V. HASIL A. Potensi Pakan Merak Hijau di Taman Nasional Baluran 1.
Potensi pakan Pengamatan terhadap tumbuhan sebagai pakan merak hijau yang dilakukan pada empat tipe vegetasi di Taman Nasional Baluran diperoleh hasil seperti pada tabel 12. Pada hutan evergreen tercatat 59 jenis tumbuhan tetapi yang dimakan hanya 12 jenis yaitu Barleria prionitis, Achyranthes aspera, Achyranthes sp. Capparis separia, Acalypha indica, Bauhinia angulata, Sida acuta, Streblus asper, Corypha utan, Passiflora foetida, Passiflora sp., dan Azima sarmentosa. Pada hutan musim tercatat 60 jenis tumbuhan, yang dimakan 15 jenis yaitu B. prionitis, A. aspera, Achyranthes sp, C. separia, A. indica, B. angulata, Cassia mimosoides, Clitoria ternatea, Indigofera sumatrana, S. acuta, Wisadula acidula, S. asper, Plumbago zeylanica, Zyzyphus rotundifolia, dan Morinda tomentosa. Hutan pantai hanya 5 jenis tumbuhan yang dimakan dari 37 jenis tercatat yaitu A. aspera, Calotropis gigantea, C. separia, S. asper, dan C. utan. Sedangkan di savana tercatat 36 jenis tumbuhan dan terlihat dimakan sebanyak 22 jenis yaitu A. aspera, Amaranthus sp, C. gigantea, Ipomoea obscura, A. indica, Euphorbia hirta, Phyllanthus sp, Cassia obstusifolia L., C. ternatea L., Flemingia lineata, I. Sumatrana, Tephrosia pumila, S. acuta, W. acidula, C. utan, Passiflora sp, Plumbago zeylanica,
Eleusine
indica,
Z.
rotundifolia,
Morinda
tinctoria,
A.
sarmentosa, dan Capsicum sp. Empat jenis dari sembilan belas jenis yang tercatat di savana tidak masuk ke dalam analisis vegetasi yaitu Capsicum sp, Eleusine indica, C. obstusifolia dan Amaranthus sp. Total jenis tumbuhan yang dimakan oleh merak hijau di Resort Bekol, Taman Nasional Baluran adalah 30 jenis berupa pohon (4 jenis), tihang (2 jenis), anakan (5 jenis), dan tumbuhan bawah (24 jenis). Sebagian besar merupakan tumbuhan bawah dan bagian yang dimakan berupa daun-daunan (lampiran 2).
Tabel 12. Jenis pakan merak di Taman Nasional Baluran Tipe Vegetasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jenis Tumbuhan
Evergreen Hutan Musim Hutan Pantai Savana
Barleria prionitis L. Achirantes aspera L. Achyranthes sp. Amaranthus sp Calotropis gigantea R. Br. Capparis separia L. Ipomoea obscura (L.) Kor Acalypha indica L. Euphorbia hirta . Phyllanthus sp. Bauhinia angulata Roxb. Cassia mimosoides Bl. Cassia obtusifolia L. Clitoria ternatea L. Flemingia lineata Roxb. Indigofera sumatrana Linn. Tephrosia pumila Persl. Sida acuta Burm. F. Wisadula acidula Streblus asper Lour. Corypha utan Lam. Passiflora foetida L. Passiflora sp. Plumbago zeylanica L. Eleusine indica Zyzyphus rotundifolia Lam. Morinda tinctoria Roth. Morinda tomentosa Roth Azima sarmentosa(Bl.) B. & H. Capsicum sp. Jumlah jenis pakan
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
√
√
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ 12
15
5
√ √ 22
Habitus yang ditemui dimakan herba herba herba herba semak anakan liana herba herba herba liana herba herba liana herba herba herba herba liana pohon, tihang, anakan pohon liana liana semak herba pohon, tihang, anakan pohon, anakan anakan semak semak
Berdasarkan grafik batang pada gambar 10, terlihat bahwa savana merupakan tipe vegetasi yang memiliki jumlah jenis pakan merak paling banyak (22 jenis tumbuhan). Sedangkan hutan musim mempunyai jenis vegetasi dengan jumlah jenis pakan kedua terbesar (15 jenis). Hutan pantai adalah tipe vegetasi dengan jumlah jenis pakan paling sedikit (5 jenis). 25 20 15 jumlah jenis pakan merak 10 5 0 evergreen
hutan musim
hutan pantai
savana
tipe ve ge tas i
Gambar 12. Jumlah jenis pakan merak pada setiap tipe vegetasi
Potensi tumbuhan pakan merak hijau akan terkait dengan sebaran, pergerakan, serta kelimpahan populasi merak di suatu wilayah. 2.
