TIN NGKAT PENGETA P AHUAN IB BU NIFAS S TENTAN NG IN NFEKSI LUKA L PER RINEUM DI RSU A ASSALAM M GEMOL LONG SR RAGEN KARYA A TULIS IL LMIAH D Diajukan Un ntuk Memennuhi Salah Saatu Syarat Tugas Akhir P Pendidikan D Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : F FIDIYANTII NIIM : B10.021
PR ROGRAM M STUDI DIPLOMA D A III KEB BIDANAN N SEKOLA AH TINGG GI ILMU KESEHA ATAN KU USUMA HU USADA SUR RAKART TA 2013
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘’Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSUD Assalam Gemolong Sragen.’’ Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1.
Ibu Dra.Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku ketua Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Siti Nurjanah, SST selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan teori dan metode penelitian dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4.
Ibu dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen yang telah memberikan izin dalam pengambilan data awal.
5.
Seluruh Dosen Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukanmasukan dari semua pihak yang berupa masukan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta,
Juni 2013
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 FIDIYANTI B10 021 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI LUKA PERINEUM DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN (xv + 43 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 16 lampiran) ABSTRAK Latar Belakang : Infeksi pada ibu nifas disebabkan oleh beberapa factor antara lain adanya robekan pada perineum sebagai akibat rupture spontan dan episiotomi. Apabila pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum rendah akan memungkinkan terjadinya infeksi. Karena perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada perineum. Berdasarkan studi pendahuluan di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas mengetahui tentang infeksi masa nifas dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang infeksi masa nifas luka perineum. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen 2013. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriftif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen pada bulan Desember 2012 – Januari 2013 dengan sampel ibu nifas normal sebanyak 30 orang menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik total Sampling. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner tertutup sedangkan teknik analisa data univariat. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen 2013 dapat dikatagorikan pengetahuan cukup 25 responden (83,33), pengetahuan baik 3 responden (10,00%) dan pengetahuan kurang 2 responden (6,67%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen 2013 adalah cukup.
Kata kunci : Pengetahuan Nifas, Infeksi Perineum. Kepustakaan : 22 literatur (2004-2012)
vi
MOTTO ¾ Sesungguhnya, sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah SWT, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al.An’aam : 162) ¾ Siapa yang bersungguh – sungguh dalam proses pencarian, maka ia akan menemukan apa yang akan dicarinya. (Thomas Aquinas) ¾ Banyak orang gagal karena tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan sukses ketika menyerah. (Thomas Alpha Edison) ¾ Man jadda wajada, siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan berhasil. ¾ Dengan do’a dan usaha yakinlah tangan Tuhan akan merubah angan jadi nyata. (Usman Hawali) ¾ Hidup tanpa ilmu itu buta dan hidup tanpa agama itu binasa. ¾ Esok bisa berlalu, maka bangunlah dari harapan kosongmu yang tak berguna. (Fatkur rozaq A)
PERSEMBAHAN 1. Allah SWT yang senantiasa melindungi dan selalu memberikan kemudahan dalam setiap langkah ku. 2. Bapak dan Ibu ku tersayang yang selalu mencukupi kebutuhanku dengan usaha yang tak pernah mengenal kata lelah dan kasih sayang, cinta kasihnya selama ini serta senantiasa mendo’akan ku dalam setiap sujudnya. Dan kedua adik tercintaku Abdul Azis dan Bait Cahya Maulana, kalian adalah penyemangat hidupku. Serta terima kasih pada pacarku Usman Hawali yang selalu mendukung dan setia menemaniku dalam suka dan duka selama ini.
vii
3. Seluruh dosen dan staf STIKes KUSUMA HUSADA
SURAKARTA,
terutama
dosen
akbid terima kasih dan ibu Siti Nurjanah, SST terima kasih atas bimbingannya selama ini. 4. Teman-teman kost Wisma Husada (Novel, Ririn, Upic, Purwanti) serta teman - teman jelajah dan kelas 3A seper-juanganku yang selalu berjalan bersama di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 5. Serta saya ucapkan terimakasih banyak kepada saudari saya Ahsun Inayati dan fitriani mu’in yang selalu menemaniku dan menuntunku untuk tetap selalu istiqomah dijalan-Nya. Jazakillah ukhti.
viii
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
vii
CURICULUM VITAE ..................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .................................................................
5
F. Sistematika Penulisan ............................................................
6
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
BAB III
BAB IV
1.
