Ekonomi Kemiskinan
Jossy Moeis
Program Studi Kajian Kependudukan dan ketenagakerjaan Pascasarjana Universitas Indonesia
Pendahuluan
Topik-1
1. 2. 3. 4. 5.
Ekonomi Kemiskinan Apa yang dimaksud dengan “Kemiskinan” dalam pendekatan ilmu ekonomi Bagaimana cara mengukur tingkat kemiskinan Ciri-ciri apa saja (indikator) yang mewarnai kemiskinan Apa faktor-faktor penyebab (determinan) kemiskinan Bagaimana cara menanggulangi kemiskinan
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di NSB Banyak negara yg baru merdeka setelah perang dunia II berakhir Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas untuk mensejahterakan rakyat dan mengejar ketertinggalan dari negara maju Perencanaan pembangunan dengan target pertumbuhan tinggi (growth oriented) pada 1950an Lalu tahun 1960an orientasi pembangunan beralih pada pemenuhan basic needs
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di NSB
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di NSB
Tahun 1970an orientasi pembangunan pada growth with equity Tahun 1980an orientasi pembangunan tertuju pada welfare (dalam arti luas) Tahun 1990an orientasi pembangunan dengan sustainable development Tahun 2000an orientasi pembangunan sepertinya adalah pro-poor growth
Setelah 60 tahun membangun, jurang perbedaan antara NSB dan NMa bukannya berkurang malah semakin dalam (widening gap)
Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di NSB Setelah lebih dari 2 abad membangun semenjak revolusi industri dunia barat pun belum bisa mengatasi kemiskinan di dalam negrinya maupun kemiskinan global Lebih dari 80% penduduk di dunia terutama di NSB dan NMi hidup di bawah standar hidup yg layak Maka kemiskinan telah menjadi isu global sehingga PBB memprakarsai pencapaian milenium pada tahun 2000, yaitu dalam waktu 15 tahun ke depan (2015).
Millenium Development Goals (MDG)
Pada tahun 2000 PBB mencanangkan MDGs untuk 191 negara anggotanya Delapan target yang ingin dicapai dalam 15 tahun 1. Mengurangi kemiskinan dan kelaparan
Proporsi orang miskin yg hidup dengan <$1PPP/cap/hari berkurang ½ dari tahun 1990-2015 Proporsi orang yg kelaparan berkurang ½ dari tahun ‘90’15
2. Dalam bidang pendidikan: memastikan anak lk&pr menyelesaikan pendidikan dasar (9thn)
Selain itu juga
Millenium Development Goals (MDG)
3. Meningkatkan kesetaraan jender (memberdayakan wanita), terutama dlm menyelesaikan pend dasar&menengah 4. Mengurangi tingkat kematian anak (<5thn) 5. Memperbaiki kesehatan ibu, dgn mengurangi rasio kematian ibu dlm melahirkan 6. Memerangi AIDS, malaria, dll
Dan juga:
Millenium Development Goals (MDG)
Mengintegrasikan sustainable development dlm kebij pemb dan merehabilitasi s.d. lingkungan Thn 2015 org yg tdk punya akses air minum yg layak berkurang ½ Thn 2020 bagi yg tinggal di daerah kumuh mendapat perbaikan
7. Menjamin kelestarian lingkungan • • •
Mengembangkan lebih jauh free-trade dan sistem keu int’l yg jujur dan ‘fair’ Secara komprehensif mengusahakan persetujuan ttg masalah hutang LN NSB dan NMi Membantu kebutuhan negara2 yg tertinggal
8. Membentuk kerjasama global u/ pemb. • • •
Kasus 1: MDG Indonesia
Banyak NSB yg menyatakan tidak bakal mencapai target NM pun belum mau menyediakan dana tsb
Untuk mencapai target ini NSB diminta komitmennya agar bersungguh-sungguh mencapai MDGs Dan negara maju pun diminta komitmen nya untuk menyediakan dana 0,7% dari GDP nya Namun hingga saat ini:
Millenium Development Goals (MDG)
Laporan MDG Indonesia dipersiapkan Bappenas & BPS dibantu UNDP tahun 2004 [http://www.undp.or.id/pubs/mdg_report.asp] Untuk tingkat kemiskinan dgn $1PPP Indonesia sudah mencapai target pada tahun 2000 yaitu menurunkan setengah tingkat kemiskinan di tahun 1990 yg 20,6% menjadi 9,9% tahun 2000 Namun, dengan perkembangan terakhir dimana angka kemiskinan naik lagi, juga banyaknya peristiwa yg mengakibatkan bertambahnya orang miskin, usaha menurunkan kemiskinan semakin berat
Kasus-1: MDG Indonesia…
Kasus-1: MDG Indonesia…
RPJM: Penanggulangan Kemiskinan
Apapun kondisi pencapaian MDGs yg ada penanggulangan kemiskinan telah menjadi agenda utama Pemerintah. Dalam RPJM 2004-2009 (Bab 16)pemerintah RI mentargetkan tingkat kemiskinan turun menjadi 8,2% dari 16,7% tahun 2004 Untuk itu dibentuk taskforce, misalnya di Bappenas ada direktorat penanggulangan kemiskinan dan sebagai koordinatornya dibentuk Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) yg bersifat interdept Angka kemiskinan tahun 2009 adalah 14,2% masih di atas target pencapaian mnrt RPJM 2004-2009. Untuk RPJM 2010-2014 Pemerintah sepertinya mentargetkan angka kemiskinan 10-12% di akhir 5 tahun pembangunan.
