i Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TIM PENYUSUN PENGARAH : dr. Winarny Abdullah, SP.A Ketua : Anwar, S.Si, Apt Editor : dr. Winarny Abdullah, SpA Abdul Haris Sibadu, SKM,M.Kes Anwar, S.Si, Apt Nimrod Hambuako,SKM,MPH Irnayati Tabalandi, SKM Kontributor : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai, Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) Luwuk, Unit Transfusi Darah (UTD) Banggai, Rumah Sakit Bersalin Irene, Pengelola Program Dinas Kesehatan Kab. Banggai, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes/Poskesdes Se-Kabupaten Banggai Alamat Kantor : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Jalan Ahmad Yani No.2D Luwuk, Sulawesi Tengah No. Telp : 0461-23096,23677, Fax : (0461)-23677 Email :
[email protected] Weblog : dinkesbanggai.wordpress.com Sampul
ii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI 2013
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI LUWUK 2013 iii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
KATA PENGANTAR KASIE INFORMASI,LITBANG DAN DIKLAT KESEHATAN DINAS KESEHATAN KAB. BANGGAI Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013 yang terbit untuk merespon tingginya kebutuhan akan data dan informasi. Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi terkait pemenuhan data dan informasi sebagai landasan pengambilan keputusan yang evidence-based, Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai pada akhirnya berhasil menyusun produk publikasi “Profil Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013”. Buku Profil Kesehatan ini disajikan dalam bentuk hard copy (publikasi cetakan buku), dan dapat diakses dalam Weblog Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai lewat internet : http://www.dinkesbanggai.wordpress.com.
.
Bukan hal mudah untuk dapat menyajikan data yang berkualitas, sesuai kebutuhan dan tepat waktu. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan data dan informasi baik di tingkat layanan kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait dan lintas program berperan terhadap penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Banggai. Pemenuhan kelengkapan data baik dari segi cakupan wilayah maupun indikator merupakan masalah utama yang ditemui dalam rangka penyusunan profil yang tepat waktu. Selain itu, dalam menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Banggai diperlukan komitmen bersama di tingkat layanan kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait dan lintas program dalam mewujudkan penyediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Pengelola data dan informasi kesehatan juga harus menjadikan pengelolaan data dan informasi sebagai komponen prioritas dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan telah melakukan banyak upaya agar data dan informasi yang disajikan pada Profil Kesehatan Kabupaten Banggai dapat hadir lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kami sangat berharap dengan hadirnya “Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013” ini, kebutuhan terhadap data dan informasi kesehatan di semua lini, baik institusi pemerintah, institusi swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya dapat terpenuhi dengan baik. Profil Kesehatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan dalam mengukur kinerja program pembangunan kesehatan di Kabupaten Banggai yang iv Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
berguna bagi perencanaan program pembangunan kesehatan berikutnya. Melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggitingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data dan informasi di tingkat layanan kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait dan lintas program yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013. Semoga, Profil Kesehatan Kabupaten Banggai di masa mendatang dapat menyajikan data yang lebih berkualitas dan dapat terbit lebih cepat. Luwuk,
Juli 2014
Kasie Informasi, Litbang & Diklat Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Anwar, S.Si, Apt Nip. 19651231 200212 1 033
v Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
SAMBUTAN
SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. BANGGAI Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Di samping itu, sesuai amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009, setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi sangat diperlukan dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Penyediaan data dan informasi dilaksanakan melalui serangkaian proses panjang mulai dari hulu sampai hilir. Proses ini dimulai dari pengumpulan data dan informasi dari tingkat layanan kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait, lintas program dilanjutkan dengan pengelolaan data dan informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai. Langkah perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan proses ini perlu dilakukan dari waktu ke waktu. Sebab, tuntutan terhadap pemenuhan data dan informasi yang lengkap dan tepat waktu dari hari ke hari semakin meningkat. Saya menyambut baik terbitnya Profil Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 ini dan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang te lah berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat memenuhi tuntutan ketersediaan data dan informasi untuk dijadikan landasan pengambilan keputusan yang evidence-based dalam Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Banggai. Luwuk,
Juli 2013
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
dr. Winarny Abdullah, SpA Nip. 19630305 199010 2 001
vi Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
DAFTAR ISI
K A T A P E N G A N T A R ............................................................................................ iv SAMBUTAN ....................................................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................... xix BAB I .................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 BAB II GAMBARAN UMUM.......................................................................................... 5 A. KEADAAN GEOGRAFIS ...................................................................................... 5 B.
I K L I M ............................................................................................................ 5
C. KEADAAN PENDUDUK ...................................................................................... 6 D. KEADAAN PENDIDIKAN.................................................................................. 10 E. KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI .............................................................. 11 F. KEADAAN LINGKUNGAN ............................................................................... 13 G. PERILAKU MASYARAKAT .............................................................................. 19 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN................................................................. 24 A. MORTALITAS ......................................................................................................... 24 1. Angka Kematian Neonatal (AKN) ........................................................................ 24 2. Angka Kematian Bayi (AKB) ............................................................................... 25 3. Angka Kematian Balita (AKABA) ........................................................................ 29 4. Angka Kematian Ibu (AKI) ................................................................................... 30 B. MORBIDITAS ........................................................................................................... 33 1. PENYAKIT BERSUMBER PADA BINATANG ................................................ 34 2. PENYAKIT MENULAR....................................................................................... 43 3. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) .................................................................................................................... 50 C. STATUS GIZI ........................................................................................................... 53 BAB IV SITUASI UPAYAKESEHATAN............................................................................ 56 A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK.............................................................. 56 vii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1. Kesehatan Anak ..................................................................................................... 57 2. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil ............................................................................ 58 3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin ......................................................................... 61 4. Deteksi Resiko dan Penanganan Komplikasi ........................................................ 63 5. Kunjungan Neonatal .............................................................................................. 63 6. Pelayanan kesehatan pada bayi .............................................................................. 66 7. Pemberian ASI Eksklusif ....................................................................................... 67 8. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) .................................................................... 69 B. PELAYANAN IMUNISASI..................................................................................... 72 C. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT (USILA) ....................................... 73 D. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT ................................. 74 E. PELAYANAN KESEHATAN DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN ...... 75 F. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG ............................ 76 1. Pemanfaatan Rumah Sakit ...................................................................................... 76 2. Pemanfaatan Puskesmas ......................................................................................... 79 G. UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT................................................................ 80 1. Pengendalian penyakit malaria ............................................................................... 80 2. Pengendalian Penyakit TB Paru ............................................................................ 82 3. Pengendalian penyakit HIV/AIDS ........................................................................ 83 4. Pengendalian penyakit ISPA ................................................................................. 84 5. Pengendalian penyakit KUSTA ............................................................................. 86 6. Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) .................................................... 86 7. Pengendalian Penyakit Polio .................................................................................. 87 H. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR .......... 88 I. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ............................... 89 J. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT ....................................................................... 90 1. Pemantauan pertumbuhan balita ............................................................................. 90 2. Pemberian Kapsul Vitamin A ................................................................................. 91 3. Pemberian Tablet Besi ............................................................................................ 94 BAB V ................................................................................................................................. 98 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN .......................................................................... 98 A. SARANA KESEHATAN .......................................................................................... 98 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ............................................................. 98 2. Rumah sakit .......................................................................................................... 101 3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat .................................................. 102 viii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN .............................................................................. 104 C. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ........................................................ 105 1. Tenaga Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Masyarakat ...................................... 106 2. Jumlah Rasio dan Tenaga Kesehatan .................................................................. 107 BAB VI .............................................................................................................................. 109 P E N U T U P ................................................................................................................... 109
ix Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kompisisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai.......................... 9 Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 .............................................................................................................................. 9 Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai ..................... 34 Tabel 4. Hasil Survey Darah Jari P2. Filariasis Di Beberapa Desa Tahun 2013 ........... 42 Tabel 5. Data Nakes Dilatih MTBS Dan SDIDTK Tahun 2013 ............................................. 58 Tabel 6. Data Nakes Dilatih Manajemen Afiksia & Manajemen BBLR Tahun 2013 .... 58 Tabel 7. Persentase Penolong Persalinan Tahun 2013 ........................................................ 62 Tabel 8. Data NAKES dilatih APN Tahun 2013. ........................................................................ 65 Tabel 9. Jumlah Dukun dan Dukun yang Bermitra Di Kab.Banggai Tahun 2013 ....... 66 Tabel 10. Wilayah Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil Kabupaten Banggai ........ 75 Tabel 11. Indikator Program P2DBD dan Pencapaian Target 2010 - 2013 .................. 87 Tabel 12. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kab. Banggai 2013 ........... 90 Tabel 13. Jumlah, Persentase & Rasio Per 100.000 Penduduk Tenaga Kesehatan .. 108
x Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Banggai ......................................... 7 Gambar 2. Piramida Penduduk Kab.Banggai Tahun 2013 ........................................................ 8 Gambar 3. Persentase Pencapaian Rumah Sehat di Kab.Banggai Tahun 2013 ............. 16 Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS Di Kab. Banggai .................................... 20 Gambar 5. Proporsi Posyandu Menurut Strata Kab.Banggai Tahun 2013 .................... 22 Gambar 6. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013 ...................................................................................................................... 25 Gambar 7. Angka Kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013 .............................................................................................. 26 Gambar 8. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas ........................................................ 27 Gambar 9. Angka Kematian Balita (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013 ............................................................................................. 29 Gambar 10. Angka Kematian Ibu (Per 100.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 ................................................................................................... 30 Gambar 11. Penyebab Kematian Terbesar Pada Ibu Di Kab. Banggai Tahun 2013 .... 31 Gambar 12. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Di Kab.Banggai Tahun ....................... 33 Gambar 13. Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan SST Kabupaten Banggai ................ 34 Gambar 14. Peta Stratifikasi Malaria Berdasarkan Annual Parasit Incidence (API) Tahun 2013 ................................................................................................................... 35 Gambar 15. Angka Kesakitan Malaria (Per 1.000 Penduduk / Permil ) Kabupaten Banggai Tahun 2008 s/d 2013 .......................................................................... 36 Gambar 16. Distribusi Penderita DBD Di Kecamatan Luwuk Di Kabupaten Banggai Tahun 2013 ................................................................................................................... 39 Gambar 17. Jumlah Kasus DBD Per Bulan Di Kab.Banggai Tahun 2010 - 2013 ......... 40 Gambar 18. Angka Kesakitan DBD ( Per 100.000 Penduduk ) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 ..................................................................................................... 40 Gambar 19. Jumlah Penderita Suspect Dan Bta(+) Tb Paru Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013 ............................................................................................................... 44 xi Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 20. Penderita Tb Paru BTA (+) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013 ..................................................................................................................... 45 Gambar 21. Distribusi Penderita Pneumonia Balita Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013............................................................................ 48 Gambar 22. Prevalensi Penyakit Kusta Kab. Banggai Tahun 2008 S/D 2013 ........... 49 Gambar 23. Distribusi Kasus Campak Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013 ..................................................................................................................... 51 Gambar 24. Jumlah Kasus Bblr Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013..................... 54 Gambar 25. Jumlah Kasus Bblr Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013 ............................................................................................................................................. 54 Gambar 26. Keadaan Status Gizi Kabupaten Banggai Tahun 2013 ................................ 55 Gambar 27. Persentase Cakupan Pelayanan K1 & K4 Ibu Hamil Kabupaten Banggai Tahun 2005 s/d 2010 .............................................................................................. 60 Gambar 28. Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas Di Kab. Banggai Tahun 2014 ................................................................................................... 60 Gambar 29. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2008 - 2013 ............................................................................................................................... 62 Gambar 30. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013 ............................................................................ 63 Gambar 31. Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 ..................................................................................... 64 Gambar 32. Persentase Cakupan Neonatus (KN Lengkap) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013 ............................................................................ 65 Gambar 33. Persentase Jumlah Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas ....................... 67 Gambar 34. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif ................................................ 68 Gambar 35. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Menurut Puskesmas....... 69 Gambar 36. Persentase Cakupan Peserta KB Baru Terhadap Pasangan ......................... 70 Gambar 37. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor Kb Baru ............................ 71 Gambar 38. Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia ............... 71 Gambar 39. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor KB Aktif ............................ 72 Gambar 40. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013 .............................................................. 73 xii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 41. Persentase Kelompok Usila Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 ........................................................... 74 Gambar 42. Jumlah Tempat Tidur Di BRSUD Luwuk Di Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 ..................................................................................................................... 77 Gambar 43. Persentase Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Dan Rawat Nginap Di Sarana Pelayanan Kesehatan (Rs,Puskesmas,Klinik Kesehatan) Di Kab.Banggai Tahun 2009 S/D 2013 ................................................................................................ 79 Gambar 44. Target Dan Persentase Pengobatan Malaria..................................................... 81 Gambar 45. Pencapaian Konfirmasi Laboratorium/Mikroskop Malaria (Cakupan PCD) Di Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013 ....................................................................... 81 Gambar 46. Cakupan Penemuan Kasus TB BTA Positif (CDR) Dan Sucsess Rate (SR) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 .......................................................... 83 Gambar 47. Distribusi Jumlah Baduta/Balita Ditimbang Dan BGM ................................. 91 Gambar 48. Distribusi Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A .................................. 93 Gambar 49. Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-1 & Fe-3) Pada Ibu Hamil Kabupaten Banggai Tahun 2009-2013 ............................................................. 95 Gambar 50. Jumlah Puskesmas Dan Rasio Terhadap 100.000 Penduduk ...................... 99 Gambar 51. Jumlah Tempat Tidur di BRSUD Luwuk Tahun 2008 - 2013 .................... 101 Gambar 52. Perkembangan Jumlah Posyandu Kabupaten Banggai ................................ 103 Gambar 53. Alokasi Anggaran Kesehatan Terhadap APBD Kab.Banggai ...................... 104 Gambar 54. Proporsi Anggaran Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2013 .......................... 105 Gambar 55. Jumlah Tenaga Kesehatan Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013................... 106 Gambar 56. Persebaran Nakes Berdasarkan Unit Kerja Kab. Banggai Tahun 2013 . 107 Gambar 57. Persebaran Nakes Berdasarkan Profesi Kab. Banggai Tahun 2013 ....... 108
xiii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8 LAMPIRAN 9 LAMPIRAN 10 LAMPIRAN 11 LAMPIRAN 12 LAMPIRAN 13 LAMPIRAN 14 LAMPIRAN 15 LAMPIRAN 16 LAMPIRAN 17 LAMPIRAN 18
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Kabupaten Banggai Tahun 2013 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Kasus Baru Tb Bta+, Seluruh Kasus Tb, Kasus Pada TB Pada Anak, Dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus HIV, AIDS, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
xiv Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
LAMPIRAN 19 LAMPIRAN 20 LAMPIRAN 21 LAMPIRAN 22 LAMPIRAN 23 LAMPIRAN 24 LAMPIRAN 25 LAMPIRAN 26 LAMPIRAN 27 LAMPIRAN 28 LAMPIRAN 29 LAMPIRAN 30 LAMPIRAN 31 LAMPIRAN 32 LAMPIRAN 33 LAMPIRAN 34 LAMPIRAN 35 LAMPIRAN 36 LAMPIRAN 37 LAMPIRAN 38
Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupeten Banggai Tahun 2013 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Banggai Tahun 2013 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai tahun 2013 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
xv Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
LAMPIRAN 39 LAMPIRAN 40 LAMPIRAN 41 LAMPIRAN 42 LAMPIRAN 43 LAMPIRAN 44 LAMPIRAN 45 LAMPIRAN 46 LAMPIRAN 47 LAMPIRAN 48 LAMPIRAN 49 LAMPIRAN 50 LAMPIRAN 51 LAMPIRAN 52 LAMPIRAN 53 LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 55 LAMPIRAN 56 LAMPIRAN 57 LAMPIRAN 58
Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai 2013 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Desa/Kelurahan UCIi Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas kabupaten Banggai Tahun 2013 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten Banggai Tahun 2013 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
xvi Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
LAMPIRAN 59 LAMPIRAN 60 LAMPIRAN 61 LAMPIRAN 62 LAMPIRAN 63 LAMPIRAN 64 LAMPIRAN 65 LAMPIRAN 66 LAMPIRAN 67 LAMPIRAN 68 LAMPIRAN 69 LAMPIRAN 70 LAMPIRAN 71 LAMPIRAN 72 LAMPIRAN 73 LAMPIRAN 74 LAMPIRAN 75 LAMPIRAN 76 LAMPIRAN 77 LAMPIRAN 78 LAMPIRAN 79 LAMPIRAN 80
Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, Dan Puskesmas kabupaten Banggai Tahun 2013 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Banggai Tahun 2013 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR ) Level I Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Kefarmasian Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten
xvii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
LAMPIRAN 81 LAMPIRAN 82
Banggai Tahun 2013 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Kabupaten Banggai Tahun 2013
xviii Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
DAFTAR SINGKATAN
AKN AKI AKB AKABA API AMI ARI AMP ASI ALOS AFP APK BBLR BOR AIDS ABJ CDR CFR DBD DOTS DO DAK GHPR GDR HIV IMR IPM ISPA IMD JKN KLB KK KIA KP-ASI KB KVA KIE KtA KTR KN LAPAS LOS
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Angka Kematian Neonatal Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita Annual Parasite Incidence Annual Malaria Incidence Acute Respiratory Infection Audit Maternal Perinatal Air Susu Ibu Average Length Of Stay Acute Flaccid Paralysis Angka Partisipasi Kasar Berat Badan Lahir Rendah Bed Occupancy Rate Acquired Immune Deficiency Syndrome Angka Bebas Jentik Case Detection Rate Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue Directory Observe Treatment Shortcourse Drop Out Dana Alokasi Khusus Gigitan Hewan Penular Rabies Gross Death Rate Infant mortality rate Indeks Pembangunan Manusia Infeksi Saluran Pernafasan Akut Inisiasi Menyusui Dini Jaminan Kesehatan Nasional Kejadian Luar Biasa Kepala Keluarga Kesehatan Ibu dan Anak Kelompok Pendukung ASI Keluarga Berencana Kekurangan Vitamin A Komunikasi Informasi Edukasi Kekerasan terhadap Anak Kawasan Tanpa Rokok Kunjungan Neonatal Lembaga Pemasyarakatan Length of stay
xix Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
MDGs MB MTBS MTBM NAPZA NDR POSKESDES PD3I PB PP-ASI PHBS PTT PUS PCD PONED PONEK PMO PSN PMS PUSKESMAS PUSTU PKPR POSYANDU RS SDKI STBP SLLO SDIDTK SPM SR TT TPA TOI TTU UCI UPT UKBM VAR VCT WPS WHA
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Millenium Development Goals Multi Basiler/Kusta Basah Manajemen Terpadu Balita Sakit Manajemen Terpadu Balita Muda Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya Neth Death Rate Pos Kesehatan Desa Penyakit menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Pausi Basiler/Kusta Kering Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pegawai Tidak Tetap Pasangan Usia Subur Passive Case Detection Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif Pengawas Menelan Obat Pemberantasan Sarang Nyamuk Penyakit Menular Seksual Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pembantu Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Pos Pelayanan Terpadu Rumah Sakit Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Survei Terpadu Biologis dan Perilaku Strategy Leadership Learning Organization Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Standar Pelayanan Minimal Sucsess Rate Tetanus Toksoid Tempat Penampungan Air Turn Over Interval Tempat-Tempat Umum Universal Child Immunization Unit Pelaksana Teknis Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat Vaksin Anti Rabies Voluntary, Counseling, and Testing Wanita Penjaja Seks Word Health Assembly
xx Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitun menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan kasus HIV-AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya serta tujuan yang tidak terkait langsung dengan kesehatan yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Sejak terbitnya instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2000
tentang
pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional , perjalanan sosialisasi dan advokasi yang mendorong pelaksanan pengarusutamaan gender dalam pembangunan yang diterjemahkan dalam kebijakan , program dan kegiatan pembangunan sangat dinamis. Mulai dari upaya pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam dokumen perencanaan sampai gender budget statement (pernyataan anggaran responsive gender). Upaya-upaya tersebut utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, diantaranya kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya “overlapping” kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, di setiap unit kerja 1 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
mengumpulkan datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya baik di tingkat pusat maupun daerah. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efisien, masih terjadi redundant data, duplikasi kegiatan, dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya. Hal ini sebagai akibat dari sistem informasi kesehatan yang masih terfragmentasi. Situasi demikian menimbulkan tersendatnya pendistribusian informasi terutama dari sumber data di unit pelayanan kesehatan atau kabupaten/kota ke provinsi dan pusat yang mengakibatkan terjadinya krisis informasi di berbagai unit teknis di pusat.Selain itu terhambatnya aliran komunikasi data baik dari sumber data di daerah ke pengguna di pusat atau sebaliknya, serta terhambatnya aliran komunikasi data antar pengguna atau bahkan tertutupnya sumber informasi untuk diakses oleh pengguna lain, sehingga menyebabkan sulitnya memperoleh informasi yang memadai (lack of informations). Situasi yang demikian pada akhirnya menyulitkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan evidence based. Satu-satunya alat yang dimiliki Dinas Kesehatan adalah adanya Profil Pembangunan Kesehatan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan.Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, AKI-AKB, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Penyajian Profil Kesehatan Indonesia 2013, sebagai alat ukur pencapaian indikator pembangunan kesehatan dibanding target nasional bahkan target MDG’s (Millenium Development Goals), disajikan dalam bentuk peringkat dari tiap indikator, sehingga dapat mengetahui pencapaian setiap indikator pembangunan kesehatan. Dalam penyajiannya, diusahakan untuk ditampilkan berbagai data dan informasi yang menjawab Visi dan Misi pembangunan kesehatan di Kabupaten Banggai dengan menggunakan indikator yang sesuai. Untuk kelancaran proses Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten yang merupakan salah satu produk dari berhasilnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, maka strategi pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan dan perencanaan di bidang sistem informasi kesehatan. 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013 ini terdiri atas 6 (enam) bab, yaitu: Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013 ini serta sistimatika penyajiannya. Bab II - Situasi Umum dan Perilaku Penduduk. Dengan telah selesai dan dipublikasikannya profil Kabupaten Banggai dalam Angka 2013 yang diterbitkan oleh BPS, maka juga kami masukkan data jumlah penduduk tahun 2013 yang merupakan hasil estimasi. Bab ini juga menyajikan tentang gambaran umum, yang meliputi: kependudukan, perekonomian, pendidikan, dan lingkungan fisik; serta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan. Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2013 yang mencakup tentang umur harapan hidup, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Angka kematian pada bayi, balita dan Maternal (ibu) selama beberapa tahun ini menggunakan angka/nilai absolut. Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013, untuk tercapainya dan
berhasilnya
program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan yang di uraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja standar pelayanan bidang kesehatan dan upaya pelayanan kesehatan lainnya. Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Salah satu yang dibahas dalam bab ini adalah ketersediaan Puskesmas dan Rumah Sakit beserta rasionya. Bab VI – Kesimpulan. Menguraikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih 3 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
lanjut dari Profil kesehatan Kabupaten Banggai serta mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Banggai. Lampiran. Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian dan 81 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan responsif gender.
4 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
A. KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Banggai dengan ibukota kabupaten yaitu Kota Luwuk, merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 84 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi astronomi 0030’- 2020’ Lintang Selatan, dan 122023’-124020’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 9.672,70 km2 yang terdiri dari 23 kecamatan dengan 46 Kelurahan, dan 291 desa dan 2 unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Luas Wilayah Kabupaten Banggai sebesar 14,22 persen dari total luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten Banggai sebagai salah satu kabupaten di bagian timur dari propinsi Sulawesi Tengah memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah utara
: Teluk Tomini
b. Sebelah Timur
: Laut Maluku
c. Sebelah Selatan
: Kabupaten Banggai Kepulauan/Teluk Tolo
d. Sebelah Barat
: Kabupaten Tojo Una-una dan Kab. Morowali
Jarak antara Ibukota Kabupaten ke Ibukota Propinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten lain di Sulawesi Tengah : a. Luwuk – Palu
: 610 Km
b. Luwuk – Parigi
: 535 Km
b. Luwuk – Poso
: 388 Km
c. Luwuk – Ampana
: 248 Km
d. Luwuk – Banggai
: 100 Km/66 Mil Laut
c. Luwuk – Salakan
: 61 Km/38 Mil Laut
d. Luwuk – Bungku
: 42 Mil Laut
B. I K L I M a. M u s i m Di Kabupaten Banggai hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin bertiup dari 5 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus dari asia dan samudera pasifik sehingga terjadi musim hujan. Musim hujan ini dapat digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan frekuensi curah hujan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – November. b. S u h u d a n K e l e m b a b a n U d a r a Suhu udara rata - rata di Kab.Banggai ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Sepanjang tahun 2013, suhu udara terendah yaitu 23,30C terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi sebesar 32,10C pada bulan November. Kabupaten Banggai mempunyai kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 82% dan terendah 73% pada bulan Oktober. c . Curah Hujan dan Keadaan Angin Curah hujan di Kabupaten Banggai antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan. Rata-rata curah hujan berkisar antara 82 sampai 466 mm. Hari hujan perbulan antara 10 - 23 hari. Curah hujan tertinggi antara Juli sampai Agustus. Arah angin terbanyak selama tahun 2013 yaitu dari posisi Barat dengan kecepatan rata-rata 7 knot. Kecepatan angin tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Desember.
C. KEADAAN PENDUDUK 1. Pertumbuhan Penduduk Jumlah
penduduk
Kabupaten
Banggai
meningkat
setiap
tahunnya,
pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Banggai tahun 2001 penduduk sebesar 272.078 jiwa, tahun 2002 sebesar 275.223 jiwa, tahun 2003 sebesar 284,275 jiwa, tahun 2004 sebesar 291.592 jiwa, tahun 2005 meningkat menjadi 294.624 jiwa , tahun 2006 sebesar 300.105 jiwa , dan tahun 2007 sebesar 305.798 jiwa, tahun 2008 sebesar 311.669 jiwa, tahun 2009 sebesar 317.653 jiwa, tahun 6 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2010 sebesar 323.872 jiwa, tahun 2011 sebesar 329.769 jiwa, tahun 2012 sebesar 335.999 jiwa, dan tahun 2013 sebesar 342.669 jiwa. Gambar 1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Banggai Tahun 2004 - 2013
Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mengalami laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 1,76 persen per tahun. Laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan, yaitu dari 2,62 persen per tahun periode 1980-1990 menjadi 1,76 persen per tahun selama periode 20002010. 2. K o m p o s i s i P e n d u d u k Struktur atau komposisi umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Banggai tahun 2013, maka disusun sebuah piramida penduduk tahun 2013. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi. Pada 7 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 2 struktur penduduk tahun 2013 berdasarkan kelompok umur termasuk struktur penduduk muda. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) yang masih tinggi. Hal ini menunjukan bahwa angka kelahiran merupakan faktor yang mempengaruhi struktur penduduk. Badan piramida membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Gambar 2. Piramida Penduduk Kab.Banggai Tahun 2013
Struktur penduduk tersebut (gambar 2) bahwa dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif. Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 342.669 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 174.604 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 168.094 jiwa dengan rasio jenis kelamin 103. Angka ini berarti bahwa terdapat 103 laki-laki di antara 100 perempuan. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin seperti tercantum dalam tabel 1.
8 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Tabel 1. Kompisisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai Tahun 2007 s/d 2013 NO
TAHUN
1 2 3 4 5 6 7
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
JUMLAH PENDUDUK 305,798 311,669 317,653 323,872 329,769 335,999 342,669
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
SEX RATIO
154,645 157,614 160,640 165,266 168,445 171,566 174,605
151,153 154,055 157,013 158,606 161,324 164,433 168,094
102.3 102.3 102.3 104.2 104.4 104.3 103.9
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
3. Persebaran Penduduk Dengan luas wilayah 9.672,70 Km2 , Kabupaten Banggai di tahun 2013 mempunyai penduduk sebesar 342.669 jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada diwilayah Kecamatan Luwuk yaitu 35.823 jiwa, terkecil Kecamatan Lobu yaitu 3.541 jiwa. Kepadatan Penduduk di Kabupaten Banggai Tahun 2013 sebesar 35 jiwa/km2. Penduduk terpadat
berada diwilayah Kecamatan Luwuk sebesar 491,94
jiwa/km2 dengan luas wilayah 72,82 km2 dan Kecamatan paling jarang penduduknya berada diwilayah Kecamatan Batui sebesar 14,67 jiwa/km2 dengan luas wilayah 1.062,36 km2. Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 NO
KECAMATAN
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nuhon Simpang Raya Bunta Lobu Pagimana Bualemo Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantoh Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
(km 2)
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH
LUAS WILAYAH 3
DESA KELURAHAN 4
5
1,107.00 243.69 579.00 138.44 957.34 862.00 143.60 196.46 146.50 226.00 220.66 231.64 216.30 246.08 72.82 119.80 169.70 428.72 1,062.36 327.97 221.64 761.31 993.67
20 12 18 10 30 20 10 10 11 10 12 14 13 9 2 1 5 11 7 10 17 24 17
9,672.7
293
Sumber: - Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
9 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
4 3
3
2 8 9 6 3 7
1
46
JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DESA + KELURAHAN
JUMLAH PENDUDU K
TANGGA
TANGGA
per km 2
6
7
8
9
10
20 12 22 10 33 20 10 13 11 10 12 14 13 11 10 10 11 14 14 10 17 25 17
18,933 14,391 19,345 3,541 23,515 17,963 4,238 5,649 4,737 6,891 6,389 11,144 11,185 16,301 35,823 21,792 8,081 10,024 15,590 13,608 19,155 32,490 21,914
339
342,699
2,682 2,680 2,674 2,672 2,695 2,682 3713 3,735 2,673 4325 4210 2,676 2,675 6619 11362 7879 4736 5,030 2,669 2,672 2,679 2,686 2,679 89,103
7.06 5.37 7.23 1.33 8.73 6.70 1.14 1.51 1.77 1.59 1.52 4.16 4.18 2.46 3.15 2.77 1.71 1.99 5.84 5.09 7.15 12.10 8.18 3.85
17.10 59.05 33.41 25.58 24.56 20.84 29.51 28.75 32.33 30.49 28.95 48.11 51.71 66.24 491.94 181.90 47.62 23.38 14.67 41.49 86.42 42.68 22.05 35
D. KEADAAN PENDIDIKAN Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan karakter manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Laju perubahan sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disejajarkan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kemudian menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dalam upaya peningkatan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Beberapa program pemerintah telah diupayakan sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan mutu pendidikan, sebagai contoh adalah dari program wajib belajar 9 tahun. Tingkat partisipasi penduduk Kabupaten Banggai di bidang pendidikan relatif sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari Angka Partisipasi
Kasar
(APK)
penduduk usia 7-12 tahun (usia ideal di bangku SD) sudah
mencapai
108,87
dan APK penduduk usia 1315 tahun (usia ideal di bangku
SLTP)
sebesar
72,03 persen. Sedangkan APK penduduk usia 16-18 tahun (usia ideal di bangku SLTA) sebesar 69,85 persen. Kualitas di bidang 10 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
pendidikan dapat dilihat dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Selama periode 2010-2012 terjadi penurunan angka melek huruf yaitu dari sebesar 95,94 persen menjadi 95,01 persen. Namun rata-rata lama sekolah menurun dari 8,87 tahun (tahun 2010) menjadi 7,90 tahun pada tahun 2012. Angka ini menunjukkan bahwa program wajib belajar 9 tahun belum sepenuhnya tercapai. Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banggai terlihat masih rendah yaitu hampir 8 tahun. Artinya secara rata-rata penduduk Kabupaten Banggai hampir menyelesaikan pendidikan kelas 8 pada jenjang pendidikan SMP. Belum tercapainya target program wajib belajar 9 tahun di Kabupaten Banggai dapat dikarenakan masih terdapat 0,65 persen penduduk usia 7-12 tahun dan 13,01 persen penduduk usia 13-15 tahun yang putus sekolah. Sebanyak 32,17 persen penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Banggai tamat SD/MI; 19,76 persen tamat SLTP/MTs; 19,98 persen tamat SMU/SMK/MA; dan hanya 6,90 yang tamat sarjana. E. KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI Perkembangan ekonomi Kabupaten Banggai secara umum cukup membaik dimana pertumbuhannya meningkat dengan cukup meyakinkan pada lima tahun terakhir ini. PDRB tahun 2012 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp 6.482.465 juta sedangkan berdasarkan harga konstan (2000) mencapai Rp 2.737.508 juta. Berdasarkan perkembangan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan terdapat tiga sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam pembentukan
PDRB
Kabupaten
Banggai.
Berdasarkan
peranan
masing-masing menunjukan sektor
pertanian
merupakan sektor dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banggai dengan peranan
sebesar
44,61
persen, sedangkan sektor bangunan berada diurutan kedua dengan peranan 11 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
sebesar 12,66 persen, untuk sektor jasa-jasa berada diurutan ketiga dengan peranan sebesar 11,43 persen. Sektor lainnya yang cukup dominan seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran;
angkutan dan komunikasi; industri; dan
keuangan masing-masing mempunyai peranan 8,78 persen;,7,15 persen; 6,53 persen dan 6,07 persen terhadap total PDRB Kabupaten Banggai. Sektor lainnya memberikan peranan dibawah lima persen. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai tahun 2012 mencapai 16,59 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Sektor yang mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan tahun sebelumnya adalah sektor bangunan yang mencapai pertumbuhan 49,36 persen dan sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai pertumbuhan 35,54 kenaikannya
lebih
tinggi
dibandingkan
tahun
sebelumnya.
persen, Tingginya
pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian disebabkan tingginya NTB pertambangan khususnya pertambangan non-migas sehingga nilai tambah bruto pada sektor pertambangan dan penggalian meningkat. Adapun sektor lainnya seperti sektor pertanian mencapai pertumbuhan 9,43 persen. Sektor industri pengolahan mencapai pertumbuhan 8,06 persen, sedangkan sektor listrik dan air bersih 15,82 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai pertumbuhan 11,04 persen.
Sektor angkutan dan
komunikasi mencapai pertumbuhan 30,65 persen. Sektor keuangan 25,46 persen dan sektor jasa-jasa pertumbuhannya meningkat sebesar 15,59 persen. Perkembangan PDRB Perkapita tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai 19.376.032 rupiah, sedangkan berdasarkan harga konstan (2000) mencapai 8.182.389 rupiah. Dilihat dari sisi penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku, sebagian besar PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai 4.012.677 juta rupiah atau menyerap sekitar 61,90 persen dari total PDRB Kabupaten Banggai. Selain itu, kegiatan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga mempunyai kontribusi cukup besar yaitu senilai juta rupiah atau sekitar 17,41.
12 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
F. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) bahwa kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang harus diatasi bersama. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti: akses air minum berkualitas, akses terhadap sanitasi layak, rumah tangga kumuh dan rumah sehat. 1. Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Syaratsyarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, diantaranya adalah sebagai berikut :
Parameter mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum yang di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel,
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna,
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5.
13 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Dalam rangka pencapaian target Renstra tentang persentase kualitas air minum berkualitas dengan salah satu target prioritas adalah persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan, dalam hal ini adalah air minum yang didistribusikan oleh PDAM dengan target tahun 2013 sebesar 95%. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya kemungkinan munculnya penyakit berbasis air (waterborne disease) karena air merupakan salah satu media lingkungan yang berperan dalam penyebaran penyakit melalui media pertumbuhan mikrobiologi serta adanya kemungkinan terlarutnya unsur kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Sebagai salah satu pengawasan kualitas air minum PDAM, dilakukan uji petik terhadap kualitas air minum PDAM secara eksternal. Penghitungan dilakukan dengan membandingkan jumlah sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah seluruh sampel air minum yang diambil pada jaringan distribusi PDAM. Persentase hasil pemeriksaan kualitas air minum PDAM yang memenuhi syarat mikrobiologi di Kabupaten banggai sebesar 95,15%, lebih tinggi dibandingkan target Renstra tahun 2012. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa di Kabupaten banggai mempunyai kualitas air minum PDAM yang baik, karena dari jumlah sampel yang diuji nilainya 100% memenuhi syarat mikrobiologi. Amanat Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada Pasal 6 disebutkan bahwa : 1.
Air minum yang dihasilkan dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan,
2.