Pengetahuan ....................................................................
8
2.
Nifas ................................................................................
13
3.
Infeksi Perineum .............................................................
19
B. Kerangka Teori.......................................................................
25
C. Kerangka Konsep ...................................................................
26
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ...............................
28
D. Instrumen Penelitian ..............................................................
29
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
32
F. Variabel Penelitian .................................................................
33
G. Definisi Operasional ..............................................................
33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................
34
I.
36
Etika Penelitian ......................................................................
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................
38
B. Hasil Penelitian ......................................................................
39
C. Pembahasan ............................................................................
40
D. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
41
xi
8
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................
42
B. Saran.......................................................................................
43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1 Perubahan Tinggi dan Berat Uterus Masa Nifas ...........................
15
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner ....................................................................
30
Tabel 3.2 Validitas Kuisioner .......................................................................
31
Tabel 3.3 Definisi Operasional .....................................................................
34
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi ...................................................
39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ..................................................................................
xiii
40
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori...........................................................................
25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................
26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Responden
Lampiran 5.
Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6.
Lembar Kuesioner dan lembar jawaban
Lampiran 7.
Surat ijin uji validitas
Lampiran 8.
Surat balasan ijin uji validitas
Lampiran 9.
Hasil uji validitas
Lampiran 10.
Hasil uji reliabilitas
Lampiran 11.
Permohonan ijin penggunaan lahan
Lampiran 12.
Pemberian ijin penelitian
Lampiran 13.
Data tabulasi kuisioner
Lampiran 14.
Data Perhitungan manual
Lampiran 15.
Tabel r Product Moment
Lampiran 16.
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut
Survei
Demografi
Kesehatan
Indonesia
(SDKI)
2010
menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 125 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN (Dinkes, 2010). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Hal ini menempatkan upaya penurunan angka kematian ibu sebagai program prioritas pemerintah (Maulana, 2010). Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali (Muslihatun, 2011). Persalinan sering kali menyebabkan perlukaan jalan lahir. Luka yang terjadi ringan tetapi sering kali juga terjadi luka yang berbahaya. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga persalinan berikutnya (Sumarah, 2009). Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-organ reproduksi pulih seperti keadaan sebelum hamil. Infeksi nifas adalah infeksi pada traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2010).
1
2
Kasus infeksi dapat terjadi pada kehamilan, persalinan dan nifas. Infeksi pada ibu nifas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya robekan pada
perineum
sebagai
akibat
ruptur
spontan
dan
episiotomi
(Manuaba, 2008). Fase penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor termasuk ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien dan cara perawatan luka perineum yang tepat. Laserasi atau episiotomi yang terinfeksi akan tampak kemerahan dan bengkak (Weeler, 2004). Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), sehingga apabila pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum rendah kemungkinan terjadinya infeksi akan lebih besar karena kesalahan dalam perawatan luka perineum. Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang
dapat
menyebabkan
timbulnya
infeksi
pada
perineum
(Sujiyatini, dkk 2010). Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan, sehingga dalam hal ini bidan berhak menangani perawatan luka perineum (Ariyanti, 2009).
3
Menurut data yang diperoleh dari Rekam Medik di RSU Assalam Gemolong Sragen data ibu nifas selama bulan Januari sampai bulan Oktober 2012 terdapat 360 ibu nifas dengan persalinan spontan, ibu nifas yang melahirkan dengan tindakan operasi caesar sebanyak 482 ibu nifas. Sedangkan rata-rata jumlah ibu nifas dengan persalinan spontan tiap bulannya sekitar 30 ibu nifas. Dan infeksi luka perineum ibu nifas sebanyak 10 ibu nifas. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data yaitu dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas mengetahui tentang infeksi masa nifas luka perineum dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang infeksi masa nifas luka perineum. Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis
merumuskan
masalah
sebagai
berikut
“Bagaimana
Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen?”.
4
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.
2. Tujuan Khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum pada tingkat baik di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum pada tingkat cukup baik di RSU Assalam Gemolong Sragen.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum pada tingkat kurang baik di RSU Assalam Gemolong Sragen.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang infeksi luka perineum.
2.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan
dan
pengetahuan lebih lanjut mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum.
5
3.
Bagi Institusi a.
Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan masukan untuk peningkatan kualitas mengenai ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b.
Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tambahan dan informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya pada ibu nifas tentang infeksi luka perineum.