RPJM: Penanggulangan Kemiskinan RPJM 2004-2009:
Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Tingkat kemiskinan di Indonesia selama orde baru turun dari 67% tahun 1970 menjadi 17,7% tahun 1996 (GK nasional) Namun krisis ekonomi melonjakkan tingkat kemiskinan menjadi 24% tahun 1998 Lalu tingkat kemiskinan turun perlahan hingga tahun 2005 sebesar 16% BPS melansir tingkat kemiskinan 2006 meningkat menjadi 17,8% dan jumlah absolut orang miskin 2006 sebanyak 39 juta jiwa, naik dari 35 juta tahun 2005 Tahun 2007 BPS menyatakan bahwa jumlah orang miskin turun menjadi 37,2 juta jiwa atau 16,6% Tahun 2008 BPS menghitung tingkat kemiskinan 15,7% atau 41 juta jiwa
,1
54,2
40
1976
,6
43,2
28
1980
,6
35,0
21
1984
,4
30,0
17
1987
,1
1990
15
27,2
Krisis
,7
1996
17
34,5
,2
1998
24
49,5
Keuangan
,7
25,9
13
1993
,4
48,0
23
1999
,1
,4
2001
18
,2
17
,4
2003
16
,6
2004
16
,0
2005
,8
39,1
17
2006
Poverty head count (%)
2002
18
38,7 37,8 38,4 37,3
19
2000
36,1 35,1
,6
37,2
16
2007
2008
15,42
35,96
2009
2 8,
18,8
Target RPJM 2009
Tingkat kemiskinan di Indonesia 1976-2008 & Target RPJM (2009) 60
50
40
30
20
10
0 Populasi orang miskin (juta jiwa)
Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Dalam laporan “Making the New Indonesia Work for the Poor”, World Bank dengan menggunakan garis kemiskinan $2PPP/cap/hari menyatakan bahwa tingkat kemiskinan adalah 49%, sekitar 110 juta jiwa WB menggunakan dua garis kemiskinan (GK internasional $1 & $2PPP) dimana bila digunakan $1PPP, 7,4% yang miskin Bila digunakan GK BPS (2100kcal+nonmakanan) yaitu thn 2006=$1,55PPP, ada 16,7% rakyat miskin Jadi: angka kemiskinan sensitif thdp garis kemiskinan yg digunakan, terutama antara $1,55 ke $2PPP Jadi: Masalah kemiskinan bukan sekedar jumlah orang miskinnya, tapi juga masalah vulnerability masyarakat untuk jatuh ke jurang kemiskinan
K er nel D en sity g r aphs
49% of population below $2 PPP/cap/day 16.7% below National Poverty Line (+/- $1,55 PPP/cap/hari) 7.4 % below $1 PPP/cap/day
16 l o g P e r C a p ita Exp e n di tu re
18
L o g A nn u a l Ex p e n di tu re Di str ib u ti o n
14
Sumber: Susenas Panel data 2006 (WB:2006)
S ourc e: S U S E N A S 2002 C ore and M odule and W B s t af f es t im at es
12
20
Permasalahan Kemiskinan di Indonesia: Kerentanan Kelompok NearPoor
.8 Population Density .2 .4 .6 0
What’s Next? Diperlukan pemahaman konsep dan arti kemiskinan, ukuran kemiskinan, dan berbagai teori tentang kemiskinan Selain kemiskinan, distribusi pendapatan juga penting untuk diperhatikan dan dipahami Pemahaman yg baik akan mengarahkan pada perumusan kebijakan yg tepat dalam penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan
Pendapatan rendah
Miskin
Tidak Miskin
Pro-poor policies
Kerangka Pemahaman
Produktifitas rendah Kondisi Pendidikan, kesehatan/gizi, infrastruktur, dll buruk
Against-poor policies
KEMISKINAN : Konsep, Ukuran, dan Teori
Topik - 2
Pengertian Umum: Kemiskinan secara Ekonomi Semua definisi di atas merefer ke kemiskinan absolut, absolut, – yaitu status kesejahteraan seseorang yang secara materi berada di bawah suatu batas minimal tertentu.
Batas minimal ini disebut garis kemiskinan (GK) – Yang dihitung berdasarkan nilai uang dari semua barang dan jasa (excl public goods) sebagai standar hidup minimal.
Garis kemiskinan berguna untuk mengkla sifikasikan individu atau RT miskin dan tidak miskin
23
– Dengan diketahui tingkat kesejahteraannya (Y), maka bila Y
=GK Y>=GK tidak miskin 24
Pengertian Umum: Kemiskinan Relatif secara Ekonomi Bila status ekonomi/kesejahteraan seseorang dibandingkan dgn orang lain, Ini dinamakan analisa kemiskinan relatif atau distribusi pendapatan atau pemerataan Ada beberapa analisa distribusi pendapatan: – “Functional distribution of income”: based on factor shares – “Size distribution of income”: based on the size/level of 25 income
Pengertian Umum: Kemiskinan secara Ekonomi World Bank: – World Dev’t Report (1990): The inability to attain a minimal standard of living [Ketidakmampuan memenuhi standar hidup minimal]
– World Dev’t Report (2000/2001): The deprivation of well being [Kesenjangan dari hidup yang sejahtera]
– World Bank (2004) “Poverty is hunger. Poverty is lack of shelter. Poverty is being sick and not being able to see a doctor. Poverty is not having access to school and not knowing how to read. Poverty is not having a job, is fear for the future, living one day at a time. Poverty is losing a child to illness brought about by unclean water. Poverty is powerlessness, lack of representation and freedom." freedom." 26
Pengertian Umum: Kemiskinan secara Ekonomi United Nation (2001): The lack of basic capabilities to live in dignity [Ketiadaan kemampuan yang mendasar untuk hidup layak]
BPS (2000):
27
Pendekatan kebutuhan dasar, kecukupan kalori (2100 kcal/cap/hari) dan nonnon-makanan
BKKBN (1999): Pendekatan kesejahteraan keluarga (ibadah,makan 2x, pakaian, rumah, sarkes), kel prasejahtera dan sejahtera I.
