e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA KARTU HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KUMARA YASA Ni Luh Putu Eka Wati1, I Nyoman Wirya2, I Nyoman Jampel3 1Jurusan Pendidikan Guru PAUD 2 Jurusan (Teknologi Pendidikan) 3 Jurusan (Teknologi Pendidikan) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail :
[email protected] nyomanwirya2,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa setelah menerapkan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media Kartu Huruf pada anak Kelompok B semester II TK Kumara Yasa Tegallinggah tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.Subjek penelitian adalah 16 anak TK pada kelompok B Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 .Data penelitian tentang perkembangan bahasa dikumpulkan dengan metode observasi. Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskritiptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together media kartu huruf pada siklus I sebesar 62,50% yang berada pada kategori rendah ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84,35% tergolong pada kategori tinggi. Jadi terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak sebesar 21,85%. Kata-kata kunci:
Model Pembelajaran Number Head Together, Kemampuan Bahasa, Media Kartu Huruf
Abstract This study aims to determine the improvement of language skills after applying Model Number Head Together assisted learning media in children Cards Letter Group B second semester Yasa Tegallinggah Kumara Kindergarten school year 2014/2015 . This research is an action research conducted in two cycles . Subjects were 16 kindergarten children in group B the first semester of academic year 2013/2014 . Data collected research on language development by the method of observation . The data were then analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative analysis methods. The results of the data analysis showed that an increase in the development of children's language learning model with the application of Number Head Together media card letters in the first cycle of 62.50 % which low category was experiencing an increase in cycle II to 84.35 % belong to the higher category . So an increase in child language development by 21.85 % . Key words : Learning Model Number Head Together , Language Skills , Media Card Letter
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat sampai enam tahun sebelum memasuki pendidikan dasar. Menurut Undangundang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sapai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-kanak untuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Dengan usia pra sekolah yang merupakan rentangan umur 4-6 tahun, anak-anak bisa mengembangkan segala aspek-aspek perkembangannya dengan baik dan bertahap karena pada rentangan umur ini merupakan masa yang paling baik untuk menanamkan aspek-aspek perkembangan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Pendidikan sebagai suatu proses, baik berupa pemindahan maupun penyempurnaan akan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan
kepada anggota masyarakatnya, kepada peserta didik. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 bahwa “tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi lingkup perkembangan nilai agama, moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa serta sosial emosional kemandirian”. Selain itu, alasan yang pokok ialah anak usia dini merupakan masa yang sangat cemerlang untuk dilakukan dan diberikan pendidikan. Banyak ahli menyebutnya masa tersebut sebagai golden age, yaitu masa-masa keemasan yang dimiliki oleh seorang anak. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa pada saat lahir otak bayi membawa potensi sekitar 100 miliar yang pada proses berikutnya selsel dalam otak tersebut berkembang dengan begitu pesat menghasilkan ber triliun-triliun sambungan antar neuoron. Kemudian pada usia ini, 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Sejalan dengan itu, pendapat lain menyebutkan bahwa sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia terjadi ketika berumur 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa usia dini (0-6/8 tahun) merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan, guna merangsang kecerdasan anak supaya dapat berkembang dengan optimal. Atas dasar inilah, penting kiranya dilakukan pendidikan anak usia dini dalam rangka memaksimalkan kemampuan dan potensi anak. Dengan beberapa definisi tersebut, kiranya sudah jelas dan mengerti tentang anak usia dini. Pendidikan disini lebih pada
