EKOLOGI PERILAKU MERAK HIJAU (Pavo muticus Linnaeus, 1766) DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO DAN TAMAN NASIONAL BALURAN, JAWA TIMUR
MARYANTI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Judul Skripsi
Nama NIM Departemen
: Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) di Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur : Maryanti : E 34102029 : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Menyetujui, Pembimbing
Ir. Jarwadi Budi Hernowo, MSc.F Ketua
Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. NIP. 131430799
Tanggal Lulus : 31 Januari 2007
EKOLOGI PERILAKU MERAK HIJAU (Pavo muticus Linnaeus, 1766) DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO DAN TAMAN NASIONAL BALURAN, JAWA TIMUR
MARYANTI E 34102029
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat 4JJ1 SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan, kesehatan, rejeki, dan kasih sayang yang tidak pernah berhenti. Atas karunia-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menuliskan hasilnya yang berjudul “Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) di Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur” dengan perasaan yang tenang, nyaman, dan damai. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan. Di dalam skripsi ini memuat aktivitas, pola, mekanisme, dan strategi merak hijau yang berhubungan dengan lingkungan. Adanya skripsi ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya pelestarian satwaliar pada umumnya dan merak hijau pada khususnya. Proses penelitian dan penyusunan skripsi membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dalam masa itu, penulis banyak dibantu oleh pihak-pihak yang senantiasa mendukung baik dengan materiil maupun moril. Dalam penyampaian skripsi ini pula, penulis tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun sebagai pertimbangan untuk penelitian-penelitian berikutnya..
Bogor, Januari 2007
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada 4JJ1 SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia dan kepada berbagai pihak yang telah membantu selama proses pengambilan data dan penyusunan skripsi, diantaranya : 1. Bapak, Ibu, kakak beserta keluarga atas kasih sayang, dukungan, dan doadoanya hingga penulis mampu mencapai tahap ini 2. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, MSc.F. selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia membimbing, mengarahkan, memberikan dorongan semangat serta bantuan dana 3. Dr. Ir. Ulfah Juniarti, M.Agr. sebagai Penguji dari Departemen Silvikultur dan Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc. sebagai Penguji dari Departemen Hasil Hutan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji penulis 4. Balai Taman Nasional Alas Purwo dan pegawai (Mas Gendut, Mas Joko, Mas Ajir, Mas Nano, Mbak Dian, Mas Handoko, Pak Hudiyono, Pak Misijo, Pak Harto, Mas Cipto, Mbah Sampun) atas bantuannya selama di Alas Purwo 5. Balai Taman Nasional Baluran dan pegawai (Pak Syam, Mas Nanang, Mas Taufik, Mas Toha, Pak Siswanto, Pak Dikar, Mas Sis, Pak Arja, Mas Yusuf, Pak Agus, Mbak Nia, Pak Tono) atas bantuannya selama di Baluran 6. Bapak Mochdor dan keluarga di Banyuwangi atas segala bentuk bantuan, rasa kekeluargaan dan kebersamaan 7. Bapak Ponidi dan keluarga di Alas Purwo atas makanan dan rasa kekeluargaan 8. Teman seperjuangan (Adhe dan Mbak Kuncup) atas persahabatannya selama di lapangan 9. Mas Efri atas computer sewaannya dan Erry “Wedhoozz” atas komputer “Aurora” –nya 10. Keluarga Besar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata beserta pegawai yang telah membantu penulis dalam mencapai kelulusan
11. Sahabat : Gugum, Ghufron, Susie, Sari, Teti, Andrian, Ibeth dan Keluarga Besar Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata angkatan 39 atas persahabatan dan kenangan manis yang terlalu indah untuk dilupakan 12. Pondok Surya Poenya (Fau, Iin, Ella, Tri, Esti, Novia, Tia, Ika, Gendhis, Risul) atas semangat, dukungan dan persahabatan 13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan persahabatannya kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung Tak ada kata yang dapat mewakili apa yang ada di hati. Hanya sedikit goresan tinta yang dapat tercetak. Dan hanya itu yang dapat penulis berikan.