Kemiskinan: Kurang Makan, Pakaian, dan Perumahan
28
Pengertian Umum: Kemiskinan dan Pemerataan
Ekonomi: insufficient of income, nutrition, home, cloth Sosial: lack of soc. relation/keterasingan, relation/keterasingan, insecurity Politik: powerlessness powerlessness,, tiada perwakilan politik Budaya: low self esteem, esteem, low literacy/education
Kemiskinan dan pemerataan memiliki pengertian yang bersifat multidimensi (ekonomi, sosial, politik, budaya, dsb) – – – –
Indikator kesejahteraan: moneter dan nonnonmoneter – Indikator moneter: pendapatan vs konsumsi – Indikator nonnon-moneter: morbidity morbidity,, rasio pddk/dokter, literacy rate, rate, school enrollment, enrollment, mallnutrition, dan aspek non--ekonomi lain yg tidak mudah dikuantifisir non – Indeks komposit: kombinasi indikator non dan moneter 29 (misal: Indeks Pembangunan Manusia/HDI)
30
Ukuran Kemiskinan & Pemerataan Untuk menerapkan ukuran kemiskinan & pemerataan dibutuhkan: – Ukuran kesejahteraan atau standar hidup Dengan menggunakan unit analisa RT baik konsumsi maupun pendapatan dpt digunakan sbg welfare indicator Lalu dipergunakan jumlah anggota RT ataupun ‘adult male equivalent’ (weight lebih kecil untuk anakanak-anak dan wanita dewasa) sebagai pembagi konsumsi/pendapatan RT
– Garis kemiskinan Setelah ditentukan ukuran kesejahteraan di atas, treshhold ataupun cutcut-off value antara miskin dan tidaktidak-miskin perlu ditetapkan Basic human needs (makanan dan nonnon-makanan) dinilai dalam harga pasar yang berlaku. Makanan (misal 2100 kcal/day/person; 320 kg beras/thn/orang) Non--makanan (misal regresi; konsumsi kelompok refrensi) Non WB dan other Int’l org’n (GK sebesar $1, $2, dan $4 PPP)
Ukuran Kemiskinan
31
Setelah ukuran kesejahteraan dipilih dan GK ditetapkan, ukuran kemiskinan dengan mudah dihitung. Perlu diketahui beberapa ukuran kemiskinan yg lazim digunakan Dalam setiap tahapan perencanaan (planning, documenting, implementing, dan monitoring) diperlukan besaran kuantitatif Diperlukan ukuran yg operasional dengan ketersediaan data yg dapat mengambarkan poverty incidence, poverty deficit dan poverty severity
Ukuran Kemiskinan Ukuran poverty incidence: incidence: – Menggambarkan prevalensi kemiskinan dalam suatu masyarakat – Namun: independen dari jurang/degree kemiskinan, secara implisit mengasumsikan distribusi yang merata antar si miskin, antar waktu tdk terdeteksi transfer dari si miskin si kaya
Ukuran poverty gap: gap: – Mengukur seberapa jauh jurang pendapatan si miskin dari GK. Sehingga bisa di hitung jumlah subsidi yg dibutuhkan untuk mengentaskan si miskin – Namun: tidak tergambar jumlah si miskin, dan tidak terdeteksi distribusi antar si miskin yang lebih timpang.
Ukuran poverty severity: severity:
32
– Mengukur seberapa parah kemiskinan yang terjadi dengan memberi bobot yg lebih tinggi bagi poverty gap yg lebih miskin dibandingkan yg kurang miskin. – Namun: tidak tergambar jumlah si miskin.
Z − Yi Z
Daerah – A Z − Yi Z
0.0625 0.2500 0.2500 0.5625
2
Konsum si *) 200.000 190.000 135.000 125.000 115.000 100.000 75.000 75.000 75.000 75.000
Z − Yi Z
0.0625 0.0625 0.0625 0.0625
Z − Yi Z
33
0.25 0.25 0.25 0.25
Daerah – B P/NP #) NPoor NPoor NPoor NPoor NPoor NPoor Poor Poor Poor Poor
= 4 / 10 = 0.4
0.25 0.50 0.50 0.75 = 4 / 10 = 0.4
= (1/10) (0.25+0.25+0.25+0.25) = 0.1
P/NP #) NPoor NPoor NPoor NPoor NPoor NPoor Poor Poor Poor Poor
= (1/10) (0.25+0.5+0.5+0.75) = 0.2
= 1/10 (0.0625+0.0625+0.0625+0.0625)
Konsum si *) 250.000 210.000 150.000 125.000 110.000 105.000 75.000 50.000 50.000 25.000
=1/10 (0.0625+0.25+0.25+0.5625) =
= 0.0250
34
0.1125
2
Indeks FosterFoster-GreerGreer-Thorbecke (FGT) Rumus umum: α
1 Q Z −Y i Pα = ∑ N i =1 Z Dimana i=1,2..Q adalah individu miskin; Z=garis kemiskinan; Yi=income dari i; α=0,1,2,...; α = 0 : Poverty head count α = 1 : Poverty gap α = 2 : Poverty severity
2
Contoh Perhitungan Indeks FGT Penduduk ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Q Z − Yi ∑ N i =1 Z
Q P0 = N 1 Q Z − Yi ∑ N i =1 Z P1 =
P2 =
Note: *) Rp/kapita/bulan; #) P=poor, NP=non-poor, dengan garis kemiskinan Z = Rp100.000/kapita/bulan.
Contoh Perhitungan Indeks FGT Dengan data Susenas use "C:\Kemiskinan\DataSmpla.dta", clear keep if b1r1==13 gen konspc= b7r28/ b2r3 gen gk=130499 replace gk=96512 if b1r5=="2" gen miskin=(konspc
Mean 100 195.0822 380.5707
Max
Min
Weight 11.72728 32.17637 0 2.461519 10.21733 0 1.104407 8.784565 0
Std. Dev.
