BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Anik Hariwiningrum (2001) yang
meneliti penentuan pola produksi yang efisien pada perusahaan batik tulis "SADEWA" di Masaran, Sragen, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil perhitungan dalam
menentukan jenis pola produksi dan biaya tambahan yang dikeluarkan masing-
masing jenis pola produksi maka untuk menentukan kebijaksanaan yang sebaiknya diambil oleh perusahaan batik tulis "SADEWA" adalah pola produksi bergelombang
karena mempunyai biaya tambahan paling kecil diantara biaya tambahan pada pola produksi yang lainnya.
B. LANDASAN TEORI
B.l. PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI
Sebelum melangkah pada pengertian manajemen produksi, terlebih dahulu kita harus mengerti pengertian manajemen karena diharapkan kita dapat memperrnudah memahami pengertian manajemen produksi. Manajemen1
adalah
proses
dari
kegiatan-kegiatan
pereneanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen
Produksi2
adalah
kegiatan
untuk
mengatur
dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya 1T Hani Handoko, MANAJEMEN, BPFE, Yogyakarta, 1997, Hal: 8
2Drs. Sofyan Assauri, MANAJEMEN PRODUKSI, LFEUIM, Jakarta, 1980, Hal: 17
manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.
B.2. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI
Proses produksi1 adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (Tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana).
Pengertian dari proses produksi ini telah cukup jelas, namun demikian suatu
hal perlu untuk mendapatkan perhatian lebih jauh adalah jenis dari proses produksi
yang ada dalam perusahaan pada umumnya. Pada saat ini nampaknya pengertian dari jenis proses produksi dalam perusahaan masih kurang begitu jelas, sehingga terdapat berbagai macam pembagian dari jenis proses produksi dalam perusahaan ini yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain.
B.3. PENGERTIAN PERENCANAAN PRODUKSI
Salah satu dari fungsi manajemen yaitu pereneanaan. Sebelum melaksanakan
suatu kegiatan, akan lebih baiknya terlebih dahulu diadakan pereneanaan. Karena
dengan pereneanaan itu mungkin dapat memberikan gambaran yang dapat bermanfaat dalam serangkaian kegiatan atau tindakan yang akan diambil seorang manajer
perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan dengan pertimbangan segala masalah yang datangnya dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan. Sebagai contoh masalah intern misalnya : penggunaan bahan, jumlah karyawan,
penggunaan mesin, dsb. Sedangkan masalah ekstern misalnya : kebijaksanaan 1Ibid, Hal : 97
pemenntah, situasi politik, kondisi pasar, tersedianya bahan serta persaingan dengan perusahaan lain.
Pereneanaan Produk' merupakan pereneanaan tentang apa, berapa dan
bagaimana produk yang akan dapat diproduksikan dalam suatu perusahaan. Pereneanaan Produksi2 merupakan pereneanaan tentang produk apa dan
berapa jumlahnya masing-masing yang segera akan diproduksi pada periode yang akan datang.
Dengan berdasarkan rencana produksi yang telah disusun, pimpinan
perusahaan dapat menentukan langkah-langkah seperti penentuan alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam proses produksi.
B.4. PENGERTIAN PENGAWASAN PRODUKSI
Pereneanaan produksi yang telah dibuat harus diikuti dengan tindakan
pengawasan produksi. Pereneanaan tanpa pengawasan, hasilnya mungkin tidak seperti apa yang diharapkan dalam pereneanaan. Jadi pengawasan produksi dijalankan dengan maksud agar produksi dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengawasan produks? adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas
pengerjaan/pengelolaan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Dalam pengawasan produksi, kegiatan-kegiatan produksi yang dilakukan
dibandingkan dengan apa yang telah ditetapkan dalam rencana, sehingga dapat 1Ibid, Hal: 149 2Ibid, Hal: 150 3Ibid, Hal .191
dilakukan pengkoordinasian agar kuantitas dan kualitas produk serta waktu pengerjaan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
B.5. PENGERTIAN KAPASITAS PRODUKSI
Kapasitas' adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas per unit waktu. Kapasitas atau tingkat keluaran ini pada umumnya dinyatakan dalam satuan jam kerjayang tersedia.
Kapasitas produksi2 adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam memproduksi barang-barang sesuai dengan tingkat keluaran unit waktu yang secara
teon ditetapkan sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen dan operator mesin yang dapat dicapai melalui maksimisasi, lembur, dan sebagainya.
Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas perusahaan untuk memenuhi naik turunnya permintaan pasar, perlu adanya peramalan penjualan dan
merencanakan perubahan-perubahan kapasitas yang dibutuhkan, bila peramalan
penjualan dan perubahan kapasitas perusahaan tidak dilakukan dengan baik, maka akan berakibat perubahan permintaan cenderung tiba-tiba dan drastis sehingga akan lebih banyak memakan biaya. Peramalan penjualan dilakukan untuk menyusun
jadwal produksi dan untuk mengecek permintaan kapasitas di waktu yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia di dalam perusahaan. B.6 PENGERTIAN LUAS PRODUKSI
1T. Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, Hal: 300 2Ibid, Hal : 300
10
Luas produksi1 adalah kapasitas yang dipergunakan (kapasitas terpakai) oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas produksi ini akan dapat berubah-ubah dari suatu periode kepada periode yang lain, tergantung kepada besarnya jumlah produksi yang ditentukan dalam periode yang bersangkutan.
Luas produksi ini dapat diukur dengan beberapa macam variabel, misalnya
kapasitas mesin, penyerapan bahan baku, jumlah biaya tenaga kerja langsung, jumlah jam kerja tenaga kerja langsung, jumlah jam mesin, serta unit keluaran (output) dari
perusahaan yang bersangkutan. Semua variabel ini akan diperhitungkan kepada pemakaian yang senyatanya dalam perusahaan tersebut pada periode yang bersangkutan.
B.7. PENGERTIAN POLA PRODUKSI
Pola produksi2 adalah perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, dalam rangka menghadapi pola penjualan selama periode tersebut.
Pola penjualan3 adalah perkembangan jumlah unit yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
Pada dasarnya dikenal tiga pola produksi untuk menghadapi pola penjualan yang bergelombang tersebut, yaitu :
Pada dasarnya dikenal tiga pola produksi untuk menghadapi pola penjualan yang bergelombang tersebut, yaitu :
1Drs Agus Ahyari, MBA. MANAJEMEN PRODUKSI, BPFE, Yogyakarta; Hal: 19 2Drs. Munandar, BUDGETING EDISI I, BPFE, Yogyakarta, 2000, Hal: 97 3 Ibid : Hal 98
11
a) Pola produksi stabif, adalah perkembangan yang ajeg (stabil) dari jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang
akan datang. Ini berarti bahwa walaupun terjadi fluktuasi penjualan,
namun jumlah unit yang akan selalu diproduksikan dari waktu ke waktu akan selalu sama. Akibatnya, pada waktu (bulan) dimana penjualan
menurun, sedangkan jumlah unit yang diproduksikan tetap sama (tidak ikut diturunkan), maka akan terdapat kelebihan produksi yang tidak
terjual, yang akan menumpuk sebagai persediaan barang jadi di gudang penyimpanan.
Sebaliknya pada waktu (bulan) dimana penjualan meningkat,
sedangkan jumlah unit yang diproduksikan tetap sama (tidak ikut
ditingkatkan), maka jumlah unit yang diproduksikan tidak cukup untuk melayani kebutuhan penjualan, sehingga harus mengurangi persediaan
barang jadi, guna memenuhi kekurangannya itu. Akibatnya jumlah
persediaan barang jadi di dalam gudang penyimpanan akan menipis. Dengan demikian pada waktu-waktu (bulan) tertentu persediaan
barang jadi akan menumpuk dalam jumlah besar, dan pada waktu-waktu (bulan) tertentu akan menipis. Dengan kata lain, pola produksi stabil yang
dipergunakan untuk menghadapi pola penjualan yang bergelombang, akan mengakibatkan pola persediaan barang jadi yang bergelombang.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh, agar dapat memberikan gambaran yang lebihjelas :
4 Ibid : Hal 98
12
Perseroaan Terbatas "ABC" merencanakan jumlah unit penjualan
dan jumlah unit yang diproduksikan dari bulan ke bulan selama tahun 2002, beserta akibatnya terhadap jumlah persediaan barang jadinya, sebagai berikut: Tabel II. G.l
Pola Produksi Konstan
Keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
42.000
60.000
84.000
73.000
58.000
51.000
5.000
28.000
33.000
14.000
6.000
13.000
37.000
32.000
51.000
59.000
52.000
38.000
Produksi
65.000
65.000
65.000
65.000
65.000
65.000
Persediaan akhir
28.000
33.000
14.000
6.000
13.000
27.000
Juli
Agustus
September
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
Penjualan
61.000
79.000
74.000
58.000
54.000
70.000
Persediaan awal
27.000
31.000
17.000
8.000
15.000
26.000
34.000
48.000
57.000
50.000
39.000
44.000
Produksi
65.000
65.000
65.000
65.000
65.000
65.000
Persediaan akhir
31.000
17.000
8.000
15.000
26.000
21.000
Penjualan Persediaan awal
Keterangan
Oktober
November
Desember
13
Dari tabel tersebut terlihat bahwa untuk menghadapi pola
penjualan yang bergelombang, perseroan terbatas "ABC" menetapkan