Air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilarang didistribusikan kepada masyarakat. Upaya pengawasan kualitas air sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum, dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai pengawasan eksternal dan penyelenggara air minum sebagai pengawasan internal. Selain itu diatur pula mengenai adanya upaya penyampaian informasi 14 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
tentang data kualitas air minum oleh penyelenggara air minum ke dinas kesehatan kabupaten/kota serta upaya penyampaian kondisi kualitas air oleh pemerintah daerah di wilayahnya. Seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk minum, sementara itu persediaan air tanah yang selama ini menjadi sumber utama air minum telah mengalami pencemaran, rumah tangga kini mulai beralih kepada produk air minum dalam kemasan/isi ulang. Produk ini merupakan salah satu solusi untuk konsumsi air minum karena produk dapat langsung diminum dan telah melalui proses produksi. Sementara menurut definisi MDGs air minum kemasan dan isi ulang tidak termasuk dalam sumber air minum layak. Hal ini dikarenakan air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah lain. 2. Rumah Sehat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 162 dan 163 mengamanatkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untu mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 163 ayat 2 mengamanatkan bahwa lingkungan sehat antara lain mencakup lingkungan permukiman. Untuk menjalankan amanat dari pasal tersebut, maka untuk penyelenggaraan penyehatan permukiman difokuskan pada peningkatan rumah sehat. Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dan
Permenkes
Nomor
:
1077/PER/V/MENKES/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). Pencapaian rumah sehat di Kabupaten Banggai sebesar 65,26%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yang ditetapkan sebesar 60%. Pada Gambar 2.29, pencapaian tertinggi rumah sehat terdapat di Puskesmas Bonebakal sebesar 97,7%, Puskesmas Teku sebesar 94,9% dan Puskesmas Kampung Baru sebesar 89,3%. Capaian terendah rumah sehat terdapat di Puskesmas Balantak sebesar 39,6%, 15 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Puskesmas Saiti sebesar 46,5% dan Puskesmas Nuhon sebesar 50,2%. Gambar 3. Persentase Pencapaian Rumah Sehat di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Salah satu strategi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan rumah sehat adalah memperkuat jejaring penyehatan permukiman hingga tingkat daerah (provinsi dan kabupaten/kota) bekerja sama dengan tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Kader PKK tersebut dapat diberdayakan sebagai kader kesehatan lingkungan yang menilai rumah dengan instrument kartu rumah. 3. Tempat – Tempat Umum Sehat Tempat-tempat umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh orang banyak ,dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. TTU sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Selama tahun 2013 dari 42 fasilitas TTU yang dilaporkan sebanyak 100 % telah dilakukan pemeriksaan dan 100 % yang memenuhi syarat (sehat). Jenis TTU yang dimaksud adalah Hotel, dan sarana kesehatan. Serta untuk tempat pengelolaan makanan (TPM) yang diperiksa berupa usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa 16 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
boga atau katering, rumah makan/restoran , depot air minum, kantin dan makanan jajanan sebanyak 316 TPM yang telah diperiksa yang memenuhi syarat adalah 261 TPM (82,59 %) sedangkan yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi 55 TPM (17,41 %). (Persentase TTU dan TPM yang memenuhi syarat kesehatan dan higiene sanitasi dapat dilihat pada lampiran tabel 64 dan 65). 4. Akses Terhadap Air Bersih Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air ledeng, sumur pompa tangan (SPT), sumur gali, penampungan air hujan, air kemasan, dan lainnya. Hasil pemeriksaan di beberapa Puskesmas pada tahun 2013 terhadap 91.772 keluarga, persentase keluarga yang memiliki air bersih jenis kemasan sebesar 0.1 %, ledeng sebesar 37,6 %, SPT sebesar 0,2 %, SGL sebesar 5,2 %, (PAH, Kemasan dan Lainnya masing-masing 104,2 %). tahun 2012 terhadap 91.772 keluarga, persentase keluarga yang memiliki air bersih jenis kemasan sebesar 0.1 %, ledeng sebesar 37,6 %, SPT sebesar 0,2 %, SGL sebesar 5,2 %, (PAH, Kemasan dan Lainnya masing-masing 104,2 %). Tahun 2011 sebanyak 90.104 Keluarga, persentase keluarga yang memiliki air bersih jenis kemasan sebesar 2.7 %, ledeng sebesar 25,7 %, SPT sebesar 0,5 %, SGL sebesar 7,4%, (PAH, Kemasan dan Lainnya masing-masing 4,8 %). Data tahun 2010 dengan jumlah keluarga sebesar 90.474 Keluarga, yang diperiksa Sarana Air Bersih (SAB) sebanyak 56.108 Keluarga (62 %), persentase keluarga yang memiliki air bersih jenis ledeng sebesar 39 %, SPT sebesar 12,8 %, SGL sebesar 48,2%, (PAH, Kemasan dan Lainnya masing-masing 0,2 %). Pada tahun 2009 dengan jumlah keluarga sebesar 56.505 Keluarga, yang diperiksa Sarana Air Bersih (SAB) sebanyak 56.505 Keluarga (100 %), persentase keluarga yang memiliki sarana air bersih jenis ledeng sebesar 41,6 %, SPT sebesar 14,8 %, SGL sebesar 43,5%, (PAH, Kemasan dan Lainnya masing-masing 0,2 %).(Persentase keluarga yang memiliki akses air bersih dapat dilihat pada lampiran tabel 64). Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2007 (community based), Penggunaan air kemasan di rumah tangga mengalami peningkatan hampir 3 kali lipat dibanding tahun 2004, yaitu dari 2,6% menjadi 7,0%, terutama di perkotaan dan kelompok masyarakat kaya. Penggunaan air perpipaan mengalami penurunan, dari 17,8% pada tahun 2004 menjadi hanya 16,8%. Dengan demikian pencapaian 17 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
target MDG’s tahun 2015 sebesar 57,4%, akan mengalami kesulitan. 4. Rumah Tangga Menurut Sarana Jamban Keluarga Sistem pembuangan kotoran manusia sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
dan
resiko
penularan
penyakit,
khususnya
penyakit
saluran
pencernaan.Klasifikasi sarana pembuangan kotoran dilakukan berdasarkan atas tingkat resiko pencemaran yang ditimbulkan.Dalam hal ini system pembuangan kotoran manusia dibedakan dalam 4 (empat) jenis sarana yaitu leher angsa, plengsengan, cemplung/cubluk, dan lain-lain. Di Kabupaten Banggai tahun 2013 dengan jumlah Keluarga sebesar 88.484 KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga sebanyak 82.601 Kepala Keluarga, dan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 39.908 KK (88,3%). Tahun 2012 dengan jumlah Keluarga sebesar 88.484 KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga sebanyak 82.601 Kepala Keluarga, dan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 39.908 KK (88,3%). Tahun 2011 dari 90.104 Kepala Keluarga (KK) sebanyak 55.190 Kepala Keluarga yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 39.908 KK (72,3%). Tahun 2010 dengan jumlah Keluarga sebesar 90.474 KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga sebanyak 55.880 Kepala Keluarga.69 % Kepala Keluarga memiliki Jamban, dan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 26.691 KK (69,3%). Tahun 2009 dengan jumlah Keluarga sebesar 80.877 KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga sebanyak 50.046 Kepala Keluarga. 100 % Kepala Keluarga memiliki Jamban, dan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 28.241 KK (56,43%). Tahun 2008 dari 49.146 Kepala Keluarga (KK) diperiksa 100 % memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 26.691 KK (54,31%). (Persentase keluarga yang memiliki Sarana Sanitasi Dasar (Jamban,Tempat Sampah,SPAL) dapat dilihat pada lampiran tabel 66) Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 (community based), Data Sarana Jamban Keluarga meliputi pemanfaatan dan jenis Sarana Jamban Keluarga. Secara nasional penggunaan jamban sendiri tidak mengalami peningkatan, yaitu tahun 2004 sebesar 60,4% dan 60,6% tahun 2007, tetapi di Propinsi Sulawesi Tengah persentase penggunaan jamban sendiri masih relatif rendah, hanya 45,4%. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Banggai yang tidak menggunakan jamban untuk BAB 41.6 % masih di atas angka nasional (21,9%). 18 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
G. PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu persentase Rumah tangga ber perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Kawasan Tanpa Rokok, persentase Posyandu Purnama dan Mandiri serta Poskesdes. 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber-PHBS. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu: (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI ekslusif, (3) menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah. Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai prilaku dan lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut : (1). Sehat 1 yaitu bila keluarga berperilaku positif kurang dari 25 % dari jumlah seluruh indikator PHBS, (2). Sehat 2 yaitu bila keluarga berperilaku positif 25 % - 49 % dari jumlah seluruh indikator PHBS, (3). Sehat 3 yaitu bila keluarga berperilaku positif 50 % - 74 % dari jumlah seluruh indikator PHBS, (4). Sehat 4 yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75% dari jumlah seluruh indikator PHBS.
19 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS Di Kab. Banggai Tahun 2009-2013
Tahun 2013 di Kabupaten Banggai, rumah tangga ber-PHBS sebesar 421 Rumah tangga (45,5%) dari 1.245 Rumah tangga yang dipantau. Tahun 2012 di Kabupaten Banggai, rumah tangga ber-PHBS sebesar 421 Rumah tangga (40,33%) dari 1.044 Rumah tangga yang dipantau . Tahun 2011,rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebesar 11.339 Rumah tangga (44,2%) dari 25.679 Rumah tangga yang dipantau. Tahun 2010 di Kabupaten Banggai, rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebesar 17.689 Rumah tangga (57%) dari 31.015 rumah tangga dipantau. Sedangkan pada tahun 2009 di Kabupaten Banggai, rumah tangga ber-PHBS (Perilaku H idup Bersih dan Sehat) sebesar 15.680 Rumah tangga (52,9%) dari 29.650 rumah tangga dipantau , tahun 2008 rumah tangga berPHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebesar 52,7 % dari 27.149 rumah tangga dipantau. (Gambaran secara rinci selama tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel 58) 2. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan atau penggunaan rokok. Penetapan KTR merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. KTR merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa baik individu, masyarakat, parlemen, maupun pemerintah, untuk melindungi generasi sekarang 20 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
maupun yang akan datang. Komitmen bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan KTR. Ruang lingkup KTR meliputi, tempat-tempat umum, tempat kerja tertutup, sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan umum. Pemerintah telah menetapkan/mengupayakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya asap rokok melalui UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 115 ayat 1 dan Pemerintah Daerah wajib menetapkan dan menerapkan KTR di wilayahnya sesuai Pasal 115 ayat 2, serta Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011 dan Nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok, dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Pada tahun 2011 sudah ada 21 provinsi di wilayah kerjanya yang memiliki peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulangan
dampak
merokok
terhadap
kesehatan
(Surat
Edaran/Instruksi/SK/Peraturan Gubernur/ Perda/ Perwali/Perbub). Sedangkan pada tahun 2012 bertambah menjadi 27 provinsi di wilayah kerjanya yang memiliki peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulangan dampak merokok terhadap kesehatan. Selain itu jumlah kabupaten/kota yang memiliki peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulangan dampak merokok
terhadap
kesehatan
(surat
Edaran/Instruksi/
SK/
Peraturan
Gubernur/Perda/Perwali/Perbub) pada tahun 2011, sebanyak 50 kab/kota, dan bertambah pada tahun 2012 menjadi 85 kab/kota. Termasuk Kabupaten banggai sesuai dengan keputusan nomor : 440 / 875 / Dinkes / 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kabupaten Banggai. 3. Posyandu Purnama dan Mandiri Peran serta masyarakat akan sangat menentukan keberhasilan,kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Dalam bidang kesehatan, bentuk peran serta masyarakat adalah dikembangkannya UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat). Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri merupakan indikator prilaku hidup 21 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
masyarakat dalam pencapaian Indonesia Sehat , dimana targetnya adalah 40 %. Kabupaten Banggai persentase posyandu menurut stratanya tahun 2013 jumlah posyandu yang ada sebanyak 297 posyandu dengan stratifikasi yaitu Posyandu Pratama (44,1%), Posyandu Madya (43,1 %), Posyandu Purnama (11,45 %), dan 1,35% Posyandu Mandiri. Empat (4) posyandu dengan tingkat strata mandiri yaitu di Puskesmas Batui dan Sinorang. Jumlah Posyandu terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Pagimana yaitu 36 posyandu. Serta posyandu aktif tahun 2013 sebesar 12,79 % dan untuk menentukan posyandu dikatakan aktif apabila Posyandu sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya kurang atau lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu (Posyandu Purnama dan Mandiri) . Tahun 2012 jumlah posyandu yang ada sebanyak 381 posyandu dengan stratifikasi yaitu 36,22 % Posyandu Pratama, 42,26 % Madya, 20,21 % Purnama, dan 1,31 Posyandu Mandiri. Tahun 2011 Jumlah posyandu yang ada adalah 392 posyandu dengan stratifikasi yaitu 34,69 % Posyandu Pratama, 55.87 % Madya, 9.44 % Purnama. Tahun 2010 Jumlah posyandu yang ada sebanyak 355 posyandu dengan stratifikasi yaitu 51,4 % Posyandu Pratama, 26,7 % Madya, 20,5 % Purnama, dan 1,1 % Mandiri (Persentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel 70). Gambar 5. Proporsi Posyandu Menurut Strata Kab.Banggai Tahun 2013
22 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
4. Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) adalah upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terutama untuk (1).Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor resikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang beresiko, (2). Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB,
serta
faktor-faktor
resiko
(termasuk
kurang
gizi),
(3).Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, (4). Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya. Poskesdes adalah salah satu bentuk UKM yang dimiliki oleh desa siaga yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat-daruratan kesehatan secara mandiri. Data yang dilaporkan oleh Seksi promosi Kesehatan, Jumlah desa siaga di Kabupaten Banggai adalah sebanyak 305 desa, dari 339 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Banggai. Selama kurun waktu 2007 – 2013 Desa siaga yang sudah terlatih sebanyak 305 ini berarti bahwa pada tahun 2013 sebagian besar desa di Kabupaten Banggai sudah menjadi desa siaga, dengan jumlah kader yang terlatih 610 orang, 2 (dua) orang kader disetiap desa siaga. Jumlah tokoh masyarakat yang dilatih 305 orang (disetiap desa 1 orang TOMA), Untuk pengurus forum desa siaga yang telah dilatih sebanyak 305 orang disetiap desa. (Rincian jumlah desa siaga menurut kecamatan disajikan secara rinci pada lampiran tabel 72)
23 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Indonesia digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas angka kematian neonatal, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Indeks Pembangunan Manusia termasuk angka harapan hidup, Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit balita dan dewasa. Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, serta faktor lain yang kondisinya telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
A. MORTALITAS Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Mortalitas yang disajikan pada bab ini yaitu angka kematian neonatal, angka kematian bayi, dan angka kematian balita serta kematian yang disebabkan oleh penyakit dan bencana. 1. Angka Kematian Neonatal (AKN) Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Kematian neonatal menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (59,4%), jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian neonatal menyumbangkan 47,5%. Hal ini dapat terlihat dari jumlah kematian neonatal di Kabupaten Banggai sebesar 39 Kematian neonatal dan menyumbang lebih dari setengah kematian bayi (79,6%). Puskesmas dengan Jumlah AKN tertinggi yaitu Puskesmas Pagimana sebesar 9 24 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
kematian Neonatal, Puskesmas Sinorang sebesar 6 kematian neonatal, Puskesmas Toili II sebesar 5 kematian neonatal, Puskesmas Kampung Baru sebesar 4 Kematian neonatal, Puskesmas Bunta dan Bualemo masing-masing sebesar 3 kematian neonatal, Puskesmas Nuhon sebesar 2 kematian neonatal , Puskesmas Saiti, Simpang Raya, Toima, Balantak, Batui, dan Toili I masing-masing sebesar 1 kematian neonatal. Grafik 6 berikut ini menggambarkan Jumlah Kematian Neonatal Tahun 2013 di Kabupaten Banggai menurut Puskesmas.
Gambar 6. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
2. Angka Kematian Bayi (AKB) Infant mortality rate (IMR) atau angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagaian besar kematian terjadi dirumah, namun data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
25 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 7. Angka Kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013
Angka kematian bayi Kabupaten Banggai berdasarkan laporan Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Kab.Banggai, selang waktu enam tahun terakhir: tahun 2008 ; 15, tahun 2009 ; 13, tahun 2010 ; 7, tahun 2011 ;8, tahun 2012 ; 7, dan tahun 2013 ; 8, per 1000 kelahiran hidup. AKB cenderung memperlihatkan trend yg menurun, sebagai dampak dari hasil pelaksanaan pembangunan di segala bidang termasuk pemerataaan pelayanan kesehatan sampai ke daerah-daerah terpencil, pemukiman baru dan daerah perbatasan serta ditunjang dengan program penempatan bidan di desa yang dimulai sejak tahun 1990, penurunan AKI Kabupaten Banggai tahun 2013 dimungkinkan juga masih ada data yang belum terlaporkan (under reported) baik itu dari bidan desa atau petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Pustu dan Polindes, serta belum adanya pelaporan kematian bayi dari Rumah Sakit, dan Klinik bersalin. Angka Kematian bayi Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2010 berdasarkan data dari program KIA (Bidang Pelayanan Kesehatan) dilaporkan sebesar 8,5 per 1000 KH (Facility Based) dengan jumlah kematian 403 bayi, angka ini jauh lebih rendah dari survey SDKI (community based) tahun 2007 untuk Sulawesi Tengah dengan angka estimasi sebesar 60 per 1000 kelahiran hidup dan diperkirakan bahwa tahun 2010 AKB di Sulawesi Tengah akan turun menjadi 41 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi dapat dilihat penyebarannya per Puskesmas pada gambar 8 berikut : 26 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 8. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Gambar 8 diatas menunjukkan bahwa dari 5.939 kelahiran hidup, jumlah kematian bayi sebanyak 49 bayi. Jumlah tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Pagimana (11 bayi) dan diwilayah kerja Puskesmas Bunta dan Puskesmas Kampung Baru (4 Bayi), Puskesmas Saiti dan Puskesmas Bualemo (3 Bayi) , Puskesmas Nuhon, Puskesmas Simpang Raya dan Puskesmas Balantak (2 Bayi), sedangkan Puskesmas Lobu, Tikupon, Teku, Tongke, Mantok, Tangeban, Hunduhon dan Luwuk tidak ada kasus kematian bayi yang dilaporkan. Jumlah kematian bayi tahun 2013 sebesar 49 bayi (5.939 kelahiran hidup), tahun 2012 sebesar 46 bayi (6.080 kelahiran hidup), tahun 2011 sebesar 47 bayi (5.796 kelahiran hidup), tahun 2010 sebesar 41 bayi (6.223 kelahiran hidup), tahun 2009 sebesar 82 bayi (6.540 kelahiran hidup), dan tahun 2008 sebesar 86 bayi (5.682 kelahiran hidup). AKB mengalami penurunan namun dari tahun sebelumnya ,karena banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi, tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dan tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa kurun waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.
27 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Beberapa faktor berpengaruh terhadap peningkatan angka kematian bayi termasuk seperti di dalamnya status sosial, ekonomi, lingkungan dan faktor biologis. Faktor sosial ekonomi misalnya tempat tinggal, pendidikan ibu dan indeks kesejahteraan ibu. Faktor biologis yaitu jenis kelamin anak, usia ibu, paritas dan interval kelahiran. Beberapa variabel lain seperti berat waktu lahir, pemeriksaan antenatal dan penolong persalinan juga dipertimbangkan pengaruhnya, yang untuk tahap lanjutan perlu dilakukan studi lebih dalam. Sebagai contoh, anak-anak yang dilahirkan ibu yang tinggal di kota mempunyai angka kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang dilahirkan ibu yang tinggal di daerah rural, hal ini mungkin berhubungan dengan ketersediaan fasilitas dan praktek “ health seeking ” masyarakat yang tinggal di perkotaan. Komitmen untuk terus melakukan upaya percepatan penurunan AKB secara nasional tetap diperlukan. Bayi sangat rentan terhadap keadaan kesehatan dan kesejahteraan yang buruk; karena itu AKB merefleksikan derajat kesehatan masyarakat yang sekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada saat lahir. Upaya percepatan penurunan AKB memperhatikan kondisi yang mempengaruhi AKB, antara lain lokasi geografis, taraf sosio ekonomi masyarakat serta perilaku hidup sehat. Berdasarkan Riskesdas 2007, secara nasional proporsi kematian bayi pada kelompok umur di bawah 1 tahun di daerah pedesaan lebih besar dari perkotaan, yaitu 11% di pedesaan dan 6,3% di perkotaan. Strategi percepatan penurunan AKB mencakup: 1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pe-layanan kesehatan yang berkualitas baik diting-kat dasar maupun rujukan, terutama bagi bayi dan balita dengan menggunakan intervensi yang telah terbukti menurunkan AKB: a. Tatalaksana penanganan asfiksia (bayi lahir tidak bisa menangis spontan) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). b. Kunjungan neonatal secara berkala. c. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). d. Pelayanan Emergensi. 2. Menggerakkan dan mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat luas untuk hidup sehat. 3. Menggerakkan penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 28 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan anak. 3. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka kematian balita adalah (AKABA) jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Gambar 9 memperlihatkan kecenderungan penurunan AKABA cukup tajam antara tahun 2008 sampai 2013 yaitu dari 98 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 49 per 1.000 kelahiran hidup. Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKABA diantaranya dukungan peningkatan akses pelayanan kesehatan meliputi peningkatan akses balita terhadap pelayanan kesehatan dan peningkatan cakupan imunisasi dasar (sehubungan proporsi kematian balita sebagian besar merupakan kematian neonatal dan kematian bayi).
Gambar 9. Angka Kematian Balita (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013
Untuk akses percepatan penurunan diperlukan peningkatan akses balita terhadap sanitasi, air bersih, dan penanganan segera terhadap gejala penyakit. Sementara berdasarkan Riskesdas 2010 menujukan cakupan balita diare mendapat oralit hanya 35%, cakupan balita demam ke fasilitas kesehatan sebesar 56%, dan cakupan balita mendapat pengobatan malaria hanya 22%. Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, sangat tinggi dengan nilai > 140 per 1.000 kelahiran hidup, tinggi dengan nilai 71-140 per 1.000 kelahiran hidup, sedang dengan nilai 20-70 per 1.000 kelahiran hidup, dan rendah dengan nilai < 20 per 1.000 29 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
kelahiran hidup. Berdasarkan kategori tersebut, maka secara nasional Kabupaten Banggai masuk dalam kategori AKABA sedang. 4. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan
dan
dalam
masa
nifas (42
hari
setelah melahirkan)
tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka kematian ibu (AKI) dengan angka kematian bayi (AKB) senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Untuk mengantisipasi
masalah
ini
maka
diperlukan
terobosan-terobosan
dengan
mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran Bidan. Harapan kita agar Bidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Gambar 10. Angka Kematian Ibu (Per 100.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
30 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana melaporkan di Kabupaten Banggai tahun 2013, jumlah kematian Maternal (jumlah kematian ibu hamil, jumlah kematian ibu bersalin, dan jumlah kematian ibu nifas) adalah 13 kematian dari 5.939 kelahiran hidup. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 Angka Kematian Ibu Maternal atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab terbesar kematian ibu di Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 11 berikut ini :
Gambar 11. Penyebab Kematian Terbesar Pada Ibu Di Kab. Banggai Tahun 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai memprioritaskan upaya kesehatan ibu dan penurunan AKI searah dengan kebijakan Kementrian Kesehatan menurunkan AKI dan mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas kepada masyarakat untuk mewujudkan 3 pesan kunci untuk persalinan yang sehat (Making Pregnancy Safer): 1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. 2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara memadai 3. Setiap perempuan usia subur memiliki akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus yang tidak aman. 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara yang direpresentasikan tiga dimensi pembangunan manusia yaitu indeks kesehatan; panjang umur dan menjalani hidup 31 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
sehat yang diukur dari angka harapan hidup waktu lahir, indeks pendidikan; diukur dari tingkat kemampuan baca tulis seseorang dan rata-rata lama sekolah, serta indeks daya beli; memiliki standar hidup yang layak diukur dengan pengeluaran riil per kapita. Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang
dicapai
Kabupaten
Banggai
dalam
pembangunan manusia tidak terlalu signifikan. Angka IPM Kabupaten Banggai hanya mengalami
sedikit
peningkatan dari 71,84 pada tahun 2011 menjadi 72,37 pada tahun 2012. Lambatnya kenaikan
IPM
dipahami,
ini
dapat
mengingat
dampak dari investasi di sektor
kesehatan
dan
pendidikan khususnya terhadap peningkatan indikator penyusun IPM tidak terlihat secara nyata dalam jangka pendek. IPM dikategorikan menjadi 3, yaitu IPM tinggi (IPM ≥ 80), IPM sedang (IPM 50-79,99), dan IPM rendah (IPM <50). Berdasarkan kategori tersebut keadaan IPM di Kabupaten Banggai tahun 2012 yaitu berada pada kategori IPM sedang. 6. Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). AHH yaitu rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak orang tersebut lahir. Umur harapan hidup di Kabupaten Banggai cenderung meningkat dari tahun ke tahun, hal ini seiring dengan asumsi kecenderungan angka kematian bayi yang 32 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
menurun serta perubahan komposisi penduduk ( penurunan kelompok umur usia muda dan peningkatan kelompok umur usia tua ) pada tahun 1999 umur harapan hidup rata-rata 61,6 tahun tdan meningkat pada tahun 2000 menjadi 63,2 tahun dan meningkat lagi pada tahun 2007 berdasarkan data BPS menjadi 66,7 dan tahun 2010 menjadi 68,3 tahun . Gambar 12 menunjukkan perubahan AHH tahun 2006 sampai tahun 2010.
Gambar 12. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Di Kab.Banggai Tahun 1999-2010
B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Angka Kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh dengan melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik di Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, Rumah Sakit maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya (Facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Sepuluh Jenis Penyakit terbesar di Kabupaten Banggai tahun 2013 berdasarkan laporan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) dapat dilihat pada tabel 3 berikut : 33 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai Tahun 2002 S/D 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JENIS PENYAKIT ISPA GASTRITIS (Maag) HIPERTENSI PENYAIT TULANG SENDI DIARE PENYAKIT KULIT ALERGI PENYAKIT KULIT INFEKSI MALARIA KLINIS KECELAKAAN (RUDAPAKSA) ASMA
KASUS BARU
34,595 16,345 9,549 6,786 5,535 4,890 3,613 3,298 2,434 1,780 88,825
%
38.9 18.4 10.8 7.6 6.2 5.5 4.1 3.7 2.7 2.0 100.0
SUM B ER : SEKSI INFORM A SI,LITB A NG DA N DIKLA T KESEHA TA N
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa penyakit terbesar di Kabupaten Banggai Tahun 2013 adalah ISPA sebesar 34.595 kasus (38,9 %) . Sama seperti tahun-tahun sebelumnya Penyakit ISPA menempati urutan pertama yaitu pada tahun 2008: 39 %, tahun 2009: 43 %, tahun 2010: 46 %, tahun 2011: 35,3 %, dan tahun 2012 : 35,6 %. Sepuluh besar penyakit di Kabupaten Banggai tahun 2013 berdasarkan Sistem Surveilans Terpadu (SST) beberapa penyakit terpilih (10 jenis penyakit) dapat dilihat pada gambar 13 berikut :
Gambar 13. Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan SST Kabupaten Banggai Tahun 2013
1. PENYAKIT BERSUMBER PADA BINATANG Beberapa penyakit dapat menular melalui binatang yang biasa disebut penyakit bersumber binatang. Penyakit bersumber binatang di antaranya adalah Malaria, 34 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis, Chikungunya, dan Rabies. Penyakit tersebut dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi bahkan beberapa menyebabkan kematian. a. Penyakit Malaria Malaria
merupakan salah
satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Kementerian Kesehatan telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu : a.
Endemis Tinggi bila API >5 per 1.000 penduduk.
b.
Endemis Sedang bila API berkisar antara 1 - 5 per 1.000 penduduk.
c.
Endemis Rendah bila API 0 - 1 per 1.000 penduduki.
d.
Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah pembebasan malaria) atau API = 0. Dari data yang dilaporkan diperoleh gambaran peta endemisitas malaria
sebagai berikut ini :
Gambar 14. Peta Stratifikasi Malaria Berdasarkan Annual Parasit Incidence (API) Tahun 2013
35 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2013, menunjukkan kasus malaria positif sejumlah 2.277 kasus (API = 6,8o/oo) dengan angka kesakitan (AMI) sampai desember 2013, adalah 40,1 kasus per 1000 penduduk, terjadi peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 40,1 per 1000 penduduk. Angka Kesakitan Malaria tahun 2006 – 2013 dapat dilihat pada gambar 15.
Gambar 15. Angka Kesakitan Malaria (Per 1.000 Penduduk / Permil ) Kabupaten Banggai Tahun 2008 s/d 2013
Tahun 2013 penderita Malaria Klinis di Kabupaten Banggai sebesar 13.802 penderita dan positif malaria sebesar 16,5 % dan diobati sebesar 100 %. Jumlah penderita Malaria Klinis tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Toili II sebesar 3.226 penderita dan positif malaria sebesar 146 penderita. (Persentase Penderita Malaria Yang Diobati menurut Puskesmas disajikan secara rinci pada lampiran tabel 11). b. Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, 36 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Penyakit Demam berdarah dengue mulai menjangkiti Indonesia sejak tahun 1968, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus ini kerap menimbulkan kepanikan dimasyarakat karena penyebarannya yang cepat dan potensinya yang menyebabkan kematian. Penyakit Demam Berdarah pada umumnya menyerang anak di bawah umur 15 tahun, akan tetapi juga dapat menyerang orang dewasa. Selain faktor nyamuk penular serta keganasan virus yang terus berevolusi seiring dengan perubahan iklim (pemanasan global), serta keterlambatan mencari pengobatan dan kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan, menyebabkan kasus (Incidence Rate) penyakit DBD ini masih muncul dari tahun ke tahun. Target atau sasaran pengendalian DBD adalah menjaga Case Fatality Rate di bawah 1% dengan menurunkan Incidence Rate dan Case Fatality Rate. Upaya pemberantasan penyakit DBD mencakup langkah-langkah pencegahan dan penemuan kasus yang dapat secara efektif mengendalikan penyakit ini, yang meliputi: a) Upaya pencegahan yang memiliki peran penting dalam pemberantasan DBD : 1. Gerakan 3M Plus : Menguras, dan Menutup tempat penampungan air serta Mengubur barang-barang bekas, ditambah dengan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk dan kelambu dan menaburkan bubuk abate. 2. Memberantas sarang nyamuk. 3. Melakukan pemeriksaan jentik secara ber-kala, baik secara mandiri maupun oleh Ju-mantik. 4. Memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan (fogging) secara periodik. 5. Menghilangkan genangan air 6. Menggalakkan perilaku hidup sehat dan bersih. b) Upaya penemuan kasus DBD dan pemberian pengobatan bagi penderita DBD yang dirawat di RS rujukan, dan disarana pelayanan kesehatan lain untuk menerima kartu Jamkesmas. 37 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
c)
Meningkatkan ketatalaksana kasus dan pelayanan kesehatan melaui pembentukan tim penanggulangan saat wabah KLB, penerapan sistem monitoring dan pengembangan Rapid Diagonostic Test untuk deteksi dini kasus DBD
d) Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan upaya pencegahan dan pember-antasan DBD e) Penerapan COMBI (communication for behavioral impact) atau komunikasi perubahan perilaku)sebuah metode baru, dalam pro-gram PSN DBD baik di pusat maupun daerah, suatu metode pendekatan PSN yang bersifat spesifik di suatu wilayah dan dengan cara PSN yang tepat (local area spesific), lebih mengoptimalkan kerjasama lintas sektor dan didukung data (evidence base) terutama data sosial budaya. Pelaksanaan COMBI telah di-laksanakan di Jakarta Timur(2005), Mojokerto (2006), Padang (2007), dan Yogyakarta (2007). Sedang dalam pelaksanaan diSurabaya, Semarang, Bandung, KabupatenTangerang dan Jakarta Selatan (2008). Keberhasilan pengendalian penyakit DBD ditujukan keberhasilan oleh persentase jumlah kasus yang ditangani. Berdasarkan laporan program tahun 2013, kasus DBD di Kab. Banggai 51 orang/kasus dengan persebaran sebagai berikut : a. Karakteristik Orang Distribusi menurut golongan umur penderita : 1)
< 1 tahun
: 6 penderita
2)
1 – 4 tahun
: 13 penderita
3)
5 – 9 tahun
: 18 penderita
4)
10 – 14 tahun : 9 penderita
5)
> 15 tahun
: 6 penderita
Berdasarkan golongan umur menunjukkan kelompok umur tertinggi adalah golongan umur 5 - 9 tahun. b. Karakteristik tempat Penyebaran penderita berdasarkan wilayah kerja puskesmas adalah sebagai berikut: Puskesmas Kampung baru : 27 kasus , Puskesmas Luwuk : 13 kasus, Puskesmas Balantak 2 kasus, Puskesmas Bonebobakal 3 kasus, Puskesmas 38 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Tangeban 1 kasus, Puskesmas Kintom 5 kasus. Kecamatan Luwuk (Puskesmas Simpong dan Puskesmas Kampung Baru) tetap menempati urutan jumlah kasus terbanyak sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu, tahun 2012 sebesar 61 kasus, tahun 2011 sebesar 12 kasus, tahun 2010 sebesar 60 kasus, tahun 2009 sebesar 41 kasus ,tahun 2008 sebesar 80 kasus, distribusi penderita DBD di Kecamatan Luwuk dapat dilihat pada gambar 16 berikut :
Gambar 16. Distribusi Penderita DBD Di Kecamatan Luwuk Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Dari 51 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi selama tahun 2013, 1 kasus ditemukan meninggal dunia. c. Karakteristik Waktu Distribusi kasus DBD berdasarkan waktu terjadinya, ditemukan terbanyak kasus DBD pada selang waktu Bulan Februari sampai dengan Juli tahun 2013. Persebarannya per bulan selama tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut :
39 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 17. Jumlah Kasus DBD Per Bulan Di Kab.Banggai Tahun 2010 - 2013
Angka kesakitan DBD pada tahun 2013 sebesar 14,9 per 100.000 penduduk. Angka kesakitan DBD pada tahun 2012 sebesar 30 per 100.000 penduduk. Angka tersebut mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan tahun 2012 sebesar 30 per 100.000 penduduk. Di Kabupaten Banggai berbagai upaya untuk memberantas penyakit ini telah dilakukan, namun koordinasi dan upaya terpadu dari semua pihak terkait dan masyarakat juga sangat menentukan keberhasilan pemberantasan penyakit DBD , Angka Kesakitan DBD selang 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 18. (Jumlah Penderita dan Angka Kesakitan DBD menurut Puskesmas disajikan secara rinci pada lampiran tabel 21).
Gambar 18. Angka Kesakitan DBD ( Per 100.000 Penduduk ) Kab. Banggai Tahun 2008 - 2013
40 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
c. Penyakit Filariasis Limpatic Filariasis adalah penyakit parasit dimana cacing filaria (Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi dan B. Timori) menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Parasit ini ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi, dan kemudian menjadi cacing dewasa dan hidup di jaringan limfa. Penyakit ini juga sering menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital, sebagai tanda tingkat lanjut dari penyakit. Penyakit ini juga sering disebut elephentiasis, karena penderitanya sering mengalami bengkak di kaki yang sangat besar menyerupai kaki gajah.Orang yang terkena penyakit ini sering tidak dapat melakukan pekerjaan karena kecacatan mereka atau karena sebagian orang enggan berdekatan dengan mereka. Kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020 “ yang merupakan realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997 menjadi dasar program eliminasi penyakit ini di Indonesia. Program eliminasi filariasis di Indonesia didasari pada 2 pilar kegiatan yaitu : 1.
Pengobatan massal pengobatan kepada semua penduduk di Kabupaten endemis penyakit filariasis dengan menggunakan DEC 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan Albendazol 400 mg sekali setahun selama 5 tahun guna memutuskan rantai penularan.
2.
