M
enyatukan dan Memadukan Sumber Daya
Keunggulan kompetitif BCA lebih dari keterpaduan kekuatan basis nasabah yang besar, jaringan layanan yang luas maupun keragaman jasa dan produk perbankannya. Disamping itu semua, BCA memiliki beberapa keunggulan lainnya yang juga membentuk kekuatan inti Perseroan.
M
enyatukan dan Memadukan Sumber Daya
BCA didukung oleh komitmen dari seluruh jajaran karyawan dalam mencapai tujuan-tujuan usaha Perseroan secara cermat dan konsisten.
BCA menggunakan salah satu sistem teknologi perbankan terpadu yang paling canggih dan komprehensif, dengan kemampuan penambahan modul dan aplikasi baru seiring dengan pertumbuhan usahanya.
BCA memperoleh sinergi dari jaringan kantor cabang konvensional, mesin perbankan otomatis dan jaringan layanan perbankan elektronik yang tak tertandingi di pasar sehingga mampu mewujudkan tumbuhnya komunitas nasabah BCA yang khas.
BCA memiliki ragam jasa dan produk perbankan yang sangat komprehensif sehingga mampu mengupayakan peluang pertumbuhan serta arus pendapatan yang berkesinambungan melalui jasa perbankan, layanan perbankan transaksi maupun peluang cross-selling.
Kesemua sumber daya tersebut telah turut membentuk keunggulan kompetitif BCA di berbagai lini usahanya; namun terlebih penting lagi, BCA didukung oleh kepercayaan jutaan nasabahnya; platform pelayanan yang sangat andal; dan terutama sekali, sumber daya manusia profesional yang berdedikasi tinggi.
Di tahun 2003, BCA memiliki lebih dari 21.300 karyawan, yang melayani lebih dari 6 (enam) juta nasabah dari 780 kantor cabang di seluruh penjuru Nusantara, didukung oleh teknologi perbankan terpadu yang menghadirkan beragam jasa dan produk perbankan. Kunci keberhasilan BCA selama ini dan di masa mendatang terletak di kemampuannya dalam menyatukan serta memadukan sumber dayanya yang luar biasa, menggalang momentum critical mass yang terbentuk dari penyatuan berbagai sumber daya tersebut menjadi organisasi yang bersatu padu. Namun, sekalipun telah mencapai titik critical mass, BCA tetap menjalankan usahanya secara hati-hati, mengupayakan pertumbuhan yang berkesinambungan secara bertahap dan terkendali melalui penerapan manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang bertangung jawab.
Sistem dan Prosedur Operasional yang Andal Sistem dan platform operasional BCA telah disempurnakan dengan mengacu pada pedoman tata kelola perusahaan sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam bab “Tata Kelola Perusahaan” dalam Laporan Tahunan ini pada halaman 14. Pedoman tersebut memberikan rincian langkah-langkah lengkap sebagai sarana navigasi Bank dalam mewujudkan visi dan misinya.Visi, misi dan kebijakan Bank dinyatakan
48 L A P O R A N TA H U N A N
BCA 2003
secara jelas dalam pedoman tersebut dan dikomunikasikan secara luas ke semua personil. Secara operasional hal tersebut juga dijabarkan lebih lanjut sebagai arah, tujuan dan strategi usaha BCA, yang dikomunikasikan ke semua jajaran.
Dengan rincian langkah-langkah yang komprehensif tersebut, personil BCA memahami benar apa yang diharapkan dari setiap karyawan. Misalnya, berkenaan dengan kebijakan BCA dalam mencapai visi dan misi, para karyawan diingatkan bahwa pertumbuhan Bank didasarkan pada prinsip kehatihatian; bahwa semua kegiatan Bank harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan, terutama peraturan Bank Indonesia yang dijalankan secara efisien; bahwa BCA mengandalkan penggunaan teknologi mutakhir secara optimal; dan bahwa pengelolaan sumber daya manusia didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi dan kesetaraan peluang, apresiasi terhadap perilaku profesional yang memiliki motivasi tinggi serta berdedikasi tinggi dalam upaya mencapai keunggulan dalam pelayanan, baik internal maupun eksternal.
Sarana navigasi tersebut berlanjut dengan perumusan langkah strategis dan rencana bisnis BCA, dari tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang hingga ke tiap-tiap unit bisnis. Pada akhirnya, rincian langkah-langkah tersebut mencakup kebijakan dan arahan di tingkat operasional, Prosedur Operasi Standar bagi karyawan BCA mencakup berbagai macam aktivitas, dari penilaian kredit hingga pengelolaan risiko, pemasaran, pelayanan nasabah, sistem informasi manajemen dan audit internal maupun berbagai aktivitas perbankan lainnya.
