PV) biaya. NPV. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Nilai NPV adalah :
Keterangan: Bt : Manfaat pada tahun t Ct : Biaya pada tahun t t : tahun kegiatan bisnis i : tingkat DR (%) Dalam metode Net PresentValue terdapat tiga kriteria kelayakan investasi yang dapat digunakan, yaitu NPV > 0 Usaha layak untuk dilaksanakan, NPV < 0 Usaha tidak layak untuk dilaksanakan, NPV=0 Usaha tidak menguntungkan dan tidak merugikan. 2.2. Analisis Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai kas bersih dimasa depan dari proyek investasi dengan arus keluar kas awal IRR adalah tingkat discount rate yang membuat net present value sama dengan nol. IRR dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan : NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negative I1 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai positif I2 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai negatif Kriteria kelayakan, IRR > Bunga diskonto investasi menguntungkan dan layak untuk dijalankan, IRR < Bunga diskonto, investasi tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dijalankan. 2.3. Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio) Analisis Benefit Cost (BC) ratio merupakan perbandingan antara manfaat (benefit) dan biaya (cost). Analisis ini hampir sama dengan analisis RC ratio, hanya saja pada analisis BC ratio lebih menekankan adanya manfaat. Benefit cost ratio adalah perbandingan nilai semua manfaat terhadap nilai semua biaya. Perhitungan nilai Net B/C Ratio dirumuskan sebagai berikut:
21
Keterangan : Bt : Manfaat (benefit) pada tahun ke-t Ct : Biaya (cost) pada tahun ke-t i : Discount rate (persen) t : Tahun Kriteria Kelayakan Net B/C > 1 Usaha yang dilakukan layak dilaksanakan, Net B/C = 1 Usaha tidak menguntungkan dan tidak juga merugikan, Net B/C < 1 Usaha yang dilakukan tidak layak dilaksanakan. 2.4. Analisis Payback Period (PP) Payback period adalah waktu minimum untuk mengembalikan investasi awal dalam bentuk aliran kas yang didasarkan atas total penerimaan dikurangi semua biaya. Semakin pendek payback period, menunjukkan bahwa investasi yang dikeluarkan dalam usaha tersebut semakin cepat kembali. Untuk menghitung payback period mula-mula dihitung arus penerimaan kas, kemudian manfaat bersih dikumulatifkan dari tahun ke tahun dan dihitung rata - ratanya. Nilai Payback period dapat dihitung dari pembagian investasi dengan net benefit rata-rata. Periode pengembalian dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan Ab = Manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya Payback period tidak dipakai untuk menilai layak tidaknya suatu proyek tetapi melihat berapa lama proyek dapat mengembalikan biaya investasinya. Perhitungan payback period belum memperhitungkan nilai waktu akan uang. Analisis Switching Value Analisis switching value digunakan untuk mengetahui perubahan variabelvariabel ketidakpastian yang masih dapat ditoleransi agar perusahaan Ilyas Afif Farm tetap layak untuk dijalankan. Variabel-variabel yang digunakan dalam switching value adalah komponen inflow yaitu penurunan produksi serta komponen outflow yaitu peningkatan harga pakan cacing sutera. hasil yang diperoleh dari analisis switching value yaitu jumlah NPV = 0, Net B/C = 1, dan IRR sama dengan tingkat suku bunga. Asumsi Dasar Penelitian 1. Dasar perhitungan kelayakan usaha berdasarkan data empirik pada perusahaan Ilyas Afif Farm periode September 2013 hingga Desember 2014. . 2. Sumber modal yang digunakan Ilyas Afif Farm dari modal sendiri 3. Umur usaha ditentukan selama 10 tahun berdasarkan komponen yang terpenting yaitu bangunan hatchery.
22
4. Harga input maupun output yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan dan diasumsikan konstan. 5. Lama proses produksi satu periode adalah satu bulan. 6. Tahun pertama hanya dilakukan empat periode, sedangkan tahun kedua hingga kesepuluh 10 periode. 7. Panen rata-rata per periode sebesar 528 618 ekor dengan ukuran ¾ inci, hasil tersebut dihasilkan dari penerimaan Ilyas Afif Farm September 2013 hingga Desember 2014 kemudian dirata-ratakan. 8. Upah tenaga kerja sebesar Rp 15.00 per ekor. 9. Tingkat Diskonto (DR) yang digunakan yaitu sebesar 6 %, berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank BRI tempat bapak Ilyas atau pemilik usaha menabung. 10. Biaya variabel dan Biaya Tetap per siklusnya yang digunakan dalam perhitungan merupakan biaya rata-rata dari bulan September 2013 hingga Desember 2014. 11. Semua aktiva tetap berwujud akan disusutkan kecuali tanah. 12. Tidak ada nilai sisa atau sama dengan nol dari setiap komponen investasi kecuali tanah, karena tanah memiliki umur ekonomis tidak terbatas. 13. Perhitungan penyusutan komponen investasi berdasarkan metode garis lurus, dimana nilai investasi dibagi umur ekonomis. 14. Perhitungan pajak dalam analisis laba rugi sebesar 5% untuk penghasilan sampai dengan Rp 50 000 000 per tahun, 15% untuk penghasilan diatas Rp 50 000 000 sampai dengan Rp 250 000 000 per tahun, hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 pasal 17 ayat 1a.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi Tempat Usaha Ilyas Afif Farm memiliki lokasi unit usaha di Desa Ciherang Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi usaha memiliki beberapa keunggulan seperti sumber daya air yang selalu tersedia dengan kualitas air yang diinginkan sesuai kondisi jenis ikan yang dibudidayakan serta lokasi perusahaan berada tepat di pinggir jalan raya sehingga mudah untuk diakses dengan berbagai macam kendaraan. Sejarah Ilyas Afif Farm Ilyas Afif Farm adalah suatu perusahaan yang menghasilkan produk benih ikan patin khususnya benih ikan patin siam berukuran ¾ inci, perusahaan tersebut dikelola oleh Bapak Ilyas Afif yang mulai didirikan pada bulan Januari 2013, pada awal pendirian perusahaan belum dilakukan kegiatan penjualan melainkan persiapan produksi dan pembangunan fasilitas dilakukan terlebih dahulu untuk memperlancar kegiatan produksi. Barulah pada bulan September 2013 setelah perencanaan yang matang dimulai kegiatan penjualan. Alasan yang membuat pemilik ini tertarik menekuni usaha karena melihat ikan ini banyak di minati di
23
daerah Sumatera dan Kalimantan, namun untuk benih ikan sebagai input utama di daerah tersebut masih banyak di pasok dari daerah Jawa Barat khususnya Kabupaten Bogor. Serta di dalam proses produksi pembenihan ikan patin harus memiliki keahlian khusus karena ikan patin salah satu termasuk ikan yang sulit dipijahkan dibandingkan ikan air tawar lainnya. Investasi awal usaha berasal dari modal sendiri pemilik. Tenaga kerja usaha berjumlah dua orang dengan riwayat pendidikan lulusan SMU, dimana tenaga kerja tersebut sudah memiliki pengalaman yang banyak di usaha pembenihan ikan patin.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aspek Non finansial Analisis dari aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan Ilyas Afif Farm yang terletak di Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor layak untuk dilaksanakan. Aspek non finansial yang dikaji terdiri dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, ekonomi, budaya dan aspek lingkungan. Aspek Pasar Pasar merupakan aspek yang penting dalam kajian suatu kelayakan bisnis karena aspek ini sangat menentukan keberlangsungan kegiatan bisnis dimasa yang akan datang. Selain itu aspek ini penting karena merupakan sumber pendapatan utama usaha yang berasal dari penjualan output yang dihasilkan yaitu benih ukuran ¾ inci. Analisis aspek pasar meliputi permintaan, penawaran, dan pemasaran output. 1. Permintaan dan Penawaran Ilyas Afif Farm telah memiliki langganan supplier benih ikan patin dari masing-masing kota yang menjadi tujuan pasarnya. Berdasarkan wawancara kepada pemilik Ilyas Afif Farm, perusahaan ini belum mampu memenuhi banyaknya permintaan benih ikan patin yang datang kepada perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan supplier yang telah menjadi pelanggan Ilyas Afif Farm masih mengumpulkan benih ikan patin dari perusahaan benih ikan patin lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ilyas Afif Farm menghasilkan benih ikan patin ukuran ¾ inci per satu bulan, sedangkan pasar membutuhkan benih ikan patin per dua minggu sekali sehingga pelanggan tetap Ilyas Afif Farm masih mencari benih ikan patin dari perusahaan yang lain. Total permintaan yang belum tercukupi pelanggan Ilyas Afif Farm sebanyak 2 000 000 benih ikan per bulan, namun Ilyas hanya mampu memenuhi rata-rata 528 618 benih ikan per bulan nya. Melihat masih banyaknya permintaan benih ikan terhadap perusahaan Ilyas Afif Farm, maka perusahaan ini dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Selain itu dari sisi penawaran Ilyas Afif Farm seluruh output berupa yang dihasilkan mampu diserap oleh pasar hal tersebut terlihat dari setiap periode panen benih ikan habis terjual sehingga dilihat dari sisi penawaran Ilyas Afif Farm dikatakan layak untuk dijalankan.