Tatalaksana kasusklinis penyakit filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan. Implementation unit (UI) yang digunakan dalam program eliminasi
filariasis sejak tahun 2005 adalah Kabupaten/kota, artinya satuan wilayah terkecil dalam program ini adalah Kabupaten/kota, baik untuk penentuan endemisitas maupun pengobatan massal. Bila sebuah Kabupaten/kota sudah endemis filariasis, maka kegiatan pengobatan massal filariasis harus segera dilaksanakan untuk memutuskan rantai penularan dengan sasaran pengobatan massal adalah semua penduduk di Kabupaten/kotatersebut kecuali anak berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut dan balita dengan marasmus/kwasiorkor dapat ditunda pengobatannya. 41 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Pada tahun 2013 telah dilakukan Survei Darah Jari untuk pengambilan darah penduduk yang dicurigai menderita filariasis (penyakit kaki gajah). Kegiatan survey ini dilakukan di 2 (dua) Puskesmas yaitu : Puskesmas Teku (Desa Toweer dan Desa Teku), dan Puskesmas Bunta ( Desa Tombongan Ulos ), jumlah slide diperiksa 843 slide (semuanya negatif) dengan MF Rate 0 %, jumlah penemuan kasus penderita filariasis pada tahun 2013 di Kabupaten Banggai terdapat sebanyak 5 orang dan ditangani 100 %. Penderita Filariasis tersebut ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Bunta 2 kasus, Puskesmas Teku 1 kasus, Puskesmas Balantak I kasus dan Puskesmas Kintom 1 kasus dengan jumlah penderita perempuan 3 penderita dan jumlah laki laki 2 penderita. Hasil Survei darah jari yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Hasil Survey Darah Jari P2. Filariasis Di Beberapa Desa Tahun 2013
NO PUSKESMAS 1
DESA Toweer
443
1
263
0
0.00
L
Teku Tombongan Ulos
440 357
0 0
302 278
0 0
0.00 0.00
-
1240
1
843
0
0.00
Teku
2
Bunta
JUMLAH PENDERITA MF.RATE SD.DIP POS. JENKEL PDDK KRONIS (%)
Kabupaten
KET Pengobatan Selektif
d. Rabies Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies, yaitu: GHPR (kasus Gigitan Hewan Penular Rabies), kasus yang divaksinasi dengan Vaksin Anti Rabies (VAR), dan kasus yang positif rabies dan mati berdasarkan uji Lyssa. Penentuan suatu daerah dikatakan tertular rabies berdasarkan ditemukannya positif hasil pemeriksaan laboratorium terhadap hewannya, kewenangan ini ditentukan oleh Kementerian Pertanian. Tahun 2013 terjadi 42 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa Pondan Kecamatan Mantok di wilayah kerja Puskesmas Mantok pada tanggal 9 Januari 2013 Dengan jumlah penderita 5 orang dan meninggal 1 orang , attack rate 3,1 0/00 dan CFR 20 %. Status KLB rabies sudah dinyatakan sejak tahun 2012 karena jumlah kasus GHPR mencapai 82 kasus dengan kematian 1 kasus (CFR 1,2 %). 2. PENYAKIT MENULAR a. Penyakit Tuberkulosis (TB Paru) Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan insiden (didefinisikan sebagai jumlah kasus baru dan kasus kambuh tuberkulosis yang muncul dalam periode waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satu tahun), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu). -
Kasus Baru dan Prevalensi BTA Positif Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 305
kasus. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2012 yang sebesar 497 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di Puskesmas Kampung Baru 52 penderita. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isu global.Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta sering mengakibatkan kematian. Milenium Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV/AIDS. Keberhasilan program pengendalian TB Paru dapat dengan melihat indikator program pengendalian TB yang antara lain angka penemuan kasus ( Case Detection Rate ). Data jumlah 43 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
penderita suspect dan BTA (+) TB PAru tahun 2008 – 2013 dapat dilihat pada gambar 19.
Gambar 19. Jumlah Penderita Suspect Dan Bta(+) Tb Paru Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013
TB Paru dapat sembuh bila pengobatan dilakukan dengan tekun dan teratur, oleh karena semua fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Banggai telah menggunakan DOTS (Directory Observe Treatment Shortcourse). DOTS atau pengawasan langsung menelan obat jangka pendek adalah suatu cara pengawasan TB Paru dimana setiap pasien TB Paru yang ditemukan harus diawasi menelan obatnya agar menelan obat secara teratur selama 6 bulan.Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan.Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindak lanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadi kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadi resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosis di akhir pengobatan. Tahun 2013 di Kabupaten Banggai, penderita TB Paru Klinis sebanyak 2.992 orang, Jumlah kasus BTA positif yang ditemukan sebesar 305 orang, 44 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
sedangkan yang di obati sebanyak 305 orang. Jumlah penderita tertinggi dilaporkan di Puskesmas Kampung Baru : 481 orang Suspect TB Paru dan BTA (+) 52 orang. Gambaran penderita TB Paru BTA positif yang terdeteksi disarana pelayanan kesehatan menurut Puskesmas pada tahun 2013 disajikan pada gambar berikut ini :
Gambar 20. Penderita Tb Paru BTA (+) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
b. Penyakit HIV/AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). HIV dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang teinfeksi HIV, misalnya melalui hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, dan penularan dari ibu ke anak yang dilahirkan atau di susui. AIDS ( Acquired 45 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Immune Deficiency Syndrome ) adalah kondisi kesehatan seseorang ketika HIV telah merusak sistem kekebalan terhadap penyakit. Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan pandemi pada semua kawasan, telah menunjukkan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, semakin mudahnya komunikasi antar wilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan ternyata secara simultan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS.Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku beresiko yang cukup aktif menularkan didalam suatu sub populasi tententu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok beresiko tinggi dengan populasi umum. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil dan pada jumlah yang sebenarnya. Berdasarkan laporan Unit Transfusi Darah Kabupaten Banggai tahun 2013, dari 2.841 sampel darah/pendonor yang diperiksa terdapat pendonor yang positif HIV/AIDS sebanyak 1 orang. Hasil Zerro survey yang dilakukan Dinas Kesehatan Kab.banggai pada tahun 2013 ditemukan 8 sampel yang positif HIV dan 7 penderita AIDS, tahun 2012 ditemukan 8 sampel yang positif HIV dan 7 penderita AIDS, sedangkan tahun 2011 ditemukan 2 sampel yang positif HIV dan 1 penderita AIDS. Kasus Penyakit Menular Seksual tahun 2012 telah ditemukan sebanyak 40 kasus dan ditangani 100 %, paling banyak ditemukan di Puskesmas Toili III sebanyak 10 kasus (Lihat Lampiran Tabel 11). c. Pneumonia Pnemonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan bakteri, virus, jamur. Pnemonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih 46 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
dari 65 tahun , atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan Imunologi). ISPA, khususnya pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama pada balita. Menurut hasil Riskesdas 2007, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita (13,2%) setelah diare (17,2%). Data cakupan penemuan pneumonia balita pada kurun waktu enam tahun terakhir disajikan pada gambar berikut ini. Penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) merupakan padanan istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infection (ARI) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (selaput paru). Penyakit ISPA yang menjadi fokus program kesehatan adalah pneumonia, karena pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian anak. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus mendapat tata laksana sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Jumlah kasus ISPA dimasyarakat diperkirakan sebanyak 10% dari populasi. Gambar III.14 menunjukan Jumlah penderita Pneumonia balita yang ditemukan di Kabupaten Banggai tahun 2013 sebanyak 1.313 balita dengan jumlah perkiraan penderita 3.423 penderita, ditangani 100 %. Persentase penemuan penderita sebanyak pneumonia balita terhadap perkiraan penderita pneumonia di Kabupaten Banggai tahun 2013 sebesar 38,4 %. Jumlah penderita tertinggi terdapat di Puskesmas Kampung Baru (163 penderita) dan terendah pada Tikupon (2 penderita ).
47 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 21. Distribusi Penderita Pneumonia Balita Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
d. Kusta Penyakit Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak ditangani dengan baik, kusta dapat menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk. Dengan demikian, sejak tahun tersebut di tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. Sejak tercapainya status eliminasi kusta, situasi kusta di Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal ini dapat terlihat dari angka penemuan kasus baru kusta yang berkisar antara 7 hingga 8 per 100.000 penduduk per tahunnya. Begitu pula halnya dengan angka prevalensi kusta yang berkisar antara 8 hingga 10 per 100.000 penduduk dan telah mencapai target < 10. Situasi angka prevalensi dan angka penemuan kasus baru di Kabupaten Banggai selang waktu 2008 – 2013 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
48 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 22. Prevalensi Penyakit Kusta Kab. Banggai Tahun 2008 S/D 2013
Indonesia telah mencapai eliminasi penyakit kusta sejak bulan juni tahun 2000. Namun demikian penyakit infeksi ini masih saja menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang berarti, terbukti dengan adanya kecenderungan peningkatan angka prevalensi kusta selama periode tahun 2000 – 2007. Bahkan pada tataran global, Indonesia menjadi Negara penyumbang kusta terbesar ketiga setelah India dan Brasil. Di Kabupaten Banggai berdasarkan laporan Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai melaporkan jumlah penderita kusta di Kabupaten Banggai tahun 2013 sebanyak 4 penderita Pausi Basiler/Kusta Kering (PB) sebanyak 4 Penderita RFT PB, untuk penderita kusta Multi Basiler/Kusta Basah (MB) sebanyak 16 penderita dan 7 Penderita RFT MB. Gambaran Penderita Kusta Disarana Pelayanan Kesehatan Menurut Puskesmas Tahun 2013 Disajikan Pada Lampiran Tabel 14,15,16, dan 17. e. Diare Diare dapat di definisikan sebagai perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar, dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya. Diare dapat juga di definisikan bila buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Sementara diare yang berdarah didefinisikan sebagai disentri. Penyakit Diare merupakan penyakit yang sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). 49 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Jumlah perkiraan penderita Diare Kabupaten Banggai tahun 2013 sebanyak 7.334 kasus, dari jumlah kasus tersebut telah mendapat penanganan 824 penderita (11,2%). Jumlah penderita tertinggi pada Puskesmas Pagimana (107 kasus), sedangkan kasus terendah ditemukan pada Puskesmas Balantak dan Puskesmas Teku sebanyak 5 kasus. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit Diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%),balita (25,2%), dan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%). Diare/Disentry terjadi di Desa Bima Karya wilayah Puskesmas Bualemo terjadi mulai tanggal 11 Mei 2013 dan berakhir 5 Mei 2013, jumlah kasus 71 tanpa kematian, terdiri atas 35 laki-laki dan 36 perempuan, attack rate 7.9 %. Diare merupakan penyakit yang harus diwaspadai, penanganan yang tepat di Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti Puskesmas sangat penting peranannya dalam mencegah kematian akibat diare. Tahun 2013 tidak terjadi kejadian luar biasa. (Jumlah Penderita dan Angka Kesakitan Diare menurut Puskesmas di Kabupaten Banggai disajikan secara rinci pada lampiran tabel 13). 3. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) Difteri, Pertusis, Tetanus, campak, polio dan hepatitis B merupakan penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit-panyakit ini timbul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang terjadi di Kabupaten Banggai selama tahun 2013 yaitu penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, dan AFP. a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus Tetanus 50 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah. Pada Tahun 2013, dilaporkan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah kerja Puskesmas Bonebobakal Desa Nipa dengan jumlah kasus 1 penderita dan meninggal. Dengan demikian, case fatality rate (CFR) Tetanus Neonatorum pada tahun 2013 sebesar 100 %. b. Campak Penyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya. Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB), Berdasarkan laporan Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, tahun 2013 jumlah kasus Campak sebanyak 100 kasus (laki-laki = 39 penderita, perempuan = 61 penderita) tersebar pada Wilayah Kerja Puskesmas Nuhon, Simpang Raya, Bunta, Pagimana, Kampung Baru, Luwuk, Kintom, Batui, Sinorang, dan Toili 1 . Distribusi kasus campak tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 23 berikut ini :
Gambar 23. Distribusi Kasus Campak Menurut Puskesmas Di Kab. Banggai Tahun 2013
51 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Berdasarkan laporan dari pengelola surveilans pada tahun 2013 terjadi 1 kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Puskesmas Kintom dan Toili III. (Gambaran jumlah kasus yang dapat dicegah dengan imunisasi disarana pelayanan kesehatan menurut Puskesmas di Kabupaten Banggai tahun 2013 disajikan pada lampiran tabel 19 dan 20). c. Difteri Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun Kasus Diftery terjadi di Desa Cendana Pura wilayah Puskesmas Toili II, kasus diketahui setelah didiagnosa dokter spesialis anak di RSUD Luwuk pada tanggal 24 Juni 2013, dari hasil laboratorium rujukan diperoleh hasil positif diftery varian gravis yang banyak ditemukan di Madura, pada 2 kontak erat. Sehingga diduga kasus ini kasus impor dari Jawa Timur dengan karier para pedagang baju/kain. AR 5.8 0/0000, CFR 0 %. Penanggulangan dilakukan dengan pemberian profilaksis erytromicyn 3 x 1 selama 7 hari pada kontak erat dan kontak dari kontak erat dari kasus maupun pada kontak erat suspek dan juga paramedis di RSUD Luwuk di UP Anak dan UP Khusus. Pencegahan dilakukan dengan imunisasi DPT, DT dan dT sebanyak dua putaran di Puskesmas Kintom, Batui, Sinorang, Toili I, Toili II dan Toili III. Tanggal 27 September 2013 status KLB dinyatakan berakhir setelah tidak ditemukan kasus lainnya. d. Polio dan AFP (acute flaccid Paralysis/Lumpuh layu akut) Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk PD3I. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berusia 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai dan lengan. AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan 52 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
kasus Polio. Kementerian Kesehatan menetapkan Non Polio AFP Rate minimal 2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2012, secara nasional Non Polio AFP Rate sebesar 2.77/100.000 populasi anak < 15 tahun yang berarti telah mencapai standar minimal penemuan. Jumlah kasus AFP non polio di Kabupaten Banggai tahun 2013 sebanyak 1 kasus di wilayah kerja puskesmas Luwuk Kelurahan Kompo.
C. STATUS GIZI Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan individu, karena selain merupakan faktor predisposisi yang dapat memperberat penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang masih menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Kelompok umur bayi dan balita adalah kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi.Oleh karena itu, status gizi pada kelompok umur tersebut dijadikan indikator untuk mengukur status gizi masyarakat. a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Tahun 2013 di Kabupaten Banggai, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 78 bayi (1,3 %) dari 5.939 bayi lahir hidup. Tahun 2012 di Kabupaten Banggai, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 71 bayi (1,2%) dari 6.080 bayi yang lahir hidup, Tahun 2011 di Kabupaten Banggai, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 61 bayi (1,1%) dari 5.796 bayi yang lahir hidup, Tahun 2010 di Kabupaten Banggai, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 40 bayi (0,49%) dari 6.223 bayi yang lahir hidup. Tahun 2009 bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 32 bayi (1,13%) dari 6.540 bayi yang lahir hidup, dan BBLR ditangani sebanyak 44 bayi (69 %).
53 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 24. Jumlah Kasus Bblr Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013
Berikut grafik BBLR yang terlaporkan dalam 5 tahun terakhir. Gambar 24 menunjukkan bahwa jumlah kasus BBLR dari tahun ke tahun berfluktuasi, namun sejak tahun 2007 menunjukan penurunan yang signifikan. Gambaran kasus BBLR di Sarana pelayanan kesehatan menurut Puskesmas tahun 2013 disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar 25. Jumlah Kasus Bblr Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
b. Gizi Balita Dari hasil pemantauan pertumbuhan balita (growth trajectory) Kabupaten 54 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Banggai Selama tahun 2013 dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan secara serentak pada anak balita pada bulan Maret dan September yang dilaksanakan pada 297 posyandu, dari 8.855 balita ditimbang, 87,01% balita yang mengalami gizi baik 9,81 % balita gizi kurang, 1,40% balita mengalami gizi buruk, dan 1,78 % balita gizi lebih. Pada tahun 2013 prevalensi gizi buruk mengalami penurunan yang cukup tajam dari 5,96% (tahun 2008) menjadi 2,3%, dan dibandingkan dengan hasil riskesdas 2007 juga telah berada dibawah angka nasional (5,4%). Prevalensi gizi kurang mengalami kenaikan 2,5 % dari tahun 2009 (14,4%) .
Gambar 26. Keadaan Status Gizi Kabupaten Banggai Tahun 2013
Terjadinya penurunan prevalensi gizi buruk merupakan suatu bukti telah dilaksanakannya upaya-upaya dalam penanggulangan masalah gizi di Kabupaten Banggai dan juga telah dilaksanakan komitmen bersama dari semua pihak terkait melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan Strategy Leadership Learning Organization (SLLO) dalam penanggulangan masalah gizi di kabupaten banggai yang dilaksanakan pada awal tahun 2009. (Gambaran Status Gizi balita di sarana Pelayanan kesehatan menurut Puskesmas tahun 2013 disajikan pada lampiran tabel 27).
55 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi yang ada.Jika upaya kesehatan tersebut tidak dapat terselenggara dengan baik dan pelayanan kesehatan belum terjangkau secaramerata oleh masyarakat, maka sulit diharapkan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat. Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta , untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa,pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat nginap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini di uraikan gambaran situasi upaya kesehatan lima tahun terakhir khususnya tahun 2013.
A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan secara tepat dan cepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan di Indonesia. 56 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Komitmen global dalam MDGs menetapkan target terkait kematian ibu dan kematian anak yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015 dan menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015. 1. Kesehatan Anak Berdasarkan laporan data dari Seksi Kesehatan keluarga dan KB tahun 2013 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi 8/1000 kelahiran hidup (49 Bayi), jumlah angka kematian Neonatal di Kabupaten Banggai 7/1000 kelahiran hidup (39 bayi), Angka Kematian Anak Balita selang tahun 2013 tidak ada kasus kematian, sedangkan angka kematian balita yang terjadi pada bayi/anak usia 0 – 59 bulan (bayi + anak balita) yaitu sebesar 8/1000 kelahiran hidup (49 bayi). Cakupan kunjungan neonatal (KN lengkap) sebesar 103,1%, cakupan kunjungan bayi minimal 4 kali sebesar 84,2% (target nasional 83%), Cakupan penanganan komplikasi neonatal 55,7% (target nasional 70%), dan cakupan imunisasi lengkap 97,8%. Selain itu faktor-faktor seperti persalinan yang terjadi di rumah dan masih ditolong oleh biang kampung/dukun bayi, status gizi ibu hamil masih kurang, sarana dan prasarana masih terba-tas, adanya disparitas pendidikan, sosial ekonomi dan 57 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
pelayanan kesehatan, kendala geografis, sumber daya manusia dan kompetensi yang masih belum memadai menjadi pernyebab masih tingginya angka kematian bayi. Dari gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa kesehatan anak masih merupakan masalah yang harus dilakukan langkah-langkah strategis untuk penanggulangannya. Jika ditinjau dari kesiapan petugas dalam hal kapasitasnya untuk penangulangan masalah kesehatan anak, maka hingga tahun 2013 telah dilakukan beberapa pelatihan dengan data sebagaimana terlihat dalam tabel 5 dan 6. Tabel 5. Data Nakes Dilatih MTBS Dan SDIDTK Tahun 2013 PKM DILATIH
NAKES DILATIH
MTBS
SDIDTK
MTBS
SDIDTK
20
20
180
62
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
Tabel 6. Data Nakes Dilatih Manajemen Afiksia Dan Manajemen BBLR Tahun 2013
MANAJEMEN AFIKSIA DOKTER
BIDAN
0
57
MANAJEMEN BBLR
JML PKM YG TENAGANYA PERAWAT TLH DILATIH 5
20
DR
0
JML PKM YG TENAGANYA BIDAN PERAWAT TLH DILATIH 57
5
20
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa cukup banyak tenaga kesehatan dan Puskesmas yang telah mengikuti pelatihan MTBS, SDIDTK, manajemen asfiksia dan BBLR tapi hasil yang dicapai belum optimal. Masih banyak petugas pengelolah program kesehatan anak yang merangkap tugas lain sehingga pencapaian program mengalami kendala. 2. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 1. Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4) Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap 58 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif.Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Tahun 2013 di Kabupaten Banggai menunjukkan bahwa cakupan K1 sebesar 92,6 %, cakupan tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Batui sebesar 114 % dan terendah di wilayah kerja Puskesmas Simpang Raya 22,6%, sedangkan cakupan K4 sebesar 82,5 %, cakupan tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Batui sebesar 110,7 % dan terendah diwilayah kerja Puskesmas Simpang Raya sebesar 21,9 %. Gambaran Cakupan Ibu Hamil K4 dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar IV.1. Dari gambar tersebut dapat dilihat selisih yang terjadi antara cakupan K1 dan K4. Kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 berfluktuasi. Jika pada tahun 2008 dan 2009 mengalami kenaikan selisih antara cakupan K1 dan K4 menjadi 10,2% kemudian pada tahun 2010 selisih menjadi tinggi (9,6 %) dan tahun 2012 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan selisih antara cakupan K1 dan K4 menjadi 10,2 %.
59 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 27. Persentase Cakupan Pelayanan K1 & K4 Ibu Hamil Kabupaten Banggai Tahun 2005 s/d 2010
Hal itu berarti sebenarnya sejak tahun 2006 dan 2007 angka drop-out K1-K4 menunjukan semakin rendah dengan kata lain semakin banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal diteruskan hingga kunjungan keempat pada trimester 3 sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, dan pada tahun 2007 naik secara signifikan akan tetapi pada tahun 2009 mulai menunjukan pergerakan menurun, namun pada tahun 2011-2013 mengalami kenaikan yang tidak signifikan, sehingga diharapkan angka drop-out K1 dan K4 ke depan mulai menunjukan selisih kunjungan ke arah yang lebih baik. Persentase cakupan pelayanan antenatal menurut Puskesmas di Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 28 berikut :
Gambar 28. Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas Di Kab. Banggai Tahun 2014
60 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal : (1). Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2). Pengukuran tekanan darah, (3). Skrining status imunisasi tetanus (Pemberian tetanus toksoid), (4). Pengukuran tinggi fundus uteri, (5). Pemberian tablet besi ( 90 tablet selama kehamilan), (6). Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7). Tes laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC). Selain mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus di upayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid). Dengan demikian seharusnya ibu –ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2. Pada Gambar IV.1 cakupan K4 pada tahun 2013 sebesar 90 %, namun pemberian 90 tablet besi sebesar 48,51 %. Ada kemungkinan sistem pelaporan ketiga variabel tersebut yang belum padu. Begitu pula dengan status imunisasi TT2 pada ibu hamil juga merupakan syarat kualitas pelayanan K4, akan tetapi seperti halnya Fe3, imunisasi cakupan TT2 masih lebih rendah dibandingkan dengan cakupan K4. 3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi/kemampuan klinis kebidanan sesuai standar adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu ; 1). Pencegahan infeksi, 2). Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar, 3). Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi, dan 4). Melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD). Di Kabupaten Banggai tahun 2013 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 88,9 %. Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Kabupaten Banggai tahun 2008 s/d 2013 dapat dilihat pada gambar 29 berikut :
61 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 29. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2008 - 2013
Dari gambar tersebut diatas menunjukan cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan sejak tahun 2006 cenderung mengalami peningkatan dan semakin mendekati target Standar Pelayanan Minimal (SPM) 90%. Data persentase distribusi penolong persalinan di fasilitas kesehatan adalah seperti pada tabel 7 dibawah ini : Tabel 7. Persentase Penolong Persalinan Tahun 2013
PENOLONG PERSALINAN SP.OBGYN
DOKTER
BIDAN/PERAWAT/BIDES
6544
89%
TRADISIONAL/BIANG LAINNYA /DUKUN
288
TANPA PENOLONG
3.80%
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
Dari gambaran di atas terlihat bahwa persentase terbanyak penolong persalinan adalah Bidan/ perawat/bidan desa, yang memperlihatkan bahwa peranan mereka sangat besar dalam menekan angka kematian ibu maternal, sedangkan data penolong persalinan oleh dokter dan spesialis obsgyn belum ada data akurat yang bisa ditampilkan. Komplikasi dan kematian Ibu Maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (Profesional). Persentase cakupan persalinan tertinggi oleh tenaga kesehatan yaitu Puskesmas Sinorang (98 %) dan terendah adalah Puskesmas Teku sebesar 58 %. 62 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 30. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
4. Deteksi Resiko dan Penanganan Komplikasi Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) maupun di masyarakat. DeteksiRisiko tinggi/komplikasi oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2013 Kabupaten Banggai dari 7.347 ibu hamil, yang terdeteksi/perkiraan resiko tinggi/komplikasi kebidanan 1.469 ibu hamil dan yang ditangani sebesar 74 % (1.088 ibu hamil). Risiko/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/ komplikasi kebidanan meliputi Hb< 8 g%, Tekanan darah tinggi (sistolik >140 mmHg, diastolik > 90 mmHg). Edema nyata, eklamsia, perdarahan per-vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur. 5. Kunjungan Neonatal Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan yang tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28 hari) minimal 3 kali, Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 – 48 Jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu 63 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar ( tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan Eksklusif , pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K, manajemen terpadu balita muda (MTBM), dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA.
Gambar 31. Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
Seksi
Kesehatan
Keluarga
dan
Keluarga
Berencana
menggambarkan
menyebutkan Persentase kunjungan neonatal di Kabupaten Banggai tahun 2013 sebesar 88,3 %. Cakupan kunjungan neonatal (KN lengkap) selama periode tahun 2008 – 2013 dapat dilihat pada gambar IV.5. Hasil pemutakhiran data Profil Kesehatan/ pengumpulan data dari Puskesmas tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan neonatus tertinggi sebesar 100 % di Puskesmas Balantak dan Pagimana, dan terendah di Puskesmas Simpang Raya 36 %. (Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Puskesmas Tahun 2013 Dapat Dilihat Pada Gambar 32 Dan Lampiran Tabel 38). 64 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 32. Persentase Cakupan Neonatus (KN Lengkap) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Jika dilihat dari sumberdaya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu, maka di sektor pemerintah telah ada bidan desa / bidan PTT yang ditempatkan di Polindes/Poskesdes, namun penyebarannya belum merata. Melalui program desa siaga telah dilatih bidan desa dan bidan koordinator serta dokter Puskesmas di beberapa Puskesmas. Sampai dengan tahun 2013 telah ada 319 desa siaga. Data Seksi Kesehatan Keluarga dan KB tahun 2013 menunjukkan ada 242 orang bidan desa di Kabupaten Banggai, 223 (90,2 %) bidan tinggal di desa dan 285 orang bidan yang memiliki bidan kit, data menunjukkan belum semua desa memiliki bidan desa. Tabel 8. Data NAKES dilatih APN Tahun 2013.
PELATIHAN APN TOTAL DESA
TOTAL BIDAN
BIDAN DESA
BIDAN TINGGAL DI DESA
TELAH APN
MAMPU GDON
PUNYA BIDAN KIT
304
220
195
176
62
74
212
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
Di tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya Puskesmas dengan tempat tidur, belum semua mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Di Kabupaten Banggai dari 12 Puskesmas Rawat Inap hanya 3 Puskesmas yang sudah mampu PONED yaitu Puskesmas Bunta, Pagimana, dan Tangeban. Untuk Rumah Sakit Kabupaten yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif( PONEK) adalah Rumah 65 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Sakit Umum Daerah Luwuk. Di Kabupaten Banggai terdapat 1 Rumah Sakit Pemerintah dan 1 Rumah Sakit Khusus Bersalin. Sistem Pencatatan dan Pelaporan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Banggai masih belum adekuat. Pelayanan Kesehatan Ibu di Rumah Sakit belum dapat didata secara tepat, karena data dari Rumah Sakit dan Klinik bersalin yang didapatkan dari pengelola program tidak bisa menyertakan data dari rumah sakit dan klinik. Demikian juga tidak dilaksanakan lagi Audit Maternal Perinatal (AMP) di Puskesmas. Posyandu yang dikelola oleh Kader Kesehatan memberi pelayanan antenatal dengan bantuan Bidan di desa. Dukun bayi diharapkan berperan membantu bidan dalam memberikan pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas. Di Kabupaten Banggai terdapat 295 orang dukun bayi namun data 2013 menunjukkan yang bermitra hanya 288 orang dukun bayi. Fasilitas bidan praktek swasta terdapat di desa dan kota yang juga memberikan pertolongan persalinan. Namun sistem pencatatan data dan penyampaian laporan ke Puskesmas tidak ada. Tabel 9. Jumlah Dukun dan Dukun yang Bermitra Di Kab.Banggai Tahun 2013 PENOLONG PERSALINAN DUKUN
TRADISIONAL/BIANG/DUKUN
6544
288
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
Sesuai data Riskesdas 2007 pemanfaatan pelayanan polindes / bidan di desa masih sangat rendah yaitu 37,1 %. Lebih dari 22 % responden memberikan alasan yang tidak jelas mengapa tidak memanfaatkan polindes / bidan di desa. Jenis pelayanan polindes / bidan yang paling banyak dimanfaatkan dalam 3 bulan terakhir adalah pengobatan (89,7%). Selain dalam pengobatan polindes/bidan desa dimanfaatkan dalam pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan bayi/balita. 6. Pelayanan kesehatan pada bayi Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 - 5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi 66 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI).
Hasil pemutakhiran data Profil Kesehatan/ pengumpulan data dari
Puskesmas tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan jumlah Pelayanan kesehatan pada bayi di Kabupaten Banggai sebesar 4.739 pelayanan kesehatan pada bayi (84,2%) dari 5.627 jumlah bayi, hal ini tentunya belum memenuhi target SPM (90%). Puskesmas dengan jumlah kesehatan pada bayi tertinggi adalah Puskesmas Sinorang sebesar 138 cakupan pelayanan (97,9%) dan terendah adalah Puskesmas Hunduhon 122 cakupan pelayanan kesehatan pada bayi (64,6%). (Rincian cakupan kunjungan bayi menurut Puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 40). Gambar 33. Persentase Jumlah Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
7. Pemberian ASI Eksklusif ASI ( Air Susu Ibu ) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 ( enam ) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Tahun 2013 di kabupaten Banggai, bayi yang di beri ASI Eksklusif sebesar 39,1 %. 67 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 34. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif KabupatenBanggai Tahun 2008 - 2013
Bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami kenaikan dibanding tahun tahun 2012 yaitu 39,3%, tahun 2011 yaitu 20 %, tahun 2010 yaitu 32,3 %, tahun 2009 46,8 %, dan tahun 2008 yaitu 69,9 %, , hal ini dikarenakan klasifikasi umur bayi yang mendapat ASI Eksklusif semakin diperketat dan kemungkinan pencatatan yang under reported. Tahun 2013 pemberian ASI Eksklusif yang tertinggi diwilayah kerja Puskesmas Kampung Baru sebanyak 96,2 % dan terendah diwilayah kerja Puskesmas Kintom sebanyak 2 %, namun ada beberapa Puskesmas yang belum melaporkan. Tindakan nyata yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif berupa penyampaian informasi kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif termasuk didalamnya memberikan informasi tentang sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui tersebut adalah : 1.
Sarana Pelayanan Kesehatan mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2.
Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan ketrampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut
3.
Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur
68 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui. 4.
Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang/tempat bersalin. Apabila ibu mendapat operasi, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.
5.
Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis
6.
Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
7.
Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.
8.
Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui
9.
Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada
kelompok
tersebut
ketika
pulang
dari
Rumah
sakit/Rumah
bersalin/sarana pelayanan Kesehatan. Gambar 35. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
8. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Oleh karena itu untuk 69 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB.Gerakan Keluarga Berencana (KB) di lakukan melalui pelayanan diunit–unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat diketahui dari beberapa indikator seperti pencapaian peserta KB baru dan cakupan KB aktif metode kontrasepsi efektif terpilih (MKET). a.
Pencapaian Target Peserta KB Baru Cakupan peserta KB Baru pada tahun 2013 sebesar 16,3 %. Cakupan peserta
Keluarga berencana (KB) Baru tertinggi berada di Kecamatan Luwuk Timur 31,6 % dan terendah di Kecamatan Lobu 9,3 %. Cakupan peserta KB Baru pada tahun 2012 sebesar 18,3 %, tahun 2011 cakupan peserta KB Baru sebesar 26,1 %. Tahun 2010 cakupan peserta KB Baru sebesar 7,9 %. Tahun 2009 cakupan peserta KB Baru sebesar 12,3 % dan Tahun 2008 sebesar 12,46 %. Untuk mengetahui pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB baru di Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 36 berikut ini : Gambar 36. Persentase Cakupan Peserta KB Baru Terhadap Pasangan Usia Subur Tahun 2008 - 2013
Dari gambar 37 tampak persentase pola penggunaan alat kontrasepsi akseptor KB Baru di Kabupaten Banggai lebih dominan Suntik (39,7%) dan Pil (32,9%). Cakupan persentase penggunaan kontrasepsi akseptor/peserta KB Baru terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
70 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 37. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor Kb Baru Di Kab. Banggai Tahun 2013
b. Pencapaian Peserta KB Aktif Persentase Cakupan peserta KB aktif terhadap PUS tahun 2008 -2013 dapat dilihat pada gambar 38 berikut ini :
Gambar 38. Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia Subur Tahun 2008 - 2013
Dari gambar 38 diatas tampak persentase cakupan peserta KB Aktif terhadap PUS terlihat mengalami kenaikan dari 82,6 % tahun 2009 menjadi 85,3 % tahun 2010, namun mengalami penurunan menjadi 48.5 % pada tahun 2011. Tahun 2012 71 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
mengalami peningkatan menjadi 78.3 %. Namun tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 74.6 %. Untuk mengetahui pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB Aktif tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 39 berikut :
Gambar 39. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor KB Aktif Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
B. PELAYANAN IMUNISASI Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 – 1 tahun (BCG, DPT,Polio, Campak, HB), Imunisasi untuk wanita usia subur/ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1 : DT dan kelas 2 – 3 : TT) , sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non-UCI , potensial Risti KLB , ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatannya lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi.Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).Dalam hal ini pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/kelurahan.
72 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 40. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013
Desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap meliputi BCG, DPT , Polio dan Campak pada bayi > 80 %. Di Kabupaten Banggai pada tahun 2013, persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI) adalah 80,5 % sama dengan cakupan tahun 2012. Tahun 2011 persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI) adalah 60,5 %. Tahun 2010 persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI) sebesar 50%, tahun 2009 sebesar 83,2 % , dan tahun 2008 sebesar 90 %.
C. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT (USILA) Kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah dalam menunjang mutu kehidupan para lansia tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang antara lain meliputi : Pelayanan kesehatan, melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik. Kelompok Usila adalah kelompok umur ≥ 60 tahun. Berdasarkan laporan Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai tahun 2013 menunjukkan persentase kelompok Usila yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 66,3 % . (Gambaran pencapaian pelayanan kesehatan kelompok Usila dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 41). 73 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 41. Persentase Kelompok Usila Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
D. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas adalah untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh pelayanan masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.Melalui jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Program ini telah berjalan 4 tahun , dan telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin di Puskesmas dan jaringannya yang disalurkan langsung ke Puskesmas. Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin adalah pelayanan yang diberikan pada keluarga miskin dalam bidang kesehatan, dengan menggunakan kartu Jamkesmas / SKTM. Terdiri dari pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kebidanan, dan pelayanan perbaikan gizi. Berdasarkan Laporan Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai tahun 2013, jumlah masyarakat yang terlayani JAMKESDA sebesar 46.000 jiwa, JAMKESMAS sebesar 130.175 jiwa, dan JKN (ASKES PNS, JAMSOSTEK, TNI/POLRI/PNS/KEMHAN/PNS POLRI) sebesar 165.087 jiwa yang mendapat pelayanan kesehatan. Cakupan Pelayanan Kesehatan 74 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Masyarakat Miskin Beserta Rawat Jalan Dan Rawat Inap Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 54 dan 55b.