Semua ini mengarah kepada kelengkapan sistem dan prosedur operasional yang tertata baik di BCA, yang dirancang untuk memenuhi standar praktek perbankan internasional terbaik, dengan penerapan penuh sistem pengendalian internal dan pengelolaan risiko yang memadai demi menjamin kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan selain kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur kerja internal.
SDM yang Responsif dan Bermotivasi Tinggi Dengan rincian arah, langkah maupun strategi pengembangan usaha yang jelas dan komprehensif, para karyawan BCA memiliki moril dan motivasi kerja yang tinggi. Satu indikasi kuat adalah pencapaian kinerja yang menggembirakan dari sebagian besar unit bisnis BCA di tahun 2003, dibandingkan dengan sasaran triwulanan maupun kinerja serupa di tahun 2002. Produktivitas per karyawan meningkat di tahun 2003 dibanding setahun sebelumnya, bila membandingkan rasio personil terhadap total aktiva di dua periode tersebut. Per akhir 2003, total aktiva BCA mencapai kurang lebih Rp133 triliun dengan 21.358 karyawan dibanding total aktiva sebesar Rp117 triliun dengan 21.599 karyawan
49 L A P O R A N TA H U N A N
BCA 2003
M
enyatukan dan Memadukan Sumber Daya
di tahun 2002. Adapun indikasi peningkatan moril kerja tercermin dari rendahnya tingkat pergantian personil, yaitu kurang dari 1,0% sepanjang tahun 2003 sebagai salah satu yang terendah di sektor perbankan.
BCA memberikan prioritas tinggi pada pelatihan dan pengembangan karyawan. Sebanyak 1.263 kali pelatihan dan kursus pengembangan dilakukan sepanjang tahun 2003, termasuk pelatihan kepemimpinan, pemasaran dan kredit, serta pengendalian manajemen dan operasional. Berbagai Program pelatihan kepemimpinan dirancang untuk posisi Manajer Cabang dan Kepala Unit, yang mencakup topik seperti “Ketrampilan Inti untuk Membangun Komitmen”, “Pendelegasian untuk Pertumbuhan Produktivitas”, “Menjadi Pemimpin adalah Peran Setiap Orang”, dan “Membina Pengembangan Orang Lain”. Di bidang kredit dan marketing, para eksekutif lapangan menerima pelatihan “Ketrampilan Menjual Bagi Bankir”, “Strategi Mencari Nasabah”, “Manajemen Penjualan bagi Bankir” dan “Layanan yang Menjual”.
Pada tahun 2003, dengan bantuan sebuah institusi pembelajaran internasional dan salah satu bank komersial terbesar di dunia yang memiliki reputasi di bidang manajemen risiko, BCA mengembangkan berbagai program pelatihan kunci yang terkait dengan peningkatan manajemen risiko kredit. Salah satu program tersebut melibatkan 15 credit officer BCA terpilih untuk mengikuti pelatihan langsung di tempat kerja selama delapan bulan yang meliputi semua segmen pasar, untuk meningkatkan kemampuan penilaian dan pemantauan risiko kredit.
Karyawan BCA Menurut Jenjang Pendidikan (%) 43,58 33,28
16,95 1,73
4,46
S2 / S3 S1 Kejuruan atau Akademi SMU SMP / SD
50 L A P O R A N TA H U N A N
BCA 2003
BCA juga melakukan perbaikan sistem kompensasi kerja sebagai bagian dari strategi BCA untuk menarik dan mempertahankan profesional perbankan terbaik di bidangnya. Survei gaji dan tunjangan yang dilakukan BCA di tahun 2003 menunjukkan bahwa tingkat penggajian karyawan Perseroan berada di kisaran skala gaji bank-bank terkemuka di Indonesia.
Remunerasi kompetitif dan lingkungan kerja yang menantang selanjutnya menciptakan hubungan yang lebih selaras antara Bank dengan pekerja. Serikat pekerja BCA menjadi bagian dari stakeholder inti, yang menyadari visi dan misi Bank, dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran bisnis bersama. Hal ini mendorong pembaruan Perjanjian Kerja Bersama yang ditandatangani pada bulan November 2003, berlaku hingga November 2005.