24
2. Pemasaran Ilyas Afif Farm tidak melakukan strategi pemasaran khusus, namun Ilyas Afif Farm cukup menjaga tingkat loyalitas supplier benih yang sudah ada. Untuk menjaga tingkat loyalitas pelanggan nya diberi pelayanan dalam bentuk konsultasi pemeliharaan awal, disamping itu Ilyas Afif Farm juga memberikan jaminan pengganti benih yang mati selama masa pengangkutan dengan penambahan 5% dari jumlah yang dibeli. Benih ikan patin yang diproduksi oleh Ilyas Afif Farm dijual kepada supplier benih ikan dari Palembang dan Lampung. Pembeli terlebih dahulu menelepon pemilik perusahaan untuk menanyakan ketersediaan benih ikan patin ukuran ¾ inci. Setelah terjadi kesepakatan maka akan dilakukan pemanenan. Pembeli langsung datang ke perusahaan sehingga Ilyas Afif Farm tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk mengantarkan benih ikan ke pasar tujuan. Aspek Teknis 1. Lokasi Usaha dan Layout Lokasi Ilyas Afif Farm berada di atas lahan stabil, dekat dengan sumber air, bebas dari daerah banjir, bebas dari gangguan pencemaran, bebas dari gangguan keamaanan, serta mempunyai aksessbilitas transportasi yang baik dengan kendaraan beroda dua maupun empat. Perusahaan Ilyas Afif Farm juga memiliki posisi penempatan fasilitas produksi yang baik, dimana semua kegiatan produksi dapat dilakukan dengan mudah. Berikut adalah gambar layout Ilyas Afif Farm dapat dilihat pada Gambar 2.
Hatchery 2
Bak Tandon
Tempat tinggal pegawai
Kolam indukan
Tempat Pemanenan
Hatchery 1
Tempat Pemijahan
Gambar 3 Layout perusahaan Ilyas Afif Farm 2. Sumber air Air merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan produksi benih ikan patin. Air yang digunakan kegiatan produksi Ilyas Afif Farm berasal dari air tanah dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Namun Ilyas menggunakan air PAM karena air sumur sering mengalami penurunan kualitasnya. Air dialirkan dengan menggunakan bantuan pompa lalu ditampung terlebih dahulu di tempat penyimpanan air (bak tandon) yang sudah diberi aerasi dengan tujuan untuk mengendapkan kotoran dan menambah kandungan oksigen yang larut dalam air. 3. Fasilitas Produksi dan Peralatan Fasilitas produksi dan peralatan yang digunakan Ilyas Afif Farm untuk melakukan kegiatan produksi :
25
3.1. Induk Ikan Patin Induk ikan patin yang dimiliki oleh Ilyas Afif Farm sebanyak 30 ekor induk jantan dan 60 ekor induk betina, induk ikan patin memiliki umur ekonomis 5 tahun. Induk ikan patin dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Induk ikan patin 3.2. Kolam Indukan Kolam indukan digunakan dalam kegiatan pemeliharaan induk, dalam kolam ini induk ikan patin dipelihara secara massal. Kolam ini terbuat dari semen beton sehingga umur ekonomis kolam ini bisa mencapai 10 tahun. Kolam indukan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Kolam indukan 3.3. Ruang Hatchery Ruang Ruang hatchery yang dimiliki berjumlah dua unit, ruang tersebut digunakan sebagai ruang tempat penyimpanan akuarium yang tertutup rapat dengan tujuan untuk memudahkan pengendalian suhu. Ruang hatchery terrdiri dari atap asbes, dinding grc, dasar batako sehingga umur ekonomis bisa mencapai 10 tahun. Ruang hatchery dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Ruang hatchery
26
3.4. Akuarium Akuarium yang digunakan Ilyas Afif Farm sebanyak 72 unit. Akuarium ini digunakan untuk penetesan telur dan pemeliharan larva sampai ukuran siap jual. Umur ekonomis akuarium bisa mencapai 5 tahun. 3.5. Blower Blower yang digunakan Ilyas Afif Farm berjumlah dua unit. Blower ini memiliki umur ekonomis 5 tahun. Blower dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Blower 3.6. Tabung oksigen Tabung oksigen digunakan untuk menyimpan oksigen yang akan digunakan dalam proses pengepakan tertutup dengan. Tabung Oksigen yang dimiliki Ilyas Afif Farm sebanyak satu unit dengan umur ekonomis 10 tahun. Tabung Oksigen dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Tabung oksigen
3.7. Pompa Air Pompa air yang digunakan yaitu pompa air sumur dan pompa sirkulasi. Pompa air sumur digunakan untuk mengalirkan air dari dalam sumur ke bak penampungan air (bak tandon). Sementara pompa air sirkulasi berfungsi untuk mengalirkan air dari bak penampungan air ke akuarium. Pompa air sirkulasi yang digunakan di Ilyas Afif Farm berjumlah dua unit dan kedua pompa air tersebut memiliki umur ekonomis selama 5 tahun. 3.8. Sumur Sumur digunakan untuk mendapatkan air tanah yang akan digunakan untuk kegiatan produksi. Sumur yang digunakan adalah sumur bor dengan kedalaman sumur 15 meter dan memiliki umur ekonomis selama 10 tahun.