E. PELAYANAN KESEHATAN DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN Upaya pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan kepulauan di Kabupaten Banggai dilaksanakan dalam rangka upaya kesehatan komunitas di daerah terpencil, dan kepulauan. Pada tahun 2013 pelayanan kesehatan terpencil, dan kepulauan dilaksanakan di beberapa wilayah kerja Puskesmas diantaranya di Desa Uwemea, Desa Balaigondi, Desa Bajopoat, Desa Lambuli, Desa Boloak, Desa Talima A, Desa Talima B, dan Desa Tintingon. Kegiatan yang dilakukan berupa pemeriksaan kesehatan gratis, kegiatan pelayanan kesehatan seperti promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, kegiatan Kordinasi pelaksanaan serta monitoring evaluasi. Pengembangan sarana kesehatan di Daerah terpencil dan kepulauan di Kabupaten Banggai dibiayai dari Dana APBD dan DAK KEMENKES RI. Gambaran wilayah pelayanan daerah terpencil di kabupaten Banggai dapat di lihat di tabel 10 berikut : Tabel 10. Wilayah Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil Kabupaten Banggai NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
1
Nuhon
Saiti Nuhon
2
Bunta
Bunta
3
Pagimana
Pagimana
Lobu 5
Balantak
Balantak
6 Lamala 11 Batui
Mantok Sinorang
12 Toili
Toili II
DESA
TRANSPORTASI
4
5
Kabua-bua Kohoas Tompalia Lokait Mumpe Lanang Balai Gondi Bajo Poat Tampe Gomuo Tg. Jepara Pulau Tembang Baloak Doda Dongkalan Dolom Lambuli Boloak Talima A Talima A Booy Tintingon Garuga Tumpu Jaya Tombeombong Uwemea
Roda 2 + Jalan Kaki Roda 2 + Jalan Kaki Roda 2 + Jalan Kaki Roda 2 + Jalan Kaki Jalan Kaki Jalan Kaki Motor Laut Motor Laut Motor Laut Motor Laut Motor Laut Motor Laut Jalan Kaki Jalan Kaki Jalan Kaki Jalan Kaki Roda 4 Roda 4 Roda 4 Roda 2 + Jalan Kaki Roda 2 + Jalan Kaki Roda 2 + Jalan Kaki Jalan Kaki Roda 2 + Jalan Kaki Jalan Kaki
Sumber: : Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
75 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
JARAK TEMPUH (DESA KE KEC./PKM
KATEGORI
18 Km 41 Km 67 Km 25 Km 25 Km 24 Km 6 Jam 5 Jam 6 Jam 5 Jam 4 Jam 6 Jam 60 Km 15 Km 10 Km 7 Km 20 Km 9 Km 10 Km 10 Km 20 Km 20 Km 16 Km 20 Km 20 Km
Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Kepulauan Kepulauan Kepulauan Kepulauan Kepulauan Kepulauan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan Terpencil/Pegunungan
7
F. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapat gangguan
kesehatan
sedang
dan
berat.Sebagian
besar
sarana
pelayanan
Puskesmasdan rumah sakit dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar yang dilengkapi berbagai fasilitas, disamping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat jalan. 1. Pemanfaatan Rumah Sakit Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara , meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan /memulihkan kesehatan perorangan Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan sedang hingga berat. Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan. Di Kabupaten Banggai terdapat satu rumah sakit tipe C yang dikelola pemerintah kabupaten yang berada di wilayah Kecamatan Luwuk yaitu BRSUD Luwuk. Tahun 2013 jumlah kunjungan BRSUD Luwuk sebesar 31.868 kunjungan terdiri dari 19.395 kunjungan rawat jalan dan 12.473 kunjungan rawat inap. Jadi persentase penduduk kabupaten Banggai yang memanfaatkan pelayanan kesehatan RSUD sebesar 60,8 % rawat jalan dan 39,1 % rawat inap. Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan Rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate / BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of stay/LOS), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn Over Interval / TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate / GDR), dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (Neth Death Rate / NDR). 76 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
a. Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR / Bed Occupancy Rate ) Angka penggunaan tempat tidur atau BOR di RSUD Luwuk dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur. Angka Bed Occupancy Rate yang ideal yang diharapkan adalah antara 60% sampai dengan 85%. Berdasarkan data Rekam Medik RSUD Luwuk tahun 2013 penggunaan tempat tidur di RSUD Luwuk 88,7 % dengan jumlah tempat tidur sebanyak 242 buah, tentunya ini menggambarkan bahwa pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit mengalami peningkatan dan telah mencapai angka yang ideal. BOR RSUD Luwuk selama enam tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 42. Gambar 42. Jumlah Tempat Tidur Di BRSUD Luwuk Di Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
b. Rata – Rata Lama Hari Perawatan( ALOS / Length of stay) Rata – rata lama perawatan di Rumah Sakit seorang pasien (ALOS = Average Length Of Stay) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6 – 9 hari. Ratarata lama perawatan pada BRSUD Luwuk pada tahun 2013 sebesar 3,7 hari, ini berarti bahwa angka LOS BRSUD Luwuk lebih rendah dari angka standar LOS nasional. Data tahun 2012 sebesar 3,9 hari. Data tahun 2011 sebesar 4,0 hari, tahun 2010 sebesar 4,4 hari, tahun 2009 sebesar 4,2 hari, dan tahun 2008 sebesar 4,4 hari. c. Angka Kematian Umum / (GDR/Gross Death Rate) GDR atau angka kematian Umum adalah angka kematian total pasien rawat 77 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
inap yang keluar Rumah sakit per 1000 penderita yang keluar hidup dan mati. Indikator ini menggambarkan kualitas pelayanan rumah sakit secara umum. Angka ideal GDR adalah < 45 /1.000 pasien. Angka kematian umum (GDR) RSUD Luwuk pada tahun 2013 sebesar 42,8 %0, Ini berarti angka GDR RSUD Luwuk masih dalam batasan ideal. tahun 2012 sebesar 30,6 %0 , Tahun 2011 sebesar 40,0%0, Tahun 2010 sebesar 16,6%0, tahun 2009 sebesar 33,6 %0, Tahun 2008 sebesar 44,4 %0, Tahun 2007 sebesar 37,6 %0, tahun 2006 adalah 15 %0, dan tahun 2005 sebesar 10 %0. d. Angka Kematian Netto (NDR/Neth Death Rate) NDR atau angka kematian >48 jam setelah dirawat/masuk rumah sakit untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. Indikator ini berguna untuk menggambarkan kualitas pelayanan rumah sakit, asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan selama 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal adalah < 25 / 1.000 pasien. NDR (Neth Death Rate) RSUD Luwuk pada tahun 2013 sebesar 22,5%0 , ini berarti nilai NDR RSUD menunjukan nilai lebih baik jika dibandingkan dengan standar ideal nasional. Data tahun 2012 sebesar 11 %0 , tahun 2011 sebesar 15,2 %0 , tahun 2010 sebesar 7,3 %0, tahun 2009 sebesar 33,62 %0, tahun 2008 sebesar 31,3 %0, tahun 2007 sebesar 10,9 %0, menurun dari tahun 2006 sebesar 14 %0. e. Rata-rata Selang Waktu Penggunaan Tempat Tidur (TOI/Turn Over Interval) TOI adalah rata-rata jumlah hari dimana tempat tidur tidak terpakai dari saat terisi sampai saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat menggambarkan tingkat efesiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 – 3 hari. TOI (Turn Over Interval) RSUD Luwuk pada tahun 2012 adalah 0,8 hari, angka ini menunjukkan bhwa RSUD Luwuk telah mencapai angka ideal, yaitu terdapat selang waktu 0,8 hari tempat tidur tidak terisi. Dengan demikian, data dikatakan bahwa penggunaan tempat tidur di rumah sakit memenuhi standard dan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. Data tahun 2012 sampai dengan tahun 2008 tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur adalah 2-3 hari. 78 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2. Pemanfaatan Puskesmas Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok. Kegiatan tersebut antara lain Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular, dan Pengobatan. Puskesmas Perawatan disamping menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga menyediakan fasilitas pelayanan rawat inap dan berfungsi sebagai “Pusat Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat darurat sebelum dirujuk ke rumah sakit.
Gambar 43. Persentase Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Dan Rawat Nginap Di Sarana Pelayanan Kesehatan (Rs,Puskesmas,Klinik Kesehatan) Di Kab.Banggai Tahun 2009 S/D 2013
Tahun 2013 di Kabupaten Banggai terdapat 24 Puskesmas yang tersebar di 23 Kecamatan terdiri dari 12 Puskesmas perawatan dan 12 Puskesmas non perawatan. Hasil pemutakhiran data Profil kesehatan / pengumpulan data dari Puskesmas tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap Puskesmas sebesar 104.171 kunjungan, dimana rawat jalan sebesar 100.701 kunjungan dan rawat inap sebesar 3.470 kunjungan (belum semua melaporkan). Persentase cakupan penduduk di Kabupaten Banggai Tahun 2013 yang memanfaatkan pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun di pusat pelayanan kesehatan lainnya (RS, Klinik, Balai pengobatan) sebesar 35 % dan rawat inap sebesar 4,7 %. (Rincian jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap 79 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
dipusat-pusat pelayanan kesehatan selama tahun 2013 dapat dilihat pada pada gambar IV.17 dan lampiran tabel 55).
G. UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT 1. Pengendalian penyakit malaria Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penderita malaria dan terjadinya kejadian luar biasa sangat berkaitan erat dengan beberapa hal sebagai berikut : 1). Adanya perubahan lingkungan yang berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk penular malaria, 2). Mobilitas penduduk yang cukup tinggi, 3). Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim kemarau, 4). Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan dampak pada wilayah-wilayah tertentu dengan adanya masyarakat yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria, 5). Tidak efektifnya pengobatan karena terjadi plasmodium falciparum resisten kloroquin dan meluasnya daerah resisten, 6). menurunnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu. Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan selama tahun 2013 di Kabupaten Banggai untuk menekan angka kesakitan malaria antara lain penemuan dan pengobatan penderita / Passive Case Detection ( PCD ) di Unit Pelayanan Kesehatan yang secara rutin dilakukan setiap tahunnya dan kegiatan peningkatan SDM melalui pelatihan petugas MikroskopisPuskesmas dan daerah terpencil serta kegiatan yang dananya bersumber dari Proyek IMC KS IND Round 8 GF ATM Komponen Malaria Kabupaten Banggai Tahun 2013 yaitu pelaksanaan Mass Blood Survey (MBS) di daerah peningkatan kasus dan daerah terpencil yang tidak ada sarana dan petugas kesehatan. Selain itu telah dilaksanakan pelatihan bagi petugas Puskesmas pembantu dan petugas bidan dalam hal pengambilan dan pewarnaan sediaan darah malaria, dimana kedepan mereka diharapkan dapat membantu agar semua penderita malaria klinis harus diambil sediaan darahnya untuk diperiksa di laboratorium sehingga pemberian pengobatan bagi penderita akan tepat sesuai jenis plasmodium yang ada dalam tubuh penderita. Penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita tersangka malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan, diobati sesuai 80 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun. Persentase penderita malaria yang diobati sejak tahun 2009 hingga 2013 sebesar 100 %, berarti semua penderita tersangka malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan diobati sesuai pengobatan standar. Realisasi pengobatan penderita tersangka malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan sudah mencapai target seperti yang diperlihatkan gambar 44 berikut ini : Gambar 44. Target Dan Persentase Pengobatan Malaria Di Kab.Banggai Tahun 2009-2013
Sesuai dengan tujuan khusus pengendalian malaria yaitu diharapkan tahun 2013 semua kabupaten/kota mampu melakukan pemeriksaan sediaan darah malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau. Berdasarkan cakupan konfirmasi laboratorium belum semua penderita malaria klinis dilakukan pemeriksaan sediaan darahnya. Gambar 45. Pencapaian Konfirmasi Laboratorium/Mikroskop Malaria (Cakupan PCD) Di Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013
81 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2. Pengendalian Penyakit TB Paru Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah : 1). Menurunkan insidens TB Paru pada tahun 2015, 2). Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian akibat TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015, 3). Sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA + terdeteksi dan di obati melalui program DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO) dan 4). Sedikitnya 85 % tercapai succes rate. Upaya Pencegahandan Pemberantasan penyakit TB paru dilakukan dengan pendekatan DOTS yaitu strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS maka proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan pentingnyapengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai 95 %. Strategi DOTS direkomendasikanoleh WHO secara global untuk menanggulangi TB Paru. Strategi DOTS terdiri atas 5 komponen , yaitu : 1. Adanya komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh menanggulangi TBC. 2. Diagnosis penyakit TBC melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis 3. Pengobatan TBC dengan panduan obat anti TBC jangka pendek, diawasi secara langsung oleh PMO ( Pengawas menelan obat ) 4. Tersedianya panduan obat anti TBC jangka pendek secara konsisten 5. Pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TBC sesuai standar. Gambar III.21 memperlihatkan kecenderungan angka penemuan kasus baru ( Case Detection Rate/CDR ).
Salah
satu indikator yang digunakan dalam
pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Selama tahun 2008 – 2013, angka CDR berfluktuasi dari tahun 2006 CDR tertinggi (82.%) dan terus mengalami penurunan, akan tetapi dalam 2 tahun terakhir menunjukan peningkatan mendekati target nasional (70 %). Keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan 82 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
oleh kepatuhan dan keteraturan dalam berobat, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Angka keberhasilan pengobatan semenjak 2008 – 2013 terlihat fluktuatif dimana empat tahun belakangan mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 , namun angka tersebut masih menunjukan bahwa kabupaten banggai telah mencapai target keberhasilan pengobatan (SR=85%). Gambar 46. Cakupan Penemuan Kasus TB BTA Positif (CDR) Dan Sucsess Rate (SR) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
3. Pengendalian penyakit HIV/AIDS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, Zero Survey, pemantauan pada kelompok berisiko penderita penyakit menular seksual (PMS), seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahgunaan obat dengan suntikan (IDU), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Untuk di Kabupaten Banggai, kegiatan utama pemberantasan penyakit kelamin dan HIV/AIDS adalah Zero survei terhadap kelompok resiko tinggi dan rendah yang disertai dengan penyuluhan langsung kepada kelompok sasaran tersebut. Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah 83 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
“window periods“ yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan potensial. Pada kelompok ini disamping dilakukan pengobatan, yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut. Dalam rangka mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS, diperlukan upaya khusus yang difokuskan pada kelompok remaja. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait HIV dan AIDS adalah melalui kampanye "Aku Bangga Aku Tahu" (ABAT). Kampanye ABAT merupakan sosialisasi mengenai perilaku seksual yang harus dihindari sebelum ada komitmen melalui pernikahan dan penyadaran tentang cara penularan penyakit HIV dan AIDS. Upaya lain yang dilakukan dalam rangka pengendalian HIV dan AIDS yaitu peningkatan akses masyarakat terhadap pengobatan dan penyediaan layanan terpadu/komprehensif HIV dan AIDS. Dengan upaya penyediaan layanan terpadu tersebut, upaya pencegahan, perawatan, dan pelayanan kasus HIV dan AIDS termasuk layanan konseling dan tes, layanan perawatan, dukungan dan pengobatan, serta pengurangan dampak buruk dapat dilakukan di satu titik layanan. Dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan untuk penanggulangan HIV dan AIDS, perlu disediakan sumber daya yang mendukung upaya tersebut, diantaranya adalah Layanan Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak (PPIA) dan Pelayanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV dan AIDS.Upaya lain yang dilakukan dalam rangka pengendalian HIV dan AIDS adalah pelayanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV/AIDS. Pelayanan PDP merupakan layanan terpadu yang meliputi konseling dan tes, layanan perawatan, dukungan dan pengobatan. Di Indonesia terdapat 248 rumah sakit yang memberikan layanan PDP melakukan pengobatan ARV. 4. Pengendalian penyakit ISPA ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan mengalami 3 – 6 episode ISPA 84 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
setiap tahunnya. Antara 40% - 60% dari kunjungan Puskesmas adalah karena penyakit ISPA. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Program pemberantasan ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan bukan pneumonia. Pnemonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rhinitis, faringitis, tonsilitis, dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya di golongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman streptococcus jarang ditemukan pada bayi. Bila ditemukan harus di obati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan pneumonia balita Puskesmas : 1. Tenaga terlatih tidak melaksanakan MTBS//tata laksana standar ISPA di Puskesmas 2. Pembiayaan (logistik dan operasional) terbatas 3. Pembinaan (bimbingan teknis,monitoring dan evaluasi) secara berjenjang masih sangat kurang 4. ISPA merupakan pandemik yang dilupakan /tidak prioritas sedangkan masalah ISPA merupakan masalah multisektoral 5. Gejala pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga kesehatan yang tidak terlatih. Upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus dan kualitas tata laksana penderita Pnemonia Balita dilakukan di Kabupaten Banggai dengan menerapkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Unit Pelayanan Kesehatan Dasar, sampai tahun 2013 tenaga kesehatan yang telah dilatih berjumlah 147 orang (BBLR) dan 106 orang (Afiksia) yang tersebar di 24 Puskesmas. 85 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
5. Pengendalian penyakit KUSTA Penyakit Kusta adalah penyakit yang harus mendapat perhatian lebih serius, sebab keterlambatan mendiagnosis dan keteraturan dalam berobat akan berakibat resiko penderita pada kecacatan. Selain pengobatan penderita, diperlukan survei aktif ke lokasi penderita, dalam upaya penemuan kasus dan pengobatan lebih awal. Survei aktif diharapkan akan mencegah meluasnya penyakit ini. Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta digunakan angka proporsi cacat tingkat II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata) dan proporsi anak yang diantara kasus baru. Angka proporsi cacat tingkat II yang tinggi mengindikasikan adanya keterlambatan dalam penemuan penderita yang dapat diakibatkan rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda-tanda dini penyakit kusta. Sedangkan indikator proporsi anak di antara kasus baru mampu merepresentasikan penularan kusta yang masih terjadi pada masyarakat. Berdasarkan laporan dari pengelola program P2 Kusta pada tahun 2013 angka kecacatan tingkat II tidak ditemukan, dan masih adanya penularan kusta pada masyarakat di Kabupaten Banggai yang tercermin oleh proporsi penderita berumur 0 – 14 tahun menunjukan angka 2,2 % ( 1 penderita ), indikator program 5 %. 6. Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit DBD di kabupaten Banggai merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, ditandai dengan tingginya angka kesakitan selama 2 tahun terakhir. Hal ini karena masih tersebarnya vector nyamuk aedes aegepty yang merupakan penular penyakit. Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu : 1). Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vector, 2). Diagnosis dini dan pengobatan dini, dan 3). Peningkatan upaya pemberantasan vector penular 86 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
penyakit DBD. Upaya pemberantasan vector ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penular DBD dapat dicegah atau dikurangi. Kegiatan PSN dilakukan dengan cara3M yaitu: Menguras tempat penampungan air (TPA), menutup TPA dan mengubur / menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Selama tahun 2013 telah dilaksanakan abatisasi dan survey jentik serta fogging focus di daerah kasus terbanyak di Kecamatan Luwuk yaitu di daerah Kelurahan Baru, Hanga-hanga, Desa Tontouan, Kelurahan Luwuk, Kelurahan Maahas, Kelurahan Kilongan, Kelurahan Baru, Kelurahan Bungin, Kelurahan Soho, Kelurahan Karaton, Kelurahan Simpong, Kelurahan Kilongan Permai, Kelurahan Tanjung Tuis, Desa Lumpoknyo , Desa Awu, Desa Boyou, Desa Salodik Desa Biak dan Kecamatan Kintom. Untuk survey jentik berkala jumlah rumah diperiksa sebanyak 7.600 rumah dengan Angka bebas jentik/ABJ 92,54 %. Tabel 11. Indikator Program P2DBD dan Pencapaian Target 2010 - 2013 Di Kabupaten Banggai
INDIKATOR Persentase rumah / bangunan bebas jentik (%) Persentase Kejadian DBD ditangani sesuai standar (%) Angka kesakitan DBD (per 100.000 penduduk) Angka kematian DBD (%)
2010 2011 2012 2013 TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI > 95 %
89.5
> 95 %
89.5
> 95 %
89.5
> 95 %
89.5
80
100
80
100
80
100
80
100
< 20
18
< 20
3.7
< 20
29
< 20
15
<1
0
<1
8.3
<1
4
<1
2
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai,2013
7. Pengendalian Penyakit Polio Pada tahun 1988, sidang ke-41 WHA (Word Health Assembly) yang dihadiri para menteri kesehatan dari Negara-negara WHO, telah menetapkan program eradikasi polio secara global (global polio eradication initiative) yang ditujukan untuk mengeradikasi penyakit polio pada tahun 2000. Kesepakatan ini diperkuat oleh sidang World summit for children pada tahun 1989, dimana Indonesia turut menandatangani kesepakatan tersebut.Eradikasi dalam hal ini bukan sekedar 87 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
mencegah terjadinya polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu menghentikan terjadinya transmisi virus polio liar diseluruh dunia. Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar indegenous selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan dengan surveilans AFP yang sesuai standar sertifikasi. Dasar pemikiran eradikasi polio adalah : 1. Manusia satu-satunya reservoir dan tidak ada longterm carrier pada manusia 2. Sifat virus polio yang tidak tahan lama hidup dilingkungan 3. Tersedianya vaksin yang mempunyai efektivitas >90% dan mudah dalam pemberian 4. Layak dilaksanakan secara operasional Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio di Kabupaten Banggai telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai, Tahun 2013 berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun ditemukan 1 kasus AFP di Wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru Kelurahan Kompo. Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar yang menyerang masyarakat. WHO menetapkan target untuk non polio AFP Rate sebesar ≥ 2,5 per 100.000 anak umur < 15 tahun. Sedangkan untuk standar spesimen adekuat adalah >80% artinya minimal 80% specimen tinja penderita harus sesuai dengan persyaratan yaitu diambil ≤ 14 hari setelah kelumpuhan dan suhu specimen 0 - 8 oC sampai di laboratorium.
H. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Faktor
lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses
timbulnya gangguan kesehatan baik secara individu maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar dimaksudkan untuk 88 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk Upaya yang dilakukan yaitu Pembinaan kesehatan lingkungan dan Pengawasan Tempat-Tempat Umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Tempat-tempat umum adalah Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang). Hasil pemutakhiran data/pengumpulan data Profil kesehatan dari Puskesmas dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada Tempat-Tempat Umum (TTU) terdapat 638 TTU yang ada di Kabupaten Banggai pada tahun 2013, dan 589 yang memenuhi syarat kesehatan ( 92,3 %).
I. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik, meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian serta pelayanan kesehatan dasar, serta melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan. Pemenuhan kebutuhan obat generik baik obat sangat-sangat esenial, sangat esensial dan esensial mencapai 100 %, termasuk kebutuhan alat-alat kesehatan dan bahan habis pakai. Data Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Dasar Kabupaten Banggai Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 69. Jumlah sarana pelayanan kesehatan, distribusi obat dan perbekalan kesehatan di kabupaten banggai tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 berikut :
89 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Tabel 12. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kab. Banggai Tahun 2013 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN
1
2
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI 3
4
5
6
BUMN 7
SWASTA JUMLAH 8
9
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN Sumber: Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan
1
1 -
12
12 12 24 105
12 24 105 1 3 4 30
1 3 4 30 1
1
29 37
29 37 -
J. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Permasalahan gizi yang masih merupakan prioritas masalah di Indonesia antara lain Kurang Energi Protein, Kurang vitamin A, Gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi , adapun upaya yang dilakukan dalam menanggulangi dan mencegah masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemantauan pertumbuhan balita Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan balita yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Kegiatan penimbangan balita di Posyandu (D/S) menjadi salah satu indikator yang ditetapkan. Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan cakupan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi 90 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
kurang. Berdasarkan hasil pengumpulan data profil kesehatan pemantauan balita tahun 2013 dari seksi gizi masyarakat Dinas kesehatan Kabupaten Banggai, dapat dilihat pada gambar 47 berikut : Gambar 47. Distribusi Jumlah Baduta/Balita Ditimbang Dan BGM Kabupaten Banggai Tahun 2013
Cakupan penimbangan baduta dan balita di posyandu (D/S) di Kabupaten Banggai pada tahun 2013 sebesar 67,6 dan 49,6 %. Cakupan penimbangan balita tertinggi di Puskesmas Sinorang (70,2 %). Sedangkan cakupan penimbangan balita terendah di Puskesmas Toili I (19,4%). Kunjungan balita ke posyandu sangat berkaitan dengan indikator D/S. Namun demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi terkait dengan kunjungan balita ke posyandu. Permasalahan tersebut antara lain : dana operasional dan sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan Posyandu, tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap manfaat Posyandu, serta pelaksanaan pembinaan kader. (Data dan informasi tentang penimbangan baduta dan balita di posyandu menurut puskesmas pada tahun 2013 dapat dilihat terdapat pada lampiran tabel 44 dan 47). 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Selain anemia gizi besi, kekurangan vitamin A juga menjadi perhatian dalam upaya perbaikan gizi masyarakat. Oleh karena itu dilakukan pemberian 91 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
kapsul Vitamin A dalam rangka mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Cakupan yang tinggi dari pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat. Vitamin A berperan terhadap penurunan angka kematian, pencegahan kebutaan, serta pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak. Masalah vitamin A pada balita secara klinis bukan lagi masalah kesehatan masyarakat (prevalensi xeropthalmia < 0,5%). Hasil studi masalah gizi mikro di 10 kota pada 10 provinsi tahun 2006, diperoleh prevalensi xeropthalmia pada balita 0,13%, sedangkan hasil survey vitamin A pada tahun 1992 menunjukkan prevalensi xeropthalmia sebesar 0,33%. Namun demikian KVA subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala nyata, masih ada pada kelompok balita. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium. Selain itu, sebaran cakupan pemberian vitamin A pada balita menurut provinsi masih ada yang dibawah 75%. Dengan demikian kegiatan pemberian vitamin A pada balita masih perlu dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, namun lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus pada balita usia 6-59 bulan. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di Kabupaten Banggai tahun 2013 mencapai 60,3 %. Capaian ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 88,3 %. Dengan mengalami penurunan, maka masih diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A. Upaya tersebut antara lain melalui peningkatan integrasi pelayanan kesehatan anak, sweeping pada daerah yang cakupannya masih rendah dan kampanye pemberian kapsul vitamin A.
92 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 48. Distribusi Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Kabupaten Banggai Tahun 2009- 2013
Gambaran pemberian kapsul vitamin A dua kali selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 48. Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa jumlah balita pada tahun 2013 mengalami kenaikan yaitu 41.502 balita jika dibandingkan dengan tahun 2012, namun dari persentase balita yang mendapatkan vitamin A mengalami penurunan (60,3%). Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (esensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. (Gambaran Secara Rinci Hasil Cakupan Balita Yang Diberi Vitamin A Dua Kali Menurut Puskesmas Selama Tahun 2013 Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 44). Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses komunikasi-informasi-edukasi (KIE) meupakan upaya yang paling aman dan berkelanjutan. Namun seringkali penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan fortifikasi vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan kekurangan vitamin A masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.Kelompok sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi yaitu bayi,anak balita , dan ibu nifas. 1.
Bayi Kapsul vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak bayi (umur 6 – 11 bulan) baik sehat maupun sakit.Di berikan setiap 6 bulan secara serempak pada
93 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
bulan Februari dan Agustus. 2.
Anak Balita Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita (umur 1 – 4 tahun) baik sehat maupun sakit. Di berikan setiap 6 bulan secara serempak pada bulan Februari dan Agustus.
3.
Ibu Nifas Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru melahirkan (nifas) sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Di berikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.
Selain 3 kelompok diatas, ada kejadian tertentu yang harus segera diberikan kapsul vitamin A , yaitu : a.
Xeroftalmia, dengan tanda-tanda buta senja, bercak putih (bercak bitot) , mata keruh tau kering. Pemberian vitamin A dilakukan dengan ketentuan sebaga berikut :
b.
-
Saat ditemukan : segera diberi 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
-
Hari berikutnya : 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
-
4 (empat) minggu berikutnya : 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
Campak Anak yang menderita campak, segera diberi kapsul vitamin A 200.000 SI. Untuk bayi diberi satu kapsul vitamin A 100.000 SI
3. Pemberian Tablet Besi Salah satu permasalahan gizi masyarakat adalah anemia gizi, yaitu suatu kondisi ketika kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini terjadi karena kekurangan asupan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan komponen Hb terutama zat besi (Fe). Sebagian besar anemia yang ditemukan di Indonesia adalah anemia gizi besi yaitu anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe). Dalam rangka penanggulangan permasalahan anemia gizi besi, telah dilakukan program pemberian tablet Fe. Pemberian tablet besi ini diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil (antenatal care). Anemia gizi merupakan masalah kesehatan yang ikut berperan sebagai penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, produktivitas kerja, 94 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Oleh Karena itu, penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Tablet Fe1 (30 tablet) dan Fe3 (90 tablet) diberikan selama periode kehamilan yang diberikan didalam maupun diluar gedung Puskesmas atau oleh kader. Tujuan pemberian Tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil, karena pada masa kehamilan kebutuhan Fe meningkat. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe3) pada tahun 2009 – 2013 dapat dlihat pada gambar 49 berikut : Tahun 2013 di Kabupaten Banggai jumlah ibu hamil adalah 7.347 ibu hamil, yang mendapatkankan tablet Fe1 sebesar 61,81 % dan Fe3 sebesar 48,4%.
Hal ini menunjukkan
penurunan jika dibandingkan cakupan tahun 2012 mendapat tablet Fe1 sebesar 64,40 % dan Fe3 sebesar 56,8 % dari 7.774 ibu hamil. Efektivitas upaya pemberian tablet besi juga sangat bergantung pada seberapa besar kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang diberikan. Cakupan pemberian tablet besi yang tinggi bisa tidak berdampak pada penurunan anemia besi jika kepatuhan ibu hamil dalam menelan tablet besi masih rendah. Gambar 49. Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-1 & Fe-3) Pada Ibu Hamil Kabupaten Banggai Tahun 2009-2013
95 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Program pemberian tablet besi sangat terkait dengan pelayanan kesehatan pada ibu hamil (K1-K4) karena diberikan pada saat ibu hamil melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Pemberian tablet besi juga menjadi salah satu syarat terpenuhinya kunjungan ibu hamil K4. Namun demikian, capaian kunjungan K4 ibu hamil pada tahun 2013 sebesar 82,5%, yaitu lebih besar dibandingkan dengan capaian pemberian tablet besi pada ibu hamil sebesar 48,5%. Secara ideal, seharusnya capaian dua indikator tersebut sama atau tidak jauh berbeda. Oleh karena itu diperlukan perbaikan pada sistem pencatatan dan pelaporan serta koordinasi antar pengelola program terkait. (Data dan informasi lebih rinci menurut puskesmas mengenai pemberian tablet besi pada ibu hamil di tahun 2013 terdapat pada Lampiran Tabel 32). Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak, umumnya digunakan nilai-nilai batas normal yang tercantum dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No. 736a/Menkes/XI/1989,yaitu : -
Hb laki-laki dewasa : > 13 g/dl
-
Hb perempuan dewasa : > 12 g/dl
-
Hb anak-anak : > 11 g/dl
-
Hb ibu hamil : > 11 g/dpl
Seseorang dikatakan anemia bila kadar Hb-nya kurang dari nilai baku tersebut diatas. Kurangnya asupan zat besi (Fe) yang adekuat mengakibatkan timbulnya penyakit anemia gizi. Gejala tampak jika kadar Hb di bawah 11 g/dl adalah pucat, lesu, letih, lemah, dan terjadinya pendarahan. Masih tingginya prevalensi anemia ibu hamil dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga anemia yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan besi. Keadaan kekurangan besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pertumbuhan baik pada sel tubuh maupun sel otak pada janin. Pada ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan sebelum serta pada waktu melahirkan, dan pada anemia berat dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi. Pada anak dapat mengalami gangguan pertumbuhan, tidak dapat mencapai tinggi yang optimal dan anak menjadi kurang cerdas. 96 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Mengingat dampak anemia tersebut diatas yang dapat menurunkan kualitas sumberdaya manusia,maka perlu penanggulangan kekurangan zat besi pada ibu hamil dengan segera, melalui program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil. Program ini dilaksanakan dengan harapan setiap ibu hamil secara teratur memeriksakan diri ke Puskesmas atau posyandu selama masa kehamilannya. Tablet besi dibagikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil secara gratis.
97 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas yaitu sumber daya kesehatan, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab sumber daya kesehatan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit (RS), sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), serta institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Puskesmas, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, merupakan unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai: 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu wilayah kecamatan, atau beberapa desa/kelurahan di satu wilayah kecamatan dan disetiap kecamatan harus ada minimal satu unit Puskesmas. Dasar pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja Puskesmas antara lain faktor luas wilayah, kondisi geografis, dan kepadatan penduduk. Sampai dengan akhir tahun 2013, jumlah Puskesmas di Kabupaten Banggai yang tercatat sebanyak 24 unit, dengan rincian Puskesmas perawatan sejumlah 12 unit dan Puskesmas non perawatan sejumlah 12 unit. Jumlah ini tidak mengalami peningkatan dari tahun 2012. Puskesmas dibantu satu atau beberapa Puskesmas pembantu, jumlah Puskesmas Pembantu (PUSTU) sebesar 105 Pustu (Gambar 50 memperlihatkan jumlah Puskesmas tahun 2008 sampai dengan 2013). 98 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap Puskesmas, salah satu indikator yang digunakan yaitu rasio Puskesmas per 100.000 penduduk. Dalam kurun waktu 2008 hingga 2013, rasio Puskesmas menunjukkan ratio yang berfluktuasi dari tahun ke tahun hal ini dimungkinkan karena dalam beberapa tahun jumlah penduduk bertambah tapi jumlah puskesmas tetap. Akan tetapi pada umumnya sejak tahun2008 rasio Puskesmas per 100.000 penduduk mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar 6,5 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 7,0 Puskesmas. Distribusi Puskemas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata, peningkatan ini merupakan salah satu upaya pemerataan Puskesmas dalam menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya, seperti terlihat pada Gambar 50 berikut :
Gambar 50. Jumlah Puskesmas Dan Rasio Terhadap 100.000 Penduduk Di Kabupaten Banggai Tahun 2008-2013
Dengan rata-rata ratio Puskesmas tehadap 100.000 penduduk 7,0 per 100.000 tahun 2013. Ini berarti pada periode tahun 2013 setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 7 unit Puskesmas. Sedangkan rasio pustu terhadap Puskesmas adalah 5 : 1 artinya bahwa setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 5 pustu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas, beberapa Puskesmas non perawatan telah ditingkatkan statusnya menjadi 99 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Puskesmas perawatan. Puskesmas perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta diwilayah yang terpencil. Tahun 2012 di Kabupaten Banggai jumlah Puskesmas perawatan sebanyak 12 unit yaitu Puskesmas Kampung Baru, Puskesmas Kintom, Puskesmas Bunta, Puskesmas Pagimana, Puskesmas Bualemo, Puskesmas Balantak, Puskesmas Tangeban, Puskesmas Hunduhon, Puskesmas Batui, Puskesmas Toili I, Puskesmas Toili II dan Puskesmas Toili III. Kementerian Kesehatan RI memberikan dukungan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk pembangunan Puskesmas perawatan, termasuk penyediaan peralatan kesehatan dan rumah dinas tenaga medis, bidan dan perawat. Peningkatan jumlah Puskesmas perawatan yang menyelenggarakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif telah terbukti mempunyai daya ungkit yang lebih besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, bila diselenggarakan secara baik, melibatkan secara aktif masyarakat, konsisten, dan berkesinambungan. Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2013 rata-rata adalah 2 unit. Ini berarti bahwa Puskesmas diharapkan sudah dapat menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya. Sementara itu, di tahun 2013 jika dilihat rasio Puskesmas Pembantu per 100.000 penduduk maka Kabupaten Banggai berada diatas rata-rata nasional yakni 34,7 per 100.000 penduduk (Nasional = 10,5 per 100.000 penduduk). Sedangkan untuk Puskesmas Keliling berjumlah 24 dengan rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas berada pada rata-rata rasio secara nasional yakni sebesar 1,04 (Nasional 0,8). Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan melaksanakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas dan upaya kesehatan pengembangan diselenggarakan sesuai dengan masalah, kondisi, kebutuhan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas antara lain Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Pelayanan Kesehatan 100 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Peduli Remaja (PKPR), upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan olahraga, dan tatalaksana kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA). 2. Rumah sakit Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif, di dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit (RS) merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang utamanya menyelenggarakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan. Sejak tahun 2011, berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dikelompokkan menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Pengelompokan ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.
Gambar 51. Jumlah Tempat Tidur di BRSUD Luwuk Tahun 2008 - 2013
Tahun 2013 jumlah Rumah sakit (Pemerintah dan Swasta) di kabupaten 101 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Banggai sebanyak 2 unit terdiri dari Rumah sakit umum ( tipe C ) dan Rumah sakit bersalin. Selain rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan disajikan pula jumlah tempat tidur rumah sakit. Jumlah dan rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan rumah sakit tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya dalam hal daya tampung pasien rawat inap yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan rujukan. Jumlah tempat tidur pada rumah sakit umum Luwuk dalam 5 tahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan. Gambaran peningkatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 51. 3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan kesadaran setiap anggota masyarakat akan pentingnya perilaku sehat, berkeinginan, serta berdaya untuk hidup sehat. Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, seperti adanya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). UKBM yang ada di desa dan kelurahan menjadi ciri khas bahwa desa dan kelurahan tersebut telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dinyatakan demikian karena penduduk di desa dan kelurahan tersebut dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM serta melaksanakan survailans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak balita. Dalam menjalankan fungsinya, Posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan dan penanggulangan diare. 102 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Untuk memantau perkembangannya Posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2013 terdapat 297 Posyandu di Kabupaten Banggai yang terdiri dari 44,1% Posyandu Pratama, 43,1% Posyandu Madya, 11,4% Posyandu Purnama dan 1,35% Posyandu Mandiri. Perkembangan jumlah Posyandu selama tahun 2008 – 2013 dapat dilihat pada gambar 52 .
Gambar 52. Perkembangan Jumlah Posyandu Kabupaten Banggai Tahun 2008-2013
Tahun 2013 rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 1,2 atau rata – rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 1 Posyandu. Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, diperlukan peran serta kader dan tokoh masyarakat sebagai penggerak masyarakat. Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Tahun 2013 jumlah Polindes/Poskesdes di Kabupaten Banggai sebanyak 234buah yang tersebar di 24 Kecamatan. (Gambaran Secara Rinci Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Menurut Kecamatan Selama Tahun 2013 Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 70).
103 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN Dalam melaksanakan upaya pembangunan kesehatan diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah terdiri atas : (1). APBD Kesehatan , dan (2).