Struktur dan Komposisi Analisis vegetasi dilakukan pada habitat pakan merak hijau, yang merupakan tempat terbuka (open area) di hutan evergreen, hutan musim, hutan pantai, dan savana. Analisis vegetasi yang dilakukan di empat tipe vegetasi tersebut menghasilkan daftar tumbuhan sebanyak 122 jenis dari kurang lebih 50 suku (lampiran 3). Total jenis pohon yang ditemukan adalah 29 jenis, tingkat tihang 27 jenis, tingkat sapihan 28 jenis, tingkat anakan 37 jenis, dan tumbuhan bawah sebanyak 68 jenis (lampiran 9). Tabel 13. Indeks Nilai Penting tertinggi di Taman Nasional Baluran
Pohon
Tihang
Sapihan
Anakan
Tumbuhan bawah
Evergreeen
Hutan Musim
Hutan Pantai
Savana
Total TNB
Nama
Streblus asper
Schoutenia ovata Korth.
Corypha utan
Morinda tinctoria Roth.
Streblus asper
INP
126.26%
114.40%
84.31%
Nama
Streblus asper
Grewia eriocarpa
Streblus asper
INP
88.57% Capparis micracantha DC.
Nama
42.73% Grewia eriocarpa
INP
50.04%
43.75%
Nama
Streblus asper
Randia sp1.
INP
24.73%
Nama
Bauhinia angulata Roxb.
INP
24.93%
47.22% Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.
101.82% Acacia nilotica (L.) Willd. Ex Del. 122.73% Azadirachta indica
51.66% Streblus asper 43.97% Capparis micracantha DC.
129.74% Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.
55.05% Jathropa gossypyfolia L.
29.46% Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.
56.92% Oplismenus burmannii (Retz.) Beauv.
77.78% Oplismenus burmannii (Retz.) Beauv.
71.43%
31.91% Oplismenus burmannii (Retz.) Beauv.