Bogor, Januari 2007
Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 19 Januari 1984 di Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Marto Mariyo dan Ibu Sutinem. Pada tahun 1990, penulis masuk ke SD Negeri Nglegok I dan lulus pada tahun 1996. Kemudian, penulis melanjutkan ke SLTP Negeri I Karangpandan dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama, penulis masuk ke SMU Negeri I Karanganyar dan lulus pada tahun 2002. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama
menjalani
masa
perkuliahan,
penulis
aktif
di
beberapa
kelembagaan yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Kehutanan sebagai staf Kemahasiswaan dan Kesejahteraan Mahasiswa pada tahun 20032004. Penulis juga tercatat sebagai anggota IFSA (International Forestry Student Association) pada 2 periode yaitu periode 2003-2004 dan dilanjutkan periode 2004-2005. Selain itu, penulis juga aktif di HIMAKOVA (Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan) pada periode 2003-2004 sebagai anggota. Pada tahun 2004 hingga sekarang, penulis aktif di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UKF (Uni Konservasi Fauna) dan pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Infokom pada periode 2004-2005. Penulis juga pernah menjadi Asisten Praktikum pada MK Dendrologi pada semester 5 dan Asisten Praktikum MK Ekologi Satwaliar pada semester 7 dan 9 dan MK Pengelolaan Satwaliar pada semester 9. Pada bulan Juni 2004 penulis mengikuti kegiatan Ekspedisi Global ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan selama 20 hari. Penulis juga mengikuti kegiatan magang di Taman Nasional Way Kambas pada bulan Juli 2004 yang dilaksanakan selama 2 minggu. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan lapang ke Pulau Rambut, Cagar Alam Yanlapa, TWA Telaga Warna, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Bodogol dan Cibodas) serta survey Ekspedisi Global di Taman Nasional Alas Purwo.
Observasi Kolaboratif pernah diikuti oleh penulis pada bulan April 2005 di Cagar Alam Leuweung Sancang. Praktek lapangan yang juga diikuti oleh penulis diantaranya adalah Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H). Praktek Pengenalan Hutan dilaksanakan di BKPH Baturaden KPH Banyumas Timur dan BKPH Cilacap KPH Banyumas Barat pada bulan Juli 2005 selama 10 hari yang dilanjutkan dengan Praktek Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas Barat hingga bulan Agustus 2005. Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan di Taman Nasional Baluran pada bulan Februari- Maret 2006. Untuk menyelesaikan tugas akhir, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) di Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur” pada bulan JuliSeptember 2006 di bawah bimbingan Ir. Jarwadi Budi Hernowo, MSc.F.
MARYANTI. Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) di Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Dibimbing oleh Ir. Jarwadi Budi Hernowo, MSc.F.
RINGKASAN Merak hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) berstatus vulnerable (IUCN, 2004) dan terancam secara global oleh ICBP (1988) serta jenis dilindungi di Indonesia. Namun, keberadaan merak hijau tersebut mendapatkan tekanan di berbagai lokasi penyebarannya. Kamampuan untuk bertahan hidup merak hijau merupakan aspek kajian yang cukup menarik karena keberadaan dan kemungkinan punahnya belum diketahui. Perilaku merak hijau merupakan unsur penting untuk menjawab hal tersebut. Data perilaku merak hijau diambil di Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran dengan metode purposive sampling yang contohnya diambil dengan metode ad-libitum sampling. Data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Merak hijau mengawali aktivitas hariannya dengan mengeluarkan suara yang teridentifikasi adalah 6 tipe suara. Tipe suara yang merupakan alat komunikasi utama dan paling sering terdengar adalah tipe suara I yaitu ” auwo...auwo...”