27
3.9. Genset Genset berfungsi sebagai sumber energi listrik cadangan apabila terjadi pemadaman listrik. Sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas produksi adalah energi listrik dari PLN. Genset yang digunakan memiliki umur ekonomis 10 tahun. Genset dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Genset 3.9. Wadah Pemberokan Wadah pemberokan ini berfungsi untuk pemberokan induk yang telah diseleksi serta pemeliharan induk yang sudah dilakukan penyuntikan. Wadah pemberokan ini terbuat dari beton yang dilapisis terpal dan memiliki umur ekonomis 10 tahun. Wadah pemberokan dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Wadah pemberokan 3.10. Bak Tandon Bak Tandon berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang berasal dari sumur. Bak tandon diberikan aerasi agar menambah kandugan oksigen didalam air. Bak tandon dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Bak tendon
28
4. Bahan Baku Bahan yang digunakan Ilyas Afif Farm untuk kapasitas produksi rata-rata 528 618 ekor benih patin dengan ukuran ¾ inci, dibutuhkan bahan berupa induk jantan berjumlah 2-4 ekor yang berukuran >2 kg per ekor dan induk betina berjumlah 5-10 ekor yang berukuran >3 kg per ekor. Selanjutnya dibutuhkan hormon buatan yaitu ovaprim 2 ampul, chorulon 2 ampul, larutan fisiologis (NaCl 0,9%) 5 botol, untuk pakan benih yang digunakan yaitu artemia 5 kaleng, cacing sutera 450 takar (per takar sama dengan per kaleng artemia), pelet induk 50 kg, pelet bintang 6 kg. Untuk obat-obatan Ilyas Afif Farm menggunakan tetra dan elbaju sebanyak masing-masing 100 gram. 5. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang digunakan Ilyas Afif Farm berasal dari penduduk sekitar yang berjumlah 2 orang dengan latar belakang terakhir pendidikan SMA, walaupun demikian tenaga kerja tersebut sudah memiliki banyak pengalaman di dunia pembenihan ikan khususnya ikan patin. 6. Teknologi Teknologi yang digunakan Ilyas Afif Farm dalam proses produksi yaitu pemijahan buatan. Cara pemijahan buatan yang dilakukan yaitu setelah sel telur dikeluarkan dari induk betina dan ditampung dalam wadah kemudian dicampur dengan sel sperma induk jantan selanjutnya diberikan larutan NaCl sebagai pengencer. 7. Proses Produksi 7.1. Pengelolaan induk Kriteria induk yang akan digunakan, antara lain berdasarkan bentuk fisik, ukuran berat, umur, dan kesehatan. Induk betina yang layak dipijahkan beratnya telah mencapai >3 kg/ekor. Sedangkan induk jantan yang siap dipijahkan beratnya mencapai >2 kg/ekor. Induk yang akan dipijahkan harus sehat secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh penyakit, parasit, Pakan yang diberikan berupa pakan berupa pelet dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi, frekuensi pemberian pakan 2-3 kali per hari. 7.2. Seleksi Induk Pada umumnya, ciri induk jantan yang matang gonad adalah alat reproduksinya membengkak dan berwarna merah tua, apabila bagian perut dekat lubang kelamin diurut akan mengeluarkan cairan putih kental (cairan sperma). Sedangkan induk ikan betina yang telah matang gonad, memiliki ciri-ciri yang ditunjukkan dengan alat reproduksinya membengkak dan berwarna merah tua, selain itu perut membengkak ke arah belakang. 7.3. Pemijahan Induk yang akan dipijahkan diberok (dipuasakan) dahulu 1-2 malam di dalam wadah pemberokan induk untuk mengurangi kadar lemak pada saluran pengeluaran telur dan membuang kotoran/feces. Pemijahan dilakukan secara buatan melalui pemberian rangsangan hormon untuk proses pematangan akhir gonad, pengurutan untuk proses pengeluaran telur dan pembuahan dengan mencampur sperma dan telur. Hormon yang digunakan adalah ovaprim. Dosis ovaprim yang diberikan untuk induk betina adalah 0,5 mL/kg sedangkan untuk
29
jantan adalah 0,2 mL/kg (bila diperlukan). Penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali pada bagian atas induk ikan dengan interval waktu penyuntikan pertama dan kedua sekitar 6-12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 60% bagian dari dosis total dan sisanya 40% bagian lagi diberikan pada penyuntikan kedua. Setelah penyuntikan kedua, 6-8 jam kemudian dilakukan pengecekan ovulasi induk. Pengecekan ovulasi dilakukan dengan cara melakukan pengurutan pada bagian dekat alat reproduksi secara pelan dan hati-hati. Proses pembuahan didahului dengan penyiapan sperma yang dikeluarkan dari induk jantan. Sperma ditampung dalam wadah dan diencerkan dengan larutan NaCl 0,9% secukupnya. Selanjutnya telur dikeluarkan dengan melakukan pengurutan induk betina secara hati-hati dan ditampung dalam wadah. Telur yang sudah ditampung ditambahkan dengan sperma dan diaduk secara merata. Untuk memudahkan pencampuran telur dan sperma dapat diberi tambahan larutan fisiologis secukupnya. 7.4. Penetasan telur Telur yang sudah dibuahi dimasukkan ke dalam akuarium yang memiliki suhu air 29°C –30°C (Gambar 12) telur mulai menetas setelah inkubasi 18-24 jam. Setelah proses penetasan selesai, dilakukan penyiponan (pembersihan) sisa cangkang telur.
Gambar 12 Suhu air 29-30 °C 7.5. Pemeliharaan Benih Pakan pertama dapat diberikan sekitar 24 jam setelah menetas pada kisaran suhu pemeliharaan 29°C -30 °C. Pakan yang diberikan berupa artemia. Pemberian pakan artemia selanjutnya dapat dilakukan pada kisaran 4–5 jam sekali. Pakan diberikan secara secukupnya dengan memperhatikan nafsu makan ikan. Penggantian pakan dari artemia ke cacing rambut dapat dilakukan mulai hari keempat dengan memperhatikan bukaan mulut larva. Frekuensi pemberian cacing sutera 3 kali sehari. Untuk menjaga kondisi kualitas air tetap baik dilakukan penyiponan (pembersihan) setiap hari terhadap kotoran atau sisa pakan yang mengendap di dasar akuariuam. Disamping itu dilakukan pergantian air media pada tiap harinya. 7.6. Pemanenan Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu benih ikan patin dipuasakan untuk mengosongkan isi perutnya, sehingga tidak banyak kotoran yang dikeluarkan pada saat pengangkutan. Pengangkutan benih ikan menggunakan kantong plastik ukuran 50 x 60 cm (10 L)
30
yang diberi tambahan oksigen. Perbandingan oksigen dan air adalah 2 : 1. Padat penebaran benih patin 1000 ekor per plastik. Pemanenan benih ikan patin dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Pemanenan benih ikan patin Berdasarkan analisis aspek teknis secara keseluruhan perusahaan Ilyas Afif Farm tidak mengalami kendala yang mengganggu proses produksi karena lokasi usaha, sumber air, dan fasilitas produksi yang memenuhi kualifikasi, kemudian ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang cukup dan mudah didapatkan serta memiliki tenaga kerja yang sudah berpengalaman dalam kegiatan produksi benih ikan patin. Selain itu kegiatan produksi yang dilakukan telah tepat dan sistematis. Sehingga dilihat dari aspek teknis Ilyas Afif Farm sudah layak untuk dijalankan. Aspek Manajemen Manajemen perusahaan Ilyas Afif Farm masih sederhana, dimana Bapak Ilyas sebagai pemilik dan dibantu oleh dua karyawan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14. Pemilik Ilyas Afif Farm
Karyawan
Karyawan
Gambar 14 Struktur organisasi perusahaan Ilyas Afif Farm Karyawan memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan produksi pembenihan ikan patin, karena mereka yang paling banyak melakukan kegiatan produksi. Karyawan bertugas mengerjakan semua kegiatan produksi dari pemeliharaan benih hingga pemanenan, namun kegiatan pengelolaan induk, seleksi induk, dan pemijahan dilakukan sendiri oleh pemilik. Perusahaan Ilyas Afif Farm telah dapat melakukan pembagian tugas yang jelas terhadap karyawan dan telah terkoordinasi dengan baik sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik.