APBN yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK),
JAMKESMAS, dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pada tahun 2013 total anggaran Kesehatan sebesar Rp. 133,573,949,031 dengan rincian APBD Kesehatan Kabupaten, sebesar Rp. 99,441,549,031, APBN Kesehatan sebesar Rp. 34,132,400,000 (Dana
Tugas
Pembantuan/TP
DINKES
Rp.
3.074.000.000,
Jamkesmas
Rp.3.207.043.000, BOK Rp. 2.574.000.000, TP BRSUD Luwuk Rp. 29,500,000,000, DAK BRSUD Luwuk Rp. 1,558,400,000 , dan APBD BRSUD Luwuk Rp. 42,770,795,635), Rincian Anggaran Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 81.
Gambar 53. Alokasi Anggaran Kesehatan Terhadap APBD Kab.Banggai Tahun 2008-2013
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dihitung anggaran kesehatan perkapita pada tahun 2013 dengan membandingkan jumlah penduduk Kabupaten Banggai dengan total anggaran. Maka total anggaran kesehatan perkapita tahun 2013 sebesar Rp. 389,770.47 sedangkan persentase total anggaran terhadap APBD adalah 9,2 %. 104 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Proporsi anggaran kesehatan menurut sumbernya pada tahun 2013 dapat digambarkan seperti pada gambar 54 berikut ini :
Gambar 54. Proporsi Anggaran Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2013
C. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan melalui pelatihan tenaga oleh pemerintah maupun masyarakat. Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun yang bekerja di sektor swasta perlu diketahui. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Amanat Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 21 menyebutkan bahwa Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden nomor 72 Tahun 105 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi secara adil dan merata. Sumber daya manusia kesehatan termasuk diantaranya kelompok tenaga kesehatan, yang terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya. 1. Tenaga Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada tahun 2013 di Kabupaten Banggai, jumlah tenaga kesehatan (medis, perawat dan bidan, farmasi, gizi, teknisi medis, sanitasi serta kesehatan masyarakat) adalah 1.360 tenaga, tersebar di unit-unit pelayanan kesehatan yakni Puskesmas (termasuk pustu dan polindes), rumah sakit, institusi Akper/Dinas Kesehatan dan Sarana Kesehatan Lain. Jumlah tenaga kesehatan di kabupaten Banggai tahun 2008 – 2013 dapat dilihat pada gambar 55 Gambar tersebut menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Banggai dari 1.063 tenaga kesehatan tahun 2012 menjadi 1360 tenaga kesehatan pada tahun 2013.
Gambar 55. Jumlah Tenaga Kesehatan Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013
106 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2. Jumlah Rasio dan Tenaga Kesehatan Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Menurut pendataan Seksi PSDMK, pada tahun 2013 jumlah SDM Kesehatan yang tercatat sebanyak 1.360 orang yang terdiri atas 1.231 tenaga kesehatan dan 129 tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas 82 tenaga medis, 498 perawat, 364 bidan, 48 tenaga farmasi, dan 239 tenaga kesehatan lainnya.
Gambar 56. Persebaran Nakes Berdasarkan Unit Kerja Kab. Banggai Tahun 2013
Persebaran tenaga kesehatan menurut profesi dan unit kerja dapat dilihat pada gambar 56 dan 57, sedangkan untuk Rasio tenaga kesehatan per 100.000 tahun 2013 penduduk untuk masing-masing profesi kesehatan dapat dilihat pada tabel 13. Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di Kabupaten Banggai, hingga saat ini telah terdistribusi sejumlah tenaga pada berbagai institusi kesehatan. Tenaga kesehatan yang terdistribusi tersebut terserap paling banyak pada Puskesmas (termasuk Pustu dan Polindes) 70 %, kemudian Dinkes sebesar 22%, lalu RS, Klinik sebesar 7 %, dan AKPER 1 %, (Rincian persebaran tenaga kesehatan berdasarkan unit kerja dapat dilihat pada Lampiran Tabel 73,74,75,76,77, 78,79,80 dan 81).
107 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Gambar 57. Persebaran Nakes Berdasarkan Profesi Kab. Banggai Tahun 2013
Rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 13 berikut : Tabel 13. Jumlah, Persentase dan Rasio Per 100.000 Penduduk Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Profesinya Tahun 2013
No.
JENIS TENAGA
JUMLAH PERSENTASE
RASIO NAKES STANDART PER 100.OOO PENDUDUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Perawat Bidan Apoteker Tenaga Teknis Farmasi Kesmas Sanitarian Nutrisionis/Ahli Gizi
59 15 25 652 384 17 34 131 55 34
4.1 1.0 1.7 45.3 26.7 1.2 2.4 9.1 3.8 2.4
18.6 4.7 7.9 205.3 120.9 5.4 10.7 41.2 17.3 10.7
11
Teknisi Medis Jumlah
34 1440
2.4 100.0
10.7
Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinkes Banggai,2013
108 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
40 11 6 117 100 10 30 40 40 22
Berbagai upaya kesehatan telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pengembangan dan peningkatan upaya kesehatan tetap dilakukan malalui berbagai program-program pembangunan di bidang kesehatan sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi di bidang kesehatan. Dari pemaparan menurut bab demi bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum terdapat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Banggai di tahun 2013 yang sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi serta kondisi umum masyarakat Kabupaten Banggai. Hasil ini tentu saja perlu disosialisasikan/dikomunikasikan baik ke pimpinan maupun secara horizontal ke lintas sektor terkait dan masyarakat. Seperti diketahui bersama bahwa Informasi yang disiapkan dengan baik di unit -unit kesehatan akan membantu pembuatan keputusan dalam unit kesehatan tersebut karena dapat berfungsi sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Hasil -hasil yang disajikan dalam Profil kesehatan Kabupaten Banggai ini tentu saja akan menjadi informasi yang sangat penting dan sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan maupun oleh lintas sektor dan masyarakat. Disadari bahwa perkembangan sistem informasi kesehatan sangatlah cepat, tidak hanya disebabkan karena perubahan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya, akan tetapi juga metode-metode pemanfaatan data untuk pengelolaan pelayanan kesehatan dan sumber daya ke-sehatan selalu mengalami perkembangan. Efisiensi dalam pengelolaan informasi kesehatan menjadi sangat penting karena menyangkut pengendalian biaya pelayanan kesehatan dan efisiensi waktu. Dalam hal ini, pemanfaatan data dalam pengelolaan kasus klinis untuk level individu maupun dalam tingkat kesehatan masyarakat menjadi mutlak diperlukan. Seiring dengan perkembangan sistem informasi, kebutuhan data/informasi yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi yang ada saat ini 109 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu Berbagai permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan saat ini. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab bersama untuk memperbaiki /melengkapi bahkan menyempurnakan sistem yang ada saat ini menjadi sesuatu yang optimal yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak. Data dan informasi yang terdapat dalam Profil Kesehatan Kabupaten Banggai ini adalah berdasarkan pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan (PERMENKES 741 tahun 2008) sebagai penilaian kinerja pembangunan kesehatan Kabupaten Banggai.
110 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
KECAMATAN 2
Nuhon Simpang Raya Bunta Lobu Pagimana Bualemo Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantoh Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
JUMLAH (KAB/KOTA)
LUAS WILAYAH (km 2) 3
JUMLAH
JUMLAH DESA + KELURAHAN PENDUDUK KELURAHAN
DESA 4
5
1,107.00 243.69 579.00 138.44 957.34 862.00 143.60 196.46 146.50 226.00 220.66 231.64 216.30 246.08 72.82 119.80 169.70 428.72 1,062.36 327.97 221.64 761.31 993.67
20 12 18 10 30 20 10 10 11 10 12 14 13 9 2 1 5 11 7 10 17 24 17
9,672.7
293
Sumber: - Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
111 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
6
4 3
3
2 8 9 6 3 7
1
46
7
20 12 22 10 33 20 10 13 11 10 12 14 13 11 10 10 11 14 14 10 17 25 17
18,933 14,391 19,345 3,541 23,515 17,963 4,238 5,649 4,737 6,891 6,389 11,144 11,185 16,301 35,823 21,792 8,081 10,024 15,590 13,608 19,155 32,490 21,914
339
342,699
JUMLAH RUMAH TANGGA 8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2 9
2,682 2,680 2,674 2,672 2,695 2,682 3713 3,735 2,673 4325 4210 2,676 2,675 6619 11362 7879 4736 5,030 2,669 2,672 2,679 2,686 2,679 89,103
10
7.06 5.37 7.23 1.33 8.73 6.70 1.14 1.51 1.77 1.59 1.52 4.16 4.18 2.46 3.15 2.77 1.71 1.99 5.84 5.09 7.15 12.10 8.18 3.85
17.10 59.05 33.41 25.58 24.56 20.84 29.51 28.75 32.33 30.49 28.95 48.11 51.71 66.24 491.94 181.90 47.62 23.38 14.67 41.49 86.42 42.68 22.05 35
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) 1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
3
4
5
6
18,371 20,018 17,536 14,508 13,972 15,591 14,886 14,082 11,516 9,539 7,853 5,493 4,216 2,997 2,041 1,986
17,094 18,996 16,538 13,945 13,800 15,859 14,670 13,512 11,145 8,902 7,325 5,279 4,178 2,866 2,020 1,965
35,465 39,014 34,074 28,453 27,772 31,450 29,556 27,594 22,661 18,441 15,178 10,772 8,394 5,863 4,061 3,951
107.47 105.38 106.03 104.04 101.25 98.31 101.47 104.22 103.33 107.16 107.21 104.05 100.91 104.57 101.04 101.07
174,605
168,094
342,699
103.87
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: - Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
112 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
56
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 JUMLAH NO
VARIABEL
PERSENTASE
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
3
4
5
6
7
8
139,144
134,359
273,503 0
0.00
0.00
0.00
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
0
0.00
0.00
0.00
b. SD/MI
0
0.00
0.00
0.00
c. SMP/ MTs
0
0.00
0.00
0.00
d. SMA/ MA
0
0.00
0.00
0.00
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
0
0.00
0.00
0.00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
0
0.00
0.00
0.00
g. AKADEMI/DIPLOMA III
0
0.00
0.00
0.00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
0 0
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
1
2
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
113 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 JUMLAH KELAHIRAN NO
KECAMATAN
1
NAMA PUSKESMAS
2
3
1
Nuhon
2
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta
4
Lobu
5
Pagimana
6
Bualemo
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
4
5
6
7
8
9
10
11
HIDUP + MATI 12
Nuhon
74
1
75
77
3
80
151
4
155
Saiti
92
0
92
78
2
80
170
2
172
Simpang Raya
40
0
40
38
0
38
78
0
78
161
0
161
171
2
173
332
2
334
Toima
42
2
44
40
1
41
82
3
85
Lobu
21
2
23
33
0
33
54
2
56
Pagimana
213
5
218
188
3
191
401
8
409
Bualemo
124
2
126
127
2
129
251
4
255
Tikupon
31
0
31
43
0
43
74
0
74
7
Balantak Utara
Teku
21
1
22
30
0
30
51
1
52
8
Balantak
Balantak
40
5
45
44
0
44
84
5
89
9
Balantak Selatan
Tongke
42
3
45
40
7
47
82
10
92
10
Mantok
Mantok
44
1
45
53
0
53
97
1
98
11
Lamala
Bonebobakal
52
2
54
63
1
64
115
3
118
12
Masama
Tangeban
81
0
81
103
0
103
184
0
184
13
Luwuk Timur
Hunduhon
126
0
126
135
0
135
261
0
261
14
Luwuk Utara
0
0
0
0
15
Luwuk
Kampung Baru
315
2
317
311
2
313
626
4
630
16
Luwuk selatan
Luwuk
363
8
371
358
5
363
721
13
734
17
Nambo
0
0
0
0
18
Kintom
Kintom
118
3
121
111
0
111
229
3
232
19
Batui
Batui
138
2
140
170
0
170
308
2
310
20
Batui Selatan
Sinorang
128
0
128
184
3
187
312
3
315
21
Moilong
Toili I
171
7
178
148
1
149
319
8
327
22
Toili
Toili II
289
3
292
271
8
279
560
11
571
23
Toili Barat
Toili III
198
1
199
199
4
203
397
5
402
50
2,974
3,015
44
3,059
5,939
94
6,033
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
2,924
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
16.8
14.4
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
114 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
15.6
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 JUMLAH KEMATIAN NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
LAKI - LAKI
PUSKESMAS
PEREMPUAN
NEONATAL
BAYI
ANAK BALITA
3
4
5
6
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
1 0 1 1 1 0 4 3
Kampung Baru Luwuk
1
1 2 1 1 1 0 5 3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 2 3 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
1
1 0
1 3 1 3 0 22
26 8
7
8
1 2 1 1 1 0 5 3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 2 3 0
0 9
BALITA
NEONATA L 1 1 0 2 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 3 0 2 0
26 0
BAYI 9
10
1 1 1 3 0 0 6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 3 2 2 0
17 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 6
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
ANAK BALITA
ANAK BALITA
BALITA
11
12
13
14
15
2 1 1 3 1 0 9 3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 1 6 1 5 0
23 0
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
115 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
BAYI
1 1 1 3 0 0 6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 3 2 2 0
0 8
BALITA
NEONATA L
2 3 2 4 1 0 11 3 0 0 2 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 1 6 4 5 0
39 8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
49 7
2 3 2 4 1 0 11 3 0 0 2 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 1 6 4 5 0
0 8
49 0
8
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 KEMATIAN IBU NO
KECAMATAN
1
1
PUSKESMAS
2
Nuhon
3
JUMLAH LAHIR HIDUP 4
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL < 20 tahun
20-34 tahun
5
6
7
8
1
1
2
≥35 tahun JUMLAH
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN < 20 tahun
20-34 tahun
9
10
11
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS
20-34 tahun
16
17
18
19
20
0
0
0
1
1
2
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
12
< 20 tahun
20-34 tahun
13
14
JUMLAH KEMATIAN IBU < 20 tahun
≥35 tahun JUMLAH
≥35 tahun JUMLAH 15
≥35 tahun JUMLAH
Nuhon
151
Saiti
170
0
0
78
0
0 0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
0
2
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta
332
0
Toima
82
0
54
0
0
0
0
0
0
0
2
1
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
401
0
0
0
0
0
0
0
6
Bualemo
Bualemo
251
0
0
0
0
0
0
0
Tikupon
74
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
7
Balantak Utara
Teku
51
0
0
8
Balantak
Balantak
84
0
0
9
Balantak Selatan
Tongke
82
0
0
0
0
0
0
0
10
Mantok
Mantok
97
0
0
0
0
0
0
0
11
Lamala
Bonebobakal
115
0
0
0
0
0
0
0
12
Masama
Tangeban
184
0
0
0
0
0
0
0
13
Luwuk Timur
Hunduhon
261
0
1
0
0
1
0
1
14
Luwuk Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Luwuk
Kampung Baru
626
2
0
0
0
2
0
2
16
Luwuk selatan
Luwuk
721
0
2
0
0
1
1
2
17
Nambo
0
0
0
0
0
0
0
0
18
Kintom
Kintom
229
0
0
0
0
0
0
0
19
Batui
Batui
308
0
0
1
0
0
1
1
20
Batui Selatan
Sinorang
312
0
0
0
0
0
0
0
21
Moilong
Toili I
319
0
0
0
0
0
0
0
22
Toili
Toili II
560
0
0
1
0
1
0
1
23
Toili Barat
Toili III
397
0
0
0
0
0
0
0
4
0
9
4
13
JUMLAH (KAB/KOTA)
5,939
2
0
3
1
4
1
1
0
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
116 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
4
1
1
5
1
1
1
0
2
2
219
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2
Simpang Raya
3
Bunta
L P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
6,826
6,427
Saiti
2,926
Simpang Raya
7,432
Bunta
13,253
9
2,754
5,680
5
6,959
14,391
0
8,887
8,524
17,411
27
987
947
1,934
Lobu
1,770
1,771
5
Pagimana
Pagimana
11,939
6
Bualemo
Bualemo
3
83
L+P 11
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P
JUMLAH
16
17
% 18
12
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
1
16.67
6
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
79
7
20.59
34
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
4
67
2
33.33
6
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
3,541
2
50
2
50.00
4
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
11,576
23,515
16
73
6
27.27
22
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
8,267
7,899
16,166
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
919
878
1,797
3
1
25.00
4
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
6
31.58
19
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
Tikupon
75.00
L
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
25.00
Toima Lobu
P
L Nuhon
4
JUMLAH KASUS BARU BTA+
JUMLAH PENDUDUK
#DIV/0!
#DIV/0! 75
7
Balantak Utara
Teku
2,105
2,133
4,238
0
8
Balantak
Balantak
2,866
2,783
5,649
13
9
Balantak Selatan
Tongke
2,463
2,274
4,737
0
10
Mantok
Mantok
3,553
3,338
6,891
6
75
2
25.00
8
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
11
Lamala
Bonebobakal
3,241
3,148
6,389
7
64
4
36.36
11
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
12
Masama
Tangeban
5,681
5,463
11,144
3
60
2
40.00
5
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
13
Luwuk Timur
Hunduhon
5,813
5,372
11,185
6
60
4
40.00
10
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
29,889
30,316
60,205
35
67
17
32.69
52
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
16
Luwuk selatan
Luwuk
11,008
10,784
21,792
12
52
11
47.83
23
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
4,954
5,070
10,024
4
36
7
63.64
11
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
19
Batui
Batui
7,894
7,696
15,590
2
100
0
0.00
2
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
20
Batui Selatan
Sinorang
7,018
6,590
13,608
11
73
4
26.67
15
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
#DIV/0!
21
Moilong
Toili I
9,893
9,262
19,155
18
69
8
30.77
26
#DIV/0!
#DIV/0!
0
1
#DIV/0!
22
Toili
Toili II
16,828
15,662
32,490
19
66
10
34.48
29
#DIV/0!
#DIV/0!
0
1
#DIV/0!
23
Toili Barat
Toili III
11,446
10,468
21,914
4
67
2
33.33
6
#DIV/0!
#DIV/0!
0
1
#DIV/0!
174,605
168,094
342,699
206
68
99
32
#DIV/0!
0
3
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK
60.11
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
#DIV/0! 68 #DIV/0!
28.89
305
0
#DIV/0!
0
89.00 0.00
0.00
0.00
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:
117 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
342699
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TB PARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
SUSPEK L
P
L+P
L
P
L+P
L
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P
4
5
6
7
8
9
10
11
BTA (+)
Nuhon
90
9
3
12
#DIV/0!
#DIV/0!
Saiti
10
5
1
6
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta
L+P 12
13.33 60.00 #DIV/0!
231
27
7
34
#DIV/0!
#DIV/0!
14.72
Toima
70
4
2
6
#DIV/0!
#DIV/0!
8.57
80
2
2
4
#DIV/0!
#DIV/0!
5.00
251
16
6
22
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
40
3
1
4
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
6
Bualemo
Bualemo
7
Balantak Utara
Teku
8
Balantak
Balantak
219
13
6
19
#DIV/0!
#DIV/0!
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
10
Mantok
Mantok
120
6
2
8
#DIV/0!
#DIV/0!
6.67
11
Lamala
Bonebobakal
80
7
4
11
#DIV/0!
#DIV/0!
13.75
12
Masama
Tangeban
101
3
2
5
#DIV/0!
#DIV/0!
4.95
13
Luwuk Timur
Hunduhon
81
6
4
10
#DIV/0!
#DIV/0!
12.35
14
Luwuk Utara
0
#DIV/0!
#DIV/0!
15
Luwuk
Kampung Baru
481
35
17
52
#DIV/0!
#DIV/0!
16
Luwuk selatan
Luwuk
200
12
11
23
#DIV/0!
#DIV/0!
17
Nambo
0
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
18
Kintom
Kintom
138
4
7
11
#DIV/0!
#DIV/0!
7.97
19
Batui
Batui
39
2
0
2
#DIV/0!
#DIV/0!
5.13
20
Batui Selatan
Sinorang
170
11
4
15
#DIV/0!
#DIV/0!
8.82
21
Moilong
Toili I
250
18
8
26
#DIV/0!
#DIV/0!
10.40
22
Toili
Toili II
260
19
10
29
#DIV/0!
#DIV/0!
11.15
23
Toili Barat
Toili III
81
4
2
6
#DIV/0!
#DIV/0!
7.41
2,992
206
99
305
#DIV/0!
#DIV/0!
10.19
Tikupon
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
118 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
8.76 #DIV/0! 10.00 #DIV/0! 8.68 #DIV/0!
#DIV/0! 10.81 11.50 #DIV/0!
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
L
P
4
5
L + P JUMLAH
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
9 5 0 27 4 2 16 0 3 0 13 0 6 7 3 6
3 1 0 7 2 2 6 0 1 0 6 0 2 4 2 4
Kampung Baru Luwuk
35 12 0 4 2 11 18 19 4
17 11 0 7 0 4 8 10 2
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
7
6
305 99 206 JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK
0
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0.00
0
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
0
0.00
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
0.00
0
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00
0
0.00
0.00
0.00
0.00
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
119 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN
%
0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12 6 0 34 6 4 22 0 4 0 19 0 8 11 5 10 0 52 23 0 11 2 15 26 29 6
L+P
P
L
L+P
P
L
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) BTA (+) DIOBATI
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0
0 0.0
0 0.0
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
JUMLAH BALITA L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P 7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 10
11
12
13
14
% 15
Nuhon
998
-
-
100
18
#DIV/0!
5
#DIV/0!
23
23.0
Saiti
887
-
-
89
17
#DIV/0!
12
#DIV/0!
29
32.7
2
Simpang Raya
Simpang Raya
1,435
-
-
144
1
#DIV/0!
1
#DIV/0!
2
1.4
3
Bunta
Bunta
1,493
-
-
149
58
#DIV/0!
32
#DIV/0!
90
60.3
Toima
455
-
-
46
20
#DIV/0!
23
#DIV/0!
43
94.5
4
Lobu
Lobu
352
-
-
35
8
#DIV/0!
9
#DIV/0!
17
48.3
5
Pagimana
Pagimana
2,302
-
-
230
54
#DIV/0!
37
#DIV/0!
91
39.5
6
Bualemo
Bualemo
1,397
-
-
140
29
#DIV/0!
29
#DIV/0!
58
41.5
Tikupon
465
-
-
47
2
#DIV/0!
1
#DIV/0!
3
6.5
7
Balantak Utara
Teku
422
-
-
42
11
#DIV/0!
5
#DIV/0!
16
37.9
8
Balantak
Balantak
562
-
-
56
43
#DIV/0!
46
#DIV/0!
89
158.4
9
Balantak Selatan
Tongke
465
-
-
47
9
#DIV/0!
6
#DIV/0!
15
32.3
10
Mantok
Mantok
690
-
-
69
7
#DIV/0!
4
#DIV/0!
11
15.9
11
Lamala
Bonebobakal
629
-
-
63
8
#DIV/0!
6
#DIV/0!
14
22.3
12
Masama
Tangeban
1,125
-
-
113
28
#DIV/0!
22
#DIV/0!
50
44.4
13
Luwuk Timur
Hunduhon
1,115
-
-
112
23
#DIV/0!
17
#DIV/0!
40
35.9
14
Luwuk Utara
-
-
-
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
15
Luwuk
Kampung Baru
3,644
-
-
364
99
#DIV/0!
64
#DIV/0!
163
44.7
16
Luwuk selatan
Luwuk
4,139
-
-
414
84
#DIV/0!
58
#DIV/0!
142
34.3
17
Nambo
-
-
-
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
18
Kintom
Kintom
1,376
-
-
138
24
#DIV/0!
14
#DIV/0!
38
27.6
19
Batui
Batui
1,559
-
-
156
39
#DIV/0!
28
#DIV/0!
67
43.0
20
Batui Selatan
Sinorang
1,354
-
-
135
31
#DIV/0!
44
#DIV/0!
75
55.4
21
Moilong
Toili I
1,915
-
-
192
27
#DIV/0!
37
#DIV/0!
64
33.4
22
Toili
Toili II
3,248
-
-
325
63
#DIV/0!
47
#DIV/0!
110
33.9
23
Toili Barat
Toili III
2,204
-
-
220
36
#DIV/0!
27
#DIV/0!
63
28.6
34,231
-
-
3,423
739
#DIV/0!
574
#DIV/0!
1,313
38.4
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
120 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
H IV
AIDS
NO KELOMPOK UMUR
SYPHILIS
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPO K UMUR
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPO K UMUR
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPO K UMUR
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
2
1
< 1 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
2
1 - 4 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
3
5 - 14 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
4
15 - 19 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
5
20 - 29 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
6
30 - 39 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
7
40 - 49 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
8
50 - 59 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
9
≥ 60 TAHUN
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
121 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
0 #DIV/0!
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
JUMLAH PENDONOR
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P L JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
POSITIF HIV % 13
P JUMLAH 14
% 15
L+P JUMLAH % 16
17
1
Januari
273
6
279
273
100.00
6
100.00
279
100.00
1
0.37
0
0.00
1
0.36
2
Februari
128
10
138
128
100.00
10
100.00
138
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
3
Maret
262
14
276
262
100.00
14
100.00
276
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
4
April
174
10
184
174
100.00
10
100.00
184
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
5
Mei
265
10
275
265
100.00
10
100.00
275
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
6
Juni
296
3
299
296
100.00
3
100.00
299
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
7
Juli
241
18
259
241
100.00
18
100.00
259
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
8
Agustus
226
9
235
226
100.00
9
100.00
235
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
9
September
223
23
246
223
100.00
23
100.00
246
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
10 Oktober
204
10
214
204
100.00
10
100.00
214
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
11 November
274
17
291
274
100.00
17
100.00
291
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
12 Desember
275
14
289
275
100.00
14
100.00
289
100.00
0
0.00
0
0.00
0
0.00
2,841
144
2,985
2,841
100.00
144
100.00
2,985
100.00
1
0.04
0
-
1
0.03
JUMLAH
Sumber: Unit Transfusi Darah Kabupaten Banggai
122 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 DIARE JUMLAH PENDUDUK NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
DIARE DITANGANI P
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
6,826 2,926 7,432 8,887 987 1,770 11,939 8,267 919 2,105 2,866 2,463 3,553 3,241 5,681 5,813
6,427 2,754 6,959 8,524 947 1,771 11,576 7,899 878 2,133 2,783 2,274 3,338 3,148 5,463 5,372
13,253 5,680 14,391 17,411 1,934 3,541 23,515 16,166 1,797 4,238 5,649 4,737 6,891 6,389 11,144 11,185
6 13 19 18 4 18 65 7 6 3 2 5 13 15 34 20
6 19 5 20 10 17 42 17 6 46 3 1 6 3 9 3
284 122 308 373 41 76 503 346 38 91 121 101 147 137 238 239
6 13 19 18 4 18 65 7 6 3 2 5 13 15 34 20
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
6 19 5 20 10 17 42 17 6 2 3 1 6 3 9 3
100 100 100 100 100 100 100 100 100 4 100 100 100 100 100 100
12 32 24 38 14 35 107 24 12 5 5 6 19 18 43 23
4 26 8 10 34 46 21 7 31 5 4 6 13 13 18 10
Kampung Baru Luwuk
29,889 11,008
30,316 10,784
60,205 21,792
76 24
22 16
1,288 466
76 24
100 100
22 16
100 100
98 40
8 9
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
4,954 7,894 7,018 9,893 16,828 11,446
5,070 7,696 6,590 9,262 15,662 10,468
10,024 15,590 13,608 19,155 32,490 21,914
31 34 9 9 51 60
12 17 10 8 14 14
215 334 291 410 695 469
31 34 9 9 51 60
100 100 100 100 100 100
12 17 10 8 14 14
100 100 100 100 100 100
43 51 19 17 65 74
20 15 7 4 9 16
174,605
168,094
342,699
542
326
7,334
542
100.0
282
86.6
824
11.2
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
214
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
123 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 KASUS BARU NO
KECAMATAN
1
1
PUSKESMAS
2
Nuhon
3
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
PB + MB
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
Nuhon
0
0
0
0
1
1
0
1
1
Saiti
0
0
0
1
0
1
1
0
1
2
Simpang Raya
Simpang Raya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Bunta
Bunta
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Toima
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Lobu
Lobu
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Pagimana
Pagimana
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Bualemo
Bualemo
0
0
0
2
0
2
2
0
2
Tikupon
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Balantak Utara
Teku
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Balantak
Balantak
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
Mantok
Mantok
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
Lamala
Bonebobakal
0
0
0
1
0
1
1
0
1
12
Masama
Tangeban
0
0
0
1
0
1
1
0
1
13
Luwuk Timur
Hunduhon
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
Luwuk Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Luwuk
Kampung Baru
0
0
0
2
0
2
2
0
2
16
Luwuk selatan
Luwuk
0
2
2
2
0
2
2
2
4
17
Nambo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
Kintom
Kintom
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
Batui
Batui
0
0
0
1
0
1
1
0
1
20
Batui Selatan
Sinorang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
Moilong
Toili I
0
0
0
1
0
1
1
0
1
22
Toili
Toili II
2
0
2
1
1
2
3
1
4
23
Toili Barat
Toili III
0
0
0
2
0
2
2
0
2
2
2
4
14
2
16
20
50.00
50.00
87.50
12.50
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
124 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
16
4
80.00
20.00
4.67
1.17
5.84
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
PENDERITA KUSTA L
P
L+P
4
5
6
7
8
CACAT TINGKAT 2 JUMLAH
%
9
10
1 2 1 1 2 2 1 1 3 2
1 2 1 -
1 1 2 1 1 2 4 1 1 4 2
1 1 -
100.00 0.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0.00 25.00 #DIV/0! #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00
1 -
16
4
20
2
10.00
1
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
125 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN JUMLAH %
0
100 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 5
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 KASUS TERCATAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Pausi Basiler/Kusta kering P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III 0
0
0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
126 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
JUMLAH
L Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
Multi Basiler/Kusta Basah
2
2
0
L+P 12
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
2
2 0.1
0 0.0
2 0.1
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 KUSTA (PB) NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
PUSKESMAS 3
PENDERITA PB
KUSTA (MB) RFT PB P
L
PENDERITA MB
L+P
RFT MB P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0!
0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 2 0 0 1 0 1 1 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 2 0 0 1 0 1 2 2
2
2
4
2
100.0
2
100.0
4
100.0
14
2
16
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Keterangan : Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama X = tahun data.
127 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1
1
2
1
1
6
#DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 50 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 100 #DIV/0! #DIV/0! 0 100 #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! 0 100 0 43
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 100 #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 2 0
0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 50 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 100 #DIV/0! #DIV/0! 0 100 #DIV/0! #DIV/0! 100 #DIV/0! 0 100 0
1
7
44
50
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
3
4
5
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk
1
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
0
1 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar: 108,553
128 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2
Simpang Raya
3
Bunta
DIFTERI JUMLAH KASUS L
P
L+P
4
5
6
PERTUSIS MENINGGAL 7
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
TETANUS NEONATORUM
MENINGGAL 14
JUMLAH KASUS L
P
L+P
15
16
17
18
Nuhon
0
0
0
0
Saiti
0
0
0
0
Simpang Raya
0
0
0
0
Bunta
0
0
0
0
Toima
0
0
0
0
4
Lobu
Lobu
0
0
0
0
5
Pagimana
Pagimana
0
0
0
0
6
Bualemo
Bualemo
0
0
0
0
Tikupon
0
0
0
0
7
Balantak Utara
Teku
0
0
0
0
8
Balantak
Balantak
0
0
0
0
9
Balantak Selatan
Tongke
0
1
0
0
10
Mantok
Mantok
0
0
0
11
Lamala
Bonebobakal
0
0
0
12
Masama
Tangeban
0
0
0
0
13
Luwuk Timur
Hunduhon
0
0
0
0
14
Luwuk Utara
0
0
0
0
15
Luwuk
Kampung Baru
0
0
0
0
16
Luwuk selatan
Luwuk
0
0
0
0
17
Nambo
0
0
0
0
18
Kintom
Kintom
0
0
0
0
19
Batui
Batui
0
0
0
0
20
Batui Selatan
Sinorang
0
0
0
0
21
Moilong
Toili I
0
0
0
0
22
Toili
Toili II
1
0
0
0
23
Toili Barat
Toili III
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
1
0
1
1
1
0 0.00
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
129 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1
0
1
0
0
0
MENINGGAL
0 1
0 #DIV/0!
0
1
1
1
1
1 100.00
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
CAMPAK
PUSKESMAS L
1
1
2
Nuhon
3
Nuhon
POLIO
JUMLAH KASUS P L+P
4
5
11
MENINGGAL
6
8
Saiti
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
19
0
0
0
0
0
2
Simpang Raya
Simpang Raya
1
0
1
0
3
Bunta
Bunta
2
4
6
0
Toima
0
0
4
Lobu
Lobu
0
0
5
Pagimana
Pagimana
4
0
0
6
Bualemo
Bualemo
0
0
0
Tikupon
0
0
0
3
1
0 11
22
2
1
33 0 3
7
Balantak Utara
Teku
0
0
8
Balantak
Balantak
0
0
0
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
0
10
Mantok
Mantok
0
0
0
11
Lamala
Bonebobakal
0
0
12
Masama
Tangeban
0
0
13
Luwuk Timur
Hunduhon
0
0
14
Luwuk Utara
0
0
15
Luwuk
Kampung Baru
16
Luwuk selatan
Luwuk
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
1
19
Batui
Batui
5
20
Batui Selatan
Sinorang
1
21
Moilong
Toili I
22
Toili
23
Toili Barat
1
1
0 2
2 0 0
4
7
11
0
8
11
18
29
0
1
0
0
0
4
5
0
0
17
22
0
1
0
2
0
Toili II
0
0
Toili III
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
39
61
100
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
130 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
0 0.0
0
0
0
3
11 1
0 3
3 0
3
1
4 0
29
29
58
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
JUMLAH KASUS P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 50.0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 33.3 0.0 #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
4.0
2.0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1
Kampung Baru Luwuk
16 7
JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
CFR (%)
L Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
MENINGGAL
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
11 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 3 1 0 0 27 13
0 0
0 0
1 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 7.6
25 7.3
51 14.9
0
1
1
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
131 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
L+P
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA TAHUN
NO
KECAMATAN
1
3
2
1
Nuhon
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
SUSPEK
PUSKESMAS L
P
L+P
4
5
6
L
P
L+P
7
8
9
CFR
MENINGGAL
POSITIF L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
L+P 21
Nuhon
0
-
86
#DIV/0!
61
#DIV/0!
147
#DIV/0!
0
0
0
0
Saiti
0
-
35
#DIV/0!
25
#DIV/0!
60
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
2
Simpang Raya
Simpang Raya
0
-
67
#DIV/0!
38
#DIV/0!
105
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
3
Bunta
Bunta
0
-
92
#DIV/0!
71
#DIV/0!
163
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
Toima
0
-
13
#DIV/0!
9
#DIV/0!
22
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
#DIV/0!
1
#DIV/0!
0
0.00
-
#DIV/0!
0.00
4
Lobu
Lobu
0
-
1
#DIV/0!
5
Pagimana
Pagimana
0
-
2
#DIV/0!
5
#DIV/0!
7
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
6
Bualemo
Bualemo
0
-
11
#DIV/0!
1
#DIV/0!
12
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
Tikupon
0
-
1
#DIV/0!
-
#DIV/0!
1
#DIV/0!
0
0.00
-
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0! #DIV/0!
-
#DIV/0! #DIV/0!
0.00 #DIV/0!
7
Balantak Utara
Teku
0
-
-
#DIV/0!
8
Balantak
Balantak
0
-
-
#DIV/0!
1
#DIV/0!
1
#DIV/0!
0
9
Balantak Selatan
Tongke
0
-
#DIV/0!
7
#DIV/0!
19
#DIV/0!
0
10 Mantok
Mantok
0
-
#DIV/0!
0
11 Lamala
Bonebobakal
0
-
1
#DIV/0!
-
#DIV/0!
1
#DIV/0!
0
0.00
#DIV/0!
0.00
12 Masama
Tangeban
0
-
4
#DIV/0!
-
#DIV/0!
4
#DIV/0!
0
0.00
#DIV/0!
0.00
13 Luwuk Timur
Hunduhon
0
-
30
#DIV/0!
#DIV/0!
61
#DIV/0!
0
0.00
15 Luwuk
Kampung Baru
0
-
16 Luwuk selatan
Luwuk
0
-
2
#DIV/0!
18 Kintom
Kintom
0
-
11
#DIV/0!
19 Batui
Batui
0
-
14
#DIV/0!
0
-
20
#DIV/0!
12
#DIV/0!
#DIV/0!
31
-
0.00 #DIV/0!
0.00 0.00 #DIV/0!
0.00
0.00 0.00 #DIV/0!
0.00
14 Luwuk Utara #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
#DIV/0!
0
0.00
4
#DIV/0!
15
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
14
#DIV/0!
28
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
10
#DIV/0!