4401337 4401337 4401337
. sum p0 p1 p2 [w=infind] (analytic weights assumed) Obs
8640 8640 8640
Variable p0a p1a p2a
Indeks Kemiskinan Komposit Indeks FGT (α (α>1) termasuk satu dari beberapa indeks komposit, yaitu indeks kemiskinan yang berdimensi luas dengan syarat bahwa indeks: – Berdasarkan income si miskin saja (focus axiom) – Meningkat bila income si miskin berkurang (monotonicity axiom) – Sensitif thd perubahan distribusi pendapatan si miskin (weak transfer axiom)
Indeks Sen (1976) adalah indeks kemiskinan komposit yg lain:
S = P0*[I+(1 *[I+(1--I)*G] dimana, S=indeks Sen, P0=poverty head count, G=koefisien Gini, dan I=∑i(Z(Z-Yi)/Q, i=1,...Q si miskin
35
36
Ukuran Kemiskinan Internasional
37
Untuk membandingkan antar negara, negara, WB dan beberapa organisasi internasional menggunakan garis kemiskinan $1 PPP perpercapita perper-day (extreme/ultra poor). Juga digunakan $2 dan $4 PPP untuk menangkap near--poor near poor.. Walaupun sederhana dan mudah digunakan one dollar poverty line yg didasarkan pada kondisi di tahun 1993, sebenarnya tidak memiliki dasar teori yg kuat. kuat. Untuk tahun 1996 dipergunakan $1.075, $2.15, dan $4.30. Lihat konversi $1PPP Indonesia pd tabel sbb: sbb:
Ukuran Kemiskinan Internasional WDI2006 BI(monthly) PPPconv CPI(july) 2,592.66 99.96 2,755.28 106.23 2,953.70 113.88 3,185.32 122.81 3,668.00 141.42
Faktor konversi PPP Indonesia untuk $1:
2002 2003 2004 2005 2006
38
CPI dengan Agustus 2002 = 100 Dari WDIWDI-2006 diperoleh PPP2004=Rp2953,7 Maka u/ 2006: (141,42/113,88)*Rp2953,7
1
0
0.2
0.4
i
0.6
0.8
1
UKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Kurva Lorenz: 0.8
0.6
0.4
0.2
0
i
+ Yi +-1 )]
Rumus indeks Gini: k
i =1
GI = 1 − ∑ [ F (Y
Range 0≤GI≤1, Distribusi timpang bila GI>0,5; 39 distribusi moderat 0,3≤GI≤0,5
Tot Incom %Pddk (Fi) 0.1019 0.1936 0.1787 0.1363 0.0985 0.1247 0.0641 0.0633 0.0389 1.0000 1
0.8
0.6
0.4
0
K%Pddk
0.6
%Incom
0.4
0.1019 0.2955 0.4742 0.6105 0.7090 0.8337 0.8978 0.9611 1.0000
0.2
0.0029 0.0896 0.1147 0.1125 0.0993 0.1583 0.1049 0.1397 0.1780 1.0000
0.8
K%Incom (Yi) 0.0029 0.0926 0.2072 0.3198 0.4191 0.5774 0.6823 0.8220 1.0000
1
(Yi+Yi-1) 0.0029 0.0955 0.2998 0.5270 0.7388 0.9964 1.2597 1.5043 1.8220
40
Fi*(Yi+Yi-1) 0.0003 0.0185 0.0536 0.0718 0.0728 0.1243 0.0807 0.0952 0.0709 0.5881
CONTOH PERHITUNGAN Tot Pddk 14286 27141 25052 19108 13809 17482 8986 8874 5453 140191
2236 68151 87182 85566 75507 120380 79762 106223 135360 760367
Indeks Gini: Kel Kons. <2000 2000-2999 3000-3999 4000-4999 5000-5999 6000-7999 8000-9999 10000-15000 >15000
Kurva Lorenz: GI = 1 – 0,5881 = 0,4119
0.2
0
TINGKAT KEMISKINAN di INDONESIA Beberapa sumber data untuk menghitung tingkat kemiskinan di Indonesia:
Head Count Index Urban Rural 13,39 19,78 21,92 25,72 19,41 26,03 14,60 22,38 9,76 24,84 14,46 21,10 13,57 20,23 12,13 20,11 11,37 19,51 13,36 21,90 12,52 20,37
[HCI] Total 17,74 24,23 23,43 19,14 18,41 18,20 17,42 16,66 15,97 17,75 16,58
PG(P1) PS(P2) Total Total n.a. n.a. n.a. n.a. 4,33 1,23 3,51 1,02 3,42 0,97 3,01 0,79 3,13 0,85 2,89 0,78 2,78 0,76 3,43 1,00 2,99 0,84
– Susenas (core, modul, & panel): BPS – IFLS (Indonesian Family Life Survey): RAND & LDLD-FEUI
Number of Poor [Million] Urban Rural Total 9,4 24,59 34,01 17,6 31,9 49,5 15,64 32,33 47,97 12,3 26,4 38,7 8,6 29,3 37,9 13,3 25,1 38,4 12,2 25,1 37,3 11,4 24,8 36,1 12,4 22,7 35,1 14,3 24,8 39,1 13,6 23,6 37,2
Tingkat kemiskinan 19961996-2006: Year 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Source: Biro Pusat Statistik
Gini Ratio: Pemilikan Lahan Pertanian Data konsumsi tidak memperlihatkan kemiskinan relatif secara akurat Dengan menggunakan pemilikan lahan pertanian dari Sensus Pertanian 1993 dan 2003 dapat dihitung Gini ratio
Jawa
0,72
0,59
Sawah
0,71
0,58
0,61
Kering
0,64
0,48
0,56
Total
0,56
0,49
0,63
Sawah
0,85
0,57
0,55
Kering
0,72
0,58
0,72
Total
2003
L. Jawa
0,80
1993
Indonesia
41
42
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi Beberapa pemikir ekonomi mengajukan teori dimana kemiskinan dan inequality dilihat sebagai phenomena ekonomi
1. Model 2 sektor Ricardo – – – –
–
Dalam bukunya, “The Principle of Political Economy and Taxation”, tahun 1817 Perekonomian terdiri dari 2 sektor: pertanian dan industri Pertanian mengalami diminishing returns Impor bahan makanan diperlukan untuk mendukung revolusi industri, padahal Corn Laws (1815(1815-1846) yg memproteksi petani jagung dari kompetisi dari LN diberlakukan saat itu di Inggris Bila Inggris tdk membatalkan Corn Laws, income akan diredistribusikan dari kapitalis ke landlord 43
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi –
– – –
– –
Redistribusi income dari kapitalis ke landlords akan berdampak negatif thd pertumbuhan, karena landlord spendthrift, sedangkan growth dibiayai dari saving yg banyak dilakukan oleh kaum kapitalis Plus, bila kapitalis incomenya berkurang, upah akan ditekan, sehingga distribusi income semakin parah Walau teorinya inovatif dan konsisten, namun semua prediksi Ricardo salah Rent (income dari landlord) sharenya tdk naik thd national income di hampir semua negara industri saat itu Profit (income kapitalis) juga tidak berkurang Upah tidak ditekan di bawah subsisten level malah meningkat 44
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi –
–
–
45
Salah satu penyebab mengapa prediksi Ricardo salah, karena Inggris akhirnya menganut freefree-trade seperti yang diharapkan Ricardo Kalaupun tidak terjadi ini, perubahan teknologi di kedua sektor dapat mengatasi adanya diminishing returns sehingga meningkatkan produksi makanan Perubahan teknologi yang meningkatkan produktivitas di sektor industri juga menambah profit bagi para pemilik modal dan meningkatkan upah pekerja