31
Aspek Hukum Ijin yang sudah dimiliki oleh Ilyas Afif Farm adalah ijin lingkungan yang diperoleh dari masyarakat sekitar, ijin dari RT/RW dan perangkat Desa Ciherang, ijin untuk mendirikan usaha dari Kecamatan Dramaga, dan ijin mendirikan bangunan. Dilihat dari aspek hukum, perusahaan Ilyas Afif Farm layak dijalankan karena telah memiliki ijin pendirian dari RT/RW maupun penduduk sekitar serta ijin mendirikan usaha dari Kecamatan Dramaga, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik dengan warga sekitar. Aspek Sosial dan Lingkungan Aspek sosial yang dianalisis adalah tenaga kerja yang dapat diserap dan dampak yang diakibatkan terhadap lingkungan. Perusahaan Ilyas Afif Farm dapat menyerap tenaga kerja sebanyak dua orang. Tenaga kerja berasal dari warga sekitar, dengan latar belakang pendidikan terakhir SMA dan sudah memiliki banyak pengalaman didunia pembenihan ikan. Kegiatan yang dilakukan Ilyas Afif Farm menimbulkan limbah organik yang dapat mencemari lingkungan. Limbah organik sisa pakan dalam kolam induk dan benih yang mati serta sisa pakan akuarium tergolong berjumlah sangat kecil. Disamping itu, dalam rantai kegiatan pembenihan tidak menggunakan berbagai bahan kimia dan obatan yang berbahaya. Bahkan sebaliknya usaha ini rentan terhadap limbah yang ditimbulkan oleh usaha industri dan usaha pertanian yang menggunakan pestisida dan insektisida. Ilyas Afif Farm menggunakan air sumur bor sebagai sumber air bersih, sampai saat ini belum ada keluhan dari masyarakat terhadap kegiatan pembenihan ikan patin yang dilaksanakan, baik gangguan terhadap fluktuasi ketersedian air tanah maupun dampak dari sisa pakan terhadap kualitas air sungai serta gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Analisis Aspek Finansial Arus Manfaat (Inflow) 1. Penerimaan Penjualan Benih Ikan Penerimaan Ilyas Afif Farm berasal dari penjualan benih ikan patin ukuran ¾ inci. Pemanenan benih ikan patin dilakukan setelah berumur 30 hari, dengan dalam satu tahun terjadi sepuluh kali panen. Penerimaan tahun pertama berbeda dengan tahun berikutnya karena dari bulan Januari hingga Agustus 2013 digunakan untuk pembangunan dan persiapan alat produksi, sehingga baru Ilyas Afif Farm baru dapat berproduksi pada bulan September 2013. Penerimaan benih ikan patin per periode dihitung dari jumlah total panen kemudian dirata-rata kan, Penerimaan rata-rata per periode Ilyas Afif Farm sebesar 528 618 ekor, penerimaan dihitung dari 528 618 dikalikan harga benih ikan patin ukuran ¾ inci sebesar Rp 55 per ekor. Adapun data rincian penerimaan penjualan Ilyas Afif Farm berdasarkan umur usaha yaitu sepuluh tahun dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Penerimaan penjualan benih ikan Patin ukuran 3/4 inci Ilyas Afif Farm Panen per periode Harga per Jumlah Penerimaan Tahun (ekor) ekor Periode (Rp) 1 528 618 55 4 116 295 929 2 528 618 55 10 290 739 821
32
Tahun 3 4 5 6 7 8 9 10
Panen per periode (ekor) 528 618 528 618 528 618 528 618 528 618 528 618 528 618 528 618
Harga per ekor 55 55 55 55 55 55 55 55
Jumlah Periode 10 10 10 10 10 10 10 10
Penerimaan (Rp) 290 739 821 290 739 821 290 739 821 290 739 821 290 739 821 290 739 821 290 739 821 290 739 821
2. Nilai Sisa Nilai sisa atau salvage value adalah nilai tunai aktiva yang diharapkan pada akhir umur manfaat nya dan diterima di akhir umur suatu proyek (Charles T. Horngren dan Walter T.Harrison, 2007). Didalam penelitian ini nilai sisa setiap komponen investasi diasumsikan nol, karena menurut ED PSAK 16 (2011) didalam praktiknya penggunaan nilai sisa terkadang sulit ditentukan sehingga membuat nilai yang dihasilkan tidak signifikan. Perusahaan Ilyas Afif Farm memiliki nilai sisa sebesar Rp 73 500 000 yang berasal dari komponen investasi tanah. Arus Biaya (Outflow) Arus biaya merupakan aliran kas yang menunjukkan pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha baik pada saat usaha tersebut sedang berjalan maupun saat pertama usaha tersebut didirikan. Komponen biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Ilyas Afif Farm meliputi biaya investasi dan biaya operasional, dimana biaya operasional terdiri dari biaya variable dan biaya tetap. 1. Biaya Investasi Untuk memulai usaha pembenihan ikan patin ini, biaya investasi yang dikeluarkan Ilyas Afif Farm sebesar Rp 202 445 000 dengan komponen terbesar adalah pembelian lahan seluas 245 m2. Secara rinci investasi pembenihan ikan patin ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Biaya investasi Ilyas Afif Farm Investasi Lahan 245 m2 Kolam Indukan 5x8 m Wadah Pemberokan 6x3 m Ruang Hatchery 1 4x4x2.5 m Ruang Hatchery 2 8x3x2.5 m Akuarium 1x0.7x0.4 m Rak akuarium Sumur Pompa Sumur Blower Pompa Sirkulasi Selang airasi Batu airasi Kran airasi Ember kultur artemia Baskom cacing
Jumlah 1 1 1 1 1 72 72 15 1 2 2 4 2 3 20 12
Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Meter Unit Unit Unit Roll Dus Pack Unit Unit
Umur Ekonomis 10 10 10 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 2
Harga Satuan (Rp) 73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 250 000 100 000 350 000 1 500 000 935 000 375 000 150 000 150 000 75 000 27 000 40 000
Nilai Investasi 73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 18 000 000 7 200 000 5 250 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000
33
Investasi Baskom kecil Centong Kursi plastik Lampu Tandon air Pipa Lahan ruang panen Instalasi listrik Tabung Oksigen Genset Induk Ikan Patin Jumlah
Jumlah 10 6 2 6 1 30 1 1 1 1 200
Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Batang Unit Unit Unit Unit Kg
Umur Ekonomis 2 2 2 2 10 10 10 10 10 10 5
Harga Satuan (Rp) 8 000 5 000 50 000 25 000 785 000 270 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000 30 000
Nilai Investasi 80 000 30 000 100 000 150 000 785 000 8 100 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000 6 000 000 202 445 000
2. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan Ilyas Afif Farm untuk kegiatan produksi benih ikan ukuran ¾ inci dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. 2.1. Biaya Variabel Biaya Variabel adalah biaya yang dikeluarkan Ilyas Afif Farm yang jumlahnya mengalami perubahan sesuai jumlah produksi benih ikan patin. Jumlah biaya variabel yang dikeluarkan Ilyas Afif Farm pada tahun pertama sebesar Rp 75 023 071 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh sebesar Rp 187 557 679 dengan komponen terbesar gaji karyawan, karena Ilyas Afif Farm memberikan upah pada karyawan dengan sistem Rp 15 per ekor. Secara rinci biaya variabel perusahaan pembenihan ikan patin ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Biaya variabel Ilyas Afif Farm per tahun No 1 2 3 4 5 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Uraian Artemia Tetra Elbaju Cacing Pelet induk Pelet bintang Plastik Packing Karet Garam Gas Oksigen BBM Chorulon Ovaprim NaCl Gaji Karyawan Total biaya variabel