4. Bagi Ibu Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu nifas mengenai infeksi luka perineum.
E. Keaslian Penelitian Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya: 1. Dwi Rahayu (2006) dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Jahitan Perineum di UPTD RSD Kota Surakarta”. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian dalam kategori baik sejumlah 56%, kategori cukup 32,35% dan kategori kurang baik sejumlah 11,77%.
6
2. Tri Makarti (2006) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Ibu Nifas”. Penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di RSUD Surakarta. Teknik
pengumpulan
data
dengan
wawancara.
Hasil
penelitian
menunjukkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya ibu nifas mayoritas kategori baik sejumlah 51 %, kategori cukup 32%, kategori kurang baik 12%. Persamaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada jenis metode penelitian, sedangkan perbedaannya terletak pada tempat, waktu, sampel dan hasil penelitian.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas lima bab yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan gambaran tentang Karya Tulis Ilmiah, latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan teori yang meliputi: Pengetahuan mencangkup
pengertian,
fungsi,
sumber,
faktor
yang
mempengaruhi, proses adopsi perilaku, cara memperoleh; Nifas yang mencangkup pengertian, tujuan asuhan masa nifas, perubahan fisiologis pada ibu nifas, tahap masa nifas; luka robekan perineum
7
yang mencangkup robekan perineum, derajad robekan perineum, penanganan, perawatan luka perineum;
infeksi perineum yang
mencangkup pengertian, cara terjadinya infeksi, penyebab infeksi, tanda dan gejala, faktor yang mempengaruhi; Pengobatan luka perineum yang mencangkup cara pengobatan luka perineum; Kerangka Teori dan Kerangka Konsep. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan metodologi yang akan digunakan dalam penelitian, jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, alat atau instrumen penelitian – penelitian, teknik atau metode pengumpilan data, variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis data dan etika penelitian serta jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan
terhadap
sesuatu
objek
tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan manusia diperoleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. b. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain – lain). Yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu (Knowledge) Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterang apa adanya. Termasuk dalam katagori ini adalah kemampuan mengenali atau
8
9
mengingat kembali hal – hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts). 2) Memahami (Comprehention) Pemahaman di artikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterprestasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Aplication) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisa (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur –unsur atau komponen – komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian – bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
10
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2010) c. Fungsi Pengetahuan Mendorong manusia ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk
mengorganisasikan
pengalamannya.
Adanya
unsur
pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata, atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar, 2007). d. Pengukuran pengetahuan Pengukuran
pengetahuan
dapat
dilakukan
dengan
cara
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo,2007). e. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
11
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. 2) Pekerjaan Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan sosial ekonomi seseorang berpengaruh kepada pengetahuan. 3) Informasi/media masa Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam – macam media masa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. 4) Usia Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
12
5) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi kerena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 6) Sosial Budaya Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. f. Kategori Pengetahuan Menurut
Riwidikdo
(2009),
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum maka digunakan perhitungan sebagai berikut: 1)
Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2)
Cukup
: Bila nilai responden mean – 1 SD x mean + 1 SD
13
3)
Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2.
Nifas a.
Pengertian Nifas 1) Nifas adalah periode setelah melahirkan sampai pulihnya organ reproduksi seperti keadaan normal sebelum hamil, yang lamanya 6-8 minggu (Kurniawan dan Mirzanie, 2009). 2) Nifas yaitu dimulai setelah setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Wiknjosastro, 2008).
b.
Tujuan Asuhan Masa Nifas Semua kegiatan mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan penelitian. Tujuan dari perawatan nifas ini adalah : 1) Memulihkan kesehatan umum penderita, dengan : a) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan. b) Mengatasi anemia. c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi. d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah.
14
2) Mempertahankan kesehatan psikologis. 3) Mencegah komplikasi dan infeksi. 4) Memperlancar pembentukan air susu ibu ( ASI ). 5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa
nifas
selesai
dan
memelihara
bayi
dengan
baik.
( Bahiyatun, 2009). c.
Tahap Masa Nifas Menurut Suherni dkk (2009), tahapan masa nifas dibagi 3 tahap yaitu : 1) Puerpurium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2) Puerpurium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genetalia, kira-kira antara 6-8 minggu. 3) Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulan, bahkan tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya.
d.