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi Marx percaya bhw perkembangan kapitalis menciptakan distribusi income yg semakin tdk merata Kapitalis menurutnya ada incentive untuk menciptakan “reserve army of the unemployed” yg menjamin resource tenaga kerja murah untuk mendukung industri Maka tingkat upah ditekan di bawah subsistence level Pemilik modal mendominasi ekonomi dan “bourgeois state” Dengan kapitalis meningkat, persaingan mengakibatkan banyak perusahaan bangkrut dan kosentrasi industri meningkat, pd akhirnya kapitalisme kolaps diganti sosialisme Hanya dengan sosialisme kondisi buruh membaik dan 46 inequality serta kemiskinan dpt menurun Bukti sejarah menunjukkan Marx pun keliru
2. Pandangan Marx – –
– – –
– –
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi 3. Teori Neoklasik – – – –
– –
Dikemukakan pertama kali oleh John Bates Clark (1899) Merupakan teori yg dominan digunakan saat ini Disebut juga Marginal Productivity theory Postulasi: Semua faktor produksi mengalami kelangkaan sehingga rates of return nya = MP dan keseimbangan berproduksi terjadi pada saat MPL/MPK = w/r Bila r atau w di pasar berubah maka terjadi perubahan distribusi pendapatan Jadi implisit bahwa pasar faktor: perfect competition yg tidak benar untuk sebagian besar 47 NSB. TK tidak langka di NSB terutama yg unskilled
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi Memperhatikan kondisi NSB yg mirip dengan negara maju pra revolusi industri: unlimited supply of L & w fixed Postulasi: MPL = 0 di pertanian, sehingga tidak ada biaya yang terjadi utk memindahkan ke sektor kapitalis Shg diperkirakan inequality mulanya meningkat lalu berkurang dengan adanya pembangunan. Peningkatan pd awal karena share income kapitalis meningkat dengan pembangunan di sektor modern Peningkatan inequality dalam labor income terjadi karena peningkatan upah sebagian kecil L yg pindah Lewis menyatakan bahwa inequality tidak hanya mrpk efek pertumbuhan, tapi justru penyebab pertumbuhan Artinya inequality diperlukan untuk terjadinya growth pada awal pembangunan, nanti akhirnya ada tt-d-e 48 Tapi trickletrickle-down down--effect tidak pernah terjadi
4. Model LaborLabor-Surplus: Lewis – – – – – – – –
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi
Teori Kemiskinan & Inequality : Pendekatan Ekonomi
49
– Plot crosscross-country menunjukkan bentuk U dari inequality (Gini) dan Y/Cap – Beberapa bukti statistik untuk NSB tidak banyak mendukung adanya invertedinverted-Ushape hypothesis – Namun, kecenderungan inequality meningkat pada awal pembangunan sehingga kemiskinan juga tidak berkurang adalah akibat:
5. Inverted UU-curve: Kuznets
a.
b.
c.
Perubahan share faktor: pada awal pembangunan, income share dari modal meningkat (thus, income share labor turun) karena lebih banyak menggunakan labor--saving technology dan modal yg dipinjam labor Struktur ekonomi yg dualistik: Pada awal pembangunan dikembangkan high cap intensive industry, dimana L supply abundant terutama yg unskilled, maka perbedaan MPL dan upah meningkat sehingga menciptakan ‘dual structure’ seperti di Jepang dulu Perbedaan income agric dan nonnon-agric: Petani tradisional tidak terangkat nasibnya saat awal pembangunan, sedangkan nonnon-petani semakin 50 meningkat income nya
TEORI KEMISKINAN: Pendekatan EkonomiEkonomi-Politik 1. Perspektif Konservatif –
– – –
–
Modal Kurang
Produk tifitas Rendah
Daya Beli Kurang
Supply Side
Memandang orang miskin sebagai segment masyarakat yg bercirikan produktifitas rendah, pendidikan rendah, pasrah, tidak punya ambisi/impian, bahkan malas. Tokoh: Oscar Lewis, Boeke, Budaya kemiskinan: orang miskin cenderung miskin dan tetap miskin (poverty (poverty trap) trap) Policy: Merubah pola pikir masayarakat dan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan agar keluar dari perangkap kemiskinan Peranan pemerintah sangat besar karena pasar/swasta tidak punya insentif melakukannya
Tabungan Rendah
Real Income Rendah
Produktifitas Rendah
51
Kondisi Gizi Kesehatan Pendidikan Permodalan 52 Infrastruktur
TEORI KEMISKINAN Vicious Circle of Poverty (Ragnar Nurkse: 1950): 1950):
Kemiskinan pada suatu generasi menciptakan kemiskinan pada generasi berikutnya
Demand Side
TEORI KEMISKINAN 2. Perspektif Liberal –
– – –
53
Memandang manusia sebagai makhluk rasional, dimana kemiskinan terjadi akibat berbagai distorsi di pasar (diskriminasi, ketimpangan pendapatan, dsbnya) Tokoh: Adam Smith, Charles Valentine Kemiskinan absolut: ketidakmampuan mencapai standar hidup minimal tertentu Kemiskinan relatif: bila kesejahteraan berada di bawah ratarata-rata populasi (ada aspek distribusi)
TEORI KEMISKINAN
54
– Policy: Menghilangkan berbagai rintangan akses ke berbagai pemenuh kebutuhan hidup sehingga standard hidup layak menjadi affordable dan accessible – Pemerintah: Memberdayakan pasar agar alokasi sumber daya efisien; memberikan peluang yg lebih besar bagi orang miskin untuk akses ke pasar (pasar barang, uang, dan jasa) – Dengan peluang yg sama budaya kemiskinan akan hilang dengan sendirinya
TEORI KEMISKINAN
TEORI KEMISKINAN 3. Perspektif Strukturalis/Radikal
55
56
– Berpendapat bahwa struktur ekonomi, politik, sosial lah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan dimana the rulling elites mengeksploitasi dan membuat orang miskin tetap miskin – Tokoh: Karl Marx, DosDos-Santos – Kemiskinan struktural: Kemiskinan dari generasi keke-generasi akibat struktur yg eksploitatif dan tidak adil (tukar--menukar komoditas, (tukar pembayaran jasa pekerja, pungutan yg memberatkan rakyat kecil, dsb)
TEORI KEMISKINAN – Dalam konteks negara teori ini menyatakan bahwa NSB & NMiskin dibuat tetap miskin oleh Nmaju agar tetap tergantung (independencia) – Policy: Hapus system yg bersifat eksploitatif, berikan tanah dan modal kerja bagi orang miskin, berlakukan minimum wage – Peran pemerintah dominan dalam memperbaiki struktur ekonomi dan politik serta menjamin keadilan bagi terutama orang miskin yg rentan dan tidak mampu membantu dirinya sendiri
Conservatif
Liberal
57
Aktif dalam penegakan hukum dan kehidupan sosial yang adil.