79.28%
83.90%
Achyranthes aspera L. 42.75%
47.67%
Hasil rangkuman analisis vegetasi di areal tersebut (tabel 13) menunjukkan bahwa dari keempat tipe vegetasi yang ada (total), serut (Streblus asper) memiliki nilai penting tertinggi (51.655%) pada vegetasi tingkat pohon dan tingkat tihang (43.966%). Pada tingkat sapihan, sanek (Capparis micracantha DC.) yang mendominasi dengan nilai 29.464%. Sedangkan nilai penting tertinggi pada tingkat anakan dimiliki oleh manting (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) dengan nilai penting 31.906%. Pada tingkat tumbuhan bawah rumput 006 (Oplismenus
burmannii (Retz.) Beauv) memiliki INP tertinggi yaitu 47.670% dan setelahnya adalah jarong (14.657%). Masing-masing jenis tumbuhan tersebut mendominasi dengan kerapatan yang tinggi, kecuali pada sanek yang memiliki nilai tertinggi pada frekuensi. Evergreen. Tipe vegetasi evergreen didominasi oleh serut (S. asper) pada tingkat pohon, tihang, maupun anakan yaitu sebesar 126.263%, 88.571%, dan 24.727%. Pada tingkat sapihan didominasi oleh sanek (C. micracantha DC.) dengan nilai penting 50.038%, dan tumbuhan bawah didominasi oleh jenis liana berdaun kupu-kupu (Bauhinia angulata Roxb.) dengan nilai penting 24.934%. Habitus pohon, tihang, dan sapihan memiliki nilai kerapatan yang tinggi dibandingkan nilai frekuensi. Namun sebaliknya pada anakan dan tumbuhan bawah. Jumlah jenis pohon yang tercatat pada analisis vegetasi di habitat pakan evergreen adalah 12 jenis, tihang sebanyak 10 jenis, sapihan 12 jenis, anakan 21 jenis, dan tumbuhan bawah 30 jenis (lampiran 5). Hutan musim. Berdasarkan analisis vegetasi di hutan musim diperoleh bahwa walikukun (Schoutenia ovata Korth.) memiliki nilai penting tertinggi pada tingkat pohon (114.400%). Pada tingkat tihang dan sapihan didominasi oleh talok (Grewia eriocarpa) dengan nilai penting 42.727% dan 43.745%. Dlimoan (Randia sp1.) mendominasi tingkat anakan sebanyak 56.920% dan rumput 006 (O. burmanii) mendominasi tingkat tumbuhan bawah sebanyak 79.284%. Kelima jenis tumbuhan tersebut memiliki nilai kerapatan yang tinggi dibandingkan nilai frekuensi, terutama pada dlimoan dan jenis rumput O. burmanii. Jumlah pohon yang tercatat dalam analisis vegetasi di hutan musim Taman Nasional Baluran adalah sebanyak 14 jenis, tihang sebanyak 11 jenis, sapihan 13 jenis, anakan 14 jenis, dan tumbuhan bawah sebanyak 31 jenis (lampiran 6). Hutan pantai. Gebang (Corypha utan) mendominasi pepohonan di daerah pantai dengan nilai penting 84.314%. Sedangkan di tingkat tihang, serut menduduki nilai penting tertinggi sebesar 47.222%, dan di tingkat sapihan dan anakan didominasi oleh manting (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) dengan nilai penting berturut-turut sebesar 129.739% dan 77.782%. Tumbuhan bawah masih didominasi oleh rumput 006 (O. burmanii) dengan INP sebesar 83.896%. Semua jenis yang mendominasi
tersebut memiliki nilai kerapatan paling tinggi dibandingkan nilai frekuensi ataupun dominasi. Jumlah jenis tumbuhan bawah di hutan pantai paling sedikit dibandingkan tipe ekosistem lainnya yaitu hanya 15 jenis. Jumlah pohon di hutan pantai sebanyak 12 jenis, tingkat tihang sebanyak 7 jenis, sapihan 5 jenis, dan anakan 13 jenis (lampiran 7). Savana. Habitat makan merak di savana didominasi oleh mengkuduan (M. tinctoria) pada tingkat pohon dengan INP sebesar 101.816%. Untuk tingkat tihang didominasi oleh akasia ( Acacia nilotica (L.) Willd. Ex Del) sebanyak 122.727%, dan tingkat sapihan oleh mimbo (Azadirachta indica) sebanyak 55.051%, serta tingkat anakan oleh jarak (Jathropa
gossypifolia
L.)
sebanyak
71.429%.