30
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
#DIV/0!
#DIV/0! -
-
#DIV/0!
0.00
17 Nambo
20 Batui Selatan 21 Moilong
Toili I
0
-
26
#DIV/0!
9
#DIV/0!
35
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
22 Toili
Toili II
0
-
30
#DIV/0!
14
#DIV/0!
44
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
23 Toili Barat
Toili III
0
-
174
#DIV/0!
116
#DIV/0!
290
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
-
632
#DIV/0!
416
#DIV/0!
1,048
#DIV/0!
0
0.00
0.00
0.00
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
0
-
-
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
#DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
132 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
1
1
PUSKESMAS
2
Nuhon
3
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
Nuhon
0
0
Saiti
0
0
0
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta
1
1
2
0 1
1
2
Toima
0
0
4
Lobu
Lobu
0
0
5
Pagimana
Pagimana
0
0
6
Bualemo
Bualemo
0
0
Tikupon
0
0
7
Balantak Utara
Teku
0
1
8
Balantak
Balantak
0
1
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
10
Mantok
Mantok
0
0
11
Lamala
Bonebobakal
0
0
12
Masama
Tangeban
0
0
13
Luwuk Timur
Hunduhon
0
0
14
Luwuk Utara
0
0
15
Luwuk
Kampung Baru
0
0
16
Luwuk selatan
Luwuk
0
0
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
0
19
Batui
Batui
0
0
20
Batui Selatan
0
0
21
Moilong
Toili I
0
0
22
Toili
Toili II
0
0
23
Toili Barat
Toili III
0
0
1
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
1
2
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
133 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1
0 1
1
2
3
5
1
1
1
TABEL 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
JUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN NO
KECAMATAN
LAKI-LAKI
PUSKESMAS LAKI-LAKI
1
1
2
Nuhon
3
4
LAKI + PEREMPUAN PEREMPUAN 5
6
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
7
8
9
10
11
12
Nuhon
0
140
#DIV/0!
189
#DIV/0!
329
#DIV/0!
Saiti
0
164
#DIV/0!
203
#DIV/0!
367
#DIV/0!
2
Simpang Raya
Simpang Raya
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
Bunta
Bunta
0
76
#DIV/0!
101
#DIV/0!
177
#DIV/0!
Toima
0
279
#DIV/0!
463
#DIV/0!
742
#DIV/0!
4
Lobu
Lobu
0
257
#DIV/0!
373
#DIV/0!
630
#DIV/0!
5
Pagimana
Pagimana
0
302
#DIV/0!
485
#DIV/0!
787
#DIV/0!
6
Bualemo
Bualemo
0
59
#DIV/0!
98
#DIV/0!
157
#DIV/0!
Tikupon
0
62
#DIV/0!
54
#DIV/0!
116
#DIV/0!
7
Balantak Utara
Teku
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
8
Balantak
Balantak
0
192
#DIV/0!
160
#DIV/0!
352
#DIV/0!
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
10
Mantok
Mantok
0
230
#DIV/0!
423
#DIV/0!
653
#DIV/0!
11
Lamala
Bonebobakal
0
136
#DIV/0!
333
#DIV/0!
469
#DIV/0!
12
Masama
Tangeban
0
35
#DIV/0!
24
#DIV/0!
59
#DIV/0!
13
Luwuk Timur
Hunduhon
0
132
#DIV/0!
184
#DIV/0!
316
#DIV/0!
14
Luwuk Utara
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
15
Luwuk
Kampung Baru
0
716
#DIV/0!
834
#DIV/0!
1,550
#DIV/0!
16
Luwuk selatan
Luwuk
0
655
#DIV/0!
733
#DIV/0!
1,388
#DIV/0!
17
Nambo
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
18
Kintom
Kintom
0
147
#DIV/0!
176
#DIV/0!
323
#DIV/0!
19
Batui
Batui
0
153
#DIV/0!
122
#DIV/0!
275
#DIV/0!
20
Batui Selatan
Sinorang
0
44
#DIV/0!
45
#DIV/0!
89
#DIV/0!
21
Moilong
Toili I
0
300
#DIV/0!
6,037
#DIV/0!
6,337
#DIV/0!
22
Toili
Toili II
0
1,014
#DIV/0!
566
#DIV/0!
1,580
#DIV/0!
23
Toili Barat
Toili III
0
162
#DIV/0!
238
#DIV/0!
400
#DIV/0!
0
5,255
#DIV/0!
11,841
#DIV/0!
17,096
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
134 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
LAKI-LAKI 1
1
2
Nuhon
3
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
4
LAKI + PEREMPUAN PEREMPUAN 5
6
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
7
8
9
10
11
12
Nuhon
0
92
#DIV/0!
160
#DIV/0!
252
#DIV/0!
Saiti
0
124
#DIV/0!
163
#DIV/0!
287
#DIV/0!
2
Simpang Raya
Simpang Raya
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
3
Bunta
Bunta
0
76
#DIV/0!
58
#DIV/0!
134
#DIV/0!
Toima
0
218
#DIV/0!
250
#DIV/0!
468
#DIV/0!
4
Lobu
Lobu
0
185
#DIV/0!
250
#DIV/0!
435
#DIV/0!
5
Pagimana
Pagimana
0
205
#DIV/0!
352
#DIV/0!
557
#DIV/0!
6
Bualemo
Bualemo
0
59
#DIV/0!
68
#DIV/0!
127
#DIV/0!
Tikupon
0
62
#DIV/0!
54
#DIV/0!
116
#DIV/0!
7
Balantak Utara
Teku
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
8
Balantak
Balantak
0
152
#DIV/0!
140
#DIV/0!
292
#DIV/0!
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
10
Mantok
Mantok
0
182
#DIV/0!
320
#DIV/0!
502
#DIV/0!
11
Lamala
Bonebobakal
0
98
#DIV/0!
183
#DIV/0!
281
#DIV/0!
12
Masama
Tangeban
0
35
#DIV/0!
24
#DIV/0!
59
#DIV/0!
13
Luwuk Timur
Hunduhon
0
102
#DIV/0!
132
#DIV/0!
234
#DIV/0!
14
Luwuk Utara
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
15
Luwuk
Kampung Baru
0
555
#DIV/0!
584
#DIV/0!
1,139
#DIV/0!
16
Luwuk selatan
Luwuk
0
425
#DIV/0!
513
#DIV/0!
938
#DIV/0!
17
Nambo
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
18
Kintom
Kintom
0
127
#DIV/0!
117
#DIV/0!
244
#DIV/0!
19
Batui
Batui
0
113
#DIV/0!
97
#DIV/0!
210
#DIV/0!
20
Batui Selatan
Sinorang
0
44
#DIV/0!
45
#DIV/0!
89
#DIV/0!
21
Moilong
Toili I
0
250
#DIV/0!
408
#DIV/0!
658
#DIV/0!
22
Toili
Toili II
0
814
#DIV/0!
460
#DIV/0!
1,274
#DIV/0!
23
Toili Barat
Toili III
0
152
#DIV/0!
208
#DIV/0!
360
#DIV/0!
0
4,070
#DIV/0!
4,586
#DIV/0!
8,656
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
135 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
PEREMPUAN USIA 30-49 TAHUN
1
2
3
4
1
Nuhon
2
Simpang Raya
3
Bunta
PEMERIKSAAN IVA
PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA (CBE)
JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7
% 8
Nuhon
#DIV/0!
#DIV/0!
Saiti
#DIV/0!
#DIV/0!
Simpang Raya
#DIV/0!
#DIV/0!
Bunta
#DIV/0!
#DIV/0!
Toima
#DIV/0!
#DIV/0!
4
Lobu
Lobu
#DIV/0!
#DIV/0!
5
Pagimana
Pagimana
#DIV/0!
#DIV/0!
6
Bualemo
Bualemo
#DIV/0!
#DIV/0!
Tikupon
#DIV/0!
#DIV/0!
7
Balantak Utara
Teku
#DIV/0!
#DIV/0!
8
Balantak
Balantak
#DIV/0!
#DIV/0!
9
Balantak Selatan
Tongke
#DIV/0!
#DIV/0!
10
Mantok
Mantok
#DIV/0!
#DIV/0!
11
Lamala
Bonebobakal
#DIV/0!
#DIV/0!
12
Masama
Tangeban
#DIV/0!
#DIV/0!
13
Luwuk Timur
Hunduhon
#DIV/0!
#DIV/0!
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
87
#DIV/0!
87
#DIV/0!
16
Luwuk selatan
Luwuk
20
#DIV/0!
20
#DIV/0!
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
19
Batui
Batui
20
Batui Selatan
Sinorang
21
Moilong
Toili I
#DIV/0!
#DIV/0!
22
Toili
Toili II
#DIV/0!
#DIV/0!
23
Toili Barat
Toili III
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination
136 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
32
#DIV/0!
#DIV/0! 32
#DIV/0! 88
227
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0!
88
227
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 YANG TERSERANG WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JENIS KEJADIAN LUAR JUMLAH NO JUMLAH BIASA DESA/KE DITANGGUKEC DIKETAHUI AKHIR L LANGI 1
2
3
4
5
6
7
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
L
P
L+P
8
9
10
0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+ HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
11
12
13
14
1 RABIES
1
1 4/1/2013 14/1/2013
3
2
5
2 SCABIES
1
1 25/1/2013 31/1/2013
19
11
30
3 TETANUS NEONATUM
1
1 6/3/2013
6/3/2013
6/3/2013
1
1
4 DIARE
1
1 11/5/2013 16/5/2013
5/6/2013
36
71
5 DIFTERI
1
1 24//2013 28/6/2013 27/9/2013
1
1
6 SCABIES
1
4 20/8/2013 21/8/2013
60
28
88
7
7 AFP
1
1 30/9/2013 1/10/2013 5/10/2013
1
0
1
1
8 CAMPAK
1
1 25/11/2013 26/11/2013 15/12/2013
11
8
19
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
137 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
35
JUMLAH KEMATIAN
15
16
17
1
1
4
3
5
2
18
19
20
2
1
1
6
3
3
21
22
8
3
6
26
2
1
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
824
767 1,591
0.36
0.26
0.31
33.33
-
20.00
0
303
353
6.27
3.12
4.57
-
-
-
1
3
4
4
1
1
9
15
23
9
18
8
2
4
2
1
5
4
CFR (%)
L
1
16
ATTACK RATE (%)
23
1
1
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
1
656
0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 100.00
0
443
445
888
7.90
8.09
8.00
0
843
830 1,673
-
0.12
0 2,164 2,191 4,355
2.77
1.28
1
344
296
640
0.29
-
0
205
214
419
5.37
3.74
-
-
-
0.06 #DIV/0!
-
-
2.02
-
-
-
0.16 100.00 #DIV/0! 100.00
4.53
-
-
-
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
1
1
100.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1
1
100.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1 1
1 1
100.00 100.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1
1
100.00 #DIV/0!
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
1 4
100.00 100.00 #DIV/0! #DIV/0!
1
1
100.00 #DIV/0!
11
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
138 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1 4
11
100.00
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 IBU HAMIL NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
K1
JUMLAH 4
K4
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
214 190 301 328 98 76 494 300 100 91 120 100 148 135 241 239
180 205 68 286 103 65 427 269 84 63 78 117 126 144 201 262
84.1 107.9 22.6 87.2 105.1 85.5 86.4 89.7 84.0 69.2 65.0 117.0 85.1 106.7 83.4 109.6
140 192 66 345 89 48 323 249 101 44 69 87 102 120 192 245
Kampung Baru Luwuk
782 888
769 909
98.3 102.4
659 664
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
295 335 291 411 697 473
281 382 317 366 631 472
95.3 114.0 108.9 89.1 90.5 99.8
6,805
92.6
JUMLAH (KAB/KOTA)
7,347
139 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
9
10
11
12
13
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
15
178 173 80 350 97 63 423 277 98 89 97 110 133 143 201 298
143 155 78 333 83 56 400 249 72 52 87 89 97 117 184 261
80.3 89.6 97.5 95.1 85.6 88.9 94.6 89.9 73.5 58.4 89.7 80.9 72.9 81.8 91.5 87.6
143 159 75 313 76 53 376 232 64 47 83 84 92 97 184 242
80.3 91.9 93.8 89.4 78.4 84.1 88.9 83.8 65.3 52.8 85.6 76.4 69.2 67.8 91.5 81.2
148 166 78 327 82 55 405 254 72 45 88 90 96 112 184 258
83.1 96.0 97.5 93.4 84.5 87.3 95.7 91.7 73.5 50.6 90.7 81.8 72.2 78.3 91.5 86.6
84.3 74.8
677 744
627 712
92.6 95.7
569 577
84.0 77.6
768 795
113.4 106.9
261 371 315 359 611 409
88.5 110.7 108.2 87.3 87.7 86.5
256 345 389 389 598 423
216 305 315 324 554 389
84.4 88.4 81.0 83.3 92.6 92.0
215 285 296 308 528 344
84.0 82.6 76.1 79.2 88.3 81.3
227 304 311 323 558 399
88.7 88.1 79.9 83.0 93.3 94.3
6,061
82.5
6,631
5,898
88.9
5,442
82.1
6,145
92.6708
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
65.4 101.1 21.9 105.2 90.8 63.2 65.4 83.0 101.0 48.4 57.5 87.0 68.9 88.9 79.7 102.5
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH %
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH IBU HAMIL 4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1
TT-4
TT-5
TT2+
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
#DIV/0! #DIV/0! 0
-
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
140 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TT-3
JUMLAH
214 190 301 328 98 76 494 300 100 91 120 100 148 135 241 239 0 782 888 0 295 335 291 411 697 473 7,347
TT-2
#DIV/0! #DIV/0! 0
-
#DIV/0! #DIV/0! 0
-
#DIV/0! #DIV/0! 0
-
0
#DIV/0! #DIV/0! -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! -
-
0
-
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN)
3
4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS TT-1
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III 0
#DIV/0!
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
141 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TT-4
% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0
TT-3
JUMLAH
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
JUMLAH (KAB/KOTA)
TT-2
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
#DIV/0!
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
#DIV/0!
0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
214 190 301 328 98 76 494 300 100 91 120 100 148 135 241 239
146 182 20 244 58 81 668 106 90 20 29 75 21 31 129 227
68.22 95.79 6.64 74.39 59.18 106.58 135.22 35.33 90.00 21.98 24.17 75.00 14.19 22.96 53.53 94.98
109 158 19 199 45 15 501 88 68 11 26 43 62 31 182 93
50.93 83.16 6.31 60.67 45.92 19.74 101.42 29.33 68.00 12.09 21.67 43.00 41.89 22.96 75.52 38.91
Kampung Baru Luwuk
782 888
324 530
41.43 59.68
370 312
47.31 35.14
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
295 335 291 411 697 473
201 334 86 237 604 98
68.14 99.70 29.55 57.66 86.66 20.72
115 314 77 226 379 121
38.98 93.73 26.46 54.99 54.38 25.58
7347
4,541
61.81
3,564
48.51
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
142 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
3
4
PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 5
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
JUMLAH LAHIR HIDUP
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
L
P
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
214 190 301 328 98 76 494 300 100 91 120 100 148 135 241 239
43 38 60 66 20 15 99 60 20 18 24 20 30 27 48 48
32 40 10 99 16 14 84 102 4 10 28 20 20 29 52 46
74.8 105.3 16.6 150.9 81.6 92.1 85.0 170.0 20.0 54.9 116.7 100.0 67.6 107.4 107.9 96.2
74 92 40 161 42 21 213 124 31 21 40 42 44 52 81 126
77 78 38 171 40 33 188 127 43 30 44 40 53 63 103 135
151 170 78 332 82 54 401 251 74 51 84 82 97 115 184 261
11 14 6 24 6 3 32 19 5 3 6 6 7 8 12 19
12 12 6 26 6 5 28 19 6 5 7 6 8 9 15 20
23 26 12 50 12 8 60 38 11 8 13 12 15 17 28 39
8 4 2 17 2 28 16 1 7 2 5 2 12 11
72.1 29.0 33.3 70.4 0.0 63.5 87.6 86.0 0.0 31.7 116.7 31.7 75.8 25.6 98.8 58.2
9 8 4 13 2 3 27 15
Kampung Baru Luwuk
782 888
156 178
51 26
32.6 14.6
315 363
311 358
626 721
47 54
47 54
94 108
30 21
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
295 335 291 411 697 473
59 67 58 82 139 95
75 45 31 64 154 36
127.1 67.2 53.3 77.9 110.5 38.1
118 138 128 171 289 198
111 170 184 148 271 199
229 308 312 319 560 397
18 21 19 26 43 30
17 26 28 22 41 30
34 46 47 48 84 60
7,347
1,469
1088
74.0
2,924
3,015
5,939
439
452
891
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
143 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
L+P
S
4 4 7 2 9 7
77.9 68.4 70.2 50.7 33.3 60.6 95.7 78.7 0.0 0.0 60.6 66.7 88.1 21.2 58.3 34.6
17 12 6 30 2 5 55 31 1 11 6 12 4 21 18
75.1 47.1 51.3 60.2 16.3 61.7 91.4 82.3 0.0 13.1 87.3 48.8 82.5 23.2 76.1 46.0
63.5 38.6
29 24
62.2 44.7
59 45
62.8 41.6
2 6 2 20 37 19
11.3 29.0 10.4 78.0 85.4 64.0
4 4 2 14 39 12
24.0 15.7 7.2 63.1 95.9 40.2
6 10 4 34 76 31
17.5 21.6 8.5 71.1 90.5 52.1
254
57.9
242
53.5
496
55.7
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 PESERTA KB AKTIF NO
KECAMATAN
1
2
3
1
Nuhon
Nuhon
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta
Saiti
Toima
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS IUD
%
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
%
JUMLAH
%
KON DOM
%
SUNTIK
%
PIL
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
20
21
22
JUMLAH
%
23
24
25
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
26
27
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.8
229
10.4
338
15.4
12
0.5
1,035
47.1
811
36.9
0.0
0.0
1,858
84.6
2,196
193
10.8
5
0.3
13
0.7
200
11.2
411
23.1
52
2.9
696
39.1
623
35.0
0.0
0.0
1,371
76.9
1,782
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
0
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
MKJP + % MKJP + NON NON MKJP MKJP
17
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
19
%
0.1
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
LAIN NYA
3
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
%
4.1
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
OBAT VAGINA
89
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
%
100.0 100.0 #DIV/0!
4
Lobu
Lobu
7
2.8
0
0.0
0
0.0
10
4.0
17
6.9
2
0.8
131
53.0
97
39.3
0.0
0.0
230
93.1
247
100.0
5
Pagimana
Pagimana
399
10.6
2
0.1
18
0.5
638
17.0
1,057
28.1
18
0.5
1,495
39.8
1,190
31.6
0.0
0.0
2,703
71.9
3,760
100.0
6
Bualemo
Bualemo
452
14.0
0
0.0
44
1.4
609
18.9
1,105
34.3
56
1.7
1,046
32.4
1,017
31.5
0.0
0.0
2,119
65.7
3,224
0 #DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0 #DIV/0!
0
Tikupon
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
100.0 #DIV/0!
7
Balantak Utara
Teku
16
2.6
0
0.0
1
0.2
16
2.6
33
5.4
0
0.0
309
50.5
270
44.1
0.0
0.0
579
94.6
612
100.0
8
Balantak
Balantak
18
2.4
0
0.0
3
0.4
56
7.4
77
10.2
37
4.9
393
52.1
247
32.8
0.0
0.0
677
89.8
754
100.0
9
Balantak Selatan
Tongke
6
0.9
0
0.0
0
0.0
49
7.2
55
8.1
29
4.3
302
44.3
295
43.3
0.0
0.0
626
91.9
681
100.0
10 Mantok
Mantok
16
1.7
0
0.0
2
0.2
64
6.7
82
8.6
1
0.1
380
39.8
491
51.5
0.0
0.0
872
91.4
954
100.0
11 Lamala
Bonebobakal
24
3.5
0
0.0
3
0.4
59
8.6
86
12.5
25
3.6
202
29.4
374
54.4
0.0
0.0
601
87.5
687
100.0
12 Masama
Tangeban
94
5.3
1
0.1
10
0.6
475
26.9
580
32.8
10
0.6
744
42.1
435
24.6
0.0
0.0
1,189
67.2
1,769
100.0
13 Luwuk Timur
Hunduhon
172
9.4
1
0.1
25
1.4
300
16.5
498
27.3
14
0.8
796
43.7
515
28.3
0.0
0.0
1,325
72.7
1,823
100.0
165
6.8
2
0.1
28
1.1
275
11.3
470
19.3
15
0.6
1,043
42.8
909
37.3
0.0
0.0
1,967
80.7
2,437
100.0
554
9.2
1
0.0
211
3.5
680
11.3
1,446
23.9
230
3.8
2,118
35.0
2,250
37.2
0.0
0.0
4,598
76.1
6,044
100.0
98
4.3
0
0.0
16
0.7
118
5.2
232
10.2
7
0.3
1,185
52.3
843
37.2
0.0
0.0
2,035
89.8
2,267
100.0
205
21.2
0
0.0
1
0.1
324
33.5
530
54.8
25
2.6
173
17.9
240
24.8
0.0
0.0
438
45.2
968
100.0
123
9.8
0
0.0
5
0.4
164
13.0
292
23.2
4
0.3
510
40.5
453
36.0
0.0
0.0
967
76.8
1,259
100.0
14 Luwuk Utara 15 Luwuk
Kampung Baru
16 Luwuk selatan
Luwuk
17 Nambo 18 Kintom
Kintom
19 Batui
Batui
7
0.3
0
0.0
4
0.2
31
1.5
42
2.0
9
0.4
1,047
49.3
1,027
48.3
0.0
0.0
2,083
98.0
2,125
100.0
20 Batui Selatan
Sinorang
0
0.0
0
0.0
0
0.0
4
0.3
4
0.3
10
0.7
691
47.0
766
52.1
0.0
0.0
1,467
99.7
1,471
100.0
21 Moilong
Toili I
21
0.6
2
0.1
66
1.9
302
8.9
391
11.5
40
1.2
1,605
47.1
1,375
40.3
0.0
0.0
3,020
88.5
3,411
100.0
22 Toili
Toili II
243
4.6
36
0.7
109
2.1
483
9.2
871
16.6
47
0.9
2,445
46.5
1,891
36.0
0.0
0.0
4,383
83.4
5,254
100.0
23 Toili Barat
Toili III
859
20.9
6
0.1
142
3.5
478
11.6
1,485
36.2
41
1.0
1,346
32.8
1,235
30.1
0.0
0.0
2,622
63.8
4,107
100.0
3,761
7.9
59
0.1
718
1.5 5,564
11.6 10,102
21.1
684
41.2 17,354
36.3
78.9 47,832
100.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Banggai Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
144 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1.4 19,692
0
0.0
0
0.0 37,730
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 PESERTA KB BARU NO
KECAMATAN
1
2
3
1
Nuhon
Nuhon
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta Toima
Saiti
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
6
Bualemo
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS IUD
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KONDOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
24
4.8
0.0
0.0
74
14.7
0
#DIV/0!
#DIV/0!
27
5.4
0.0
57
9.5
0
#DIV/0!
0
0.0
89
0.0
0.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
0.0
0.0
152
18.6
0.0
Bualemo
92
11.9
Tikupon
0
98
19.4
8
1.6
209
41.4
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
17.7
116
23.1
9
108
17.9
165
27.4
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
190
37.6
0.0
0.0
#DIV/0!
0
1.8
200
0
0.0
0
#DIV/0!
407
80.6
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
39.8
178
35.4
0.0
#DIV/0!
0
0.0
387
208
34.6
229
38.0
0.0
0.0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
MKJP + % MKJP NON + NON MKJP MKJP 26
27
505
100.0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
76.9
503
100.0
437
72.6
602
100.0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0.0
0
0.0
0
0.0
0
0.0
22
55.0
18
45.0
0.0
0.0
40
100.0
40
100.0
0.2
271
33.1
425
51.9
18
2.2
223
27.2
153
18.7
0.0
0.0
394
48.1
819
100.0
0.0
0.0
139
18.1
231
30.0
16
2.1
282
36.6
241
31.3
0.0
0.0
539
70.0
770
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
2
7
Balantak Utara
Teku
0
0.0
0.0
0.7
1
0.7
2
1.5
0
0.0
70
51.1
65
47.4
0.0
0.0
135
98.5
137
100.0
8
Balantak
Balantak
0
0.0
0.0
0.0
2
0.8
2
0.8
20
7.5
132
49.6
112
42.1
0.0
0.0
264
99.2
266
100.0
9
Balantak Selatan
Tongke
3
1.5
0.0
0.0
0
0.0
3
1.5
5
2.5
123
60.9
71
35.1
0.0
0.0
199
98.5
202
100.0
10 Mantok
Mantok
3
1.1
0.0
0.0
93
35.5
96
36.6
4
1.5
91
34.7
71
27.1
0.0
0.0
166
63.4
262
100.0
11 Lamala
Bonebobakal
18
8.7
0.0
0.0
18
8.7
36
17.5
11
5.3
89
43.2
70
34.0
0.0
0.0
170
82.5
206
100.0
12 Masama
Tangeban
18
5.3
0.0
0.3
86
25.4
105
31.0
29
8.6
102
30.1
103
30.4
0.0
0.0
234
69.0
339
100.0
13 Luwuk Timur
Hunduhon
19
2.8
0.0
0.0
104
15.2
123
17.9
14
2.0
302
44.0
247
36.0
0.0
0.0
563
82.1
686
100.0
24
4.4
0.0
0.0
62
11.4
86
15.8
9
1.7
254
46.7
195
35.8
0.0
0.0
458
84.2
544
100.0
4.9
110
10.3
246
23.0
179
16.8
268
25.1
375
35.1
0.0
0.0
822
77.0
1,068
100.0
14 Luwuk Utara
1
1
15 Luwuk
Kampung Baru
84
7.9
0.0
16 Luwuk selatan
Luwuk
18
6.6
0.0
0.0
34
12.4
52
19.0
6
2.2
138
50.4
78
28.5
0.0
0.0
222
81.0
274
100.0
31
18.9
0.0
0.0
20
12.2
51
31.1
5
3.0
34
20.7
74
45.1
0.0
0.0
113
68.9
164
100.0
12
5.4
0.0
0.0
28
12.6
40
18.0
28
12.6
78
35.1
76
34.2
0.0
0.0
182
82.0
222
100.0
17 Nambo
52
18 Kintom
Kintom
19 Batui
Batui
8
2.0
0.0
0.0
18
4.4
26
6.4
34
8.4
201
49.6
144
35.6
0.0
0.0
379
93.6
405
100.0
20 Batui Selatan
Sinorang
0
0.0
0.0
0.0
7
2.6
7
2.6
17
6.3
115
42.6
131
48.5
0.0
0.0
263
97.4
270
100.0
21 Moilong
Toili I
14
1.9
0.0
0.0
72
9.7
86
11.5
36
4.8
433
58.1
190
25.5
0.0
0.0
659
88.5
745
100.0
22 Toili
Toili II
22
2.7
0.0
0.0
116
14.3
138
17.0
25
3.1
358
44.0
292
35.9
0.0
0.0
675
83.0
813
100.0
23 Toili Barat
Toili III
18
2.9
0.0
0.0
210
34.0
228
37.0
29
4.7
218
35.3
142
23.0
0.0
0.0
389
63.0
617
100.0
644
6.2
0.5
1,662
15.9
2,362
22.6
502
4.8
4,150
39.7
3,445
32.9
0.0
8,097
77.4
10,459
100.0
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0.0
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Banggai Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
145 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
56
0
0.0
0
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
2,540 0 2,759 2,136 0 429 4,485 4,215 0 870 934 903 1,214 1,137 2,170 2,173 2,884 7,607 2,777 1,505 1,720 3,021 2,615 3,843 6,748 5,431
505 0 503 602 0 40 819 770 0 137 266 202 262 206 339 686 544 1,068 274 164 222 405 270 745 813 617
19.9 #DIV/0! 18.2 28.2 #DIV/0! 9.3 18.3 18.3 #DIV/0! 15.7 28.5 22.4 21.6 18.1 15.6 31.6 18.9 14.0 9.9 10.9 12.9 13.4 10.3 19.4 12.0 11.4
0 0 2,196 1,782 0 247 3,760 3,224 0 612 754 681 954 687 1,769 1,823 2,437 6,044 2,267 968 1,259 2,125 1,471 3,411 5,254 4,107
0.0 #DIV/0! 79.6 83.4 #DIV/0! 57.6 83.8 76.5 #DIV/0! 70.3 80.7 75.4 78.6 60.4 81.5 83.9 84.5 79.5 81.6 64.3 73.2 70.3 56.3 88.8 77.9 75.6
64,116
10,459
16.3
47,832
74.6
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Banggai
146 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
PESERTA KB AKTIF
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
1
PUSKESMAS
2
Nuhon
3
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
P
BBLR L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nuhon
74
77
151
74
100.0
77
100.0
151
100.0
2
Saiti
92
78
170
92
100.0
78
100.0
170
100.0
1
40
38
78
40
100.0
38
100.0
78
100.0
2.7
1
1.3
3
2.0
1.1
1
1.3
2
1.2
1
2.5
0
0.0
1
1.3
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta
161
171
332
161
100.0
171
100.0
332
100.0
4
2.5
3
1.8
7
2.1
Toima
42
40
82
42
100.0
40
100.0
82
100.0
0
0.0
1
2.5
1
1.2
21
33
54
21
100.0
33
100.0
54
100.0
2
9.5
1
3.0
3
5.6
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
213
188
401
213
100.0
188
100.0
401
100.0
5
2.3
4
2.1
9
2.2
6
Bualemo
Bualemo
124
127
251
124
100.0
127
100.0
251
100.0
4
3.2
2
1.6
6
2.4
Tikupon
31
43
74
31
100.0
43
100.0
74
100.0
1
3.2
2
4.7
3
4.1
7
Balantak Utara
Teku
21
30
51
21
100.0
30
100.0
51
100.0
1
4.8
1
3.3
2
3.9
8
Balantak
Balantak
40
44
84
40
100.0
44
100.0
84
100.0
0
0.0
2
4.5
2
2.4
9
Balantak Selatan
Tongke
42
40
82
42
100.0
40
100.0
82
100.0
1
2.4
0
0.0
1
1.2
10
Mantok
Mantok
44
53
97
44
100.0
53
100.0
97
100.0
2
4.5
0
0.0
2
2.1
11
Lamala
Bonebobakal
52
63
115
52
100.0
63
100.0
115
100.0
2
3.8
1
1.6
3
2.6
12
Masama
Tangeban
81
103
184
81
100.0
103
100.0
184
100.0
1
1.2
3
2.9
4
2.2
13
Luwuk Timur
Hunduhon
126
135
261
126
100.0
135
100.0
261
100.0
2
1.6
1
0.7
3
1.1
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
315
311
626
315
100.0
311
100.0
626
100.0
2
0.6
3
1.0
5
0.8
16
Luwuk selatan
Luwuk
363
358
721
363
100.0
358
100.0
721
100.0
2
0.6
3
0.8
5
0.7
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
118
111
229
118
100.0
111
100.0
229
100.0
2
1.7
1
0.9
3
1.3
19
Batui
Batui
138
170
308
138
100.0
170
100.0
308
100.0
1
0.7
2
1.2
3
1.0
20
Batui Selatan
Sinorang
128
184
312
128
100.0
184
100.0
312
100.0
2
1.6
0
0.0
2
0.6
21
Moilong
Toili I
171
148
319
171
100.0
148
100.0
319
100.0
1
0.6
0
0.0
1
0.3
22
Toili
Toili II
289
271
560
289
100.0
271
100.0
560
100.0
1
0.3
2
0.7
3
0.5
23
Toili Barat
Toili III
198
199
397
198
100.0
199
100.0
397
100.0
1
0.5
3
1.5
4
1.0
2,924
3,015
5,939
2,924
100.0
3,015
100.0
5,939
100.0
41
1.4
37
1.2
78
1.3
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
147 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
1
2
Nuhon
3
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
L
P
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
L+P
L
P
L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nuhon
92
83
175
74
80.4
77
92.8
151
86.3
74
80.4
77
92.8
151
86.3
Saiti
69
63
132
92
133.3
78
123.8
170
128.8
65
94.2
59
93.7
124
93.9
2
Simpang Raya
Simpang Raya
108
107
215
40
37.0
38
35.5
78
36.3
40
37.0
38
35.5
78
36.3
3
Bunta
Bunta
277
394
671
154
55.6
156
39.6
310
46.2
154
55.6
156
39.6
310
46.2
Toima
33
28
61
42
127.3
40
142.9
82
134.4
30
90.9
25
89.3
55
90.2
30
37
67
21
70.0
33
89.2
54
80.6
21
70.0
33
89.2
54
80.6
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
214
187
401
213
99.5
188
100.5
401
100.0
213
99.5
188
100.5
401
100.0
6
Bualemo
Bualemo
132
150
282
124
93.9
127
84.7
251
89.0
124
93.9
127
84.7
251
89.0
Tikupon
34
53
87
31
91.2
43
81.1
74
85.1
31
91.2
43
81.1
74
85.1
7
Balantak Utara
Teku
30
29
59
21
70.0
30
103.4
51
86.4
21
70.0
30
103.4
51
86.4
8
Balantak
Balantak
44
39
83
40
90.9
44
112.8
84
101.2
44
100.0
39
100.0
83
100.0
9
98.6
Balantak Selatan
Tongke
35
38
73
42
120.0
40
105.3
82
112.3
34
97.1
38
100.0
72
10
Mantok
Mantok
52
58
110
44
84.6
53
91.4
97
88.2
44
84.6
53
91.4
97
88.2
11
Lamala
Bonebobakal
50
53
103
52
104.0
63
118.9
115
111.7
50
100.0
53
100.0
103
100.0
12
Masama
Tangeban
84
93
177
81
96.4
103
110.8
184
104.0
81
96.4
92
98.9
173
97.7
13
Luwuk Timur
Hunduhon
88
101
189
98
111.4
108
106.9
206
109.0
88
100.0
100
99.0
188
99.5
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
209
209
418
315
150.7
311
148.8
626
149.8
204
97.6
208
99.5
412
98.6
16
Luwuk selatan
Luwuk
246
258
504
363
147.6
358
138.8
721
143.1
243
98.8
258
100.0
501
99.4
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
19
Batui
Batui
20
Batui Selatan
Sinorang
21
Moilong
22 23
99
101
200
118
119.2
111
109.9
229
114.5
98
99.0
101
100.0
199
99.5
154
138
292
138
89.6
170
123.2
308
105.5
138
89.6
135
97.8
273
93.5
67
74
141
118
176.1
143
193.2
261
185.1
65
97.0
73
98.6
138
97.9
Toili I
126
115
241
171
135.7
148
128.7
319
132.4
126
100.0
115
100.0
241
100.0
Toili
Toili II
279
286
565
289
103.6
271
94.8
560
99.1
279
100.0
271
94.8
550
97.3
Toili Barat
Toili III
197
184
381
198
100.5
199
108.2
397
104.2
196
99.5
184
100.0
380
99.7
2,749
2,878
5,627
2,879
104.7
2,932
101.9
5,811
103.3
2,463
89.6
2,496
86.7
4,959
88.1
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
148 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
92 69 108 277 33 30 214 132 34 30 44 35 52 50 84 88
83 63 107 394 28 37 187 150 53 29 39 38 58 53 93 101
Kampung Baru Luwuk
209 246
209 258
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
99 154 67 126 279 197
101 138 74 115 286 184
175 132 215 671 61 67 401 282 87 59 83 73 110 103 177 189 418 504 200 292 141 241 565 381
2,749
2,878
5,627
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
149 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 7
8
9
10
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -
0.0
-
11
% 12
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
77 55 61 84 25 38 22 19 54 13 54 94 98 177 402 334 4 93 136 33 129 200
44.0 41.7 28.4 12.5 0.0 37.3 9.5 7.8 21.8 91.5 15.7 0.0 49.1 91.3 55.4 93.7 #DIV/0! 96.2 66.3 #DIV/0! 2.0 31.8 96.5 13.7 22.8 52.5
0.0
2,202
39.1
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
1
2
Nuhon
3
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nuhon
92
83
175
60
65.2
57
68.7
117
66.9
Saiti
69
63
132
56
81.2
50
79.4
106
80.3
2
Simpang Raya
Simpang Raya
108
107
215
101
93.5
100
93.5
201
93.5
3
Bunta
Bunta
277
394
671
270
97.5
372
94.4
642
95.7
Toima
33
28
61
24
72.7
19
67.9
43
70.5
30
37
67
24
80.0
28
75.7
52
77.6
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
214
187
401
180
84.1
153
81.8
333
83.0
6
Bualemo
Bualemo
132
150
282
89
67.4
100
66.7
189
67.0
Tikupon
34
53
87
30
88.2
37
69.8
67
77.0
7
Balantak Utara
Teku
30
29
59
20
66.7
22
75.9
42
71.2
8
Balantak
Balantak
44
39
83
26
59.1
23
59.0
49
59.0
9
Balantak Selatan
Tongke
35
38
73
26
74.3
34
89.5
60
82.2
10
Mantok
Mantok
52
58
110
48
92.3
55
94.8
103
93.6
11
Lamala
Bonebobakal
50
53
103
45
90.0
45
84.9
90
87.4
12
Masama
Tangeban
84
93
177
85
101.2
88
94.6
173
97.7
13
Luwuk Timur
Hunduhon
88
101
189
60
68.2
62
61.4
122
64.6
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
209
209
418
207
99.0
208
99.5
415
99.3
16
Luwuk selatan
Luwuk
246
258
504
147
59.8
153
59.3
300
59.5
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
19
Batui
Batui
20
Batui Selatan
Sinorang
21
Moilong
22 23
99
101
200
91
91.9
97
96.0
188
94.0
154
138
292
135
87.7
124
89.9
259
88.7
67
74
141
68
101.5
70
94.6
138
97.9
Toili I
126
115
241
113
89.7
102
88.7
215
89.2
Toili
Toili II
279
286
565
227
81.4
237
82.9
464
82.1
Toili Barat
Toili III
197
184
381
158
80.2
158
85.9
316
82.9
2,749
2,878
5,627
2,290
83.3
2,394
83
4,684
83.2
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
150 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