Proses Berbasis Teknologi BCA mengandalkan salah satu platform teknologi perbankan terdepan di industri perbankan, yaitu Integrated Banking System, yang bersama dengan sejumlah sistem aplikasi berorientasi tugas operasional lainnya secara terpadu membentuk platform layanan untuk melakukan lebih dari 2 juta transaksi per hari sepanjang tahun. Di BCA, Divisi TI bertanggung jawab mengembangkan, mengelola dan memelihara proses teknologi informasi melalui berbagai sistem aplikasi perbankan, sistem jaringan data yang menghubungkan semua kantor cabang dan terminal ATM, dan Disaster Recovery Center (DRC), kesemuanya dipantau dan dikendalikan secara berkesinambungan dari IT Management Center di Kantor Pusat.
Sejak tahun 2002, BCA memindahkan fasilitas DRC ke Singapura sebagai upaya menjamin keberlangsungan operasional bila terjadi krisis. Keberadaan sebuah sistem cadangan penuh (redundant back-up) yang secara geografis terpisah dari sistem utama merupakan hal penting dalam mengamankan jutaan transaksi BCA setiap harinya. Dengan dukungan infrastruktur teknologi yang mapan, Singapura merupakan lokasi ideal untuk DRC BCA. Dalam rangka menjamin keandalan sistem back-up data, pada November 2003, BCA mempercayakan IBM Singapura untuk mengoperasikan DRC dengan kontrak operasional penuh.
Di tahun 2003, BCA juga mengambil langkah-langkah penting lainnya di bidang teknologi informasi dengan tujuan meningkatkan cakupan dan keandalan sistem layanan Bank.
Peluncuran Internet Banking bagi usaha kecil dan menengah (UKM) pada Februari 2003. Bersamaan dengan peluncuran tersebut, pada jaringan elektronik internet banking bisnis tersedia layanan yang secara khusus ditujukan kepada kalangan UKM. Selama periode tahun 2003, berbagai fitur-fitur yang
51 L A P O R A N TA H U N A N
BCA 2003
ada, seperti transfer pembayaran dan pengiriman uang serta pengecekan saldo dan transaksi dikembangkan terus menerus. Beberapa fitur tambahan yang sedang dikembangkan seperti sistem penggajian, pengiriman valuta asing, dan fasilitas debit-credit otomatis antar rekening yang diharapkan siap digunakan di tahun 2004.
Untuk mendukung proses kredit, pada bulan Januari 2003 disediakan Sistem Pembukaan Kredit. Sebagai bagian dari upaya BCA untuk pembakuan proses dan persetujuan kredit, Divisi TI mengembangkan sistem penilaian kredit komprehensif yang berfungsi sebagai basis manajemen risiko kredit serta proses administrasi kredit. Sistem tersebut melakukan secara otomatis pencatatan, evaluasi, persetujuan dan penyaluran kredit, sehingga keseluruhan proses kredit dapat dihitung dan dijalankan secara cepat dan akurat. Sejak diluncurkan, sistem tersebut telah diterapkan untuk aplikasi kartu kredit dan kredit konsumer, dan akan diperluas dalam proses kredit komersial dan korporasi.
Program SAP Human Resources sepenuhnya on-line di tahun 2003. Sejak Agustus 2003, BCA mengembangkan implementasi aplikasi modul SAP HR di semua kantor cabang melalui jaringan komunikasi intranet. Sistem ini sangat menunjang kelancaran dan efektivitas manajemen dan administrasi SDM. Dengan Sistem Swalayan Karyawan, para karyawan dapat memperbarui (update) data pribadi, menangani permasalahan administratif termasuk permohonan cuti dan lembur, pembayaran kesehatan dan biaya perjalanan serta pelaporan yang terkait dengan personalia lainnya.
Pada bulan Agustus 2003, BCA meningkatkan Mobile Banking, dengan koneksi host-to-host antara platform teknologi informasi BCA dengan platform Satelindo. Sehingga nasabah BCA dapat melaksanakan transaksi mobile banking BCA melalui jaringan operator Excelcomindo dan Satelindo.
Peningkatan Prasarana Komunikasi Prasarana telekomunikasi, yang merupakan beban biaya tertinggi untuk pengadaan jasa perbankan elektronik, juga mendapat perhatian khusus di tahun 2003 dalam rangka peningkatan akses dengan efisiensi biaya. Langkah ini dicapai antara lain dengan mengupayakan: • Internet Multihoming dengan penambahan dari satu Internet Service Provider (ISP) menjadi tiga ISP • Wireless Broadband yang meningkatkan kecepatan dan kapasitas komunikasi, terutama di wilayah Jakarta • V-SAT Broadband yang menggantikan sistem V-SAT lama dalam jaringan perbankan kantor cabang pembantu dengan sistem berbasis TCP dan IP yang lebih mutakhir.
52 L A P O R A N TA H U N A N
BCA 2003