Perubahan Fisiologi pada Ibu Nifas 1) Involusio Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
15
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya involusio (Wiknjosastro, 2008). Tabel 2.1. Perubahan tinggi dan berat uterus masa nifas. Involusi Tinggi Fundus Berat Diameter Uteri Uteri Uterus Uterus Plasenta lahir 7 hari (minggu 1) 14 hari (minggu 2) 6 minggu
Setinggi pusat
1000 gram Pertengahan pusat 500 dan simpisis gram Tidak teraba 350 gram Normal 60 gram Sumber : Ambarwati dan Wulandari (2008)
12,5 cm 7,5 cm 5 cm 2,5 cm
2) Involusio tempat plasenta Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta sekitar 6 minggu (Sujiyatini dkk, 2010). 3) Rasa nyeri atau mules-mules (after pains) Disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perasaan mules ini lebih terasa bila sedang menyusui. Perasaan sakit bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah didalam kavum uteri (Wiknjosastro, 2008).
16
4) Lochea Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas. Lochea mengalami
perubahan
karena
proses
involusio.
Lochea
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina normal, baunya amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya
berbeda-beda
pada
setiap
wanita
(Pusdiknakes, 2003). Menurut Sujiyatini dkk (2010), jenis Lochea, yaitu : a)
Lochea Rubra (Cruenta) Keluar pada hari pertama sampai hari ketiga, berwarna merah kehitaman. Terdiri dari darah segar bercampur sisasisa selaput ketuban, vernik caseosa, rambut lanugo dan meconeum.
b) Lochea Sanguinolenta Terjadi pada hari ketiga sampai hari ketujuh, berwarna merah kuning. Sisa darah bercampur lendir. c)
Lochea Serosa Terjadi pada hari ketujuh sampai hari keempat belas, berwarna kekuningan/kecoklatan. Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
17
d) Lochea Alba Terjadi pada hari keempat belas ke atas, berwarna putih. Mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut mati. Sedangkan lochea patologi ada 2, yaitu : a) Lochea purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau. b) Lochiostasis Lokia tidak lancar keluarnya. 5) Serviks Bentuk serviks agak menganga seperti corong, disebabkan oleh karena korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk seperti cincin. Warna serviks sendiri menjadi merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah (Wiknjosastro, 2008). 6) Endometrium Tempat implantasi plasenta akan timbul thrombosis, degenerasi, dan nekrosis. Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 cm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin, setelah 3 hari permukaan endometrium akan rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi (Wiknjosastro, 2008).
18
7) Ligamen – Ligamen Ligamen – Ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meragang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang
ligamentum
rotundum
menjadi
kendor
yang
mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak jarang pula
wanita
mengeluh
‘’kandungannya
turun’’
setelah
melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor (Sujiyatini dkk, 2010). 8) Perubahan pada vulva, vagina dan perineum. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugea dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol. Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5 perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan (Sujiyatini dkk, 2010).
19
3.
Infeksi Perineum a.
Pengertian Infeksi nifas adalah infeksi pada traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2002). Infeksi luka perineum adalah infeksi yang disertai dengan pembengkakan
dan
perubahan
warna
pada
luka
perineum
(Sujiyatini dkk, 2010). b. Cara Terjadinya Infeksi Menurut Wiknjosastro (2008), cara terjadinya infeksi melalui: 1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksa dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. 2) Droplet Infection yaitu sarung tangan atau alat – alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau pembantu – pembantumya. 3) Dalam rumah sakit biasanya banyak kuman – kuman pathogen berasal dari penderita – penderita dengan berbagai jenis infeksi. 4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban. 5) Infeksi Intrapartum gejala – gejala dapat terlihat pada waktu berlangsungnya persalinan, biasanya terjadi pada partus lama, air ketuban sudah pecah, beberapa kali dilakukan pemeriksa.
20
c.
Penyebab infeksi karena bakteri 1) Streptococcus haemoliticus aerobicus Merupakan penyebab infeksi yang berat, khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen atau berasal dari penderita lain, alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain. 2) Staphylococcus aureus Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum. Stafilokokus banyak ditemukan di rumah sakit dan dalam tenggorokan orangorang yang nampaknya sehat. 3) Esherichia coli Kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing atau rectum dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius. 4) Clostridium welchii Infeksi dengan kuman ini, yang bersifat anerobik jarang ditemukan, akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering terjadi pada abortus kriminalis (Wiknjosastro, 2008).
d.