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak untuk dapat berkembang dengan lebih baik. Seperti halnya anak pada TK Kumara Yasa Tegalinggah, anak ini merupakan anak yang tergolong ke dalam kelompok anak usia dini. Anak ini tentunya juga memiliki aspek-aspek pengembangan, namun ada satu hal yang menjadi perhatian khusus peneliti dalam hal ini menyangkut aspek pengembangan bahasa pada anak di kelompok B. Menurut observasi awal, kemampuan berbahasa lisan dalam mengenal simbol-simbol huruf pada anak kelompok B diperoleh sebagai berikut: yang diberikan kegiatan tersebut hanya 4 orang anak (25%) yang mampu melakukannya dengan baik, 5 (31%) anak yang mampu tapi masih dibantu, dan 7 (44%) lagi belum mampu melakukannya. Ini berarti kemampuan bahasa lisan anak dalam menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal berada pada kriteria rendah. Berdasarkan hasil presentase tersebut, perkembangan anak pada kemampuan bahasanya sangat jauh sekali, sehingga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pada aspek perkembangan anak yang seharusnya berjalan dengan optimal. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa berbagai faktor mempengaruhi kemampuan bahasa anak. Faktorfaktor tersebut ada dua yaitu faktor internal yang mecakup intelegensi, disiplin anak, minat anak dan konsentrasi anak yang kurang memperhatikan proses pembelajaran yang diberikan di sekolah. Selain faktor internal tersebut, terdapat juga faktor eksternal yang mencakup cara guru mengajar dan perhatian orang tua di rumah terhadap perkembangan anaknya. Dikemukakan bahwa anak di kelompok B kemampuannya menguasai dan memahami bahasa masih rendah, karena semestinya ini mengacu pada kemampuan anak dalam bidang bahasa.Bahasa merupakan suatu bentuk penyampaian
pesan terhadap segala sesuatu yang diinginkan. Bahasa didefinisikan sebagai sarana komunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini, tercangkup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata,simbol, lambang, gambaran, atau lukisan (Syamsu Yusuf dan Nani M:62). Menurut Miller, “bahasa merupakan urutan kata-kata, bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu bentuk penyampaian pesan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan isyarat atau gerak menyampaikan informasi mengenai tempat dan waktu. Tanpa bahasa suatu penyampaian pesan atau informasi tidak akan berarti dan bermakna. Gerlach dan Ely menyebutkan bahwa “media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menjadikan, memproses, dan mejelaskan informasi lisan atau visual”. Menurut Association for Education and Communication technology (AECT), “media dedifinisikan sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”. Sedangkan Education Assocation (NEA), mengartikan “media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan, baik dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional”. Dalam hal ini guru dapat mengupayakan suatu metode dalam membaca dan alat pembelajaran yaitu “Permainan Kartu Huruf yang disusun sesuai dengan kata yang ada pada gambar buah-buahan”. Permainan ini bertujuan untuk melatih kemampuan otak kanan anak untuk mengingat
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) gambar dan kata - kata sehingga pembendaharaan kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini. Untuk itu penggunaan media kartu huruf memerlukan suatu model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Number Heads Together. Model Number Heads Together merupakan salah satu model untuk meningkatkan atau memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan mementapkan penguasaan perolehan hasil belajar.Dengan model ini anak diberikan kesempatan pada anak untuk bisa memahami hubungan antara bunyi dan bentuk serta anak dapat belajar keaksaraan dengan suasana yang menyenangkan sehingga dapat memberikan pengalaman yang nyata dan menarik bagi anak. Setelah dilaksanakan penelusuran lebih jauh maka diketahuilah bahwa pengenalan berbahasa tidak dilaksanakan dengan baik dimana pembelajaran tentang pengenalan berbahasa dilaksanakan tanpa memberikan kesempatan bagi anak untuk bertanya dan aktif dalam suatu kegiatan (tanya jawab). Dan juga pemanfaatan media sangat kurang karena guru menggunakan media yang monoton seperti gambnar-gambar yang lama, majalah sehingga anak cendrung cepat bosan dan kurang memahami tentang keaksaraan yang diajarkan guru. Untuk mempermudah mengenal simbol-simbol huruf vokal dan konsonan, membuat gambar atau coretan tentang cerita mengenai gambar yang dibuat sendiri, menyebutkan benda-benda yang huruf awalnya sama, menghubungkan gambar/benda dengan kata, membaca gambar yang memiliki kata/kalimat sederhana, menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan dengan yang diungkapkan, menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya, membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat sederhana dengan menunjuk beberapa