Memperbaiki struktur; Penegakan hukum yg adil; Menghapus berbagai eksploitasi
Structure K. Struktural Ketimpangan struktur ekonomi/politik; Ketidakadilan sosial
Strukturalis
Perbandingan 3 Perspektif Landasan teoritis Kemiskinan Penyebab kemiskinan
Strategi penanggulangan kemiskinan
Peranan pemerintah
Masyarakat K. Alamiah Budaya kemiskinan; Ketertinggalan yg membuat apatis, malas, dan tidak ada ambisi Merubah pola pikir masyarakat miskin; Meningkatkan keterkaitan sektor tradisional dan modern Aktif dalam penyuluhan dan peningkatan SDM serta penyaluran dana
Individu K. Absolut/Relatif Distorsi pasar terhadap akses ke makanan, perumahan, pakaian, pendidikan yg layak Penyaluran pendapatan dan akses ke berbagai public services yg layak bagi orang miskin sasaran Memberdayakan pasar agar semua kebutuhan hidup yg layak dapat terbeli dan terjangkau oleh semua elemen masyarakat
58
Beberapa Model Regresi: Menguji Penyebab Kemiskinan dan Inequality Probabilitas menjadi miskin: Pi* = X’iβ + ui Tingkat kemiskinan dan faktor penyebab: P0i = f(X1, X2, …, Xn )
=
f(X1,
X2,
…,
Xn
)
Inequality dan faktor penyebab: Ii
Studi KasusKasus-3: Ethiopia
59
60
Bentuk negara:: negara:: Republik Federal Bahasa resmi: resmi: Bahasa Amhara Ibukota:: Addis Ababa Ibukota Wilayah:: 1.127.127 km², 0,7% air Urutan keWilayah ke-26 Penduduk:: 74.777.981 (jun 2006) Penduduk Kepadatan:: 60,0/km² (Urutan Kepadatan (Urutan keke-16 16)) Kemerdekaan:: Des 1944 (dari Britania Raya) Kemerdekaan Mata uang: uang: Birr (ETB) GDP/cap (PPP): (PPP): $1.000 (2006) GDP real growth rate: rate: 8,5% (2006) Struktur: pertanian 50%, industri 9%, jasa 41% Struktur:
Studi Kasus: Ethiopia Data Kemiskinan Poverty incidence and severity
0.0353
Cost of basic needs
0.0027
0.0086
Food energy consumpti on
0.0340
0.0098
0.0074
Cost of basic needs
FGT(2) index
0.0305 0.0352 0.0148 0.0182
Poverty deficit
0.35 0.0127 0.1368 0.0089
Head count index
0.30 0.24 0.0891 0.0734
District
Alemaya 0.12 0.66 0.0466
Cost of Food basic needs energy consumptio n
Hitosa 0.68 0.43
Food energy consumpti on
Merhabete 0.38
Parameter Estimate
Standard Error
62
61
Overall
Household budget survey 1999/2000 GK food energy consumption: 2300 kcal/cap/hari GK Cost of basic needs
Menguji Determinan Kemiskinan Ethiopia: Binary logit coefficient estimates for determinants of Poverty
Standard Error
0.0335
Costs of basic needs
Parameter Estimate
0.0209
Food calorie intake Variable
0.0750
0.4834
-0.1257 a
0.4854
Age of household head (Age)
0.5770
---
1.0559
-1.5500 c
1.0009
1.7646
0.7315
---
-3.1694 c 0.3416
1.4379
-1.3340
-7.4594 c
-2.6397 a
0.7603
0.0076
0.1845
3.5351
Dependent ratio (Dep)
-0.0075
0.0058
4.8556
Education of head (Educ)
2.3788 c
0.3583 a
4.2748
-7.7750 b
Per capita expenditure (Exp)
0.3397
-0.0149 c
0.6065
-9.4884 b
Dummy for sex (Male=1)
0.4577
0.0067
-1.8413 c
-8.7135 b
Dummy for Hitosa
Household size (HHS)
-0.0163 b
1.1196
9.3990
Dummy for Alemaya
Per capita income (PCI)
-1.8778 a
2.8269 60.728 91.95
6.7383 c
-22.1213 b
13.5500
Land holding per AE (LMR)
128.415 95.30%
34.3309 c
Number of oxen owned (Ox) Constant -2 log Likelihood Percent correctly predicted
Note: a, b and c indicate that the coefficients are statistically significant at 0.1, 0.05 and 0.01 level.
Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Topik 3
Kemiskinan memiliki nuansa politik yg cukup kuat … Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan tingkat kemiskinan pada tahun 2007 telah mencapai 16,5 persen, turun drastis dibanding awal 1998 ketika terjadi krisis ekonomi, dengan tingkat kemiskinan mencapai 24,2 persen. Pernyataan Presiden secara langsung membantah iklan layanan di media elektronik dari Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, yang menyebutkan tingkat kemiskinan masih tinggi atau sekitar 49,5 persen. Menurut Presiden, secara jujur kecenderungan penurunan angka kemiskinan terus berlanjut, namun angkanya tidak seperti yang banyak diberikan di luar sana yang mencapai 49,5 persen. Itu tidak akurat. Menurut Kepala Negara, dari tahun ke tahun angka kemiskinan menurun jika pada 1998 mencapai 24,1 persen, pada 2005 telah mencapai 15,9 persen. Namun pada 2006 kembali meningkat karena krisis energi dengan naiknya harga minyak mentah dunia. Angka penduduk miskin sebesar 49,5 persen itu merujuk pada Bank Dunia, sehingga berbeda dengan yang digunakan pemerintah, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS).…… ANTARA COPYRIGHT © 2007
Presiden: Angka Kemiskinan 2008 Terendah Satu Dekade JAKARTA,JUMAT - Angka kemiskinan tahun 2008 adalah angka kemiskinan terendah baik besaran maupun persentasenya selama satu dekade terakhir. Tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 17.7 persen pada tahun 2006 menjadi 15.4 persen pada Maret 2008. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraannya di depan Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Jumat (15/8). Menurut SBY, tren penurunan angka kemiskinan tetap terjadi meski juga menggunakan kriteria angka kemiskinann versi Bank Dunia. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan, pemerintah melakukan berbagai upaya harmonisasi serta sinergi program dan anggaran penanggulangan kemiskinan di tingkat pusat. Harmonisasi serta sinergi program dan anggaran kemiskinan ini diterjemahkan dalam tiga klaster program penanggulangan kemiskinan, seperti Beras untuk Rakyat Miskin (raskin), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri serta pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). SBY juga menjelaskan bahwa anggaran untuk program-program ini meningkat sekitar tiga kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. "Peningkatan ini membantah anggapan bahwa pemerintah hanya melakukan retorika dan hanya berwacana. Kita telah berbuat dan terus berbuat untuk mengentaskan kemiskinan," ujar SBY. (Sumber: Kompas)
Kemiskinan Berkurang ?