Sedangkan
tingkat
tumbuhan bawah didominasi oleh jarong (A. aspera L.) sebesar 42.745%. Masing-masing nilai penyusun INP jenis tumbuhan tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan, namun nilai kerapatan masih yang tertinggi. Savana memiliki jumlah jenis pohon paling sedikit yaitu 7 jenis, tihang sebanyak 4 jenis, sapihan dan anakan sebanyak 5 jenis, serta tumbuhan bawah 28 jenis (lampiran 8). Tabel 14. Persentase jumlah jenis tumbuhan pakan merak dari jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan No. 1 2 3 4 5
Tingkat Pertumbuhan Pohon Tihang Sapihan Anakan Tumbuhan Bawah
Jumlah Jenis 29 27 28 37 68
Jumlah Jenis Dimakan Merak 4 2 0 5 24
Persentase 13.79% 7.41% 0 13.51% 35.29%
Jumlah jenis pakan merak dari tumbuhan berbentuk pohon adalah 4 jenis dari 29 jenis atau 13,79%. Jumlah jenis tihang sebagai pakan merak 7,41% dari total tihang yang ditemukan. Jumlah sapihan adalah 0 (nol), jumlah jenis anakan sebanyak 13,51% dari total jenis anakan, dan 35,29% jenis tumbuhan bawah sebagai pakan merak hijau jawa dari total jenis tumbuhan bawah. Tipe vegetasi savanna dan hutan musim lebih disukai merak sebagai habitat makan karena memiliki komposisi jenis tumbuhan bawah yang lebih banyak dan dibandingkan tipe vegetasi lain. Selain itu areal tipe vegetasi tersebut lebih terbuka.
B. Distribusi Pakan Merak Hijau Distribusi pakan merak dapat terlihat dari penyebaran masing-masing jenis pakan pada petak contoh. Tabel 15. menunjukkan bahwa jarong (A. aspera L.) dengan frekuensi 0.425% menduduki tempat kedua setelah serut (Streblus asper) dengan frekuensi 0.563%. Kemudian urutan setelahnya adalah jerukan dari suku Capparidaceae (Capparis separia L.) dengan nilai frekuensi 0.263%. Tabel 15. Frekuensi Pakan Merak Hijau di Taman Nasional Baluran No
Marga/Jenis
Suku
Nama Lokal
Jumlah petak Frekuensi yang diduduki Pakan (%)
1
Streblus asper
Moraceae
Serut
45
0.563
2
Achyrantes aspera
Amaranthaceae
jarong/purutan
34
0.425
3
Capparis separia L.
Capparidaceae
Jerukan
21
0.263
4
Bauhinia angulata Roxb.
Fabaceae
rayutan daun kupu2
20
0.250
5
Sida acuta Burm. F.
Malvaceae
sidaguri
15
0.188
6
Corypha utan
Palmae
gebang
14
0.175
7
Indigofera tinctoria Linn.
Fabaceae
Tarum
14
0.175
8
Zizyphus rotundifolia
Rhamnaceae
bukol
13
0.163
9
Achyranthes sp.
Amaranthaceae
003
13
0.163
10
Morinda tinctoria Roth.
Rubiaceae
mengkuduan
7
0.083
11
Barleria prionitis L.
Acanthaceae
berduri banyak
6
0.075
12
Acalypha indica L.
Euphorbiaceae
sangkep
5
0.063
13
Phyllanthus niruri L.
Euphorbiaceae
meniran
3
0.033
14
Euphorbia hirta
Euphorbiaceae
pathikan kebo
2
0.025
15
Tephrosia pumila Persl.
Fabaceae
kacang beneh
2
0.025
16
Calotropis gigantea
Asclepiadaceae
widuri
2
0.025
17
Cassia mimosoides Bl.
Fabaceae
aseman
2
0.025
18
Clitoria ternatea L.
Fabaceae
rayutan kacang
2
0.025
19
Flemingia lineata
Fabaceae
othok-othok
1
0.013
20
Passiflora sp.
Passifloraceae
labu hutan
1
0.013
21
Ipomoea obscura (L.) Kor
Convolvulaceae
rayutan bulu
1
0.013
22
Azima sarmentosa (Bl.) B. & H.
Salvadoraceae
sokdoy
1
0.013
23
Plumbago zeylanica L.