Tanda dan gejala infeksi perineum Menurut (Sujiyatini dkk, 2010), tanda dan gejala infeksi perineum adalah:
21
1) Infeksi lokal a)
Pembengkakan luka perineum.
b) Terjadi pernanahan. c)
Perubahan warna lokal.
d) Pengeluaran lokea bercampur nanah. e)
Mobilisasi terbatas karena nyeri.
f)
Temperature badan dapat meningkat.
2) Infeksi general a)
Tampak sakit dan lemah
b) Temperature meningkat diatas 39żC c)
Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
d) Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak. e)
Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
f)
Terjadi gangguan involusio uterus.
g) Lokea berbau, bernanah dan kotor. e.
Faktor-faktor yang mempengarui penyembuhan luka perineum Menurut Suwiyoga (2004), faktor-faktor yang mempengarui penyembuhan luka perineum yakni: 1) Gizi Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengarui terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.
22
2) Keturunan Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein - kalori. 3) Sarana prasarana Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam
perawatan
perineum
akan
sangat
mempengaruhi
penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik. 4) Budaya dan Keyakinan Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan makan telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengarui penyembuhan luka. f.
Cara Perawatan Luka Perineum Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian daerah perineum memberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah tersebut dan mengurangi sakitnya (Farrer, 2009). Waktu perawatan menurut (Farrer, 2009) adalah sebagai berikut:
23
1) Saat mandi, pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut setelah terbuka maka kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut demikian pula pada perineum ibu untuk itu perlu dilakukan pembersihan perineum. 2) Setelah BAK (Buang Air Kecil), pada saat buang air kecil kemungkinan besar bisa terjadi kontaminasi air seni pada rectum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 3) Setelah BAB ( Buang Air Besar), pada saat buang air besar diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perinium yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan. Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka (Nurhayati, 2009) g. Pengobatan perineum menurut (Saifuddin, 2010) yaitu: 1) Jika terdapat pus atau cairan buka dan diraih luka tersebut 2) Angkat kulit nekrotik dan jahitan subkutis dan lakukan debridement, jangan angkat jahitan fasia. 3) Jika infeksi hanya superficial dan tidak meliputi jaringan dalam, pantau akan timbulnya abses dan berikan antibiotika.
24
a) Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari. b) Ditambah metronidazol 400 mg per oral sehari selama 5 hari. 4) Kompres luka dan minta pasien untuk kompres sendiri. 5) Minta ibu untuk mengganti baju, pembalut dan menjaga hygiene. h. Cara perawatan perineum Perawatan perineum yang baik dapat menghindarkan hal berikut ini: 1) Infeksi Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangaat menunjang perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. 2) Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih atau pun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komlikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
25
B. Kerangka Teori Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi tentang konsep – konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan (Silalahi, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Infromasi/ media d. Usia e. Lingkungan f. Sosial Budaya
Pengetahuan
Tingkat pengetahuan 1. Tahu 2. Memahami 3. Menerapkan 4. Analisa 5. Sintesis 6. Evaluasi
Infeksi Luka Perineum 1. Pengertian 2. Cara terjadinya infeksi 3. Penyebabi nfeksi karena bakteri 4. Tanda dan gejala infeksi perineum 5. Faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum 6. Cara perawatan luka perineum 7. Pengobatan perineum
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Wawan dan Dewi (2011)
26
C. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002).
Baik Variabel Penelitian Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Informasi/ media d. Usia e. Lingkungan f. Sosial Budaya
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan dan hasil penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2010). Penelitian deskiriptif kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena dengan berbentuk angka-angka (Hidayat, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan penulis untuk
memperoleh
data
studi
penelitian
yang
dilaksanakan
(Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2012 – 31 Januari 2013.
27
28
C. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah ibu nifas normal dengan persalinan spontan di Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen bulan Januari sampai Oktober 2012 terdapat 360, Rata – rata jumlah ibu nifas dengan persalinan spontan tiap bulannya sekitar 30 ibu nifas.
2. Sampel Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2006), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka dapat di ambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi menjadi sampel. Karena populasi 30 responden, maka populasi dijadikan sampel. 3.
Teknik pengambilan sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
29
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik total Sampling yaitu jika jumlah populasi dijadikan sampel dalam penelitian (Arikunto, 2010).