. Tipe suara yang digunakan sebagai penanda terjadinya komunikasi utama sering dilakukan dengan saling bersahutan satu sama lain. Perilaku menelisik bulu dilakukan untuk merapikan bulu dan membuang kotoran, kutu dan benda asing yang menempel di bulunya dan biasanya hanya mengambil porsi waktu yang sedikit yaitu 1-10 menit di TNAP dan 1-8 menit di TNB. Strategi menelisik bulu merak hijau dilakukan di areal terbuka dengan durasi cepat dan di tempat yang rapat dengan bertengger di pohon. Aktivitas ini dilakukan pada berbagai perilaku utama seperti bertengger, makan, berteduh dan istirahat, berjemur, dan sehabis display. Perilaku makan merak hijau dilakukan sambil berjalan. Mekanisme ini merupakan strategi merak hijau untuk mendapatkan porsi pakan yang lebih banyak.. Perilaku makan ini dilakukan selama 4-5 jam di pagi hari dan 3-4 jam di sore hari di TNAP dan selama 2-6 jam di pagi hari dan 2-3 jam di sore hari di TNB. Strategi lain yang dilakukan dalam rangka untuk menjaga keamanan adalah sewaktu makan merak hijau terkadang menegakkan kepalanya untuk mengawasi keadaan. Perilaku berjemur dilakukan oleh merak hijau untuk menghangatkan diri. Aktivitas berjemur di TNAP ini berlangsung antara 9-120 menit. Di TNB aktivitas berjemur berlangsung selama 1-60 menit. Strategi yang digunakan adalah dengan memilih tempat yang langsung terkena matahari dan lebih tinggi dari sekitarnya. Perilaku display dilakukan oleh merak hijau jantan untuk menarik perhatian merak hijau betina yang dilakukan selama 0-18 menit di TNAP dan 0-28 menit di TNB. Perilaku display dapat dilakukan secara bergantian antara jantan satu dengan lainnya. Strategi yang digunakan untuk menarik perhatian merak hijau betina adalah ketika merak hijau betina mendekat, merak hijau jantan akan menggoyangkan jambulnya. Strategi lain adalah dengan memilih lokasi yang terbuka dan bila panas di bawah bayangan pohon. Perilaku minum merak hijau di TNAP dilakukan sebelum atau sesudah makan baik pagi maupun sore hari dan di TNB setelah bangun tidur, sebelum atau sesudah makan, di antara waktu berteduh dan istirahat, dan sebelum tidur. Di TNAP frekuensi pengambilan air ini berkisar antara 7-42 tegukan selama 2-8 menit. Sedangkan di TNB berkisar antara 13-132 tegukan selama 1-18 menit. Strategi yang digunakan merak hijau untuk minum adalah dengan berhenti sesaat ketika menegakkan kepalanya untuk menelan air sambil mengawasi keadaan. Perilaku mandi debu dilakukan untuk merawat tubuh merak hijau dari benda asing dan ektoparasit. Di TNAP, mandi debu dilakukan setelah aktivitas makan berakhir, sebelum dan saat aktivitas berteduh dan istirahat dimulai hingga aktivitas makan sore dimulai. Mandi debu ini dilakukan antara pukul 07.30 WIB - 15.00 WIB selama 8-28 menit. Di TNB, mandi debu dilakukan setelah merak minum dan sebelum minum yaitu antara pukul 06.30 WIB - 09.00 WIB selama 1-30 menit.. Merak hijau lebih memilih tempat yang terbuka untuk mandi debu dan juga melakukan mandi debu setelah aktivitas makan pagi dan ketika aktivitas berteduh dan istirahat berlangsung. Perilaku berteduh dan istirahat merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh merak hijau dalam upaya untuk menghindari panas matahari. Aktivitas berteduh dan istirahat biasanya dilakukan setelah aktivitas makan berakhir hingga menjelang makan lagi. Perilaku ini