1 12 000 000 320 000 900 000 18 000 000 3 000 000 324 000 2 400 000 240 000 450 000 2 312 000 360 000 340 000 880 000 1 680 000 100 000 31 717 071 75 023 071
Tahun ke2 3 30 000 000 30 000 000 800 000 800 000 2 250 000 2 250 000 45 000 000 45 000 000 7 500 000 7 500 000 810 000 810 000 6 000 000 6 000 000 600 000 600 000 1 125 000 1 125 000 5 780 000 5 780 000 900 000 900 000 850 000 850 000 2 200 000 2 200 000 4 200 000 4 200 000 250 000 250 000 79 292 679 79 292 679 187 557 679 187 557 679
4-10 30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
2.1. Biaya Tetap Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan Ilyas Afif Farm yang jumlahnya tidak mengalami perubahan walaupun ada perubahan jumlah produksi benih ikan patin. Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan Ilyas Afif Farm pada tahun pertama sebesar Rp 21 200 000 dan pada tahun kedua hingga tahun kesepuluh sebesar Rp 38 000
34
000. Secara rinci biaya tetap perusahaan pembenihan ikan patin ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Biaya tetap Ilyas Afif Farm per tahun Tahun keNo 1 2 3 3
Uraian
1
Biaya Makan Karyawan Biaya Listrik Biaya Air Pam Biaya Transportasi Total Biaya Tetap
2
7 200 000 1 000 000 1 400 000 1 600 000 11 200 000
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000
3 18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000
4-10 18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000
3. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan adalah biaya yang dialokasikan Ilyas Afif Farm yang akan digunakan nantinya untuk membeli komponen investasi baru untuk menggantikan komponen investasi lama yang tidak produktif lagi. Lahan tidak disusutkan karena lahan tidak akan habis dipakai setiap tahun nya. Biaya penyusutan yang dikeluarkan Ilyas Afif Farm sebesar Rp 16 927 500 per tahun. Biaya penyusutan pembenihan ikan patin ini dapat dilihat pada Tabel 10. Namun Rincian biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 10 Biaya penyusutan Ilyas Afif Farm per tahun Investasi Lahan 245 m2 Kolam Indukan 5x8 m Wadah Pemberokan 6x3 m Ruang Hatchery 1 4x4x2.5 m Ruang Hatchery 2 8x3x2.5 m Akuarium 1x0.7x0.4 m Rak akuarium Sumur Pompa Sumur Blower Pompa Sirkulasi Selang airasi Batu airasi Kran airasi Ember kultur artemia Baskom cacing Baskom kecil Centong Kursi plastik Lampu Tandon air Pipa Lahan ruang panen Instalasi listrik Tabung Oksigen Genset Induk Ikan Patin Jumlah
Jumlah 1 1 1 1 1 72 72 15 1 2 2 4 2 3 20 12 10 6 2 6 1 30 1 1 1 1 200
Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Meter Unit Unit Unit Roll Dus Pack Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Batang Unit Unit Unit Unit Kg
Umur Ekonomis 10 10 10 10 15 5 10 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 10 10 10 10 10 10 5
Nilai Investasi 73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 18 000 000 7 200 000 5 250 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000 785 000 8 100 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000 6 000 000 202 445 000
Penyusutan 1 000 000 100 000 1 800 000 3 500 000 3 600 000 1 440 000 525 000 300 000 374 000 150 000 120 000 60 000 42 000 108 000 240 000 40 000 15 000 50 000 75 000 78 500 810 000 600 000 200 000 150 000 350 000 1 200 000 16 927 500
Analisis Laba Rugi Komponen laba rugi terdiri dari penerimaan, biaya operasional, biaya penyusutan dan pajak penghasilan. Laba bersih merupakan hasil dari penerimaan dikurangi biaya operasional, biaya penyusutan dan pajak penghasilan.
35
Berdasarkan proyeksi laba rugi pada perusahaan Ilyas Afif Farm sudah memiliki keuntungan pada tahun pertama yaitu sebesar Rp 12 488 089 dan tahun kedua hingga tahun kesepuluh sama yaitu sebesar Rp 49 516 446. Rincian proyeksi laba rugi Ilyas Afif Farm dapat dilihat pada Lampiran 3. Analisis Kelayakan Usaha Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha perusahaan Ilyas Afif Farm dari aspek finansial. Kriteria yang digunakan dalam analisis finansial pada Ilyas Afif Farm yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). 1. Net Present Value (NPV) Hasil perhitungan Net Present Value pada perusahaan Ilyas Afif Farm Rp 283 942 419. Usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila memiliki NPV > 0. Hasil perhitungan NPV tersebut menunjukan bahwa perusahaan Ilyas Afif Farm akan mendapatkan manfaat bersih dari usaha yang dijalankan selama umur usaha sebesar Rp 275 705 773. 2. Internal Rate of Return (IRR) Nilai IRR yang diperoleh menggambarkan besarnya kemampuan usaha untuk memberikan pengembalian atas modal yang dikeluarkan. IRR merupakan discount rate yang dapat membuat nilai NPV sama dengan nol. Dengan kata lain, ketika IRR sama dengan nilai discount rate yang digunakan dalam analisis finansial maka usaha tersebut tidak menghasilkan keuntungan bersih karena NPV yang dihasilkan bernilai nol. Perusahaan Ilyas Afif Farm dikatakan layak untuk dijalankan ketika IRR yang dihasilkan lebih besar dari discount rate yang ditentukan dalam analisis. Hasil perhitungan IRR pada perusahaan Ilyas Afif Farm sebesar 35%. Hal itu menunjukan bahwa perusahaan ini mampu memberikan pengembalian atas modal yang dikeluarkan sebesar 35%. Berdasarkan hasil perhitungan IRR, dapat disimpulkan bahwa perusahaan Ilyas Afif Farm layak untuk dijalankan karena IRR yang dihasilkan yaitu lebih besar dari tingkat suku bunga deposito yang digunakan yaitu sebesar 6%. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Nilai Net B/C menunjukkan seberapa besar manfaat yang akan didapat atas biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan bisnis. Sebuah usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai Net B/C > 1. Nilai Net B/C pada perusahaan Ilyas Afif Farm yaitu 2.69 yang artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan sebagai biaya akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 2.69. 4. Payback Period (PP) Payback Period (PP) menunjukkan seberapa lama modal investasi yang telah dikeluarkan dapat kembali. Ilyas Afif Farm dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai Payback Period (PP) lebih kecil dari umur usaha. Nilai Payback Period (PP) pada Ilyas Afif Farm yaitu 4.42 pembulatan menjadi 4.4 yang artinya adalah modal investasi yang telah ditanamkan oleh Ilyas Afif Farm akan kembali setelah 4 tahun 4 bulan sejak usaha didirikan. Perusahaan Ilyas Afif Farm dikatakan layak, karena tingkat pengembalian modal investasi masih dalam umur usaha yaitu dibawah 10 tahun.