Plumbaginaceae
melati hutan
1
0.013
24
Wissadula acidula
Malvaceae
rayutan kangkung
1
0.013
25
Passiflora foetida
Passifloraceae
santiet
1
0.013
26
Morinda tomentosa Roth
Rubiaceae
Mirip mengkuduan
1
0.013 2.850
Jenis tumbuhan pakan merak hijau yang ditemukan di lokasi pengamatan tercatat 30 jenis, yang masuk pada petak contoh ada 26 jenis sedangkan 4
jenis tercatat di luar petak contoh. Empat jenis pakan yang dimaksud adalah Capsicum sp., Amaranthus sp., Eleusine indica, dan Cassia obtusifolia L. Keempat jenis tumbuhan tersebut ditemukan di selokan di antara bangunan kantor taman nasional seksi wilayah Bekol. C. Palatabilitas Pakan Merak Hijau Merak hijau memiliki tingkat kesukaan terhadap bahan pakan tertentu. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jarong (Achirantes aspera L.) dari suku Amaranthaceae merupakan tumbuhan yang paling sering dimakan oleh merak (Pavo muticus muticus Linn.) dengan nilai palatabilitas paling tinggi yaitu 34.568%. Kemudian othok-othok (Flemingia lineata Roxb.) dengan nilai 13.580% tingkat kesukaan kedua dan rayutan labu hutan (Passiflora sp.) dengan nilai 11.523% tingkat kesukaan ketiga. Ketiga jenis ini paling banyak ditemukan di savana.
Gambar 13. Jarong (Achyranthes aspera L.) (Doc.: Septania 2006)
Gambar 14. Daun dan bunga othok-othok (Flemingia lineata Roxb.) (Doc.: Septania 2006) Tabel 16. Palatabilitas Pakan Merak Hijau di Taman Nasional Baluran No
Marga/Jenis
Suku
Nama Lokal
Insiden dimakan
Palatabilitas (%)