kebijaksanaan pola produksi stabil, yaitu berproduksi sebanyak 65.000 unit setiap bulannya. Akibatnya pada bulan-bulan tertentu (misalnya bulan Januari, Februari, Juni, Juli, dan November) persediaan barang jadi
menumpuk cukup banyak. Sedangkan pada bulan-bulan tertentu (misalnya bulan Maret, April, dan September) persediaan barang jadi menipis dalam jumlah kecil.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka rencana penjualan dan rencana produksi beserta akibatnya terhadap jumlah persediaan barang jadi tersebut, akan terlihat sebagai berikut: Tabel II.G.2
Grafik penjualan dan produksi pola produksi konstan
90000
80000 70000
c" 60000
-penjualan
.g 50000 '•£• 40000 § 30000
-produksi
persediaan akhir
20000 10000 0
-r
2
3
4
5
6
7
bulan
8
9
1
r
10 11 12
14
b) Pola produksi bergelombang5, adalah perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang, yang tidak ajeg, dan tidak teratur, melainkan berfluktuasi sesuai dan setingkat dengan fluktuasi penjualannya. Ini berarti bahwa pada bulan-bulan dimana jumlah unit barang yang akan dijual meningkat, maka
jumlah unit yang akan diproduksikan juga ditingkatkan setinggi jumlah penjualan tersebut. Sebaliknya, pada bulan-bulan dimana jumlah unit yang
akan dijual menurun, maka jumlah unit yang akan diproduksikan juga diturunkan sampai pada penjualan tersebut.
Dengan demikian jumlah unit yang akan dijual akan selalu sama (seimbang) dengan jumlah unit yang akan diproduksikan dari bulan ke bulan selama periode yang akan datang. Akibatnya jumlah persediaan
barang jadi akan selalu sama dari waktu ke waktu selama periode yang bersangkutan. Dengan kata lain, pola produksi yang bergelombang sesuai dan setingkat dengan gelombang dari pola penjualan, akan mengakibatkan pola persediaan barang jadi yang stabil.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh, agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas :
Dari data fluktuasi penjualan dari Perseroan Terbatas "ABC" yang
telah dijelaskan di awal, perusahaan merencanakan jumlah unit yang akan
diproduksikan beserta akibatnya terhadap jumlah persediaan barang jadinya, sebagai berikut:
Ibid, Hal: 103
15
Tabel II.G.3
Pola Produksi Bergelombang Keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
Penjualan
42.000
60.000
84.000
73.000
58.000
51.000
Persediaan awal
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
32.000
50.000
74.000
63.000
48.000
41.000
Produksi
42.000
60.000
84.000
73.000
58.000
51.000
Persediaan akhir
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
Juli
Agustus
September
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
Penjualan
61.000
79.000
74.000
58.000
54.000
70.000
Persediaan awal
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
51.000
69.000
64.000
48.000
44.000
60.000
Produksi
61.000
79.000
74.000
58.000
54.000
70.000
Persediaan akhir
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
Keterangan
Oktober
November
Desember
Dari tabel tersebut terlihat bahwa untuk menghadapi pola
penjualan yang bergelombang, Perseroan Terbatas "ABC" menetapkan
16
pola produksi yang sesuai dan setingkat dengan gelombang dari pola penjualannya. Jumlah unit yang akan diproduksikan dari bulan ke bulan
selama periode yang bersangkutan sama dengan jumlah unit yang akan dijual. Disamping itu terlihat pula bahwa jumlah persediaan barang jadi selalu sama dari bulan ke bulan, dalam jumlah yang relatif cukup kecil, yaitu sebanyak 10.000 unit. Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka grafik pola produksi
akan berhimpit dengan grafik pola penjualannya, dan akan terlihat sebagai berikut: Tabel II.G.4
Grafik penjualan dan produksi pola produksi bergelombang
90000 -, 80000 70000 c
60000
•penjualan
m
.§ 50000 ~
• produksi
40000
persediaan akhir
§ 30000 20000
10000 — 0 -
1
1
2
1
3
r
4
5
6
7
bulan
8
9
10 11
12
17
c) Pola produksi moderat6, adalah perkembangan jumlah unit yang akan diproduksikan yang tidak ajeg dan tidak teratur dari waktu ke waktu, tetapi fluktuasinya tidak sesuai dan tidak setingkat dengan fluktuasi jumlah penjualannya, melainkan lebih moderat. Ini berarti bahwa pada bulan-
bulan dimana jumlah unit yang akan dijual meningkat, maka jumlah unit yang akan diproduksikan juga ditingkatkan, namun tidak setinggi jumlah penjualan tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya pertimbangan-
pertimbangan tertentu atau adanya faktor-faktor tertentu yang menghambat, sehingga peningkatan jumlah produksi tidak setinggi peningkatan jumlah penjualan..