36
Tabel 11 Hasil analisis kelayakan usaha Ilyas Afif Farm No Kriteria Kelayakan Syarat Kelayakan 1 NPV (Rp) >0 2 Net B/C >1 3 IRR (%) >6 4 PP (tahun) <10
Hasil Penilaian 275 705 773 2.69 35 4 tahun 4 bulan
Berdasarkan hasil empat kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, Net B/C, IRR, dan payback period (PP) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 11, maka dapat disimpulkan perusahaan Ilyas Afif Farm layak dijalankan. Nilai NPV, IRR, Net B/C, dan payback period (PP) yang dihasilkan memenuhi kriteria layak Rincian arus kas dapat dilihat pada Lampiran 4. Analisis Swithcing Value Dalam suatu penghitungan analisis kelayakan suatu usaha komponen biaya variabel dan penerimaan didasarkan pada asumsi dan proyeksi sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi, untuk mengurangi resiko yang dihadapi dilakukan lah analisis switching value. Analisis switching value adalah perhitungan yang mengukur perubahan maksimum komponen inflow maupun outflow yang dapat ditoleransi agar usaha masih layak dijalankan. Analisis switching value yang dilakukan pada perusahaan Ilyas Afif Farm menggunakan dua skenario yaitu kenaikan harga pakan cacing dan penurunan produksi, karena harga pakan cacing dan produksi sering kali mengalami fluktuasi dan merupakan komponen inti dalam usaha ini. 1. Skenario 1 Kenaikan Harga Pakan Cacing Kenaikan biaya pakan cacing terjadi dikarenakan pedagang cacing masih mengandalkan tangkapan alam, misalkan pada saat musim hujan ketersediaan cacing di alam mengalami penurunan akibat debit sungai yang meningkat sehingga harga pakan cacing meningkat. Hasil analisis switching value akibat kenaikan biaya harga pakan cacing dapat dilihat pada Tabel 12 sedangkan perhitungan arus kas secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 12 Hasil analisis switching value kenaikan harga pakan cacing Kriteria NPV Net B/C IRR
Kenaikan Harga Pakan Cacing 107.69% 0 1 6%
Hasil perhitungan switching value terhadap kenaikan harga pakan cacing diperoleh hasil sebesar 107.69%. Artinya adalah perusahaan Ilyas Afif Farm ini akan tetap layak apabila peningkatan harga pakan cacing dari harga Rp 10 000 per takar menjadi Rp 20 769. Apabila kenaikan harga pakan melebihi Rp 20 769, usaha pembenihan ikan patin ini menjadi tidak layak untuk dijalankan.
37
2. Skenario 2 Penurunan Jumlah Produksi Produksi bisa saja mengalami penurunan per bulan maupun per tahun nya, yang disebabkan oleh berbagai macam hal diantaranya kualitas benih ikan kurang baik akibat pengaruh penyakit atau turun nya jumlah produksi akibat pengaruh human error pada saat proses penyuntikan dan pemeliharaan. Hasil analisis switching value akibat penurunan produksi dapat dilihat pada Tabel 13 sedangkan perhitungan arus kas secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 13 Hasil analisis switching value penurunan produksi Kriteria
Penurunan Jumlah Produksi 16.67%
NPV Net B/C IRR
0 1 6%
Hasil perhitungan switching value terhadap penurunan produksi diperoleh hasil sebesar 16.67%. Artinya adalah perusahaan Ilyas Afif Farm ini akan tetap layak apabila penurunan jumlah produksi dari 5 286 719 ekor menjadi 4 377 011 ekor per tahun. Apabila penurunan jumlah produksi melebihi 4 405 048 ekor, maka penerimaan Ilyas Afif farm menjadi lebih kecil dari Rp 242 277 651 per tahun dan membuat usaha ini menjadi tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan penghitungan analisis switching value dengan menggunakan dua skenario, skenario kedua lebih sensitif dibandingkan skenario pertama. Sehingga pemilik perusahaan akan terus menjaga kualitas benih ikan agar tidak terjadi penurunan produksi yang signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis aspek non finansial yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum serta aspek sosial dan lingkungan perusahaan Ilyas Afif Farm layak untuk dijalankan. Demikian juga pada analisis aspek finansial perusahaan Ilyas Afif Farm layak untuk dijalankan dengan perolehan nilai NPV sebesar Rp 275 705 773, Net B/C 2.69, IRR 35% dan Payback Periode 4 tahun 4 bulan. Berdasarkan hasil analisis nilai pengganti (switching value) diperoleh hasil untuk kenaikan harga pakan cacing sebesar 107.69% dan penurunan jumlah produksi 16.67%, nilai tersebut adalah batasan nilai yang masih dapat ditoleransi agar perusahaan Ilyas Afif Farm layak untuk dijalankan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa komponen inflow yaitu penurunan jumlah produksi lebih sensitif dibandingkan perubahan dari komponen outflow yaitu peningkatan harga pakan cacing.
38
Saran Berdasarkan hasil switching value penurunan jumlah produksi lebih sensitif dibandingkan kenaikan harga pakan cacing sutera, sehingga Ilyas Afif Farm perlu melakukan pemeliharaan secara intensif agar penurunan jumlah produksi tidak terjadi secara signifikan. Pada aspek pasar Ilyas Afif Farm hanya memiliki dua pelanggan, sehingga akan menimbulkan dampak terhadap perusahaan. Dampak terhadap perusahaan diantaranya posisi tawar menawar yang lemah dan ketergantungan terhadap pelanggan. Sehingga pemilik sebaiknya mencari pelanggan yang berpotensi menjadi calon konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Armayuni. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Number One Fish Farm, Cihideung Ilir, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Athemalem G. 2001. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Pembenihan Ikan Patin di Tapos, Ciawi, Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Badan Standarisasi Nasional. 2000. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalamus) kelas benih sebar. Bukit A. 2007. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Kasus Pembenihan dan Pembesaran di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Saparinto C dan Susiana Rini. 2013. Sukses Pembenihan 6 Jenis Ikan Air Tawar Ekonomis. Jakarta: Lily Publisher. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2011. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Aset Tetap. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Dinas Perikanan dan Peternakan. 2014. Buku Data Perikanan Tahun 2013. Cibinong: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Dwirosyadha GA. 2008. Analisis Finansial Penggunaan Lampu Petromak Sebagai Pemanas Pada Budidaya Pembenihan Ikan Patin Nusa Hias Farm Di Desa Cibitung Tengah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Charles T. Horngren dan Walter T.Harrison. 2008. Akuntansi Jilid 1. Edisi Tujuh. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Hikamayani Y, Yulisti M, Hikmah. 2012. Evaluasi Kebijakan Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya [jurnal]. Jakarta (ID): Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Vol 2 No 2. Hadie W, Hafsaridewi R, Lusiastuti AM. 2011. Upaya tata kelola Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Ikan Patin untuk Peningkatan Produksi Benih: Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bogor. Di dalam: Basuki PI, Suprapti, Yulianti D, Suyatno, Puspa E, editor. Forum Inovasi Teknologi akuakultur 2011 Jilid 2; 2011 Jul 19-21; Denpasar, Indonesia. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya. hlm 171-179. Irliyandi Fheby. 2008. Pengaruh Padat Penebaran 60, 75, dan 90 Ekor/Liter Terhadap Produksi Ikan Patin Pangasius hypophthalmus Ukuran 1 Inci
39
UP (3 CM) Dalam Sistem Resirkulasi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kasmir, Jakfar. 2013. Studi Kelayakan Usaha. Edisi Revisi. Jakarta (ID): Kencana. Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2014. Laporan Tahunan Direktorat Produksi Tahun 2013. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perikanan Budidaya KKP Nugroho Estu dan Hari Kristanto A. 2013. Panduan Lengkap Ikan Konsumsi Air Tawar Populer. Jakarta: Penebar Swadaya. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Usaha. Bogor (ID): Departemen Agriusaha FEM-IPB. Rahmawati R. 2011. Evaluasi Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Patin Pada Alma Fish Farm, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Roesfitawati, 2013. Warta Ekspor Ikan Patin Hasil Alam Bernilai Ekonomi dan Berpotensi Ekspor Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan. Tahapari Evi. 2010. Teknologi Pembenihan Ikan Patin (Pangasius sp) yang Dipelihara Secara Outdoor di Kolam yang Dipupuk. Sukamandi (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Ariyanto D, Bambang G, Sularto. 2007. Pendugaan mutu genetik induk ikan (Pangasius hypophthalmus) dari beberapa sentra produksi benih bedasarkan keragaan anakannya [jurnal]. Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar. Subang (ID): Jurnal Perikanan IX(1): 49-54. Taufik M, Muani Ani, Radian. 2013. Analisa Kelayakan Investasi Usaha Pembenihan Ikan di Balai Benih Ikan Lokal Kabupaten Kubu Raya [jurnal]. Pontianak (ID): Universitas Tanjungpura Pontianak. 2(2): hlm 6067. Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Usaha. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Witoko Pindo, Syarief Rizal, Raharja Sapta. 2013. Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Patin di CV Mika Distrindo [jurnal]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 8(2): hlm 115-122.