JUMLAH DESA/KELURAHA N
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
3
4
5
6
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
JUMLAH (KAB/KOTA)
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
11 9 25 9 10 33 15 5 10 13 11 10 12 14 13 18 19 19 14 10 17 25 17
16 7 8 25 10 5 13 3 9 12 11 11 17 18 19 11 8 16 19 17
339
273
Sumber: Program Imunisasi Seksi Pemberantasan dan Penyakit Menular
151 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
10 8
90.9 88.9 #DIV/0! 64.0 77.8 80.0 75.8 66.7 100.0 100.0 27.3 90.0 100.0 78.6 84.6 #DIV/0! 94.4 94.7 #DIV/0! 100.0 78.6 80.0 94.1 76.0 100.0 80.5
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 BAYI DIIMUNISASI NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
JUMLAH BAYI
DPT1+HB1 P
L
L+P
DPT3+HB3 P
L
L+P
DO RATE (%)
CAMPAK P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16.0
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nuhon
92
83
175
124
134.8
75
90.4
199
113.7
119
129.3
73
88.0
192
109.7
105
114.1
83
100.0
188
107.4
15.32
-10.67
5.53
Saiti
69
63
132
89
129.0
79
125.4
168
127.3
96
139.1
79
125.4
175
132.6
100
144.9
76
120.6
176
133.3
-12.36
3.80
-4.76
2
Simpang Raya
Simpang Raya
108
107
215
0.0
0
0.0
0.0
0
0.0
0.0
0
3
Bunta
Bunta
277
394
671
218
78.7
0.0 187
47.5
405
60.4
231
83.4
0.0 201
51.0
432
64.4
241
87.0
0.0 213
54.1
454
67.7
0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -10.55
-13.90
Toima
33
28
61
52
157.6
51
182.1
103
168.9
40
121.2
43
153.6
83
136.1
45
136.4
35
125.0
80
131.1
13.46
31.37
22.33
30
37
67
23
76.7
20
54.1
43
64.2
30
100.0
24
64.9
54
80.6
35
116.7
21
56.8
56
83.6
-52.17
-5.00
-30.23
-12.10
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
214
187
401
213
99.5
224
119.8
437
109.0
176
82.2
175
93.6
351
87.5
212
99.1
229
122.5
441
110.0
0.47
-2.23
-0.92
6
Bualemo
Bualemo
132
150
282
87
65.9
105
70.0
192
68.1
90
68.2
101
67.3
191
67.7
96
72.7
121
80.7
217
77.0
-10.34
-15.24
-13.02
Tikupon
34
53
87
51
150.0
35
66.0
86
98.9
48
141.2
35
66.0
83
95.4
46
135.3
34
64.2
80
92.0
9.80
2.86
6.98
7
Balantak Utara
Teku
30
29
59
0.0
0
0.0
0.0
0
0.0
0.0
0
8
Balantak
Balantak
44
39
83
81
184.1
86
220.5
167
201.2
80
181.8
73
187.2
153
184.3
53
120.5
44
112.8
97
116.9
34.57
48.84
41.92
9
Balantak Selatan
Tongke
35
38
73
48
137.1
37
97.4
85
116.4
43
122.9
33
86.8
76
104.1
33
94.3
33
86.8
66
90.4
31.25
10.81
22.35
10 Mantok
Mantok
52
58
110
54
103.8
45
77.6
99
90.0
48
92.3
34
58.6
82
74.5
68
130.8
39
67.2
107
97.3
-25.93
13.33
-8.08
11 Lamala
Bonebobakal
50
53
103
80
160.0
75
141.5
155
150.5
79
158.0
65
122.6
144
139.8
74
148.0
75
141.5
149
144.7
7.50
0.00
3.87
12 Masama
Tangeban
84
93
177
95
113.1
113
121.5
208
117.5
95
113.1
119
128.0
214
120.9
62
73.8
91
97.8
153
86.4
34.74
19.47
26.44
13 Luwuk Timur
Hunduhon
88
101
189
73
83.0
94
93.1
167
88.4
80
90.9
101
100.0
181
95.8
82
93.2
74
73.3
156
82.5
-12.33
21.28
6.59
0.0
0.0
0.0
0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 Luwuk Utara 15 Luwuk
Kampung Baru
209
209
418
338
161.7
286
136.8
624
149.3
287
137.3
299
143.1
586
140.2
265
126.8
260
124.4
525
125.6
21.60
9.09
15.87
16 Luwuk selatan
Luwuk
246
258
504
255
103.7
241
93.4
496
98.4
237
96.3
241
93.4
478
94.8
235
95.5
220
85.3
455
90.3
7.84
8.71
8.27
99
101
200
153
154.5
129
127.7
282
141.0
156
157.6
133
131.7
289
144.5
156
157.6
153
151.5
309
154.5
-1.96
-18.60
-9.57
154
138
292
181
117.5
122
88.4
303
103.8
169
109.7
110
79.7
279
95.5
166
107.8
100
72.5
266
91.1
8.29
18.03
12.21
17 Nambo 18 Kintom
Kintom
19 Batui
Batui
20 Batui Selatan
Sinorang
67
74
141
134
200.0
125
168.9
259
183.7
111
165.7
138
186.5
249
176.6
110
164.2
97
131.1
207
146.8
17.91
22.40
20.08
21 Moilong
Toili I
126
115
241
170
134.9
198
172.2
368
152.7
189
150.0
189
164.3
378
156.8
202
160.3
193
167.8
395
163.9
-18.82
2.53
-7.34
22 Toili
Toili II
279
286
565
278
99.6
274
95.8
552
97.7
261
93.5
163
57.0
424
75.0
255
91.4
255
89.2
510
90.3
8.27
6.93
7.61
23 Toili Barat
Toili III
197
184
381
200
101.5
185
100.5
385
101.0
208
105.6
171
92.9
379
99.5
241
122.3
181
98.4
422
110.8
-20.50
2.16
-9.61
2,749
2,878
5,627
2,997
109.0
2,786
96.8
5,783
102.8
2,873
104.5
2,600
90.3
5,473
97.3
2,882
104.8
2,627
91.3
5,509
97.9
3.84
5.71
4.74
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Program Imunisasi Seksi Pemberantasan dan Penyakit Menular
152 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 BAYI DIIMUNISASI NO
KECAMATAN
1
1
2
Nuhon
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
3
BCG P
L
L+P
POLIO4 P
L
L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Nuhon
92
83
175
69
75
152
183
221
126
119
129.3
73
88.0
192
109.7
105
114.1
83
100.0
188
107.4
Saiti
69
63
132
83
120
146
232
229
173
96
139.1
87
138.1
183
138.6
100
144.9
76
120.6
176
133.3
-
107
100
107
50
0.0
0
0.0
0.0
0
0.0
2
Simpang Raya
Simpang Raya
108
107
215
0.0
0.0
3
Bunta
Bunta
277
394
671
209
75
603
153
812
121
208
75.1
191
48.5
399
59.5
241
87.0
213
54.1
454
67.7
Toima
33
28
61
46
139
74
264
120
197
42
127.3
39
139.3
81
132.8
45
136.4
35
125.0
80
131.1
4
Lobu
Lobu
30
37
67
26
87
63
170
89
133
31
103.3
16
43.2
47
70.1
35
116.7
21
56.8
56
83.6
5
Pagimana
Pagimana
214
187
401
216
101
403
216
619
154
173
80.8
173
92.5
346
86.3
212
99.1
229
122.5
441
110.0
6
Bualemo
Bualemo
132
150
282
117
89
267
178
384
136
68
51.5
103
68.7
171
60.6
96
72.7
121
80.7
217
77.0
Tikupon
34
53
87
35
103
88
166
123
141
52
152.9
34
64.2
86
98.9
46
135.3
34
64.2
80
92.0
-
29
100
29
49
0.0
0
0.0
0.0
0
0.0
113
290
187
225
80
181.8
73
187.2
153
184.3
53
97
116.9 90.4
7
Balantak Utara
Teku
30
29
59
8
Balantak
Balantak
44
39
83
74
168
0.0
0.0 120.5
44
112.8
9
Balantak Selatan
Tongke
35
38
73
38
109
76
200
114
156
43
122.9
33
86.8
76
104.1
33
94.3
33
86.8
66
10
Mantok
Mantok
52
58
110
47
90
105
181
152
138
45
86.5
33
56.9
78
70.9
68
130.8
39
67.2
107
97.3
11
Lamala
Bonebobakal
50
53
103
72
144
125
236
197
191
79
158.0
67
126.4
146
141.7
76
152.0
72
135.8
148
143.7
12
Masama
Tangeban
84
93
177
110
131
203
218
313
177
60
71.4
93
100.0
153
86.4
62
73.8
91
97.8
153
86.4
13
Luwuk Timur
Hunduhon
88
101
189
83
94
184
182
267
141
82
93.2
98
97.0
180
95.2
82
93.2
74
73.3
156
82.5
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
209
209
418
306
146
515
246
821
196
287
137.3
299
143.1
586
140.2
265
126.8
255
122.0
520
124.4
16
Luwuk selatan
Luwuk
246
258
504
239
97
497
193
736
146
275
111.8
273
105.8
548
108.7
235
95.5
219
84.9
454
90.1
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
154.5
19
Batui
Batui
20
Batui Selatan
Sinorang
21
Moilong
22
Toili
23
Toili Barat
JUMLAH (KAB/KOTA)
99
101
200
131
132
232
230
363
182
156
157.6
133
131.7
289
144.5
156
157.6
153
151.5
309
154
138
292
130
84
268
194
398
136
171
111.0
115
83.3
286
97.9
166
107.8
100
72.5
266
91.1
67
74
141
125
187
199
269
324
230
110
164.2
97
131.1
207
146.8
110
164.2
97
131.1
207
146.8
Toili I
126
115
241
192
152
307
267
499
207
187
148.4
176
153.0
363
150.6
202
160.3
193
167.8
395
163.9
Toili II
279
286
565
275
99
561
196
836
148
259
92.8
260
90.9
519
91.9
255
91.4
255
89.2
510
90.3
Toili III
197
184
381
201
102
385
209
586
154
195
99.0
169
91.8
364
95.5
241
122.3
181
98.4
422
110.8
2,749
2,878
5,627
2,824
103
5,702
198
8,526
152
2,818
102.5
2,635
91.6
5,453
96.9
2,884
104.9
2,618
91.0
5,502
97.8
Sumber: Program Imunisasi Seksi Pemberantasan dan Penyakit Menular
153 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 BAYI 6-11 BULAN NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
JUMLAH BAYI
L
L
P
L+P
SƷ
%
4
5
6
7
8
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A P S % 9
10
JUMLAH
L+P
L
S
%
L
P
L+P
S
%
11
12
13
14
15
16
17
BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A P S % 18
19
JUMLAH
L+P
L
MENDAPAT VIT A P S %
L+P
S
%
L
P
L+P
S
%
20
21
22
23
24
25
26
94.43
-
-
1,210
#####
#####
1,182
97.69
Nuhon
216
#####
#####
216
100.00
1,023
#####
#####
966
Saiti
197
#####
#####
197
100.00
909
#####
#####
542
80
#####
#####
80
100.00
-
#####
#####
-
Bunta
264
#####
#####
264
100.00
3,001
#####
#####
Toima
92
#####
#####
92
100.00
467
#####
81
#####
#####
81
100.00
361
27
28
S
%
29
30
59.63
-
-
1,075
#####
#####
739
68.74
#####
-
-
262
#####
#####
80
30.53
1,251
41.69
-
-
3,290
#####
#####
1,515
46.05
#####
258
55.25
-
-
552
#####
#####
350
63.41
#####
#####
192
53.19
-
-
427
#####
#####
273
63.93
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
467
#####
#####
467
100.00
2,359
#####
#####
1,167
49.47
-
-
2,790
#####
#####
1,634
58.57
6
Bualemo
Bualemo
226
#####
#####
226
100.00
1,432
#####
#####
578
40.36
-
-
1,694
#####
#####
804
47.46
Tikupon
83
#####
#####
83
100.00
477
#####
#####
276
57.86
-
-
564
#####
#####
359
63.65
7
Balantak Utara
Teku
28
#####
#####
28
100.00
432
#####
#####
173
40.05
-
-
511
#####
#####
201
39.33
8
Balantak
Balantak
90
#####
#####
90
100.00
575
#####
#####
346
60.17
-
-
680
#####
#####
436
64.12
9
Balantak Selatan
Tongke
47
#####
#####
47
100.00
477
#####
#####
278
58.28
-
-
564
#####
#####
325
57.62
10
Mantok
Mantok
109
#####
#####
109
100.00
707
#####
#####
321
45.40
-
-
836
#####
#####
430
51.44
11
Lamala
Bonebobakal
120
#####
#####
120
100.00
645
#####
#####
434
67.29
-
-
763
#####
#####
554
72.61
12
Masama
Tangeban
282
#####
#####
282
100.00
1,154
#####
#####
319
27.64
-
-
1,365
#####
#####
601
44.03
13
Luwuk Timur
Hunduhon
198
#####
#####
198
100.00
1,143
#####
#####
679
59.41
-
-
1,352
#####
#####
877
14
Luwuk Utara
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
-
-
-
#####
#####
-
15
Luwuk
Kampung Baru
782
#####
#####
782
100.00
3,735
#####
#####
2,643
70.75
-
-
4,418
#####
#####
3,425
77.51
16
Luwuk selatan
Luwuk
413
#####
#####
413
100.00
4,242
#####
#####
1,775
41.84
-
-
5,017
#####
#####
2,188
43.61
17
Nambo
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
-
-
-
#####
#####
-
18
Kintom
Kintom
229
#####
#####
229
100.00
1,411
#####
#####
722
51.17
-
-
1,669
#####
#####
951
56.98
19
Batui
Batui
212
#####
#####
212
100.00
1,598
#####
#####
716
44.81
-
-
1,890
#####
#####
928
49.10
20
Batui Selatan
Sinorang
110
#####
#####
110
100.00
1,388
#####
#####
1,048
75.50
-
-
1,642
#####
#####
1,158
70.52
21
Moilong
Toili I
376
#####
#####
376
100.00
1,963
#####
#####
1,321
67.29
-
-
2,322
#####
#####
1,697
73.08
22
Toili
Toili II
475
#####
#####
475
100.00
3,329
#####
#####
2,120
63.67
-
-
3,937
#####
#####
2,595
65.90
23
Toili Barat
Toili III
432
#####
#####
432
100.00
2,259
#####
#####
1,306
57.81
-
-
2,672
#####
#####
1,738
65.04
#####
5,609
100.00
#####
19,430
55.38
-
-
41,502
#####
#####
60.33
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
5,609
-
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
154 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
#####
-
-
-
35,087
-
#####
-
-
#####
-
64.87 #####
#####
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
BGM P
L
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
205 143 209 709 67 84 451 291 88 82 92 86 97 128 208 195
188 118 210 859 54 71 389 336 136 87 84 80 102 124 232 225
393 261 419 1,568 121 155 840 627 224 169 176 166 199 252 440 420
123 97 184 514 48 64 377 224 65 62 72 69 86 83 152 122
114 78 185 629 34 46 310 207 73 55 47 65 92 92 160 126
237 175 369 1,143 82 110 687 431 138 117 119 134 178 175 312 248
60.0 67.8 88.0 72.5 71.6 76.2 83.6 77.0 73.9 75.6 78.3 80.2 88.7 64.8 73.1 62.6
60.6 66 88 73 63 65 80 62 54 63 56 81 90 74 69 56
60.3 67.0 88.1 72.9 67.8 71.0 81.8 68.7 61.6 69.2 67.6 80.7 89.4 69.4 70.9 59.0
18 6 48 7 4 5 15 10 1 0 3 2 30 18 7 11
14.6 6.2 26.1 1.4 8.3 7.8 4.0 4.5 1.5 0.0 4.2 2.9 34.9 21.7 4.6 9.0
17 6 52 9 0 9 15 17 5 0 1 5 24 22 6 2
14.9 7.7 28.1 1.4 0.0 19.6 4.8 8.2 6.8 0.0 2.1 7.7 26.1 23.9 3.8 1.6
35 12 100 16 4 14 30 27 6 0 4 7 54 40 13 13
14.8 6.9 27.1 1.4 4.9 12.7 4.4 6.3 4.3 0.0 3.4 5.2 30.3 22.9 4.2 5.2
Kampung Baru Luwuk
407 594
406 580
813 1,174
419 199
405 212
824 411
102.9 33.5
100 37
101.4 35.0
0 1
0.0 0.5
0 11
0.0 5.2
0 12
0.0 2.9
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
266 294 155 263 726 525
261 274 157 245 790 516
527 568 312 508 1,516 1,041
204 249 135 229 315 290
203 232 137 210 324 297
407 481 272 439 639 587
76.7 84.7 87.1 87.1 43.4 55.2
78 85 87 86 41 58
77.2 84.7 87.2 86.4 42.2 56.4
10 13 2 5 0 7
4.9 5.2 1.5 2.2 0.0 2.4
16 17 5 4 0 7
7.9 7.3 3.6 1.9 0.0 2.4
26 30 7 9 0 14
6.4 6.2 2.6 2.1 0.0 2.4
6,365
6,524
12,889
4,382
4,333
8,715
68.8
66
67.6
223
5.1
250
5.8
473
5.4
2
1
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) DITIMBANG JUMLAH (D) % (D/S)
3
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
155 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KECAMATAN
1
1
PUSKESMAS
2
Nuhon
3
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nuhon
141
148
289
79
56.0
84
56.8
163
56.4
Saiti
138
108
246
43
31.2
40
37.0
83
33.7
2
Simpang Raya
Simpang Raya
176
176
352
94
53.4
95
54.0
189
53.7
3
Bunta
Bunta
387
360
747
173
44.7
139
38.6
312
41.8
Toima
60
65
125
23
38.3
22
33.8
45
36.0
4
Lobu
Lobu
102
121
223
60
58.8
63
52.1
123
55.2
5
Pagimana
Pagimana
553
554
1,107
336
60.8
337
60.8
673
60.8
6
Bualemo
Bualemo
207
259
466
73
35.3
92
35.5
165
35.4
Tikupon
120
114
234
49
40.8
51
44.7
100
42.7
94
112
206
35
37.2
46
41.1
81
39.3
146
135
281
49
33.6
39
28.9
88
31.3
7
Balantak Utara
Teku
8
Balantak
Balantak
9
Balantak Selatan
Tongke
74
73
147
27
36.5
29
39.7
56
38.1
10
Mantok
Mantok
158
145
303
109
69.0
110
75.9
219
72.3
11
Lamala
Bonebobakal
85
100
185
32
37.6
39
39.0
71
38.4
12
Masama
Tangeban
180
185
365
76
42.2
84
45.4
160
43.8
13
Luwuk Timur
Hunduhon
255
251
506
63
24.7
74
29.5
137
27.1
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
264
265
529
163
61.7
161
60.8
324
61.2
16
Luwuk selatan
Luwuk
613
580
1,193
334
54.5
304
52.4
638
53.5
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
319
296
615
118
37.0
108
36.5
226
36.7
19
Batui
Batui
248
210
458
146
58.9
129
61.4
275
60.0
20
Batui Selatan
Sinorang
82
92
174
63
76.8
69
75.0
132
75.9
21
Moilong
Toili I
339
352
691
6
1.8
5
1.4
11
1.6
22
Toili
Toili II
507
532
1,039
73
14.4
82
15.4
155
14.9
23
Toili Barat
Toili III
552
515
1,067
125
22.6
125
24.3
250
23.4
5,800
5,748
11,548
2,349
40.5
2,327
40.5
4,676
40.5
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
156 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 BALITA NO
KECAMATAN
1
1
PUSKESMAS
JUMLAH (D)
BGM % (D/S)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Nuhon
284
266
550
176
161
337
62
61
61.3
65
36.9
72
44.7
137
40.7
Saiti
281
227
508
140
117
257
50
52
50.6
57
40.7
52
44.4
109
42.4
2
Nuhon
DITIMBANG
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
3
2
Simpang Raya
Simpang Raya
319
294
613
191
172
363
60
59
59.2
53
27.7
54
31.4
107
29.5
3
Bunta
Bunta
530
478
1,008
269
216
485
51
45
48.1
51
19.0
52
24.1
103
21.2
Toima
203
184
387
119
100
219
59
54
56.6
56
47.1
55
55.0
111
50.7
4
Lobu
Lobu
245
239
484
156
141
297
64
59
61.4
59
37.8
65
46.1
124
41.8
5
Pagimana
Pagimana
695
672
1,367
433
414
847
62
62
62.0
62
14.3
68
16.4
130
15.3
6
Bualemo
Bualemo
350
378
728
169
169
338
48
45
46.4
54
32.0
58
34.3
112
33.1
Tikupon
263
232
495
146
128
274
56
55
55.4
52
35.6
54
42.2
106
38.7
7
Balantak Utara
Teku
237
230
467
132
123
255
56
53
54.6
51
38.6
51
41.5
102
40.0
8
Balantak
Balantak
289
253
542
146
117
263
51
46
48.5
52
35.6
51
43.6
103
39.2
9
Balantak Selatan
Tongke
217
191
408
124
107
231
57
56
56.6
54
43.5
58
54.2
112
48.5
10
Mantok
Mantok
301
263
564
206
188
394
68
71
69.9
106
51.5
120
63.8
226
57.4
11
Lamala
Bonebobakal
228
218
446
129
117
246
57
54
55.2
86
66.7
82
70.1
168
68.3
12
Masama
Tangeban
322
304
626
172
162
334
53
53
53.4
54
31.4
52
32.1
106
31.7
13
Luwuk Timur
Hunduhon
398
369
767
159
152
311
40
41
40.5
54
34.0
52
34.2
106
34.1
14
Luwuk Utara
15
Luwuk
Kampung Baru
407
384
791
259
238
497
64
62
62.8
51
19.7
51
21.4
102
20.5
16
Luwuk selatan
Luwuk
756
699
1,455
430
382
812
57
55
55.8
51
11.9
56
14.7
107
13.2
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
462
414
876
215
185
400
47
45
45.7
53
24.7
59
31.9
112
28.0
19
Batui
Batui
391
328
719
242
207
449
62
63
62.4
54
22.3
51
24.6
105
23.4
20
Batui Selatan
Sinorang
225
211
436
160
146
306
71
69
70.2
51
31.9
51
34.9
102
33.3
21
Moilong
Toili I
482
470
952
103
82
185
21
17
19.4
51
49.5
51
62.2
102
55.1
22
Toili
Toili II
650
650
1,300
170
160
330
26
25
25.4
51
30.0
51
31.9
102
30.9
23
Toili Barat
Toili III
694
685
1,379
222
203
425
32
30
30.8
59
26.6
56
27.6
115
27.1
9,229
8,639
17,868
4,668
4,187
8,855
50.6
48
49.6
1,387
29.7
1,422
34.0
2,809
31.7
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
157 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
JUMLAH DITEMUKAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
4
4
4
1
2
3
1
1
1
1
6
2
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
158 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
L+P
L
Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
8
6
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0
2
2
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0
4 3 1 8
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) JUMLAH NO
KECAMATAN
L 1
1
2
Nuhon
L
PUSKESMAS
3
P
4
5
P
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
13
14
15
L+P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
Nuhon
759
774
1,533
121
15.9
138
17.8
259
16.9
12
12
24
Saiti
763
771
1,534
94
12.3
79
10.2
173
11.3
12
12
24
994
998
1,992
200
20.1
158
15.8
358
18.0
19
19
38
1,029
1,032
2,061
0
0.0
0
0.0
0
0.0
14
7
21
Toima
305
302
607
52
17.0
56
18.5
108
17.8
8
8
16
253
261
514
0
0.0
0
0.0
0
0.0
8
8
16
1,659
1,695
3,354
17
1.0
21
1.2
38
1.1
34
4
38
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3
Bunta
Bunta
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
6
Bualemo
Bualemo
985
996
1,981
190
19.3
153
15.4
343
17.3
21
21
42
Tikupon
342
351
693
58
17.0
56
16.0
114
16.5
8
8
16
7
Balantak Utara
Teku
295
301
596
0
0.0
0
0.0
0
0.0
5
5
10
8
Balantak
Balantak
691
673
1,364
148
21.4
135
20.1
283
20.7
21
21
42
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
0
0
0
0
0
10
Mantok
Mantok
332
342
674
0
0.0
11
Lamala
Bonebobakal
427
413
840
75
12
Masama
Tangeban
785
689
1,474
109
13
Luwuk Timur
Hunduhon
857
864
1,721
14
Luwuk Utara
0
15
Luwuk
Kampung Baru
2,362
16
Luwuk selatan
Luwuk
2,458
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
19
Batui
20
Batui Selatan
21
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
0.0
0
0.0
6
6
12
17.6
85
20.6
160
19.0
13
13
26
13.9
159
23.1
268
18.2
15
15
30
0
0.0
0
0.0
0
0.0
14
14
28
0
0
0.0
0
0
0
2,375
4,737
332
13.5
14.2
24
24
48
2,467
4,925
0
0.0
0.0
22
0
22
0
0
0
0.0
974
994
1,968
0
0.0
0.0
0
Batui
1,172
1,185
2,357
0
0.0
0.0
Sinorang
1,047
1,054
2,101
0
0.0
0.0
Moilong
Toili I
1,092
1,103
2,195
0
0.0
22
Toili
Toili II
2,319
2,331
4,650
0
#REF!
23
Toili Barat
Toili III
1,610
1,694
3,304
246
#REF!
23,510
23,665
47,175
1,642
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
159 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
7.0 7.0
#DIV/0! 343
0
14.4
675
0.0
0
#DIV/0!
0
0
0.0
18
18
0
0.0
14
14
0
0.0
16
16
0.0
0
0.0
16
16
0.0
0
0.0
29
229
13.5
475
14.4
22
22
44
1,612
6.8
3,254
6.9
371
219
590
6.8
0
#DIV/0!
#DIV/0!
6.9
29
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TETAP TETAP PENCABUTAN 4
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
160 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
5
6
259 173 358 108 38 343 114 283 160 268 675 475 3,254
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -
#DIV/0!
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2
Simpang Raya
3
Bunta
JUMLAH JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI MASSAL 4
5
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
6
7
8
JUMLAH MURID SD/MI
PERLU PERAWATAN
MURID SD/MI DIPERIKSA
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
% 26
Nuhon
12
0.0
12
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
Saiti
12
0.0
12
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
Simpang Raya
19
0.0
19
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
Bunta
14
0.0
14
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
Toima
8
0.0
8
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
8
0.0
8
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
34
0.0
34
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
6
Bualemo
Bualemo
21
0.0
21
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
Tikupon
8
0.0
8
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
5
0.0
5
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
21
0.0
21
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
0 #DIV/0!
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
7
Balantak Utara
Teku
8
Balantak
Balantak
9
Balantak Selatan
Tongke
0
#DIV/0!
10
Mantok
Mantok
6
0.0
6
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
11
Lamala
Bonebobakal
13
0.0
13
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
12
Masama
Tangeban
15
0.0
15
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
13
Luwuk Timur
Hunduhon
14
0.0
14
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
14
Luwuk Utara
0
#DIV/0!
0 #DIV/0!
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
15
Luwuk
Kampung Baru
24
0.0
24
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
16
Luwuk selatan
Luwuk
22
0.0
0
0.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
17
Nambo
0
#DIV/0!
0 #DIV/0!
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
18
Kintom
Kintom
18
0.0
18
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
19
Batui
Batui
14
0.0
14
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
20
Batui Selatan
Sinorang
16
0.0
16
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
21
Moilong
Toili I
16
0.0
16
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
22
Toili
Toili II
29
0.0
29
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
23
Toili Barat
Toili III
22
0.0
22
100.0
-
#####
#####
-
#####
-
#####
#####
-
#####
0.0
349
94.1
#####
-
#####
#####
-
#####
JUMLAH (KAB/ KOTA)
371
-
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
161 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
-
-
-
-
#####
-
-
-
-
-
#####
-
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 USILA (60TAHUN+) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
525 591 734 945 270 296 1,363 833 270 235 657 245 664 373 667 660
130 98 125 164 80 120 556 105 65
Kampung Baru Luwuk
1,896 1,451 0 815 924 802 1,134 1,924 1,305
522 450
19,579
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
230 149 152 358 123 86 415 366 156 157 354 180 263 150 288 163
310 240 155 320 731 389
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5,466
#DIV/0!
206 45 270 90 197 98
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
162 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
352 415 489 659 520 621
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
360 247 277 522 203 206 971 471 221 157 560 225 533 240 485 261 0 999 860 0 662 655 644 979 1,251 1,010
68.57 41.79 37.74 55.24 75.19 69.59 71.24 56.54 81.85 66.81 85.24 91.84 80.27 64.34 72.71 39.55 #DIV/0! 52.69 59.27 #DIV/0! 81.23 70.89 80.30 86.33 65.02 77.39
7,533
#DIV/0!
12,999
66.39
477 410
TABEL 53 JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN NO
KECAMATAN
1
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RUMAH
PENYEBARAN INFORMASI
3
4
5
6
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
11 38 1 3 32 252 110 98 9 0 27 27 80 37 29 54
Kampung Baru Luwuk
30 246
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
243 35 48 325 210 228
SUB JUMLAH I 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2 Rumah Sakit JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
163 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2173
0
0
2173
0
0
TABEL 54 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
1
2
L
JUMLAH P
L+P
3
4
5
L
% P
L+P
6
7
8
1
JAMKESMAS
130,175
0.00
0.00
37.99
2
JKN (ASKES PNS,JAMSOSTEK, TNI/POLRI/PNS/ KEMHAN/PNS POLRI)
165,087
0.00
0.00
48.17
3
JAMKESDA
46,000
0.00
0.00
13.42
341,262
0.00
0.00
99.58
JUMLAH (KAB/KOTA)
0
0
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 164 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 55 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 JUMLAH KUNJUNGAN NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
RAWAT JALAN
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
1,052 1,767 516 1,063 2,280 2,028 4,210 3,701 787 1,048 2,792 0 1,133 1,680 2,804 4,337
1,368 1,810 627 1,561 3,561 3,287 6,269 3,698 800 1,253 2,622 0 1,157 2,581 3,415 5,725
2,420 3,577 1,143 2,624 5,841 5,315 10,479 7,399 1,587 2,301 5,414 0 2,290 4,261 6,219 10,062
0 0 0 339 0 0 119 138 0 0 41 0 0 2 176 72
0 0 0 355 0 0 83 136 0 0 53 0 0 4 170 82
0 0 0 694 0 0 202 274 0 0 94 0 0 6 346 154
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kampung Baru Luwuk
2,567 2,225
3,684 2,162
6,251 4,387
20 0
32 0
52 0
0 0
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
413 1,165 1,695 2,478 1,331 1,340
486 1,642 1,623 3,704 1,721 1,533
113 141 29 187 256 91
123 112 32 331 166 67
56,289 10,578
1,724 5,417
1,746 7,056
8,817
10,578
5,417
7,056
236 253 61 518 422 158 0 3,470 12,473 0 12,473 0
0 0 0 0
44,412 8,817
899 2,807 3,318 6,182 3,052 2,873 0 100,701 19,395 0 19,395 0
0
0
0 0
0
0
SUB JUMLAH I RSUD Luwuk 1 SUB JUMLAH II Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 1
SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
165 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
0
0
0
0 0
0
0
0 0
0
0
0
53,229
66,867
120,096
7,141
8,802
15,943
174,605
168,094
342,699
174,605
168,094
342,699
30.5
39.8
35.0
4.1
5.2
4.7
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
0 0 0 0 0 0
0
TABEL 55A JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN RUJUKAN PASIEN JAMKESDA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 RUJUKAN
JUMLAH KUNJUNGAN NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
SUB JUMLAH I RSUD Luwuk 1 SUB JUMLAH II 1 Sarana Yankes lainnya
SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
RAWAT JALAN
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
117 118 149 361 554 0 708 313 355 434 0 0 0 260 1,682 1,690 0 616 1,245 0 0 183 100 635 174 215
162 86 165 491 772 0 1,091 261 375 467 0 0 0 293 1,702 2,184 0 867 492 0 0 266 146 849 227 178
9,909
11,074
0
0
279 204 314 852 1,326 0 1,799 574 730 901 0 0 0 553 3,384 3,874 0 1,483 1,737 0 0 449 246 1,484 401 393 0 20,983 0
153
140
45 45
3 23
2 69 19
4 66 16
20
32
46 29 41 91 27
44 32 196 49 20
587
625
0
0
0 0 0 293 0 0 48 68 0 0 0 0 0 6 135 35 0 52 0 0 0 90 61 237 140 47 0 1,212 0
0
0
0 0 0 0 0
0
0
0 0 0 0 0
9,909
11,074
20,983
587
625
1,212
174,605
168,094
342,699
174,605
168,094
342,699
5.7
6.6
6.1
0.3
0.4
0.4
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
166 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
RAWAT INAP
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0 0
0
0
0
TABEL 55 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN RUJUKAN PASIEN JAMKESMAS DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 RUJUKAN
JUMLAH KUNJUNGAN NO
KECAMATAN
1
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
RAWAT JALAN P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
935 1,649 367 702 1,726 2,028 3,502 3,388 432 614 2,792
1,206 1,724 462 1,070 2,789 3,287 5,178 3,437 425 786 2,622
1,133 1,420 1,122 2,647
1,157 2,288 1,713 3,541
Kampung Baru Luwuk
1,951 980
2,817 1,670
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
413 982 1,595 1,843 1,157 1,125
486 1,376 1,477 2,855 1,494 1,355
34,503
45,215
0
0
SUB JUMLAH II 1 Sarana Yankes lainnya
SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
2,141 3,373 829 1,772 4,515 5,315 8,680 6,825 857 1,400 5,414 0 2,290 3,708 2,835 6,188 0 4,768 2,650 0 899 2,358 3,072 4,698 2,651 2,480 0 79,718 0
186
215
74 93
80 113
41
53
107 53
104 66
113 95
123 68
146 165 64
135 117 47
1,137
1,121
0
0
0 0 0 401 0 0 154 206 0 0 94 0 0 0 211 119 0 0 0 0 236 163 0 281 282 111 0 2,258 0
0
0
0 0 0 0 0
0
0
0 0 0 0 0
34,503
45,215
79,718
1,137
1,121
2,258
174,605
168,094
342,699
174,605
168,094
342,699
19.8
26.9
23.3
0.7
0.7
0.7
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
167 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
JUMLAH
L Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
SUB JUMLAH I RSUD Luwuk 1
RAWAT INAP
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0 0
0
0
0
TABEL 56 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
2
3
1
1 BRSUD Luwuk
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
242
5,405
7,053
12,458
298
235
533
154
126
280
55.1
33.3
42.8
28.5
17.9
22.5
242
5,405
7,053
12,458
298
235
533
154
126
280
5.5
3.3
4.3
2.8
1.8
2.2
( Tipe C ) KABUPATEN/KOTA
Sumber: Badan Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk a
Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
168 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 57 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
NAMA RUMAH a
SAKIT
1
1
2
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT 3
BRSUD Luwuk
4
242
12,458
BOR (%)
BTO (KALI)
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
7
8
9
10
5
6
78,367
46,440
88.7
78,367
46,440
88.7
51.5
0.8
3.7
0.8
3.7
( Tipe C ) KABUPATEN/KOTA
242
Sumber: Badan Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk a
Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
169 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
12458
51.5
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 RUMAH TANGGA NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DIPANTAU
JUMLAH 1
1
2
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
3
4
5
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
6
7
% BER- PHBS 8
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
10 30 7 30 10 10 20 -
10 30 7 30 10 10 20 -
100.0 #DIV/0! 100.0 100.0 #DIV/0! #DIV/0! 100.0 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0! #DIV/0! 100.0 #DIV/0!