Karena peningkatan jumlah produksi yang tidak setinggi peningkatan jumlah penjualan, maka untuk menutup kekurangan dalam memenuhi
jumlah penjualan tersebut, akan diambil dari persediaan barang jadi. Dengan demikian pada bulan-bulan tertentu dimana jumlah penjualan mengalami peningkatan, jumlah persediaan barang jadi akan semakin menipis.
Sebaliknya, pada bulan-bulan dimana jumlah unit yang akan dijual menurun, maka jumlah unit yang akan diproduksikan juga diturunkan, namun tidak serendah jumlah penjualan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar ada sisa kelebihan antara jumlah produksi dengan jumlah penjualan,
sehingga dapat dipakai untuk menambah jumlah persediaan barang jadi yang semakin menipis itu. Penambahan jumlah persediaan barang jadi
seperti ini diperlukan untuk menghadapi bulan-bulan dimana terjadi 6Ibid, Hal: 108
18
peningkatan penjualan. Tanpa adanya penambahan jumlah persediaan barang jadi, niscaya perusahaan akan kehabisan persediaan pada waktu (bulan) terjadi peningkatan penjualan, sedangkan produksi tidak dapat ditingkatkan setinggi (mengimbangi) peningkatan penjualan tersebut. Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh, agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas : Dari data fluktuasi penjualan Perseroan Terbatas "ABC" yang telah
dijelaskan diatas, perusahaan merencanakan jumlah unit yang akan diproduksikan beserta akibatnya terhadap jumlah persediaan barang jadi, sebagai berikut: Tabel II. G. 5 Pola Produksi Moderat
Keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
42.000
60.000
84.000
73.000
58.000
51.000
5.000
11.000
17.000
5.000
4.000
13.000
37.000
49.000
67.000
68.000
54.000
38.000
Produksi
48.000
66.000
72.000
72.000
67.000
54.000
Persediaan akhir
11.000
17.000
5.000
4.000
13.000
16.000
Penjualan Persediaan awal
Keterangan
Juli
(unit) Penjualan
61.000
Agustus
September
Oktober
November
Desember
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
79.000
74.000
58.000
54.000
70.000
19
Persediaan awal
16.000
17.000
10.000
8.000
10.000
11.000
45.000
62.000
64.000
54.000
44.000
59.000
Produksi
62.000
72.000
72.000
64.000
55.000
65.000
Persediaan akhir
17.000
10.000
8.000
10.000
11.000
6.000
Dari tabel tersebut terlihat bahwa untuk menghadapi pola penjualan yang bergelombang, Perseroan Terbatas "ABC" menetapkan pola
produksi
yang bergelombang secara moderat.
pertimbangan-pertimbangan
tertentu,
serta
Dengan adanya
adanya
faktor-faktor
penghambat tertentu, perusahaan hanya memproduksi maksimal sebesar
72.000 unit saja. Akibatnya pada bulan-bulan tertentu (Bulan Maret, April, Agustus, dan September) dimana jumlah penjualan melebihi 72.000 unit, jumlah produksi hanya sebesar 72.000 unit saja. Sedangkan bulan-bulan
tertentu yang lain (misalnya bulan Januari, Februari, Mei, dan sebagainya) jumlah produksi sengaja sedikit lebih besar daripada jumlah penjualan,
agar sisa kelebihannya dapat menambah persediaan barang jadi yang menipis.
Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka rencana penjualan dan rencana produksi beserta akibatnya terhadap persediaan barang jadi tersebut akan terlihat sebagai berikut: Tabel II.G.6
Grafik penjualan dan produksi pola produksi moderat
o
i
i
\\;;\
1
l_
c
CD
x: ^
55 r> CD
co
co
^ 3
c
co 3
cd
c- "§ e if CD
0) 0.0.0.
H
';:".
(ueuBjnq) ;mn
::|I.
1"..
o o o o o o o o o c3 ooooooooo ooooooooo ooooooooo O>00N(DiOijn(Ni-
CM T" t-
o T-
o>
CO
CD
•
CO
CN
re
3
ja
CZ3
ft
03 0> +-»
03
x:
o
4-*
o 03 . ^
X
a
t3
c
03
\~
03
Q ^ 03
4-*
OQ ft
H
o
jj
xi
c
1 s
c o3
u
c
03
C
ft 03 T3
e s
c
x>
03
r/>
u
w
r7S
ft
+-»
03
T3
*3
cd
•e 03
o3
GO C
Q
&0 3 "O
03
ft
ft
O
'55
03
_g .2 _-f-> e 1)
ft H o3
. ^
T3
Tr>
in
W H
o
CZ5
o
ft
s