40
LAMPIRAN
Lampiran 1 Target dan capaian volume produksi perikanan budidaya No
Komoditas
Tahun 2010 Target (Ton)
Capaian (Ton)
Tahun 2011 %
Target (Ton)
Capaian (Ton
Tahun 2012 %
Target (Ton)
Capaian (Ton)
Tahun 2013 %
Target (Ton)
Capaian (Ton)
%
1
Udang
400 300
380 972
95.17
460 000
372 577
81.00
529 900
415 703
78.58
608 000
619 400
101.88
2
Rumput Laut
3 915 017
146.48
147.50
5 100 000
6 514 854
127.74
125.87
464 191
94.39
567 078
88.70
850 000
695 063
81.17
1 110 810
92.57
4
Patin
225 000
147 888
65.73
383 000
229 267
59.90
651 000
347 000
53.3
6 500 000 1 200 000 750 000
8 181 654
Nila
3 504 200 639 300
5 170 201
3
2 672 800 491 800
972 778
129.70
5
Lele
270 600
242 811
89.73
366 000
337 577
92.20
495 000
441 217
89.13
700 000
758 455
108.35
6
Mas
267 100
282 695
105.84
280 400
332 206
118.50
300 000
374 366
124.79
500 000
340 863
68.17
7
Gurame
40 300
56 889
141.16
42 300
64 252
151.90
44 400
84 681
190.72
125 000
86 773
69.42
8 9
Kakap Kerapu
5 000 7 000
5 738 10 398
114.76 148.54
5 500 9 000
5 236 10 580
95.20 117.60
6 500 11 000
6 198 11 950
95.36 108.64
7 000 11 000
7 504 14 400
107.20 130.91
10
Bandeng
349 600
421 757
120.64
419 000
467 449
111.60
503 400
518 939
103.09
700 000
667 116
95.30
11
Lainnya
646 700
349 567
54.05
738 800
372 540
50.40
925 400
265 561
28.7
531 122
943 616
117.66
5 376 2000
6 277 923
116.77
6 847 500
7 928 963
115.80
9 415 700
9 675 533
102.76
11 632 122
13 703 369
117.81
Total
Tahun 2014 Target (Ton) 699 000 7 800 000 1 440 000 900 000 840 000 600 000 150 000 8 400 13 200 840 000 637 346 13 927 946
Kenaikan RataRata 20102013 (%) 19.46 27.88 34.85 95.57 47.21 7.09 15.74 10.23 11.73 16.80 77.73 29.99
41
42
Lampiran 2 Rincian biaya penyusutan investasi Investasi Lahan 245 m2 Kolam Indukan 5x8 m Wadah Pemberokan 6x3 m Ruang Hatchery 1 4x4x2.5 m Ruang Hatchery 2 8x3x2.5 m Akuarium 1x0.7x0.4 m Rak akuarium Sumur Pompa Sumur Blower Pompa Sirkulasi Selang airasi Batu airasi Kran airasi Ember kultur artemia Baskom cacing Baskom kecil Centong Kursi plastik Lampu Tandon air Pipa Lahan ruang panen Instalasi listrik Tabung Oksigen Genset Induk Ikan Patin Jumlah
Jumlah
Satuan
Umur Ekonomis
1 1 1 1 1 72 72 15 1 2 2 4 2 3 20 12 10 6 2 6 1 30 1 1 1 1 200
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Meter Unit Unit Unit Roll Dus Pack Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Batang Unit Unit Unit Unit Kg
10 10 10 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 10 10 10 10 10 10 5
Harga satuan (Rp) 73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 250 000 100 000 350 000 1 500 000 935 000 375 000 150 000 150 000 75 000 27 000 40 000 8 000 5 000 50 000 25 000 785 000 270 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000 30 000
Nilai Investasi 73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 18 000 000 7 200 000 5 250 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000 785 000 8 100 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000 6 000 000 202 445 000
Penyusutan Per Tahun 850 000 85 000 1 530 000 2 975 000 3 060 000 1 224 000 446 250 255 000 317 900 127 500 102 000 51 000 35 700 91 800 204 000 34 000 12 750 42 500 63 750 66 725 688 500 510 000 170 000 127 500 297 500 1 020 000 14 388 375
Lampiran 3 Rincian proyeksi laba rugi Ilyas Afif Farm N o 1 2
Uraian Penerimaan Total Pengeluaran biaya variabel biaya tetap Penyusutan total pengeluaran
3
Laba bersih sebelum bunga dan pajak
4 5
Bunga Laba Bersih sebelum pajak
6
Pajak 5% tahun 1 dan tahun seterusnya 15% Laba Bersih
7
Tahun 5 6 290 739 290 739 821 821
1 116 295 929
2 290 739 821
3 290 739 821
4 290 739 821
75 023 071 11 200 000 16 927 500 103 150 571 13 145 357 13 145 357 657 268
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
12 488 089
49 516 446
49 516 446
49 516 446
49 516 446
7 290 739 821
8 290 739 821
9 290 739 821
10 290 739 821
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
187 557 679 28 000 000 16 927 500 232 485 179 58 254 643 58 254 643 8 738 196
49 516 446
49 516 446
49 516 446
49 516 446
49 516 446
43
44
Lampiran 4 Rincian arus kas Ilyas Afif Farm Uraian Komponen
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
INFLOW Penjualan Benih ¾ inci
116 295 929
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
Nilai Sisa TOTAL INFLOW
116 295 929
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
OUTFLOW Biaya Investasi Lahan 245 m2 Kolam Indukan 5x8 m Wadah Pemberokan 6x3 m Ruang Hatchery 1 4x4x2.5 m Ruang Hatchery 2 8x3x2.5 m Akuarium 1x0.7x0.4 m Rak akuarium Sumur Pompa Sumur Blower Pompa Sirkulasi Selang airasi Batu airasi Kran airasi Ember kultur artemia Baskom cacing Baskom kecil Centong Kursi plastik Lampu Tandon air Pipa Lahan ruang panen Instalasi listrik Tabung Oksigen Genset
73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 18 000 000 7 200 000 5 250 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000 785 000 8 100 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000
18 000 000 7 200 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
10 290 739 821 73 500 000 364 239 821
Uraian Komponen Induk Ikan Patin Total Biaya Investasi Biaya Variabel Artemia Tetra Elbaju Cacing Pelet induk Pelet bintang Plastik Packing Karet Garam Gas Oksigen BBM Chorulon Ovaprim NaCl Gaji Karyawan Total Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Makan Karyawan Biaya Listrik Biaya Air Pam Biaya Transportasi Total Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW Pajak 5% tahun 1, seterusnya 15 % Net Benefit
2
12 000 000 320 000 900 000 18 000 000 3 000 000 324 000 2 400 000 240 000 450 000 2 312 000 360 000 340 000 880 000 1 680 000 100 000 31 717 071 75 023 071
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
7 200 000 1 000 000 1 400 000 1 600 000 11 200 000 288 668 071
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 8 738 196
657 268 (173 029 411) 0.943 (163 235 293)
3
4
840 000
6 6 000 000 36 970 000
840 000
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 8 738 196
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 8 738 196
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 8 738 196
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 252 527 679 8 738 196
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 8 738 196
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 8 738 196
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 8 738 196
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 8 738 196
66 443 946
65 603 946
66 443 946
65 603 946
29 473 946
65 603 946
66 443 946
65 603 946
0.890 59 134 876