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah lembar kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang halhal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorable) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (¥) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Berikut Kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini:
30
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Indikator Penelitian Pengetahuan ibu a. Infeksi nifas tentang infeksi b. Infeksi luka perineum perineum c. Cara terjadinya infeksi d. Penyebab infeksi e. Tanda gejala infeksi f. Faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka g. Tujuan perawatan luka Jumlah Item
No Item Favorable Unfavorable 2 1 3
Jumlah item
27
5, 9, 26
4
7
4
2
6, 8, 12, 14, 29
10, 11, 13, 15
9
17, 30
16, 18, 28
5
19, 20, 22, 24
21, 23, 25
7
15
30
15
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diujikan terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas di lakukan di RSUD Surakarta kepada 30 ibu nifas normal dengan 30 pernyataan. 1.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan komputerisasi menggunakan program SPSS for windows versi 21, dengan rumus product moment dari Pearson yaitu:
2 1
31
ݎ௫௬ୀ
ಿ σ ೊషσ Ǥσ
ට൛ಿ σ ೣమ షሺσ ሻ;ൟ൛ಿ σ ೊమ Ȃሺσ ೊሻ;ൟ
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Untuk melihat apakah suatu item pernyataan valid, maka angka
korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu pernyataan dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dimana r tabel adalah 0,361, dengan taraf signifikan 0,05. Uji validitas telah dilakukan di RSUD Surakarta kepada 30 ibu nifas normal didapatkan hasil sebagai berikut :
2.
Valid
Tidak Valid
28
2
Tabel 3.2 Validitas Kuesioner No. soal yang tidak valid 22 24
Nilai r Hitung 0,278 0,250
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2005).
32
Reliabilitas internal menunjukan keadaan instrument yang diperoleh berdasarkan uji coba data dan instrument tersebut. Dalam penelitian terhadap gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum hanya dilakukan uji coba reliabilitas internal dalam satu kali pengetesan terhadap responden. Menurut Arikunto (2012), teknik perhitunganya dengan rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
ݎଵଵ ൌ
݇
Keterangan:
െ ͳ൨ ቈͳ െ
σ ߪܾ; ߪ ଶݐ
r11
: Reliabilitas Instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ıb²
: Jumlah varians butir
ıt²
: Varians total Dengan menggunakan Alfha Cronbach, kuesioner dikatakan
reliabel apabila nilai reliabilitas instrumen > 0,75 (Riwidikdo, 2010). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 21 diperoleh nilai alfa sebesar 0,899. Oleh karena itu nilai alpha > 0,75 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2007). Pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui pengumpulan:
33
1. Data primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder pada penelitian ini yaitu data ibu nifas normal yang didapatkan dari rekam medis Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen 2013 meliputi jumlah, nama, dan umur yang didapat dari data Rekam Medik.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum.
G. Definisi Opersional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010)
34
Tabel 3.3 Definisi operasional Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Ordinal ibu nifas diketahui ibu nifas tentang infeksi luka tentang yaitu infeksi luka perineum infeksi nifas, infeksi perineum perineum, cara terjadinya infeksi, penyebab infeksi, tanda dan gejala infeksi, faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka, tujuan perawatan luka perineum.
Kategori Baik (x) > mean + 1 SD Cukup Mean – 1SD <x < mean + 1SD Kurang (x) < mean – 1SD
(Riwidikdo, 2010)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data Setelah
data
terkumpul,
maka
langkah
yang
dilakukan
beikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut (Arikunto, 2010) adalah: a.
Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai segera dilengkapi.
35
b.
Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c.
Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
2.
Analisis Data Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut (Riwidikdo, 2010), untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum maka digunakan perhitungan sebagai berikut: 4) Baik
: Nilai responden yang diperroleh (x) > mean + 1 SD
5) Cukup : Nilaai responden mean – 1 SD x + 1 SD 6) Kurang : Nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
36
Menurut (Riwidikdo, 2009), rumus mean yaitu:
ܺ ൌ
σݔ ݊
Keterangan: X
: Rata-rata (mean)
x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku (standar deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai – nilai (data) terhadap rata – ratanya. Dengan rumus menurut (Riwidikdo, 2010)
Keterangan : SD
: Simpangan baku
x
: nilai responden
n
: jumlah responden
Rumus prosentase untuk ibu nifas tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum menurut tingkat pengetahuan. ൌ
ͳͲͲΨ
37
I.
Etika Penelitian Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut (Hidayat, 2007), meliputi: 1.
Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat
yang
dilakukannya
penelitian.
Setelah
diberikan
penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2.
Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing-masing lembar tersebut.
3.
Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasian semua informasi yang diperoleh oleh subjek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen. Rumah sakit RSU Assalam Gemolong Sragen berdiri pada tahun 2003 dengan nama Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Assalam yang beralamat di DesaNgembat Padas Gemolong Sragen Jawa Tengah. RSU Assalam Gemolong dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat, maka RSIA Assalam padaakhir tahun 2008 berbenah untuk mengembangkan statusnya menjadi Rumah Sakit Umum (RSU). Pada tanggal 15 juni 2011 status badan hukum RSU Assalam berpindah dari KOPINKES ASSALAM menjadi PT. Wahyu Isma Putra untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum (RSU) Assalam selama 5 tahun. RSU Assalam melaksanakan pelayanan yaitu pelayanan Medik Rawat Jalan, Pelayanan Medik Rawat Inap terdiri dari bangsal umum / Anak terdiri dari kamar VIP kelas I, II, III dan Ruang Isolasi. Bangsal Kebidanan dan Kandungan, kamar bayi (Perinatologi), kamar bersalin dan kamar operasi. Pelayanan medik terdiri dari Laboratorium, Radiologi, Instalasi Farmasi (Apotik) dan Pemeriksaan EKG.
38
39
B. Hasil Penelitian Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong SragenTahun 2013. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong. Sragen dengan metode deskriftif kuantitatif. Dan jumlah responden 30 ibu nifas normal dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Standar Deviasi Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen Sumber : Data Primer Diolah, 2013
22,57
1,81
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen. No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1 2 3
Baik Cukup Kurang Total
3 25 2 30
10,00 83,33 6,67 100,00
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen dapat dikategorikan pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (83,33%), pengetahuan baik sebanyak 3 responden (10,00%), dan pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (6,67%).
40
C. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka
perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen
kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 25 responden (83,33%). Tingkat
pengetahuan
yang
baik
pada
responden
mungkin
dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang lebih banyak serta pendidikan yang tinggi. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum pada tingkatan baik yaitu sebanyak 3 responden (10,00%). Pada tingkat baik ini responden mampu menjawab hampir semua soal dengan baik terutama soal mengenai infeksi luka perineum. Tingkat pengetahuan responden yang kurang baik kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya konsentrasi responden dalam menerima informasi dan pengalaman. Responden dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 2 responden (6,67%) yang tidak mampu menjawab pertanyaan dengan baik soal – soal tentang infeksi luka perineum. Menurut Notoatmodjo (2007), faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya faktor pendidikan dan faktor umur, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang di milikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai – nilai baru yang di perkenalkan.
41
Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang maka ingatannya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang di dapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal.
D. Keterbatasan Penelitian 1.
Kendala Tempat penelitian letaknya cukup jauh dari kampus ataupun tempat tinggal peneliti, sehingga peneliti tidak bisa melakukan penelitian setiap hari.
2.
Keterbatasan a.
Kuesioner Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya menjawab benar atau salah dan jawaban mereka belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
b.
Variabel Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen yang berjumlah 30 responden. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan : 1. Tingkat pengetahuan baik tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen sebanyak 3 responden (10,00%). 2. Tingkat pengetahuan cukup tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen sebanyak 25 responden (83,33%). 3. Tingkat pengetahuan kurang tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen sebanyak 2 responden (6,67%).
B. Saran 1. Bagi RSU Assalam Gemolong Sragen Diharapkan pihak RSU dapat meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan pada ibu nifas tentang infeksi luka perineum. 2. Bagi Ibu Nifas Diharapkan untuk lebih aktif mengikuti penyuluhan dan lebih banyak mencari informasi tentang infeksi luka perineum melalui media massa, sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang baik tentang infeksi luka perineum.
42
43
3. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian dengan variabel yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. 2007. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Bahiyatun, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC. Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC. Dewi, M dan Wawan, T. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Farrer, H. 2009. Perawatan Maternitas. Jakarta : ECG. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Kurniawan, M. 2009. Obgynacea. Yogyakarta : TOSCA Enterprise. Makarti, T. 2006. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Ibu Nifas di RSUD Kota Surakarta. Surakarta. STiKes Kusuma Husada. Karya Tulis. Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Muslihatun, W.N. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nurhayati. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba. Rahayu, D. 2006. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Jahitan Perineum di UPTD RSD Surakarta. Surakarta. STiKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press. Saifuddin, AB. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya. Sujiyatini, dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Yogyakarta : Cyrillius Publisher. Sumarah. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Vitra Maya. Weeler, L. 2004. Asuhan Prenatal dan Pascapartum. Jakarta : EGC. Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.