1 Achyrantes aspera L.
Amaranthaceae
jarong/purutan
84
34.568
2 Flemingia lineata Roxb.
Fabaceae
othok-othok
33
13.580
3 Passiflora sp.
Passifloraceae
labu hutan
28
11.523
4 Morinda tinctoria
Rubiaceae
mengkuduan
10
4.115
5 Acalypha indica
Euphorbiaceae
sangkep
10
4.115
6 Indigofera sumatrana
Fabaceae
tarum
10
4.115
7 Sida acuta Burm. F.
Malvaceae
sidaguri
9
3.704
8 Corypha utan
Palmae
gebang
7
2.881
9 Calotropis gigantea
Asclepiadaceae
widuri
5
2.058
10 Zyzyphus rotundifolia
Rhamnaceae
bukol
5
2.058
11 Barleria prionitis L.
Acanthaceae
berduri banyak
5
2.058
12 Bauhinia angulata Roxb.
Fabaceae
rayutan daun kupu2
5
2.058
13 Euphorbia hirta
Euphorbiaceae
pathikan kebo
3
1.235
14 Tephrosia pumila Persl.
Fabaceae
kacang beneh
3
1.235
15 Achyranthes sp.
Amaranthaceae
003
3
1.235
16 Capparis separia L.
Capparidaceae
jerukan
3
1.235
17 Cassia mimosoides Bl.
Fabaceae
aseman
3
1.235
18 Streblus asper
Moraceae
serut
3
1.235
19 Azima sarmentosa
Salvadoraceae
sokdoy
3
1.235
20 Ipomoea obscura (L.) Kor
Convolvulaceae
rayutan bulu
2
0.823
21 Phyllanthus sp.
Euphorbiaceae
meniran
2
0.823
22 Plumbago zeylanica L.
Plumbaginaceae
melati hutan
2
0.823
23 Clitoria ternatea L.
Fabaceae
rayutan kacang
2
0.823
24 Wisadula acidula
Malvaceae
rayutan kangkung
1
0.412
25 Passiflora foetida
Passifloraceae
santiet
1
0.412
26 Morinda tomentosa Roth
Rubiaceae
mirip mengkuduan
1
0.412
243
100
Merak hijau di TNB lebih menyukai tumbuhan bawah dan liana sebagai pakan (85%). Hal ini berdasarkan pengamatan yang dituliskan pada tabel 17. mengenai habitus tumbuhan dan jumlah yang terlihat dimakan oleh merak. Tabel 17. Habitus tumbuhan dan jumlah dimakan oleh merak hijau No
Habitus
Insiden Dimakan
1.
Pohon
16
2.
Tihang
2
3.
Sapihan
0
4.
Anakan
11
5.
Tumbuhan bawah dan liana
222
Uji t-student terhadap habitus tumbuhan dan jumlah yang dimakan oleh merak hijau, diperoleh hasil sebagai berikut : Variable C1
N 5
Mean 50.2000
StDev 96.2611
SE Mean 43.0493
95% CI (-69.3239, 169.7239)
T 0.00
P 1.000
Hasil uji-t tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan bawah pada tingkat kepercayaan 95% lebih disukai daripada tingkat habitus lain. Hal ini berarti merak lebih menyukai tumbuhan bawah sebagai pakan dibandingkan habitus lainnya (pohon, tihang, sapihan, dan anakan) dan juga mendukung pernyataan bahwa merak makan sambil berjalan oleh Hernowo (1996). Tabel 18. Bagian tumbuhan yang dimakan oleh merak hijau dan jumlahnya No 1 2 3
Bagian daun buah bunga
jumlah 30 7 1 38
% 78.947 18.421 2.632 100
Tabel 18. menunjukkan frekuensi bagian tumbuhan yang paling sering dimakan adalah bagian daun (78.947%).
Uji-t terhadap bagian tumbuhan yang dimakan oleh merak dan jumlahnya adalah sebagai berikut:
Variable C1
N 3
Mean 12.6667
StDev 15.3080
SE Mean 8.8380
95% CI (-25.3604, 50.6937)
T -0.00
P 1.000
Hasil uji-t tersebut menunjukkan bahwa bagian daun pada tingkat kepercayaan 95% lebih disukai merak dari pada bagian buah atau bunga. D. Analisis Proksimat Pakan Merak Hijau Analisis proksimat dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB. Analisis ini tidak dilakukan pada semua jenis pakan merak yang ditemukan, tetapi hanya pada beberapa jenis yang masuk kategori sangat disukai oleh merak hijau, antara lain adalah jarong, othok-othok, rayutan labu hutan, dan mengkuduan. Bagian tumbuhan yang dianalisis adalah bagian tumbuhan yang dimakan oleh merak. Analisis dilakukan untuk mengetahui nilai gizi pakan merak hijau. Tabel 19. Hasil analisis proksimat beberapa pakan merak hijau No
Kode
BK
Abu
PK
SK
LK
Beta-N
1
Jarong
82,08
6,44
12,14
29,69
0,10
33,71
2.
Othok-othok
84,25
5,11
17,55
28,26
0,02
33,31
3.
Labu Hutan
82,20
13,64
23,39
20,89
0,11
24,17
4.
Mengkuduan
83,18
9,61
18,22
23,93
0,07
31,35
Keterangan : BK : Bahan Kering PK : Protein Kasar SK : Serat Kasar LK : Lemak Kasar Beta-N : Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan serat kasar pada empat jenis pakan yang dianalisis tidak jauh berbeda. Nilai serat kasar paling tinggi terdapat pada jarong (29.69). Nilai protein kasar pada empat jenis pakan merak berbeda-beda. Nilai paling tinggi terdapat pada labu hutan (23.39) dan terendah pada jarong (12.14).