dilakukan selama 3-7 jam di TNB dan 3-8 jam di TNAP. Strategi yang dipakai adalah dengan melakukan pemilihan tempat teduh yaitu di pohon yang tajuknya cukup lebat, dekat tempat terbuka, atau di bawah semak-semak yang tertutup dalam rangka untuk keamanan. Perilaku berlindung dilakukan oleh merak hijau ketika ada gangguan baik yang berasal dari predator maupun manusia. Strategi berlindung untuk menghindari gangguan adalah dengan cara menjauh, terbang ke arah pohon yang tajuknya lebat atau masuk ke dalam semak-semak. Di TNAP merak hijau mulai tidur pada pukul 17.07 WIB dan bangun pukul 05.14 WIB. Di TNB, merak mulai naik ke pohon tidur pukul 17.05 WIB dan mulai turun dari pohon tidur pukul 05.08 WIB. Pemilihan pohon tidur yang dekat dengan tempat makan dan terdapat pohon yang lebih rendah untuk naik secara bertahap merupakan strategi yang digunakan oleh merak hijau untuk tidur. Selain itu, merak hijau tidur secara berkelompok supaya dapat saling menjaga satu sama lain. Perilaku sosial merak hijau terlihat ketika merak hijau sedang makan, mandi debu, berteduh dan istirahat, tidur, dan minum. Hubungan antar dua merak hijau jantan tidak akur yang terlihat dengan terjadinya pengusiran dan pertarungan di antara mereka. Merak hijau memiliki interaksi netral dengan herbivora dan ayam hutan serta negatif dengan monyet ekor panjang, elang, ajag dan predator lainnya. Perilaku bersuara, makan, display, minum, dan berlindung merak hijau dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok pagi yaitu antara pukul 05.00-09.30 WIB dan kelompok sore yaitu antara pukul 14.00-17.30 WIB. Sedangkan, perilaku berjemur hanya dilakukan pada pagi hari. Perilaku menelisik bulu terjadi di berbagai perilaku utama yaitu sebelum turun dari tenggeran, makan, display, berteduh dan istirahat. Merak hijau akan berteduh dan istirahat antara pukul 09.00-14.00 WIB. Perilaku mandi debu biasanya dilakukan pada siang hari ketika merak hijau berteduh. Akan tetapi, di TNB merak hijau mandi debu dijumpai antara pukul 08.00-10.00 WIB. Perilaku tidur dimulai pada pukul 17.00 WIB dan diakhiri pada pukul 05.00 WIB esok harinya. Sebaran waktu perilaku menelisik bulu, display, berjemur, mandi debu, dan berteduh dan istirahat memiliki nilai durasi rata-rata dan ragam yang tinggi pada tipe habitat padang penggembalaan di TNAP serta savana di TNB. Nilai ragam perilaku tersebut secara berurutan yaitu 159.39, 227.64, 2508.95, 1045.52, dan 4032.72 di TNAP dan 184.26, 337.70, 112046.27, 753.70, dan 2536.28 di TNB dalan satuan detik. Sedangkan, perilaku makan di TNAP lebih beragam di padang penggembalaan dan di TNB lebih beragam di hutan pantai. Begitu pula dengan perilaku minum yang menunjukkan nilai ragam yang tinggi di padang penggembalaan TNAP dan hutan pantai TNB. Nilai ragam perilaku berlindung tinggi di areal tumpangsari TNAP dan di TNB tidak ada nilainya. Berdasarkan hasil uji chi-square frekuensi perilaku merak hijau terhadap berbagai tipe habitat menunjukkan bahwa di TNAP perbedaan tipe habitat tidak memberikan pengaruh yang nyata pada tipe suara, makan, berjemur, display, mandi debu, berteduh dan istirahat, berlindung, dan hubungan antar merak hijau jantan. Tipe habitat mempengaruhi frekuensi perilaku menelisik bulu dan minum. Di TNB, perbedaan tipe habitat juga tidak memberikan pengaruh yang nyata pada frekuensi perilaku bersuara, menelisik bulu, makan, berjemur, display, mandi debu, berteduh dan istirahat dan hubungan antar merak hijau jantan. Namun, tipe habitat mempengaruhi pada frekuensi perilaku berlindung. Proporsi atau presentase penggunaan waktu harian oleh merak hijau lebih banyak digunakan untuk berteduh dan istirahat yaitu 41.77 % di TNAP dan 41.14 % di TNB serta makan 22.80 % di TNAP dan 22.22 % di TNB. Sedangkan, aktivitas yang lain hanya mendapat proporsi yang sedikit yaitu lebih kecil dari 5 % saja.