0.840 55 082 338
0.792 52 629 829
0.747 49 023 085
0.705 20 777 969
0.665 43 630 371
0.627 41 687 754
0.592 38 830875
139 943 946 0.558 78 143 969
840 000
5
7
8
9
10
840 000
45
DF 6% Present Value/tahun
Tahun ke1 6 000 000 202 445 000
46
Uraian Komponen Present Value (-) Present Value (+) NPV Net B/C IRR PP
Tahun ke1 (163 235 293) 438 941 067 275 705 773 2.69 35% 4.42
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lampiran 5 Rincian arus kas switching value kenaikan harga cacing Ilyas Afif Farm Uraian Komponen
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
INFLOW Penjualan Benih ¾ inci
116 295 929
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
Nilai Sisa TOTAL INFLOW
116 295 929
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 18 000 000 7 200 000 5 250 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000 785 000 8 100 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000
290 739 821 73 500 000 364 239 821
18 000 000 7 200 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
47
OUTFLOW Biaya Investasi Lahan 245 m2 Kolam Indukan 5x8 m Wadah Pemberokan 6x3 m Ruang Hatchery 1 4x4x2.5 m Ruang Hatchery 2 8x3x2.5 m Akuarium 1x0.7x0.4 m Rak akuarium Sumur Pompa Sumur Blower Pompa Sirkulasi Selang airasi Batu airasi Kran airasi Ember kultur artemia Baskom cacing Baskom kecil Centong Kursi plastik Lampu Tandon air Pipa Lahan ruang panen Instalasi listrik Tabung Oksigen Genset
10
48
Uraian Komponen Induk Ikan Patin Total Biaya Investasi Biaya Variabel Artemia Tetra Elbaju Cacing Pelet induk Pelet bintang Plastik Packing Karet Garam Gas Oksigen BBM Chorulon Ovaprim NaCl Gaji Karyawan Total Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Makan Karyawan Biaya Listrik Biaya Air Pam Biaya Transportasi Total Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW Pajak 5% tahun 1, seterusnya 15 % Net Benefit DF 6% Present Value/tahun
Tahun ke1 6 000 000 202 445 000
2
12 000 000 320 000 900 000 37 384 868 3 000 000 324 000 2 400 000 240 000 450 000 2 312 000 360 000 340 000 880 000 1 680 000 100 000 31 717 071 75 023 071
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
7 200 000 1 000 000 1 400 000 1 600 000 11 200 000 288 668 071
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
(191 757 011) 0.943 (180 902 841)
3
4
840 000
6 6 000 000 36 970 000
840 000
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 93 462 171 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 252 527 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
26 230 348
25 390 348
26 230 348
25 390 348
25 390 348
26 230 348
25 390 348
99 730 348
0.890 23 344 917
0.840 21 318 226
0.792 20 776 893
0.747 18 973 145
(10 739 652) 0.705 (7 571 031)
0.665 16 886 032
0.627 16 457 245
0.592 15 028 508
0.558 55 688 906
840 000
5
7
8
9
10
840 000
Uraian Komponen Present Value (-) Present Value (+) NPV Net B/C IRR PP
Tahun ke1 (180 902 841) 180 902 841 0.00 1 6% 26.13
2
3
4
5
6
7
8
9
10
49
50
Lampiran 6 Rincian arus kas switching value penurunan produksi Ilyas Afif Farm Uraian Komponen
Tahun ke1
INFLOW Penjualan Benih ¾ inci Nilai Sisa TOTAL INFLOW OUTFLOW Biaya Investasi Lahan 245 m2 Kolam Indukan 5x8 m Wadah Pemberokan 6x3 m Ruang Hatchery 1 4x4x2.5 m Ruang Hatchery 2 8x3x2.5 m Akuarium 1x0.7x0.4 m Rak akuarium Sumur Pompa Sumur Blower Pompa Sirkulasi Selang airasi Batu airasi Kran airasi Ember kultur artemia Baskom cacing Baskom kecil Centong Kursi plastik Lampu Tandon air Pipa Lahan ruang panen Instalasi listrik Tabung Oksigen Genset
2
3
4
5
6
7
8
9
96 911 060
242 277 651
242 277 651
242 277 651
242 277 651
242 277 651
242 277 651
242 277 651
242 277 651
116 295 929
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
290 739 821
73 500 000 10 000 000 1 000 000 18 000 000 35 000 000 18 000 000 7 200 000 5 250 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000 785 000 8 100 000 6 000 000 2 000 000 1 500 000 3 500 000
18 000 000 7 200 000 1 500 000 1 870 000 750 000 600 000 300 000 210 000 540 000 480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
480 000 80 000 30 000 100 000 150 000
10 242 277 651 73 500 000 315 777 651
Uraian Komponen Induk Ikan Patin Total Biaya Investasi Biaya Variabel Artemia Tetra Elbaju Cacing Pelet induk Pelet bintang Plastik Packing Karet Garam Gas Oksigen BBM Chorulon Ovaprim NaCl Gaji Karyawan Total Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Makan Karyawan Biaya Listrik Biaya Air Pam Biaya Transportasi Total Biaya Tetap TOTAL OUTFLOW Pajak 5% tahun 1, seterusnya 15 % Net Benefit DF 6% Present Value/tahun
Tahun ke1 6 000 000 202 445 000
2
12 000 000 320 000 900 000 18 000 000 3 000 000 324 000 2 400 000 240 000 450 000 2 312 000 360 000 340 000 880 000 1 680 000 100 000 31 717 071 75 023 071
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
7 200 000 1 000 000 1 400 000 1 600 000 11 200 000 288 668 071
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
-
4
840 000
6 6 000 000 36 970 000
840 000
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
30 000 000 800 000 2 250 000 45 000 000 7 500 000 810 000 6 000 000 600 000 1 125 000 5 780 000 900 000 850 000 2 200 000 4 200 000 250 000 79 292 679 187 557 679
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 252 527 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 216 397 679 489 624
18 000 000 2 500 000 3 500 000 4 000 000 28 000 000 215 557 679 489 624
26 230 348
25 390 348
26 230 348
25 390 348
25 390 348
26 230 348
25 390 348
99 730 348
0.890 23 344 917
0.840 21 318 226
0.792 20 776 893
0.747 18 973 145
(10 739 652) 0.705 (7 571 031)
0.665 16 886 032
0.627 16 457 245
0.592 15 028 508
0.558 55 688 906
840 000
5
7
8
9
10
840 000
51
(191 757 011) 0.943 (180 902 841)
3
52
Uraian Komponen Present Value (-) Present Value (+) NPV Net B/C IRR PP
Tahun ke1 (180 902 841) (180 902 841) 0 1 6% 26.13
2
3
4
5
6
7
8
9
10
53
RIWAYAT HIDUP Karyadi Nugroho dilahirkan di Bogor pada tanggal 18 Desember 1989,sebagai anak kelima dari lima bersaudara pasangan (alm) Bapak Subagyo dan Ibu Siti Aisyah. Penulis melaksanakan pendidikan sekolah dasar di SDN Pengadilan 3 Bogor pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan di SLTPIT Ummul Quro Bogor pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Bina Bangsa Sejahtera pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima menjadi mahasiswa pada Program Keahlian Teknologi Industri Benih Program Diploma, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studi ke jenjang strata satu dan diterima sebagai mahasiswa angkatan III Alih Jenis Agribisnis IPB.