Analisis proksimat juga dilakukan pada feses merak, namun hanya terbatas pada kandungan protein kasar dan serat kasar. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 20. Tabel 20. Hasil analisis proksimat pada kotoran merak hijau No
Kode
BK
Abu
PK
SK
LK
Beta-N
1.
1
-
-
18,05
27,30
-
-
2.
2
-
-
17,11
14,77
-
-
3.
3
-
-
20,65
27,50
-
-
Rata-rata
-
-
18,60
23,19
-
-
analisis
proksimat
Nilai
rata-rata
hasil
pada
kotoran
merak
menunjukkan kisaran yang tidak berbeda jauh dengan nilai analisis proksimat pada empat jenis pakan merak (tabel 20.). E. Aktivitas makan Aktivitas makan merak hijau di Taman Nasional Baluran secara umum dimulai pada pukul 05.30-09.30 dan dilanjutkan lagi pada pukul 14.00-17.30. Jika terjadi mendung atau gerimis, maka merak akan turun dari pohon tidur lebih siang atau naik ke pohon tidur lebih awal, sehingga waktu makan mengalami perubahan. Di sela-sela waktu makan, merak berteduh dari sengatan sinar matahari. Sangat sulit untuk mengamati merak makan sambil berteduh di Taman Nasional Baluran, karena pada umumnya merak berteduh di bawah semak-semak.
Gambar 15. Merak sedang makan buah gebang di pagi hari (Doc.: Septania 2006)
Gambar 16. Merak jantan sedang makan buah gebang di sore hari (Doc.: Septania 2006)
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa merak melakukan pemilihan terhadap tipe vegetasi sebagai tempat mencari pakan. Pada tabel 21. dapat terlihat bahwa merak paling sering terlihat makan di tipe ekosistem savana dengan jumlah 215 kali. Sedangkan hutan pantai paling sedikit dengan jumlah ditemui merak makan hanya 5 kali.
Tabel 21. Lokasi ditemui merak sedang makan dan jumlahnya No. 1 2 3 4 Variable C1
N 4
Tipe Vegetasi Evergreen Hutan Musim Hutan Pantai Savana Mean 63.0000
Insiden ditemui merak sedang makan 14 18 5 215
StDev SE Mean 101.4791 50.7395
95% CI (-98.476, 224.476)
T P 0.00 1.000
Uji-t terhadap tipe vegetasi tempat merak mencari pakan pada tingkat kepercayaan 95% terhadap lokasi ditemui merak sedang makan menunjukkan bahwa merak menyukai savana sebagai tempat makan dibandingkan tipe vegetasi yang lain. Hal ini mendukung pernyataan Maryanti (2007) bahwa merak menyukai tempat makan yang terbuka. Cara makan merak tergantung pada jenis pakan yang dikonsumsi. Secara umum, merak melakukan gerakan memotong dan menarik (menyobek) untuk jenis pakan berbentuk daun. Sedangkan untuk jenis pakan berbentuk buah atau biji, biasanya merak mematuk dengan paruh. Jika pakan yang diinginkan berada di atas kepala, merak akan meloncat untuk mendapatkannya, seperti yang dilakukan pada buah widuri (C. gigantea). Jenis buah tertentu seperti jarong, memberikan cara makan yang unik bagi merak, yaitu dengan menarik biji yang menempel pada tangkai buah, dengan paruhnya hingga ke ujung tangkai. Merak merupakan hewan omnivora, selain tumbuhan merak juga makan
serangga
untuk
melengkapi
kebutuhan
protein
hewaninya.
Serangga yang terlihat dimakan oleh merak adalah semut dan rayap. Untuk memakan serangga, merak biasanya mengais-ais tanah sedikit untuk membuka rumah serangga, kemudian mematuk dengan paruhnya. Cara mematuk juga dilakukan merak untuk mengambil batu kecil (kerikil) yang digunakan untuk membantu proses pencernaan di dalam tembolok. F.