kata yang dikenalinya, mengucapkan syair lagu sambil diiringi senandung lagunya, membaca nama sendiri dengan lengkap dan menulis nama sendiri dengan lengkap. Untuk mempermudah proses pembelajaran ini perlu dilaksanakan secara perlahan dan bertahap serta menggunakan media yang menarik dan menyenangkan bagi anak, dengan demikian anak akan dapat mudah mengenal keaksaraan. Seiring berjalannya waktu telah terbukti bahwa apabila menggunakan media yang telah direncanakan akan mendapatkan hasil yang positif dalam belajar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diangkat beberapa permasalahan sebagai berikut: (1) metode yang digunakan oleh guru sudah lama, (2) media yang digunakan tidak menarik dan menyenangkan bagi anak, (3) kemampuan keaksaraan anak di kelas ini rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu tindakan agar pemahaman tentang keaksaraan dapat meningkat.Model pembelajaran yang cocok dan sesuai dapat digunakan oleh guru sehingga dapat meningkatkan pemahaman tentang keaksaraan.Selain itu media juga berperan penting dalam mengenalkan pemahaman keaksaraan pada anak. Bertitik tolak dari permasalahan di atas maka penulis melaksanakan penelitian mengenai penggunaan media kartu huruf melalui permainan untuk meningkatkan pemahaman tentang bahasa pada anak usia dini. Penulis mengangkat judul Penerapan Model Number Heads Together berbantuan Media Kartu Huruf untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Lisan pada Anak kelompok B Tahun Pelajaran 2013/2014 di Taman Kanakkanak Kumara Yasa Tegallinggah. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 pada bulan Pebruari 2014. Penelitian
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) tindakan kelas ini dilaksanakan pada Kelompok B di TK Kumara Yasa Tegallinggah dalam kegiatan pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah anak TK Kumara Yasa tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 16 orang dengan 9 orang anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah kemampuan anak berbantuan media kartu huruf dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak pada anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Yasa Tegallinggah dalam kegiatan pembelajaran kemampuan bahasa. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK), menurut Agung (2010:2) “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional”. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam proses siklus. Siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus menjadi praktisi (yang memberikan tindakan) dan berkolaborasi dengan guru. Siklus I (a) Rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan padatahap ini adalah: (1) menyamakan persepsi dengan guru mengenai kemampuan bahasa pada anak usia dini, (2) menyiapkan materi yang akan diajarkan, (3) menyusun rencana kegiatan harian (RKH), (4) menyiapkan media kartu huruf, serta (5) menyiapkan instrumen penilaian berupa pedoman observasi. (b) Pelaksanaan, pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dipersiapkan, (c) Evaluasi/Observasi, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan anak dalam proses pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi meliputi: (1) mengobservasi guru dalam mengajar di kelas dari membuka pelajaran, menyampaikan materi sampai menutup pelajaran, dan (2) mengobservasi anak dalam proses bermain. (d)Refleksi, tahap Refleksi dilakukan untuk menilai, mengkaji dan mempertimbangkan dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi maka dapat dilakukan perbaikan kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rencana refleksi ini adalah mengkaji hasil penelitian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dan jika terjadi kendala, akan dicari pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus selanjutnya. Dalam mendapatkan sebuah data yang diinginkan dalam penelitian ini maka disusun kisi-kisi instrumen penilaian untuk memudahkan proses penelitian yang dilakukan. Dengan menggunakan kisi-kisi ini sebagai instrumen pengumpulan data, diperlukan juga lembar observasi untuk penilaian anak agar penlitian ini dapat berjalan dengan baik. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan bahasa dalam menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua metode yaitu metode analisis statistik deskriptif, dan metode deskriptif kuantitatif. Kedua jenis metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut. Agung mengatakan bahwa ada dua jenis metode analisis statistik yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik iferensial. Dalam hubungan ini Agung (210:76) menyatakan bahwa:
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Metode analisis stasisik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik angka brata-rata (Mean), Median (Me), Modus (Mo), untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu untuk menggambarkan keadaan suatu ojek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum.