1 6 1 5 -
Kampung Baru Luwuk
30 50
30 50
100.0 100.0
8
16.0
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
10 7 10 30 20 20
10 7 10 30 20 20
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
2 1 2 9 12 2
20.0 14.3 20.0 30.0 60.0 10.0
294
294
100.0
49
16.7
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
170 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
#DIV/0! 14.3 #DIV/0! #DIV/0! 20.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10.0 #DIV/0! #DIV/0! 25.0 #DIV/0!
TABEL 59 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 2012 NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH SELURUH RUMAH
1
2
3
4
1
Nuhon
2013
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT) JUMLAH
%
5
6
JUMLAH RUMAH YANG BELUM MEMENUHI SYARAT 7
RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
Nuhon
2,251
1,131
50.24
1120
1335
119
0
1,131
50.2
Saiti
2,036
947
46.51
1089
1862
171
0
947
46.5
2
Simpang Raya
Simpang Raya
3,211
-
0.00
3211
3021
94
0
-
0.0
3
Bunta
Bunta
4,539
3,716
81.87
823
2482
302
0
3,716
81.9
Toima
1,012
538
53.16
474
128
27
0
538
53.2
4
Lobu
Lobu
829
646
77.93
183
423
231
0
646
77.9
5
Pagimana
Pagimana
4,884
3,771
77.21
1113
2410
217
0
3,771
77.2
6
Bualemo
Bualemo
3,430
1,763
51.40
1667
2349
141
0
1,763
51.4
Tikupon
1,075
631
58.70
444
1051
237
0
631
58.7
7
Balantak Utara
Teku
1,026
974
94.93
52
32
62
0
974
94.9
8
Balantak
Balantak
1,534
608
39.63
926
784
85
0
608
39.6
9
Balantak Selatan
Tongke
1,357
-
0.00
0
607
0
-
0.0
10
Mantok
Mantok
1,621
974
60.09
647
769
119
0
974
60.1
11
Lamala
Bonebobakal
1,575
1,539
97.71
36
733
2036
0
1,539
97.7
12
Masama
Tangeban
2,798
1,961
70.09
837
944
113
0
1,961
70.1
13
Luwuk Timur
Hunduhon
3,574
2,326
65.08
1248
1904
153
0
2,326
14
Luwuk Utara
0
0
15
Luwuk
Kampung Baru
16
Luwuk selatan
Luwuk
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
3,471
2,353
19
Batui
Batui
3,522
2,191
20
Batui Selatan
Sinorang
3,128
21
Moilong
Toili I
22
Toili
23
Toili Barat
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
-
65.1 #DIV/0!
8,201
7,326
89.33
875
2081
238
0
7,326
10,214
7,363
72.09
2851
2762
97
0
7,363
0
0
67.79
1118
1363
122
0
2,353
67.8
62.21
1331
1170
88
0
2,191
62.2
2,039
65.19
1089
698
64
0
2,039
65.2
4,744
2,971
62.63
1773
1163
66
0
2,971
62.6
Toili II
8,250
5,384
65.26
2866
2866
100
0
5,384
65.3
Toili III
5,546
3,558
64.15
1988
2147
108
0
3,558
64.2
83,828
54,710
65.26
0.00
54,710
65.26
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
171 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
27,761
35,084
#DIV/0!
#DIV/0!
126.38
0
-
89.3 72.1 #DIV/0!
TABEL 60 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES AIR MINUM
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
1
Saiti
29
30
31
32
33
34
%
28
JUMLAH
27
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
26
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
25
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
24
JUMLAH SARANA
23
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
22
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
21
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
20
JUMLAH SARANA
19
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
18
MEMENUHI SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JUMLAH SARANA
17
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
16
JUMLAH SARANA
15
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
14
MEMENUHI SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JUMLAH SARANA
13
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
11
JUMLAH SARANA
10
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
9
MEMENUHI SYARAT
TERMINAL AIR
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
6
JUMLAH SARANA
5
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
4
SUMUR BOR DENGAN POMPA
JUMLAH SARANA
3
Nuhon
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
2
Nuhon
PENDUDUK
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH SARANA
1
PUSKESMAS
JUMLAH SARANA
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
NO
JUMLAH SARANA
SUMUR GALI TERLINDUNG
35
36
13,253
256
6,487
256
6,487
4,447
4,455
4,447
4,455
10942
5,680
237
5,130
237
5,130
1,004
5,020
1,004
5,020
10150 178.70
2
Simpang Raya
Simpang Raya
14,391
-
3
Bunta
Bunta
17,411
311
-
Toima
1,934
21
123
21
123
4
Lobu
Lobu
3,541
230
2,236
230
2,236
5
Pagimana
Pagimana
23,515
321
5,156
321
5,156
6
Bualemo
Bualemo
16,166
98
346
98
346
Tikupon
1,797
142
2,148
142
2,148
11,372
0 311
11,372 19
68
95
340
Balantak Utara
Teku
4,238
584
2,062
584
2,062
102
510
8
Balantak
Balantak
5,649
152
3,058
152
3,058
8
40
9
Balantak Selatan
-
20
100
804
4,020
6,322
1,264
6,322
17694 101.63
803
4,015
803
4,015
4422 228.65
27410 116.56
189
1
189
3
384
3
384
2
459
2
459
4,291
21,455
4,291
21,455
2
167
2
167
68
340
68
340
2620
853
27.93
73.99
5.28
2572
60.69
654
3,270
654
3,270
6368 112.73
Tongke
4,737
-
100
2.11
10 Mantok
Mantok
6,891
122
3,791
122
3,791
448
2,240
448
2,240
6031
87.52
11 Lamala
Bonebobakal
6,389
147
3,572
147
3,572
1,058
5,290
1,058
5,290
8862 138.71
12 Masama
Tangeban
11,144
211
5,676
211
5,676
1,311
1,307
1,311
1,307
13 Luwuk Timur
Hunduhon
11,185
214
6,364
214
6,364
987
9,870
987
9,870
15 Luwuk
Kampung Baru
60,205
106
2,135
106
2,135
6,248
31,240
6,248
31,240
37445
62.20
16 Luwuk selatan
Luwuk
21,792
172
3,445
172
3,445
7,057
35,285
7,057
35,285
13140
60.30
14 Luwuk Utara
0
4,020
2148 119.53
7
-
804 1,264 1
4020
83
-
17 Nambo
-
7
35
3
15
5
25
189
Kintom
10,024
212
6,716
212
6,716
19 Batui
Batui
15,590
242
6,786
242
6,786
20 Batui Selatan
Sinorang
13,608
217
6,794
217
6,794
21 Moilong
Toili I
19,155
229
9,483
229
9,483
22 Toili
Toili II
32,490
312
10,738
312
10,738
194
970
23 Toili Barat
Toili III
21,914
341
238
1190
853
4265
JUMLAH (KAB/KOTA)
342,699
341
4,536
103,959
4,536
103,959
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
172 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
4310 ##### 4
0
0
62.66
31255 #####
945
18 Kintom
6983
16269 145.45
0
0
0
0
0
0
0
0
479
12
1678
4
12
479
1678
0
0
0
1,939
9,695
1,939
9,695 #REF! #REF!
673
3,365
673
3,365 #REF! #REF! 6794
49.93
127
635
127
635
10118
52.82
1,106
5,530
1,106
5,530
17238
53.06
-
-
1531
6.99
0 34,289
153,354
34,289
153,354 #REF! #REF!
TABEL 61 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PENYELENGGAR A AIR MINUM
1
2
3
4
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA JUMLAH
%
JUMLAH
5
6
7
1 4 2
1 4 2
3
3
3
3
Kampung Baru Luwuk
9 25
9 25
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
5 8 4 9 11
5 8 4 9 11
JUMLAH (KAB/KOTA)
84
84
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
173 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 100.00 100.00 #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 #DIV/0! #DIV/0! 100.00 100.00 #DIV/0! 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 #DIV/0! 100.00
% 8
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 4 2
100 100 100 #DIV/0! #DIV/0!
3
100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3
100 #DIV/0! #DIV/0!
9 25
100 100 #DIV/0!
5 8 4 9 11
100 100 100 100 100 #DIV/0!
84
100
TABEL 62 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 JENIS SARANA JAMBAN
1
Saiti
17
18
19
20
21
22
% PENDUDUK PENGGUNA
16
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
15
JUMLAH SARANA
14
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
13
JUMLAH SARANA
12
MEMENUHI SYARAT
% PENDUDUK PENGGUNA
11
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
10
JUMLAH SARANA
9
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
JUMLAH SARANA
7
% PENDUDUK PENGGUNA
6
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK
CEMPLUNG
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
5
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
4
% PENDUDUK PENGGUNA
3
Nuhon
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
2
Nuhon
PLENGSENGAN
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
1
PUSKESMAS
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
KECAMATAN
LEHER ANGSA
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
JUMLAH
23
24
25
%
26
13,253
12
581
12
581
100
840
4,031
840
4,031
100
#####
33
176
33
176
100
4788
36.1
5,680
7
30
7
30
100
713
3,907
713
3,907
100
#####
1,029
3,451
1,029
3,451
100
7388
130.1 82.9
2
Simpang Raya
Simpang Raya
14,391
27
112
27
112
100
1,895
9,024
1,895
9,024
100
36
171
36
171
100
397
2,620
397
2,620
100
11927
3
Bunta
Bunta
17,411
34
397
34
397
100
2,473
9,676
2,473
9,676
100
27
74
27
74
100
19
68
19
68
100
10215
58.7
1,934
8
87
8
87
100
775
3,258
775
3,258
100
122
185
122
185
100
1
2
1
2
100
3532
182.6
Toima 4
Lobu
Lobu
3,541
5
95
5
95
100
395
703
395
703
100
38
193
38
193
100
#DIV/0!
991
28.0
5
Pagimana
Pagimana
23,515
59
604
59
604
100
2,453
11,354
2,453
11,354
100
113
904
113
904
100
141
1,064
141
1,064
100
13926
59.2
6
Bualemo
Bualemo
16,166
15
776
15
776
100
56
448
56
448
100
93
343
93
343
100
52
416
52
416
100
1983
12.3
Tikupon
1,797
17
272
17
272
100
1,033
3,416
1,033
3,416
100
#####
814
2,169
814
2,169
100
5857
325.9
7
Balantak Utara
Teku
4,238
11
94
11
94
100
807
2,026
807
2,026
100
#####
#DIV/0!
2120
50.0
8
Balantak
Balantak
5,649
9
110
9
110
100
946
3,418
946
3,418
100
#####
#DIV/0!
3528
62.5
9
Balantak Selatan
Tongke
4,737
7
37
7
37
100
591
2,967
591
2,967
100
#####
#DIV/0!
3004
63.4
10
Mantok
Mantok
6,891
5
1,495
5
1,495
100
797
4,341
797
4,341
100
#####
#DIV/0!
5836
84.7
11
Lamala
Bonebobakal
6,389
41
287
41
287
100
1,024
3,837
989
3,545
92.39
#####
#DIV/0!
3832
60.0
12
Masama
Tangeban
11,144
18
104
18
104
100
1,760
7,468
1,760
7,468
100
#####
21
56
21
56
100
7628
68.4
13
Luwuk Timur
Hunduhon
11,185
55
724
55
724
100
1,670
11,218
1,670
11,218
100
22
94
22
94
100
4
18
4
18
100
12054
107.8
14
Luwuk Utara
#####
6
20
6
20
100
20
232
20
232
100
15
Luwuk
Kampung Baru
60,205
15
210
15
210
100
5,594
20,987
5,594
20,987
100
#####
419
1,696
419
1,696
100
22893
38.0
16
Luwuk selatan
Luwuk
21,792
19
350
19
350
100
5,893
29,420
5,893
29,420
100
#####
#DIV/0!
29770
136.6
17
Nambo
#####
74
388
74
388
100
#DIV/0!
18
Kintom
Kintom
10,024
115
1,140
115
1,140
100
2,181
10,518
2,181
10,518
100
533
2,404
533
2,404
100
#DIV/0!
14062
19
Batui
Batui
15,590
44
1,435
44
1,435
100
1,994
9,213
1,994
9,213
100
20
Batui Selatan
Sinorang
13,608
74
814
74
814
100
1,476
3,805
1,476
3,805
100
21
Moilong
Toili I
19,155
24
108
24
108
100
2,270
8,976
2,270
8,976
22
Toili
Toili II
32,490
35
1,075
35
1,075
100
3,277
12,744
3,277
12,744
23
Toili Barat
Toili III
21,914
34
123
34
123
100
2,414
9,745
2,414
342,699
690
11,060
690
11,060
100
43,327
186,500
43,292
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
#DIV/0!
-
#DIV/0!
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
174 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
252 #DIV/0!
388 #DIV/0! 140.3
#####
45
244
45
244
100
10892
69.9
100
553
3,174
553
3,174
100
16625
122.2
100
#####
1,927
7,448
1,927
7,448
100
16532
86.3
100
#####
2,387
8,529
2,387
8,529
100
22348
68.8
9,745
100
#####
1,071
4,288
1,071
4,288
100
14156
64.6
186,208
99.84
100
8,933
35,651
8,933
35,651
100
2,365
3,429
8,832
13,608
2,365
3,429
8,832
13,608
246,527
71.9
TABEL 63 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA MELAKSANAKAN STBM %
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0
0.0
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
175 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
DESA STBM
JUMLAH
11 9 0 25 9 10 33 15 5 10 13 11 10 12 14 13 0 18 19 0 19 14 10 17 25 17 339
DESA STOP BABS (SBS)
0 0
0 0
#DIV/0!
#DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0!
#DIV/0! 0 0
0 0
#DIV/0!
#DIV/0! 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0
TABEL 64 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TEMPAT-TEMPAT UMUM
1
20
21
22
23
24
%
19
TEMPATTEMPAT UMUM
JUMLAH
18
JUMLAH
17
NON BINTANG
%
16
JUMLAH
15
BINTANG
%
14
JUMLAH
13
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
%
12
JUMLAH
11
PUSKESMAS
%
10
JUMLAH
9
SLTA
%
8
JUMLAH
7
SARANA KESEHATAN
SLTP
%
6
SD
JUMLAH
PUSKESMAS
5
SLTA
4
NON BINTANG
3
BINTANG
2
Nuhon
RUMAH SAKIT UMUM
1
HOTEL
PUSKESMAS
SLTP
KECAMATAN
SD
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH TTU
SARANA PENDIDIKAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN SARANA PENDIDIKAN
%
YANG ADA
25
26
27
Nuhon
24
5
2
1
32
22
91.7
4
80.0
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
29
90.6
Saiti
35
6
3
1
45
33
94.3
5
83.3
3
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
42
93.3
24
15
88.2
4
80.0
1
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
21
87.5
36
24
96.0
5
83.3
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
100.0
34
94.4
#DIV/0!
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1
100.0
2
Simpang Raya
Simpang Raya
17
5
1
1
3
Bunta
Bunta
25
6
2
1
Toima
2
1
1
#DIV/0!
#DIV/0!
2
4
Lobu
Lobu
9
3
2
1
15
7
77.8
2
66.7
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
12
80.0
5
Pagimana
Pagimana
35
6
3
1
45
32
91.4
6
100.0
3
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
42
93.3
6
Bualemo
Bualemo
29
6
3
1
39
28
96.6
5
83.3
3
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
37
94.9
1
1
#DIV/0!
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1
100.0
Tikupon
#DIV/0!
#DIV/0!
7
Balantak Utara
Teku
5
2
-
1
8
4
80.0
2
100.0
-
#DIV/0!
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
7
87.5
8
Balantak
Balantak
11
4
2
1
18
10
90.9
3
75.0
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
16
88.9
9
Balantak Selatan
Tongke
10
2
-
1
13
8
80.0
1
50.0
-
#DIV/0!
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
10
76.9
10
Mantok
Mantok
9
2
1
1
13
7
77.8
2
100.0
1
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
11
84.6
11
Lamala
Bonebobakal
10
5
1
1
17
9
90.0
4
80.0
1
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
15
88.2
12
Masama
Tangeban
14
5
2
1
22
13
92.9
4
80.0
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
20
90.9
13
Luwuk Timur
Hunduhon
14
6
1
1
22
12
85.7
5
83.3
1
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
19
86.4
14
Luwuk Utara
16
4
2
0
22
15
93.8
4
100.0
2
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
21
95.5
15
Luwuk
Kampung Baru
23
11
11
1
2
48
22
95.7
10
90.9
11
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
2
100.0
46
95.8
16
Luwuk selatan
Luwuk
6
1
4
1
12
25
5
83.3
1
100.0
4
100.0
1
100.0
100.0
#DIV/0!
12
100.0
24
96.0
17
Nambo
9
2
1
0
12
8
88.9
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
11
91.7
18
Kintom
Kintom
13
4
4
1
23
12
92.3
4
100.0
4
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
100.0
22
95.7
19
Batui
Batui
14
6
4
1
25
13
92.9
5
83.3
4
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
23
92.0
20
Batui Selatan
Sinorang
18
3
2
1
24
17
94.4
3
100.0
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
23
95.8
21
Moilong
Toili I
16
4
1
1
22
15
93.8
3
75.0
1
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
20
90.9
22
Toili
Toili II
29
16
9
1
55
28
96.6
15
93.8
9
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
53
96.4
23
Toili Barat
Toili III
20
8
2
1
31
19
95.0
7
87.5
2
100.0
1
100.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
29
93.5
411
122
63
24
638
378
92.0
106
86.9
63
100.0
24
100.0
589
92.3
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
1
1
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
176 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
0
17
1
1
100.0
0 #DIV/0!
1
17
100.0
TABEL 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO
KECAMATAN
1
1
PUSKESMAS
JUMLAH TPM
3
4
2
Nuhon
JASA BOGA
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
5
6
7
8
9
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI %
JASA BOGA
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
10
11
12
13
14
15
% 16
Nuhon
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
Saiti
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
5
83.33
0
#DIV/0!
0
1
1
100.00
0
0.00
2
Simpang Raya
Simpang Raya
0
3
Bunta
Bunta
6
Toima
0 1
5
1
1
16.67 #DIV/0!
4
Lobu
Lobu
5
Pagimana
Pagimana
33
20
4
25
75.76
8
8
24.24
6
Bualemo
Bualemo
10
6
2
8
80.00
2
2
20.00
Tikupon
1
1
1
100.00
0
0.00
1
100.00
0
0.00
6
100.00
0
1
7
Balantak Utara
Teku
1
1
8
Balantak
Balantak
6
3
9
Balantak Selatan
Tongke
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
10
Mantok
Mantok
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
11
Lamala
Bonebobakal
0
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
12
Masama
Tangeban
3
3
100.00
0
13
Luwuk Timur
Hunduhon
7
7
100.00
0
14
Luwuk Utara
0
#DIV/0!
0
15
Luwuk
Kampung Baru
16
Luwuk selatan
Luwuk
17
Nambo
18
Kintom
Kintom
19
Batui
Batui
20
Batui Selatan
Sinorang
21
Moilong
Toili I
21
22
Toili
Toili II
11
23
Toili Barat
Toili III
8
3
3 3
4
0 53
4
125
30
9
43
81.13
10
10
73
25
98
78.40
27
27
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
#DIV/0! 100.00
8
3
5
8
18
5
8
13
4
316
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
177 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
0
10
169
72.22
5
0.00 #DIV/0! 18.87 21.60 #DIV/0!
0
0.00
5
27.78
0
0.00
2
9.52
4
9
19
90.48
11
11
100.00
0
0.00
8
100.00
0
0.00
55
17.41
84
0
261
100.00
0.00
4
8
8
0
0.00
82.59
2
0
55
0
0
TABEL 66
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
JUMLAH (KAB/KOTA)
55
0
0
0
0
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
178 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
0 0 0 5 0 1 25 8 1 1 6 0 0 0 3 7 0 43 98 0 8 13 4 19 11 8
0
0.00
261
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
11
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 #DIV/0! #DIV/0!
TOTAL
10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MAKANAN JAJANAN
9
DEPOT AIR MINUM (DAM)
8
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
7
JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JASA BOGA
6
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
5
0 0 0 1 0 0 8 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 27 0 0 5 0 2 0 0
PERSENTASE TPM DIBINA
4
Nuhon Saiti Simpang Raya Simpang Raya Bunta Bunta Toima Lobu Lobu Pagimana Pagimana Bualemo Bualemo Tikupon Balantak Utara Teku Balantak Balantak Balantak Selatan Tongke Mantok Mantok Lamala Bonebobakal Masama Tangeban Luwuk Timur Hunduhon Luwuk Utara Luwuk Kampung Baru Luwuk selatan Luwuk Nambo Kintom Kintom Batui Batui Batui Selatan Sinorang Moilong Toili I Toili Toili II Toili Barat Toili III
TOTAL
3
Nuhon
MAKANAN JAJANAN
2
1
1
DEPOT AIR MINUM (DAM)
PUSKESMAS
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA
JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
12
13
14
15
16
0
0
0
0
17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0
0.00
TABEL 68 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN
1
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN Sumber: Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan
179 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1
1 -
12
12 12 24 105
12 24 105 1 3 4 30
1 3 4 30 1
1
29 37
29 37 -
TABEL 69 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
SARANA KESEHATAN 2
1
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH SARANA 3
JUMLAH
%
4
5
1 RUMAH SAKIT UMUM
1
1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
0
0
1
1
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan
180 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
100.00 #DIV/0!
100.00
TABEL 70 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
PRATAMA JUMLAH %
STRATA POSYANDU MADYA PURNAMA JUMLAH % JUMLAH %
MANDIRI JUMLAH %
POSYANDU AKTIF JUMLAH
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
9 3 12 15 9 10 11 5 8 10 13 11 9 0 2 10
81.82 27.27 100.00 93.75 75.00 62.50 91.67 31.25 66.67 62.50 108.33 68.75 75.00 0.00 16.67 62.50
2 5 0 1 0 0 21 6 0 0 0 0 1 10 12 6
18.18 45.45 0.00 6.25 0.00 0.00 175.00 37.50 0.00 0.00 0.00 0.00 8.33 62.50 100.00 37.50
0 3 0 0 0 0 4 10 0 0 0 0 0 3 0 0
0.00 27.27 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 62.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18.75 0.00 0.00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 11 12 16 9 10 36 21 8 10 13 11 10 13 14 16
0 3 0 0 0 0 4 10 0 0 0 0 0 3 0 0
0.00 27.27 0.00 0.00 0.00 0.00 11.11 47.62 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 23.08 0.00 0.00
Kampung Baru Luwuk
8 20
50.00 166.67
5 2
31.25 16.67
8 0
50.00 0.00
0 0
0.00 0.00
21 22
8 0
38.10 0.00
Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
8 8 5 3 0 11
66.67 50.00 41.67 18.75 0.00 68.75
9 8 3 9 24 9
75.00 50.00 25.00 56.25 200.00 56.25
2 2 2 8 2 0
16.67 12.50 16.67 50.00 16.67 0.00
0 2 2 0 0 0
0.00 12.50 16.67 0.00 0.00 0.00
19 20 12 20 26 20
2 4 4 8 2 0
10.53 20.00 33.33 40.00 7.69 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
200
52.49
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
181 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
133
34.91
44
11.55
4
1.05
381 1
48
12.60
TABEL 71 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
DESA/ KELURAHAN
3
6
2
1
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
182 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA 7
8
11 9 0 25 9 10 33 15 5 10 13 11 10 12 14 13 0 18 19 0 19 14 10 17 25 17
10 3 5 6 4 6 22 8 2 1 5 4 6 6 9 5 3 1 4 1 7 5 4 9 9 8
339
153
9
0 3 6 3 4 1 5 2 1 2 1 5 1 4 2 2 4 2 0 2 4 3 5 1 3 5 71
10
11
3 2 4 3 10 6 10 3 4 2 5 3 3 11 5 10 8 14 21 5 132
0
TABEL 72 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
KECAMATAN
1
1
3
4
2
Nuhon
2 3
Simpang Raya Bunta
4 5 6
Lobu Pagimana Bualemo
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
Balantak Utara Balantak Balantak Selatan Mantok Lamala Masama Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Luwuk selatan Nambo Kintom Batui Batui Selatan Moilong Toili Toili Barat
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon Kampung Baru Luwuk Kintom Batui Sinorang Toili I Toili II Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA)
DESA/KELURAHAN SIAGA PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 9 0 25 9 10 33 15 5 10 13 11 10 12 14 13 0 18 19 0 19 14 10 17 25 17 339
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
183 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
0 9 0 10 0 10 33 0 0 0 13 4 0 12 0 13 0 13 11 0 17 12 4 16 13 13
1
7
2 2 3 1 6 4 203
26
5
11 10 33 13 11 12 13 13 11 19 14 10 17 21 17
0 100 #DIV/0! 44 0 100 100 0 0 0 100 100 0 100 0 100 #DIV/0! 72 58 #DIV/0! 100 100 100 100 84 100
234
69
9
0
TABEL 73 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
DR SPESIALIS
PUSKESMAS 2
TOTAL
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
-
0 Kampung Baru Luwuk 0 Kintom Batui Sinorang Toili I
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BRSD Luwuk dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
a
-
1 1 1 1
1 1 1 3 1 1 1 1
2 1 1
1 1 1
1 1
1 -
1
1 1 1 1 7
1 1 2 1 7 -
1 2 1
2 2 1 1 1
2 2 2 3 1 1
1 1 1 1
2 1 1
1 -
1 1 1 3 1 1 1 1
1
1 -
-
1 -
1 1 2 1 7
1
2 2 2 3 1 1
-
-
L+P
17
18
19
20
-
-
-
-
16
2
1
1 -
1
1 -
1
1 -
1
3
2 2 1 1
P
15
-
-
-
1 2 1
2
1 1
1 1 1 1 7
L
-
1
DOKTER SPESIALIS GIGI L P L+P
4 -
1
1 -
1
1 -
TOTAL
2 -
2 -
1 -
1 -
1 -
1 -
1 1
-
1 -
3 -
4 -
1 -
1 -
1 -
1 -
18
25
11 9
24 15
35 24
11 16
24 33
35 49
1 3
10 1
11 4
-
-
7
-
1 3
10 1
11 4
7
18
25
9
15
24
16
33
49
3
1
4
-
-
-
3
1
4
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
1
1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
7
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
19
25 7.3
21
39
59 17.2
27
57
84
4
11
24.5
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk Keterangan :
a
termasuk S3
184 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
15 4.4
-
-
-
4 0
11
15 4.4
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 NO
PUSKESMAS
BIDAN
1
2
3
L
PERAWATa P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
PERAWAT GIGI
1 2
Nuhon Saiti
14 8
5 4
5 6
10 10
3 4
Simpang Raya Bunta
13 16
9 8
4 12
13 20
5
Toima
6
5
2
7
6 7
Lobu Pagimana
7 32
3 15
3 10
6 25
8
Bualemo
0 0 1
0 1 0
1
0 1
15
7
3
10
0
9 10
Tikupon Teku
6 5
1 2
3 4
4 6
0 0
11
Balantak
7
5
2
7
0
12
Tongke
7
1
1
2
0
13
Mantok
9
5
6
11
0
14 15
Bonebobakal Tangeban
13 17
4 2
3 8
7 10
16
Hunduhon
16
1
9
10
32
3
31
34 0
17
4
13
17
6 7
11 7
17 14
17 18
0.00 Kampung Baru
19
Luwuk 0.00
1
0 1 0
1
2
3 0 0
20 21
Kintom
16 11
22 23
Batui Sinorang
19 23
8 9
13 19
21 28
1
0 1
24
Toili I
17
15
12
27
1
1
326 58
129 74
187 262
316 336
2
7 3
9 3
58
74
262
336
0
3
3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BRSD Luwuk dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
0 1
1
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
384 228.44
203
449
652
0 2
10
190.25
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
185 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
12 3.50
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TENAGA KEFARMASIAN NO
a
PUSKESMAS
1
APOTEKER
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
2
TOTAL
L
P
L +P
L
P
L +P
L
P
L +P
3
4
5
6
7
8
12
13
14
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
Nuhon
2
Saiti
3
Simpang Raya
0
0
0
0
0
4
Bunta
0
0
0
0
0
5
Toima
1
0
0
1
1
6
Lobu
0
0
0
0
0
7
Pagimana
0
1
0
1
1
8
Bualemo
1
0
0
1
1
9
Tikupon
0
0
0
0
0
10
Teku
0
0
0
0
0
11
Balantak
1
0
0
1
1
12
Tongke
0
0
0
0
0
13
Mantok
1
0
0
1
1
14
Bonebobakal
1
0
1
1
15
Tangeban
1
0
1
0
1
16
Hunduhon
1
1
0
0
1
1
4
4
1
0
5
5
1
1
1
1 1
17
1
0 1 0
1
1
18
Kampung Baru
0
0
0
0
0
19
Luwuk
0
0
0
0
0
2
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
3
3
1
0
3
3
0
0
0
0
20
0
2
21
Kintom
22
Batui
3
3
23
Sinorang
2
2
24
Toili I
1
0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BRSD Luwuk
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1
17
18
1
15
16
1
15
16
-
-
4
4
1
21
22
13
13
1
28
29
13
1
28
13
29
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
2
32
34
-
17
17
2
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk Keterangan :
a
termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
186 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
49
51 14.9
TABEL 76 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 NO
PUSKESMAS
1
2
KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN LINGKUNGAN
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
1 2
Nuhon Saiti
1 1
3
Simpang Raya
2
4
Bunta
5
Toima
6
Lobu
7 8 9
2
3 1
1 1
2
1
1 1 1
-
-
3
3
1
1
1
2
1
1
Pagimana
1
1
2
3
Bualemo Tikupon
4
4
2
2 1
10
Teku
1
1
11 12
Balantak Tongke
1 1
1 1
1
13
Mantok
1
1
14 15
Bonebobakal Tangeban
3
1
16
Hunduhon
17 18
Kampung Baru
19
Luwuk
1
-
1 3
1 1
1 1
1 0
1 2
2
1
2
2
9
9
2
2 5
-
7 -
1
1
Kintom
2 1
3 1
5 2
22
Batui
1
2
3
2
23 24
Sinorang Toili I
1 3
3 1
4 4
2
2 1
4 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BRSD Luwuk dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
15 4
38 26
53 30
17 1
18
35 1
4
26
30
1
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
18
30
48
7
20 21
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
37
94
131 38.2
1
1
2
1
1 2
12
1 19 -
25
30
55 16.0
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
187 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
TABEL 77 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
NUTRISIONIS
PUSKESMAS
1
2
DIETISIEN
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
1 Nuhon
-
2 Saiti 3 Simpang Raya 4 Bunta
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
7 Pagimana
2
8 Bualemo
2
1
10 Teku 1
12 Tongke
1
1
14 Bonebobakal
1
15 Tangeban 0
-
-
-
1
-
-
-
-
-
4
-
4
21 Kintom
2 4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22 Batui
1
1
-
1
-
23 Sinorang
1
1
-
1
-
24 Toili I
1 -
4 -
1 -
2
0
3
1
-
19 Luwuk
1 BRSD Luwuk
1
2 -
2 -
2
18 Kampung Baru
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
-
-
-
1 -
2
-
-
16 Hunduhon
-
-
-
13 Mantok
1
-
11 Balantak
-
-
-
1
-
1
9 Tikupon
11
-
-
6 Lobu
20
-
L+P
-
1
5 Toima
17
TOTAL
L
-
11
14
13
13
13
13
5
7
-
-
-
-
-
-
1
3
-
1 -
11
14
13
13
13
13
dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
2
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)
-
29
34 9.92
-
-
7 -
-
5 0
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
188 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
5
-
5
2
29
34 9.92
TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TENAGA TEKNISI MEDIS
NO
PUSKESMAS
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2
FISIOTERAPI L P L+P
TERAPI OKUPASI L P L+P
TERAPI WICARA L P L+P
3
6
9
4
5
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon
-
0 Kampung Baru Luwuk 0 Kintom Batui Sinorang Toili I
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BRSD Luwuk dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
7
1
1
2
5
5
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
10
-
1 2
8
1 7
-
7
-
-
-
12
13
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
P
L+P
15
16
17
-
-
-
-
1 -
-
1 2
-
-
1 7
5
2
5
7
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
8 2.3
-
-
-
0
-
-
1 -
-
5
-
L
14
-
3
-
-
TOTAL
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
11
AKUPUNKTUR L P L+P
-
-
-
0
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
189 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
-
3 0
5
8 2.3
TABEL 79 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TENAGA TEKNISI MEDIS NO
PUSKESMAS
RADIOGRAFER
RADIOTERAPIS
TEKNISI ELEKTROMEDIS
ANALISIS KESEHATAN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
TEKNISI GIGI
REFRAKSIONIS OPTISIEN
ORTETIK PROSTETIK
REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI INFORMASI DARAH KARDIOVASKULER KESEHATAN L P L+P L P L+P L P L+P
JUMLAH L
P
L+P
32
33
34
35
1
Nuhon
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Saiti
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Simpang Raya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Bunta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Toima
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Lobu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Pagimana
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Bualemo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
9
Tikupon
1
2
1
1
24
25
26
27
28
29
30
31
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10 Teku
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11 Balantak
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12 Tongke
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13 Mantok
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14 Bonebobakal
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
15 Tangeban
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16 Hunduhon
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
2
1
-
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21 Kintom
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22 Batui
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23 Sinorang
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24 Toili I
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 2
1 2
2 4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
4
-
-
-
-
-
1
1
17
0
18 Kampung Baru 19 Luwuk 20
0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BRSD Luwuk dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
2
4
2
4
-
-
-
-
-
-
6
6
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)
2
4
6
-
-
-
-
-
-
1
3
1
-
-
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk Keterangan: *yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan
1
2 4
5 4
-
-
-
4
4
-
-
-
1
2 -
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
190 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1
4
7
11
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
-
2
3
4
-
-
3 10
7 14
14
4
10
1
2
-
-
-
-
-
-
-
1
4 4
-
-
2
-
-
-
3
1
-
7
-
9
3
-
-
-
-
15
24 7.0
TABEL 80 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TENAGA KESEHATAN LAINNYA NO
PUSKESMAS
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
Nuhon Saiti Simpang Raya Bunta Toima Lobu Pagimana Bualemo Tikupon Teku Balantak Tongke Mantok Bonebobakal Tangeban Hunduhon 0 Kampung Baru Luwuk 0 Kintom Batui Sinorang Toili I
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 BRSD Luwuk dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
TOTAL
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
L+P 11
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
191 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
-
-
-
-
TABEL 81 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013 TENAGA NON KESEHATAN NO
PUSKESMAS
1
2
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
TENAGA PENDIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
TOTAL
JURU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
-
1
Nuhon
-
2
Saiti
-
3
Simpang Raya
-
4
Bunta
-
5
Toima
-
6
Lobu
-
7
Pagimana
-
2
2
8
Bualemo
-
1
1
9
Tikupon
-
10
Teku
11
Balantak
12
26
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tongke
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13
Mantok
-
1
1
-
-
-
-
-
1
-
1
14
Bonebobakal
-
1
1
-
-
-
-
-
1
-
1
15
Tangeban
-
2
2
-
-
-
-
-
2
-
16
Hunduhon
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17
0
1
L+P
1 2
2 -
1 1
-
1
2
1
-
-
2
-
-
-
2 1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18
Kampung Baru
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
19
Luwuk
-
2
2
-
-
-
-
-
2
-
-
1
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
20
0 Kintom
-
22
Batui
-
2
2
-
-
-
-
-
2
-
2
23
Sinorang
-
2
2
-
-
-
-
-
2
-
2
24
Toili I
-
1
1
-
-
-
-
-
1
-
1
-
18
-
18 -
-
19 -
-
-
-
-
-
1
-
19 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
21
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RS ………… dst. (mencakup RS Pemerintah dan swasta dan termasuk pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
2
-
-
1
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
18
1
19
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
192 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
-
-
-
-
-
-
-
-
18
1
19
TABEL 82 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA BANGGAI TAHUN 2013
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
99,441,549,031
a. Belanja Langsung
37,460,254,831
b. Belanja Tidak Langsung
61,981,294,200
2 APBD PROVINSI
71.36
0.00
3 APBN :
39,913,443,000
28.64
- BOK
2,574,000,000
1.85
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
1,558,400,000
1.12
- JAMKESMAS - Dana Tugas Pembantuan
3,207,043,000
2.30
32,574,000,000
23.37
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
0.00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
139,354,992,031
TOTAL APBD KAB/KOTA
1,079,659,430,785
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Perencanaan Dinas Kesehatan kab.Banggai
193 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
100.0
9.21
406,639.62
194 Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013