Strategi Mencari Pakan (Foraging Strategy) Merak menyukai tempat-tempat yang terbuka (open area) pada saat berjalan. Jalan hewan besar seperti banteng dan kerbau menjadi pilihan utama jalur merak mencapai sumber air. Begitu juga jalan beraspal. Sambil berjalan, merak makan tumbuhan yang berada di kanan atau kirinya.
Strategi ini yang dipakai merak dalam mendapatkan pakan. Makan sambil berjalan merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan makan merak yang cukup banyak karena tubuhnya yang besar. Selain makan tumbuhan, merak juga makan serangga untuk memenuhi kebutuhan proteinnya. Pada saat berjalan sambil makan, merak biasanya berkelompok. Namun merak jantan dewasa (bulu hias panjang) biasa melakukannya soliter. Saat mematuk atau mengais tanah, merak tetap melakukan gerakan waspada. Kewaspadaan ini biasanya ditandai dengan ditegakkannya leher ke atas dengan kepala diam seakan sedang mengamati dan mendengarkan kondisi di sekitarnya. Penggunaan waktu merak dalam mencari makan terbagi menjadi dua, yaitu pagi dan sore hari. Setelah turun dari tempat tidurnya di pagi hari, merak makan di sepanjang jalan menuju tempat minum atau tempat berteduh. Kemudian di sore hari, merak keluar dari tempat berteduhnya, dan akan makan di sepanjang jalan menuju tempat minum dan tempat tidurnya. Kadang, merak melakukan aktivitas makan pada saat berteduh atau berlindung. Hal ini teramati pada saat merak sedang berteduh di bawah pohon mengkuduan (M. tinctoria) di savana dan pada saat merak berlindung di atas pohon serut di hutan pantai. Kebutuhan merak akan air dipenuhi dengan mencari sumber-sumber air tawar di habitatnya. Jika tidak menemukan air tawar, merak akan minum di sumber air payau. Sumber air tawar di areal penelitian terdapat di sekitar Bukit Bekol, savana tengah, dan sumber air manting di hutan pantai. Sedangkan sumber air payau untuk minum merak terdapat di Kelor, Kalitopo, dan kubangan Bama.
Gambar 17. Kelompok merak sedang makan sambil berjalan (Doc.: Puroso 2006)
Gambar 18. Sekumpulan merak di kubangan Bekol (Doc.: Septania 2006)
Gambar 19. Merak sedang makan di sekitar kubangan Bama (Doc.: Septania 2006)
Merak
adalah
hewan
yang
sangat
waspada
dan
tajam
penglihatannya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa merak merupakan satwa pertama yang mengetahui kehadiran makhluk lain yang dianggap mencurigakan dan membahayakan dibandingkan hewan lain seperti rusa. Kewaspadaan merak juga bisa teramati pada saat pengamat melakukan nyanggong. Pengamat harus melakukan adaptasi terhadap merak untuk melakukan pengamatan pada saat naik pohon. Karena ketika terlihat kejanggalan seperti terlihatnya pengamat atau peralatan penelitian (tangga
atau tali), merak tidak akan mau mendekat lokasi tersebut. Hal ini berarti bahwa merak merekam kondisi lokasi pada hari sebelumnya. Ketinggian pohon sebagai titik pengamatan bervariasi, dari 3 meter sampai 7 meter dari permukaan tanah.
Gambar 20. Merak sedang mencari makan di pinggir jalan di hutan musim bersikap waspada (Doc.: Septania 2006)
Melakukan pengamatan tumbuhan sebagai pakan merak juga tidak mudah. Merak termasuk hewan yang sangat awas dan waspada. Sebagian besar merak waspada (kepala tegak dan berbunyi tak..tak..tak..) pada jarak 20 meter. Sedikit sekali merak yang bisa teramati sampai jarak 7 meter jika dia tidak menyadari kejanggalan dan kehadiran pengamat. Namun jika pengamat melakukan gerakan sedikit saja, merak akan terbang menjauh.