yang berjumlah 16 orang.. Dari pebahasan distribusi frekuensi kemampuan bahasa anak berbantuan media kartu hurufpada anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Yasa Tegallinggah pada Siklus I dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut. 8 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok B TK Kumara Yasa Tegallinggahdengan jumlah anak 16 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana siklus I terdiri dari lima kali pertemuan, yaitu lima kali pertemuan untuk pembelajaran dan dilakukan evaluasi, sedangkan pada siklus II terdiri dari lima kali pertemuan, yaitu lima kali pertemuan untuk pembelajaran dan dilakukan evaluasi. Siklus I, pertemuan satu sampai lima menerapkan RKH (lampiran 08), dan diadakan evaluasi setelah pembelajaran pada siklus I (lampiran 09). Sedangkan pada siklus II untuk pertemuan pertama sampai lima menerapkan RKH (lampiran14), dan diadakan evaluasi setelah pembelajaran pada siklus II (lampiran 15). Data yang dikumpulkan adalah mengenai hasil belajar anak terhadap kemampuan berbahasa anak dengan penerapan model pembelajan Number Head Together berbantuan media kartu huruf. Selanjutnya data yang telah didapat tersebut dianalisis dengan menggunakan model-model yang diterapkan sebelumnya. Hasil analisisnya dipaparkan sebagai berikut. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada 1 Maret 2014 sampai dengan 30 April 2014. Siklus I dilaksanakan selama lima kali pertemuan, dan pada akhir pembelajaran langsung mengevaluasi hasil belajar dan memberikan penilaian kemampuan bahasa anak kelompok B
2 0 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar. 4.1 Grafik Tentang Kemampuan BahasaAnak di TKKumara Yasa Tegallinggah pada Siklus I Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo> Me> M (14,00=14,00>12,50), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data kemampuan bahasa anak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together pada siklus I merupakan kurve juling negatif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor kemampuan bahasa anak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan mediakartu huruf kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Yasa Tegallinggah cenderung rendah. Dari hasil pengamatan dan temuan penulis selama pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat bebarapa masalah yang menyebabkan tingkat kemampuan bahasa anak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media kartu huruf anak kelompok B pada TK Kumara Yasa Tegallinggah masih berada pada kriteria rendah, sedangkan dari hasil
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) kemampuan bahasa anak masih perlu ditingkatkan pada siklus II. Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I antara lain: (a) anak masih terlihat bingung dengan metode pemberian tugas dan tanya jawab yang diterapkan oleh peneliti, anak belum mampu bekerja secara mandiri, (b) beberapa anak kurang aktif dalam mengikuti kegiatan, dan belum mengerti dengan media yang digunakan, (c) banyak anak yang kurang terfokus pada kegiatan yang dilaksanakan sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah sebagai berikut : (a) menjelaskan kembali model pembelajaran yang diterapkan. Hal ini bertujuan agar anak mampu bekerja secara mandiri dan meningkatkan pengetahuannya sehingga dalam pertemuan berikutnya anak akan lebih terbiasa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (b) menjelaskan media yang akan digunakan dalam kegiatan serta memperagakan cara kerja sehingga anak mengerti dan memahami media/alat peraga yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, (c) membimbing dan mendampingi anak dalam proses pembelajaran serta memberikan stimulus untuk memotivasi anak agar bisa terfokus pada kegiatan pembelajaran dengan memberikan nilai. Nilai yang diberikan disesuaikan dengan hasil yang ditunjukkan. Siklus II juga dilakukan sama seperti siklus I yaitu dilaksanakan selama lima kali pertemuan, lima kali untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali untuk refleksi. Pertemuan pertama pada siklus II yaitu menerapkan RKH (lampiran), pertemuan kedua menerapkan RKH (lampiran), pertemuan ketiga menerapkan RKH (lampiran), pertemuan keempat menerapkan RKH (lampiran), pertemuan kelima menerapkan RKH (lampiran).
Dari angka rata-rata (M%) = 84,35% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima, seperti yang terlihat pada tabel 4.6 M% berada pada tingkat penguasaan 80-89 %yang berarti bahwa kemampuan bahasaanak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media kartu hurufpada anak kelompok B di TK Kumara Yasa Tegallinggah pada siklus II berada pada kriteria tinggi. Melalui proses perbaikan kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan tindakan siklus I maka pada pelaksanaan di siklus II telah tampak adanya peningkatan proses pembelajaran yang diperlihatkan berbantuan peningkatan kemampuan bahasa anak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Togetherberbantuan media kartu huruf pada anak TK kelompok B di TK Kumara Yasa Tegallinggah. Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut: (a) secara garis besar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan oleh peneliti, sehingga kemampuan anak meningkat dan sesuai dengan harapan, (b) anak yang awalnya sangat kurang aktif dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran menjadi sangat aktif, (c) dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran kemampuan kognitif anak sudah meningkat yang awalnya rendah menjadi tinggi, (d) peneliti dalam hal ini berperan sebagai guru yang memberikan bimbingan pada anak apabila ada anak yang belum memahami kegiatan yang sedang dilaksanakan. Secara umum proses kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media kartu huruf sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata persentase (M%) dari siklus I ke siklus II, sehingga peneliti memandang penelitian ini cukup sampai di siklus II dan tidak