Pembangunan Indonesia semakin tidak pro-poor (1980-2004)
Sumber: WB (2006), “Making the New Indonesia Work for the Poor”
Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Dari indikator makro kemiskinan dapat di observasi phenomena berikut: – – – – –
–
Perkembangan penurunan angka kemiskinan melambat, sehingga target tingkat kemiskinan RPJM di tahun 2009 dipastikan tidak akan tercapai Kerentanan kelompok near near--poor yang mudah jatuh miskin Terdapat ±5% (12 juta) penduduk yg tergolong miskin kronis Angka P1 dan P2 mengindikasikan bahwa jurang kemiskinan dan keparahan kemiskinan memburuk Walaupun Gini indeks expenditure menunjukkan ketimpangan distribusi pendapatan yg moderat, ada indikasi yang menunjukkan bahwa kemiskinan relatif memburuk. Bahkan bila digunakan Gini indeks pemilikan tanah, asset, financial, atau pendapatan akan didapati ketimpangan yg jauh lebih parah. Kurva growth incidence mengindikasikan bahwa pembangunan di Indonesia semakin tidak memihak pada orang miskin
Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia 1960 - sekarang 1960--1965: Orla melalui Perencanaan Nasional Berencana 1960 Delapan tahun (Penasbede) memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan pokok (sandang(sandang-panganpangan-papan) rakyat 1970--1997: Orba melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun 1970 (Repelita): – Repelita II-IV: Program sektoral dan regional untuk penanggulangan kemiskinan dan pemerataan – Repelita VV-VI: Sinergi program reguler (sektoral(sektoral-regional) dan akhirnya muncul Inpres Desa Tertinggal (Inpres 3/1993)
1998--sekarang: Jaring pengaman sosial (raskin, kartu 1998 miskin) melalui Keppres no.190/1998 dan berbagai program penanggulangan kemiskinan sektoral (P2KP, PPK, P4K dsbnya) 2005--2006: BLT atau UCT (unconditional cash transfer) 2005 2006 akhir: Pemerintah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 2007: PKH (CCT=conditional cash transfer) dan PNPM dilaksanakan di 7 propinsi (Sumbar, DKIDKI-J, Jabar, Jatim, NTB, Gorontalo), sebagai pilot project 2008: PNPM, PKH, BLT+, BOS, Raskin, Askeskin
Pro-poor Growth/Development Usulan WB Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang “work for the poor” – Mengarahkan orang miskin keluar dari kemiskinan mll: Meningkatkan produktifitas pertanian Meningkatkan produktifitas nonnon-farm – Orang miskin dapat memanfaatkan pertumbuhan ekonomi bila stabilitas makro: inflasi rendah dan nilai tukar yg kompetitif; akses ke infrastruktur jalan, telekomunikasi, kredit dan lapangan kerja formal; peningkatan kapabilitas orang miskin dgn pendidikan Revitalisasi sektor pertanian Hilangkan rintangan impor beras Laksanakan program jalan desa
Pro-poor Growth/Development Usulan WB Membuat jasa sosial “work for the poor” – Memperbaiki sistem akuntabilitas kelembagaan – Mengurangi disparitas HDI antar daerah – Intervensi di sisi supply & demand untuk penddkn SLTP – Peningkatan yankes dengan memberi insentif bagi yg miskin dan penyedia yankes – Penanganan lebih serius dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat miskin – dsbnya
Pro-poor Growth/Development Usulan WB Membuat pengeluaran publik “work for the poor” – – – –
Dengan mengurangi subsidi BBM + BLT, pengeluaran publik lebih propro-poor Menggunakan penghematan subsidi BBM untuk program yg bersifat Community Dev’t Driven Mentargetkan lebih baik the extreem poor Kapasitas pemda tidak berimbang, untuk itu: Meningkatkan program CDD Meningkatkan kualitas jasa sosial Membuat DAU dan DAK lebih propro-poor
Fokus Penanggulangan Kemiskinan Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas Usaha padat karya, perdagangan & ekspor, pengembangan UMKM
Peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar – Pendidikan, kesehatan (termasuk KB & kesejahteraan ibu) – infrastruktur dasar – pangan & gizi
Pemberdayaan masyarakat: PNPM Mandiri – membuka kesempatan berpartisipasi (terutama masyarakat miskin) dalam proses pembangunan – meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin (mengubah pandangan thd masyarakat miskin dari liabilities menjadi assets. assets.))
Perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial. PKH
Analisis Masalah: Angka Kemiskinan Angka kemiskinan (P0=head count) sering menjadi komoditas politik, digunakan untuk: – Menilai kinerja pemerintah (2007 angka kemiskinan turun, 2008 angka terendah sepanjang 1 dekade terakhir) – Memberikan argumentasi yg kuat untuk memajukan suatu usulan kebijakan (penarikan subsidi, liberalisasi pasar beras, dsbnya) – Selalu jadi target pembangunan (di RPJM)
Padahal angka P0 punya kelemahan – Dari pendefinisiannya, tidak menggambarkan defisit dan keparahan kemiskinan (tdk memenuhi monotonicity & transfer axioms) – Dari data yg digunakan, tidak menggambarkan kemiskinan non--income dan data Susenas tetap punya kelemahan non – Perubahan P0 jarang menyentuh kemiskinan kronis
Oleh karena itu perlu cermat menggunakan P0
Kemiskinan & Penarikan Subsidi Minyak 2005
Kemiskinan dan Liberalisasi Pasar Beras
Analisis Masalah: Kemiskinan Absolut v.s. Relatif Distribusi pendapatan atau kemiskinan relatif sering diabaikan, karena: – Angka menunjukkan perubahan yg tidak berarti dan tidak mencemaskan (lihat angka indeks Gini) – Dianggap sebagai hal yang wajar bila pemerataan memburuk bila terjadi growth asalkan poverty turun – Asumsi akan terjadi trickle down effect (t(t-d-e)
Padahal: – Ketimpangan pendapatan yang tinggi merupakan sumber kecemburuan sosial yg bisa berakhir pada gejolak bahkan revolusi sosial – Penghitungan indeks Gini dan berbagai angka disparitas belum memadai (coba gunakan pemilikan tanah pertanian dari Sensus Pertanian atau pemilikan aset fisik/finansial) – Dualisme mengakibat tdk terjadinya tt-d-e
Permasalahan Kemiskinan di Indonesia Maka: Diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang kemiskinan (absolut dan relatif) dengan dimensi yang lebih luas dengan memasukkan aspek ruang/spasial Diperlukan berbagai pengukuran tentang kemiskinan yg multidimensi termasuk yg berbasis “hak” Diperlukan penyusunan strategi penanggulangan kemiskinan yg berdasarkan fakta yg sebenarnya di lapangan
Perlu Pemahaman Yg Baik Tentang Orang Miskin dan Permasalahannya
Sumber: CESS, “Memahami Kemiskinan Kehutanan
Perubahan Cara Pandang tentang Kemiskinan (Paradigm shift)
Paradigm Shift Dalam melaksanakan reform yg dramatis (1987(1987-1995), pemerintah dan parlemen Finlandia berpegang pada falsafah yg dikemukakan oleh alal-Kindi: “We should not shy away from welcoming and acquiring the truth regardless of where it came from, even if it came from distant races and nations that are different from us”
Paradigm Shift Hal yg sama dilakukan oleh Moh. Yunus (penggagas Grameen Bank) di Bangladesh: "What good were all my complex theories when people were dying of starvation on the sidewalks and porches across from my lecture hall?.... Nothing in the economic theories I taught reflected the life around me."
Maka ia belajar kepada orang miskin: “Kami profesor universitas semuanya pintar, tetapi kami sama sekali tidak tahu mengenai kemiskinan di sekitar kami. Sejak itu saya putuskan kaum papa harus menjadi guru saya”
We Create Our Own World Manusia memiliki free will Kita memilih apa yg ingin kita lihat, dengar, rasa, dan alami – Kita selalu berpaling dari pemandangan yg tidak mengenakkan – Kita menutup hidung tatkala tercium bau tidak sedap – Kita memilih menu atau channel TV yg ingin kita nikmati Kita memiliki dunia ilusi yang kita ciptakan sendiri
Yang Kita Lihat adalah Persepsi Cahaya dipantulkan oleh objek dan ditangkap oleh mata, terus ke retin. Melalui serat-serat syaraf yg halus diteruskan ke otak dan diterjemahkan oleh otak Sesuai dengan persepsi individu ybs, objek didefinisikan. Apakah ini merupakan fakta atau kebenaran tersebut? Misal: suatu kesempatan anda mengunjungi saudara anda, dan anda dapati mereka sedang bertengkar. …..
Myopic View Akibatnya kita manusia memiliki keterbatasan dalam mendefinisikan permasalahan, keterbatasan dalam mendapatkan solusi permasalahan, dan keterbatasan dalam melihat jangka panjang permasalahan Kebijakan yang disarankan seseorang cenderung dipengaruhi oleh – Apa yg pernah dialaminya – Teori/konsep yang pernah dipelajarinya – Model yg dipercayainya valid untuk digunakan sebagai alat analisa
Dikotomi SubjekSubjek-Objek Dalam analisa permasalahan selalu dianjurkan adanya dikotomi antara subjek--objek untuk terhindar dari subjek subjektivitas Namun semakin disadari baik dalam ilmu alam (fisika dsbnya) maupun ilmu sosial (ekonomi dsbnya), bahwa untuk mendekati kebenaran diperlukan adanya kesatuan antara subjek dan objek Partisipatory research (=objek penelitian justru menjadi penentu dalam penelitian) semakin dirasakan perlunya dalam memahami permasalahan lebih baik
Manusia sebagai Insan Paripurna Hakikat manusia yg terdiri dari bodybody-mindmindspirit (jasmani(jasmani-jiwajiwa-rohani) Kebijakan yg dibuat dengan hanya mengandalkan hakikat manusia sebagai makhluk jasmani (intelektual) saja akan kering dan menyengsarakan Menyengsarakan artinya jauh dari kebenaran secara hakiki Karena tidak diikutkan Tuhan dalam penyusunannya jauh dari Tuhan = tidak mdpt ridharidha-Nya
Berbagai Jalan Penanggulangan Kemiskinan “Kemiskinan merupakan tanggung jawab masyarakat secara bersamabersama-sama”. Pemerintah, perusahaan swasta, LSM, seluruh lapisan masyarakat bertanggung jawab dalam penanggulangan kemiskinan. –
– – –
Pemerintah: arah pembangunan yg lebih jelas yaitu menuju masyarakat egaliter (egaliterian society) yg sejahtera dan berkeadilan. Maka strategi pembangunan dibuat berdasarkan tujuan tsb (mis: strategi industri yg membuka lap. Kerja, dsb) Perusahaan swasta: merumuskan dan menjalankan corporate social responsibility yg tidak sekedar memberi “ikan” LSM: menyuarakan aspirasi orang miskin secara benar, bukan melulu memperjuangkan kepentingan dari induk organisasinya Masyarakat: turut serta dan berkontribusi dalam usaha penanggulangan kemiskinan di lingkungannya
Berbagai Jalan Penanggulangan Kemiskinan Pembangunan diarahkan untuk membangun “manusia” bukan akumulasi modal/kekayaan, sehingga program penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk membangun “manusia miskinnya” dengan pemberdayaan yg inisiatifnya dari bawah (bottom(bottom-up). Untuk orang miskin, koperasi sebagai bentuk usaha bersama dalam meningkatkan taraf dan kualitas hidup anggotanya perlu digalakkan, tetapi tidak dengan pola KUD yg sebenarnya bukanlah bangun usaha koperasi. Secara umum, diperlukan pemahaman yang lebih baik dan komprehensif tentang penyebab kemiskinan dan berbagai langkah yg dapat diambil untuk menanggulangi kemiskinan.
TERIMA KASIH