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) dilanjutkan ke siklus berikutnya.Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan model pembelajaran Number Head Togetherberbantuan media kartu huruf ternyata dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak.Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai kemampuan berbahasaanak dapat diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskritif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase kemampuan bahasa anak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media kartu huruf pada anak kelompok B semester II di TK Kumara Yasa Tegallinggah pada siklus I sebesar 62,50 % dan rata-rata persentase perkembangan bahasaanak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Togetherberbantuan media kartu huruf pada anak kelompok B di TK Kumara Yasa Tegallinggah pada siklus II sebesar 84,35 % ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase perkembangan bahasa anak dari siklus I ke siklus II sebesar 62,50 % (rendah) menjadi 84,35% (tinggi). Terjadinya peningkatan kemampuan bahasa anak pada saat penerapan model pembelajaran Number Head Togetherberbantuan media kartu huruf yang menarik dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disebabkan oleh rasa tertarik anak pada kegiatan dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa dengan penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak pada kelompok B semester II di TK Kumara Yasa Tegallinggah, dan oleh karenanya strategi pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Dari penjelasan distribusi frekuensi
kemampuan bahasa anakdengan penerapan model pembelajaran Number Head Together berbantuan media kartu huruf pada anak kelompok B semester II di TK Kumara Yasa TegallinggahTahun Pelajaran 2013/2014 pada Siklus II dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut. 8 6 4 2 0 13 14 15 16 17 18 19
Gambar. 4.2 Grafik Tentang Kemampuan Bahasa Anak di TK Kumara Yasa Tegallinggah pada siklus II Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo< Me< M(16 ,00 = 16,00 < 16,87 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data kemampuanbahasa anak dengan penerapan model pembelajaran Number Head Togetherberbantuan media kartu hurufpada siklus II merupakan kurve juling positif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor kemampuanbahasadengan penerapan model pembelajaran Number Head Togetherberbantuan media kartuhurufpada anak-anak TK kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Yasa Tegallinggah pada siklus II berada pada kreteria tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bahwa penerapan model pembelajaran
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Number Head Together berbantuan media kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan bahasa pada anak kelompok B Tahun Pelajaran 2013/2014 Di Taman Kanak-kanak Kumara Yasa Tegallinggah dapat meningkatkan persentase hasil belajar anak. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan Bahasa pada anak pada siklus. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I, dapat diketahui pencapaian kemampuan Berbahasa berbantuan media kartu huruf sebesar 62,50% menjadi sebesar 85.00% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : (1) kepada anak disarankan dalam melakukan kegiatan pembelajaran lebih aktif, dengan memperhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung ehingga kemampuan yang diperoleh benarbenar berkembang sesuai dengan taraf perkembangan kemampuan anak. (2) Kepada guru, disarankan lebih kreatif, inovatif dan aktif dalam menyiapkan media pembelajaran dan memilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, sehingga anak lebih tertarik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan suasana pembelajaran akan menyenangkan. (3) Kepada Kepala Sekolah, disarankan agar mampu memberikan informasi tentang metode pembelajaran dan media belajar pada proses pembelajaran yang nantinya mampu meningkatkan kemampuan Berbahasa anak. (4) Kepada peneliti lain hendaknya dapat melaksanakan PTK dengan berbagai metode dan media pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam melakukan suatu peneltian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gede. 1997. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Ganesha. Aisyah, Siti, dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Allen, D. 1995. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Allen, Eillen, K. dan Lynn R. Marotz. 2010. Profil Perkembangan Anak, Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta: PT Indeks. Amri, S & Ahmadi I, K (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Apriliani, Ni Wayan. 2013. Penerapan Model Number Heads Together dengan Media Dadu Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok A Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 di TK Saraswati Denpasar. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini FIP Undiksha, Singaraja 25 Juni 2013. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Pedoman Evaluasi Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2003. Pedoman Penyusunan Silabus TK. Jakarta: Departemen Pedidikan dan Kebudayaan. Depdiknas, 2004, Kurikulum 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Krismanto, 2003. Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. PPPG Matematika Yogyakarta. Moedjiono dan Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Muslimin. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press. Nurhadi.
2004. Penerbit Jakarta.
Kurikulum 2004. PT. Grasindo,
Dhieni, Nurbiana, dkk. 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadlillah, Muhammad, 2012, Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Pratiwi, Yuni. dkk. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fridani, Lara, dkk. 2008. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Seefeldt, Carol & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan ANak Usia Dini, Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: PT Indeks,.
Gunarti, Winda, dkk. 2008. Metode Pengembangan Prilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Hidayat, Heri, 2003, Aktivitas Mengajar Anak TK. Bandung: Kartasis. Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Koyan,
I Wayan. 2007. Statistika Terapan (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja: Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.